• Tidak ada hasil yang ditemukan

PUBLIKASI ILMIAH Dasar Program Perencanaan Dan Perancangan Arsitektur (DP3A) Balai Kesehatan Dan Olahraga Untuk Lanjut Usia Di Solo.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PUBLIKASI ILMIAH Dasar Program Perencanaan Dan Perancangan Arsitektur (DP3A) Balai Kesehatan Dan Olahraga Untuk Lanjut Usia Di Solo."

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

PUBLIKASI ILMIAH

BALAI KESEHATAN DAN OLAHRAGA UNTUK LANJUT USIA DI SOLO

Disusun oleh:

Anang Sargunawan NIM : D 300 090 031

Dosen Pembimbing : Pembimbing 1 : Dr.Ir Arya Ronald Pembimbing 2 : Ronim Azizah, ST, MT.

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

(2)

LEMBAR PENGESAHAN

Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta

Judul : Balai Kesehatan dan Olahraga Untuk Lanjut Usia Di Solo Penyusun : Anang Sargunawan

NIM : D 300 090 031

Mengetahui,

Surakarta, 12 Februari 2014

(3)

ii

PERNYATAAN ORIGINALITAS

Dengan ini, Saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan Saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila ternyata kelak dikemudian hari terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan Saya diatas, maka Saya akan bertanggung jawab sepenuhnya.

Surakarta, 7 Januari 2014

(4)
(5)

`1

BALAI KESEHATAN DAN OLAHRAGA UNTUK

LANJUT USIA DI SOLO.

Anang Sargunawan

D300 090 031

Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik

Universitas Muhammadiyah Surakarta

ABSTRAKSI

Di Indonesia meningkatnya sosial ekonomi masyarakat dan semakin meningkatnya pengetahuan masyarakat yang bermuara dengan meningkatnya kesejahteraan rakyat akan meningkatkan usia harapan hidup sehingga menyebabkan jumlah penduduk lanjut usia dari tahun ke tahun semakin meningkat.

Balai Kesehatan dan Olahraga Untuk Lanjut Usia Di Solo adalah suatu wadah sebagai gedung kesehatan dan olahraga bagi lanjut usia di kota Solo yang menyelenggarakan kesehatan dan olahraga mengenai melatih daya tahan tubuh, antara lain: Fasilitas kesehatan dan fasilitas olahraga. Olahraga yang cocok untuk lansia adalah senam, yang dikenal adalah senam lansia. Pengertian senam lansia sendiri adalah serangkaian gerak nada yang teratur dan terarah serta terencana yang diikuti oleh orang lanjut usia yang dilakukan dengan maksud meningkatkan kemampuan fungsional raga. Senam lansia ini dirancang secara khusus untuk melatih bagian-bagian tubuh serta pinggang, kaki serta tangan agar mendapatkan peregangan bagi para lansia, namun dengan gerakan yang tidak berlebihan. Jika diperhatikan, senam lansia tidak membuat pesertanya banyak bergerak seperti olah raga erobik, tujuannya adalah agar stamina dan energi para lansia tidak terkuras habis.

Tujuan perencanaan dan perancangan ini adalah Menciptakan sebuah konsep perancangan desain arsitektur yang mampu mewadahi masyarakat lansia untuk ikut hidup sehat, menjaga stamina daya tahan tubuh dalam membangun minat dan gairah hidup untuk masyarakat lansia Di Solo.

(6)

`2

I. PENDAHULUAN

I.1. LATAR BELAKANG

Di Indonesia meningkatnya sosial ekonomi masyarakat dan semakin meningkatnya pengetahuan masyarakat yang bermuara dengan meningkatnya kesejahteraan rakyat akan meningkatkan usia harapan hidup sehingga menyebabkan jumlah penduduk lanjut usia dari tahun ke tahun semakin meningkat.

