• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan. Persediaan yang dimiliki oleh perusahaan berbeda-beda. yang dibeli untuk dijual kembali. Mulyadi (2010:553)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan. Persediaan yang dimiliki oleh perusahaan berbeda-beda. yang dibeli untuk dijual kembali. Mulyadi (2010:553)"

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

6 A. Landasan Teori

1. Pengertian Persediaan

Secara umum persediaan diartikan sebagai barang yang dimiliki perusahaan. Persediaan yang dimiliki oleh perusahaan berbeda-beda tergantung dari sifat dan tujuan perusahaan yang berangkutan.

“Dalam perusahaan dagang persediaan hanya terdiri dari satu golongan, yaitu persediaan barang dagangan yang merupakan barang yang dibeli untuk dijual kembali.” Mulyadi (2010:553)

“Dalam perusahaan dagang, persediaan hanya terdiri dari suatu golongan, yaitu persediaan barang dagang yang merupakan barang yang dibeli untuk dijual kembali.” Mulyadi (2014:553)

2. Metode pencatatan persediaan

Biaya persediaan diakui sebagai beban selama periode, seringkali

disebut sebagai beban pokok penjualan, terdiri dari biaya-biaya yang

sebelumnya diperhitungkan dalam pengukura persediaan yang saat ini telah

dijual overhead produksi yang lain tidak teralokasi, dan jumlah biaya

produksi persediaan yang tidak normal. Keadaan entitas juga

memungkinkan untuk memasukan biaya lainya.

(2)

Biaya perolehan persedian mencakup seluruh biaya pembelian, biaya konversi dan biaya lainnya yang terjadi untuk membawa persediaan ke kondisi lokasi sekarang. IAI (2013:39)

a. Biaya Pembelian

Biaya pembelian persediaan meliputi harga beli, bea impor, pajak lainnya (kecuali kemudian dapat direstitusi kepada otoritas pajak), biaya pengakuan, biaya penanganan, dan biaya lainnya yang secara langsung dapat diatrisbusikan pada perolehan barang jadi, bahan, dan jasa. Diskon dagang, potongan dan lainnya yang serupa dikurangi dalam menentukan biaya pembelian. Entitas dapat melakukan pembelian persediaan dalam beberapa termin penyelesaian tangguhan. Jika perjanjian secara efektif mengandung adanya elemen pembiayaan maka elemen tersebut (misalnya, perbedaan antara harga beli untuk persyaratan kredit normal dengan jumlah yang dibayar) diakui sebagai beban bunga selama periode pembiayaan dan tidak ditambahkan kebiaya perolehan persediaan. IAI (2013:39)

b. Biaya Konversi

Biaya konversi persediaan meliputi biaya yang secara langsung

terkait dengan unit produksi, seperti biaya tenaga kerja langsung

Termasuk juga alokasi sistematis overhead produksi tetap dan variabel

yang timbul dalam mengkonversi bahan menjadi barang jadi. IAI

(2013.39)

(3)

c. Biaya Lain

Biaya-biaya lain yang termasuk dalam biaya persediaan hanya sepanjang biaya tersebut timbul agar persediaan berada dalam kondisi dan lokasi saat kini. Sebagai contoh, dalm keadaan tertentu diperkenankan untuk memasukan biaya overhead nonproduksi atau biaya perancangan produk untuk pelanggan tertentu sebagai biaya persedian. IAI (2014:144)

d. Rumus Biaya

Entitas harus mengukur biaya persediaan untuk jenis persedian yang normalnya tidak dapat dipenukarkan, dan barang atau jasa yang dihasilkan dan dipisahkan untuk proyek tertentu dengan menggunakan identifikasi khusus biasanya secara individual IAl (2013:41)

Entitas harus menentukan biaya persediaan, dengan menggunakan rumus biaya masuk pertama keluar-pertama (MPKP atau rata tertimbang. Rumus yang sama harus digunakan seluruh persediaan dengan sifat dan pemakaian yang serupa Untuk persediaan dengan sifat dan pemakain yang berbeda, penggunaan rumus biaya yang berbeda dapat dibenarkan. Metode masuk-terakhir keluar-keluar pertama tidak di perkenankan oleh SAK ETAP. IAI (2013:41)

Ada dua metode yang dapat digunakan dalam hubungannya dengan pencatatan persediaan menurut zaki baridwan yaitu:

a. Rumus Fisik

(4)

Penggunaan metode fisik mengharuskan adanya perhitungan barang yang masih ada pada tanggal penyusunan laporan keuangan. Perhitungan persediaan (Stock opname) ini diperlukan untuk mengetahui berapa jumlah barang yang masih ada dan kemudiaan diperhitungkan harga pokoknya.

