• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI BERBANTUAN MEDIA VIDEO TERHADAP HASIL BELAJAR IPA PESERTA DIDIK KELAS V SEKOLAH DASAR (Skripsi) Oleh KHOFIFA DWI NURMALA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI BERBANTUAN MEDIA VIDEO TERHADAP HASIL BELAJAR IPA PESERTA DIDIK KELAS V SEKOLAH DASAR (Skripsi) Oleh KHOFIFA DWI NURMALA"

Copied!
84
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI BERBANTUAN MEDIA VIDEO TERHADAP HASIL BELAJAR IPA

PESERTA DIDIK KELAS V SEKOLAH DASAR

(Skripsi)

Oleh

KHOFIFA DWI NURMALA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2023

(2)

ABSTRAK

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI BERBANTUAN MEDIA VIDEO TERHADAP HASIL BELAJAR IPA

PESERTA DIDIK KELAS V SEKOLAH DASAR

Oleh

KHOFIFA DWI NURMALA

Masalah dalam penelitian ini adalah rendahnya hasil belajar IPA peserta didik kelas V sekolah dasar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran inkuiri berbantuan media video terhadap hasil belajar IPA dan perbedaan hasil belajar IPA antara kelas ekperimen dan kelas kontrol peserta didik kelas V SD Negeri 6 Metro Barat. Metode dalam penelitian ini adalah quasi experimental design dan desain penelitian nonequivalent control grup design. Populasi penelitian ini seluruh peserta didik kelas VA dan VB yang berjumlah 42 peserta didik. Penentuan sampel penelitian menggunakan Teknik purposive sampling yaitu pengambilan sampel dengan pertimbangan tertentu dengan jumlah 42 peserta didik. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan teknik tes dan non tes. Analisis data yang digunakan adalah rumus uji regresi linear sederhana dan uji t. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh model pembelajaran inkuiri berbantuan media video terhadap hasil belajar IPA dan terdapat perbedaan hasil belajar IPA antara kelas eksperimen dan kelas kontrol pada peserta didik kelas V SD Negeri 6 Metro Barat Tahun Pembelajaran 2022/2023.

Kata kunci: hasil belajar IPA, model pembelajaran inkuiri, media video

(3)

ABSTRACT

THE EFFECT OF INQUIRY LEARNING MODEL ASSISTED BY VIDEO MEDIA TO SCIENCE LEARNING RESULT IN

STUDENTS OF CLASS V ELEMENTARY SCHOOL

By

Khofifa Dwi Nurmala

The problem in this study the low science learning outcomes of grade V elementary school students. This study aims to determine the effect of inquiry learning model assisted by video media on science learning outcomes and differences in science learning outcomes between experimental and control classes of fifth grade students of SD Negeri 6 Metro Barat. The research method is quasi experimental design and research design nonequivalent control group design. The population of the study was all VA and VB class students which consited 42 students.This research used purposive sampling technique, namely taking samples with certain considerations of 42 students. Data collection techniques used test and non-test techniques. The data analysis used is a simple linear regression test formula and t test. The results of the study indicate that there is an effect of the inquiry learning model assisted by video media on science learning outcomes and there are differences in science learning outcomes between experimental classes and control classes in fifth grade students of SD Negeri 6 Metro Barat in the 2022/2023 Learning Year.

Keywords: science learning result, inquiry learning model, video media

(4)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI BERBANTUAN MEDIA VIDEO TERHADAP HASIL BELAJAR IPA

PESERTA DIDIK KELAS V SEKOLAH DASAR

Oleh

KHOFIFA DWI NURMALA

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Jurusan Ilmu Pendidikan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2023

(5)
(6)
(7)
(8)

RIWAYAT HIDUP

Pendidikan formal yang telah diselesaikan peneliti sebagai berikut:

1. SD Negeri 5 Sendang Mulyo

2. MTS Al – Mu’alimin Sendang Rejo 3. SMA Negeri 1 Sendang Agung

Pada tahun 2019 peneliti terdaftar sebagai mahasiswa S1-PGSD FKIP Universitas Lampung melalui tes Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri

(SBMPTN). Peneliti melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Sumber Baru Kecamatan Seputih Banyak Kabupaten Lampung Tengah pada tahun 2022 periode 1. Peneliti juga melakukan Program Pengenalan Lapangan Persekolahan (PLP) di SD Negeri 1 Sumber Baru pada tahun 2022. Selama menjadi mahasiswa, peneliti pernah menjadi bagian organisasi internal seperti Himpunan Mahasiswa Jurusan Ilmu Pendidikan (HIMAJIP) dan FPPI Kampus B FKIP Unila.

