• Tidak ada hasil yang ditemukan

RUTINITAS MEMBACA SURAH AL-WAQI’AH (Kajian Living Qur’an di Pondok Pesantren Wali Peetu 2)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "RUTINITAS MEMBACA SURAH AL-WAQI’AH (Kajian Living Qur’an di Pondok Pesantren Wali Peetu 2)"

Copied!
66
0
0

Teks penuh

(1)

RUTINITAS MEMBACA SURAH AL-WAQI’AH (Kajian Living Qur’an di Pondok Pesantren Wali Peetu 2)

Skripsi ini diajukan

Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Agama (S.Ag.)

Disusun Oleh:

Irtiqa Nisa Ali Br Tarigan 18210986

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR FAKULTAS USHULUDDIN DAN DAKWAH INSTITUT ILMU AL-QUR’AN (IIQ) JAKARTA

2022 M/1444 H

(2)

i

RUTINITAS MEMBACA SURAH AL-WAQI’AH (Kajian Living Qur’an di Pondok Pesantren Wali Peetu 2)

Skripsi ini diajukan

Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Agama (S.Ag.)

Disusun Oleh:

Irtiqa Nisa Ali Br Tarigan 18210986

Pembimbing:

Iffaty Zamimah, M. Ag.

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR FAKULTAS USHULUDDIN DAN DAKWAH INSTITUT ILMU AL-QUR’AN (IIQ) JAKARTA

2022 M/1444 H

(3)

ii

ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi ini berjudul “RUTINITAS MEMBACA SURAH AL-WAQI’AH (Kajian Living Qur’an di Pondok Pesantren Wali Peetu 2)” yang disusun oleh Irtiqa Nisa Ali Br Tarigan (18210986) telah diperiksa dan disetujui untuk diujikan ke siding munaqasyah.

Jakarta, 14 Agustus 2022 Pembimbing

Iffaty Zamimah, M.Ag

(4)

iii

iii

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi dengan judul “RUTINITAS MEMBACA SURAH AL-WAQI’AH (Kajian Living Qur’an di Pondok Pesantren Wali Peetu 2)” oleh Irtiqa Nisa Ali Br Tarigan dengan NIM 18210986 telah diujikan pada sidang Munaqasyah Fakultas Ushuluddin dan Dakwah Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta pada tanggal 19 Agustus 2022. Skripsi telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Agama (S.Ag.)

No Nama Jabatan Tanda Tangan

1. Dr. Muhammad

Ulinnuha, Lc., MA. Ketua Sidang 2. Mamluatun Nafisah, M.

Ag. Sekretaris Sidang

3. Dr. Sofian Effendi, M.A. Penguji I 4.

Ali Mursyid, M. Ag. Penguji II 5.

Iffaty Zamimah, M. Ag. Pembimbing

Tangerang Selatan, 19 Agustus 2022 Mengetahui,

Dekan Fakultas Ushuluddin dan Dakwah

Dr. Muhammad Ulinnuha, Lc., MA.

(5)

iv

iv

(6)

v

v

(7)

vi

vi

(8)

vi

PERNYATAAN PENULIS

(9)

vii MOTTO

ۙا ًر ْسُي ِر ْس ُعْلا َعَم َ نِاَف ۗا ًر ْسُي ِر ْس ُعْلا َعَم َ نِا ٥

٦

Even there is problem, there is a solution. Remember to breathe, put your mind at ease. Soon this feeligs gonna pass, you will find relief.

(10)

viii

PERSEMBAHAN

Teruntuk kedua orang tua, Ayah dan Mamak yang telah berjuang untuk menyekolahkan penulis hingga sampai pada jenjang ini. Terima kasih atas perjuangan dan doa-doa yang selalu dipanjatkan demi kebaikan masa depan yang cerah, dan kesuksesan penulis. Semoga semua do’a dan kebaikan mendapatkan balasan yang tak terhingga dari Allah Swt. Semoga selalu bahagia dan selalu dalam lindungan Allah Swt.

(11)

ix

ِمْي ِح َ رلا ِن ّٰمْح َ رلا ِه ّٰ

للا ِم ْسِب

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Swt tuhan semesta alam yang telah menaungi alam semesta dengan karunia, rahmat dan kasih sayang-Nya. Rasa syukur tak hentinya tercurah limpahkan kepada sang maha kuasa atas segalanya, sebab berkat-Nya penulis diberi kesempatan untuk menuntut ilmu di kampus tercinta, Institut Ilmu Al-Qur’an Jakarta dan juga dapat menyelesaikan tugas akhir sebagai syarat kelulusan. Shalawat beriringkan salam dipersembahkan kepada junjugan alam semesta, nabi Muhammad Saw yang telah membawa ummat manusia dari zaman kebodohan menuju zaman yang terang benderang yang di sinari oleh iman dan Islam.

Puji syukur kepada Allah Swt yang berkat rahmat-Nya dan kehendak- Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi berjudul, “Rutinitas Membaca Surah Al-Waqi’ah (Kajian Living Qur’an di Pondok Pesantren Wali Peetu 2)”.

Kemudian, terima kasih sebanyak-banyaknya kepada kedua orang tua dan juga keluarga yang telah memberi dukungan baik berupa material dan juga moril, juga do’a yang tak pernah putus dipanjatkan sehingga penulis sampai pada titik ini.

Terima kasih kepada semua pihak yang telah banyak membantu sehingga penulis dapat menulis hingga menyelesaikan tugas akhir, skripsi.

Dengan hati yang paling tulus penulis ucapkan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada:

1. Ibu Dr. Hj. Nadjematul Faizah, M. Hum., selaku rektor Institut Ilmu Al- Qur’an (IIQ) Jakarta. ibu Dr. Hj. Romlah Widayati, M.Ag., selaku

(12)

x

Warek 1 Bidang Akademik, bapak Dr. H. M. Dawud Arif Khan, S.E., M.Si., Ak., CPA., selaku Warek II, ibu Mutmainah, M.A., selaku Warek III Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta.

2. Ibu Iffaty Zamimah, M. Ag. Selaku dosen pembimbing dan juga dosen akademik penulis yang telah banyak membantu penulis dalam berbagai hal, telah membimbing, mengarahkan, mendukung penulis sehingga dapat sampai ke titik saat ini dan dapat menyelesaikan tugas akhir, skripsi. Terima kasih banyak ibu atas segala ilmu dan bimbingan yang telah diberikan. Semoga selalu bahagia dan dalam lindungan Allah Swt.

3. Bapak Dr. KH. Ahmad Fatoni, Lc., MA., kak Rifdah Farnidah, MA., ibu Sami’ah Khatib, kak Amelia Khoiriyah S. Ag, ibu Istiqomah M.A, dan kak Ayuna Faizatul Fikriyah, S. Ud., selaku instruktur tahfidz yang telah membina penulis dalam mengahafal dan memperbaiki setiap kesalahan bacaan hafalan Al-Qur’an penulis.

4. Bapak Dr. Muhammad Ulinnuha, Lc, MA., selaku Dekan Fakultas Ushuluddin dan Dakwah Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta.

5. Bapak dan ibu dosen Fakultas Ushuluddin Program Studi Ilmu Al- Qur’an dan Tafsir di Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta yang telah mengajarkan dan memberi pengetahuan yang sangat luas dan membimbing di setiap pelajarannya.

6. Mama Ruaedah, Ma., bapak. Abdul Rosyid Masykur M.A., dan seluruh pengurus Pesantren Takhassus IIQ Jakarta yang telah mendidik juga mengasuh selama tiggal di asramah.

7. Bapak Dr. Sofian Effendi, M.A. dan Bapak Ali Mursyid, M. Ag. Selaku dosen penguji skripsi penulis yang telah memberikan perbaikan dan juga saran sehingga skripsi ini dapat menjadi skripsi yang lebih baik.

8. Kepada kedua orang tua Ayah Ali Hasmi Tarigan, SH dan Mamak Rosiyem Sinulingga, yang telah berjuang untuk menyekolahkan penulis

(13)

xi

hingga sampai pada jenjang ini. Terima kasih atas perjuangan dan doa- doa yang selalu dipanjatkan demi kebaikan masa depan yang cerah, dan kesuksesan penulis.

9. Kedua adik, Abrada Ali Ismail Tarigan dan Halwa Nisa Ali Br Tarigan, yang telah memotivasi sehingga penulis tetap terus semangat. Semoga dapat menyelesaikan studi dengan baik juga.

10. Alm. Bolang dan nenek yang selalu memajatkan do’a untuk penulis, yang setiap langkah pendidikan selalui menyertai, walaupun bolang tidak dapat menyertai sampai akhir. Terima kasih atas kasih sayang dan juga do’a yang selalu dipanjatkan.

11. Teman-teman kost Borju, yang telah membersamai langkah bersama.

Teman-teman penulis yang selalu berada di hati penulis yang tidak bisa disebutkan satu persatu, yang telah sudi membantu, memberi semangat, meluangkan waktu, mendengarkan keluh kesah, berdiskusi bersama, tertawa dan lainnya. Terima kasih sudah hadir.

12. Pengasuh Pondok Pesantren Wali Peetu 2 yakni ustadz Muhammad Tahir Tamrin, SS yang sudah banyak meluangkan waktu untuk membantu penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini. Semoga selalu diberikan kesehatan dan selalu dalam lindungan Allah Swt.

