ABSTRACT
Inflammation is a body response to substance interference or damaged body tissue. Persea americana Mill. is one of plants that can be used as antiinflamatory agents. This research aimed to prove the anti-inflammatory effect of methanol extract Persea americana Mill. seeds is reducing edema in mice which induced by carrageenan. This research was purely experimental with randomized completed direct sampling design. A total twenty five mice, age 2-3 month, were divided randomly into five treatment group. Grup I was given CMC-Na as negative control, grup II was given diclofenac potassium as a positive control. Grup III, IV, and V was given extract Persea americana Mill. seeds dosed 0.83; 1.65; and 3.33 g/kgBW. After 15 minutes, mice were induced by carrageenan 1%. Hind paw edema in mice were measured using a digital caliper for six hours. Analysis data had done by calculating the AUC of the thickness of hind paw edema, then the data had been statistically analyzed by one way ANOVA and LSD test. The percentage of inflammation inhibition by Persea americana Mill. seeds from the smallest dose to the largest dose were 23,63; 35,86; and 43,46%. The result of this research showed that Persea americana seeds extract had an anti-inflammatory effect.
ABSTRAK
Inflamasi ialah respon tubuh terhadap adanya gangguan atau kerusakan pada jaringan tubuh. Persea americana Mill. merupakan tanaman yang dapat digunakan sebagai agen antiinflamasi. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan efek antiinflamasi pada ekstrak metanol biji Persea americana Mill. dalam menurunkan udem pada mencit yang terinduksi karagenin. Penelitian ini merupakan eksperimental murni dengan rancangan acak lengkap pola searah. Sebanyak 25 mencit, usia 2-3 bulan, dibagi secara acak menjadi lima kelompok perlakuan. Kelompok I diberi CMC-Na sebagai kontrol negatif, kelompok II diberi diberi kalium diklofenak sebagai kontrol positif, kelompok III, IV, dan V diberikan ekstrak biji Persea americana Mill. dosis 0,83; 1,67; dan 3,33 g/kgBB. Setelah 15 menit, mencit diinduksi dengan karagenin 1%. Udema pada kaki mencit diukur dengan menggunakan jangka sorong digital selama 6 jam. Analisis data dilakukan dengan menghitung AUC dari ketebalan udema pada kaki, kemudian dianalisis secara statistik menggunakan one way ANOVA dan uji LSD. Persentase penghambatan inflamasi biji Persea americana Mill. dari dosis terkecil ke dosis terbesar ialah 23,63; 35,86; dan 43,46%. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa ekstrak biji Persea americana Mill. memiliki efek antiinflamasi.
UJI AKTIVITAS ANTIINFLAMASI EKSTRAK METANOL BIJI ALPUKAT (Persea americana Mill.) PADA MENCIT JANTAN
TERINDUKSI KARAGENIN
SKRIPSI
Dijalankan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)
Program Studi Farmasi
Oleh:
Skolastika Venita Tianri NIM : 138114117
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
i
UJI AKTIVITAS ANTIINFLAMASI EKSTRAK METANOL BIJI ALPUKAT (Persea americana Mill.) PADA MENCIT JANTAN
TERINDUKSI KARAGENIN
SKRIPSI
Dijalankan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)
Program Studi Farmasi
Oleh:
Skolastika Venita Tianri NIM : 138114117
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
ii
Persetujuan Pembimbing
UJI AKTIVITAS ANTIINFLAMASI EKSTRAK METANOL
BIJI ALPUKAT (
Persea americana
Mill.) PADA MENCIT
JANTAN TERINDUKSI KARAGENIN
Skripsi yang diajukan oleh : Skolastika Venita Tianri
NIM : 138114117
telah disetujui oleh
Pembimbing Utama
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Great things never came from comfort
zone.
Karya ini kupersembahkan untuk: Allah Bapa, Tuhan Yesus Kristus, dan Bunda Maria, sumber harapanku Bapak, Ibu, Adik-adikku, dan keluarga besarku yang telah memberikan cinta Semua sahabat yang telah memberiku keceriaan dan semangat
v
vi
vii
PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat serta rahmat-Nya skripsi dengan judul “Uji Aktivitas Antiinflamasi Ekstrak Metanol Biji Alpukat (Persea americana Mill.) terhadap Mencit Jantan Terinduksi
Karagenin” dapat penulis selesaikan dengan baik dan sesuai waktu yang telah
ditetapkan.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penyelesaian skripsi ini tidak lepas dari dukungan serta bantuan dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis pergunakan untuk mengucapkan terimakasih kepada: 1. Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang telah
mengizinkan penulis menjalankan pembelajaran selama masa studi.