Dalam metode mutasi persediaan barang tidak diikuti dalam buku-buku, setiap pembelian barang dicatat dalam rekening persediaan. Karena tidak ada catatan mutasi persediaan barang maka harga pokok penjualan juga tidak dapat diketahui Harga pokok penjualan baru dapat dihitung apabila persediaan akhir sudah dihitung. Zaki Baridwan (2011:151)

Perhitungan harga pokok penjualan dilakukan dengan cara sebagai berikut

Persediaan Barang Awal Rp xxx

Pembelian (neto) xxx

Persediaan untuk dijual Rp. xxx

Persediaan barang akhir ( xxx )

Harga pokok penjualan Rp. XXX

(2)

Ada masalah yang timbul jika digunakan metode fisik, yaitu jika

diinginkan menyusun laporan keuangan jangka pendek misalnya bulanan,

yaitu keharusan mengadakan perhitungan fisik atas barang. Bila barang dan

banyak, maka perhitungan fisik akan memakan waktu yang cukup dan

akibatnya laporan keuangan juga akan terlambat. diikutinya mutasi dalam

(5)

buku metode ini sangat sederhana baik pada saat pencatatan persediaan mau pada waktu melakukan pencatatn penjualan. Zaki Baridwan (2011:151).

b. Metode perpetual

Sistem perpetual memungkinkan akuntansi perusahaan menyediakan informasi terkini terkait dengan persediaan barang perubahan barang dagangan langsung dicatat di akun persediaan barang dagangan.

Mengggunakan sistem perpetual, pencatatan kas barang terjual (KBT) dilakukan pada saat transaksi penjualan pencatatan KBT karena transaksi penjualan.

Tabel 1

Kartu Persediaan Barang

Sumber : Mulyadi(2010:558)

Walaupun neraca dan laporan rugi laba dapat segera disusun tanpa mengadakan perhitungan fisik atas barang, setidak-tidaknya setahun sekali perlu diadakan pengecekan apakah jumlah barang dalam sesuai jumlah dalam persediaan. Pengecekan ini dilakukan dengan cara membandingkan hasil penelitian fisik dengan jumlah dalam rekening

Tgl Diterima Dikeluarkan Saldo

Qty Harga Jumlah Qty Harga Jumlah Qty Harga Jumlah

(6)

persediaan. Bila terdapat selisih jumlah persediaan antara hasil perhitungan fisik dengan saldo rekening dapat dilakukan penelitian fisik dengan saldo rekening persediaan, dapat dilakukan penelitian terhadap sebab-sebab terjadinya perbedaan itu. Apakah selisih itu normal dalam arti susut atau rusak, ataukah normal, yaitu diselewengkan.

Zaki Baridwan (2011:152)

"Selisih yang terjadi akan dicatat dalam rekening selisih persediaan dan rekening lawannya adalah rekening persediaan barang. Bila jumlah dalam gudang lebih kecil dibandingkan dengan saldo rekening persediaan dikurangi, dan sebaliknya". Zaki Baridwan (2011:152)

"Selisih persediaan tidak termasuk dalam harga pokok penjualan tetapi dicatat tersendiri. Sedangkan dalam metode fisik karena harga pokok dihitung dengan metode selisih persediaan maka kekurangan kelebihan persediaan akan tercampur dalam harga pokok penjualan".

Zaki Baridwan (2011:152)

"Dibandingkan dengan metode fisik maka metode perpetual merupakan cara yang labih baik untuk mencatat persediaan yaitu dapat membantu memudahkan penyusunan neraca dan laporan rugi laba, juga dapat untuk mengawasi barang-barang gudang”.

Zaki Baridwan (2011:152)

(7)

c. Rata-rata tertimbang (Weight Averagae)

Pada metode ini pengalokasian harga perolehan barang yang persediaan untuk dijual dilakukan atas dasar harga perolehan rata-rata tertimbang. Barang-barang yang dikeluarkan akan dibebani harga pokok pada periode, karena harga pokok rata-rata baru dihitung pada akhir periode. Apabila harga pokok rata-rata dicatat setiap ada pengeluaran barang maka diperlukan untuk menghitung harga pokok rata-rata dicatat setiap ada pengeluaran barang maka diperlukan untuk mengitung harga pokok rata-rata setiap kali terjadi pembelian barang.

d. Menentukan Hak Kepemilikan Barang 1) Barang dalam Perjalanan

a) FOB (Free on Broard) shipping point

“Apabila barang-barang dikirim dengan syarat FOB shipping point maka hak atas barang yang dikirim berpindah pada pembeli ketika barang-barang tersebut diserahkan pada pihak pengangkut”. Baridwan (2011:153)

b) FOB (Free on Broard) destinaron

“Syarat pengiriman FOB destination berarti bahwa hak atas

barang akan berpindah pada pembeli jika barang-barang yang dikirim

dan sudah diterima oleh pembeli”. Baridwan (2011:153).

(8)

2) Barang Konsinyasi

Penjualan konsinyasi yaitu suatu penjualan melalui pihak lain secara komisi. Bagi pihak yang menjualkan (consignee) barang tersebut bukanlah merupakan miliknya karena sifatnya adalah barang titipan. Oleh karena itu, walaupun secara fisik ada di gudang perusahaan tidak boleh memasukkannya ke dalam persediaan perusahaan. Sebaliknya, bagi pihak yang menitipkan barang (consignor) meskipun secara fisik barang tetap berada di luar perusahaan, barang tersebut masih dilaporkan sebagai bagian dari persediaan perusahaan selama masih belum dilakukan penjualan oleh consignee. Susanto (2007:245)

3) Penjualan Angsuran (installment sales atau conditional sales) Dalam penjualan angsuran, hak atas barang tetap pada penjual sampai seluruh harga jualnya dilunasi. Penjual akan melaporkan barang-barang tersebut tersebut dalam persediaan dikurangi dengan jumlah yang sudah dibayar. Pembeli akan melaporkan barang-barang tersebut dalam persediannya sejumlah yang sudah dibayarkan. Baridwan (2011:154)