13. Ustadz, ustadzah, santri dan santriwati Pondok Pesantren Wali Peetu 2.

Terima kasih atas waktu yang sudah diluangkan.

14. Teman-teman IAT B yang telah berjuang bersama, menemani dari awal hingga sampai pada tugas akhir, skripsi.

(14)

xii

penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh karenanya penulis membuka diri dari para pembaca untuk memberikan kritik dan saran yang sifatnya membangun untuk peningkatan dan perbaikan. Semoga Allah Swt menjadikan dan mengkaruniai ilmu yang bermanfaat.

Jakarta, 14 Agustus 2022

Irtiqa Nisa Ali Br Tarigan

(15)

xiii

DAFTAR ISI

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

LEMBAR PENGESAHAN ... iii

PERNYATAAN PENULIS ... vi

MOTTO ... vii

PERSEMBAHAN ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xiii

PEDOMAN TRANSLITERASI ... xvi

ABSTRAK ... xxiii

ABSTRACT ... xxiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Permasalahan ... 10

C. Tujuan Penelitian ... 11

D. Manfaat Penelitian ... 12

E. Tinjauan Pustaka... 12

F. Metodologi Penelitian... 16

G. Teknik dan Sistematika Penulisan ... 27

BAB II MENGENAL TEORI LIVING QUR’AN, SURAH AL-WAQI’AH DAN BIOGRAFI EDMUND HUSSERL ... 29

A. Living Qur’an ... 29

(16)

xiv

1. Kajian Living Qur’an ... 29

B. Surah Al-Waqi’ah ... 33

1. Tinjauan Umum Surah Al-Waqi’ah ... 33

2. Pokok Kandungan Surah Al-Waqi’ah ... 38

3. Keutamaan Surah Al-Waqi’ah ... 41

C. Biografi Edmund Husserl ... 45

1. Biografi Singkat Edmund Husserl ... 46

BAB III PROFIL PONDOK PESANTREN WALI PEETU DAN LATAR BELAKANG PEMBACAAN SURAH AL-WAQI’AH ... 49

A. Deskripsi Umum Pondok Pesantren Wali Peetu 2 ... 49

1. Sejarah Berdirinya Pondok Pesantren Wali Peetu 2 ... 50

2. Letak Geografis Pondok Pesantren Wali Peetu 2 ... 54

3. Visi, Misi Pondok Pesantren Wali Peetu 2 ... 55

4. Data Pengurus Pondok Pesantren Wali Peetu 2 ... 56

5. Kegiatan Santri Pondok Pesantren Wali Peetu 2 ... 58

6. Sarana dan Prasarana Pondok Pesantren Wali Peetu 2... 64

B. Latar Belakang dari Rutinitas Membaca Surah Al-Waqi’ah di Pondok Pesantren Wali Peetu 2 ... 65

BAB IV RUTINITAS MEMBACA SURAH AL-WAQI’AH (KAJIAN LIVING QUR’AN DI PONDOK PESANTREN WALI PEETU 2... 71

A. Praktik Rutinitas Membaca Surah Al-Waqi’ah di Pondok Pesantren Wali Peetu 2 ... 71

B. Resepsi Santri, dan Bagi Institusi Pondok Pesantren Wali Peetu 2 Atas Pembacaan Surah Al-Waqi’ah setiap Malam Jum’at ... 75

(17)

xv

1. Resepsi Santri Pondok Pesantren Wali Peetu 2 ... 76

2. Resepsi Bagi Institusi Pondok Pesantren Wali Peetu 2 ... 85

BAB V PENUTUP ... 95

A. Kesimpulan ... 95

B. Saran ... 97

DAFTAR PUSTAKA ... 98

LAMPIRAN ... 104

BIOGRAFI PENULIS ... 107

(18)

xvi

PEDOMAN TRANSLITERASI

Transliterasi adalah penyalinan dengan penggantian huruf dari abjad yang satu ke abjad yang lain. Dalam penulisan skripsi di IIQ, transliterasi Arab-Latin mengacu kepada SKB Menteri Agama RI No. 158/1987 dan NO.

0543b/U/1987 tertanggal 22 Januari 1988.

A. Konsonan Tunggal

Huruf Arab Nama Huruf Latin Nama

ا Alif Tidak

dilambangkan

Tidak dilambangkan

ب Ba B Be

ت Ta T Te

ث Ṡa ṡ es (dengan titik

di atas)

ج Jim J Je

ح Ḥa ḥ ha (dengan titik

di bawah)

خ Kha Kh Ka dan Ha

(19)

xvii

د Dal D De

ذ Żal ż zet (dengan titik

di atas)

ر Ra R Er

ز Zai Z Zet

س Sin S Es

ش Syin Sy Es dan ye

ص Ṣad ṣ es (dengan titik

di bawah)

ض Ḍad ḍ De (dengan titik

di bawah)

ط Ṭa ṭ te (dengan titik

di bawah)

ظ Ẓa ẓ zet (dengan titik

di bawah)

ع ‘ain ‘ Koma terbalik

(di atas)

(20)

xviii

غ Gain G Ge

ف Fa F Ef

ق Qaf Q Ki

ك Kaf K Ka

ل Lam L El

م Mim M Em

ن Nun N En

و Wau W We

ه Ha H Ha

ء Hamzah ‘ Apostrof

ي Ya Y Ye

B. Konsonan Rangkap Karena tasdy

(21)

xix

ة َد ِ د َعَت ُم ditulis Muta’addidah

ةَ دِع ditulis ‘iddah

C. Tā marbūtah di akhir kata Bila dimatikan, ditulis h:

ة َمْ

ك ِح ditulis ḥikmah

ةَي ْز ِج ditulis jizyah

(Ketentuan ini tidak diperlukan terhadap kata-kata Arab yang sudah terserap ke dalam bahasa Indonesia seperti zakat, shalat dan sebagainya, kecuali dikehendaki lafal aslinya).

Bila Ta’ Marbūtah diikuti dengan kata sandang “al” serta bacaan kedua itu terpisah, maka ditulis dengan h.

ءا َيِل ْوَ أْ

لا ة َما َرَ

ك ditulis karāmah al-auliyā

Bila Ta’ Marbūtah hidup atau dengan harakat, fathah. kasrah, dan dammah ditulis t

ْلا ِف ْط ر ُةاَ

كَز ditulis zakat al-fiṭr

(22)

xx D. Vokal Pendek

َ Fathah ditulis A

َ Kasrah ditulis I

َ dhammah ditulis U

E. Vokal Panjang

1. fatḥah + alif ditulis Ā

ةيلهاج ditulis jāhiliyyah

2. Fatḥah + ya’ mati ditulis Ā

ىسنت ditulis Tansā

3.

Kasrah + ya’ mati ditulis Ī

ميرك ditulis Karīm

4. ḍammah + wawu mati ditulis Ū

ضورف ditulis Furūd

F. Vokal Rangkap

(23)

xxi

1. Fatḥah + ya’ mati ditulis Ai

مكنيب ditulis bainakum

2. Fatḥah + wawu mati ditulis Au

لوق ditulis Qaul

G. Vokal Pendek yang berurutan dalam satu kata, dipisahkan dengan apostrof

متتأأ ditulis a’antum

تدعا ditulis u’iddat

متركش نئل ditulis la’in syakartum

H. Kata Sanding Alif + Lam Bila diikuti huruf Qamariyyah

نآرقلا ditulis Al-Qur’ān

سايقلا ditulis al-qiyās

(24)

xxii Bila diikuti huruf Syamsiyyah

ءامسلا ditulis al-samā’

سمشلا ditulis al-syams

I. Penulisan kata-kata dalam rangkaian Ditulis menurut bunyi atau pengucapannya.

ضورفلا يوذ ditulis zawi al-furūd

ةنسلا لهأ ditulis ahl al-sunnah

(25)

xxiii ABSTRAK

Surah Al-Waqi’ah sebenarnya memiliki makna yang berkaitan dengan hari kiamat dan tidak membahas mengenai rezeki yang Allah berikan, akan tetapi fadilat surah Al-Waqi’ah adalah surah yang dapat mendatangkan rezeki apabila mengamalkannya, dan banyak dari masyarakat yang mengamalkannya. Resepsi sosial pada Al-Qur’an dapat dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Pada penelitian ini yang menjadikan keunikan dan ketertarikan penulis untuk meneliti ini yaitu rutinitas membaca surah Al- Waqi’ah yang dilakukan setiap malam Jum’at, Rutinitas ini dilakukan oleh santri di Pondok Pesantren Wali Peetu 2.

Penelitian ini adalah jenis penelitian lapangan (field research), yang menggunakan metode deskriptif kualitatif untuk mengumpulkan dan menganalisis data, memakai pendekatan fenomenologi. Sumber data primer pada penelitian ini yaitu narasumber yang dipilih, pengasuh/wakil pimpinan Pondok Pesantren Wali Peetu, guru serta santri di pondok pesantren Wali Peetu 2. Menggunakan teknik pengambilan sampel, teknik pengambilan tidak acak (Non-Probability). Adapun jenis yang dipilih yaitu purposive sampling, yaitu dengan menetapkan sampel yang akan diambil.

Penelitian ini menghasilkan kesimpulan yaitu, teknis pelaksanaan rutinitas membaca surah Al-Waqi’ah setiap malam Jum’at di Pondok Pesantren Wali Peetu 2 yaitu membaca istighfar sebanyak tiga kali, kemudian membaca surah Al-Fatihah sebanyak tiga kali, yang pertama ditujukan kepada nabi Muhammad Saw, yang kedua ditujukan kepada pendiri Pondok Pesantren Wali Peetu, santri yang sudah wafat, keluarga yang sudah wafat, yang ketiga ditujukan untuk niat masing-masing dari yang membaca.

Kemudian membaca surah Al-Kahfi dan dilanjutkan membaca surah Al- Waqi’ah. Kemudian dilanjutkan dengan doa bersama. Adapun resepsi dari santri yaitu, melancarkan bacaan Al-Qur’an, mudah dalam menghapal dan segala hal, mendapatkan ketenangan hati, hati dan pikiran terasa tenang, merasa lebih baik, mempermudah rezeki, rezeki yang tidak disangka-sangka, menjadi manusia yang selalu bersemangat, dapat memahami kaidah di dalam surah Al-Waqi’ah, segala urusan dipermudah, memotivasi agar lebih menyadari bagaimana dahsyatnya hari kiamat nanti, mengetahui apa itu hari kiamat, terkabul segala hajat atau apa yang diinginkan, dikabulkan permohonan, keberkahan untuk diri sendiri dan pesantren. Pesantren Wali Peetu 2 merasakan fadilat dari membaca surah Al-Waqi’ah berupa rezeki yang selalu datang, bahkan rezeki datang dari arah yang tidak disangka-sangka.

Kemudian juga dengan merutinkan membaca surah Al-Waqi’ah setiap malam Jum’at bisa menjadikan bahan perenungan untuk menumbuhkan keyakinan bahwa kesusahan itu akan hilang.

(26)

xxiv

ABSTRACT

Surah Al-Waqi'ah actually has a meaning related to the Day of Judgment and does not discuss the sustenance that Allah has given, but the Fadilat Surah Al-Waqi'ah is a surah that can bring sustenance when practicing it, and many people practice it. Social reception in the Qur'an can be found in everyday life. In this study what makes the author's uniqueness and interest in researching this is the routine of reading Surah Al-Waqi'ah which is carried out every Friday night. This routine is carried out by students at the Wali Peetu 2 Islamic Boarding School.

This research is a type of field research, which uses descriptive qualitative methods to collect and analyze data, using a phenomenological approach. The primary data sources in this study were the selected informants, caregivers/deputy leaders of the Wali Peetu Islamic Boarding School, teachers and students at the Wali Peetu Islamic Boarding School 2. Using sampling techniques, non-random sampling techniques (Non-Probability). The type chosen is purposive sampling, namely by determining the sample to be taken.

This study resulted in conclusions, namely, the technical implementation of the routine of reading Surah Al-Waqi'ah every Friday night at Pondok Pesantren Wali Peetu 2, namely reading istighfar three times, then reading Surah Al-Fatihah three times, the first is addressed to the prophet Muhammad Saw, the second is addressed to the founder of the Wali Peetu Islamic Boarding School, the deceased santri, the deceased's family, the third is addressed to the intentions of each of those who read. Then read Surah Al- Kahf and continue reading Surah Al-Waqi'ah. Then continue with prayer together. As for the reception from the students, namely, launching the reading of the Qur'an, easy to memorize and everything, getting peace of mind, heart and mind feeling calm, feeling better, facilitating sustenance, unexpected sustenance, being a human who is always enthusiastic , can understand the rules in Surah Al-Waqi'ah, make all affairs easier, motivate to be more aware of how terrible the Day of Judgment will be, know what the Day of Judgment is, all wishes or wishes are granted, requests are granted, blessings for yourself and the pesantren . Pesantren Wali Peetu 2 feels the pleasure of reading Surah Al-Waqi'ah in the form of sustenance that always comes, even sustenance comes from unexpected directions. Then also by regularly reading Surah Al- Waqi'ah every Friday night, it can be used as material for reflection to foster confidence that the trouble will disappear.

(27)

1

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Al-Qur’an merupakan kalāmullah yang kebenarannya tidak diragukan lagi, diturunkan kepada nabi Muhammad Saw yang kemurniannya selalu dijaga oleh Allah Swt. Al-Qur’an memiliki sejarah panjang yang dapat menghadapi tantangan zaman serta sebagai kitab suci yang tahan uji keaslian dan kemurniannya sebagai kalam ilahi Al- Qur’an kitab suci yang sepenuhnya berpihak pada kejadian sejarah yang faktual.1 Al-Qur’an apabila ditelaah kandungan isinya maka akan mendorong lebih meyakini kebenaran dan juga menemukan keunikan dan kekhasan di dalam Al-Qur’an dalam menyampaikan pesan kepada umat manusia.

Al-Qur’an diturunkan dalam waktu 23 tahun, terdiri dari 144 surah, terdiri dari 30 juz dan diturunkan secara tauqifi. Al-Qur’an pertama kali diturunkan pada bulan Ramadhan yang termaktub dalam surah Al-Baqarah.2Al-Qur’an juga sebagai pemecah masalah bagi orang yang benar-benar mengkaji kitab suci ini bila dipahami dan dikaji secara utuh dengan tidak diambil secara sepotong potong. Sesungguhnya dengan bertakwa kepada Allah maka seorang mukmin akan mendapat rahmat dari Allah. Al-Qur’an diturunkan kepada nabi Muhammad SAW sebagai panduan hidup bagi umat manusia.

1 Ghazali Munir, ”Al-Qur’an dan Realitas Sejarah Umat Manusia”, Jurnal At- Taqaddum 4, No. 1, (Juli 2012), h. 3.

2 Yusron Masduki, “Sejarah Turunnya Al-Qur’an Penuh Fenomenal (Muatan Nilai- Nilai Psikologi Dalam Pendidikan)”, Jurnal Medina-Te 16, No. 1, (Juni 2017), h. 40-41.

(28)

2 Tujuan diturunkannya Al-Qur’an yaitu untuk diamalkan isi kandungannya, dipatuhi perintahnya dan dijauhi larangannya, dijalankan petunjuknya serta menahan diri pada batasan-batasan yang ditetapkannya. Kemudian hukum-hukumnya ditetapkan pada kehidupan individu, masyarakat, serta Negara. Beberapa fadilat dan keutamaan Al- Qur’an merupakan kemuliaan dan kebanggaan bagi bangsa Arab khususnya dan umat Islam pada umumnya, firman Allah Subhananu wa Ta’ala:

َ ن ْو ُ ل َ ـ ْس ُ

ت َ

ف ْو َس َوۚ َك ِم ْو َ

قِل َو َكَ ل ٌرْك ِذ َ ل ٗهَ نِاَو ٤٤

Sesungguhnya ia (Al-Qur’an) benar-benar merupakan kemuliaan bagimu dan bagi kaummu dan kelak kamu akan dimintai pertanggungjawaban”. (QS. Az-Zukhruf :[43:44])

Dalam tafsir ringkas kemenag ditafsirkan, dan ketahuilah wahai Nabi Muhammad, bahwa sesungguhnya Al-Qur’an yang diturunkan kepadamu itu benar-benar suatu peringatan dan pengajaran yang sangat baik bagimu dan bagi kaummu dan semua yang mengikuti tuntunanmu, dan kelak kamu sekalian akan dimintai pertanggungjawaban.3

Ayat ini menerangkan bahwasanya Al-Qur’an adalah peringatan bagi nabi Muhammad SAW dan kaumnya, yang kelak akan diminta pertanggungjawabannya di hari kiamat, dan tidak ada alasan lagi bagi mereka setelah datang peringatan ini. Sesungguhnya Al-Qur’an telah mengangkat kemulian Nabi Muhammad SAW dan kaumnya. Pada firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:

ࣖ ن ْو َ ُ

ل ِق ْع َت ا َلَفَا ْۗم ُ كُر ْ

كِذ ِهْيِف اًب ّٰ

ت ِك ْم ُ كْي َ

ل ِا ٓاَن ْ ل َزْن َ

ا ْد ق َ َ ل ٠١

3 Tafsir Ringkas Kemenag, Surah Az-Zukhruf 43:44.

(29)

3

“Sungguh, Kami benar-benar telah menurunkan kepadamu sebuah Kitab (Al-Qur’an) yang di dalamnya terdapat peringatan bagimu. Apakah kamu tidak mengerti?” (QS. Al-Anbiya’:[21:10])

Pada ayat ini dijelaskan “Di dalamnya terdapat sebab-sebab kemuliaan bagimu” maksudnya yaitu kemuliaan, kewibawaan dan keluhuran serta kedudukan. Apabila mengerjakan perintah-perintah-Nya maka akan terangkatlah derajat dan menjadi agung segala urusan.

Dengan membaca Al-Qur’an maka seorang mukmin akan mendapat banyak keutamaan dan juga mendapat pahala. Membaca Al- Qur’an itu niaga yang tak pernah rugi, dalam firman-Nya:

ا ً ر ِس ْم ُه ّٰنْقَز َر اَ مِم اْوُقَفْن َ ا َو َةو ّٰ

ل َ صلا اوُماَقَاَو ِه ّٰ

للا َب ت ِك ّٰ ن ْو َ ُ

لْتَي َنْي ِذ َ لا َ

ن ِا َۙر ْوُب َت ْن َ

ل ًة َرا َج ِت َ

ن ْو ُج ْرَ ي ًة َيِنا َ ل َع َ و ٩٢

“Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca Kitab Allah (Al- Qur’an), menegakkan salat, dan menginfakkan sebagian rezeki yang Kami anugerahkan kepadanya secara sembunyi-sembunyi dan terang- terangan, mereka itu mengharapkan perdagangan yang tidak akan pernah rugi.” (QS. Fatir: [35:29])4

Dalam tafsir ringkas Kemenag ditafsirkan, pada ayat ini Allah menyebutkan sebagian tanda orang yang takut kepada-Nya.

Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca Kitab Allah, yakni Al- Qur’an, lalu mereka mengkaji dan mengamalkan kandungannya, dan melaksanakan salat dengan sempurna syarat dan rukunnya, dan menginfakkan sebagian rezeki yang Kami anugerahkan kepada-nya dengan diam-diam dan terang-terangan, baik dalam keadaan lapang maupun sempit, mereka itu mengharapkan perdagangan dengan Allah yang tidak akan pernah rugi.5

4 Ilya Ali Ubaid, Ensiklopedia Pahala, (Jakarta: Zaman, 2016), h. 238.

5 Tafsir Ringkas Kemenag, Surah Fatir 35:29.

(30)

4

Allah telah memberi perumpamaan berupa contoh yang memungkinkan Al-Qur’an mengajak bicara benda mati, sehingga ia akan menjadi sebuah kerinduan dan mendorong untuk melakukan interaksi yang benar bersama Al-Qur’an dan dapat mengambil manfaat dari kemukjizatannya. Pentingnya peran Al-Qur’an sebagai sumber penghasil keimanan, menerangkan apa yang harus diyakini kebenarannya. Nilai Al-Qur’an yang sebenarnya tidak dapat ditemukan oleh keterbatasan akal manusia. Dalam ayat ini terdapat kandungan makna yang tersembunyi yaitu makna Al-Qur’an inilah yang mampu melakukan hal itu semua. Allah Swt berfirman:

ۗى ّٰ ت ْو َم ْ لا ِهِب َمِ ل ُ

ك ْو َ ا ُض ْر َ

ا ْ

لا ِهِب ْت َع ِ طُق ْو َ ا ُ

لا َب ِج ْ

لا ِهِب ْتَرِ ي ُس اًن ّٰ

ا ْر ق ُ ن َ َ ا ْو َ

ل َو

“Sekiranya ada suatu bacaan (Kitab Suci) yang dengannya gunung-gunung dapat digeserkan, bumi dibelah, atau orang mati dapat diajak bicara, (itulah Al-Qur’an)…” (QS. Ar-Ra’ad: [13:31])

Dalam satu riwayat dikatakan nabi Muhammad Saw pernah merukiyah diri sendiri dengan membaca surah Al-Mu’awwidhatain yaitu surah Al- Falaq dan surah Aan-Nas ketika Rasul dalam keadaan sakit.

Dijelaskan oleh Ibnu Hajar al-Asqalani (W. 852H/1449M) dalam kitab Fat al-Bari adalah tiga surat yakni al-Ikhlas, al-Falaq dan an-Nas. Hal ini sama seperti yang dilakukan beliau ketika hendak tidur sebagaimana hadis yang disampaikan dari sahabat Aisyah, yaitu6:

َر َة َ ـشِئاَع ْن َع ِ

ـض

َ َى للا ُه َع ْن ِشا َر ِف ى َ ا َه

ل ِإ ى َو َ

أ ا َذِإ نا َ َ

ك َى ِب َنلا َن َ ِه أ

َ ل ُ

ك َ

َ ل ْي ف َ

ك َع َم ََ ٍ َ ِهْي ـل

ِف ث َ فَن َم َ ث ُ َم ِهْي

أ َر ق َو ا َ َم ِهْي ِف

ْ ل ُ ق( ا ُه َ

للا َو ُه ( َو ) ٌد َح َ

أ

6 Rohmansyah, Muhammad Saputra Iriansyah, Fahmi Ilhami, Gilang Ari Widodo Utomo, “Hadis-Hadis Ruqyah dan Pengaruhnya Terhadap Kesehatan Mental,” Jurnal Ilmiah Islam Futura 18 No. 1, (2018), h. 90.

(31)

5

ِ ب َرِب ُذو ُع َ أ ْ

ل ُ

ق( َو ) ِق َ ل ف َ ْ

لا ِ ب َرِب ُذو ُع َ أ ْ

ل ق ُ َم ُ

ث ) ِسا َنلا ِب ُح َس ْم َي

ِه ا َم اَم

ْن ِم َعا َطَت ْـسا ِب ُ

أ َد ْبَي ِه ِد َـس َج ِه

ِس ْ أ َر ى َ

لَع اَم ِه

ْج َو َو ِه ِه ْن ِم َ َو

لَب ق ْ َ أ ا َم

ِه ِد َس َج هاور(. تا َر َم َث َ َي

ال ث َكِل َذ َ ُ ل َع ف ْ ىراخبلا

7

)

“Dari Aisyah ra bahwasanya Nabi Saw adalah apabila beranjak kepada tempat tidurnya (hendak tidur) setiap malam, maka beliau mengepalkan kedua telapak tangannya kedua tangannya kemudian meniupnya dan membaca Qul Huwallahu Ahad dan Qul Au’zu bi Rabbil Falaq dan Qul Au’zu bi Rabbin Nas, kemudian beliau mengusap tubuhnya dengan kedua telapak tangannya semampunya dengan memulai dari kepala dan wajahnya dan bagian depan tubuhnya. Beliau melakukan hal tersebut sebanyak tiga kali” (HR. Al-Bukhari)

Dari keterangan hadis tersebut dapat dipahami kalau kemudian pemahaman tentang fadilat atau keutamaan surat-surat tertentu di dalam Al-Qur’an mulai berkembang di masyarakat, keutamaan dari ayat-ayat atau surah-surah tertentu di dalam Al-Qur’an menjadi obat penyakit fisik bagi masyarakat yang mengamalkannya. Bukan hanya itu, Al-Qur’an juga menjadi solusi bagi persoalan ekonomi di masyarakat untuk memudahkan datangnya rezeki dan keberkahan bagi orang yang mengamalkan ayat-ayat atau surah-surah tertentu dalam Al-Qur’an.8 Al- Qur’an memiliki banyak khasiat, setiap ayat maupun setiap suratnya memiliki keutamaan-keutamaan Al-Qur’an.

Beberapa fadilat dari membaca surah Al-Waqi’ah adalah:

Pertama, agar mendapatkan kekayaan. Dalam kitab al-Jawahir al- Lamma’ah dijelaskan mengenai salah satu keutamaan mengamalkan

7 Abdullah Muhammad bin Ismail Al-Bukhari, Shahih Al-Bukhari, (Beirut: Dar al- Kitab Al-‘Ilmiyyah, 1992), h. 5017.

8 Didi junaedi, “Living Qur’an: Sebuah Pendekatan Baru dalam Kajian Al-Qur’an (Studi Kasus di Pondok Pesantren As-Siroj Al-Hasan Desa Kalimukti Kec. Pabedilan Kab.

Cirebon),” Journal of Qur’an and Hdith Studies 4, No. 2, (2015), h. 171.

(32)

6 surah Al-Waqi’ah yaitu sebagai wasilah (perantara) memohon kepada Allah agar mendapatkan kekayaan. Kedua, agar terhindar dari kemiskinan (kesulitan rezeki). Menurut Muhammed Mahmoud Hijazi, Salah satu khasiat paling utama dari surah Al-Waqi’ah adalah untuk mempermudah datangnya rezeki dan menghindarkan diri dari kemiskinan atau kesulitan hidup. Menurut perkataan Muhammed Mahmoud Hijazi dalam Al-Tafsir Al-Wadih bahwa Rasulullah Saw Bersabda:

ِد َح

ٌ ْي ِا ْب ث ُن َم ْ ـس ُع

َ ْو

َ ق ،د لا َس : ِم ْع ُت َر ُس

ُ ْو َ ل ِه للا ﷺ

ُ َي ق

ُ ْو ل َم : ْن

َ ق

َ َر أ ُس ْو َر

ُة ْ

لا ِقا َو َع

ُ ُة

َ ك ل

َ

َ ل ْي ٍ ل

َ ل ْم ِص ُت ُه ْب

َ

َ ف

َ قا أ ٌة َب

9

ا ًد

“Dari Ibnu Mas’ud berkata: Aku mendengar Rasulullah Sallallahu Ala’ihi Wasallam ia berkata: Barang siapa membaca surah Al- Waqi’ah setiap malam maka tidak akan dilanda kemiskinan selamany).”

Ketiga, meringankan beban orang mati di dalam kubur. Salah satu keutamaan mengamalkan surah al-Waqi’ah adalah untuk meringankan beban orang mati di dalam kubur.10 Dalam kitab Misykat al-Mashabih disebutkan dalam sebuah riwayat yang mengatakan bahwa surah Al- Waqi’ah sebagai pencegah kefakiran.

Surah Al-Waqi’ah adalah surah ke-56 di dalam Al-Qur’an yang termasuk kedalam juz 27. Surah al-Waqi’ah berjumlah 96 ayat. Al- Waqi’ah memiliki makna hari kiamat. Adapun asbabun nuzul dari sura Al-Waqi’ah adalah dalam tafsir Al-Azhar, Imam Muslim telah mengetengahkan sebuah hadis yang bersumber dari Ibnu Abbas r.a yang

9 Muhammed Mahmoud Hijazi, Al-Tafsir Al-Wadih, (Cet. 2 Cairo: Dar Al Quds Alarabi, 2018 M/1439 H), h. 590/3.

10 Muhammad Zaairul Haq, 114 Surah Mujarab Al-Qur’an, (Jakarta Selatan: Turos Pustaka, 2014), h. 208-212.

(33)

7 telah menceritakan bahwa pada zaman Rasulullah Saw orang-orang diberi hujan maka Rasulullah Saw berkata “Jadilah sebagian diantara manusia ada yang bersyukur (atas nikmat ini), ada pula diantara mereka yang mengingkarinya.” Sebagian diantara mereka mengatakan bahwa hujan ini merupakan rahmat yang telah diberikan Allah kepada kita.

Tetapi sebagian diantara mereka mengatakan bahwa bintang anu benar- benar telah menepati janjinya (yakni apabila bintang tersebut muncul, maka pasti turun hujan dikalangan mereka). Lalu turunlah ayat-ayat ini, yaitu mulai dari firman-Nya:

ِم ْو ُج ُ نلا ِعِقّٰوَمِب ُم ِسْق ُ ا ٓا َ

ل ف َ ٥٥

“Maka aku bersumpah dengan nama tempat-tempat terbenamnya bintang-bintang”. (QS. Al-Wai’ah: [56:75])

Sampai dengan firman-Nya:

٨ َ ن ْوُب ِ ذ َ

كُت ْم كَ نَا ْمُك َقْز ُ ِر ن ْو َ ُ ل َع ْج َ

ت َو

“Dan kalian mengganti rezeki yang Allah berikan dengan mendustakan (Allah)”. (QS. Al-Waqi’ah: [56:82])11

Kebahagian hidup yang manusia rasakan seringkali terkendala dan mendapat hambatan-hambatan yang signifikan yang dikarenakan ketika manusia itu tidak kembali ke jalan tuhannya yang telah terukir rapi dalam Al-Qur’ān al-karīm. Realistis kehidupan manusia pada saat ini dan kehidupan manusia yang semakin hari semakin modern dengan

11 Imam Jalaluddin Al-Mahalli, Tafsir Jalalain, (T. Tp.: Sinar Baru Al Gesindo, t.t), h. 1019-1020.

(34)

8 kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, siap maupun tidak siap harus membekali diri untuk menghadapi kehidupan yang realististis ini. Ketika manusia tidak siap dan tidak membentengi diri dengan mendekatkan diri pada sang pencipta maka hidupnya akan kehilangan arah dan tujuan sehingga berakibat pada kegelisahan, kesusahan, dan krisis moralitas yang berakibat pada diri manusia.12

Pada hakikatnya manusialah yang membutuhkan Al-Qur’an dalam kehidupannya, karena sesungguhnya Al-Qur’an itu adalah petunjuk bagi umat manusia. Al-Qur’an dibutuhkan manusia dalam mengahadapi masalah-masalah kehidupan. Sampailah pada penerapan Living Qur’an yang sekarang akan di bahas, kajian Living Qur’an merupakan bentuk respons masyarakat terhadap teks Al-Qur’an dan hasil penafsiran seseorang. Dan juga dalam pengertian masyarakat adalah resepsi mereka terhadap ayat tertentu dan hasil penafsiran tertentu. Resepsi sosial pada Al-Qur’an dapat dijumpai dalam kehidupan sehari-hari, seperti pada tradisi bacaan surat atau ayat tertentu pada acara seremoni sosial keagamaan tertentu.13 Interpretasi Al-Qur’an terhadap umat Islam adalah tugas yang tak ada hentinya. Ia merupakan bentuk ikhtiar dan upaya untuk memahami pesan ilahi yang memiliki karakter “Shahih li kulli zaman wa makan”.14

Akan tetapi surah Al-Waqi’ah sebenarnya memiliki makna yang berkaitan dengan hari kiamat dan tidak membahas mengenai rezeki yang Allah berikan, akan tetapi fadilat surah Al-Waqi’ah adalah surah yang dapat mendatangkan rezeki apabila mengamalkannya, dan banyak masyarakat yang mengamalkannya. Dari uraian latar belakang diatas,

12 Miskahuddin, “Konsep Agama Menurut Al-Qur’an”, Jurnal Al-Mu’asiroh 14, No.

1, ( Januari 2017), h. 65.

13 Ulya, Berbagai Pendekatan Dalam Studi Al-Qur’an, (Yogyakarta: Idea Press Yogyakaarta, 2017), h. 22.

14 Ulya, Berbagai Pendekatan Dalam Studi Al-Qur’an, h. 189.

(35)

9 maka penulis akan melakukan penelitian kajian Living Qur’an yang akan membahas dan melakukan penelitian yang berkenaan dengan ritinitas membaca surah-surah pilihan, pada penelitian ini akan memfokuskan pada surah Al-Waqi’ah. Rutinitas membaca surah Al-Waqi’ah yang dilakukan di instansi pendidikan. Pada penelitian ini akan dilihat bagaimana resepsi santri dan bagi institusi pondok pesantren. Maka dari itu judul yang akan diangkat pada penelitian ini adalah, “Rutinitas Membaca Surah Al-Waqi’ah Setiap Malam Jum’at (Kajian Living Qur’an di Pondok Pesantren Wali Peetu 2).”

Penulis memilih Pondok Pesantren Wali Peetu sebagai tempat penelitian dikarenakan sebelumnya belum ada yang pernah melakukan penelitian dari rutinitas membaca surah Al-Waqiah di Pondok Pesantren Wali Peetu 2. Pada penelitian ini yang menjadikan keunikan dan ketertarikan penulis untuk meneliti ini yaitu rutinitas membaca surah Al- Waqi’ah yang dilakukan setiap malam Jum’at, yang mana kebanyakan masyarakat setiap malam Jum’at mengamalkan rutinitas seperti membaca surah Yasin dan juga Al-Kahfi. Rutinitas ini dilakukan oleh santri di Pondok Pesantren Wali Peetu 2 sebuah instansi pendidikan yang banyak diminati dalam mencari tempat untuk menuntut ilmu di daerah Siau Dalam, Jambi. Rutinitas yang di wajibkan untuk seluruh santri Pondok Pesantren Wali Peetu. Pondok Pesantren Wali Peetu terdiri dari tiga cabang yang berada di daerah Jambi. Penelitian ini memilih Pondok Pesantren Wali Peetu 2 sebagai temapat penelitian dikarenakan di Pondok Pesantren Wali Peetu 2 mengamalkan rutinitas membaca surah Al-Waqi’ah setiap malam Jum’at, yang berbeda di Pondok Pesantren Wali Peetu 3 yang mana mengamalkan membaca surah Al-Waqi’ah setiap hari, dikarenakan Pondok Pesantren WaliPeetu 3 dikhususkan untuk program tahfidz saja. Sedangkan di Pondok Pesantren Wali Peetu

(36)

10 1 sudah berdiri sejak lama, berbeda dengan Pondok Pesantren Wali Peetu 2 yang berdiri di tahun 2019.

B. Permasalahan

Setelah memaparkan latar belakang penelitian ini, agar penelitian lebih terarah, penulis perlu membuat identifikasi masalah, pembatasan masalah serta rumusan masalah.

1. Identifikasi Masalah

Dari paparan latar belakang masalah muncullah beberapa permasalahan yang berkaitan dengan Rutinitas Membaca Surah Al- Waqi’ah Setiap Malam Jum’at di Pondok Pesantren Wali Peetu 2. Di antara permasalahan yang dapat diidentifikasi adalah:

a. Terdapatnya ganjaran dalam hadis nabi terkait pengamalan surah Al-Waqi’ah

b. Fenomena pengamalan surah Al-Waqi’ah sebagai rutinitas setiap malam Jum’at di Pondok Pesantren Wali Peetu 2

c. Motivasi guru dan santri Pondok Pesantren Wali Peetu 2 terhadap rutinitas membaca surah Al-Waqi’ah di Pondok Pesantren Wali Peetu 2 disetiap malam Jum’at

d. Pemahaman santri Pondok Pesantren Wali Peetu 2 terhadap makna surah Al-Waqi’ah

e. Resepsi santri dan bagi Institusi Pondok Pesantren Wali Peetu 2 terhadap pembacaan rutin surah Al-Waqi’ah

2. Pembatasan Masalah

Dalam penelitian ini penulis membatasi penelitian yang berfokus di Pondok Pesantren Wali Peetu 2 dan pada pembacaan surah Al- Waqi’ah, dimana pada pondok pesantren tersebut menerapkan

(37)

11 sebuah rutinas dimana para santri diwajibkan untuk membaca surah Al-Waqi’ah setiap malam Jum’at. Pondok Pesantren Wali Peetu 2 yang berdiri pada tahun 2019 yang merupakan cabang dari Pondok Pesantren Wali Peetu, Air Hitam Laut Provinsi Jambi. Alasan pada pembatasan ini yaitu untuk menggali aspek-aspek spiritual dari membaca surah Al-Waqiah setiap malam Jum’at di pondok pesantren Wali Peetu 2. Klasifikasi terhadap rutinitas membaca surah Al-Waqi’ah di Pondok Pesantren Wali Peetu 2 yang akan peneliti wawancarai yaitu pengasuh pondok pesantren, guru sebanyak lima (5) orang dengan kriteria yang diambil yaitu ustadz yang pernah memimpin/mengawasi pembacaan rutinitas membaca surah Al-Waqi’ah setip malam Jum’at dan ustadzah yang mengawasi santriwati. Penelitian ini mengambil responden santri dan santriwati sebanyak Sembilan belas (19) orang meliputi, santri sebanyak sembilan (9) orang dan santriwati sebanyak sepuluh (10) orang, dengan kriteria yang diambil yaitu, santri yang menduduki kelas teratas diutamakan.

3. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

a. Bagaimana praktik rutinitas membaca surah Al-Waqi’ah di pondok pesantren Wali Peetu 2?

b. Bagaimana resepsi santri dan bagi Institusi Pondok Pesantren Wali Peetu 2 atas pembacaan surah Al-Waqi’ah setiap malam Jum’at?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian dilihat berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan, maka tujuan dari penelitian ini adalah:

(38)

12 1. Mendeskripsikan bagimana rutinitas membaca surah Al-Waqi’ah di

pondok pesantren Wali Peetu 2.

2. Menganalisis bagaimana resepsi santri dan bagi Institusi Pondok Pesantren Wali Peetu 2 atas pembacaan surah Al-Waqi’ah setiap malam Jum’at.

D. Manfaat Penelitian

Setelah melihat rumusan masalah diatas maka manfaat baik yang diharapkan setelah melakukan penelitian ini adalah:

1. Secara Akademis

a. Memberikan wawasan pengetahuan mengenai kajian Living Qur’an dalam instansi Pendidikan.

b. Agar dapat dijadikan rujukan untuk penelitian selanjutnya.

c. Agar dapat dijadikan bahan diskusi dalam kajian Living Qur’an.

2. Secara Praktis

a. Penelitian ini dilakukan untuk lebih mengetahui bagimana dampak yang dirasakan ketika menerapkan Living Qur’an pada instansi pendidikan.

b. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana kemajuan yang di dapatkan oleh pondok pesantren setelah menerapkan rutinitas membaca surah Al-Waqi’ah setiap malam Jum’at di pondok pesantren Wali Peetu 2.

E. Tinjauan Pustaka

Dalam melakukan penelitian ini penulis melakukan tinjauan pustaka guna untuk mengetahui sampai dimana penelitian kajian Living Qur’an yang sudah dilakukan peneliti sebelumnya. Dalam melakukan penelitian ini dengan adanya peran secara tidak langsung oleh peneliti-

(39)

13 peneliti sebelumnya untuk mendukung proses penelitian ini hingga mencapai tujuan yang diingankan. Dari beberapa penelitian terdahulu yang sudah membahas seputar kajian Living Qur’an penulis mengambil beberapa untuk dijadikan pegangan pribadi penulis guna untuk mendukung terwujudnya tujuan yang diingankan dalam penelitian ini, diantaranya:

1. Tesis yang ditulis oleh Ali Muaffa “Motivasi Tradisi Pembacaan Surat Al-Waqi’ah (Studi Living Qur’an di Pesantren Tahfidz Salafi’iyah Desa Klinterejo Kecamatan Sooko Kab. Mojokerto Jawa Timur)”, Tesis Pascasarjana Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya.

Dalam tesis ini yang menjadi objek tempat penelitian adalah di lingkungan pesantren yaitu pesantren tahfidz Salafi’iyah yang melakukan tradisi pembacaan surah Al-Waqi’ah. 15 Pada implikasinya terhadap masyarakat kondisi kehidupan keluarga besar pesantren tampak tentram, tenang, bahagia dan tidak kekurangan secara materi, dikarenakan sumber-sumber ekonomi berjalan lancar. Sedangkan pada penelitian yang dilakukan penulis yang menjadi objek tempat penelitian adalah di instansi pendidikan yaitu Pondok Pesantren Wali Peetu 2, yang bukan termasuk pondok pesantren khusus tahfidz, melainkan berbasis pondok pesantren modern. Skripsi ini berkontribusi untuk menambah wawasan penulis tentang kajian Living Qur’an di pondok pesantren.

2. Skripsi yang ditulis oleh Nana Istianah “Pemaknaan Tradisi Pembacaan Al-Qur’an Di PT Karya Toha Putra Semarang (Studi Living Qur’an)”, Skripsi Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.

Pada skripsi ini dijelaskan bahwa PT Karya Toha Putra Semarang

15 Ali Muaffa,“Motivasi Tradisi Pembacaan Surat Al-Waqi’ah (Studi Living Qur’an di Pesantren Tahfidz Salafi’iyah Desa Klinterejo Kecamatan Sooko Kab. Mojokerto Jawa Timur)”. (Tesis Pascasarjana Universitas Islam Negeri Sunan Ampel, Surabaya, 2019).

(40)

14 mengamalkan pembacaan tiga surat yaitu surat Al-Waqi’ah, surat Al- Kahfi dan surat Yasin yang sudah dijadwalkan oleh perusahaan. Dalam skripsi ini juga dipaparkan bagaimana makna spiritual tradisi pembacaan Al-Qur’an (Al-Waqi’ah, Al-Kahfi dan Yasin) di PT Karya Toha Putra Semarang dan juga sebagai peningkatan etos kerja melalui tradisi pembacaan Al-Qur’an untuk membentuk pribadi Qur’ani.16 Perbedaan pada penelitian yang akan dilakukan penulis yaitu di Pondok Pesantren, rutinitas yang dilakukan adalah membaca surah Al- Waqi’ah setiap malam Jum’at. Disini peneliti megambil instansi yang berbeda sebagai objek penelitian dalam tradisi membaca surah-surah pilihan yaitu surah Al-Waqi’ah. Penelitian ini memberikan ide bagi penulis untuk meneliti fenomena di instansi selain dari instansi perusahaan, yaitu di instansi pendidikan.

3. Skripsi yang ditulis oleh M Khairul Rizal“Tradisi Pembacaan Surat Al-Waqi’ah di Kalangan Santri (Studi Living Qur’an di Pondok Pesantren Al-Falah Ploso Mojo Kediri)”, Skripsi Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Pada skripsi ini memaparkan sejarah, deskripsi, praktek dan makna pembacaan surah Al-Waqi’ah di pondok Al-Falah Ploso Mojo Kediri.17 Dari hasil penelitian dilaksanakannya rutinitas santri pondok Al Falah Ploso Mojo Kediri membaca surah Al- Waqi’ah, dikarenakan banyaknya fadilat dari surah Al-Waqi’ah. Pada penelitian ini rutinias membaca surah Al-Waqi’ah akan di teliti pada instansi pendidikan, yaitu pada pondok pesantren, sama dengan sripsi

16 Nana Istianah, “Pemaknaan Tradisi Pembacaan Al-Qur’an Di PT Karya Toha Putra Semarang (Studi Living Qur’an)”, (Skripsi Program Sarjana S1 Jurusan Ilmu al-Qur’an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin dan Dakwah Institut Agama Islam Negeri (IAIN), Salatiga, 2020).

17 M Khairul Rizal, “Tradisi Pembacaan Surat Al-Waqi’ah di Kalangan Santri (Studi Living Qur’an di Pondok Pesantren Al-Falah Ploso Mojo Kediri)”, (Skripsi Program Sarjana S1 Jurusan Ilmu al-Qur’an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin dan Dakwah Institut Agama Islam Negeri (IAIN), Salatiga, 2021).

(41)

15 yang ditulis oleh M Khairul Rizal yang meneliti tradisi pembacaan surah al-Waqi’ah di pondok pesantren. Pada penelitian ini menggunakan pendekatan sosiologi pengetahuan Karl Manheim, sedangkan penulis menggunakan pendekatan fenomenologi Edmund Husserl. Skripsi ini menambah wawasan penulis akan tradisi pembacaan surah Al-Waqi’ah di kalangan santri.

4. Skripsi yang ditulis oleh Nurul Mu’allimah“Kenduri Empat Bulan (Ngupati) Kehamilan (Studi Living Qur’an di Desa Singasari Kecamatan Karanglewas Kabupaten Banyumas)”, Skripsi Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Purwokerto. Dalam skripsi ini membahas fadilat-fadilat surah yang diamalkan oleh masyarakat di Desa Singasari Kecamatan Karanglewas Kabupaten Banyumas, surah Al-Waqiah dikatakan sebagai simbol pelindung dan terhindar dari kemiskinan.18 Perbedaan dari penelitian tersebut, pada penelitian ini fokus yang di ambil yaitu surah Al-Waqi’ah. Kontribusi penelitian tersebut ialah memberikan wawasan tambahan mengenai fadilat surat Al-Waqi’ah.

5. Skripsi ditulis oleh Ainun Jaziroh“Resepsi Surat-Surat Pilihan Dalam Al-Qur’an di Pondok Pesantren Miftahul Huda Kaliwungu Kendal”, Skripsi Universitas Islam Walisongo Semarang. Dalam skripsi ini dipaparkan beberapa keutamaan dari beberapa surah-surah pilihan, salah satunya yaitu Al-Waqi’ah dijelaskna bahwa Pondok Pesantren Miftahul Huda Kaliwungu Kendal memahami bahwa surah Al- Waqi’ah sebagai pembuka pintu rezeki agar berlimpah, terhindar dari kemiskinan, mendapat limpahan rahmat, mendapatkan ketetapan iman

18 Nurul Mu’allimah, “Kenduri Empat Bulan (Ngupati) Kehamilan (Studi Living Qur’an di Desa Singasari Kecamatan Karanglewas Kabupaten Banyumas)”, (Skripsi Program Sarjana S1 Jurusan Ilmu al-Qur’an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin, Adab dan Humaniora Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Purwokerto, 2021).

