A. Konsep Dasar Medis 1. Pengertian
III. PEMERIKSAAN PENUNJANG A. Pemeriksaan Darah Rutin
Tabel 3.2 Pemeriksaan Laboratorium
PEMERIKSAAN HASIL NILAI
RUJUKAN
SATUAN KETERANGAN HEMATOLOGI
WBC 18.02* 4.4 - 11.3 10^3/uL
RBC 4.54 3.8 - 5.2 10^6/uL
HGB 12.6 11.7 - 15.5 g/dL
HCT 37.0 35.0 - 47.0 %
MCV 83.3* 84.0 - 96.0 fL
MCH 27.8 26.5 - 35.5 pg
MCHC 34.1 32.0 - 36.0 g/dl
PLT 443 150 – 450 10^3/uL
RDW-SD 36.1* 37.0 - 54.0 %
RDW-CV 12.2 11.0 - 16.5 %
PDW 10.3* 11.5 - 14.5 fL
MPV 8.8 9.0 13.0 fL
P-LCR 13.9 13.0 - 43.0 %
PCT 0.39 0.17 - 0.35 %
NRBC# 14.3 0.00 - 24.00 10^3/uL
NEUT# 6.87* 1.5 - 7.0 10^3/uL
LYMPH# 2.24 1 - 3.7 10^3/uL
MONO# 1.43* 0.00 - 0.70 10^3/uL
EO# 0.42 0.00 - 0.40 10^3/uL
BASO# 0.05 0.00 - 0.10 10^3/uL
IG# 0.06 0 – 7 10^3/uL
NRBC% 0.00 0.00 - 24.00 %
NEUT% 81.2* 50.0 - 70.0 %
LYMPH% 10.3* 25.0 - 40.0 %
MONO% 6.40 2 - 8 %
EO% 4.1 0 - 0.4 %
BASO% 0.5 0.0 - 1.0 %
IG% 0.6* 0.0 - 0.5 %
LED 69* 0 – 20 mm
B. Pemeriksaan Foto Thorax Kesan: Pneumonia Dextra
IV Terapi
1. Ceftriaxone 1 gr/12 jam/IV 2. Omeprazole 40 mg/12 jam/IV 3. Dexamethason 10 mg/ 12 jam /IV 4. Aminophylline 2 amp/ 12 jam/ IV
5. Pulmicord + combiven nebulizer/ 8 jam dan N-Ace 5 gr
ANALISA DATA Nama / Umur : Ny.”F” / 47 tahun
Ruang / Kamar : ICU
No DATA ETIOLOGI MASALAH
1. DS:
- DO:
- Tampak pasien sesak - Hasil TTV
R : 30 x/menit HR :107 x/menit SPO2: 88%
- Teraba vocal fremitus dada kanan lebih lemah dari pada dada sebelah kiri.
- Pemeriksaan perkusi terdengar suara pekak.
- Terdengar suara nafas tambahan ronchi.
- Tampak pasien kesulitan untuk mengeluarkan sputum.
