• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sistem informasi geografis penataan sekolah dasar dan pemindahan guru : studi kasus Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Magelang.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Sistem informasi geografis penataan sekolah dasar dan pemindahan guru : studi kasus Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Magelang."

Copied!
250
0
0

Teks penuh

(1)

Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (DISDIKPORA) Kabupaten Magelang

adalah suatu lembaga pemerintah daerah yang bertugas untuk mengatur dibidang

pendidikan, pemuda, dan olahraga. Dalam bidang ini, DISDIKPORA memiliki

permasalahan yaitu harus mengoptimalkan setiap Sekolah Dasar Negeri (SDN) dengan

jumlah siswa minimal 120 untuk satu SDN. Masalah berikutnya adalah banyak guru

yang ditempatkan di SDN yang jaraknya jauh dari rumah guru tersebut.

Berdasarkan permasalahan yang dihadapi oleh DISDIKPORA maka

dikembangkan Sistem Informasi Geografis Penataan Sekolah Dasar dan Pemindahan

Guru (SIGPSD). Sistem yang dibangun adalah Sistem Informasi Geografis yang dapat

menampilkan lokasi SDN dan lokasi rumah guru. SIGPSD dapat melakukan

penggabungan untuk SDN yang jumlah siswanya kurang dari 120 siswa. SIGPSD juga

dapat melakukan pemindahan guru yang bertempat tinggal terlalu jauh dari SDN.

SIGPSD dibangun menggunakan fasilitas dari Google Maps (Google Maps API).

(2)

government institution which carries on the field of education, youth and sports. In this case,

DISDIKPORA of Magelang regency have some problems need to optimize every Elementary

School (SDN) must have minimum 120 students for each Elementary School (SDN). The next

problem is that many teachers are placed in the Elementary School (SDN) is too far from

teacher`s house.

Based on the problems that DISDIKPORA face, then developing a Geographic

Information System Elementary School Arrangement and Teacher Mutation (SIGPSD). The

system that developed is a Geographic Information System

that can display the SDN’s location

and the teachers’s house location

. SIGPSD can do integration for the Elementary School (SDN)

that have the students less than 120. SIGPSD also can do transfers the teachers who live too

far from teacher`s school or Elementary School (SDN). SIGPSD developed using the facilities

from Google Maps (Google Maps API).

The final result is a Geographic Information System Elementary School Arrangement

and Teacher Mutation (SIGPSD) that has abilities to display Integration, nearest location of

(3)

i

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PENATAAN

SEKOLAH DASAR DAN PEMINDAHAN GURU

Studi Kasus : Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Magelang

SKRIPSI

Program Studi Teknik Informatika

Disusun Oleh :

Stephanus Wijaya Nata Kusuma

125314135

HALAMAN JUDUL

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA

JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(4)

ii

GEOGRAPHIC INFORMATION SYSTEM ELEMENTARY

SCHOOL ARRANGEMENT AND TEACHER MUTATION

Case Study : Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Magelang

Presented as Partial Fulfillment of the Requirements

To Obtain

Sarjana Komputer

Degree

in Informatics Engineering

Created By :

Stephanus Wijaya Nata Kusuma

125314135

HALAMAN JUDUL

INFORMATION ENGINEERING STUDY PROGRAM

DEPARTMENT OF INFORMATICS ENGINEERING

FACULTY OF SCIENCE AND TECNOLOGY

SANATA DHARMA UNIVERSITY

YOGYAKARTA

(5)

iii

(6)

iv

(7)

v

HALAMAN PERSEMBAHAN

"Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan

dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu dan

dengan segenap akal budimu,

dan kasihilah sesamamu

manusia

seperti dirimu sendiri "

(Lukas 10 :27)

Karya ini saya persembahkan kepada :

Tuhan Yesus,

Keluarga,

Sahabat,

Teman-teman Teknik Informatika,

(8)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak

memmuat karya atau bagian orang lain, kecuali yang telah saya sebutkan dalam

kutipan dari daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

(9)

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :

Nama

: Stephanus Wijaya Nata Kusuma

Nim

: 125314135

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan Kepada Perpustakaan

Universitas Sanata Dharma, karya ilmiah saya yang berjudul :

Sistem Informasi Geografis Penataan Sekolah Dasar dan Pemindahan Guru

(SIGPSD)

(Studi Kasus : Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Magelang )

(10)

viii

ABSTRAK

Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (DISDIKPORA)

Kabupaten Magelang adalah suatu lembaga pemerintah daerah yang

bertugas untuk mengatur dibidang pendidikan, pemuda, dan olahraga.

Dalam bidang ini, DISDIKPORA memiliki permasalahan yaitu harus

mengoptimalkan setiap Sekolah Dasar Negeri (SDN) dengan jumlah siswa

minimal 120 untuk satu SDN. Masalah berikutnya adalah banyak guru yang

ditempatkan di SDN yang jaraknya jauh dari rumah guru tersebut.

Berdasarkan permasalahan yang dihadapi oleh DISDIKPORA maka

dikembangkan Sistem Informasi Geografis Penataan Sekolah Dasar dan

Pemindahan Guru (SIGPSD). Sistem yang dibangun adalah Sistem

Informasi Geografis yang dapat menampilkan lokasi SDN dan lokasi rumah

guru. SIGPSD dapat melakukan penggabungan untuk SDN yang jumlah

siswanya kurang dari 120 siswa. SIGPSD juga dapat melakukan

pemindahan guru yang bertempat tinggal terlalu jauh dari SDN. SIGPSD

dibangun menggunakan fasilitas dari Google Maps (Google Maps API).

(11)

ix

ABSTRACT

Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (DISDIKPORA) at Magelang

regency is a government institution which carries on the field of education, youth

and sports. In this case, DISDIKPORA of Magelang regency have some problems

need to optimize every Elementary School (SDN) must have minimum 120 students

for each Elementary School (SDN). The next problem is that many teachers are

placed in the Elementary School (SDN) is too far from teacher`s house.

Based on the problems that DISDIKPORA face, then developing a

Geographic Information System Elementary School Arrangement and Teacher

Mutation (SIGPSD). The system that developed is a Geographic Information

System

that can display the SDN’s location and the teachers’s house location

.

SIGPSD can do integration for the Elementary School (SDN) that have the students

less than 120. SIGPSD also can do transfers the teachers who live too far from

teacher`s school or Elementary School (SDN). SIGPSD developed using the

facilities from Google Maps (Google Maps API).

(12)

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus, atas segala berkat, bimbingan dan karunia

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul

Sistem Informasi

Geografis Penataan Sekolah Dasar dan Pemindahan Guru

Penelitian ini dapat berjalan denggan baik dari awal hingga akhir karena

adanya bimbingan, doa, dukungan, semangat dan motivasi yang diberikan oleh

banyak pihak. Untuk itu, penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada :

1.

Tuhan Yesus yang telah memberkati, membimbing, dan memberi anugerah

dan kekuatan di kehidupan ini dalam suka maupun dalam duka.

2.

Keluarga, Bapak Parjiono Ibu Rita juminah, Mas andi, Mba Wati, Mas Apri,

Mba Risma, Mas Ichsan, Mba ana Trimakasih atas doa, dukungan,

semangat yang diberikan kepada saya.

3.

Bapak Drs.Johanes Eka Priyatma M.Sc., Ph.D. sekalu dosen pembimbing

akademik yang setiap semesternya memberikan nasihat, wejangan dan

terutama mengudang saya untuk berkunjung kerumah beliau setiap

semesternya.

4.

Ibu Agnes Maria Polina yang dengan ramah dan sabar membimbing,

mengkoreksi pengerjaan tugas akhir ini, serta memberikan kepercayaan

dalam tugas akhir ini.

(13)

xi

6.

Mas Pramudya Wardana, Bapak Sugeng Riyadi, Bapak Amir dan seluruh

pihak DIDIKPORA Kab. Magelang, yang telah membantu, menerima,

mepercayakan dan membimbing saya untuk menyelesaikan tugas akhir ini,

dan senantiasa membantu segala hal selama proses pengerjaan.

7.

Himpunan Mahasiswa Jurusan Teknik Informatika yang telah memberikan

pengalaman luar biasa yang tidak akan didapatkan di organisasi lainya.

8.

Anindita Dhiaksa yang sudah mendampingi, membimbing, menemani,

mengajari saya dan yang paling penting pernah berjuang untuk bersama

selama hampir 4 tahun ini.

9.

Untuk teman-teman TI-D tiada kata-kata yang dapat saya ucapkan karena

kalian terlalu luar biasa.

10. Eric, Agri, Dion, Alvin, Belgog, Tia, Novi, Yosua, Selamet, Bayu kiteng &

besar, Komang, Tamil, Anjar dan teman-teman Teknik Informatika atas

pelajaran dan candaannya.

11. Seluruh Dosen yang mendidik dan memberikan ilmu pengetauan selama

penulis menjalani studi di Universitas Sanata Dharma.