(42)

16 dan menambah keberkahan hidup.19 Pada penelitian tersebut menggunakan pendekatan fenomenologi, begitu juga pada penelitian ini. Kontribusi dari penelitian ini yaitu, menambah wawasan penulis akan pendekatan fenomenologi sebagai pendeketan yang dipakai pada penelitian ini.

6. Skripsi ditulis oleh Elsa Kholisah “Resepsi Waqi’ah Fadhilah di Kalangan Santri Pondok Pesantren Dar el-Fikr Serua Depok”, skripsi Institut Ilmu Al-Qur’an Jakarta. Dalam skripsi ini yang menjadi motivasi bagi santri yaitu awalnya dikarenakan membacanya sebagai kewajiban, lambat laun santri termotivasi untuk mendapatkan keberkahan rezeki, dan agar diberikan kemudahan dari segala urusan.

Dari hasil peneitian dalam skripsi ini banyak manfaat yang yang dirasakan oleh peserta dari pengamalan ini Waqi’ah Fadhilah. Beberpa peserta merasakan senantiasa diberikan keberkahan rezeki, merasakan ketenangan bathin dan bisa lebih mendekatkan diri kepada Allah.20 F. Metodologi Penelitian

1. Jenis Penelitian

Pada penelitian ini jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian lapangan (field research), yaitu studi kasus. Menggunakan metode deskriptif kualitatif untuk mengumpulkan dan menganalisis data.

Metode kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif tentang orang melalui tulisan atau kata-kata yang

19 Ainun Jaziroh, “Resepsi Surat-Surat Pilihan Dalam Al-Qur’an di Pondok Pesantren Miftahul Huda Kaliwungu Kendal”, (Skripsi Program Sarjana S1 Jurusan Ilmu al-Qur’an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin dan Humaniora Universitas Islam, Walisongo, 2019).

20 Elsa Kholisah, “Resepsi Waqi’ah Fadhilah di Kalangan Santri Pondok Pesantren Dar el-Fikr Serua Depok”, (Skripsi Program Sarjana S1 Jurusan Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Institut Ilmu Al-Qur’an, Jakarta, 2020).

(43)

17 diucapkan dan perilaku yang dapat diamati.21 Penelitian kualitatif bertujuan guna memahami kondisi suatu konteks dengan mengarahkan pada pendeskripsian secara rinci dan mendalam mengenai potret kondisi dalam suatu konteks yang alami, mengenai apa yang sebenarnya terjadi menurut apa adanya di lapangan.22 2. Sumber Data

Dalam penelitian ini sumber data yang akan dijadikan informasi dalam penulisan dan pendukung data yang dibutuhkan dalam penelitian, adalah:

a. Sumber data primer

Narasumber merupakan sumber data yang sangat dibutuhkan dalam penelitian ini, karena dari narasumber akan diperoleh informasi-informasi yang dimiliki dari sang informan guna mendapatkan informasi yang lengkap dan beragam. Narasumber yang dipilih dalam penelitian ini yaitu pengasuh/wakil pimpinan Pondok Pesantren Wali Peetu 2, guru serta santri di pondok pesantren Wali Peetu 2. Dengan menggunakan teknik pengambilan sampel, teknik pengambilan tidak acak (Non- Probability). Adapun jenis yang dipilih yaitu purposive sampling, yaitu dengan menetapkan sampel yang akan diambil.

Adapun sampel yang diambil yaitu untuk santri, Total keseluruhan santri sebanyak tujuh puluh Sembilan (79) meliputi, santri sebanyak tiga puluh (30) dan santriwati sebanyak empat puluh sembilan (49). Penelitian ini mengambil responden santri dan santriwati sebanyak Sembilan belas (19) orang meliputi,

21 Salim dan Syahrum, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Citapustaka Media 2012), h. 46.

22 Farida Nugrahani, Metode Penelitian Kualitatif dalam Penelitian Pendidikan Bahasa, (Surakarta: penulis 2014), h. 4.

(44)

18 santri sebanyak sembilan (9) orang dan santriwati sebanyak sepuluh (10) orang, dengan kriteria yang diambil yaitu, santri yang menduduki kelas teratas diutamakan. Juga diambil sebanyak lima (5) orang guru dari dua puluh enam (26) guru yang ada, dengan kriteria yang diambil yaitu ustadz yang pernah memimpin/mengawasi pembacaan rutinitas membaca surah Al- Waqi’ah setip malam Jum’at dan ustadzah yang mengawasi santriwati. Terdiri dari empat (4) orang ustadz dan satu (1) orang ustadzah. Agar data yang di dapat akurat.

Aktivitas atau rutinitas adalah sumber data yang digunakan dalam penelitian ini. Dalam penelitian ini penulis mengamati rutnitas setiap malam Jum’at yang diterapkan oleh Pondok Pesantren Wali Peetu 2, yaitu rutinitas membaca surah Al- Waqi’ah. Adapaun lokasi tempat penelitian yaitu di Pondok Pesantren Wali Peetu 2.

b. Sumber data sekunder

Data sekunder di dapat dari sumber asli yang memuat informasi dan data yang dibutuhkan. Data di dapat dari data dokumentasi dan data lapangan. Sebagai data sekunder dalam penelitian ini yaitu, dokumentasi, artikel, jurnal dan juga buku atau sumber lain yang informasinya berkaitan untuk penelitian ini yang berkaitan pada kajian Living Qur’an, surah Al-Waqi’ah, fenomenologi dan lainnya.

3. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data yang dibutuhkan dalam penelitian ini maka digunakan beberapa teknik pengumpalan data sebagai berikut:

a. Wawancara

(45)

19 Teknik wawancara merupakan teknik penggalian data melalui percakapan yang dilakukan dengan maksud tertentu, dari dua pihak atau lebih. Teknik ini dipilih peneliti untuk memperoleh data yang lebih banyak, akurat dan mendalam.23 Dalam penelitian ini digunakan wawancara struktur dan tidak struktur.

Dalam wawancara ini untuk menanyakan latar belakang, motivasi, persepsi dan semua yang berhubungan dengan rutinitas membaca surah Al-Waqi’ah setiap malam Jum’at di Pondok Pesantren Wali Peetu 2. Adapun yang akan menjadi informan yaitu pengasuh atau wakil pimpinan, Ustadz, ustadzah, dan santri di Pondok Pesantren Wali Peetu 2.

b. Observasi

Observasi adalah bagian terpenting di penelitian kualitatif, dalam observasi peneliti dapat mengamati dan mendokumentasikan kegiatan dan interaksi dengan subjek penelitian. Semua yang di dapat dari observasi dicatat dan direkam dengan teliti.24 Pada penelitian ini observasi yang digunakan adalah observasi non partisipan. Keberadaan peneliti telah diberi izin oleh pihak dari Pondok Pesantren Wali Peetu 2, agar memudahkan dalam mengakses data penelitian yang dibutuhkan.

c. Dokumentasi

Metode dokumentasi yaitu berupa foto-foto, video dan dokumen penting. Diambil sebagai pelengkap data penelitian. Foto dan vidio yang diambil yaitu sebagai bentuk visul dari rutinitas

23 Farida Nugrahani, Metode Penelitian Kualitatif dalam Penelitian Pendidikan Bahasa, h. 125.

24 Farida Nugrahani, Metode Penelitian Kualitatif dalam Penelitian Pendidikan Bahasa, h. 132-133.

(46)

20 membaca surah Al-Waqi’ah setiap malam Jum’at di pondok pesantren Wali Peetu 2.

4. Teknik Analisa Data

Analisa data dapat dilakukan setelah pengumpulan data dilapangan terselesaikan. Guna untuk menganalisa data pada penelitian ini maka dilakukan beberapa langkah, adapun analisa data yang digunakan yaitu analisis interaktif (interactive model of analysis) yang memiliki tiga tahapan yaitu:

a. Reduksi data

Peneliti akan mengumpulkan, merangkum, memilah data-data pokok dan juga penting untuk penelitian ini. Agar dapat terlihat gambaran yang jelas, dapat memilih data yang relevan, menemukan pemaknaan, memecahkan masalah dan dapat menjawab rumusan masalah dari rutinitas membaca surah Al- Waqi’ah setiap malam Jum’at di Pondok Pesantren Wali Peetu 2.

b. Penyajian data

Langkah selanjutnya setelah mereduksi data yaitu menyatukan serta merangkai data untuk memudahkan dalam mencari kesimpulan. Maka akan tersusun data yang berkaitan dengan bagaimana praktik rutinitas membaca surah Al-Waqi’ah di Pondok Pesantren Wali Peetu 2? Bagaimana resepsi santri dan juga bagi institusi Pondok Pesantren Wali Peetu atas pembacaan surah Al-Waqi’ah setiap malam Jum’at di Pondok Pesantren Wali Peetu 2? Data akan disajikan dalam bentuk uraian naratif.

c. Kesimpulan

(47)

21 Setelah penyajian data maka akan dilakukan menarik kesimpulan, dengan menganalisa apa makna tersirat atau makna-makna tertentu secara jelas maka makna yang belum terihat jelas dapat terlihat dan dapat memecahkan/menjawab persoalan yang ada.

5. Pendekatan Penelitian

Living Qur’an dapat dikategorikan sebagai kajian atau penelitian ilmiah dalam berbagai fenomena social yang terkait dengan kehadiran Al-Qur’an di tengah komunitas muslim tertentu atau lain yang berinteraksi dengan Al-Qur’an. Fenomena Living Qur’an juga bisa dikatakan sebagai Qur’anisasi kehidupan, artinya yaitu memasukkan Al-Qur’an sebagaimana Al-Qur’an tersebut dipahami kedalam semua aspek kehidupan manusia, atau menjadikan kehidupan manusia sebagai suatu arena untuk mewujudnya Al- Qur’an di bumi. Living Qur’an yang dimaksud adalah bagaimana Al- Qur’an disikapi dan direspon oleh masyarakat muslim di dalam realitas kehidupan menurut konteks budaya dan pergaulan social.

Dalam konteks kajian Living Qur’an, manusia memperlakukan dan mempelajari Al-Qur’an sebagai sebuah kitab yang berisi petunjuk.

Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan fenomenologi yaitu pendekatan yang diartikan sebuah studi yang berusaha untuk menemukan makna dari suatu fenomena dari pengalaman baik dalam aspek inderawi, konseptual, moral, estesis dan religius. Fenomenologi merupakan pendekatan yang dimulai oleh Edmund Husserl dan dikembangkan oleh Martin Heidegger untuk mempelajari dan memahami pengalaman hidup manusia.25 Fenomenologi berupaya

25 Helaluddin, Mengenallebih dekat dengan Pendekatan Feenomenologi:Sebuah Penelitian Kualitatif, (T.Tp.: T.pn., t.t), h. 7.

(48)

22 dalam menjelaskan makna pengalaman hidup sejumlah orang akan suatu konsep. Pendekatan fenomenologi merupakan analisis yang berusaha mencari pemahaman dengan melakukan pengamatan partisipasi, wawancara terbuka dan dokumen pribadi. Dalam pendekatan fenomenologi terdiri dari tiga tahapan pertama tahap pralapangan, kedua tahap di lapangan dan tahap analisis data.26 Fenomenologi pertama kali dicetuskan secara intens sebagai kajian filsafat oleh Edmund Husserl, sehingga Edmund Husserl dipandang sebagai Bapak Fenomenologi.27 Istilah fenomenologi datang dari bahasa Yunani yaitu phenomenon, berarti sesuatu yang tampak, terlihat dikarenakan berkecukupan. Istilah dalam bahasa Indonesia yaitu gejala. Dalam bahasa Yunani phainestai yang berarti menunjukkan dan menampakkan diri sendiri. Dalam istilah, fenomenologi adalah ilmu (logos) tentang apa yang tampak.

Fenomenologi adalah suatu aliran yang membicarkan fenomena atau segala sesuatu yang tampak atau yang menampakkan diri.28 Edmund Husserl mendefinisikan fenomenologi sebagai science of pure phenomena.29 Edmund Husserl belajar filsafat dari gurunya, yaitu Franz Brentano (1838-1917), Edmund Husserl semakin tertarik terhdap filsafat dari gurunya tersebut, juga sangan terpengaruh dengan pemikiran fenomenologi. Pendiri aliran fenomenologi adalah Franz Brentano, gurunya Edmund Husserl sendiri. Faranz Husserl

26 Farida Nugrahani, Metode Penelitian Kualitatif dalam Penelitian Pendidikan Bahasa, h. 183.

27 O. Hasbiansyah, “Pendekatan Fenomenologi: Pengantar Praktik Penelitian Dalam Ilmu Sosial dan Komunikasi.” Mediator 9, No. 1, (Juni 2008): h. 164.

28 Syamsul Amal, “Metode Bracketing Edmund Husserl.” Dialektika 12, No. 01, (2019), h. 78.

29 Moh. Nadhir Mu’ammar, “Analisis Fenomenologi Terhadap Makna dan Realita.”

Jurnal Studi Agama dan Masyarakat 13, No. 1 (Juni 2017), h. 125.

(49)

23 adalah seorang psikologi empiris, ia melakukan penelitian mengenai jiwa manusia yang sengaja dilakukannya sebaai upaya menentang premis idealisme. Edmund Husserl menentang keras dan sekaligus mengkritik positivism (saintisme), pragmatism yang saat itu ingin menguasai dunia ilmiah. Aliran-aliran yang di tentang oleh Edmund Husserl karena mereka tidak mengakui akan geist (roh/jiwa) dan benar-benar menyingkirkan dari dunia ilmiah, lalu merekajuga menolak peran intuitif dalam memperoleh kebenaran ilmiah. Edmund Husserl kemudian malah memasukkan geist dan metode intuitif sebagai sarana mencapai kebenaran ilmiah.30

Masalah pengetahuan, atau lebih tepatnya kebenaran ilmu pengetahuan, merupakan persoalan yang secara langsung dibidik Edmund Husserl. Ia menyatakan, “Rechtsanspruch auf Gegestandlichkeit”: kita mengerti dan dalam pengertian tersebut kita berkata bahwapengertian itu mempunyai objek. Untuk menemukan pemecahan soal ini maka harus dilihat pendirian sehari-hari dalam mengalami pengertian. Mungkin di dalamnya terdapat hal-hal yang menggelapkan, mempersukar atau merintangi tercapainya kebenaran.

Manusia memiliki pendirian yang biasa dan spontan (naturliche Einstellung). Dengan ini Edmund Husserl memulai paparannya tentang pendirian sehari-hari dalam mengalami pengertian hewan- hewan, manusia, barang-barang, dunia dan seterusnya, semua itu diakui sebagai objektif. Pengalaman-pengalaman kesukaran ini melahirkan beragam teori tentang hakikat pengertian dan kebenaran Edmund Husserl adalah yakin, bahwa teori-teori yang ada pada saat itu tidak berhasil menerangkan pengertian. Edmund Husserl sudah

30 Hardiansyah A, “Teori Pengetahuan Edmund Husserl.” Substantia 15, No. 2, (Oktober 2013), h. 230.

(50)

24 mampu memformulasikan pengalaman filosofisnya ke dalam ilmu pengetahuan yang rigorus-apodiktif, yaitu “fenomenologi”.31

Fenomenologi Edmund Husserl bertujuan mencari yang esensial atau eidos (esensi) dari apa yang disebut fenomena. Metode yang digunakan untuk mencari yang esensial adalah dengan membiarkan fenomena itu berbicara sendiri tanpa dibarengi dengan prasangka (presuppositionlessness). Pada hubungan ini Edmund Husserl menjelaskan:

“..that at first we shall put out of action the conviction we have been accepting up to now, including all our science. Let the idea guiding our meditation be at Cartesian idea of science that shall be established as radically as genuine, ultimately all-embracing science.

(.. yang pertama, kita harus menghilangkan dari tindakan kita semua keyakinan yang kita miliki sampai sekarang, termasuk semua pengetahuan kita. Biarkan ide itu menuntun semua meditasi kita pada pertama kalinya menjadi ide Cartesian mengenai sesuatu ilmu yang akan dikukuhkan secara radikal dan murni yang pada akhirnya merangkul semua isi pengetahuan).32

Edmund Husserl meyakini bahwa fenomena terdapat dalam consciousness atau kesadaran seseorang kepada siapa fenomena tersebut menampakkan diri dalam bentuknya yang asli. Edmund Husserl menyatakan bahwa setiap fenomena akan selalu terdiri dari aktifitas subjektif dan objek sebagai focus. Aktifitas subjektif selalu mengarah pada objek. Aktifitas subjektif menginterpretasikan, memberi identitas dan membentuk makna dari objek. Maka dari itu,

31 Moh. Nadhir Mu’ammar, “Analisis Fenomenologi Terhadap Makna dan Realita.”

Jurnal Studi Agama dan Masyarakat 13, No. 1 (Juni 2017), h. 127-129.

32 Syamsul Amal, “Metode Bracketing Edmund Husserl.” Dialektika 12, No. 01, (2019), h. 81.

Referensi

Dokumen terkait

Pada tampilan halaman menu tebak gambar, terdapat dua gambar buah yang berbeda dan ada tulisan serta suara nama buah yang harus ditebak, untuk menebak gambar yang sesuai

Berdasarkan paparan landasan teori yang digunakan untuk menganalisis wacana persuasif dalam iklan obat herbal pada majalah Elfata.Wacana persuasif tersebut

Dari pengertian ini, dapat dipahami bahwa tugas da'i yang bersifat nahi munkar adalah upaya liberasi atau memerdekakan dan membebaskan orang lain dari berbagai

Maka dari itu penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisis pada perhitungan beban kerja mental mahasiswa Universitas XYZ Yogyakarta jurusan Teknik Industri

Perbandingan Pengaruh Penggunaan Simulator Cisco Packet Tracer Dan Graphical Network Simulator 3 (GNS3) Sebagai Media Pembelajaran Terhadap Prestasi Belajar Siswa

Abstrak: Penelitian ini tentang menghidupkan al-Qur’an di tengah kehidupan pesantren. Rangkaian kegiatan terdiri dari sholat sunah hajat, sholat sunah tasbih,

Analisis Beberapa Parameter Lingkungan Perairan Yang Mempengaruhi Akumulasi Logam Berat Timbal Dalam Tubuh Kerang Darah Di Perairan Pesisir Timur Sumatera

Gambar 3.6 PIE Chart persentase kesulitan yang ditemui masyarakat dalam memperoleh informasi tentang produk PT. Elex M edia Komputindo 44 Gambar 3.7 PIE Chart