• Tidak ada hasil yang ditemukan

BERITA RESMI STATISTIK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BERITA RESMI STATISTIK"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Penghitungan Nilai Tukar Petani Bulan Desember 2013 telah menggunakan tahun dasar baru (2012=100) dimana sebelumnya menggunakan tahun dasar (2007=100). Pergantian tahun dasar (2007=100) menjadi (2012=100) disebabkan karena paket komoditas dan diagram timbang NTP tahun dasar (2007=100) diperkirakan sudah tidak sesuai lagi untuk menggambarkan keadaan sekarang ini secara tepat yang diakibatkan oleh perubahan-perubahan teknologi, iklim/cuaca, pendapatan petani dan perubahan permintaan komoditas serta perubahan sikap masyarakat atas komoditas yang dihasilkan petani yang berdampak terhadap pola tanam dan konsumsi petani

Berdasarkan hasil penghitungan NTP dengan tahun dasar (2012=100), pada bulan Desember 2013, Nilai Tukar Petani Padi & Palawija (NTPP) tercatat sebesar 97,81, Nilai Tukar Petani Hortikultura (NTPH) 100,82, Nilai Tukar Petani Tanaman Perkebunan Rakyat (NTPR) 95,00, Nilai Tukar Petani Peternakan (NTPPT) 107,37 dan Nilai Tukar Petani Nelayan (NTN) 97,61. Untuk Nilai Tukar Petani Nelayan (NTN) dirinci untuk NTP Perikanan Budidaya tercatat 97,13 dan Nilai Tukar Perikanan Tangkap tercatat 97.92 Secara gabungan, Nilai Tukar Petani Provinsi NTB sebesar 100,18. Ini berarti mengalami penurunan 0,44 persen bila dibandingkan dengan bulan Nopember 2013 dengan Nilai Tukar Petani sebesar 100,62.

Nilai Tukar Usaha Pertanian Provinsi NTB yang diperoleh dari hasil bagi antara indeks yang diterima petani dengan indeks biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM), untuk bulan Desember 2013 tercatat 101,82 yang berarti mengalami penurunan 0,01 persen dibandingkan bulan Nopember 2013 dengan Nilai Tukar Usaha Pertanian 101,82.

Nilai Tukar Petani (NTP) Tanpa Ikan Provinsi NTB pada bulan Desember 2013 tercatat 97,86 (turun 0,19 persen) dibandingkan NTP Tanpa Ikan bulan Nopember 2013 sebesar 98.05. Sedangkan Nilai Tukar Usaha Pertanian Tanpa Ikan Provinsi NTB bulan Desember 2013 tercatat 101,66 (meningkat 0,28 persen) dibandingkan bulan Nopember 2013 yakni sebesar 101,38.

Dari 33 Provinsi yang dilaporkan pada bulan Desember 2013, sebanyak 23 Provinsi mengalami peningkatan NTP dan 10 Provinsi mengalami penurunan NTP. Peningkatan tertinggi NTP bulan Desember 2013 terjadi di Jambi yaitu sebesar 1,85 persen, karena indeks yang diterima naik hingga 1,97 persen, sedangkan penurunan NTP terbesar terjadi di Provinsi Kepri yaitu sebesar 0,74 persen, karena indeks yang diterima petani turun sampai dengan 0,44 persen.

Pada bulan Desember 2013, terjadi inflasi di daerah perdesaan di Provinsi Nusa Tenggara Barat sebesar 0,69 persen. Inflasi terjadi karena peningkatan pada enam kelompok indeks konsumsi rumah tangga yaitu: bahan makanan (1,29 %), kesehatan (0,55 %), makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau (0,34 %), perumahan (0,20 %), transportasi dan komunikasi (0,20 %) dan penddidikan, rekreasi & olahraga (0,03 %). Sedangkan satu kelompok indeks mengalami penurunan yakni sandang (-0,42 %).

No. 04/01/52/Th.VII, 2 Januari 2014

Perkembangan Nilai Tukar Petani Provinsi Nusa Tenggara Barat Menurut Sub

Sektor Bulan Desember 2013

BPS PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

(2)

Berdasarkan hasil pemantauan harga-harga perdesaan di 8 Kabupaten di Provinsi NTB, NTP berfluktuasi setiap bulannya selama periode April 2008 – Nopember 2013 dengan tahun dasar (2007=100). NTP Provinsi NTB pada bulan Desember 2013 dengan tahun dasar (2012=100) berada diatas 100 (tercatat 100,18) yang berarti petani mengalami peningkatan daya belinya, karena kenaikan harga produksi relatif lebih besar dibandingkan dengan kenaikan harga input produksi dan kebutuhan konsumsi rumah tangganya.

