• Tidak ada hasil yang ditemukan

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Riau Kampus Binawidya, Pekanbaru, 28293, Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Riau Kampus Binawidya, Pekanbaru, 28293, Indonesia"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Repository FMIPA 1 AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL 30% KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) SEBELUM DAN SESUDAH PROSES

PENGERINGAN DALAM OVEN 60OC

Lidya Purnama Simbolon1, Titania Tjandrawati Nugroho2, Hilwan Yuda Teruna2 1Mahasiswa Program S1 Kimia FMIPA-Universitas Riau

2Dosen Jurusan Kimia FMIPA-Universitas Riau

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Riau Kampus Binawidya, Pekanbaru, 28293, Indonesia

lidyapurnama55@yahoo.com

ABSTRACT

Ethanol extracts of mangosteen fruit rind contain high antioxidant activity that is heat labile. Drying of ethanol extracts containing antioxidant activity ideally is carried out at low temperatures using a vacuum freeze dryer. In the absence of a vacuum freeze dryer other methods must be used, such as oven drying but at temperatures with minimal loss of the antioxidant activity. To evaluate the effects of the drying process, the antioxidant activities of mangosteen fruit rind 30% ethanol extracts before and after oven drying at 60oC was compared to each other. Dried powdered mangosteen fruit rind was incubated in 30% ethanol for 8 days at 40ºC and 100 rpm in a shaking incubator. After incubation, the mixture was filtered to separate the ethanol extract from the remaining solids. The ethanol solvent from the filtered extract was evaporated by rotary vacuum evaporation at 50oC, and the semi-dried residue was further oven dried at 60oC to constant weight. The antioxidant activity of the semi-dried extract residue and oven dried extract was analyzed using the 2,2 diphenyl-1-picrylhydrazyl (DPPH) method. The results showed that the IC50 value of the antioxidant activity from mangosteen fruit rind 30% ethanol extract before the drying process was (42.78±1.54) µg/mL, and after the drying process was (21.30±2.29) µg/mL. Unpaired student t analysis to compare the average IC50 values of the 30% extracts before and after drying showed that there was a significant increase (p<0,05) in the antioxidant activity after the 60oC oven drying process.

Keywords : Mangosteen fruit rind, antioxidant activity, 2,2 diphenyl-1-picrylhydrazyl method

ABSTRAK

Ekstrak etanol kulit buah manggis memiliki aktivitas antioksidan yang tinggi tetapi sensitif terhadap panas. Pengeringan ekstrak etanol yang mengandung aktivitas antioksidan secara ideal dilakukan menggunakan alat pengering beku vakum (vacuum freeze dryer). Dalam kondisi tak tersedianya alat tersebut, perlu diupayakan cara pengeringan lain, semisal pengeringan oven pada suhu dengan kehilangan aktivitas antioksidan seminimal mungkin. Untuk mengevaluasi efek proses pengeringan yang digunakan, aktivitas antioksidan ekstrak etanol 30% kulit manggis sebelum dan setelah proses pengeringan oven bersuhu 60oC dibandingkan satu dengan lainnya. Proses

(2)

Repository FMIPA 2

ekstraksi dilakukan dengan menginkubasi bubuk kering kulit manggis dalam 30% etanol selama 8 hari pada suhu 40ºC dengan kecepatan pengocokan 100 rpm. Setelah inkubasi, filtrat ekstrak dipisahkan dari padatan tersisa dengan penyaringan kertas saring. Etanol dari filtrat diuapkan secara vakum pada suhu 50oC menggunakan alat rotary vacuum evaporator. Residu basah ekstrak etanol 30% yang diperoleh dilanjutkan pengeringannya menggunakan oven bersuhu 60oC. Aktivitas antioksidan ekstrak etanol sebelum dan setelah pengeringan oven ditentukan dengan metode 2,2 diphenyl-1-picrylhydrazyl (DPPH). Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas antioksidan IC50 ekstrak etanol 30% kulit manggis sebelum proses pengeringan adalah (42,78±1,54) µg/mL, dan setelah pengeringan adalah (21,30±2,29) µg/mL. Analisis student t dari data rata-rata IC50 ektrak etanol 30% kulit buah manggis sebelum dan sesudah pengeringan menunjukkan bahwa ada peningkatan aktivitas antioksidan yang signifikan (p<0,05) sesudah pengeringan oven 60oC .

