OLEH KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK Dalam acara Orientasi Parameter Kesetaraan Gender Dalam Pembentukan Per Uuan bagi Pusat
Alat advokasi yang strategis pendekatan
pembangunan
PUG merupakan pengarusutamaan disamping
Good Governance dan Sustainability
Regulasi perencanaan dan penganggaran
Regulasi pembentukan peraturan perUUan
Reformasi Penganggaran di Indonesia
Reformasi sistem hukum di Indonesia
UU No. 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara, menetapkan pendekatan anggaran
berbasis kinerja
UU No. 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional,
UU No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
PP No. 8 Tahun 2008 Tentang Tahapan, Tata cara penyusunan,
Pengendalian Dan Evaluasi pelaksanaan RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH
UU no.12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan PerUUan
Inpres No.9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender Dalam Pembangunan
Nasional
Permendagri No. 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah Permendagri No. 59 Tahun 2007 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam
Negeri No. 13 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah
Permendagri No. 53 Tahun 2007 tentang Pengawasan Perda dan Peraturan Kepala
Daerah
Permendagri No. 15 Tahun 2008 tentang Pelaksanaan PUG di daerah jo Permendagri
MISI 2005-2025
1. Mewujudkan masy berakhlak, mulia, bermoral, beretika, berbudaya,
beradab
2. Mewujudkan bangsa yang berdaya saing
VISI 2005-2025 Tujuan Negara (UUD 1945) 3. Mewujudkan masy demokratis
berlandaskan hukum
MAJU - Melindungi tumpah darah
4. Mewujudkan Indonesia aman, damai, dan bersatu
MANDIRI - Memajukan
kesejahteraan umum 5. Mewujudkan pemerataan
pembangunan dan berkeadilan
ADIL - Mencerdaskan kehidupan bangsa 6. Mewujudkan Indonesia asri dan
lestari
MAKMUR - Ikut melaksanakan ketertiban dunia 7. Mewujudkan Indonesia menjadi
negara kepulauan yang mandiri, maju, kuat, dan berbasiskan kepentingan nasional
Strategi Pembangunan Kesetaraan Gender Dalam RPJPN 2005-2025
RPJM 1 (2005-2009)
-Mengendalikan jumlah dan laju pertumbuhan penduduk
-Meningkatnya
kesetaraan gender di berbagai bidang pemb -Meningkatnya IPG -Meningkatnya kesej
dan perlindungan perempuan dan anak
RPJM 2(2010-2014) -Terkendalinya
jumlah dan laju pertumbuhan penduduk -Meningkatnya
kesetaraan gender
-Meningkatnya tumbuh kembang optimal, kesej dan perlindungan anak
RPJPM 3 (2015-2019) - Tercapainya
kondisi penduduk tumbuh seimbang - Meningkatnya
kesetaraan gender
- Meningkatnya tumbuh kembang optimal, kesej dan perlindungan anak -Terwujudnya
kesetaraan gender
-Meningkatnya tumbuh optimal, kesej dan perlindungan
PP No 8 Tahun 2008 Pasal 3
Perencanaan pembangunan daerah dirumuskan secara transparan,
responsif, efisien, efektif, akuntabel, partisipatif, terukur, berkeadilan dan berkelanjutan.
Pasal 29
(1) Dokumen rencana pembangunan daerah disusun dengan
menggunakan
data dan informasi, serta rencana tata ruang.
(2) Data dan informasi sebagaimana dimaksud pada
Pasal 32
(1) Data dan informasi, serta rencana tata ruang sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 29 diolah melalui proses: a. analisis daerah;
Pasal 33
(1) Analisis daerah mencakup evaluasi pelaksanaan rencana
pembangunan
daerah periode sebelumnya, kondisi dan situasi pembangunan saat ini, serta keadaan luar biasa.
(2) Analisis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh
Bappeda
provinsi dan kabupaten/kota bersama pemangku kepentingan.
(3) Bappeda provinsi dan kabupaten/kota menyusun kerangka studi dan
instrumen analisis serta melakukan penelitian lapangan sebelum menyusun perencanaan pembangunan daerah.
Penjelasan Pasal 33
Ayat (3)
Kerangka studi dan instrumen analisis dapat juga berupa analisis spesifik
seperti analisis biaya dan manfaat (cost and benefit), analisis kemiskinan
Permendagri 15/2008 diubah permendagri No 67/2011
Pasal 4
Pemerintah daerah berkewajiban menyusun
kebijakan, program, dan kegiatan pembangunan responsif gender yang dituangkan dalam
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah atau RPJMD, Rencana Strategis SKPD, dan
Rencana Kerja SKPD.
Penyusunan kebijakan, program, dan kegiatan
pembangunan responsif gender sebagaimana
Pasal 5A
Hasil analisis gender sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 5 ayat (3) dituangkan dalam penyusunan GBS (Gender Budget Statement).
Hasil analisis gender yang terdapat dalam GBS
menjadi dasar SKPD dalam menyusun kerangka acuan kegiatan dan merupakan bagian yang tak terpisahkan dengan dokumen RKA/DPA SKPD.