4) Barang-barang yang dipisahkan (segregated goods)

“Meskipun secara fisik barang masih berada di gudang,

namun apabila barang tersebut sudah dicatat sebagai penjualan

untuk suatu periode akuntansi tertentu, maka barang tersebut harus

dikeluarkan dari persediaan perusahaan” Susanto (2007:245)

(9)

3. Penilaian persediaan (Inventory Valuation)

Penilaian persediaan adalah menentukan nilai persediaan yang dicantumkan dalam neraca, dimana persediaan akhir biasa dihitung harga pokoknya dengan menggunakan beberapa cara penentuan harga pokok persediaan akhir, tetapi nilai ini tidak terlalu tampak dalam neraca, jumlah yang dicantumkan dalam neraca tergantung pada metode penilaian yang digunakan. Zaki Baridwan (2011:181)

"Nilai persediaan merupakan perkalian antara kuantitas persediaan (inventory quantity) dan harga persediaan (inventory cost)".

Imam Santoso (2007:243)

Tampaknya memang sederhana, tapi justru hal inilah yang menjadi masalah pokok dalam persediaan, yaitu masalah penentuan kuantitas yang harus termasuk dalam persediaan dan harga yang harus masuk kedalam harga pokok. Jadi berapakah nilai persediaan yang akan dilaporkan di neraca, ditentukan oleh dua faktor :

a. Kuantitas persediaan (inventory Quantity)

"Hal yang harus termasuk ke dalam kuantitas pesediaan adalah

persediaan yang benar-benar milik perusahaan, karena adanya suatu

kenyataan bahwa walaupun tampaknya ada secara

(10)

fisik diperusahaan namun bukan milik perusahaan dan sebaliknya walaupun kenyataan tidak ada secara fisik namun sudah milik perusahaan. Imam Santoso(2007:244)

Kuantitas yang harus termasuk ke dalam persediaan meliputi hal- hal berikut:

1) Barang dalam perjalanan (goods in transit)

Dalam transaksi penjualan maupun pembelian, perusahaan selalu dihadapkan pada kapankah penjualan (sales) diakui sebagai pendapatan (revenue) dan pembelian (purchases) diakui sehingga timbulnya suatu kewajiban. sesuai dengan prinsip akuntansi mengenai pengakuan pendapatan (revenue recognition) diketahui bahwa pendapatan baru akan diketahui apabila telah terjadi transferof title (perpindahan hak kepemilikan) di mana pada saat penjual berkewajiban menyerahkan barang sehingga dari penyerahan ini timbul hak untuk menagih pembayaran (timbul piutang) dan pada saat yagn sama pembeli berhak untuk menerima barang sehingga timbul suatu kewajiban untuk membayar (timbul kewajiban). Imam Santoso (2007:244)

2) Barang konsinyasi (consignment goods)

"Dalam penjualan konsinyasi yaitu suatu penjualan melalui pihak

lain secara komisi. Bagi pihak yang menjualkan (consignee) barang

tersebut bukanlah merupakan miliknya karena sifatnya adalah

barang konsinyasi atau barang titipan. oleh karena itu walaupun

(11)

secara fisik ada di gudang perusahaan tidak boleh dimasukan ke dalam persediaan perusahaan". Imam Santoso (2007:245)

3) Penjualan angsuran (installment sales atau condition sales) Penjualan angsuran merupakan suatu cara penjualan dilakukan dalam beberapa kali angsuran di mana penjualnya biasanya memperhitungkan uang muka (down payment) dan sisanya dilunasi dalam beberapa kali angsuran ditambah sisanya dilunasi dalam beberapa kali angsuran ditambah dengan suatu bunga dengan persentasi tertentu. Dalam kontrak penjualan angsuran selalu menyatakan bahwa transfer of title tetap berada pada pihak penjual sampai harga

yang di sepakati atas barang yang dijual dilunasi seluruhnya oleh pembeli. Dengan demikian bagi penjual walaupun barang tersebut secara fisik sudah keluar, masih diakui sebagai bagian

persediaan perusahaan yang secara berangsur akan semakin berkurang seiring dengan pelunasan yang dilakukan oleh pembeli.

Sebaliknya bagi perusahaan sampai seluruh kewajiban dilunasi.

Imam Santoso (2007:245)

4) Barang-barang yang dipisahkan (segregated goods)

Meskipun secara fisik barang masih berada di gudang, namun

apabila barang tersebut sudah dicatat sebagai penjualan untuk

periode akuntansi tertentu, maka barang tersebut harus dikeluarkan

dari persediaan perusahaan. Mencatat penjualan tanpa mencatat

(12)

harga pokoknya dapat diartikan sebagai suatu usaha window dressing bagi perusahaan. Imam Santoso (2007:245)

b. Harga pokok persediaan

Setelah menetapkan jumlah kuantitas persediaan, selanjutnya adalah bagaimana menetapkan harga pokok persediaan (inventory cost) untuk dapat menetapkan nilai persediaan (value) Walaupun dalam akuntansi suatu prinsip harga pokok (historical cost), tapi dalam kenyataannya bukanlah hal yang mudah dalam menentukan apa yang dimaksud dengan harga perolehan tersebut.