Peneliti bernama Khofifa Dwi Nurmala lahir di Kabupaten Tulang Bawang, Provinsi Lampung pada tanggal 25 Oktober 2000. Peneliti merupakan anak kedua dari tiga bersaudara, dari pasangan Bapak Mardikin dan Ibu Nani Rofiah.

(9)

MOTTO

“Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Maka apabila engkau telah selesai (dari sesuatu urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain), dan hanya kepada Tuhanmulah engkau berharap”

(Q. S Al Insyirah: 6-8)

(10)

i PERSEMBAHAN

Bismillahirrohmaanirrohiim

Puji syukur kepada Allah Subhannahu Wa Ta’ala. Sholawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Rasulullah Shallallhu ‘Alaihi Wassalam.

Alhamdulillahi Rabbil Alamin dengan ridha Allah pada akhirnya tugas akhir ini dapat diselesaikan dengan baik. Dengan ketulusan dan kerendahan hati kupersembahkan karya ini sebagai rasa syukur kepada Allah Subhannahu Wa

Ta’ala untuk kedua orang tua yang aku cintai dan aku sayangi.

Ayahku tercinta bapak Mardikin yang mendoakan, mendukung, memberikan semangat, nasihat, kasih sayang, dan pengorbanan yang luar biasa sehingga saya

bisa berada diposisi saat ini.

Ibuku tercinta Ibu Nani Rofiah yang selalu mendoakan, mendukung, memberikan semangat, nasihat, kasih sayang, dan pengorbanan yang luar biasa sehingga saya

bisa berada diposisi saat ini.

Almamater Universitas Lampung Tercinta

(11)

ii SANWACANA

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Berbantuan Media Video Terhadap Hasil Belajar IPA Peserta Didik Kelas V Sekolah Dasar Tahun Pelajaran 2022/2023” yang peneliti susun ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan S-1 pada program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) di Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Lampung.

Peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tentunya tidak terlepas dari dorongan dan bantuan dari berbagai pihak. Peneliti mengucapkan terima kasih kepada yang terkasih Dra. Erni, M.Pd., selaku pembimbing I, Amrina Izzatika, M.Pd., selaku pembimbing II, dan Dra. Loliyana, M.Pd.., selaku pembahas yang telah mengorbankan waktu, tenaga, dan kesediaannya untuk memberikan bimbingan, saran, dan kritik kepada peneliti dalam proses penyelesaian skripsi ini.

Dengan segenap kerendahan hati yang tulus, peneliti juga mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Ir. Lusmeilia Afriani, D.E.A.IPM., Pelaksana Tugas selaku Rektor Universitas Lampung yang berkontribusi dalam mengesahkan ijazah dan gelar sarjana mahasiswa Universitas Lampung.

2. Prof. Dr. Sunyono, M.Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Lampung beserta seluruh tenaga kependidikan yang berkontribusi dalam mengesahkan skripsi ini.

3. Dr. Muhammad Nurwahidin, M. Ag, M.Si. selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) yang berkontribusi

(12)

iii dalam memberikan persetujuan sebagai bentuk legalisasi skripsi yang diakui oleh Jurusan Ilmu Pendidikan.

4. Drs. Rapani, M.Pd., selaku ketua program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) yang telah memberikan dukungan dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi S1 PGSD Universitas Lampung, terimakasih atas segala ilmu pengetahuan yang telah diberikan selama proses perkuliahan.

6. Dedi Kurniawan S.Pd., selaku kepala SD Negeri 6 Metro Barat yang telah memberikan izin dan bantuan selama penelitian.

7. Norma Yurista, S.Pd.,Alfin Deni Iskandar, S.Pd., selaku wali kelas VA dan VB yang telah membantu peneliti dalam melaksanakan penelitian di SD Negeri 6 Metro Barat.

8. Peserta didik kelas V SD Negeri 6 Metro Barat yang telah bersedia untuk berpartisipasi dalam peneltian ini,

9. Keluargaku tercinta dan tersayang, ibu, ayah, kakak serta adikku terimakasih yang tak henti-hentinya menyayangiku, memberikan doa tulus, dukungan, perhatian yang begitu luar biasa dan memotivasi setiap langkahku untuk mencapai kesuksesan.

10. YBM BRILIAN Bandar Lampung terimakasih telah memberikan beasiswa selama masa studi dan pembinaan yang sangat bermanfaat untuk masa depan.

11. Sahabat-sahabat terbaikku pejuang skripsi, Ulfatul Muarifa, Rizky Fadila, dan Soleha Syabania terimakasih selalu ada untuk berkeluh kesah saat hati dan pikiran mulai lelah, terimakasih telah membantu peneliti dan selalu mengingatkanku dalam kebaikan.

