• Tidak ada hasil yang ditemukan

Efek Ekstrak Daun Tapak Dara (Catharanthus roseus G.Don) Terhadap Penurunan Kadar Glukosa Darah Pada Mencit.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Efek Ekstrak Daun Tapak Dara (Catharanthus roseus G.Don) Terhadap Penurunan Kadar Glukosa Darah Pada Mencit."

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

EFEK EKSTRAK DAVN TAPAK DARA Cathranthus roseus G. Dom, TERHADAP PENURVNAN KADAR GULA DARAH PADA MENCIT

Aleksander Riyadi

Pembimbing I: Lusiana Darsono, dr., M. Kes.

Diabetes mellitus merupakan penyakit kronis dengan etiologi multipel yang dapat menyebabkan komplikasi seperti retinopati, neuropati dan nefTopati. Prevalensi DM di seluruh dunia diperkirakan meningkat dari tahun ke tahun.

Pengobatan DM dengan tanaman aIamiah sudah dilakukan sejak zaman dahuIu secara empiris. Catharanthus roseus dipakai oleh tabib Cina sebagai agen hipoglikemia.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efek ekstrak daun Catharanthus roseus terlladap penurunan kadar gula darah pada mencit.

Metoda percobaan yang dipakai ialah uji toleransi glukosa. Ekstrak etanol daun dengan dosis 14,28, dan 56 mg dengan glibenklamid sebagai pembanding diberikan kepada mencit secara acak. Lalu, dicatat penurunan kadar gula darah setelah~, 1, dan 2 jam. Data dianalisis secaraANOVA dilanjutkan Turkey H..\/J.

Dosis 28 dan 56 mg didapatkan efektif karena memiliki perbedaan yang bermakna dengan plasebo.

KesimpuIan yang didapatkan ialah ekstrak daun Catharanthus roseus dapat menurunkan kadar gula darah pada mencit.

Diperlukan penelitian lebih lanjut pada mencit diabetes yang diinduksi obat dan uji toksisitas tanaman tersebut.

Kata kunci: Catharanthus roseus, guIa darah

(2)

ABSTRACT

EFFICACY OF MADAGASCAR PERIWINKLE (Cathranthus roseu.'i G. Don) LEAVES EXTRACT TOWARD THE DECLINE OF SUGAR BLOOD LEVEL

ON MOUSE Aleksander Riyadi

Tutor I: Lusiana Darsono, dr., M. Kes.

Diabetes mellitus is a chronic disease with multiple etiology that may trigger complications such as retinopathia, neuropalhia and nephropathia. DM's prevalence world-wide is believed 10be increasing each year.

DM's medication using natural vegetation has been done empiricall.v since a long time ago. Catharanthus roseus was used by Chinese physicians as a hypogf.ycaemic agent.

The aim of this research was to find out the efficacy of Catharanthus roseus leaves extract toward the decline of sugar blood level on mice.

The experiment method used was glucose tolerance test. Etanol leaves extract (dose 14, 28, and 56 mg with glibenclamide as a comparator) was given randomly. Thereafter, the decline of sugar blood level after J::, I, and 2hours was logged. The d£Jta was anal.v::ed using ANOVA and Turkey HSD methods.

Dose 28 and 56 mg were found to he effective f()r their essential differences when compared with the placeho.

The conclusion ohtained was that Catharanthus roseus leaves extract was capable of declining ~ugar hlood level on mice.

Further investigations on the plant's toxicity test and also on drug-induced diabetes mice are needed

(3)

DAFT AR ISI

Halaman

LEMBAR PERSETUJUAN

LEMBAR PERNY A T AAN

ABSTRAK ABSTRACT PRAKATA DAFT AR ISI

DAFTAR TABEL

DAFT AR GAMBAR DAFT AR DIAGRAM DAFT AR LAMPlRAN

II III IV V VI VII x XI XII XIII BABI PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Identifiksasi Masalah 1.3. Maksud dan Tujuan

1.4. Manfaat Karya Tulis Ilmiah 1.5. Kerangka Penelitian

1.6. Metodologi 1.7. Lokasi dan Waktu

2 2 2 3 3 4

BAB II TINJAUAN PUS TAKA 2. I. Metabolisme Karbohidrat 2.2. Glukosa Darah

2.3. Insulin

2.3.1. Sekresi Insulin 2.3.2. Metabolisme Insulin 2..J. Diabetes Mellitus

(4)