2. Ibu Phebe Hendra, M.Si., Ph.D., Apt. selaku Dosen Pembimbing dan Dosen Penguji pada skripsi ini, atas segala bimbingan, bantuan, dukungan, semangat, dan motivasi selama penelitian dan penyusunan skripsi ini. 3. Ibu Damiana Sapta Candrasari, S.Si., M.Sc. selaku Dosen Penguji pada
skripsi ini, atas segala saran dan bantuan selama penyusunan skripsi. 4. Bapak Christianus Heru Setiawan, M.Sc., Apt. selaku Dosen Penguji pada
skripsi ini, atas segala saran dan bantuan selama penyusunan skripsi ini. 5. Ibu Agustina Setiawati, M.Sc., Apt. selaku Kepala Laboratorium Fakultas
Farmasi yang telah memberikan izin dalam penggunaan semua fasilitas laboratorium untuk kepentingan skripsi ini.
6. Bapak Yohanes Dwiatmaka, M.Si. yang telah memberikan bantuan dalam determinasi biji alpukat Persea americana Mill. pada penelitian ini. 7. Bapak Wagiran, Bapak Parjiman, Mas Sigit, Bapak Heru, Bapak Kunto,
viii
8. Keluargaku tercinta Bapak FX. Sustianto, Ibu K. Rita Nirwani, Petra D. Deta Tianri, Fidelis A. P. Tianri, serta keluarga besarku atas segala nasihat, dukungan, dan doa yang selalu mengiringi.
9. Rekan-rekan tim Princess Avocado sekaligus pengingat bahwa skripsi harus selesaikan: Caecilia Desi Kristanti, Fransisca Puspa Jelita S., dan Ni Kadek Pramita A. D. terimakasih atas kerjasama, dukungan, saran, bantuan, dan ketulusannya dalam penyusunan skripsi ini.
10.Teman-teman Peri Kecil yang selalu memberikan canda tawa: Yunita, Clara Wina C., Maretta Pakpahan, Bella Puspita, Veronica Fidelia terimakasih atas keceriaannya.
11.Teman-temanku Anatia dan Dhea, Cik Levina Apriyani S.Farm., Apt., Isabella, Yohana Alpionita terimaksih atas segala kebersamaan, dukungan, motivasi, dan semangatnya.
12.Anggota Bunga Seroja: Anggun D.K., Karina A.S., dan Elma V.S terimakasih atas segala kebersamaan, keceriaan, dan semangatnya.
13.Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu oleh penulis yang telah membantu selama proses penyusunan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa setiap manusia tidak ada yang sempurna, dan dalam naskah skripsi ini masih terdapat kekurangan mengingat keterbatasan pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki oleh penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun demi kemajuan di masa yang akan datang.
Akhir kata, penulis berharap agar skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, mahasiswa, lingkungan akademis, masyarakat serta dapat memberikan sumbangan kecil bagi perkembangan ilmu pengetahuan khususnya di bidang kefarmasian.
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v
x
DAFTAR TABEL
Tabel I. Uji Normalitas Nilai Rata-rata AUC (mm.menit) pada Orientasi Penetapan Dosis Kalium Diklofenak dan Selang Waktu ... 6 Tabel II. Hasil uji LSD AUC total (mm.menit) pada Uji Pendahuluan
Dosis Efektif Diklofenak dan Selang Waktu ... 6 Tabel III. Rata-rata AUC Total (mm.menit) pada Kelompok Uji
Antiinflamasi ... 9 Tabel IV. Hasil uji LSD AUC total (mm.menit) pada kelompok uji
antiinflamasi ... 9 Tabel V. Rata-rata Persen Penghambatan Inflamasi pada Kelompok Uji
Antiinflamasi ... 10 Tabel VI. Hasil uji LSD Persen Pengham,batan Inflamasi pada Kelompok
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Buah alpukat ... 21
Gambar 2. Biji alpukat ... 21
Gambar 3. Biji alpukat kering ... 21
Gambar 4. Serbuk biji alpukat ... 21
Gambar 5. Ekstrak metanol biji alpukat ... 21
Gambar 6. Pemberian secara peroral ... 22
Gambar 7. Injeksi karagenin spuit kosong ... 22
Gambar 8. Injeksi karagenin subplantar ... 22
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat pengesahan determinasi Persea americana Mill ... 15
Lampiran 2. Surat kalibrasi jangka sorong (Digital Caliper) ... 16
Lampiran 3. Surat legalitas penggunaan aplikasi SPSS ... 17
Lampiran 4. Surat Ethical Clearance (EC) ... 18
Lampiran 5. Perhitungan dosis ... 19
Lampiran 6. Biji alpukat dan ekstrak biji alpukat ... 21
Lampiran 7. Pembuatan udem dan pengukuran kaki mencit ... 22