- Hasil foto thorax Pneumonia dextra
Sekret yang tertahan
Bersihan jalan napas tidak
efektif
2. DS:
- DO:
- Teraba nadi ireguler Observasi TTV TD: 131/93 mmHg N : 103 x/menit P : 30 x/menit SPO2: 88%
Perubahan irama jantung
Penurunan curah jantung
- Gambar EKG hasil sinus aritmia
- JVP: 5+3 cmH2O - Ictus cordis 5 x/menit 3. DS:
- pasien mengatakan tidak nafsu makan
DO:
- Tampak pasien tidak menghabiskan makanannya - Terdengarbising usus 4x/menit - Tampak rongga mulut kotor - Tampak lidah kotor
Ketidakmampuan mengabsorbsi
nutrien
Risiko defisit nutrisi
Tabel 3.3 Analisa Data
DIAGNOSIS KEPERAWATAN
NO DIAGNOSIS
1. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan sekret yang tertahan ditandai dengan sputum berlebih, btauk tidak efektif, dan suara nafas tambahan ronchi (D.0001)
2. Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan irama jantung ditandai dengan peningkatan tekanan darah, takikardi, peningkatan JVP dan gambaran EKG (D.0008)
3. Resiko defisit nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan mengabsorbsi nutrient dibuktikan dengan nafsu makan menurun, terdengar bising usus 4x/menit (D.0032)
Tabel 3.4 Diagnosis Keperawatan
INTERVENSI KEPERAWATAN
No SDKI SLKI SIKI
1 Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan sekret yang tertahan ditandai dengan sputum berlebih, btauk tidak efektif, dan suara nafas tambahan ronchi (D.0001)
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam di harapkan bersihan jalan napas meningkat dengan kriteria hasil (L.0001):
1. Batuk efektif cukup membaik 2. Produksi
sputum menurun 3. Dispnea
menurun
4. Suara napas tambahan
ronchi menurun 5. Frekuensi
napas membaik
Manajemen Jalan Napas (I.01011)
Obsevasi
1. Monitor pola napas
2. Monitor bunyi napas
tambahan 3. Monitor sputum Teraupetik
1. Posisikan semi fowler atau fowler
2. Berikan air hangat
3. Berikan
oksigen, bila perlu
Edukasi
Anjurkan asupan cairan 2000 ml/hari, jika tidak kontraindikasi Kolaborasi Pemberian bronkodilator,
ekspektoran, mukoliti, jika perlu
2 Penurunan curah jantung
berhubungan dengan perubahan irama jantung ditandai dengan peningkatan
tekanan darah, takikardi,
peningkatan JVP dan gambaran EKG (D.0008)
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam di harapkan curah jantung meningkat dengan kriteria hasil (L.02008):
1. Palpitasi cukup menurun
2. Takikardia cukup menurun 3. Gambaran EKG
aritmia cukup menurun
Perawatan Jantung (I.02075)
Observasi
1. Identifikasi tanda/gejala primer penurunan curah jantung 2. Monitor
tekanan darah 3. Monitor
saturasi oksigen
4. Monitor aritmia Terapeutik
1. Posisikan pasien semi- fowler atau fowler dengan kaki ke bawah atau posisi nyaman
2. Fasilitasi
