• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEEFEKTIFAN STRATEGI PROBLEM BASED LEARNING (PBL)DALAM MENGUNGKAPKAN KRITIK PADA PEMBELAJARAN BERBICARA : Penelitian Eksperimen Kuasi pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 5 Bandung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KEEFEKTIFAN STRATEGI PROBLEM BASED LEARNING (PBL)DALAM MENGUNGKAPKAN KRITIK PADA PEMBELAJARAN BERBICARA : Penelitian Eksperimen Kuasi pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 5 Bandung."

Copied!
41
0
0

Teks penuh

(1)

Silkvi Purwayagslin, 2014

KEEFEKTIFAN STRATEGI PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DALAM MENGUNGKAPKAN KRITIK PADA PEMBELAJARAN BERBICARA : Penelitian Eksperimen Kuasi pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 5 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

KEEFEKTIFAN STRATEGI PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DALAM MENGUNGKAPKAN KRITIK PADA PEMBELAJARAN BERBICARA

(Penelitian Eksperimen Kuasi pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 5 Bandung )

SKRIPSI

diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan

Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

oleh

SILKVI PURWAYAGSLIN 0906891

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG

(2)

Silkvi Purwayagslin, 2014

KEEFEKTIFAN STRATEGI PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DALAM MENGUNGKAPKAN KRITIK PADA PEMBELAJARAN BERBICARA : Penelitian Eksperimen Kuasi pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 5 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Halaman Hak Cipta

KEEFEKTIFAN STRATEGI PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DALAM MENGUNGKAPKAN KRITIK PADA PEMBELAJARAN BERBICARA

(Penelitian Eksperimen Kuasi pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 5 Bandung)

oleh

Silkvi Purwayagslin

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni

© Silkvi Purwayagslin 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

September 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.

(3)

Silkvi Purwayagslin, 2014

KEEFEKTIFAN STRATEGI PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DALAM MENGUNGKAPKAN KRITIK PADA PEMBELAJARAN BERBICARA : Penelitian Eksperimen Kuasi pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 5 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu SILKVI PURWAYAGSLIN

KEEFEKTIFAN STRATEGI PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DALAM MENGUNGKAPKAN KRITIK PADA PEMBELAJARAN BERBICARA

(Penelitian Eksperimen Kuasi pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 5 Bandung)

disetujui dan disahkan oleh pembimbing:

Pembimbing I

Dr. H. Andoyo Sastromiharjo, M. Pd. NIP 196109101986031004

Pembimbing II

Drs. Encep Kusumah, M. Pd. NIP 196502101991121001

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

(4)

Silkvi Purwayagslin, 2014

KEEFEKTIFAN STRATEGI PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DALAM MENGUNGKAPKAN KRITIK PADA PEMBELAJARAN BERBICARA : Penelitian Eksperimen Kuasi pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 5 Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

(5)

Silkvi Purwayagslin, 2014

KEEFEKTIFAN STRATEGI PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DALAM MENGUNGKAPKAN KRITIK PADA PEMBELAJARAN BERBICARA : Penelitian Eksperimen Kuasi pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 5 Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRACT

(6)

Silkvi Purwayagslin, 2014

KEEFEKTIFAN STRATEGI PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DALAM MENGUNGKAPKAN KRITIK PADA PEMBELAJARAN BERBICARA : Penelitian Eksperimen Kuasi pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 5 Bandung

(7)

Silkvi Purwayagslin, 2014

KEEFEKTIFAN STRATEGI PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DALAM MENGUNGKAPKAN KRITIK PADA PEMBELAJARAN BERBICARA : Penelitian Eksperimen Kuasi pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 5 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Kemampuan Mengungkapkan Kritik ... 51

BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 110

B. Saran ... 113

DAFTAR PUSTAKA ... 114

(8)

Silkvi Purwayagslin, 2014

KEEFEKTIFAN STRATEGI PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DALAM MENGUNGKAPKAN KRITIK PADA PEMBELAJARAN BERBICARA : Penelitian Eksperimen Kuasi pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 5 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Berkomunikasi adalah salah satu keterampilan berbahasa. Keterampilan berbahasa itu sendiri terbagi menjadi empat komponen, yaitu: menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Berbicara merupakan keterampilan berbahasa yang digunakan untuk berkomunikasi secara langsung. Menurut Tarigan (1979) “berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan pendapat serta pikiran, gagasan dan perasaan”

Keterampilan berbicara dapat dilatih melalui praktik dan latihan secara berkala. Karena dengan banyaknya berlatih maka kemampuan untuk berbicara akan menjadi lebih baik dari sebelumnya. Namun pada kenyataannya, ada faktor-faktor tertentu yang dapat menghambat seseorang untuk menjadi terampil dalam berbicara yaitu: faktor internal dan faktor eksternal.

Faktor internal adalah faktor penghambat yang muncul dari dalam diri seseorang yang ingin terampil dalam berbicara. Faktor internal disini adalah faktor yang muncul dari dalam diri siswa itu sendiri. Faktor inilah yang menyebabkan kemampuan berbicara pada siswa menjadi tidak seperti yang diinginkan.

(9)

Silkvi Purwayagslin, 2014

KEEFEKTIFAN STRATEGI PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DALAM MENGUNGKAPKAN KRITIK PADA PEMBELAJARAN BERBICARA : Penelitian Eksperimen Kuasi pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 5 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2 Ketika siswa diminta untuk mengungkapkan kritik sebagai salah satu keterampilan berbicara, beberapa dari mereka ada yang mau bahkan berani untuk mengungkapkan kritik, namun ada pula yang tidak. Tak hanya itu, siswa yang mengungkapkan kritik pun tak jarang tanpa disertai dasar pemikiran yang baik. Mereka mampu mengungkapkan kritik hanya sebatas pendapat tanpa disertai solusi, diksi yang tepat, dan penjelasan yang kuat.

Fenomena kekurangtepatan kritik ini melahirkan sebuah pola pikir pada seorang siswa yang tidak mau berbicara, tidak mau mengungkapkan apa yang ada dipikirannya. Tidak ada yang tahu bahwa akan ada ide-ide hebat yang lahir dari pemikiran siswa tersebut. Namun apa daya jika ide hebat tersebut tidak diutarakan ke muka umum. Begitu pula, dengan adanya kritik-kritik yang tidak dapat dipertanggungjawabkan.

Siswa diharapkan mampu menyampaikan pikiran atau pun gagasan mereka melalui kritik. Namun, siswa sulit untuk membuat dirinya agar mau untuk berpikir secara kritis untuk menilai suatu objek. Mereka belum percaya diri, takut, kurang mengetahui bagaimana cara mengungkapkan kritik yang baik, maka diperlukan suatu cara yang mampu merangsang agar siswa mau mengungkapkan kritik. Mereka perlu diajak untuk berpikir dan menilai suatu objek lalu dikritik dengan didasari teori atau pun pemikiran yang kuat. Kepercayaan diri siswa pun perlu ditingkatkan. Tak hanya itu, siswa semestinya diarahkan untuk bagaimana cara mengungkapkan kritik yang baik bahkan solutif.