Grafik 1

NTP Provinsi NTB Januari 2011 – Nopember 2013 (2007=100) dan Nopember –Desember 2013 (2012=100)

95.60 96.32 96.64 96.496.32 96.13 95.83 95.53 94.62 94.38 94.84 93.88 NTP DES (2012=100), 100.18 NTP NOP (2012=100), 100.62 94.09 93.11 94.92 94.22 95.45 94.78 95.22 95.9 96.66 96.83 96.5 95.65 95.53 95.09 93.00 98.00 201101 201102 201103 201104 201105 201106 201107 201108 201109 201110 201111 201112 201201 201202 201203 201204 201205 201206 201207 201208 201209 201210 201211 201212 201301 201302 201303 201304 201305 201306 201307 201308 201309 201310 201311 201311 201312 Tahun Bulan NTP

NTP pada bulan Desember 2013 dengan tahun dasar (2012=100) mengalami penurunan sebesar 0,44 persen bila dibandingkan dengan NTP Nopember 2013 dengan tahun dasar (2012=100) yaitu dari 100,62 turun menjadi 100,18. Hal ini disebabkan karena tingkat peningkatan indeks harga yang diterima petani sebesar 0,09 % lebih rendah dibandingkan dengan tingkat peningkatan indeks harga yang dibayar petani sebesar 0,52 %. Indeks konsumsi rumah tangga mengalami peningkatan sebesar 0,69 %, sedangkan indeks BPPBM mengalami peningkatan sebesar 0,09 %.

Dari Tabel 1 nampak bahwa selama bulan Nopember – Desember 2013, kemampuan daya

beli petani horikultura dan petani ternak di Provinsi NTB di atas 100 (cukup baik). Sedangkan kemampuan daya beli petani yang paling rendah pada bulan Desember 2013 di provinsi NTB adalah pada sub sektor perkebunan rakyat dengan NTP sebesar 95,00.

(3)

Nopember 2013

Desember 2013

(1)

(2)

(3)

(4)

1. Tanaman Pangan

a. Indeks yang Diterima (It)

105,43

105,60

0,16

b. Indeks yang Dibayar (Ib)

107,41

107,96

0,51

c. Nilai Tukar Petani (NTPP)

98,16

97,81

-0,35

2. Hortikultura

a. Indeks yang Diterima (It)

107,92

109,18

1,17

b. Indeks yang Dibayar (Ib)

107,65

108,30

0,60

c. Nilai Tukar Petani (NTPH)

100,25

100,82

0,57

3. Tanaman Perkebunan Rakyat

a. Indeks yang Diterima (It)

104,07

103,14

-0,90

b. Indeks yang Dibayar (Ib)

107,91

108,57

0,61

c. Nilai Tukar Petani (NTPR)

96,45

95,00

-1,50

4. Peternakan

a. Indeks yang Diterima (It)

114,59

114,57

-0,02

b. Indeks yang Dibayar (Ib)

106,21

106,71

0,47

c. Nilai Tukar Petani (NTPT)

107,89

107,37

-0,48

5. Perikanan

a. Indeks yang Diterima (It)

103,68

103,98

0,28

b. Indeks yang Dibayar (Ib)

106,11

106,52

0,39

c. Nilai Tukar Petani (NTN)

97,72

97,61

-0,11

Gabungan

a. Indeks yang Diterima (It)

107,84

107,93

0,09

b. Indeks yang Dibayar (Ib)

107,17

107,73

0,52

-Konsumsi Rumah Tangga

107,71

108,46

0,69

-BPPBM

105,90

106,00

0,09

c. Nilai Tukar Petani (NTP)

100,62

100,18

-0,44

Tabel 1

Nilai Tukar Petani Provinsi Nusa Tenggara Barat Per Subsektor Desember 2013 (2012=100)

(4)

1.

