UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI IMPLEMENTASI PENDEKATAN BERMAIN
( Penelitian Tindakan Kelas di SMP Negeri 29 Bandung )
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan Prodi PJKR
Oleh
Dwi Abdul Fatah Arianto 0801440
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
PENDEKATAN BERMAIN
Oleh
Dwi Abdul Fatah Arianto
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
© Ikhwan Setiadi 2014 Universitas Pendidikan Indonesia
Agustus 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
LEMBAR PENGESAHAN
Dwi Abdul Fatah Arianto
UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI IMPLEMENTASI PENDEKATAN BERMAIN
Disetujui Dan Disahkan Oleh Pembimbing Pembimbing I
(Drs. M. Ru)hiat) NIP. 195602111985031001
Pembimbing II
(Didin Budiman, M. Pd) NIP. 197409072001121001
Mengetahui, Ketua Program Studi
Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi
Dwi Abdul Fatah Arianto, 2015
UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI IMPLEMENTASI PEND EKATAN BERMAIN
( Penelitian Tindakan Kelas di SMP Negeri 29 Bandung )
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK
Dwi Abdul Fatah Arianto (0801440). “UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI
BELAJAR SISWA MELALUI IMPLEMENTASI PENDEKATAN BERMAIN”
(Studi Penelitian Tindakan Kelas di SMP Negeri 29 Bandung Kelas VIII L Pada Pembelajaran Pendidikan Jasmani). Peneliti dibimbing oleh Drs. M. Ruhiat. Sebagai Pembinbing I. dan Didin Budiman, M. Pd. Sebagai Pembimbing II.
Dalam upaya meningkatkan motivasi belajar siswa pada siswa sekolah menengah pertama diperlukan metode mengajar yang tepat untuk diberikan kepada siswa. Salah satu metode mengajar yang tepat diterapkan adalah metode pendekatan bermain. Pendekatan bermain adalah pendekatan yang menerapkan permainan permainan dalam setiap pembelajaran yang banyak mengandung nilai afektif dan psikomotor yang berguna untuk pertumbuhan anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan motivasi belajar siswa melalui pendekatan bermain pada siswa sekolah menengah pertama. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas pada siswa kelas VIII L di SMP Negeri 29 Bandung yang berjumlah 37 siswa. Penelitian tindakan ini terfokus pada upaya meningkatkan motivasi belajar siswa melalui implementasi pendekatan bermain. Instrument penelitian yang digunakan adalah lembar observasi, catatan lapangan, wawancara. Untuk mengetahui keabsahan dan kesahihan data yang diperoleh setelah penelitian dilaksanakan, pengolahan, analisis dan refleksi data dengan triangulasi antara peneliti,guru dan siswa. Pelaksanaan tindakan diawali dengan observasi awal. Langkah selanjutnya adalah membuat rancangan tindakan yang terdiri dari dua siklus dengan masing masing siklus terdiri dari dua tindakan. Prosentasi rata-rata siswa yang termotivasi pada observasi awal 39%, pada siklus I mencapai 44%, pada siklus II mencapai 70% sehingga berada dalam katagori baik. Hasil ini menunjukan bahwa dengan menerapkan pendekatan bermain, maka siswa termotivasi untuk belajar pendidikan jasmani.
Dwi Abdul Fatah Arianto, 2015
UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI IMPLEMENTASI PEND EKATAN BERMAIN
( Penelitian Tindakan Kelas di SMP Negeri 29 Bandung )
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRACT
Dwi Abdul Fatah Arianto (080144). "EFFORTS TO IMPROVE STUDENT LEARNING MOTIVATION THROUGH THE IMPLEMENTATION APPROACH TO PLAY" (Study of Classroom Action Research in SMP Negeri 29 Bandung Class VIII L On the Learning of Physical Education). Researchers led
by Drs. M. Ruhiat. As Pembinbing I. and Didier Budiman, M. Pd. As Supervisor II.
In an effort to increase students' motivation in junior high school students need appropriate teaching methods to be given to students. One of the teaching methods are applied is the method of approach play. Play approach is the approach that implements the game play in any learning that contains the value of the affective and psychomotor useful for growing children. This study aims to determine the increase in student motivation through play approach to the junior high school students. The method used in this research is the method of action research on L eighth grade students in Junior High School 29 Bandung, amounting to 37 students. This action research focused on improving student motivation through the implementation of the approach play. Research instrument used was a sheet of observation, field notes, interview. To determine the validity and validity of the data obtained after the research conducted, processing, analysis and reflection data by triangulation between researchers, teachers and students. Implementation of the action begins with the initial observation. The next step is to draft measures consisting of two cycles with each cycle consisting of two actions. The average percentage of students who are motivated in the initial observation of 39%, in the first cycle reaches 44%, in the second cycle of 70% so that it is in good category. These results indicate that the approach play, the students are motivated to study physical education.
Dwi Abdul Fatah Arianto, 2015
UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI IMPLEMENTASI PEND EKATAN BERMAIN ( Penelitian Tindakan Kelas di SMP Negeri 29 Bandung )
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN ... i
KATA KATA MUTIARA ... ii
PERNYATAAN... iii
ABSTRAK ... iv
KATA PENGANTAR ... v
UCAPAN TERIMA KASIH ... vi
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR TABEL ... x
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 5
C. Rumusan Masalah... 5
D. Tujuan Penelitian ... 5
E. Manfaat Penelitian ... 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN ... 7
A. Pendidikan Jasmani... 7
B. Motivasi Belajar ... 9
1. Motivasi ... 9
2. Jenis-jenis Motivasi ... 11
a. Motivasi dilihat Dari Dasar Pembentukannya ... 11
1). Motif-motif Bawaan... 11
2). Motif-motif Yang Dipelajari... 11
b. Jenis motivasi menurut Marquis... 12
c. Motivasi Jasmani dan Rohani ... 12
d. Motivasi Ekstrinsik dan Intrinsik ... 13
C. Belajar... 14
Dwi Abdul Fatah Arianto, 2015
UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI IMPLEMENTASI PEND EKATAN BERMAIN ( Penelitian Tindakan Kelas di SMP Negeri 29 Bandung )
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
E. Pendekatan Bermain ... 18
a. Bermain ... 18
b. Pendekatan Bermain ... 20
c. Pendekatan Bermain Dalam Penjas ... 22
F. Karakteristik Siswa SMP ... 23
G. Minat dan Motivasi ... 24
BAB III METODE PENELITIAN ... 27
A. Lokasi, Populasi, dan Data Penelitian ... 27
B. Desain Penelitian ... 28
C. Metode Penelitian ... 30
D. Langkah-langkah Penelitian... 35
E. Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data ... 38
F. Teknik Pengumpulan Data ... 42
G. Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data... 43
H. Analisis Data ... 44
I. Kriteria Keberhasilan Tindakan ... 44
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 45
A. Deskripsi ... 45
B. Hasil Monotoring Pendekatan Bermain ... 46
C. Hasil Penelitian ... 50
D. Pembahasan ... 68
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 71
A. Kesimpulan ... 71
B. Implikasi ... 72
DAFTAR PUSTAKA ... 73
Dwi Abdul Fatah Arianto, 2015
UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI IMPLEMENTASI PEND EKATAN BERMAIN ( Penelitian Tindakan Kelas di SMP Negeri 29 Bandung )
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL
3.1Desain Penelitian…………... 28
3.2Pelaksanaan Tindakan Siklus……… 32
3.3Format Observasi Aktivitas Siswa ... 40
Dwi Abdul Fatah Arianto, 2015
UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI IMPLEMENTASI PEND EKATAN BERMAIN
( Penelitian Tindakan Kelas di SMP Negeri 29 Bandung )
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Masa anak-anak adalah merupakan masa awal dari kehidupan manusia.
