• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PERSEPSI KONSUMEN PADA KUALITAS PELAYANAN TERHADAP MINAT BELI ULANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENGARUH PERSEPSI KONSUMEN PADA KUALITAS PELAYANAN TERHADAP MINAT BELI ULANG"

Copied!
94
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PERSEPSI KONSUMEN PADA KUALITAS PELAYANAN

TERHADAP MINAT BELI ULANG

Studi Kasus pada Grissee Coffee & Resto Yogyakarta SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Manajemen

Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma

Disusun Oleh : Nikolas Yuda Mandaladewa

NIM : 132214155

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2018

(2)

i

PENGARUH PERSEPSI KONSUMEN PADA KUALITAS PELAYANAN

TERHADAP MINAT BELI ULANG

Studi Kasus pada Grissee Coffee & Resto Yogyakarta SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Manajemen

Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma

Disusun Oleh : Nikolas Yuda Mandaladewa

NIM : 132214155

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2018

(3)
(4)
(5)

iv

Motto dan Persembahan

Just do it without thinking, because what is thought is not necessarily happen. If it is already.

-Nikolas Yuda Mandaladewa-

Skripsi ini kupersembahkan untuk : Kedua Orang Tua dan Adik saya , Bapak saya Agustinus Asgari Mandala Dewa dan Ibu saya M L Tan Dewi Natalia, dan Adik saya Mikael Ariko Mandaladewa yang telah mendukung dan membuat saya bisa sampai di tahap ini.

(6)

v

UNIVERSITAS SANATA DHARMA FAKULTAS EKONOMI

JURUSAN MANAJEMEN – PROGRAM STUDI MANAJEMEN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul:

PENGARUH PERSEPSI KONSUMEN PADA KUALITAS PELAYANAN TERHADAP MINAT BELI ULANG (studi kasus pada Grissee Coffee & Resto Yogyakarta) dan dimajukan untuk diuji pada tanggal, 11 Juli 2018 adalah hasil karya saya.

Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang saya aku seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri dan atau tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru, atau yang saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya.

Apabila saya melakukan hal tersebut diatas, baik sengaja maupun tidak, dengan ini saya menyatakan menarik skripsi yang saya ajukan sebagai hasil tulisan saya sendiri ini. Bila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri, berarti gelar dan ijasah yang telah diberikan oleh universitas batal saya terima.

Yogyakarta, 31 Juli 2018 Yang membuat pernyataan

Nikolas Yuda Mandaladewa NIM : 132214155

(7)

vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Nikolas Yuda Mandaladewa Nomor Mahasiswa : 132214155

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

“PENGARUH PERSEPSI KONSUMEN PADA KUALITAS PELAYANAN TERHADAP MINAT BELI ULANG”. Studi kasus pada Grissee Coffee & Resto Yogyakarta. Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengola dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lainnya untuk kepentingan akedemis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberikan royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal 31 Juli 2018 Yang menyatakan,

Nikolas Yuda Mandaladewa

(8)

vii

KATA PENGANTAR

Puji Syukur pada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH PERSEPSI KONSUMEN PADA KUALITAS PELAYANAN TERHADAP MINAT BELI ULANG” Studi Kasus : Grissee Coffee & Resto, Yogyakarta.

Penulisan skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Manajemen Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Dalam penelitian ini penulis menyadari bahwa tanpa adanya bantuan, dukungan, bimbingan dari berbagai pihak skripsi ini tidak dapat terselesaikan dengan baik. Oleh sebab itu, dalam kesempatan ini, penulis secara khusus menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Bapak Johanes Eka Priyatma, M. Sc., Ph.D selaku Rektor Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Bapak Albertus Yudi Yuniarto S.E., M.B.A selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma sekaligus dosen pembimbing II.

3. Drs. Gregorius H Poerwanto, M.Si, selaku dosen pembimbing I yang telah meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran dan dengan penuh kesabaran sehingga terselesaikan akripsi ini.

4. Bapak Dr. Lukas Purwoto, M.Si., selaku Ketua Program Studi Manajemen Universitas Sanata Dharma.

5. Orang Tua tercinta Agustinus Asgari Mandala Dewa dan Maria Laurensia Tan Dewi Natalia, terima kasih atas kasih sayang, segala

(9)

viii

ajaran, dukungan, doa, dan motivasi kepada saya sehingga saya sampai pada tahap ini.

6. Adik saya Mikael Ariko Mandaladewa yang memperhatikan saya walaupun didepan saya seperti tidak peduli.

7. Panitia PEKAFE 2014-2016 yang telah memberikan ke seruan selama saya mengikuti kepanitian di Sanata Dharma.

8. Teman-teman BFAM (Brother From Another Mother) 9. Teman-teman Pascol Family yang telah membuat saya sadar

10. Bunga Febrina yang telah memberi saya suport dan bisa membuat saya sampai ke akhir kuliah.

11. Teman-teman Angkatan kampus, terlebih teman Manajemen 2013 12. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, yang

memberikan bantuan, semangat dan doa kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

Yogyakarta,27 April 2018 Penulis,

Nikolas Yuda Mandaladewa

(10)

ix DAFTAR ISI

HALAMANJUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ... v

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN ... vi

HALAMANKATAPENGANTAR ... vii

HALAMANDAFTARISI ... ix

HALAMANDAFTARTABEL ... xiii

HALAMANDAFTARGAMBAR ... xiv

HALAMANDAFTARLAMPIRAN ... xv

HALAMAN ABSTRAK ... xvi

HALAMAN ABTRACT ... xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Batasan Masalah ... 3

D. Tujuan Penelitian ... 4

E. ManfaatPenelitian ... 4

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 5

A. Landasan Teori... 5

1. Pemasaran ... 5

2. Persepsi ... 6

3. Jasa ... 8

4. Pengertian Kualitas ... 10

5. Kualitas Pelayanan ... 13

6. Minat Beli ... 15

7. Minat Beli Ulang ... 16

(11)

x

B. Penelitian Terdahulu ... 20

C. Kerangka Pemikiran... 20

D. Hipotesis ... 21

BAB III METODE PENELITIAN ... 22

A. Jenis Penelitian ... 22

B. Subjek dan Objek ... 22

1. Subjek Penelitian ... 22

2. Objek Penelitian ... 22

C. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 22

1. Waktu Penelitian ... 22

2. Tempat Penelitian ... 22

D. Variabel Penelitian ... 23

1. Identifikasi Variabel ... 23

a. Variabel Independen ... 23

b. Variabel Dependen ... 24

2. Definisi Variabel ... 25

a. Persepsi Kualitas Pelayanan ... 25

b. Minat Beli Ulang ... 25

3. Pengukuran Variabel ... 25

E. Populasi dan Sampel ... 27

1. Populasi ... 27

2. Sampel ... 27

F. Teknik Pengambilan Sampel... 27

G. Sumber Data ... 28

1. Data Primer ... 28

2. Data Sekunder ... 28

H. Teknik Pengimpulan Data ... 28

I. Teknik Pengujian Instrumen ... 29

1. Menguji Validitas ... 29

2. Menguji Reliabilitas ... 30

J. Teknik Analisis Data ... 30

(12)

xi

1. Analisis Deskriptif... 30

a. Analisis Deskriptif Responden ... 30

b. Analisis Deskriptif Variabel ... 31

2. Analisis Regresi Linier Sederhana ... 31

a. Uji Asumsi Klasik ... 31

1. Menguji Normalitas... 31

2. Menguji Linearitas ... 32

b. Persamaan Regresi Linier Sederhana ... 32

3. Melakukan Uji T ... 33

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 35

A. Profil Grissee Coffee & Resto ... 35

B. Lambang Perusahaan ... 36

C. Produk ... 36

D. Struktur Organisasi Perusahaan ... 39

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 40

A. Hasil Pengujian Instrumen ... 40

1. Hasil Uji Validitas ... 40

2. Hasil Uji Reliabilitas ... 43

B. Teknis Analisis Data ... 44

1. Analisis Deskriptif... 44

2. Analisis Deskriptif Variabel ... 46

C. Analisis Regresi ... 48

a. Uji Asumsi Klasik ... 48

1. Uji Normalitas ... 48

2. Uji Linearitas ... 49

3. Uji Regresi Sederhana ... 49

4. Uji T ... 51

D. Pembahasan ... 52

BAB VI KESIMPULAN,SARAN,DAN KETERBATASAN ... 55

A. Kesimpulan ... 55

B. Saran ... 55

(13)

