• Tidak ada hasil yang ditemukan

T1 712011022 BAB III

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "T1 712011022 BAB III"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

III. KEGIATAN TAHUN REMAJA HKBP KEDATON

3.1 Sejarah Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) Kedaton, Lampung

Pada tahun 1953, sudah ada HKBP Tanjungkarang yang menggunakan gereja

GPIB Marturia, Tanjung Karang sebagai tempat kebaktian. Pada waktu itu, orang

Batak yang tinggal di wilayah Kedaton dan sekitarnya menjadi anggota jemaat

HKBP Tanjungkarang.

Dengan jumlah anggota jemaat yang terbatas, HKBP Tanjungkarang terdiri atas tiga

sektor dan wilayah Kedaton masuk ke dalam wilayah III. Seiring berjalannya waktu,

pada bulan Februari 1961, sektor III dimekarkan dan dibentuk sektor IV yang

mencakup wilayah Kedaton dan sekitarnya. Kebaktian Sektor diadakan setiap hari

Rabu dilayani oleh tiga orang majelis yaitu St. J Damanik, St P Nainggolan dan St T.

Simangunsong. Kebaktian sekolah minggu pertama diadakan pada hari Minggu

pertama bulan Maret 1963 di rumah keluarga St P Nainggolan di Jalan Teuku Umar

No. 19 Kedaton.1

Sesuai dengan perkembangan anggota jemaat sektor IV, timbul pemikiran

untuk meningkatkan status sektor IV menjadi Gereja cabang/pagaran. Majelis sektor

IV menyampaikan hal ini di dalam rapat kemajelisan dan disetujui oleh Pendeta

HKBP Tanjungkarang yaitu Pdt S.Pasaribu, S.Th. Majelis berupaya mencari gedung

untuk tempat kebaktian minggu dan dengan memanfaatkan potensi anggota jemaat

akhirnya diperoleh izin dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Lampung

Selatan untuk menggunakan SDN Sidoarjo. Kebaktian minggu pertama dilakukan

pada hari minggu, 15 Oktober 1967 dan dilayani oleh Pendeta HKBP Tanjungkarang

untuk meresmikan sebagai Gereja cabang dari HKBP Ressort Tanjungkarang. Pada

tanggal 15 Oktober 1967 inilah yang disepakati menjadi hari berdirinya HKBP

Kedaton dengan 28 kepala keluarga. 2

Seiring pertambahan anggota jemaat, Majelis akhirnya memutuskan

membentuk panitia pembangunan untuk memulai pembangunan gereja dan berkat

dukungan dari anggota jemaat maka panitia pembangunan membeli tanah di jalan

purwo (sekarang bernama jalan kelelawar). Selanjutnya dilakukan pembangunan

gedung gereja dan pada tahun 1972, Gereja HKBP Kedaton diresmikan oleh Ephorus

(baca: ketua sinode) Pdt Dr. T.S.Sihombing. Seiring semakin banyaknya anggota

1

K.E.S Manik, Sejarah Gereja HKBP Kedaton, Bandar Lampung, (Bandar Lampung: Universitas Lampung, 2007),3-5

2

(2)

jemaat yang beribadah dan gedung gereja tidak dapat menampung lagi. Akhirnya,

dibentuk kembali panitia pembangunan untuk mencari tanah sekaligus membangun

gedung gereja yang baru letaknya di jalan Sultan Haji gg Cemara No. 26, Bandar

Lampung. Peletakkan batu pertama pembangunan Gereja gang cemara dilakukan pada

hari Sabtu, 5 Juni 1982 oleh Sekjen HKBP, Ds P.M Sihombing, M.Th dan keesokan

harinya diresmikan HKBP ressort Kedaton oleh Sekjen HKBP, Ds. P.M Sihombing,

M.Th. Dengan keluarnya ijin mendirikan bangunan (IMB), maka pembangunan

gereja segera dimulai. Lalu dilakukan pembangunan fondasi gereja dan setelah

fondasi gereja telah rampung baru dilakukan pekerjaan penimbunan tanah dan gereja

sudah dapat digunakan pada tanggal 16 Desember 1984.3

Saat ini HKBP Kedaton (gereja lama) di jalan kelelawar digunakan oleh

Gereja Huria Kristen Indonesia (HKI) yang beribadah pada pukul 09.00 Wib. Sejak

tahun 2007, kebaktian minggu di HKBP Kedaton diadakan empat kali dengan waktu

kebaktian:

Pkl. 06.30 Wib : Ibadah Bahasa Indonesia

Pkl. 06.30 Wib : Ibadah Sekolah Minggu dan Remaja ( di Gedung Bina Budaya)

Pkl. 09.30 Wib : Ibadah Bahasa Batak

Pkl. 17.00 Wib : Ibadah Bahasa Indonesia

Pkl. 18.15 Wib : Ibadah Bahasa Batak ( di Jalan Kelelawar atau gereja lama)

Pada tahun 2015, Gereja HKBP Kedaton telah memiliki 6 orang pelayan ( 3

orang pendeta, 1 orang bibelvrouw, 1 orang guru huria, 1 orang diakones dan 60

sintua) yaitu:

Pdt Marudut Nababan, S.Th (Pendeta Ressort), Pdt Psalmen D. M. Manalu, S.Th

(Pendeta Diperbantukan); Pdt Riolan Sitinjak, S.Si Teol (Pendeta Pemuda- Remaja);

Gr. Alipen Pakpahan, S.Sn (Guru Jemaat); Bvr. Naudur Sitompul (Pelayan khusus

wanita)

dan Diakones Lorensi L. Sinaga

Gereja HKBP Kedaton dan terbagi atas 17 wijk/sektor dan memiliki 8 gereja

cabang yaitu HKBP Bergen, HKBP Hanura, HKBP Wiyono, HKBP Pringsewu,

HKBP Gisting, HKBP Talang Jawa, HKBP Kota Agung dan HKBP Hajimena. HKBP

3

(3)

Kedaton terdiri dari beberapa kategorial seperti : Sekolah Minggu, Remaja, Pemuda

(NHKBP), Bapak (Ama), Ina (Ibu) dan Lansia. 4

3.2 Kegiatan Tunas Remaja HKBP Kedaton

Tunas Remaja HKBP Kedaton dibentuk sejak tahun 2000 dulunya remaja

masih bergabung di sekolah minggu pada pukul 06.30. Awal pembentukan tunas

remaja karena jumlah anak sekolah minggu dan remaja yang semakin tahun semakin

meningkat sehingga harus dipisahkan dan pertimbangan lain yaitu agar mereka bisa

bergaul dalam jenjang umurnya yang sesuai dengan mereka. Remaja HKBP Kedaton

di tahun 2007 memiliki 5 orang guru/pembina yaitu: Sdri Sertiningsih Sianturi, Sdri

Roida Sinaga, S.Hut, Sdr Roy Sihaloho, ST dan Sdr. Joy Siregar, Sdri Siska Sirait dan

Majelis remaja yaitu St M Sinaga. Pada tahun 2015, jumlah pengajar sebanyak 7

orang dan 1 Majelis pendamping yaitu Sdri Orlida Sinaga, Sdri Sertiningsih Sianturi,

Ibu Theresia Sitorus, Sdri Ewis Munthe, Sdr Jantilas Pakpahan S.Pd, Sdr Frengki

Pasaribu, Sdr. Ivan David Sidabutar dan Majelis Remaja yaitu St A. Sianturi. Di tahun

2015 ini, jumlah (statistik) Remaja HKBP Kedaton mencapai 250 orang tetapi yang

aktif beribadah sekitar 80 hingga 100 orang. Menurut hasil wawancara, Remaja

banyak yang mengikuti ibadah Minggu umum bersama orangtua mereka karena

liturgi di ibadah remaja dan ibadah minggu memiliki kesamaan. Sehingga mereka

lebih memilih beribadah bersama dengan orangtuanya. 5 Remaja HKBP Kedaton memiliki Visi – Misi yaitu :

Visi Remaja HKBP Kedaton : Tunas Remaja HKBP Kedaton semakin mengenal

Tuhan dan bertumbuh dalam Firman Tuhan sehingga

menjadi berkat bagi keluarga, bangsa dan gereja.

Misi Remaja HKBP Kedaton: Melakukan pembinaan rohani bagi Tunas Remaja

HKBP Kedaton berdasarkan Firman Tuhan.

