• Tidak ada hasil yang ditemukan

5. Evaluasi Keperawatan

Evaluasi keperawatan yang diperoleh dari hasil implementasi yang dilakukan pada tanggal 29 April 2023 sampai 01 Mei 2023 pada pasien Ny.F merupakan tahap untuk menilai tujuan yang diharapkan tercapai atau tidak. Dalam tahap evaluasi ini dilakukan 3x8 jam:

a. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan sekret yang tertahan sampai pada perawatan hari ketiga teratasi sebagian. Karena tampak pasien masih merasa sesak sedikit, dan tampak diberikan posisi semi-fowler serta pasien mengeluarkan sptumnya sesekali.

b. Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan irama jantung. Sampai pada perawatan hari ketiga mulai teratasi ditandai dengan tekanan darah pasien dalam batas normal, dan juga frekuensi nadi pasien sudah mulai membaik dengan nilai

>99x/menit.

c. Resiko defisit nutrisi berhubungan dengan infeksi. Sampai pada perawatan hari ketiga teratasi sebagian ditandai tampak pasien menghabiskan sedikit dari porsi makanannya, tampak nafsu makan pasien mulai membaik, dan terdengar bising usus 10x/menit.

a. Pengertian Tindakan

Posisi semi fowler adalah posisi setengah duduk dimana bagian kepala tempat tidur lebih ditinggikan atau di naikkan dengan 30°- 45°. Pemberian posisi semi fowler dapat mempertahankan kenyamanan dan untuk memfasilitasi fungsi pernapasan dimana pemberian posisi semi fowler ini dapat mengurangi sesak napas karena meningkatkan dorongan pada diafragma sehingga dapat meningkatkan ekspansi dada dan ventilasi paru.

b. Tujuan/ rasional EBN:

Dapat membantu mengatasi masalah kesulitan pernapasan dan menurunkan konsumsi oksigen yang dapat mempertahankan kenyamanan.

c. PICOT EBN 1) PICOT Pasien

a) P (Population)

Dalam penulisan karya ilmiah ini ditemukan 1 pasien dengan diagnosa medis pneumonia dextra. Kriteria pasien kelolaan adalah pasien merasa sesak napas dengan GCS M6V5E4 = 15 (Compos mentis), hasil pengukuran tanda- tanda vital: Tekanan darah 131/93 mmHg, Nadi:

107x/menit, Pernapasan: 30x/menit, SPO2: 88%. Pada pengkajian auskultasi terdengar bunyi suara napas tambahan ronchi pada lapang paru kanan dan menggunakan otot bantu napas yaitu otot dada. Hal ini yang merupakan indikasi dilakukannya intervensi keperawatan kritis dengan melakukan tindakan pemberian posisi semi fowler untuk membantu mengurangi sesak pada pasien.

b) I (Interventio)

Tindakan ini dilakukan dengan cara memberikan posisi semi fowler (posisi semi duduk 45°) digunakan untuk

mengurangi dyspnea pada pasien serta dapat meningkatkan saturasi oksigen pada pasien.

c) C (Comparison)

Tidak ada intervensi pembanding dalam penulisan ini d) O (Outcome)

Didapatkan hasil bahwa sebelum dilakukan tindakan pemberian posisi semi fowler, saturasi oksigen pasien berada di 88% tetapi setelah dilakukan tindakan pemberian semi fowler meningkat 98%, tampak pasien merasa nyaman dengan posisi setengah duduk dan tampak sesak menurun.

e) T (Times)

Intervensi dilakukan pada tanggal 29 April 2023

2) PICOT Berdasarkan Penelitian

Judul: Pengaruh Pemberian Posisi Semi Fowler Terhadap Perubahan Respiratory Rate Pada Pasien Dengan Pneumonia (Muhsinin, Z & Kusumawardani, 2019).

a) P (Population)

populasi dalam penelitian ini adalah suatu pasien yang mengalami pneumonia diruangan Ira III B RSUD Kota Mataram, angka kejadian pneumonia di ruang an rawat inap RSUD Kota Mataram pada bulan Januari sampai dengan Februari 2018 berjumlah 120 orang, dimana jumlah sampel yang diambil peneliti adalah 9 responden.

b) I (Intervention)

Dalam penelitian ini intervensi yang dilakukan adalah memberikan posisi semi fowler, kepala dan dada dinaikkan dengan derajat kemiringan 30°-45°. Karena paru-paru mempunyai peran penting untuk menyalurkan udarah keseluruh tubuh, apabila sampai mengalami gangguan

maka akan mengakibatkan sesak napas sehingga ekspansi paru-paru tidak bisa maksimal. Dengan demikian untuk membantu mengurangi sesak napas dilakukan tindakan pemberian posisi semi fowler adalah posisi setengah duduk atau duduk, dimana bagian kepala tempat tidur lebih tinggi atau dinaikkan, bertujuan memaksimalkan ekspansi paru, dengan derajat 30°-45° yaitu dengan menggunakan gaya gravitasi membantu mengembangkan dada dan mengurangi tekanan dari abdomen pada diafragma.