Lampiran 8. Hasil analisis statistika data orientasi penentuan dosis dan selang waktu pemberian kalium diklofenak ... 23
Lampiran 9. Analisa Statistika Nilai Data AUC Total pada Uji Antiinflamasi Ekstrak Metanol Biji Alpukat ... 28
xiii
ABSTRACT
Inflammation is a body response to substance interference or damaged body tissue. Persea americana Mill. is one of plants that can be used as antiinflamatory agents. This research aimed to prove the anti-inflammatory effect of methanol extract Persea americana Mill. seeds is reducing edema in mice which induced by carrageenan. This research was purely experimental with randomized completed direct sampling design. A total twenty five mice, age 2-3 month, were divided randomly into five treatment group. Grup I was given CMC-Na as negative control, grup II was given diclofenac potassium as a positive control. Grup III, IV, and V was given extract Persea americana Mill. seeds dosed 0.83; 1.65; and 3.33 g/kgBW. After 15 minutes, mice were induced by carrageenan 1%. Hind paw edema in mice were measured using a digital caliper for six hours. Analysis data had done by calculating the AUC of the thickness of hind paw edema, then the data had been statistically analyzed by one way ANOVA and LSD test. The percentage of inflammation inhibition by Persea americana Mill. seeds from the smallest dose to the largest dose were 23,63; 35,86; and 43,46%. The result of this research showed that Persea americana seeds extract had an anti-inflammatory effect.
xiv
ABSTRAK
Inflamasi ialah respon tubuh terhadap adanya gangguan atau kerusakan pada jaringan tubuh. Persea americana Mill. merupakan tanaman yang dapat digunakan sebagai agen antiinflamasi. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan efek antiinflamasi pada ekstrak metanol biji Persea americana Mill. dalam menurunkan udem pada mencit yang terinduksi karagenin. Penelitian ini merupakan eksperimental murni dengan rancangan acak lengkap pola searah. Sebanyak 25 mencit, usia 2-3 bulan, dibagi secara acak menjadi lima kelompok perlakuan. Kelompok I diberi CMC-Na sebagai kontrol negatif, kelompok II diberi diberi kalium diklofenak sebagai kontrol positif, kelompok III, IV, dan V diberikan ekstrak biji Persea americana Mill. dosis 0,83; 1,67; dan 3,33 g/kgBB. Setelah 15 menit, mencit diinduksi dengan karagenin 1%. Udema pada kaki mencit diukur dengan menggunakan jangka sorong digital selama 6 jam. Analisis data dilakukan dengan menghitung AUC dari ketebalan udema pada kaki, kemudian dianalisis secara statistik menggunakan one way ANOVA dan uji LSD. Persentase penghambatan inflamasi biji Persea americana Mill. dari dosis terkecil ke dosis terbesar ialah 23,63; 35,86; dan 43,46%. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa ekstrak biji Persea americana Mill. memiliki efek antiinflamasi.
1
Inflamasi adalah suatu reaksi kompleks terhadap agen/bahan yang merugikan misalnya mikroba dan sel yang rusak (biasanya nekrosis), yang berupa respon vaskular, migrasi, dan aktivasi leukosit serta reaksi sistemik (Kumar dkk., 2005). Tanda-tanda umum terjadinya inflamasi seperti bengkak, nyeri, kemerahan, panas, dan hilangnya fungsi sel yang mengakibatkan ketidaknyamanan bagi penderitanya sehingga diperlukan penanganan untuk mengatasinya (Supriyatna dkk., 2015). Respon tersebut penting untuk memungkinkan tubuh bertahan selama infeksi atau cedera dan mempertahankan homeostasis jaringan saat kondisi berbahaya (Corwin, 2008).
Alpukat merupakan tanaman yang tumbuh subur di daerah tropis seperti Indonesia dan merupakan tanaman yang digemari masyarakat karena selain buahnya yang enak, alpukat memiliki antioksidan yang tinggi (Afrianti, 2010). Hasil skrining fitokimia terhadap simplisia dan ekstrak etanol biji alpukat bentuk bulat mengandung senyawa polifenol, tannin, flavanoid, triterpenoid, kuinon, monoterpen, dan sekuisterpenoid, sedangkan saponin hanya terdeteksi pada ekstrak (Zuhrotun, 2007).