12. Adek terbawel Skolastika Augustia terimakasih atas bantuan, dukungan dan

doanya.

(14)

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN ... iii

HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI ... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH

UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1

Latar Belakang ... 1

1.2

Rumusan Masalah ... 3

1.3

Batasan Masalah ... 3

1.4

Tujuan Penelitian ... 4

1.5

Metodologi Penelitian ... 5

1.5.1

Survei Awal ... 5

1.5.2

Studi Pustaka ... 5

1.5.3

Pembangunan Sistem Informasi Geografis ... 6

1.5.4

Uji Coba Terhadap Pengguna ... 8

1.5.5

Analisa Hasil Uji Coba... 8

1.6

Sistematika Penulisan ... 8

BAB II LANDASAN TEORI ... 11

2.1

Sistem Informasi ... 11

2.1.1

Pengertian sistem ... 11

2.1.2

Pengertian Informasi ... 12

2.1.3

Pengertian Sistem Informasi ... 13

2.2

Sistem Informasi Geografis ... 14

2.2.1

Definisi Georgrafis ... 14

(15)

xiii

2.2.3

Konsep Dasar Sistem Informasi Geografis ... 16

2.2.4

Sub sistem SIG ... 16

2.2.5

Cara Kerja SIG ... 17

2.2.6

Kemampuan SIG ... 18

2.3

Peta ... 19

2.4

Google Maps ... 19

2.5

Google Maps API ... 20

2.6

Google Maps Distance Matrix API ... 22

2.7

Sistem Koordinat dan Proyeksi Peta ... 23

2.7.1

Proyeksi Peta ... 23

2.7.2

Sistem Koordinat ... 25

2.7.2.1 Sistem Koordinat Kartesian 2D ... 25

2.7.2.2 Proyeksi Longitude Latitude (Geographic Coordinat System). .. 26

2.8

PHP ... 29

2.8.1

Pengertian PHP ... 29

2.8.2

Sintaks PHP ... 30

2.9

JavaScript ... 31

2.10 Data Flow Diagram (DFD) / Diagram Aliran Data ... 33

2.11 Use Case ... 34

2.12 Basis data ... 35

2.12.1 Perancangan Basis data Secara Konseptual ... 39

2.13 MySql ... 41

2.13.1 Pengertian MySql ... 41

2.13.2 Sql ... 41

2.14 Metode FAST (Framework for the Application of Sytem Thinking)

Dalam pengembangan sistem. ... 44

2.15 Metode Menentukan Radius dengan Penarikan Garis Lurus ... 46

2.16 Metode Untuk Zooming ... 47

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM ... 50

3.1

Analisis Sistem ... 50

3.1.1

Gambaran Umum Sistem Lama ... 50

(16)

xiv

3.1.3

Gambaran Umum Sistem Baru ... 53

3.1.4

Analisis Kebutuhan Pengguna ... 54

3.1.5

Use Case Diagram ... 57

3.1.6

Diagram Aliran Data (Data Flow Diagrm) ... 58

3.1.6.1 Diagram Konteks (Context Diagram) ... 58

3.1.6.2 Diagram Berjenjang (Hierarchy Chart) ... 59

3.1.6.3 Overview DFD ... 60

3.1.6.4 DFD Level 2 Proses 1 ... 61

3.1.6.5 DFD Level 2 Proses 2 ... 62

3.1.6.6 DFD Level 3 Proses 1 ... 63

3.1.6.7 DFD Level 3 Proses 2 ... 64

3.2

Perancangan Sistem ... 65

3.2.1

Perancangan Radius dan Pencarian Rute Terdekat ... 65

3.2.1.1 Perancangan Radius ... 65

3.2.1.2 Perancangan Pencarian Rute Terdekat ... 67

3.2.2

Perancangan Penggabungan SDN dan Pemindahan Guru. ... 71

3.2.2.1 Penggabungan SDN ... 71

3.2.2.2 Pemindahan PTK / Guru ... 72

3.2.3

Perancangan Basis Data ... 74

3.2.3.1 Database Conseptual Design ... 74

3.2.3.2 Database Logical Design ... 75

3.2.3.3 Database Physical Design ... 76

3.2.3.3.1 Tabel Sekolah Dasar Negeri (SDN)... 76

3.2.3.3.2 Tabel PTK ... 77

3.2.3.3.3 Tabel Kecamatan ... 78

3.2.3.3.4 Tabel User ... 78

3.2.3.3.5 Tabel Pindah PTK ... 79

3.2.3.3.6 Tabel Gabung Sekolah ... 79

3.2.4

Perancangan Interface ... 80

3.2.4.1 Halaman Utaman SIG ... 80

3.2.4.2 Halaman ganti lokasi PTK & SD N ... 81

(17)

xv

3.2.4.4 Halaman Pindah PTK Secara Manual ... 82

3.2.4.5 Halaman Cari PTK Berdasarkan SDN ... 83

3.2.4.6 Halaman Daftar SDN Tergabung ... 83

3.2.4.7 Halaman Daftar SDN Digabung ... 84

3.2.4.8 Halaman Daftar PTK tidak Memiliki SDN ... 84

3.2.4.9 Halaman history Pemindahan PTK ... 85

3.2.4.10

Halaman Pindah PTK Magelang ... 85

3.2.4.11

Halaman Pindah PTK Non Magelang ... 86

3.2.4.12

Halaman Gabung SDN (Sekolah Dasar Negeri)... 86

3.2.4.13

Halaman Konfirmasi Penggabungan SDN ... 87

3.2.4.14

Halaman Data SDN Baru setelah digabung ... 87

3.2.4.15

Halaman Daftar Guru yang Akan di Pindah ... 89

BAB IV IMPLEMENTASI SISTEM ... 90

4.1

Implementasi Basis data ... 90

4.2

Implementasi Sistem ... 94

4.2.1

Halaman Utama Sistem ... 94

4.2.2

Tampilan Login ... 95

4.2.3

Implementasi Admin dan Kepala DISDIKPORA ... 95

4.2.3.1 Menu Master Data ... 95

4.2.3.1.1 Menu Bar SIG ... 96

4.2.3.1.1.1 Halaman Utama SIG untuk Admin dan Kepala Dinas .... 96

4.2.3.1.1.2 Sub Sistem Perbaharui Lokasi PTK dan SDN untuk

Admin...99

4.2.3.1.1.3 Sub Sistem Gabung SD N Secara Manual dan Otomatis

untuk admin dan kepala DISDIKPORA ... 107

4.2.3.1.1.3.1 Sub Sistem Gabung SD N Secara Manual ... 107

4.2.3.1.1.3.2 Sub Sistem Gabung SDN Secara Otomatis ... 123

4.2.3.1.1.4 Sub Sistem Pindah PTK Secara Manual atau Secara

Otomatis...

………

135

4.2.3.1.1.4.1 Sub Sistem Pindah PTK Secara Manual ... 135

4.2.3.1.1.4.2 Sub Sistem Pindah PTK Secara Otomatis ... 148

4.2.3.1.1.5 Sub Sistem Cari PTK Berdasarkan SDN ... 160

(18)

xvi

4.2.3.1.1.7 Sub Sistem Daftar SDN Digabung ... 186

4.2.3.1.1.8 Sub Sistem Daftar PTK Tidak Memiliki Sekolah ... 194

4.2.3.1.1.9 Sub Sistem History Pemindahan PTK ... 200

BAB V ANALISIS HASIL IMPLEMENTASI ... 206

5.1

Analisis Hasil Uji coba Perangkat Lunak (Alpha Test) ... 206

5.2

Analisis Hasil ujicoba terhadap pengguna (Betha Test) ... 207

5.2.1

Form Kuisioner ... 207

5.2.2

Hasil dan Pembahasan... 207

5.2.2.1 Hasil Uji Coba Calon Pengguna SIGPSD ... 208

5.2.2.2 Rangkuman Hasil Uji Coba Terhadap Pengguna ... 218

BAB VI PENUTUP ... 221

6.1

Kesimpulan ... 221

6.2

Saran ... 223

DAFTAR PUSTAKA ... 224

(19)

