• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL SNOWBALL THROWING DALAM UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA KELAS VII SMP AL WASHLIYAH 8 MEDAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN MODEL SNOWBALL THROWING DALAM UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA KELAS VII SMP AL WASHLIYAH 8 MEDAN."

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN MODEL

SNOWBALL THROWING DALAM

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA

SISWA

KELAS VII SMP AL WASHLIYAH 8 MEDAN

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Magister Pendidikan pada

Program Studi Pendidikan Dasar

Oleh :

GEMALA WIDIYARTI NIM: 8116182007

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)

PENERAPAN MODEL

SNOWBALL THROWING DALAM

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA

SISWA

KELAS VII SMP AL WASHLIYAH 8 MEDAN

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Magister Pendidikan pada

Program Studi Pendidikan Dasar

Oleh :

GEMALA WIDIYARTI NIM: 8116182007

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(3)
(4)
(5)
(6)

PENERAPAN MODELSNOWBALL THROWING DALAM UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA KELAS VII

SMP

AL WASHLIYAH 8 MEDAN

Gemala Widiyarti NIM: 8116182007

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas siswa kelas VII SMP Al Washliyah 8 Medan saat mengikuti pembelajaran Bahasa Indonesia dengan model Snowball Throwing, serta mengetahui hasil belajar siswa pada saat menggunakan modelSnowball Throwing dan memperoleh gambaran tentang hasil kemampuan berbicara pada pelajaran Bahasa Indonesia setelah tindakan dilakukan (treatment) dilakukan.

Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah metode tindakan kelas yang merupakan suatu bentuk penelitian refleksi diri yang dilakukan oleh para partisipan (guru, siswa, atau kepala sekolah) dalam situasi-situasi sosial (termasuk pendidikan) untuk memperbaiki rasionalitas dan kebenaran (a) praktik-praktik social atau pendidikan yang dilakukan sendiri, (b) pengertian mengenai praktik-praktik ini, dan (c) situasi-situasi (lembaga-lembaga) dimana praktik – praktik tersebut dilakukan.

(7)

APPLICATION SNOWBALL THROWING MODE IN THE INCREASE STUDENT ACHIEVEMENT IN SPEAKING ON THE SEVENTH CLASS

OF JUNIOR

HIGH SCHOOL AL WASHLIYAH 8 MEDAN

Gemala Widiyarti NIM: 8116182007

ABSTRACT

In this research purposed to increase students achievement in speaking by Snowball Throwing mode on the seventh class of junior high school Al Washliyah 8 Medan. This research focused on the increasing speaking aspects linguistics or non linguistics in the learning process. This research do in the SMP Al Washliyah 8 Medan at May until July 2013. The subject of this research is the students of VII SMP Al Washliyah 8 Medan, the amount are 40 student and the object in the research is to increasing the students speaking skills in learning Indonesian Language. This research is classroom action research. This research do by collaborative and participative collaboration with Indonesian language teacher seventh class, she is miss. Wiri Sunarwani S.Pd.

To collecting the data using by speaking, observation, interview and digital for getting documentation. This research using analyses descriptive quantitative which support by quantitative data. The real of data getting from trying credibility, transferability, dependability and confirmability.

(8)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil ‘alamin, puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang selalu melimpahkan rahmat, taufik, dan hidayah serta inayah-Nya sehingga tesis ini dapat diselesaikan dengan baik. Berkat arahan dan motivasi dosen pembimbing, narasumber dan para sahabat akhirnya penulisan tesis ini dapat diselesaikan, meski dalam proses penyelesaian tesis ini penulis banyak menghadapi kesulitan dan kendala. Semoga bantuan yang diberikan menjadi amal ibadah bagi mereka dan mendapatkan balasan kebaikan dari Allah SWT.

Ucapan terima kasih dan penghargaan yang tulus ikhlas penulis sampaikan kepada Bapak Dr. Abdurahman Adisaputera, M.Hum, selaku dosen pembimbing I, dan Prof. Dr. Khairil Ansari, M.Pd selaku dosen pembimbing II yang penuh kesabaran memberikan pengarahan, bimbingan, dan dorongan kepada penulis. Ucapan terima kasih juga kepada, Ibu Dr. Evi Eviayanti, M.Pd, Ibu. Dr. Rosmawati, M.Pd, dan Dr. Mutsyuhito Solin, M.Pd, sebagai narasumber yang telah banyak memberikan sumbangan pikiran sehingga menambah wawasan pengetahuan penulis dalam penyempurnaan penulisan tesis ini.

