• Tidak ada hasil yang ditemukan

14. Globalisasi dan Perspektif Transkultural (1)

N/A
N/A
Darmapoetera Maulana

Academic year: 2023

Membagikan "14. Globalisasi dan Perspektif Transkultural (1)"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

Darmapoetera Maulana

GLOBALISASI DAN

PERSPEKTIF TRANSKULTURAL

(2)

Perspektif Transkultural

dalam Keperawatan

(3)

Teori transkultural dari keperawatan berasal dari disiplin ilmu antropologi dan dikembangkan dalam konteks keperawatan. Teori ini menjabarkan konteks atau konsep keperawatan yang didasari oleh pemahaman tentang adanya perbedaan nilai-nilai cultural yang melekat dalam masyarakat

(4)

Keperawatan transkultural adalah ilmu dengan kiat yang humanis yang difokuskan pada perilaku individu/kelompok serta proses untuk mempertahankan atau meningkatkan perilaku sehat atau sakit secara fisik dan psikokultural sesuai latar belakang budaya. Sedangkan menurut Leinenger (1978), keperawatan transkultural adalah suatu pelayanan keperawatan yang berfokus pada analisa dan studi perbandingan tentang perbedaan budaya.

Tujuan dari transcultural nursing adalah untuk mengidentifikasi, menguji, mengerti dan menggunakan norma pemahaman keperawatan transcultural dalam meningkatkan kebudayaan spesifik dalam asuhan keperawatan. Asumsinya adalah berdasarkan teori caring, caring adalah esensi dari membedakan, mendominasi serta mempersatukan tindakan keperawatan. Perilaku caring diberikan kepada manusia sejak lahir hingga meninggal dunia. Human caring merupakan fenomena universal dimana, ekspresi, struktur polanya bervariasi diantara kultur satu tempat dengan tempat lainnya.

(5)

Transkultural Dalam

Keperawatan

(6)

A. PENGERTIAN

TRANSKULTURAL

(7)

. Bila ditinjau dari makna kata, transkultural berasal dari kata trans dan

culture. Trans berarti alur perpindahan, jalan lintas atau penghubung, sedangkan culture berarti budaya. Menurut kamus besar bahasa indonesia; trans berarti melintang,menembus, melintas dan melalui. Cultur berarti kebudayaan, cara pemeliharaan, kepercayaan, nilai-nilai dan pola prilaku yang umum berlaku bagi suatu kelompok dan diteruskan pada generasi berikutnya, sedangkan cultural berarti sesuatu yang berkaitan dengan kebudayaan. Jadi, transkultural dapat diartikan sebagai pertemuan kedua nilai-nilai budaya yang berbeda melalui proses interaksi sosial. Transkultural nursing merupakan suatu area kajian ilmiah yang berkaitan dengan perbedaan maupun kesamaan nilai-

nilai budaya. Menurut Leininger (1991).

(8)

B. KONSEP

TRANSKULTURAL

(9)

Kazier Barabara (1983) dalam bukunya yang berjudul Fundamentals Of Nursing Concept and Procedures mengatakan bahwa konsep keperawatan adalah tindakan perawatan yang merupakan konfigurasi dan ilmu kesehatan dan seni merawat yang meliputi pengetahuan ilmu humanistic, philosopi perawatan, praktik klinis keperawatan, komunikasi dan ilmu sosial. Konsep ini ingin memberikan penegasan bahwa sifat seorang manusia yang menjadi target pelayanan dalam perawatan adalah bersifat bio, psiko, sosial, spiritual. Oleh karenanya, tindakan perawatan harus didasarkan pada tindakan yang komferhensif sekaligus holistik.

(10)

Budaya merupakan salah satu dari perwujudan atau bentuk interaksi yang nyata sebagai manusia yang bersifat sosial. Budaya yang berupa norma, adat istiadat menjadi acuan prilaku manusia dalam kehidupan dengan yang lain. Pola kehidupan yang berlangsung lama dalam suatu tempat, selalu diulangi, membuat manusia terikat dalam proses yang dijalaninya. Keberlangsungan terus-menerus dan lama merupakan proses internalisasi dari suatu nilai-

nilai yang mempengaruhi pembentukan karakter, pola pikir, pola interaksi prilaku yang kesemuanya itu akan mempunyai pengaruh pada pendekatan intervensi keperawatan (cultural nursing approach).

(11)

C. PERAN DAN FUNGSI

TRANSKULTURAL

(12)

Budaya mempunyai pengaruh luas terhadap kehidupan individu. Oleh sebab itu, penting bagi perawat mengenal latar belakang budaya orang yang dirawat.

Misalnya kebiasaan hidup sehari-hari, seperti tidur, makan, pekerjaan, pergaulan sosial dan lain-lain. Kultur juga terbagi dalam subkultur. Subkultur adalah kelompok pada suatu kultur yang tidak seluruhnya menganut pandangan kelompok kultur yang lebih besar atau memberi makna yang berbeda.

(13)

Dalam tahun-tahun terakhir ini, makin ditekankan pentingnya pengaruh kultur terhadap pelayanan perawatan. Perawatan transkultural merupakan bidang yang relatif baru diberfokus pada studi perbandingan nilai-nilai dan praktik budaya tentang kesehatan dan hubungan dengan perawatannya. Leinenger (1991) mengatakan bahwa taranskultural nursing merupakan suatu area kejadian ilmiah yang berkaitan dengan perbedaan maupun kesamaan nilai-nilai budaya.

(14)

Menurut Leininger, studi praktek pelayanan kesehatan transkultural adalah berfungsi untuk meningkatkan pemahamanan atas tingkah laku manusia dalam kaitan dengan kesehatannya. Lininger berpendapat, kombinasi pengetahuan tentang pola praktek transkultural dengan kemajuan teknologi dapat menyebabkan makin sempurnanya pelayanan keperawatan.

(15)

D. KEPERCAYAAN KUNO DAN PRAKTEK

PENGOBATAN

(16)

Sistem pengobatan tradisional merupakan sub unsur kebudayaan masyarakat sederhana, pengetahuan tradisional. Dalam masyarakat tradisional sistem pengobatan tradasional ini adalah pranata sosial yang harus dipelajari dengan cara yang sama seperti mempelajari pranata sosial umumnya dan bahwa praktek pengobatan asli (tradisional) adalah rasional dilihat dari sudut kepercayaan yang berlaku mengenai sebab akibat.

(17)

• Budaya Jawa

Menurut orang Jawa, sehat adalah keadaan yang seimbang dunia fisik dan batin.bahkan, semua itu berakar pada batin. Jika batin karep ragu nututi artinya berkehendak, raga atau badan akan mengikuti. Sehat dalam kontek raga berarti waras.

Untuk menentukan sebab-sebab suatu penyakit ada 2 konsep yaitu,

konsep personalistik dan konsep naluralistik. Dalam konsep personalistik, penyakit disebabkan oleh makhluk supernatural (makhluk ghaib,dewa), makhluk yang bukan manusia (hantu, roh leluhur, roh jahat) dan manusia (tukang sihir, tukang tenun). Penyakit ini disebut ora lumbrah atau ora sabaeine (tidak wajar / tidak biasa). Penyembuhannya adalah berdasarkan pengetahuan secara ghaib atau supernatural, misalnya melakukan upacara dan sesaji. Dilihat dari segi personalistik jenis penyakit ini terdiri dari

kesiku, kewalat. Penyembuhannya dapat melalui seorang dukun.

Beberapa hal yang berhubungan kesehatan (sehat-sakit) menurut budaya-budaya yang ada di indonesia diantaranya adalah :

(18)

• Budaya Sunda

Konsep sehat sakit tidak hanya mencakup aspek fisik saja, tetapi juga bersifat sosial budaya. Istilah lokal yang biasa dipakai oleh masyarakat jawa barat (orang sunda )adalah muriang untuk demam, nyerisirah sakit kepala.

(19)

Menurut orang sunda, orang sehat adalah mereka yang makan terasa enak walaupun dengan lauk seadanya, dapat tidur nyenyak dan tidak ada yang dikeluhkan, sedangkan sakit adalah apabila badan terasa sakit, panas atau

makan terasa pahit. Dalam bahasa sunda orang sehat disebut cageur, sedangkan orang sakit disebut gering.

Ada beberapa perbedaan antara sakit ringan dan sakit berat. Orang disebut sakit ringan apabila masih dapat berjalan kaki, masih dapat bekerja, masih dapat

makan dan minum dan dapat sembuh dengan minum obat atau obat tradisional yang dibeli diwarung. Orang disebut sakit berat, apabila badan terasa lemas, tidak dapat melakukan kegiatan sehari-hari, sulit tidur, harus berobat

kedokter/puskesmas, apabila menjalani rawat inap memerlukan biaya mahal.

Konsep sakit ringan dan sakit berat bertitik tolak pada keadaan fisik penderita melakukan kegiatan sehari-hari, dan sumber pengobatan yang digunakan.

Berikut contoh sakit dengan penyebab,pencegahan dan pengobatan sendiri.

Pengertian Sakit Sehat

(20)

E. TUJUAN MENGETAHUI BUDAYA DAN AGAMA PASIEN UNTUK TENAGA

KESEHATAN

(21)

Budaya yaitu latar belakang mempengaruhi kesehatan seseorang dalam semua dimensi, sehingga perawat harus mempertimbangkan latar belakang budaya klien ketika merencanakan perawatan. Meskipun kebutuhan dasar manusia adalah sama bagi semua orang, cara seseorang berusaha untuk memenuhi kebutuhan tersebut dipengaruhi oleh budaya. Untuk meningkatkan kesadaran cara di mana sistem iman mereka sendiri. Menyediakan sumber daya untuk pertemuan dengan penyakit, penderitaan dan kematian.Untuk mendorong pemahaman, penghormatan dan penghargaan atas individualitas dan keragaman keyakinan pasien, nilai-nilai, spiritualitas dan budaya tentang penyakit, artinya, penyebab, pengobatan, dan hasil.

(22)

Untuk memperkuat komitmen mereka untuk hubungan-obat berpusat yang menekankan mengurus orang yang menderita bukan hanya perhatian lebih pada patofisiologi penyakit, dan mengakui dokter sebagai komponen dinamis dari hubungan itu.

Untuk memudahkan dalam mengenali peran pendeta pendeta rumah sakit dan pasien sebagai mitra dalam tim perawatan kesehatan dalam memberikan perawatan bagi pasien. Untuk mendorong dalam mengembangkan dan mempertahankan program fisik, emosional dan spiritual terapi perawatan memperkenalkan diri dari Timur, seperti ayurveda dan pancha karmaLeininger (1991,2002 a) telah mendefinisikan keperawatan transkultural sebagai studi perbandingan budaya untuk memahami kesamaan (budaya universal) dan perbedaan (budaya-tertentu) di seluruh kelompok manusia.

(23)

F. BUDAYA KONGRUEN

KEPERAWATAN

(24)

Perawatan yang sesuai pola menghargai orang- orang hidup dan set-makna yang dihasilkan dari

masyarakat itu sendiri, bukan berdasarkan kriteria yang telah ditentukan. Menemukan nilai-

nilai budaya perawatan klien, makna, kepercayaan dan praktek-praktek yang berkaitan dengan asuhan keperawatan dan kesehatan membutuhkan perawat untuk mengasumsikan peran peserta didik budaya klien dan copartners dengan klien dan keluarga dalam mendefinisikan karakteristik perawatan bermakna dan bermanfaat. (Leininger, 2002).

.

(25)

Budaya kompeten adalah kemampuan praktisi untuk menjembatani kesenjangan budaya dalam merawat, bekerja dengan perbedaan budaya dan memungkinkan klien dan keluarga untuk mencapai dan mendukung kepedulian bermakna. Budaya kompeten memerlukan pengetahuan khusus, keterampilan, dan sikap dalam penyampaian perawatan kongruen budaya dan kesadaran.