12. Keluarga PGSD kelas E terimakasih atas setiap do’a dan dukungannya selama perkuliahan.

13. Keluarga besar Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) angkatan 2019.

14. Semua yang telah mengisi dan mewarnai hidupku, terimakasih atas sayang, kebaikkan dan dukungan yang tulus selama ini. Berkat kalian semua perjalananku selama kuliah terasa lebih berwana dan berarti.

15. Almamater tercinta Universitas Lampung.

(13)

iv Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan yang sudah diberikan kepada peneliti. Akhir kata peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua.

Metro, 2023

Peneliti,

Khofifa Dwi Nurmala NPM 1913053062

(14)

v DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Batasan Masalah ... 5

D. Rumusan Masalah ... 6

E. Tujuan Penelitian ... 6

F. Manfaat Penelitian ... 6

II. TINJUAN PUSTAKA A. Konsep Belajar ... 8

1. Pengertian Belajar dan Pembelajaran ... 8

2. Tujuan Belajar ... 9

3. Teori Belajar ... 10

B. Hasil Belajar ... 11

1. Pengertian Hasil Belajar ... 11

2. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ... 12

3. Macam – Macam Hasil Belajar ... 13

C. Model Pembelajaran Inkuiri ... 15

1. Pengertian Model Pembelajaran ... 15

2. Pengertian Model Pembelajaran Inkuiri ... 16

3. Langkah – Langkah Model Pembelajaran Inkuiri ... 16

4. Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Inkuiri ... 18

D. Media Pembelajaran Video... 20

1. Pengertian Media Pembelajaran ... 20

2. Macam – Macam Media Pembelajaran ... 21

3. Pengertian Media Video ... 22

4. Kelebihan dan Kelemahan Media Video ... 23

5. Langkah – Langkah Media Video ... 24

(15)

vi

E. Pembelajaran IPA... 25

1. Pengertian Pembelajaran IPA ... 25

2. Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar ... 26

3. Tujuan Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar ... 27

F. Penelitian yang Relevan ... 28

G. Kerangka Pikir ... 30

H. Hipotesis Penelitian ... 32

III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian ... 33

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 34

1. Tempat Penelitian ... 34

2. Waktu Penelitian ... 34

C. Populasi dan Sampel ... 35

1. Populasi ... 35

2. Sampel... 35

D. Tahap Penelitian ... 36

E. Variabel Penelitian ... 37

1. Pengertian Variabel Penelitian ... 37

2. Definisi Konseptual Variabel ... 38

3. Definisi Operasional Variabel ... 38

F. Teknik Pengumpulan Data ... 39

1. Tes... 39

2. Non Tes ... 40

G. Instrumen Penelitian ... 41

1. Jenis Instrumen ... 41

2. Uji Coba Instrumen... 43

3. Uji Prasyarat Instrumen ... 43

H. Teknik Analisis Data ... 51

1. Nilai Hasil Belajar Secara Individual ... 51

2. Nilai Rata-rata Hasil Belajar Peserta didik ... 51

3. Presentase Ketuntasan Hasil Belajar Peserta Didik Secara Klasikal .. 52

4. Peningkatan Pengetahuan (N-Gain) ... 52

5. Uji Prasyarat Analisis Data ... 53

I. Uji Hipotesis ... 54

1. Uji Regresi Linier Sederhana ... 54

2. Uji t ... 55

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Penelitian ... 56

B. Deskripsi Hasil Data Hasil Penelitian ... 57

C. Analisis Data Penelitian ... 58

(16)

vii

1. Data Pretest dan Posttest Hasil belajar IPA ... 58

2. Data Observasi Peserta Didik ... 65

D. Hasil Uji Persyaratan Analisis Data ... 68

1. Uji Normalitas ... 68

2. Uji Homogenitas ... 69

3. Uji Hipotesis ... 70

E. Pembahasan ... 72

F. Keterbatasan Penelitian ... 75

V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 76

B. Saran ... 76

DAFTAR PUSTAKA ... 78

LAMPIRAN ... 84

(17)