Pada kesempatan ini juga penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada:

1. Bapak Prof.Dr.Ibnu Hajar Damanik,M.Si selaku Rektor Universitas Negeri Medan, Bapak Prof.Dr.H. Abdul Muin Sibuea, M.Pd selaku Direktur Sekolah Pascasarjana Universitas Negeri Medan beserta semua staf yang telah memberikan fasilitas dan pelayanan administrasi dengan baik.

(9)

Dasar dan seluruh Bapak dan Ibu dosen yang telah memberikan motivasi, serta membekali penulis dengan ilmu pengetahuan dan pengalaman.

3. Khususnya kepada orang tua saya tercinta Bapak Sutiono dan Ibu Suhartini, S.Pd.I, suami tercinta Ginta Sembiring S.Pd.I, kedua anakku tersayang Marhamatun Nangrisa Sembiring dan M. Syauqi Ulwan Sembiring yang telah memberi izin, motivasi serta bantuan moral dan material selama melakukan penelitian ini.

4. Rekan-rekan seperjuangan khususnya mahasiswa Program Studi Pendidikan Dasar Sekolah Pascasarjana Universitas Negeri Medan yang telah banyak memberikan motivasi, sumbang saran dalam upaya menyelesaikan tesis ini. 5. Pihak-pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah memberikan

motivasi dan kontribusi dalam penyelesaian tesis ini.

Tesis ini tentu masih jauh dari sempurna, untuk itu, dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan sumbangan pemikiran maupun kritik yang membangun demi kesempurnaannya. Semoga tesis ini dapat bermanfaat bagi pengembangan di dunia pendidikan, dan mampu memberikan inspirasi bagi pembaca.

Medan, Agustus 2013 Penulis

(10)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah 1

1.2 Identifikasi Masalah 7

1.3 Rumusan Masalah 7

1.4 Tujuan Penelitian 8

1.5 Manfaat Penelitian 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA

1.1 Kerangka Teoretis 10

2.1.1 Hakikat Belajar 10

1.1.2 Hakikat berbicara 11

1.1.3 Penilaian Kemampuan Berbicara 12

1.1.4 Strategi Berbicara 15

1.1.5 Pembelajaran Berbicara 16

1.1.6 Hakikat Model 17

1.1.7 Ciri-ciri Berbicara 19

1.1.8 Model PembelajaranSnowball Throwing 20 1.1.9 Kelemahandan Kekurangan ModelSnowball Throwing 21

1.1.10 Teori Membaca 23

(11)

1.1.12 Penelitian yang Relevan 25 1.1.13 HipotesisTindakan ………. 27

BAB IIIMETODE PENELITIAN

1.1 Tempat dan waktu penelitian 28

1.2 Sbjek Penelitian 28

1.3 Objek Penelitian 28

1.4 Metode dan Perencanaan Penelitian 29

1.5 Teknik Pengumpulan Data. 37

1.6 Instrumen Penelitian 38

1.7 Teknik Analisis Data 41

1.8 Indikator Keberhasilan Tindakan 42

1.9 Keabsahan Penelitian 43

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 A. Hasilpenelitian ……….. 46 4.2 Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelasdengan Model Snowball

Throwing 20

4.3 Siklus II 56

4.4 Peningkatan Kemampuan Berbicara Siswa Menggunakan Model

Snowball Throwing 62

4.5 Keterbatasan Penelitian 73

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan 74

B. Saran 75

(12)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1..1Latar Belakang Masalah

Kehidupan manusia tidak terlepas dari kegiatan berbahasa. Bahasa adalah

sarana untuk berkomunikasi antarmanusia. Bahasa sebagai alat komunikasi

bertujuan untuk memenuhi sifat manusia sebagai makhluk sosial yang perlu

berinteraksi dengan sesama. Oleh karena itu, kemampuan berbahasa lisan

merupakan dasar utama dari pengajaran bahasa karena kemampuan berbahasa

lisan (1) merupakan mode ekspresi yang sering digunakan, (2) merupakan bentuk

kemampuan pertama yang biasanya dipelajari anak-anak, (3) merupakan tipe

kemampuan berbahasa yang paling umum dipakai (Stewig,: 1983). Sejalan dengan

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, manusia dituntut untuk

mempunyai kemampuan berbahasa yang baik. Seseorang yang mempunyai

kemampuan berbahasa yang memadai akan lebih mudah menyerap dan

menyampaikan informasi baik secara lisan maupun tulisan.

Kemampuan berbahasa terdiri dari lima aspek, yaitu pengucapan,

kosakata, tatabahasa, kefasihan, dan pemahaman. Siswa harus menguasai kelima

aspek tersebut agar terampil berbahasa. Dengan demikian, pembelajaran

kemampuan berbahasa di sekolah tidak hanya menekankan pada teori saja, tetapi

siswa dituntut untuk mampu menggunakan bahasa sebagaimana fungsinya, yaitu

sebagai alat untuk berkomunikasi. Salah satu aspek berbahasa yang harus dikuasai

oleh siswa adalah berbicara, sebab kemampuan berbicara menunjang keterampilan

(13)

2

yang dapat diwariskan secara turun temurun walaupun pada dasarnya secara

alamiah setiap manusia dapat berbicara. Namun, kemampuan berbicara secara

formal memerlukan latihan dan pengarahan yang intensif. Stewart dan Kennert

Zimmer dalam (Haryadi, 1997:56) memandang kebutuhan akan komunikasi yang

efektif dianggap sebagai suatu yang esensial untuk mencapai keberhasilan setiap

individu maupun kelompok. Siswa yang mempunyai kemampuan berbicara yang

baik, pembicaraannya akan lebih mudah dipahami oleh penyimaknya, karena

berbicara menunjang keterampilan membaca dan menulis. Menulis dan berbicara

mempunyai kesamaan yaitu sebagai kegiatan produksi bahasa dan bersifat

menyampaikan informasi.

Kemampuan siswa dalam berbicara juga akan bermanfaat dalam kegiatan

menyimak dan memahami bacaan. Karena, menyimak dan memahami bacaan

adalah dua hal yang sangat berkaitan dalam menunjang kemampuan berbicara

siswa. Permasalahan yang terjadi di lapangan adalah tidak semua siswa

mempunyai kemampuan berbicara yang baik. Oleh sebab itu, pembinaan

kemampuan berbicara harus dilakukan sedini mungkin. Pentingnya kemampuan

berbicara atau bercerita dalam komunikasi juga diungkapkan oleh Supriyadi

(2005:178) bahwa apabila seseorang memiliki keterampilan berbicara yang baik,

dia akan memperoleh keuntungan sosial maupun profesional.

Keuntungan sosial berkaitan dengan kegiatan interaksi sosial

antarindividu, sedangkan keuntungan profesional diperoleh sewaktu

menggunakan bahasa untuk membuat pertanyaan-pertanyaan, menyampaikan

(14)

3

berbahasa lisan tersebut memudahkan siswa berkomunikasi dan mengungkapkan

ide atau gagasan kepada orang lain. Pentingnya penguasaan kemampuan berbicara

untuk siswa Sekolah Dasar juga dinyatakan oleh Farris (dalam Supriyadi,

2005:179) bahwa pembelajaran kemampuan berbicara penting dikuasai siswa agar

mampu mengembangkan kemampuan berpikir, membaca, menulis, dan

menyimak. Kemampuan berpikir mereka akan terlatih ketika mereka

mengorganisasikan, mengonsepkan, mengklarifikasikan, dan menyederhanakan

pikiran, perasaan, dan ide kepada orang lain secara lisan.

Pada dasarnya, dalam kehidupan sehari-hari siswa selalu melakukan dan

dihadapkan pada kegiatan berbicara. Kenyataan yang ada di lapangan,

pembelajaran berbicara di sekolah belum dapat dikatakan maksimal. Penyebab

rendahnya kemampuan berbicara siswa, diduga disebabkan oleh faktor :(1) sikap

dan minat siswa dalam mengikuti pembelajaran rendah. (2) Menurut guru Bahasa

Indonesia kelas VII SMP Al Washliyah 8 Medan, kegiatan berbicara saat ini

masih kurang mendapat perhatian. Hal tersebut diakibatkan karena kurangnya

waktu pembelajaran Bahasa Indonesia jika digunakan untuk melakukan praktik

berbicara siswa yang pada umumnya dipraktikkan secara individu.(3)

Pembelajaran berbicara yang dilakukan guru dapat dikatakan masih sederhana

atau konvensional, karena masih bertumpu pada buku pelajaran.

Buku pelajaran yang digunakan guru saat ini ketika mengajar di SMP Al

Washliyah 8 Medan adalah buku paket yang diberikan dari pihak sekolah.

Kebergantungan pada buku pelajaran inilah yang menyebabkan guru enggan untuk

(15)

4

digunakan guru adalah metode penugasan secara individu sehingga banyak

menyita waktu pembelajaran Bahasa Indonesia.

Untuk mengoptimalkan hasil belajar, terutama kemampuan berbicara,

diperlukan metode pembelajaran yang lebih menekankan pada aktivitas belajar

aktif dan kreativitas para siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Jika

guru menggunakan metode pembelajaran yang kurang tepat, maka dapat

berdampak dengan nilai yang diperoleh siswa pada saat ujian akhir.

Ujian Nasional merupakan hasil kompetensi kurikulum. Kompetensi Ujian

Nasional SMP menunjukkan bahwa masih rendahnya nilai pelajaran Bahasa

Indonesia siswa. Berdasarkan data yang diperoleh dari media massa, (WASPADA

online.co.id ) menunjukkan bahwa tingkat kelulusan Ujian Nasional SMP yang

diikuti sebanyak 242.491 siswa dan sebanyak 242.182 diantaranya lulus

dikarenakan memenuhi nilai yang telah disyaratkan. Dengan kata lain, bahwa

tingkat kelulusan pada tahun 2012 mencapai 99,87 % atau hanya 309 siswa yang

tidak lulus. Namun demikian, disebutkan oleh Menteri Pendidikan M. Nuh,

bahwa hasil Ujian Nasional SMP/MTS untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia,

rata-rata nilainya adalah 7,49 dengan nilai maksimum 9,90 dan minimum 0,80.

Untuk nilai Bahasa Inggris, rata-rata nilainya adalah 7,65 dengan maksimum

10,00 dan minimum 0,90. Adapun untuk matematika, rata-ratanya 7,50,

maksimum 10.00 dan minimum 0,80. Sedangkan mata pelajaran IPA, rata-ratanya

7,60 dengan maksimum 10,00 dan minimum 1,00. “kalau dibuat (perbandingan ),

(16)

5

konferensi pers evaluasi hasil Ujian Nasional SMP/MTS di Gedung Kemdiknas,

Jakarta. Rabu (1/6).

Demikian juga halnya dengan nilai pembelajaran Bahasa Indonesia di

kelas VII SMP Al Washliyah 8 Medan. Menurut guru Bahasa Indonesia kelas VII

SMP Al Washliyah 8 Medan, yang menjadi penghalang utama adalah faktor

membaca dan kurangnya kemampuan berbicara siswa. Berdasarkan hasil penilaian

yang dilakukan setiap akhir pembelajaran dengan nilai KKM 70, hanya 30 % (15

siswa ) dari 40 siswa yang dinilai sudah terampil kemampuan berbahasanya.

Sehingga, belum tercapailah nilai yang diinginkan sesuai dengan KKM.

Adapun tabel wawancara nilai yang diperoleh siswa adalah sebagai

berikut:

Tabel 1.1 Nilai KKM Bidang Studi Bahasa Indonesia

Kriteria ketuntasan Nilai % KKM

Sumber : Dokumen Daftar Kumpulan Nilai

Berdasarkan permasalahan di atas, maka dibutuhkan satu cara untuk

mengatasi berbagai permasalahan tersebut, salah satunya yaitu dengan

(17)

6

Snowball Throwing dapat melatih siswa untuk lebih tanggap menerima pesan dari

orang lain, menyampaikan pesan tersebut kepada temannya dalam satu kelompok,

melatih siswa untuk berani berbicara di depan kelas, dan dapat merangsang

keaktifan berkomunikasi siswa. Dalam kegiatan pembelajaran berbicara dengan

menggunakan model Snowball Throwing ini, guru mengajak siswa bermain

dengan cara membuat bola pertanyaan dari kertas, kemudian kertas tersebut

dilempar dari satu siswa ke siswa yang lain. Setelah siswa dapat satu bola/satu

pertanyaan, guru meminta mereka untuk membaca pertanyaan di depan kelas dan

memberikan jawabannya. Guru dan siswa lain dapat mengomentari bila perlu.

Model Snowball Throwing yang menggabungkan antara diskusi dan

permain\an diharapkan dapat lebih memotivasi siswa untuk aktif berperan serta

dalam pembelajaran dan tidak merasa jenuh. Diharuskannya siswa untuk membuat

pertanyaan dan menjawab pertanyaan ketika berdiskusi, diharapkan dapat melatih

siswa untuk terbiasa berbicara di depan umum, mengurangi rasa canggung siswa

dan dapat lebih meningkatkan keaktifan berbicara siswa dalam proses

pembelajaran. Melalui penggunaan strategi pembelajaran Snowball Throwing

dalam tujuan meningkatkan keaktifan berkomunikasi, siswa akan mampu

berkomunikasi dan berinteraksi sosial lebih matang, arif, dan dewasa. Selain itu,

mereka juga akan terlatih untuk mengemukakan gagasan dan perasaan secara

cerdas dan kreatif. Serta yang tidak kalah penting, siswa juga akan mampu

berbicara secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku dan mampu

(18)

7

Kegiatan permainan lempar bola yang terdapat dalam pembelajaran model

Snowball Throwing, akan menciptakan suasana baru yang menyenangkan selama

proses pembelajaran berlangsung. Suasana seperti ini akan membuat siswa merasa

lebih senang dalam belajar, tidak jenuh dan tidak bosan selama pembelajaran

berlangsung. Siswa juga akan lebih bergairah dan antusias dalam mengikuti

kegiatan pembelajaran dikelas. Pada akhirnya penggunaan model Snowball

Throwing diharapkan dapat memotivasi siswa pada pembelajaran Bahasa

Indonesia.

1..2Identifikasi Masalah

Dari latar belakang masalah di atas, dapat diidentifikasi beberapa masalah

sebagai berikut : (1) kurangnya metode guru dalam menyampaikan pembelajaran

Bahasa Indonesia. (2) kurangnya waktu yang digunakan untuk pelajaran bahasa

Indonesia jika digunakan untuk praktik berbicara (3) pembelajaran Bahasa

Indonesia yang masih terbilang sederhana karena masih menggunakan metode

konvensional yaitu masih bertumpu pada buku pelajaran. (4) guru masih

memandang pelajaran Bahasa Indonesia sebagai belajar dengan struktur bukan

keterampilan berbahasa. (5) rendahnya nilai Bahasa Indonesia siswa.

1..3Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah tersebut di atas, maka

perlu dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimanakah aktivitas siswa kelas VII SMP AW 8 Medan saat mengikuti

(19)

8

2. Apakah dengan Model Snowball Throwing dapat meningkatkan

kemampuan berbicara siswa?

3. Bagaimana peningkatan proses pembelajaran kemampuan berbicara siswa

setelah menggunakan ModelSnowball throwing.

3.4 Tujuan Penelitian

Secara umum penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk :

(1) Mengetahui aktivitas siswa kelas VII SMP Al Washliyah 8 Medan

saat mengikuti pembelajaran Bahasa Indonesia denngan

menggunakan modelSnowball Throwing.

(2) Mengetahui hasil belajar siswa pada saat menggunakan model

Snowball Throwing.

(3) Memperoleh gambaran tentang hasil Kemampuan Berbicara pada

pelajaran Bahasa Indonesia setelah tindakan (treatment) dilakukan.

(3).5 Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoretis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi

perkembangan keilmuan dan pengajaran kemampuan berbahasa. Selain itu,

penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan dalam

pengembangan teknik pembelajaran menjadi variatif.

(20)

9

a. Siswa diharapkan dapat terpacu untuk meningkatkan prestasi

akademiknya dengan belajar melalui model Snowball Throwing dan

menjadikan siswa kritis terhadap hasil karya belajarnya.

b. Mahasiswa sebagai peneliti, memperoleh pengalaman dan pengetahuan

dalam menerapakan model pembelajaranSnowball Throwing.

c. Guru Bahasa Indonesia memperoleh tambahan pengetahuan dan

wawasan tentang model pembelajaran khususnya pembelajaran

kemampuan berbicara.

d. Bagi sekolah, diharapkan dapat digunakan untuk meningkatkan

prestasi siswa dengan adanya model yang bervariasi sehingga minat

(21)

77

BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN

1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran kemampuan

berbicara dengan model Snowball Throwing dapat meningkatkan

kemampuan siswa dalam hal berbicara baik dari aspek kebahasaan

maupun aspek nonkebahasaan. Aktivitas siswa didalam kelas dapat

terlihat dari keberhasilan proses yaitu dapat dilihat dari perubahan

sikap yang menjadi lebih aktif dan antusias selama mengikuti

pembelajaran. Suasana pembelajaran pun menjadi lebih kondusif,

lebih hidup dan lebih menyenangkan. Selain itu, siswa lebih percaya

diri dalam mengungkapkan gagasan dan pikiranya. Penggunaan model

pembelajaranSnowball Throwing ini juga dapat membantu siswa agar

berani mengeluarkan pendapat, ide dan gagasanya secara lebih lancar

dan lebih runtut. Selanjutnya, siswa dapat meningkatkan sikap berpikir

yang kritis, logis dan lebih mandiri.

2. Berdasarkan skor hasil penilaian kemampuan berbicara siswa

mengalami peningkatan pada tiap aspek penilaian berbicara selama

proses pembelajaran berlangsung. Skor kumulatif siswa ketika

prasiklus sebesar 58,9 meningkat menjadi 77,3 pada siklus 1. Hasil

penilaian dari siklus I ke siklus II kemudian mengalami peningkatan

sebesar 98,4. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa setelah

(22)

78

kemampuan siswa dalam berbicara mengalami peningkatan secara

bertahap dari setiap siklus yang dilakukan.

3. Sesuai dengan hasil penilaian tes prasiklus sampai siklus II, dapat

dilihat peningkatan pada aspek sikap wajar, tenang, dan tidak kaku

yaitu 60,80 pada prasiklus dan mendapat prediket C. Kemudian, pada

siklus I aspek yang mendapat nilai tertinggi adalah pada aspek

tekanan, nada, jeda dan durasi yaitu 83,10 dan mendapat prediket B.

selanjutnya pada siklus ke II, aspek yang mengalami peningkatan

tertinggi adalah sikap wajar, tenang dan tidak kaku yaitu 92,30 dan

mendapat predikat A. Penelitian dihentikan pada siklus ke II karena

dianggap telah mencapai target.

D. Saran

1. Diharapkan guru dapat melanjutkan dan mengembangkan model

pembelajaran dengan model Snowball Throwing dalam proses

pembelajaran selanjutnya guna mengoptimalkan hasil pembelajaran.

2. Peneliti selanjutnya dapat mengembangkan penelitian secara inovatif

dan komprehensif untuk mengatasi keterbatasan yang dialami peneliti

selama penelitian.

3. Kepala Sekolah dapat mengembangkan variasi model Pembelajaran

inovatif dalam bentuk pelatihan kepada guru agar pembelajaran yang

(23)
(24)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto,Suharsimi, 2012, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta; Bumi Aksara,

Adin, 2010.Model Pembalajaran Snowball Throwing.

Tersedia di http;//adinmuh 2 Samarinda.blogspot.com. diunduhpadasenin 21 Maret 2013.

Arsjad&Mukti, US 1991. PembinaankemampuanBerbicaraBahasa Indonesia,

Jakarta :Erlangga.

Asrori, Muhib, 2010. Penggunaan Model Snowball Throwing

dalammeningkatkankeaktifanBelajarMenyimpulkanisicerita yang didengarpadaanak.

Tersediadi http://guru trenggalek.blogspot.com/2011/09

penggunaan-media-belajar-snowball throwing.html.diunduhtgl 21 Maret 2013.