Pada masa ini bermain telah menjadi suatu kegiatan yang bias dilakukannya,
karena masa anak-anak merupakan masa untuk bermain. bermain sering dilakukan
dan dicari oleh individu maupun kelompok baik laki-laki maupun perempuan,
karena kegiatan tersebut memberikan kesenangan. Adapun jenis permainan yang
dilakukan oleh anak cukup beragam, baik bersifat perorangan, berpasangan, dan
kelompok.
Dalam konteks pendidikan jasmani motivasi bertujuan untuk belajar
merupakan kecenderungan seseorang untuk melakukan proses pembelajaran
menurut kebutuhannya masing-masing, misalnya seseorang belajar untuk
mendapatkan prestasi yang lebih tinggi atau hanya untuk memelihara kesehatan
saja, atau juga untuk proses sosialisasi yaitu untuk dapat berhubungan dengan
orang lain. Oleh karena itu, pelaksanaan pendidikan jasmani harus diarahkan pada
pencapaian tujuan tersebut.
Seorang pakar pendidikan jasmani dari Amerika Serikat, Siedentop
(1991). (dalam Bambang Abduljabar. 2011, hlm 80) mengatakan bahwa
pendidikan jasmani adalah pendidikan dari, tentang, dan melalui aktivitas jasmani.
”Dengan kata lain, secara khusus pendidikan jasmani bertujuan untuk meningkatkan kesehatan dan keterampilan gerak fungsional”. Adapun pendapat
lainnya yang dikemukakan oleh Jesse Feiring Williams (dalam Bambang
Abduljabar. 2011, hlm. 80) ”pendidikan jasmani adalah sejumlah aktivitas
jasmani manusiawi yang terpilih dilaksanakan untuk mendapatkan hasil yang
diinginkan”.
Manusia adalah mahluk yang diciptakan dengan sempurna, dibekali
Dwi Abdul Fatah Arianto, 2015
UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI IMPLEMENTASI PEND EKATAN BERMAIN
( Penelitian Tindakan Kelas di SMP Negeri 29 Bandung )
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
hidupnya. Aktifitas tersebut di tentukan oleh faktor-faktor yang datang dari diri
sendiri maupun faktor yang dating dari luar. Tindakan atau perbuatan yang
didorong oleh kekuatan dari dalam pribadi seseorang disebut motivasi. Seperti
yang dikemukakan oleh Sardiman (2014, hlm. 73) bahwa “motivasi dapat
dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam dan di dalam subjek untuk
melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan”.
Bermain merupakan kegiatan yang penting bagi pertumbuhan dan
perkembangan fisik, sosial, emosi, intelektual, dan spiritual anak. Dengan bermain
anak dapat mengenal lingkungan, berinteraksi, serta mengembangkan emosi dan
imajinasi dengan baik. Apabila diamati secara seksama permainan yang dilakukan
oleh anak-anak sekarang sudah banyak mengalami perubahan, baik secara bentuk,
jenis ataupun alat yang digunakannya. Perubahan ini terutama terjadi di kota-kota
besar oleh karena perkembangan jaman, kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang menyebabkan perubahan gaya hidup masyarakat menjadi modern.
Pada saat sekarang ini, permainan-permainan yang dilakukan anak-anak
jaman dulu jarang ditemukan. Padahal permainan mengandung nilai-nilai yang
bersifat mudah, murah meriah, masal dan menarik, tetapi mempunyai arti dalam
perkembangan kemampuan fisik dan psikis. Keadaan ini jauh berbeda dengan
permainan jaman sekarang yang kebanyakan menggunakan elektronik sebagai
wahananya, sehingga anak kurang menampilkan kemampuan geraknya (pasif).
Menurut Moyles Janet R bahwa bermain adalah suatu proses yang
diperlukan baik oleh anak-anak maupun orang dewasa. Bermain merupakan
proses pembelajaran yang melibatkan pikiran, persepsi, konsep, kemahiran sosial
dan fisik. Selain itu bermain juga dikaitkan dengan ganjaran instrinsik dan
kegembiraan (Rochdi Simon dkk, 2007:8). Dengan demikian bermain merupakan
aktivitas yang natural bagi anak-anak yang memberi peluang kepada mereka
untuk mencipta, menjelajah dan mengenal dunia mereka sendiri. Rochdi Simon,
3
Dwi Abdul Fatah Arianto, 2015
UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI IMPLEMENTASI PEND EKATAN BERMAIN
( Penelitian Tindakan Kelas di SMP Negeri 29 Bandung )
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
(Developmentally Appropriate Practice ). (Online). Tersedia di: 2007, Pdf.
(Diakses pada tanggal 20 Juni 2014).
Pendekatan bermain adalah salah satu bentuk dari sebuah pembelajaran
jasmani yang dapat diberikan di segala jenjang pendidikan. Hanya saja, porsi dan
bentuk pendekatan bermain yang akan diberikan, harus disesuaikan dengan aspek
yang ada dalam kurikulum. Selain itu harus dipertimbangkan juga faktor usia,
perkembangan fisik, dan jenjang pendidikan yang sedang dijalani oleh mereka
Dian Kusuma Dewi. (2012). Meningkatkan Kebugaran Jasmani Melalui Model
Pendekatan Bermain Dalam Pembelajaran Pendidikan Jasmani Di SMP. (Online).
Tersedia di:
http://dewikusumadian.blogspot.com/2012/11/meningkatkankebugar-an-jasmani- melalui.html. (Diakses 13 Februari 2015).
Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan bermain erat kaitannya
dengan perkembangan imajinasi perilaku yang sedang bermain, karena melalui
daya imajinasi, maka permainan yang akan berlangsung akan jauh lebih meriah.
Oleh karena itu sebelum melakukan kegiatan, maka guru pendidikan jasmani,
sebaiknya memberikan penjelasan terlebih dahulu kepada siswanya imajinasi
tentang permainan yang akan dilakukannya, permainan yang diberikan dapat
berupa permainan tradisional ataupun jenis permainan olahraga seperti sepak bola,
voli, basket semuanya disesuaikan dengan materi yang ada dalam kurikulum.
Beberapa contoh pendekatan bermain.
Pendekatan permainan adalah suatu proses penyampaian pengajaran dalam
bentuk bermain tanpa mengabaikan materi inti. Permainan yang dimaksukan
disini adalah permainan kecil yang materinya disesuaikan dengan standar
kompetensi dalam kurikulum. Permainan kecil ini dapat digunakan untuk
mengajar Atletik, senam dan cabang olahraga lainnya yang ada hubunganya
dengan pendidikan jasmani Dian Kusuma Dewi. (2012). Meningkatkan
Kebugaran Jasmani Melalui Model Pendekatan Bermain Dalam Pembelajaran
http://dewikusumad-Dwi Abdul Fatah Arianto, 2015
UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI IMPLEMENTASI PEND EKATAN BERMAIN
( Penelitian Tindakan Kelas di SMP Negeri 29 Bandung )
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ian.blogspot.com/2012/11/meningkatkan-kebugaran-jasmani-melalui.html.
(Diak-ses 13 Februari 2015)
Menurut Cholik, M (1997) Pelajaran pendidikan jasmani di sekolah bukan
mengejar prestasi (aspek skill) tetapi menyalurkan dorongan-dorongan untuk aktif
bermain. Pendidikan jasmani untuk anak harus lebih menekankan kepada aspek
permainan dari pada teknik cabang olahraganya karena bermain adalah kebutuhan
yang harus dipenuhi oleh setiap manusia pada umumnya dan siswa khususnya.
Jadi dengan demikian permainan dikonsentrasikan pada pendekatan memahami
masalah yang didasarkan atas domein kognitif, dirancang oleh guru untuk
mengarahkan siswa memahami kegiatan dan tujuan ketrampilan dalam kegiatan
tersebut. Pendekatan ini memungkinkan guru untuk membantu kelompok kecil
atau individu yang tekniknya masih kurang Ela Sukminawati. (2012) Peningkatan
Kesegalan Jasmani Melalui Pendekatan Bermain, Majalengka. (Online). Tersedia
di:
https://kahuripan.wordpress.com/2009/06/24/peningkatan-kesegaran-jasmani-melalui-pendekatan-bermain/ (Diakses 20 Juni 2014).
