• Tidak ada hasil yang ditemukan

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN “NY.F” DENGAN PNEUMONIA DEXTRA DI RUANG INTENSIVE CARE UNIT TK.II PELAMONIA MAKASSAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN “NY.F” DENGAN PNEUMONIA DEXTRA DI RUANG INTENSIVE CARE UNIT TK.II PELAMONIA MAKASSAR"

Copied!
133
0
0

Teks penuh

Tujuan penyusunan Karya Ilmiah Akhir ini adalah sebagai salah satu syarat penyelesaian mata kuliah profesi Keperawatan di STIK Stella Maris Makassar. Elmiana Bongga Linggi, Ms., M.Kes., selaku Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan STIK Stella Maris Makassar dan penguji Tugas Akhir Tesis I. Seluruh rekan mahasiswa STIK Stella Maris Makassar yang selalu setia memberikan dukungan dan kerjasama selama persiapan ini Karya Ilmiah Akhir.

Latar Belakang

Merumuskan diagnosa keperawatan pada pasien pneumonia di unit perawatan intensif RS Pelamonia TK.II Makassar. Melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien pneumonia di ruang ICU RS Pelamonia TK.II Makassar. Melakukan evaluasi keperawatan pada pasien pneumonia di unit perawatan intensif RS Pelamonia TK.II Makassar.

Manfaat Penulisan

Metode Penulisan

Sistematika Penulisan

Konsep Dasar Medis 1. Pengertian

Anatomi dan Fisiologi

Paru-paru kanan terdiri dari tiga bagian (lobes), sedangkan paru-paru kiri terdiri dari dua bagian (lobes). 5) Dada, diafragma, dan pleura. Ventilasi adalah proses dimana udara masuk dan keluar dari paru-paru dan karbon dioksida dilepaskan dari alveoli ke udara luar. Proses pengangkutan gas dalam darah diangkut dari paru-paru ke jaringan dalam bentuk oksigen, dan karbon dioksida harus diangkut kembali dari jaringan ke paru-paru.

Etiologi

Tekanan parsial oksigen (PaO2) di alveoli lebih tinggi dibandingkan tekanan parsial oksigen (PaO2) di dalam darah. Beberapa faktor yang mempengaruhi pertukaran gas dari paru ke jaringan, yaitu: curah jantung, jumlah eritrosit, olahraga, dan hematokrit yang akan meningkatkan viskositas dan mengakibatkan penurunan transportasi oksigen. Oksigen dan karbon dioksida beredar melalui sistem pernafasan dan mencapai sel melalui aliran darah, akan terjadi respirasi internal yaitu proses pertukaran karbon dioksida dengan oksigen pada tingkat sel.

Patofisiologi

Selain itu, berkurangnya volume fungsional paru akibat proses inflamasi akan mengganggu proses difusi dan menyebabkan gangguan pertukaran gas yang dapat mengakibatkan hipoksia bahkan gagal napas (Mandan, 2019). Di dalam . Pada tahap ini, endapan fibrin terakumulasi di seluruh area yang rusak dan terjadi fagositosis puing-puing seluler. Pada tahap ini eritrosit di alveoli mulai diserap kembali, lobus masih padat karena mengandung fibrin dan leukosit, warna merah menjadi abu-abu pucat. d) Fase resolusi IV (7-15 hari), eksudat mengalami bois dan diserap kembali oleh makrofag sehingga jaringan kembali ke struktur semula.

Manifestasi Klinis

Kuman pneumococcus difagositosis oleh le, dan semasa pemulihan makrofaj tumbuk berada dalam peringkat hepatisasi kelabu dan kelihatan berwarna kelabu kekuningan.

Tes Diagnostik

Penatalaksanaan Medik

Komplikasi

Pemeriksaan fisik klien pneumonia merupakan pemeriksaan terfokus, secara berurutan pemeriksaan ini terdiri dari inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi. a) Inspeksi. Klien dengan pneumonia tanpa komplikasi biasanya mempunyai suara resonansi atau nyaring di seluruh lapang paru. Pada pasien pneumonia, terdengar suara napas melemah dan suara ronki tambahan di sisi yang terkena.

Diagnosa Keperawatan

Perencanaan keperawatan

Pemberian obat secara bersamaan sebelum makan, bila perlu R : Mengatasi atau menghilangkan rasa mual, muntah, atau kambuh.

Discharge Planning

Bila terhirup masuk ke saluran pernafasan bagian atas, berkoloni dan menyebabkan peradangan dan peradangan pada saluran pernafasan bagian atas (ISPA). TG : Nyeri, penyempitan saluran nafas SDKI : Nyeri akut SLKI : Tingkat nyeri SIKI : penatalaksanaan nyeri B5 (Usus). TG : nadi tidak teratur, TD meningkat dan JVP meningkat SDKI : Penurunan curah jantung SLKI : curah jantung.

93%, dan segera diberikan oksigen kanula hidung 5 lpm, dipasang infus dan diberikan parasetamol intravena, pasien juga mengatakan asmanya kambuh lagi jika terlalu lama beraktivitas, setelah itu pasien dipindahkan ke ruang Aster untuk perawatan rawat inap, kondisi pasien semakin parah pada tanggal 29 April 2023. Pada saat pengkajian tanggal 29 April 2023, pasien mengatakan mengalami sesak nafas, mual, lemas, dan nyeri dada sebelah kanan saat pasien batuk, Pasien mengatakan sudah 4 hari tidak buang air besar. Pada pemeriksaan pasien tampak sesak napas, pasien tampak lemas di tempat tidur, pasien tampak meringis saat batuk, sebagian aktivitas pasien tampak didukung oleh keluarga dan perawat, pasien tampak mendapat cairan 10 liter. /menit oksigen NRM dan dipasang pompa infus dengan cairan dekstrosa 0,5% 500 ml. Di tangan kiri selama 24 jam, tampak ada kateter yang terpasang.

Dari data diatas penulis mengangkat tiga diagnosa keperawatan yaitu : bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan tertahannya sekret, penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan irama jantung, resiko defisiensi nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan penyerapan nutrisi. B-1: - Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan spasme saluran napas yang ditandai dengan kelebihan sputum, batuk tidak efektif, dan bunyi ronki (D.0149). B-2: Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan irama jantung yang ditandai dengan palpitasi, takikardia, dan gambaran EKG aritmia sinus.

Tindakan Keperawatan yang Dilakukan (berdasarkan diagnosis) a.. Hasil : Pasien tampak terpasang O2 NRM 10 liter/menit 2) Pemberian terapi oksigen inhalasi.

Tabel 3.1 Pengkajian Primer (B1-B6)
Tabel 3.1 Pengkajian Primer (B1-B6)

PENGKAJIAN POLA KESEHATAN

Pasien mengatakan, sebelum sakit, nafsu makannya baik, makan 3 kali sehari, dengan nasi, ikan, dan lauk pauk. Pasien mengatakan pasien buang air besar tanpa kendala sebanyak 3 kali dalam seminggu dengan konsistensi lunak, berwarna coklat kekuningan atau tidak. Pasien mengatakan pasien mengalami BAK 5-6 kali atau 1500 cc per hari, berwarna kuning bening dan berbau amonia.

Pasien mengatakan bahwa sebelum sakit, ia sering melakukan aktivitas di rumah, seperti membersihkan rumah, memasak dan mengajar di sekolah, serta merawat keponakannya. Kata pasien, sejak sakit, badan pasien lemas, sabar. hanya dapat melakukan mobilisasi di tempat tidur dan aktivitasnya selalu didampingi oleh keluarga dan perawat. Pasien mengatakan badan pasien lemas dan terasa lelah, pasien bergerak di tempat tidur, dan aktivitasnya selalu didampingi oleh keluarga dan perawat.

Nyeri Sendi: Tidak Ada Patah Tulang: Tidak Ada Kelumpuhan: Tidak Ada Kelumpuhan: Tidak Ada - Uji kekuatan otot. Pasien mengatakan bahwa pasien dapat melihat dengan baik dan pasien tidak menggunakan alat bantu penglihatan atau pendengaran. Pasien mengatakan bahwa sejak sakit ia tidak dapat beraktivitas seperti biasanya karena penyakit yang dideritanya.

Pasien mengatakan dirinya beragama Islam dan selalu ke mesjid untuk beribadah/sholat, keponakan pasien juga mengatakan pasien rajin sholat 5 waktu.