pasien dan keluarga untuk modifikasi gaya hidup sehat 3. Berikan terapi
relaksasi untuk mengurangi stress,jika perlu
4. Berikan
oksigen untuk mempertahank an saturasi oksigen >94%
Edukasi
1. Anjurkan
beraktivitas fisik sesuai toleransi 2. Anjurkan
beraktivitas fisik secara
bertahap Kolaborasi
Kolaborasi pemberian antiarimia, jika perlu 3 Resiko defisit
nutrisi
berhubungan dengan
ketidakmampuan mengabsorbsi nutrient ditandai dengan nafsu makan menurun, terdengar bising usus 4x/menit (D.0032)
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam di harapkan status nutrisi membaik dengan kriteria hasil: (L03030)
1. Porsi makanan yang dihabiskan cukup membaik 2. Kekuatan otot menelan cukup membaik
3. Frekuensi
makan cukup membaik
Manajemen nutrisi (I.03119)
Observasi
1. Identifikasi status nutrisi 2. Identifikasi
makanan yang disukai
3. Monitor asupan makanan
Terapeutik
1. Lakukan oral hygiene
sebelum
makan, jika
4. Nafsu makan cukup membaik 5. Bising usus
cukup membaik
perlu 2. Berikan
makanan tinggi serat untuk mencegah konstipasi 3. Berikan
makanan tinggi kalori dan tinggi protein
Edukasi
Anjurkan posisi duduk, jika perlu
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan, jika perlu Tabel 3.5 Intervensi Keperawatan
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN Nama/ Umur : Ny. F/ 47 Tahun
Ruangan/ Kamar : ICU
Tanggal DP Waktu Pelaksanaan Keperawatan Perawat 29/04/2023
Shift malam 1
1
1
1
2
22:15
22:18
22:21
22:26
22:30
Memonitor pola napas Hasil:
Tampak pasien sesak TTV:
SPO2: 88%
P : 30 x/menit
Memberikan oksigen Hasil:
Tampak diberikan pasien oksigen NRM 10 lpm
Memonitor bunyi napas tambahan Hasil:
Terdengar bunyi napas tambahan (ronchi)
Memberikan posisi semi fowler Hasil:
Tampak pasien nyaman dengan posisi yang diberikan
Mengidentifikasi tanda/gejala primer penurunan curah jantung
Hasil:
TTV
Desti
Desti
Desti
Desti
Desti
2
1
1
2
2
1
23:00
00:15
00:45
00:50
01:10
03:00
TD: 130/90 mmHg N:109x/menit P: 25x/menit S: 36,5°C
Memonitor tekanan darah Hasil:
TD:121/95 mmHg N : 102x/menit S : 36,2°C
Memonitor sputum Hasil:
Tampak warna sputum kuning kehijauan
Memberikan air hangat Hasil:
tampak pasien minum air hangat
Memonitor saturasi oksigen Hasil:
Tampak sesudah terpasang oksigen saturasi pasien 98%
Memonitor aritmia Hasil:
Terdengar bunyi suara jantung ireguler
Memberikan bronkodilator,ekspektoran, mukoliti
Hasil:
Desti
Desti
Desti
Desti
Desti
Desti
2
2
2
3
3
05:45
06:00
06:15
06:20
06:25
Tampak pasien terpasang alat nebulizer (combiven dan pulmicord)
Memfasilitasi pasien dan keluarga untuk modifikasi gaya hidup sehat
Hasil:
Tampak keluarga melakukan PHBS
Memberikan terapi relaksasi untuk mengurangi stress