Sikap yang ditunjukan siswa, khususnya siswa SMP Negeri 29 Bandung
dalam aktifitas di sekolah relatif beragam, ada siswa yang mudah berinteraksi
dengan siswa dan guru, ada pula yang tertutup. Ada siswa yang aktif mengikuti
berbagai kegiatan di sekolah dan ada pula siswa yang kurang berpartisipasi aktif
dengan kegiatan yang ada di sekolah.
Mengacu pada kondisi tersebut dan dikaitkan dengan tujuan pendidikan
yaitu membentuk manusia yang berkualitas, maka nampak ada sesuatu yang perlu
diperhatikan dan ditanggapi oleh para pendidik berkenaan dengan sikap sosial
siswa tersebut, karena jika kurang diperhatikan akan menyebabkan siswa tidak
memiliki keterampilan sosial yang baik.
Berdasarkan beberapa penjelasan di atas, maka sebagai ilustrasi diambil
contoh sikap tentang aktivitas olahraga. Mula-mula seseorang harus memiliki
keyakinan tertentu tentang aktivitas olahraga, misalnya olahraga itu baik untuk
5
Dwi Abdul Fatah Arianto, 2015
UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI IMPLEMENTASI PEND EKATAN BERMAIN
( Penelitian Tindakan Kelas di SMP Negeri 29 Bandung )
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
aktivitas olahraga. Seseorang bisa menyukai aktivitas olahraga atau tidak suka
(aspek afektif). Kemudian, orang tersebut juga memiliki kecenderungan perilaku
tertentu terhadap aktivitas olahraga. Jika orang tersebut menyukainya maka ia
akan melakukan aktivitas olahraga serta mengatakan bahwa aktivitas olahraga itu
baik dan bersedia mengeluarkan uang untuk melakukan aktivitas olahraga. Jika
anda tidak menyukainya maka anda tidak melakukan aktivitas olahraga.
Ditinjau dari aspek afektif, banyak hal dan tujuan yang diharapkan melalui
pendekatan bermain dapat tercapai diantaranya sikap fair-play, kerjasama,
tanggung jawab, disiplin, menghargai kemampuan orang lain, dan lain
sebagainya. Hal ini berkaitan dengan tujuan pendidikan secara menyeluruh yaitu
meningkatkan kualitas sumber daya manusia baik pengetahuan, keterampilan
maupun sikapnya.
Untuk menemukan jawaban yang sesungguhnya dari permasalahan di atas,
penulis akan menelusurinya dalam sebuah penelitian dengan judul “UPAYA
MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI
IMPLEM-ENTASI PENDEKATAN BERMAIN (Penelitian Tindakan Kelas di SMP Negeri
29 Bandung)”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan dari urain di atas peneliti dapat mengidentifikasi masalah
sebagai berikut :
1. Kurangnya pemahaman guru penjas terhadap penerapan pendekatan
bermainan.
2. Masih lemahnya pembelajaran pendidikan jasmani saat ini.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, berbagai kendala dapat diidentifikasi
dari berbagai faktor sebagai berikut:
Dwi Abdul Fatah Arianto, 2015
UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI IMPLEMENTASI PEND EKATAN BERMAIN
( Penelitian Tindakan Kelas di SMP Negeri 29 Bandung )
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Apakah dengan pendekatan bermain dapat meningkatkan motivasi belajar
siswa dalam pembelajaran penjas di SMP NEGERI 29 Bandung?
D. Tujuan Penelitin
Berawal dari permasalahan di atas, penulis bertujuan untuk mengetahui
sejauh mana meningkatnya motivasi siswa untuk mengikuti pembelajaran penjas
melalui pendekatan bermain. Dengan pendekatan bermain diharapkan dapat
meningkatkan minat dan kemampuan gerak siswa, serta dengan pendekatan
bermain dapat menarik dan menumbuhkan motivasi serta menjadikan rasa senang
pada semua siswa untuk mengikuti pembelajaran penjas. Sehingga terjadi
peningkatan kemampuan aktivitas penjas.
E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan kontribusi
yang berarti bagi semua pihak terutama kepada mereka yang berkecimpung dalam
dunia pendidikan, diantaranya:
1. Bagi peneliti
Bagi para peneliti hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai masukan,
bahan kajian, serta sumbangan pemikiran dalam upaya meningkatkan aktifitas
pembelajaran penjas di sekolah.
2. Bagi guru
Sebagai sumber informasi ke ilmuan dalam menjalankan profesinya.
Selain itu, hasil penelitian ini diharapkan agar guru dapat meningkatkan
kreatifitasnya dalam meningkatkan pembelajaran penjas di sekolah.
3. Bagi siswa
Siswa diharapakan dapat pengalaman gerak dan pengetahuan yang lebih
baik, sehingga siswa dapat melakukan aktifitas penjas dengan lebih mudah. Serta
menciptakan suasana senang dan gembira.
7
Dwi Abdul Fatah Arianto, 2015
UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI IMPLEMENTASI PEND EKATAN BERMAIN
( Penelitian Tindakan Kelas di SMP Negeri 29 Bandung )
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Hasil penelitian ini akan memberikan sumbangan yang bermanfaat bagi
sekolah itu sendiri dalam rangka perbaikan pembelajaran pada sekolah tersebut
Dwi Abdul Fatah Arianto, 2015
UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI IMPLEMENTASI PEND EKATAN BERMAIN
( Penelitian Tindakan Kelas di SMP Negeri 29 Bandung )
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi, Subjek dan Data Penelitian 1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 29 Bandung
tepatnya jalan Geger Arum No 11 A Bandung.
2. Subjek Pemelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 29
Bandung yang berjumlah 37 orang siswa yang terdiri dari 16 orang siswa
laki-laki, dan 21 orang siswi perempuan. Penelitian dilaksanakan pada hari
kamis jam 08.30 – 09.50 WIB atau (2 x 40) menit sesuai dengan jadwal
pelajaran pendidikan jasmani untuk kelas VIII L. Adapun dipilihnya SMP
Negeri 29 Bandung sebagai lokasi penelitian, ini berdasarkan
pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:
1) Pengalaman pada saat melakukan Program Latihan Profesi,
dan mengajar di SMP ini, peneliti menemukan
permasalahan dalam kurangnya motifasi belajar siswa
terhadap pembelajaran penjas.
2) Peneliti menghendaki perubahan dalam meningkatkan
motivasi belajar siswa melalui pendekatan bermain di SMP
Negeri 29 Bandung, khususnya kelas VIII L.
3) Perizinan untuk penelitian lebih mudah didapat karena
peneliti sebelumnya pernah melakukan program latihan
profesi di sekolah tersebut.
3. Data Penelitian
Data atau informasi yang dijadikan sumber untuk kepentingan
28
Dwi Abdul Fatah Arianto, 2015
UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI IMPLEMENTASI PEND EKATAN BERMAIN
( Penelitian Tindakan Kelas di SMP Negeri 29 Bandung )
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
di diberikan kepada seluruh siswa dan perilaku guru selama proses
pembelajaran dalam tindakan penelitian.
Informasi ini diperoleh dari peneliti sebagai guru melalui proses
observasi dan observer, melalui observasinya pada setiap tindakan
pembelajaran selama penelitian berlangsung.
