BAB IV
HASIL PENELITIAN
Dalam bab akan membahas mengenai deskripsi tempat penelitian yaitu di SMK Negeri 3 Ambon, karakteristik responden, hasil reliabilitas dan validitas alat ukur yang digunakan, hasil pengukuran variabel, uji statistik yaitu dengan teknik regresi berganda dan pembahasan hasil penelitian.
A. Deskripsi Tempat Penelitian
B. Karakteristik Guru
1. Karateristik Guru Menurut Jenis Kelamin
Berdasarkan data responden diketahui respoden yang memiliki jenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 72 orang responden (62%) dari jumlah keseluruhan responden, sedangkan perempuan sebanyak 44 responden (38%) (Tabel 4.1).
Tabel 4.1
Jumlah Guru Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Jumlah Presentasi (%)
Laki-laki 72 62%
Perempuan 44 38%
Total 116 100%
1.1Karakteristik Guru Berdasarkan Usia
Berdasarkan data usia responden guru terlihat usia guru antara 26 sampai 34 tahun sebanyak 24 responden (21%), usia 35 sampai 44 tahun sebanyak 32 responden (27%), dan usia 45 sampai 54 tahun sebanyak (37%). Usia responden dengan presentasi terbesar adalah rentang usia 45 sampai 54 yaitu sebanyak 43 responden (37%). (Tabel 4.2).
Tabel 4.2
Jumlah Guru Berdasarkan Jenis Usia
Usia Jumlah Presentasi (%)
< 25 tahun 1 1%
26 – 34 tahun 24 21%
35 – 44 tahun 32 27%
45 – 54 tahun 43 37%
> 54 tahun 16 14%
1.2Karakteristik Guru Berdasarkan Golongan Kepegawaian
Berdasarkan golongan kepegawaian, guru diketahui bahwa tidak masuk golongan satu dan golongan dua. Jumlah guru golongan tiga sebanyak 74 guru (64%) dan golongan empat sebanyak 42 guru (36%) (Tabel 4.3).
Tabel 4.3
Jumlah Guru Menurut Golongan Kepegawaian
Jenis Golongan Jumlah Presentasi (%)
Golongan I - -
Golongan II - -
Golongan III 74 64%
Golongan IV 42 36%
Total 116 100%
1.3Karakteristik Guru Berdasarkan Lama Mengajar
Berdasarkan data lama mengajar guru di SMK Negeri 3 Ambon terlihat bahwa hampir separuh dari jumlah guru yang sudah mengajar selama 10 sampai 20 tahun sebanyak 57 orang (49%). (Tabel 4.4).
Table 4.4
Responden Menurut Lama Mengajar
Lama Mengajar Jumlah Presentasi (%)
< 10 tahun 25 22%
10 – 20 tahun 57 49%
> 20 tahun 34 29%
2. Hasil Validitass dan Reliabilitas Instrumen Penelitian 2.1Gaya Kepemimpinan Transformasional (GKT)
Berdasarkan hasil perhitungan uji validitas penelitian, diperoleh 29 item yang valid dan 1 item yang gugur dengan rentang nilai Koefisien Alpha Cronbach 0,332 – 0,637 atau reliabilitas sebesar 0,930. Hal ini berarti reliabilitas alat ukur Gaya Kepemimpinan Transformasional berada pada katagori dapat diandalkan. Sebaran aitem valid dan item gugur skala gaya kepemimpinan transformasional disajikan pada (Lampiran C).
2.2Iklim Organisasi (IO)
3. Indikator Skor 3.1Skor Kinerja Guru
Dalam menentukan tinggi rendahnya variabel Kinerja Guru (KG) digunakan 5 kategori yakni sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah dan sangat rendah. (Tabel 4.5)
Tabel 4.5
Katagori Skor Kinerja Guru
Katagori Interval N Presentasi
Laki-laki Wanita Laki-laki Wanita ST 89,4 ≤ X ≤ 92,3 21 14 29,17% 31,82%
T 86,4 ≤ X ≤ 89,3 16 5 22,22% 11,36%
S 83,4 ≤ X ≤ 86,3 4 0 5,56% 0%
R 80,4 ≤ X ≤ 83,3 13 11 18,05% 25%
SR 77,4 ≤ X ≤ 80,3 18 14 25% 31,82%
Rataan 84,71 84,64
SD 4,628 4,94
Min 78 78
Max `91 91
Keterangan : ST = Sangat Setuju; T = Tinggi; S= Sedang; R= Rendah; SR= Sangat Rendah
Dari Tabel 4.5 terlihat bahwa rataan kinerja guru di SMK Negeri 3 Ambon untuk laki-laki 84,71 dan untuk guru wanita 84,64, keduanya termasuk katagori sedang.