viii DAFTAR TABEL

Tabel Halaman 1. Data Hasil Ujian Tengah Semester Muatan IPA

Semester Ganjil Peserta Didik Kelas V

SD Negeri 6 Metro Barat ...2

2. Data Jumlah Peserta Didik Kelas V SD Negeri 6 Metro Barat Tahun Pelajaran 2022/2023 ...35

3. Jumlah Sampel Peserta Didik Kelas V SD Negeri 6 Metro Barat...36

4. Kisi – kisi Instrumen Tes...41

5. Lembar Observasi Model Pembelajaran Inkiri Berbantuan Media Video...42

6. Klasifikasi Validitas ...44

7. Hasil Analisis Validitas Butir Soal ...44

8. Klasifikasi Reliabilitas ...46

9. Hasil Analisis Item Butir Soal Valid...46

10. Rekapitulasi Uji Reliabilitas ...47

11. Klasifikasi Daya Pembeda Soal ...48

12. Hasil Uji Daya Pembeda Soal ...48

13. Rangkuman Hasil Uji Daya Pembeda Soal ...49

14. Klasifikasi Tingkat Kesukaran ...50

15. Hasil Uji Tingkat Kesukaran Soal ...50

16. Rangkuman Hasil Uji Tingkat Kesukaran Soal ...51

17. Presentase Ketuntasan Hasil Belajar ...52

18. Jadwal dan Kegiatan Pelaksanaan Penelitian ...56

19. Deskripsi Hasil Penelitian ...57

20. Distribusi Frekuensi Data Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ...59

(18)

ix 21. Distribusi Frekuensi Data Posttest Kelas

Eksperimen dan Kelas Kontrol ...61 22. Rata – Rata Hasil Pretest dan Posttest Kelas

Eksperimen dan Kelas Kontrol ...62 23. Nilai N-Gain Kelas Eksperimen dan

Kelas Kontrol ...64 24. Hasil Analisis Aktivitas Peserta Didik

Kelas Eksperimen ...66 25. Hasil Analisis Aktivitas Peserta Didik

Kelas Kontrol ...66 26. Rekapitulasi Aktivitas Peserta Didik Kelas

Eksperimen dan Kelas Kontrol ...66 27. Rekapitulasi Normalitas Pretest dan Posttest Kelas

Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 68 28. Uji Homogenitas Pretest dan Posttest ... 69 29. Rekapitulasi Analisis Regresi Linear Sederhana ... 70 30. Rekapitulasi Uji-t Kelas Eksperimen dan

Kelas Kontrol ... 71

(19)

x DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Kerangka Pikir Penelitian ...32 2. Desain Penelitian ...34 3. Grafik Histogram Nilai Pretest Kelas

Eksperimen dan Kelas Kontrol ...60 4. Grafik Histogram Nilai Posttest Kelas

Eksperimen dan Kelas Kontrol ...62 5. Perbandingan Nilai Rata – Rata Pretest dan

Posttest ...63 6. Grafik Diagram Perbandingan Rata – rata

N-Gain Kelas Eksperimen dan

Kelas Kontrol ...65 7. Diagram Rekapitulasi Aktivitas Peserta Didik ...67

(20)

xi DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Surat Izin Penelitian ...85

2. Surat Balasan Penelitian Pendahuluan ...86

3. Surat Izin Uji Coba Instrumen ...87

4. Surat Balasan Uji Coba Instrumen ...88

5. Surat Izin Penelitian ...89

6. Surat Balasan Izin Penelitian ...90

7. Surat Uji Validasi Instrumen Soal ...91

8. Pedoman Wawancara untuk Pendidik ...93

9. Data Hasil Ujian Tengah Semester (UTS) IPA Semester Ganjil Peserta Didik Kelas V SD Negeri 6 Metro Barat ...94

10. Silabus Pembelajaran ...96

11. RPP Kelas Eksperimen ...98

12. RPP Kelas Kontrol ... 107

13. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)... 116

14. Lembar Jawaban LKPD ... 123

15. Lembar Penilaian Observasi Peserta Didik ... 130

16. Soal Uji Coba Instrumen ... 133

17. Lembar Jawaban Soal Uji Coba Instrumen ... 147

18. Perhitungan Uji Validitas Soal ... 149

19. Perhitungan Uji Reliablitas Soal ... 150

20. Perhitungan Uji Daya Beda Soal ... 151

21. Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal ... 152

22. Soal Pretest dan Posttest ... 154

23. Lembar Jawaban Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen ... 165

24. Lembar Jawaban Pretest dan Posttest Kelas Kontrol ... 167

(21)

xii 25. Nilai Pretest Kelas Eksperimen dan

Kelas Kontrol ... 169

26. Nilai Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 170

27. Deskripsi Data Penelitian ... 171

28. Nilai N-Gain Kelas Eksperimen ... 174

29. Nilai N-Gain Kelas Kontrol... 175

30. Hasil Observasi Peserta Didik Kelas Eksperimen ... 176

31. Hasil Observasi Peserta Didik Kelas Kontrol ... 179

32. Rekapitulasi Hasil Observasi Peserta Didik Kelas Eksperimen ... 182

33. Rekapitulasi Hasil Observasi Peserta Didik Kelas Kontrol ... 183

34. Perhitungan Uji Normalitas ... 184

35. Perhitungan Uji Homegenitas ... 192

36. Uji Hipotesis ... 194

37. Tabel Nilai r Product Moment ... 200

38. Tabel Nilai-Nilai Chi Kuadrat ... 201

39. Tabel 0 – Z Kurva Normal ... 202

40. Tabel Distribusi F ... 203

41. Nilai – Nilai Dalam Distribusi t ... 204

42. Dokumentasi ... 206

(22)