Kata kunci : Kulit buah manggis, aktivitas antioksidan, metode 2,2 diphenyl-1-picrylhydrazyl

PENDAHULUAN

Kulit buah manggis kaya akan senyawa polifenol, di antaranya xanthone, α-mangostin dan senyawa-senyawa fenolik seperti antosianin, tanin dan flavonoid yang merupakan senyawa antioksidan (Sutono, 2013). Umumnya senyawa-senyawa ini tidak tahan terhadap suhu tinggi karena dapat menyebabkan degradasi senyawa-senyawa tersebut sehingga menurunkan aktivitas antioksidannya.

Metode pengeringan yang biasa digunakan untuk sampel ekstrak etanol yang mengandung senyawa-senyawa antioksidan yang tidak tahan panas seperti yang terdapat dalam kulit buah manggis ialah metode vacuum freeze drying. Metode ini biasa digunakan karena memiliki beberapa keunggulan yakni, dapat mempertahankan stabilitas produk, dapat mempertahankan stabilitas struktur bahan dan dapat meningkatkan daya rehidrasi (Suryadi, 2013). Pada prosesnya, mulanya sampel akan dibekukan dan air dihilangkan dengan proses sublimasi atau

penguapan pada kondisi vakum. Pada kondisi vakum tersebut, titik didih etanol akan menurun menjadi di bawah 50C. Namun alat ini sering kali tak tersedia di laboratorium-laboatorium yang ada di Indonesia ataupun di industri Usaha Kecil Menengah (UKM). Dalam kondisi tak tersedianya alat vacuum freeze dryer (pengering vakum beku), perlu diupayakan metode pengeringan lain semisal menggunakan oven, tetapi pada suhu yang meminimalkan kehilangan aktivitas antioksidan.

Metode pengeringan dengan menggunakan oven memiliki kelebihan antara lain suhu lebih stabil dibandingkan dengan pengeringan di bawah sinar matahari, mudah dilakukan dan lebih murah dibandingkan dengan metode pengeringan vakum beku (Chan dkk., 1997). Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi daya antioksidan ekstrak etanol 30% kulit buah manggis sebelum dan sesudah proses pengeringan oven pada suhu 60oC.

(3)

Repository FMIPA 3 METODE PENELITIAN

a. Persiapan Sampel

Buah manggis yang diperoleh dari pasar tradisional dipisahkan bagian daging buah dan kulitnya. Kulit buah manggis dibersihkan, lalu diiris tipis-tipis kemudian dikeringkan dengan menggunakan oven pada suhu 500C selama 3 hari untuk mengurangi kadar air yang terdapat dalam kulit buah manggis. Kulit buah manggis kering tersebut dihaluskan dengan menggunakan blender hingga menjadi serbuk kemudian diayak dengan ayakan ASTM 200 mesh.

b. Ekstraksi

Ekstraksi senyawa antioksidan dilakukan dengan metode maserasi. Sebanyak 2,5 gram bubuk kulit buah manggis dimasukkan ke dalam 25 mL pelarut buffer-etanol 30%. Proses ekstraksi dilakukan selama 8 hari pada suhu 400C dengan kecepatan 100 rpm di rotary shaker. Setelah 8 hari masa inkubasi, campuran disaring dengan kertas saring dan supernatan dikumpul. Supernatan dievaporasi menggunakan alat vacuum rotary evaporator pada suhu 500C hingga didapat ekstrak kulit manggis. Ekstrak yang dihasilkan kemudian dipanaskan di dalam waterbath pada suhu 50oC hingga larutan ekstrak berubah menjadi karamel. Sebagian ekstrak yang didapat disimpan pada ruang yang kedap udara dan terlindung dari cahaya dan sebagian lain dilanjutkan pengeringannya dalam oven 600C dan ditimbang setiap 30 menit hingga beratnya konstan. Semua perlakuan diulang tiga kali.

c. Uji Aktivitas Antioksidan Metode 2,2-Diphenyl-1-picrylhidrazyl (DPPH)

Aktivitas antioksidan ekstrak kulit buah manggis ditentukan dengan metode DPPH menggunakan microplate reader (Pothitirat, 2010). Sebanyak 2 mg sampel dilarutkan dalam 2 mL metanol sehingga diperoleh larutan dengan konsentrasi 1000 ppm, kemudian diencerkan menjadi 100 ppm. Larutan DPPH 1000 ppm dipersiapkan dengan cara melarutkan 2 mg dalam 2 mL etanol, kemudian diencerkan menjadi 80 ppm. Microplate terdiri dari 8 baris (A-H) dan 12 kolom (1-12), sehingga jumlah sumur pada microplate seluruhnya 96 sumur. Sebanyak 100 µL larutan sampel 100 ppm dimasukkan ke dalam plate baris A. Sedangkan pada plate B-F dimasukkan pelarut sebanyak 50 µL. Dipipet sebanyak 50 µL dari baris A dan dimasukkan ke baris B. Baris B dipipet sebanyak 50 µL dan dimasukkan ke baris C, demikian selanjutnya sampai baris G (sebagai kontrol) dan H (sebagai blanko) diisi dengan etanol sebanyak 50 µL. Kemudian ditambahkan larutan DPPH 80 ppm sebanyak 50 µL dimulai dari baris A sampai dengan baris G. Kemudian diinkubasi selama 30 menit, selanjutnya di analisis dengan microplate reader spectrophotometer pada panjang gelombang 520 nm dan datanya diolah. Semua perlakuan diulang tiga kali.

