JT]RNAL RISET AKUNTANSI DAN BISNIS
Vol
14 No .I
/ Maret 2014ANALISIS KINERJA KANTOR PELAYAI\AN
PEI\-YULT]HAN
DAN
K'NSTILTAS*t'X*'ffi
If
ffiiJ"tr;lil"Yffi
wirrstA'rAK
Yuskar
Resi
Amelia
Dosen
Fakultas
Ekonomi
Universitas Andalas
F.mail :
yuskar_mu naf@y
aho o. co.id
ABSTRACT
The objective
of
this
research
are
to
analyze and
find
out the
effect
of
performance
of
tax
ffice
which
is
consist
of
indicatoi
vsribel proiuctivity,
responsiveness,
quality
of
service, responsibility
and
accountability
to
tax
compliance of
tm payer.
This
is
the emperical study
in
tox
ffice
of
padaip""ioig
The
research data was
obtained
through
questionnatre
witi"
60
,rtpondrr\
involves
taxpayers
in
tax
ofiru
of
Padangpanjang.
sample
taken
bypurposive sampling.
The
method
of data
analysis used
is
doubled regression. The
riiult
iT
rrrrorri
show
that
partially, only
indicator
responsibility have
ffict
on
tax
,o*plirrrr.
The
analysis
show
that
together, independent
varibels
hove a
significant
simultaneous effect
,i
ir*
compliance of taxpayer
at
tax
ffice
of padongpanjang.
Keywords
:
performance, productivity,
,etponiirrnrrs,
qualiry
of
service,
r e sp o ns ib i I i
ty,
a c c ount i bil ity,
tax
c o mpl i anc e.PENDAHULUAN
Setiap tahunnya
kebutuhan
dana anggaran
yang harus dipenuhi
oleh
negara
terus meningkat, akibatnya
pemerintah harus menggiatkan penerimaan negara yang
berasal
dari
pajak.
Upaya
tersebut
kemudian
diwujudkan
dalam
bentuk
reformasi
perpajakan
yang tujuan
utamanya adalah meningkatkan kepercayaan
masyarakat
terhadap pelayanan perpajakan. Diharapkan
kepercayaaan
tersebut
dapat
meningkatkan kepatuhan
wajib
pajak dalam
memenuhi
kewajiban
perpajakannya
sekaligus mendorong peningkatan penerimaan
paj ak.Reformasi
Perpajakan
di
Indonesia
telah dilakukan
sejak
tahun
19g3
dimulai
dengan pemberlak
uanself
assessmentsystem pada
tahun
1984,
kemudian dilanjutkan
dengan
reformasi
pajak tahun
1994 dan 1997 melalui
perubahan
Undang-Undang
Perpajakan,
dan terakhir
reformasi
pajak
pasca
tahun 1997
dengan
melakukan
reformasi birokrasi
perpajakan berupa perubahan-perubahan
baik
dalam
peraturan
FAKULTAS EKONOI\{I
-
IINryERSITAS NII,I{AII\IADIYAII SUM.\TERAUTARA
JURNAL RISET AKUNTANSIDAN BISNIS
Yol
14 No. 1 / Maret 2014perunda4g-undangan
dibidang
perpajakan, reorganisasi
Ditjen
Pajak,
maupun
modernisasiinformasiteknologi(Bawazier,20l1:1).
Rendahnya kepatuhan
wajib
pajak
ini
tidak
terlepas
dari
persepsi masyarakat
yangmasihmenganggapjeleknyakinerjaorganisasipemerintah.Masyarakatsering
mengeluhkan layanan instansi pemerintah
yang tergolong
terlalu birokratis'
berbelit-berbelit,
tidak
efisien,
dan dalam pemberian layanan tertentu
banyak
penyelewengan
tanggung
jawab
serta
kurangnya
kompetensi
aparut
dalam memberikan
pelayanan
yang profesional
('mrw'
reform' depkeu'
go'id'
20l3)'
Mencapaikepatuhanwajibpajakyangtinggimemangbukanlahhalmudah
untuk
diwujudkan.
Ditjen
pajak
harus
terus
memperbaiki
kinerja
birokrasi
perpajakanny
a
agilkepuasan
wajib
pajak dapat
dicapai' Hal
ini
secaratidak
langsung
mengindikasikan bahwa
kinerja yang
memuaskan
tidak lagi
hanya
menjadi tuntutan
bagi
organisasi sektor
privat
semata
melainkan
juga
tuntutan
terhadap
organisasi
publik
(Saniadi, 2008:
1).Demitercapainyakinerjapublikyangmemuaskan,DitjenPajakterus
menerusmelakukanpembenahandalamsistemperpajakanyangadauntuk
mendukungtercapainyaprinsipgoodgovernante.Duaaspekpentingyang
diperhatikan
dalam
prinsip
good
governance adalah aspek pelayanan
prima
oleh
instansipajakdanaspekpengawasankepatuhanbagiwajibpajak(Sumantry,
201 1:1 8).
Melalui
Peraturan
Menteri
Keuangan
Nomor
62l?MK'0112009
tentang
organisasi
dan
Tata
Kerja
Instansi
Vertikal
Direklorat
Jenderal
Pajak,
Ditjen
Pajak
membentuk
KP2KP yang
berada
di
bawah
kontrol KPP
induk
sebagai
tempat
pemberian layanan, penyuluhan
dan konsultasi
perpajakan kepada
masyarakat'
pembentukan
KP2KP
ini
dimaksudkan
untuk
memenuhi
kedua aspek
dalam prinsip
good
governance
tersebut
yaitu
mempermudah masyarakat
dalam
menerima
pelayanan
prima
dari
instansi pajak
dan
memudahkan pengawasan
kepatuhan
kewajiban perpajakan bagi
wajib
pajak
terdaftar'
Peranan
penting
KP2KP
{alam
meningkatkan kepatuhan
wajib
pajak
lebih
besar
jika
dibandingkan dengan
KPP Induk.
KP2KP
merupakan instansi
vertikal
diri
JURNAL RISET AKUMANSI DAN BISNIS
Yol 14 No . I / Maret 2014
KPP induk
yang hanyamemiliki
sedikit pegawai, sistemoffline
dalam memproses sPT wajib pajak serta wajib pajak yang dilayani olehKp2Kp
cenderung lebih banyakmengingat
kedudukanKpp
Induk
jauh dari
wilayah kerjanya
(Khozin,
2013, www.pajak.go.id).,
Pada kenyataannyadi
rapangan, pembentukanKp2Kp
pun belum sepenuhnya dapat meningkatkan kepatuhan wajib pajak diwilayah tempatKp2Kp
tersebut berada. Salah satucontoh
adalahKp2Kp
padangpanjang.Haidar
Tanjung(2013),
Kepala
KP2KP
Padangpanjang, menegaskan bahwa meski tugas danfungsi Kp2Kp
telah dilaksanakan sebaikmungkin,
masih banyakwajib pajak yang
mendaftarkandiri
untuk memperoleh NPWP hanya untuk kepentingan lain, bukan atas dasar kesadaran akan kewajibannya sebagai
wajib pajak
atau melaporkanpajaknya
tanpa disertai kepatuhan untuk membayar.untuk
mengetahui bagaimanatingkat
kepatuhanwajib
pajak padaKp2Kp
Padangpanjang, diperlukan kajianlebih
lanjut mengenai kinerjaKp2Kp
selama ini.