1 I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan sangat penting dalam kehidupan era abad 21 yang di tandai dengan kemajuan teknologi dan informasi serta perkembangan ilmu pengetahuan yang bertujuan untuk mencerdaskan dan mengembangkan potensi yang ada dalam diri manusia, untuk mempersiapkan masa depan. Hal tersebut juga tertuang pada Permendikbud No. 103 tahun 2014 pendidikan merupakan suatu proses pengembangan potensi dan pembangunan karakter setiap peserta didik sebagai hasil dari sinergi antara pendidikan yang berlangsung di sekolah, keluarga dan masyarakat.

Kondisi pendidikan di Indonesia saat ini dapat dikatakan masih sangat memprihatinkan. Hal ini dapat dilihat dari hasil survei mengenai sistem dan kualitas pendidikan di dunia pada tahun 2018 yang dikeluarkan oleh

Programme for International Student Assesment (PISA). PISA sendiri merupakan metode penilaian internasional yang menjadi indikator untuk mengukur kompetensi peserta didik Indonesia di tingkat global. Untuk nilai kompetensi membaca, Indonesia berada dalam peringkat 72 dari 77 negara.

Untuk nilai matematika, berada di peringkat 72 dari 78 negara. Sedangkan nilai sains berada di peringkat 70 dari 78 negara. Nilai tersebut cenderung stagnan dalam 10 - 15 tahun terakhir. Hasil survei tersebut memperlihatkan kualitas pendidikan di Indonesia cukup tertinggal dengan negara lainnya sehingga perlu adanya perbaikan dalam proses pembelajaran.

Pembelajaran akan menciptakan proses interaksi antara pendidik dan peserta didik dalam lingkungan belajar, dalam proses ini pendidik memberikan pengetahuan dan pemahaman konsep ilmu pengetahuan kepada peserta didik.

(23)

2

Hal ini sejalan dengan pendapat Arfani (2019: 88) hakikat pembelajaran adalah proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungan, sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih baik.

Proses pembelajaran IPA merupakan salah satu mata pelajaran yang sangat penting untuk diberikan pada jenjang sekolah dasar. Menurut Wedyawati &

Lisa (2018:157) pembelajaran IPA di SD memberi kesempatan peserta didik dalam meningkatkan rasa ingin tahu secara natural, mengembangkan

kemampuan bertanya dan memecahkan masalah berdasarkan bukti, serta mengembangkan cara berpikir ilmiah. Hal ini sejalan dengan pendapat Menurut Hayatun, dkk (2021: 344) menjelaskan proses pembelajaran IPA harus meningkatkan pada pelaksanaan pembelajaran yang dapat memberikan pengalaman dan keterlibatan secara langsung oleh peserta didik untuk

mengembangkan segala kompetensi agar peserta didik dapat melakukan penjelajahan dan pemahaman terhadap alam sekitar, yang tentunya pada akhirnya peserta didik dapat menemukan sendiri konsep materi pelajaran yang sedang berlangsung. Proses pembelajaran yang dilakukan oleh pendidik akan mempengaruhi hasil belajar peserta didik.

Berdasarkan penelitian pendahuluan yang dilakukan peneliti pada bulan Oktober 2022 diperoleh informasi berupa data hasil belajar Ujian Tengah Semester (UTS) peserta didik kelas V SD Negeri 6 Metro Barat yang dilihat dari dokumentasi pendidik diperoleh data pada tabel berikut ini:

Tabel 1. Data Hasil Ujian Tengah Semester (UTS) Mata Pelajaran IPA Semester Ganjil Peserta Didik Kelas V SD Negeri 6 Metro Barat

Sumber: Dokumentasi Pendidik Kelas V SD Negeri 6 Metro Barat Kelas

Jumlah Peserta Didik

Ketuntasan

Tuntas (≥70) Tidak Tuntas (<70) Jumlah Persentase Jumlah Persentase

V A 21 8 38,10 13 61,90

V B 21 10 47, 62 11 52,38

Jumlah 42 18 85,72 24 114,28

(24)