Harga beli (purchase price) hanyalah merupakan sebagian dari pembentukan harga perolehan, walaupun dalam kenyataan harga beli merupakan komponen yang membentuk harga perolehan, selain harga beli itu sendiri termasuk di dalamnya semua pengeluaran pengeluaran (expenditures) baik yang langsung maupun tidak langsung yang berhubungan dengan perolehan persediaan sehingga siap untuk dijual (ready for sale) baik dalam bentuk aslinya maupun dalam bentuk lain karena sudah mengalami proses produksi sesuai dengan tujuan perolehannya. Imam Santoso (2007:246)

Dalam hal ini penentuan nilai persediaan terdapat berbagai

himpuan kuantitas persediaan dan harga persediaan yang bersatu

pada persediaan tersebut. Karean itulah perlu diperhatikan secara

seksama harga persediaan mana yang akan digunakan sebagai dasar

(13)

penentuan nilai persediaan. Kesalahan dalam penentuan nilai persediaan akan mengakibatkan ketidakwajaran penyajian persediaan pada neraca dan pada waktu yang bersamaan. Hal ini akan mengakibatkan penyajian harga pokok barang yang di jual pada perhitungkan laba rugi menjadi tidak wajar. Imam Santoso (2007:246)

4. Sistem Komputer

a. Perangkat Keras (Hardware)

Perangkat keras yang biasanya terdapat dalam sebuah sistem basis data adalah :

1) Komputer (satu untuk sistem yang stand-alone atau lebih dari satu untuk sistem jaringan)

2) Memori sekunder yang on-line (harddisk)

3) Memori sekunder yang off-line (Tape atau Removable Disk) untuk keperluan backup data

4) Media/perangkat komunikasi (untuk sistem jaringan) b. Perangkat Lunak

Aplikasi (Perangkat Lunak) lain ini bersifat optional. Artinya, ada atau

tidaknya pada kebutuhan. Bagi pemakai basis data (khususnya yang

menjadi end-user atau naïve-user) dapat dibuatkan program khusus

untuk melakukan pengisisan, pengubahan dan pengambilan data.

(14)

5. Sistem Manajemen Basis Data (DBMS)

Basis data (Database) didefinisikan dalam sejumlah sudut pandang seperti :

a. Himpunan kelompok data (arsip) yang saling berhubungan yang di organisasi sedemikian rupa agar kelak dapat dimanfaatkan kembali dengan cepat dan mudah

b. Kumpulan data yang saling berhubungan yang disimpan secara bersama sedemikian rupa dan tanpa pengulangan (redundansi) yang tidak perlu untuk memenuhi berbagai kebutuhan.

c. Kumpulan file/table/arsip yang saling berhubungan yang disimpan dalam media penyimpanan elektonis. Fathansyah (2012:2)

Pengelolaan basis data secara fisik tidak dilakukan oleh pemakai secara langsung, tetapi ditangani oleh sebuah Perangkat Lunak (Sistem) yang khusus. Perangkat lunak inilah yang disebut Database management system (DBMS) yang akan menentukan bagaimana data diorganisasi, disimpan, diubah dan diambil kembali.

Fathansyah (2012:15)

6. Data Flow Diagram (DFD) atau Diagram Alir Data (DAD)

Data Flow Diagram (DFD) adalah sebuah alat yang menggambarkan

aliran data sampai sebuah sistem selesai dan kerja atau proses dilakukan

dalam sistem tersebut. Istilah dalam Bahasa Indonesia adalah diagram aliran

data dalam DFD ini terdapat 4 Komponen utama, yaitu:

(15)

a. External Agent

Agen eksternal mendefinisikan orang atau sebuah unit organisasi, sistem lain, atau organisasi yang berada di luar sistem proyek tapi dapat mempengaruhi kerja sistem.

b. Process

Adalah penyelenggaraan kerja atau jabatan, datanya aliran data atau kondisinya.

c. Data Stores

Adalah Penyimpanan Data d. Data Flow

Mempresentasikan sebuah input data ke dalam sebuah proses atau output berupa informasi dari sebuah proses. Indrajani (2015:27)

Tabel 2

Simbol Data Flow Diagram (DFD)

Proses

Aliran

Aliran Material

Aliran Data

Pengolahan

Data

(16)

Penghubung

Halaman Sama Halaman Lain

Tempat penyimpanan

data

Sumber atau tujuan data

Masukan / keluaran

Ditunjukkan oleh garis alir

Sumber : Mulyadi (2016:58)

7. Entity Relationship Diagram (ERD)

Entity Relationship (ER) modeling adalah sebuah pendekatan top- bottom dalam perancangan basis data yang dimulai dengan

mengidentifikasikan data-data terpenting yang disebut dengan entitas dan

berhubungan antara etitas-entitas tersebut yang digambarkan dalam suatu

model. Karena terdapat keterbatasan pada ER yang disebut Encanced Entity

Relational (EER) Model. Indrajani (2015:17)

(17)

a. Kardinalitas Derajat Relasi

"Kardinalitas relasi menunjukkan jumlah maksimum entitas yang dapat berelasi dengan entitas pada himpunan entitas yang lain" . Fathansyah (2012:78)

1) Satu ke satu One-to-One, yang berarti setiap entitas pada himpunan entitas A berhubungan dengan paling banyak dengan satu entitas pada himpunan entitas B, dan begitu juga sebaliknya setiap entitas pada himpunan entitas B berhubungan dengan paling banyak dengan satu entitas pada himpunan entitas A.