Indeks Harga yang Diterima Petani (It)

Indeks Harga yang Diterima Petani (It) menunjukkan fluktuasi harga komoditas pertanian yang dihasilkan petani. Pada bulan Desember 2013 dengan tahun dasar (2012=100), Provinsi NTB secara gabungan indeks harga yang diterima petani (It) mengalami peningkatan sebesar 0,09 persen dibandingkan dengan It Nopember 2013, yaitu dari 107,84 menjadi 107,93, dimana indeks yang diterima subsektor Hortikultura, Tanaman Pangan dan Perikanan mengalami peningkatan It masing-masing sebesar 1,17 persen, 0,16 pesen dan 0,28 persen.

2.

Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib)

Melalui indeks harga yang dibayar petani (Ib) dapat dilihat harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat pedesaan, khususnya petani yang merupakan bagian terbesar, serta fluktuasi harga barang dan jasa yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanian.

Pada bulan Desember 2013 dengan tahun dasar (2012=100), di Provinsi NTB indeks harga yang dibayar petani (Ib) mengalami peningkatan sebesar 0,52 persen bila dibandingkan Nopember 2013, dimana indeks Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM)

meningkat sebesar 0,09 persen dan indeks konsumsi rumah tangga mengalami peningkatan sebesar 0,69 persen.

Grafik 2

Indeks Diterima dan Indeks Dibayar Petani Provinsi NTB Nopember-Desember 2013 (2012=100) Indeks Diterima; 107,84 Indeks Diterima; 107,93 Indeks Dibayar; 107,17 Indeks Dibayar; 107,73 KRT; 107,71 KRT; 108,46 BPPBM; 105,90 BPPBM; 106,00 100 101 102 103 104 105 106 107 108 109 201311 201312

(5)

3.

NTP Subsektor

a.

Subsektor Tanaman Pangan / Padi & Palawija (NTPP)

Pada bulan Desember 2013 NTPP terjadi penurunan sebesar 0,35 persen, hal ini disebabkan karena tingkat peningkatan indeks yang diterima petani sebesar 0,16 persen lebih rendah dibandingkan tingkat peningkatan indeks yang dibayar petani sebesar 0,51 persen.

Indeks harga yang diterima petani padi untuk bulan Desember 2013 mengalami peningkatan sebesar 0,05 persen sedangkan palawija mengalami peningkatan sebesar 0,41 persen. Peningkatan indeks yang diterima petani palawija disebabkan antara lain oleh peningkatan harga jagung, kedelaidan kacang tanah. Peningkatan indeks yang dibayar (Ib) disebabkan oleh peningkatan indeks Konsumsi Rumah Tangga sebesar 0,66 persen dan peningkatan indeks BPPBM sebesar 0,13 persen. Peningkatan indeks sub kelompok BPPBM disebabkan antara lain oleh peningkatan harga bibit kacang tanah, pupuk daun, pupuk urea, herbisida, rodentisida, kawat, sewa traktor tangan, sewa penyemprotan hama, biaya servis motor, ongkos angkutbensin eceran, oli, ban luar motor,cangkul, arit/sabit, pompa/mesin penyedot air, upah pengeringan, upah mencangkuldan upah menyiangi.

b.

Subsektor Hortikultura (NTPH)

Pada bulan Desember 2013, Nilai Tukar Petani untuk Subsektor Hortikultura (NTPH) dilaporkan terjadi peningkatan sebesar 0,57, hal ini disebabkan karena tingkat peningkatanindeks yang diterima petani sebesar 1,17 persen lebih tinggi dibandingkan tingkat peningkatan indeks yang dibayar petani sebesar 0,60 persen.

Indeks yang diterima (It) sub kelompok sayur-sayuran mengalami peningkatan sebesar 2,09 persen yang disebabkan antara lain oleh peningkatan harga bawang daun, bawang merah, buncis, cabe rawit, kacang panjang, kangkung, kentang, melinjo, sawi, terung, tomat dan wortel . Indeks yang diterima (It) sub kelompok buah-buahan mengalami peningkatan sebesar 0,09 persen yang antara lain disebabkan oleh peningkatan harga alpukat, langsat, jeruk siam/keprok, pepaya, rambutan, sawo, manggisdan jeruk besar. Peningkatan indeks yang dibayar (Ib) disebabkan oleh peningkatan indeks Konsumsi Rumah Tangga sebesar 0,68 persen dan peningkatan indeks subkelompok BPPBM sebesar 0,25 persen yang dipengaruhi antara lain oleh peningkatan harga bibit cabai, bibit nanas, pupuk perangsang buah, pupuk kandang, obat perekat/lem, pupuk daun,pupuk urea, fungisida, herbisida, kayu balok, sewa traktor tangan, pompa/mesin penyedot air, terpal, upah mencangkul, upah menanam dan upah menyiangi.

c.