3

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui hasil belajar IPA kelas VA dan VB SD Negeri 6 Metro Barat pada saat UTS, sebagian besar peserta didik belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) mata pelajaran IPA yang telah ditentukan, yaitu, 70. Hal itu terlihat dari jumlah 42 hanya 18 peserta didik yang memperoleh nilai ≥70. Pada kelas V A dengan jumlah peserta didik 21 terdapat 8 peserta didik yang tuntas dengan persentase 38,10% dan 13 peserta didik yang belum tuntas dengan persentase 61,90% Sedangkan untuk kelas VB dengan jumlah peserta didik 21 terdapat 10 peserta didik atau 47,62%

yang tuntas dan 11 peserta didik atau 52,38% yang belum tuntas Sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil belajar IPA peserta didik di kelas V SD Negeri 6 Metro Barat, Kota Metro tahun pelajaran 2022/2023 masih rendah.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan pendidik kelas VA dan VB oleh peneliti terhadap proses pembelajaran IPA di SD Negeri 6 Metro Barat, pada bulan Oktober 2022 ditemukan beberapa masalah terkait pembelajaran. Pendidik menyatakan bahwa pembelajaran masih berpusat kepada pendidik dengan menggunakan metode ceramah, dan pendidik belum secara maksimal menerapkan model pembelajaran inkuiri saat proses

pembelajaran yang mengakibatkan minimnya partisipasi aktif peserta didik pada proses pembelajaran. Selain itu, pendidik belum secara maksimal mendukung pemahaman materi saat proses pembelajaran dengan pengunaan media pembelajaran seperti media video. Hal tersebut membuat peserta didik kurang tertarik dalam memahami materi pembelajaran. Sehingga,

permasalahan tersebut perlu diperbaiki dengan strategi yang tepat yaitu dengan menerapkan model pembelajaran berbantuan media pembelajaran.

Peneliti melihat model pembelajaran inkuiri dapat menjadi model

pembelajaran sebagai solusi dari permasalahan – permasalahan yang ada di SD Negeri 6 Metro Barat. Model pembelajaran Inkuiri merupakan model pembelajaran yang melibatkan peserta didik secara aktif melalui proses menyelidiki, menciptakan prinsip dan menyimpulkan konsep pengetahuan mereka sendiri. Model ini efektif untuk mendukung pembelajaran IPA karena

(25)

4

memberikan kesempatan kepada peserta didik terlibat aktif pada proses penemuan sebuah konsep pengetahuan secara ilmiah dalam mencari suatu jawaban penyelesaian dari pertanyaan-pertanyaan atau masalah yang diberikan oleh pendidik untuk menyimpulkan pengetahuan baru. Hal ini senada dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti sebelumnya sebagai berikut:

Pertama, Menurut Ulandari Nelpita, dkk (2019:229) menjelaskan bahwa model pembelajaran Inkuiri adalah proses membentuk pertanyaan, menyelidiki, dan menciptakan pengetahuan dan hal-hal yang baru yang melibatkan siswa secara penuh dalam pembelajaran.

Kedua, Dewi, Ni Kt dkk (2019:109) berpendapat bahwa salah satu model pembelajaran untuk mata pelajaran IPA untuk meningkatkankan pengetahuan sains peserta didik adalah model pembelajaran inkuiri. Karena model

pembelajaran inkuiri menekankan pada proses penemuan sebuah konsep pengetahuan sehingga muncul sikap ilmiah peserta didik. Hal ini sejalan dengan pendapat Hayatun (2021:344) salah satu model pembelajaran yang efektif mendukung pembelajaran IPA di kelas adalah model pembelajaran inkuiri.

Model pembelajaran inkuiri dalam pelaksanaannya akan berjalan dengan baik dan efektif apabila diimbangi dengan alat bantu media pembelajaran. Hal ini sejalan dengan pendapat Nurrita (2018: 174) media pembelajaran adalah alat yang membantu proses pembelajaran sehingga pesan yang disampaikan menjadi lebih jelas dan tujuan pendidikan atau pembelajaran dapat tercapai dengan efektif dan efisien. Maka pada penelitian ini akan menggunakan alat bantu media video. Media video yang akan digunakan dalam penelitian ini merupakan video yang dibuat oleh peneliti dan disesuaikan dengan materi yang akan diajarkan kepada peserta didik kelas V SD Negeri 6 Metro Barat, Kota Metro.

(26)

5

Berdasarkan permasalahan yang ditemui pada saat penelitian pendahuluan yang telah peneliti paparkan pada latar belakang diatas. Maka diperlukan adanya suatu penelitian tentang hasil belajar IPA yang berkaitan dengan penggunaan salah satu model pembelajaran berbantuan media pembelajaran yang dibuktikan secara ilmiah. Oleh karena itu peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Berbantuan Media Video Terhadap Hasil Belajar IPA Peserta Didik Kelas V Sekolah Dasar”. Penelitian ini akan dilaksanakan di SD Negeri 6 Metro Barat, Kota Metro.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah maka dapat di identifikasi masalah sebagai berikut:

1. Rendahnya Hasil Belajar IPA peserta didik kelas V SD Negeri 6 Metro Barat.

2. Proses pembelajaran masih berpusat pada pendidik dengan menggunakan metode ceramah.

3. Pendidik belum secara maksimal menerapkan model pembelajaran inkuiri dalam proses pembelajaran.

4. Minimnya partisipasi aktif peserta didik dalam proses pembelajaran.

5. Pendidik belum secara maksimal menerapkan media pembelajaran seperti video untuk mendukung pemahaman materi kepada peserta didik dalam proses pembelajaran.

C. Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah agar terfokus dan lebih terarah maka Batasan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Model Pembelajaran Inkuiri Berbantuan Media Video.

2. Hasil belajar kognitif IPA peserta didik kelas V SD Negeri 6 Metro Barat, Kota Metro, Semester Genap Tahun Pelajaran 2022/2023.

(27)

6

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah serta batasan masalah yang telah dikemukakan, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah 1. Bagaimana pengaruh penerapan model pembelajaran inkuiri berbantuan

media video terhadap hasil belajar IPA peserta didik kelas V SD Negeri 6 Metro Barat, Kota Metro, Tahun Pelajaran 2022/2023?”

2. Bagaimana perbedaan hasil belajar IPA antara kelas eksperimen dan kelas kontrol pada peserta didik kelas V SD Negeri 6 Metro Barat, Kota Metro, Tahun Pelajaran 2022/2023?”

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini yaitu sebagai berikut:

1. Mengetahui adanya pengaruh pada penerapan model pembelajaran inkuiri berbantuan media video terhadap hasil belajar IPA peserta didik kelas V SD Negeri 6 Metro Barat, Kota Metro, Tahun Pelajaran 2022/2023.

2. Mengetahui adanya perbedaan hasil belajar IPA antara kelas eksperimen dan kelas kontrol pada peserta didik kelas V SD Negeri 6 Metro Barat, Kota Metro, Tahun Pelajaran 2022/2023.

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini di harapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis maupun praktis. Adapun manfaat yang di harapkan adalah sebagai berikut.

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan terhadap pengembangan kegiatan pembelajaran yang diimplementasikan dengan model pembelajaran inkuri berbantuan media video di Sekolah Dasar dan Prodi PGSD Universitas Lampung.

(28)

7

2. Manfaat Praktis a. Peserta Didik

Penelitian ini diharapkan dapat membantu peserta didik dalam memahami materi pembelajaran, memberikan pengalaman serta merangsang peserta didik untuk lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran melalui implementasi model pembelajaran inkuiri berbantuan media video sehingga berpengaruh pada hasil belajar IPA peserta didik.

b. Pendidik

Pendidik diharapkan dapat mengmplementasikan model

pembelajaran inkuri berbantuan media video untuk menciptakan proses pembelajaran yang menarik, inovatif dan menyenangkan agar hasil dan tujuan pembelajaran tercapai secara efektif dan efisien.

c. Kepala Sekolah

Hasil penelitian dapat memberikan sesuatu kontribusi positif untuk meningkatkan kualitas atau mutu pembelajaran di SD Negeri 6 Metro Barat melalui model pembelajaran inkuiri berbantuan media video.

d. Peneliti Lain

Hasil penelitian ini diharapkan menjadi bahan rujukan bagi peneliti dalam mengembangkan model pembelajaran inkuiri berbantuan media video dalam pembelajaran.

(29)

8

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Belajar

1. Pengertian Belajar dan Pembelajaran

Belajar adalah proses perubahan tingkah laku individu di dalam segala aspek kehidupan sehari-hari. Belajar merupakan salah satu kebutuhan individu, karena dengan belajar akan meningkatkan pengetahuan dan mengembangkan potensi individu. Menurut Slameto (2015: 2) “belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi di lingkungannya”.

Menurut Susanto (2016: 1) menyatakan bahwa “belajar adalah suatu proses perubahan dalam membentuk dan mengarahkan kepribadian manusia. Perubahan tersebut di tempatkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas individu”. Sejalan dengan pendapat, menurut Arfani (2019: 86) “belajar merupakan suatu usaha memperoleh

kepandaian atau ilmu, berlatih, berubah tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman”.

Berdasarkan pendapat para ahli yang dipaparkan, maka dapat

disimpulkan bahwa belajar adalah proses perubahan tingkah laku dan potensi individu melalui pengalamannya sendiri dalam interaksi di lingkungannya.

Pembelajaran merupakan proses yang didalamnya terdapat kegiatan belajar antara pendidik dan peserta didik. Menurut Simamora (2021: 109)

“pembelajaran dapat diartikan sebagai upaya yang sistematis dan sengaja

(30)

9

untuk menciptakan suatu kegiatan interaksi edukatif antara dua pihak, yaitu antara peserta didik (warga belajar) dan pendidik (sumber belajar) yang melakukan kegiatan membelajarkan”.