xii

C. Keterbatasan ... 56 DAFTAR PUSTAKA ... 57 LAMPIRAN ... 59

(14)

xiii

DAFTAR TABEL

III.1 Skala Likert ... 26

III.2 Kategori Skor Yang Dikelompokkan ... 26

III.3 Kategori Skor Yang Dikelompokkan ... 27

V.1 Hasil Uji Validitas Persepsi Konsumen Pada Kualitas Pelayanan ... 41

V.2 Hasil Uji Validitas Persepsi Konsumen Pada Kualitas Pelayanan ... 42

V.3 Hasil Uji Validitas Minat Beli Ulang ... 42

V.4 Hasil Uji Reliabilitas Persepsi Konsumen Pada Kualitas Pelayanan ... 43

V.5 Hasil Uji Reliabilitas Minat Beli Ulang ... 43

V.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 44

V.7 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 45

V.8 Karakteristik Responden Berdasarkan Status ... 45

V.9 Dimensi Kualitas Pelayanan... 46

V.10 Minat Beli Ulang ... 47

V.11 Uji Normalitas ... 48

V.12 Uji Linearitas ... 49

(15)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar II.1 Kerangka Konseptual ... 21 Gambar IV.1 Lambang Perusahaan ... 36 Gambar IV.2 Struktur Organisasi Grissee Coffee & Resto ... 39

(16)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I Kuesioner Penelitian ... 60

Lampiran II Rekapitulasi Jawaban Responden ... 63

Lampiran III Diskripsi Responden ... 66

Lampiran IV Hasil Uji Statistik ... 68

Lampiran V Tabel R dan Tabel t... 72

(17)

xvi ABSTRAK

PENGARUH PERSEPSI KONSUMEN PADA KUALITAS PELAYANAN TERHADAP MINAT BELI ULANG

Studi Kasus pada Grissee Coffee & Resto Yogyakarta Nikolas Yuda Mandaladewa

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, 2018

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah persepsi konsumen pada kualitas pelayanan di Grissee Coffee & Resto Yogyakarta berpengaruh terhadap minat beli ulang ke Grissee Coffee & Resto. Jenis penelitian ini yang dilakukan adalah penelitian asosiatif, teknik pengambilan sampel yang digunakan dengan accidental sampling dengan kriteria konsumen yang baru pertama kali ke Grissee Coffee & Resto. Penelitian ini menggunakan sampel 40 (empat puluh) responden.

Teknik pengujian instrument dalam penelitian ini yaitu uji validitas, uji reliabilitas, sedangkan analisis data menggunakan uji asumsi klasik, analisis regresi linier sederhana dan analisis deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa : 1) Mayoritas konsumen yang baru pertama kali adalah laki-laki yang berusia diatas 20 tahun, 2) Persepsi konsumen pada kualitas pelayanan termasuk dalam kategori baik, 3) Minat beli ulang termasuk dalam kategori tinggi, 4) Persepsi konsumen pada kualitas pelayanan berpengaruh terhadap minat beli ulang.

Kata kunci : Persepsi Konsumen Pada Kualitas Pelayanan, Minat Beli Ulang

(18)

xvii ABSTRACT

THE EFFECT OF CONSUMER PERCEPTION ON QUALITY OF SERVICE ON INTEREST IN BUYING

Case Study on Grissee Coffee & Resto Yogyakarta

Nikolas Yuda Mandaladewa Sanata Dharma University

Yogyakarta, 2018

This study aims to determine whether consumer perceptions on the quality of service at Grissee Coffee & Resto Yogyakarta affect the interest to buy back to Grissee Coffee & Resto. The type of this research that is done is associative research, sampling technique used by accidental sampling with the first consumer criteria to Grissee Coffee & Resto Yogyakarta. This study used a sample of 40 (forty) respondents. Instrument testing instrument in this research is the test of validity, reliability test, while the data analysis using the classical assumption test, simple linear regression analysis and descriptive analysis. The results of this study indicate that: 1) The majority of first-time consumers are men over the age of 20 years, 2) consumer perceptions on the quality of service included in good category, 3) Buyback interest included in high category, 4) Consumer Perceptions on the quality of service affect the interest to buy back.

Keywords: Consumer Perception On Service Quality, Buying Interest

(19)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di masa modern seperti sekarang ini, banyak sekali berkembang bisnis yang bergerak dalam bidang hiburan. Dengan maraknya tempat hiburan yang semakin banyak dan diminati oleh masyarakat, baik itu pelajar, mahasiswa, hingga orang yang telah bekerja. Hal ini dilakukan karena tempat hiburan dapat menghilangkan kejenuhan ataupun rasa lelah yang telah dialami dikarenakan runitas yang dilakukan. Mengenai hal tersebut, tentunya orang akan mencari tempat hiburan yang dapat membuat dirinya merasa senang dan sesuai dengan apa yang sedang dialaminya. Seperti tempat karaoke, kedai kopi, bioskop dan lain sebagainya. Dikarenakan gaya hidup yang semakin meningkat seiring dengan bertambahnya tempat hiburan menjadi bagian yang tidak terpisahkan.

Salah satu faktor yang menentukan tingkat keberhasilan dan kualitas perusahaan adalah kemampuan perusahaan dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan. Salah satu pendekatan kualitas pelayanan yang banyak digunakan ialah model Service Quality yang dikempangkan oleh parasurman, Zeithaml, dan Berry (Dalam Fandy Tjiptono dan Gregorius Chandra 2016).

Kualitas Pelayanan Menurut Zeithaml et al. (1990), Kualitas pelayanan dapat didefinisikan sebagai: “The ectent of discrepancy between customers expectation or desire and their perceptions”. Dari pernyataan

(20)

tersebut dikemukakan bahwa kualitas pelayanan yang diterima konsumen dinyatakan besarnya perbedaan antara harapan atau keinginan konsumen dengan tingkat persepsi mereka.

Minat beli ulang (repeat purchase) menurut Peter/Olsen, 2002 (dalam Adhityo,2015) adalah kegiatan pembelian yang dilakukan lebih dari satu kali atau beberapa kali. Kepuasan yang diperoleh seseorang konsumen, dapat mendorong ia melakukan pembelian ulang (repeat purchase, menjadi loyal terhadap produk tersebut sehingga konsumen dapat menceritakan hal-hal yang baik kepada orang lain.

Pada awal tahun 2017, semakin banyak berdiri bisnis tempat kopi dan restoran, lebih tepatnya di Yogyakarta. Dan semakin banyaknya tempat- tempat yang menawarkan berbagai macam fasilitas dan pelayanan yang diberikan hanya untuk membuat para konsumen merasa nyaman dan betah ketika sedang ditempat tersebut. Dapat kita lihat, hampir di setiap jalan di Kota Yogyakarta, kita bisa menemukan kafe kopi dan makanan yang dimana ngopi sudah menjadi kebiasan sehari-hari. Bukan hanya sekedar untuk nongkrong saja, melainkan kafe bisa juga sebagai tempat rapat, membahas bisnis, dan juga bisa dijadikan tempat mengerjakan tugas kuliah bagi mahasiswa. Salah satu tempat bisnis yang yang penulis tertarik untuk melakukan penelitian adalah kafe Grissee Coffe & Resto. Grissee Coffe &

Resto awalnya terletak di jalan Perumnas, Condongcatur, Kabupaten Sleman, saat ini berpindah lokasi di Jalan Cendrawasih.

(21)

Tentunya dengan banyaknya persaingan membuat Grissee Coffee &

Resto memiliki cara untuk menjadi pilihan bagi konsumennya, diantaranya memberikan kualitas pelayanan yang baik, sopan, dan ramah bagi pengunjungnya. Disamping dengan pindahnya lokasi usaha tidak lupa Grissee Coffee & Resto juga memperluas area parkir guna memudahkan para pegunjung yang akan datang, maka Grissee Coffee & Resto bisa meyakinkan konsumen agar perusahaannya akan dikunjungi kembali oleh para pengunjung. Yang semakin membuat Grisse Coffee & Resto menjadi tempat favorit bagi para kalangan mahasiswa betah adalah, kafe ini buka 24 jam, terutama bagi yang sedang mengerjakan tugas atau nongkrong dapat dengan santai tanpa mengkhawatirkan jam tutupnya kafe tersebut

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, peneliti ingin melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Persepsi Kualitas Pelayanan Terhadap Minat Beli Ulang”

B. Rumusan Masalah

1. Apakah persepsi konsumen pada kualitas pelayanan berpengaruh terhadap minat beli ulang di Grissee Coffee & Resto?

C. Batasan Masalah

Dari rumusan masalah yang diangkat oleh penulis, dan untuk menghindari pembahasan yang meluas karena banyaknya faktor yang mempengaruhi minat beli ulang tidak sedikit, Oleh karena itu peneliti hanya akan memfokuskan penelitiannya yaitu pengaruh persepsi konsumen pada

(22)

kualitas pelayanan terhadap minat beli ulang pada Grissee Coffee & Resto Yogyakarta.

D. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui pengaruh persepsi konsumen pada kualitas pelayanan terhadap minat beli ulang konsumen Grissee Coffee & Resto Yogyakarta.

E. Manfaat Penilitian 1. Bagi perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada perusahaan untuk mengetahui informasi apa yang menjadikan daya tarik pagi para konsumen terlebih dalam meningkatkan kualitas pelayanan perusahaan agar konsumen ingin melakukan pembelian kembali ke tempat tersebut.

2. Bagi Universitas Sanata Dharma

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan referensi bagi seluruh mahasiswa dan kalangan akademisi yang ingin mempelajari masalah yang berhubungan dengan pemasaran.

3. Bagi Penulis

Penelitian ini dapat menjadi masukan bagi penulis untuk memperoleh pengetahuan yang lebih dan menerapkan ilmu terhadap masalah yang ada.

(23)

5 BAB II

KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori

1. Pemasaran

Pemasaran adalah salah satu kegiatan pokok yang perlu dilakukan perusahaan baik itu perusahaan barang atau jasa dalam upaya untuk mempertahankan kelangsungan hidup usahanya. Hal tersebut disebabkan karena pemasaran merupakan salah satu kegiatan perusahaan, dimana secara langsung berhubungan dengan konsumen. Maka kegiatan pemasaran dapat diartikan sebagai kegiatan manusia yang berlangsung dalam kaitannya dengan pasar.

Menurut Kotler (2010), Pemasaran (marketing) merupakan hal yang sangat mendasar sehingga tidak dapat dilakukan sebagai fungsi yang terpisah. Pemasaran sebenarnya lebih dari sekedar mendistibusikan barang dari produsen ke konsumen. Proses pemasaran telah terjadi dan dimulai jauh sebelum barang-barang diproduksi.

Sedangkan menurut Stanton (2001), mengatakan bahwa pasar merupakan sistem keseluruhan dari kegiatan yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial.

(24)

Keinginan Konsumen juga harus dipuaskan secara efektif. Agar pemasaran berhasil maka perusahaan harus memaksimalkan penjualan yang menghasilkan laba. Dalam iklim ekonomi seperti apapun, pertimbangan pemasaran tetap merupakan faktor yang sangat menentukan dalam perencanaan dan pengambilan keputusan di sebuah perusahaan

2. Persepsi

Menurut Sangadji dan Sopiah (2013) persepsi merupakan suatu yang timbul akibat adanya sensasi, di mana sensasi adalah aktivitas merasakan atau penyebab keadaan emosi yang menggembirakan, Sensasi juga dapat didefinisikan sebagai tanggapan yang cepat dari indra penerimaan kita terhadap stimuli dasar seperti cahaya, warna, dan suara. Dengan adanya itu semua, persepsi akan timbul.

Menurut Stanton dalam Sangadji dan Sopiah (2013), persepsi dapat didefinisikan sebagai makna yang kita pertalikan berdasarkan pengalaman masa lalu, stimuli (rangsangan-rangsangan) yang kita terima melalui lima indra. Stimulus adalah setiap bentuk fisik, visual, atau komunikasi verbal yang dapat mempengaruhi tanggapan individu. Persepsi setiap orang terhadap suatu objek akan berbeda-beda. Oleh karena itu, persepsi memiliki sifat subjektif. Persepsi yang dibentuk oleh seseorang dipengaruhi oleh pikiran dan lingkungan sekitarnya. Selain itu, satu hal yang perlu diperhatikan dari persepsi adalah bahwa persepsi secara substansial bisa sangat berbeda dengan realitas.

(25)

Menurut Sangadji dan Sopiah (2013), dalam pengertian persepsi tersebut terdapat tiga unsur penting yaitu :

1. Seleksi perseptual

Terjadi ketika konsumen menangkap dan memilih stimulus berdasarkan psikologis yang dimiliki. Set psikologis adalah berbagai informasi yang ada dalam memori konsumen. Sebelum seleksi persepsi terjadi, terlebih dahulu stimulus harus mendapat perhatian dari konsumen.

2. Organisasi perseptual

Organisasi perseptual bearti konsumen mengelompokkan informasi dari berbagai sumber ke dalam pengertian yang menyeluruh untuk memahami secara lebih baik dan bertindak atas pemahaman itu.

Prinsip dasar dari organisasi perseptual penyatuan adalah bahwa berbagai stimulus akan dirasakan sebagai suatu yang dikelompokkan secara menyeluruh. Prinsip-prinsip penting dalam integrasi persepsi adalah penutupan, pengelompokan, dan konteks.

a. Penutupan

Prinsip penutupan paling cocok dipakai untuk merek produk yang cukup dikenal oleh para konsumen. Prinsip ini digunakan untuk memancing konsumen untuk mengisi huruf yang kosong sehingga menjadi suatu nama merek yang utuh.

(26)

b. Pengelompokan

Proses penyebutan angka nomor telepon anda secara terpisah agar mudah diingat disebut pengelompokan.

c. Konteks

Stimuli yang diterima oleh konsumen cenderung dihubungkan dengan konteks atau situasi yang melingkupi konsumen. Oleh karena itu, latar dari iklan akan memengaruhi persepsi konsumen terhadap produk.

3. Interpretasi perseptual

Proses terakhir dari persepsi adalah pemberian interpretasi atas stimuli yang diterima konsumen. Interpretasi ini didasarkan pada pengalaman penggunaan pada masa lalu, yang tersimpan dalam memori jangka panjang konsumen.

3. Jasa

Menurut Kotler & Keller dalam Tjiptono dan Chandra (2016) mendefinisikan jasa sebagai “setiap tindakan atau perbuatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain yang pada dasarnya bersifat intangible (tidak berwujud fisik) dan tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu”.

Pengertian jasa menurut Griffin dalam Sangadji dan Sopiah (2013) menyebutkan bahwa pada umumnya produk dapat diklasifikasi dengan berbagai cara. Salah satu cara yang sering digunakan adalah klasifikasi

(27)

berdasarkan daya tahan atau berwujud tidaknya suatu produk. Berdasarkan kriteria tersebut, ada tiga kelompok produk, yaitu

a. Barang tidak tahan lama (nondurable goods). Barang ini adalah barang bewujud yang biasanya habis dikonsumsi dalam satu atau beberapa kali pemakaian. Barang ini memiliki umur ekonomis kurang dari setahun

b. Barang tahan lama (durable goods). Barang ini memiliki wujud yang biasanya bisa bertahan lama dan memiliki umur ekonomis lebih dari satu tahun.

c. Jasa (services), merupakan aktivitas, manfaat, atau kepuasan yang ditawarkan untuk dijual.

Menurut Kotler dalam Griffin dalam Sangadji dan Sopiah (2013) mendefinisikan jasa sebagai setiap tindakan atau kinerja yang dapat ditawarkan satu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan sesuatu. Produksinya mungkin saja terkait atau mungkin tidak terkait dengan produk fisik.

Menurut Fandy Tjiptono (2016) menyebutkan karakteristik pokok pada jasa sebagai berikut :

1. Intangibility (tidak berwujud)

Jasa berbeda dengan barang. Jasa bersifat intangible, artinya tidak dapat dilihat, dirasa, diraba, dicium, atau didengar sebelum dibeli.

Konsep intangible ini sendiri memiliki dua pengertian yaitu : a. Sesuatu yang tidak dapat disentuh dan tidak dapat dirasa.

(28)

b. Sesuatu yang tidak mudah didefinisikan, diformulasikan, atau dipahami secara rohaniah.