Kegiatan rutin Remaja HKBP Kedaton terdiri dari:

 Ibadah Minggu pukul 06.30 wib menggunakan Bahasa Indonesia ( Minggu 1-3),

Minggu ke 4 memakai bahasa Batak.

 Pendalaman Alkitab Remaja setiap sabtu pukul 19.00 (minggu ke 2 dan 4)

 Latihan Koor dengan nama GITA BAHANA KRISTUS (setiap sabtu, sehabis Pendalaman Alkitab Remaja)

4

Barita Jujur Taon 2014, HKBP ressort Kedaton, Lampung, ( Lampung: HKBP Kedaton, 2014), 25 5

(4)

 Latihan Ansamble (Pianika, Biola, Piano) setiap Jumat pukul 17.00 wib.

 Latihan Song Leader untuk Ibadah Umum di Gereja setiap Sabtu pukul 18.00 wib.

Remaja HKBP Kedaton memiliki 2 grup yaitu: Paduan Suara Gita Bahana

Kristus (GBK) dan musik ansamble remaja bernama Jesus Christ’ Friends (JCF ).

Kedua kelompok atau grup tersebut melakukan konser malam pujian remaja pada

tanggal 17 Mei 2014 pada pukul 18.00 wib dan dihadiri 750 orang dari berbagai

jemaat HKBP di seluruh Lampung.

Program Remaja HKBP Kedaton terdiri penyambutan anak sekolah minggu ke

remaja dilakukan di luar gereja (Outbound), Retreat selama 2 hari di Provinsi

Lampung, Kunjungan Gerejawi ke HKBP di Luar Lampung maupun dalam provinsi

Lampung, Evangelism Exploison Kids, Natal Remaja dan Pelajar Sidi, Kunjungan

(Diakonia) ke Panti Asuhan di Provinsi Lampung.6

3.3. Pelaksanaan Kegiatan Tahun Remaja HKBP Kedaton

Kegiatan perlombaan remaja di HKBP Kedaton biasanya dilaksanakan

sebelum acara pesta Gotilon (pesta panen) yang dilaksanakan satu tahun sekali.

Perlombaannya meliputi CCA, tortor dan vocal grup. Kegiatan ini ditindaklanjuti

karena memberikan manfaat yang besar kepada remaja terutama untuk memberikan

wadah kepada remaja yang memiliki talenta bernyanyi maupun menari. Maka dari itu,

pada rapat majelis pekerja sinode HKBP yang diadakan di Batam pada tanggal 25-27

September 2013 telah diputuskan bahwa pada tahun 2014 menjadi tahun Remaja.

Diputuskannya tahun 2014 menjadi tahun remaja HKBP merupakan bentuk

kesinambungan dari tahun sebelumnya yakni tahun 2013 yang disebutkan sebagai

tahun anak-anak. Pada tahun 2015 merupakan tahun Perempuan dan tahun 2016

merupakan tahun bapak. Maka dari itu, HKBP Kedaton melaksanakan mandat dari

sinode pusat HKBP di Pearaja, Tarutung untuk melaksanakan kegiatan Tahun Remaja

di masing-masing gereja termasuk gereja cabang.

Menurut hasil wawancara dari Bapak R.M Sitompul, Panitia tahun Remaja

telah membuat berbagai kegiatan dalam tahun remaja di HKBP Kedaton yaitu:

Seminar Sehari dilaksanakan pada tanggal 15-16 Maret 2014 dengan beberapa topik

sebagai berikut:

6

(5)

1. Remaja dalam menghadapi tantangan zaman dibawakan oleh Pdt Mori

Sihombing, M.Th (Sekertaris Jenderal HKBP)

2. Kesehatan Reproduksi dibawakan oleh Ibu Tumiur Sormin, M.Kes

3. Dalihan Na Tolu (Adat Batak) dibawakan oleh Bapak Prof. Dr. Ir. K.E.S. Manik

(Dosen Universitas Lampung dan anggota jemaat HKBP Kedaton)

4. Character Building oleh Ibu Ina Hotria Sitompul, S.Psi

Selain seminar sehari diadakan pula berbagai perlombaan yaitu:

Perlombaan Vocal Grup antar sektor di HKBP Kedaton dilakukan pada tanggal 21

Maret 2014. Dimulai pukul 10.00 Wib

Perlombaan Tortor antar sektor di HKBP Kedaton dilakukan pada tanggal 22 Maret

2014. Dimulai pukul 15.00 Wib.

Perlombaan CCA dan CCBE antar sektor di HKBP Kedaton dilakukan pada tanggal

22 Maret 2014. Dimulai pukul 10.00 Wib.

Perlombaan Futsal antar sektor di HKBP Kedaton dilakukan pada tanggal 14 dan 20

Maret 2014. Dimulai pukul 16.00 Wib. 7

Setelah selesai perlombaan, maka acara puncak adalah Pesta Tahun Remaja

HKBP 2014 yang diadakan pada hari Minggu, 15 Juli 2014 dengan rangkaian acara :

lelang makanan (yang dipersembahkan oleh remaja), lelang lagu, lelang barang dan

manortor (tarian batak) dan semua hasilnya diserahkan kepada sinode pusat HKBP

sebesar 50% dan untuk Gereja HKBP Kedaton sebesar 50%.

Menurut pendapat Pdt Marudut Nababan, bahwa kegiatan tahun remaja sangat

menolong remaja untuk lebih siap menghadapi tantangan zaman. Kegiatan seminar

sangat membantu remaja untuk lebih siap dan lebih matang dalam iman serta dapat

menghadapi tantangan zaman dengan berbagai dampak baik positif maupun negatif.

Remaja dibekali dengan pengetahuan tentang kesehatan, karakter, budaya dan jati diri

mereka sebagai remaja. Begitupula dengan kegiatan Cerdas Cermat Alkitab (CCA),

Cerdas Cermat Buku Ende (CCBE) menolong remaja memahami firman Tuhan dan

menghayatinya karena di zaman modernisasi seperti ini, remaja semakin malas

membaca Alkitab dan lebih tertarik pada permainan di handphone lalu cerdas cermat

buku ende memperkenalkan kepada remaja tentang nyanyian rohani batak karena

budaya batak sudah semakin tergerus oleh zaman yang semakin modern. 8

7

Wawancara dengan bapak R.M Sitompul, hari Sabtu tanggal 18 Juli 2015 pukul 16.00 wib. 8

(6)

Didukung dengan pendapat Pdt Verlynca Togatorop yang mengatakan bahwa

kegiatan tahun remaja dilakukan sesuai dengan perkembangan fisik, mental, sosial,

emosi. Misalnya kegiatan olahraga seperti futsal atau sepak bola dimana remaja

semakin sadar akan tubuhnya (masa pubertas), mereka lebih prihatin dengan

perkembangan fisiknya maka kami bertugas melakukan pemeliharaan kesehatan bagi

remaja. Seringkali gereja tidak menaruh perhatian terhadap hal jasmani (kesehatan).

Padahal tubuh manusia adalah karunia Tuhan yang harus dipelihara dan dirawat. 9

Sedangkan kegiatan CCA dan CCBE menolong mereka secara kognitif dalam

perkembangan intelek mereka yang mempertanyakan segala sesuatu atau kritis dan

kami membuat cerdas cermat Alkitab dari Perjanjian Lama (PL) atau Perjanjian Baru

(PB) Misalnya: ada berapa kitab dalam PL atau PB? Bapa orang percaya disebutkan

untuk siapa? dan pertanyaan lainnya. Menurut penulis, pertanyaan seperti diatas

kurang kritis dibandingkan perkembangan kognitif remaja. Pada usia remaja, orang

mulai mempertanyakan berbagai hal yang telah diajarkan kepada mereka. Mereka

mulai mengembangkan suatu kapasitas baru untuk berpikir tentang banyak hal dan

membuat konklusi sendiri. Contoh pertanyaan: jika Allah mengasihi manusia,

mengapa Allah membuat begitu banyak orang menderita dalam kemiskinan.?