(10)

Silkvi Purwayagslin, 2014

KEEFEKTIFAN STRATEGI PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DALAM MENGUNGKAPKAN KRITIK PADA PEMBELAJARAN BERBICARA : Penelitian Eksperimen Kuasi pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 5 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3 pengetahuan tersebut yang dikenal dengan istilah pembelajaran yang berpusat pada pembelajar (learner centered).

Adapun faktor eksternal merupakan faktor penghambat yang muncul dari luar diri seseorang yang ingin terampil dalam berbicara. Dalam hal ini adalah kurang tepatnya penggunaan metode yang diterapkan dalam proses pembelajaran tersebut. Salah satu strategi pembelajaran yang dapat menunjang proses pembelajaran yang menyadari perlunya pendekatan pembelajaran yang berpusat pada pembelajar (learner centered) adalah Problem Based Learning (PBL).

PBL merupakan salah satu strategi yang mempunyai konsep konstruktivisme. Seperti yang dikatakan Rusmono (2012, hlm.16)

“kontruktivisme memandang pembelajaran bukanlah kegiatan memindahkan pengetahuan dari guru kepada siswa, melainkan suatu kegiatan yang memungkinkan siswa membangun sendiri pengetahuannya”. Dutch (1994) dalam Amir (2010, hlm.21) menjelaskan bahwa “PBL mempersiapkan siswa untuk berpikir kritis dan analisis, dan untuk mencari serta menggunakan sumber pembelajaran yang sesuai”

Strategi pembelajaran dengan PBL merupakan pembelajaran yang dapat digunakan untuk memberikan konsep pemahaman materi yang sulit kepada siswa, dapat digunakan untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan dan kemampuan siswa dalam materi tersebut, serta melatih siswa untuk berani memberi kritik terhadap pernyataan orang lain.

Pemberian ktitik terhadap materi yang diberikan tidak semata-mata memberikan kritik saja. Akan tetapi, siswa dituntut untuk mengungkapkan kritik dengan berlandaskan fakta, opini, dan sumber-sumber belajar lainnya.

(11)

Silkvi Purwayagslin, 2014

KEEFEKTIFAN STRATEGI PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DALAM MENGUNGKAPKAN KRITIK PADA PEMBELAJARAN BERBICARA : Penelitian Eksperimen Kuasi pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 5 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4 Masalah yang diberikan ini, siswa bekerja sama dalam kelompok, mencoba memecahkannya dengan pengetahuan yang mereka miliki, dan sekaligus mencari informasi-informasi baru yang relevan untuk solusinya, serta mempresentasikan hasil diskusi kelompok tersebut dalam bentuk kritik secara individu.

Adapun kelebihan strategi PBL adalah meningkatkan ingatan dan pemahaman tentang materi ajar, meningkatkan fokus pada pengetahuan yang relevan, PBL yang baik mencoba menutupi kesenjangan antara materi ajar dan dunia nyata. Dengan kemampuan pendidik atau guru yang membangun masalah yang sarat dengan konteks praktik, maka siswa bisa merasakan materi ajar dan dunia nyata tidak jauh berbeda, mendorong untuk berpikir dengan proses yang mendorong siswa untuk mempertanyakan, kritis, reflektif, maka manfaat ini bisa berpeluang terjadi.

Siswa dianjurkan untuk tidak terburu-buru menyimpulkan, mencoba menemukan landasan atas argumennya, dan fakta-fakta yang mendukung alasan. Nalar siswa dilatih, dan kemampuan berpikir ditingkatkan. Tidak sekadar tahu, tapi juga dipikirkan. Membangun kerja tim, kepemimpinan, dan keterampilan sosial karena dikerjakan secara berkelompok, maka PBL dapat mendorong terjadinya pengembangan kecakapan kerja tim dan kecakapan sosial. Membangun kecakapan belajar (life-long learning skills), Memotivasi siswa.

Berdasarkan pandangan tersebut, juga berdasarkan atas adanya faktor internal dan faktor eksternal dalam menghambat keterampilan berbicara, peneliti menemukan pemikiran untuk menerapkan strategi PBL ini terhadap kemampuan siswa dalam pembelajaran mengungkapkan kritik. Maka, peneliti menentukan judul penelitian ini adalah Keefektifan Strategi Problem Based

Learning (PBL) dalam Mengungkapkan Kritik pada Pembelajaran

(12)

Silkvi Purwayagslin, 2014

KEEFEKTIFAN STRATEGI PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DALAM MENGUNGKAPKAN KRITIK PADA PEMBELAJARAN BERBICARA : Penelitian Eksperimen Kuasi pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 5 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5 B. Identifikasi Masalah

Mengungkapkan kritik termasuk ke dalam keterampilan berbicara. Namun, ketika seorang siswa merasa kurang percaya diri dalam mengungkapkan kritik ataupun minimnya pemikiran dasar pada saat mengungkapkan kritik disebabkan beberapa hal.

1. Penyampaian kritik yang kurang baik dilihat dari aspek diksi, isi kritik, dan kesantunan.

2. Pengalaman berbahasa siswa kurang sehingga mereka tidak memiliki keinginan untuk mengungkapkan kritik.

3. Daya kritis siswa yang kurang terkendali sehingga tidak sering mereka kurang tepat dalam memyampaikan kritik.

4. Pemahaman siswa atas kesadaran diri sebagai sumber belajar kurang baik.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, dapat dirumuskan permasalahan sebagi berikut.

1. Bagaimana profil kemampuan berbicara yang dimiliki siswa kelas XI SMA Negeri 5 Bandung dalam mengungkapkan kritik?

2. Bagaimana proses pembelajaran strategi PBL dalam mengungkapkan kritik pada pembelajaran berbicara?

3. Apakah strategi PBL efektif dalam mengungkapkan kritik pada pembelajaran berbicara

D. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

(13)

Silkvi Purwayagslin, 2014

KEEFEKTIFAN STRATEGI PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DALAM MENGUNGKAPKAN KRITIK PADA PEMBELAJARAN BERBICARA : Penelitian Eksperimen Kuasi pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 5 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

6 2. Mendeskripsikan proses pembelajaran strategi PBL dalam

mengungkapkan kritik pada pembelajaran berbicara;

3. Memaparkan keefektifan strategi PBL dalam mengungkapkan kritik pada pembelajaran berbicara.

E. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini terbagi atas manfaat teoretis dan manfaat praktis. Adapun kedua manfaat tersebut yaitu.

1. Manfaat Teoretis

Penelitian ini dapat menjadi referensi baru dalam pembelajaran yang diharapkan mampu memperbaharui informasi dalam kegiatan pembelajaran mengungkapkan kritik. Strategi PBL mampu “mematahkan” isu-isu yang terjadi di masyarakat mengenai kegiatan kritik yang seringkali dianggap negatif karena akan menimbulkan polemik di antara pihak yang memberikan kritik dan pihak yang dikritik.

Strategi PBL dapat membantu dalam proses pelaksanaan kritik sehingga menjadi lebih baik. Proses pengungkapan kritik tidak akan lagi dianggap sebagai suatu kegiatan yang mampu menimbulkan kondisi kontradiktif.

2. Manfaat Praktis

Adapun manfaat praktis yang dapat diperoleh dari penggunaan strategi PBL dalam mengungkapkan kritik adalah sebagai berikut.

a. Melatih kemampuan pemahaman siswa dalam menyampaikan kritik menggunakan bahasa yang santun yang disertai solusi.