Gambar 1 Hubungan One-to-One

Sumber : Fathansyah (2012:79)

2) Satu ke Banyak One-to-Many, yang berarti setiap entitas pada himpunan entitas A berhubungan dengan banyak entitas pada himpunan entitas B, tetapi tidak sebaliknya, dimana setiap entitas

Entitas 1 Entitas 2 Entitas 3 Entitas 4

Entitas 2

Entitas 3

Entitas 4

Entitas 5

(18)

pada himpunan entitas B berhubungan dengan paling banyak dengan satu entitas pada himpunan entitas A.

Gambar 2

Hubungan One-to-Many

Sumber : Fathansyah (2012: 79-80)

3) Banyak ke satu Many-to-one, Yang berarti setiap entitas pada himpunan entitas A berhubungan dengan paling banyak dengan satu entitas pada himpunan entitas B, Tetapi sebaliknya, dimana setiap entitas pada himpunan entitas A berhubungan dengan paling banyak satu entitas pada himpunan entitas B

Gambar 3

Hubungan Many-to-One

Sumber : Fathansyah (2012:80) Entitas 1

Entitas 2 Entitas 3

Entitas 1 Entitas 2 Entitas 3 Entitas 4 Entitas 5

Entitas 1 Entitas 2 Entitas 3 Entitas 4 Entitas 5

Entitas 1

Entitas 2

Entitas 3

(19)

4) Banyak ke Banyak Many-to-One, Yang berarti setiap entitas pada himpunan entitas A dapat berhubungan dengan banyak entitas pada himpunan entitas Bdan demikian juga sebaliknya, dimana setiap entitas pada himpunan entitas B dapat berhubungan dengan banyak entitas pada himpunan entitas A.

Gambar 4

Hubungan Many-to-Many

Sumber : Fathansyah (2012 : 81) 8. Normalisasi

Normalisasi adalah suatu teknik dengan pendekatan botton-up yang digunakan hubungan, yaitu functional dependencies antara atribut.

Pengertian adalah suatu teknik yang menghasilkan sekumpulan hubungan dengan sifat-sifat yang diinginkan dan memenuhi kebutuhan pada perusahaan.

a. Tujuan Normalisasi

Entitas 1 Entitas 2

Entitas 2 Entitas 3 Entitas 4

Entitas 3

Entitas 4

Entitas 5

(20)

Tujuan utama normalisasi adalah mengidentifikasikan kesesuaian hubungan yang mendukung data untuk memenuhi kebutuhan perusahaan.

Adapun karakteristik hubungan tersebut mencakup :

b. Minimal jumlah atribut yang diperlukan untuk mendukung kebutuhan perusahaan.

c. Atribut dengan hubungan logika yang menjelaskan mengenai functional dependencies.

d. Minimal duplikat untuk tiap atribut.

e. Peran Normalisasi dalam Perancangan Basis Data

Normalisasi adalah suatu teknik formal yang dapat

digunakan dalam perancangan basis data. Peran normalisasi dalam

hal ini adalah dalam penggunaan pendekatan bottom-up dan teknik

validasi. Teknik validasi digunakan untuk memeriksa, apakah

struktur relasi yang dihasilkan oleh ER modeling itu baik atau tidak

baik.

(21)

Gambar 5

Peranan Normalisasi dalam Perencanaan Basis Data

Pendekatan 2 Pendekatan 1

Sumber : Indrajani (2015:7)

Dari gambar tersebut dapat terlihat atas user-user, spesifikasi kebutuhan berbagai user, berbagai form atau laporan, data dictionary, dan data model perusahaan. Kemudian terdapat pendekatan top-down dan bottom-up, dimana pendekatan tersebut nantinya menghasilkan desain relasi. Lalu peranan normalisasi pada bottom-up dan teknik validasi.

Terdapat 6 bentuk normal yang bisa digunakan yaitu:

1) First Normal Form (INF) atau Normal Tingkat 1 User-user

Spesifikasi Kebutuhan Berbagai User

Form atau Laporan

Data Dicnonary Dan Data Model

Perusahaan

Pendekatan Top – Down Contoh : ER Model

Desain Relasi

Pendekatan Button-Up Contoh : Normalisasi

Normalisasi

Teknik Validasi

(22)

2) Second Normal Form (2NF) atau Normal Tingkat 2 3) Third Normal Form (3NF) atau Normal Tingkat 3 4) Boyce-Codd Normal Form (BCNF)

5) Four Normal Form (4NF) 6) Five Normal Form (5NF)

Gambar 6

Diagram Proses Normalisasi

Mengubah atribut ke format tabel

Menghilangkan pengulangan grup

Menghilangkan partian dependencies

Menghilangkan transitive dependencies

Sumber : Indrajani (2015:8) User-user Spesifikasi

Kebutuhan Berbagai User

Form atau Laporan

Data Dicnotary Dan Data Model

Perusahaan

UNF

INF

2NF

3NF

(23)

f. Proses Normalisasi

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam proses normalisasi adalah : 1) suatu teknik formal untuk menganalisa relasi berdasarkan primary

key dan functional dependencies antar atribut.

2) Dieksekusi dalam beberapa langkah. Setiap langkah mengacu kebentuk normal tersebut, sesuai dengan sifat yang dimilikinya.