Jika pendapat bapak R. M. Sitompul yang merupakan ketua panitia tahun

remaja diumurnya 70 tahun tetapi tetap giat untuk melayani Tuhan, ia mengatakan

sebenarnya tujuan dari diadakannya CCA & CCBE untuk mengenal dan memahami

liturgi dan musik gereja HKBP bagi remaja, serta memahami isi Alkitab secara baik

dan benar. Lalu tujuan dari tortor ialah menemukan sisi lain identitas diri dan

tanggung jawabnya sebagai generasi muda Batak. Kegitan tersebut ikut menjaga

budaya dan tradisi Batak. Generasi tua Batak, gelisah karena generasi muda mulai

meninggalkan budaya dan tradisi Batak. Anak-anak lebih suka menyanyikan lagu

Barat daripada lagu tradisional Batak. Anak-anak sekolah tak kenal lagi bahasa halus

Batak. generasi muda Batak yang mulai jauh dari budaya dan tradisi Batak. Untuk itu,

budaya dan tradisi Batak harus diperbanyak guna menanamkan rasa cinta generasi

muda pada budaya dan tradisinya. Ini tentu tidak hanya berlaku pada Batak, semua

daerah perlu melakukan. Globalisasi kerap membuat orang minder dengan budaya

dan tradisi sendiri. dan itu harus diperangi.

9

(7)

Tujuan perlombaan vocal grup atau paduan suara antara lain menjadikan

musik gereja sebagai bahasa pujian kepada Tuhan khususnya sebagai ibadah yang

baik, meningkatkan apresiasi Remaja HKBP dalam dunia musik, menyediakan wadah

kegiatan yang kompetitif, edukatif dan rekreatif bagi kalangan pecinta musik

Gerejawi Remaja HKBP Kedaton yang mampu meningkatkan cara bernyanyi secara

baik dan benar, mengembangkan suasana persekutuan dan komunikatif dari antara

sesama peserta perlombaan melalui nyanyian pujian kepada Tuhan sebagai

pernyataan iman kristiani dan merangsang kreatifitas dalam menggali musik

gerejawi.10

Tetapi berbeda dengan pendapat yang diutarakan oleh St M. Hutasoit yang

menganggap kegiatan di HKBP Kedaton sejak dahulu ketika saya pemuda hingga

sekarang seperti itu saja hanya penambahan seperti CCBE atau tortor. Kegiatan

ditahun Remaja belum menjawab pergumulan kita bersama tentang tantangan zaman.

Tantangan zaman bisa terlihat dari berbagai persoalan seperti kemiskinan,

kriminalitas, pengangguran dan sayangnya seminar yang diberikan kepada remaja

atau pemuda tidak mendatangkan dari pihak kepolisian yang akan memberikan

informasi tentang hukum maupun undang-undang tentang narkoba, miras,

pemerkosaan dan sebagainya. Kegiatan tahun remaja ini belum menuntun pada

perkembangan iman bagi anak remaja. Sebagai seorang kepala sekolah di SMPN 20,

Bandar Lampung, saya melihat banyak problem pada remaja yang perlu dibenahi

misalnya membuang sampah tidak pada tempatnya, tidak menjaga dan merawat

lingkungan, kenakalan remaja dengan mabuk-mabukan, narkoba dan kehamilan diluar

nikah. Iman anak yang belum kokoh dan mereka sedang mencari indentitas diri mereka maka perlu diadakan kegiatan yang ‘menjawab’ persoalan diatas agar mereka dapat menjadi remaja yang beriman, berkarakter maupun memiliki akal budi.11

Pendapat bapak St. M. Hutasoit ini didukung oleh guru atau pembina remaja

HKBP Kedaton yaitu Ibu Theresia Sitorus, ia mengatakan bahwa kegiatan yang

dilakukan tidak menjawab pergumulan remaja ditengah tantangan zaman. Sebelum

melayani di HKBP Kedaton, Ibu Theresia melayani di GKI Cirebon dan terlibat

menjadi guru atau pembina remaja dan di Remaja GKI Cirebon memiliki kegiatan

yang sangat menarik, tema-tema khotbahnya sesuai dengan perkembangan remaja dan

dibawakan oleh pendeta yang kreatif dengan memakai power point (PPT) maupun

10

Wawancara dengan bapak R.M Sitompul

(8)