3.2Skor Gaya Kepemimpinan Transformasional
Tabel 4.6
Katagori Skor Gaya Kepemimpinan Transformasional
Katagori Interval N Presentasi
Laki-laki Wanita Laki-laki Wanita
ST 132 ≤ X ≤ 145 5 3 6,94% 6,82%
T 118 ≤ X ≤ 131 27 23 37,5% 52,27%
S 104 ≤ X ≤ 117 28 12 38,89% 27,27%
R 90 ≤ X ≤ 103 11 6 15,28% 13,64%
SR 76 ≤ X ≤ 89 1 0 1,39% 0%
Rataan 115,82 118,20
SD 12,061 11,263
Min 76 95
Max `144 144
Keterangan : ST = Sangat Setuju; T = Tinggi; S= Sedang; R= Rendah; SR= Sangat Rendah
Berdasarkan Tabel 4.6 terlihat bahwa 38,89% GKT guru laki-laki di SMK Negeri 3 Ambon berada pada katagori sedang sebaliknya 52,27 GKT guru wanita SMK Negeri 3 Ambon berada pada katagori tinggi. Rataan skor GKT laki-laki 115,82 (sedang) dan nilai GKT wanita 118,20 termasuk katagori tinggi.
3.3 Skor Iklim Organisasi
Tabel 4.7
Katagori Skor Iklim Organisasi
Katagori Interval N Presentasi
Laki-laki Wanita Laki-laki Wanita
ST 137 ≤ X ≤ 153 9 12 12,5% 27,27%
T 120 ≤ X ≤ 136 52 26 72,22% 59,09%
S 103 ≤ X ≤ 119 11 5 15,28% 11,37%
R 86 ≤ X ≤ 102 0 0 0% 0%
SR 69 ≤ X ≤ 85 0 1 0% 2,27%
Rataan 127,32 129,57
SD 8,793 12,730
Min 72 70
Max `152 147
Keterangan : ST = Sangat Setuju; T = Tinggi; S= Sedang; R= Rendah; SR= Sangat Rendah
Berdasarkan Tabel 4.7 terlihat bahwa 72,22% IO guru laki-laki di SMK Negeri 3 Ambon berada pada katagori tinggi demikian pula halnya dengan guru wanita SMK Negeri 3 Ambon berada pada katagori tinggi. Rataan skor IO guru laki-laki sebesar 127,32 termasuk katagori tinggi sama halnya dengan rataan IO guru wanita sebesar 129,57 termasuk katagori tinggi.
C. Hasil Uji Statistik
1. Uji Asumsi Klasik
Pengujian asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas, dan uji linearitas.
1.1Uji Normalitas
Tabel 4.8
Uji Contoh One-Sample Kolmogorov-Smirnov Guru Laki-Laki dan Wanita di SMK Negeri 3 Ambon
Residual untuk Kinerja
Guru Laki-laki Guru Wanita
N 72 44
Parameter Normala, Rataan 0,0000000 0,0000000
Simpangan Baku 4.82451729 4.82451729
Perbedaan Paling Ekstrim Absolut 0,182 0,182
Positif 0,159 0,159
Negatif -0,182 -0,182
Kolmogorov-Smirnov Z 1,047 1,211
Asymp. Sig. (2-ekor) 0,223 0,107
a. Uji Sebaran adalah Normal.
Dari Tabel 4.8 terlihat bahwa koefisien Kolmogorov-Smirnov guru laki-laki sebesar 1.047 dengan p>0,05 dan guru wanita 1.211 dengan p>0,05. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa data nilai residual kinerja guru laki-laki dan wanita di SMK Negeri 3 Ambon terdistribusi normal, sehingga data penelitian memenuhi asumsi normalitas.