xvii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1. Model Sistem... 11

Gambar 2. 2. Konsep Sistem informasi ... 14

Gambar 2. 3. Contoh Program Dasar Google Maps API ... 21

Gambar 2. 4. Tampilan Program Dasar Google Maps API ... 21

Gambar 2. 5. Proyeksi Peta Azimuthal ... 23

Gambar 2. 6. Proyeksi Silinder ... 24

Gambar 2. 7. Proyeksi Peta Kerucut ... 24

Gambar 2. 8. Sistem koordinat kartesia 2D ... 26

Gambar 2. 9. Proyeksi Longitude Latitude ... 27

Gambar 2. 10. Proyeksi longlat untuk negara didunia ... 28

Gambar 2. 11. Sintaks PHP ... 31

Gambar 2. 12. Sintaks JavaScript ... 32

Gambar 2. 13. Simbol Proses ... 33

Gambar 2. 14. Simbol Aliran Data... 33

Gambar 2. 15. Simbol Penyimpanan Data ... 34

Gambar 2. 16. Simbol Agen Eksternal... 34

Gambar 2. 17. Komponen

komponen usecase ... 35

Gambar 2. 18. Notoasi Penyusun ERD ... 40

Gambar 2. 19. Tahapan FAST ... 44

Gambar 2. 20. Google Maps zoom level 0... 48

Gambar 2. 21. Google Maps zoom level 15... 49

Gambar 3. 1. Use Case Diagram User Admin dan Kepala DISDIKPORA ... 57

Gambar 3. 2. Diagram Konteks... 58

Gambar 3. 3. Diagram Berjenjang ... 59

Gambar 3. 4. Overview DFD ... 60

Gambar 3. 5. DFD level 2 Preoses 1 ... 61

Gambar 3. 6. DFD level 2 Preoses 2 ... 62

Gambar 3. 7. DFD level 3 Preoses 1 ... 63

Gambar 3. 8. DFD level 3 Preoses 2 ... 64

Gambar 3. 9. Ilustrasi Radius ... 65

Gambar 3. 10. ER Diagram ... 74

Gambar 3. 11. Database Logical Design ... 75

Gambar 3. 12. Halaman Utama SIG untuk Sub sistem Menu ... 80

Gambar 3. 13. Halaman Utama SIG Sub sistem menu data ... 81

Gambar 3. 14. Halaman ganti lokasi PTK & SD ... 81

Gambar 3. 15. Halaman gabung SDN Secara manual ... 82

Gambar 3. 16. Halaman pindah PTK Secara Manual ... 82

Gambar 3. 17. Halaman Cari PTK berdasakan SDN ... 83

Gambar 3. 18. Halaman Daftar SDN Tergabung ... 83

(20)

xviii

Gambar 3. 20. Halaman daftar PTK tidak ada SDN ... 84

Gambar 3. 21. Halaman History Pemindahan PTK ... 85

Gambar 3. 22. Halaman Pindah PTK Magelang ... 85

Gambar 3. 23. Halaman Pindah PTK Non Magelang ... 86

Gambar 3. 24. Halaman Gabung SDN ... 86

Gambar 3. 25. Halaman Konfiramsi Penggabung SDN ... 87

Gambar 3. 26. Halaman Data SDN Baru ... 88

Gambar 3. 27. Halaman Daftar guru yang akan dipindah... 89

Gambar 4. 1. Halaman Beranda ... 94

Gambar 4. 2. Halaman Fome Login ... 95

Gambar 4. 3. Halaman Utama untuk Admin dan kepala dinas ... 95

Gambar 4. 4. Halaman Utama SIG ... 96

Gambar 4. 5. Halaman Utama SIG Sub sistem Menu... 99

Gambar 4. 6. Halaman Utama SIG Sub sistem Data ... 99

Gambar 4. 7. Halaman Update lokasi PTK & SDN ... 100

Gambar 4. 8. Halaman Update data SDN. ... 102

Gambar 4. 9. Halaman Update lokasi SDN berhasil. ... 104

Gambar 4. 10. Halaman Update lokasi SDN gagal. ... 104

Gambar 4. 11. Halaman Update data PTK. ... 105

Gambar 4. 12. Halaman Update lokasi PTK berhasil. ... 106

Gambar 4. 13. Halaman Update lokasi PTK gagal ... 107

Gambar 4. 14. Halaman Gabung SDN Manual... 108

Gambar 4. 15. Halaman Tampil Gabung SDN manual ... 111

Gambar 4. 16. Halaman Gabung SDN Manual mode walking ... 116

Gambar 4. 17. Halaman Gabung SDN Manual tekan Gabung ... 117

Gambar 4. 18. Halaman Gabung SDN Manual konfirmasi ... 118

Gambar 4. 19. Halaman data rekomendasi SDN baru ... 120

Gambar 4. 20. Halaman Pidah guru ... 122

Gambar 4. 21. Halaman Utaman SIG untuk gabung Otomatis ... 123

Gambar 4. 22. Halaman Utaman SIG untuk gabung Otomatis cari SDN ... 124

Gambar 4. 23. Halaman Gabung SDN otomatis ... 125

Gambar 4. 24. Halaman Gabung otomatis SDN Lihat jumlah Guru ... 127

Gambar 4. 25. Halaman Konfirmasi Gabung SDN otomatis ... 135

Gambar 4. 26. Halaman Pindah PTK Manual... 135

Gambar 4. 27. Halaman Tampil pindah PTK Manual ... 138

Gambar 4. 28. Halaman Pindah PTK Manual klik pindah ... 144

Gambar 4. 29. Halaman Konfirmasi pindah PTK Manual... 145

Gambar 4. 30. Halaman PTK berhasil dipindah secara Manual ... 147

Gambar 4. 31. Halaman Utama SIG pindah PTK secara otomatis ... 148

Gambar 4. 32. Halaman Utaman SIG untuk gabung Otomatis cari SDN ... 149

Gambar 4. 33. Halaman Pindah PTK otomatis ... 150

Gambar 4. 34. Halaman Pindah PTK otomatis klik pindah ... 157

Gambar 4. 35. Halaman Konfirmasi pindah PTK otomatis ... 158

(21)

xix

Gambar 4. 37. Halaman Cari PTK berdasarkan SDN ... 161

Gambar 4. 38. Halaman Cari PTK berdasarkan SDN pilih kecamatan ... 162

Gambar 4. 39. Halaman Cari PTK berdasarkan SDN pilih SDN ... 163

Gambar 4. 40. Halaman Cari PTK berdasarkan SDN ... 169

Gambar 4. 41. Halaman Pindah PTK berdasarkan SDN ... 171

Gambar 4. 42. Halaman Pindah PTK berdasarkan SDN klik Pindah ... 172

Gambar 4. 43. Halaman Konfirmasi pindah PTK berdasarkan SDN ... 173

Gambar 4. 44. Halaman Pindah PTK berdasarkan SDN berhasil ... 174

Gambar 4. 45. Halaman Data SDN Tergabung... 175

Gambar 4. 46. Halaman Daftar data SDN Tergabung ... 176

Gambar 4. 47. Halaman Daftar data SDN Tergabung batal gabung ... 178

Gambar 4. 48. Halaman Data SDN berhasil batal gabung ... 179

Gambar 4. 49. Halaman Data SDN Tergabung cari npsn ... 181

Gambar 4. 50. Halaman Daftar data SDN Tergabung ... 182

Gambar 4. 51. Halaman Cari daftar data SDN Tergabung ... 182

Gambar 4. 52. Halaman Tampil daftar data SDN Tergabung... 184

Gambar 4. 53. Halaman Pindah data SDN Tergabung ... 184

Gambar 4. 54. Halaman Data SDN Digabung ... 186

Gambar 4. 55. Halaman Data SDN Digabung cari periode ... 187

Gambar 4. 56. Halaman Tampil daftar data SDN Digabung ... 188

Gambar 4. 57. Halaman Data SDN Digabung cari berdasarkan NPSN... 190

Gambar 4. 58. Halaman Data SDN Digabung masukan NPSN ... 190

Gambar 4. 59. Halaman Tampil data SDN Digabung ... 192

Gambar 4. 60. Halaman Daftar PTK tidak memiliki SDN ... 194

Gambar 4. 61. Halaman Pindah PTK tidak memiliki SDN ... 196

Gambar 4. 62. Halaman Pindah PTK tidak memiliki SDN klik Pindah ... 197

Gambar 4. 63. Halaman Lihat daftar PTK tidak memiliki SDN berdasarkan

NUPTK ... 198

Gambar 4. 64. Halaman Tampil PTK tidak memiliki SDN ... 199

Gambar 4. 65. Halaman History pemindahan PTK ... 200

Gambar 4. 66. Halaman Tampil history pemindahan PTK ... 201

Gambar 4. 67. Halaman Daftar history pemindahan PTK batalkan ... 202

Gambar 4. 68. Halaman Batal pindah PTK berhasil. ... 203

Gambar 4. 69. Halaman History pemindahan PTK cari berdasarkan NUPTK ... 204

Gambar 4. 70. Halaman Tampil history pemindahan PTK ... 204

Gambar 5. 1. Grafik pernyataan 1 untuk admin dan kepala dinas ... 208

Gambar 5. 2. Grafik pernyataan 2 untuk admin dan kepala dinas ... 209

Gambar 5. 3. Grafik pernyataan 3 untuk admin dan kepala dinas ... 210

Gambar 5. 4. Grafik pernyataan 4 untuk admin dan kepala dinas ... 211

Gambar 5. 5. Grafik pernyataan 5 untuk admin dan kepala dinas ... 212

Gambar 5. 6. Grafik pernyataan 6 untuk admin dan kepala dinas ... 213

Gambar 5. 7. Grafik pernyataan 7 untuk admin dan kepala dinas ... 214

Gambar 5. 8. Grafik pernyataan 8 untuk admin dan kepala dinas ... 215

Gambar 5. 9. Grafik pernyataan 9 untuk admin dan kepala dinas ... 216

(22)

xx

DAFTAR TABEL

(23)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang

(24)

Masalah selanjutnya adalah ketika guru harus memenuhi jumlah jam

beban kerja per minggunya minimal 24 jam atau rasio muridnya minimal 1

: 20 tiap kelasnya agar para guru mendapatkan sertifikasi. Artinya setiap

Sekolah Dasar Negeri harus memiliki jumlah siswa minimal 120 atau rasio

siswa 1 : 20 untuk setiap kelasnya dan memiliki jumlah guru sebanyak 10

orang dengan ketentuan guru kelas sebanyak 6 orang, kepala sekolah 1

orang, guru agama 1 atau 2 orang dan guru penjaskes 1 orang.