c) C (Comparison)

Menurut Rafi safitri (2011) bahwa posisi semi fowler dimana posisi kepala 45° membuat oksigen didalam paru-paru semakin meningkat sehingga memperingan kesukaran dalam bernapas. Hal ini didukung dalam jurnal pembanding Singal, dkk (2013) yang berjudul “A tudy on the Effect positionin COPD Paitient to improve breathing patten”

ditemukan bahwa 64% pasien lebih baik dalam posisi 30- 54°, 24% pada posisi 60°, dengan penelitian (Aini, 2017) yang berjudul pengaruh pemberian posisi semi fowler terhadap respiratory rate pada pasien tuberkulosis paru didapatkan kesimpulan bahwa pemberian posisi semi fowler dapat efektif mengurangi sesak pada pasien tuberculosis paru.

d) O (Outcomes)

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan diruang rawat inap III B RSUD Kota Mataram menunjukan bahwa 9 responden respiratory ratenya >24x/menit sebelum diberikan penerapan posisi semi fowler dan setelah dilakukan penerapan posisi semi fowler ada 4 responden yang respiratory rate 16-24x/menit. Sehingga dapat di simpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara

pemberian posisi semi fowler dengan respiratory rate pada pasien pneumonia di RSUD Kota Maritim.

e) T (Times)

Penelitian dilakukan pada 22 November 2018. Jurnal ini diterbitkan pada 4 Februari 2019.

Judul: Position of Fowler and Semi-Fowler to Reduce of Shortness of Breath (Dyspnea) Level While Undergoing Nebulizer Therapy (Chanif & Prastika, 2019).

a) P (Population)

Penelitian ini dilakukan di RSUD K.R.M. T Wongsonnegoro Semarang, terhadap para pasien COPD yang sedang menjalani terapi nebulizer dengan menggunakan posisi fowler dan semi fowler. Dalam penelitian ini terdapat 32 pasien yang diteliti dengan kategori usia 45-59 tahun. Dari hasil penelitian tersebut dapat dikatakan bahwa posisi fowler dan semi fowler dapat membantu pasien COPD yang sedang menjalani terapi nebulizer.

b) I (Interventio)

Penelitian ini dilakukan dengan membentuk dua kelompok eksperiment, yaitu sebelum percobaan dan setelah percobaan, dengan menggunakan intervensi posisi fowler dan semi fowler terhadap pasien COPD yang sedang menjalani terapi nebulizer, yang juga mengalami pernapasan pendek. Pemberian posisi fowler dan semi fowler pada pasien tersebut memberikan perubahan signifikan yang mana kedua posisi memberikan dampak positif bagi pasien untuk lebih mudah bernapas.

c) C (Comparison)

Penelitian ini tidak menampilkan jurnal pembanding sebagai acuan, melainkan terdapat beberapa sumber seperti buku,

buku online, artikel, dan sumber lainny. Dalam hal ini sumber-sumber tersebut sangat membantu peneliti untuk mengembangkan penelitian ini menjadi mudah dimengerti, dipahami, dan lebih signifikan.

d) O (Outcome)

Peneliti menemukan adanya perbedaan dalam skala pernapasan pendek sebelum dan sesudah diberikan posisi semi fowler pada pasien COPD yang sedang menjalani terapi nebulizer. Hasil yang signifikan dari pemberian posisi semi fowler pada pasien COPD yang sedang menjalani terapi nebulizer membentuk suatu penemuan yang baru dan baik di dunia kesehatan, dimana posisi semi fowler dapat membantu mengurangi pernapasan pendek pada pasien COPD yang sedang menjalani terapi nebulizer.

e) T (Time)

Penelitian ini dilakukan pada tahun 2018 di RSUD K.R.M. T Wongsonegoro Semarang-Indonesia.

Judul: Efektifitas Posisi Semi Fowler Terhadap Penurunan Sesak Nafas Pada Pasien Asma Bronchiale Di RSUD Kota Kendari (Saranani, 2018).

a) P (Population)

Penelitian ini dilakukan pada 17 responden untuk mengetahui keefektifan posisi semi fowler pada pasien asma dalam menurunkan sesak napas.

b) I (Intervention)

Dalam penelitian dilakukan dengan cara membandingkan keefektifan posisi semi fowler dimana kepala dan tubuh dinaikan ke 450 pada pasien asma peneliti mengelompokkan pasien ke dalam 2 kelompok pre test dan

post test setelah dilakukan pemberian posisi semi fowler untuk menurunkan sesak napas pada pasien.

c) C (Comparison)

Tidak ada intervensi pembanding yang digunakan d) O (Outcome)

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemberian posisi semi fowler berpengaruh dalam menurunkan sesak napas pada pasien asma bronchial, hal ini dapat diketahui sebelum dan sesudah pemberian posisi semi fowler terdapat peningkatan frekuensi pernapasan pada pasien sesak napas berat ke sesak napas ringan.

e) T (Time)

Jurnal ini di terbitkan pada Desember 2018

109 BAB V KESIMPULAN

Dokumen terkait