Balai Kesehatan dan Olahraga Untuk Lanjut Usia Di Solo adalah suatu wadah sebagai gedung kesehatan dan olahraga bagi lanjut usia di kota Solo yang menyelenggarakan kesehatan dan olahraga mengenai melatih daya tahan tubuh, antara lain: Fasilitas kesehatan dan fasilitas

olahraga. Olahraga yang cocok untuk lansia adalah senam, yang dikenal adalah senam lansia. Pengertian senam lansia sendiri adalah serangkaian gerak nada yang teratur dan terarah serta terencana yang diikuti oleh orang lanjut usia yang dilakukan dengan maksud meningkatkan kemampuan fungsional raga. Senam lansia ini dirancang secara khusus untuk melatih bagian-bagian tubuh serta pinggang, kaki serta tangan agar mendapatkan peregangan bagi para lansia, namun dengan gerakan yang tidak berlebihan. Jika diperhatikan, senam lansia tidak membuat pesertanya banyak bergerak seperti olah raga erobik, tujuannya adalah agar stamina dan energi para lansia tidak terkuras habis.

I.2. RUMUSAN MASALAH

Permasalahan yang dapat dirumuskan dari latar belakang yang sudah dibahas diatas adalah

a. Belum terwadahinya fasilitas kebugaran untuk lanjut usia secara terpadu. b. Perawatan kesehatan khusus lanjut usia.

I.3. PERSOALAN

1. Penentuan lokasi untuk pembangunan balai kesehatan dan olahraga untuk lanjut usia di Solo.

(7)

`3

1.4Tujuan.

Tujuan yang diharapkan dengan dengan hadirnya Balai Kesehatan dan Olahraga untuk Lanjut Usia Di Solo ini adalah:

a. Menciptakan sebuah konsep perancangan desain arsitektur yang mampu mewadahi masyarakat lansia untuk ikut hidup sehat, menjaga stamina daya tahan tubuh dalam membangun minat dan gairah hidup untuk masyarakat lanjut usia Di Solo.

b. Menciptakan sebuah konsep perancangan desain arsitektur yang mampu memberikan kesehatan dan keleluasaan gerak untuk masyarakat lanjut usia di Solo.

1.5 Sasaran

Tempat kesehatan dan olahraga bagi masyarakat lansia dalam membangun minat dan gairah hidup dan memberikan solusi yang berhubungan dengan kesehatan dan kelelusaan gerak untuk masyarakat lanjut usia di Solo dan sekitarnya dalam satu bangunan atau gedung dan menyediakan fasilitas kesehatan dan olahraga khususnya untuk masyarakat lansia.

1.6 Metodologi Pencarian Data

Dalam penyusunan tugas akhir ini, penulis menggunakan beberapa metodologi dalam proses baik pengumpulan data hingga penganalisaan yang nantinya akan digunakan sebagai acuan dalam proses perancangan Balai Kesehatan dan Olahraga untuk Lanjut Usia Di Solo, adapun metode yang dipakai adalah sebagai berikut:

a. Observasi Langsung.

Pengamatan langsung terhadap Balai kesehatan dan olahraga untuk Lanjut Usia di kawasan Solo Raya dan Yogjakarta, digunakan untuk mendapatkan data primer.

b. Analisis Dokumentasi.

Teknik ini digunakan untuk mendapatkan data sekunder yang dikumpulkan melalui penelusuran pustaka dari berbagai instansi terkait, seperti Balai kesehatan dan olahraga untuk lanjut usia serta sumber-sumber lain yang berhubungan dengan objek dan fokus

(8)

`4

Penulis menanyakan informasi kepada informan tentang banyak hal yang sangat bermanfaat bagi perancangan lebih jauh dan dapat dilakukan berkali-kali sesuai dengan keperluan peneliti tentang kejelasan masalah yang dijelajahinya.

(9)

`5

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Lanjut Usia.

Lansia (lanjut usia) atau manusia usia (manula) adalah kelompok penduduk berumur tua

2.2. Pengertian Posyandu.

Posyandu adalah kegiatan kesehatan dasar yang di selenggarakan dari oleh dan untuk masyarakat yang dibantu oleh petugas kesehatan di suatu wilayah kerja puskesmas, dimana program ini dapat dilaksanakan di balai dusun, balai kalurahan, maupun tempat-tempat lain yang mudah didatangi oleh masyarakat.