DISDIKPORA sudah melakukan pengelolaan Sekolah Dasar Negeri ini

tetapi menggunakan cara manual yaitu langsung memindahkan guru-guru

tersebut ke Sekolah Dasar Negeri yang masih kekurangan guru. Menurut

DISDIKPORA cara itu membutuhkan waktu yang lama karena harus

melihat catatan satu persatu data dari setiap guru dan data dari setiap sekolah

dasar negeri.

(25)

untuk mengajar akan dipindah ke Sekolah Dasar Negeri yang kekurangan

guru. Pemindahan guru tersebut dilakukan dengan melihat jarak rumah guru

ke sekolah dasar tujuan dan juga melihat apakah guru tersebut bertempat

tinggal di luar daerah Magelang .

Dari latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk membuat suatu

Sistem Informasi Geografis Penataan Sekolah Dasar dan Pemindahan Guru

berbasis web menggunakan PHP dengan

database MySql. Sistem yang

dibangun dengan menggunakan fasilitas dari Google Maps yaitu Google

Maps API. Dengan dibangunnya sistem ini diharapkan dapat

mempermudah pihak

pihak terkait dalam melakukan penataan Sekolah

Dasar Negeri yang masih kekurangan siswa dan kelebihan pengajar ataupun

kekurangan pengajar.

1.2

Rumusan Masalah

1.

Bagaimana membangun Sistem Informasi Geografis penataan sekolah

dasar negeri dan pemindahan guru (SIGPSD) yang dapat berfungsi

untuk penataan, penggabungan sekolah dasar dan pemindahan guru?

2.

Apakah SIGPSD ini efektif, efisien dan mudah digunakan oleh admin

dan kepala DISDIKPORA dalam melakukan penataan SDN dan

pemindahan guru?

1.3

Batasan Masalah

Dalam membangun SIGPSD tedapat beberapa batasan masalah,

(26)

1.3.1.

SIGPSD ini dibangun menggunakan bahasa pemrograman

PHP dan database MySql.

1.3.2.

SIGPSD ini digunakan untuk memetakan guru dan Sekolah

Dasar Negeri.

1.3.3.

Pengguna SIGPSD ini yaitu pihak DISDIKPORA

Kabupaten Magelang dan pihak-pihak yang memiliki hak

akses terhadap sistem ini.

1.3.4.

Data yang digunakan dalam pembangunan SIGPSD ini

adalah

data

pendidik

dan

tenaga

kependidikan

DISDIKPORA Kabupaten Magelang .

1.3.5.

SIGPSD ini dibangun menggunakan

maps yang sudah

disediakan oleh Google atau Google Maps API.

1.3.6.

SIGPSD yang dibangun dapat menggabungkan 2 Sekolah

Dasar Negeri.

1.3.7.

SIGPSD yang dibangun menampilkan data jarak terpendek

dan tidak dapat memindahkan data guru.

1.4

Tujuan Penelitian

Tujuan pada penelitian ini adalah :

(27)

a.

Membantu dan mempermudah DISDIKPORA dalam

melakukan penggabungan dua sekolah dalam satu

kecamatan atau dalam radius 20 Km yang jumlah

muridnya masih kurang dari 120 siswa persekolah

dasar.

b.

Membantu menampilkan data guru yang belum

memiliki sekolah.

c.

Menampilkan rekomendasi sekolah terdekat dari

lokasi rumah guru.

1.5

Metodologi Penelitian

Langkah-langkah metodologi penelitian yang dilakukan dalam

penelitian ini sebagai berikut :

1.5.1

Survei Awal

Dilakukan wawancara dengan pihak-pihak terkait

dan diperoleh data dari DISDIKPORA yang dipergunakan

untuk mendesain

use case dan basis data dari sistem yang

akan dibangun.

1.5.2

Studi Pustaka

(28)

MySQL, dan Google Maps API, serta mencari

informasi-informasi lain yang mendukung pembangunan sistem

informasi geografis ini.

1.5.3

Pembangunan Sistem Informasi Geografis

Pembangunan sistem informasi geografis ini

menggunakan

metode Framework for the Application

System Technique (FAST)

dengan tahap-tahap sebagai

berikut :

1.

Analisis Sistem

a.

Scope Definition (Definisi Lingkup)

Hal yang dilakukan pada tahap ini adalah

mendefinisikan

ruang

lingkup

dengan

cara

melakukan pengumpulan data lokasi (koordinat)

Sekolah Dasar Negeri dan rumah guru yang dimiliki

oleh DISDIKPORA Kabupaten Magelang.

b.

Problem Analysis (Analisa Permasalahan)

Pada tahap ini dilakukan analisa masalah yang

terdapat dalam penataan Sekolah Dasar Negeri dan

pemindahan Guru di kabupaten Magelang .

c.

Requirement Analysis (Analisa Kebutuhan)

(29)

kebutuhan pengguna sistem yang kemudian

dimodelkan kedalam diagram use case.

2.

Desain Sistem

Pada tahap ini dilakukan desain basis data untuk sistem

informasi geografis, meliputi sebagai berikut :

a.

Logical Design

Menggambarkan logical data model, logical process

model, dan logical interface model.

b.

Decision Analysis

Mengimplementasikan sistem ke dalam bentuk

Bahasa pemrograman PHP, MySQL sebagai

pengelolan database dan menggunakan Google Maps

API sebagai maps. Perangkat keras yang digunakan

dalam implementasi adalah laptop atau komputer

desktop.

c.

Physical design and integration

Implementasi secara teknik dengan membuat

physical database design,

dan

physical user

interface.

d.

Construction and Testing

(30)

MySQL sebagai pengelolaan basis datanya.

Kemudian dilakukan uji coba terhadap sistem.

1.5.4

Uji Coba Terhadap Pengguna

Pada tahap ini dilakukan uji coba sistem kepada user

untuk mengetahui kekurangan sistem dan untuk mengetahui

apakah sistem ini sudah memenuhi tujuan penelitian. Serta

apakah sistem ini dapat membantu pihak-pihak terkait.

1.5.5

Analisa Hasil Uji Coba

Pada tahap ini dilakukan analisa hasil uji coba yaitu

mengukur apakah sistem ini dapat membantu, efektif, efisien

dan mudah digunakan oleh admin dan kepala DISDIKPORA

dalam melakukan penataan SDN dan Pemindahan Guru.

1.6

Sistematika Penulisan

Sistematika dalam penulisan penelitian ini dibagi dalam beberapa

bab, yaitu sebagai berikut :

a.

Bab I : Pendahuluan

(31)

b.

Bab II : Landasan Teori

Bab ini berisi teori

teori yang terkait dengan perancangan dan

pembangunan Sistem Informasi Geografis meliputi : definisi

sistem informasi, definisi SIG, peta, Google Maps, Google Maps

API, sistem koordinat dan proyeksi, PHP, JavaScript, Basis data,

MySql, Metode FAST, metode menentukan radius dengan

penarikan garis lurus, metode untuk zooming.

c.

Bab III : Analisis dan Perancangan Sistem

Bab ini berisi tentang analisis dan perancangan sistem yang

dibangun, meliputi diagram

use case, diagram ER (Entity

Relationship), diagram aliran data, dan metode penyelesaian

yang akan digunakan untuk menyelesaikan masalah dalam

Sistem Informasi Geografis Penataan Sekolah Dasar dan

Pemindahan Guru (SIGPSD).

d.

Bab IV : Implementasi Sistem

Bab ini membahas implementasi dari hasil perancangan kedalam

bahasa pemrograman.

e.

Bab V : Analisis Hasil Implementasi

(32)

f.