2. Inseparability (tidak dapat dipisahkan)

Jasa tidak mengenal persediaan atau penyimpanan dari produk yang telah dihasilkan. Karakteristik ini disebut juga inseparability (tidak dapat dipisahkan) mengingat pada umumnya jasa dihasilkan dan dikonsumsi secara bersamaan. Dalam hubungan penyedia jasa dan pelangan ini, effektivitas individu yang menyampaikan jasa merupakan unsur penting.

3. Variability (bervariasi)

Jasa bersifat sangat variabel karena merupakan nonstandarddized out- put, artinya banyak variasi bentuk, kualitas dan jenis, tergaantung pada siapa, kapan, dan dimana jasa tersebut dihasilkan.

4. Perishability (mudah lenyap)

Jasa merupakan komoditas tidak tahan lama dan tidak dapat disimpan.

Dengan demikian apabila suatu jasa tidak digunakan, maka jasa tersebut akan berlalu begitu saja.

4. Pengertian Kualitas

Menurut Kotler dalam Sangadji dan Sopiah (2013) merumuskan bahwa kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang bergubungan dengan produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan yang memenuhi atau melibihi harapan.

(29)

Ratnasari dan Aksa (2011) mengatakan, menurut American Society for Quality Control, kualitas adalah keseluruhan dari cirri-ciri dan karakteristik-karakteristik dari suatu produk/jasa dalam hal kemampuannya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang telah ditentukan atau bersifat laten, dan dengan kata lain kualitas suatu produk/jasa adalah sejauh mana produk/jasa memenuhi spesifikasinya.

Kualitas memiliki 8 dimensi pengukuran yang terdiri dari aspek-aspek berikut:

1. Kinerja (Performance). Kinerja disini merujuk pada karakter produk yang meliputi merek, atribut-atribut yang dapat diukur, dan aspek-aspek kinerja individu.

2. Keberagaman Produk (Features). Keberagaman produk dapat berupa produk tambahan dari suatu produk yang dapat menambah nilai suatu produk. Features suatu produk biasanya diukur secara subjektif oleh masing-masing individu pelanggan. Dengan demikian, perkembangan kualitas suatu produk menuntut karakter fleksibilitas agar dapat menyesuaikan diri dengan permintaan pasar.

3. Keandalan (Reliability). Dimensi keandalan berkaitan dengan timbulnya kemungkinan suatu produk mengalami keadaan tidak berfungsi pada suatu periode. Keandalan suatu produk sangat penting mengingat besarnya biaya penggantian dan pemeliharaan yang harus digantikan bila produk tidak reliable.

(30)

4. Kesesuaian (Comformance). Kesesuaian suatu barang adalah kesesuaian produk dengan standar dalam industrinya. Kesesuaian produk dalam industri jasa diukur dari tingkat akurasi dan waktu penyelesaian, termasuk perhitungan kesalahan yang terjadi, keterlambatan yang tidak dapat diantisipasi dan beberapa kesalahan lain.

5. Ketahanan (Durability). Ukuran ketahanan suatu produk meliputi segi teknis dan ekonomis. Secara teknis, ketahanan suatu produk didefinisikan sebagai jumlah kegunaan yang diperoleh oleh seseorang sebelum mengalami penurunan kualitas. Secara ekonomis, ketahanan diartikan sebagai usia ekonomis suatu produk dilihat melalui jumlah kegunaan yang diperoleh sebelum terjadi kerusakan dan keputusan untuk mengganti produk.

6. Kemampuan Pelayanan (Serviceability). Kemampuan pelayanan bisa juga disebut dengan kecepatan, kompetensi, kegunaan dan kemudahan produk untuk diperbaiki. Dimensi ini menunjukkan bahwa pelanggan tidak hanya memperhatikan adanya penurunan kualitas produk, tetapi juga penjadwalan pelayanan, kenyamanan komunikasi dengan staf, frekuensi pelayanan perbaikan akan kerusakan produk, dan layanan lainnya. Kemampuan pelayanan suatu produk memiliki perbedaan standar bagi tiap orang dan kualitasnya secara subjektif oleh pelanggan.

7. Estetika (Aesthetics). Merupakan dimensi pengukuran yang paling subjektif. Estetika suatu produk terdengar oleh pelanggan. bagaimana

(31)

tampak luar suatu produk, rasanya, dan baunya. Jadi, estetika merupakan penilaian dan refleksi yang dirasakan oleh pelanggan.

8. Kualitas yang dipersepsikan (Perceived Quality). Pelanggan tidak selalu memiliki informasi yang lengkap mengenai atribut-atribut produk dan jasa. Namun, biasanya pelanggan memiliki informasi tentang produk secara tidak langsung.

5. Kualitas Pelayanan

Kualitas pelayanan harus dimulai dari kebutuhan pelanggan dan berakhir dengan kepuasan pelanggan serta persepsi positif terhadap kualitas pelayanan (Kotler & Keller) dalam Tjiptono dan Chandra (2016).

Sebagai pihak yang membeli dan mengkonsumsi, pelanggan yang menilai tingkat kualitas pelayanan sebuah perusahaan.

Kualitas Pelayanan Menurut Zeithaml et al. (1990), Kualitas pelayanan dapat didefinisikan sebagai: “The ectent of discrepancy between customers expectation or desire and their perceptions”. Dari pernyataan tersebut dikemukakan bahwa kualitas pelayanan yang diterima konsumen dinyatakan besarnya perbedaan antara harapan atau keinginan konsumen dengan tingkat persepsi mereka.

Salah satu faktor yang menentukan tingkat keberhasilan dan kualitas perusahaan adalah kemampuan perusahaan dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan. Salah satu pendekatan kualitas pelayanan yang banyak digunakan ialah model Service Quality yang dikempangkan oleh parasurman, Zeithaml, dan Berry (Dalam Fandy Tjiptono dan

(32)

Gregorius Chandra 2016) dalam serangkaian penelitian terhadap enam sektor jasa.

Jadi jika layanan yang diterima konsumen lebih dari yang diharapkan, maka layanan dapat dikatakan bermutu. Jika layanan yang diterima konsumen kurang dari yang diharapkan, maka layanan dikatakan tidak bermutu. Tetapi apabila layanan sama dengan harapan, maka layanan disebut memuaskan.

Kualitas pelayanan (service quality) dapat diukur dengan menggunakan lima dimensi yang biasa disebut dengan model Serqual.

Kelima dimensi tersebut menurut Parasurama, Zeithaml dan Berry dalam Fandy Tjiptono (2016) adalah :

a. Keandalan (Reability), berkaitan dengan kemampuan perusahaan untuk memberikan layanan yang akurat sejak pertama kali tanpa membuat kesalahan apapun dan menyampaikan jasanya sesuai dengan waktu yang disepakati.

b. Daya Tanggap (Responsiveness), berkenaan dengan kesediaan dan kemampuan para karyawan untuk membantu para pelanggan dan merespon permintaan mereka, serta menginformasikan kapan jasa akan diberikan dan kemudian memberikan jasa secara cepat.

c. Jaminan (Assurance), yakni perilaku para karyawan mampu menumbuhkan kepercayaan pelanggan terhadap perusahaan dan perusahaan bisa menciptakan rasa aman bagi para pelanggannya.

Jaminan bearti bahwa para karyawan selalu bersikap sopan dan

(33)

menguasai pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk menangani setiap pertanyaan atau masalah pelanggan.

d. Empati (Empathy), bearti bahwa perusahaan memahami masalah para pelanggannya dan bertindak demi kepentingan pelanggan, serta memberikan perhatian personal kepada para pelanggan dan memiliki jam operasi yang nyaman.

e. Bukti Fisik (Tangibles), berkenaan dengan daya tarik fasilitas fisik, perlengkapan, dan material yang digunakan perusahaan, serta penampilan karyawan.

6. Minat Beli

Minat beli adalah sesuatu diperoleh dan proses belajar dan proses pemikiran yang membentuk suati persepsi. Minat beli ini menciptakan suatu motivasi yang terus terekam dalam benaknya dan menjadi suatu keinginan yang sangat kuat yang pada akhirnya ketika seorang konsumen harus memenuhi kebutuhannya akan mengaktualisasikan apa yang ada didalam benaknya.

Minat beli merupakan bagian dari komponen perilaku dalam sikap mengkonsumsi. Menurut kinnear dan Taylor dalam Tjiptono (2003), minat beli adalah tahap kecenderungan responden untuk bertindak sebelum keputusan membeli benar-benar dilaksanakan.