Setelah normalisasi diproses, relasi menjadi secara bertahap lebih terbatas atau kuat mengenai bentuk formatnya dan juga mengurangi tindakan update anomali.

g. Unnormalized Form (UNF)

Merupakan suatu tabel yang berisikan satu atau lebih grup yang berulang. Membuat tabel unnormalized yaitu dengan memindahkan data dari sumber informasi.

h. First Normal Form (INF)

Merupakan sebuah relasi dimana setiap baris dan kolom berisikan satu dan hanya satu nilai.

i. Proses UNF ke 1 NF

1) Temukan satu atau kumpulan atribut sebagai kunci untuk table unnormalized.

2) Identifikasi grup yang berulang dalam unnormalized yang berulang untuk kunci atribut.

3) Hapus grup yang berulang dengan cara :

(24)

a. Masukkan data yang semestinya kedalam kolom yang kosong pada baris yang berisikan data yang berulang (flattening the tabled).

b. Menggantikan data yang ada dengan menulis ulang dari atribut yang sesungguhnya kedalam relasi terpisah

j. Second Normal Form (2NF)

1) 2NF merupakan sebuah relasi dalam INF dan setiap atribut non- primary key bersifat fully functionally dependent pada primay key.

2) INF ke 2 NF

a) Identifikasikan primary key untuk INF

b) Identifikasikan functional dependencies dalam relasi

c) Jika terdapat partial dependencies terhadap primery key maka hapus dengan menempatan dalam relasi yang baru bersama dengan salinan determinannya.

k. Third Normalisasi Form GNF)

1) 3 NF adalah sebuah relasi dalam 1 NF dan 2 NF, di mana tidak terdapat atribut non primary key yang bersifat transitively dependent pada primery key.

2) 2 NF ke 3 NF

a. Identifikasikan functional dependencies dalam relasi 2 NF

b. Identifikasikan functional dependencies dalam relasi

(25)

c. Jika terdapat transitive dependencies terhadap primary key hapus dengan mendapatkannya dalam relasi yang baru bersama dengan salinan determinannya.

l. Boyce code Normal Form (BCNF)

1) Berdasarkan pada functional dependencies yang dimasukkan ke dalam hitungan seluruh candate key dalam suatu relasi. Bagaimana pun BCNF juga memiliki batasan-batasan tambahan disamakan dengan defenisi umum dari 3NF.

2) Suatu relasi dikatakan BCNF, jika dan hanya jika setiap determinan merupakan candidate key.

3) Perbedaan antara 3NF dan BCNF yaitu untuk functional dependency A- B, 3NF memungkinkan dependency ini dalam suatu relasi jika B adalah atribut primary key dan A bukan merupakan candidate key.

4) Sedangkan BCNF menetapkan dengan jelas bahwa untuk dependency ini agar ditetapkan dalam relasi A, maka A harus merupakan candidate key.

5) Setiap relasi dalam BCNF juga merupakan 3NF, tetapi relasi dalam 3 NF, tetapi relasi dalam 3NF belum tentu ke dalam BCNF.

6) Dalam BCNF kesalahan jarang sekali terjadi. Kesalahan dapat terjadi pada relasi yang :

a. Terdiri atas 2 atau lebih Candidate key.

b. candidate key overlap, sedikitnya satu atribut. Indrajani (2015:

10)

(26)

9. Delphi XE

Delphi adalah sebuah perangkat lunak (bahas program) untuk membuat program atau aplikasi computer berbasis windows dan web.

Delphi merupakan bahasa pemprograman berbasis objek, artinya semua komponen yang ada merupakan obejek-objek. Ciri sebuah objek adalah nama, property dan menthod/procdure. Delphi disebut juga visual programing artinya komponen-komponen yang ada tidak hanya berupa teks tetapi muncul berupa gambar-gambar.

Aplikasi yang dapat di bangun menggunakan Delphi XE5 antara lain:

a. Aplikasi database klien yang dapat mengakses lansung database server.

b. Aplikasi server c. Aplikasi web

d. Website dan webservice e. Aplikasi berbasis multier f. Aplikasi berbasis android g. Active X control

Produk Delphi XE5 berasal dari Embarcadero Technologies ini

mempunyai kelebihan apabila dibandingkan dengan produk sejenis ataupun

versi Delphi sebelumnya. Ada beberapa fasilitas yang disediakan oleh

Delphi XE5, yaitu Form Designer, Code Editor, Code Formatting, Project

Manager.

(27)

a. Form Designer

Ada 3 (tiga) perubahan utama dalam hal desain form, di antaranya:

1) Talking snapshot ofyou Form (Mengambil screenshot dari Form) Dengan mengeksekusi command copy atau cut maka secara langsung dapat mengeksekusi command Paste di aplikasi seperti Paint, ASpain, Phaoshop dan lain-lain.

2) Form Positioner Preview.

3) Command baru untuk "Insert separator pada komponen TmainMenu Command baru ini lebih memudahkan dalam mempercepat membuat separator dari pada harus membuatnya secara manual dengan memberikan karakter pada property Caption. Indriyawan (2011:41)

b. Code Editor

Beberapa hal baru yang ada di dalam bagian Code Editor, yaitu:

1) New Keystrokes

Ditambahkan shortcut baru untuk mengarahkan kursor ke baris-baris yang mengalami modifikasi.

2) Search for Usage

Tanpa harus mengaktifkan modelling, dapat mencari

penggunaan terhadap elemen-elmen seperti, ciass, method, variable

dan lain-lain.

(28)

3) Reload modified files

Apabila melakukan proses perubahan isi file dari file delphi yang dibuka oleh IDE maka IDE secara otomatis akan memberikan notifikasi jika ada perubahan. Indriyawan (2011:42).