Hasil:
Tampak pasien mengikuti intruksi perawat dalam melakukan tarik napas dalam
Menganjurkan beraktivitas fisik sesuai toleransi
Hasil:
Tampak pasien melakukan aktivitas ringan seperti duduk
Melakukan oral hygiene sebelum makan Hasil:
Telah dilakukan oral hygiene
Memberikan makanan tinggi serat untuk mencegah konstipasi
Hasil:
Tampak pasien diberikan makanan tinggi serat seperti sayur bayam dan buah pisang
Desti
Desti
Desti
Desti
Desti
3
3
1
3
3
3
06:30
06:35
06:40
06:45
07:00
07:05
Memberikan makanan tinggi kalori dan protein
Hasil:
Tampak pasien diberikan makanan tinggi kalori dan protein seperti telur, ikan,daging ayam dan nasi
Menganjurkan posisi duduk Hasil:
Diberikan posisi fowler pada pasien
Mengkolaborasikan pemberian medikasi sebelum makan
Hasil:
Diberikan obat dexamethasone 2cc/ IV dan aminophylline 2cc/ IV
Menganjurkan asupan cairan 2000 ml/hari, jika tidak kontraindikasi
Hasil:
Minum air: 1400cc/hari Cairan NaCl: 500cc/hari Obat: 100cc/hari
Mengidentifikasi status nutrisi Hasil:
Status nutrisi kurang dari kebutuhan
mengidentifikasi makanan yang disukai Hasil:
Pasien mengatakan makanan
Desti
Desti
Desti
Desti
Desti
Desti
kesukaannya adalah buah-buahan seperti buah pisang.
30/04/2023 Shift pagi
1
1
1
1
2 07:10
07:13
07:15
07:20
07:30
Memonitor pola napas Hasil:
Tampak pasien sesak TTV:
SPO2: 99%
P : 24x/menit
Memberikan oksigen Hasil:
Tampak pasien terpasang NRM 10 lpm
Memonitor bunyi napas tambahan Hasil:
Terdengar bunyi napas tambahan (ronchi)
Memberikan posisi semi-fowler Hasil:
Tampak pasien merasa nyaman dengan posisi yang diberikan perawat
Mengidentifikasi tanda/gejala primer penurunan curah jantung
Hasil:
TTV
Makdalena
Makdalena
Makdalena
Makdalena
Makdalena
2
3
3
1
1
08:15
08:30
08:60
09:10
09:25
TD: 130/88 mmHg N: 99x/menit P:24x/menit S:36,5°C SPO2:100%
Memonitor tekanan darah Hasil:
TD:125/90 mmHg N : 99x/menit S : 36,6°C
Mengidentifikasi status nutrisi Hasil:
Status nutrisi kurang dari kebutuhan
Mengidentifikasi makanan yang disukai Hasil:
Pasien mengatakan makanan kesukaannya adalah buah-buahan seperti pisang
Memonitor sputum Hasil:
Tampak warna sputum kuning kehijauan
memberikan air hangat Hasil:
Tampak pasien minum air hangat 1 gelas
Makdalena
Makdalena
Makdalena
Makdalena
Makdalena
2
2
3
3
3
1
09:40
09:45
10:14
10:35
10:40
10:44
Memonitor saturasi oksigen Hasil:
Tampak terpasang oksigen saturasi pasien 100%
Memonitor aritmia Hasil:
Terdengar bunyi suara jantung ireguler
Melakukan oral hygiene sebelum makan Hasil:
Telah dilakukan oral hygiene
Memberikan makanan tinggi serat untuk mencegah konstipasi
Hasil:
Tampak pasien diberikan makanan tinggi serat seperti sayur bayam dan buah pisang.