Subsektor Perkebunan Rakyat (NTPR)

Pada bulan Desember 2013 NTPR terjadi penurunan sebesar 1,50 persen, hal ini disebabkan karena terjadi penurunan indeks yang diterima petani sebesar 0,90 persen dan dilain sisi terjadi peningkatan indeks yang dibayar petani sebesar 0,61 persen.

Penurunan indeks yang diterima petani disebabkan antara lain karena penurunan harga kopi, cengkeh, tembakau, biji mete, kemiri dan jarak. Peningkatan indeks yang dibayar petani disebabkan karena peningkatan indeks konsumsi rumah tangga sebesar 0,74 persen sedangkan indeks BPPBM tidak mengalami perubahan.

(6)

d.

Subsektor Peternakan (NTPT)

Pada bulan Desember 2013, NTPT mengalami penurunan sebesar 0,48 persen, hal ini disebabkan karena terjadi penurunan indeks yang diterima petani sebesar 0,02 persen dan dilain sisi terjadi peningkatan indeks yang dibayar petani sebesar 0,47 persen.

Penurunan yang terjadi pada indeks yang diterima petani disebabkan karena penurunan harga ayam buras. Peningkatan yang terjadi pada Indeks yang dibayar petani disebabkan peningkatan indeks konsumsi rumah tangga sebesar 0,72 persen dan peningkatan indeks BPPBM sebesar 0,02 persen yang antara lain disebabkan oleh peningkatan harga ampas tahu, konsentrat, vitamin, mineral, broiler starter, antibiotik, broiler finisher, vaksin unggas, dedak, rumput segar, jerami dan minyak tanah eceran.

e.

Subsektor Perikanan (NTN)

Pada bulan Desember 2013, NTN mengalami penurunan sebesar 0,11 persen, hal ini disebabkan karena tingkat peningkatan indeks yang diterima petani sebesar 0,28 persen lebih rendah dibandingkan dengan tingkat peningkatan indeks yang dibayar petani sebesar 0,39 persen.

Peningkatan yang terjadi pada indeks yang diterima petani antara lain disebabkan karena peningkatan harga ikan kerapu, rumput laut, udang, bawal, belanak, kapasan, kuniran, peperek, tembang, tongkol, ikan tuna, rajungan dan cumi-cumi. Peningkatan indeks yang dibayar petani disebabkan oleh peningkatan indeks konsumsi rumah tangga sebesar 0,64 persen dan peningkatan indeks BPPBM sebesar 0,04 persen, yang antara lain dipengaruhi oleh peningkatan harga batu bateray dan oli/pelumas.

(7)

Nopember 2013 Desember 2013

(1) (2) (3) (4)