Pada Coke Editor terdapat fasilitas fasilitas yang sudah ditambahkan untuk membantu programmer melakukan penulisan kode program, yaitu:

1) Refactoring

"Digunakan untuk mengelola proses-proses refactor."

Indriyawan(2011: 108) 2) Line Numbering

“Merupakan fasilitas berupa penomoran per baris pada Code Editor sehingga memudahkan melakukan perbaikan kesalahan pada kode program." Indriyawan (2011:93).

c. Project Manager

"Project Manager untuk mengelola sebuah project atau project

group yang sekarang sedang aktif Perubahan atau pengembangan dan

penambahan fitur terutama bagi command. Praject Manager

ditambahkan pane Build Groups yang bermanfaat sekali untuk

mengelola build dan bisa membuat group untuk beberapa project yang

terpilih." Indriyawan (2011:40).

(29)

d. Data Explorer

"Data Explorer, untuk mengelola dbExpress". Indriyawan (2011:

129).

e. IDE

"IDE merupakan salah satu fitur terbaru yang ditambahkan pada Delphi XE5. Fungsi utama fitur IDE adalah untuk melakukan proses Check out, Update, Commit bahkan melihat History dari setiap perubahan yang terjadi di Repository." Indriyawan (2011:40).

f. Project Manager

"Project Manager untuk mengelola sebuah project atau project group yang sekarang sedang aktif Perubahan atau pengembangan dan penambahan fitur terutama bagi command. Project Manager ditambahkan pane Build Groups yang bermanfaat sekali untuk mengelola build dan bisa membuat group untuk beberapa project yang terpilih.” Indriyawan (2011:40)

g. History

“History digunakan untuk mengelola command back dan forward."

Indriyawan (2011:132) h. Structure

"Sructure digunakan untuk menampilkan hierarki elemen-elemen

yang berada di dalam suatu unit, tertentu dan juga digunakan untuk

hierarki komponen komponen yang ada di dalam menampilkan untuk

(30)

sebuah Tform, Membantu untuk sebuah elemen atau komponen tertent dalam sebuah unit atau Tform." Indriyawan (2011: 112).

i. Object Inspector

"Object Inspector digunakan untuk mengelola property dan event dari sebuah komponen tertentu." Indriyawan (2011: 110)

10. MySQL

MySQL merupakan sofreare RDBMS (atau server database) yang dapat mengelola database dengan sangat cepat,dapat menampung data dalamjumlah sangat besar,dapat diakses oleh banyak user (multi-user) dan dapat melakukan suatu proses secara sinkron atau berberangan (multi- threaded).

Berikut ini beberapa beberapa alasan mengapa mereka memilih MySQL sebagai server database untuk aplikasi-aplikasi yang mereka kembangkan :

a. Fleksibel

MySQL dapat digunakan untuk mengembangkan aplikasi desktop maupun aplikasi web dengan menggunakan teknologi yang bevariasi.

Ini berarti bahwa MySQL memiliki fleksibilitas terhadap teknologi yang

akan digunakan sebagai pengembang aplikasi, apakah itu PHP, JPs,

Java, Delphi, C++, maupun yang lainnya dengan cara menyediakan

plug-in data driver yang spesifik untuk masing-masing teknologi

tersebut tersebut. Dalam database MySQL juga memiliki dukungan

(31)

terhadap stored procedure, fungsi, trigger, view, SQL standar ANSI, dll, yang akan mempermudah dan mempercepat proses pengembangan aplikasi.

b. Performa Tinggi

MySQL memiliki mesin query dengan performa tinggi, dengan demikian proses transaksional dapat dilakukan dengan sangat cepat. Hal ini terbukti dengan digunakananya MySQL sebagai database dari beberapa aplikasi web yang memiliki traffic (lalu lintas) sangat tinggi.

c. Lintas Platform

MySQL dapat digunakan pada platform atau lingkungan (dalam hal ini Sistem operasi) yang beragam, bisa Microsoft Windows, Linux, atau UNIX. Ini menyebabkan proses migrasi data (bila dibutuhkan) antarsistem operasi dapat dilakukan secara lebih mudah. Misali jika kita ingin dapat mengantikan sistem oprasi pada mesin server.

d. Gratis

MySQL dapat digunakan secara gratis. Meskipun demikian, ada juga software MySQL, yang bersifat komersial. Biasanya yang sudah ditambahi dengan kemampuan spesifik dan mendapat pelayanan dari technical support.

e. Protenksi data yang handal

Perlindungan terhadap keamanan data merupakan hal nomor satu

yang dilakukan oleh para profisional dibidang database. MySQL

menyediakan mekanisme yang powerfull untuk menangani hal tersebut,

(32)

yaitu dengan menyediakan fasilitas managemen user, enkripsi data, dan lain sebagainya.

f. Komunikasi Luar

Karena penggunanya banyak maka MySQL memiliki komunitas

yang luas. Hal ini berguna jika kita menemui suatu permasalahan dalam

proses pengolahan data menggunakan MySOL. Dengan mengikuti salah

satu atau beberapa komunikasi tertentu, kita dapat menanyakan atau

mendiskusikan permasalahan tersebut melalui forum. Harapannya

adalah solusi akan permasalahan tersebut akan cepat diperoleh. Raharjo

(2011:21-24)

(33)