Bab VI : Penutup

(33)

11

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1

Sistem Informasi

2.1.1

Pengertian sistem

Definisi sistem berkembang sesuai dengan konteks dimana sistem

digunakan. Berikut ini adalah definisi sistem yang dikutip dari berbagai

tokoh menurut Lucas (1992) “

sistem adalah suatu pengorganisasian yang

saling berintraksi, saling tergantung dan terintegritas dalam kesatuan

variabe

l atau komponen ”. S

edangkan menurut Scoot (1996), Sistem

terdiri dari unsur-unsur seperti masukan (input), pengolahan

(processing), serta keluaran(output).

Dengan sederhana defenisi dari sistem itu sendiri adalah serangkaian

hubungan yang saling berintraksi satu sama lain yang bertujuan untuk

mencapai satu tujuan tertentu. Berikut ini adalah karakteristik yang dapat

membedakan satu sistem dengan sistem lainya :

a.

Batasan (Boundary): Penggambaran dari suatu elemen atau unsur

yang mana termasuk di dalam sistem dan mana yang di luar sistem.

Masukan (Input)

Pengolahan

(Processing)

[image:33.595.83.560.118.616.2]

Keluaran (Output)

(34)

b.

Lingkunan (Envoironment) : Segala sesuatu diluar sistem,

lingkungan yang menyediakan asumsi, kendala, dan input terhadap

suatu sistem.

c.

Masukan (Input) : Sumber daya (data, bahan baku, peralatan, energi)

dari lingkungan yang dikonsumsi dan dimanipulasi oleh suatu sistem.

d.

Keluaran (Output) : Sumber daya atau produk (informasi, laporan,

dokumen, tampilan

layer computer, barang jadi) yang disediakan

untuk lingkungan sistem oleh kegiatan dalam suatu sistem.

e.

Komponen (Component) : Kegiatan-kegiatan atau proses dalam suatu

sistem yang mentrasformasikan input menjadi bentuk setengah jadi

(output).

Komponen ini bisa merupakan sub sistem dari sebuah

sistem.

f.

Penghubung (Interface) : Tempat dimana dari komponen atau sistem

dan lingkunganya bertemu atau berintraksi.

g.

Penyimpanan (Storage) : Area yang dikuasai dan digunakan untuk

penyimpanan sementara dan tetap dari informasi, bahan baku, dan

sebagainya. Penyimpanan merupakan suatu media penyangga

diantara komponen tersebut bekerja dengan berbagai tingkatan yang

ada.

2.1.2

Pengertian Informasi

(35)

Pengertian informasi menurut para ahli menurut Abdul Kadir (2002)

mendefinisikan informasi sebagai data yang telah diproses

sedemikian rupa sehingga meningkatkan pengetahuan seseorang

yang menggunakan data tersebut, Azhar Susanto (2004) dalam buku

sistem informasi menyatakan bahwa informasi adalah hasil

pengolahan data yang memberikan arti dan manfaat. Jadi secara

umum definisi dari informasi adalah sebuah data yang telah diolah

menjadi sesuatu bentuk lain yang lebih berguna dan bermanfaat bagi

penggunanya.

2.1.3

Pengertian Sistem Informasi

Pengertian sistem informasi menurut para ahli adalah

sebagai berikut, menurut

Mc Leod

Sistem informasi adalah suatu

sistem yang memiliki kemampuan untuk mengumpulkan informasi

dari semua sumber dan menggunakan berbagai media untuk

menampilkan informasi, menurut John F. Nash (1995)

sistem

informasi adalah kombinasi dari manusia, fasilitas atau alat

teknologi, media, prosedur dan pengendalian yang ditujukan untuk

mengatur jaringan komunikasi yang penting, proses transaksi

tertentu membantu manajemen dan pemakai intern dan ekstern dan

menyediakan dasar untuk pengambilan keputusan yang tepat.

(36)

informasi dilihat berdasarkan konsep (input, processing, output

IPO) dapat digambarkan sebagai berikut :

2.2

Sistem Informasi Geografis

2.2.1

Definisi Georgrafis

Istilah georgrafis ini digunakan karena sistem informasi

geografis

dibangun berdasarkan pada ‘geografi’ atau ‘spasial’.

Obyek ini mengarah pada spesifikasi lokasi dalam suatu

space.

Obyek bisa berupa fisik, budaya, atau ekonomi alamiah.

Penampakan tersebut ditampilkan pada suatu peta untuk

memberikan gambaran yang representatif dari spasial suatu obyek

sesuai dengan kenyataannya dibumi. Simbol, warna dan gaya garis

digunakan untuk mewakili setiap sparsial yang berbeda pada peta

dua dimensi.

Pemrosesan

Input

Data

[image:36.595.84.560.171.639.2]

Output

Data

(37)

2.2.2

Definisi Sistem Informasi Geografis (GIS)

Sistem informasi geografis adalah suatu sistem berbasis

komputer

untuk

menangkap,

menyimpan,

mengecek,

mengintegrasikan, memanipulasi, dan men-display data dengan peta

digital ( Turban, 2005 ).

Istilah

geography

digunakan karena SIG dibangun

berdasarkan pada geografi atau spasial. Obyek ini mengarah pada

spesifikasi lokasi dalam suatu

space.

Geographic Information

System (GIS) merupakan sistem komputer yang berbasis pada sistem

informasi yang digunakan untuk memberikan bentuk digital dan

analisis terhadap permukaan geografi bumi.

(38)

2.2.3

Konsep Dasar Sistem Informasi Geografis

Sistem Informasi Geografis (SIG) atau juga dikenal sebagai

Geographic Information System

(GIS) pertama pada tahun 1960 yang

bertujuan untuk menyelesaikan permasalahan geografis. 40 tahun kemudian

GIS berkembang tidak hanya bertujuan untuk menyelesaikan permasalahan

geografi saja tetapi sudah merambah ke berbagai bidang seperti analisis

penyakit epidemik (demam berdarah) dan analisis kejahatan (kerusuhan)

termasuk analisis kepariwisataan. Kemampuan dasar dari SIG adalah

mengintegrasikan

berbagai

operasi

basis

data

seperti

query,

menganalisisnya serta menampilkannya dalam bentuk pemetaan

berdasarkan letak geografisnya. Inilah yang membedakan SIG dengan

sistem informasi lain (Prahasta,2009).

2.2.4

Sub sistem SIG

Menurut (Prahasta, 2009), SIG dapat diuraikan menjadi

beberapa sub sistem sebagai berikut :

1.

Data Input

(39)

2.

Data Output

Sub sistem ini menampilkan atau menghasilkan keluaran seluruh

atau sebagian basis data baik dalam bentuk

softcopy

maupun

dalam bentuk hardcopy seperti : tabel, grafik, peta, dan lain-lain.

3.

Data Manajemen

Sub sistem ini mengorganisasikan basis data spasial maupun

atribut kedalam sebuah basis data sedemikian rupa sehingga

mudah dipanggil, di-update dan di-edit.

4.

Analisis dan Manipulasi Data

Sub sistem ini menentukan informasi

informasi yang dapat

dihasilkan oleh SIG. Selain itu, sub sistem ini juga melakukan

manipulasi dan pemodelan data untuk menghasilkan informasi

yang diharapkan.

2.2.5

Cara Kerja SIG

(40)

unsur-unsur berdasrkan lokasi-lokasinya. SIG menyimpan semua

informasi deksriptif unsur-unsurnya sebagai atribut-atribut didalam

basis data. Kemudian, SIG membentuk dan menyimpannya didalam

tabel-tabel (relasional) dengan demikian, atribut-atribut ini dapat

diakses melalui lokasi-lokasi unsur-unsur peta dan sebaliknya, unsur

- unsur peta juga dapat diakses melalui atribut-atributnya (Prahasta

Eddy 2009).

2.2.6

Kemampuan SIG

Sistem informasi geografis mempunyai kemampuan untuk

menghubungkan berbagai data pada suatu titik tertentu di bumi,

menggabungkannya, menganalisis dan akhirnya memetakan hasilnya

(Prahasta, Eddy ,2009) :

1. Memasukkan dan mengumpulkan data geografis (spasial dan atribut)

2. Mengintegrasikan data geografis.

3. Memeriksa, meng-update (meng-edit) data geografis.

4. Menyimpan atau memanggil kembali data geografis.

5. Mempresentasikan atau menampilkan data geografis.

6. Mengelola, memanipulasi dan menganalisis data geografis.

(41)

2.3

Peta

Peta merupakan gambaran wilayah geografis, bagian permukaan

bumi yang disajikan dalam berbagai cara yang berbeda, mulai dari peta

konvensional yang tercetak hingga peta digital yang tampil di layar

komputer. Peta dapat digambarkan dengan berbagai gaya, masing- masing

menunjukkan permukaan yang berbeda untuk subjek yang sama untuk

menvisualisasikan dunia dengan mudah, informatif dan fungsional.

Peta berbasis komputer (digital) lebih serba guna dan dinamis karena

bisa menunjukkan banyak

view yang berbeda dengan subyek yang sama.

Peta ini juga memungkinkan perubahan skala, animasi gabungan, gambar,

suara, dan bisa terhubung ke sumber informasi tambahan melalui internet.