(14)

Silkvi Purwayagslin, 2014

KEEFEKTIFAN STRATEGI PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DALAM MENGUNGKAPKAN KRITIK PADA PEMBELAJARAN BERBICARA : Penelitian Eksperimen Kuasi pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 5 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

7 d. Memotivasi siswa terhadap pembelajaran Bahasa Indonesia umumnya,

(15)

Silkvi Purwayagslin, 2014

KEEFEKTIFAN STRATEGI PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DALAM MENGUNGKAPKAN KRITIK PADA PEMBELAJARAN BERBICARA : Penelitian Eksperimen Kuasi pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 5 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODELOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Pengertian metode penelitian sangatlah beragam, ada berbagai macam pendapat yang bermunculan di sekitar kita. Seperti yang dikemukakan Winaero (Syamsuddin & Vismaia, 2006), yaitu “metode merupakan cara utama yang diperlukan untuk mencapai suatu tujuan, sebagai contoh untuk menguji serangkaian hipotesis dengan mempergunakan teknik serta alat-alat tertentu”.

Pendapat Arif Furchan (Syamsuddin & Vismaia, 2006), “metode penelitian merupakan strategi umum yang dianut dalam pengumpulan dan analisis data yang diperlukan guna menjawab persoalan yang dihadapi”.

Meskipun definisi dari metode penelitian itu sendiri sangatlah beragam, namun pada hakikatnya metode merupakan sebuah rencana atau rancangan pemecahan bagi persoalan atau permasalahan yang sedang diteliti. Tidak hanya definisinya saja yang beragam, namun bentuk metode pun juga beragam. Akan tetapi, tak satu pun metode penelitian yang ada sekarang selalu lebih baik daripada metode yang lain. Hal yang membedakan antara metode penelitian yang satu dengan metode penelitian yang lain hanya ditentukan oleh sifat persoalan dan data yang diperlukan.

Setelah peneliti melihat dan mempertimbangkan sifat persoalan dan data yang diperlukan dalam penelitian ini, maka peneliti memutuskan untuk menggunakan metode penelitian eksperimen kuasi atau quasi experiment research serta menggunakan pretest-posttest design control group design.

(16)

Silkvi Purwayagslin, 2014

KEEFEKTIFAN STRATEGI PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DALAM MENGUNGKAPKAN KRITIK PADA PEMBELAJARAN BERBICARA : Penelitian Eksperimen Kuasi pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 5 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pembelajaran berbicara. Melalui metode penelitian eksperimen ini akan mengetahui adanya hubungan sebab akibat antara kedua variabel.

Peneliti menentukan variabel terikat, yaitu pembelajaran berbicara mengungkapkan kritik dan untuk variabel bebas adalah strategi PBL. Kelas eksperimen akan dipilih secara acak. Kelas eksperimen akan menerima tes awal atau pretest (O1) terhadap pembelajaran mengungkapkan kritik. Lalu, kelas eksperimen menerima perlakuan strategi PBL (X). Tahap akhir akan dilaksanankan tes akhir atau posttest (O2).

Kelas pembanding dan kelas eksperimen diberikan tes awal untuk mengetahui kemampuan awal di kedua kelas tersebut. Kemudian hasil tes awal tersebut akan dijadikan bandingan untuk hasil tes akhir setelah kelas eksperimen menerima perlakuan (treatment) strategi PBL. Sedangkan untuk kelas pembanding akan diberi perlakuan berupa strategi konvensional. Dalam hal ini penelitian dilakukan untuk mengetahui efektivitas strategi PBL dalam pembelajaran mengungkapkan kritik.

B. Sumber Data

Sumber data merupakan subjek tujuan dari sebuah penelitian. Sumber data yang digunakan oleh peneliti adalah siswa di SMA Negeri 5 Bandung yang beralamat di Jalan Belitung nomor 8, Bandung, Jawa Barat. Pemilihan lokasi ini berdasarkan atas alasan sekolah yang berada di klaster (cluster) pertama.

Kluster pertama adalah tingkatan paling atas di dalam jenjang prestasi, akreditasi dan minat siswa. Dalam cakupan akreditasi, ada beberapa komponen yang harus dipenuhi oleh pihak sekolah mengenai standar yang telah ditetapkan oleh Badan Akreditasi Nasional tentang kelayakan baik sarana prasarana sekolah maupun kelayakan siswa itu sendiri.

(17)

Silkvi Purwayagslin, 2014

KEEFEKTIFAN STRATEGI PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DALAM MENGUNGKAPKAN KRITIK PADA PEMBELAJARAN BERBICARA : Penelitian Eksperimen Kuasi pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 5 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menerapkan pembelajaran yang sesuai dengan Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006, mengadakan evaluasi rutin, dan sebagainya. Adapun sarana dalam proses pembelajaran yang disediakan sudah sangat lengkap. Kelengkapan setiap ruang kelas dengan LCD, CCTV, dan AC. Adapun fasilitas lain yaitu, laboratorium IPA dan bahasa, lapangan, kantin, perpustakaan, ruang guru, toilet, ruang seni, aula, mesjid, koperasi, dan masih banyak lagi.

Dari segi kelayakan siswa, dapat dilihat dari kemampuan akademik dan nonakademik dari setiap siswanya. Prestasi yang ditawarkan begitu banyak dan luar biasa. Penjaringan siswa baru dapat dinilai sangat ketat karena siswa baru harus melewati seleksi masuk yang bertahap-tahap. Sehingga tidak heran apabila kemampuan atau pola pikir siswanya tidak diragukan lagi. Saat ini, SMA Negeri 5 Bandung berada pada kategori klaster pertama dengan nomor urut dua.

Mengingat banyaknya siswa di SMA Negeri 5 Bandung, maka peneliti menggunakan siswa kelas XI untuk populasi penelitian. Adapun rincian penyebaran kelas di SMA Negeri 5 Bandung tahun ajaran 2012/2013 sebagai berikut.

Tabel 3.1

Daftar Populasi Kelas XI SMA Negeri 5 Bandung

NO KELAS JUMLAH POPULASI JUMLAH LAKI-LAKI PEREMPUAN

1 XI-A 17 17 34

2 XI-B 17 16 33

3 XI-C 16 25 41

4 XI-D 18 22 40

5 XI-E 18 22 40

6 XI-F 17 23 40

(18)

Silkvi Purwayagslin, 2014

KEEFEKTIFAN STRATEGI PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DALAM MENGUNGKAPKAN KRITIK PADA PEMBELAJARAN BERBICARA : Penelitian Eksperimen Kuasi pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 5 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

8 XI-H 19 22 41

9 XI-I 17 23 40

10 XI-J 18 21 39

Peneliti mengambil sampel satu kelas secara acak menggunakan teknik simple random sampling untuk dijadikan kelas eksperimen. Jumlah kelas

eksperimen yang digunakan adalah satu kelas yang terdiri dari 30 siswa. Pemilihan kelas dilakukan secara proporsi atau melalui proses perbandingan. Kelas yang dipilih adalah kelas XI-C. Peneliti memilih kelas tersebut disebabkan adanya sifat aktif yang lebih menonjol dibandingkan kelas lain, maka digunakan pemilihan secara proporsi.

Berikut adalah jumlah siswa kelas XI-C di SMA Negeri 5 Bandung tahun ajaran 2012/2013.

Tabel 3.2

Daftar Jumlah Kelas Eksperimen dan Kelas Pembanding KELAS LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH

(Kelas

Desain penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah desain penelitian experiment atau lebih dikenal dengan eksperimen. Peneliti hendak mengujicobakan strategi PBL terhadap variabel lain, yaitu mengungkapkan kritik. Peneliti menggunakan experiment research. Desain penelitian eksperimen dapat dilihat dalam gambar berikut.

E O 1 X1 O2

(19)

Silkvi Purwayagslin, 2014

KEEFEKTIFAN STRATEGI PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DALAM MENGUNGKAPKAN KRITIK PADA PEMBELAJARAN BERBICARA : Penelitian Eksperimen Kuasi pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 5 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Gambar 3.1

Desain Penelitian

(Syamsuddin & Vismaia, 2006, hlm.157 ) Keterangan:

E : kelas eksperimen P : kelas pembanding

O1 : tes awal pada kelas eksperimen O2 : tes akhir pada kelas eksperimen X1 : perlakuan terhadap kelas eksperimen

menggunakan strategi PBL

X2 : pengamatan terhadap pembelajaran di kelas pembanding O3 : tes awal pada kelas pembanding

O4 : tes akhir pada kelas pembanding

D. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian merupakan urutan dari beberapa proses yang dilakukan peneliti dalam penelitian. Penelitian eksperimen ini dilaksanakan berdasarkan langkah-langkah yang diungkapkan oleh Sukardi (2003) dalam Syamsuddin (2006, hlm.154). Langkah-langkah penelitian ini terbagi menjadi tiga tahapan yaitu tahap perencananaan, tahap pelaksanaan, dan tahap akhir.

Berikut adalah proses penelitian yang akan dilaksanakan oleh peneliti. 1. Persiapan Pembelajaran

(20)

Silkvi Purwayagslin, 2014

KEEFEKTIFAN STRATEGI PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DALAM MENGUNGKAPKAN KRITIK PADA PEMBELAJARAN BERBICARA : Penelitian Eksperimen Kuasi pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 5 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Perumusan Tujuan

Perumusan tujuan dituangkan ke dalam RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) yang dibagi menjadi dua bagian, yaitu sebagai berikut.

a. Tujuan pembelajaran umum (strandar kompetensi). b. Tujuan pembelajaran khusus (indikator pemberlajaran).

Adapun standar kompetensi dan indikator mengungkapkan kritik pada penelitian ini dapat dilihat pada uraian berikut ini.

Tabel 3.3

Tujuan Umum dan Tujuan Khusus

NO TUJUAN URAIAN

1 UMUM (Standar Kompetensi)

10. Berbicara : Mengungkapkan komentar terhadap informasi dari

 Mengetahui kritik dengan baik  Mengungkapkan kritik yang baik  Menggunakan bahasa yang santun b. Proses

 Mempelajari cara berkritik yang baik  Mempelajari kesantunan berbahasa

Psikomotor

a. Memperhatikan informasi dari media cetak maupun elektronik

(21)

Silkvi Purwayagslin, 2014

KEEFEKTIFAN STRATEGI PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DALAM MENGUNGKAPKAN KRITIK PADA PEMBELAJARAN BERBICARA : Penelitian Eksperimen Kuasi pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 5 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

memungkapkan kritik yang baik c. Meiliki daya aspirasi yang tinggi

Afektif a. Karakter  Kerjasama  Kritis

 Tanggung jawab  Disiplin

 Kreatif

b. Keterampilan Sosial

 Berbicara dengan bahasa yang baik dan benar

 Menyumbang ide

 Menjadi pendengar yang baik

 Membantu teman yang mengalami kesulitan

3. Penentuan Alat Evaluasi

Setelah perumusan tujuan, langkah selanjutnya adalah menyusun dan mengembangkan alat evaluasi untuk mengukur indikator yang telah dirumuskan. Evaluasi merupakan komponen pengukur keberhasilan pencapaian tujuan dan keefektifan pembelajaran. Evaluasi digunakan sebagai pengukur derajat keberhasilan siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Untuk mengevaluasi pembelajaran diperlukan alat evaluasi yang sesuai.

(22)

Silkvi Purwayagslin, 2014

KEEFEKTIFAN STRATEGI PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DALAM MENGUNGKAPKAN KRITIK PADA PEMBELAJARAN BERBICARA : Penelitian Eksperimen Kuasi pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 5 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

informasi yang bersumber dari media cetak atau elektronik. Perbedaannya terletak pada waktu pelaksanaan dan keberadaan perlakuan.

4. Pemilihan Bahan Ajar

Bahan ajar dalam pembelajaran menyimak harus menarik minat dan sesuai dengan kebutuhan siswa. Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam membuat bahan ajar adalah sebagai berikut.

a. Keluasan Bahan Ajar

Bahan ajar hendaknya sesuai dengan tingkat kemampuan siswa. Materi yang digunakan harus sesuai dan cocok dengan kemampuan siswa akan menghasilkan proses belajar yang memuaskan dan menyenangkan, baik bagi siswa maupun untuk guru yang bersangkutan.

b. Keterbatasan Waktu

Dalam pembelajaran, guru dituntut agar dapat menyelesaikan waktu yang tersedia dengan bahan yang diajarkan.

c. Perbedaan Karakteristik Siswa

Perbedaan karakteristik pembelajar ditentukan oleh berbagai faktor antara lain: minat, bakat, intelegensi, dan sikap pembelajar. Hal itu tentunya menjadi pertimbangan khusus bagi guru untuk memilih informasi dari media cetak atau elektronik yang selaras dengan minat, bakat, dan sikap pembelajar.

d. Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni

(23)

Silkvi Purwayagslin, 2014

KEEFEKTIFAN STRATEGI PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DALAM MENGUNGKAPKAN KRITIK PADA PEMBELAJARAN BERBICARA : Penelitian Eksperimen Kuasi pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 5 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 5. Penentuan Urutan Bahan

Langkah ini dilakukan dengan tujuan agar bahan yang diajarkan kepada siswa dapat terorganisasi secara sistematis sehingga memudahkan siswa untuk memahaminya. Urutan bahan ajar yang peneliti gunakan yaitu pengertian kritik, pengertian kritik yang baik, kesantunan dalam berbahasa, dan cara mengungkapkan kritik yang baik.

6. Penentuan Waktu

Dalam penelitan ini, peneliti hanya membutuhkan tiga sampai empat kali pertemuan dengan satuan waktu 2 x 45 menit setiap satu kali pertemuan. Pada pertemuan pertama, peneliti melakukan tes awal, kemudian pada pertemuan kedua dan ketiga, peneliti melakukan proses kegiatan belajar mengajar, kelas eksperimen menerima perlakuan strategi PBL sedangkan kelas pembanding menerima perlakuan strategi konvensional. Setelah itu, pada pertemuan terakhir, peneliti melakukan tes akhir di kelas eksperimen dan di kelas pembanding.

7. Pelaksanaan Pembelajaran

Dalam pelaksanaan pembelajaran terdapat tiga tahap dalam proses ini. Berikut pemaparan tiga tahap pelaksanaan pembelajaran.

a. Tes Awal

(24)

Silkvi Purwayagslin, 2014

KEEFEKTIFAN STRATEGI PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DALAM MENGUNGKAPKAN KRITIK PADA PEMBELAJARAN BERBICARA : Penelitian Eksperimen Kuasi pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 5 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu b. Perlakuan

Dalam tahap ini, peneliti memberikan perlakuan khusus terhadap siswa dalam menghadapi atau melaksanakan pembelajaran mengungkapkan kritik ini. Peneliti menerapkan strategi PBL. Adapun kelas akan menerima perlakuan strategi PBL dengan langkah-langkahnya yaitu:

1) Mengklarifikasi istilah dan konsep yang belum jelas; 2) Merumuskan masalah;

3) Menganalisis masalah;

4) Menata gagasan siswa secara sistematis dan menganalisanya; 5) Merumuskan tujuan pembelajaran;

6) Mencari informasi tambahan dari sumber yang lain; dan

7) Menggabungkan dan menguji informasi baru serta membuat laporan.

c. Tes Akhir

Tahap ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan sebelum dan sesudah diberi perlakuan dan mengukur tingkat keberhasilan dengan menggunakan strategi PBL yang peneliti ajukan terhadap pembelajaran mengungkapkan kritik di kelas XI di SMA Negeri 5 Bandung.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

a. Tes

(25)

Silkvi Purwayagslin, 2014

KEEFEKTIFAN STRATEGI PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DALAM MENGUNGKAPKAN KRITIK PADA PEMBELAJARAN BERBICARA : Penelitian Eksperimen Kuasi pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 5 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kemampuan siswa sebelum menggunakan strategi PBL, sedangkan tes akhir dilakukan untuk melihat kemampuan siswa setelah menggunakan strategi PBL.

Perbandingan antara tes awal dan tes akhir akan mengantarkan pada suatu kesimpulan apakah suatu strategi yang diterapkan dalam proses pembelajaran efektif atau tidak. Tes yang diberikan adalah tes mengungkapkan kritik disertai fakta dan alasan yang kuat dalam sebuah diskusi.

b. Observasi

Peneliti akan diamati atau diobservasi pada saat melaksanakan uji coba ini. Observer atau pengamat adalah teman sejawat, dan guru matapelajaran Bahasa Indonesia. Pengamat akan melakukan pengamatan lalu memberikan penilaian terhadap beberapa aspek yang telah ditentukan peneliti.

F. Instrumen penelitian

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah untuk diolah (Arikunto, 2005, hlm.236).

1. Panduan Pelaksanaan Pembelajaran Menggunakan Strategi PBL a. Pendahuluan

1) Guru menyapa sambil mengondisikan siswa untuk belajar. 2) Guru mengecek kesiapan dan kehadiran siswa.

3) Guru memotivasi siswa sebagai kegiatan apersepsi.

4) Guru memberitahukan KD dan Tujuan Pembelajaran yang akan dipelajari oleh siswa

b. Kegiatan utama

(26)

Silkvi Purwayagslin, 2014

KEEFEKTIFAN STRATEGI PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DALAM MENGUNGKAPKAN KRITIK PADA PEMBELAJARAN BERBICARA : Penelitian Eksperimen Kuasi pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 5 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2) Guru menayangkan suatu video yang berisi tentang suatu informasi yang akan diberikan kritik oleh siswa

3) Guru membagi siswa untuk duduk menjadi beberapa kelompok dengan tujuan agar siswa dapat bertukar informasi

4) Guru memperbolehkan siswa membuka berbagai macam bentuk sumber informasi untuk mencari informasi tambahan dan menguatkan fakta dalam memberikan kritik

5) Guru mempersilakan siswa untuk memberikan kritiknya secara bergantian

6) Siswa melakukan kegiatan tersebut secara terus menerus sampai semua siswa selesai

7) Guru memberikan kesempatan untuk siswa bertanya tentang materi kritik apabila ada hal-hal yang masih belum dipahami

c. Penutup

1) Siswa membuat rumusan simpulan terhadap butir-butir pembelajaran yang sudah mereka ikuti

2) Guru memberitahukan materi pembelajaran untuk pertemuan berikutnya

3) Guru memberikan tugas. 4) Guru menutup pembelajaran

2. Lembar Soal

(27)

Silkvi Purwayagslin, 2014

KEEFEKTIFAN STRATEGI PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DALAM MENGUNGKAPKAN KRITIK PADA PEMBELAJARAN BERBICARA : Penelitian Eksperimen Kuasi pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 5 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menerima tes dengan cara memberikan kritik setelah membaca informasi dari media cetak.

Tes yang digunakan adalah tes untuk mengapresiasi berita atau informasi yang ditayangkan oleh media elektronik maupun media cetak. Siswa akan diminta mengungkapkan kritiknya berdasarkan informasi tersebut. Berikut soal yang digunakan.

a. Perhatikan berita atau informasi yang disediakan! b. Ungkapkan kritik berdasarkan berita tersebut!

3. Penilaian

Tes berupa non tes untuk mengetahui kemampuan siswa dalam mengungkapkan kritik dengan baik. Kurniawan (2012, hlm.163) mengungkapkan penilaian adalah proses sistematis meliputi pengumpulan informasi (angka, deskripsi verbal), analisis, interpretasi informasi untuk membuat keputusan. Penilaian diperlukan untuk mengetahui hasil kumulatif dalam pengajaran. Dalam melaksanakan tes terdapat penilaian dalam mengungkapkan kritik, sebagai berikut.

a. Kualitas isi, yang meliputi solusi dan relevansi dengan tema

b. Struktur bahasa, yang meliputi pilihan kata (diksi) dan struktur kalimat c. Kuantitas isi, mengenai berbobot atau tidaknya kritik yang meliputi

pembuka, isi, dan penutup.

d. Unsur nonsegmental, yang meliputi ekspresi dan volume suara.

Setelah mendapatkan skor penilaian, kemudian akan dicocokan dengan kategori penilaian.

4. Format Observasi

(28)

Silkvi Purwayagslin, 2014

KEEFEKTIFAN STRATEGI PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DALAM MENGUNGKAPKAN KRITIK PADA PEMBELAJARAN BERBICARA : Penelitian Eksperimen Kuasi pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 5 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kinerja guru dilakukan oleh guru dan teman sejawat sebagai pengamat. Observasi ini berfungsi untuk mengamati dan mendokumentasikan pengaruh tindakan dan prosesnya.

Bentuk observasi yang dilakukan pada penelitian ini adalah observasi terfokus yang berarti pengamat memfokuskan penilaian pada aspek yang sedang diteliti saja. Hal ini telah dijelaskan pula oleh Arikunto (2005) bahwa “observasi terfokus adalah observasi yang dilakukan secara spesifik, yaitu observasi yang diarahkan pada aspek tertentu dalam tindakan guru atau aktivitas siswa dalam proses pembelajaran”.

Berikut adalah format observasi guru yang digunakan. a. Kegiatan membuka pelajaran

1) Menarik perhatian siswa terhadap pelajaran

2) Memberikan keterkaitan antara pelajaran yang akan dipelajari dengan kegiatan sehari-hari

3) Memberikan motivasi kepada siswa 4) Memberikan acuan materi yang diajarkan b. Sikap guru dalam proses pembelajaran

1) Kejelasan suara dalam komunikasi dengan siswa

2) Tidak melakukan gerakan atau ungkapan yang akan mengganggu perhatian siswa

3) Antusiasme mimik dalam penampilan 4) Mobilitas posisi tempat dalam kelas c. Penguasaan materi pembelajaran

1) Menunjukan penguasaan materi pembelajaran

2) Kejelasan menerangkan berdasarkan aspek kompetensi (kognitif, afektif, dan psikomotor)

3) Kejelasan dalam memberikan contoh/ilustrasi sesuai dengan tuntutan aspek kompetensi

(29)

Silkvi Purwayagslin, 2014

KEEFEKTIFAN STRATEGI PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DALAM MENGUNGKAPKAN KRITIK PADA PEMBELAJARAN BERBICARA : Penelitian Eksperimen Kuasi pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 5 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu d. Implementasi langkah-langkah pembelajaran

1) Penyajian langkah-langkah sesuai dengan lanngkah-langkah yang tertuang di dalam RPP

2) Proses belajar mencerminkan komunikasi guru dan siswa 3) Antusias dalam menanggapi respons dari siswa

4) Cermat dalam memanfaatkan waktu e. Penggunaan media pembelajaran

1) Memperhatikan prinsip penggunaan jenis media 2) Menggunakan media dengan tepat

3) Mengorganisasikan langkah mengungkapkan kritik 4) Mengoprasikan media dengan terampil

5) Membantu kelancaran proses pembelajaran f. Evaluasi

1) Melakukan evaluasi berdasarkan tuntutan aspek kompetensi 2) Melakukan alokasi waktu yang direncanakan

3) Melakukan evaluasi sesuai dengan bentuk dan jenis yang direncanakan

g. Kemampuan menutup pelajaran

1) Meninjau kembali/menyimpulkan materi kompetensi yang diajarkan

2) Memberi kesempatan siswa untuk bertanya 3) Menginformasikan materi ajar berikutnya

G. Proses Pengembangan Instrumen

Instrumen penelitian yang telah dibentuk kemudian dikembangkan melalui beberapa tahapan sebagai bagian dari proses penelitian. Berikut pengembangan instrumen yang akan dilakukan.

(30)

Silkvi Purwayagslin, 2014

KEEFEKTIFAN STRATEGI PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DALAM MENGUNGKAPKAN KRITIK PADA PEMBELAJARAN BERBICARA : Penelitian Eksperimen Kuasi pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 5 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Seluruh kegiatan mengungkapkan kritik direkam menggunakan alat perekam sebagai arsip dalam proses penelitian ini. Peneliti merekam siswa ketika mengungkapkan kritik, baik pada tes awal maupun tes akhir. Hal tersebut mampu membantu dalam proses penilaian siswa dalam mengungkapkan kritik serta membantu dalam proses selanjutnya, yaitu transkrip kritik yang telah diungkapkan.

Begitu pula dengan kegiatan wawancara. Wawancara yang dilaksanakan mengalami proses perekaman. Setelah itu, hasil wawancara ditranskrip ke dalam bentuk tulisan. Sehingga memudahkan proses penelitian untuk mengetahui dan mengukur motivasi yang ada.

2. Proses Transkrip Kritik

Setelah kritik direkam menggunakan alat perekam, kemudian ada proses transkrip. Proses transkrip ini tidak dilaksanakan kepada seluruh siswa, tetapi hanya tiga siswa. Pemilihan tiga siswa tersebut disesuaikan dengan nilai tertinggti, nilai rata-rata, dan nilai terendah. Setelah itu, hasil transkrip tersebut diteliti atau pun dianalisis disesuaikan dengan kajian teori yang ada di bab sebelumnya.

3. Proses Penghitungan

Dalam proses penghitungan ini melalui tahapan-tahapan berikut ini. a. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas menggunakan rumus anava. Dalam menguji reliabilitas digunkaan uji konsistensi internal dengan menggunakan rumus tabel anava.

(31)

Silkvi Purwayagslin, 2014

KEEFEKTIFAN STRATEGI PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DALAM MENGUNGKAPKAN KRITIK PADA PEMBELAJARAN BERBICARA : Penelitian Eksperimen Kuasi pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 5 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(Arikunto, 2005, hlm.146) H. Teknik Pengolahan Data

Teknik pengolahan data pada penelitian ini yaitu dengan memproses data yang diperoleh dari instrumen penelitian setelah data terkumpul, kemudian data diolah. Data yang dihimpun berasal dari hasil tes awal dan tes akhir berbicara siswa dalam mengungkapkan kritik adalah sebagai berikut.

1. Pengolahan data hasil tes

Pengolahan data hasil tes adalah sebagai sebagai berikut.

a. Menghitung nilai siswa dari skor yang sudah diperoleh dengan rumus: Nilai =

b. Melakukan uji reliabilitas digunakan konsistensi internal dengan menggunakan rumus tabel anava. Menguji reliabilitas antarpenimbang unuk mengetahui nilai antara penilai yang satu dengan yang lainnya. Hasil data-data tersebut dimasukkan ke dalam format ANAVA seperti yang tergambar dalam tabel di bawah ini.

Tabel 3.4 Format ANAVA

Sumber variasi SS Dk Varian

Siswa

SS

t

dt

2 N-1

Penguji

SSp d

2

p

K-1

Kekeliriuan

SS

kk

d

2

kk

(N-1) (K-1)

(32)

Silkvi Purwayagslin, 2014

KEEFEKTIFAN STRATEGI PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DALAM MENGUNGKAPKAN KRITIK PADA PEMBELAJARAN BERBICARA : Penelitian Eksperimen Kuasi pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 5 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Reliabilitas antarpenimbang dilakukan dengan menggunakan rumus:

(Sugiyono, 2014)

Keterangan:

r11 = reliabilitas yang dicari Vt = varian dari siswa Vk = varian dari kekeliruan

Hasil perhitungan reliabilitas disesuaikan dengan tabel Guildfort sebagai berikut.

Tabel 3.5 Tabel Guilford

Nilai Kualitas Kerelasi

< dari 0, 20 tidak ada korelasi

0,20 – 0,40 korelasi rendah

0,40 – 0,60 korelasi sedang

0,60 – 0,80 korelasi tinggi

0,80 – 0,99 korelasi tinggi sekali

1, 00 korelasi sempurna

(Sugiyono, 2014)

c. Uji normalitas

1) Menghitung mean pada prates dan pascates kelas eksperimen menggunakan rumus:

(33)

Silkvi Purwayagslin, 2014

KEEFEKTIFAN STRATEGI PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DALAM MENGUNGKAPKAN KRITIK PADA PEMBELAJARAN BERBICARA : Penelitian Eksperimen Kuasi pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 5 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(Sugiyono, 2014) Keterangan :

X = rata-rata nilai ∑fx = jumlah seluruh nilai f = jumlah siswa

2) Menghitung simpangan baku atau standar deviasi Sd =

(Sugiyono, 2014)

3) Menghitung daftar frekuensi

Rentang kelas (R) = Skor maks – Skor min Banyak kelas (K) = 1 + 3,3 log n

Panjang Kelas (P) =

(Sugiyono, 2014) 4) Menggunakan rumus chi-kuadrat

(Sugiyono, 2014) Keterangan:

x2 = nilai chi-kuadrat

Of = frekuensi yang diobservasi (frekuensi empiris) Ef = frekuensi yang diharapkan (frekuensi teoritis)

(34)

Silkvi Purwayagslin, 2014

KEEFEKTIFAN STRATEGI PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DALAM MENGUNGKAPKAN KRITIK PADA PEMBELAJARAN BERBICARA : Penelitian Eksperimen Kuasi pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 5 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Fhitung =

Keterangan :

Vb = standar deviasi pra tes kelas eksperimen Vk = standar deviasi pasca tes kelas eksperimen Dengan taraf signifikan (α) = 0,05, maka

Ftabel = F(0,05) (dkvb – 1, dkvb – 1)

e. Uji hipotesis

Untuk mengetahui adanya perbedaan antara rata-rata nilai test pertama dengan test ke dua. Test ke dua yang dilaksanakan setelah memperoleh perlakukan. Uji hipotesis ini menggunakan rumus t-test. Berikut langkah-langkah dalam uji hipotesis.

1) Mencari mean perbedaan prates dan pascates

Md =

2) Mencari thitung

t

hitung

3) Menentukan derajat kebebasan

Db = n

1

4) Menentukan ttabel

ttabel signifikan 0,05 dengan taraf kepercayaan 95%

ttabel = 95% (db)

(35)

Silkvi Purwayagslin, 2014

KEEFEKTIFAN STRATEGI PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DALAM MENGUNGKAPKAN KRITIK PADA PEMBELAJARAN BERBICARA : Penelitian Eksperimen Kuasi pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 5 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pengamat akan memberikan skor pada saat mereka melakukan observasi terhadap diri kita. Berikut rumus yang digunakan.

(Sugiyono, 2014)

Keterangan:

S : skor yang diperoleh

O : jumlah nilai yang diberikan oleh pengamat

(36)

Silkvi Purwayagslin, 2014

KEEFEKTIFAN STRATEGI PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DALAM MENGUNGKAPKAN KRITIK PADA PEMBELAJARAN BERBICARA : Penelitian Eksperimen Kuasi pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 5 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

110

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan penelitian ini peneliti menyimpulkan beberapa hal yang terkait dengan keseluruhan rumusan masalah penelitian. Simpulan tersebut meliputi kualitas mengungkapkan kritik yang dimiliki oleh kelas XI, proses pelaksanaan strategi PBL dalam mengungkapkan kritik, dan hasil penelitian berupa pernyataan bahwa strategi PBL efektif digunakan dalam mengungkapkan kritik pada pembelajaran berbicara.

Berikut ini adalah simpulan yang diperoleh peneliti.

1. Proses pengamatan atau observasi dilengkapi dengan kegiatan tes awal mengungkapkan kritik di kelas eksperimen dan kelas pembanding. Hasil tes awal menunjukkan kemampuan mengungkapkan kritik siswa termasuk ke dalam kategori kurang. Dalam arti lain, kemampuan siswa dalam mengungkapkan kritik masih kurang.

Hal tersebut dapat dilihat dari keempat aspek penilaian yang digunakan. Aspek kualitas isi yaitu, masih banyak siswa dalam penyampaian kritiknya yang tidak relevan dengan tema yang diberikan, dan masih banyak kritik yang diungkapkan oleh siswa tidak disertai dengan solusi. Dari aspek struktur bahasa, masih terdapat banyak kekurangtepatan penggunaan diksi atau pemilihan kata, sehingga kalimat tersebut menjadi tidak baku dan dinilai tidak sesuai dengan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

Dari aspek kuantitas isi, masih banyak siswa yang tidak menggunakan pembuka dan penutup dalam mengungkapkan kritik. Isi dari kritik itu sendiri juga dinilai masih kurang berbobot. Hal tersebut dapat dikatakan demikian karena siswa hanya mengungkapkan pengetahuan yang mereka ketahui saja tanpa ada informasi tambahan.

(37)

111

yang ditunjukkan masih kurang. Begitu pula dengan volume suara, masih banyak siswa yang seolah-olah berbisik saat mengungkapkan kritiknya.

2. Perlakuan menggunakan strategi PBL dalam mengungkapkan kritik yang dilakukan di kelas eksperimen berjalan dengan lancar. Proses yang dilakukan adalah peneliti memberikan informasi berupa berita kepada siswa. Berita tersebut harus diberi kritik oleh siswa. Setelah itu, siswa duduk berkelompok untuk saling bertukar informasi atas berita yang diberikan oleh peneliti.

Setelah berdikusi dalam kelompoknya, siswa secara individu mengungkapkan kritik atas berita yang disajikan. Kegiatan tersebut dilakukan hingga semua siswa menyampaikan kritiknya. Selanjutnya peneliti memberikan apresiasi atas kegiatan tersebut. Perlakuan strategi PBL dilaksanakan dalam dua kali pertemuan. Hal tersebut dilakukan karena adanya keterbatasan waktu dalam pembelajaran.

3. Hasil tes akhir menunjukkan ada perubahan nilai mengungkapkan kritik di kelas eksperimen. Perubahan tersebut dapat dilihat melalui rata-rata nilai kelas yang berubah dari ketegori kurang menjadi kategori cukup. Namun, hampir seluruh siswa mengalami perubahan nilai yang cukup signifikan.

Dari aspek kualitas isi, siswa mulai memberikan solusi yang relevan dengan tema. Bahkan, beberapa solusi yang diungkapkan oleh siswa sudah memberikan solusi yang spesifik. Dari aspek struktur bahasa, pemilihan diksi sudah membaik dari sebelumnya, sehingga padu padan kalimat sudah terlihat lebih baik.

Dari aspek kuantitas isi, terlihat adanya peningkatan kesadaran diri siswa dalam mengungkapkan kritik yaitu menggunakan kata sapaan terlebih dahulu. Bobot kritik yang diungkapkan juga jauh lebih baik daripada sebelumnya. Dari aspek nonsegmental, siswa sudah jauh lebih percaya diri dalam mengungkapkan kritik. Itu terlihat dari ekspresi yang jelas dan tidak malu-malu seperti sebelumnya dan volume suara yang terdengar lantang dan berani.

(38)

112

bahwa strategi PBL terbukti efektif dalam mengungkapkan kritik di kelas eksperimen.

Hasil tes akhir di kelas pembanding ternyata berbanding terbalik dengan hasil tes akhir di kelas eksperimen. Hal tersebut dibuktikan melalui hasil uji hipotesis dan kategori nilai yang dicapai. Kategori yang diperoleh saat tes akhir adalah kategori kurang.

Dari aspek kualitas isi, relevansi dengan tema cenderung menurun dan banyak yang melenceng keluar dari tema. Solusi yang diungkapkan juga tidak ada banyak perubahan. Masih mengacu pada pengetahuan siswa saat itu saja, tidak ada penambahan informasi yang dapat menunjang kritiknya. Dari aspek struktur bahasa, pemilihan diksi tidak terjadi perubahan yang signifikan. Penggunaan diksi masih itu-itu saja dan cenderung monoton.