Mengingat
penggunajasa
perpajakanyang paling
besarkontribusinya
terhadap penerimaan pajak adalahwajib
pajak maka penilaiankinerja
tersebut harus dilihat berdasarkan sudut pandangwajib
pajak.Hal ini
untuk melihat bagaimana pendapatwajib pajak
terhadapkinerja
Kp2Kp
dan
apakahkinerja
Kp2Kp
tersebut sudah benar-fenar mampu mendorong peningkatan kepatuhanwajib
pajaknya sebagaimana yang telah tercantum dalam tugas dan fungsiKp2Kp.
Menurut Dwiyanto, 1995 (daram Sugiyarti, 2009:10), penilaian
kinerja layananpublik
hendaknyatidak
hanyadilakukan dari
aspekyang
melekat padaorganisasi
publik saja
seperti efektivitas
dan
efisiensi
tetapi
juga
harus memperhatikan aspek akuntabilitas, kepuasan pelayanan dan responsivitasdari
sisi pengguna jasa. Kelima aspek penting dalam penilaian kinerja organisasipublik
yaituProduktivitas yang ,diwujudkan dengan
efektifitas
dan
efisiensi
perayanan, Responsivitas berupa sikap cepat tanggap dalam menangani kebutuhan, aspirasi dan keluhanwajib
paja(
Kuaritas
rayonan yang memuaskandari
aparaturpajak
saatberinteraksi langsung dengan
wajib
paja(
Responsibiritasyang
tampak
dari pelalcsanaan prinsip administrasi dan kebijakan pajak yang benar, dan AkuntabilitasTAITLTASEKONOMr - UMyERSTTAS
MUIIAMMADIYAESUMATERAUTARA
JI]RNAL RISET AKTII\TANSI DAN BISNIS
Vol 14 No. 1/Maret 2014
kantor pajak
dalam menyediakanprogram
pelayanan,penluluhan dan
konsultasiyang selalu
mengedepankanwajib
pajak,
memberikan perhatian khusus terhadap permasalahanwajib pajak melalui
transparansiinformasi dan
sesuai dengan asaskeadilan
untuk
semuawajib
pajak tanpa terkecuali
sertakebijakan yang
selalu berorientasi kepada kepentingan wajib pajak.Subroto dan
Yamit
(2004) dalam melakukan penilaian kinerja, menggunakanindikator
kehandalan, ketanggapan,jaminan, empati, dan
bukti
fisik.
hasil
daripenelitian tersebut
menunjukkan
bahwa
kelima
indikator kinerja
tersebut berpengaruh secaxaparsial
dan
simultan terhadap
kepuasbnmasyarakat
yang menerima pelayanan. PenelitianHardiningsih dan Yulianawati
(2011)
mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kemauan membayar pajak, menggunakan variabelkesadaran membayar
pajah
pengetahuan peraturan perpajakan,
pemahaman peraturan perpajakan, perspektif efektivitas sistemp"tpuj*ut
dan kualitas pelayanan sebagai variabel independen. Hasil menuqiukkan bahwa kesadaran dalam membayar pajak serta kualitas pelayanan aparat pajak dapat mempengaruhi kemauan membayar pajak sedangkan sikapwajib
pajak terhadap pemahaman dan pengetahuan peraturan perpajakan tidak mempengaruhi kemauan wajib pajak untuk membayar pajak.Penelitian
Fadilah et
al
(2013)
yang menggunakan enamfaktor
pelayananprima
sebagaivariabel
independenuntuk
mengukurvariabel
dependen kepuasanwajib
pajak. enam
faktor
tersebut adalah
kemampuan,penampilan,
perhatian, tindakan, tanggungjawab
dan sikap.Hasil
penelitian menunjukkan keenam faktor pelayanan prima tersebut berpengaruh terhadap kepuasanwajib
pajak yang menerima pelayanan pada KPP Malang Utara.Penelitian terdahulu cenderung hanya menggunakan salah satu indikator dmi
variabel kinerja seperti variabel kualitas
pelayanan(penelitian Hardiningsih
danYulianawati,
z}lt).
Selain.itu,
penelitian mengenai
kinerja
juga
kebanyakan dilakukan kepada organisasipublik
selain kantor pelayanan pajak (seperti penelitianSubroto dan
Yamit,
2004)
padahalkantor
pelayananpajak
khususnya KP2KPmemiliki andil
yang cukup
besarbagi
negarauntuk
membantu mengumpulkan penerimaanpajak.
Penelitian saatini mirip
dengan penelitian yang dilakukan FadilahJURNAL RISET AKUI{TANSI DAN BISNIS
Vol 14 No . I / Maret 2014
et
al
(2013), hanya saja dalam penelitiankali ini
peneliti lebih menitikberatkan pada kinerja dari kantor pajak dan pengaruhnya kepada kepatuhan wajib pajak, tidak hanya sebatas meneliti kepuasanwajib
pajak terhadap pelayananprima dari
aparatur pajak saja.Dengan
mempertimbangkan keterbatasanpenelitian seberumnya
maka peneliti akan mengkaji kinerjaKp2Kp
dan pengaruhnya terhadap kepatuhanwajib
pajak terdaftardi
KP2Kp
padangpanjang.pemilihan Kota
padangpanjangsebagai
tempat penelitian
didasarkan kepadainformasi
dari
wawancara dengankepala KP2KP mengenai wajib pajak
di
Kota padangpanjang yang belum sepenuhnya dapat dikatakanpatuh
dalam menjalankankewajiban
perpajakarurnya serta kemudahan dalam melakukan penelitian. Indikator kinerja yang dipakai menggunakanindikator kinerja yang dikembangkan Dwiyanto (1995). Indikator
ini dipilih
karena aspek yang dipakai mempertimbangkan aspek pengguna jasa.ukuran ini
sesuai untuk digunakan dalam kajian penelitian saat ini mengenai pengaruh kinerja terhadapkepatuhan
wajib
pajak dimana penilaian kinerja kantor
pelayananpajak akan
dilihat dari
sudut pandangwajib
pajak. Tujuan
peneritianini
ingin
menguji
kebenaran mengenai permasalahan kinerja KP2KP padangpanjang terhadap tingkat kepatuhanwajib pajak yang terdaftar di KP2KP tersebut.
KAJIAN TEORITIS
Kepatuhan
Wajib Pajak
Berdasarkan Ketentuan
umum
dan Tatacara
perpajakan dalamUU
No.
16 tahun 2009,wajib
pajak adalah orang pribadi atau badarlmeliputi
pembayarpaja\
pemotong pajak,
dan
pemungut pajak, yang mempunyai
hak
dan
kewajibanperpajakan sesuai dengan ketentuan
peraturan
perundang-undangan perpajakan.Kewajiban yang melekat pada
diri
wajib
pajak seharusnya mendorongwajib
pajak untuk berprilaku patuh terhadap aturan perpajakan yang ada.Kewajiban
seoraf,rgwajib pajak
(Mardiasmo,
20rr:56)
ad,arah: a)Mendaftarkan
diri
untuk
mendapatkanNpwp; b)
melaporkan usahanya
untuk
dikukuhkan sebagai
pKp;
c) menghitung dan membayarkan pajak dengan benar; d)rAr(ULTASEKONOMT - UMVERSTTAS
MUEAMMADTYAHSUMATERAUTARA
JURNAL RISET AKI]I\TANSI DAN BISNIS
Vol 14 No. 1/Maret 2014
mengisi SPT dengan benar dan melaporkannya ke KPP pada jangka waktu yang telah
ditentukan;
e)
menyelenggarakan pembukuar/pencatatan;f) jika
diperiksa,
wajibmemperlihatkan
dan
meminjamkan
buku/catatan,dokumen
terkait objek
yang terutang pajak dan memberi kesempatan pada petugas untuk memasuki tempat guna kelancaran pemeriksaan;g)
dalamwaktu
mengungkapkan pembukuanjika
terdapat kewajiban yang harus dirahasiakan maka kewajiban merahasiakanitu
ditiadakan oleh permintaanuntuk
keperluan pemeriksaan.Jika
dalam menjalankan kewajibanny4wajib
pajak
sudah memenuhikriteria-kriteria
seperti mendaftarkandiri
ke
KPP, menghitung dan memotong pajak dengan benar', menyampaikan SPT dan membayar tunggakan pajak maka wajib pajak sudah dapat dikatakan patuh'Kantor pajak
memiliki
tanggungjawab
untuk memberikan pelayananpublik
yang
memuaskan kepada semuapihak
pengguna jasa perpajakan khususnya wajibpajak.