Penggunaan flavonoid di bidang kedokteran telah banyak dilakukan, misalnya pada pengobatan diabetes mellitus, penyakit inflamasi, alergi, kanker, infeksi yang disebabkan oleh virus, tukak lambung, osteoporosis, dan kardiovaskuler (Sabir, 2003). Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan efek antiinflamasi pada ekstrak metanol biji Persea americana Mill. dalam menurunkan udem pada mencit jantan yang terinduksi karagenin.
METODOLOGI
Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimental murni dengan rancangan acak lengkap pola searah.
Alat dan Bahan
2
Penelitian ini mengukur tebal udem pada mencit jantan yang terinduksi karagenin. Subyek penelitian ini adalah mencit jantan yang diperoleh dari Laboratorium Imono Universitas Sanata Dharma, berusia 2-3 bulan. Mencit tersebut dibagi kedalam orientasi dan perlakuan. Biji alpukat diperoleh dari Depot Es Teler 77, Galeria Mall Yogyakarta yang dikumpulkan pada bulan Juni 2016.
Pengumpulan, pengeringan, dan ekstraksi
Biji alpukat dibersihkan dari kotoran-kotoran yang menempel dengan dicuci bersih dan dikeringkan. Kemudian dipotong dengan ketebalan ± 2mm, lalu dijemur hingga kering kecoklatan dan mudah dipatahkan. Simplisia yang telah disortasi kering tersebut diserbukkan dengan mesin penyerbuk dan setelah itu diayak dengan ayakan 40 dan 50 mesh. Pilih serbuk yang berada diantara ayakan tersebut. Sebanyak 200 g serbuk simplisia dibagi kedalam 8 buah erlenmeyer dan direndam dengan 200 mL metanol 90% lalu dimaserasi selama 72 jam. Hasil maserasi kemudian dipindahkan kedalam erlenmeyer dan serbuk diremaserasi selama 48 jam. Hasil maserasi kemudian disaring dengan corong Buchner lalu diuapkan dengan rotary evaporator selama 2 jam. Kemudian ekstrak dipindahkan kedalam cawan porselen dan ditimbang massanya. Ekstrak tersebut kemudian diuapkan di atas waterbath dan dioven pada suhu 50 °C hingga bobot tetap dan didapat ekstrak kental. Pembuatan larutan uji dilakukan dengan melarutkan ekstrak kental dengan CMC-Na 1% dan dibuat konsentrasi larutan uji 10%.
Pembuatan karagenin, kalium diklofenak (Cataflam Fast ®), CMC-Na dan dosis ketiga ekstrak
Karagenin yang digunakan berkonsentrasi 1% atau setara dengan 10 mg/mL. Dosis karagenin yang digunakan ialah 25 mg/kgBB. Lalu Cataflam® yang mengandung 50 mg dibuat konsentrasi 0,05 %. Dosis kalium diklofenak yang digunakan ialah 4,48 mg/kgBB. Lalu CMC-Na dibuat dalam konsentrasi 1%. Selanjutnya untuk dosis ketiga ekstrak dibuat pada konsentrasi ekstrak 10% dan didapat dosis 0,83 g/kgBB (Dosis I); 1,67 g/kgBB (Dosis II); dan 3,33 g/kgBB (Dosis III). Konsentrasi ekstrak yang digunakan ialah 10 %, dibuat dengan cara melarutkan 10 gram ekstrak kedalam 100 mL CMC-Na 1%.
Uji kadar air
3
serbuk, hal ini berkaitan dengan kualitas dan waktu penyimpanan serbuk biji alpukat yang digunakan dalam penelitian.