Hal ini dimungkinkan oleh adanya kesesuaian dengan kepentingan individu yang bersangkutan serta memberi kesenangan, kepuasan pada dirinya. Jadi sangatlah jelas bahwa minat beli diartikan sebagai suatu sikap

(34)

menyukai yang ditunjukan dengan kecenderungan untuk selalu membeli yang disesuaikan dengan kesenangan dan kepentingan.

7. Minat Beli Ulang

Minat merupakan kemampuan yang mendorong untuk melakukan sesuatu. Minat tidak sama sama dengan motif atau dorongan. Seseorang yang mendapat dorongan belum tentu mau berbuat apabila ia tidak berminat. Tetapi sebaliknya seseorang yang mempunyai minat yang kuat untuk berbuat dan ditambah dengan dorongan-dorongan cenderung melakukan dengan senang hati. Beberapa ahli menjelaskan pengertian minat beli ulang sebagai berikut :

Minat beli ulang (repeat purchase) menurut Peter/Olsen, 2002 (dalam Adhityo,2015) adalah kegiatan pembelian yang dilakukan lebih dari satu kali atau beberapa kali. Kepuasan yang diperoleh seseorang konsumen, dapat mendorong ia melakukan pembelian ulang (repeat purchase, menjadi loyal terhadap produk tersebut sehingga konsumen dapat menceritakan hal-hal yang baik kepada orang lain.

Menurut Ferdinand (2006) minat beli dapat diidentifikasi melalui indikator-indikator sebagai berikut :

a. Minat transaksional, yaitu minat yang menggambarkan perilaku seseorang untuk membeli produk.

b. Minat refrensial, yaitu kecenderungan seseorang untuk mereferensikan produk kepada orang lain.

(35)

c. Minat preferensial, yaitu minat yang menggambarkan perilaku seseorang yang memiliki prefrensi utama pada produk tersebut.

Preferensi ini hanya dapat diganti jika terjadi sesuatu dengan produk prefrensinya.

d. Minta eksploratif, menggambarkan perilaku seseorang yang selalu mencari informasi mengenai produk yang diminatinya dan mencari informasi untuk mendukung sifat-sifat positif dari produk tersebut.

Menurut Kotler (2007), ada beberapa faktor utama yang mempengaruhi minat seseorang untuk melakukan pembelian ulang, psikologis, pribadi dan sosial. Masing-masing faktor tersebut terdiri dari unsur-unsur yang lebih kecil yang membentuk satu kesatuan tentang bagaimana manusia berperilaku dalam kehidupan ekonominya.

a. Faktor Psikologis 1. Motivasi

Seseorang mempunyai banyak kebutuhan pada waktu tertentu. Beberapa kebutuhan bersifat biogenis, yaitu muncul dari tekanan biologis seperti lapar, haus, mengantuk dan hal lain yang bersifat psikogenis, yaitu muncul dari tekanan psikologis seperti kebutuhan akan pengakuan, penghargaan, atau rasa memiliki, sebagian besar kebutuhan psikogenis tidak cukup kuat untuk memotivasi orang agar bertindak dengan segera suatu kebutuhan akan menjadi motif jika dia didorong sampai mencapai tingkat intensitas yang memadai.

(36)

2. Persepsi

Seseorang yang termotivasi siap untuk bertindak dan dipengaruhi oleh persepsinya terhadap situasi tertentu. Persepsi merupakan proses bagaimana seseorang memilih, mengorganisasikan, dan menginterpretasikan informasi untuk menciptakan gambaran dunia yang memiliki arti. Orang dapat memiliki persepsi yang berbeda atas obyek yang sama.

3. Pembelajaran

Pembelajaran meliputi perubahan dalam perilaku seseorang yang timbul dari pengalaman.

4. Keyakinan dan Sikap

Melalui bertindak dan belajar, orang mendapatkan keyakinan dan sikap. Hal ini kemudian mempengaruhi perilaku pembelian mereka.

b. Faktor Pribadi 1. Usia

Orang membeli barang dan jasa yang berbeda sepanjang hidupnya, selera orang terhadap suatu barang juga berhungan dengan usianya.

2. Pekerjaan

Suatu pemahaman atas tipe-tipe pekerjaan memberikan pandangan ke dalam kebutuhan para konsumen. Pergantian

(37)

pekerjaan menyebabkan perubahan-perubahan perilaku pembelanjaan.

3. Keadaan Ekonomi

Pilihan produk sangat dipengaruhi oleh keadaan ekonomi seseorang.

4. Gaya Hidup

Keunikan dimana suatu kelompok tertentu membedakan dirinya dari orang lain melibatkan suatu melibatkan suatu pemahaman atas pengaruh-pengaruh kelas sosia, referensi, dan kebudayaan terhadap perilaku pembelian mereka.

5. Kepribadian dan Konsep Diri

Kepribadia merupakan karakteristik psikologis yang berbeda dari seseorang yang menyebabkan tanggapan yang relatif konsisten dan bertahan lama terhadap lingkungannya.

c. Faktor Sosial

1. Kelompok Acuan

Kelompok yang berpengaruh langsung atau tidak langsung dalam pembentukan perilaku dan gaya hidup yang dipilih seseorang.

2. Keluarga

Keluarga dianggap sebagai salah satu kelompok yang paling berpengaruh dari semua kelompok acuan yang ada karena

(38)

perilaku terhadap toko dan produk dikembangkan dalam rumah tangga.

3. Peran dan Status

Seseorang berpatisipasi dalam banyak kelompok sepanjang hidupnya dalam keluarga, organisasi, dll. Posisi dan status. Peran meliputi kegiatan yang diharapkan akan dilakukan oleh seseorang B. Penelitian Terdahulu

Penelitian sebelumnya diambil dari Prilando Dewi Marieta yang berjudul

“Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Minat Beli Ulang” pada tahun 2017.

Populasi dalam penelitian ini adalah konsumen yang sedang atau pernah berkunjung ke Legend Coffee, Yogyakarta dengan sampel 100 responden.

Pengambilan sampel menggunakan teknik non probability sampling yang digunakan adalah purpisive sampling. Teknik pengumpulan data dengan pengisian kuesioner. Analisis data menggunakan teknik analisis regresi linier sederhana. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas pelayanan berpengaruh secara parsial maupun bersama-sama terhadap minat beli ulang.

C. Kerangka Pemikiran

Berdasarkan landasan teori diatas, maka dapat dibuat kerangka pemikiran sebagai berikut, variabel persepsi kualitas pelayanan berpengaruh pada variabel minat beli ulang. Terjalinnya antara perusahaan dan konsumen dengan melakukan penjualan dan pembelian sehingga konsumen ingin melakukan pembelian kembali, dapat dikatakan perusahaan berhasil

(39)

mengaplikasikan kualitas pelayanan yang diinginkan konsumen. Maka dapat disimpulkan ke dalam gambar kerangka penelitian sebagai berikut.

Gambar II.1 Kerangka konseptual

Model Pengaruh Persepsi konsumen pada Kualitas Pelayanan Terhadap Minat Beli Ulang

D. Hipotesis

Menurut Sangadji dan Sopiah (2013) persepsi merupakan wujud dari respon akibat adanya dorongan stimulus. Stimulus adalah setiap bentuk fisik, visual, atau komunikasi verbal yang dapat mempengaruhi tanggapan individu.

Persepsi setiap orang terhadap seuatu objek akan berbeda-beda. Persepsi yang dibentuk oleh seseorang dipengaruhi oleh pikiran dan lingkungan sekitar.

Jika persepsi konsumen pada kualitas pelayanan itu baik maka, konsumen akan memberikan tanggapan positif terhadap jasa yang dikonsumsinya. Dengan demikian persepsi konsumen pada kualitas pelayanan akan mengarahkan konsumen untuk ingin melakukan pembelian ulang pada produk tersebut.

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis merumuskan hipotesis sebagai berikut :

Ha: Persepsi Kualitas pelayanan (di Grisse Coffe & Resto Yogyakarta) berpengaruh positif terhadap minat beli ulang

Minat Beli Ulang (Y) Persepsi pada Kualitas

Pelayanan (X)

(40)

22 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian asosiatif. Menurut Anak Agung (2012), penelitian asosiatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih.

B. Subyek dan Obyek Penelitian 1. Subyek Penelitian

Subyek penelitian dalam penelitian ini adalah pengunjung yang menjadi responden Grissee Coffee & Resto.

2. Obyek Penelitian

a. Persepsi Kualitas Pelayanan b. Minat beli ulang

C. Waktu dan Lokasi Penelitian 1. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari 2018 2. Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di Grisse Coffe & Resto yang beralamat di Jalan Cendrawasih, Nologaten, Sleman, Yogyakarta.

(41)

D. Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini ada dua variabel yang akan diteliti, yaitu persepsi kualitas pelayanan dan minat beli ulang.

1. Identifikasi Variabel a. Variabel Independen

Variabel independen dalam penelitian ini adalah persepsi kualitas pelayanan. Berikut adalah aspek atau dimensi kualitas pelayanan yang hendak dipersepsikan :

1. Dimensi bukti fisik

Dimensi ini menyangkut fasilitas fisik yang bisa dilihat. Item dimensi dalam penelitian ini meliputi, parkir, layout kondisi meja dan kursi, bentuk penyajian menu, dan penampilan karyawan.

2. Dimensi kehandalan

Dimensi ini melihat kualitas jasa dari sisi kemampuan dalam memberikan pelayanan sesuai dengan yang dijanjikan atau diharapkan.

Item kehandalan dalam penelitian ini meliputi, mampu memberikan pelayanan sesuai yang diharapkan konsumen, memberikan menu produk sesuai yang dipesan, rasa produk sesuai harapan.

3. Dimensi daya tanggap

Dimensi ini menunjukkan kesigapan dalam menanggapi kesulitan / ketidaknyamanan / keluhan konsumen. Item daya tanggap dalam penelitian ini meliputi, karyawan memberikan tanggapan pada keluhan

(42)

konsumen atau membantu anda saat membutuhkan bantuam, karyawan menanggapi / membantu konsumen dengan cepat ketika diperlukan.

4. Dimensi jaminan

Dimensi ini menyangkut kesopanan dari pada karyawan dalam memperlukan konsumen. Item jaminan dalam penelitian ini meliputi, karyawan bersikap sopan kepada konsumen tanpa membeda-bedakan, produk yang diberikan aman untuk dikonsumsi, karyawan menjaga / tidak melecehkan privasi anda.

5. Dimensi empati

Dimensi ini menyangkut kualitas jasa dalam kemudahan melakukan hubungan, komunikasi yang baik. Item dalam penelitian ini meliputi, karyawan mampu berkomunikasi dengan baik kepada konsumen, karyawan mudah dihubungi, karyawan membantu tanpa diminta, sikap baik karyawan tidak dibuat-buat.

b. Variabel Dependen

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah minat beli ulang. Untuk menjelaskan maka diajukan indikator minat beli ulang yaitu :

1. Minat transaksional, yaitu minat yang menggambarkan perilaku seseorang untuk membeli produk.

2. Minat refrensial, yaitu kecenderungan seseorang untuk mereferensikan Grissee Coffee & Resto kepada orang lain.

(43)

3. Minat preferensial, yaitu minat yang menggambarkan perilaku seseorang yang memiliki kecenderungan tertarik dan ingin datang ke Grisse Coffe & Resto daripada tempat lain.

2. Definisi Variabel

a. Persepsi Kualitas Pelayanan

Menurut G Hendra Poerwanto dalam webside

nhppts://sites.google.com/site/kelolakualitas/Dimensi-Kualitas-Produk kualitas adalah sesuatu atau apapun yang dibutuhkan dan diinginkan oleh konsumen atau tentang kesesuaian terhadap spesifikasi.

b. Minat Beli Ulang

Menurut Heller (dalam Lestari, 2017) minat beli ulang merupakan keputusan konsumen untuk melakukan pembelian kembali suatu produk atau jasa berdasarkan apa yang telah diperoleh dari perusahaan yang sama, melakukan pengeluarkan untuk memperoleh barang dan ada kecenderungan dilakukan secara berkala.

3. Pengukuran Variabel

Skala pengukuran merupakan kesepakatan yang digunakan sebagian acuan untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur, sehingga alat ukur tersebut bila digunakan dalam pengukuran akan menghasilkan data kuantitatif Sugiono,2004) dalam (Anak Agung,2012) Skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah Skala Likert. Menurut Anak Agung (2012) untuk mengukur sikap, pendapat, persepsi seseorang, atau kelompok orang tentang fenomena sosial.

(44)

Tabel III. 1 Skala Likert

Kode Keterangan Skor

SS Sangat Setuju 5

S Setuju 4

N Netral 3

TS Tidak Setuju 2

STS Sangat Tidak Setuju 1

Untuk variabel persepsi kualitas pelayanan, semakin tinggi skor persepsi maka dapat diartikan sangat positif atau sangat bagus, apabila sebaliknya jika semakin rendah skor persepsi maka dapat diartikan semakin negatif atau buruk. Kategori skornya dapat dikelompokkan sebagai berikut :

Tabel III. 2

Kategori skor yang dikelompokkan

Rentang skor Penjelasan

1,00 – 1,79 Persepsi konsumen pada kualitas pelayanan sangat negatif atau sangat buruk

1,80 – 2,59 Persepsi konsumen pada kualitas pelayanan negatif atau buruk

2,60 – 3,39 Persepsi konsumen pada kualitas pelayanan netral (tidak baik dan tidak buruk)

3,40 – 4,19 Persepsi konsumen pada kualitas pelayanan positif atau baik

4,20 – 5,00 Persepsi konsumen kualitas pelayanan sangat positif atau sangat baik

Untuk variabel minat beli ulang, semakin tinggi skor minat beli ulang maka dapat diartikan minat beli ulang konsumen semakin tinggi, apabila sebaliknya skor semakin rendah maka dapat diartikan minat beli ulang konsumen rendah.

(45)

Tabel III. 3

Kategori skor yang dikelompokkan

Rentang skor Penjelasan

1,00 – 1,79 Minat beli ulang konsumen sangat rendah 1,80 – 2,59 Minat beli ulang konsumen rendah

2,60 – 3,39 Minat beli ulang konsumen netral (tidak tinggi dan tidak rendah)

3,40 – 4,19 Minat beli ulang konsumen tinggi 4,20 – 5,00 Minat beli konsumen sangat tinggi

E. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pelanggan yang berkunjung di Grisse Coffee & Resto dan baru pertama kali melakukan pembelian pada bulan Januari 2018.

2. Sampel

Sampel menurut (Anak Agung, 2012) adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian konsumen yang baru pertama kali melakukan pembelian di Grisse Coffee & Resto. Dengan pertimbangan, dalam penelitian ini jumlah sampel sebanyak 40 responden dikarenakan jumlah sampel yang cukup untuk mewakili populasi.

F. Teknik Pengambilan Sampel

Penelitian ini menggunakan metode non probability sampling yang menurut (Anak Agung, 2012) adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberikan peluang / kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel, dengan menggunakan Sampling

(46)

aksidental yang dimana siapa saja yang secara kebetulan bertemu, ketika kebetulan cocok dapat digunakan sebagai narasumber dalam hal ini konsumen yang sedang pembelian di Grisse Coffee & Resto dan

G. Sumber Data

Sumber data yang digunakan adalah data primer dan sekunder (Anak Agung, 2012) yang diperoleh atau dikumpulan oleh peneliti atau lembaga tertentu langsung dari sumbernya.

1. Data primer

Data primer adalah data yang didapat langsung oleh penelitian yang diambil dilokasi penelitian, berdasarkan jawaban konsumen atas persepsi konsumen pada kualitas pelayanan dan minat beli ulang dari pertanyaan kuesioner.

2. Data sekunder

Data sekunder adalah data yang didapat dari Grisse Coffe & Resto yang berupa gambaran tentang tempat tersebut.

H. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data menggunakan kuesioner (komunikasi tertulis) melalui penyebaran beberapa pernyataan tertulis dan diedarkan kepada responden yang dalam penelitian ini adalah konsumen di Grissee Coffee & Resto yang sedang berkunjung tapi baru pertama kali berkunjung. Isi kuesioner yang penulis buat berupa :

(47)

a. Identitas responden.

b. Pernyataan tentang persepsi konsumen pada kualitas pelayanan di Grissee Coffee & Resto.

c. Pernyataan tentang minat beli ulang.