Gulo, w, StrategiBelajarMengajarJakarta :Grasindo.

Haryadi&Zamzami 1996/1997, peningkatanKeterampilanBerbahasa Indonesia DEPDIKBUD Dirjen DIKTI bagianproyekPengembanganPendidik Guru Sekolahdasar.

Istarani, 2012. Model Pembelajaran, cu. Medan

KamusBesarBahasa Indonesia, 1988, Jakarta :DEPDIKBUD.

Kunandar, 2008 :LangkahMudahPenelitianTindakanKelas, Jakarta: PT.GrafindoPersada.

Nurgiyantoro, Burhan, 2002.

PenilaiandalampengajaranBahasadansastra.Yogyakarta: BPPE

Roziqin, , 2007, Moral Pendidikan di Era Globalisasi : PergeseranPolaInteraksi Guru – Muriddi Era Globa, Malang: Averruves Press.

Rusmiati, 2002 (dalam file. UPI.Edu/ Direktori / FBS/JUR- BHS-dan SASTRA-INDONESIA/ 196606291991031-DENNY ISKANDAR/MATERI_BERSAMA_SMP.Pdf.).

Setiawan, Yasin, Perkembanganbahasa,

(25)

Sarwono , Jonathan, 2006. MetodePenelitianKuantitatifdanKualitatifYogyakarta: GrahaIlmu.

Stewig, JW, 1983, Exploring Language Art In the Elementry Classroom. New York. Holt Rine Hart and Winston.

Supriyadi, 2005.PendidikanBahasa Indonesia, Jakarta : DEPDIKBUD

Suprijono, Agus , 2010. Cooperative Learning :Teoridanaplikasi PAIKEM, Yogyakarta: PustakaPelajar.

Sugiyono, 2008.MetodepenelitianKualitatif ,kuantitatifdan R &D, Bandung : ALFABETA.

Sugiyono, 2011.MetodepenelitianKualitatif ,kuantitatifdan R &D, Bandung : ALFABETA.

Tarigan , Henry Guntur, 1979. MembacaSebagaiSuatuKeterampilanBerbahasa, Bandung : ANGKASA

Tarigan , Henry Guntur, 1981.

MembacaSebagaiSuatuKeterampilanBerbahasa,Bandung : ANGKASA

Tarigan , Henry Guntur, 1986.

MembacaSebagaiSuatuKeterampilanBerbahasa,Bandung : ANGKASA

Trianto, 2011.DesainPengembanganPembelajaranTematik. Surabaya :KencanaPrenada, Media grup.

Uno,Hamzah b, 2007. Model Pembelajaran (menciptakan proses belajarmengajar yang kreatifdanefektif), Jakarta :BumiAksara.

www.staf.uny.ac.id/sites/default/files/ARTIKEL%20BERBICARA%20PENDKT AN%20BERBAHASA,pdf.

WASPADA ONLINE.co.id

Azizvyan.blogspot.com/2012/03/ringkasan-dan-contohsoalmateri.tokoh-html.

(26)

Gambar

Tabel 1.1 Nilai KKM Bidang Studi Bahasa Indonesia

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) menemukan ada atau tidaknya perbedaan pengaruh model pembelajaran Lea rning Cycle dengan model STAD terhadap hasil belajar

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian Omega 3 FA terhadap kadar IL-6 serta lama pencapaian perbaikan klinis pada pasien pneumonia komunitas. Metode:

Maka dapat disimpulkan belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku yang dilakukan oleh seseorang secara sadar yang menyangkut aspek kognitif, afektif

[r]

Sebuah karya tulis ilmiah yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pada Departemen Pendidikan Geografi FPIPS. Universitas

Penulis menganalisa penelitian ini dengan menggunakan 2 metode, yang pertama adalah Chi Kuadrat ( Chi Square ) yaitu suatu metode mengenai perbandingan antara frekuesi observasi

Kinerja karyawan sudah sesuai dengan standar kuantitas yang ditetapkan perusahaan.. 3

pemerintah atas rencana pembangunan Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) kepada warga Majalengka, secara yuridis dianggap merupakan perbuatan sewenang-wenang dan