Pelaksanaantanggung
jawab
tersebut harus sesuai dengan
kode
etik kepegawaian pajak dan perumusan indikator kinerja yang ditetapkan.Menurut
Moh.
PabunduTika (2006:12l)
kinerja didefinisikan sebagaihasil-hasil fungsi
pekerjaan/ kegiatan seseorang atau kelompok dalam suatu organisasiyang
dipengaruhioleh
berbagaifaktor untuk
rnencapaitujuan
organisasi dalam periode waktu tertentu. Sejalan dengan pernyataanNurhaya (2009:18), Kinerja adalah hasil kerja yang dicapai oleh suatu organisasi sesuai dengan wewenang dan tanggung jawabnya atau sebagai gambaran mengenai tentang besar kecilnya hasil yang dicapaidari
suatu kegiatanbaik dilihat
secara kualitas maupu kuantitas sesuai dengan visi, mrsr dan fuJuan orgamsasr.Hasil
pencapaiankerja
ataukinerja
tersebut dapat memberikanhasil
yangbaik
atau kurangbaik. Kinerja
yangbaik
dapatterlihat
dengan adanya pencapaiankerja
yang sesuai denganvisi, misi,
dan sasaran kantor pajak.Menurut
Dwiyanto,1995 (dalam Sugiyarti,
2p09:ll),
terdapat
lima
aspek penting dalam
kinerja organisasi sektor publik yaitu :1.
Produktivitas, tidak hanya diukur dari segi efisiensi saja melainkan juga dari segiefektifitas
pelayanan.Dan
biasanya dipahami sebagairasio input dan
output.Konsep
produktivitas dirasaterlalu
sempit dan kemudian General AccountingJURNAL RISET AKUNTANSI DAN BISNIS
Vol 14 No . 1 / Maret 2014
ffice
(GAo)
mencoba mengembangkan satu ukuranproduktivitas yang
lebih luas dengan memasukkan seberapa besar pelayananpublik
itu
memiliki
hasil yang diharapkan.2.
Responsivitas,adalah
kemampuankantor pajak untuk
mampu
mengenalikebutuhan
wajib
pajak,
menyusun agenda
dan
prioritas
pelayanan
serta mengembangkan program pelayananpublik
yang sesuai dengan kebutuhan dan aspirasi masyarakat. Responsivitas publik menunjukkan kemampuan kantor pajak dalam moemenuhivisi
dan tujuannya yafig sesuai dengan aspirasi dariwajib
pajak guna memenuhi kebutuhanwajib
pajak.Oleh
sebabitu, indikator
responsivitas dikaitkan secara langsung sebagai salah satu indikator kinerja. Responsivitas yang rendah akan menunjukkan kinerja yang rendah pula dari kantor pajak.3.
Kualitas Pelayanan, Kualitas pelayanan menjadi isu penting dalam menjelaskankinerja suatu
organisasipublik
seperti kantor pajak. Banyaknya
pandangan negatif mengenai kantor pajak menyebabkan ketidakpuasanwajib
pajak terhadap kualitas layanan yang ada. Dengan demikian, kualitas layanan dapat dijadikan sebagai salah satu aspekpenting dalam indikator
keberhasilankinerja
kantorpajak
sebagai organisasipublik.
Informasi
mengenai kepuasan atas kualitas layanan mudah didapatkanmelalui
media massa ataudiskusi publik
sehingga kepuasanwajib
pajak terhadap kualitas layanandisini
dapat digunakan sebagai parameter pengukur kinerja instansi pajak.4.
Responsibilitas, menggambarkan apakah pelaksanaankegiatan instansi
pajak telah sesuai dengan prinsip administrasi yang benar atau sesuai dengan kebijakan perpajakan baik secaraimplisit
maupun eksplisit. Prinsip responsibilitasini
bisa saja berbenturan dengan responsivitas.5.
Akuntabilitas, konsep akuntabilitas
publik
dapat digunakan
untuk
melihat seberapa besar kebijakan dan kegiatan organisasipublik
itu
konsisten dengan kehendak masyarakat banyak.Kinerja
organisasipublik tidak
hanya bisadilihat
dari ukuran internal yang dikembangkan oleh organisasi
publik
atau pemerintah, seperti pencapaian target.Kinerja
sebaiknya harusdinilai dari
ukuran eksternal, sepertinilai
dan nofina yang berlaku dalam masyarakat. Suatu kegiatan organisasiJURNAL RISET AKUNTANSI DAN BISNIS
Vol 14 No . 1 / Maret 2014
publik memiliki
akuntabilitas yangtinggi
kalau kegiatanitu
dianggap benar dan sesuai dengannilai
dan norma yang dikembangkan dalam masyarakat.Pengaruh
Produktivitas KP2KP terhadap
KepatuhanWajib Pajak
Produktivitas diwujudkan
dalambentuk efektifitas dan
efisiensi pelayanan kepadawajib
pajak yang direalisasikan dalam bentuk administrasi perpajakan yangbaik. Kantor pajak
harus melakukan upayaproduktif
seperti penyediaan proseduryang
sederhana, penggunaan sarana dan prasarana secal'aoptimal, dan
ketepatan waktu penyelesaian berkas WP agar dapat menunjang kemu,4ahan wajib pajak dalam melaksanakanhak
dan kewajibannya.Nopikasari
(2013:ll)
menyimpulkan bahwa penyediaan prosedur pelayananyang diberikan
sederhana, persyalatanteknik
danadministratif
yangjelas,
dan penggunaan sarana pelayanan yang memadai dalambidang
teknologi
informasi dapat mewujudkan kepatuhan
wajib
pajak
dalam melaksanakan kewajibannya mendaftarkandiri
sebagaiWP,
membayar pajak tepatwaktu
serta menyampaikanSPT
dengan lengkap.Hal
ini
dapatdiarlikan
bahwaproduktivitas KP2KP
dalam menyediakan kemudahan pelayananbagi wajib
pajak akan menentukanpatuh
atautidak
patuhnyawajib
pajak.Jika produktivitas
yangdiberikan baik maka
kepatuhanwajib pajak
dapat dicapai, begitupun sebaliknya.Hasil yang
samajuga
diperolehHaris
danBahri (2003:85)
yang mengemukakan bahwa penyediaan prosedur perpajakan guna memudahkan pelayanan kepada wajib pajak memang dapat mendorong dan mempengaruhi kepatuhanwajib
pajak. Pada hakekatny4 penyediaan pelayanan yangefektif
dan efisien memang ditujukan untuk meningkatkan kepatuhanwajib
pajak. Oleh sebab itu,jika
prosedur pelayanan yang diterapkan telah dianggap dapat memenuhi kebutuhan rvajib pajak maka kepatuhanwajib
pajak akantinggi
seiring dengan kepuasan wajib pajak tersebut.IIr.:
Produktivitas KP2KP berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajakPengaruh Responsivitas
KIIIKP
terhadap KepatuhanWajib Pajak
Kemampuan mengenali dan menyelesaikan masalah
wajib
pajak merupakanbentuk
responsivitasyang
harusdimiliki
oleh KP2KP
sebagai organisasi publik.3g
FAr(IJLTASEKONOMI - TNMRSITAS MUTTAMMADTYATTSTIMATERAUTARAJURNAL RISET AKUMANSIDAiTBISNIS
Vol 14 No. I / Maret 2014
Rahman (2010:1) membuklikan bahwa responsivitas pelayanan
pajak
dapat mempengaruhikepatuhan
wajib
pajak
dalam membayar pajak.