2.4.2. Definisi

13

2.4.3. Etiologi

14

2.4.4. Patogenesis

16

2.4.5. Klasifikasi

21

2.4.6. Gejala klinis

22

2.4.7. Diagnosis

23

2.4.8. Terapi

29

2.4.8.1. Insulin

30

2.4.8.2.0HO

31

2.4.9. Komplikasi

36

2.5. Tapak dara

40

2.5.1. Taksonomi

40

2.5.2. Morfologi

40

2.5.3. Komposisi Kimia

42

2.5.4. Indikasi

43

2.5.5. Fannakokinetik

44

2.5.6. Efek samping

44

2.5.7. Toksisitas

44

BAB III METODOLOGI

3.1. Alat dan Bahan

3.1.1. Bahan yang digunakan

3.1.2. Alat yang digunakan

3.2. Hewan Percobaan

3.3. Desain Penelitian

3.3.1. Metode penarikan sampel

3.3.2. Variabel percobaan

3.3.2.1. Variabel terkendali

3.3.2.2. Variabel perlakuan

3.3.2.3. Variabel respon

3.3.3. Prosedur KeIja

(5)

3.3.3.1. Pemilihan bahan tanaman

47

3.3.3.2. Detenninasi tanaman

47

3.3.3.3. Pembuatan ekstrak daun tapak dara

47

3.3.3.4. Pembuatan larutan glukosa (beban)

48

3.3.3.5. Pembuatan larutan

Glibenclamide

(kontrol positif)

48

3.3.3.6. Hewan Uji

48

3.3.3.7. Pengujian efek toleransi gula

49

3.4. Metode Analisis

50

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4. 1. Hasil Penelitian 4.2. Pembahasan 4.3. Uji Hipotesis

51 55 56

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

5.2. Saran

57

57

DAFTAR PUST AKA

LAMPIRAN 1

LAMPIRAN 2

LAMPIRAN 3

LAMPIRAN 4

RIWAYATHIDUP

58

61

63

69

70

71

(6)

DAFT AR T ABEL

Ha]aman

Tabe] 2.1. Patogenesis DM tipe la 17

TabeI2.2. K]asifikasi Gestational Diabetes mellitus (GDM) 22 Tabe] 2.3. Perbedaan karakter pada DM tipe 1 dan 2 24

TabeI2.4. Kriteria Diagnosis DM 25

Tabel 2.5. Eva]uasi OGTI pada orang norma] 26

Tabel 2.6. Eva]uasi OGTI 26

Tabe] 2.7. Kadar gu]a darah puasa dewasa 28

Tabel 2.8. Bentuk sediaan insulin 30

Tabe] 2.9. Obat hipog]ikemik ora] (OHO) I 32

Tabe] 2. ]0. Obat hipog]ikkemik ora] (OHO) II 33 Tabe] 2.] ]. Ma]formasi congenital pada neonatal akibat komp]ikasi

Gestasional DM 39

Tabel 4. ]. Kadar gu]a darah mencit pada uji toleransi glukosa 5]

TabeI4.2. Kadar gu]a darah rata-rata mencit 52

Tabel 4.3. Persentase penurunan kadar guIa darah mencit pada uji

to]eransi g]ukosa 53

Tabe] 4.4. Rata-rata persentase penurunan kadar gula darah mencit

pada uji to]eransi g]ukosa 54

TabeI4.5. Analisis stastistik persentase penurunan kadar gula darah

mencit memakai uji oneway ANOV A dan Turkey HSD 55

(7)

Gambar 2.9. Strategi diagnosis OM 27 Gambar 2.]0. Cara pemakaian insulin subkutan 3]

Gambar 2.] I. Efek sulfonil urea 34

Gambar 2.12. Efek Biguanidalmetformin 34

Gambar 2.13. Mekanisme komplikasi kronis pada OM 37

Gambar 2.]4. Makrosomia 38

Gambar 2.15. Tanaman tapak dara I 4]

Gambar 2.]6. Tanaman tapak dara II 4]

Gambar 2.17. Alkaloid sebagai agen hipoglikemik 43

DAFT AR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.]. Metabolisme glukosa 5

Gambar 2.2. Struktur proinsulin dan insulin 9

Gambar 2.3. Sekresi insulin 10

Gambar 2.4. Efek insulin ] ]

Gambar 2.5. Mekanisme kerja insulin ]2

Gambar 2.6. Estimasi jumlah penderita OM 13

Gambar 2.7. Metabolisme glukosa pada OM ]4

Gambar 2.8. Patogenesis OM tipe II]cassava (yanides hypothesis 20

(8)

DAFT AR DIAGRAM

Halaman

Diagram 4.1. Kadar rata-rata gula darah 52

Diagram 4.2. Rata-rata persentase penurunan kadar gula darah mencit

pada uji toleransi glukosa 54

(9)

DAFT AR LAMPmAN

Lampiran I Perhitungan Dosis

Lampiran 2 Uji Statistik oneway ANOV A dan Turkey HSD Lampiran 3 Determinasi Tanaman

Lampiran 4 Gambar Prosedur Kerja

XIII

Halaman

60

62

68

(10)

LAMPIRAN 1

PERHITUNGAN DOS IS

Perhitungan dosisglibenclamide

Dosisglibenc/amide untuk manusia adalah 5 mg.