Selanjutnya dari aspek kuantitas isi, bobot kritik yang diungkapkan tidak berubah dari hasil sebelumnya. Dalam pembuka dan penutup juga tidak terdapat perubahan yang signifikan bahkan cenderung menurun. Dari aspek nonsegmental, ekspresi yang diperlihatkan cenderung ogah-ogahan dan tidak tertarik untuk mengungkapkan kritik. Dalam volume suara juga tidak lebih baik daripada sebelumnya, yakni masih setengah berbisik dan malu-malu.

(39)

113

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian serta simpulan yang diperoleh peneliti dan disampaikan di atas maka peneliti memberikan beberapa saran sebagai berikut.

1. Penggunaan strategi PBL dalam mengungkapkan kritik pada pembelajaran berbicara telah terbukti efektif. Telah terbuktinya keefektifan strategi PBL tersebut maka, strategi PBL dapat dijadikan model alternatif dalam pembelajaran mengungkapkan kritik untuk matapelajaran Bahasa Indonesia. 2. Peningkatan hasil tes yang dicapai oleh siswa dalam mengungkapkan kritik pada pembelajaran berbicara telah membuktikan bahwa, strategi PBL mampu meningkatkan minat belajar siswa. Oleh karena itu, strategi PBL dapat diujicobakan dalam kompetensi atau keterampilan berbahasa lainnya, seperti membaca, menulis, dan menyimak.

3. Penggunaan strategi PBL dalam mengungkapkan kritik dapat menggunakan multimedia, baik media visual maupun nonvisual. Penggunaan media visual yang lebih mengandalkan cara kerja komputer atau informatika, ternyata dapat menarik perhatian siswa serta meningkatkan sumber daya manusia yang dimiliki siswa. Oleh sebab itu, pada penelitian selanjutnya ketika menggunakan strategi PBL dalam mengungkapkan kritik pada pembelajaran berbicara sebaiknya menggunakan media visual sebagai media pembelajaran.

(40)

114 Silkvi Purwayagslin, 2014

KEEFEKTIFAN STRATEGI PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DALAM MENGUNGKAPKAN KRITIK PADA PEMBELAJARAN BERBICARA : Penelitian Eksperimen Kuasi pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 5 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Amir, T. (2010). Inovasi pendidikan melalui problem based learning. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Arikunto, S. (2005). Manajemen penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Badan Akreditasi Nasional Sekolah. (2013). Instrumen akreditasi SMA. [Online] Tersedia di: http://www.ban-sm.or.id/uploads/6_Instr_Lampiran.pdf [Diakses 16 Mei 2013].

Browne, M.N. & Keeley, S.M. (2012). Pemikiran kritis: Panduan untuk

mengajukan dan menjawab pertanyaan kritis edisi ke sepuluh. Jakarta: PT Indeks.

Chaer, A. (2010). Kesantunan berbahasa. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Chaer, A. & Leoni, A. (2010). Sosiolinguistik perkenalan awal. Jakarta : Rineka Cipta.

Dzuhisna, N. (2013). Keefektifan model ARCS (attention, relevance, confidence, satisfaction) dalam mengungkapkan kritik pada pembelajaran berbicara ( penelitian eksperimen semu di kelas XI SMA Negeri 5 Bandung tahun ajaran 2012/2013). (Skripsi). Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Fitrob, R.G. (2013). Penerapan metode rolle playing dalam pembelajaran berbicara. (Skripsi). Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Imadha, H. (2012). Macam-macam kritik. Bandung: CV Yrama Widya. Jakarta Consulting Group. (2006). Memberi dan menerima kritik. [Online] .

Tersedia di: http://www.jakartaconsulting.com/art-15-28.htm. [Diakses 15 Maret 2013].

Kamus Besar Bahasa Indonesia. (2008). Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia.

Kosasih, E. (2002). Kompetensi ketatabahasaan. Bandung: CV Yrama Widya. Kosasih, E & Wawan, H. (2012). Bahasa Indonesia berbasis kepenulisan karya

(41)

115 Silkvi Purwayagslin, 2014

KEEFEKTIFAN STRATEGI PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DALAM MENGUNGKAPKAN KRITIK PADA PEMBELAJARAN BERBICARA : Penelitian Eksperimen Kuasi pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 5 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kurniawan, K. (2012). Belajar dan pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia. Bandung: CV Bangkit Citra Persada dengan Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FPBS UPI.

Mulyono, I. (2012). Dari karya tulis ilmiah sampai dengan soft skills. Bandung: CV Yrama Widya.

Permatasari, I.W. (2009). Penggunaan tehnik argumentasi tandingan untuk meningkatkan kemampuan menyampaikan pendapat dalam pembelajaran berbicara pada siswa SMAN 1 Lembang kelas XI tahun pelajaran 2008/2009. (Skripsi). Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Ratna, N.K. (2009). Teori, metode, dan teknik penelitian sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Rohman, A. (2011). Konsep dasar pembelajaran. Bandung: UPI FIP

Rusmono. (2012). Strategi pembelajaran dengan problem based learning. Bogor: Ghalia Indonesia.

Sihotang, dkk. (2012). Critical thinking: Membangun pemikiran logis. Jakarta: PT Pustaka Sinar Harapan.

Sugiyono. (2014). Statistika untuk pnelitian. Bandung: Alfabeta

Syamsuddin & Vismaia, S.D. (2006). Metode penelitian pendidikan bahasa. Bandung: Sekolah Pasca Sarjana UPI dengan PT Remaja Rosdakarya. Tarigan, H.G. (1979). Berbicara sebagai suatu keterampilan berbahasa.

Gambar

Tabel 3.1 Daftar Populasi Kelas XI SMA Negeri 5 Bandung
Tabel 3.2
Tabel 3.3
Tabel 3.5 Tabel Guilford

Referensi

Dokumen terkait

 Asisten adalah mahasiswa yang berdasarkan persyaratan pendidikan dan keahlian ditugaskan membantu dosen dalam kegiatan praktikum, persyaratan asisten adalah lulus mata kuliah

Artinya untuk memperoleh data hasil penelitian yang berupa peningkatan keterampilan bermain bola basket, dengan menggunakan instrumen penilaian berupa test keterampilan

Masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah bagaimana efektivitas penerapan standar operasional prosedur administrasi dalam meningkatkan kualitas pelayanan

Dengan ini kami sampaikan bahwa penyusunan Proposal Tugas Akhir Mahasiswa Program Studi &lt;nama Program Studi&gt; Jurusan &lt;Nama Jurusdan&gt; Fakultas MIPA

PERBANDINGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DENGAN STUDENT TEAM ACHIEVMENT DIVISION (STAD) TERHADAP KETERAMPILAN BERMAIN DALAM PERMAINAN BOLA BASKET..

Pada pembahasan ini penulis memfokuskan penelitian kepada suatu efektivitas standar operasional prosedur administrasi yang ada di Rumah Sakit untuk mencapai pelayanan

Berdasarkan pada hasil penelitian yang telah dilakukan di kelas IV SD Negeri Panancangan 2 Kota Serang Provinsi Banten, melalui penerapan model sains teknologi

Untuk itu prlu dilakukan proses pemodulasian intensitas energi cahaya oleh getaran akustik Spesifikasi penting dari suatu mikropon optik antara lain adalah sensitivitas,