Responsivitas pelayananyang dimaksud
adalah adanya kecepatandan
ketepatan daya tanggapkantor pajak pajak
dalam menyelesaikan kesulitanwajib
pajak. Hasil
penelitianAlbari
(2009:11)juga
membuktikan bahwa responsivitasyang ditampilkan
oleh aparatur pemerintah dalam pemberian pelayanan dapat menciptakan kepatuhan wajib pajak. NamunAlbari
(2009:11) menjelaskan bahwa pengaruh responsivitas dalam memberikan pelayanan bersifattidak
langsung karena kepatuhanwajib
pajak juga dipengaruhi oleh variabel kepuasanwajib
pajak, yang attrnya kepatuhanwajib
pajak baru dapat dicapai apabilawajib
pajak telah puas dengan pelayanan yang diberikan oleh kantor pelayanan pajak.II2. Responsivitas KP2KP berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak
Pengaruh
Kualitas
LayananKP2KP
terhadapKepatuhan Wajib Pajak
Kepatuhan
wajib
pajak bergantung pada bagaimana aparat pajak memberikan pelayanan yangbaik
dan memuaskan kepadawajib
pajak pada saat aparat pajak berinteraksi denganwajib
pajak.Agar
kualitas pelayanan yangbaik
dapat dicapai maka aparat pajak harusmemiliki
sikap profesional dan sikap mental siap melayanipara
wajib
pajak
sebaik mungkin. Pemberian pelayanan berkualitas
secara profesional kepadawajib pajak
a1r'an dapat mempengaruhi kepatuhanwajib
pajaktersebut (Jatrniko,
2006:68). Hasil
penelitiannya
Hardiningsih
(2011:138) menunjukkan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi kemauan membayar pajak adalah tersedianya pelayanan yang berkualitasoleh
aparat pajak. Fakta yang samajuga
diungkapkanoleh Afyobimo (2012:39), yang
menyatakanbahwa
kualitaspelayanan fiskus dapat mempengaruhi kepatuhan wajib pajak.
Er.
Kualitas layanan KP2KP berpengaruhterhadap kepatuhan wajib pajakPengaruh Responsibilitas KHZKP terhadap
Kepatuhan Wajib Pajak
Responsibilitas
dinilai dari
bentuk tanggungjawab
pegawaiKP2KP
dapat menjalankan kegiatan perpajakan sesuai dengan kebijakan dan program pajak yangJURNAL RISET AI(IJNTANSI DA}I BISNTS
Vol 14 No . 1 / Marut 2014
telah ditetapkan
sebelumnya.Bentuk
tanggungjawab
tersebuttercermin
ketika aparatur pajak menjalankan tugasnya dengan baik, penuh kedisiplinan dan ditunjangoleh
kemampuan dan pengetahuan perpajakan yangbaik. Hasil penelitian
Supanji (2002:148) membuktikan bahwa bentuk responsibilitas pegawaiyang tinggi
dapat mempengaruhi persepsi wajib pajak yang menerima pelayananSupanji (2OOZ) menyimpulkan bahwa persepsi yang
baik
dari wajib
pajak terhadap responsibilitas pegawai menunjukkan kepuasanwajib pajak
itu
sendiri. Dampaknya terhadapwajib
pajak
adalahwajib
pajak
tidak
akan
enggan untuk membayar pajak sehingga penerimaan pajak negara dapat ditingkatkan. Kepaluhanwajib
pajak
juga
didorong oleh
kepuasanwajib
pajak
atas pelayanan tersebut. Dengan kata lairUjika
responsibilitas KP2KP sudah memuaskan menurut wajib pajak makawajib
pajaktidak
akan enggan membayarkan pajak mereka atau dengan kata lain kepatuhanwajib
pajak akan dapat tercapaiIIa.
Responsibilitas KP2KP berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajakPengaruh
Akuntabilitas
KIIIKP
terhadap KepatuhanWajib Pajak
Akuntabilitas merupakan bentuk pertanggungjawaban kantor pajak terhadap
kebutuhaq aspirasi dan
kepercayaanyang diberikan oleh
wajib
pajak
melaluikebijakan
yang sesuai dengannilai
dan harapanwajib
pajak.Akuntabilitas dinilai
bukan
hanya berdasarkan pertanggungiawaban dalam pelaporan keuangan semata melainkan diukur dari segi kesesuaiannya dengan normayangberlaku padadiri
wajib pajak seperti asas keadilan, transparansi, atau adanya manfaat yang dirasakanwajib
pajak. Hutagaol etal
Q007:192) menemukan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi peningkatan kepatuhanwajib
pajak berupa akuntabilitas, transparansi, perlakuanadil
dalam
perpajakan
dan
penegakanhukum
serta sanksi
yang
tegas.
Denganmemperhatikan
faktor-faktoJ tersebut, pemerintah
akan
dapat
meningkatkan kepatuhanwajib
pajak dan membentuk pemerintahan yang goodgovernance. Hasil
serupajuga
didapatkan oleh Rahman(2010:l)
yang membuktikan bahwa terdapatpengaruh akuntabilitas pelayanan
pajak
terhadap kepatuhan
wajib
pajak.40
FAIilILTASEKONOMI - I'NIVERSITAS MUEAMMADIYAIIST'MATERAUTARAt
JURNAL RISET AKUNTANSI DAN BISNIS
Vol 14 No , 1 / Maret 2A14
Akuntabilitas yang
dimaksudkan adalah responsyang
baik dari Kp2Kp
dalam memproses berkas wajib pajak.lrs.
AkuntabilitasKp2Kp
berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajakMETODE
Jenis penelitian
ini
adalah penelitianverifikatif,
Populasi penelitianini
adalah seluruhwajib
pajak yang terdaftar padaKp2Kp
padangpanjang,baik wajib
pajak perseorangan maupun wajib pajak Badan. Sampel adalahwajib
pajak orang pribadi dan badan yang sudah pernah menikmati pelayananKp2Kp
secara langsung. Jumlahsampel
yang peneliti
gunakan
sebanyak60
responden.Hal
ini
berdasarkan pertimbangan kesulitan mendapatkan responden serta efisiensi waktu dan biaya Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel:Tatrel
Kinerja Kantor Pajak (X)
Produktivitas
(Xi)
Responsivitas (X2)
Kepatuhan WP (y)
Kualitas
layanan(Xj)
[image:11.612.51.597.18.803.2]Akuntabilitas (X5)
Gambar
1.Kerangka Teori
Definisi
Variabel
Indikator
Variabel Butir Pernyataan
SkaIa
Pengukur-,n
NoKinerja
(x)
Produktivitas(X7) (Sumber: Kurniati, 2012)l. Kejelasan prosedur dan syarat layanan; 2. Pelayanan yang mudah dan tidak
berbelit-belit;