Perlakuan pembentukan udem pada mencit
Penelitian ini telah mendapatkan persetujuan dari The Medical and Health Research Ethic Committee (MHREC) Fac. of Medicine Gadjah Mada University. Pada penelitian ini dilakukan uji pendahuluan dan uji aktivitas antiinflamasi. Uji pendahuluan menggunakan 15 ekor mencit dan dibagi kedalam lima kelompok yang masing-masingnya terdiri dari 3 ekor mencit. Kelima kelompok tersebut ialah kelompok diklofenak dosis 4,48 mg/kgBB dengan selang waktu 15 menit, kelompok diklofenak dosis 9,1 mg/kgBB dengan selang waktu 15 menit, kelompok diklofenak dosis 4,48 mg/kgBB dengan selang waktu 30 menit, kelompok diklofenak dosis 9,1 mg/kgBB dengan selang waktu 30 menit, dan kontrol negatif aquadest. Tujuan uji pendahuluan atau orientasi ini ialah untuk menetapkan dosis dan selang waktu pemberian kalium diklofenak sebagai kontrol positif antiinflamasi yang efektif dalam menurunkan udem pada mencit. Pada uji antiinflamasi digunakan 25 ekor mencit dan dibagi secara acak kedalam lima kelompok perlakuan. Kemudian mencit diberi perlakuan dengan memberikan ekstrak yang memiliki tiga dosis yaitu 0,83 g/kgBB (Dosis I); 1,67 g/kgBB (Dosis II); dan 3,33 g/kgBB (Dosis III), CMC-Na sebagai kontrol negatif, dan kalium diklofenak sebagai kontrol positif. Senyawa tersebut diberikan secara oral pada mencit dan diberi selang waktu 15 menit (berdasarkan uji pendahuluan) kemudian diberi karagenin secara subplantar pada kaki kiri mencit. Selanjutnya kaki kanan mencit disuntik dengan spuit kosong sebagai pembanding.
Pengujian aktivitas antiinflamasi
4
AUC0-x = Area Under Curve dari ketebalan (udem) telapak kaki mencit ke-0 sampai
menit ke-360
Cn– Cn-1 = Besarnya tebal udem dari menit ke- 0 sampai menit ke- 360
tn– tn-1 = Lamanya waktu pengukuran mulai dari menit ke-0 sampai menit ke-360
Selanjutnya untuk mengukur aktivitas antiinflamasi dilihat dari nilai persen penghambatan inflamasi, dapat dihitung dengan rumus:
% penghambatan inflamasi = � 0−� 0− � 0−�
( � 0−�)0 × 100%
Keterangan :
AUC(0-x)0 = Nilai rata-rata AUC dalam kelompok kontrol negatif (mm.menit)
AUC(0-x)n= Nilai rata-rata AUC kelompok perlakuan yang diberikan senyawa uji dengan
besar dosis n
Analisis statistika
5
Determinasi dan ekstraksi biji alpukat
Bahan yang dilakukan dalam penelitian ini ialah serbuk biji alpukat yang dibuat dalam bentuk sediaan ekstrak. Biji alpukat yang telah diperoleh dilakukan determinasi di Laboratorium Farmakognosi Fitokimia, Universitas Sanata Dharma menggunakan web Agriculture and Natural Resources University of California. Berdasarkan hasil determinasi terbukti bahwa tanaman yang diuji adalah Persea americana Mill.
Simplisia yang sudah diserbuk dilanjutkan dengan pengayakan nomor 40 dan 50 mesh bertujuan untuk mengurangi agregat-agregat saat akan dilarutkan jika ukuran partikelnya terlalu kecil, sehingga pengayakan dipilih diantara 40 dan 50 mesh. Dalam proses ekstraksi digunakan metanol 90%, karena sifatnya yang polar diharapkan mampu menarik keluar zat-zat flavonoid yang diduga memiliki aktivitas antiinflamasi. Suhu yang digunakan pada rotary heater evaporator ialah 60 °C karena metanol dapat menguap pada suhu tersebut dan senyawa yang terkandung dapat terhindar dari kerusakan akibat panas berlebih. Rendemen yang diperoleh ialah 19,61%.
Uji kadar air
Tujuan uji kadar air ini adalah untuk mengetahui apakah serbuk yang digunakan sudah memenuhi persyaratan serbuk yang baik, yaitu < 10%. Hasil rata-rata kadar air yang didapat ialah 8,17% hal ini dapat disimpulkan bahwa serbuk yang digunakan telah memenuhi persyaratan serbuk yang baik.