Faktor konversi untuk mencit yang beratnya :t:20 g adalah 0,0026. Mencit yang digunakan da]am penelitian beratnya :t:20 - 25 g. Volume lambung mencit:t: 0,5 ml

Perhitungan:

5 mg x 0,0026 = 0,013 mg

0,013 mg dilarutkan da]am 0,5 ml air suling.

Perhitungan dosis Glukosa

Dosis untuk manusia adalah 75 g.

Faktor konversi untuk mencit yang beratnya :t:20 g adalah 0,0026.

Mencit yang digunakan da]am penelitian beratnya :t: 20

-

25 g.

Volume ]ambung mencit:t: 0,5 m1

Perhitungan:

75 g x 0,0026 = 0,195 g

0,195 g dilarutkan dalam 0,5 m1 air su]ing.

Perhitungan dosis I herba CIlthaTanthus Toseus G. Don (1 DM)

Dosis pada tikus adalah 500 mglkg BB (Singh et all, 200]) Dosis pada tikus 200 gram ialah ] 00 mg

(11)

62

Faktor konversi untuk mencit yang beratnya :t 20g adalah 0,14 Mencit yang digunakan dalam penelitian beratnya :t 20 - 25 g Volwne lambung mencit:t 0,5 ml

Perhitungan:

100 mg * 0,14 = 14 mg

14 mg dilarutkan dalam 0,5 ml aquadest

Perhitungan dosis II berba

CIltharanthus roseus G.Don

(2 DM)

Dosis pada tikus adalah 1000 mglkg BB. Dosis pada tikus 200 gram ialah 200 mg

Faktor konversi untuk mencit yang beratnya:t 20g adalah 0,14 Mencit yang digunakan dalam penelitian beratnya :t 20 - 25 g. Volwne lambung mencit:t 0,5 ml

Perhitungan:

200 mg * 0,14 = 28 mg

28 mg dilarutkan dalam 0,5 ml aquadest

Perbitungan dosis III berba CIltharanthus rose us G. Don (4 DM)

Dosis pada tikus adalah 2000 mg / kg BB. Dosis pada tikus 200 gram ialah 400 mg

Faktor konversi untuk mencit yang beratnya f: 20g adalah 0,14 Mencit yang digunakan dalam Penelitian beratnya f: 20 - 25 g. Volwne lambung mencit:t 0,5 ml

Perhitungan:

400 mg * 0,14 = 56 mg

(12)

95% Confidence Interval for Mean

N Mean Std. Deviation Std. Error Lower Bound Uooer Bound Minimum Maximum kontroI + 3 29.6400 15.9614 9.2153 -10.0102 69.2.902 11.64 42.07

kontrol- 3 72833 51434 2.9695 -54936 20.0603 3.14 13.04

dosis 1 dm 3 16.4767 9.6217 5.5551 -7.4250 40.3783 9.30 27.41 dosis 2 dm 3 40.8167 2.5268 1.4588 34.5398 47.0935 38.19 43.23 dosis 4 dm 3 53.0933 9.8597 5.6925 28.6004 77.5863 43.82 63.45 Talai 15 294620 18.8954 4.8788 18.9981 39.9259 3.14 63.45

Levene

Statistic df1 df2 Sio.

2.720 4 10 .091

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 4043.737 4 1010.934 10.588 .001

WithinGroups 954.792 10 95.479

Total 4998.528 14

63

LAMPIRAN 2

UJI STATISTIK

Persentase Penurunan Kadar Glukosa Darah Mencit TI-T2

Oneway

Descrlptives

T1-T2

Test of Homogeneity of Variances T1-T2

(13)

u ey

Mean

Difference 95% Confidence Interval (I) treatment (J) treatment (I-J) Std. EITOf Si~ Lower Bound Upper Bomd kontrol + kootrol- 22.3567 7.9783 .106 -3.9009 48.6142

dosis 1 dm 13.1633 7.9783 .502 -13.0942 39.4209 dosis 2 dm -11.1767 7.9783 .641 -37.4342 15.0809 dosis 4 dm -23.4533 7.9783 .086 ...9.7109 2.8042 kontrol- kontrol+ -22.3567 7.9783 .106 -48.6142 3.9009 dosis 1 dm -9.1933 7.9783 .717 -35.4509 17 .0642 dosis 2 dm -33.5333. 7.9783 .012 -59.7909 -72758 dosis 4 dm ...5.8100. 7.9783 .001 -72.0676 -19.5524 dosis 1 dm kootrol+ -13.1633 7.9783 .502 -39.4209 13.0942

kontrol

-

9.1933 7.9783 .777 -17.0642 35.4509 dosis 2 dm -24.3400 7.9783 .073 -50.5976 1.9176 dosis 4 dm -36.6167* 7.9783 .007 ~.8742 -10.3591 dosis 2 dm kootrol+ 11.1767 7.9783 .641 -15.0809 37.4342 kontrol- 33.5333. 7.9783 .012 72758 59.7909 dosis 1 dm 24.3400 7.9783 .073 -1.9176 50.5976 dosis 4 dm -122767 7.9783 .563 -38.5342 13.9809 dosis 4 dm kontrol+ 23.4533 7.9783 .086 -2.8042 49.7109 kontrol - 45.8100. 7.9783 .001 19.5524 72.0676 dosis 1 dm 36.6167. 7.9783 .007 10.3591 62.8742 dosis 2 dm 12.2767 7.9783 .563 -13.9809 38.5342