3. Ketepatan waktu dalam memberikan pelayanan;
4. Sarana pelayanan yang memadai.
Skala Likert
1-5
I 2
J
4
Variabel
Indikator
Variabel Butir Pernyataan
Skala
Pengukur-an
No
Responsivitas (12) (Sumber: Rusydi dan
Fathoni, 2008)
1. Kesigapan dalam memberikan pelayanan;
2. D ay a tanggap dalam memahami kesulitan
wajib pajak;
3. Kecepatan KP2KP memberikan informasi untuk menjawab keluhan wajib pajak
4. Kesan memberikan penjelasan dalam menjawab keluhan wajib pajak
Skala Likert
1-5
5 6
8
Kualitas
L,ayanan (X:) (Sumber: Setiawati, 2003)
1. Pelayanan yang menyeluruh dan tuntas;
2. Kemampuan berkomunikasi dengan wajib pajak
3. Pelayanan yang ramah dan sopan;o
4. Pelayanan yangjujur
5. Perhatian kfiusus terhadap permasalahan
wajib pajak;
6. Keteraturan dalam memberikan sosialisasi yang memadai.
Skala Likert 1-5 9
l0
1l t2 l3 t4 Kinerja(n
Responsibilitas(Xa) (Sumber: Fardhani, 2010)1. Keberadaan pegawai dalam membantu kesulitan WP
2. Kesan adanya tanggungiawab dalam melayani kesulitan WP
3. Pengetahuan perpajakan secara detail
4. Kemarnpuan dalam melaksanakan tugas
Skala Likert l-5 l5 16 t7 18 Akuntabilitas
(X5) (Sumber: Fadilalu 2012 dan
Amrunanto, 2005)
l. Tindakan terhadap permohonan NPWP yang tidak memenuhi persyaratan 2. Perlakuan yang sama bagi WP
3. Keterbukaan informasi dalam pelayanan
pajak.
4. Kemudahan WP dalam inemberikan saran dan laitik
5. kemudahan WP untuk memperoleh infnmasi neiek
Skala Likert l-5 t9 20
2l
22 23Kepatuh-an wajib pajak
(I)
(Sumber: Fahmi danMisra, 2012)
1. WP mendaftarkan diri sebagai wajib paja!
secara sukarela.
2. WP mengisi SPT dengan benar;
3. Menyeralrkan berkas SPT secra lengkap;
4. Menyampaikan SPTtepat waktu;
5. Melakukan pembukuan/pencatatan secara
konsisten;
6. WP menghitung pajaknya dengan benar;
7. WP selalu membayar kekurangan pajaknya
sebelum pemeriksaan.
Skala Likert l-5 24 25 26 27 28 29 30 JURNAL RISET AI(UNTANSIDANBISNIS
Vol 14 No . 1 / Marct 2014
HASIL DAN PEMBAHASAI\I
Data penelitian
ini
diperoleh dengan menyebarkan kuesioner secara langsungkepada
wajib
pajak
baik
orang pribadi
maupun badan.Jumlah kuesioner
yang42
FAr(TLTASDKONOMT - UNTVERSTTAS MITHAMMADTYATTSTTMATERAUTARAJURNAL RISET AKUNTANSI DAN BISNIS
Vol 14 No. I / Mara 2014
disebarkan sebanyak
60
kuesioner dengan memakan waktu selama4
minggu. Dari total 60 kuesioner tersebut, hanya sebanyak34 kuesioner yang dapatdi
olah, halini
dikarenakan 2 kuesioner tidak kembali dan24 kuesioner lagi gugur karena tidakdi
isi lengkap oleh responden.Tabel Penguiian Hipotesis
untuk
masing-masingvariabel (uii
t )vlodel
Unstandardized Coefficients
Signifikansi Keterangan
B Std. Enor t
1(Constant) Produktivitas Responsivitas Kualitas Layanan Responsibilitas Akuntabilitas 16.812 .59C -.5't4 .110 .874 -.278 5.261 .333 .433 .487 .426 .392 3.196 1.775 -1.188 .227 2.051
-.irt
.00i .087 .245 .822 .050 .483 Hipotesis dltolak Hipotesis ditolak Hipotesis ditolakHipotesis diterima
. Hipotesis ditolak
a. uependent WP
Pengaruh
Produktivitas Kp2Kp terhadap Kepatuhan wajib pajak
Berdasarkan
hasil
pengujian hipotesis pertama didapatkan
hasil
bahwaproduktivitas
KP2KP tidak memiliki
pengaruh yangsignifikan
terhadap kepatuhan
wajib pajak
terdaftardi
Kp2Kp
padangpanjang,hal
ini
disebabkanoleh
adanya pengaruh
faktor lain
seperti rendahnyatingkat
kemauan dankesadaran
wajib
pajak. Berdasarkan temuan selama penelitian didapatkan tanggapan langsungdari wajib
pajak bahwa keinginan mereka untuk memenuhi kewajiban perpajakan mereka lebihdidorong
oleh
kesadaran
dan
kemauan masing-masing
wajib
pajak
untukmendaftarkan
diri
menjadi
wp
atau
membayarpajak,
daripada disebabkan oleh pelayananyang efektif
dan efisienKp2Kp.
Dengan katalaiq
masalah kepatuhan
wajib pajak
bergantung kepadapilihan
wajib
pajak
itu
sendiri. selain
itu,
juga terdapat ketidakpuasanwajib pajak
terhadap beberapaitem produktivitas
berupa kecepatan pemberian pelayanan
dan
sarana pelayananKp2Kp
lang
dibuktikan denganhasil statistik
terhadapitem produktivitas
Kp2Kp
dimana ketidakpuasanwajib pajak muncul akibat
masih kurangnya ketersediaan sarana pelayanan yang memadai dan prosedur pelayanan yangrumit
dan lama.Hal
ini
mengindikasikanFAKI'LTASEKONOMI - UMYERSITAS
MUHAMMADTYAHSUMATERAUTARA
[image:13.612.24.588.20.782.2]JT'RNAL RISET AKI]NTANSIDANBISNIS
Vol 14 No . 1 / Maret 2014
bahwa
untuk
memperoleh kepatuhanwajib
pajak makafaktor
kepuasan terhadap produktivitas haruslah diperhatikan.Hasil penelitian
ini
berbeda denganhasil
penelitian yang didapatkan olehHaris dan Bahri (2010) yung
menyatakan bahwa perwujudan proses administrasi layanan yanglebih efektif
dan efisien dapat mempengaruhi kepatuhanwajib
pajak. Alasanny.a adalah adanya perbedaan responden dalam penelitian' Sampel respondenpenelitian
yang
digunakanHaris dan Bahri (2010)
adalahwP
PBB pada
KPP sedangkan penelitian saatini
adalahWP
OP dan Badan padaKP2KP. Dilihat
dari sudut pandang tempat pelayanan pajak,KPP memiliki
sarana pelayanan yang lebih memadai danmemiliki
banyak pegawai sedangkan KP2KP merupakan instansi yang bertugas membantu KPP perwilayah
yangmemiliki
keterbatasan sarana pelayanan serta pegawai yanglebih
sedikit. Oleh sebab itu, terdapat perbedaan sudut pandang antarawajib
pajak yang menerima pelayanan pada KPP denganwajib pajak
yang menerima pelayanan pada KP2KP dalam hal produktivitas kantor pajak.Pengaruh Responsivitas
terhadap Kepatuhan wajib Pajak
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis kedua dibuktikan bahwa responsivitas
memiliki
hubungan negatif
dan
tidak
memiliki
pengaruh signifikan
terhadap kepatuhanwajib
pajak.Hal
ini
berartitidak
terdapal hubungan antara peningkatanresponsivitas terhadap kepatuhan
wajib
pajak.