PEMERIKSAAN PENUNJANG A. Pemeriksaan Darah Rutin

  • Dexametasone
  • Aminofhilin
  • Ceftriaxone
  • Combivent

Pasien tampak tidak selesai makan -Mendengar bising usus 4x/menit -Rongga mulut tampak kotor -Lidah tampak kotor. Bersihan jalan napas yang tidak efektif berhubungan dengan tertahannya sekret yang ditandai dengan sputum berlebihan, batuk tidak efektif, dan bunyi mengi tambahan (D.0001). Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan irama jantung yang ditandai dengan peningkatan tekanan darah, takikardia, peningkatan gambaran JVP dan EKG (D.0008).

Resiko terjadinya defisiensi gizi berhubungan dengan ketidakmampuan penyerapan zat gizi yang dibuktikan dengan nafsu makan menurun, bising usus 4x/menit (D.0032). 1 Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan retensi sekret yang ditandai dengan sputum berlebihan, batuk tidak efektif, dan tambahan bunyi napas ronki (D.0001). Tampaknya pasien diberikan makanan yang tinggi kalori dan protein seperti telur, ikan, ayam, dan nasi.

Tabel 3.3 Analisa Data
Tabel 3.3 Analisa Data

Pembahasan Asuhan Keperawatan

Berdasarkan kasus tersebut, faktor serta tanda dan gejala yang menyebabkan payudara Nyonya. Berdasarkan Abdjul & Herlina, (2020) terdapat beberapa tanda dan gejala serta faktor risiko yang menyebabkan terjadinya pneumonia antara lain: demam disertai menggigil, batuk disertai dahak, sesak napas, nyeri dada, kehilangan nafsu makan, mual, muntah. , pemeriksaan fisik, pemeriksaan dada. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tanda dan gejala yang dialami pasien sama dengan tanda dan gejala berdasarkan teori.

Dari hasil penelitian tersebut penulis menyimpulkan bahwa semua gejala yang disebutkan peneliti di atas dirasakan oleh pasien Ny. F penderita pneumonia kanan di ruang ICU/ICCU RS Pelamonia TK.II Makassar. Diagnosa ini penulis angkat karena tanda dan gejala pasien tampak seperti sesak nafas, pernafasan 30x/menit, SPO2 : 88% mendengar tambahan suara nafas Rochi, teraba vocal fremitus di dada kanan lebih lemah dibandingkan di dada kiri dan pasien tampak kesulitan dalam mengeluarkan dahak. Penulis mengangkat diagnosis ini karena ditemukan tanda dan gejala yang bermakna yaitu takikardia, aritmia EKG, tekanan darah meningkat, CRT < 3 detik, JVP meningkat 5+3 cmH2O.

Penulis menegakkan diagnosa ini karena adanya tanda dan gejala pasien kurang makan, otot menelan terganggu, rongga mulut kotor, gigi goyang, lidah kotor dan bising usus 4x/menit. Dalam diagnosis ini, penulis menyoroti 9 intervensi, yaitu: mengidentifikasi tanda dan gejala penurunan curah jantung (termasuk dispnea, kelelahan, edema, ortopnea, peningkatan CVP), pemantauan tekanan darah, pemantauan saturasi oksigen, pemantauan EKG, fasilitasi pasien dan keluarga untuk menyesuaikannya. pola hidup sehat, berikan terapi relaksasi untuk mengurangi stres, berikan oksigen untuk menjaga saturasi oksigen > 94%, anjurkan aktivitas fisik sesuai toleransi, dan anjurkan aktivitas fisik bertahap. Evaluasi keperawatan yang diperoleh dari hasil pelaksanaan yang dilakukan pada tanggal 29 April 2023 sampai dengan tanggal 01 Mei 2023 pada pasien Ny. F merupakan tahapan untuk menilai apakah tujuan yang diharapkan telah tercapai atau belum.

Pembersihan jalan napas yang tidak efisien terkait dengan retensi sekresi sebagian teratasi pada hari ketiga pengobatan.

