• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

41 BAB III

METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan Kabupaten Ponorogo Jl. Urip Sumoharjo No. 58 Kelurahan Mangkujayan Kecamatan Ponorogo, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur dengan kode pos 63413.

B. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif yang merupakan hubungan antar variabel dengan menganalisis data numerik (angka) dengan menggunakan metode statistik melalui pengujian hipotesis. Jenis penelitian ini menggunakan jenis survey yang merupakan penelitian yang sumber data dan informasinya diperoleh dari responden sebagai sample penelitian dengan kuisioner sebagai instrument pengumpul data. Dalam penelitian ini menggunakan model analisis regresi berganda dan menggunakan dua variabel dianataranya variabel independen yaitu Tambahan Penghasilan Pegawai (TPP) dan Kemampuan Kerja serta variabel dependen yaitu Kinerja Pegawai.

C. Definisi Operasional

1. Variabel Dependen (Y) (Kinerja Pegawai Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan)

Variabel yang dipengaruhi karena adanya variabel bebas. Dalam

penelitian ini variabel terikatnya adalah Kinerja Pegawai Dinas Pertanian,

Ketahanan Pangan, dan Perikanan. Kinerja Pegawai adalah hasil kerja yang baik

secara kualitas, kuantitas kuantitas, ketepatan waktu, kehadiran, dan kemampuan

bekerjasama yang diraih oleh seorang pegawai sesuai dengan tanggung jawab

yang diberikan kepadanya. Indikator kehadiran dan kemampuan bekerjasama

termasuk dalam proses kerja. Berikut indikator dari kinerja pegawai sebagai

berikut:

(2)

1. Kualitas

Hasil kerja pegawai yang diukur dari kualitas pekerjaan serta kesempurnaan dalam menyelesaikan tugas.

2. Kuantitas

Pekerjaan yang telah diselesikan pegawai sesuai dengan target yang ditetapkan oleh dinas.

3. Ketepatan Waktu

Kemampuan untuk menyelesaikan tugas sesuai dengan waktu yang ditetapkan oleh dinas.

4. Kehadiran

Tingkat kehadiran pegawai di tempat kerja 5. Kemampuan Bekerjasama

Kemampuan bekerjasama antar pegawai dalam menyelesaikan pekerjaan.

2. Variabel Independen (X

1

) Tambahan Penghasilan Pegawai

Tambahan Penghasilan Pegawai adalah Tambahan Penghasilan atau yang biasa disebut insentif yang berbentuk material (uang) diberikan kepada pegawai negeri sipil yang didalamnya terdapat berbagai indikator diantaranya:

1. Kehadiran

Tambahan Penghasilan Pegawai diberikan kepada pegawai berdasarkan tingkat kehadiran dan absensi pegawai.

2. Pertimbangan obyektif lain

Tambahan Penghasilan Pegawai diberikan kepada pegawai berdasarkan sasaran kinerja pegawai (SKP) dan kedisiplinan pegawai saat bekerja.

3. Tipe Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)

Tambahan Penghasilan Pegawai diberikan kepada pegawai berdasarkan beban kerja.

4. Eselon

Tambahan Penghasilan Pegawai diberikan berdasarkan tingkatan

jabatan strktural (Eselon) pegawai.

(3)

5. Golongan

Tambahan Penghasilan Pegawai diberikan berdasarkan tingkatan kepangkatan (Golongan) pegawai berdasarkan pendidikan formal terakhir.

3. Variabel Independen (X

2

) Kemampuan Kerja

Kemampuan (ability) adalah kapasitas individu untuk melaksanakan berbagai tugas dalam pekerjaan tertentu didalamnya terdapat beberapa indikator diantaranya:

1. Pengetahuan (Knowledge)

Pegawai mampu bekerja dengan baik berdasarkan pengetahuan yang dimiliki.

2. Pelatihan (Training)

Pegawai dapat menyelesaikan tugas dan pekerjaan yang diberikan setelah diberikannya pelatihan.

3. Pengalaman (experience)

Pegawai dapat lebih mudah menyelesaikan pekerjaan berdasarkan pengalaman yang dimiliki.

4. Keterampilan (skill)

Pegawai lebih cepat dan efisien dalam menyelesaikan pekerjaan berdasarkan keterampilan yang dimiliki.