Uji pendahuluan
6
Kalium Diklofenak dan Selang Waktu Pemberian 15 dan 30 Menit
Keterangan :
X = Mean (rata−rata)
SE = Standard Error (SD/√n)
N = Distribusi data normal (p>0,05)
Tabel II. Hasil uji LSD AUC Total (mm.menit) pada Orientasi Dosis Efektif Diklofenak
dan Rentang Waktu Pemberian Karagenin antara Kelompok Kontrol Negatif dan Kelompok Diklofenak Rentang 15 dan 30 menit
Keterangan :
BTB = Berbeda tidak bermakna (p>0,05) BB = Berbeda bermakna (p<0,05) Kontrol negatif aquadest waktu
pemberian 15 menit
448,30± 17,87 0,470 (N)
Diklofenak dosis 4,48 mg/ kg BB waktu pemberian 15 menit
200,51± 8,16 0,391 (N)
Diklofenak dosis 9,1 mg/ kg BB waktu pemberian 15 menit
276,85± 8,29 0,705 (N)
7
merupakan pelarut kalium diklofenak menunjukkan hasil statistika nilai AUC yang berbeda secara signifikan terhadap pemberian kalium diklofenak dosis 4,48 dan 9,1 mg/kgBB dengan selang waktu pemberian 15 dan 30 menit sebelum injeksi karagenin 1% secara subplantar. Dilihat dari tabel rata-rata nilai AUC (mm.menit), nilai AUC aquadest = 448,300± 17,875 yang menunjukkan bahwa pada kelompok aquadest masih memberikan udem yang paling besar dibandingkan kontrol positif diklofenak (tabel I). Berdasarkan hasil tersebut dapat diketahui bahwa pemberian aquadest tidak memberikan penurunan udem yang berarti dibandingkan kelompok perlakuan dengan pemberian kalium diklofenak pada dosis 4,48 dan 9,1 mg/kgBB selang waktu pemberian 15 dan 30 menit.
Jika nilai rerata AUC kalium diklofenak dosis 4,48 mg/kgBB dengan selang waktu pemberian 15 menit dibandingkan dengan nilai rerata AUC pada semua kelompok menunjukkan hasil perbedaan yang bermakna. Hal ini menunjukkan bahwa dengan pemberian kalium diklofenak dosis 4,48 mg/kgBB memiliki penurunan udem secara signifikan. Berdasarkan tabel rata-rata nilai AUC (mm.menit) dosis 4,48 mg/kgBB dengan selang waktu pemberian 15 menit diperoleh nilai AUC yang paling rendah yaitu 200,507± 8,164. Hal tersebut menunjukkan bahwa pemberian kalium diklofenak 4,48 mg/kgBB telah memberikan penurunan udem paling besar, artinya diklofenak telah mampu memberikan efek antiinflamasi yang maksimal pada dosis dan rentang waktu tersebut. Oleh karena itu, pada penelitian ini dipilih pemberian kalium diklofenak dosis 4,48 mg/kgBB dengan selang waktu pemberian 15 menit.
Uji antiinflamasi
8
(mm.menit) antar kelompok pemberian aquadest dan CMC-Na berbeda tidak bermakna pada pengujian efek antiinflamasi. Penggunaan aquadest dan CMC-Na sebagai kontrol negatif memiliki hasil yang sama (Kusumawardhani, 2015). Oleh karena itu, dalam uji antiinflamasi ini hanya menggunakan kontrol negatif CMC-Na. Kontrol negatif ini bertujuan untuk melihat apakah senyawa pelarut seperti aquadest dan CMC-Na memiliki kemampuan aktivitas antiinflamasi atau tidak.
9
Kontrol negatif CMC-Na 390,62 ± 22,03 0,528 (N)
Kontrol positif diklofenak 206,90 ± 14,58 0,512 (N) Ekstrak dosis 0,83 g/kg BB 298,29 ± 16,14 0,293 (N) Ekstrak dosis 1,67 g/kg BB 258,35 ± 13,06 0,196 (N) Ekstrak dosis 3,33 g/kg BB 241,93 ± 13,72 0,076 (N) Keterangan :
X = Mean (rata−rata)
SE = Standard error (SD/√n)
N = Distribusi data normal (p>0,05)
Tabel IV. Hasil Uji LSD AUC total (mm.menit) pada kelompok uji antiinflamasi (n=5)
Kelompok Kontrol
BTB = Berbeda tidak bermakna (p>0,05) BB = Berbeda bermakna (p<0,05)
Uji persentase penghambatan inflamasi
10 (n=5)
Keterangan :
X = Mean (rata−rata)
SE = Standard error (SD/√n)
N = Distribusi data normal (p>0,05)
Tabel VI. Hasil Uji LSD Persen (%) Penghambatan Inflamasi pada Kelompok Uji Antiinflamasi (n=5)
BTB = Berbeda tidak bermakna (p>0,05) BB = Berbeda bermakna (p<0,05)