Subset for alpha

=

.05

treatment N 1 2 3

kontrol

-

3 7.2833

dosis 1 dm 3 16.4767 16.4767

kontrol+ 3 29.6400 29.6400 29.6400

dosis 2 dm 3 40.8167 40.8167

dosis 4 dm 3 53.0933

Si9. .106 .073 .086

64

Post Hoc Tests

Multiple Comparisons

Dependent Variable: T1- T2

T k HSD

..

The mean cifference is significant at the .05 level.

Homogeneous Subsets

T1-T2

T ukey HS(jI

(14)

95% Confidence InIBrvaIfof" Mean

N Mean Std. Deviation Std. Enor u-r Bound Uooer Bound Minimum Maximum kontroI + 3 32.6900 13.7111 7.9161 -1.3702 66.7502 22.42 <48.26

kontroI- 3 17.6600 23.2163 13.<4040 -40.0125 75.3325 2.14 44.35 do&is 1 dm 3 39.0267 6.1566 3.5545 23.7327 54.3206 32.<48 44.70 dosis 2 dm 3 8.3400 4.2057 2.4282 -2.1076 18.7876 4.09 12.50 dosis 4 dm 3 9.0700 8.3147 4.8005 -11.5849 29.7249 1.89 18.18 Totat 15 21.3573 16.9614 4.3794 11.9644 30.7502 1.89 <48.26

Levene

Statistic df1 df2 Sig.

4.553 4 10 .024

Sum of

Scluares df Mean Scluare F Sia.

Between Groups 2324.203 4 581.051 3.411 .053 Within Groups 1703.437 10 170.344

Total 4027.640 14

65

Persentase Penurunan Kadar Glukosa Darab Mencit T2- T3

Oneway

Descrlptlves

T2-T3

Test of Homogeneity of Variances T2-T3

(15)

Mean

Difference 95% Confidence Interval (I) treatment (J) treatment jI-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound kontrol + kontrol

-

15.0300 10.6566 .635 -20.0422 50.1022 dosis 1 dm -6.3367 10.6566 .973 -41.4089 28.7356 dosis 2 dm 24.3500 10.6566 .226 -10.7222 59.4222 dosis 4 dm 23.6200 10.6566 .249 -11.4522 58.6922 kontrol - kontrol+ -15.0300 10.6566 .635 -50.1022 20.0422 dosis 1 dm -21.3667 10.6566 .330 -56.4389 13.7056 dosis 2 dm 9.3200 10.6566 .900 -25.7522 44.3922 dosis 4 dm 8.5900 10.6566 .923 -26.4822 43.6622 dosis 1 dm kontrol + 6.3367 10.6566 .973 -28.7356 41.4089 kontrol - 21.3667 10.6566 .330 -13.7056 56.4389 dosis 2 dm 30.6867 10.6566 .094 -4.3856 65.7589 dosis 4 dm 29.9567 10.6566 .105 -5.1156 65.0289 dosis 2 dm kontrol+ -24.3500 10.6566 .226 -59.4222 10.7222 kontrol - -9.3200 10.6566 .900 -44.3922 25.7522 dosis 1 dm -30.6867 10.6566 .094 -65.7589 4.3856 dosis 4 dm -.7300 10.6566 1.000 -35.8022 34.3422 dosis 4 dm kontrol + -23.6200 10.6566 .249 -58.6922 11.4522 kontrol- -tI.5900 10.6566 .923 -43.6622 26.4822 dosis 1 dm -29.9567 10.6566 .105 -65.0289 5.1156 dosis 2 dm .7300 10.6566 1.000 -34.3422 35.8022

Subset for alpha

=

.05

treatment N 1

dosis 2 dm 3 8.3400

dosis 4 <1m 3 9.0700

kontrol- 3 17.6600

kontrol+ 3 32.6900

dosis 1 <1m 3 39.0267

Sig. .094

66

Post Hoc Tests

Multiple Comparisons Dependent Variable; T2-T3

Tukey HSD

Homogeneous Subsets T2-T3 Tukey HSrf

Means for groups in homogeneous subsets are displayed. a. Uses Hannonic Mean Sample Size = 3.000.

(16)

95% Confidence Inlefvalfor

Mean

N Me8'I SId. DeIIiation Std. Error l~ Bound Upper Bound Minimum MaximI.m kontroI + 3 00.9133 8.5943 4.9619 39.5640 82.2626 52.96 70.03

kontroI- 3 23.8833 20.4815 11.8250 -26.9956 74.7623 9.42 47.32 dosis 1 dm 3 48.6733 90118 5.2030 26.2867 71.0600 38.76 56.37 dosis 2 dm 3 ~.7233 3.ge09 22984 35.8342 55.6125 43.40 50.32 dosis 4 dm 3 57.2267 11.0184 6.3615 29.8554 84.5980 44.88 66.06 Talai 15 47.2840 16.7617 4.3278 38.0017 56.5663 9.42 70.03

Levene

Statistic df1 df2 SiQ.

3.033 4 10 .070

Sum of

Squares df Mean Souare F SiQ.

Between Groups 2509.717 4 627.429 4.407 .026

Within Groups 1423.642 10 142.364

Total 3933.359 14

67

Oneway

Descrtptlves

T1-T3

Test of Homogeneity of Variances T1-T3

ANOVA

(17)

u eYI

Mean

Difference 95% Confidence Interval (I) treatment (J) treatment (I-J) Std. Error Sio. Lower Bound Uwer Bound kontrol+ kontrol

-

37.0300. 9.7421 .023 4.9673 69.0927 dosis 1 dm 122400 9.7421 .721 -19.8227 44.3027 dosis 2 dm 15.1900 9.7421 .551 -16.8727 472527 dosis 4 dm 3.6867 9.7421 .995 -28.3761 35.7494 kontrol- kontrol + -37.0300. 9.7421 .023 -69.0927 -4.9673 dosis 1 dm -24.7900 9.7421 .156 -56.8527 72727 dosis 2 dm -21.8400 9.7421 .240 -53.9027 102227 dosis 4 dm -33.3433" 9.7421 .041 -65.4061 -1.2806 dosis 1 dm kontrol + -12.2400 9.7421 .721 -44.3027 19.8227

kontrol- 24.7900 9.7421 .156 -7.2727 56.8527

dosis 2 dm 2.9500 9.7421 .998 -29.1127 35.0127 dosis 4 dm ~.5533 9.7421 .899 -40.6161 23.5094 dosis 2 dm kontrol + -15.1900 9.7421 .551 -47.2527 16.8727 kontrol - 21 .8400 9.7421 .240 -10.2227 53.9027 dosis 1 dm -2.9500 9.7421 .998 -35.0127 29.1127 dosis 4 dm -11.5033 9.7421 .762 -43.5661 20.5594 dosis 4 dm kontrol+ -3.6867 9.7421 .995 -35.7494 28.3761 kontrol - 33.3433" 9.7421 .041 1 .2806 65.4061 dosis 1 dm 8.5533 9.7421 .899 -23.5094 40.6161 dosis 2 dm 11.5033 9.7421 .762 -20.5594 43.5661

Subset for alpha

=

.05

treatment N 1 2

kontl'ol- 3 23.8833

dosis 2 dm 3 45.7233 45.7233

dosis 1 dm 3 48.6733 48.6733

dosis 4 dm 3 57.2267

kontrol+ 3 60.9133

Sig. .156 .551

68

Post Hoc Tests

Multiple Comparisons Dependent Variable: T1-T3

Tk HSD

..The mean difference is significant at the .05 level.

Homogeneous Subsets

T1-T3

Tukey HSr1

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

(18)

LAMPlRAN j

69

INSTITUT

TEKNOLOGI

BANDUNG

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

DEPART

EM EN

BIOLOGI

JI. Ganesa 10 Bandung 40132 - Telp. (022) 250 9172 - (022) 250 9173

Pes. 3133; 3134; 3144 Telp./Fax. (022) 2500258 Telp. (022) 251 1575 (Langsung) E-mail: biology@bUtb.ac.id Home Page: http://www.bUtb.ac.id

Nomor: 380/K01.7.9/PP.2.5/2004 Perihal : Determinasi tanaman

25 Mei 2004

Kepada Yth.

Aleksander Riyadi

Fakultas Kedokteran

Universitas Maranatha

n. Prof. Drg. Suria Sumantri 65

Bandung.

Dengan hormat,

Memenuhi pennintaan Saudara, perihal determinasi tanaman, bersama ini kami

sampaikan bahwa setelah dilakukan detenninasi oleh staf kami tanaman yang dibawa

oleh Saudara, adalah :

1. Nama suku/familia

Nama jenis/species

Sinonim

Namaumum

Buku Acuan

: Apocynaceae

:

Catharanthus rose us

(L.) G. Don

:

Lochnera rosea

(L.) Rchb. ex. Steud.

Vinca rosea L.

: Tapak dara (Indonesia)

Kembang tembaga beureum (Sunda)

Madagascar peri winkle (Inggris)

: 1. Backer, C. A. & Bakhuizen van den Brink, Jr. 1965.

Flora of Java. Vol. II. Halaman 228. N. V.P.

NoordhotT - Groningen. The Netherland.

2. Ogata, Y. et al. (Committee Members). 1995.

Medicinal Herb Index in Indonesia (Second

Editions). PT. Eisai Indonesia. Halaman 196.

3. Sutarno, H. & Rudjiman. 1999.

Catharalllhus roseus

(L.)

G.

Don.

do/am

de

Padua,

L.

S.

Bunyapraphatsara, N. & Lemmens, R. H. M. J. (005.)

Plant Resources of South - East Asia No. 12 (1).

Medicinal

and

poisonous

plant

1.

Backhuys

Publishers. Leiden pp. 185 - 190.

Perlu kami sampaikan bahwa sejak adanya restrukturisasi Lab. di Departemen

Biologi ITB, Lab. Biosistematik yang terbentuk dan bertanggungjawab memberikan

pelayanan identifikasi Tumbuhan/Hewan, telah memutuskan adanya tambahan biaya

identifikasi sebesar Rp. 15.000,- (Lima belas ribu rupiah) per sampel.

Atas perhatian Saudara, kami ucapkan terima kasih.

Departemen Biologi FMIPA-ITB

Sekre~riS,

lli. J~Mlian

(19)
(20)

RIYAWAT HIDUP

Nama : Aleksander Riyadi

Nomor Pokok Mahasiswa : 0110155

Tempat dan tanggallahir : Bandung, 7 Agustus 1983

Alamat : Silih Asih III /44 Bandung 40253 Riwayat Pendidikan

SDK Rehoboth , Bandung, tahun lulus 1995 SLTPK Kalam Kudus , Bandung, tahun lulus 1998 SMUK 1 BPK Penabur, Bandung, tahun lulus 2001

(21)

BABI

PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Diabetes mellitus (DM) merupakan sebuah kelainan metabolik yang kronis

dengan etiologi multipel yang ditandai oleh gejala hiperglikemia. Adanya

gangguan metabolisme karbohidrat, lemak dan protein karena defek sekresi

insulin, ketja insulin atau keduanya (WHO, 1999).

Prevalensi DM saat ini sekitar 176 juta jiwa di seluruh dunia (WHO,

2003). Insidensi DM di Amerika ialah 15 kasus per 100.000 orang tiap

tahunnya (Lamb, 2000). Di Indonesia, penderita DM diperkirakan 5,6 juta

dengan prevalensi

4,6% daTi ]25 juta orang yang berumur

20 tahun

(PERKENI, 2002). Bahkan pada tahun 2003, penduduk yang terdiagnosa DM

betjumlah 8 juta jiwa (WHO,2003).

Menurut WHO (2003), penderita DM pada tahun 2030 diperkirakan

mencapai 370 jutajiwa

di seluruh dunia dan 21 jutajiwa

diantaranya ada di

Indonesia. Hal ini perlu kita sadari bahwa diabetes mellitus merupakan suatu

masalah penting yang harus kita tangani.

Penderita DM perlu mengontrol guJa darah

mereka dengan pengaturan

pola makan yang baik dan 0001. Penyakit DM merupakan penyakit kronis

yang

bila

tidak

ditangani akan menimbulkan

komplikasi

diantaranya

retinopathi, nefropathi,

dan

neuropathi.

Masalah lain yang timbul di sini

adalah biaya. Obat memang bukan barang murah bagi pasien apaIagi jika

mereka harus menggunakannya terus menerus.

Masyarakat yang kurang mampu sering menggunakan rebusan tanaman

tapak dara seca~

empiris untuk menurunkan kadar gula darah. Secara

subjektif, pasien me~i

lebih baik mungkin kadar gula darahnya benar-benar

menurun.

Satu hal yang menjadi pertanyaan yakni mengapa tapak dara begitu

(22)

2

Don merupakan suatu tetumbuhan yang amat mudah untuk ditanam. Dimana saja kita dapat menjumpai tanaman ini. Begitu banyak para tabib dari Cina yang menggunakannya dengan nama chang chun hua

if g

it

(Chang&

But, 1986) ataupun ayuverda pada masyarakat pengobatan India bahkan di Eropa dikenaI sebagai Madagascar periv,'inkle sudah mulai dipakai sejak tahun 1920 (MarIes & Famswonh, ]996).

Hal ini menjadi sebuah fenomena yang menarik yang perlu dibuktikan. Banyak kaIangan masyarakat yang berpendidikan modem bersikap apriori terhadap pengobatan empiris. Karena itu dibutuhkan sebuah penelitian yang bersifat ilmiah untuk membuktikan fenomena ini. Ini menjadi daya tarik bagi penulis untuk mengetahui efek tapak dara terhadap b'1Jladarah dengan harapan suatu saat tapak dara dapat dipakai sebagai obat altematif bagi penderita diabetes mellitus yang rasional.

1.2. Identifikasi Masalah

Apakah ekstrak daun tapak darn dapat menurunkan b'1Jladarah?

1.3. Maksud dan Tujuan

Maksud penelitian : Mengetahui efek tapak dara sehingga dapat digunakan sebagai obat altematif diabetes mellitus. Tujuan penelitian : Mengetahui efek tapak dara sebagai obat untuk

menurunkan gula darah.

1.4. Manfaat Penelitian

(23)

3

Manfaat PTaktis : Tapak dara dapat dipakai sebagai obat altematif untuk menurunkan gula darah oleh masyarakat.

1.5. Kerangka Penelitian dan Hipotesis

Diabetes tetjadi karena defisiensi insulin absolut maupun relatif (WHO, 2002). Tapak dara mengandung alkaloid / Vinca Alkaloid.. yaitu leurosine, catharanthine, locherine, tetrahydroalstonine, vindoline, dan vindolinine memiliki efek menurunkan gula darah dengan slow' onset danprolonged e.tfect (Chang & But, 1986).

Alkaloid meningkatkan aktivitas enzim g~vcogen .\ynthase, glucose 6-phosphate-dEhidrogenase, succinate dehidrogenase, malate dehydrogenase.

Peningkatan enzim ini akan meningkatkan penggunaan glukosa dan menurunkan gula darah (Singh et all, 2001). Selain itu, alkaloid meningkatkan sekresi insulin seperti mekanisme kerjasulphonylurea (Nammi et all, 2003).

Hipotesis: Ekstrak daun tapak dara (Catharanthus roseus G. Don) dapat menurunkan kadar gula darah

1.6. Metodologi

Rancangan penelitian: Eksperimental laboratoris sungguhan Rancangan Acak Lengkap (RAL) komparatif

: Pemeriksaan kadar gula darah sebelum penelitian

dengan

bersifat

Prosedur

(TO).

Pemberian ekstrak tapak dara pada kelompok perlakuan dengan pembebanan glukosa.

Pemeriksaan kadar gula darah 1/2 jam setelah perlakuan (Tl ).

(24)

Metode Uji

: ANDV A dan Turkey HSD

1.7. Lokasi dan Waktu

Penelitian dilakukan di laboratorium Farmakologi Fakultas Kedokteran

Universitas Kristen Maranatha Bandung.

Penelitian dilakukan pada bulan Februari hingga Juni 2004.

(25)

BABV

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Ekstrak daun tapak dara (Calaharanlhus roseus G. Don) memiliki efek menurunkan gula darah pada mencit

5.2. Saran

Perlunya dilakukan penelitian lanjutan pada uji toleransi glukosa dengan hewan uji diabetes yang diinduksi obat dan ~ji toksisitas daun tapak dara

(26)

DAFTAR PUST AKA

Askandar Tjokoprawiro. 1999. Klasifikasi diabetes mellitus. Diabetes mellitus: Klasifikasi. diagnosis dan terapi. Edisi III. Jakarta. PT Gramedia Pustaka Utama. 1 - 6

. 1999. Kriteria diagnosis diabetes mellitus. Diabetes mellitus: Klasifikasi, diagnosis dan terapi. Edisi III. Jakarta. PT Gramedia Pustaka Utama. 10 - 5

. 1999. Dasar-dasar terapi diabetes mellitus. Diabetes mellitus: Klasifikasi. diagnosis dan terapi. Edisi III. Jakarta. PT Gramedia Pustaka

Utama. 17,27,43,56,75

Auburn University. 2004. Catharanthus roseus.

http://www.ag.auburn.edw1andscape!dbpages!440.htmI. 16 maret 2004

. 2004. Catharanthus roseus.

http://www.aces.eduJpubs/docs/A/ANR-]] ]91.9 Mei 2004

Chattopadhyay R.R. 1999. A comparative evaluation of some blood sugar lowering agents of plant origin.

http://www .ncbi.n]m.nih. gov/entrez/querv. fcgi?cmd=Retrieve&db=pu bmed &dopt= Abstract&list uids= 10617074. 9 maret 2004

Chang H.M., But P.H. 1986. Changchunhua. Pharmacology and applications of chinese materia medica. Philadelphia - Singapore. World Scientific Publishing Co Pte Ltd. 240, 242 - 4

Guyton & Hall. 1997. Metabolisme karbohidrat dan pembentukan adenosin

trifosfat.

Bu/w ajar fisiologi lredokteran.

Edisi IX. Jakarta. EGC. 1063 - 6,

1071

. 1997. Endrokinologi insulin, glukagon dan diabetes mellitus. Buku ajar fisiologi lredokteran. Edisi IX. Jakarta. EGC. 1021 - 5

Head K.A. 1997. Homocysteine: Type-l diabetes: Prevention of the disease and its complications. http://www.thome.com/vdf/ioumaV2-4/diabetestvpel. vdf

]0 maret 2004

(27)

59

MarIes, R.J., Farnsworth, N.R. 1995. Antidiabetic plants and their active

constituents. Phytomedicine, vol 2(2): 137

- 65.

Mayes P.A 1987. Metabolisme Karbohidrat. Biokimia Harper. Edisi XX Jakarta. EGC.185-6

Nammi S., Boini M.K., Lodagala S.D., Behara RB.S. 2003. The juice of fresh leaves catharanthus roseus linn. reduces blood glucose in normal and al/oxan diabetic rabbits.

http://v.'Ww.ncbi .nlm.nih. gov/entrez/querv.fcgj?cmd=Retrieve&db=oubmed &dopt=Abstract&list uids=12950994. 10 maret 2003

Ogata Y. et all. (Commjttee Members). 1995. Medicinal herb index in Indonesia.

Edisi 2. Jakarta. PT. Esai Indonesia. 196

Palmer S.M. 1994. DeChemey AH., Pernol M.L., editors: Pregnancy at risk: Diabetes me}}jtus.Current obstetric & gynecologic diagnosis & treatment. 8thedition. USA. Appleton & Lange. 369,371

PERKENI. 2002. Pengelolaan diabetes mellitus tipe 2 di indonesia 2002. L 4, 10, 14 -15

Petlevslci S. 2001. Biochemia medica casopis hrvatskog d11lStva medicinskih

biokemicara.

http://www.hdmb.hr/BiochMedNol II 3-4Nol II 3-4 omot.pdf. 9 maret 2004

Powers AC. 2001. Diabetes mellitus. Harrison's principles of internal medicine. 15thedition. New York - Toronto. McGraw-Hill. 2109- 26, 2131, 2133

Stott R 1998.Oral glucose tolerance. http://members.aol.comJRjchstottJGtt.htm. 16 maret 2004.

Singh S.N., Vats P., Suri S., Shyam R, Kumria M.M., Ranganathan S., et aI. 2001. Effict of an anti diabetic extract of catharanthus roseus on enzymic activities in streptozotocin induced diabetic rats. http://www .ncbi.nlm.nih. gOYlentrez/query. fcgi?cmd=Retrieve&db=pubmed &dopt=Abstract&list uids=11448549. 9 maret 2004

(28)

60

normal and streptozotocin diabetic mice.

http://v.'ww.ncbi.nlm.nih. gov!entrez/ query .fcgi?cmd=Retrieve&db=pubmed &dopt=Abstract&list uids=2743711. 9 maret 2004

Toni Handoko & B. Suharto. 1995. Insulin, glukagon dan anti diabetik oral. Farmakologi dan terapi. Edisi IV. Jakarta. FKUI. 467

t

71

USDA 2004. Catharanthus roseus (L.) G. Don. Madagascar periwinkle. http://Dlants.usda.gov/cgibin/plantprofile.cgi?svrnbol=CAROI4. 9 maret 2004

Williams. 2001. Medical and surgical complication in pregnancy: Diabetes. Williams obstetrics. 21 th edition. New York

-

Toronto. The McGraw-Hili

Companies. 136] t 74

WHO. 1999. Definition. diagnosis and cIass!fication q{diabetes mellitus and its

complications.

http://www.staff.llcl.ac.uklphilip.home/who dmg.pdf

(;

. 2002. Lahoratory diagnosis and monitoring of diabetes mellitus, http://whqlibdoc.who.int/hq/2002/9241590483.pdf. 28 april 2004

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder yang dikumpulkan dengan metode wawancara serta analisa kandungan makanan Hasil penelitian didapatkan hubungan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sikap konsumen terhadap dodol rumput laut Phoenix Food berdasarkan hasil analisis adalah menyukai dodol, sikap konsumen pria dan wanita

dinding batu bata dalam 1 (satu) satuan pekerjaan selama 1 (satu) jam, sehingga dapat mengetahui penggunaan analisis SNI 2002 atau SNI 2008 yang lebih efisien

biaya saluran distribusi tidak langsung yang dilakukan akan lebih efisien. Perusahaan disarankan agar meningkatkan pengawasan

pejabat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 73 Ayat (1), ditetapkan oleh Walikota dengan mempertimbangkan kelancaran dan kemudahan pelayanan administrasi

Lebih penting lagi, usahawan di dalam kumpulan ini berkemampuan untuk mempraktikkan apa yang mereka pelajari dari pengalaman dan kejadian-kejadian seharian dan mereka juga mampu

dilakukan untuk mempelajari efektivitas penyaringan asap rokok oleh filter rokok yang ditambahi arang bambu, dengan perlakuan meliputi: jenis arang bambu (Andong