5. Kesanggupan kerja

Pegawai sanggup menyelesaikan pekerjaan yang telah diberikan dinas sesuai dengan apa yang diinginkan.

D. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel 1. Populasi

Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas

objek/subjek yang memiliki kualitas dan karakteristik tertentu yang telah

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan setelah itu ditarik

kesimpulannya (Sugiyono, 2013:148). Karakteristik yang dimaksud adalah

(4)

pegawai Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan Kabupaten Ponorogo. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan Kabupaten Ponorogo Berjumlah 227 orang.

Tabel 3. 1 Jumlah Pegawai Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan Kabupaten Ponorogo

No Bagian Jumlah

1. Sekretariat 19

2. Bidang Ketahanan Pangan 14

3. Bidang Sarana dan Prasarana 9

4. Bidang Tanaman Pangan Hortikultura dan Staf

13

5. Bidang Perkebunan 14

6. Bidang Penyuluhan 10

7. Bidang Peternakan, Kesehatan Hewan dan Perikanan

35

8. Penyuluh Pertanian 105

9. Peyuluh Perikanan 5

10. UPTD PBAT 3

Total 227

Sumber: Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan Kabupaten

Ponorogo

(5)

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono (2008:118)). Sedangkan menurut Arikunto dalam Rahman (2011:101) sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti, jika jumlah subjeknya besar, dapat diambil antara 10- 15% atau 20%-30% atau lebih, tergantung setidak-tidaknya dari yaitu pertama kemampuan peneliti dilihat dari waktu, tenaga, dana, kedua sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subjek karena hal ini menyangkut banyak sedikitnya data, ketiga besar kecilnya resiko yang ditanggung oleh peneliti.

Teknik sampling menurut Sugiyono (2013) adalah merupakan teknik pengambilan sampel untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian. Pengambilan sampel dalam penelitian ini dengan metode teknik sampling Proportional Random Sampling, sebagaimana yang dituturkan Sugiyono (2013) bahwa Proportional Random Sampling adalah Teknik yang digunakan bila populasi mempunyai anggota atau unsur yang tidak homogen dan berstrata secara porposional.

Rumus untuk menentukan sampel yaitu 227 x 25% = 56,7 Dengan hasil 56,7 tersebut maka dibulatkan menjadi 57.

Jadi sampel dalam penelitian ini berjumlah 57 yang diambil dari 25% dari

seluruh populasi atau seluruh pegawai yang ada pada Dinas Pertanian,

Ketahanan Pangan dan Perikanan Kabupaten Ponorogo.

(6)

Tabel 3. 2 Jumlah Sampel Pegawai Berdasarkan Bagian

No Bagian Jumlah Cara Penghitungan

Jumlah Sampel

1. Sekretariat 19 19/227x57 5

2. Bidang Ketahanan Pangan

14 14/227x57 4

3. Bidang Sarana dan Prasarana

9 9/227x57 2

4. Bidang Tanaman Pangan dan Horticultura

13 13/227x57 3

5. Bidang Perkebunan 14 14/227x57 4

6. Bidang Penyuluhan 10 10/227x57 3

7. Bidang Peternakan, Kesehatan Hewan

dan Perikanan

35 35/227/57 8

8. Penyuluh Pertanian 105 105/227x57 26

9. Penyuluh Perikanan

5 5/227x57 1

10. UPTD PBAT 3 3/227x57 1

Total 57

Sumber: Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan Kabupaten Ponorogo

E. Sumber Data dan Metode Pengumpulan Data 1. Sumber Data

Adapun sumber data yang digunakan dalam penulisan penelitian ini adalah kuantitatif yang bersumber dari:

a) Data Primer

(7)

Menurut Sugiyono (2013:193) menjelaskan “Sumber data primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data”. Data primer adalah data yang langsung dan segera dapat diperoleh dari sumbernya, dalam hal ini yaitu mengenai tambahan penghasilan pegawai, kemampuan kerja dan kinerja melalui penyebaran kuesioner pada pegawai Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan Kabupaten Ponorogo.

b) Data Sekunder

Menurut Sugiyono (2013:193) menjelaskan “Sumber data sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen”. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber lain selain responden. Data sekunder merupakan data yang terlebih dahulu dikumpulkan dan dilaporkan oleh pihak lain selain peneliti. Data sekunder yang dibutuhkan misalnya jumlah pegawai Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan Kabupaten Ponorogo tahun 2019.