video dan terkesan tidak monoton atau kaku. Remaja ditengah perkembangan ego,

moral maupun inteleknya lebih menyukai kegiatan-kegiatan yang lebih inovatif dan

dinamis melihat perkembangan teknologi saat ini. Disinilah peran pendeta remaja,

pembina remaja merumuskan ulang kegiatan yang relevan dengan perkembangan

remaja saat ini. Terutama dalam kegiatan tahun remaja-pemuda yang telah

dilaksanakan dan mungkin kedepannya semakin lebih dipersiapkan, lebih kreatif

tanpa menghilangkan tujuan untuk menumbuhkembangkan iman mereka misalnya perlombaan membuat film dengan topik “ remaja sebagai generasi penerus”, “ pertobatan seorang remaja” lalu perlombaan band remaja dengan lagu rohani Batak atau rohani Indonesia. Jika kegiatan seperti ini, maka banyak partisipasi dari remaja

maupun orangtua.12

3.4. Kegiatan Tahun Remaja di HKBP Kedaton dilihat dari Teori Perkembangan Iman James Fowler

Dalam bagian ini penulis akan menjelaskan dan menganalisis hasil penelitian

dengan menghubungkannya dengan teori yang telah dirumuskan pada bagian dua.

Analisa ini dilakukan guna menjawab tujuan penelitian sebagaimana yang terdapat

dalam bagian pertama yaitu : “Studi tentang kegiatan tahun remaja di HKBP Kedaton

dilihat dari teori perkembangan iman James Fowler”. Saya memfokuskan remaja

berumur 13 sampai 15 tahun (1-3 SMP), dalam teori perkembangan iman Fowler

masuk ke dalam tahapan perkembangan kepercayaan sintetis konvensional dimana

pada tahap ini anak mulai berpikir abstrak. Remaja biasanya mengalami suatu

perubahan radikal dalam cara memberi arti. Remaja berjuang menciptakan suatu

sintesis dari berbagai keyakinan dan nilai religius yang dapat mendukung proses

pembentukan identitas diri.13 Krisis identitas tercipta oleh runtuhnya dunia kanak-kanak. Pencapaian identitas itu terjadi di tengah-tengah krisis yang hebat.14 Karena

munculnya operasi-operasi logis, remaja sanggup merefleksikan secara kritis riwayat

hidupnya dan menggali arti sejarah hidupnya bagi dirinya sendiri.

Menurut penulis, dari hasil wawancara bahwa kegiatan seminar menolong

remaja untuk mendapat informasi tentang beberapa hal seperti: seks bebas, tantangan

zaman maupun pengaruh Globalisasi yang mengancam kehidupan remaja. Tetapi

menurut penulis, CCA tidak menolong remaja menghindari keragu-raguan akan iman

12

Wawancara dengan Ibu Theresia Sitorus, hari Minggu tanggal 19 Juli 2015 pukul 10.00 wib. 13

(9)

(krisis identitas) mereka dengan hanya mempelajari atau menghapal sejarah gereja,

sejarah Alkitab, eskatologi, atau sejarah lainnya karena itu tidak diminati oleh remaja.

Injil seharusnya dilihat lebih daripada sekedar dalil-dalil religius. Tetapi perlu

diperhatikan kembali kegiatan yang akan dilakukan untuk menjawab akan

keragu-raguan remaja tentang iman yang mereka miliki. Remaja memiliki iman warisan dari

orangtuanya dan ada gejolak pemikiran rasional yang mulai mempertanyakan dan

meragukan iman bahkan ada remaja yang menolak sama sekali imannya. Ditengah

kemajuan zaman dan berbagai informasi dapat dengan mudah ditangkap dan

dimengerti oleh remaja, karena disampaikan secara audio-visual, menyebabkan

remaja menjadi lebih kritis dalam cara berpikir. Remaja masa kini jauh lebih kritis

dibandingkan dengan sikap remaja pada masa lampau

Begitu juga dengan kegiatan cerdas cermat buku ende, tortor dan vocal grup

tidak menjawab untuk remaja menyusun gambaran yang personal mengenai lingkungan akhir. Tentang Allah yang “personal” yang merupakan seorang pribadi yang mengenal diri saya secara lebih baik daripada pengenalan diri saya sendiri.