Peta digital dapat di-update ke peta tematik baru dan bisa menambahkan

detail informasi geografi lainnya. (Denny Carter, Irma Agtrisari, 2003).

2.4

Google Maps

(42)

2.5

Google Maps API

Google Maps API adalah suatu library yang berbentuk JavaScript.

Cara membuat Google Maps

untuk ditampilkan pada suatu web atau blog

sangat mudah hanya dengan membutuhkan pengetahuan mengenai HTML

serta

JavaScript, dan koneksi Internet yang sangat stabil. Dengan

menggunakan

Google Maps

API, peneliti dapat menghemat waktu dan

biaya untuk membangun aplikasi peta digital yang handal, sehingga peneliti

dapat fokus hanya pada data-data yang akan ditampilkan. Dengan kata lain,

peneliti hanya membuat suatu data sedangkan peta yang akan ditampilkan

adalah milik Google sehingga peneliti tidak dipusingkan dengan membuat

peta suatu lokasi, bahkan dunia (https://developers.google.com/maps/

documentation/javascript/tutorial).

Dalam pembutan program Google Map API

menggunakan urutan sebagai

berikut:

1. Memasukkan Maps API JavaScript ke dalam HTML.

2. Membuat

element div dengan nama map_canvas untuk

menampilkan peta.

3. Membuat beberapa obyek literal untuk menyimpan

properti-properti pada peta.

(43)

Kode Program Dasar :

[image:43.595.86.560.116.728.2]

Jika program pada gambar 2.3 dijalakan akan muncul :

Gambar 2. 3. Contoh Program Dasar Google Maps API

(44)

Pada Google Maps API terdapat 4 jenis pilihan model peta yang disediakan

oleh Google, diantaranya adalah:

1. ROADMAP, ini yang peneliti pilih, untuk menampilkan peta biasa 2

dimensi.

2. SATELLITE, untuk menampilkan foto satelit.

3. TERRAIN, untuk menunjukkan relief fisik permukaan bumi dan

menunjukkan seberapa tingginya suatu lokasi, contohnya akan

menunjukkan gunung dan sungai.

4. HYBRID, akan menunjukkan foto satelit yang diatasnya tergambar pula

apa yang tampil pada ROADMAP (jalan dan nama kota).

2.6

Google Maps Distance Matrix API

Perancangan rute terdekat penulis menggunakan

Google Maps

Distance Matrix API. Google Maps Distance Matrix API adalah layanan

yang menyediakan waktu dan jarak perjalanaan untuk matriks asal dan

tujuan. Informasi yang dikembalikan berdasarkan rute yang disarankan

antara titik awal dan titik akhir, sesuai perhitungan Google Maps API.

Dalam Google Maps Distance Matrix API ada parameter yang diperlukan,

parameternya adalah

origins

(titik Asal), dan

destinations

(titik tujuan), dan

key API

ketiga parameter ini adalah parameter yang diperlukan, sedangkan

ada juga parameter yang opsional seperti

mode, language, avoid, unit

arrival-time,

departure_time,

traffic_model,

transit_mode,

transit_routing_preference

(45)

2.7

Sistem Koordinat dan Proyeksi Peta

2.7.1

Proyeksi Peta

(Aryono Prihandito, 1988) Informasi lokasi ditentukan berdasarkan

sistem koordinat, yang di antaranya mencakup datum dan proyeksi

peta. Datum adalah kumpulan parameter dan titik kontrol yang

hubungan geometrinya diketahui, baik melalui penggukuran atau

penghitungan. Sedangkan sistem proyeksi peta adalah sistem yang

dirancang untuk merepresentasikan permukaan dari suatu bidang

langkung atau spheroid (misalnya bumi) pada suatu bidang datar.

Proses representasi ini menyebabkan distorsi ruang yang perlu

dihitung untuk memperoleh ketelitian beberapa

incam property,

seperti jarak, sudut. Berikut ini macam-macam proyeksi peta secara

garis besar proyeksi dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

a.

Proyeksi Peta Azimuthal

[image:45.595.81.517.222.726.2]

Proyeksi azimuthal bidang proyeksi berupa bidang datar dan

menyinggung salah satu kutub. Daerah kutub dan sekitar kutub,

cukup baik digambarkan dengan proyeksi ini karena tidak banyak

kesalahan. Dapat dilihat pada gambar

(46)

b.

Proyeksi Peta Silinder

Proyeksi silinder bidang proyeksi menyinggung ekuator, dan

digunakan untuk di daerah di ekuator dan sekitar ekuator, karena

kesalahan di daerah ini tidak ada atau sangat kecil.

[image:46.595.88.512.210.721.2]

Gambar 2. 6.

Proyeksi Silinder

c.

Proyeksi Peta Kerucut

Proyeksi kerucut bidang proyeksi berupa kerucut dan

menyinggung salah satu paralel di sekitar lintang tengah. dan baik

digunakan di daerah ini karena kesalahan yang sangat kecil, sedang

pada paralel singgung kesalahan tidak ada

(47)

2.7.2

Sistem Koordinat

Koordinat adalah pernyataan besaran

geometric yang menentukan

posisi suatu titik dengan mengukur besaran vector terhadap satu posisi

acuan yang telah didefinisikan. Posisi acuan dapat ditetapkan dengan

asusmsi atau ditetapkan dengan suatu kesepakatan matematis yang diakui

secara universal dan baku. Jika penetapan titik acuan tersebut secara asumsi,

maka sistem koordinat tersebut bersifat lokal atau disebut koordinat lokal

dan jika ditetapkan sebagai kesepakatan berdasar matematis maka koordinat

itu disebut koordinat yang mempunyai sistem kesepakatan dasar

matematisnya.

Untuk menggambarkan obyek atau features permukaan bumi di atas

layar komputer, peneliti memerlukan suatu sistem penggambaran yang

merepresentasikan keadaan bumi sebenarnya yang peneliti sebut sebagai

proyeksi. Proyeksi peneliti gambarkan dalam sistem koordinat

cartesian,

yang umumnya dikenal dalam unit X dan Y. Berikut akan peneliti bahas

sistem proyeksi yang sering digunakan dalam SIG yaitu proyeksi longitude

latitude (longlat) (Aryono Prihandito 1988).

2.7.2.1

Sistem Koordinat Kartesian 2D

(48)

Gambar 2. 8. Sistem koordinat kartesia 2D

2.7.2.2

Proyeksi Longitude Latitude (Geographic Coordinat

System).

Proyeksi ini pada umum digunakan untuk menggambarkan keadaan

global. Satuan

unit yang digunakan adalah

Degree (derajad

atau

o

).

Satuan derajat ini dilambangkan dengan satuan

decimal degree, DMS

(degree minute second) dan DM

(Degree minute decimals). Sebagai

contoh:

ƒ 15,150 berarti 15,15 derajat (degree)

ƒ 150 301 2511 berarti 15 derajat (degree) 30 menit dan 25 detik.

Pelambangan ini digunakan dalam unit DMS

ƒ 150 30,51 berarti 15 derajat (de

gree) 30,5 menit

(49)

yang dinamakan garis paralel. Garis 00 meridian melewati kota

Grenwich, Inggris, implikasinya adalah adanya pembagian waktu yang

berbeda pada daerah-daerah di bumi bagian timur dan barat. Perubahan

nilai garis meridian terjadi secara vertikal sepanjang garis horizontal

yang peneliti sebut sebagai longitude atau titik X. Sedangkan garis

paralel berubah secara horizontal sepanjang garis vertikal dan peneliti

sebut sebagai latitude atau titik Y. Akibat dari adanya garis paralel

adalah adanya perbedaan musim di daerah bagian selatan dan utara

bumi. Umumnya Indonesia menyebut bujur timur untuk menamakan

eastern dan bujur barat untuk western, sedangkan belahan bumi utara

atau

northern disebut sebagai lintang utara dan sebaliknya belahan

bumi selatan atau southern disebut sebagai lintang selatan.

Gambar 2. 9. Proyeksi Longitude Latitude

Proyeksi ini akan dibaca sebagai proyeksi bumi spheroid oleh

koordinat cartesian, yang memiliki 4 zona utama yaitu zona timur utara

(North East) dengan koordinat (x,y) berupa nilai (+,+), zone timur selatan

(South East) sebagai (+,-), zone barat selatan (South Western) dengan (-.-)

(50)

Berikut adalah contoh penerapan proyeksi longitude latitude untuk

negara-negara di seluruh dunia.

Gambar 2. 10. Proyeksi longlat untuk negara didunia

(51)

World Geodetic System tahun 1984

(

WGS 1984

). Dengan demikian, untuk

menyatakan batas-batas koordinat Indonesia adalah sebagai berikut: Proyeksi

Longitude Latitude

dalam sistem

WGS 1984

dengan batas-batas koordinat

sebagai berikut: 6

0

Northern (LU) - (-11)

0

Southern (LS) dan 95

0

Eastern (BT)

141

0

Eastern (BT) (Sosrodarsono, S. dan Takasaki, M. 1983).