Secara
logika,
semakin
baikresponsivitas
KP2KP
seharusnya akan berdampakbaik
terhadap kepatuhanwajib
pajak namun hasil analisis data menunjukkan sebaliknya.Hal
ini
kemungkinan disebabkanoleh
banyaknyawajib pajak yang memiliki
persepsi negatif terhadap kantor pajak dan pajakitu
sendiri meskipun responsivitas yang ditampilkan KP2KP sudah baik. Wqiib pajak masihmemiliki
pandangan bahwa pajak merupakan beban yang terpaksa mereka bayarkan dan tidakmemiliki
manfaatnyata bagi
mereka.Banypk dari wajib pajak
mengeluhkan berlakunya ketentuanperpajakan
yang dibuat oleh
pemerintah
kurang memperhatikan
kondisi
dan kebutuhandari wajib
pajak
Wajib
Pajak merasa enggan membayarpajak
karenadianggap
terlalu
memberatkanbagi
mereka. Apalagi banyaknya
pemberitaan mengenai korupsi pajak yang dilakukan oleh pegawai pajak semakin memperburukJURNAL RISET AKUNTANSIDANBISNIS
Vol 14 No. 1 /Maret 2014
persepsi calon
wajib
pajak danwajib
pajak mengenai kantor pajak. persepsi negatifini
kemudian mempengaruhiperilaku
kepatuhanwajib pajak
dalam menjalankankewajiban
perpajakannya sedangkancalon
wajib
pajak
yang telah
memenuhi ketentuan pajak menjadi enggan untuk mendapatkanNpWp.
Hasil
penelitianini
berbeda dengan penelitianAlbari (2009)
yang menyatakan bahwa indikator responsivitas berpengaruh terhadap kepatuhanwajib
pajak.Alasan perbedaannya adalah perbedaan
jumlah
sampel responden yang digunakan.Albari
(2009)
menggunakanl9l
respondenwajib pajak
sedangkan penelitianini
hanya menggunakan sampel sebanyak 34 responden yang disebabkan oleh sulitnya mencari responden wajib pajak yang mau mengisi kuesioner.Pengaruh
Kualitas Layanan
terhadapKepaluhan wajib pajak
Berdasarkan
hasil
pengujian hipotesis ketiga dibuktikan bahwa
kualitaslayanan
tidak memiliki
pengaruh yangsignifikan
terhadap kepatuhanwajib
pajak.Artinya,
kualitas layanan terbuktitidak
mampu mendorong kepatuhanwajib
pajak.Hasil
statistik frekuensi jawaban responden menunjukkan penilaian
terendahmengenai kualitas pelayanan KP2KP adalah sosialisasi dan konsultasi yang memadai.
Banyak wajib pajak yang
rrrenyatakanbahwa
merekatidak puas
karena kurang mendapat sosialisasi langsungdari Kp2Kp
sehingga merekatidak tahu
menahu mengenai peraturan perpajakan yang berlaku.wajib
pajak cenderung mendapatkarr pengetahuan dan pemahaman pajak dari belajar sendiri, sehingga pemahaman mereka terhadap pajak tentu hanya sebatas apawng
mereka pelajari. Jika demikian,wajib
pajak
tidak
akan terdoronguntuk
patuhbila
pemahaman dan pengetahuan mereka rendah dan kurangnya pemberian sosialisasi perpajakan.Hal ini juga
berlaku pada calonwajib
pajak.Masih
rendahnya pengetahuan perpajakan dan persepsi negatifcalon
wajib
pajak
harusnya
menjadi
perhatian
utama
bagi
Kp2Kp
dalam melaksanakan sosialisasi.Hasil
ini
berbeda dengan penelitian Jatmiko (2006) yang menyatakan bahwa kualitas pelayanan berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak. Hal ini terjadi akibatperbedaan
responden danjumlah
samperyang digunakan Jika
dalam penelitian,AIOL'TASEKONOMI - I,INTVERSITAS
MT'IIAMMADTYAIISUMATERAUTARA
i
I
i
i
I
t
JURNAL RISET AKI'NTAIISI DANBISNIS
Vol 14 No. 1 / Maret 2014
Jatrniko (2006) menggunakan sampel WP OP dengan
jumlah
sampel 100 responden, penelitian saatini
menggunakan sampelWP
OP dan Badan denganjumlah
sampel hanya sebanyak34
responden dikarenakan kesulitan mencari responden yang mau mengisi kuesioner.Pengaruh Responsibilitas
terhadap Kepatuhan wajib Pajak
Berdasarkan
hasil
pengujian hipotesis keempat didapatkan
hasil
bahwaindikator
variabel responsibilitas berpengaruhsignifikan
terhadap kepatuhanwajib
pajak. Dengan demikian, apabila semakin baik respon$ibilitas KP2KP Padangpanjang maka semakin baik pula kepatuhan wajib pajaknya. Hasil ini merupakan hasil temuanbaru yang
seczua langsungmembuktikan
adarrya pengaruh responsibilitas KP2KP tqrhadap kepatuhanwajib
pajak. Hasilini
membuktikan bahwa adanyaresponsibilitas KP2KP dalam menjalankan tugas memberikan pelayanaq penyuluhan dan konsultasi perpajakan bagi setiapwajib
pajak dapat secara langsung mempengaruhi kepatuhanwajib
pajak. Semakin baik responsibilitas KP2KP Padangpanjang maka semakin baik pula kepatuhan wajib pajaknya.Penelitian
yang
dilakukan Fadilah
et
al
(2012)
menjelaskan
adanya keterkaitan antara responsibilitas dengan kepua"an wajib pajak dan penelitian SupanjiQ002)
juga
membuktikan adanya
hubungan antara kemampuanpegawai
dalammenjalankan
tugas
berpengaruhterhadap persepsi
masyarakatpengguna
jasa sehingga hasil penelitian ini mendukung kedua hasil tersebut. I{asil penelitian saatini
membuktikan
bahwa responsibilitas tidak hanya berpengaruh terhadap kepuasan dan persepsiwajib
pajak namun juga dapat mempengaruhi kepatuhan wajib pajak.Pengaruh
Akuntabilitas terhadap Kepatuhan wajib Pajak
JURNAL RISET AKUMANSI DAN BISNIS
Vol 14 No . 1 / Maret 2014
untuk
menghindardari
kewajiban
perpajakannya. penghindaranpajak
ini
bisa diakibatkan kesadaran perpajakan yang masih rendah sehingga semakin transparan dan mudahnya aksesinformasi pajak dijadikan wajib pajak
sebagai celah untuk bersikaptidak
patuh. Dengan katalain, Akuntabilitas KP2Kp dijadikan
alat untuk penghindaran pajak meskipun mengetahui kewajiban mereka sebagai wajib pajak.Hasil penelitian
ini
berbeda dengan hasil penelitian Hutagaol etal
(2007:192)yang
menyebutkanakuntabilitas
sebagaisalah satu faktor yang
mempengaruhi kepatuhanwajib
pajak.Timbulnya
perbedaanhasil
penelitianini
diakibatkan oleh perbedaan sumber data yang digunakan. Dalam penelitian saatini
menggunakan dataprimer
yang didapatkan langsung merarui penyebaran kuesioner kepada responden wajib pajak sedangkan penelitian Hutagaol etal e007)
menggunakan datasekunder yang berasal dari makalah atau hasil kajian penelitian terdahulu.seca Model Sum ofSquares Df
1 Regression 208.522 5
28
.021'
Residual
367.860Total
576.382
33a. Predictors: (constant), Akuntabililas, produktivitas, n.rpon.irit".,
rrrtit".-Tuy*rr,,
Responsibilitasb. Dependent Varibel Kepatuhan Wp
Koefisien
Determinan
Adjusted Std. Enor
l/odet
R_ Square
RSquire
of the EstimateI
.6u1-
6014.362
.362.248
3.6251
a.Predictors:(Constarrt),Akuntabilitas,Produktivitas,-Responsivltas, Kualitas Layanan, Responsibilitasb.
