• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan persepsi guru tentang pelaksanaan pembelajaran tematik dengan kinerja guru di Sekolah Dasar Se-Kecamatan Pakem Kabupaten Sleman.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan persepsi guru tentang pelaksanaan pembelajaran tematik dengan kinerja guru di Sekolah Dasar Se-Kecamatan Pakem Kabupaten Sleman."

Copied!
167
0
0

Teks penuh

(1)

vii ABSTRAK

HUBUNGAN PERSEPSI GURU TENTANG PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TEMATIK DENGAN KINERJA GURU

DI SEKOLAH DASAR SE-KECAMATAN PAKEM KABUPATEN SLEMAN

Oleh: Septi Ria Irawan

111134242

Universitas Sanata Dharma

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh hasil wawancara dengan salah satu guru SD di Kecamatan Pakem yang menunjukkan bahwa guru masih mengalami kesulitan dalam melaksanakan pembelajaran tematik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara persepsi guru tentang pelaksanaan pembelajaran tematik dengan kinerja guru di Sekolah Dasar se-Kecamatan Pakem Kabupaten Sleman.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian korelasi dengan metode survei. Populasi dalam penelitian ini adalah 24 SD dengan responden 81 guru kelas bawah. Sampel penelitian adalah 23 SD dengan jumlah responden 78 guru kelas bawah. Teknik pengambilan sampel menggunakan cluster random sampling.

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan angket dan dokumentasi. Instrumen pengumpulan data menggunakan skala dan daftar check-list. Analisis data menggunakan analisis statistik deskriptif dan korelasi product moment.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara persepsi guru tentang pelaksanaan pembelajaran tematik dengan kinerja guru di Sekolah Dasar se-Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman dengan nilai koefisien korelasi 0,754. Nilai koefisien korelasi tersebut menunjukkan bahwa ada hubungan yang kuat antara persepsi guru tentang pelaksanaan pembelajaran tematik dengan kinerja guru.

Kata Kunci: Persepsi Guru, Pelaksanaan Pembelajaran Tematik, Kinerja Guru

(2)

viii

ABSTRACT

THE CORRELATION BETWEEN TEACHER’S PERCEPTIONS ABOUT IMPLEMENTATION THEMATIC LEARNING WITH TEACHER’S

PERFORMANCES IN PAKEM’S ELEMENTARY SCHOOLS IN SLEMAN REGENCY

By:

Septi Ria Irawan 111134242

Sanata Dharma University

The research is based on an interview result with one of the elementary school teachers in Pakem. It showed that the teacher was still getting difficulties in implementing the thematic learning. The research aimed to find out the correlation between teacher’s perceptions about implementation thematic learning with teacher’s performances in Pakem’s elementary schools in Sleman Regency.

The research was a kind of correlation with survey method. The populations in this research were 24 elementary schools with 81 homeroom teachers in grade 1 up to 3 as the respondents. The samples in this research were 23 elementary schools with 78 homeroom teachers in grade 1 up to 3 as the respondents. The sampling techniques used the cluster random sampling. The data collection techniques in this research used questionnaire and documentation. The instrument used to collect the data were scale and check-list. The data was analyzed using descriptive statistic analysis and product moment correlation.

The result of the research showed that there was a correlation between teacher’s perceptions about implementation thematic learning with teacher’s performances in Pakem’s elementary schools in Sleman Regency with the value of the correlation coefficient of 0,754. The value of correlation coefficient showed that there was a strong correlation between teacher’s perceptions about implementation thematic learning with teacher’s performances.

(3)

HUBUNGAN PERSEPSI GURU TENTANG PELAKSANAAN

PEMBELAJARAN TEMATIK DENGAN KINERJA GURU

DI SEKOLAH DASAR SE-KECAMATAN PAKEM

KABUPATEN SLEMAN

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh: Septi Ria Irawan NIM: 111134242

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(4)

i

HUBUNGAN PERSEPSI GURU TENTANG PELAKSANAAN

PEMBELAJARAN TEMATIK DENGAN KINERJA GURU

DI SEKOLAH DASAR SE-KECAMATAN PAKEM

KABUPATEN SLEMAN

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh: Septi Ria Irawan NIM: 111134242

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(5)
(6)
(7)

iv

MOTTO

MOTTO

MOTTO

MOTTO

Datanglah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, dan Aku akan memberikan kelegaan (Matius 11: 28)

Aku ini hamba Tuhan, terjadilah padaku menurut perkataanmu itu (Lukas 1: 38)

Sesuatu yang belum dikerjakan, seringkali tampak mustahil; kita baru yakin kalau kita telah berhasil melakukannya dengan baik (Evelyn Underhill)

PERSEMBAHAN

PERSEMBAHAN

PERSEMBAHAN

PERSEMBAHAN

Karya ini aku persembahkan kepada:

1. Tuhan Yesus Kristus yang senantiasa memberkati penulis dengan Roh Kudus-Nya.

2. Orang tuaku tercinta, Bapak Budi Irawan dan Ibu Anastasia Giyati yang senantiasa memberikan

kasih sayang, perhatian, semangat, nasihat, dan doa.

3. Kakakku tersayang Angela Merici Anis Findarwati dan keponakanku tersayang Monica Reviana

Hartianisa yang selalu menghibur dan memberikan semangat serta doa.

4. Andreas Bangkit Kristianto tersayang yang senantiasa memberikan semangat, perhatian, doa, dan

dukungan.

5. Seluruh keluargaku tercinta.

(8)
(9)
(10)

vii ABSTRAK

HUBUNGAN PERSEPSI GURU TENTANG PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TEMATIK DENGAN KINERJA GURU

DI SEKOLAH DASAR SE-KECAMATAN PAKEM KABUPATEN SLEMAN

Oleh: Septi Ria Irawan

111134242

Universitas Sanata Dharma

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh hasil wawancara dengan salah satu guru SD di Kecamatan Pakem yang menunjukkan bahwa guru masih mengalami kesulitan dalam melaksanakan pembelajaran tematik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara persepsi guru tentang pelaksanaan pembelajaran tematik dengan kinerja guru di Sekolah Dasar se-Kecamatan Pakem Kabupaten Sleman.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian korelasi dengan metode survei. Populasi dalam penelitian ini adalah 24 SD dengan responden 81 guru kelas bawah. Sampel penelitian adalah 23 SD dengan jumlah responden 78 guru kelas bawah. Teknik pengambilan sampel menggunakan cluster random sampling.

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan angket dan dokumentasi. Instrumen pengumpulan data menggunakan skala dan daftar check-list. Analisis data menggunakan analisis statistik deskriptif dan korelasi product moment.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara persepsi guru tentang pelaksanaan pembelajaran tematik dengan kinerja guru di Sekolah Dasar se-Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman dengan nilai koefisien korelasi 0,754. Nilai koefisien korelasi tersebut menunjukkan bahwa ada hubungan yang kuat antara persepsi guru tentang pelaksanaan pembelajaran tematik dengan kinerja guru.

Kata Kunci: Persepsi Guru, Pelaksanaan Pembelajaran Tematik, Kinerja Guru

(11)

viii

ABSTRACT

THE CORRELATION BETWEEN TEACHER’S PERCEPTIONS ABOUT IMPLEMENTATION THEMATIC LEARNING WITH TEACHER’S

PERFORMANCES IN PAKEM’S ELEMENTARY SCHOOLS IN SLEMAN REGENCY

By:

Septi Ria Irawan 111134242

Sanata Dharma University

The research is based on an interview result with one of the elementary school teachers in Pakem. It showed that the teacher was still getting difficulties in implementing the thematic learning. The research aimed to find out the correlation between teacher’s perceptions about implementation thematic learning with teacher’s performances in Pakem’s elementary schools in Sleman Regency.

The research was a kind of correlation with survey method. The populations in this research were 24 elementary schools with 81 homeroom teachers in grade 1 up to 3 as the respondents. The samples in this research were 23 elementary schools with 78 homeroom teachers in grade 1 up to 3 as the respondents. The sampling techniques used the cluster random sampling. The data collection techniques in this research used questionnaire and documentation. The instrument used to collect the data were scale and check-list. The data was analyzed using descriptive statistic analysis and product moment correlation.

The result of the research showed that there was a correlation between teacher’s perceptions about implementation thematic learning with teacher’s performances in Pakem’s elementary schools in Sleman Regency with the value of the correlation coefficient of 0,754. The value of correlation coefficient showed that there was a strong correlation between teacher’s perceptions about implementation thematic learning with teacher’s performances.

(12)

ix

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi berjudul “HUBUNGAN PERSEPSI GURU TENTANG PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TEMATIK DENGAN KINERJA GURU DI SEKOLAH DASAR SE-KECAMATAN PAKEM KABUPATEN SLEMAN” ini dengan baik.

Penulis menyadari sepenuhnya, bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan selesai dengan baik tanpa adanya bimbingan, bantuan, dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Bapak Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sanata Dharma.

2. Romo Gregorius Ari Nugrahanta, S.J., S.S., BST., M.A. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma. 3. Ibu Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. selaku Wakil Ketua Program Studi

Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma.

4. Bapak Rusmawan, S.Pd., M.Pd. selaku Dosen Pembimbing I yang telah membimbing dan mengarahkan penulis dengan penuh kesabaran dari awal penyusunan skripsi hingga selesai.

5. Ibu Maria Melani Ika Susanti, S.Pd., M.Pd. selaku Dosen Pembimbing II yang telah membimbing dan mengarahkan penulis dengan penuh kesabaran dari awal penyusunan skripsi hingga selesai.

6. Bapak Galih Kusumo, S.Pd., M.Pd. yang telah menguji penulis dan berkenan memberikan saran untuk perbaikan skripsi ini.

7. Kepala Bappeda Kabupaten Sleman yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melaksanakan penelitian sehingga penelitian ini dapat terlaksana dengan baik.

(13)

x

9. Kepala SDN Banteng, SDN Kaliurang 2, SDN Pakem 1, SDN Pakem 4, SDN Blembem, SDN Giriharjo, SDN Cemoroharjo, SDN Paraksari, SDN Percobaan 3, SD Muhammadiyah, SDN Tawangharjo, SDN Baratan, SDN Srowolan, SDN Pakem 2, SDN Bulus, SDN Kaliurang 1, SDN Pandanpuro 1, SDN Pandanpuro 2, SDN Purworejo, SDN Turen, SD TarakanitaTritis, SDIT Darul-Hikmah, dan SD Muhammadiyah 2 yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melaksanakan penelitian sehingga penelitian ini dapat terlaksana dengan baik.

10.Guru kelas bawah di SDN Banteng, SDN Kaliurang 2, SDN Pakem 1, SDN Pakem 4, SDN Blembem, SDN Giriharjo, SDN Cemoroharjo, SDN Paraksari, SDN Percobaan 3, SD Muhammadiyah, SDN Tawangharjo, SDN Baratan, SDN Srowolan, SDN Pakem 2, SDN Bulus, SDN Kaliurang 1, SDN Pandanpuro 1, SDN Pandanpuro 2, SDN Purworejo, SDN Turen, SD Tarakanita Tritis, SDIT Darul-Hikmah, dan SD Muhammadiyah 2 yang telah membantu dan bersedia menjadi responden dalam penelitian ini.

11.Para ahli yang telah melakukan expert judgment terhadap instrumen penelitian.

12.Orang tuaku, Bapak Budi Irawan dan Ibu Anastasia Giyati yang senantiasa memberikan semangat, doa, dan dukungan baik material maupun spiritual. 13.Kakakku tercinta Angela Merici Anis Findarwati dan keponakanku Monica

Reviana Hartianisa yang senantiasa memberikan semangat, dukungan, dan doa yang tiada henti.

14.Sahabat terkasihku Andreas Bangkit Kristianto yang senantiasa memberikan semangat, dukungan, dan motivasi kepada penulis.

15.Sahabatku Ervin Indraswari, Eko Budiyono, Maria Dian Rosari, Rukamah, Yenny Fruit Tella Pandiangan, dan Theresia Cendrawati yang telah menemani penulis dalam setiap proses kehidupan maupun penyusunan skripsi ini.

16.Teman-teman PGSD kelas F angkatan 2011 yang sudah berjuang bersama dalam menjalani masa-masa studi di Universitas Sanata Dharma ini.

(14)
(15)

xii DAFTAR ISI

HALAMAN

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN ... vi

ABSTRAK ... vii

(16)

xiii

HALAMAN BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ... 28

(17)

xiv

HALAMAN BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ... 86

B. Keterbatasan Penelitian ... 86

C. Saran ... 87

DAFTAR REFERENSI ... 88

LAMPIRAN ... 93

(18)

xv

Tabel 3.4 Kisi-kisi Persepsi Guru tentang Pelaksanaan Pembelajaran Tematik ... 39

Tabel 3.5 Kisi-kisi Kinerja Guru dalam Pelaksanaan Pembelajaran Tematik ... 40

Tabel 3.6 Penskoran dalam Skala Likert ... 41

Tabel 3.7 Hasil Perhitungan Validasi Instrumen Persepsi ... 43

Tabel 3.8 Hasil Perhitungan Validasi Instrumen Kinerja ... 45

Tabel 3.9 Hasil Uji Validasi Persepsi Guru ... 47

Tabel 3.10 Distribusi Skala Persepsi Guru tentang Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Setelah Validasi ... 48

Tabel 3.11 Distribusi Skala Persepsi Guru tentang Pelaksanaan Pembelajaran Tematik dengan Item Baru ... 49

Tabel 3.12 Hasil Uji Validasi Kinerja Guru ... 50

Tabel 3.13 Distribusi Skala Kinerja Guru dalam Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Setelah Validasi ... 51

Tabel 3.14 Distribusi Skala Kinerja Guru dalam Pelaksanaan Pembelajaran Tematik dengan Item Baru ... 52

Tabel 3.15 Kriteria Koefisien Reliabilitas ... 53

Tabel 3.16 Hasil Analisis Uji Reliabilitas Skala Persepsi Guru tentang Pelaksanaan Pembelajaran Tematik ... 53

Tabel 3.17 Hasil Analisis Uji Reliabilitas Skala Kinerja Guru dalam Pelaksanaan Pembelajaran Tematik ... 54

Tabel 3.18 Kriteria Penilaian dan Pemaknaan Evaluasi ... 58

(19)

xvi

HALAMAN

Tabel 4.1 Data Responden Berdasarkan Kelas ... 65

Tabel 4.2 Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 66

Tabel 4.3 Data Responden Berdasarkan Usia ... 67

Tabel 4.4 Data Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ... 67

Tabel 4.5 Data Variabel Persepsi Guru tentang Pelaksanaan Pembelajaran Tematik ... 69

Tabel 4.6 Distribusi Kecenderungan Frekuensi Variabel Persepsi Guru tentang Pelaksanaan Pembelajaran Tematik ... 70

Tabel 4.7 Data Variabel Kinerja Guru dalam Pelaksanaan Pembelajaran Tematik ... 72

Tabel 4.8 Distribusi Kecenderungan Frekuensi Variabel Kinerja Guru dalam Pelaksanaan Pembelajaran Tematik ... 74

Tabel 4.9 Hasil Uji Normalitas ... 76

Tabel 4.10 Hasil Uji Linieritas ... 79

Tabel 4.11 Hasil Uji Korelasi ... 80

(20)

xvii

DAFTAR GAMBAR

HALAMAN Gambar 2.1 Literatur Map Penelitian yang Relevan ... 25 Gambar 3.1 Hubungan antarvariabel ... 35 Gambar 4.1 Pie Chart Distribusi Kecenderungan Variabel Persepsi Guru

tentang Pelaksanaan Pembelajaran Tematik ... 71 Gambar 4.2 Pie Chart Distribusi Kecenderungan Variabel Kinerja Guru

(21)

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

HALAMAN

Lampiran 1a Surat Permohonan Izin Penelitian dari Kampus ... 93

Lampiran 1b Surat Rekomendasi Penelitian dari Kantor Kesatuan Bangsa .... 94

Lampiran 1c Surat Rekomendasi Penelitian dari Bappeda ... 95

Lampiran 1d Surat Perpanjangan Izin Penelitian dari Kampus ... 96

Lampiran 1e Surat Perpanjangan Izin Penelitian dari Bappeda ... 97

Lampiran 1f Surat Keterangan telah Melakukan Penelitian 1 ... 98

Lampiran 1g Surat Keterangan telah Melakukan Penelitian 2 ... 99

Lampiran 2a Hasil Validasi Validator 1 ... 100

Lampiran 2b Hasil Validasi Validator 2 ... 106

Lampiran 2c Kisi-kisi Instrumen Persepsi Guru tentang Pelaksanaan Pembelajaran Tematik ... 112

Lampiran 2d Instrumen Skala Persepsi Guru tentang Pelaksanaan Pembelajaran Tematik ... 113

Lampiran 2e Kisi-kisi Instrumen Kinerja Guru dalam Pelaksanaan Pembelajaran Tematik ... 116

Lampiran 2f Instrumen Skala Kinerja Guru dalam Pelaksanaan Pembelajaran Tematik ... 117

Lampiran 3a Uji Coba Instrumen Skala Kinerja Guru tentang Pelaksanaan Pembelajaran Tematik ... 120

Lampiran 3b Uji Coba Instrumen Skala Kinerja Guru dalam Pelaksanaan Pembelajaran Tematik ... 123

Lampiran 4a Tabulasi Uji Coba Instrumen Variabel Persepsi Guru tentang Pelaksanaan Pembelajaran Tematik ... 126

Lampiran 4b Hasil Uji Validasi Persepsi Guru tentang Pelaksanaan Pembelajaran Tematik ... 127

(22)

xix

HALAMAN Lampiran 4d Hasil Uji Validasi Kinerja Guru dalam Pelaksanaan

Pembelajaran Tematik ... 131 Lampiran 5a Instrumen Penelitian Skala Persepsi Guru tentang

Pelaksanaan Pembelajaran Tematik ... 134 Lampiran 5b Instrumen Penelitian Skala Kinerja Guru dalam

Pelaksanaan Pembelajaran Tematik ... 136 Lampiran 6a Tabulasi Instrumen Penelitian Variabel Persepsi Guru

tentang Pelaksanaan Pembelajaran Tematik ... 139 Lampiran 6b Tabulasi Instrumen Penelitian Variabel Kinerja Guru

dalam Pelaksanaan Pembelajaran Tematik ... 140 Lampiran 7a Penentuan Kecenderungan Frekuensi Variabel Persepsi

Guru tentang Pelaksanaan Pembelajaran Tematik ... 141 Lampiran 7b Penentuan Kecenderungan Frekuensi Variabel Kinerja

(23)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Siswa SD kelas bawah (kelas I, II, dan III) berada pada rentang usia 7-9 tahun. Pada fase usia ini hampir seluruh aspek perkembangan kecerdasannya dalam keadaan berkembang. Menurut teori perkembangan kognisi, pada usia ini siswa berada pada tahap operasional konkret (Pratisti, 2008: 41). Anak mengembangkan kemampuan berpikir secara sistematis saat mereka melihat objek-objek nyata dan mengalami aktivitas-aktivitas secara langsung. Selain berada tahap operasional konkret, tingkat perkembangan siswa SD kelas bawah biasanya melihat sesuatu sebagai satu kesatuan (holistik) dan hanya mampu memahami hubungan antara konsep secara sederhana, mereka belum bisa memahami sesuatu secara terpisah-pisah.

(24)

Pembelajaran tematik perlu diterapkan di Sekolah Dasar karena sesuai dengan tahap perkembangan siswa SD yang belum mampu melihat dan memahami sesuatu secara terpisah-pisah. Mereka melihat segala sesuatu sebagai satu kesatuan (holistik). Selain itu, siswa SD juga berada dalam tahap operasi konkret. Mereka membutuhkan benda nyata dan aktivitas langsung untuk membantu pemahaman mereka akan suatu hal. Pembelajaran tematik ditekankan untuk melibatkan siswa secara aktif dalam kegiatan pembelajaran melalui aktivitas nyata sehingga siswa tidak hanya mendengarkan saja namun mempunyai pengalaman langsung yang bermakna. Melihat pentingnya pembelajaran tematik bagi siswa, diharapkan semua Sekolah Dasar menerapkan pembelajaran tematik dengan baik karena pembelajaran ini sesuai dengan usia dan karakteristik siswa SD.

Persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh proses penginderaan, yakni merupakan proses diterimanya stimulus oleh individu melalui alat indera (Walgito, 2010: 99). Persepsi mengenai pelaksanaan pembelajaran tematik antara satu guru dengan guru yang lain tidaklah sama. Perbedaaan persepsi ini dipengaruhi oleh pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki oleh guru. Perbedaan persepsi ini juga berpengaruh pada perbedaan kinerja guru. Jika persepsi guru tentang pelaksanaan pembelajaran tematik baik, maka kinerja guru juga akan baik. Sebaliknya, jika persepsi guru tentang pelaksanaan pembelajaran tematik buruk, maka kinerja guru juga akan buruk.

(25)

kinerja guru dalam pembelajaran adalah kemampuan guru dalam merencanakan, melaksanakan, dan menilai pembelajaran yang berkaitan dengan proses dan hasil. Kinerja guru dalam pembelajaran dapat dilihat dari empat kompetensi keguruan yaitu kompetensi pedagogis, profesional, sosial, dan kepribadian (Priatna & Sukamto, 2013: 3). Kompetensi pedagogis berkaitan dengan kemampuan guru dalam membimbing peserta didik. Kompetensi profesional berkaitan dengan penguasaan materi pembelajaran, sedangkan kompetensi sosial berkaitan dengan kemampuan berkomunikasi dan bergaul dengan orang lain. Kompetensi kepribadian berkaitan dengan pribadi seseorang misalnya dewasa, arif, berwibawa, dan bisa menjadi teladan.

Pelaksanaan pembelajaran tematik dilakukan dalam tiga tahapan yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Dalam kegiatan pendahuluan, kinerja guru yang harus tampak yaitu guru mampu membangkitkan motivasi dan menciptakan suasana pembelajaran yang efektif serta menyenangkan. Dalam kegiatan inti guru harus mampu menguasai materi, menerapkan pendekatan atau strategi pembelajaran yang efektif, memanfaatkan sumber belajar atau media, memelihara keterlibatan siswa dalam pembelajaran, serta menggunakan bahasa yang benar dan tepat dalam pembelajaran (Dermawati, 2013: 11). Sedangkan dalam kegiatan penutup, guru harus mampu mengakhiri kegiatan pembelajaran dengan efektif melalui refleksi, pemberian tindak lanjut, dan evaluasi.

(26)

menerapkan pembelajaran tematik di Kecamatan Pakem. Berdasarkan hasil wawancara pada tanggal 20 Maret 2014 dengan salah satu guru kelas bawah di SD Negeri Banteng menyebutkan bahwa guru menganggap penerapan pembelajaran tematik itu sulit. Guru beranggapan dalam penerapan pembelajaran tematik memerlukan berbagai macam keterampilan yang harus dikuasai dan kreatifitas yang baik seperti dalam membuat media yang menarik bagi siswa. Persepsi yang demikian membuat guru mengalami kesulitan dalam menerapkan pembelajaran tematik. Selain itu, guru juga mengatakan bahwa fokus pembelajaran menjadi terbagi-bagi, siswa dan orang tua siswa merasa bingung karena satu buku digunakan untuk beberapa mata pelajaran. Kesulitan yang dialami dalam menerapkan pembelajaran tematik membuat kinerja guru menjadi kurang maksimal. Ketidaksesuaian ini terjadi karena kurangnya pengetahuan dan pemahaman guru mengenai pembelajaran tematik sehingga guru lebih memilih menggunakan model pembelajaran berbasis mata pelajaran atau terpisah-pisah.

(27)

B. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, pembatasan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Penelitian ini mengukur persepsi guru tentang pelaksanaan pembelajaran tematik dengan kinerja guru.

2. Lingkup penelitian adalah SD yang berada di wilayah UPT Pelayanan Pendidikan Kecamatan Pakem Kabupaten Sleman.

3. Responden dalam penelitian ini adalah guru kelas bawah (I, II, dan III).

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang dan pembatasan masalah yang telah dikemukakan, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

Apakah ada hubungan antara persepsi guru tentang pelaksanaan pembelajaran tematik dengan kinerja guru di Sekolah Dasar se-Kecamatan Pakem Kabupaten Sleman?

D. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

(28)

E. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini dapat dikategorikan menjadi dua yaitu: 1. Manfaat Teoritis

Untuk mengetahui kinerja guru dalam pelaksanaan pembelajaran tematik dan sebagai sumber inspirasi untuk perbaikan kinerja guru Sekolah Dasar. 2. Manfaat Praktis

a) Bagi guru

Sebagai bahan refleksi pelaksanaan pembelajaran tematik di Sekolah Dasar.

b) Bagi sekolah

Hasil penelitian dapat digunakan sebagai acuan untuk menyelenggarakan program pembinaan tentang pelaksanaan pembelajaran tematik.

c) Bagi peneliti

Penelitian diharapkan dapat menambah pengetahuan tentang model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa yang nantinya dapat diterapkan ketika menjadi guru SD.

F. Definisi Operasional Variabel

(29)

1. Persepsi guru tentang pelaksanaan pembelajaran tematik

Persepsi guru tentang pelaksanaan pembelajaran tematik adalah suatu proses yang dialami seorang guru dalam menafsirkan informasi yang terdapat di lingkungan sekitar melalui alat indera dan menggunakan informasi tersebut untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran yang menggabungkan beberapa mata pelajaran menggunakan tema. Pelaksanaan pembelajaran tematik meliputi kegiatan pembuka; kegiatan inti yang meliputi keterampilan menjelaskan, keterampilan memberikan stimulus, dan keterampilan bertanya; serta kegiatan penutup yang dalam pelaksanaannya disesuaikan dengan tahap perkembangan siswa.

2. Kinerja guru

(30)

8 BAB II LANDASAN TEORI

A. Kajian Pustaka

1. Persepsi

Persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh proses penginderaan, yakni merupakan proses diterimanya stimulus oleh individu melalui alat indera (Walgito, 2010: 99). Sementara itu, Suharnan (2005: 23) berpendapat bahwa persepsi merupakan suatu proses menginterpretasi atau menafsirkan informasi yang diperoleh melalui alat indera manusia. Sejalan dengan pendapat Suharnan (2005: 23), Robbins & Coulter (2007: 75) mengatakan persepsi adalah proses yang dilalui individu guna mendapatkan arti bagi lingkungan dengan cara mengorganisasi dan menafsirkan kesan yang diperoleh dari inderawi mereka.

(31)

Menurut Prawiradilaga & Siregar (2008: 132) persepsi adalah awal dari segala macam kegiatan belajar yang bisa terjadi pada setiap kesempatan, disengaja atau tidak. Kesimpulannya persepsi dapat memengaruhi cara berpikir, bekerja, serta bersikap pada seseorang. Hasil persepsi seseorang mengenai suatu objek dipengaruhi oleh penampilan objek itu sendiri dan pengetahuan seseorang mengenai objek tersebut (Suharnan, 2005: 24).

Berdasarkan pendapat para ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa persepsi merupakan suatu proses yang dialami seseorang dalam menginterpretasikan atau menafsirkan informasi yang terdapat di lingkungan sekitar melalui alat indera. Persepsi bisa dikatakan sebagai awal dari kegiatan yang dilakukan seseorang. Penampilan dan pengetahuan seseorang dapat memengaruhi persepsi.

Menurut Robbins & Coulter (2007: 75) faktor yang berfungsi membentuk dan kadang-kadang memelintir persepsi adalah:

a) Si Perseptor

Ketika seseorang melihat sasaran dan berusaha menafsirkan apa yang dilihatnya, ciri-ciri pribadi seseorang tersebut akan sangat memengaruhi penafsirannya. Ciri-ciri tersebut mencakup sikap, kepribadian, motif, minat, pengalaman, dan harapan.

b) Sasaran

(32)

Sebagai contoh orang-orang yang bersuara keras lebih cenderung diperhatikan dalam kelompok daripada orang-orang yang pendiam. c) Situasi

Situasi atau tempat di mana melihat suatu kejadian atau objek juga penting dalam memengaruhi persepsi seseorang. Waktu yang berbeda dengan objek yang sama akan memberikan persepsi yang berbeda pula.

Walgito (2010: 101) menyebutkan bahwa faktor-faktor yang berperan dalam persepsi meliputi:

a) Objek yang dipersepsi

Objek menimbulkan rangsang yang mengenai alat indera. Rangsang bisa datang dari luar maupun dari dalam individu yang bersangkutan. Namun sebagian besar rangsang datang dari luar individu.

b) Alat indera, syaraf, dan pusat susunan saraf

Alat indera yakni alat untuk menerima rangsang. Syaraf sensoris juga diperlukan untuk meneruskan rangsang yang diterima reseptor menuju otak sebagai pusat kesadaran. Respon yang dihasilkan berasal dari syaraf motoris.

c) Perhatian

(33)

Berdasarkan pendapat ahli-ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang memengaruhi persepsi meliputi (1) si perseptor; (2) sasaran; dan (3) situasi. Selain itu, (1) objek yang dipersepsi; (2) alat indera, syaraf, dan pusat susunan syaraf; dan (3) perhatian juga dapat memengaruhi persepsi seseorang.

2. Pelaksanaan Pembelajaran Tematik

Pelaksanaan pembelajaran merupakan implementasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) (Supardi, 2013: 60). Sementara itu, Majid (2014: 129) mengatakan bahwa pelaksanaan pembelajaran merupakan inti dari aktivitas pembelajaran yang dalam pelaksanaannya disesuaikan dengan rambu-rambu yang telah disusun dalam perencanaan pembelajaran. Menurut Trianto (2011: 210), pelaksanaan pembelajaran dilakukan dengan menggunakan tiga tahap kegiatan yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.

Berdasarkan pendapat para ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan pembelajaran merupakan kegiatan pembelajaran yang pelaksanaannya disesuaikan dengan rencana pembelajaran yang telah dirancang sebelum kegiatan pembelajaran dilakukan. Pelaksanaan pembelajaran meliputi tiga tahap kegiatan yaitu pendahuluan, inti, dan penutup.

(34)

kelompok, aktif menggali dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip keilmuan secara holistik, bermakna, dan autentik (Rusman, 2011: 254). Sejalan dengan pendapat tersebut, Majid (2014: 80) mengatakan bahwa pembelajaran tematik adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga bisa memberikan pengalaman bermakna kepada siswa.

Menurut Prastowo (2014: 54) pembelajaran tematik adalah model pembelajaran terpadu yang menggunakan pendekatan tematik yang mengaitkan beberapa mata pelajaran untuk memberikan pengalaman bermakna bagi siswa. Sedangkan Trianto (2011: 147) berpendapat bahwa pembelajaran tematik merupakan pembelajaran yang dirancang berdasarkan tema-tema tertentu. Pembelajaran tematik memfasilitasi siswa untuk berdinamika dalam pembelajaran dan secara produktif menjawab pertanyaan serta memuaskan rasa ingin tahu tentang dunia di sekitar mereka (Trianto, 2009: 78-79).

(35)

Majid (2014: 129-131) mengatakan bahwa dalam pelaksanaan pembelajaran tematik terdapat tiga langkah kegiatan yaitu:

a) Kegiatan awal/pembuka

Kegiatan awal/pembuka dilakukan untuk menarik perhatian siswa, menumbuhkan motivasi belajar siswa, dan memberikan acuan atau rambu-rambu tentang pembelajaran yang akan dilakukan. Supardi (2013: 106-107) menjelaskan secara khusus tujuan membuka pelajaran adalah untuk:

1) Mempersiapkan mental siswa agar siap memasuki persoalan yang akan dipelajari atau dibahas dalam proses pembelajaran.

2) Menarik minat dan perhatian siswa

Menarik minat dan perhatian siswa dapat dilakukan dengan memberi keyakinan kepada siswa bahwa materi yang akan dipelajari bermanfaat bagi dirinya.

3) Menumbuhkan motivasi belajar siswa

Menumbuhkan motivasi belajar siswa dilakukan dengan membangun suasana akrab dan hangat sehingga siswa merasa dekat, menimbulkan rasa ingin tahu, dan mengaitkan materi atau pengalaman belajar yang akan dilakukan dengan kebutuhan siswa. Menurut Marno & Idris (2014: 77) dalam mengaitkan materi antara mata pelajaran baru dengan materi yang sudah dikuasai siswa, guru hendaknya melakukan apersepsi. Apersepsi

(36)

siswa yang telah dimiliki oleh siswa untuk digunakan sebagai batu loncatan atau titik pangkal menjelaskan hal-hal baru atau materi baru yang akan dipelajari siswa (Marno & Idris, 2014: 77). 4) Memberikan acuan atau rambu-rambu tentang pembelajaran yang

akan dilakukan.

Memberikan acuan atau rambu-rambu tentang pembelajaran dapat dilakukan dengan menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai dan membuat kaitan atau hubungan antara pengetahuan dan pengalaman yang telah dimiliki siswa dengan materi atau pengalaman belajar yang akan dipelajari siswa.

b)Kegiatan inti

Kegiatan inti merupakan kegiatan pokok dalam pembelajaran. Dalam kegiatan inti dilakukan pembahasan terhadap tema dan subtema melalui kegiatan belajar dengan menggunakan metode dan media sehingga siswa mendapatkan pengalaman belajar yang bermakna. Dalam pelaksanaan kegiatan inti, guru harus menguasai beberapa keterampilan yang meliputi:

1) Keterampilan menjelaskan

(37)

pelajaran (Marno & Idris, 2014: 95). Menurut Marno & Idris (2014: 106-110) komponen-komponen yang harus dikuasai seorang guru dalam keterampilan menjelaskan yaitu:

(a) Bahasa yang sederhana

Penggunaan bahasa yang baik sangat diperlukan dalam menjelaskan materi pelajaran. Bahasa yang baik meliputi kejelasan kata-kata yang diucapkan, kelancaran dalam berbicara, dan menghindari penggunaan bahasa lisan maupun tulis yang tidak baku.

(b) Penggunaan contoh/ilustrasi

Pemahaman siswa terhadap materi pelajaran dapat ditingkatkan dengan menghubungkannya dengan kejadian-kejadian sehari-hari yang sering dijumpai siswa. Dengan demikian guru harus memberikan contoh-contoh secara nyata, konkret, dan jelas sesuai dengan lingkungan, daya tangkap, dan tingkat perkembangan siswa.

(c) Struktur/sistematis

(38)

2) Keterampilan Memberi Variasi Stimulus Pembelajaran

Penyampaian materi pelajaran yang monoton tentunya kurang menarik minat dan perhatian siswa. Untuk menarik minat dan perhatian siswa, guru hendaknya melakukan variasi pembelajaran. Supardi (2013: 109-110) menjelaskan bahwa variasi stimulus pembelajaran dapat dilakukan dengan menggunakan media/alat peraga, dan sumber belajar. Selain itu, guru juga perlu melakukan variasi pola interaksi dalam kegiatan pembelajaran.

3) Keterampilan Bertanya

Menurut Marno & Idris (2014: 113) dalam menjelaskan guru hendaknya tidak hanya bicara sendiri saja (monolog), melainkan juga memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya ataupun menjawab pertanyaan dari guru. Sebaiknya guru mengajukan pertanyaan konkret kepada siswa mengenai hal yang baru dijelaskan atau memancing pertanyaan dari siswa. Melalui pertanyaan-pertanyaan yang diajukan, guru dapat mengetahui sejauh mana siswa memahami penjelasan yang disampaikan. c) Kegiatan akhir/penutup

(39)

melaksanakan proses pembelajaran. Supardi (2013: 108) menjelaskan bahwa keterampilan menutup pembelajaran dapat dilakukan dengan cara menyimpulkan atau membuat garis-garis besar materi pokok yang telah dibahas dan memberikan tindak lanjut serta pemberian tugas-tugas yang harus dikerjakan siswa baik secara individu maupun kelompok terkait dengan materi yang sudah dipelajari.

3. Kinerja Guru dalam Pembelajaran Tematik

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008: 700) kinerja merupakan sesuatu yang dicapai, prestasi yang diperlihatkan, dan kemampuan kerja seseorang. Sedangkan Mulyasa (2013: 88) mengungkapkan bahwa kinerja merupakan unjuk kerja seseorang yang diwujudkan dalam penampilan, perbuatan, dan prestasi kerjanya sebagai akumulasi dari pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap yang dimilikinya.

(40)

Berdasarkan uraian pendapat beberapa ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa kinerja adalah kegiatan yang dilakukan seseorang guna mencapai prestasi sesuai yang diharapkan. Kinerja dapat diwujudkan dalam bentuk perilaku dan penampilan seseorang.

Kinerja guru merupakan kemampuan seorang guru dalam melaksanakan tugas-tugas pembelajaran dan bertanggung jawab atas peserta didik yang dibimbingnya dengan meningkatkan prestasi belajar peserta didik (Supardi, 2013: 54). Selanjutnya Supardi (2013: 54) menjelaskan bahwa kinerja guru ditunjukkan dengan kemampuan seorang guru dalam menjalankan tugasnya dan menggambarkan adanya suatu perilaku yang ditampilkan guru selama melakukan kegiatan pembelajaran.

Kinerja guru dapat dilihat dengan jelas dalam kegiatan pembelajaran yang dilakukan dan ditunjukkan melalui prestasi yang dicapai peserta didik (Supardi, 2013: 55). Kinerja guru yang baik akan menghasilkan prestasi belajar peserta didik yang baik pula. Kinerja guru tidak terlepas dari peserta didik sebagai subjek dan prestasi belajar yang dicapai peserta didik merupakan gambaran kinerja guru sebagai perencana dan pengelola pembelajaran (Supardi, 2013: 56).

(41)

Menurut Mulyasa (2013: 103) kinerja guru dalam pembelajaran adalah kemampuan guru dalam merencanakan, melaksanakan, dan menilai pembelajaran yang berkaitan dengan proses dan hasil. Sejalan dengan pendapat Mulyasa tersebut, Rusman (2011: 50) menjelaskan bahwa kinerja guru dalam proses pembelajaran adalah bagaimana kemampuan seorang guru dalam merencanakan pembelajaran, melaksanakan kegiatan pembelajaran, dan menilai hasil belajar.

Perencanaan, pelaksanaan, monitoring, dan evaluasi yang dilakukan merupakan siklus yang berkesinambungan sehingga diharapkan terjadi perbaikan dan peningkatan secara terus-menerus (Mulyasa, 2013: 102). Dalam melaksanakan pembelajaran, guru harus menyesuaikan dengan tingkat perkembangan peserta didik (Supardi, 2013: 56).

(42)

Payong (2011: 28-29) menjelaskan bahwa kompetensi pedagogis merupakan kemampuan seorang guru dalam membimbing peserta didik sehingga menjadi manusia yang dewasa dan matang. Guru harus mempunyai 10 kompetensi inti terkait dengan standar kompetensi pedagogis yang meliputi (1) menguasai karakteristik peserta didik; (2) menguasai teori dan prinsip pembelajaran yang mendidik; (3) mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran; (4) menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik; (5) memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi; (6) memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik; (7) berkomunikasi secara efektif; (8) menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar; (9) memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk perbaikan; dan (10) melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan pembelajaran.

(43)

reflektif, dan (5) memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk berkomunikasi dan mengembangkan diri.

Sementara itu, kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa serta menjadi teladan bagi peserta didik dan berakhlak mulia (Payong, 2011: 28). Kemampuan dalam kompetensi kepribadian digolongkan dalam lima kompetensi utama yakni: (1) bertindak sesuai norma agama, hukum, sosial, dan kebudayaan nasional Indonesia, (2) pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan teladan bagi peserta didik dan masyarakat, (3) pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, (4) menunjukkan etos kerja, tanggung jawab, rasa bangga menjadi guru, dan rasa percaya diri, dan (5) menjunjung tinggi kode etik profesi guru (Payong, 2011: 51-59).

(44)

Berdasarkan uraian pendapat para ahli tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa kinerja guru dalam pembelajaran merupakan kemampuan seorang guru dalam merencanakan, melaksanakan, dan melakukan evaluasi pembelajaran baik secara proses maupun hasil. Kinerja guru dalam pembelajaran ditunjukkan melalui empat kompetensi yaitu kompetensi pedagogis, profesional, kepribadian, dan sosial.

Menurut Supardi (2013: 51) ada tiga faktor yang memengaruhi kinerja yaitu faktor individual, organisasional, dan psikologis. Faktor individual meliputi (1) kemampuan dan keterampilan: mental dan fisik; (2) latar belakang: keluarga, tingkat sosial, dan penggajian; dan (3) demografis: umur, asal-usul, dan jenis kelamin. Faktor organisasional meliputi sumber daya, kepemimpinan, imbalan, dan struktur. Sedangkan faktor psikologis meliputi persepsi, sikap, kepribadian, belajar, dan motivasi.

B. Penelitian yang Relevan

(45)

inferensial dengan uji prasyarat. Uji prasyarat meliputi uji normalitas dengan liliefors, uji homogenitas dengan uji Bartlett, uji linieritas dengan anava, dan uji independensi dengan product moment. Uji hipotesis dengan korelasi, regresi sederhana, dan regresi ganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif antara persepsi guru terhadap kepemimpinan kepala sekolah dan iklim organisasi dengan kinerja guru dengan besar koefisien determinasi 0,558.

Najmulmunir, Hasyim, & Jubaedah (2009) juga melakukan penelitian serupa dengan judul “Hubungan persepsi guru terhadap peran supervisi kepala sekolah dan disiplin kerja dengan kinerja guru Madrasah Tsanawiyah Negeri kota Bogor.” Penelitian ini menggunakan metode survei dengan pendekatan korelasional. Sampel berjumlah 60 guru Madrasah Tsanawiyah Negeri Kota Bogor. Teknik pengumpulan data primer menggunakan kuesioner, sedangkan untuk data sekunder menggunakan studi kepustakaan, dan observasi. Teknik analisis data menggunakan statistik deskriptif, pengujian prasyarat, dan pengujian hipotesis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif antara persepsi guru terhadap peran supervisi kepala sekolah dengan kinerja guru dengan koefisien korelasi sebesar 0,570.

(46)

sampel 49 orang. Alat pengukuran atau instrumen menggunakan skala, yang terdiri dari tiga jenis skala yaitu skala kinerja, skala kompetensi sosial dan tipe kepribadian, serta skala pola asuh orang tua. Teknik analisis data yang digunakan yaitu analysis of variance dengan menggunakan program SPSS 16 for Windows. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara kompetensi sosial dengan kinerja guru dengan F = 2,551 dan p = 0,017. Hasil lain menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara tipe kepribadian dengan kinerja dengan F = 5,047 dan p = 0,036. Kesimpulannya terdapat hubungan antara kompetensi sosial dan tipe kepribadian dengan kinerja pada guru Sekolah Dasar Islam Bunga Bangsa Samarinda.

Penelitian berjudul “Hubungan disiplin dengan kinerja guru SMA Negeri di tiga Kecamatan Kota Depok” dilakukan oleh Wulan (2013). Penelitian ini menggunakan metode survei. Populasi penelitian ini merupakn guru-guru SMA Negeri Kota Depok yang berjumlah 109 orang sedangkan sampel penelitian berjumlah 86 orang. Instrumen pengumpulan data menggunakan kuesioner. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif antara disiplin dengan kinerja guru SMA Negeri di tiga Kecamatan Kota Depok dengan koefisien korelasi sebesar 0,467. Hubungan yang positif artinya semakin tinggi tingkat disiplin, akan semakin tinggi pula kinerjanya.

(47)

menganalisis hubungan persepsi dengan kinerja. Literatur map penelitian yang relevan dapat dilihat pada gambar 2.1.

Gambar 2.1 Literatur Map Penelitian yang Relevan

Penelitian yang dilakukan oleh keempat peneliti tersebut menunjukkan hasil bahwa ada hubungan antara persepsi dengan kinerja. Oleh karena itu, peneliti melakukan penelitian serupa dengan judul “Hubungan Persepsi Guru tentang Pelaksanaan Pembelajaran Tematik

PENELITIAN SEBELUMNYA

PERSEPSI GURU KINERJA GURU

(48)

dengan Kinerja Guru di Sekolah Dasar se-Kecamatan Pakem Kabupaten Sleman.”

C. Kerangka Berpikir

Persepsi merupakan suatu proses yang dialami seseorang dalam menginterpretasikan atau menafsirkan informasi yang terdapat di lingkungan sekitar melalui alat indera. Persepsi merupakan awal dari kegiatan yang dilakukan seseorang sehingga memengaruhi cara bekerja, berpikir, dan bersikap pada seseorang. Persepsi orang yang satu dengan yang lainnya berbeda-beda tergantung pada informasi dan pengetahuan yang dimiliki. Sama halnya dengan persepsi guru tentang pelaksanaan pembelajaran tematik juga akan berbeda-beda tergantung informasi dan pengetahuan yang dimiliki oleh guru tentang pelaksanaan pembelajaran tematik tersebut.

(49)

Persepsi merupakan salah satu faktor yang memengaruhi kinerja seseorang. Apabila seseorang memiliki persepsi yang baik mengenai suatu objek maka ia akan memiliki kinerja yang baik pula. Dalam hal ini, persepsi guru tentang pelaksanaan pembelajaran tematik akan memengaruhi kinerjanya. Jika persepsi guru tentang pelaksanaan pembelajaran tematik baik maka kinerja guru juga baik. Sebaliknya, jika persepsi guru tentang pembelajaran tematik buruk maka kinerja guru juga akan buruk.

D. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kajian pustaka yang telah dipaparkan, maka hipotesis dalam penelitian ini yaitu:

(50)

28 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian korelasi dengan metode survei. Penelitian korelasi adalah suatu usaha untuk menentukan apakah terdapat hubungan antara dua variabel atau lebih, serta seberapa jauh tingkat hubungan yang ada di antara variabel yang diteliti (Kuncoro, 2003: 9-10). Metode survei adalah metode penelitian yang mendeskripsikan secara kuantitatif (angka-angka) kecenderungan-kecenderungan, perilaku-perilaku, atau opini-opini dari suatu populasi dengan meneliti sampel populasi tersebut (Creswell, 2009: 216). Inti dari penelitian ini yaitu untuk menjelaskan hubungan persepsi guru tentang pelaksanaan pembelajaran tematik dengan kinerja guru di Sekolah Dasar se-Kecamatan Pakem Kabupaten Sleman.

B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat

(51)

memerlukan berbagai macam keterampilan yang harus dikuasai dan kreatifitas yang baik seperti dalam membuat media yang menarik. Persepsi yang demikian membuat guru mengalami kesulitan dalam menerapkan pembelajaran tematik. Guru juga mengatakan bahwa fokus pembelajaran menjadi terbagi, siswa dan orang tua merasa bingung karena satu buku digunakan untuk beberapa pelajaran. Kesulitan dalam menerapkan pembelajaran tematik membuat kinerja guru menjadi kurang maksimal. 2. Waktu

Penelitian ini dilaksanakan selama 10 bulan yakni pada bulan Maret 2014 sampai Januari 2015. Penelitian ini diawali dengan penyusunan proposal dan diakhiri dengan ujian skripsi dan revisi. Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti mengurus perizinan mulai surat izin dari kampus (lampiran 1a), surat izin dari kantor Kesatuan Bangsa (lampiran 1b), dan surat izin dari Bappeda (lampiran 1c). Jadwal kegiatan penelitian dapat dilihat pada tabel 3.1.

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian

(52)

C. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Mantra, Kasto, & Tukiran (2012: 154) menjelaskan bahwa populasi adalah jumlah keseluruhan dari unit analisis yang ciri-cirinya akan diduga. Sementara itu, Zuriah (2006: 116) berpendapat bahwa populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian peneliti dalam suatu ruang lingkup dan waktu tertentu. Populasi Sekolah Dasar di Kecamatan Pakem dapat dilihat pada tabel 3.2.

Tabel 3.2 Populasi Sekolah Dasar di Kecamatan Pakem

(53)

Populasi dalam penelitian ini adalah 24 Sekolah Dasar di Kecamatan Pakem yang terdiri dari 19 sekolah negeri dan 5 sekolah swasta. Dari 24 SD tersebut, terdapat satu SD Negeri dengan jumlah dua rombongan belajar yaitu SD Negeri Percobaan 3 dan satu SD Swasta yaitu SD Muhammadiyah Pakem dengan tiga rombongan belajar sehingga terdapat 81 guru kelas bawah (kelas I, II, dan III) sebagai responden penelitian. Sementara itu, terdapat satu sekolah yang memiliki empat kelas yaitu kelas I sampai kelas IV karena baru berdiri selama empat tahun.

2. Sampel

Sampel merupakan bagian dari populasi yang diambil melalui cara-cara tertentu yang memiliki karakteristik tertentu, jelas, dan lengkap yang dianggap dapat mewakili populasi (Hasan, 2002: 58). Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu cluster random sampling. Cluster random sampling adalah melakukan randomisasi terhadap kelompok-kelompok, bukan terhadap subjek secara individual (Azwar, 2009: 87). Dalam penelitian ini, random tidak dilakukan langsung pada semua guru, tetapi pada suatu sekolah atau kelas sebagai kelompok atau cluster (Zuriah, 2006: 124).

(54)

Untuk menentukan ukuran sampel dari populasi digunakan rumus Slovin (Darmawan, 2013: 156) sebagai berikut:

= 1 + Keterangan:

n = ukuran sampel

N = ukuran populasi

e = persentase kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih ditolerir.

Gay (dalam Hasan, 2002: 60) menjelaskan bahwa sampel dalam penelitian dengan metode deskriptif korelasional minimal 30 subjek. Penelitian ini menggunakan taraf signifikansi 5% karena penelitian ini merupakan penelitian sosial dan taraf signifikansi 5% merupakan taraf signifikansi yang digunakan dalam ilmu-ilmu sosial (Idrus, 2009: 172). Perhitungan ukuran sampel menggunakan rumus Slovin dengan taraf signifikansi 5% dan jumlah populasi sebanyak 24 SD sebagai berikut:

(55)

Jadi sampel dalam penelitian ini adalah 22,6 SD di Kecamatan Pakem yang dibulatkan menjadi 23. SD yang digunakan sebagai sampel penelitian dapat dilihat pada tabel 3.3.

Tabel 3.3 SD yang Digunakan Sebagai Sampel Penelitian

No Nama SD Status Sekolah Jumlah Guru

(56)

yang dipilih. Cara ini dilakukan untuk menghindari kemungkinan ketidakadilan dalam penentuan sampel (Djaali & Farouk, 2010: 41).

Nazir (2005: 277) menyebutkan bahwa “dalam memilih anggota unit ini, dapat saja diambil seluruh elementary unit dari cluster atau sebagian dari unit elementer dari cluster.” Untuk SD yang memiliki dua rombongan belajar dengan enam guru kelas bawah dan tiga rombongan belajar dengan sembilan guru kelas bawah, peneliti mengambil jumlah tersebut secara keseluruhan. Jadi, dari 23 SD terdapat 78 guru kelas bawah sebagai responden dalam penelitian ini.

D. Variabel Penelitian

Idrus (2009: 77) berpendapat bahwa variabel didefinisikan sebagai konsep yang mempunyai variasi nilai. Selain itu, variabel dapat juga diartikan sebagai suatu atribut atau sifat yang mempunyai variasi atau macam-macam nilai (Nisfiannoor, 2009: 7). Menurut Nisfiannoor (2009: 7) variabel terdiri dari 2 macam yaitu:

1. Variabel Bebas (Independent variable/IV)

Variabel bebas merupakan suatu variabel yang memengaruhi variabel lain (Azwar, 2009: 62). Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu persepsi guru tentang pelaksanaan pembelajaran tematik (X).

2. Variabel Terikat (Dependent variable/DV)

(57)

terikat dalam penelitian ini yaitu kinerja guru dalam pelaksanaan pembelajaran tematik (Y). Untuk memberikan gambaran yang jelas, maka hubungan antara dua variabel tersebut dapat dilihat pada gambar 3.1 berikut:

r

Gambar 3.1 Hubungan antarvariabel Keterangan:

X = variabel persepsi guru tentang pelaksanaan pembelajaran tematik. Y = variabel kinerja guru.

r = koefisien korelasi

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data digunakan untuk memperoleh data yang diperlukan agar bukti-bukti yang diperoleh berfungsi sebagai data obyektif dan tidak terjadi penyimpangan dari keadaan sebenarnya. Penelitian ini menggunakan dua teknik pengumpulan data yaitu adalah angket dan dokumentasi.

1. Angket

Angket adalah suatu alat pengumpul informasi dengan cara menyampaikan sejumlah pertanyaan secara tertulis untuk dijawab secara tertulis pula oleh responden (Zuriah, 2006: 182). Angket cocok digunakan sebagai teknik pengumpulan data bila jumlah responden cukup besar dan tersebar di wilayah yang luas (Sugiyono, 2011: 193). Jenis angket yang

(58)

digunakan dalam penelitian ini yaitu angket tertutup. Angket tertutup merupakan angket yang pertanyaan atau pernyataannya tidak memberikan kebebasan kepada responden untuk memberikan jawaban sesuai dengan pendapat mereka (Hasan, 2002: 84-85). Angket digunakan untuk memperoleh informasi mengenai persepsi guru tentang pelaksanaan pembelajaran tematik dan kinerja guru dalam pelaksanaan pembelajaran tematik.

2. Dokumentasi

Menurut Suharso (2009: 104), dokumentasi adalah data sekunder yang disimpan dalam bentuk dokumen atau file (catatan konvensional maupun elektronik), buku, tulisan, laporan, notulen rapat, majalah, surat kabar, dan sebagainya. Metode pengumpulan data dokumentasi digunakan dalam rangka memenuhi data atau informasi yang diperlukan untuk kepentingan variabel penelitian yang telah didesain sebelumnya. Dokumentasi digunakan untuk memperoleh informasi tentang data SD di Kecamatan Pakem yang meliputi nama, status, alamat, dan jumlah guru guna menentukan populasi dan sampel penelitian.

F. Instrumen Pengumpulan Data

(59)

1. Skala

Skala merupakan instrumen pengumpul data yang bentuknya hampir sama dengan angket model tertutup, tetapi alternatif jawabannya merupakan perjenjangan (Idrus, 2009: 101). Skala yang digunakan berisi pernyataan-pernyataan yang berhubungan dengan persepsi guru tentang pelaksanaan pembelajaran tematik dan berhubungan dengan kinerja guru dalam pelaksanaan pembelajaran tematik.

Skala yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada model skala yang dibuat oleh Rensis Likert yang dikenal dengan skala Likert (Idrus, 2009: 101). Skala Likert digunakan untuk mengukur variabel penelitian (fenomena sosial spesifik), seperti sikap, pendapat, dan persepsi sosial seseorang atau sekelompok orang (Hasan, 2002: 72). Variabel penelitian yang diukur dengan skala Likert ini, dijabarkan menjadi indikator variabel yang dijadikan sebagai titik tolak penyusunan item instrumen, dapat berbentuk pernyataan atau pertanyaan. Dalam skala Likert ini terdapat sejumlah pernyataan favourable (positif) dan juga pernyataan unfavourable (negatif) mengenai suatu objek (Zuriah, 2006: 188).

(60)

Setelah diadopsi dari beberapa sumber, item-item dikembangkan sendiri oleh peneliti. Azwar (2009: 28) menjelaskan bahwa langkah-langkah dalam penyusunan skala meliputi:

a) Menentukan indikator keperilakuan

Atribut psikologi bukanlah variabel sederhana dan belum cukup operasional untuk dijadikan landasan penulisan item sehingga diperlukan operasionalisasi aspek ke dalam bentuk indikator keperilakuan. Indikator keperilakuan adalah deskripsi bentuk-bentuk perilaku yang menandakan adanya atribut psikologi yang diukur. Karakteristik indikator keperilakuan adalah rumusannya sangat operasional dan dalam tingkat kejelasan yang dapat diukur.

b) Menyusun kisi-kisi

(61)

Tabel 3.4 Kisi-kisi Persepsi Guru tentang Pelaksanaan Pembelajaran Tematik

No. Indikator Butir Jumlah

Favourable Unfavourable

1 Keterampilan membuka

pelajaran

5 Keterampilan menutup

pelajaran

40, 41, 43 42, 44 5

Total Pernyataan 44

Indikator keterampilan membuka pelajaran mengacu pada Supardi (2013: 106-107), indikator keterampilan menjelaskan mengacu pada Marno & Idris (2014: 106-110), indikator keterampilan memberikan variasi stimulus pembelajaran mengacu pada Supardi (2013: 109-110), indikator keterampilan bertanya mengacu pada Marno & Idris (2014: 113), dan indikator keterampilan menutup pelajaran mengacu pada Supardi (2013: 108).

(62)

kompetensi sosial yaitu indikator mudah bergaul dan mampu berkomunikasi dengan baik mengacu pada Payong (2011: 61-65). Penyusunan kisi-kisi skala kinerja guru dalam pelaksanaan pembelajaran tematik dapat dilihat pada tabel 3.5.

Tabel 3.5 Kisi-kisi Kinerja Guru dalam Pelaksanaan Pembelajaran Tematik

No. Indikator Butir Jumlah

Favorable Unfavorable 1 Memahami peserta didik

dengan baik 1, 2, 3 4, 5, 6 6

2 Mampu melaksanakan

pembelajaran dengan baik 7, 8, 9 10, 11, 12 6 3 Menguasai materi

pembelajaran 13, 14, 15 16, 17, 18 6

4

Mampu mengaitkan tema yang diajarkan dengan materi pelajaran lain yang relevan

9 Mampu berkomunikasi

dengan baik 49, 50, 51 52, 53, 54 6

Total Pernyataan 54

(63)

Peneliti menghilangkan obsi jawaban yang berada di tengah yaitu ragu-ragu dengan alasan ada kelemahan dengan lima alternatif jawaban sebab responden cenderung memilih alternatif yang ada di tengah (Arikunto, 2010: 284). Hal ini dikarenakan alternatif jawaban yang berada di tengah dirasa paling aman dan paling mudah karena responden hampir tidak berpikir (Arikunto, 2010: 284). Penilaian pada skala Likert ini dapat dilihat dengan jelas pada tabel 3.6.

Tabel 3.6 Penskoran dalam Skala Likert

Alternatif Jawaban

Daftar check-list digunakan untuk mengumpulkan data sekunder. Dalam penelitian ini, daftar check-list digunakan untuk mendapatkan informasi tentang nama SD, status SD, dan jumlah guru kelas bawah guna menentukan populasi dan sampel penelitian. Daftar check-list dalam penelitian ini dapat dilihat pada lampiran 8.

Peneliti mengisi daftar check-list berdasarkan data yang diperoleh dari UPT Pelayanan Pendidikan Kecamatan Pakem. Peneliti memberikan tanda

(64)

G. Validitas dan Reliabilitas 1. Validitas

Validitas adalah tingkat di mana suatu tes mengukur apa yang seharusnya diukur (Sumanto, 1990: 33). Suatu instrumen dikatakan baik digunakan sebagai ukuran suatu konsep jika memiliki tingkat validitas yang tinggi. Sebaliknya, instrumen dikatakan kurang baik jika memiliki validitas yang rendah (Suharso, 2009: 108). Nisfiannoor (2009: 212) mengatakan bahwa validitas dibagi menjadi tiga jenis yaitu validitas isi, validitas kriteria, dan validitas konstruk.

a) Validitas Isi

Validitas isi merupakan validitas untuk menguji isi tes dengan analisis rasional atau logika melalui professional judgment. Menurut Azwar (2007: 52) validasi isi untuk menentukan sejauh mana butir-butir tes dapat mewakili komponen dalam keseluruhan isi objek yang hendak diukur dan sejauh mana butir-butir tes dapat mencerminkan ciri perilaku yang hendak diukur.

(65)

dapat dilihat pada lampiran 2f. Hasil validasiinstrumen persepsi dapat dilihat pada tabel 3.7.

Tabel 3.7 Hasil Perhitungan Validasi Instrumen Persepsi

No Komponen Penilaian Skor Rerata

Skor

Validator 1 Validator 2

1 Kelengkapan unsur-unsur

kuesioner 4 4 4

2 Kesesuaian antara indikator

item-item pernyataan 3 4 3,5

3 Ketepatan pemilihan kata

dalam kuesioner 3 3 3

4 Terdapat pernyataan positif

dan negatif 3 4 3,5

5 Kejelasan perintah dari

instrumen 3 4 3,5

6

Penggunaan bahasa Indonesia dan tata tulis baku

3 3 3

7 Pernyataan tidak bermakna

ganda 3 3 3

9 Pernyataan tidak terlalu

panjang 3 4 3,5

10 Kesesuaian konstruk

dengan tujuan penelitian 2 4 3

Skor Total 32,5

(66)

(lampiran 2b) memberikan saran yang berkaitan dengan penggunaan bahasa, tata tulis baku, dan makna pada kalimat yang dibuat.

Berpedoman pada saran dan rekomendasi yang diberikan validator, peneliti melakukan revisi terutama pada aspek penggunaan bahasa. Peneliti memperbaiki pernyataan pada skala dengan mengganti kata-kata yang digunakan agar menjadi lebih baku dan tidak bermakna ganda. Pergantian kata yang dilakukan yaitu penggunaan kata “semangat” diganti “motivasi”, “urut” menjadi “runtut”, “semu” diganti “abstrak”, dan “direncanakan” diganti “dialokasikan”. Setelah dilakukan pergantian pada kata-kata tersebut, pernyataan instrumen menjadi lebih baik dan siap digunakan untuk uji coba lapangan.

(67)

Tabel 3.8 Hasil Perhitungan Validasi Instrumen Kinerja

No Komponen Penilaian Skor Rerata

Skor

Validator 1 Validator 2

1 Kelengkapan unsur-unsur

kuesioner 4 4 4

2 Kesesuaian antara indikator

item-item pernyataan 4 4 4

3 Ketepatan pemilihan kata

dalam kuesioner 2 4 3

4 Terdapat pernyataan positif

dan negatif 3 4 3,5

5 Kejelasan perintah dari

instrumen 3 4 3,5

6

Penggunaan bahasa Indonesia dan tata tulis baku

3 3 3

7 Pernyataan tidak bermakna

ganda 3 3 3

9 Pernyataan tidak terlalu

panjang 3 3 3

10 Kesesuaian konstruk

dengan tujuan penelitian 3 4 3,5

Skor Total 33,5

b) Validitas Kriteria dan Konstruk

Menurut Azwar (2007: 53) validitas konstruk adalah tipe validitas yang menunjukkan sejauh mana tes mengungkapkan suatu konstrak teoritik yang hendak diukur. Validitas kriteria adalah prosedur pendekatan berdasarkan kriteria. Validitas konstruk dan validitas kriteria dilakukan melalui uji empiris.

(68)

dengan yang diinginkan, maka instrumen tersebut sudah dapat dikatakan valid.

Subjek uji coba dalam penelitian ini adalah guru kelas I, II, dan III yang berjumlah 36 yang tersebar di Sekolah Dasar di Kabupaten Sleman. Uji coba lapangan dilaksanakan pada sampel yang memiliki karakteristik yang sama dengan sampel penelitian yang sesungguhnya. Karakteristik yang sama artinya sampel dalam penelitian ini melibatkan guru kelas bawah dan masih dalam satu wilayah yaitu Kabupaten Sleman. Uji coba instrumen variabel persepsi dapat dilihat pada lampiran 3a dan uji coba instrumen variabel kinerja dapat dilihat pada lampiran 3b.

Setelah data uji coba variabel persepsi guru tentang pelaksanaan pembelajaran tematik diperoleh, peneliti melakukan tabulasi data (lampiran 4a). Selanjutnya peneliti melakukan pengujian validitas menggunakan pearson product moment karena item-item dalam skala penelitian ini memiliki alternatif jawaban lebih dari dua (Supratiknya, 2014: 131). Pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan bantuan program Statistical Packages for Social Science (SPSS) 20 for Windows dengan langkah Analyze Correlate Bivariate

(69)

r xy hitung > r tabel = item valid

r xy hitung < r tabel = item tidak valid

Hasil uji validasi untuk persepsi guru tentang pelaksanaan pembelajaran tematik dapat dilihat pada tabel 3.9 dan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 4b.

Tabel 3.9 Hasil Uji Validasi Persepsi Guru

(70)

r ! antara 0,427 sampai 0,870 (r"#$%&' > r$)*+,). Distribusi skala persepsi guru tentang pelaksanaan pembelajaran tematik dapat dilihat pada tabel 3.10.

Tabel 3.10 Distribusi Skala Persepsi Guru tentang Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Setelah Validasi

No. Indikator Butir Jumlah

Favourable Unfavourable

1 Keterampilan membuka

pelajaran

3 Keterampilan memberikan

variasi stimulus

5 Keterampilan menutup

pelajaran

40, 41, 43 42*, 44 5

Total Pernyataan 44

Keterangan: * item pernyataan yang gugur/tidak valid

Tabel 3.10 tersebut merupakan distribusi skala setelah uji coba lapangan. Berdasarkan hasil uji coba terdapat 4 (empat) item pernyataan yang gugur/tidak valid. Pernyataan tersebut yaitu indikator 2 nomor 15 dan 37 pada pernyataan unfavourable, indikator 3 nomor 11 pada pernyataan unfavourable, dan indikator 5 nomor 42 pada pernyataan unfavourable.

(71)

Tabel 3.11 Distribusi Skala Persepsi Guru tentang Pelaksanaan Pembelajaran Tematik dengan Item Baru

No. Indikator Butir Jumlah

Favourable Unfavourable

1 Keterampilan membuka

pelajaran

2, 32 1, 3 4

2 Keterampilan menjelaskan 4, 6, 9, 11, 13, 14,

15, 19, 34, 35, 36

5, 7, 8, 10, 17, 18 17

3 Keterampilan memberikan

variasi stimulus

5 Keterampilan menutup

pelajaran

37, 38, 39 40 4

Total Pernyataan 40

Penghapusan item- item yang gugur atau tidak valid menghasilkan 40 item pada skala persepsi guru tentang pelaksanaan pembelajaran tematik. Jumlah item sebanyak 40 tersebut dapat dirinci sebagai berikut indikator 1 berjumlah 4 item, indikator 2 dengan jumlah 17 item, indikator 3 dengan jumlah 12 item, indikator 4 dengan jumlah 3 item, dan indikator 5 dengan jumlah 4 item.

(72)
(73)

kinerja guru dalam pelaksanaan pembelajaran tematik dapat dilihat pada tabel 3.13.

Tabel 3.13 Distribusi Skala Kinerja Guru dalam Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Setelah Validasi

No. Indikator Butir Jumlah

Favourable Unfavourable

1 Memahami peserta didik

dengan baik

1, 2*, 3 4, 5, 6 6

2 Mampu melaksanakan

pembelajaran dengan baik

7, 8, 9 10, 11, 12 6

3 Menguasai materi

pembelajaran

13, 14, 15 16, 17, 18 6

4 Mampu mengaitkan tema

yang diajarkan dengan materi pelajaran lain yang relevan

9 Mampu berkomunikasi

dengan baik

49, 50, 51 52, 53, 54 6

Total Pernyataan 54

Keterangan: * item pernyataan yang gugur/tidak valid

Tabel 3.13 tersebut merupakan distribusi skala setelah uji coba lapangan. Berdasarkan hasil uji coba terdapat 2 (dua) item pernyataan yang gugur/tidak valid. Pernyataan tersebut yaitu indikator 1 nomor 2 pada pernyataan favourable dan indikator 4 nomor 23 pada pernyataan

Gambar

Gambar 2.1 Literatur Map Penelitian yang Relevan
Tabel 3.1 Jadwal Penelitian
Tabel 3.2 Populasi Sekolah Dasar di Kecamatan Pakem
Tabel 3.3 SD yang Digunakan Sebagai Sampel Penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dan dengan penggunaan bahan bakar pertamax dalam jangka waktu lama, mesin akan.. tetap awet terus daripada penggunaan bahan bakar bensin biasa (oktan

Aplikasi multimedia yang merupakan penggabungan dari berbagai komponen seperti teks, suara, gambar, dan animasi akan membuat pengguna menjadi nyaman dalam menikmati informasi

Meski terjadi persaingan yang semakin ketat dengan bank konvensional dalam mengumpulkan dana masyarakat, namun perbankan syariah memiliki imbal hasil yang tetap

Demikian pula dengan hasil penelitian (Leary, 1983) yang menyatakan bahwa wanita memiliki skor yang lebih tinggi dalam pengukuran ketakuatan dalam situasi sosial dibanding

[r]

dari total pekerja maintenance di PT.Charoen Pokphand

Dalam penelitian ini, data-data operasional mengenai peserta aktif Aspen (Asuransi Pensiun), iuran pensiun dan iuran THT yang berasal dari sistem operasional ini

program menggunakan Wilcoxon dengan bantuan SPSS versi 19.0. Hasil penelitian menunjukkan 1) implementasi program layanan bimbingan kelompok sesuai dengan rancangan