B. Desain Penelitian
Desain penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah desain
PTK model John Elliott (dalam Suharsimi Arikunto. 2012, hlm. 16) Adapun
desain penelitian tersebut adalah sebagai berikut:
Gambar 3.1
Desain PTK Model John Elliott
SIKLUS I
Pengamatan
Pelaksanaan
Refleksi
Perencanaan
SIKLUS II
Pengamatan
Pelaksanaan
Refleksi
Perencanaan
Dwi Abdul Fatah Arianto, 2015
UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI IMPLEMENTASI PEND EKATAN BERMAIN
( Penelitian Tindakan Kelas di SMP Negeri 29 Bandung )
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Enjah Takari (2008, hlm. 10) mengemukakan bahwa yang maksud dari
disusunnya secara terinci pada PTK Model John Elliot ini, supaya terdapat
kelancaran yang lebih tinggi antara taraf-taraf di dalam pelaksanaan aksi atau
proses belajar mengajar. Dijelaskan pula bahwa terincinya setiap aksi atau
tindakan sehingga menjadi beberapa langkah (step). Di dalam kenyataan praktik
kerja lapangan setiap pokok bahasan biasanya tidak akan dapat diselesaikan dalam
satu langkah, tetapi akan diselesaikan dalam beberapa rupa itulah yang
menyebabkan John Elliot menyusun model PTK seperti desain PTK di atas
(Gambar 3.1).
Desain PTK menurut Suharsimi Arikunto (2012, hlm. 16) bahwa
dilaksanakan melalui beberapa tahap yang berdaur berupa siklus, meliputi: (1)
perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan (observasi), dan (4) refleksi.
Keempat tahap tersebut merupakan suatu putaran yang disebut siklus.
Adapun tahap-tahap yang dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto (2012, hlm. 17)
sebagai berikut:
1. Tahap Penyusunan Rencana Tindakan (Planning)
Pada tahap penyusunan rencana tindakan ini penulis menjelaskan
tentang apa, mengapa, kapan, di mana, oleh siapa, dan bagai mana
tindakan tersebut dilakukan. Peneliti tindakan yang ideal sebelumnya
dilakukan secara berpasangan antara pihak yang melakukan tindakan
dan pihak yang mengamati proses jalanya tindakan. Istilah untuk cara
ini adalah penelitian kolaborasi. Cara ini dikatakan ideal karena adanya
upaya untuk mengurangi unsur subjektivitas pengamat serta mutu
kecermatan yang dilakukan.
2. Tahap Pelaksanaan Tindakan (Acting)
Pada tahap ke-2 dari peneliti tindakan adalah pelaksanaan yang
merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan, yaitu
mengenakan tindakan di kelas. Hal yang perlu diingat adalah bahwa
dalam tahap ke-2 ini pelaksana guru harus ingat dan berusaha menaati
30
Dwi Abdul Fatah Arianto, 2015
UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI IMPLEMENTASI PEND EKATAN BERMAIN
( Penelitian Tindakan Kelas di SMP Negeri 29 Bandung )
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dan isi laporannya harus sudah lengkap menggambarkan semua
kegiatan yang dilakukan, mulai dari persiapan sampai penyelesaian.
3. Tahap Pengamatan (Observing)
Pada tahapan ini, kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh pengamat.
Sebetulnya sedikit kurang tepat jika pengamatan ini dipisahkan dengan
pelaksanaan tindakan karena seharusnya pengamatan dilakukan pada
waktu tindakan sedang dilakukan.
4. Tahap Refleksi (Reflecting)
Pada tahap Refleksi merupakan kegiatan untuk mengemukakan
kembali apa yang sudah dilakukan. Kegiatan refleksi ini sangat tepat
dilakukan ketika guru pelaksana sudah selesai melakukan tindakan,
kemudian berhadapan dengan peneliti untuk mendiskusikan
implementasi rencana tindakan. Jika penelitian tindakan dilakukan
melalui beberapa siklus, maka dalam refleksi terakhir, peneliti
menyampaikan rencana yang disarankan kepada peneliti lain apabila
dia menghentikan kegiatanya, atau kepada diri sendiri apa bila akan
melanjutkan dalam kesempatan lain.
C. Metode Penelitian
Penelitian pada dasarnya merupakan suatu proses pencarian pemecahan
terhadap masalah yang dihadapi. Pencarian pemecahan masalah tersebut
dilakukan secara sistematis dengan menggunakan metode tertentu dan mengikuti
prosedur yang telah ditetapkan. Kegiatan pencarian pada penelitian bisa
dibedakan berdasarkan metode pencarian atau sering disebut dengan metode
penelitian.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian
Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Penelitian Tindakan Kelas ini
merupakan suatu penelitian yang dilakukan di dalam kelas, kelas disini
dimaksudkan pada suatu tempat adanya interaksi antara guru dan murid sehingga
Dwi Abdul Fatah Arianto, 2015
UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI IMPLEMENTASI PEND EKATAN BERMAIN
( Penelitian Tindakan Kelas di SMP Negeri 29 Bandung )
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ruangan kelas, laboratorium, aula, dan lapangan untuk kegiatan pembelajaran
pendidikan jasmani. Penelitian ini dilakukan dalam rangka memecahkan
permasalahan-permasalahan yang terjadi selama proses pembelajaran di kelas
dengan menerapkan sebuah model atau pendekatan bermain untuk mengatasi
permasalahan yang terjadi.
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilakukan untuk melihat hasil dari
tindakan yang telah dilaksanakan dalam rangka memperbaiki mutu pembelajaran
dan guru dapat mempraktekkannya dalam pembelajaran mereka sendiri. Alasan
PTK itu penting menurut Enjah Takari (2008, hlm, 4) diantaranya:
1. PTK sangat kondusif untuk membuat guru menjadi peka tanggap terhadap
dinamika pembelajaran di kelasnya. Dia menjadi reflektif dan kritis
terhadap apa yang dilakukan guru dan muridnya.
2. PTK dapat meningkatkan kinerja guru sehingga menjadi professional.
Guru tidak lagi sebagai seorang praktisi, yang sudah merasa puas terhadap
apa yang dikerjakan selama bertahun-tahun tanpa ada upaya perbaikan dan
inovasi. Namun juga sebagai peneliti di bidangnya
3. Dengan melaksanakan tahapan-tahapan dalam PTK, guru mampuh
memperbaiki proses pembelajaran melalui suatu kajian yang dalam
terhadap apa yang terjadi di kelasnya. Tindakan yang dilakukan guru
semata-mata didasarkan pada masalah aktual dan fatual yang berkembang
di kelasnya.
4. Pelaksanaan PTK tidak mengganggu tugas pokok seorang guru karena dia
tidak perlu meninggalkan kelasnya. Ptk merupakan kegiatan penelitian
yang terintegrasi dengan pelaksanaan proses pembelajaran.
5. Dengan melaksanakan PTK guru menjadi kreatif karena selalu dituntut
untuk melakukan upaya-upaya inovasi sebagai implementasi dan adaptasi
berbagai teori dan teknik pembelajaran serta bahan ajar yang dipakainya.
Berdasarkan pemaparan di atas, jadi tujuan utama dari Penelitian Tindakan
Kelas yaitu untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu pembelajaran dalam
32
Dwi Abdul Fatah Arianto, 2015
UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI IMPLEMENTASI PEND EKATAN BERMAIN
( Penelitian Tindakan Kelas di SMP Negeri 29 Bandung )
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
teknik-teknik yang tepat, yang dilakukan sesuai dengan masalah yang dihadapi
dan tingkat perkembangan siswa.
Menurut Kemmis dan Mc Taggart (dalam Kusnandar. 2008, hlm. 70)
mengemukakan bahwa Penelitian Tindakan Kelas dilakukan melalui proses yang
dinamis dan komplementari yang terdiri dari empat “momentum” esensial, yaitu
sebagai berikut:
1. Penyusunan Rencana. Perencanaan adalah mengembangkan rencana
tindakan yang secara kritis untuk meningkatkan apa yang telah terjadi.
Rencana Penelitian Tindakan Kelas hendaknya disusun berdasarkan
kepada hasil pengamatan awal.
2. Tindakan. Tindakan yang dimaksud disini adalah tindakan yang dilakukan
secara sadar dan terkendali, yang merupakan variasi praktik yang cermat
dan bijaksana. Praktik diakui sebagai gagasan dalam tindakan dan
tindakan itu digunakan sebagai pijakan bagi pengembangan
tindakan-tindakan berikutnya, yaitu tindakan-tindakan yang disertai niat untuk memperbaiki
keadaan, salah satu perbedaan penelitian tindakan dan penelitian biasa
adalah bahwa penelitian tindakan diamati.
3. Observasi. Observasi berfungsi untuk mendokumentasikan pengaruh
tindakan terkait. Observasi itu berorientasi ke masa yang akan datang,
memberi dasar bagi refleksi sekarang, lebih-lebih lagi ketika putaran
sekarang ini berjalan. Observasi dalam Penelitian Tindakan Kelas adalah
kegiatan pengumpulan data yang berupa proses perubahan kinerja proses
belajar mengajar.
4. Refleksi. Refleksi adalah mengingat dan merenungkan suatu tindakan
persis seperti yang telah dicatat di dalam observasi. Refleksi berusaha
memahami proses, masalah, persoalan dan kendala yang nyata dalam
tindakan strategis. Refleksi merupakan kegiatan analisis, interpretasi, dan
ekplanasi terhadap semua informasi yang diperoleh dari observasi atas
Dwi Abdul Fatah Arianto, 2015
UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI IMPLEMENTASI PEND EKATAN BERMAIN
( Penelitian Tindakan Kelas di SMP Negeri 29 Bandung )
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Adapun rencana pelaksanaan tindakan dalam penelitian ini adalah:
Tabel 3.2
Pelaksanaan Tindakan Siklus I Sampai dengan Siklus II
Kegiatan Tanggal Materi
Upaya meningkatkan motivasi belajar siswa melalui pendekatan bermain. Dengan
melakukan permainan permainan sederhana
dengan peraturan dan nilai-nilai yang
terkandung, konsisten serta nilai kerja sama,
motivasi, toleransi percaya diri, keberanian,
menghargai lawan, tanggung jawab dan
bersedia berbagi tempat.
1. Melakukan pemanasan yang dipimpin
oleh ketua kelas, disambung dengan
permainan jala ikan. Dua orang menjadi
jala sedangkan sisanya menjadi ikan.
2. Melakukan pengamatan terhadap
pelaksanaan tindakan serta
mendokumentasikan baik secara tertulis,
rekaman foto ataupun catatan lainnya.
Upaya meningkatkan motivasi belajar siswa melalui pendekatan bermain. Dengan
melakukan permainan permainan sederhana
dengan peraturan dan nilai-nilai yang
terkandung, konsisten serta nilai kerja sama,
motivasi, toleransi percaya diri, keberanian,
34
Dwi Abdul Fatah Arianto, 2015
UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI IMPLEMENTASI PEND EKATAN BERMAIN
( Penelitian Tindakan Kelas di SMP Negeri 29 Bandung )
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
bersedia berbagi tempat.
1. Melakukan pemanasan yang dipimpin
oleh ketua kelas, istirahat sejenak lalu
disambung dengan permainan
menggelindingkan bola, siswa dibagi
menjadi dua kelompok yang jumlahnya
sama. Masing masing kelompok berbaris
meregangkan kaki sehingga menyerupai
trowongan tempat bola menggelinding
dari depan kebelakang maupun
sebaliknya.
2. Melakukan pengamatan terhadap
pelaksanaan pengamatan serta
mendokumentasikan baik secara tertulis,
rekaman foto ataupun catatan lainnya.
3. Evaluasi.
Siklus II
Tindakan I 18-09-2014 Upaya meningkatkan motivasi siswa belajar
melalui pendekatan bermain. Dengan
melakukan permainan sederhana dengan
peraturan dan nilai-nilai yang terkandung,
konsisten serta nilai kerja sama, motivasi,
toleransi percaya diri, keberanian,
menghargai lawan, tanggung jawab dan
bersedia berbagi tempat.
1. Melakukan pemanasan yang dipimpin
Dwi Abdul Fatah Arianto, 2015
UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI IMPLEMENTASI PEND EKATAN BERMAIN
( Penelitian Tindakan Kelas di SMP Negeri 29 Bandung )
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tindakan II
25-09-2014
siswa dibagi menjadi beberapa
kelompok, perkelompok untuk
melakukan permainan perang berebut
tali. Setiap anggota kelompok masing
masing memakai tali rafia yang
diselipkan dicelana bagian belakang, dan
warna tali tiap kelompok berbeda beda
warnanya.
2. Melakukan pengamatan terhadap
pelaksanaan pengamatan serta
mendokumentasikan baik secara tertulis,
rekaman foto ataupun catatan lainnya.
Upaya meningkatkan motovasi belajar siswa melalui pendekatan bermain. Dengan
melakukan permainan sederhana dengan
peraturan dan nilai-nilai yang terkandung,
konsisten serta nilai kerja sama, motivasi,
toleransi percaya diri, keberanian,
menghargai lawan, tanggung jawab dan
bersedia berbagi tempat.
1. Masih seperti tindakan sebelumnya
dengan dilakukanya pemanasan yang
dipimpin oleh ketua kelas. Lalu
melakukan permainan kucung dan tikus
mengunakan bola busa, salah seorang
dari siswa menjadi kucing dan sisanya
membentuk lingkaran, tikus akan
menjadi kucing apabila sikucing dapat
36
Dwi Abdul Fatah Arianto, 2015
UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI IMPLEMENTASI PEND EKATAN BERMAIN
( Penelitian Tindakan Kelas di SMP Negeri 29 Bandung )
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
sitikus.
2. Melakukan pengamatan terhadap
pelaksanaan serta mendokumentasikan
baik secara tertulis, rekaman foto
ataupun catatan lainnya.
3. Evaluasi.
D. Langkah-langkah Penelitian
Adapun langkah-langkah yang akan dilakukan dalam penelitian ini, yaitu
sebagai berikut:
1. Ide Awal
Pada ide awal peneliti mengidentifikasi masalah yang terjadi dan ditemukan
dalam proses pembelajaran. identifikasi masalah tersebut dilakukan dengan
cara observasi langsung pada siswa kelas VIII SMP Negeri 29 Bandung.
2. Temuan Analisis
Pada temuan analisis ini, peneliti berdasarkan observasi yang telah dilakukan
terhadap siswa VIII L menemukan permasalahan yang diantaranya adalah
siswa mengalami banyak kesulitan dan rendahnya tingkat keterampilan siswa
pada saat melakukan dan mempraktikkan pembelajaran bola basket
khususnya keterampilan passing atas dan bawah, sehingga peneliti
memutuskan siswa kelas VIII L SMP Negeri 29 Bandung untuk dijadikan
sebagai subjek penelitian.
3. Perencanaan
Pada tahap perencanaa langkah yang dilakukan peneliti adalah sebagai
berikut:
a. Meminta izin kepada Kepala Sekolah SMP Negeri 29 Bandung
Dwi Abdul Fatah Arianto, 2015
UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI IMPLEMENTASI PEND EKATAN BERMAIN
( Penelitian Tindakan Kelas di SMP Negeri 29 Bandung )
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
sebelumnya telah melaksanakan program latihan profesi di SMP
tersebut.
b. Melakukan sosialisasi dengan Guru Penjas dan siswa. Peneliti
melakukan sosialisasi terhadap guru untuk melakukan penelitian
dengan meminta kelas VIII L sebagai subjek penelitian. Selain itu
peneliti melakukan sosialisasi dengan siswa kelas VIII L SMP Negeri
29 Bandung yang akan dijadikan subjek penelitian.
c. Observasi
Observasi dilakukan untuk memperoleh gambaran mengenai situasi
dan kondisi di SMP Negeri 29 Bandung, terutama siswa kelas VIII L
yang akan dijadikan subjek penelitian. Kemudian peneliti
menganalisis KTSP dan Silabus SMP Negeri 29 Bandung untuk
mempelajari kompetensi dasar dari mata pelajaran Pendidikan
Jasmani, setelah itu peneliti menyiapkan materi yang akan digunakan
dalam pembelajaran.
d. Identifikasi masalah
Pada tahap ini peneliti menentukan cara pemecahan masalah sebelum
melaksanakan tindakan, dan peneliti sudah menelaah KTSP dan
Silabus SMP Negeri 29 Bandung mata pelajaran Pendidikan Jasmani
kelas VIII semester 2. Adapun tahapannya sebagai berikut:
1) Menentukan standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator,
tujuan pembelajaran, dan materi pokok.
2) Menentukan model/pendekatan pembelajaran. peneliti memilih
pendekatan bermain dalam penelitiannya.
3) Mempersiapkan media pembelajaran sesuai dengan materi
yang akan dilakukan.
4) Menyusun Rerencanaan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
Dalam RPP tersebut peneliti menyusun tindakan yang
38
Dwi Abdul Fatah Arianto, 2015
UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI IMPLEMENTASI PEND EKATAN BERMAIN
( Penelitian Tindakan Kelas di SMP Negeri 29 Bandung )
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
5) Memilih dan menyusun serta menetapkan teknik pengumpulan
data penelitian yaitu dengan menggunakan lembar observasi
(lembar observasi siswa), catatan lapangan, tes, dan rekaman
foto.
4. Implementasi
a) Siklus I. Pada siklus 1 dilakukan dengan 2 tindakan pembelajaran.
Kegiatan yang dilakukan yaitu:
1) Tindakan 1. Pada tindakan 1 proses meningkatkan motifasi
belajar siswa dengan menggunakan pendekatan bermain.
Diakhir pembelajaran dilakukan pengamatan terhadap
pelaksanaan serta mendokumentasikan baik secara tulis,
rekaman foto, ataupun catatan lainnya.
2) Tindakan 2. Pada tindakan 2 juga masih sama yaitu upaya
meningkatkan motifasi belajar siswa melalui pendekatan
bermain, oleh karena itu diharapkan dengan permainan akan
meningkatkan motifasi belajar siswa. Diakhir pembelajaran
dilakukan pengamatan terhadap pelaksanaan serta
mendokumentasikan baik secara tulis, rekaman foto, ataupun
catatan lainnya.
b) Siklus II
1) Tindakan 1. Tindakan 1 masih sama yaitu upaya meningkatkan
motifasi belajar siswa melalui pendekatan bermain, oleh karena
itu diharapkan dengan permainan perang berebut tali akan
meningkatkan motifasi belajar siswa. Diakhir pembelajaran
dilakukan pengamatan terhadap pelaksanaan serta
mendokumentasikan baik secara tulis, rekaman foto, ataupun
catatan lainnya.
2) Tindakan 2. Pada tindakan 2 yaitu upaya meningkatkan motifasi
belajar siswa melalui pendekatan bermain, oleh karena itu
Dwi Abdul Fatah Arianto, 2015
UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI IMPLEMENTASI PEND EKATAN BERMAIN
( Penelitian Tindakan Kelas di SMP Negeri 29 Bandung )
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
meningkatkan motifasi belajar siswa. Diakhir pembelajaran
dilakukan pengamatan terhadap pelaksanaan serta
mendokumentasikan baik secara tulis, rekaman foto, ataupun
catatan lainnya.
5. Penjelasan Kegagalan
Pada tahap ini, peneliti melakukan pengkajian terhadap kegiatan
pembelajaran yang akan dilaksanakan maupun yang telah dilaksanakan untuk
dijadikan bahan pertimbangan dan perbaikan pada tindakan selanjutnya.
E. Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data
1. Instrumen Penelitian
Sugiyono (2009, hlm, 306) mengemukakan bahwa dalam penelitian
kualitatif, yang menjadi instrumen atau alat penelitian adalah peneliti itu sendiri.
Oleh karena itu, peneliti sebagai instrument juga harus “divalidasi” seberapa jauh
peneliti kualitatif siap melakukan penelitian yang selanjutnya terjun ke lapangan.
Dengan kata lain definisi instrument penelitian adalah alat bantu yang dipilih dan
digunakan dalam kegiatan mengumpulkan data agar kegiatan tersebut menjadi
sistematis dan dipermudah. Instrumen utama yang menjadi alat pengumpul data
dalam penelitian tindakan kelas ini adalah peneliti itu sendiri.
Selain itu, peneliti juga menggunakan instrumen-instrumen lain sebagai
alat bantu dalam melakukan penelitian. Instrumen-instrumen yang digunakan
dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan lembar observasi.
Nasution (1988), (dalam Sugiono. 2009, hlm. 310) mengemukakan bahwa,
“Observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan”. Para ilmuan hanya dapat
bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh
melalui observasi”.
Sedangkan Enjah Takari (2008, hlm. 25) mengemukakan bahwa Observasi
adalah suatu upanya pengumpulan data berkenaan dengan pelaksanaan tindakan
kelas. Kegiatan observasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan.
40
Dwi Abdul Fatah Arianto, 2015
UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI IMPLEMENTASI PEND EKATAN BERMAIN
( Penelitian Tindakan Kelas di SMP Negeri 29 Bandung )
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dalam tahap observasi ini guru bias dibantu oleh pengamat dari luar (sejawat atau
pakar). Dengan kehadiran orang lain dalam penelitian ini, PTK yang dilaksanakan
menjadi bersifat koloboratif. Hanya saja pengamatluar tidak boleh terlibat terlalu
dalam. Pencatatan data dengan menggunakan observasi dilakukan subjektif
mungkin agar mendapatkan data yang valid dan akurat. Bentuk-bentuk observasi
yang dapat dilakukan dalam penelitian ini adalah:
1) Observasi peer (Pengamatan Sejawat). Observasi peer adalah
observasi terhadap pengajaran seseorang oleh orang lain (biasanya
sesama guru atau teman sejawat). Dalam observasi ini seorang
guru bertindak sebagai pengamat untuk guru yang lain.
2) Observasi Terstruktur. Pelaksanaan observasi terstruktur dilakukan
peneliti dengan cara bertanya kepada siswa. Peneliti sebagai guru
mengajukan beberapa pertanyaan kepada siswa kemudian siswa
menjawabnya.
Sebagaimana dikemukakan oleh Enjah Takari (2008, hlm. 39) bahwa
pengamatan terhadap prilaku siswa dapat mengungkapkan berbagai hal yang
menarik. Masing-masing individu siswa dapat diamati secara individual atau
berkelompok sebelum, saat berlangsung, dan sesudah usai pembelajaran.
Perubahan pada setiap individu juga dapat diamati, dalam ukuran waktu tertentu,
mulai dari sebelum dilakukan tindakan, saat tindakan diimplementasikan, dan
sesuai tindakan. Adapun lembar observasi aktifitas siswa yang digunakan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
Tabel 3.3
Format Observasi Aktivitas Siswa
Sekolah : SMP Negeri 29 Bandung
Mata Pelajaran : Pendidikan Jasmani
Waktu :
Hari/Tanggal :
Dwi Abdul Fatah Arianto, 2015
UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI IMPLEMENTASI PEND EKATAN BERMAIN
( Penelitian Tindakan Kelas di SMP Negeri 29 Bandung )
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tindakan :
Aspek yang Diamati Jumlah Siswa
Semangat saat bermain
Senang dan gembira saat bermain
Patuh pada peraturan
Sportif saat bermain
2. Catatan lapangan
Catatan lapangan merupakan alat yang penting dalam penelitian tindakan
kelas. Catatan tersebut berisi deskripsi hal-hal yang terjadi atau muncul pada saat
pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan. Rusmini yang dikutip dalam
Hikmalulloh (2011, hlm. 48) menjelaskan bahwa, “Catatan lapangan dalam
penelitian pendidikan berkaitan dengan interaksi belajar yang dilakukan oleh guru
dan siswa”. Interaksi yang teramati dan tercatat memuat perilaku praktis saat
melaksanakan pembelajaran, dalam hal ini berkaitan dengan kesulitan perilaku
yang dilakukan oleh guru dengan langkah-langkah yang termuat dalam
perencanaan yang tersusun. Adapun perilaku siswa yang diharapkan sebagai
indikator ketercapaian tujuan pembelajaran yang ditetapkan. Format catatan
lapangan berfungsi untuk mengamati perilaku siswa ketika melaksanakan
pembelajaran.
Catatan lapangan ini merupakan catatan yang dibuat peneliti atau mitra
peneliti yang melakukan pengamatan atau observasi terhadap subjek dan objek
penelitian tindakan kelas. Hal-hal yang dicatat dalam catatan lapangan ini adalah
tentang aspek pembelajaran dikelas pada saat pembelajaran atau tindakan
berlangsung. Selain itu, yang dicatat juga adalah suasana kelas, pengelolaan kelas,
42
Dwi Abdul Fatah Arianto, 2015
UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI IMPLEMENTASI PEND EKATAN BERMAIN
( Penelitian Tindakan Kelas di SMP Negeri 29 Bandung )
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Adapun format catatan lapangan yang digunakan dalam penelitian ini sebagai
berikut:
Tabel 3.4
CATATAN LAPANGAN
Hari / tanggal :
Tempat :
Waktu :
Siklus :
Tindakan :
Catatan :
3. Tes
Tes sebagai instrumen sangat lazim dilakukan pada PTK. Hal ini
disebabkan dalam PTK pada umumnya salah satu yang diukur adalah hasil belajar
siswa dan hasil belajar siswa salah satunya diukur dengan menggunakan
instrumen tes. Teknik penilaian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana
perkembangan dan kemajuan hasil belajar peserta didik, serta mengumpulkan data
dan informasi dalam rangka usaha perbaikan kegiatan pembelajaran yang
dilaksanakan, data hasil penilaian dapat pula digunakan untuk mengetahui
keefektifan pendekatan, model atau metode yang digunakan.
Penilaian dilakukan terhadap hasil kerja peserta didik selama proses
tindakan berlangsung. Dengan teknik penilaian ini dapat dihasilkan data secara
kuantitatif mengenai perkembangan hasil belajar peserta didik setelah tindakan
dilaksanakan, dengan teknik penilaian ini juga dapat terlihat jelas kesesuaian
antara pendekatan, model atau metode yang digunakan terhadap hasil belajar
peserta didik.
4. Rekaman Foto
Rekaman foto digunakan untuk mengabadikan tindakan yang telah
Dwi Abdul Fatah Arianto, 2015
UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI IMPLEMENTASI PEND EKATAN BERMAIN
( Penelitian Tindakan Kelas di SMP Negeri 29 Bandung )
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
yang terjadi di kelas pada waktu pembelajaran berlangsung, untuk menangkap
suasana, detail peristiwa penting yang perlu didokumentasikan sebagai tanda bukti
fisik.
Gambar-gambar foto juga dapat menjadi bukti kuat bahwa telah dilakukan
penelitian. Sehingga laporan yang diberikan menjadi lebih jujur dan dapat
dipertanggungjawabkan. Selain itu, foto-foto juga dapat menggambarkan
kemajuan pembelajaran siswa secara visual.
F. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini peneliti akan menggunakan teknik pengumpulan data
sebagai berikut:
a) Observasi
Obsevasi yaitu suatu kegiatan atau pengamatan secara langsung yang
dilakukan peneliti sebagai guru dan juga observer yaitu mitra peneliti ketika
proses pembelajaran pendidikan jasmani berlangsung dan bertujuan untuk
mendapatkan data-data tentang suatu masalah yang muncul pada saat
pembelajaran berlangsung, hingga diperoleh pemahaman atau sebagai alat
pembuktian terhadap informasi atau keterangan yang diperoleh. Observasi dapat
artikan sebagai pengamatan dan pencatatan kejadian yang diselidiki secara
sistematik.
b) Catatan Lapangan
Catatan lapangan adalah tulisan tentang semua kejadian yang muncul dan
terlihat ketika proses pembelajaran pendidikan jasmani berlangsung. Teknik ini
digunakan untuk mencatat kejadian-kejadian penting yang muncul sehingga
peneliti mengetahui kejadian-kejadian penting yang muncul dalam proses
pembelajaran pendidikan jasmani.
c) Tes
Tes adalah instrumen atau alat yang digunakan untuk memperoleh
44
Dwi Abdul Fatah Arianto, 2015
UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI IMPLEMENTASI PEND EKATAN BERMAIN
( Penelitian Tindakan Kelas di SMP Negeri 29 Bandung )
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
data. Data yang dikumpulkan yaitu data hasil tes tingkat keterampilan siswa
melakukan kegiatan pendidikan jasmani setelah mengikuti proses pembelajaran.
G. Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data
1. Teknik Pengolahan Data
a. Observasi
Pada data hasil observasi guru dilakukan dengan menjumlahkan
beberapa skor yang diperoleh dari hasil penilaian yang telah dilakukan
oleh beberapa observer. Sedangkan untuk data hasil observasi siswa
dilakukan dengan mendiskripsikan jumlah siswa dari tiap aspek yang
diamati.
b. Catatan lapangan
Pada data tersebut tidak dilakukan teknik pensekoran tetapi akan
dinarasikan tentang semua kejadian-kejadian yang muncul pada saat
proses pembelajaran pendidikan jasmani berlangsung yang telah di catat
peneliti dan observer.
c. Tes
Teknik pengolahan data yang digunakan pada tes adalah jumlah siswa yang
mendapat skor tertentu dibagi jumlah siswa, dikali 100%, sehingga dihasilkan
prosentase.
H. Analisis Data
Kriteria dan ukuran keberhasilan tujuan penelitian ditentukan berdasarkan
hasil evaluasi belajar secara individu. Untuk mengetahui skor rata-rata dan
tingkat keberhasilan pembelajaran, peneliti menggunakan:
Mencari skor rata-rata (X)
X =
Keterangan:
Dwi Abdul Fatah Arianto, 2015
UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI IMPLEMENTASI PEND EKATAN BERMAIN
( Penelitian Tindakan Kelas di SMP Negeri 29 Bandung )
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
X = skor keseluruhan
N = Jumlah siswa
= jumlah
Mencari prosentase skor rata-rata:
x100% = prosentase rata-rata (Bambang, 2011:26).
I. Kriteria Keberhasilan Tindakan
Untuk mengetahui keberhasilan tindakan yang telah dilaksanakan
dengan berdasarkan pada rencana tindakan yang ditetapkan, maka kriteria
yang digunakan adalah bersumber dari tujuan atau misi dilakukannya
tindakan. Adapun misi pelaksaan tindakan dalam penelitian ini adalah
meningkatkan motivasi belajar siswa melalui pendekatan bermain di SMP
Negeri 29 Bandung pada mata pelajaran Pendidikan Jasmani dengan
ambang batas peningkatan sebesar 70%, serta keberhasilan guru dalam
Dwi Abdul Fatah Arianto, 2015
UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI IMPLEMENTASI PEND EKATAN BERMAIN
( Penelitian Tindakan Kelas di SMP Negeri 29 Bandung )
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V
KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
Berdasarkan deskripsi, analisis, refleksi data dan temuan hasil penelitian
tindakan sebagaimana dikemukakan pada bab-bab sebelumnya dan berasal dari
hasil observasi awal sampai terselesaikan dua siklus yang terdiri dari dua tindaka
satu dan tindakan dua setiap siklusnya, sebagai hasil penelitian tindakan kelas
berkenaan dengan upaya meningkatkan motivasi belajar siswa. Makadari itu pada
bagian akhir penulis mengemukakan kesimpulan dan mengajukan beberapa
implikasi sebagai berikut.
A. Kesimpulan
Berawal dari kurangnya motivasi belajar siswa dalam pembelajaran
penjas, penulis bertujuan untuk mengetahui sejauh mana meningkatnya motivasi
belajar siswa untuk mengikuti pembelajaran penjas melalui pendekatan bermain.
Dengan menggunakan permainan-permainan sederhana seperti, permainan
mengelindingkan bola, kucing dan tikus, perang berebut tali, jala ikan dll.
Permainan-permainan semaca itu yang diterapkan guru kepada siswa, diharapkan
melalui pendekatan bermain dapat meningkatkan minat dan kemampuan gerak
siswa, serta dengan pendekatan bermain pula dapat menarik dan menumbuhkan
motivasi serta menjadikan rasa senang dan gembira pada semua siswa untuk
mengikuti pembelajaran penjas. Sehingga terjadi peningkatan kemampuan
aktivitas penjas.
Berdasarkan temuan peneliti di lapangan dan sebagai hasil penelitian
tindakan kelas berkenaan dengan upaya penerapan metode pendekatan bermain
terhadap motivasi belajar siswa, maka dapat disimpulkan bahwa dari data
observasi awal diketahui bahwa persentase rata-rata siswa yang memiliki motivasi
belajar penjas sangat rendah, bahkan dibawah batas minimum. Setelah melakukan
Dwi Abdul Fatah Arianto, 2015
UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI IMPLEMENTASI PEND EKATAN BERMAIN
( Penelitian Tindakan Kelas di SMP Negeri 29 Bandung )
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pada masing-masing siklus yang berupa permainan, prosentase rata-rata siswa
yang memiliki motivasi belajar pendidikan jasmani lebih meningkat, ini berarti
motivasi belajar pendidikan jasmani lebih tertanam dan berkembang pada siswa
VIII L di SMP Negeri 29 Bandung, sehingga perubahanya dapat dilihat dari
kategori awal yaitu sangat kurang dan sampai pada siklus akhir yaitu berada
dalam kategori baik.
B. Implikasi
Hasil penelitian ini berimplikasi kepada:
1. Peneliti, menjadi bertambah luasnya wawasan dan pengetahuan tentang
metode pendekatan bermain dan pengetahuan tentan motivasi belajar siswa
dan pentingnya penanaman motivasi pada setiap pembelajaran.
2. Guru pendidik jasmani, materi aktivitas pengembangan tidak hanya diisi oleh
materi tataboga atau aktivitas fisik seperti lari dan lain-lain, tetapi juga dapat
diisi dengan materi permainan karena melalui aktifitas bermain secara tidak
sadar dapat melatih unsur-unsur kebugaran jasmani siswa seperti: daya tahan,
keseimbangan, kelincahan, kecepatan, kekuatan dan unsure-unsur kebugaran
jasmani lainya. Terlebih lagi pada pendekatan bermain yang mengandung
unsure komperatif, guru dapat melatih atau menanamkan motivasi terhadap
peserta didik.
3. Siswa, melalui materi pendekatan bermain dengan permainan maka wawasan
dan pengetahuan tentang permainan dan motivasi bias bertambah dan dapat
diterapkan dalam pembelajaran lain. Dengan aktifitas permainan ini,
kebugaran jasmani peserta didik secara tidak sadar dapat terpelihara bahkan
73
Dwi Abdul Fatah Arianto, 2015
UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI IMPLEMENTASI PEND EKATAN BERMAIN ( Penelitian Tindakan Kelas di SMP Negeri 29 Bandung )
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA
Achmad Paturusi,
2012, Managemen Pendidikan Jasmani dan Olahraga, Rineka Cipta, Jakarta.
Agus Sujanto,
2009, Pisikologi Kepribadian, Bumi Aksara, Jakarta.
Bamabang Abduljabar,
2011, PEDAGOGI OLAHRAGA, UPI, Bandung.
Dalyono,
2012, Psikologi Pendidikan, PT Rineka Cipta, Jakarta.
Diding Nurdin,
2009, Kepemimpinan Mutu Pendidikan, PT Sarana Panca Karya Nusa, Bandung.
Dini Rosdiani,
2013, Dinamika Olahraga dan Pengembangan Nilai, Alfabeta, Bandung.
Enjahta Kari,
2008, Penelitian Tindakan Kelas, Genesindo, Bandung.
Husdarta,
2011, Menejemen Pendidikan Jasmani, Alfabeta, Bandung.
Komarudin dkk,
2013, Psikologi Olahraga, Remaja Rosdakarya, Bandung.
Kusnandar,
2008, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan
Profesi Guru, PT Rajagrafindo Perseda, Jakarta.
Lutan Rusli,
2007, Evaluasi Pendidikan Jasmani, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.
Nasution,
1996, Metodologi Penelitian Naturalistik Kualitatif, Tarsito, Bandung.
Rochiati Wirriatmadja,
2010, Metode Penelitian Tindakan Kelas, Remaja Rosdakarya, Bandung.
Dwi Abdul Fatah Arianto, 2015
UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI IMPLEMENTASI PEND EKATAN BERMAIN ( Penelitian Tindakan Kelas di SMP Negeri 29 Bandung )
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2008, Pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan SMP/MTs,
Litera Pranada Media Grup, Jakarta.
Sardiman,
2014, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Rajawali Pers, Jakarta.
Slameto,
2010, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Rineka Cipta
Soemanto, Jakarta.
Sudaryono dkk,
2013, Pengembangan Instrumen Penelitian Pendidikan, Graha Ilmu, Yogyakarta.
Sugiyono,
2009, Metode Penelitian Pendidikan, Alfabeta, Bandung.
Suharsimi Arikunto,
2002, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis, Rineka Cipta, Jakarta.
Suharsimi Arikunto dkk,
2012, Penelitian Tindakan Kelas, Bumi Aksara, Jakarta.
Suryadi,
2007, Cara Efektif Memahami Perilaku Anak Usia Dini, Dani Jaya Abadi,
Jakarta.
Syaiful Bahri Djamarah,
2011, Psikologi Belajar, Rineka Cipta, Jakarta.
Universitas Pendidikan Indonesia.
2011 Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Universitas Pendidikan
Indonesia.
Wahjoedi,
75
Dwi Abdul Fatah Arianto, 2015
UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI IMPLEMENTASI PEND EKATAN BERMAIN ( Penelitian Tindakan Kelas di SMP Negeri 29 Bandung )
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Sumber Internet / Website :
Dian Kusuma Dewi, Meningkatkan Kebugaran Jasmani Melalui Model Pendekatan
Bermain Dalam PembelajaranPendidikan Jasmani Di Smp, 2012,
http://dewikusumadian.blogspot.com/2012/11/meningkatkan-kebugaran-jasmani-melalui.html. (Diakses pada tanggal 13 Februari 2015).
Ela Sukminawati, Peningkatan Kesegalan Jasmani Melalui Pendekatan Bermain,
Majalengka, 2008.
https://kahuripan.wordpress.com/2009/06/24/peningkatan-kesegaran-jasmani- melalui-pendekatan-bermain/ (Diakses pada tanggal 20 Juni 2014).
Moch. Ramdani, 2013, Implementasi Pembelajaran Aktivitas Atletik Dengan pendekatan
Bermain Dalam Upaya Meningkatkan Waktu Aktif Belajar (PTK Pada siswa kelas V
SDN Babakan Jati Kota Bandung), Universitas Pendidikan Indonesia / repository.upi.edu
/ perputakaan.upi.edu.Pdf. (Diakses pada tanggal 16 Februari 2015).
Rochdi Simon dkk, Model Permainan di Sekolah Dasar Berdasarkan Pendekatan DAP
(Developmentally Appropriate Practice ), 2007, Pdf. (Diakses pada tanggal 20 Juni