Dependent Varibel: Kepatuhan WpSIMPULAN
secara simult4n, variabel
kinerja
Kp2Kp
yang
terdiri dari
indikatorproduktivitas,
responsivitas,kualitas
rayanan,responsibilitas
dan
akuntabilitas berpengaruh
signifikan terhadap kepatuhan
wajib
pajak
terdaftar
di
Kp2Kp
Padangpanjang dengannilai
sebesar 36,zyo, sisanya sebesar 63,gyo dijelaskan olehfaktor-faktor lain diluar penelitian
ini.
Sedangkan secaraparsial,
hanya indikatorFAKT'LTAS EKONOMI . I]NTVERSITAS MI'IIAMMADIYAII SUMATERA
UTARA
4741.704
JURNAL RISD,T AKUNTANSIDA}IBISNIS
Vol 14 No . I / Maret 2014
responsibilitas yang berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak terdaftar
di
KP2KPPadangpanjang
sedangkan
keempat
variabel
lainnya
yaitu
produktivitas, responsivitas,kualitas layanan, responsibilitas
dan
akuntabilitas
terbukti
tidak berpengaruh terhadap kepatuhanwajib
pajak.Disarankan kepada KP2KP
Padangpanjanguntuk lebih
giat lagi
dalam meningkatkan kinerjanya dalam memberikan pelayanan, penyuluhan dan konsutasiperpajakan. Beberapa langkah perbaikan seperti perlunya penyediaan
saranapelayanan
yang
lebih
memadai, optimalisasi pemberian konsultasi
perpajakan terhadapwajib
pajakuntuk
memahami kesulitanwajib
pajak serta menjadi sarana bagi KP2KP untuk melakukan pengawasan terhadap perilaku kepatuhanwajib
pajak, Menggiatkan penyuluhan pajak kepada wajib pajak maupun calonwajib
pajak secara berkalabaik
secara langsung maupuntidak
langsung. Serta realisasi penambahanjumlah
petugasKP2KP
secepatmungkin
mengingat banyaknyawajib pajak
yang harus dilayani. KP2KP juga harus melakukan penegakan hukum atas perilaku wajib pajak yang tidak patuh melaksanakan kewajiban perpajakan mereka.Mengingat
keterbatasanyang peneliti
temui
selama penelitian
berupapenelitian
hanya
dilakukan terhadap
wajib
pajak
terdaftar
pada
KP2KP Padangpanjangyang
sudahpemah
merasakan pelayanan langsungdari
KP2KP tersebut, datapenelitianjuga
sangat bergantung kepada kejujuranwajib
pajak dalammengisi
kuesioner,jumlah
sampelpenelitian masih
relatif
sedikit dan
penelitianhanya dilakukan pada
satu KP2KP
sehingga
hasil
penelitian
tidak
dapat digeneralisasikanmaka
disarankan kepadapeneliti
berikutnya yangtertarik
untuk melakukan penelitiandi
bidang yang sama dapat menggunakan variabel selain yang digunakan dalam penelitianini
seperti variabel persepsi wajib pajalq kesadaranwajib
pajak
dan pemahaman serta pengetahuan perpajakan serta penegakan sanksi yangtidak
digunakandalam peuelitian
ini.
Selain
itu,
peneliti
berikutnyajuga
dapat memperluaswilayah
penelitiah agar hasil dapat digeneralisasikan sehingga terdapat gambaranyang
lebih
nyata mengenai faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi kepatuhan wajib pajak.JURNAL RISET AI(UNIANSI DAN BISNIS
Vol 14 No . 1 / Mard 2014
DAFTAR PUSTAKA
Albari.
2009. pengaruh Kualitas pelayanan terhadap Kepatuhanwajib
pajak. Jurnar Siasat Bisnis t 3(1): 1-13.Armunanto,
A.
2005. Akuntabilitas perayanan
publik
di
Kantor
KecamatanPurwodadi Kabupaten
Grobogan
Tesis.program
stuai
uagister
Ilmu
Administrasi p_rogram pascasarjana U__niversitasdipon"toro.
Semarang.Aryobimo, P.
T- 2012.f_engaruh periepsi
wajib
pajakt""i"ig-rrulitas
perayanan Fiskus terhadap Keparuhanwajiu
ra3at
denganK;diri
Keuanganwajib
Pajak dan
pTt.:r_i
Risiko
sebagaivariauJt
uoaeratiig (studi
Empiris terhadap
wgp
di
Kota
Semarang).srvipsi. rakurtas
Bkonomi dan Bisnis
.
UniversitasDiponegoro.Semarang.Badan Pendidikan dan pelatihan
Keuangin
De-ngte_menKeuangan
RI.
2013. Tugas ekstens ifi kas i ke depan. htto : //www. bpp i. d ep k eu. g o. id.i
i
tvtarct zo tl
.Bawazier, F.
201r.
Reformasi ra3atai
Indonisia.Jiii
t"girrori
Indonesiog(t):
r_ 12.Direktorat Jenderar
p-"J-"-kI!
20fi.
Laporan
KeuanganDirektorat
Jenderar
pajak
Tahun Audit 201t.DJp.
Jakarta.'Fadilah,
Y'
N''
M.
Choiri dan R. Yuniarti. 2013-.Analisis pengaruh Faktor pelay-anan
Prima
Terhadap Kepuasanwajin
pajak.Jurnat
i"ttryrt)
don Manajemen Sistem
Industri
le):
206a.fi
.Fahmi,
L
dan
F.
Misra- 2012.
pengaruhModernisasi Administrasi
perpajakan terhadapTingkat
Kepatuhan pengusahaKena pajak
Ji
rantor
perayananlajak
(KPP)-^pratama padang. simposium
Nrriorri'
Akuntansi
xll
Banjarmasin. 20 -23 September: l -39.Fardhani,
H.
2010.
Analisis
Faktor-Faktor
yang
Mempengaruhi
KepuasanMasyarakat pada
perayananBadan
retayaian
pJiffi
r*pJ,i-
r"i"
Semarang. srcrips i. Fakurtas Ekonomi u,niveisitas
orirrrl,g"i".
semarang. Gani,A.
2009. Analisis.Faktor-Faktoryang Mempengaruniri"Eqi"
pegawaiKantor
fglavanan
puilk--B^rr-r-
dan
Bangunan
Koia
lvlakasar.",turnqr
Aprikasi Manaj emen T (1) : 220 -225.Hadini,
A'
u'
2012. Perubahan Sistem organisasi Perpajakandi
Direktorat Jenderal Pajak (Studi kasusKantor
pelayanan pajak pr-aiama semarangGalamsari). Jurnal Administrasi
publik:
l_11.Hardiningsih,
P
dan
N.
yulianawati.
20fi.
Faktor-faktor
yang
MempengaruhiKemauan
Membayar pajak. Jurnar Dinamika
K""r;;;;
dan
perbanrran3(t):126-142.
Haris,
D.M
dan S.Bafui.
2010.
pengaruh penerapan Sistem Administrasi ModernI:Ihduq
Kenatrllp
Wajib pajak pada riantor
p";y;;
pajak
pratama Cileungsi. Jurnal Elektronik2ej:95_106.