1. Tanaman Pangan

a. Indeks Diterima Petani 105,43 105,60 0,16

- Padi 104,63 104,68 0,05

- Palawija 107,34 107,79 0,41

b. Indeks Dibayar Petani 107,41 107,96 0,51

- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 107,60 108,31 0,66

- Indeks BPPBM 106,95 107,09 0,13

2. Hortikultura

a. Indeks Diterima Petani 107,92 109,18 1,17

- Sayur-sayuran 111,20 113,52 2,09

- Buah-buahan 104,20 104,30 0,09

- Tanaman Obat 116,50 116,50 0,00

b. Indeks Dibayar Petani 107,65 108,30 0,60

- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 107,78 108,51 0,68

- Indeks BPPBM 107,08 107,34 0,25

3. Tanaman Perkebunan Rakyat

a. Indeks Diterima Petani 104,07 103,14 -0,90

- Tanaman Perkebunan Rakyat 104,07 103,14 -0,90

b. Indeks Dibayar Petani 107,91 108,57 0,61

- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 108,43 109,24 0,74

- Indeks BPPBM 105,49 105,49 0,00

4. Peternakan

a. Indeks Diterima Petani 114,59 114,57 -0,02

- Ternak Besar 115,50 115,50 0,00

- Ternak Kecil 115,15 115,15 0,00

- Unggas 109,48 109,23 -0,22

- Hasil Ternak 105,74 105,74 0,00

b. Indeks Dibayar Petani 106,21 106,71 0,47

- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 107,43 108,20 0,72

- Indeks BPPBM 104,07 104,09 0,02

5. Perikanan

a. Indeks Diterima Petani 103,68 103,98 0,28

- Penangkapan 105,52 105,59 0,06

- Budidaya 100,87 101,52 0,64

b. Indeks Dibayar Petani 106,11 106,52 0,39

- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 107,75 108,45 0,64

- Indeks BPPBM 104,10 104,15 0,04

Gabungan

a. Indeks Diterima Petani 107,84 107,93 0,09

b. Indeks Dibayar Petani 107,17 107,73 0,52

- Konsumsi Rumah Tangga 107,71 108,46 0,69

- BPPBM 105,90 106,00 0,09

Bulan

Persentase Perubahan

Tabel 2

Indeks yang Diterima dan Indeks Yang Dibayar Petani Provinsi Nusa Tenggara Barat Per Sub Sektor Desember 2013 (2012=100)

Subsektor

(8)

4.

Perbandingan antar Provinsi

Dari 33 Provinsi yang dilaporkan, sebanyak 23 Provinsi mengalami peningkatan NTP dan 10 Provinsi mengalami penurunan NTP. Peningkatan tertinggi NTP bulan Desember 2013 terjadi di Jambi yaitu sebesar 1,85 persen, disusul Riau 1,71 persen dan Babel 1,66 persen. Sedangkan penurunan NTP terbesar terjadi di Provinsi Kepri yaitu sebesar 0,74 persen,disusul Yogyakarta 0,57 persen dan NTB 0, 44 persen.

(9)

Tabel 3

Nilai Tukar Petani Provinsi dan Persentase Perubahannya Desember 2013 (2012=100)

Indeks % Perb Indeks % Perb Indeks % Perb

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 11NAD 105,16 0,86 107,26 0,22 98,04 0,63 12 SUMUT 109,35 1,61 109,78 0,60 99,61 1,00 13SUMBAR 108,69 0,58 108,51 0,03 100,17 0,55 14RIAU 106,10 1,97 109,23 0,25 97,14 1,71 15JAMBI 107,26 1,97 110,33 0,12 97,21 1,85 16 SUMSEL 108,91 0,92 107,98 -0,06 100,86 0,98 17 BENGKULU 107,40 1,26 109,50 -0,09 98,08 1,35 18 LAMPUNG 110,64 1,01 108,51 0,08 101,97 0,93 19 BABEL 109,14 1,82 108,07 0,16 100,99 1,66 21 KEPRI 107,18 -0,44 105,58 0,30 101,52 -0,74 31 DKI 109,46 0,34 108,58 0,50 100,81 -0,16 32 JABAR 113,23 0,03 108,84 0,27 104,04 -0,23 33 JATENG 110,29 0,23 108,48 0,24 101,66 -0,01 34 YOGYAKARTA 112,20 -0,06 108,78 0,52 103,15 -0,57 35 JATIM 113,91 0,20 108,63 0,50 104,85 -0,31 36 BANTEN 113,24 -0,17 108,01 0,27 104,84 -0,43 51 BALI 111,48 0,40 107,84 0,28 103,37 0,13 52 NTB 107,93 0,09 107,73 0,52 100,18 -0,44 53 NTT 106,52 0,34 108,78 0,52 97,92 -0,18 61 KALBAR 103,99 0,42 108,02 0,30 96,26 0,11 62 KALTENG 110,42 1,41 107,83 0,40 102,41 1,00 63 KALSEL 106,19 1,11 105,72 0,36 100,44 0,75 64 KALTIM 107,03 0,50 108,62 0,20 98,54 0,29 71 SULUT 107,24 0,73 109,20 0,51 98,21 0,22 72 SULTENG 110,26 0,60 107,80 0,39 102,29 0,20 73 SULSEL 112,62 0,56 107,31 0,16 104,95 0,40 74 SULTRA 109,10 0,79 107,08 0,12 101,89 0,67 75 GORONTALO 110,44 0,81 109,27 0,24 101,07 0,56 76 SULBAR 109,43 0,73 106,81 0,25 102,45 0,48 81 MALUKU UTARA 110,58 1,01 109,95 0,61 100,57 0,39 82 MALUKU 108,21 1,30 107,58 0,68 100,59 0,61 91 PAPUA BARAT 108,79 0,49 109,52 0,26 99,33 0,23 94 PAPUA 104,78 0,42 106,30 0,62 98,57 -0,19 110,55 0,47 108,43 0,33 104,86 0,28 IB NTP Nasional Kode Provinsi IT

(10)

5.