2.3. Teori Aksesbilitas Untuk Lansia.

Aksesibilitas adalah kemudahan yang disediakan bagi semua orang termasuk penyandang

cacat dan lansia guna mewujudkan kesamaan kesempatan dalam segala aspek kehidupan dan penghidupan. Lanjut usia, selanjutnya disebut lansia adalah seseorang yang telah mencapai 60 (enampuluh) tahun ke atas. Lingkungan adalah area sekitar bangunan gedung atau kelompok bangunan gedung yang dapat diakses dan digunakan oleh semua orang termasuk penyandang cacat dan lansia.

2.4. Pelayanan Fisik/Olahraga Lanjut usia.

Pada usia lanjut seseorang menderita penyakit tertentu. Ini tak berarti dia tidak boleh berolahraga. Pada beberapa penyakit, pemilihan olahraga disesuaikan dengan penyakitnya. Pada radang sendi, misalnya, olahraga yang terlalu banyak mengerakkan sendi mungkin akan menimbulkan rasa nyeri. Namun, sendi yang meradang juga tak boleh dibiarkan tak bergerak karena dapat menimbulkan sendi menjadi kaku. Salah satu pilihan yang cukup baik untuk penderita radang sendi kronik adalah berenang.

2.5. Pelayanan Psikis Lanjut Usia.’

(10)

`6

pengetahuan khusus, karena kemungkinan perbedaan dalam manifestasi klinis, patogenesis dan patofisiologi gangguan mental antara patogenesis dewasa muda dan lanjut usia. Faktor penyulit pada pasien lanjut usia juga perlu dipertimbangkan, antara lain sering adanya penyakit dan kecacatan medis kronis penyerta, pemakaian banyak obat (polifarmasi) dan peningkatan kerentanan terhadap gangguan kognitif.

III. LOKASI PERENCANAN

Gambar 3.1. lokasi banjarsari.(perempatan Jalan Gajah Mada-Ronggowarsito) Dokumen Pribadi 2013

Batas- batas : Utara : Permukiman

Selatan : Jalan ronggowarsito/klinik kesehatan

(11)

`7

IV. HASIL PERENCANAAN

(12)
(13)
(14)

`10

DAFTAR PUSTAKA

Neufert, Ernest. 1992. Data Arsitek Edisi Kedua Jilid 1.Jakarta : Erlangga.

Neufert, Ernest. 1992. Data Arsitek Edisi Kedua Jilid 2.Jakarta : Erlangga.

John, Geraint. 1987. Indoor Sports Handbook Of Sports and Recreational Building Design Vol.2

Poerwardarmita, W.J.S. 1995.Kaus Umum Bahasa Indonesia.Jakarta :Balai Pustaka.

Perda Kota Surakarta No.8 Tahun 2009 Tentang Bangunan

Perda Kota Surakarta No.12 Tahun 2010 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kota Surakarta Tahun 2010-2015

Permen PU No.30 Tahun 2006 Tentang Pedoman Teknis Fasilitas dan Aksesibilitas pada Bangunan Gedung dan Lingkungan

Gambar

Gambar 3.1. lokasi banjarsari.(perempatan Jalan Gajah Mada-Ronggowarsito) Dokumen Pribadi 2013

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh pengalaman manajerial pimpinan, pengetahuan pimpinan tentang akuntansi, skala usaha, umur usaha, dan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel yang berhubungan dengan kejadian atonia uteri adalah drip oksitosin (p=0,003) dan persalinan tindakan (p=0,001)

 Polinomial Legendre dalam berbagai jenis  Fungsi Bessel dalam berbagai bentuk.  Polinomial Hermite  Polinomial Laguarre 

Pelaksanaan : Dalam pelaksanaan kegiatan ini diawali dengan pengkajian masalah serta pembuatan konsep dan rancangan kegiatan yang dilaksanakan pada minggu pertama,

Dari hasil analisis data yang diperoleh, dapat disimpulkan apakah penggunaan model mind mapping dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran Ilmu

Berbagai jenis kecepatan lalu lintas khususnya kecepatan kendaraan ringan pada ke 26 ruas jalan yang menjadi lokasi studi, yang terdiri dari kecepatan arus bebas, kecepatan

Permasalahan-permasalahan yang terjadi di Pelabuhanratu terkait dengan kinerja nelayan memberikan dampak negative terhadap peningkatan nilai ekspor ikan layur di

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan yang luas secara khusus perkembangan dunia pendidikan dalam pemanfaatan internet dalam proses pembelajaran