Memberikan makanan tinggi kalori dan protein
Hasil:
Tampak pasien diberikan makanan tinggi kalori dan protein seperti telur, nasi, dan daging ayam
Menganjurkan asupan cairan 2000 ml/hari, jika tidak kontraindikasi
Hasil:
Minum air: 1400cc/hari
Makdalena
Makdalena
Makdalena
Makdalena
Makdalena
Makdalena
1
2
2
2
3
10: 50
10:55
10:60
11:00
11:15
Cairan NaCI: 500cc/hari Obat: 100cc/hari
Memberikan bronkodilator,ekspektoran, mukoliti
Hasil:
Tampak pasien terpasang alat nebulizer (combiven dan pulmicord)
Memfasilitasi pasien dan keluarga untuk modifikasi gaya hidup sehat
Hasil:
Tampak keluarga melakukan PHBS
Memberikan terapi relaksasi untuk mengurangi stress
Hasil:
Tampak pasien mengikuti intruksi perawat dalam melakukan tarik napas dalam
Menganjurkan beraktivitas fisik sesuai toleransi
Hasil:
Tampak pasien melakukan aktivitas ringan seperti duduk
Menganjurkan posisi duduk Hasil:
Diberikan posisi semi-fowler
Makdalena
Makdalena
Makdalena
Makdalena
Makdalena
2
3
3
11:25
12:15
13:00
Menganjurkan beraktivitas fisik secara bertahap
Hasil:
Tampak pasien duduk dan makan sendiri
Memonitor asupan makanan Hasil:
Tampak pasien menghabiskan ½ porsi makanan
Mengkolaborasikan pemberian medikasi sebelum makan
Hasil:
Diberikan obat dexamethasone 2cc/ IV dan aminophylline 2cc/ IV
Makdalena
Makdalena
Makdalena
01/05/2023 Shift pagi
1 06:49 Memonitor pola napas Hasil:
Tampak pasien sesak TTV:
SPO2: 100%
P : 22x/menit
Desti
1
1
1
2
2
07:00
07:15
07:55
08:20
08:40
Memberikan oksigen Hasil:
Tampak pasien terpasang nasal kanul 5 lpm
Memonitor bunyi napas tambahan Hasil:
Terdengar bunyi napas vesikuler
Memberikan posisi semi-fowler Hasil:
Tampak pasien merasa nyaman dengan posisi yang diberikan perawat
Mengidentifikasi tanda/gejala primer penurunan curah jantung
Hasil:
TTV
TD: 110/98 mmHg N: 100x/menit P:22x/menit S:36,5°C SPO2:100%
Memonitor tekanan darah Hasil:
TD:119/90 mmHg N : 97x/menit S : 36,6°C
Desti
Desti
Desti
Makdalena
Makdalena
3
3
3
1
1
2
2
08:45
08:58
09:25
09:50
10:15
10:45
11:00
Memonitor asupan makanan Hasil:
Tampak piring pasien tersisa sedikit dari porsi makanan pasien
Mengidentifikasi status nutrisi Hasil:
Status nutrisi kurang dari kebutuhan
Mengidentifikasi makanan yang disukai Hasil:
Pasien mengatakan makanan kesukaannya adalah buah-buahan seperti pisang
Memonitor sputum Hasil:
Tampak warna sputum kuning kehijauan
memberikan air hangat Hasil:
Tampak pasien minum air hangat 1 gelas
Memonitor saturasi oksigen Hasil:
Tampak terpasang oksigen saturasi pasien 100%
Memonitor aritmia Hasil:
Makdalena
Makdalena
Desti
Desti
Makdalena
Makdalena
Makdalena
3
3
3
1
1
11:35
12:15
12:20
12:35
12:40
Terdengar bunyi suara jantung ireguler
Melakukan oral hygiene sebelum makan Hasil:
Telah dilakukan oral hygiene
Memberikan makanan tinggi serat untuk mencegah konstipasi
Hasil:
Tampak pasien diberikan makanan tinggi serat seperti sayur bayam dan buah pisang
Memberikan makanan tinggi kalori dan protein
Hasil:
Tampak pasien diberikan makanan tinggi kalori dan protein seperti nasi, ikan dan daging ayam
Menganjurkan asupan cairan 2000 ml/hari, jika tidak kontraindikasi
Hasil:
Minum air: 1400cc/hari Cairan NaCI: 500cc/hari Obat: 100cc/hari
Memberikan bronkodilator,ekspektoran, mukoliti
Hasil:
Tampak pasien terpasang alat nebulizer
Desti
Desti
Desti
Desti
Desti
2
2
2
3
3
12:45
12:50
12:60
13:00
13:15
(combiven dan pulmicord)
Memfasilitasi pasien dan keluarga untuk modifikasi gaya hidup sehat
Hasil:
Tampak keluarga melakukan PHBS
Memberikan terapi relaksasi untuk mengurangi stress
Hasil:
Tampak pasien mengikuti intruksi perawat dalam melakukan tarik napas dalam
Menganjurkan beraktivitas fisik sesuai toleransi
Hasil:
Tampak pasien melakukan aktivitas ringan seperti duduk dan makan
Menganjurkan posisi duduk Hasil:
Diberikan posisi semi-fowler
Mengkolaborasi pemberian medikasi sebelum makan
Hasil:
Diberikan obat dexamethasone 2cc/ IV dan aminophylline 2cc/ IV
Desti
Makdalena
Makdalena
Makdalena
Makdalena
2 13:30 Menganjurkan beraktivitas fisik secara bertahap
Hasil:
Tampak pasien duduk dan makan sendiri
Makdalena
Tabel 3.6 Implementasi Keperawatan
EVALUASI KEPERAWATAN Nama / Umur : Ny.”F” / 47 tahun
Ruang / Kamar : ICU
Tanggal Evaluasi SOAP Perawat
29/04/2023 DP I: Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan sekret yang tertahan S :
- O :
- Tampak pasien sesak SPO2: 88%, P: 30 x/menit
- Terdengar bunyi napas tambahan (ronchi) paru sebelah kanan
- Tampak warna sputum kuning kehijauan - Batuk efektif membaik
A : Masalah bersihan jalan napas tidak efektif belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