Remaja berada juga berada dalam tahap keragu-raguan yang merupakan bagian yang

perlu bagi pertumbuhan spiritual dan kuncinya bukanlah mengeliminir keraguan

melainkan menolong mereka agar tetap bertekun. Allah memahami keraguan bahkan

ketidakpercayaan kita dan jaminan seperti ini menolong para remaja dalam masa

kebimbangan mereka. Tetapi kegiatan perlombaan semacam ini tidak membuat iman

mereka menjadi kuat.

Dalam perkembangan ego, remaja berada dalam satu sisi ingin memiliki

identitas pribadi namun di sisi yang lain, dia ingin menyisihkan kekaburan identitas. Adakalanya, mereka juga mengevaluasi identitas banyak hal yang bersifat ‘kuno’ yang perlu dipikirkan ulang. Karena itu, mereka membutuhkan hal yang lebih

kontemporer dan lebih baik untuk diintegrasikan di dalam identitas.15

Dari hasil penelitian, responden memberikan pemahaman bahwa kegiatan

CCA dan CCBE terkesan monoton, responden mengatakan bahwa kegiatan di HKBP

Kedaton yaitu CCA, CCBE, futsal, tortor maupun vocal grup sangat membosankan

dan tidak relevan di era Globalisasi saat ini. Ada beberapa alasan kegiatan tahun remaja terkesan monoton yaitu ada perbedaan antara ‘golongan muda’ dengan golongan ‘orang tua’ sehingga ide-ide yang cemerlang dan kritis tidak tersampaikan

15

(10)

walaupun pemikiran mereka masih abstrak tetapi remaja atau pemuda tidak di dengarkan oleh golongan ‘orangtua’ sehingga kegiatan yang dilaksanakan bersifat monoton. Panitia yang sebagian besar merupakan ‘golongan tua’ tidak mau menerima

saran atas kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan untuk tahun Remaja HKBP. Panitia

juga kurang memahami aspek-aspek perkembangan psikologi remaja maupun

teknologi yang semakin maju. Kegiatan semacam ini hanya pengulangan saja dari

kegiatan tahunan yang dilaksanakan oleh Gereja HKBP Kedaton atau dengan kata

lain kegiatan yang sudah lazim dilaksanakan. Hingga saat ini, belum terlihat ada kegiatan yang ‘baru’ untuk para remaja HKBP Kedaton.

Remaja menginginkan sebuah perubahan pada kegiatan-kegiatan yang

menolong mereka memahami Tuhan dan menguatkan iman mereka melalui majunya

perkembangan teknologi saat ini. Gereja sekarang masih takut untuk menerima

sesuatu yang baru tentunya masih dalam standar pola masing-masing. Gereja masih sangat menikmati zona nyaman melihat pertumbuhan jemaat yang hanya ‘begitu -begitu saja’.

Menurut penulis, gereja tidak harus mengubah 180 derajat gaya ibadahnya

namun perlu membuka diri untuk mengadopsi hal-hal baru dari luar yang merupakan

pencairan kekakuan gereja. Tidak bersikap apatis terhadap pemikiran baru juga salah

satu keterbukaan gereja untuk berekplorasi membangun pertumbuhan jemaat.

Menurut penulis, Gereja HKBP secara umum harus meningkatkan kualitas

pelayanan terhadap remaja karena mereka yang akan menjadi generasi masa depan

gereja terutama kegiatan yang akan dilaksanakan di tahun Remaja HKBP 2014 agar

memperhatikan dasar teori perkembangan iman. Gereja HKBP perlu memperhatikan

kualifikasi seorang pembimbing remaja perlu dalam membimbing mereka dalam

tahapan perkembangan iman dan kepribadian remaja. Pembimbing remaja harus

memiliki kepedulian dan tanggung jawab yang besar atas pertumbuhan iman

remajanya dan dapat menjadi tempat bagi para remaja untuk mencurahkan beban

pergumulan mereka (curhat).

Jika konsentrasi pembimbing lebih terarah pada masa depan dan pada upaya

mempersiapkan kader pemimpin gereja. Maka masing-masing remaja perlu

membuktikan kemampuannya sebagai calon pemimpin atau pelayan yang cakap.

Remaja akan melakukan pelayanan dan kepemimpinan mereka bukan untuk tujuan

melayani dan memimpin melainkan untuk memperjelas identitas diri dan harga diri

(11)

majelis, maupun guru remaja sangat dibutuhkan untuk menolong setiap remaja

betumbuh menjadi dirinya sendiri dan menemukan rencana Tuhan dengan hidup

mereka masing-masing.