2.8

PHP

2.8.1

Pengertian PHP

PHP singkata dari

Perl Hypertext Preprocessor

yang

digunakan sebagai bahasa script server-side dalam pengembengan web

yang disisipkan pada dokumen HTML. PHP merupakan bahasa

berbentuk script yang ditempatkan dalam server dan diproses di server

(Prihatna, 2005).

Secara khusus, PHP dirancang untuk membentuk web

dinamis. Artinya, PHP dapat membentuk suatu tampilan berdasarkan

permintaan. PHP memiliki kemampuan yang baik dalam hal

perhitungan matematika, dalam hal informasi jaringan

e-mail dan

regular expression. Selain itu PHP juga mampu sebagai interface

dengan database secara baik, support dengan bermacam-macam

database server seperti MySQL, ORACLE, Sysbase.

(52)

dengan HTML untuk membuat halaman web yang dinamis dan

dijalankan pada

server side. Artinya semua sintaks yang peneliti

berikan akan sepenuhnya dijalankan pada server tetapi disertakan pada

dokumen HTML sedangkan yang dikirim ke browser hanya hasilnya

saja.

2.8.2

Sintaks PHP

Sintaks program atau script dalam PHP ditulis dalam apitan

tanda khusus PHP. Ada 4 macam tag dalam PHP yang dapat digunakan

untuk menandai blok script PHP yaitu :

1.

<?php..?>

2.

<script language=”PHP”>…</scripth>

3.

<?...?>

4.

<%....%>

(53)

Gambar 2. 11. Sintaks PHP

2.9

JavaScript

JavaScripts

adalah nama implementasi Netscape Communications

Corporation

untuk

ECMAScript

standar, suatu bahasa

script

yang

didasarkan pada konsep pemrograman berbasis prototipe. Bahasa ini

terkenal karena penggunaannya di situs web pada sisi klien dan juga

digunakan untuk menyediakan akses script untuk obyek yang dibenamkan

(embedded) di aplikasi lain. Walaupun memiliki nama serupa, namun

JavaScript hanya sedikit sekali berhubungan dengan bahasa pemrograman

(54)

JavaSript

digunakan untuk mengakses sebuah obyek program

bersama aplikasi-aplikasi lainnya dan utamanya digunakan pada form klien

disamping

JavaScript

sebagai pengembangan untuk website-website.

JavaScript

mempunyai karakteristik yang dinamis, kuat, menjadi dasar

bahasa untuk prototipe dengan fungsi-fungsi kelas utama.

JavaScript

di

desain seperti Java tetapi tetap mudah dalam penanganannya.

Script JavaScript

yang dimasukkan di dalam berkas HTML harus

dimasukkan di antara tag <script>...</script> atau diluar berkas HTML

dengan meng-import

file-nya. Berikut ini adalah contoh yang akan

menampilkan autocomplete untuk pencarian nama lengkap dalam

database.

(55)

2.10

Data Flow Diagram (DFD) / Diagram Aliran Data

DFD (Data Flow Diagram) adalah alat yang digunakan untuk

membangun aliran data meliputi sistem dan kerja atau pengolahan yang

dilakukan oleh sistem tersebut (Whitten, 2001). DFD terdiri dari

simbol-simbol sebagai berikut :

1.

Proses

Proses adalah kerja yang dilakukan oleh sistem sebagai respon

terhadap aliran data masuk atau kondisi awal. Proses

menggambarkan bagian dari sistem yang mengolah masukan

menjadi keluaran. Digambarkan dengan bentuk persegi panjang

bersudut tumpul.

Gambar 2. 13. Simbol Proses

2.

Aliran Data

Aliran data menggambarkan sebuah masukan data ke suatu proses atau

keluaran data (atau informasi) dari sebuah proses. Aliran data

digambarkan dengan sebuah tanda panah, awal tanda panah

menggambarkan

asal

data,

sedangkan

arah

tanda

panah

menggambarkan tujuan.

(56)

3.

Data Store (Penyimpanan Data)

Data Store adalah penyimpanan data yang ditunjukkan untuk

penggunaan selanjutnya. Nama lainnya adalah

file dan database.

Data

Store digambarkan dengan sebuah kotak dengan ujung terbuka.

Gambar 2. 15. Simbol Penyimpanan Data

4.

Agen Eksternal

Agen Eksternal adalah orang, unit organisasi, atau organisasi luar yang

berintraksi dengan sistem. Disebut juga dengan entitas eksternal. Agen

eksternal digambarkan dengan sebuah segi empat.

Gambar 2. 16. Simbol Agen Eksternal

2.11

Use Case

Use case adalah sebuah gambaran dari fungsi sistem yang dipandang

(57)
[image:57.595.83.514.195.617.2]

Gambar 2. 17. Komponen

komponen usecase

2.12

Basis data

Basis data adalah penggunaan bersama dari data yang terhubung

secara logis dan deskripsi dari data, yang dirancang untuk keperluan

informasi (Connolly et al, 2002). Integrasi logis dari catatan-catatan banyak

file disebut sebagai konsep basis data. Tujuan dari konsep basis data yaitu

untuk meminimumkan pengulangan data dan mencapai independensi data.

Pengulangan data merupakan duplikasi data, yang berarti data yang sama

disimpan dalam beberapa file yang berbeda dan pada tempat yang berbeda.

Independensi

data adalah kemampuan untuk membuat perubahan dalam

struktur data tanpa membuat perubahan program yang memproses data.

Penyusunan suatu basis data digunakan untuk mengatasi

masalah-masalah yang timbul pada penyusunan data. Masalah-masalah-masalah tersebut

adalah sebagai berikut (Waljiyanto,2003):

1. Redudancy data

Redudancy data adalah munculnya data-data secara berulang-ulang pada

file basis data yang seharusnya tidak diperlukan.

2. Inconsistency data

(58)

Inconsistency data terjadi karena kesalahan dalam pemasukan data atau

update anomaly,

proses

update

data yang mengakibatkan munculnya

data tidak konsisten.

3. Isolation data

Isolation

data disebabkan oleh pemakaian beberapa

file sehingga

program aplikasi yang dipakai tidak mampu mengakses

file tertentu

dalam basis data tersebut, sehingga perlu mengubah atau menambah

sehingga seolah-olah ada

file yang terpisah atau terisolasi dengan

file

yang lainnya.

4. Pengaksesan data

Pengaksesan data harus siap diakses oleh siapa saja yang membutuhkan

dan mempunyai hak untuk mengaksesnya. Oleh karena itu perlu dibuat

suatu program untuk mengetahui penolakan dan penerimaan hak akses

data, suatu cara untuk mengakses data dikenal sebagai DBMS.

5. Masalah keamanan

Masalah keamanan dimana tidak setiap pemakai sistem basis data

diperbolehkan untuk mengakses basis data, misalnya data mengenai gaji

pegawai hanya boleh dibuka oleh bagian keuangan dan personalia.

6. Masalah integritas (integrity)

(59)

7. Multiple user

Salah satu alasan basis data dibangun adalah karena nantinya data

tersebut digunakan oleh banyak orang, baik dalam waktu berbeda

maupun bersamaan.

8. Data independent

Apapun perubahan yang terjadi dalam basis data, semua perintah harus

stabil tanpa ada yang diubah.

Konsep dasar dari basis data adalah kumpulan dari catatan-catatan,

atau potongan dari pengetahuan. Sebuah basis data memiliki penjelasan

terstruktur dari jenis fakta yang tersimpan di dalamnya, penjelasan ini

disebut skema yang menggambarkan obyek yang diwakili suatu basis

data, dan hubungan di antara obyek tersebut. Ada banyak cara untuk

memodelkan struktur basis data, ini dikenal sebagai model basis data

atau model data. Model yang umum digunakan sekarang adalah model

relasional, yang mewakili semua informasi dalam bentuk tabel-tabel

yang saling berhubungan dimana setiap tabel terdiri dari baris dan kolom.

Dalam model ini, hubungan antar tabel diwakili dengan menggunakan

nilai yang sama antar tabel. Model - model jaringan menggunakan cara

yang lebih eksplisit untuk mewakili hubungan antar tabel. Jenis basis

data, antara lain basis data hierarkis, basis data jaringan, dan basis data

relasional.

(60)

berdimensi dua yang mewakili suatu kelompok data yang sejenis.

Sebuah tabel berisi sejumlah kolom yang biasa disebut sebagai field dan

baris yang biasa disebut sebagai record atau tupel. Menurut konsep basis

data relasional, setiap tabel memiliki sebuah kunci primer (primary key),

walaupun dalam praktiknya bisa saja tidak memilikinya.