B. Hasil Penelitian Terdahulu

Berikut perbandingan hasil penelitian terdahulu yang dapat dilihat pada table 3 : Tabel 3

Identitas Peneliti

Aspek

Alifia Munawarrah

A03120059 Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Banjarmasin

Andri A03130071

Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Banjarmasin 2016

Renita Aulia Marish A03150106 Jurusan Akuntansi

Politeknik Negeri Banjarmasin 2018

(1) (2) (3) (4)

Judul

Rancang Bangun Program Aplikasi

Persediaan Barang Visual Basic 2013 Pada

Toko Arjuna Raya Motor

Rancang Bangun Program Aplikasi

Persediaan Barang Dagang

Pada Toko HR.Elektronik

Program Aplikasi Persediaan Dengan

Rumus Rata-Rata Bergerak Metode

Perpetual Menggunakan Delphi XE5 Pada

Toko Bangunan

Tiara

(34)

Tempat Penelitan

Toko Arjuna Raya Motor

Toko HR.Elektronik

Toko Bangunan Tiara

Permasalahan

1. Bagaimana penilaiaan persediaan barang dagangan menggunakan metode harga pokok rata- rata

bergertak?

2. Bagaimana penilaian persediaan barang dagang menggunakan Toko Arjuna Raya Motor Visual Basic 2013

1. Penilaian persediaan barang dagang dengan metode Rata-Rata tertimbang perpetual pada toko

HR.Elektronik?

2. Bagaimanakah membangun program aplikasi persediaan berbasis computer pada Toko

HR.Elektronik?

1. Bagaimana penilaian persediaan barang dagang pada Toko Bangunan Tiara yang sesuai Standar Akuntansi

Keuangan (SAK) Entitas Tanpa Akuntabilitas Publk (ETAP) No.14 Tahun 2013 dengan menggunakan rata-rata tertimbang?

2. Bagaimana

rancang bangun

program aplikasi

(35)

persediaan barang dagang menggunakan Borland Delphi XE5 pada Toko Bangunan Tiara?

Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui rancang bangun program aplikasi penilaian

persediaan barang dagangan pada Toko Arjuna Raya Motor Visual Basic 2013

1. Mengetahui sistem informasi akuntansi

persediaan yang tepat untuk digunakan di HR.Elektronik.

2. Menghasilkan rancang bangun sistem informasi akuntasi

persediaan

berbasis computer menggunakan software Delphi XE5 pada Toko HR.Elektronik.

1. Untuk mengetahui penilaian

persediaan barang dagang pada Toko Bangunan Tiara yang sesuai Standar Akuntansi Keuangan (SAK) Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (ETAP) No.14 tahun 2013 dengan

menggunakan

rumus biaya rata-

rata terrimbang.

(36)

2. Untuk mengetahui rancang bangun program aplikasi persediaan barang dagang

menggunakan Borland Delphi XE5 pada TB.Tiara.

(1) (2) (3)

Metode Penelitian

Pengumpulan data dengan

metode wawancara, dokumentasi serta

pengamatan lagsung. Jenis

data yang dilakukan data

kualitatif dan suantitatif.sumber

yang digunakan

Pengumpulan data dengan

metode wawancara, pengamatan, langsung dan dokumentasi kemudian mendesain

aplikasi pencatatan

Pengumpulan data dengan metode

wawancara, pengamatan, langsung dan dokumentasi kemudian mendesain aplikasi

pencatatan persediaan barang

dagangan.

(37)

sekunder dan primer. Teknik

Analisa Data yang digunakan Analisa penilaian persediaan barang

dagangan menggunakan

metode harga pokok rata-rata bergerak,desain program aplikasi.

persediaan barang dagangan.

Hasil Penelitian

Prograram Aplikasi Persediaan Barang Dagang Visual Basic 2013 Pada Toko Arjuna

Raya Motor.

Program aplikasi persediaan barang

dagangan dengan metode rata-rata

(average) perpetual pada

Toko HR.Elektronik

Program aplikasi persediaan barang

dagangan dengan metode rata-rata (average) perpetual

pada Toko Bangunan Tiara

Sumber : Alifia Munawarah (A03120059) Andri (A03130071)

Gambar

Gambar 1  Hubungan One-to-One
Gambar 3  Hubungan Many-to-One  Sumber :  Fathansyah (2012:80) Entitas 1 Entitas 2 Entitas 3 Entitas 1 Entitas 2 Entitas 3 Entitas 4 Entitas 5 Entitas 1 Entitas 2 Entitas 3 Entitas 4  Entitas 5  Entitas 1 Entitas 2 Entitas 3

Referensi

Dokumen terkait

Dalam metode ini, persediaan barang terdiri dari dua transaksi atau lebih dengan harga yang berbeda maka digunakan persamaan untuk menghitung harga perolehan rata-rata

Akan tetapi, keterbatasan dari metode biaya rata-rata ini adalah bahwa nilai persediaan dapat tertinggal secara signifikan terhadap harga dalam periode dimana terdapat kenaikan atau

Harga pokok barang jadi yang dijual dicatat oleh bagian kartu persediaan.. dalam kartu persediaan atas dasar tembusan faktur yang diterima oleh

Besar kecilnya nilai persediaan yang masih ada dan harga pokok barang yang dijual, dipengaruhi oleh metode yang dipakai dalam metode rata-rata, yaitu: 1 sistem fisik yang dibagi menjadi