Manajemen Jalan Napas 1. Monitor pola napas
2. Monitor bunyi napas tambahan 3. Monitor sputum
4. Posisikan semi-fowler atau fowler 5. Berikan air hangat
6. Berikan oksigen, bila perlu
7. Anjurkan asupan cairan 2000 ml/hari, jika tidak kontraindikasi
8. Pemberian bronkodilator, ekspektoran, mukoliti, jika perlu.
Desti
DP II: penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan irama jantung
S : - O :
- Hasil observasi TTV, TD:130/90 mmHg, N:109x/menit, P: 25 x/menit, S:36,5°C
- Tampak hasil EKG sinus aritmia
A : Masalah penurunan curah jantung belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi Perawatan Jantung
1. Identifikasi tanda/gejala primer penurunan curah jantung
2. Monitor tekanan darah 3. Monitor saturasi oksigen 4. Monitor aritmia
5. Posisikan pasiensemi-fowler atau fowler dengan kaki ke bawah atau posisi nyaman 6. Fasilitasi pasien dan keluarga untuk
modifikasi gaya hidup sehat
7. Berikan terapi relaksasi untuk mengiurangi stress, jika perlu
8. Berikan oksigen untuk mempertahankan saturasi oksigen >94%
9. Anjurkan beraktivitas fisik sesuai toleransi 10. Anjurkan beraktivitas fisik secara bertahap
DP III: Resiko defisit nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan mengabsorbsi nutrient
Desti
Desti
S : - O :
- Tampak pasien menghabiskan ½ porsi makanan
- Tampak pasien kurang nafsu makan menurun
- Terdengar bising usus 4 x/menit
- Tampak otot menelan sedikit sulit untuk menelan karena pasien merasa sesak
A : Masalah resiko defisit nutrisi belum teratasi P : lanjutkan intervensi
1. Identifikasi status nutrisi
2. Identifikasi makanan yang disukai 3. Monitor asupan makanan
4. Lakukan oral hygiene sebelum makan, jika perlu
5. Berikan makanan tinggi serat untuk mencegah konstipasi
6. Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein
7. Anjurkan posisi duduk, jika perlu
8. Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan, jika perlu
30/04/2023 DP I: Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan sekret yang tertahan
S : - O :
- Tampak pasien sesak
- Tampak pasien terpasang NRM 10 lpm
Makdalena
- Terdengar bunyi napas tambahan (ronchi) paru sebelah kanan
- Tampak warna sputum kuning kehijauan A : Masalah bersihan jalan napas tidak efektif
belum teratasi P : Lanjutkan intervensi
Manajemen Jalan Napas 1. Monitor pola napas
2. Monitor bunyi napas tambahan 3. Monitor sputum
4. Posisikan semi-fowler atau fowler 5. Berikan air hangat
6. Berikan oksigen, bila perlu
7. Anjurkan asupan cairan 2000 ml/hari, jika tidak kontraindikasi
8. Pemberian bronkodilator, ekspektoran, mukoliti, jika perlu.
DP II: penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan irama jantung
S : - O :
- Hasil observasi TTV, TD:130/88 mmHg, N:99x/menit, P: 24 x/menit, S:36,5°C
- Tampak hasil EKG sinus aritmia
A : Masalah penurunan curah jantung belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi Perawatan Jantung
1. Identifikasi tanda/gejala primer penurunan
Makdalena
curah jantung
2. Monitor tekanan darah 3. Monitor saturasi oksigen 4. Monitor aritmia
5. Posisikan pasien semi-fowler atau fowler dengan kaki ke bawah atau posisi nyaman 6. Fasilitasi pasien dan keluarga untuk
modifikasi gaya hidup sehat
7. Berikan terapi relaksasi untuk mengurangi stress, jika perlu
8. Berikan oksigen untuk mempertahankan saturasi oksigen >94%
DP III: Resiko defisit nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan mengabsorbsi nutrien S :
- O :
- Tampak pasien menghabiskan ½ porsi makanan
- Tampak pasien kurang nafsu makan menurun
- Terdengar bising usus 4 x/menit
- Tampak otot menelan sedikit sulit untuk menelan karena pasien merasa sesak
A : Masalah Resiko defisit nutrisi belum teratasi P : Lanjutkan intervensi
1. Identifikasi status nutrisi
2. Identifikasi makanan yang disukai 3. Monitor asupan makanan
4. Lakukan oral hygiene sebelum makan, jika
Makdalena
perlu
5. Berikan makanan tinggi serat untuk mencegah konstipasi
6. Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein
7. Anjurkan posisi duduk, jika perlu
8. Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan, jika perlu
01/05/2023 DP I: Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan sekret yang tertahan S :
- O :
- Tampak pasien sesak SPO2: 100%, P:
22x/menit
- Tampak pasien terpasang nasal kanul 5 lpm - Terdengar bunyi napas vesikuler
- Tampak warna sputum kuning kehijauan.
- Tampak pasien diberikan combiven dan ulmicord dan terpasang alat nebulizer.
A : Masalah bersihan jalan napas tidak efektif teratasi sebagian
P : lanjutkan intervensi
Manajemen Jalan Napas 1. Monitor pola napas 2. Monitor sputum
3. Posisikan semi-fowler atau fowler 4. Berikan oksigen, bila perlu
5. Anjurkan asupan cairan 2000 ml/hari, jika tidak kontraindikasi
6. Pemberian bronkodilator, ekspektoran,
Desti
mukoliti, jika perlu.