(26)

G. PENYEBAB SAKIT DAN PENCEGAHAN BERHUBUNGAN DENGAN

MAKANAN

(27)

Beberapa faktor yang menyebabkan penyakit : sebuah ketidakseimbangan panas-dingin, misalnya, terutama disebabkan oleh diet yang tidak tepat. Makanan zat diklasifikasikan sebagai panas atau dingin dengan dan tanpa memandang suhu mereka yang sebenarnya.

Klasifikasi ini dapat bervariasi dari orang ke orang, tapi pada dasarnya, makanan tertentu yang dikenal sebagai panas, dan lain-lain yang dikenal sebagai dingin. Contoh makanan dingin, madu, alpukat, pisang, dan kacang lima. Contoh makanan panas-adalah coklat, kopi, makan com, bawang putih, ginjal kacang, bawang, dan kacang polong. Penyakit dapat terjadi jika makanan ini dimakan di kombinasi yang tidak tepat.

(28)

H. TRADISIONAL TENTANG KESEHATAN

MENTAL

(29)

Dalam sistem kepercayaan tradisional, penyakit mental disebabkan oleh kurangnya keselarasan emosi atau, kadang-kadang, oleh roh-roh jahat. kesehatan mental terjadi ketika fungsi psikologis dan fisiologis yang terintegrasi. Beberapa masyarakat Amerika & Asia tua berbagi kepercayaan Buddha bahwa masalah dalam kehidupan ini yang paling mungkin terkait dengan pelanggaran yang dilakukan dalam kehidupan masa lalu.

Selain itu kehidupan sebelumnya kita dan kehidupan masa depan kita adalah menjadi bagian dari siklus kehidupan.

(30)

I. PERAN PERAWAT

(31)

Perawat harus dimulai penilaian dengan mencoba untuk menentukan warisan budaya klien dan kemampuan bahasa.

Klien harus diminta jika ada keyakinan kesehatannya berhubungan dengan penyebab penyakit atau masalah.

Perawat harus mengevaluasi sikap mereka terhadap asuhan keperawatan etnis. Beberapa perawat mungkin percaya bahwa mereka harus memperlakukan semua klien yang sama dan hanya bertindak secara alami, namun sikap ini gagal untuk mengakui bahwa perbedaan budaya memang ada dan bahwa tidak ada satu "alam" perilaku manusia. Perawat tidak dapat bertindak sama dengan semua klien dan masih berharap untuk memberikan efektif, individual, perawatan holistik.

(32)

THANK YOU!

Referensi

Dokumen terkait

Evaluasi asuhan keperawatan transkultural dilakukan terhadap keberhasilan klien tentang mempertahankan budaya yang sesuai dengan kesehatan, mengurangi budaya klien yang tidak

masalah keperawatan defisit perawatan diri tekhusus pada klien gangguan. jiwa, waktu asuhan keperawatan akan lebih efektif jika 2

Sutanto (2009) mahasiswa UMY melakukan penelitian dengan judul “Persepsi Perawat tentang Pelaksanaan Asuhan Keperawatan dalam Pemenuhan Kebutuhan Spiritual pada

Diharapkan perawat dapat mempertahankan asuhan keperawatan kebutuhan dasar nutrisi pada pasien hipertensi dengan ASKEP yang berkualitas dan memberikan perawatan pada klien

Pengetahuan dan sikap perawat dalam memenuhi kebutuhan psikologis dan spiritual klien terminal penting dikuasai oleh perawat dalam memberikan asuhan keperawatan.

Hasil asuhan keperawatan ini dapat digunakan untuk membantu klien lansia mengatasi masalah defisit perawatan diri, sehingga klien lansia dapat melakukan perawatan

Perawat memerlukan standar dokumentasi sebagai petunjuk arah teknik pencatatan yang benar karena kebutuhan klien dalam pemberian asuhan keperawatan oleh perawat

11 Upaya pemberian pelayanan kesehatan yang dialakukan oleh tenaga profesi perawat dalam bentuk pemberian asuhan keperawatan disesuaiakan dengan kebutuhan klien atau pasien