Indeks Harga Konsumen Perdesaan

Perubahan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) mencerminkan angka Inflasi/Deflasi di wilayah perdesaan. Dari penghitungan indeks konsumsi rumah tangga yang dilaporkan pada bulan Desember 2013 di Provinsi NTB terjadi inflasi perdesaan sebesar 0,69 persen. Inflasi terjadi karena peningkatan pada enam kelompok indeks konsumsi rumah tangga yaitu: bahan makanan (1,29 %), kesehatan (0,55 %), makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau (0,34 %), perumahan (0,20 %), transportasi dan komunikasi (0,20 %) dan penddidikan, rekreasi & olahraga (0,03 %). Sedangkan satu kelompok indeks mengalami penurunan yakni sandang (-0,42 %).

Sub Kelompok

Nopember 2013

Desember 2013

Perubahan

(1)

(2)

(3)

(4)

Konsumsi Rumah tangga

107,71

108,46

0,69

- Bahan makanan

109,32

110,74

1,29

- Makanan jadi

103,51

103,85

0,34

- Perumahan

106,41

106,62

0,20

- Sandang

105,26

104,81

-0,42

- Kesehatan

105,25

105,82

0,55

- Pendidikan, Rekreasi & Olah Raga

104,53

104,57

0,03

- Transportasi dan Komunikasi

113,99

114,21

0,20

Persentase Perubahan Indeks Harga Konsumen Pedesaan Provinsi NTB

Desember 2013 (2012=100)

Pada bulan Desember 2013 dengan tahun dasar (2012=100) terjadi inflasi perdesaan di Provinsi NTB sebesar 0,69 persen yang disebabkan antara lain oleh peningkatan harga beras, jagung ontongan tua, mie instan, daging sapi, ikan ekor kuning, ikan tongkol, udang laut, kakap merah, udang tambak, ikan asin selar, ikan asin sepat, telur itik/bebek, kangkung, kubis/kol, kacang panjang, ketimun, sawi hijau, tauge/kecambah, wortel, jeruk, semangka, kacang tanah, cabai rawit, bawang merah, asam, minyak kelapa, kelapa tua, gado-gado,rokok kretek filter,tembakau, korek api/geretan, ember plastik,karpet, kulkas, rak piring, sapu ijuk, seterika listrik, kipas angin, BH katun, celana dalam,sabun mandi, parfum, shampoo dan buku tulis bergaris.

(11)

BADAN PUSAT STATISTIK

PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BARAT

Jl. Gunung Rinjani No. 2 Mataram 83125 Tlp. (0370) 621385 Fax. (0370) 623801 E-mail :bps5200@bps.go.id Homepage : http://ntb.bps.go.id

Contact person : Kadek Adi Madri, SE

Kepala Bidang Statistik Distribusi BPS Provinsi NTB

Referensi

Dokumen terkait

Indikator kinerja Renstra STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta terdiri dari tujuh bidang yaitu : Keunggulan dalam riset yang diakui masyarakat akademis internasional melalui

( Analisa data ) Capaian indikator angka kelengkapan asesmen medis rawat inap pada triwulan III tahun 2016 masih dibawah standar kemenkes akan tetapi sudah sesuai

[r]

Karena ringer laktat mempunyai komposisi mirip cairan ekstraseluler (CES = CEF), ringer laktat efektif sebagai terapi resusitasi dengan pemberian dalam jumlah yang

Hasil pengolahan data dari perhitungan regresi linier juga menerangkan bahwa tidak terdapat pengaruh langsung yang signifikan namun positif antara kecerdasan emosional

Kecenderungan kedua iklim ekstrim tersebut mengindikasikan bahwa pembangunan pertanian dalam delapan tahun ke depan akan dihadapkan pada masalah iklim ekstrim El Nino dan La

Berdasarkan dari hasil penelitian dan pembahasan dari penelitian tindakan kelas ini, diperoleh kesimpulan bahwa pembelajaran tematik menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe

1) Hasil wawancara penulis dengan (Kiai Abdur Rahman) selaku Pengasuh Pondok Pesantren di Sukorejo Situbondo yang menyatakan bahwa pencatatan perkawinan poligami penting