Dari hasil tersebut dapat disimpulkan jika kontrol positif memiliki nilai rata-rata AUC 206,904 ±14,6 dan memiliki persen penghambatan inflamasi 50,996 ± 3,45. Kontrol negatif CMC-Na memiliki nilai rata-rata AUC 390,615 ± 22,02 dan persen penghambatan inflamasi 0,000 ± 5,64. Jika kedua kelompok tersebut dibandingkan dengan menggunakan uji post hoc berupa LSD test menunjukkan perbedaan yang bermakna. Hal ini membuktikan bahwa kelompok kontrol positif memiliki persen penghambatan inflamasi yang lebih besar dan memiliki nilai rata-rata AUC yang lebih kecil jika dibandingkan dengan kontrol negatif CMC-Na. Jika kelompok dosis 0,83 g/kgBB, dosis 1,67 g/kgBB, dan dosis 3,33 g/kgBB dibandingkan dengan kelompok negatif maka menunjukkan perbedaan yang berbeda bermakna. Hal ini menunjukkan bahwa ketiga peringkat dosis ekstrak memiliki aktivitas antiinflamasi. Jika kelompok ekstrak dosis 0,83 g/kgBB dibandingkan dengan kelompok kontrol positif menunjukkan hasil yang berbeda
Kelompok Rata-rata PI
(X ±SE) Nilai p
Kontrol negatif CMC-Na 0,000 ± 5,64 0,529 (N)
11
kemampuan antiinflamasi yang lebih rendah dengan kontrol positif, terlihat dari persen penghambatan inflamasi. Kelompok ekstrak dosis 0,83 g/kgBB yang lebih rendah dibandingkan dengan kelompok kontrol positif. Jika kelompok ekstrak dosis 1,67 g/kgBB dibandingkan dengan kelompok kontrol positif menunjukkan hasil yang berbeda bermakna. Hal ini menunjukkan bahwa kelompok ekstrak dosis 1,67 g/kgBB memiliki kemampuan antiinflamasi yang lebih rendah dengan kontrol positif, terlihat dari persen penghambatan inflamasi. Jika kelompok ekstrak dosis 3,33 g/kgBB dibandingkan dengan kelompok kontrol positif menunjukkan hasil berbeda tidak bermakna. Hal ini menunjukkan bahwa kelompok ekstrak dosis 3,33 g/kgBB memilki aktivitas antiinflamasi yang sebanding dengan kelompok kontrol positif kalium diklofenak. Berdasarkan nilai rata-rata AUC dan persen penghambatan inflamasi yang diperoleh, kontrol positif memiliki rata-rata AUC terkecil dan persen penghambatan inflamasi terbesar dibanding dengan kelompok ketiga dosis ekstrak maupun kontrol negatif.
Apabila kelompok ekstrak dosis 0,83 g/kgBB dibandingkan dengan kelompok ekstrak dosis 1,67 g/kgBB menunjukkan adanya perbedaan yang tidak bermakna. Hal ini menunjukkan bahwa kelompok ekstrak dosis 0,83 g/kgBB memiliki kemampuan antiinflamasi yang sebanding dengan kelompok ekstrak dosis 1,67 g/kgBB. Jika kelompok ekstrak dosis 0,83 g/kgBB dibandingkan dengan dosis 3,33 g/kgBB menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan antiinflamasi dosis 0,83 g/kgBB berbeda dengan dosis 3,33 g/kgBB. Berdasarkan nilai persen penghambatan inflamasi, kelompok ekstrak dosis 3,33 g/kgBB memiliki kemampuan efek antiinflamasi yang lebih besar dibanding dengan dosis 0,83 g/kgBB. Selanjutnya jika kelompok ekstrak dosis 1,67 g/kgBB dibandingkan dengan dosis 3,33 g/kgBB, menunjukkan adanya perbedaan yang tidak bermakna. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan antiinflamasi ekstrak dosis 1,67 g/kgBB sebanding dengan ekstrak dosis 3,33 g/kgBB.
Hasil persen penghambatan inflamasi berturut-turut dari dosis kecil ke besar ialah 23,64; 33,86; dan 43,36%. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa ekstrak metanol biji Persea americana Mill. dosis 3,33 memiliki persen penghambatan inflamasi paling besar dibandingkan dosis 0,83 dan 1,67 g/kg BB.
12
antiinflamasi ialah flavonoid yang mampu menangkap radikal bebas yang menyebabkan timbulnya respon-respon inflamasi. Senyawa yang mampu menagkap radikal bebas didalam tubuh biasa disebut antioksidan. Biji alpukat memiliki aktivitas antioksidan yang relatif tinggi sehingga dapat dipertimbangkan sebagai salah satu antioksidan alami disamping khasiatnya sebagai antidiabetes (Malangngi, 2012).
KESIMPULAN
Ekstrak metanol biji Persea americana Mill. (alpukat) memiki efek antiinflamasi pada mencit jantan yang terinduksi karagenin.
DAFTAR PUSTAKA
Afrianti, I, 2010, 33 Macam Buah-buahan untuk Kesehatan, Alfabeta, Bandung.