Menurut analisa penulis dan mengambil sebuah kesimpulan bahwa kegiatan

yang diadakan oleh panitia tahun remaja HKBP belum sepenuhnya sesuai dengan

teori perkembangan iman. Hanya kegiatan seminar yang dapat menolong remaja

mengetahui beberapa informasi dari penyampaian pembicara dalam seminar tersebut

agar mereka bisa mengantisipasi tantangan zaman beserta dampak negatif maupun

positifnya. Ini juga berpengaruh kepada perkembangan iman mereka karena pada

tahapan ini remaja tertarik pada ideologi dan agama. Hal ini karena keduanya

menyediakan suatu sistem keyakinan dan nilai yang secara terlembaga menjelmakan

suatu arti dan makna dalam perkembangan iman mereka. Jika kegiatan CCA,

menolong remaja dalam perkembangan kognitif mereka untuk menghafal kisah

Alkitab, tokoh Alkitab dan sebagainya tetapi tidak dipertimbangkan pula aspek

lainnya seperti afeksi. Kegiatan CCBE, tortor maupun vocal grup tidak menjawab

perkembangan iman mereka dan kegiatan ini lebih cenderung pengenalan budaya

Batak kepada remaja ditengah tergerus globalisasi yang menyebabkan remaja tidak

mengetahui budaya daerahnya.

Gereja HKBP Kedaton tidak memulai dengan melakukan need assesment

(analisa kebutuhan) kepada kebutuhan para remaja HKBP Kedaton. Menurut

Abraham Maslow, ada lima tingkat kebutuhan manusia yang disebut Piramida

kebutuhan antara lain: a). Kebutuhan fisik; b) kebutuhan keamanan; c) kebutuhan

pengakuan; d). Kebutuhan harga diri dan e). Kebutuhan perwujudan diri. 16 Salah

satu kebutuhan pokok yang tersirat dari lima kebutuhan diatas yaitu kebutuhan rohani.

Kebutuhan ini mulai terancam di zaman ini dengan kemajuan yang sangat pesat di

bidang informasi, komunikasi yang telah bermuara dalam era globalisasi. Kebutuhan

tersebut harus dipenuhi oleh gereja lewat pelayanan pendidikan yang terencana

dengan baik terlaksana secara konsekuen dan ditunjang oleh biaya yang memadai

serta didukung oleh semua pihak yang terkait dengan para remaja (orang tua,pimpinan

jemaat, dan lainnya).

16

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Sehingga hasil analisis data tersebut dapat disimpulkan bahwa antara Kualitas Pelayanan (X1) dan Kemampuan Pegawai (X2) dengan Kepuasan Pelanggan (Y) ada korelasi

Dalam hal ini, perhatian khusus diberikan untuk menunjukkan bahwa struktur seismogenik tersebut bukan patahan kapabel (lihat penjelasan Bab V). 2) Potensi gempa maksimum

Menimbang, bahwa oleh karena pada waktu putusan perkara Nomor : 122/Pdt.G/2014/PN.Cbi dibacakan dipersidangan oleh Majelis Hakim Pengadilan Negeri Cibinong pada

Berdasarkan hasil survey The Food and Drug (FDA) pada tahun 2005, mengat akan bahwa dimana 60% sampai 80% konsumen di Amerika membaca produk label pangan sebelum membeli

pembuangan dan itu mengakibatkan dampak bagi lingkungan di sekitar tetapi sekarang banyak ditemukan cara atau solusi untuk menangani dampak-dampak yang dihasilkan oleh limbah,

Patofisiologi terjadinya efusi pleura tergantung pada keseimbangan antara cairan dan protein dalam rongga pleura.Dalam keadaan normal cairan pleura dibentuk secara lambat

Dalam rangka mendukung pencapaian prioritas nasional sebagaimana telah ditetapkan dalam visi dan misi Presiden dan Wakil Presiden terpilih yang dijabarkan dalam RPJMN periode

Berdasarkan dari hasil penelitian bulan Oktober 2019, maka disimpulkan efisiensi kerja alat optimum untuk alat gali muat adalah 73,0 %, alat angkut 68 % dan produktivitas