Pasal 10
Pokja PUG provinsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 mempunyai tugas:
mendorong terwujudnya perencanaan dan
Gender adalah
- konsep yang mengacu ketika melihat masyarakat
sebagai penerima manfaat atas program,
kegiatan, itu terdiri dari perempuan dan laki-laki, anak perempuan dan anak laki-laki, lansia,
berkebutuhan khusus, yang didaerah tertinggal, perbatasan, terluar, pedesaan, perkotaan
- Mempunyai aspirasi, pengalaman, kebutuhan
yang berbeda
- Tidak boleh terhalang mendapatkan akses,
KONSEP BIOLOGIS (ciptaan
Tuhan)
DAN
KONSEP SOSIAL
(Bentukan masyarakat, adat,
Pengarusutamaan Gender di daerah yang
selanjutnya disebut PUG adalah strategi yang
dibangun untuk mengintegrasikan gender
menjadi satu dimensi integral dari
Pengarusutamaan Gender juga merupakan
strategi yang dibangun untuk
mengintegrasikan gender menjadi satu
dimensi integral dalam Pembentukan
Peraturan Perundang Undangan dimulai dari
perencanaan, penyusunan, dan pembahasan
melalui alat analisa Parameter Kesetaraan
PUG merupakan proses
15
Sumber; UU 25/2004 & UU 17/2003
16
16
Renja Pemb Daerah/
RKPD SKPD
KUAPBD, Prioritas & Plafon Angg. Sementara(PPAS)
RKA SKPD
RKA SKPD Yg disetujui Musrenbang
Kab/Kota
Panitia Anggaran Eksekutif
Pilih Program/Kegiatan dgn kriteria: Sangat
Prioritas, Service delivery, Berhubungan dgn
capaian MDG’s;
Analisis gender dengan menggunakan “ GAP”
(
Gender analysis Pathway
)/alur pikir analisis
gender;
Hasil analisa “GAP” tuangkan dalam GBS;
Atas dasar GBS menyusun/merevisi “Kerangka
Pembentukan
Masyarakat dan Pemangku Kepentingan
• Rapat Dengar Pendapat Umum; • Kunjungan kerja; • Sosialisasi;
Program dan Kegiatan melalui intervensi RKA
K/L dan RKA SKPD yang dilengkapi dengan
dokumen GAP,GBS dan ToR merupakan
proses de facto.
Regulasi penyusunan perundang-undangan
Pengarusutamaan gender merupakan upaya untuk
mengintegrasikan isu gender ke dalam setiap tahapan pembangunan mulai dari proses perencanaan dan
penganggaran, pelaksanaan dan monitoring dan evaluasi. dan dalam proses pembentukan peraturan per UUan
Anggaran Responsif Gender (ARG) bukan merupakan anggaran
tersendiri, bukan pula anggaran yang dikhususkan hanya untuk kegiatan-kegiatan perempuan. ARG tidak pula berarti anggaran yang terbagi 50% untuk perempuan dan 50% untuk laki-laki.
ARG dilakukan melalui proses analisis terhadap program dan
Pelaksanaan ARG ini di tingkat nasional di atur
dan dasarkan pada Peraturan Menteri Keuangan (PMK) dan telah dilakukan sejak tahun 2009
melalui ujicoba di beberapa Kementerian. PMK yang terbaru yang mengatur tentang ARG adalah PMK nomor 93 tahun 2011 tentang Petunjuk
Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran tahun 2012 di mana di dalamnya secara jelas telah
mengatur tentang ARG.
Ada 28 K/L yang dinyatakan wajib menyusun
Pendampingan penyusunan Pedoman
Perencanaan dan Penganggaran di K/L dan daerah
Pendampingan Penyusunan pengintegrasian
gender dalam RPJMD, Renstra K/L dan daerah
Fasilitasi Pengintegrasian Parameter Kesetaraan
Gender dalam Perundang-undangan berupa sosialisasi, orientasi dan ToT
Penguatan Pokja PUG dengan rencana kerja
Penguatan Peran Biro Hukum dalam harmonisasi
Pelaksanaan ARG di beberapa daerah juga sudah mulai di terapkan
seperti di Jawa Tengah, Jawa Timur, Banten, DIY, Kepulauan Riau
serta di beberapa kabupaten/kota yang dilakukan berdasarkan pada inisiatif daerah, baik dalam bentuk peraturan Gubernur/Bupati,
Surat Edaran maupun berbagai bentuk peraturan daerah lainnya. Beberapa daerah seperti Kepulauan Riau dan Sumatera Selatan juga telah membuat pedoman perencanaan dan penganggaran yang
responsif gender.
Untuk mempercepat pelaksanaan Perncanaan dan Penganggaran
yang Responsif Gender (PPRG) saat ini juga sedang disiapkan Strategi Nasional Percepatan Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif Gender yang digagas oleh Bappenas,kemKeu,Kemdagri dan KPP-PA (sebagai driver) untuk mempercepat pelaksanaan PPRG baik di pusat dan daerah. Dalam waktu dekat diharapkan Stranas PPRG ini akan diselesaikan yang dilengkapi dengan petunjuk teknis PPRG baik di pusat maupun daerah.
Rencana inisiasi driver dalam pembentukan peraturan PerUUan