Primary Key

adalah suatu nilai yang bersifat unik (tidak ada nilai kembar) sehingga

dapat digunakan untuk membedakan suatu baris dengan baris yang lain

dalam sebuah tabel.

Dengan kata lain, jika memberikan sebuah nilai berdasarkan

primary key maka maksimum hanya ada satu baris memenuhinya. Selain

Primary Key, kunci disini dibagi menjadi Candidat Key, Alternate Key,

Foreign Key serta Composite Key.

1. Candidate Key

Candidate Key adalah satu atau lebih atribut yang mendefinisikan sebuah

baris secara unik yang berfungsi sebagai calon dari

primary key

serta

mempunyai nilai unik pada hampir setiap barisnya. Dapat dikatakan

candidat key

merupakan kunci yang belum menjadi kunci primer pada

sebuah tabel.

2. Alternate Key

Alternate Key

adalah

candidat key

yang tidak dipilih untuk

mendefinisikan sebuah baris secara unik, tetapi perlu dicatat meskipun

tidak menjadi

alternate key

di sebuah tabel akan tetapi tidak tertutup

kemungkinan bisa menjadi primary key di tabel lainnya.

3. Foreign Key

Foreign Key adalah sembarang kolom yang menunjuk ke kunci primer

(61)

Composite Key

adalah kunci primer (primary key) yang tidak

terbentuk oleh sebuah kolom, melainkan tersusun atas beberapa kolom.

2.12.1

Perancangan Basis data Secara Konseptual

ERD adalah model data untuk menggambarkan perancangan

basis data secara konseptual, hubungan antara satu entitas dengan

entitas lain yang mempunyai relasi (hubungan) digambarkan

menggunakan

ER Diagram. Hubungan antara entitas akan

menyangkut dua komponen yang menyatakan jalinan ikatan yang

terjadi, yaitu derajat hubungan dan partisipasi hubungan. Derajat

hubungan menyatakan jumlah anggota entitas yang terlibat didalam

ikatan yang terjadi dalam membentuk hubungan. Derajat hubungan

pada relationship tipe, batasan structural cardinality ratio memiliki

jenis (Waljiyanto, 2003):

1. 1:1 (One to one relationship)

Hubungan antara file pertama dengan file kedua adalah satu

berbanding satu. Derajat hubungan antar entity 1:1 terjadi

bila tiap anggota

entity A hanya boleh berpasangan dengan

satu anggota dari entity B. Hubungan ini dapat digambarkan

dengan tanda lingkaran untuk menunjukkan tabel dan relasi

antar keduanya diwakilkan dengan tanda panah tunggal.

2. 1:M (One to many relationship)

(62)

berbanding satu. Derajat hubungan ini terjadi bila tiap

anggota

entity

A boleh berpasangan dengan lebih dari satu

anggota B. Sebaliknya tiap anggota

entity

B hanya boleh

berpasangan dengan satu anggota

entity

A. Hubungan ini

dapat digambarkan dengan lingkaran untuk menunjukkan

tabel dan relasi antar keduanya diwakilkan dengan tanda

panah ganda untuk menunjukkan hubungan banyak tersebut.

3. M:M (Many to many relationship)

Hubungan antar satu atribut dengan atribut yang lain dalam

satu

file yang sama mempunyai hubungan banyak lawan

banyak. Derajat hubungan ini terjadi bila tiap anggota entity

A boleh berpasangan dengan lebih dari satu anggota B,

begitu juga sebaliknya.

Komponen / notasi penyususn ERD adalah sebagai berikut :

Gambar 2. 18. Notoasi Penyusun ERD

Entity Name

Relationship

Entitas

Relasi

Atribut Kunci

(63)

2.13

MySql

2.13.1

Pengertian MySql

MySql adalah singkatan dari My Sequel yang bisa didefinisikan

sebuah software atau perangkat lunak dengan sistem manajemen basis

data SQL atau DBMS yang multithread dan multi-user. Sederhananya

MySql merupakan sebuah perangkat lunak pada

Relational Database

Menagement System (RDBMS) didalam sebuah manajemen

database

sebagai basis datanya.

MySql salah satu jenis

database server yang sangat tekenal

dan banyak digunakan untuk membangun aplikasi web yang

menggunakan database sebagai sumber dan pengolahan datanya (Arief

(2011d:152)).

2.13.2

Sql

DBMS menggunakan perintah dalam bahasa SQL antara lain:

1. SELECT

Perintah ini digunakan untuk mengambil data dari suatu tabel.

Sintak penulisannya adalah :

SELECT {*|namafield}FROM namatabel [WHERE kondisi].

2. INSERT

(64)

INSERT INTO nama tabel [(field1[,field2,...])]

VALUE (ekspresi1[,ekspresi2,...]).

3. DELETE

Perintah ini digunakan untuk menghapus record dari suatu tabel.

Sintak penulisannya adalah:

DELETE FROM namatabel WHERE kondisi

4. UPDATE

Perintah ini digunakan untuk memperbaharui nilai suatu data pada

tabel. Sintaks penulisannya adalah :

UPDATE namatabel SET kriteria WHERE kondisi.

5. ALTER

Perintah ini digunakan untuk membuat struktur tabel. Sintaks

penulisannya adalah :

ALTER TABLE nama_tabel alter_options;

6. COMMIT

Perintah ini digunakan untuk mengakhiri eksekusi transaksi.

Sintaks penulisannya adalah :

UPDATE accts

SET bal = my_ba; + cretit

WHERE acctno = 7720;

COMMIT WORK;

7. ROLLBACK

(65)

DECLARE

emp_id INTEGER;

...

BEGIN

SELECT empno, ...

INTO emp_id, ...

FROM new_emp WHERE ...

...

INSERT INTO emp VALUES (emp_id, ...);

INSERT INTO tax VALUES (emp_id, ...);

INSERT INTO pay VALUES (emp_id, ...);

...

EXCEPTION

WHEN DUP_VAL_ON_INDEX THEN

ROLLBACK;

...

END;

8. DROP

Perintah ini digunakan untuk menghapus tabel, indeks. Sintaks

penuliasannya adalah :

DROP TABLE nama_tabel;

DROP DATABASE nama_database;

DBMS menggunakan exspresi dalam bahasa SQL antara lain:

Ekspresi ini yang digunakan untuk menghitung atau menghasikan

suatu nilai misalnya : diskon = harga

(harga*diskon);

Eksperesinya adalah :

1.

/ : Bagi

(66)

Gambar 2. 19. Tahapan FAST

4.

* : Kali

2.14

Metode FAST (Framework for the Application of Sytem Thinking)

Dalam pengembangan sistem.

Metode FAST adalah suatu metode yang dilakukan secara berurutan

yakni melalui tahapan investigasi atau surve awal, analisis masalah, analisis

kebutuhan, analisis keputusan, pembuatan rancangan, mengkostruksi,

menerapkan

sistem,

mengoprasikan

dan

pemeliharaan

sistem.

Pengembangan ini bersifat daur hidup karena setelah selesai tahapan

implementasi dan pemeliharaan maka sistem tersebut akan memberikan

umpan balik ke analisis sistem yang telah dirancang.

Metode FAST meliputi (Whitten, 2001) :

1.

Definisi ruang lingkup

(67)

2.

Analisis masalah

Membuat analisis sebab akibat berdasarkan PIECES kemudian

membuat kesimpulan dari permasalahan yang muncul tersebut.

3.

Analisis Kebutuhan

Ta

Gambar

Gambar 2. 1. Model Sistem
Gambar 2. 2. Konsep Sistem informasi
Gambar 2. 3. Contoh Program Dasar Google Maps API
Gambar 2. 5. Proyeksi Peta Azimuthal
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hal tersebut dikarenakan oleh keberadaan keluarga merupakan ikatan kekerabatan dan darah yang tidak akan bisa dipisahkan sehingga waria akan terus menjadi bagian

Maka penelitian yang dilakukan bertujuan mengetahui implementasi undang- undang nomor 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan pasal 76 yang mengatur hak perempuan

1. Terdapat bangunan yang melanggar garis sempadan sungai bertanggul di dalam kawasan perkotaan yang ditetapkan sekurang-kurangnya 3 m di sebelah

Pada analisis pertama, teks dibagi menjadi dua klausa. Pronomina relatif yang dianggap sebagai pemarkah karena dipahami terdapat pronominal dirinya yang mengikuti

Indikator yang digunakan dalam mengukur kepemimpinan kepala sekolah antara lain berkaitan dengan kemampuan kepala sekolah bekerja sama dengan para guru, pengambilan

Predictors: (Constant), Pengembangan Karir, Insentif, Disiplin Kerja, Motivasi.. Dependent Variable:

Media Visual yang akan diterapkan dalam perancangan adalah visual komik strip yang bercerita tentang Semarang dengan pengangkatan tokoh Ngesti Pandowo yaitu

Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan terpilih, dengan sifat fisik dan kimia diperoleh pada produk nata de coco yang berasal dari medium fermentasi dengan