d. Analisis Data

Nilai rerata IC50 dari masing-masing perlakuan diuji ANOVA, dan dibandingkan menggunakan uji student t tak berpasangan.

(4)

Repository FMIPA 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Aktivitas antioksidan merupakan ukuran kemampuan suatu zat dalam mencegah, menghambat, atau memutuskan rantai reaksi oksidasi yang diakibatkan oleh radikal bebas. Ativitas antioksidan pada ekstrak etanol 30% kulit buah manggis dengan dua perlakuan yang berbeda yaitu, sebelum dan sesudah proses pengeringan dalam oven 600C diukur dengan metode 2,2-Diphenyl-1-picrylhidrazyl (DPPH). Ekstrak etanol 30% kulit buah manggis mampu menangkap radikal DPPH. Radikal DPPH merupakan senyawa radikal berwarna ungu dengan satu atom yang tidak berpasangan. Senyawa ini memiliki serapan pada panjang gelombang 520 nm. Radikal DPPH distabilkan dengan adanya donor satu atom H dari antioksidan atau donor elektron. Ketika adikal DPPH direduksi oleh antioksidan maka warna DPPHH yang telah stabil akan berubah menjadi kuning dan menurunkan absorbansi larutan uji. Persentase aktivitas antioksidan untuk sampel ekstrak kulit buah manggis dengan metode DPPH menggunakan microplate reader disajikan pada Gambar 1 dan Tabel 1. Hasil penentuan aktivitas dengan metode ini dinyatakan sebagai IC50. Nilai IC50 dapat diartikan bahwa semakin rendah nilai IC50 antioksidan maka semakin tinggi aktivitas antioksidannya. Hal tersebut disebabkan karena dengan penggunaan konsentrasi yang semakin rendah sudah dapat menghambat DPPH sebesar 50%. Nilai IC50 hasil penelitian ini meningkat

dengan proses pengeringan

menggunakan oven.

Analisis student t menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan

antara aktivitas antioksidan ekstrak kulit buah manggis menggunakan oven dengan tanpa oven (p<0,05). Berdasarkan nilai IC50, ekstrak sesudah pengeringan lebih rendah secara nyata (p<0,05) dibandingkan ekstrak sebelum pengeringan. Artinya aktivitas antioksidan terukur pada ekstrak kering secara nyata (p<0,05) lebih tinggi dari pada sebelum pengeringan oven 60oC. Hal ini antara lain dapat disebabkan ketika ekstrak basah, pada berat ekstrak yang sama, terdapat molekul air yang berkontribusi terhadap berat, sehingga jumlah riil berat padatan kulit manggis yang tertimbang lebih rendah dibanding ketika ekstrak telah kering sempurna. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa proses pengeringan dengan oven 60oC tidak menyebabkan kehilangan aktivitas antioksidan yang terdeteksi, serta menyebabkan penentuan aktivitas antioksidan menjadi lebih akurat.

Suhu 60oC pada saat pengeringan menggunakan oven dipilih karena pada umumnya senyawa-senyawa polifenol, di antaranya xanthone, α-mangostin dan senyawa-senyawa fenolik seperti antosianin, tanin dan flavonoid merupakan senyawa antioksidan yang tidak tahan terhadap suhu tinggi. Suhu tinggi dapat menyebabkan degradasi senyawa-senyawa antioksidan tersebut sehingga menurunkan aktivitas antioksidannya. Pengeringan pada suhu 60oC dalam oven ternyata tidak merusak senyawa antioksidan yang terkandung dalam kulit manggis, sehingga dapat menjadi alternatif pengeringan ekstrak etanol senyawa antioksidan pada kondisi tak adanya alat pengering vakum beku, maupun alat spray dryer. Alat pengering vakum beku, maupun alat spray dryer banyak

(5)

Repository FMIPA 5

digunakan dalam industri makanan dan obat besar yang padat modal, dan berharga relatif mahal. Meskipun sederhana, penelitian ini dapat membantu pelaku Usaha Kecil Menengah (UKM) dalam memilih alat produksi ektrak etanol kulit buah manggis sebagai suplemen herbal yang terjangkau dan ekonomis.

