• Tidak ada hasil yang ditemukan

Contoh Makalah Nilai Nilai Pancasila

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Contoh Makalah Nilai Nilai Pancasila"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

Contoh Makalah Nilai-Nilai Pancasila

Makalah Pembinaan Nilai-nilai Pancasila dalam Generasi Masa Kini

BAB. I . PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bangsa dan negara Indonesia terdiri dari berbagai macam unsur yang

membentuknya yaitu suku bangsa, kepulauan, kebudayaan golongan serta agama

yang secara keseluruhan merupakan suatu kesatuaan. Setelah melalui proses

yang cukup panjang dalam perjalanan sejarah bangsa Indonesia menemukan jat

dirinya, yang didalamnya tersimpul ciri khas, sifat dan karakter bangsa yang

berbeda dengan bangsa lain, kemudian oleh para pendiri negara kita dirumuskan

dalam satu rumusan yang sederhana namun mendalam, yaitu Pancasila.

Dalam hidup berbangsa dan bernegara dewasa ini terutama dalam masa

reformasi, bangsa Indonesia sebagai bangsa harus memiliki visi serta pandangan

hidup yang kuat agar tdak terombang-ambing di tengah-tengah masyarakat

(2)

serta rasa kebangsaan yang kuat agar setap generasinya menjadi lebih baik dari

sebelumnya.

Jadi, secara historis bahwa nilai-nilai yang terkandung dalam setap sila Pancasila

sebelum dirumuskan dan disahkan menjadi dasar negara Indonesia secara objektf

historis telah dimiliki oleh bangsa Indonesia sendiri. Oleh karena berdasarkan

nilai-nilai yang sudah ada, agar tercipta dan tercermin nilai-nilai Pancasila dalam

generasi muda masa kini, perlu dilakukan berbagai cara agar mampu

menanamkan nilai-nilai Pancasila dalam setap diri generasi muda masing-masing.

Sehingga, generasi muda sekarang menjadi teladan bagi generasi-generasi

berikutnya.

B. Rumusan Masalah

1. Apa itu ketahanan nasional dan nilai-nilai karakter bangsa 2. Rendahnya Tingkat Kesadaran Ideologi Bangsa

3. Belum dikembangkannya landasan pedagogis untuk menanamkan

kesadaran terhadap nilai-nilai karakter bangsa

4. Belum adanya kolaborasi antar komponen bangsa dalam upaya

menanamkan kesadaran nilai-nilai karakter bangsa

(3)

1. Mengetahui mengenai ketahanan nasional dan nilai-nilai karakter 2. Mengetahui rendahnya Tingkat Kesadaran Ideologi Bangsa

3. Mengetahui belum dikembangkannya landasan pedagogis untuk

menanamkan kesadaran terhadap nilai-nilai karakter bangsa

4. Mengetahui belum adanya kolaborasi antar komponen bangsa dalam

upaya menanamkan kesadaran nilai-nilai karakter bangsa

BAB II

(4)

Pembahasan

1. Apa itu ketahanan nasional dan nilai-nilai karakter bangsa?

Ketahanan nasional merupakan kondisi dinamis suatu bangsa yang berisi

kekuatan nasional, didalam menghadapi dan mengatasi segala tantangan,

ancaman, hambatan serta gangguan, baik yang datang dari luar maupun yang

datang dari dalam, yang langsung maupun tdak langsung membahayakan

identtas, integritas, kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara.

Ketahanan nasional dirumuskan ke dalam delapan subsistem (Astagatra)

yang meliput gatra alamiah (kondisi geografis, demografi dan sumber kekayaan

alam) dan gatra sosial (ideologi, politk, sosial dan budaya, serta pertahanan

keamanan) yang merupakan satu kesatuan. Salah satu aspek yang terdapat dalam

ketahanan nasional gatra sosial tersebut disebut ideologi. Ketahanan pada aspek

ideologi dimaksudkan untuk membentengi masyarakat terhadap segala pengaruh

ideologi baik dari luar maupun yang datang dari dalam yang dapat menghambat

pencapaian cita-cita dan tujuan nasional.

Pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia berfungsi mengarahkan

perjuangan bangsa Indonesia untuk mencapai cita-citanya sehingga perannya

(5)

yang terkandung dalam ideologi Pancasila mutlak diperlukan sebagai syarat dasar

dalam upaya mempersatukan tekad dan semangat untuk menjaga kelestarian

hidup bangsa dan Negara serta konsisten terhadap cita-cita dan tujuan bangsa

yang telah ditetapkan.

Untuk mendukung terjaminnya pemahaman dan pengamalan nilai-nilai

ideologi yang sesuai dengan landasan bangsa dalam masyarakat, ketahanan pada

aspek ideologi menjadi sangat pentng untuk selalu dijaga setap saat. Ketahanan

pada aspek ideologi merupakan salah satu unsur yang mendukung ketahanan

nasional secara langsung. Sebagaimana diketahui, bahwa dalam ideologi Pancasila

mengandung nilai-nilai karakter bangsa terdiri dari ketuhanan, keilmuan dan

kebangsaan. Adanya keterjaminan pemahaman dan pengamalan nilai-nilai

ketuhanan, keilmuan dan kebangsaan merupakan wujud nyata dari kondisi

ketahanan nasional yang baik.

Karakter merupakan watak, tabiat, ahlak atau kepribadian seseorang yang

terbentuk dari hasil internalisasi berbagai kebajikan(virtues) yang diyakini dan

digunakan sebagai landasan untuk cara pandang, berpikir, bersikap, dan

bertndak. Menurut Rachman (2001) karakter merupakan cara berpikir dan

(6)

baik dalam lingkup keluarga, bangsa dan negara. Individu yang berkarakter baik

adalah individu yang bisa membuat keputusan dan siap

mempertanggungjawabkan setap akibat dari keputusan yang telah dia tetapkan.

Karakter berintkan nilai-nilai yang sangat pentng bagi kehidupan manusia.

Nilai-nilai merupakan standar perbuatan dan sikap yang menentukan siapa kita,

bagaimana kita hidup dan bagaimana memperlakukan orang lain. Sehingga

nilai-nilai dapat dikatakan sebagai acuan bagi seluruh diri dan perilaku keseharian baik

terhadap diri sendiri maupun terhadap orang lain. Jadi pengembangan karakter

bangsa hanya dapat dilakukan melalui pengembangan karakter individu

seseorang. Akan tetapi karena manusia hidup dalam lingkungan sosial dan budaya

tertentu, maka pengembangan karakter individu seseorang hanya dapat dilakukan

dalam lingkungan sosial dan budaya yang bersangkutan.

Lingkungan sosial dan budaya bangsa Indonesia adalah Pancasila. Jadi

karakter bangsa haruslah berdasarkan pada nilai-nilai dasar dari Pancasila. Dengan

kata lain, pembinaan karakter bangsa berart mengembangan nilai-nilai dasar

Pancasila yang berisi tga nilai dasar : ketuhanan, keilmuan dan kebangsaan pada

diri setap generasi muda melalui cita, rasa dan karsa. Pancasila merupakan

(7)

Ketahanan nasional bangsa akan tetap dan semakin kokoh apabila didukung

oleh sumber daya manusia yang berkualitas. Makna kualitas disini, mengandung

art berkualitas dalam hard skill maupun soft skill. Hard skill merupakan

kemampuan teknis yang dapat terlihat wujudnya yang dapat dikuasai melalui

penguasaan intelektual dan ketrampilan. Sedangkan soft skillmerupakan

kemampuan non teknis yang tdak terlihat wujudnya yang sangat diperlukan

dalam membangun karakter seseorang. Pencapaian soft skill harus melalui

pendekatan pembinaan sikap yang dilaksanakan terus menerus dan

berkelanjutan. Perkembangan soft skill harus seirama dengan hard skill yang

dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

Dari berbagai fakta yang ada, dapat disimpulkan bahwa mayoritas bangsa

utamanya generasi muda, secara umum telah mengalami degradasi nilai-nilai

karakter bangsa. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi semakin

tergerusnya nilai-nilai karakter bangsa, antara lain:

Faktor Internal. Pengaruh internal merupakan pengaruh yang berasal dari

diri pribadi, berkaitan dengan perspektf diri pribadi dalam memaknai nilai-nilai

yang diyakininya. Ketka diri pribadi memiliki persepsi yang salah terhadap

(8)

nilai-nilai tersebut. Demikian pula sebaliknya, ketka diri pribadi memiliki persepsi

yang yang benar tentang nilai-nilai karakter yang diyakininya, maka perilaku yang

muncul past akan sesuai dan berbanding lurus dengan nilai-nilai tersebut.

Faktor Eksternal. Pengaruh eksternal biasanya berasal dari lingkungan

eksternal, sepert lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat, media massa,

lembaga agama, dll. Pengaruh dari lingkungan eksternal tersebut bisa merubah

perspektf diri pribadi dalam memaknai nilai-nilai yang diyakininya. Pengaruh

eksternal tersebut dapat semakin memperkokoh nilai-nilai karakter yang diyakini

atau bahkan justru menghancurkannya. Dalam Karakter bangsa juga memiliki

nilai-nilai bangsa antara lain :

1. Religius

Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya,

toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan

pemeluk agama lain.

2. Jujur

Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu

(9)

3. Toleransi

Sikap dan tndakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat,

sikap, dan tndakan orang lain yang berbeda dari dirinya.

4. Disiplin

Tindakan yang menunjukkan perilaku tertb dan patuh pada berbagai ketentuan

dan peraturan.

5. Kerja Keras

Tindakan yang menunjukkan perilaku tertb dan patuh pada berbagai ketentuan

dan peraturan.

6. Kreatf

Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari

sesuatu yang telah dimiliki.

7. Mandiri

Sikap dan perilaku yang tdak mudah tergantung pada orang lain dalam

menyelesaikan tugas-tugas.

(10)

Cara berfikir, bersikap, dan bertndak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya

dan orang lain.

9. Rasa Ingin Tahu

Sikap dan tndakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan

meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar.

10. Semangat Kebangsaan

Cara berpikir, bertndak, dan berwawasan yang menempatkan kepentngan

bangsa dan negara di atas kepentngan diri dan kelompoknya.

11. Cinta Tanah Air

Cara berpikir, bertndak, dan berwawasan yang menempatkan kepentngan

bangsa dan negara di atas kepentngan diri dan kelompoknya.

12. Menghargai Prestasi

Sikap dan tndakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang

berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormat keberhasilan orang

lain.

(11)

Sikap dan tndakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang

berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormat keberhasilan orang

lain.

14. Cinta Damai

Sikap dan tndakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang

berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormat keberhasilan orang

lain.

15. Gemar Membaca

Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan yang

memberikan kebajikan bagi dirinya.

16. Peduli Lingkungan

Sikap dan tndakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan

alam di sekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki

kerusakan alam yang sudah terjadi.

17. Peduli Sosial

Sikap dan tndakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain dan

(12)

18. Tanggung Jawab

Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang

seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial

dan budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa.

2. Rendahnya Tingkat Kesadaran Ideologi Bangsa

Pengertan Ideologi Menurut para Ahli Ideologi adalah kumpulan ide atau

gagasan. Kata ideologi sendiri diciptakan oleh Destutt de Tracy pada akhir abad

ke-18 untuk mendefinisikan "sains tentang ideas". Pengertan ideologi dapat

dianggap sebagai visi yang luas, sebagai cara memandang segala sesuatu.

Pengertan Ideologi adalah sistem pemikiran abstrak (tdak hanya sekadar

pembentukan ide) yang diterapkan pada masalah publik sehingga membuat

konsep ini menjadi intsari politk. Secara umum,Pengertan ideologi diartkan

sebagai suatu kumpulan gagasan, ide-ide dasar, keyakinan serta kepercayaan yang

bersifat sistemats yang memberikan arah dan tujuan yang hendak dicapai dalam

kehidupan nasional suatu bangsa dan negara.Kesadaran terhadap ideologi bangsa

harus dibangkitkan dan ditngkatkan. Nilai-nilai utama Pancasila yang berisi

(13)

disemai dalam jiwa segenap generasi muda sedini mungkin melalui berbagai

upaya yang dilakukan secara terprogram, bertahap dan berkesinambungan.

Generasi muda harus memiliki tngkat kesadaran yang tnggi terhadap ideologi

bangsa yaitu Pancasila. Dengan tngginya tngkat kesadaran terhadap ideologi

Pancasila, generasi muda akan mampu memainkan peranannya dalam

membangun kehidupan berbangsa dan bernegara. Bangsa Indonesia akan mampu

bangkit kembali menjadi bangsa yang besar dan disegani oleh negara-negara

lainnya di dunia. Untuk mencapai kondisi tngkat kesadaran ideologi bangsa yang

tnggi maka perlu upaya-upaya dari Pemerintah melalui kementerian yang

dipimpinnya untuk semakin menggalakkan peningkatan kesadaran ideologi

melalui berbagai upaya pembinaan karakter sepert : penyelenggaraan pendidikan

dan lathan, penataran, workshop, seminar, diskusi, dll. Sosialisasi ideologi

Pancasila juga perlu dilakukan melalui panayangan di berbagai media massa, baik

cetak maupun media elektronika lainnya. Jadi dapat disimpulkan bahwa jika

generasi muda bangsa Indonesia memiliki tngkat kesadaran ideologi bangsa yang

tnggi maka ketahanan nasional juga akan semakin kokoh.

3. Belum dikembangkannya landasan pedagogis untuk menanamkan kesadaran

(14)

Bangsa Indonesia perlu mengembangkan landasan pedagogis untuk

menanamkan kesadaran terhadap nilai-nilai budaya dan karakter bangsa. Selama

ini landasan pedagogis pendidikan karakter masih mengacu pada nilai-nilai budaya

dan karakter dari bangsa asing yang bercorak pragmats, sekuler, atau sosialisme.

Bangsa Indonesia perlu menggali kembali nilai-nilai luhur dari kebudayaan asli

yang dimilikinya atau dapat pula mengakulturasikan dengan kebudayaan yang

berasal dari bangsa lain asalkan kebudayaan tersebut sesuai dan seiring dengan

kebudayaan bangsa Indonesia. Bangsa Indonesia sebenarnya memiliki banyak

tokoh pendidikan yang dapat menjadi panutan dalam menghasilkan teori-teori

pendidikan sepert Ki Hajar Dewantara, KH. Akhmad Dahlan, KH Hasyim Asy’ari, dr.

Soetomo, dll. Melalui pemikiran tokoh-tokoh pendidikan tersebut bangsa

Indonesia sebenarnya telah memiliki beragam jenis teori pendidikan yang seiring

dengan kondisi alam dan beragamnya kultur atau budaya yang dimilikinya. Oleh

karena itu Pemerintah yang dipelopori oleh Kemendiknas perlu mengembangkan

landasan pedagogis untuk menanamkan kesadaran nilai-nilai budaya dan karakter

bangsa. Landasan pedagogis yang dikembangkan harus mengacu pada nilai-nilai

luhur dari budaya dan karakter bangsa Indonesia sendiri. Apabila landasan

pedagogis telah terumuskan, maka perlu ditndaklanjut dengan ujicoba di

(15)

melalui siklus penciptaan dan revisi, serta merupakan proses berkelanjutan untuk

menghasilkan pemecahan masalah dan temuan-temuan metode pendidikan yang

baru. Apabila hasil ujicoba memberikan dampak yang positf, maka landasan

pedagogis tersebut dapat diterapkan dan ditetapkan sebagai salah satu sistem

pendidikan yang mengajarkan pendidikan karakter bercorak ke-Indonesiaan.

4. Belum adanya kolaborasi antar komponen bangsa dalam upaya menanamkan

kesadaran nilai-nilai karakter bangsa

Kolaborasi antar komponen bangsa yang terdiri dari : orang tua, masyarakat,

lembaga pendidikan, media massa, dan lembaga agama harus segera diwujudkan,

sehingga tercapai kesamaan visi dan misi dalam menanamkan kesadaran nilai-nilai

budaya dan karakter bangsa. Masing-masing tdak bisa bekerja sendiri-sendiri,

karena masing-masing memiliki ketergantungan antara yang satu dengan yang

lain. Masing-masing komponen bangsa harus saling berkolaborasi dengan

menekankan pada kerjasama yang saling menguntungkan. Masing-masing

komponen bangsa harus menyatu membangun kekuatan dalam kebersamaan,

saling peduli, saling mendukung dan bekerja sama dalam meraih keberhasilan

yaitu membangun kesadaran nilai-nilai karakter bangsa khususnya generasi muda.

(16)

dan lembaga pendidikan perlu menjalin kolaborasi yang saling menguntungkan

dalam upaya menanamkan kesadaran nilai-nilai budaya dan karakter bangsa.

Untuk itu perlu upaya penyamaan visi dan misi dalam menangani masalah

nilai-nilai budaya dan karakter bangsa.

Apabila ketga permasalahan yang mendasar tersebut dapat dipecahkan melalui

upaya pembinaan karakter yang terprogram dan terus menerus, maka ketahanan

nasional yang kokoh akan dapat tercapai. Ketercapaian ketahanan nasional

bangsa pada gilirannya akan mampu meningkatkan kesejahteraan, kebudayaan

dan peradaban bangsa Indonesia sebagai bangsa yang besar dan disegani oleh

negara-negara di dunia.

Sejarah telah membuktkan bahwa hanya manusia yang berbudaya dan beradab,

taat pada nilai-nilai ajaran agamanya, menguasai dan mampu menerapkan ilmu

pengetahuan untuk memecahkan masalah kehidupan, cinta tanah air dan bangsa,

akan mampu berkembang menjadi manusia yang terampil dan unggul, karena

memiliki produktfitas, dan daya saing yang tnggi. Masyarakat dengan SDM yang

unggul tersebut akan semakin meningkatkan dan mempertahankan peradaban

(17)

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Degradasi karakter bangsa khususnya generasi muda yang kini dalam kondisi

yang memprihatnkan dapat diatasi melalui upaya pembinaan karakter generasi

(18)

dibina harus selalu mengacu pada nilai dasar Pancasila yang terdiri dari

nilai-nilai ketuhanan, keilmuan dan kebangsaan. Untuk penanaman, pemahaman, dan

penguasaan terhadap nilai-nilai tersebut diperlukan landasan pedagogis yang

tepat dan sesuai dengan kebutuhan serta memerlukan kolaborasi yang harmonis

antar komponen bangsa yang meliput: orang tua, lembaga pendidikan, lembaga

agama, media massa, dll. Keberhasilan didalam pembinaan karakter akan dapat

meningkatkan sumber daya manusia yang pada gilirannya akan mampu

memperkokoh ketahanan nasional bangsa Indonesia.

B. Saran

Semoga dengan adanya makalah ini, masyarakat semakin mengert betapa

pentngnya pembinaan nilai-nilai pancasila dalam generasi masa kini agar gerenasi

yang di kemudian hari menjadi lebih baik lagi dari generasi sebelumnya sehingga

terciptanya nilai-nilai pancasila dalam setap diri generasi berikutnya. Semoga

dengan adanya pembinaan nilai-nilai pancasila menjadikan negara Indonesia

menjadi negara yang berpedoman pada pancasila dan menghayat setap sila yang

(19)

DAFTAR PUSTAKA

 Amori, A. 2007. Game Object Model Version II: a Theoritcal Framework for

Educatonal Game Development, Educatonal Technology Research &

Development, 55 (10): 51-77.

 Darmodiharjo,dkk. 1984. Santaji Pancasila. Surabaya: Usaha Nasional.

 Dahlan.1998. Tantangan P4 Abad 21: Globalisasi Wawasan dan Informasi.

Makalah disajikan dalam penataran bagi calon penatar P4 Konstekstual

(Pola 144 Jam) Angkatan V, Surabaya: 23 Pebruari 1998.

 Rachman, M. 2001. Implementasi Pendidikan Budi Pekert Dalam

(20)

Referensi

Dokumen terkait

(2) Kegiatan inti, meliputi: (a) Guru menjelaskan tujuan dan kompetensi yang harus dicapai; (b) Guru mengeluarkan gambar dan kartu kata; (c) Guru menempel- kan

a) Bahwa dalil pengaduan Pengadu dalam kedudukannya sebagai pendukung Calon Bupati Kabupaten Karawang dengan nomor urut 6 ( enam ) yaitu Saan Mustopa adalah dalil

1. Energi yang diperlukan untuk melepaskan electron terluar dari atom Sr sebesar 548 kJ/mol, untuk melepaskan electron kedua memerlukan energi hamper dua kali yaitu sebesar

Kahit na dumaan na sa maraming salin o pagbabago ang tawag sa wikang pambansa—mula sa Tagalog, na naging Pilipino (na base pa rin sa Tagalog ), na ngayon ay Filipino na—marami pa

Masalah-masalah dalam penelitian ini terfokus pada penerapan model pembelajaran NHT pada pelajaran Fisika untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis. Subjek yang

Tahapan yang dilakukan peneliti dalam rancangan eksperimen ini, meliputi: (1) penentuan masalah penelitian, di sini peneliti ingin mengetahui secara empiris apakah terdapat

[r]

Dari tabel di atas dan data rekapitulasi jawaban uji kemampuan pencarian di internet (internet searching) dapat di analisis bahwa sebanyak 68 atau (27,86 %)