1.2Uji Multikolinearitas
Tabel 4.9
Hasil Uji Multikolinearitas Guru Laki-laki dan Wanita Di SMK Negeri 3 Ambon
Guru Laki-laki Guru Wanita
Koefisien Koefisien
Statistik Kolinearitas Statistik Kolinearitas
Model Toleransi VIF Toleransi VIF
1 Konstanta
GKT 0,957 1,044 0,971 1,030
IO 0,957 1,044 0,971 1,030
Peubah Gayut: Kinerja
Berdasarkan Tabel 4.9 terlihat bahwa nilai toleransi guru laki-laki nilai dan nilai VIF dari kedua peubah tak gayut lebih dari 0,10 dan kurang dari 10. Demikian pula halnya pada nilai toleransi guru wanita dari kedua peubah gayut tak lebih dari 0,10 dan nilai VIF kurang 10. Sehingga dapat disimpulkan tidak terjadi multikolinearitas antar peubah tak gayut.
1.3Uji Heteroskedasitas
Gambar 4.10
Diagram Pencar Kinerja Guru Laki-laki
Dari gambar diagram pencar4.10 dapat dilihat bahwa titik-titik tidak membentuk pola yang jelas. Titik tersebut menyebar ke arah kiri angka 0 pada sumbu Y. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedasitas.
Gambar 4.11
Diagram Pencar Kinerja Guru Wanita
1.4Uji Linearitas
Hasil Uji linearitas dilakukan untuk mengetahui linieritas hubungan peubah tak gayut dengan peubah gayut serta untuk mengetahui signifikansi penyimpangan dari linieritas hubungan tersebut.
1.4.1 Uji Linearitas Guru Laki-laki
Tabel 4.12
Daftar Sidik Ragam Uji Linearitas Guru Laki-laki (KG vs GKT)
db JK KT F Sig.
KINERJA * GKT
Antar Kelompok
(Gabungan) 34 631,508 18,574 0,773 0,775
Linearitas 1 89,375 89,375 3,718 0,062
Simpangan dari linearitas
33 542,134 16,428 0,683 0,865
Dalam Kelompok 37 889,367 24,037
Total 71 1520,875
Keterangan: KG= Kinerja Guru; GKT = Gaya Kepemimpinan Transformasional
Tabel 4.13
Daftar Sidik Ragam Uji Linearitas Guru Laki-laki (KG vs IO)
db JK KT F Sig.
KG *
IO
Antar
Kelompok (Gabungan) 29
639,100 22,038 1,050 0,436
Dari Tabel 4.13 dapat dilihat hasil uji linearitas terhadap KG dan IO yaitu nilai p sebesar 0,396 (p>0,05) dengan nilai F sebesar 1,087. Dengan demikian, KG dan IO memiliki hubungan liniear.
1.4.2. Uji Linearitas Guru Wanita
Tabel 4.14
Daftar Sidik Ragam Uji Linearitas Guru Wanita (KG vs GKT)
Dari Tabel 4.14 di atas dapat dilihat hasil uji linieritas terhadap kinerja guru dan IO yaitu nilai p sebesar 0,198 (p>0,05) dengan nilai F sebesar 1,804. Dengan demikian, kinerja guru dan GKT dapat dinyatakan memiliki hubungan linier.
Tabel 4.15
Daftar Sidik Ragam Uji Linearitas Guru Wanita (KG vs IO)
Keterangan: KG= Kinerja Guru ; IO = Iklim Organisasi
Dari Tabel 4.15 dapat dilihat hasil uji linearitas terhadap kinerja guru dan IO yaitu nilai p sebesar 0,134 (p>0,05) dengan nilai F sebesar 1,728. Dengan demikian, kinerja guru dan IO dapat dinyatakan memiliki hubungan linear.
2. Uji Hipotesis
2.1 Uji Signifikan Simultan (Uji F)
Hasil uji signifikan (Uji F) untuk peubah bebas X1 (Gaya
Kepemimpinan Transformasional dan X2 (Iklim Organisasi) terhadap Y
(Kinerja Guru) di SMK Negeri 3 Ambon diperoleh hasil sebagai berikut. (Tabel 4.16).
2.1.1 Uji F Guru Laki-laki
Tabel 4.16
Daftar Sidik Ragam Uji Signifikan Regresi Berganda Nilai F (Laki-laki)
Model db JK KT F Sig.
1 Regresi 2 96,112 48,056 2,327 0,105a
Sisa 69 1424,763 20,649
Total 71 1520,875
a. Prediktor: (Konstanta), GKT, IO
b. Peubah Gayut: KG
Berdasarkan Tabel 4.16 di atas dapat disimpulkan bahwa secara simultan gaya kepemimpinan transformasional dan iklim organisasi tidak berpengaruh terhadap kinerja guru laki-laki di SMK Negeri 3 Ambon dengan nilai Fhitung>Ftabel (2,327<3,130) atau angka signifikan 0,015>0,05.