I. Teknik Pengujian Instrumen

Teknik pengujian instrumen bertujuan untuk menguji instrumen penelitian melalui tes validitas dan tes realibilitas.

1. Menguji Validitas

Uji Validitas dalam Anak Agung (2012) adalah sebuah instrumen apabila butir-butir yang membentuk instrumen tersebut tidak menyimpang dari fungsi instrumen.Validitas butir dilakukan dengan didahului oleh sebuah ansumsi bahwa sebuah instrumen dikatakan valid, bila setiap butir yang membentuk instument tersebut sudah valid. Uji validitas menggunakan rumus product moment dengan menggunakan rumus sebagai berikut (Dr.Ratlan dan Reinhard, 2014 :31)

𝑟

𝑋𝑌

=

N ∑ XY−(∑ X)(∑ Y)

√{𝑁 ∑ 𝑋2+(∑ 𝑋)2 {𝑁 ∑ 𝑌2 –(∑ 𝑌)2 }

Dimana :

rXY :Koefisien korelasi Product Moment r hitung ƩX :Jumlah skor variabel

ƩY :Jumlah skor total N :Jumlah responden

Untuk menentukan apakah instrumen tersebut valid atau tidak, digunakan ketentuan sebagai berikut :

(48)

a. Jika r hitung > r tabel dengan taraf keyakinan 95% maka pernyataan tersebut dinyatakan valid.

b. Jika r hitung ≤ r tabel dengan taraf keyakinan 95% maka pernyataan tersebut dinyatakan tidak valid.

2. Menguji Reliabilitas

Uji reliabilitas adalah tingkat ketepatan, ketelitian atau keakuratan sebuah instrumen (Anak Agung, 2012). Reliabilitas digunakan untuk menguji konsistensi instrumen penelitian saat dilakukan pengujian secara berulang. Dalam menghitung reliabilitas, peneliti menggunakan rumus Cronbach’s Alpha. Rumus ini digunakan untuk mencari nilai Cronbach’s Alpha yang skornya antara 1 dan 0. Instrumen penelitian akan dianggap reliabel jika memiliki koefisien alpha > 0,60. Dengan alat bantu SPSS.

J. Teknik Analisis Data 1. Analisis Deskriptif

Teknik analisis deskriptif digunakan untuk menganalisis secara deskriptif variabel penelitian yang digunakan. Teknik analisis deskriptif dibagi menjadi dua tahap yaitu :

a. Analisis Deskriptif Responden

Dalam penelitian ini adalah semua konsumen yang sedang berada di Grisse Coffe & Resto yang sedang / berkunjung kemudian diambil sebagian sampel. Hasil sampel dapat dideskripsikan sebagai berikut :

(49)

1) Responden berdasarkan umur

2) Responden bedasarkan jenis kelamin 3) Responden bedasarkan status/pekerjaan b. Analisis Deskriptif Variabel

Analisis variabel digunakan untuk mendapatkan gambaran tentang variabel mean, modus, dan median. Dengan menggunakan prosedur sebagai berikut :

1) Menghitung nilai mean, modus, dan median untuk setiap variabel/obyek/item.

2) Nilai tertinggi adalah 5 dari bobot nilai terendah adalah 1, sehingga interval dapat dihitung sebagai berikut :

𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 − 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠 𝑚𝑖𝑛𝑖𝑚𝑢𝑚 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠 𝑖𝑛𝑡𝑒𝑟𝑣𝑎𝑙

Interval = 5−15 = 0,8 2. Analisis Regresi Linier Sederhana

Analisis regresi linier sederhana dilakukan dengan prosedur sebagai berikut :

a. Uji Asumsi Klasik 1) Menguji Normalitas

Pada penelitian ini uji normalitas dilakukan bertujuan untuk mengetahui normal atau tidaknya suatu distribusi data. Pada uji normalitas ini, pengujian dilakukan pada variabel kualitas pelayanan (X) dan minat beli ulang (Y). Penelitian ini menggunakan Kolmogrov-Smirnov untuk melihat apakah data

(50)

berdistribusi normal atau tidak. Suatu data berdistribusi normal adalah jika signifikan lebih dari 0,05 (sig > 0,05).

2) Menguji Linearitas

Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah variabel bebas dan terikat dalam penelitian ini memiliki hubungan yang linier.

Dikatakan linier jika kenaikan skor variabel bebas diikuti kenaikan skor variabel terikat. Uji linearitas ini dilakukan dengan menggunakan garis regresi dengan taraf signifikasi 0,05

b. Persamaan Regresi Linier Sederhana

Dalam Anak Agung (2012), hubungan yang bersifat kausal yaitu hubungan sebab akibat, variabel penelitiannya meliputi variabel independen / variabel bebas (variabel yang bersifat mempengaruhinya) dan variabel dependen / variabel terikat (variabel yang dipengaruhi).

Model regresi linier sederhana dirumuskan : Y = a + b X Dimana :

Y = minat beli ulang (variabel terikat)

X = persepsi kualitas pelayanan (variabel bebas)

Jika sudah ditetapkan a dan b maka selanjutnya nilai tersebut dimasukkan ke dalam persamaan regresi sederhana untuk mengetahui perubahan yang terjadi pada variabel Y berdasarkan nilai variabel X yang diketahui.

(51)

a = harga Y bila X= 0 (konstanta) b = koefisien regresi

angka arah koefisien regresi yang menunjukkan angka peningkatan ataupun variabel yang di dasarkan pada variabel independen. Bila b (+) maka naik, bila b (-) maka terjadi penurunan.

3. Melakukan Uji T

Uji T tersebut dapat terlihat arti dari pengujian yang dilakukan, untuk mengetahui pengaruh secara signifikan antara variabel bebas terhadap variabel terikat. Pada penelitian ini digunakan uji satu pihak kanan dengan tingkat kepercayaan sebesar 0,05 yang berarti variabel bebas mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel terikat (Ratlan dan Renhard Manurung, 2012)

Adapaun langkah dalam uji T yaitu : a. Merumuskan hipotesis

H0 : β ≤ 0, persepsi konsumen pada kualitas pelayanan di Grissee Coffee

& Resto tidak berpengaruh positif terhadap minat beli ulang.

Ha : β > 0, persepsi konsumen pada kualitas pelayanan di Grissee Coffee & Resto berpengaruh positif terhadap minat beli ulang.

b. Menentukan level of significance (α)

Dalam penelitian ini level of significance atau tingkat signifikannya sebesar 0,05 (5%) dengan ketentuan (df) = n-k dan n merupakan jumlah sampel penelitian., k merupakan jumlah variabel independen.

(52)

c. Menentukan nilai thitung dan ttabel

thitung diperoleh dari output SPSS dan ttabel dicari pada tabel statistik pada signifikansi 0,05

d. Kriteria penerimaan dan penolakan hipotesis thitung ≤ ttabel = Ha ditolak

thitung > ttabel = Ha diterima e. Membuat kesimpulan

Jika Ha diterima bearti persepi konsumen pada kualitas pelayanan berpengaruh positif pada minat beli ulang begitu pula sebaliknya jika Ha ditolak maka persepsi konsumen pada kualitas pelayanan tidak berpengaruh positif terhadap minat beli ulang.

(53)

35 BAB IV

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Profil Grissee Coffee & Resto

Grissee Coffee & Resto berdiri pada tanggal 08 April 2007. Awalnya yang berletak di Jalan Perumnas, Depok, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Kemudian dikarenakan kontrak bangunan yang sudah habis, maka pada awal tahun 2017 Grissee memilih untuk mencari lokasi yang baru yang berada di Jalan Cendrawasih, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di tempat yang baru ini memiliki area yang cukup luas dibandingkan dengan tempat yang lama dan bagi para konsumen yang ingin datang. Di tempat tersebut juga memiliki area parkir yang cukup luas sehingga para konsumen dengan leluasa memarkirkan kendaraan. Grissee Coffee & Resto menata layout meja dan kursi dengan rapi, sehingga konsumen merasa nyaman ketika datang ke tempat tersebut.

Grissee Coffee & Resto menyediakan wifi untuk dapat dinikmati oleh para konsumen melalui cara wifi user yaitu membeli kupon internet dengan biaya Rp.5000 per 3 jam pemakaian.