Pembahasan Penerapan EBN

Karena sepertinya pasien masih merasa sedikit sesak nafas dan terlihat dalam posisi semi Fowler dan pasien sesekali mengeluarkan dahaknya. Posisi setengah burung adalah posisi setengah duduk dimana kepala tempat tidur ditinggikan atau ditinggikan 30°-45°. Hal ini merupakan indikasi untuk dilakukan intervensi keperawatan kritis dengan memberikan posisi semi Fowler untuk membantu mengurangi dispnea pasien.

Tindakan ini dilakukan dengan memberikan posisi semi fowler (posisi semi duduk 45°) yang bertujuan untuk mengurangi dispnea pada pasien dan dapat meningkatkan saturasi oksigen pada pasien. Judul : Pengaruh pemberian posisi setengah burung terhadap perubahan frekuensi pernafasan pada penderita pneumonia (Muhsinin, Z & Kusumawardani, 2019).. a) P (populasi). Penelitian ini dilakukan di RSUD K.R.M. T Wongsonnegoro Semarang, untuk pasien PPOK yang menjalani terapi nebulizer dengan posisi Fowler dan semi Fowler.

Dari hasil penelitian tersebut dapat dikatakan bahwa posisi Fowler dan semi Fowler dapat membantu pasien PPOK dalam menjalani terapi nebulizer. Peneliti menemukan adanya perbedaan skala pernapasan dangkal sebelum dan sesudah diberikan posisi semi-Fowler pada pasien PPOK yang menjalani terapi nebulizer. Judul : Efektivitas Posisi Semi Bird Dalam Menurunkan Sesak Nafas Pada Pasien Asma Bronkial Di RSUD Kota Kendari (Saranani, 2018).

Penelitian ini dilakukan terhadap 17 responden untuk mengetahui efektivitas posisi half-Fowler pada pasien asma dalam menurunkan bunyi mengi.

Simpulan

Saran

Asesmen Keperawatan : Dari hasil asesmen yang dilakukan pada pasien terlihat bahwa relaksasi saluran nafas yang tidak efektif telah teratasi sebagian, intervensi masih dilanjutkan di ruang perawatan untuk penanganan lebih lanjut. Penulis berharap kepada profesi keperawatan mampu meningkatkan dan memahami asuhan keperawatan pada pasien pneumonia serta mampu menerapkannya dalam praktik asuhan keperawatan khususnya keperawatan perawatan intensif. Hubungan antara kondisi lingkungan rumah dengan kejadian pneumonia pada balita di perkotaan (studi tempat kerja Puskesmas Gas).

Posisi Fowler dan Semi-Fowler untuk menurunkan tingkat sesak nafas (sesak nafas) saat menjalani terapi nebulizer. ANTIBIOTIK PADA PASIEN Pneumonia DI ERA PANDEMI COVID-19, bakteri sama dengan infeksi pada umumnya, yaitu dengan pemberian antibiotik yang dimulai secara empiris dengan antibiotik spektrum luas menunggu hasil kultur. PENGARUH PENERAPAN PANDANGAN SEMI FOWLER PADA Program Studi D3 Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Nahdlatul Wathan Mataram, email : zuraidamuhsinin@gmail.com Jl.

Analisis Efektivitas Biaya Pemberian Antibiotik Cefotaxime dan Gentamisin pada Penderita Pneumonia Balita di RSUD Kabupaten Bombana Provinsi Sulawesi Tenggara. Pengaruh Discharge Planning Terhadap Kesiapan Keluarga Pada Perawat Di Rumah Pasien Anak Dengan Diagnosa Pneumonia Di RSD dr. Asuhan keperawatan pemenuhan kebutuhan oksigen pada pasien pneumonia di Bangsal Flamboyan 7 Dr. RSUD Moewardi Surakarta.

Gambar

Tabel 3.1 Pengkajian Primer (B1-B6)
Tabel 3.2 Pemeriksaan Laboratorium
Tabel 3.3 Analisa Data
Tabel 3.6 Implementasi Keperawatan
+2

Referensi

Dokumen terkait

v KATA PENGANTAR Penulis mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmat dan karunia beliau penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah akhir ners dengan

Hasil studi menunjukkan bahwa pengelolaan asuhan keperawatan pada pasien Asma Bronkial dalam pemenuhan kebutuhan oksigenasi dengan masalah keperawatan bersihan jalan napas tidak efektif