2. Metode Pengumpulan Data

Menurut Sugiyono (2013:193) mengatakan bahwa “Teknik pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting, berbagai sumber, dan berbagai cara”. Bila dilihat dari settingnya, data dapat dikumpulkan pada setting alamiah (natural setting), pada laboratorium dengan metode eksperimen, di kantor dengan berbagai responden, pada suatu seminar, diskusi.

Metode pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Kuesioner (Angket)

Menurut Sugiyono (2013:199) mengatakan “Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.

Teknik kuesioner yang penulis gunakan adalah kuesioner

tertutup, suatu cara pengumpulan data dengan memberikan atau

(8)

menyebarkan daftar pertanyaan kepada responden dan yang menjadi responden dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai pada Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan Kabupaten Ponorogo berjumlah 57 responden.

b. Studi Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah metode untuk mendpatkan data dari catatan-catatan, buku harian, transkip, buku, surat kabar, majalah, notulen rapat, dan sebagainya yang berkaitan dengan obyek penelitian (Ghazali, 2005). Dalam penelitian ini dokumentasi yang digunakan adalah data dari laporan tahunan Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan, dan Perikanan Kabupaten Ponorogo.

3. Skala Pengukuran

Menurut Sugiyono (2013:131-132) menjelaskan bahwa “Skala pengukuran merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai acuan untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur, sehingga alat ukur tersebut bila digunakan dalam pengukuran akan menghasilkan data kuantitatif”.

Skala yang digunakan adalah skala likert. Menurut Sugiyono (2013:

132) menjelaskan bahwa “Skala likert adalah skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial”. Dalam penelitian, fenomena sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian.

Dengan skala likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan

menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai

titik tolok untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa

pernyataan dan pertanyaan. Jawaban setiap item instrument menggunakan

penekanan 5 alternatif jawaban antara lain:

(9)

Tabel 3. 3 Penilaian Skala Likert No Pilihan

Jawaban

Kode Skor/Nilai TPP Kemampuan Kerja

Kinerja

1. Sangat Setuju

SS 5 Sangat

Baik

Sangat Baik Sangat Tinggi

2. Setuju S 4 Baik Baik Tinggi

3. Netral N 3 Cukup Cukup Cukup

4. Tidak Setuju

TS 2 Rendah Rendah Rendah

5. Sangat Tidak Setuju

STS 1 Sangat

Rendah

Sangat Rendah

Sangat Rendah

F. Uji Instrumen Penelitian

Untuk menguji instrumen penelitian maka peneliti menggunakan metode analisis data yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis kuantitatif.

Analisis kuantitatif adalah analisis data dalam bentuk angka-angka yang pembahasannya melalui perhitungan statistik berdasarkan jawaban kuesioner dari responden. Hasil perhitungan dari skor atau nilai tersebut kemudian dalam analisa statistik yang dilakukan dengan bantuan program SPSS untuk membuktikan hubungan dan pengaruh antara variabel-variabel penelitian, dengan menggunakan uji data sebagai berikut:

1. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Mengingat pengumpulan data dilakukan melalui penggunaan kuesioner, maka faktor kesungguhan responden dalam menjawab kuesioner merupakan hal yang sangat penting, oleh sebab itu sebelumnya perlu dilaksanakan pengujian validitas dan reliabilitas untuk memastikan bahwa alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini valid dan reliabel.

a) Pengujian Validitas

Menurut Nugroho (2011:23) menyatakan bahwa “Validitas

menunjukkan kemampuan alat ukur/instrumen penelitian dalam

(10)

mengukur suatu hal yang hendak didapatkan dari penggunaan instrumen tersebut. Digunakan untuk melihat seberapa besar kemampuan pertanyaan dapat mengetahui jawaban responden”.