2.1.2 Uji F Guru Wanita
Tabel 4.17
Daftar Sidik Ragam Uji Signifikan Regresi Berganda Nilai F (Wanita)
Model db JK KT F Sig.
1 Regresi 2 37.315 18.658 0.764 0.472a
Sisa 41 1000.867 24.411
Total 43 1038.182
a. Prediktor: (Konstanta), GKT, IO b. Peubah Gayut: KINERJA
Berdasarkan Tabel 4.17 di atas dapat disimpulkan bahwa secara simultan gaya kepemimpinan transformasional dan iklim organisasi tidak berpengaruh terhadap kinerja guru wanita di SMK Negeri 3 Ambon dengan nilai Fhitung>Ftabel (0.764<3,226) atau angka signifikan 0,472>0,05. Dengan demikian maka hipotesi yang menyatakan gaya kepemimpinan transformasional dan iklim organisasi secara bersama-sama atau simultan tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja guru.
2.2 Uji Signifikan Parameter Individuil/Parsiel (Uji t)
2.2.1 Uji Signifikan Parameter Individuil/Parsiel (Uji t) Guru Laki-laki
Tabel. 4.18
Hasil Signifikan Parameter Individual /Uji T Guru Laki-laki
a. Peubah Gayut: Kinerja Guru
Berdasarkan Tabel 4.18 terlihat bahwa secara parsiel GKT berpengaruh secara negatif terhadap kinerja guru laki-laki di SMK Negeri 3 Ambon. Hal tersebut ditunjukkan dari nilai thitung GKT>ttabel (-2,154>-1,667)
atau angka signifikan (0,035<0,05) sedangkan iklim organisasi tidak berpengaruh terhadap kinerja guru dengan nilai thitung IO<ttabel (0.571<1,667)
atau angka signifikan 0,570>0,05.
Dengan demikian, berdasarkan hasil uji t diperoleh model persamaan regresi linier sebagai berikut:
Y= 91,547 – 0,098X1
Interpretasi dari persamaan regresi adalah sebagai berikut:
1. Konstanta sebesar 91,547 menyatakan bahwa jika peubah tak gayut dalam hal ini (Gaya Kepemimpinan Transformasional) dianggap konstan, maka nilai Kinerja Guru sebesar 91,547
2.2.2 Uji Signifikan Parameter Individual/Parsial (Uji t) Guru Wanita
Hasil uji signifikan parsiel (uji t) untuk guru wanita di SMK Negeri 3 Ambon: (Tabel 4.19)
Tabel. 4.19
Hasil Signifikan Parameter Individual /Uji T Guru Wanita
a. Peubah Gayut: Kinerja Guru
Berdasarkan Tabel 4.19 terlihat bahwa secara parsiel baik GKT maupun IO tidak berpengaruh terhadap kinerja guru wanita di SMK Negeri 3 Ambon. Hal tersebut ditunjukkan dari nilai thitung GKT<ttabel (-0,653<1,683)
atau angka signifikan 0,517 >0,05) dan nilai thitung IO<ttabel (-1,146<1,683) atau angka signifikan 0,259>0,05.
Dengan demikian, berdasarkan hasil uji t diperoleh model persamaan regresi linier untuk guru wanita sebagai berikut:
Y= 98,795
Interpretasi dari persamaan regresi di atas adalah sebagai berikut:
2.3Koefisien Determinasi (R2)
2.3.1 Koefisien Determinasi (R2) Guru Laki-laki
Analisis koefisien determinasi (R2) dilakukan dengan maksud untuk mengetahui seberapa besar sumbangan atau konstribusi dari peubah Gaya Kepemimpinan Transformasional (GKT) terhadap Kinerja Guru (KG) laki-laki di SMK Negeri 3 Ambon (Tabel 4.20)
Tabel 4.20
Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) Guru Laki-laki
Model R R Kuadrat
R Kuadarat
Terkolerasi Kesalahan Tafsiran
1 0,251a 0,063 0,036 4,544
a. Prediktor: (Constant), IO, GKT
b. Peubah Gayut: Kinerja Guru
Berdasarkan Tabel 4.20 diperoleh koefiseien korelasi (R) sebesar 0,251 hal ini berarti ada korelasi lemah antara Gaya Kepemimpinan Transformasional (GKT) dengan Kinerja Guru (KG). Besarnya, nilai koefiseien determinasi (R2)= 0,063, yang berarti bahwa Gaya Kepemimpinan Transformasional memberikan sumbangan sebesar 6,3% pada Kinerja Guru di SMK Negeri 3 Ambon, sedangkan sisanya sebesar 93,7% dijelaskan oleh peubah-peubah lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
2.4Sumbangan Tiap Aspek dari Gaya Kepemimpinan Transfromasional (GKT)
Tabel 4.21
Sumbangan Tiap Aspek dari Gaya Kepemimpinan Transformasional Guru (Laki-laki)
Aspek Sumbangan Efektif Total
Ideal atau Kharisma 3,52%
Motivasi Inspirasi -1,43% 6,30%
Stimulasi Intelektual 4,02%
Kepekaan Individu 0,09%
Dari Tabel 4.21 terlihat bahwa dimensi ideal atau kharisma memberikan sumbangan terhadap kinerja guru sebesar 3,52% dan dimensi stimulasi Intelektual sebesar 4,02%.
D. Pembahasan
transfromasional yang ada di lingkungan sekolah (iklim organisasi) tidak berpengaruh terhadap kinerja guru.
Selain itu, hasil pengujian tambahan dari penulis secara parsiel berdasarkan jenis kelamin ditemukan bahwa guru laki-laki mempunyai hubungan signifikan Gaya Kepemimpinan Transformasional (GKT) dengan Kinerja Guru (KG). Hal ini terlihat dari nilai (thitung= -2,154> ttabel= -1,667).
Sedangkan iklim organisasi (IO) tidak mempunyai hubungan dengan kinerja guru (KG). Sebaliknya, pada guru wanita Gaya Kepemimpinan Transformasional (GKT) dan Iklim Organisasi (IO) tidak mempunyai hubungan dengan Kinerja Guru wanita. Ada beberapa kemungkinan hal ini bisa terjadi, pertama guru laki-laki merasa bahwa kepemimpinan yang transformasional yang ada di sekolah berjalan dengan baik, dimana pimpinan mendukung kerja guru sehingga guru menjadi bersemangat dalam melakukan pekerjaan yang pada akhirnya berdampak pada meningkatnya kinerja guru.
sekolah berjalan sesuai dengan harapan mereka. Hal ini terlihat dari pemimpin yang transformasional mempunyai kemampuan berhubungan dengan bawahannya serta memperhatikan lingkungan organisasi. Hasil penelitian ini juga diperkuat oleh pendapat Tichy & Devana (dalam, Putra 2011) yang menyatakan bahwa keberadaan pemimpin transformasional mempunyai efek transformasi baik pada tingkat organisasi maupun pada tingkat individu. Hal ini berarti bahwa pembinaan yang diberikan kepala sekolah berdampak langsung untuk meningkatkan kinerja guru.
Pada penelitian ini juga diperoleh sumbangan efektif dari dimensi gaya kepemimpinan transformasional dengan pengaruh paling besar yaitu stimulasi intelektual sebesar (4,02%), ideal atau kharisma (3,52%), kepekaan individu (0,09%), dan motivasi inspirasi (-1,43%). Hal ini menunjukan bahwa gaya kepemimpinan transformasional di SMK Negeri 3 Ambon berjalan dengan baik, meskipun aspek kepekaan inidvidu dan motivasi inspirasi masih perlu ditingkatkan. Sejalan dengan itu, teori Bass dan Avolio (1999) yang mengemukakan bahwa kepemimpinan transformasional harus memberikan pengaruh dan berhubungan dengan bawahan, sehingga bawahan merasakan adanya kepercayaan, kenyamanan, kebanggan, loyalitas dan rasa hormat sehingga bawahan bersemangat melakukan dari apa yang diharapkan selanjutnya akan meningktkan kinerja yang tinggi. Dengan demikian, gaya kepemimpnan transformasional yang terjadi SMK Negeri 3 Ambon masih harus perlu ditingkatkan.
tidak signifikannya kinerja guru. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Liana (2012) menyatakan bahwa iklim organisasi tidak berpengaruh secara langsung terhadap kinerja dengan nilai r 0,024. Selanjutnya Pramudyo (2010) dalam penelitian pada dosen Negeri yang dipekerjakan pada Kopertis Wilayah V Yogyakarta, menunjukan bahwa lingkungan organisasi tidak berpengaruh pada kinerja dosen.