• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENERAPAN PELATIHAN TABATA TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN AEROBIK.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PENERAPAN PELATIHAN TABATA TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN AEROBIK."

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENERAPAN PELATIHAN TABATA TERHADAP

PENINGKATAN KEMAMPUAN AEROBIK

(Studi Eksperimen Terhadap UKM Futsal Putri UPI Bandung)

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sains

Prodi Ilmu Keolahragaan

Oleh Fitri Rosdiana

0905764

PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN

JURUSAN PENDIDIKAN KESEHATAN DAN REKREASI

FAKULATAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN REKREASI

(2)

PENGARUH PENERAPAN PELATIHAN TABATA TERHADAP

PENINGKATAN KEMAMPUAN AEROBIK

(Studi Eksperimen Terhadap UKM Futsal Putri UPI Bandung)

Oleh Fitri Rosdiana

Sebuah Skripsi Yang Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sains Pada Fakultas Pendidikan Olahraga Dan Kesehatan

© Fitri Rosdiana 2015 UPI

Januari 2015

Hak Cipta Di Lindungi Undang – Undang

(3)

FITRI ROSDIANA

PENGARUH PENERAPAN PELATIHAN TABATA TERHADAP

PENINGKATAN KEMAMPUAN AEROBIK

(Studi Eksperimen Terhadap UKM Futsal Putri UPI Bandung)

Disetujui dan disahkan oleh pembimbing :

Pembimbing I

Iman Imanudin, S.Pd., M.Pd.

NIP. 197508102001121001

Pembimbing II

Nur Indri Rahayu, S.Pd., M.Ed.

NIP. 197508102001121001

Mengetahui,

Ketua Departemen

Pendidikan Kesehatan dan Rekreasi

Agus Rusdiana M. Sc., Ph. D.

(4)

Fitri Rosdiana, 2015

Pengaruh penerapan pelatihan tabata terhadap peningkatan kemampuan aerobik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENGARUH PENERAPAN PELATIHAN TABATA TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN AEROBIK

(Studi Eksperimen Terhadap UKM Futsal Putri UPI Bandung)

Fitri Rosdiana 0905764

Olahraga futsal adalah permainan bola dengan kecepatan, sehingga setiap pemain dituntut untuk memiliki kondisi fisik yang prima. Salah satu komponen kondisi fisik yang diperlukan pemain sebagai pondasi awal adalah daya tahan (aerobik). Ada beberapa pola pelatihan yang dapat digunakan dalam meningkatkan kemampuan aerobik. Salah satunya yang belum banyak diterapkan adalah pelatihan tabata. Adapun permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah penerapan pelatihan tabata memberikan pengaruh terhadap peningkatan kemampuan aerobik. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah penerapan pelatihan tabata memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kemampuan aerobik. Populasi dalam penelitian ini adalah unit kegiatan mahasiswa futsal putri UPI sebanyak 32 orang dan Sampel yang diambil sebanyak 18 orang yang di pilih sebagai suatu kebutuhan tim. Teknik sampling menggunakan teknik purposive sampling. Metode penelitian menggunakan metode eksperimen. Pengumpulan data menggunakan tes (bleep test) untuk mengukur daya tahan tubuh. Penghitungan statistik menggunakan uji kesamaan dua rata-rata. Hasil penelitian menunjukkan nilai rata-rata tes awal 37.7 dan tes akhir 40.5. Dari hasil analisis data diperoleh t hitung 3.37 > dari t tabel 2.11. Maka, terdapat pengaruh yang signifikan pelatihan tabata terhadap peningkatan kemampuan aerobik.

(5)

Fitri Rosdiana, 2015

Pengaruh penerapan pelatihan tabata terhadap peningkatan kemampuan aerobik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENGARUH PENERAPAN PELATIHAN TABATA TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN AEROBIK

(Studi Eksperimen Terhadap UKM Futsal Putri UPI Bandung)

Fitri Rosdiana 0905764

Futsal is one kind of football game with speed, so that each player is required to have excellent physical condition. One required component of the physical condition of players as the initial foundation is endurance (aerobic). There are several training systems that can be used in improving ability of aerobic. One of training that has not been widely implemented is the Tabata training. The problem of this study is whether the application of Tabata training can give effect toward to increase the ability of aerobic. The objective of this study is to determine whether the application of Tabata training provides significant effect on the ability of aerobic. The population in this study is unit of student’s activity of Women’s Futsal UPI which is consisted of 32 students and samples are taken as many as 18 people who are chosen as a team needs. The sampling technique used purposive sampling technique. The method of this study used experimental method. The data were collected through the test (bleep test) to measure endurance. Calculation of statistic used two similarity test average. The results showed that the average value of the pre test 37.7 and pos test 40.5. From the analysis of data, t obtained value 3.37 was higher than t critical value 2.11. It indicated that there is significant influence of Tabata training to increase the ability of aerobic.

(6)

v

Fitri Rosdiana, 2015

Pengaruh penerapan pelatihan tabata terhadap peningkatan kemampuan aerobik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

E. Struktur Organisasi Skripsi ... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA / LANDASAN TEORITIS ... 7

5. Metode Latihan Kemampuan Dinamis Aerobik ... 21

6. Hakikat Pelatihan Tabata ... 23

7. Bentuk-Bentuk Latihan Tabata ... 25

B. Penelitian Terdahulu ... 26

C. Hipotesis Penelitian ... 27

BAB III METODE PENELITIAN ... 28

(7)

vi

Fitri Rosdiana, 2015

Pengaruh penerapan pelatihan tabata terhadap peningkatan kemampuan aerobik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. Partisipan ... 29

C. Populasi dan Sampel Penelitian ... 29

D. Instrumen Penelitian ... 30

E. Prosedur Penelitian ... 34

F. Analisis Data ... 35

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 38

A. Hasil Penelitian ... 38

B. Diskusi Temuan ... 42

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 44

A. Kesimpulan ... 44

B. Saran ... 44

DAFTAR PUSTAKA ... 45

SUMBER INTERNET ... 47

LAMPIRAN ... 49

(8)

vii

Fitri Rosdiana, 2015

Pengaruh penerapan pelatihan tabata terhadap peningkatan kemampuan aerobik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Tahap Pembentukan Kondisi Fisik Daya Tahan ... 22

Tabel 3.1 Desain Penelitian One-Group Pretest-Posttest Desain... 28

Tabel 3.2 Tabel Prediksi Nilai VO2max dengan Modifikasi Bleep Test dalam Menit dan Detik ... 32

Tabel 3.3 Kriteria Pengambilan Nilai Rata Kemampuan VO2max... 34

Tabel 4.1 Hasil Perhitungan Rata-Rata dan Simpangan Baku Tes Awal ... 38

Tabel 4.2 Hasil Perhitugan Rata-Rata dan Simpangan Baku Tes Akhir... 38

Tabel 4.3 Hasil Pengujian Liliofers ... 39

(9)

viii

Fitri Rosdiana, 2015

Pengaruh penerapan pelatihan tabata terhadap peningkatan kemampuan aerobik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GAMBAR

(10)

ix

Fitri Rosdiana, 2015

Pengaruh penerapan pelatihan tabata terhadap peningkatan kemampuan aerobik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GRAFIK

(11)

x

Fitri Rosdiana, 2015

Pengaruh penerapan pelatihan tabata terhadap peningkatan kemampuan aerobik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Hasil Tes Awal ... 50

Lampiran 2 Hasil Tes Akhir ... 51

Lampiran 3 Menghitung Rata-Rata ... 52

Lampiran 4 Grafik Perbandingan Hasil Tes Awal dan Tes Akhir ... 53

Lampiran 5 Menghitung Simpangan Baku ... 54

Lampiran 6 Uji Normalitas Data Hasil Pengujian Tes Awal ... 56

Lampiran 7 Uji Normalitas Data Hasil Pengujian Tes Akhir ... 57

Lampiran 8 Uji Kesamaan Dua Rata-Rata ... 59

Lampiran 9 Nilai Kritis L Untuk Uji Liliefors ... 61

Lampiran 10 Nilai Z ... 62

Lampiran 11 Nilai Distribusi t ... 63

Lampiran 12 Program Latihan ... 64

Lampiran 13 Jadwal Program Latihan ... 65

Lampiran 14 Dokumentasi Foto Pendahuluan ... 81

Lampiran 15 Dokumentasi Foto Latihan Inti ... 82

(12)

1

Fitri Rosdiana, 2015

Pengaruh penerapan pelatihan tabata terhadap peningkatan kemampuan aerobik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Olahraga futsal kini menjadi olahraga permainan yang diminati dari berbagai kalangan, hal ini dikarenakan permainan futsal dapat dilakukan oleh siapa saja, mulai dari anak-anak sampai orang dewasa, baik laki-laki maupun perempuan. Olahraga futsal merupakan modifikasi dari permainan sepakbola. Bentuk modifikasinya berupa pengurangan pada ukuran lapangan, bentuk dan ukuran peralatan yang digunakan, jumlah pemain dan peraturan permainan. Dalam hal ini, permainan futsal merupakan olahraga beregu yang dimainkan oleh duaregu, setiap regu terdiri dari lima orang pemain termasuk penjaga gawang. Mengenai permainan futsal John D.Tenang (2008, hlm 17) menjelaskan bahwa :

Futsal adalah suatu jenis olahraga yang memiliki aturan tegas tentang kontak fisik. Sliding tackle (menjegal dari belakang), body charge (benturan badan), dan aspek kekerasan lain seperti dalam permainan sepakbola tidak di izinkan dalam futsal.

Dalam perkembangannya permainan futsal di Indonesia mengalami banyak kemajuan, hal ini ditunjukkan dengan banyaknya masyarakat yang bermain futsal baik di ruangan tertutup (indoor) dan lapangan terbuka (outdoor). Meski sarana fasilitas olahraga ini sudah ada dimana-mana, tetapi masih belum bisa meningkatkan prestasi olahraga futsal di indonesia. Permasalahannya yang muncul saat ini diantaranya adalah belum dapat dipahami tentang faktor-faktor yang mendukung terhadap pencapaian puncak prestasi khususnya di sepakbola termasuk futsal.

(13)

2

Fitri Rosdiana, 2015

Pengaruh penerapan pelatihan tabata terhadap peningkatan kemampuan aerobik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

prestasi seorang atlet, bahkan dapat dikatakan sebagai keperluan dasar yang tidak dapat ditunda atau ditawar-tawar lagi”.

Kondisi fisik yang baik dapat menunjang penampilan keterampilan gerak dan penguasaan teknik dasar dari suatu cabang olahraga. Menurut Bompa (2000) yang di kutip oleh Satrya, dkk (2007, hlm 51) mengatakan bahwa “Persiapan fisik merupakan salah satu yang harus diperhatikan dan dipertimbangkan dari beberapa kasus penting sebagai unsur yang diperlukan dalam latihan untuk mencapai puncak penampilan (prestasi)”.

Seorang atlet tidak mungkin bisa mencapai prestasi yang maksimal tanpa adanya latihan dan berlatih untuk meningkatkan kualitas fisiknya dan komponen fisik lainnya, karena dalam suatu latihan diperlukan fisik yang bagus sehingga dapat melakukan latihan tanpa mengalami kelelahan dan mencapai tujuan akhir. Menurut Zafar Sidiq (Artikel Kemampuan Fisik, 2010, hlm 3) bahwa:

Pelatihan fisik merupakan bagian yang sangat penting ketika pelatihan ini berlangsung, karena masa ini saatnya peningkatan kualitas fisik yang sangat prima. Banyaknya komponen fisik yang menjadi kebutuhan prestasi atlet menuntut pelatih untuk berusaha keras memahami dengan baik tentang pelatihan-pelatihan komponen fisik, seperti: kemampuan kelenturan, kecepatan gerak (dalam bentuk speed, agility, maupun quickness), kekuatan maksimal, kekuatan yang cepat (power), daya tahan kekuatan, daya tahan anaerobik, dan juga daya tahan aerobik. Semua komponen fisik tersebut pada prinsipnya merupakan kemampuan dinamis anaerobik dan aerobik.

Salah satu komponen kondisi fisik yang diperlukan atlet sebagai pondasi awal adalah daya tahan. Daya tahan merupakan modal dasar yang di perlukan untuk menunjang aspek keterampilan lainnya. Daya tahan adalah kemampuan tubuh untuk bekerja dalan jangka waktu yang lama. Daya tahan merupakan kemampuan melawan kelelahan. Selain itu menurut Harsono (1988, hlm 15) mengungkapkan:

(14)

3

Fitri Rosdiana, 2015

Pengaruh penerapan pelatihan tabata terhadap peningkatan kemampuan aerobik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Daya tahan merupakan modal dasar bagi seorang atlet futsal, karena dengan daya tahan yang bagus atlet dapat bermain futsal dengan waktu yang lama dan dengan performa (penampilan) yang bagus. Banyak metode dan bentuk latihan yang dapat digunakan untuk meningkatkan kondisi fisik para atlet terutama daya tahan fisik seorang atlet, salah satunya Pelatihan Metode Tabata.

Metode latihan tabata merupakan suatu metode latihan yang diperkenalkan oleh prof Izumi Tabata pada tahun 1996, beliau menyimpulkan bahwa dengan metode yang beliau lakukan, kemampuan fisik seorang mampu meningkatkan aerobik dan anaerobik. Pada dasarnya metode latihan tabata merupakan latihan HIIT atau metode latihan interval dengan intensitas yang tinggi. Sementara itu, dalam pelaksanaannya sendiri metode latihan Tabata memakan waktu empat menit dengan delapan interval. Setiap interval memakan waktu 20 detik dengan intensitas tinggi. Jadi anda berlatih fisik dengan intensitas tinggi selama 20 detik lalu rehat 10 detik. Ulangi pola ini sampai delapan kali dengan total waktu empat menit. Fazriyati et al (2013, hlm 1).

Kemudian dengan keuntungan metode latihan tabata, menurut Rich et al (2014:http://www.tabatatraining.com/benefits-of-tabata-training), adalah:

“The Tabata Method burns fat, increases your metabolism during training, increases your metabolism after training, the session is quick and great for those of you short of time, improve your aerobic system, improve your anaerobic system, the method has research from olympic athlete coaches, improves mental toughness and will power, the method is versatile – you can

pick from a range of activities”.

Artinya bahwa metode tabata membakar lemak, meningkatkan metabolisme selama latihan, meningkatkan metabolisme setelah latihan, latihannya cepat dan waktunya singkat, meningkatkan sistem aerobik, metode ini merupakan penelitian dari pelatih atlet olimpic, meningkatkan ketangguhan mental dan kekuatan, metode ini serbaguna, anda dapat memilih dari berbagai aktivitas.

(15)

4

Fitri Rosdiana, 2015

Pengaruh penerapan pelatihan tabata terhadap peningkatan kemampuan aerobik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

manfaat dari pelatihan ini, keraguan akan pelaksanaan kegiatan pelatihan ini, dan bagaimana variasi dari latihan metode latihan tabata tersebut. Hal lain yang menjadi permasalahan dalam praktik latihan adalah penerapan metode latihan yang masih belum jelas karakter dari setiap metode tersebut. Keterbatasan metode yang dipahami merupakan bagian dari keterbatasan pelatih dalam proses latihan.

Metode latihan tabata merupakan metode latihan yang sangat berat karena intensitas yang digunakan adalah intensitas tinggi sehingga kondisi atlet harus benar-benar dinyatakan siap agar hasil dari penerapan metode ini menjadi berpengaruh secara signifikan dan segera setelah latihan ini berakhir pada satu unit latihan maka atlet diwajibkan untuk melakukan joging (easy run) untuk membantu mempercepat pemulihan terutama jika latihan ini menyebabkan terjadinya pembentukan asam laktat.

Oleh karena itu, peneliti merasa terpanggil untuk mengkaji lebih dalam tentang metode latihan tabata yang dirancang secara bervariasi dan dalam hal ini peneliti akan lebih spesifikasi kepada dampak penerapan metode latihan tabata terhadap peningkatan kemampuan aerobik.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang yang telah dikemukakan sebelumnya maka rumusan masalah yang diajukan oleh peneliti adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana gambaran deskriptif kemampuan aerobik sebelum dan sesudah melakukan pelatihan tabata?

2. Apakah penerapan latihan tabata memberikan pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan kemampuan aerobik ?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan tersebut diatas, maka tujuan penelitian adalah sebagai berikut:

(16)

5

Fitri Rosdiana, 2015

Pengaruh penerapan pelatihan tabata terhadap peningkatan kemampuan aerobik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Untuk mengetahui apakah penerapan pelatihan tabata memberikan pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan kemampuan aerobik.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat sebagai berikut : 1. Manfaat Teoritis

a. Dapat memberikan pengetahuan, wawasan dan informasi bagi para pelaku dan akademisi yang perhatian terhadap olahraga prestasi khususnya bagi para pelatih dilapangan mengenai pengaruh penerapan pelatihan tabata terhadap peningkatan kemampuan aerobik.

b. Menambah bahan pustaka baik di tingkat program studi, fakultas, maupun universitas.

c. Sebagai bahan dasar untuk mengadakan penelitian selanjutnya.

2. Manfaat Praktis

a. Bahan masukan bagi guru untuk memaksimalkan pembinaan kepada peserta didik baik itu pembinaan dalam hal akademik maupun non

(17)

6

Fitri Rosdiana, 2015

Pengaruh penerapan pelatihan tabata terhadap peningkatan kemampuan aerobik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Kajian Pustaka

1. Hakikat Permainan Futal 2. Hakikat Kemampuan Fisik 3. Hakikat Kemampuan Aerobik 4. Metode Latihan

5. Metode Latihan Kemampuan Dinamis Aerobik 6. Hakikat Pelatihan Tabata

7. Bentuk-bentuk Latihan Tabata b. Penelitian Terdahulu

c. Hipotesis Penelitian 3. BAB III Metode Penelitian

a. Desain Penelitian b. Partisipan

c. Popolasi dan Sampel Penelitian d. Instrumen Penelitian

e. Prosedur Penelitian f. Analisis Data

4. BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan a. Hasil Penelitian

b. Diskusi Temuan

5. BAB V Kesimpulan dan Saran a. Kesimpulan

(18)

28

Fitri Rosdiana, 2015

Pengaruh penerapan pelatihan tabata terhadap peningkatan kemampuan aerobik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain penelitian menurut Sugiono (2009, hlm 42) adalah sebagai pola pikir yang menunjukan hubungan antara variabel yang akan diteliti yang sekaligus mencerminkan jenis dan jumlah rumusan masalah yang perlu dijawab melalui penelitian, teori yang digunakan untuk menentukan hipotesis, jenis dan jumlah hipotesis, dan analisis statistik yang akan digunakan. Dalam penelitian ini menggunakan metode eksperimental dengan bentuk desain One-Group Pretest-Posttest desain.

O1 X O2

Pretest Treatment posttest

Tabel 3.1 desain penelitian One-Group Pretest-Posttest desain. (Fraenkel and Wellen, hlm 246).

(19)

29

Fitri Rosdiana, 2015

Pengaruh penerapan pelatihan tabata terhadap peningkatan kemampuan aerobik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan menggunakan one group pretest-posttest desain yaitu menggambarkan suatu kelompok yang diberi perlakuan, namun sebelum diberi perlakuan dilakukan pretest terlebih dahulu. Dengan demikian hasil perlakuan dapat diketahui lebih akurat, karena dapat dibandingkan dengan keadaan sebelum diberi perlakuan. Sugiyono (2009, hlm 72) menjelaskan bahwa “Metode penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan. Bisa disimpulkan bahwa metode inidigunakan untuk mengetahui ada tidaknya sebab akibat dan seberapa besar hubungan sebab akibat tersebut dengan cara memberikan sebuah perlakuan.

B. Partisipan

Jumlah partisipan dalam penelitian ini adalah atlet UKM futsal putri Universitas Penddidikan Indonesia dengan jumlah keseluruhan 32 orang, sedangkan yang akan dijadikan sampel yaitu 18 orang. Penelitian ini dilaksanakan di Stadion Upi mulai september sampai dengan november 2014. Pelaksanaan latihan dilakukan 2 kali dalam satu minggu (selasa pukul 16.00 s.d selesai, kamis pukul 16.00 s.d selesai). Adapun karakteristik dari sampel tersebut adalah merupakan atlet atau anggota yang terdaftar di UKM futsal putri, keaktifan dalam kehadiran dan proses latihan. Kemudian dasar pertimbangan peneliti mengambil sampel ini yaitu kondisi fisik dan prestasi dalam ukm ini cukup baik.

C. Populasi dan Sampel Penelitian

Sugiyono (2009, hlm 80) menjelaskan bahwa “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik

(20)

30

Fitri Rosdiana, 2015

Pengaruh penerapan pelatihan tabata terhadap peningkatan kemampuan aerobik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Populasi dalam penelitian ini adalah pemain futsal putri tingkat perguruan tinggi yang tergabung dalam anggota UKM Futsal Puteri UPI (Universitas Pendidikan Indonesia) yaitu sebanyak 32 orang.

Untuk dapat menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini, terdapat beberapa teknik sampling. Pada penelitian ini yang akan dijadikan sampel yaitu 18 orang, karena kebutuhan tim futsal yang berjumlah 18 orang. Sehingga teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling. Menurut sugiyono (2013, hlm 124) purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.

D. Instrumen Penelitian

Pemilihan instrument tes kemampuan aerobik Bleep Test disesuaikan dengan karakteristik cabang olahraga futsal yang dimainkan di dalam ruangan (indoor), sehingga dianggap lebih valid dan reliabel.

Bleep test (Tes Multi Tahap) menurut Leger dan Lambert tahun 1982, hlm 1-5 (Brian Mackeinze, 1999) dalam jurnalnya A maximal multistage 20m shuttle run test to predict VO2max.

a. Tujuan : untuk memantau perkembangan pengambilan oksigen maksimal atlet (VO2max).

b. Alat/fasilitas :

- Lapangan permukaan yanga datar dan tidak licin - Panjang lapangan minimal 30 meter

- Cones atau Corong

- Rekaman audio tes multi tahap

- Tape recorder atau CD Player

- Pengeras suara (speaker) - Lembaran catatan

- Alat tulis c. Pelaksanaan

(21)

31

Fitri Rosdiana, 2015

Pengaruh penerapan pelatihan tabata terhadap peningkatan kemampuan aerobik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

- Testee bersiap-siapdi cones awal sebagai tanda akan dimulai.

- Tester memulai rekaman audio tes multi tahap.

- Pada saat bunyi Beep, maka Testee memulai berlari hingga bunti Beep berikutnya.

- Pada setiap Beep, Testee harus memiliki setidaknya satu kaki pada atau diluar penanda 20 meter pada akhir setiap balikan (shuttle). - Jika Testee terlalu cepat berlari sampai cones dan bunyi Beep belum

berbunyi, maka Testee menunggu di cones tersebut, sampai bunyi Beep berikutnya berbunyi, Testee kemudian berlari.

- Peningkatan kecepatan ditunjukkan dengan bunyi Beep ganda (Beep Beep).

- Bila Testee tidak bisa lagi mengikuti kecerpatan (Beep dua kali berturut-turut), maka Testee diberhentikan, dan nilai VO2max dapat dilihat pada table tes multi tahap dari level dan balikan (shuttle) terkahir berhenti.

- Apabila Testee terlambat pada Beep pertama maka Tester memberikan TEGURAN agar mempercepat kecepatan larinya.

- Apabila Testee terlambat pada Beep kedua maka Tester memberikan PERINGATAN agar mempercepat kecepatan larinya.

- Apabila Testee kembali terlambat pada Beep ketiga, maka Tester menginstruksikan agar Testee berhenti mengikuti Beep berikutnya. - Tester mencatat level dan balikan (shuttle) yang diselesaikan. - Testee diberikan 1 (satu) kali kesempatan.

d. Testee dinyatakan berhenti mengikuti serangkaian Tes Multi Tahap, apabila:

- Tidak melakukan sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan. e. Skor:

(22)

32

Fitri Rosdiana, 2015

Pengaruh penerapan pelatihan tabata terhadap peningkatan kemampuan aerobik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

- Skor ditentukan pada level dan balikan (shuttle) terakhir yang dijalani oleh Testee.

(23)

33

Fitri Rosdiana, 2015

Pengaruh penerapan pelatihan tabata terhadap peningkatan kemampuan aerobik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(24)

34

Fitri Rosdiana, 2015

(25)

35

Fitri Rosdiana, 2015

Pengaruh penerapan pelatihan tabata terhadap peningkatan kemampuan aerobik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.3

Kriteria Pengambilan Nilai Rata Kemampuan VO2max Sumber: Nurhasan (2007, hlm 10)

Katagori Multi Tahap (Bleep Test)

Kurang < 36

Cukup 37-47

Baik 48-57

Baik Sekali 58-74

Sempuna >75

f. Model tes

Gambar 3.1 Diagram Lapangan Tes Multi Tahap (Bleep Test)

E. Prosedur Penelitian

Sesuai dengan desain yang digunakan, adapun langkah-langkah prosedur penelitian sebagai berikut:

1. Langkah pertama menetapkan populasi dan sampel penelitian. 2. Kemudian melakukan pre test vo2max kepada sampel.

3. Memberikan treatment kepada sampel. 4. Melakukan post test vo2max kepada sampel.

5. Setelah itu melakukan pengolahan dan analisis data.

(26)

36

Fitri Rosdiana, 2015

Pengaruh penerapan pelatihan tabata terhadap peningkatan kemampuan aerobik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Adapun langkah-langkah penelitiannya adalah sebagai berikut:

Gambar 3.2

Langkah-langkah penelitian

F. Analisis Data

Data diperoleh pada awal eksperimen sebagai data awal dan pada akhir eksperimen sebagai data akhir. Analisis data digunakan untuk melihat pengaruh pelatihan tabata terhadap peningkatan kemampuan aerobik.

Adapun langkah – langkah yang diambil dalam prosedur pengolahan data adalah sebagai berikut :

1. Menghitung nilai rata-rata dengan menggunakan rumus dari Nurhasan (2013, hlm 24) sebagai berikut :

kesimpulan analisisdata pengumpulan data

posttest treatment

(27)

37

Fitri Rosdiana, 2015

Pengaruh penerapan pelatihan tabata terhadap peningkatan kemampuan aerobik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

̅

Arti unsur-unsur diatas adalah :

X = nilai rata-rata yang dicapai X = skor yang diperoleh

Σ = Jumlah

N = Jumlah sampel

2. Mencari simpangan baku dengan menggunakan rumus Nurhasan (2013, hlm 39) adalah sebagai berikut :

√∑ ̅

̅̅̅̅̅̅̅

Arti unsur-unsur diatas adalah :

S = Simpangan baku

= skor yang diperoleh x = nilai rata-rata

n = Jumlah sampel

3. Menguji normalitas dengan uji Lilliefors. Adapun langkah-langkah pengujian yang dapat dilakukan menurut Nurhasan (2013, hlm 118) adalah sebagai berikut :

a. Menyusun data hasil pengamatan, yang dimulai dari nilai pengamatan yang paling kecil sampai nilai pengamatan yang paling besar

b. Untuk semua nilai pengamatan dijadikan angka baku Z dengan pendekatan Z-skor yaitu :

(28)

38

Fitri Rosdiana, 2015

Pengaruh penerapan pelatihan tabata terhadap peningkatan kemampuan aerobik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Z =

S

c. Untuk tiap bangku angka tersebut, dengan bantuan tabel distribusi normal baku (tabel distribusi Z). Kemudian hitung peluang dari masing-masing nilai Z (Fzi) dengan ketentuan : jika nilai Z negatf, maka dalam menentukan Fzi-nya adalah 0,5 – luas distribusi pada tabel.

d. Menentukan nilai proporsi masing-masing nilai Z (Szi) dengan cara melihat kedudukan nilai Z pada nomor urut sampel yang kemudian dibagi dengan banyak sampel.

e. Hitung selisih antara F(zi) – S(zi) dan tentukan harga mutlaknya

f. Ambillah harga mutlak yang paling besar diantara harga mutlak dari seluruh sampel yang ada dan berilah symbol Lo.

g. Dengan bantuan table Nilai Kritis L untuk uji Lilliofers, maka tentukanlah nilai L .

h. Bandingkanlah nilai L dengan nilai Lo untuk mengetahui diterima atau ditolak hipotesisnya, dengan kriteria

 Terima Ho jika Lo < Lα = Normal  Tolak Ho jika Lo > Lα = Tidak normal

4. Menguji homegenitas dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

Dengan kriteria pengujian : terima hipotesis apabila F-hitung lebih kecil dari F-tabel distribusi dengan derajat kebebasan = (V1,V2) dengan taraf nyata (a) = 0,05.

5. Uji kesamaan dua rata-rata (skor berpasangan)

(29)

39

Fitri Rosdiana, 2015

Pengaruh penerapan pelatihan tabata terhadap peningkatan kemampuan aerobik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

̅

(30)

Fitri Rosdiana, 2015

Pengaruh penerapan pelatihan tabata terhadap peningkatan kemampuan aerobik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan pada hasil dari pengolahan data, maka kesimpulannya adalah sebagai berikut :

1. Gambaran kemampuan aerobik berdasarkan hasil peneltian nilai rata-rata sebelum melakukan latihan tabata 37.7 dan setelah melakukan latihan tabata 40.5.

2. Terdapat pengaruh yang signifikan pelatihan tabata terhadap peningkatan kemampuan aerobik.

B.Saran

Dari penelitian ini guna penyempurnaan hasil penelitian, maka penulis mengemukakan berbagai saran sebagai berikut:

1. Bagi Lembaga

Untuk lembaga diharapkan lebih menguatkan kepada mahasiswa dalam mata kuliah teori latihan dan kondisi fisik dikarenakan dalam bidang kajian tersebut memiliki berbagai macam kesinambungan.

2. Bagi Atlet

Untuk atlet futsal putri upi bandung, agar lebih paham bahwasannya komponen kondisi fisik salah satunya daya tahan dapat menunujang olahraga prestasi.

3. Bagi Peneliti

(31)

45

Fitri Rosdiana, 2015

Pengaruh penerapan pelatihan tabata terhadap peningkatan kemampuan aerobik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Cochram, A. (2006). Interval training for the games player. [Online]. Tersedia: http://www.brianmac.co.uk/articles/scni33a4.htm [5 februari 2013]

Fazriyati at al. (2013,http://health.kompas.com/read/2013/10/01/1645357/ tingkatan.metabolisme.dengan.latihan.tabata.)

Freankel J. R, Wellen N. E (1990) How to Design and Evaluate Research In Education. San Fransisco: State Univercity.

Giriwijoyo, Santosa. (1992). Ilmu Faal Olahraga. Bandung: FPOK UPI.

Giriwijoyo, S. dan Sidik, D.Z. (2012). Ilmu Faal Olahraga (Fisiologi Olahraga): Fungsi Tubuh Manusia pada Olahraga untuk Kesehatan dan Prestasi.

Bandung: Remaja Rosdakarya.

Hadari, N. (1996). Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: UGM Press. Harsono, (1988). Coaching dan Aspek-Aspek Psikologis dalam Coaching. Jakarta:

C.V. Tambak Kusuma

Harsono. (2001). Latihan Kondisi Fisik. Bandung: Buku Ajar FPOK UPI

Izumi, T. et al.(1996).”Effect of Moderate-Intensity Endurance and High Intensity

Intermittent Training on Anaerobic Capacity and VO2max”.Medicine and

Science in Sport and Exercise.28(10),1327-1330.

John D. Tenang. (2008). Mahir Bermain Futsal. Bandung: DAR! Mizan.

Lhaksana, Justinus. dkk. (2005). Teknik Dasar dan Strategi Permainan Futsal. Jakarta

(32)

46

Fitri Rosdiana, 2015

Pengaruh penerapan pelatihan tabata terhadap peningkatan kemampuan aerobik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Nurhasan. dan Cholil, D.H. (2007). Tes dan Pengukuran Olahraga. Bandung: FPOK-UPI.

Nurhasan, Hasanudin C.D, Hidayah N.(2007). Modul Mata Kuliah Statistika. Bandung: FPOK UPI.

Sajoto. (1988). Pembinaan Kondisi Fisik dalam Olahraga. Jakarta: P2LPTK. Sajoto. (1990). Peningkatan dan Pembinaan Kekuatan Kondisi Fisik Dalam

Olahraga. Jakarta: Dahara Prize.

Satriya dkk, (2007). Metodologi kepelatihan olahraga. Bandung: Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga, FPOK,UPI.

Setiwan, Sandi. (1992). Sibernetika. Yogyakarta: Andi Offset.

Sumpena A. (2013). Dampak Pola Pelatihan Harness Dan Metode Latihan Dengan Kapasitas Aerobik Terhadap Peningkatan Kemampuan Dinamis Anaerobik.

Bandung: UPI

Sumosardjono, S. (1989). Olahraga dan Kesehatan. Jakarta: Pustaka Kartini. Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung

Alfabeta

Sugiyono.(2013). ‘‘Metode Penelitian Pendidikan”. Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Tim Penyusun.(2014). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia.

Permatasari, T. (2012). Dampak Penerapan Pelatihan Harness Terhadap Peningkatan Kemampuan Dinamis Aerobik. Skripsi Sarjana S1 pada

(33)

47

Fitri Rosdiana, 2015

Pengaruh penerapan pelatihan tabata terhadap peningkatan kemampuan aerobik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(34)

48

Fitri Rosdiana, 2015

Pengaruh penerapan pelatihan tabata terhadap peningkatan kemampuan aerobik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

SUMBER INTERNET

Fikom UI (2008) Kamus Besar Bahasa Indonesia. [Online].Tersedia:

http://bahasa.cs.ui.ac.id/kbbi/kbbi.php?keyword=metode&varbidang=all&var dialek=all&varragam=all&varkelas=all&submit=kamus [14 Februari 2013]

Mackeinze, B. (1999). Bleep Test. [Online]. Tersedia: http://www.brianmac.co.uk/energy.htm [5 Februari 2013]

Torrance, B. (2012). Understanding Terms and Endurance Athlete Jargon. [Online]. Tersedia:http//aerobicpower.com/research-articles/understanding-terms-and-endurance-athlete-jargon [14 januari 2013]

Rich. (2014). Tabata Training. [Online]. Tersedia: (http://www.tabatatraining.com/benefits-of-tabata-training).[6 Juli 2014] TN. (2009). The Worlds Greatest Fat Burning Workout. [Online]. Tersedia :

(http://www.tabataprotocol.com/).[23 Juni 2014]

TN. (2013). Muscle of Leg. [Online]. Tersedia: http://www.media-2.britannica.com.

TN. (2014). High Intensity Interval Training. [Online]. Tersedia: (http://en.m.wikipedia.org/wiki/High-intensity_interval_training). [23 Juni 2014]

(35)

49

Fitri Rosdiana, 2015

Pengaruh penerapan pelatihan tabata terhadap peningkatan kemampuan aerobik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Wayne shirey. (2013). The Benefit of Tabata. [Online]. Tersedia: http:www.livestrong.com/article/521329-the-benefit-of-tabata/.html. [5 Juli 2014]

Zafar Sidiq, Dikdik. (2010). Artikel Jurnal Kepelatihan Olahraga. (online). Tersedia: dizas424@yahoo.com

www.futsal.com

(http://rosy466nelli.wordpress.com/2009/12/21/prisip-dasar-latihan-daya-tahan-umum/)

Gambar

Tabel 3.1 desain penelitian One-Group Pretest-Posttest desain.
Tabel 3.3 Kriteria Pengambilan Nilai Rata Kemampuan VO
Gambar 3.2 Langkah-langkah penelitian

Referensi

Dokumen terkait

SIMULASI GERAK KENDARAAN JALAN RAYA JENIS TRUK AKIBAT MANUVER DAN PENGEREMAN.

“ Penggunaan Alat Peraga Akuarium Bilbul Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Bilangan Bulat Pada Mata Pelajaran Matematika Kelas IV Sekolah Dasar ”. Pengertian

Contextual Teaching Learning to Improve Students’ Critical Thinking Skill and Concept Comprehension in Changes of Matter Topic for Junior High School.. Universitas Pendidikan

Jenis yang ditemukan adalah jenis Modang landit (Persea rimosa), jenis Natumpea (Miconia ceramicapa DC), jenis Taratullit (Melia sp.), jenis Suhul- suhul (Macaranga gigantea),

macam jenis tumbuhan yang mengandung senyawa racun bersifat alami belum.. sepenuhnya diketahui atau belum dimanfaatkan

Jika tinjau dari alat penggeraknya car lift terutama dibedakan menjadi beberapa macam, yaitu penggerak mekanik (poros berulir), penggerak hidrolik, dan penggerak

Perancangan sistem informasi rekam medis ini bertujuan untuk mempermudah dalam menginput dan mengolah data rekam medis serta menampilkan laporan yang dibutuhkan

Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dilihat bahwa Rumah Sakit TNI- AD dalam pencatatan dan pengolahan rekam medisnya masih manual yang memungkinkan adanya human