Koefisien korelasi antara variabel X dengan nilai total semua variabel diuji (Y) disebut sebagai r

hitung

. Adapun kriteria valid atau tidaknya suatu variabel adalah sebagai berikut :

Nilai r

hitung

> r

tabel

= valid Nilai r

hitung

< r

tabel

= tidak valid

Nilai r

hitung

dapat dilihat dari koefisien korelasi antara masing- masing variabel dengan variabel total. Untuk menentukan valid atau tidaknya variabel, dicari nilai r

tabel

pada tabel r. Nilai r

tabel

dapat dicari dengan menggunakan persamaan:

r

tabel

= jumlah responden (n) – 2

Dengan cara mengkorelasikan tiap pertanyaan/pernyataan dengan skor total, kemudian pengujian signifikansi dilakukan dengan kriteria menggunakan r

tabel

pada tingkat signifikansi 0,05 dengan uji 2 sisi.

a) Pengujian Reliabilitas

Menurut Nugroho (2011:27) Reliabilitas instrumen

“Menunjukkan seberapa besar suatu instrumen tersebut dapat dipercaya

dan digunakan sebagai alat pengumpul data. Reliabilitas instrumen yang

semakin tinggi, menunjukkan hasil ukur yang didapatkan semakin

terpercaya (reliabel)”. Menggunakan metode pengukuran Alpha

Cronbach. Menurut Azwar dalam Nugroho (2011:28) “Koefisien Alpha

Cronbach menunjukkan sejauh mana kekonsistenan responden dalam

menjawab instrumen yang dinilai”. Metode ini cocok digunakan, karena

instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa angket, dengan

penskoran berskala, yakni skala 1-5. Pengukuran reliabilitas

menggunakan metode Alpha Cronbach akan menghasilkan nilai alpha

dalam skala 0-1, yang dapat dikelompokkan dalam lima kelas. Nilai

masing-masing kelas dan tingkat reliabilitasnya seperti terlihat pada

tabel berikut.

(11)

Tabel 3. 4 Tabel Tingkat Reliabilitas

Alpha Tingkat Reliabilitas

0,00 - 0,20 Kurang reliabel

0,201 – 0,40 Agak reliabel

0,401 – 0,60 Cukup reliabel

0,601 – 0,80 Reliabel

0,801 – 1,00 Sangat reliabel

Sumber: Nugroho (2011: 33) 2. Uji Asumsi Klasik

Pengujian terhadap asumsi-asumsi regresi linier bertujuan untuk menghindari munculnya bias dalam analisis data serta untuk menghindari kesalahan spesifikasi (missspecification) model regresi yang digunakan.

Adapun pengujian terhadap asumsi-asumsi regresi linier atau disebut juga dengan pengujian asumsi klasik meliputi uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas dan uji autokorelasi. Penjelasan masing-masing uji asumsi klasik adalah sebagai berikut:

c) Uji Normalitas

Menurut Latan dan Selva (2013:56), “Pengujian terhadap asumsi

klasik normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah residual data dari

model regresi linear memiliki distribusi normal ataukah tidak.” Ada dua

cara untuk mendeteksi apakah residual data berdistribusi normal

ataukah tidak yaitu dengan melihat grafik normal probability plot dan

uji statistic One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test. Apabila pada grafik

normal probability plot tampak bahwa titik-titik menyebar berhimpit di

sekitar diagonal dan searah mengikuti garis diagonal maka hal ini dapat

disimpulkan bahwa residual data memiliki distribusi normal, atau data

memenuhi asumsi klasik normalitas. Lebih lanjut pada uji statistic One-

Sample Kolmogorov-Smirnov Test, jika didapat nilai signifikansi > 0,05,

(12)

maka dapat disimpulkan bahwa data terdistribusi normal secara multivariate.

d) Uji Multikolonieritas

Menurut Latan dan Selva (2013:63), “Pengujian terhadap asumsi klasik multikolonieritas bertujuan untuk mengetahui apakah ada atau tidaknya korelasi antar variabel independen dalam model regresi.” Cara umum yang digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya problem multikolonieritas pada model regresi adalah dengan melihat nilai Tolerance dan VIF (Variance Inflation Factor). Nilai yang direkomendasikan untuk menunjukkan tidak adanya problem multikolonieritas adalah nilai Tolerance harus > 0,10 dan nilai VIF < 10.

e) Uji Heteroskedastisitas

Menurut Latan dan Selva (2013:66), “Pengujian terhadap asumsi klasik heteroskedastisitas bertujuan untuk mengetahui apakah variance dari residual data satu observasi ke observasi lainnya berbeda ataukah tetap.” Jika variance dari residual data sama disebut homokedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Untuk mendeteksi problem heteroskedastisitas pada model regresi dalam penelitian ini yaitu dengan melihat grafik scatterplot, yaitu jika ploting titik-titik menyebar secara acak dan tidak berkumpul pada suatu tempat, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi problem heteroskedastisitas. Penelitian ini dibantu menggunakan SPSS.