DP II: penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan irama jantung
S : - O :
- Hasil observasi TTV, TD:125/90 mmHg, N:99 x/menit, P: 24 x/menit, S:36,6°C
- Tampak hasil EKG sinus aritmia
A : Masalah penurunan curah jantung belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi Perawatan Jantung
1. Identifikasi tanda/gejala primer penurunan curah jantung
2. Monitor tekanan darah 3. Monitor saturasi oksigen 4. Monitor aritmia
5. Berikan oksigen untuk mempertahankan saturasi oksigen >94%
DP III: Resiko defisit nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan mengabsorbsi nutrien S :
- O :
- Tampak piring pasien tersisa sedikit dari porsi makanan pasien
- Tampak nafsu makan pasien sudah mulai membaik
Makdalena
Desti
- Terdengar bising usus 10x/menit
- Tampak otot menelan sudah mulai membaik A : Masalah Resiko defisit nutrisi teratasi sebagian P : Lanjutkan intervensi
1. Identifikasi status nutrisi
2. Identifikasi makanan yang disukai 3. Monitor asupan makanan
4. Lakukan oral hygiene sebelum makan, jika perlu
5. Berikan makanan tinggi serat untuk mencegah konstipasi
6. Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein
7. Anjurkan posisi duduk, jika perlu
8. Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan, jika perlu
Tabel 3.7 Evaluasi Keperawatan
DAFTAR OBAT
1. Dexametasone
a. Nama obat: Dexametasone
b. Klasifikasi/ golongan obat: Kortikosteroid
c. Dosis untuk pasien yang bersangkutan: 10mg/8 jam d. Cara pemberian obat: Intravena
e. Mekanisme kerja dan fungsi: Bekerja dengan menghambat pengeluaran zat kimia tertentu di dalam tubuh yang bisa memicu peradangan. Obat ini juga memiliki efek imunosupresan atau penekan sistem kekebalan tubuh
f. Alasan pemberian obat pada pasien yang bersangkutan: Untuk mencegah peradangan
g. Kontraindikasi: pasien yang memiliki hipersensitif terhadap obat ini atau kortikosteroid lainnya. Kontraindikasi lain adalah pada pemberian bersamaan dengan vaksin yang mengandung virus hidup, pemberian intramuskular pada pasien yang memiliki risiko perdarahan, misalnya menderita idiopathic thrombocytopenic purpura (ITP), dan infeksi jamur sistemik, kecuali bila dibutuhkan untuk mengatasi reaksi obat akibat amphotericin
h. Efek samping: Sakit perut, mulas, sakit kepala, sulit tidur, atau nafsu makan.
2. Aminofhilin
a. Nama obat: Aminofilin
b. Klasifikasi/golongan obat: Bronkodilator c. Dosis umum:
1) Sesak napas akut (intravena)
a) Dosis pemuatan: Diberikan dosis 5mg/kg berat badan atau 250- 500mg melalui injeksi atau infus secara lambat
b) Dosisi pemeliharaan: 0,5mg/kg berat badan/jam. Dosis maksimal 25mg/menit
2) Sesak napas kronik (tablet)
a) Anak-anak dengan berat badan lebih dari 40kg dosis adalah 225mg, 2 kali sehari, setelah 1 minggu dosis dapat ditinggikan jika diperlukan hingga 450 mg2kalisehari.
b) Dewasa: 225-450mg, 2 kali sehari, dosis dapat ditingkatkan jika diperlukan
c) Lansia: dosis dikurangi dari dosis dewasa
a. Dosis untuk pasien yang bersangkutan: Dosisyang diberikan pada pasien adalah 250mg/IV
b. Cara pemberian obat: obat diberikan melalui intravena (drips) c. Mekanisme dan fungsi obat:
1) Mekanisme
Aminofilin bekerja dengan cara membuka saluran pernapasan di paru-paru, sehingga udara dapat mengalir ke dalam paru-paru tanpa hambatan
2) Fungsi obat
Fungsi obat aminofilin adalah untuk meredakan beberapa keluhan seperti sesak napas, ronkhi, atau sulit bernapas d. Alasan pemberian obat pada pasien yang bersangkutan:
karena pasien mengalami sesak napas, terdengar suara napas weezing dan ronchi, serta terdapat sputum yang sulit dikeluarkan.