KESIMPULAN

Terdapat peningkatan signifikan (p<0,05) aktivitas antioksidan ekstrak etanol 30% kulit buah manggis setelah pengeringan oven 60oC bila dibandingkan sebelum pengeringan. Nilai IC50 ekstrak etanol 30% kulit buah manggis dengan proses pengeringan menggunakan oven 60oC adalah (21,30±2,29) µg/mL ekstrak.

Gambar 1. Diagram rerata aktivitas antioksidan ekstrak kulit buah manggis

Tabel 1. Rata-rata aktivitas antioksidan ekstrak kulit manggis Perlakuan Rata-rata aktivitas

antioksidan IC50 (µg/mL ekstrak)*)

Analisis student t

Kesimpulan

Sebelum pengeringan (42,78±1,54) t hitung > t tabel(p=0,05) 13,433 > 2,776 Ada perbedaan signifikan pada p<0,05 Sesudah pengeringan (21,30±2,29)

*) Rata-rata dari tiga kali pengulangan

0 5 10 15 20 25 30 35 40 45

sebelum pengeringan sesudah pengeringan

R at a-ra ta a k ti v it as a n ti o k si d an I C50 (µ g /m L e k st ra k ) Perlakuan 42,8±1,5 21,3±2,3

(6)

Repository FMIPA 6 UCAPAN TERIMA KASIH

Penelitian ini didanai dengan Skema Hibah Bersaing Direktorat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Kementrian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi a.n. Prof. Dr. Titania T. Nugroho, kontrak nomor 615/UN.19.5.1.3/LT/2015, sesuai dengan DIPA Universitas Riau No. DIPA-023.04.1.673453/2015.

DAFTAR PUSTAKA

Chan, J. C., Cheung, P. C. K. & Ang, P. O. 1997. Comparative studies on the effect of tthree drying method on nutritional composition of saeweed Sargassum hemiphyllum (Turn). Journal of Agriculture and Food Chemistry. 45: 3056-3059. Pothitirat, W., Chomnawang, M. T.,

Supabphol, R. 2010. Free Radical Scavenging and Anti-acne Activities of Mangosteen Fruit Rind Extracts Prepared by Different Extraction Methods. Pharmaceutical Biology; 48(2): 182-186 .

Suryadi, J. 2013. Daya Antioksidan Ekstrak Etanol Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L.) Pengeringan Matahari lansung dan Freeze Drying.

Jurnal Ilmiah Mahasiswa

Universitas Surabaya. 2(1): 1-19.

Sutono, T. 2013. Efficacy of Garcinia mangostana L. (mangosteen

rind extract) to Reduce Acne Severity. Med J. Indonesia. 22(3): 167-172.

Gambar

Gambar 1. Diagram rerata aktivitas antioksidan ekstrak kulit buah manggis

Referensi

Dokumen terkait

Hasil dari penelitian ini menunjukan aspek yang memiliki tingkat keberlanjutan sangat baik meliputi aspek teknik penangkapan ikan, ekonomi dan kelembagaan,

sebesar 0,881 artinya bahwa variabel Kualitas Lingkungan Hidup (Y) dipengaruhi oleh PDRB Sektor Pertanian (X1), PDRB Sektor Industri Pengolahan (X2), dan PDRB

Komuniti bahasa timbul sebagai akibat persamaan tradisi melalui keluarga dan lingkungan sosial, mempermudah pemahaman mutual dan mendorong ke arah terjadinya

Berdasarkan penelitian sebelumnya yang telah membahas tentang tradisi Barosok di Minangkabau ditemukan penjelasan tentang tradisi Barosok diantaranya: proses terjadinya jual

Untuk cabang olahraga panjat tebing, kegiatan PON kali ini mempunyai makna tersendiri, karena kali ini FPTI tidak lagi harus membiayai seluruh kegiatan kompetisi dari kocek

Ada juga penelitian yang dilakukan oleh Yessi Gusleni mengenai “Penilaian Keterpaduan Jaringan Transportasi Antarkota di Bandung Metropolitan Area” dengan menggunakan metoda

Dea Rohmah, D0213030, Seandainya Itu Aku ( Sebuah Video Dokumenter tentang Orang dengan Gangguan Jiwa dan Komunikasi Terapeutik di Griya PMI Peduli Kota Surakarta),

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena berkat dan rahmat serta karuniaNya, penulis dapat menyelesaikan penelitian tesis tentang Pengaruh Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat