• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan antara penilaian remunerasi dengan kepuasan kerja pada prajurit TNI AD.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan antara penilaian remunerasi dengan kepuasan kerja pada prajurit TNI AD."

Copied!
155
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN ANTARA PENILAIAN REMUNERASI DENGAN KEPUASAN KERJA PADA PRAJURIT TNI AD

Aponarry

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara penilaian remunerasi dengan kepuasan kerja pada prajurit TNI AD. Hipotesis dalam penelitian ini adalah terdapat hubungan positif antara penilaian remunerasi dengan kepuasan kerja pada prajurit TNI. Subjek dalam penelitian ini berjumlah 115 prajurit yang terdiri dari perwira, bintara, dan tamtama yang bertugas di KOREM 072/Pamungkas dan Batalyon Infanteri 403/ Wirasada Pratista Yogyakarta. Alat pengumpulan data yang digunakan adalah skala remunerasi dan skala kepuasan kerja yang dibuat sendiri oleh peneliti. Skala remunerasi memiliki koefisien reliabilitas Alpha Cronbach (α) sebesar 0,811 dari 13 item. Skala kepuasan kerja memiliki koefisien reliabilitas Alpha Cronbach (α) sebesar 0,883 dari 24 item. Pengujian hipotesis menggunakan teknik analisis Spearman’s rho karena data yang diperoleh memiliki sebaran data yang tidak normal namun linear. Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa variabel remunerasi memiliki korelasi yang positif dengan variabel kepuasan kerja (N = 115, r = 0,512, p = 0,000 < 0,05 ), yang berarti bahwa hipotesis penelitian diterima.

(2)

THE RELATIONSHIP BETWEEN PERCEIVE REMUNERATION AND JOB SATISFACTION AMONG THE NATIONAL SOLDIERS

Aponarry

ABSTRACT

This research aimed to know correlation between perceive remuneration with job satisfaction among the army. The hypothesis in this research was a positive relationship between perceive remuneration with job satisfaction among the army. The subject of this research were 115 soldiers consist of perwira, bintara, and tamtama who worked at KOREM 072/Pamungkas Yogyakarta and Batalyon Infanteri 403/Wirasada Pratista Yogyakarta. The data collections used remuneration scale and job satisfaction scale that were made by the researcher. Remuneration scale coefficient reliability Alpha Cronbach (α) was 0,811 of 13 items. Job satisfaction scale coefficient reliability Alpha Cronbach (α)was 0,883 of 24 items. The testing of hypothesis used Spearman’s rho technique because the distribution of data was not normal but linier. The hypothesis test result showed that variable of remuneration have a positive correlation with variable of job satisfaction (N = 11, r = 0,512 , p = 0,000 < 0,05 ), which mean the hypothesis this research is accepted.

(3)

HUBUNGAN ANTARA PENILAIAN REMUNERASI DENGAN KEPUASAN KERJA PADA PRAJURIT TNI AD

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

Program Studi Psikologi

Oleh : Aponarry NIM : 119114148

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(4)

ii SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA PENILAIAN REMUNERASI DENGAN KEPUASAN KERJA PADA PRAJURIT TNI AD

Oleh :

Aponarry

119114148

Telah disetujui oleh

Pembimbing Skripsi, Tanggal :

(5)

iii

PENGESAHAN SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA REMUNERASI DENGAN KEPUASAN KERJA PADA PRAJURIT TNI AD

Dipersiapkan dan ditulis oleh Aponarry

119114148

Telah dipertanggungjawabkan didepan Panitia Penguji Pada tanggal :

Dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Susunan Panitia Penguji

Nama Lengkap Tanda Tangan

Penguji I : Dewi Soerna Anggraeni, M.Psi ……….

Penguji II : Minta Istono, M.Si ……….

Penguji III : P. Eddy Suhartanto, M.Si ……….

Yogyakarta, ……….

Fakultas Psikologi

Universitas Sanata Dharma Dekan ,

(6)

iv

NOT ALL OF US CAN DO GREAT THINGS,

BUT WE CAN DO SMALL THINGS WITH GREAT LOVE

-MOTHER THERESA-

The more you like yourself, the less you are like

anyone else, which makes you unique

When you’re curious, you find lots of interesting

things to do

(7)

v

-I’M NOTHING WITHOUT GOD AND MY FAMILY-

(8)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini

tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan

dalam kutipan dari daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 21 Maret 2016

Penulis,

(9)

vii

HUBUNGAN ANTARA PENILAIAN REMUNERASI DENGAN KEPUASAN KERJA PADA PRAJURIT TNI AD

Aponarry

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara penilaian remunerasi dengan kepuasan kerja pada prajurit TNI AD. Hipotesis dalam penelitian ini adalah terdapat hubungan positif antara penilaian remunerasi dengan kepuasan kerja pada prajurit TNI. Subjek dalam penelitian ini berjumlah 115 prajurit yang terdiri dari perwira, bintara, dan tamtama yang bertugas di KOREM 072/Pamungkas dan Batalyon Infanteri 403/ Wirasada Pratista Yogyakarta. Alat pengumpulan data yang digunakan adalah skala remunerasi dan skala kepuasan kerja yang dibuat sendiri oleh peneliti. Skala remunerasi memiliki koefisien reliabilitas Alpha Cronbach (α) sebesar 0,811 dari 13 item. Skala kepuasan kerja memiliki koefisien reliabilitas Alpha Cronbach (α) sebesar 0,883 dari 24 item. Pengujian hipotesis menggunakan teknik analisis Spearman’s rho karena data yang diperoleh memiliki sebaran data yang tidak normal namun linear. Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa variabel remunerasi memiliki korelasi yang positif dengan variabel kepuasan kerja (N = 115, r = 0,512, p = 0,000 < 0,05 ), yang berarti bahwa hipotesis penelitian diterima.

(10)

viii

THE RELATIONSHIP BETWEEN PERCEIVE REMUNERATION AND JOB SATISFACTION AMONG THE NATIONAL SOLDIERS

Aponarry

ABSTRACT

This research aimed to know correlation between perceive remuneration with job satisfaction among the army. The hypothesis in this research was a positive relationship between perceive remuneration with job satisfaction among the army. The subject of this research were 115 soldiers consist of perwira, bintara, and tamtama who worked at KOREM 072/Pamungkas Yogyakarta and Batalyon Infanteri 403/Wirasada Pratista Yogyakarta. The data collections used remuneration scale and job satisfaction scale that were made by the researcher. Remuneration scale coefficient reliability Alpha Cronbach (α) was 0,811 of 13 items. Job satisfaction scale

coefficient reliability Alpha Cronbach (α) was 0,883 of 24 items. The testing of hypothesis used

Spearman’s rho technique because the distribution of data was not normal but linier. The

hypothesis test result showed that variable of remuneration have a positive correlation with variable of job satisfaction (N = 11, r = 0,512 , p = 0,000 < 0,05 ), which mean the hypothesis this research is accepted.

(11)

ix

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma

Nama : Aponarry

NIM : 119114148

Demi pengembangan ilmu pengetahuan saya memberikan Kepada Perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul

Hubungan Antara Penilaian Remunerasi Dengan Kepuasan Kerja Pada Prajurit TNI AD

Dengan demikian saya memberikan Kepada Perpustakaan Universitas Sanata

Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain,

pengelolaannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa

perlu meminta ijin saya maupun memberikan royalty kepada saya selama

mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal : 21 Maret 2016

Yang menyatakan.

(12)

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Allah Bapa, Putera-Nya yang Tunggal Yesus

Kristus, Bunda Maria, Santa Bernadeta Sang Pelindung atas segala cinta kasih

yang tak terhingga, berkat, pendampingan dan pertolonganNya sehingga penulis

dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Penyelesaian skripsi ini tidak

terlepas dari bantuan dan dukungan dari banyak pihak. Oleh karena itu, penulis

hendak mengucapkan terimakasih kepada :

1. Bapak Dr. T. Priyo W., M.Si., selaku dekan Fakultas Psikologi Universitas

Sanata Dharma

2. Bapak P. Eddy Suhartanto, M.Si., selaku Kepala Program Studi Fakultas

Psikologi Universitas Sanata Dharma

3. Bapak C. Wijoyo Adinugroho, M.Psi., selaku Dosen Pembimbing Akademik

selama penulis menempuh studi di Fakultas Psikologi Universitas Sanata

Dharma

4. Ibu Dewi Soerna Anggraeni, M.Psi., selaku Dosen Pembimbing Skripsi

kesayangan yang telah bersedia mendengarkan keluh kesah penulis dan selalu

membimbing serta mengarahkan dengan sangat sabar kepada penulis dalam

menyusun skripsi ini, sehingga dapat terselesaikan dengan baik.

5. Mbak Etta, Pak Tius, dan Pak Landung yang sudah mencari teman berbagi

dalam hal industri dan organisasi sehingga saya mendapatkan inspirasi untuk

(13)

xi

6. Segenap dosen Fakultas Psikologi yang telah memberikan ilmu dan

pengetahuan yang telah diberikan kepada penulis selama menempuh

perkuliahan di Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma.

7. Segenap karyawan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma, Mas Muji,

Mas Doni di laboratoriun yang telah membagikan ilmu administrasi dan

berbagai pengalaman selama penulis menjadi staff administrasi di

laboratorium psikologi. Bu Nanik dan Mas Gandung di sekretariat yang telah

banyak membantu dan melayani demi kelancaran studi penulis.

8. Seluruh jajaran satuan wilayah Markas Komando Resort Militer KOREM

072/PAMUNGKAS Yogyakarta. Brigjen TNI AD Stephanus Tri Mulyono,

Kolonel Inf. Arkamelvi Karmani, Kolonel Inf. Dwi Endro Sasongko, Mayor

Inf. M. Fatkhanudin, Mayor Arh. Tjatur Supriyono, dan Serka Yusron

Hafifudin atas ijin dan pengarahan untuk kelancaran pengambilan data

penelitian ini

9. Seluruh jajaran Batalyon Infanteri 043/Wirasada Pratista Yogyakarta atas

kesempatan dan waktu yang diberikan untuk membantu penyebaran skala data

penelitian kepada prajurit di kesatuan tempur Batalyon Infanteri

043/Wirasada Pratista Yogyakarta

10.Seluruh Perwira, Prajurit Bintara dan Tamtama baik di Markas Komando

Resort Militer KOREM 072/PAMUNGKAS Yogyakarta dan Batalyon

Infanteri 043/Wirasada Pratista Yogyakarta.yang bersedia meluangkan waktu

(14)

xii

11.Papa jenderal, Mama besar, Mas Janu, Mas Alto, ek Bagus dan kak Ela atas

doa, kebutuhan moril, material dan dukungannya untuk mendorong penulis

dalam mengerjakan skripsi hingga akhir. Dek Bagus yang mau membantu

skoring data penelitian dan Papa jenderal yang tidak pernah lelah menanyakan

kabar skripsi anaknya dan memberikan inspirasi untuk mengusung tema

penelitian ini juga.

12.Sahabat kesayangan banget Maria Erbania Mayang Andasputri Tarigas, S.H., dan Anna Sissilia Dona Novani atas kuping kalian yang tidak pernah lelah

buat mendengarkan kelelahan dan kebahagiaan penulis dalam hal apapun. I’m

grateful to have you both :’)

13.Papi, Mami, Ekky, Grace, Vica dan Christ atas doa dan dukungan dalam

bentuk apapun, ketika penulis membutuhkan bantuan dan ketika penulis butuh

support keluarga terdekat. Especially, Vico Pradipta thanks for everything that you’ve done to me :)

14. Angela Gen’15 keluarga besar ketemu besar 8 tahun yang selalu penuh

support satu sama lain.

15. Alumni SDS’20 yang di grup chatting tidak pernah berhenti memberi

dukungan untuk teman-teman yang sedang mengerjakan skripsi

16. Cil’s Group, Elisabeth Yulia C., Dorothea Loma Isa, Maria Dara Kusuma, dan

Rona Anggraeni saudara ketemu karena japok bersama atas support dan doa

(15)

xiii

17.Teman satu bimbingan dan angkatan Elita, Elia, Ribka, Keket, Sita, Ditha,

Icha, Gunam, dan Fitri atas sharing ilmu dan diskusi yang banyak membantu

penulis.

18. D’Teams Group, Grup Datim, Intan, Irene, dan Yosia yang sudah memberikan

support dan mengingatkan penulis untuk segera menyelesaikan skripsi.

19.Seluruh teman-teman Fakultas Psikologi angkatan 2011 yang telah berproses

bersama selama kuliah.

20.Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu dan telah banyak

membantu dalam penyelesaian skripsi penulis.

21.Terimakasih untuk Matchamu café tempat yang selalu bisa menenangkan hati

dan memberikan kenyamanan dalam membantu penulis menemukan inspirasi.

22.Yang terakhir untuk kota Istimewa Yogyakarta atas tempat aman dan nyaman

penulis menimba ilmu, pengalaman, dan kenangan 

Yogyakarta, 21 Maret 2016

Penulis,

(16)

xiv

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN MOTTO ... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ... v

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... viii

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xiv

DAFTAR TABEL ... xviii

DAFTAR LAMPIRAN ... xx

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 8

C. Tujuan Penelitian ... 9

D. Manfaat Penelitian ... 9

1. Manfaat Teoritis ... 9

2. Manfaat Praktis ... 9

BAB II LANDASAN TEORI ... 10

(17)

xv

1. Definisi Kepuasan Kerja ... 10

2. Aspek Kepuasan Kerja ... 11

3. Faktor Kepuasan Kerja ... 15

B. REMUNERASI ... 19

1. Definisi Remunerasi ... 19

2. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 87 Tahun 2015 Tentang Tunjangan Kinerja (Remunerasi) Pegawai Di Lingkungan Tentara Nasional Indonesia ... 19

3. Prinsip Remunerasi ... 20

4. Dampak Remunerasi... 21

C. Prajurit TNI ... 21

1. Definisi Prajurit ... 21

2. Peran, Fungsi, dan Tugas Prajurit TNI ... 22

D. Dinamika Hubungan Antara Penilaian Remunerasi Dengan Kepuasan Kerja Pada Prajurit TNI AD ... 25

E. Kerangka Berpikir ... 28

F. Hipotesis ... 29

BAB III METODOLOGI PENELITIAN... 30

A. Jenis Penelitian ... 30

B. Variabel Penelitian ... 30

C. Definisi Operasional ... 30

(18)

xvi

2. Remunerasi ... 31

D. Subjek Penelitian ... 32

E. Metode dan Alat Pengumpulan Data ... 32

1. Skala Kepuasan Kerja ... 34

2. Skala Penilaian Prajurit TNI AD Terhadap Remunerasi ... 35

F. Validitas dan Reliabilitas ... 36

1. Validitas ... 36

2. Seleksi Item ... 37

3. Reliabilitas ... 44

G. Metode Analisis Data ... 45

1. Uji Asumsi Data Penelitian ... 45

a. Uji Normalitas ... 45

b. Uji Linearitas ... 46

2. Uji Hipotesis ... 46

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 47

A. Pelaksanaan Penelitian ... 47

B. Deskripsi Subjek Penelitian ... 48

C. Deskripsi Data Penelitian ... 49

D. Hasil Analisis Data ... 51

a. Uji Asumsi Penelitian ... 51

1. Hasil Uji Normalitas ... 51

2. Hasil Uji Linearitas ... 54

(19)

xvii

E. Analisis Data Tambahan ... 57

F. Pembahasan ... 60

BAB V PENUTUP ... 64

A.Kesimpulan ... 64

B. Keterbatasan Penelitian ... 64

C. Saran ... 65

1. Bagi Subjek Penelitian ... 65

2. Bagi Instansi TNI ... 66

3. Bagi Peneliti Selanjutnya... 66

(20)

xviii

DAFTAR TABEL

Tabel 1Pemberian skor skala penelitian Bagian I dan Bagian II ... 34

Tabel 2 Blueprint Skala Kepuasan Kerja ... 35

Tabel 3Blueprint Skala Penilaian Prajurit TNI AD Terhadap Remunerasi... 36

Tabel 4Blueprint skala kepuasan kerja setelah diseleksi pada uji coba pertama ... 39

Tabel 5Blueprint skala kepuasan kerja untuk uji coba kedua ... 40

Tabel 6Blueprint skala kepuasan kerja setelah seleksi item pada uji coba kedua ... 41

Tabel 7Blueprint skala kepuasan kerja ujicoba kedua setelah seleksi item ... 42

Tabel 8Blueprint skala Remunerasi setelah diseleksi ... 43

Tabel 9Blueprint skala remunerasi untuk ujicoba kedua ... 43

Tabel 10Blueprint skala remunerasi ujicoba kedua setelah seleksi item ... 44

Tabel 11 Deskripsi Tingkat Keprajuritan Subjek Penelitian ... 49

Tabel 12Deskripsi Usia Subjek Penelitian ... 49

Tabel 13Deskripsi Lama Kerja Subjek Penelitian ... 49

Tabel 14Hasil Pengukuran Deskriptif Variabel ... 50

Tabel 15Hasil Perhitungan Uji T ... 50

Tabel 16 Hasil Uji Normalitas ... 52

(21)

xix

Tabel 18Hasil Uji Korelasi Remunerasi dan Kepuasan Kerja ... 56

Tabel 19Hasil analisis tambahan perbandingan kepuasan kerja

antara prajurit tamtama dan bintara... 58

Tabel 20Hasil analisis tambahan perbandingan kepuasan kerja antara

prajurit perwira dan bintara ... 59

Tabel 21Hasil analisis tambahan perbandingan kepuasan kerja antara prajurit

(22)

xx

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1Skala Try Out 1 Sebelum Seleksi Item ... 72

Lampiran 2 Skala Try Out 1 Sebelum Seleksi Item ... 85

Lampiran 3Skala Final ... 97

Lampiran 4Hasil Reliabilitas dan Seleksi Item Try Out 1 ... 106

Lampiran 5 Hasil Reliabilitas dan Seleksi Item Try Out 2 ... 112

Lampiran 6 Deskriptif Data Penelitian ... 121

Lampiran 7 Uji Normalitas ... 122

Lampiran 8 Uji Linearitas ... 123

Lampiran 9 Uji Hipotesis ... 124

Lampiran 10Hasil Analisis Tambahan ... 125

(23)

xxi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1Histogram Kepuasan Kerja ... 53

(24)

1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Kondisi kesejahteraan prajurit di instansi militer milik negara yaitu

TNI, masih jauh dari harapan. Hal ini sesuai pernyataan Purnawirawan

Jenderal TNI Moeldoko yang menyatakan bahwa kondisi kesejahteraan

prajurit masih perlu ditingkatkan (http://newsliputan6.com). Presiden RI ke-6,

Dr. Susilo Bambang Yudhoyono juga menghimbau seluruh pimpinan TNI

untuk terus meningkatkan kesejahteraan semua prajurit TNI dan keluarganya

(http://nasional.sindonews.com). Mantan Anggota Komisi I DPR,

Susaningtyas Nefo Handayani Kertopati juga menyatakan bahwa

kesejahteraan prajurit TNI harus benar-benar diperhatikan supaya dapat

meningkatkan semangat prajurit dalam menjaga keamanan dan keutuhan

NKRI (http://nasional.sindonews.com).

Menurut pernyataan Purnawirawan pemimpin TNI, Kepala Staf

Angkatan Darat (KASAD) Jenderal TNI AD Djoko Santoso, pemerintah

diharapkan dapat segera meningkatkan kesejahteraan prajurit, agar tidak ada

lagi prajurit yang “nyambi”. Beliau menyatakan bahwa masih ada prajurit yang “nyambi”, contohnya seperti Kopral yang gajinya sekitar Rp

1.200.000,00-Rp 1.400.000,00 harus menjadi tukang ojek untuk membiayai

sekolah anak-anaknya. Beliau menjelaskan bahwa sesuai dengan peraturan,

seorang prajurit dilarang “nyambi” karena dapat mengganggu konsentrasi

(25)

Seorang prajurit berinisial L mengatakan bahwa “Kalau dihitung

masalah uang, semua manusia tidak akan pernah merasa cukup, siapapun dia

apalagi TNI yang ruang geraknya serba dibatasi, tidak boleh berbisnis dan

lain-lain. Militer tidak memiliki peluang apa-apa dan hanya mengharap gaji dan remunerasi”, selain itu prajurit L juga mengatakan bahwa “Pada akhirnya

banyak teman militer yang kerja sampingan dan rata-rata menjadi supir diluar

kantor dan bahkan ada yang bekerja sebagai tukang angkut pasir yang penting halal”. Prajurit L mengatakan bahwa masih banyak prajurit yang tinggal di

rumah orangtua atau mertua karena belum memiliki tempat tinggalnya sendiri

(Komunikasi pribadi, 11/04/2015). Hal ini semakin menunjukkan bahwa

kesejahteraan prajurit TNI masih jauh dari harapan. Prajurit L mengakui

bahwa isu mengenai kesejahteraan prajurit masih jauh dari harapan tersebut

memang benar (Komunikasi pribadi, 11/04/2015).

Hasil wawancara awal peneliti dengan salah satu staf personel Korem

072/Pamungkas Yogyakarta, ditemukan bahwa terdapat beberapa prajurit

yang melakukan pelanggaran di kesatuan. Pelanggaran ini disebabkan oleh

perasaan tertekan prajurit terhadap pekerjaannya dan kondisi lingkungan

kerja yang monoton. Beberapa prajurit ada yang merasa bahwa pimpinannya

memanfaatkan jabatan untuk memerintah anggotanya dengan keras, dan

perasaan kecewa karena penghargaan yang diterima tidak sesuai dengan

beban kerja yang diberikan kepada prajurit (Komunikasi pribadi,

(26)

Respon yang dialami oleh prajurit tersebut menunjukkan

ketidakpuasan terhadap pekerjaannya. Robbins dan Judge (2015)

mengemukakan beberapa bentuk respon ketidakpuasan yang dialami oleh

seorang karyawan. Di antaranya adalah keluar dari pekerjaan (exit), bersuara

(voice), hilangnya ketidaksetiaan (loyalty) terhadap organisasi, dan

munculnya pengabaian (neglect) dengan membiarkan kondisi pekerjaanya

semakin memburu. Dalam kasus ini respon ketidakpuasan tersebut muncul

dalam bentuk tindakan nyata pelanggaran yang dilakukan oleh prajurit seperti

tindakan pidana (mencuri dan menyekap), asusila, tidak hadir tanpa ijin

(THTI), desersi atau pergi dari kesatuan, pelanggaran lalu lintas dan

kecelakaan lalu lintas. Rekapitulasi pelanggaran pada lima tahun terakhir

yang diperoleh menunjukkan bahwa masih banyak terdapat pelanggaran yang

terjadi dalam kesatuan wilayah tugas (data terlampir) (Komunikasi pribadi,

11/04/2015).

Fitria, Idris, dan Kusuma (2014) menyatakan bahwa kepuasan kerja

berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan, pegawai yang merasa kebutuhannya

terpenuhi akan mempersepsikan dirinya sebagai pegawai yang puas terhadap

pekerjaannya. Dengan demikian ketidakpuasan akan muncul apabila salah

satu atau sebagian dari kebutuhannya tidak dapat dipenuhi. Hal ini kemudian

dipertegas dengan hasil wawancara salah seorang staf personel kesatuan

wilayah Korem 072/Pamungkas yang mengatakan bahwa setiap prajurit

(27)

akan bersifat subjektif terhadap pekerjaan mereka (Komunikasi pribadi,

11/02/2016).

Locke (dalam Wang, Zheng, Hu, dan Zheng. Q., 2014)

mendefinisikan kepuasan kerja sebagai keadaan emosional positif yang

datang dari pengalaman subjektif individu terhadap pekerjaannya. Cook,

Hepworth, Wall dan Warr (dalam Wang I.dkk, 2014) mengatakan bahwa

kepuasan kerja merupakan tingkat kepuasan dengan pekerjaan seseorang,

rekan kerja, supervisor, peluang promosi, tingkat penggajian, kemajuan, dan

aturan organisasi. Pada dasarnya kepuasan kerja bersifat subjektif. Setiap

individu memiliki tingkat kepuasan yang berbeda sesuai dengan nilai-nilai serta keinginan individu tersebut (As’ad, 1978).

Menurut Robbins (2005) kepuasan kerja sebagai suatu sikap umum

individu yang bersifat individual tentang perasaan individu terhadap

pekerjaannya. Luthans (2006) mengemukakan bahwa kepuasan kerja adalah

suatu ungkapan kepuasan karyawan tentang bagaimana pekerjaan mereka

dapat memberikan manfaat bagi organisasi. Kepuasan kerja juga dianggap

sebagai hasil dari pengalaman individu dalam yang berhubungan dengan

nilai seperti apa yang dikehendaki dan diharapkan dari pekerjaannya.

Pandangan tersebut dapat disederhanakan menjadi kepuasan kerja

merupakan suatu sikap dari individu dan merupakan umpan balik terhadap

pekerjaannya (Almigo, 2004). Menurut Schultz dan Schultz (2010) kepuasan

kerja mengacu pada perasaan positif atau negatif dan sikap karyawan

(28)

Konopaske (2006) kepuasan kerja merupakan suatu sikap individu terhadap

pekerjaannya.

Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kepuasan kerja

seseorang seperti faktor intrinsik dari pekerjaan, gaji, dan

pengawasan/supervisi (Siegel&Lane, 1984). Robbins (1993) mengemukakan

beberapa faktor penting yang dapat mempengaruhi kepuasan kerja yaitu

tantangan pekerjaan, penghargaan yang adil, kondisi kerja yang mendukung

dan rekan kerja yang mendukung. Aamodt (2010) mengemukakan bahwa

keadilan organiasasi juga dapat mempengeruhi kepuasan kerja karyawan.

Berdasarkan hasil wawancara, salah seorang staf personel berinisial YN

mengemukakan bahwa faktor yang memberikan pengaruh lebih terhadap

kepuasan kerja prajurit adalah tekanan kerja, beban kerja, perubahan kondisi

lingkungan kerja dari kesatuan yang selalu terbatas dan penghargaan baik

materi dan non materi (Komunikasi pribadi, 11/02/2016).

Dalam pandangan beberapa tokoh mengenai kepuasan kerja, kepuasan

kerja terbagi dalam beberapa yaitu sifat pekerjaan (nature of the work),

penghargaan (reward), kesempatan promosi (promotion opportunities),

pengawasan (supervision), rekan kerja (co-workers), dan kondisi kerja (job

condition)(Spector, 2007; Voon, Lo, Ngui, dan Ayob, 2001; Landy dan

Frank, 2004). Dari beberapa aspek kepusan kerja yang dikemukakan oleh

Spector, aspek penghargaan (pay or fringe benefit) diakui secara signifikan

dapat mempengaruhi kepuasan kerja dan berperan untuk memenuhi

(29)

Pada instansi militer dan pemerintahan, khususnya TNI, imbalan yang

diberikan secara adil dan merata berdasarkan tugas dan tanggung jawab kerja

seseorang disebut sebagai remunerasi (Wan, 2007). Remunerasi dimulai dari

Kementerian Keuangan sejak tahun 2007 hingga sekarang. Menurut Menteri

Pendayagunaan Aparatur Negara (Menpan), remunerasi diberikan dengan

maksud untuk mendorong Sumber Daya Manusia agar bertumbuh menjadi

manusia yang produktif dan berkualitas. Remunerasi juga dimaksudkan untuk

mengurangi praktek Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN). Pemberian

remunerasi ini kemudian diharapkan dapat menciptakan persaingan yang

positif antar pegawai, meningkatkan semangat untuk membangun dan

mengembangkan diri (http://jdih.den.go.id/15/remunerasi)

Remunerasi kemudian dikaitkan dengan reformasi birokrasi, hal ini

disebabkan oleh munculnya masalah-masalah besar yang menghambat

pembangunan Indonesia. Masalah-masalah tersebut antara lain birokrasi yang

belum professional, belum memberikan layanan prima kepada investor,

banyak ditemukan KKN dan penyalahgunaan keuangan Negara di berbagai

instansi, infrastruktur yang belum memadai, dan anggaran negara yang belum

bisa memenuhi kekurangan infrastruktur

(http://jdih.den.go.id/15/remunerasi).

Berdasarkan permasalahan tersebut, pemerintah kemudian menyusun

program-program menjadi 9 areal perubahan. 9 areal perubahan tersebut

adalah penataan struktur birokrasi, penataan jumlah dan distribusi pegawai,

(30)

pengembangan sistem elektronik pemerintah (e-government), peningkatan

layanan publik, peningkatan transparansi dan akuntabilitas aparatur, efisiensi

penggunaan fasilitas sarana dan prasarana, dan peningkatan kinerja pegawai.

Dampak dari tahapan Reformasi Birokrasi ini adalah penghematan anggaran,

peningkatan penerimaan negara maupun peningkatan pelayanan

masyarakat(http://jdih.den.go.id/15/remunerasi).

Dalam ranah industri dan organisasi secara luas, remunerasi sering

disebut dengan istilah kompensasi. Kompensasi merupakan sesuatu yang

diterima karyawan sebagai kontribusi jasa mereka pada perusahaan (Rivai,

2007). Terdapat beberapa ahli yang menyatakan bahwa istilah remunerasi dan

kompensasi adalah sama. Pembedanya hanya pada penempatan kedua istilah

tersebut. Istilah remunerasi memang masih jarang dibahas. Hal ini disebabkan

oleh remunerasi mulai dikenal masyarakat saat adanya program reformasi

birokrasi (Fitria, dkk. 2014). Menurut salah satu staf personalia yang

berinisial F, di TNI hanya mengenal istilah remunerasi bukan istilah

kompensasi. Remunerasi yang diberikan kepada seluruh prajurit TNI

berbentuk uang yang diberikan setiap satu atau tiga bulan sekali (Komunikasi

pribadi, 11/03/2016).

Remunerasi dianggap sebagai suatu kontraprestasi terhadap

penggunaan tenaga atau jasa yang telah diberikan oleh tenaga kerja (Wibowo,

2007). Menurut Purnawirawan Jenderal TNI Moeldoko remunerasi untuk

prajurit baru mencapai 37% jadi penambahan remunerasi 20% cukup baik

(31)

tentunya akan memberikan dampak bagi kerja para prajurit TNI

(http://newsliputan6.com). Pemberian remunerasi berfungsi sebagai

penghargaan dari pegawai yang telah melaksanakan suatu pekerjaan yang

telah ditetapkan oleh pimpinan (Fitria,dkk.2014).

Pada kenyataannya tidak setiap pegawai dapat merasa puas terhadap

pekerjaannya dan pemberian remunerasi belum tentu dapat meningkatkan

kinerja pegawai. Hal ini disebabkan oleh perbedaan penilaian mengenai

tujuan pemberian remunerasi tersebut (Suharto&Setiaji, 2011). Remunerasi

merupakan salah satu program reformasi birokrasi. Pemberian remunerasi ini

bermanfaat bagi instansi maupun pegawai karena pemberian remunerasi

merupakan cara yang paling sukses dalam meningkatkan kinerja pegawai

(Fitria, Idris, dkk. 2014).

Berdasarkan beberapa uraian sebelumnya, peneliti melihat adanya

keterkaitan antara penilaian remunerasi dengan kepuasan kerja dalam konteks

prajurit TNI AD. Peneliti melihat bahwa penilaian remunerasi dapat

berhubungan dengan tingkat kepuasan kerja prajurit TNI AD. Maka, secara

spesifik peneliti ingin melihat bagaimana hubungan antara penilaian

remunerasi dengan kepuasan kerja pada prajurit TNI AD.

B. Rumusan Masalah

Masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah terdapat hubungan

(32)

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara penilaian

remunerasi dengan kepuasan kerja prajurit TNI AD.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah :

1. Manfaat Teoretis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan ilmu dalam

bidang psikologi industri dan organisasi tentang hubungan antara penilaian

remunerasi dengan kepuasan kerja prajurit TNI AD.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Subjek Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi

prajurit mengenai peran pemberian remunerasi dan tingkat kepuasan

kerja prajurit yang dirasakan.

b. Bagi Instansi TNI

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi

instansi mengenai pandangan prajurit terhadap remunerasi. Hal ini

selanjutnya dapat menjadi saran bagi instansi dalam memberikan

(33)

10

BAB II

LANDASAN TEORI A. Kepuasan Kerja

1. Definisi Kepuasan Kerja

Landy, Frank, dan Conte (2004) mengatakan bahwa kepuasan kerja

adalah sikap positif atau kondisi emosi yang dihasilkan dari salah satu

penilaian kerja atau pengalaman kerja. Schultz dan Schultz (2010)

kepuasan kerja mengacu pada perasaan positif atau negatif dan sikap

karyawan terhadap suatu pekerjaan. Menurut Ivancevich, Donnelly, dan

Konopaske (2006) kepuasan kerja merupakan suatu sikap inidvidu

terhadap pekerjaannya. Kepuasan kerja tersebut merupakan hasil dari

persepsi mereka tentang pekerjaan berdasarkan faktor-faktor dari

lingkungan pekerjaan tersebut seperti gaya supervisi, prosedur dan

kemanan kerja, kondisi pekerjaan, manfaat pekerjaan dan hubungan

dengan rekan kerja. McShane dan Lattimore (2005) mengemukakan

bahwa kepuasan kerja merupakan hasil evaluasi karyawan terhadap

pekerjaan dan konteks kerjanya.

Menurut Robbins (2005) kepuasan kerja adalah suatu sikap umum

individu terhadap pekerjaannya. Seseorang dengan tingkat kepuasan yang

tinggi akan memiliki sikap yang positif terhadap pekerjaannya. Sedangkan

orang yang tidak puas terhadap pekerjaannya akan memiliki sikap negatif

terhadap pekerjaannya. Luthans (2011) menyatakan bahwa kepuasan kerja

(34)

suatu pekerjaan. Kreitner dan Kinicki (2014) mengemukakan bahwa

kepuasan kerja merupakan tanggapan afektif atau emosional terhadap

berbagai segi pekerjaan. Spector (2007) mengemukakan bahwa kepuasan

kerja merupakan suatu sikap individu yang mencerminkan perasaan

individu terhadap pekerjaannya secara keseluruhan. Secara sederhana,

Spector (2007) mengatakan bahwa kepuasan kerja adalah perasaan senang

seseorang terhadap pekerjaan dan ketidakpuasan kerja adalah perasaan

tidak senang seseorang terhadap pekerjaannya.

Berdasarkan uraian pendapat beberapa ahli dapat disimpulkan

bahwa kepuasan kerja merupakan suatu perasaan senang individu

terhadap pekerjaannya secara keseluruhan.

2. Aspek Kepuasan Kerja

Pada sub bagian ini peneliti menemukan banyak teori yang

membahas tentang kepuasan kerja. Beberapa tokoh mengemukakan

kepuasan kerja sebagai suatu aspek, komponen atau karakteristik.

Kelleberg (dalam Voon, Lo, Ngui, dan Ayob, 2011) membagi kepuasan

kerja kedalam dua komponen yaitu intrinsik dan ekstrinsik. Kepuasan

kerja intrinsik mengacu pada sifat pekerjaan, sedangkan kepuasan kerja

ekstrinsik mengacu pada aspek diluar dari pekerjaan tersebut. Hirschfield

(dalam Voon, Lo, Ngui, dan Ayob, 2011) kemudian menjelaskan bahwa

kepuasan kerja intrinsik mengacu pada bagaimana seseorang merasakan

(35)

mengacu pada perasaan karyawan tentang aspek dari luar situasi kerja.

Hasil review yang dilakukan Locke (dalam Landy & Frank J, 2004) pada

beberapa penelitian yang sudah dilakukan diperoleh beberapa karakteristik

dari kepuasan kerja yang dibagi menjadi dua sumber utama yaitu events or

condition dan agents. Events or condition terdiri dari sifat pekerjaan

(menantang, menarik, dan beban secara fisik), struktur penghargaan, dan

kondisi kerja. Sedangkan agents terdiri dari diri sendiri (self), atasan

(supervisor), rekan kerja (co-workers), bawahan (subordinate), imbalan

(fringe benefits), perusahaan dan manajemen (company and management).

Spector (2007) kemudian mengemukakan bahwa terdapat dua

pendekatan yang dipakai dalam studi mengenai kepuasan kerja. Kedua

pendekatan tersebut adalah global approach dan facet approach. Global

approach merupakan pendekatan global yang melihat kepuasan kerja

sebagai suatu kesatuan perasaan seseorang terhadap pekerjaannya.

Pendekatan ini dilakukan dengan menanyakan langsung tentang perasaan

seseorang terhadap pekerjaannya secara keseluruhan. Pendekatan yang

akan digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kedua yang

disebut sebagai facet approach. Facet approach merupakan pendekatan

yang fokus pada aspek pekerjaannya. Pendekatan ini dapat

menggambarkan kepuasan kerja seseorang secara lengkap yang terbagi

dari beberapa aspek, antara lain sifat pekerjaan itu sendiri (the nature of

(36)

(promotion opportunities), pengawasan (supervision), rekan kerja

(coworker), kondisi kerja (job condition).

Melihat aspek yang dijelaskan oleh Spector (2007), Colquitt,

Lepine, Wesson (2013) membagi kepuasan kerja menjadi lebih sederhana

kedalam 5 aspek yaitu kepuasan gaji (pay satisfaction), kepuasan promosi

(promotion satisfaction), kepuasan supervisi (supervision satisfaction),

kepuasan rekan kerja (coworker satisfaction), dan kepuasan terhadap

pekerjaan (satisfaction with work it self).

Beberapa karakteristik, komponen dan aspek yang telah dijelaskan,

maka peneliti membagi kepuasan kerja kedalam beberapa aspek yaitu:

a. Sifat pekerjaan

Aspek ini menilai sejauhmana sifat pekerjaan tersebut dapat

menarik individu dengan menyediakan tugas serta kesempatan

individu untuk belajar menerima tanggung jawab. Selain itu hal ini

mengacu pada sejauhmana perasaan karyawan terhadap tugas yang

diberikan menantang dan berharga. Sifat pekerjaan menjadi sumber

utama kepuasan kerja seseorang. (Spector, 2007; Voon et al, 2011;

Colquitt et al, 2013)

b. Penghargaan (reward)

Pada aspek ini penghargaan yang diberikan dapat berupa gaji

atau keuntungan dari pekerjaan tersebut, misalkan tunjangan kinerja

atau remunerasi. Kepuasan kerja dinilai berdasarkan penghargaan

(37)

Pemberian penghargaan diakui secara signifikan dapat mempengaruhi

kepuasan dalam pekerjaan (Spector, 2007; Landy&Frank, 2004;

Colquitt et al ,2013).

c. Kesempatan promosi (promotion opportunities)

Kesempatan promosi atau kenaikan pangkat memiliki berbagai

dampak pada kepuasan keja seseorang. Hal ini karena promosi

mengambil beberapa bentuk yang berbeda dan disertai dengan

berbagai penghargaan yang dapat diterima oleh individu. Penghargaan

yang dapat diterima individu dapat berupa kenaikan gaji yang

disebabkan oleh kenaikan pangkat atau jabatan yang diberikan

(Spector, 2007; Colquitt et al, 2013)

d. Pengawasan (Supervision)

Supervisi merupakan salah satu aspek yang cukup

mempengaruhi kepuasan kerja seseorang. Kemampuan seorang

supervisi untuk memberikan dampingan teknis dalam suatu pekerjaan

dan dukungan perilaku dapat mempengaruhi kepuasan kerja individu.

Hal ini mengacu pada perasaan karyawan terhadap sejauhmana atasan

sabar dan dapat berkomunikasi dengan baik (Spector, 2007; Colquitt

et al, 2013).

e. Rekan kerja (coworker, subordinate)

Rekan kerja akan memberikan pengaruh pada kepuasan kerja

seseorang. Rekan kerja yang ramah dan mudah berkerjasama

(38)

yang memiliki hubungan erat antar anggotanya akan memberikan

kenyamanan bagi setiap anggota kelompoknya. Seseorang akan

merasa puas jika rekan kerja dapat membantunya dalam mencapai

penghargaan, memiliki pola pikir yang sama, rajin, bertanggung

jawab, dan menyenangkan (Landy&Frank, 2004; Spector, 2007;

Colquitt et al, 2013)

f. Kondisi kerja (job condition)

Kondisi kerja memiliki pengaruh terhadap kepuasan kerja

seseorang. Jika kondisi pekerjaannya baik, misalnya bersih dan

dilingkupi keindahan, karyawan akan lebih mudah dalam mengerjakan

tugasnya. Sedangkan, jika kondisi pekerjaannya buruk, misalnya

panas dan dilingkupi kebisingan, maka karyawan akan merasa

kesulitan dalam menyelesaikan tugasnya (Spector, 2007; Voon et

al.,2011; Landy&Frank, 2004)

3. Faktor Kepuasan Kerja

As’ad (2001) mengemukakan bahwa faktor yang dapat

mempengaruhi kepuasan kerja terbagi menjadi faktor psikologis, faktor

sosial, faktor fisik, dan faktor finansial. Faktor psikologis berhubungan

dengan minat seseorang terhadap pekerjaanya, faktor sosial berhubungan

dengan interaksi antar sesama karyawan atau atasan, faktor fisik

(39)

finansial berhubungan dengan jaminan kesejahteraan karyawan dalam

bentuk gaji, tunjangan, fasilitas, dan promosi.

Robbins (1993) mengemukakan beberapa faktor penting yang dapat

mempengaruhi kepuasan kerja, antara lain yaitu tantangan pekerjaan

(mentally challenging work), penghargaan yang adil (equitable rewards),

kondisi kerja yang mendukung (supportive working condition), dan rekan

kerja yang mendukung (supportive collegues). Voon, Lo, Ngui, dan Ayob

(2011) menemukan bahwa gaya kepemimpinan dapat menjadi faktor yang

mempengaruhi kepuasan kerja karyawan.

Aamodt (2010) mengemukakan bahwa salah satu faktor yang dapat

mempengaruhi kepuasan kerja adalah keadilan yang diberikan kepada

karyawan. Keadilan organisasi (organizational justice) (Schultz &

Schultz, 2010) mengacu pada penilaian karyawan terhadap keadilan yang

diberikan oleh organisasi atau perusahaan. Gately (dalam Aamodt, 2010)

mengungkapkan bahwa seseorang yang merasa pekerjaannya menarik dan

menantang menunjukkan kepuasan yang lebih tinggi daripada seseorang

yang tidak dapat menikmati pekerjaannya.

Berdasarkan beberapa penjelasan tersebut, peneliti menyimpulkan

bahwa terdapat faktor yang dapat mempengaruhi kepuasan kerja.

Faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut:

a. Sifat dan jenis pekerjaan

Sifat dan jenis pekerjaan ini mengacu pada tantangan pekerjaan

(40)

pada minat seseorang dalam bekerja dan ketertarikan karyawan

terhadap pekerjaan (Aamodt, 2010; As’ad, 2001). Jika pekerjaan yang

dilakukan sesuai minat, menantang dan menarik maka karyawan akan

merasa puas dengan pekerjaannya.

b. Rekan kerja (co-workers, subordinate, dan supervision)

Interaksi sosial dengan sesama karyawan, bawahan, dan atasan

yang saling mendukung dan memberikan keramahan satu sama lain akan menimbulkan kepuasan kerja (Robbins, 1993; A’sad, 2001)

c. Keadilan organisasi (organizational justice)

Keadilan organisasi mengacu pada bagaimana penilaian karyawan

terhadap keadilan yang diberikan oleh organisasi atau perusahaan

(Aamodt, 2010). Salah satu bentuk keadilan organisasi adalah dengan

memberikan penghargaan yang adil (equitable reward) (Robbins,

1993). Perlakuan adil di tempat kerja sangat berhubungan dengan

keseluruhan kepuasan kerja (Kreitner&Kinicki, 2014)

Keadilan organisasi (organizational justice) dibagi menjadi 3 jenis

yaitu keadilan distributif (distributive justice), keadilan prosedural

(procedural justice), dan keadilan interaksional (interactional justice)

(Schuler & Jackson, 1996; Al’Zubi, 2010). Keadilan distributif

mengacu pada penilaian terhadap keadilan hasil akhir yang diberikan

kepada karyawan atau anggota suatu organisasi. Hal ini mengacu pada

hasil akhir yang diperoleh dalam bentuk gaji, penghargaan, evaluasi,

(41)

penilaian keadilan terhadap proses pembuatan keputusan. Hal ini

mengacu sejauhmana organisasi memberikan kesempatan karyawan

secara adil untuk berpendapat dalam proses pengambilan keputusan

(Schuler&Jackson, 1996). Sedangkan keadilan interaksional mengacu

pada dua sub kategori yaitu keadilan interpersonal (interpersonal

justice) dan keadilan informasional (informational justice) (Colquitt et

al, 2013). Keadilan interpersonal mengacu pada penilaian keadilan

karyawan terhadap perlakuan yang diterima dari atasan. Keadilan

informasional mengacu pada penilaian keadilan terhadap komunikasi

dan informasi yang diterima karyawan dari atasan (Colquitt et al, 2013).

Bentuk imbalan atau penghargaan yang diberikan dengan adil

berupa gaji, tunjangan kinerja, dan promosi (As’ad, 2001). Tunjangan

kinerja atau remunerasi merupakan imbalan yang diberikan sesuai

dengan tanggung jawab dan tugas karyawan (Wan,2007). Remunerasi

yang diberikan terhadap karyawan atau anggota suatu organisasi harus

diberikan sesuai dengan prinsip yang efektif yaitu individual equity,

internal equity, external equity (Surya, 2004).

d. Kondisi kerja

Karyawan akan lebih menyukai kondisi lingkungan fisik

pekerjaan yang aman, nyaman, bersih dan memiliki tingkat gangguan

(42)

B. Remunerasi

1. Definisi Remunerasi

Remunerasi merupakan imbalan yang diberikan secara adil dan

merata dengan melihat tugas dan tanggung jawab kerja seseorang dalam

suatu organisasi/perusahaan yang akan mendorong karyawan/pegawai

untuk mempertahankan minat jangka panjang pada suatu

organisasi/perusahaan (Wan, 2007). Remunerasi juga dianggap sebagai

suatu kontraprestasi terhadap penggunaan tenaga atau jasa yang telah

diberikan oleh tenaga kerja (Wibowo, 2007). Saputro (2014)

mengemukakan bahwa dalam konteks birokrasi pemerintah, remunerasi

dikaitkan dengan penataan kembali sistem penggajian pegawai yang

didasarkan pada penilaian kinerja, dengan tujuan tercipatanya sistem tata

kelola pemerintah yang baik dan bersih.

Berdasarkan beberapa uraian sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa

remunerasi merupakan imbalan yang diberikan kepada pegawai dengan

adil dan merata sesuai dengan tanggung jawab kinerja pegawai tersebut.

2. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 87 Tahun 2015 Tentang Tunjangan Kinerja (Remunerasi) Pegawai Di Lingkungan Tentara Nasional Indonesia

Presiden Republik Indonesia menimbang bahwa dengan adanya

peningkatan kinerja pegawai dalam pelaksanaan reformasi birokrasi yang

(43)

telah diberikan perlu untuk ditingkatkan. Presiden RI menimbang bahwa

berdasarkan pertimbangan sebelumnya, maka perlu menetapkan Peraturan

Presiden tentang Tunjangan Kinerja Pegawai di Lingkungan TNI.

Mengingat beberapa peraturan perundang-undangan sebelumnya,

Presiden memutuskan untuk menetapkan Peraturan Presiden Tentang

Tunjangan Kinerja Pegawai Di Lingkungan Tentara Nasional Indonesia,

yang dibagi kedalam 12 Pasal (Peraturan Presiden terlampir).

3. Prinsip Pemberian Remunerasi

Pada penjelasan mengenai faktor kepuasan kerja, Robbins (1993)

mengemukakan bahwa alah satu bentuk keadilan organisasi adalah dengan

memberikan penghargaan yang adil (equitable reward). Surya (2004)

mengemukakan bahwa remunerasi yang efektif memiliki tiga prinsip dasar

keadilan yaitu :

a. Individual equity

Individual equity atau keadilan individu merupakan prinsip dimana

remunerasi yang diterima oleh individu harus setara dengan usaha

yang diberikan individu terhadap organisasi.

b. Internal equity

Internal equity atau keadilan internal merupakan prinsip adanya

(44)

c. External equity

External equity atau keadilan eksternal dalam arti keadilan imbalan

yang diterima individu dalam organisasinya dibandingkan dengan

organisasi lain yang memiliki kesetaraan.

4. Dampak Remunerasi

Beberapa peneliti mengungkapkan dampak dari pemberian

remunerasi atau kompensasi antara lain adalah pencapaian akan suatu

kepuasan kerja, meningkatkan kinerja pegawai dan menurunkan tingkat

absensi yang tinggi (Oktarini, 2014). Kadarisman (2012) mengemukakan

bahwa kompensasi atau remunerasi akan memberikan manfaat bagi

pegawai, seperti untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, untuk

menciptakan semangat kerja dan untuk meningkatkan status sosial maupun

harga diri seorang pegawai. Boedianto (2012) mengemukakan bahwa

pemberian remunerasi dapat meningkatkan kinerja pegawai, sehingga

dapat mendukung keberhasilan program reformasi birokrasi.

C. Prajurit TNI AD 1. Definisi Prajurit

Menurut Surya (2009) terdapat dua definisi prajurit. Pertama,

definisi prajurit secara umum yaitu anggota angkatan perang atau angkatan

bersenjata suatu negara yang tidak memandang golongan pangkat dan

(45)

memiliki keahlian dalam berperang dan mempertahankan keamanan suatu

negara.

Kedua, definisi secara spesifik prajurit TNI adalah sebuah nama

golongan keprajuritan terendah di jajaran TNI. Golongan prajurit ini yang

digolongkan dalam kesatuan Tamtama. Tamtama ini terbagi menjadi dua

sub tingkat yaitu sub tingkat prajurit dan sub tingkat kopral. Sub tingkat

prajurit terdiri dari tiga tingkatan yaitu Prajurit Dua (Prada), Prajurit Satu

(Pratu) dan Prajurit Kepala (Praka). Sub tingkat kopral terdiri dari tiga

tingkatan yaitu Kopral Dua (Kopda), Kopral Satu (Koptu), dan Kopral

Kepala (Kopka). Penelitian ini mengacu pada definisi prajurit yang

pertama.

2. Peran, Fungsi dan Tugas Prajurit TNI AD

Menurut Surya (2009), prajurit TNI AD memiliki peran, fungsi

dan tugas yang dijelaskan sebagai berikut:

a. Peran Prajurit TNI

TNI berperan sebagai alat negara di bidang pertahanan yang

dalam menjalankan tugasnya berdasarkan kebijakan dan keputusan

(46)

b. Fungsi Prajurit

(1). TNI sebagai alat pertahanan negara, berfungsi sebagai:

- Penangkal terhadap setiap bentuk ancaman militer dan ancaman

bersenjata dari luar dan dalam negeri terhadap kedaulatan,

keutuhan wilayah, dan keselamatan bangsa;

- Penindak terhadap setiap bentuk ancaman sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) huruf a; dan

- Pemulih terhadap kondisi keamanan negara yang terganggu

akibat kekacauan keamanan.

(2). Dalam melaksanakan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1),

TNI AD merupakan komponen utama sistem pertahanan negara.

c. Tugas Prajurit TNI

(1) Tugas pokok TNI adalah menegakkan kedaulatan negara,

mempertahankan keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik

Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang

Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, serta melindungi

segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia dari

ancaman dan gangguan terhadap keutuhan bangsa dan negara.

(2) Tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan

dengan:

a. Operasi militer untuk perang;

b. Operasi militer selain perang, yaitu untuk mengatasi

(47)

bersenjata, mengatasi aksi terorisme, mengamankan

wilayah perbatasan, mengamankan objek vital nasional

yang bersifat strategis, melaksanakan tugas perdamaian

dunia sesuai dengan kebijakan politik luar negeri,

mengamankan Presiden dan Wakil Presiden beserta

keluarganya, memberdayakan wilayah pertahanan dan

kekuatan pendukungnya secara dini sesuai dengan sistem

pertahanan semesta, membantu tugas pemerintahan di

daerah, membantu Kepolisian Negara Republik

Indonesia dalam rangka tugas keamanan dan ketertiban

masyarakat yang diatur dalam undang-undang,

membantu mengamankan tamu negara setingkat kepala

negara dan perwakilan pemerintah asing yang sedang

berada di Indonesia, membantu menanggulangi akibat

bencana alam, pengungsian, dan pemberian bantuan

kemanusiaan, membantu pencarian dan pertolongan

dalam kecelakaan (search and rescue); serta membantu

pemerintah dalam pengamanan pelayaran dan

penerbangan terhadap pembajakan, perompakan dan

(48)

D. Dinamika Hubungan Remunerasi Dengan Kepuasan Kerja pada Prajurit TNI AD

Wan dan Wibowo (2007) mengemukakan bahwa remunerasi

merupakan imbalan atau kontraprestasi yang diberikan kepada pegawai

dengan adil dan merata sesuai dengan tanggung jawab kinerja pegawai.

Menurut FN (Komunikasi pribadi, 09/06/2015), proses pemberian remunerasi

pada prajurit TNI AD dimulai dengan pengajuan jumlah prajurit yang akan

menerima remunerasi tersebut. Prajurit yang akan menerima remunerasi

adalah prajurit yang tidak memiliki pelanggaran dalam kinerjanya. Pemimpin

tertinggi dalam suatu kesatuan TNI AD akan menentukan seorang prajurit

berhak menerima remunerasi tersebut.

Remunerasi juga akan diberikan dalam bentuk tunjangan kinerja

kepada prajurit setiap satu bulan sekali. Setiap prajurit memiliki penilaian

yang berbeda tentang remunerasi. Surya (2004) menjelaskan tiga prinsip

dasar pemberian remunerasi yang efektif, yaitu individual equity atau

keadilan individu yang merupakan prinsip dimana remunerasi yang diterima

oleh individu harus setara dengan usaha yang diberikan individu terhadap

organisasi, internal equity yang merupakan prinsip adanya keadilan antara

bobot pekerjaan dan imbalan yang diterima oleh individu, dan external equity

atau keadilan eksternal yang berarti kesetaraan imbalan yang diterima

individu dalam organisasinya dengan organisasi lain.

Pemberian remunerasi tersebut kemudian akan dinilai oleh prajurit baik

(49)

AD akan menghasilkan penilaian bahwa remunerasi yang diberikan sudah

sesuai dengan prinsip pemberian remunerasi yang efektif. Sebaliknya, jika

prajurit menilai tentang remunerasi secara negatif, maka prajurit akan menilai

bahwa remunerasi yang diberikan belum sesuai dengan prinsip pemberian

remunerasi yang efektif.

Penilaian positif prajurit TNI AD terhadap remunerasi merupakan

salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kepuasan kerja yaitu keadilan

organiasasi (organizational justice). Keadilan organiasasi merupakan

penilaian karyawan terhadap keadilan yang diberikan oleh organisasi atau

perusahaan (Aamodt, 2010). Al-Zu’bi (2010) mennjelaskan keadilan

organisasi terbagi menjadi 3 jenis yaitu keadilan distributif (distributive

justice), keadilan prosedural (procedural justice), dan keadilan interaksional

(interactional justice). Dari ketiga jenis keadilan organisasi tersebut yang

berkaitan dengan penilaian terhadap remunerasi adalah keadilan distribusi.

Keadilan distribusi merupakan penilaian keadilan terhadap hasil yang

diterima oleh karyawan dari perusahaan atau organisasi. Hasil tersebut

didasarkan pada keadilan, kebutuhan atau kontribusi karyawan. (Al-Zu’bi,

2010). Al-Zu’bi (2010) mengemukakan bahwa terdapat hubungan yang

positif antara keadilan organisasi (organizational justice) dengan kepuasan

kerja.

Menurut Luthans (2011) kepuasan kerja adalah hasil dari persepsi

karyawan tentang penilalain karyawan terhadap suatu pekerjaan. Spector

(50)

individu yang mencerminkan bagaimana perasaan individu terhadap

pekerjaannya secara keseluruhan. Secara sederhana Spector (2007)

mengatakan bahwa kepuasan kerja adalah perasaan senang seseorang

terhadap pekerjaan dan ketidakpuasan kerja adalah perasaan tidak senang

seseorang terhadap pekerjaannya. Jadi dapat disimpulkan bahwa kepuasan

kerja merupakan suatu sikap individu yang mencerminkan perasaan individu

terhadap pekerjaannya. Sikap tersebut dapat berupa positif maupun negatif.

Hal ini berarti, jika prajurit TNI AD memiliki penilaian positif

terhadap remunerasi yang diberikan sesuai dengan prinsip individual equity,

internal equity, dan external equity maka prajurit merasa adanya keadilan

organisasi yang diberikan oleh instansi. Hal ini menunjukkan kepuasan kerja

yang tinggi. Sebaliknya, jika prajurit memiliki penilaian negatif terhadap

remunerasi yang diberikan tidak sesuai dengan prinsip individual equity,

internal equity, dan external equity maka prajurit merasa bahwa tidak ada

keadilan organisasi yang diberikan oleh instansi Hal ini menunjukkan

(51)

E. Kerangka berpikir

(52)

F. Hipotesis

Dalam penelitian ini hipotesis yang diajukan adalah terdapat

hubungan yang positif antara remunerasi dengan kepuasan kerja pada

prajurit TNI AD. Semakin positif penilaian prajurit terhadap remunerasi

maka semakin tinggi kepuasan kerja prajurit TNI AD. Sebaliknya semakin

negatif penilaian prajurit terhadap remunerasi maka tingkat kepuasan

(53)

30

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN A.Jenis penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dan korelasional. Penelitian

dengan pendekatan kuantitatif menekankan pada data-data numerikal atau

angka yang diolah dengan metode statistika. Pendekatan kuantitatif dilakukan

dalam rangka pengujian hipotesis (Azwar, 2013). Leedy dan Ormrod (2005)

mendefinisikan penelitian korelasional sebagai sebuah studi yang meneliti

sejauhmana perbedaan antara variabel satu dengan variabel yang lain. Sofiah

dan Sangadji (2010) juga mengemukakan bahwa penelitian korelasional adalah

tipe penelitian dengan karakteristik masalah berupa hubungan korelasional

antara dua variabel atau lebih. Oleh karena itu, dalam penelitian ini peneliti

ingin mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara variabel remunerasi

dengan kepuasan kerja pada prajurit TNI AD.

B.Variabel penelitian

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

a. Variabel tergantung : Kepuasan Kerja

b. Variabel bebas : Remunerasi

C.Definisi operasional

1. Kepuasan Kerja

Kepuasan kerja merupakan perasaan senang prajurit TNI AD

terhadap sifat pekerjaan itu sendiri (the nature of the work), penghargaan

(54)

pengawasan (Supervision), rekan kerja (coworker), dan kondisi kerja (job

condition).

Aspek-aspek tersebut diukur dengan menggunakan skala kepuasan

kerja prajurit TNI AD yang dibuat sendiri oleh peneliti dengan

pertimbangan adanya perbedaan konteks penelitian dan beberapa istilah

yang tidak dikenal secara umum. Semakin tinggi skor kepuasan kerja yang

diperoleh, maka diasumsikan bahwa prajurit TNI AD memiliki kepuasan

kerja yang tinggi. Sebaliknya, jika skor yang diperoleh rendah maka

prajurit TNI AD memiliki kepuasan kerja yang rendah.

2. Remunerasi

Remunerasi merupakan penilaian prajurit TNI AD terhadap imbalan

kinerja yang diberikan secara adil dan merata sesuai dengan tanggung

jawab kerja. Remunerasi diukur melalui penilaian positif atau negatif pada

prinsip dari pemberian remunerasi antara lain individual equity atau

keadilan individu, internal equity atau keadilan internal, dan external

equity atau keadilan eksternal.

Remunerasi akan diukur menggunakan skala penilaian terhadap

remunerasi yang dibuat sendiri oleh peneliti. Semakin tinggi skor total

yang diperoleh, maka diasumsikan bahwa semakin positif penilaian

prajurit TNI AD terhadap remunerasi. Sebaliknya, jika skor total yang

diperoleh rendah maka semakin negatif penilaian prajurit TNI AD

(55)

D.Subjek penelitian

Menurut Azwar (2013) populasi merupakan kelompok subjek yang akan

dikenai generalisasi dengan hasil penelitian sedangkan sampel merupakan

sebagian dari populasi, maka sampel yang akan digunakan harus memiliki

ciri-ciri yang dimiliki oleh populasinya atau dengan kata lain bahwa sampel

merupakan representasi dari karakteristik populasinya. Populasi dalam

penelitian ini merupakan prajurit TNI Angkatan Darat. Karakteristik dari

sampel penelitian ini yaitu prajurit TNI AD yang masih aktif dalam tugas di

Batalyon Infanteri 403/Wirasada Pratista yang terbagi dalam golongan

Tamtama, Bintara dan Perwira.

Berdasarkan karakteristik subjek penelitian ini maka metode pengambilan

sampel yang digunakan dalam peneltian ini adalah teknik stratified sampling

yang memiliki jenis disproporsional sampel. Teknik sampling ini merupakan

teknik pengambilan sampel dengan populasi yang memiliki strata atau

tingkatan dimana jumlah sampel yang diambil dari setiap strata jumlahnya

tidak sebanding dengan populasi (Siregar, 2013).

E.Metode dan alat pengumpulan data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah penyebaran skala.

Jenis skala yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah Skala Likert.

Skala Likert digunakan untuk mengungkapkan sikap pro dan kontra, positif

dan negatif, setuju dan tidak setuju terhadap suatu objek sosial (Azwar, 2013).

(56)

jawaban yaitu “Sangat Tidak Setuju”, “Tidak Setuju”, “Setuju”, dan “Sangat

Setuju” dan digunakan pada masing-masing skala. Hal ini dikarenakan adanya

alasan yaitu pilihan tengah atau “Netral” dikhawatirkan akan menimbulkan

kecenderungan responden untuk menentukan pilihan ditengah (central

tendency effect) sehingga data mengenai perbedaan diantara responden kurang

informatif (Azwar, 2012). Peneliti menggunakan 4 alternatif jawaban tersebut

karena ingin melihat kecenderungan pandangan subjek kearah setuju atau tidak

setuju.

Penelitian ini menggunakan 2 skala, yaitu skala kepuasan kerja TNI AD

AD dan skala penilaian prajurit TNI AD terhadap remunerasi. Skala kepuasan

kerja prajurit TNI AD bertujuan untuk mengukur tinggi rendahnya kepuasan

kerja yang dimiliki oleh prajurit TNI AD. Skala penilaian prajurit TNI AD

terhadap remunerasi bertujuan untuk mengukur penilaian positif atau negatif

prajurit TNI AD terhadap pemberian remunerasi.

Kedua skala akan diberikan kepada subjek penelitian dalam satu

eksemplar yang masing-masing terdiri dari skala kepuasan kerja prajurit TNI

AD dan skala penilaian prajurit TNI AD terhadap remunerasi. Kedua skala

terdiri item-item favorable dan unfavorable. Item favorable adalah item yang

isinya mendukung atau memihak atribut yang diukur. Sebaliknya, item

unfavorable adalah item yang isinya tidak mendukung atau memihak atribut

yang diukur. Skala kepuasan kerja selanjutnya disebut Bagian I dan skala

(57)

adalah tabel pemberian skor pada masing-masing pilihan jawaban subjek

dikedua skala penelitian:

Tabel 1.

Pemberian skor skala penelitian Bagian I dan Bagian II

Pilihan Jawaban Favorable Unfavorable

Sangat setuju (SS) 4 1

Setuju (S) 3 2

Tidak setuju (TS) 2 3

Sangat tidak setuju (STS) 1 4

Berikut penjelasan mengenai kedua skala penelitian :

1. Skala kepuasan kerja

Skala ini akan mengacu pada 6 aspek kepuasan kerja yaitu : 1). Sifat

pekerjaan itu sendiri (the nature of the work); 2). Penghargaan (pay or

fringe benefit); 3). Kesempatan promosi (promotion opportunities); 4).

Pengawasan (Supervision); 5). Rekan kerja (coworker); dan 6). Kondisi

kerja (job condition). Skala kepuasan kerja akan mengukur sejauhmana

kepuasan kerja prajurit terhadap ketertarikan prajurit terhadap

pekerjaannya, jumlah imbalan atau remunerasi yang diterima,

kesempaatan promosi yang diberikan, pendampingan teknis dana

dukungan atasan, serta dukungan rekan kerja,dan kenyamanan terhadap

kondisi fisik lingkungan kerja. Berikut adalah blue print skala kepuasan

(58)

Tabel 2.

Blue print Skala Kepuasan Kerja

Aspek Favorable Unfavorable Total

Sifat pekerjaan itu sendiri (the nature of the work)

10,35,39, 36,62,46,4

18,45,58,16,5

,22,28 14

Penghargaan (pay or fringe

benefit)

Pengawasan (Supervision), 49,54,68, 73,31,43, 48

78,79,75,63,4

2,3,84 14

Rekan kerja (coworker) 41,14,7,27, 29,21,53

2. Skala penilaian prajurit TNI AD terhadap remunerasi

Skala ini dibuat dengan mengacu pada prinsip penilaian remunerasi

yang dikemukakan oleh Surya (2004). Skala ini dibuat untuk mengetahui

penilaian prajurit TNI AD mengenai remunerasi. Penilaian prajurit TNI

AD terhadap remunerasi diukur berdasarkan prinsip-prinsip remunerasi

yang meliputi; 1). Individual equity atau keadilan individu; 2). Internal

equity atau keadilan internal ; dan 3). External equity atau keadilan

eksternal. Skala penilaian terhadap remunerasi ini akan mengukur

sejauhmana prajurit menilai remunerasi yang telah diberikan setara

dengan usaha kerja, diberikan secara adil antara bobot pekerjaan dengan

jumlah remunerasi yang diperoleh, dan kesetaraan jumlah remunerasi

dengan instansi lain. Berikut adalah blue print skala penilaian prajurit TNI

(59)

Tabel 3.

Blueprint Skala Penilaian Prajurit TNI AD Terhadap Remunerasi

Prinsip Favorable Unfavorable Total

Individual equity 13,10,16,32,19,8 17,12,24,6,22,21 12

Internal equity 3,26,25,28,1,29 35,34,30,33,27,23 12

External equity 36,15,5,7,31,4 11,20,18,9,14,2 12

Total 18(50%) 18(50%) 36 (100%)

F. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur 1. Validitas

Validitas merupakan kualitas esensial yang menunjukkan sejauh mana

suatu tes sungguh-sungguh mengukur atribut psikologis yang hendak

diukurnya (Supraktiknya, 2014). Sebuah instrumen dikatakan valid apabila

mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkapkan data

dari variabel yang diteliti secara tepat (Tukiran, 2011). Penelitian ini

menggunakan validitas isi.

Validitas isi merupakan validitas yang diestimasi lewat pengujian

terhadap isi tes dengan analisis rasional atau lewat professional judgement

(Azwar, 2007). Hal ini dilakukan dengan mengkonsultasikan item-item

skala kepuasan kerja dan persepsi prajurit TNI AD terhadap remunerasi

kepada dosen pembimbing yang berkompeten untuk melihat kesesuaian

alat ukur dengan variabel yang akan diukur.

2. Seleksi Item

Penulisan item yang dilakukan dalam penelitian ini berpedoman pada

Gambar

Tabel 21 Hasil analisis tambahan perbandingan kepuasan kerja antara prajurit
Gambar 3 Scatter Plot Kepuasan Kerja dan Remunerasi .................................
Tabel 1. Pemberian skor skala penelitian Bagian I dan Bagian II
Tabel 2.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil uji simulasi pada pencarian solusi pada puzzle 8, memberikan beberapa kesimpulan menarik yang diantaranya adalah, performa algoritma yang tidak memberikan solusi

113 Pelaksanaan penilaian di kelas menjadi sangat penting dikarenakan hasil penilaian ini berpengaruh pada kualitas pendidikan, kualitas pembelajaran, program sekolah, dan

Dari hasil penelitian ini dapat ditarik kesimpulan bahwa faktor-faktor penyebab rendahnya keterampilan menulis bebas dalam bahasa Jerman pada siswa SMA Negeri

The exchange of braking energy between the trains: Determinist analysis and proposal of a probabilistic one. ARTICLE · JANUARY 2010

Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan strategi yang digunakan oleh guru dalam menanamkan nilai-nilai akhlak berwawasan multikultural di SMK Sepuluh Nopember Sidoarjo

Aspek yang memperkaya diri dengan menggunakan kedudukannya dan aspek penggunaan uang Negara untuk kepentingannya.Adapun penyebabnya antara lain, ketiadaan

Akhirnya sapa merasa gembira bahwa penelitian ini telah dapat diselesaikan oleh peneliti dengan melalui proses pemeriksaan dari T i m Penilai Usul dan Laporan

Pada bab ini, penulis akan membahas gambaran umum perusahaan yang mencakup struktur organisasi perusahaan dan uraian tugas dan wewenang pada perusahaan, prosedur sistem berjalan