Grissee Coffee juga menawarkan acara live musik yang ditampilkan setiap hari jumat dari jam 20:00 sampai 22:00. Dan hal menarik lainnya Grissee Coffee & Resto memiliki acara rutin seperti pertemuan komunitas dan nonton bareng bagi pecinta sepakbola. Hal ini dapat menjadikan Grissee Coffee &

Resto buka dari jam 15:00 sampai 07:00

(54)

B. Lambang Perusahaan

Gambar IV.1 Lambang Perusahaan

C. Produk 1. Snack

 Pancake Durian Spesial 10K

 Sup Duiran 10K

 Kentang Ori 10K

 Kentang BBQ 10K

 Kentanng Keju 10K

 Kentang Keju Spesial 15K

 Kentang Mix 11K

 Cumi Crispy 9K

 Tahu/tempe Cocol 7K

 Banana Split Spesial 11K

 Pisang Bakar Coklat 8K

 Pisang Bakar Keju 9K

 Pisang Bakar Coklat Keju 10K

 Roti Bakar Blueberry 7K

(55)

 Roti Bakar Stawberry 7K

 Roti Bakar Peanut 7K

 Roti Bakar Coklat 7K

 Roti Bakar Keju 8K

 Roti Bakar Coklat Keju 9K

 Tela-tela 8K

 Tela-tela BBQ 9K

 Tela-tela BLD 9K

 Tela-tela Keju 9K

 Tela-tela Mix 9K

 Otak-otak Kremes 9K

2. Food

 Fuyung Hai 11K

 Ayam Goreng 8K

 Capcay Cah Ayam 11K

 Kwetiau Ayam 10K

 Rica-rica Ayam 11K

 Ayam Fillet Crispy 10K

 Ayam Kremes 10K

 Ayam Asam Manis 11K

 Ayam Saos Padang 11K

 Ayam Lada Hitam 11K

 Ayam Teriyaki 11K

 Spagety Bolognaise 11K

 Udang Crispy 13K

 Udang Saos Padang 13K

 Udang Asam Manis 13K

 Mie Goreng/Rebus Ayam Spesial 11K

 Nasi Goreng Biasa 11K

 Nasi Goreng Grissee 14K

(56)

 Nasi Goreng Spesial 14K

 Nasi Goreng Udang 15K

 Magelangan 12K

 Tempe Mendoan 5K

 Tahu Crispy 4K

 Nasi Putih 3K

 Telur Dadar 4K

 Telur Mata Sapi 4K

 Ca Kangkung Ayam 8K

 Oseng-oseng Tempe 8K

 Indomie Goreng/Rebus Telur 8K

 Indomie Goreng/Rebus 7K

3. Drink

 Kopi Cangkir 5K

 Kopi Cangkir Susu 6.5K

 Kopi Tanggung 7K

 Kopi Tanggung Susu 8.5K

 Kopi Jahe 6K

 Kopi Susu Jahe 8.5K

 Kopi Grissee Hot/Ice 9K/10K

 Kopi Klotok Cangkir 6K

 Kopi Klotok Tanggung 7.5K

 Kopi Cangkir Susu Klotok 7.5K

 Ice Kopi Hitam 7K

 Cappucino Hot/Ice 8K/9K

 Cappucino Float 10K

 Coklat Hot Grissee 13K

 Coklat Ice Grissee 13K

 Coklat Couple 14K

 Coklat Float 15K

(57)

 Susu Coklat Hot/Ice 7K/8K

 Susu Putih Hot/Ice 7K/8K

 Teh Jahe Hot 6K

 Wedang Jahe 5K

 Wedang Jahe Sereh 6K

 Teh Susu Hot/Ice 7K/8K

 Teh Tarik Hot/Ice 7K/8K

 Lemon Tea Hot/Ice 5K/6K

 Jeruk Nipis Hot/Ice 5K/6K

 Jeruk Buah Hot/Ice 4K/5K

 Tea Hot/Ice 3K/4K

 Carrica Ice 9K

 Lidah Buaya Ice 9K

D. Struktur Organisasi Perusahaan

Gambar IV.2

Struktur Organisasi Grissee Coffee & Resto

Manajer (Trisnawan Jatiasmoro)

Produksi Keuangan

(jadi satu) (

Pelayanan Konsumen

Kasir

Waitress Cleaning Service Juru Masak

(58)

40 BAB V

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan kuesioner yang diberikan kepada 40 respoden untuk menguji validitas dan reliabilitas. Kriteria responden adalah konsumen yang baru pertama kali ke Grissee Coffee & Resto. Kuesioner diisi oleh responden dengan memberikan tanda silang (X) pada pernyataan yang telah penulis susun. Setiap butiran pernyataan dicantumkan 5 pilihan yaitu “SS”

sangat setuju, “S” setuju. “N” netral, “TS” tidak setuju. Dan “STS” sangat tidak setuju. Respomdem hanya diperbolehkan memilih satu jawaban untuk setiap butir pernyataan yang diberikan.

A. Hasil Pengujian Instrumen 1. Hasil Uji Validitas

Uji validitas dilakukan dengan menggunakan korelasi product moment. Hasil dalam uji validitas ini dikatakan valid apabila nilai r hitung lebih besar dari r tabel. Untuk mengetahui r tabel bisa dilakukan dengan menggunakan rumus r tabel (a, n-2) dari tabel product moment. Pada uji validitas ini diketahui bahwa n adalah 40, dan a=5% maka r tabel (5%, 40-2)= 0,320 ,. Berikut adalah hasil uji validitas yang penulis dapatkan :

(59)

Tabel V.1

Hasil Uji Validitas Persepsi Konsumen pada Kualitas Pelayanan

Variabel Item Butir

Pernyataan

r hitung r tabel Keterangan

Persepsi Konsumen pada Kualitas pelayanan

Bukti Fisik 1 0,407 0,320 Valid

2 -0,027 0,320 Tidak Valid

3 0,475 0,320 Valid

4 0,431 0,320 Valid

Keandalan 5 0,614 0,320 Valid

6 0,531 0,320 Valid

7 0,068 0,320 Tidak Valid Daya

Tanggap

8 0,404 0,320 Valid

9 0,520 0,320 Valid

Jaminan 10 0,739 0,320 Valid

11 0,692 0,320 Valid

12 0,534 0,320 Valid

Empati 13 0,708 0,320 Valid

14 0,579 0,320 Valid

15 0,301 0,320 Tidak Valid

16 0.616 0,320 Valid

Sumber : Data Primer yang diolah, Januari 2018

Berdasarkan uji validitas tahap pertama. Dapat dilihat pada tabel V.1, bahwa 3 pernyataan dari 16 pernyataan dari persepsi konsumen pada kualitas pelayanan yang dinyatakan tidak valid, karena rhitung lebih kecil dari pada rtabel (0,320).

Gambar

Gambar II.1  Kerangka Konseptual ...................................................................
Gambar IV.1  Lambang Perusahaan
Gambar IV.2
Tabel V.4  Hasil Uji Reliabilitas
+7

Referensi

Dokumen terkait

Adapun tujuan dari penelitian ini, anatara lain: (1) Mendeskripsikan bentuk konflik batin tokoh utama 方世杰 Fāng Shì Jié dalam Film Kungfu Dunk « 功夫 灌蓝 » karya 朱延平

sesuai dengan pernyataan G.D.H Paramesthi (2010:4) tagline adalah kalimat singkat sebagai penutup teks inti yang menyimpulkan secara singkat tujuan komunikasi suatu

Likuiditas pada umumnya sebagai kepemilikan sumber dana yang memadai dan memenuhi seluruh kebutuhan kewajiban yang akan jatuh tempo. Atau dengan kata lain

Usecase berikutnya adalah monitoring server , usecase ini digunakan untuk melihat semua file server yang dimiliki, dalam use case ini memiliki fungsi untuk melakukan

Hasil penelitian menunjukan bahwa hasil analisis data yang diperoleh selama pelaksanaan tindakan siklus I dan siklus II dengan menerapkan pembelajaran dengan penggunaan

3) Penyalahgunaan kewenangan dalam arti menyalahgunakan prosedur yang seharusnya dipergunakan untuk mencapai tujuan tertentu, tetapi telah menggunakan prosedur lain

Dan diatur secara jelas dalam dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2005 mengenai jaminan hak-hak sipil dan politik, dimana poin-poin hak yang harus dilindungi oleh Negara

[r]