e. Kontra indikasi
Kontra indikasi pada penyakit jantung, pada pasien dengan tekanan darah dibawah 100 mmHg, hipertensi, hipertiroid, ulkus lambung, epilepsi, gangguan hati, kehamilan, lanjut usia dan ibu menyusui.
f. Efek samping obat: Efek samping yang mungkin terjadi dalam penggunaan obat adalah mual atau muntahparah, detak
jantung cepat atau tidak teratur, kejang, gula darah tinggi, haus meningkat, buang air kecil meningkat, kram pada kaki, mulut kering, kelemahan otot atau perasaan lemas.
g. Sebelum dan sesudah diberikan obat aminophiline peran perawat pertama adalah memonitor tanda-tanda vital untuk memastikan apakah obat dapat diberikan atau tidak (Lorensia et al., 2018).
3. Ceftriaxone
Ceftriaxone adalah obat antibiotic beta-laktam golongan sefalosporin generasi ketiga berspektrum luas yang efek kerjanya dapat mencapai sistem saraf pusat, obat ini dapat digunakan secara intravena ataupun intramuskuler. Obat golongan ini dapat melakukan penetrasi ke dalam jaringan, cairan tubuh, cairan serebrosinol serta dapat menghambat bakteri pathogen gram negative dan positif.
Cara kerja ceftriaxone yakin menghambat sintesis dinding sel bakteri dengan cara menghambat transpeptidasi peptidoglikan dan mengaktifkan enzim autoloitik dalam dinding sel yang menyebabkan rudapaksa sehingga bakteri mati (Brahmana & Setyawati, 2020).
a. Klasifikasigolongan obat ceftriaxone merupakan obat antibiotic golongan sefalosporin
b. Dosis umum: 1-2 gr/hari dengan suntikan melalui IV setengah sampai 2 jam sebelum operas
c. Dosis untuk pasien yang bersangkutan 1 gr/12 jam/IV
d. Cara pemberian obat: dengan cara suntikan, dapat melalui IM atau IV
e. Mekanisme kerja dan fungsi obat: cara kerja ceftriaxone yakni menghambat sintesis dinding sel bakteri dengan cara menghambat transpeptidasi peptidoglikan dan mengaktifkan enzim autoloitik dalam dinding sel yang menyebabkan rudapaksa sehingga bakteri
mati dan dapat juga digunakan untuk mencegah infeksi pada luka operasi.
f. Alasan pemberian obat pada pasien bersangkutan: untuk mengobati infeksi bakteri di berbagai bagian tubuh.
g. Kontraindikasi: memiliki riwayat alergi terhadap Cefriaxone atau antibiotic golongan sefalosporin, penderita penyakit liver, ginjal, diabetes, dan gangguan pencernaan seperti kolitiasis serta pada bayi premature dan bayi yang berusia <1 bulan
h. Efek samping obat: nyeri perut, mual, muntah, diare, pusing, mengantuk, sakit kepala, muncul keringat berlebihan, sesak napas, demam.
4. Combivent
a. Nama obat : Combivent
b. Klasifikasi/ golongan obat: Antiasma/bronkodilator c. Dosis umum: 3-4 kali sehari (1-2 hirupan)
d. Dosis untuk pasien yang bersangkutan : 1 tube/inhalasi nebulizer e. Cara pemberian obat: Diuapkan menggunakan lat nebulizer,
kemudian dihirup
f. Mekanisme kerja dan fungsi obat:
1) Mekanisme kerja: Combivent mengandung bahan aktif ipratropium bromide dan salbutamol sulfat. Gabungan bahan aktif ini bekerja dengan cara melebarkan brinkus dan melepaskan otot-ototsaluran pernapasan, sehingga aliran udara ke pau-paru akan meningkat.
2) Fungsi obat: Untuk meredakan dan mencegah munculnya gejala sesak napas atau ronchi akibat penyempitan saluran pernapasan.
g. Alasan pemberian obat pada pasien yang bersangkutan:
h. Karena pasien mengalami sesak napas, terdengar suara napas weezing dan ronchi, serta terdapat sputum yang sulit dikeluarkan.
i. Kontra indikasi: Hipersensitivitas, obstruktif, hipertrofi, takiaritmia