Altman, R., Bosch, B., Brune, K., Patrignani, P., and Young, C., 2015, Advanced in NSAID Development: Evolution of Diclofenac Products Using Pharmaceutical Technology, Cross Mark, 2015 (75), 859-877.
Corwin, E.J., 2008, Handbook of Pathophysiology, Third Edition, The Ohio State University, Columbus, 303.
Derle, D.V., Gunjar K.N., and Sagar, B.S.H., 2006, Adverse effect associated with the use of nonsteroidal antiinflamatory drugs: an overview, Departement of Pharmaceutics, 68 (4), 409-414.
Kumar, V., Abbas, A.K., Fausto, N., and Mitchell, R.N., 2007, Robbins Basic Pathology, Philadelpia, Saunders Alseiver, 49.
Kusumawardani, N., 2015, Uji Antiinflamasi Ekstrak Etanol-Heksan Ekstrak Metanol-Air Daun Macaranga tanarius L. pada Mencit Galur Swiss terinduksi Karagenin, Skripsi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Malangngi, L.P., Sangi, M.S., dan Paendong J.J.E., 2012, Penentuan Kandungan Tanin dan Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Biji Buah Alpukat (Persea americana Mill.), Jurnal Kimia FMIPA Unsrat, 1(1), 5-10.
13
L. Benth) Dosis 140 mg/kgBB dengan Bunga Telang (Clitoria ternatea L.) Dosis 328;655;1310 mg/kgBB pada Udema Telapak Kaki Mencit Betina Terinduksi Karagenin dengan Pengukuran Jangka Sorong, Skripsi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Supriyatna, Febriyanti, R., Dewanto, Wijaya, I., dan Ferdiansyah, F., 2015, Fitoterapi Sistem Organ: Pandangan Dunia Barat terhadap Obat Herbal Global, Ed. 2, Cet. 2, CV Budi Utama, Yogyakarta, 223-224.
14
15
16
19
Lampiran 5. Perhitungan Dosis a. Dosis Aquadest
Konsentrasi aquadest = 1g/mL = 1000 mg/mL D × BB = C × v
D × 30 g = 1000 mg/mL × 1 mL D = 33,3 mg/g BB
b. Dosis Karagenin
Dosis karagenin ditetapkan berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Wiliamson et al(1996) yaitu karagenin yang digunakan dengan konsentrasi 1 % dilarutkan ke dalam NaCl fisiologis 0,9%. Karagenin diberikan secara subplantar pada telapak kaki mencit dengan volume pemberian 0,05 mL. Maka dosis yang dapat diberikan pada penelitian ini sebesar:
20 d. Dosis Ekstrak Metanol Biji Alpukat
Penetapan dosis ekstrak metanol biji alpukat berdasarkan rumus D × BB = C × v, dimana konsentrasi (C) yang digunakan ialah 10%. Berat badan (BB) yang digunakan ialah berat badan mencit terbesar yaitu 30 g. Lalu volume (v) maksimal yang digunakan ialah 1 mL.
D × BB = C × v
D × 30 g = 10 g/ 100 mL × 1 mL
D = 0,0033 g/gBB = 3,33 mg/gBB untuk dosis tertinggi Dosis tengah 3,33 mg/gBB : 2 = 1,665 mg/gBB
Dosis terendah 1,665 mg/gBB : 2 = 0,8325 mg/gBB e. Perhitungan Rendemen Ekstrak Metanol Biji Alpukat
% Rendemen = �
� × 100%
= 39,22 �
21
Lampiran 6. Biji Alpukat dan Ekstrak Biji Apukat
Gambar 1. Buah dan Biji Alpukat Gambar 2. Biji Alpukat
Gambar 3. Biji Alpukat Kering
22
Lampiran 7. Pembuatan Udem dan Pengukuran Kaki Mencit
Gambar 6. Pemberian secara Peroral
Gambar 7. Injeksi Karagenin Spuit Kosong Gambar 8. Injeksi Karagenin
23
Lampiran 8. Analisis Statistika Data Orientasi Penentuan Dosis dan Selang Waktu Pemberian Diklofenak
1. Pengujian Normalitas
2. Pengujian Homogenitas
24
27
Lampiran 9.Analisis Statistika Nilai Data AUC Total pada Uji Antiinflamasi Ekstrak Metanol Biji Alpukat
1. Pengujian Normalitas
30
31
Lampiran 10.AnalisisStatistika Nilai Persen Penghambatan Inflamasi pada Uji Antiinflamasi Ekstrak Metanol Biji Alpukat
1. Pengujian Normalitas
32
33
34