Hutagaol,
J.,
w.
w.
winarno
dan
A.
pradipta. 2007. strategi
Meningkatkan,
..
Kepatuhan rMajibpajak
JurnatAhmtabilitas Ae>,
th;_t;;.'-Jatmiko,
A. N.
2006. penga^1h Sikapwajib
pajak pada pelaksanaan Sanksi Dendq Pelavanan Fiskus dan Kesadaranrirpajaicanierhrdt
L.;;lan
wajib
pajakl I fl ,t I i {
FAKIT'LTASEKONOMI - UMT{ERSITAS
MI'IIAMMADIYAIISUMATERAUTARA
J1JRNAL RISET AKI]NTANSI DA}I BISNIS
Vol 14 No . 1 / Maret 2011
(Studi Empiris terhadap
Wajib
Pajak Orang Pribadidi
Kota Semarang). Zesis.Program
Studi
Magister Akuntansi Program
Pascasarjana Universitas Diponegoro. Semarang.Kementrian Keuangan
RI. 2013.
Persepsi Masyarakat atasKinerja
Layanan Publik. http ://ww.bppk.
dcpLeu,goid. I 8 Oktober 20 1 3.Khozin,
M.
2013.Lima
FaktaUnik KP2KP.
http://www.pajak.go.id.19 Juli
2013 (09:03).Kurniati,
Y.
L
2012.Analisis Kinerja
Pelayanan Publik Aparatur Pemerintah padaKantor
Camat Labuhan
Badas Kecamatan Labuhan Badas
Kabupaten Sumbawa Provinsi Nusa Tenggara Barat. Tesrs. Program Studi MagisterIlmu
Administrasi Program Pascasarjana Universitas Terbuka. Jakarta.
Mahmudi. 2007. Manajemen
Kinerja Sehor
Pubtik. Revisi 2007. UPPSTIM YPKN.
Yogyakarta.
!Mardiasmo. 201I.
Perpajakan.EdisiRevisi
20II. ANDI.
Yogyakarta.Mukhilda,
N.
2013. Akuntabilitas
PelayananPublik. Slvipsi.
Ilmu
Administrasi Publik Universitas Hasanuddin. Makassar.Nopikasari,
P.
2013.
Pengaruh Penerapan ModernisasiAdministrasi
Perpajakan Terhadap KepatuhanWajib
Pajak Badan.Slripsi.
Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi. Tasikrnalaya.Nurhaya, S. P. 2009. Kinerja Lembaga
Legislatif.
Slcripsi. DepartemenIlmu Politik
FakultasIknu
Sosial danIlmu Politik
Universitas Sumatera Utara. Medan.Pemerintah Republik Indonesia Tahun 2013
Nota
Keuangan
dan
RancanganAnggaran Pendapatan dan Belanja Negara. Jakarta.
Peraturan
Menteri
KeuanganNomor ltPM.
$n007
KodeEtik
PegawaiDirektorat
Jenderal Pajak Menteri Keuangan Republik Indonesia. Jakafia.Peraturan
Menteri
Negara Pendayagunaan Pegawai Negara PER/09A4.PAN/5/2007 Pedonwn [Jmum PenetapanIndikator Kinerja
(Jtamadi
Lingkungan Instansi Pemerintah. Jakarta.Rahman,
A.
S.
2010.
Pengaruh Partisipasi,
Responsivitas,Trarsparansi
danAkuntabilitas
Pelayanan terhadap KepatuhanWajib Pajak.
Tesis. Program Studi Doktor Kesejahteraan Sosial Universitas Padjajaran. Bandung.Rusydi,
M.
K
dan Fathoni. 2008. Pengaruh Kualitas Pelayanan terhadap KepuasanWajib
Pajak
Kendaraan
Bermotor
di
Kota
Batu. Jurnal
Ahtntansi
Manajemen:990-999.
Saepudin,
A.2012.
Pengaruh PemahamanAkuntansi dan Ketentuan Perpajakan Serta Transparansi dalam Pajak terhadap KepatuhanWajib
Pajak Badan.Jurnal
Akuntonsi
l(1):1-13,
Saniadi,
K.
2008.
Analisis
Kinerja Kantor
PelayananTerpadu
dan
Perijinan KabupatenGrobogan Tesis. Program Studi Magister
Imu
Administrasi Program Pascasarjana-Universitas Diponegoro. Semarang.Sekaran,
U.2006.
Reserch Methodsfor
business. Edisi Keempat. Buku Pertama danKedua
S alemba Emp at. Ial<elrta.t-- _
n
JURNAL RISET AKUMANSI DAN BISNIS
Vol 14 No . 1 / Maret 2014
Setiawati,
E.2003.Analisis
KinerjaKAPERMAS
Kota pengalongan. zesls. programStudi
Magister
Ilmu
Administrasi Program
Pascasarjana Universitas Diponegoro. Semarang.Setiyaji, G dan H.
Amir.
2005. EvaluasiKinerja
System perpajakan Indonesia.Jurnql
Ekonomil0(2):
1 -13.Subroto,
D
danZ.
Yamit.2004.
pengaruhKinerja
pelayananAparatur
Kepolisian terhadap Kepuasan Masyarakat (Studi Kasus pada Bagian pengurusan SuratIjin
Mengemudi(SIM)
di
wilayah
Kerja Kepolisian Republik
IndonesiaResort sleman Polda Daerah Istimewa
yogyakarta).
Jurnit
sinergi,
Kajian Bisnis dan Manajemen 7(1):3l-51.
Sugiyarti,
s.
R.201l.
Penilaian Kinerja dalam upaya peningkatan pelayananpublik.
Jurnql
Tronsformasil4Ql):
8-13.Sumantry,
D.20ll.
Reformasi perpajakan Sebagai pelindung Hukumyang
SeimbangAntara
wajib
Pajak Dengan Fiskus Sebagai pelaksanaan Terhadap Undangl_
_ U:rdang Perpajakan. .Iurnallegklasi
Indonesiag(l):
l3e.g.
Supadmi,
N. L.
2009.
MeningkatkanKepatuhan
wajib
pajak
Melalui
Kualitas Pelayanan. Jurnal Akuntqnsi dan Keuangan Bisnis4e):
l_14.
Supanji
I.
G.
N.
2002. Amlisis Kualitas
perayanan pada Dinas pendapatan danlaerah
Kabupaten Tabanan(studi
Kasus pelayanan terhadap wa3iuralat
Daerah dan
wajib
Retribusi
Daerah).resrs. program studi Magister Ilmu
Administras i Program Pascasarj ana universitas Diponegoro. semarang. suryanti,s.
2009. Kinerja Aparat pelayanan pada Kantor pertahanan Kota Setarang.Tesis.
Magister
Ilrnu
Administrasi Program
Pascasarjana Universitas Diponegoro. Semarang.Susetyo,
R.
B.
2012.
Reformasi
pajak
Mulailah
dariAttitude
Petugas. http : //www.pajak. go. id.24
Juli 2013.Tika,
M.
P.
2006. Budaya Organisasi dan Bumi Aksara. Jakarta.Pminglcatan
Kinerja
Perusahaan.pT.
Tjiptono, F dan Gregorius. 2007. service,
euality,
satisfaction.Jilid Kedua ANDI.
Yogyakarta-undang-undang Republik Indonesia
Nomor
16 Tahun 2009 Ketentuan (Jmum danTata cara
perpajakan. Perubahan Keempat atas undang-UndangNomor
6 Tahun 1983. Jakarta.witono.
B.
2008.
Peranan Pengetahuanpajak
terhadap Kepatuhanwajib
pajak. Jurnal Akuntansi dan Keuangan7(2):
196-208.