G. Teknik Analisis Data 1. Rentang Skala

Rentang skala adalah alat yang digunakan untuk menggambarkan atau

mendeskripsikan variabel yang diteliti. Dalam penelitian ini variable yang

diteliti adalah Tambahan Penghasilan Pegawai, Kemampuan Kerja dan

Kinerja Pegawai Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan, dan Perikanan

Kabupaten Ponorogo dengan menggunakan rumus rentang skala Umar

(2001:225) sebagai berikut :

(13)

RS =

𝑛 ( 𝑚−1 )

𝑚

Dimana:

RS = Rentang Skala n = Jumlah Sampel

m = Jumlah Alternatif Tiap Item

Maka rentang skala dapat diperoleh dengan perhitungan sebagai berikut:

RS =

𝑛 ( 𝑚−1 )

𝑚

RS =

57 ( 5−1)

5

RS = 228/ 5 RS = 45,6

- Skor terndah: Bobot terendah x jumlah sampel 1 x 57 = 57 - Skor tertinggi: Bobot tertinggi x jumlah sampel 5 x 57 = 285

Interval penilaian jawaban responden

Kriteria

Temabahan Penghasilan

Pegawai

Kemampuan Kerja

Kinerja Pegawai

57 – 102,6 Sangat rendah

Sangat rendah

Sangat Rendah

102,7–148,2 Rendah Rendah Rendah

148,3–

193,8

Cukup Cukup Cukup

193,6–239,4 Baik Baik Tinggi

(14)

239,5 - 285 Sangat Baik Sangat Baik Sangat Tinggi

2. Analisis Regresi Linear Berganda

Menurut Sugiyono (2013: 277) analisis regresi ganda digunakan oleh peneliti, bila peneliti bermaksud meramalkan bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel dependen (kriterium), bila dua atau lebih variabel independen sebagai faktor prediktor dimanipulasi (dinaik turunkan nilainya). Jadi analisis regresi ganda akan dilakukan bila jumlah variabel independennya minimal dua.

Analisis regresi linear ganda pada penelitian ini digunakan untuk meramalkan bagaimana keadaan variabel dependen (Kinerja Karyawan), bila variabel independen (TPP dan Kemampuan Kerja ) sebagai indikator.

Analisis ini digunakan dengan melibatkan dua variabel bebas antara variabel dependen (Y) dan variabel independen (𝑋

1

𝑑𝑎𝑛 𝑋

2

).

Dalam penelitian ini, analisis regresi linear berganda digunakan untuk membuktikan sejauh mana pengaruh TPP dan kemampuan kerja terhadap kinerja.

Persamaan regresi untuk dua prediktor menurut Sugiyono (2013: 277) adalah:

Y= a+ 𝒃

𝟏

𝒙

𝟏

+ 𝒃

𝟐

𝒙

𝟐

Keterangan:

Y = Kinerja Karyawan a = Konstanta

𝑥

1

= Tambahan Penghasilan Pegawai (TPP) x

2

= Kemampuan Kerja

𝑏

1

𝑏

2

= Koefisien variabel bebas 3. Koefisien Determinasi (𝑹

𝟐

)

Menurut Latan dan Selva (2013:63), bahwa “Koefisien determinasi

menunjukkan seberapa besar kemampuan variabel independen dalam

(15)

menerangkan variasi variabel dependen. Nilai R square 0.75, 0.50 dan 0.25 menunjukkan bahwa model kuat, sedang, dan lemah.

H. Pengujian Hipotesis 1. Uji Parsial (Uji t)

Untuk menguji hubungan antara masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat secara parsial atau per variabel digunakan uji t. Langkah- pengujian sebagai berikut:

1) Menentukan Formulasi Hipotesis

H

0

: tidak ada pengaruh yang signifikansi dari variabel bebas (X

1

dan X

2

) terhadap variabel terikat (Y)

H

a

: terdapat pengaruh yang signifikansi dari variabel bebas (X

1

dan X

2

) terhadap variabel terikat (Y)

2) Menentukan level of significant. Dengan ɑ=5%

3) Tingkat pengujian:

Jika –t

tabel

> t

hitung

> t

tabel

, maka H

o

ditolak dan H

a

diterima Jika –t

tabel

≤ t

hitung

≤ t

tabel

, maka H

o

diterima dan H

a

ditolak

Gambar 3. 1 Kurva Uji t

4) Menentukan nilai t

hitung

dari output regresi pada SPSS 5) Menentukan H

0

diterima atau ditolak.

Dari output regresi pada SPSS telah didapatkan nilai t

hitung

variabel

bebas. Selanjutnya dibandingkan dengn t

tabel

yang didapatkan pada

tingkat signifikansi tertentu dengan nilai Dk= N – 2.

(16)

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pengujian dua sisi dengan tingkat signifikansi 5%.

6) Mengambil kesimpulan.

2. Uji Simultan (Uji F)

Untuk mengetahui bersama-sama apakah secara simultan variabel bebas X

1

dan variabel X

2

memiliki hubungan yang signifikan dengan variabel terikat (Y), maka dapat dilakukan uji signifikansi dengan hipotesis:

1) Menentukan Formulasi Hipotesis

H

0

: tidak terdapat pengaruh yang signifikansi antara variabel bebas (X

1

dan X

2

) secara bersama-sama terhadap variabel terikat (Y).

H

a

: Terdapat pengaruh yang signifikansi antara variabel bebas (X

1

dan X

2

) secara bersama-sama terhadap variabel terikat (Y).

2) Statistik pengujiannya adalah

Jika F

hitung

≥ F

tabel

, Maka H

0

ditolak dan H

a

diterima Jika F

hitung

< F

tabel

, Maka H

0

diterima dan H

a

ditolak

Menurut Sugiyono (2014:240), daerah penerimaan dan penolakan dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 3. 2 Kurva Uji F

3) Untuk menentukan apakah H

0

ditolak atau diterima, maka nilai F

hitung

dibandingkan dengan F

tabel

pada tingkat signifikansi tertentu, dengan Dk

pembilang = k dan Dk Penyebut = N - k – 1

Gambar

Tabel  3.  1  Jumlah  Pegawai  Dinas  Pertanian,  Ketahanan  Pangan  dan  Perikanan Kabupaten Ponorogo
Tabel 3. 2 Jumlah Sampel Pegawai Berdasarkan Bagian
Tabel 3. 3 Penilaian Skala Likert  No  Pilihan
Tabel 3. 4 Tabel Tingkat Reliabilitas
+3

Referensi

Dokumen terkait

Memorandum Jualan hendaklah disediakan oleh Pelelong dalam empat (4) salinan dan hendaklah ditandatangani oleh penawar yang berjaya atau wakil penawar yang berjaya, Plaintif

Menurut Sugiyono (2005: 62) “data primer adalah sumber langsung yang memberikan data pada pengumpul data.” Sementara itu Ruslan (2003: 29) mengatakan “data primer adalah

BANK berhak dengan ketentuan dan syarat-syarat yang dianggap baik oleh BANK untuk menjual dan/atau mengalihkan sebagian atau seluruh hak tagih BANK, baik pokok maupun bunga,

Argumentasi yang disampaikan MD untuk mencitrakan JIL sebagai anti dialog di atas tampak bersifat repetitif semata dari pencitraan yang sama yang dilakukan oleh media

Sebagai perbandingan bangunan fasilitas cottage, ada beberapa kawasan wisata dengan fasilitas akomodasinya yang memanfaatkan lingkungan sekitarnya sehingga fasilitas wisata

Untuk ekstraksi fitur tekstur akan didapatkan nilai dari histogram fitur yang dihasilkan dan akan dilakukan pengujian dengan kuantisasi panjang histogram, sedangkan

Perencanaan pembangunan kawasan transmigrasi pada wilayah pengembangan kawasan transmigrasi komponen-komponen yang harus diperhatikan adalah: (1) komponen optimasi

Tujuan konseling kelompok, yang dikemukakan oleh Gibson danMitchell (dalam Latipun, 2008), konseling kelompok berfokus pada usahamembantu klien dalam melakukan