Menurut Nursalim (2018:57) menyatakan bahwa “pembelajaran diartikan sebagai proses interaksi peserta didik dengan pendidik melalui sumber belajar dalam lingkungan belajar tertentu guna mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan”. Hal tersebut senada dengan pendapat Hamalik dalam Aminah (2021:35) “pembelajaran merupakan suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran”.

Berdasarkan pengertian pembelajaran menurut para ahli diatas, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran merupakan proses interaksi edukatif antara pendidik dan peserta didik yang saling mempengaruhi dalam kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran.

2. Tujuan Belajar

Proses belajar dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu untuk mengarah terhadap perubahan tingkah laku, kepribadian dan pola pikir seseorang kearah yang lebih baik. Tujuan belajar adalah untuk mengetahui hal – hal baru mulai dari hal yang belum diketahui menjadi tahu, hal yang belum dipahami menjadi paham, untuk mengembangkan dan meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan peserta didik kearah yang lebih baik dari sebelumnya. Menurut Sudirman (2021: 26) “tujuan belajar adalah untuk mendapatkan pengetahuan, penanaman konsep dan keterampilan, pembentukan sikap”.

Adapun Menurut Astawa (2018: 9) berpendapat bahwa “tujuan belajar mengacu pada suatu deskripsi mengenai tingkah laku yang diharapkan dapat dicapai peserta didik setelah berlangsungnya proses belajar”. Hal

(31)

10

tersebut sejalan dengan pendapat Dimyanti dan Mudjiono, (2015:89)

“belajar bertujuan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik pada ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik semakin berfungsi, sehingga proses belajar tersebut peserta didik mencapai tujuan belajar tertentu”.

Berdasarkan pendapat ahli yang telah dipaparkan, dapat disimpulkan bahwa tujuan belajar adalah sesuatu yang ingin dicapai dari proses belajar dengan mengadakan perubahan di dalam diri. Perubahan yang ingin dicapai dari proses belajar meliputi aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Tujuan belajar tidak hanya fokus pada hasil yang dicapai peserta didik, namun juga berkesinambungan antara peserta didik, pendidik, dan sistem pembelajaran di kelas.

3. Teori Belajar

Teori belajar adalah suatu teori yang di dalamnya terdapat tata cara pengaplikasian kegiatan pembelajaran yang terjadi antara pendidik dengan peserta didik, yang akan dilaksanakan di kelas maupun di luar kelas. Menurut Yaumi (2017: 28) menjabarkan teori – teori belajar sebagai berikut:

a. Teori belajar behaviorisme

Menurut kaum behaviorisme belajar merupakan perubahan tingkah laku yang dapat diamati dari hasil hubungan timbal balik antara pendidik sebagai pemberi stimulus dan peserta didik sebagai respon tindakan stimulus yang diberikan.

b. Teori pemprosesan informasi

Teori ini memandang belajar sebagai upaya untuk memproses, memperoleh, dan menyimpan informasi melalui memori jangka pendek dan memori jangka panjang yang terjadi pada diri peserta didik.

c. Teori skema dan muatan kognitif

Teori ini membahas tentang proses belajar yang mengakibatkan asimilasi, akomodasi dan skema.

d. Teori belajar situated

Pandangan umum teori ini adalah jika pendidik membawa peserta didik pada situsasi dunia nyata dan berinteraksi dengan orang lain, saat itulah terjadi proses belajar.

(32)

11

e. Teori belajar kontruktivisme

Teori ini berpandangan bahwa belajar benar-benar menjadi usaha individu dalam mengkontruksi makna tentang sesuatu yang dipelajari.

Adapun Menurut Slavin dalam Al-Tabany (2014: 29) “teori

kontruktivisme adalah teori yang menyatakan bahwa peserta didik harus menemukan sendiri dan mentransformasikan informasi kompleks, mengecek informasi baru dengan aturan-aturan lama dan merevisinya apabila aturan itu tidak lagi sesuai”.

Sejalan dengan pendapat Suparlan (2019: 83) “teori belajar

kontruktivisme merupakan teori belajar yang memberikan keluasan berpikir, membangun pengetahuan, dan pemahaman dalam proses belajar melalui pengalaman dan aktivitas eksperimental sehingga peserta didik diharapkan aktif untuk meningkatkan kecerdasannya”.

Berdasarkan pendapat para ahli, peneliti menyimpulkan bahwa teori kontruktivisme menekankan pada merekontruksi atau membangun pengetahuan peserta didik berdasarkan pengalaman dan eksperimen yang mereka lakukan. Dengan demikian teori yang mendukung penelitian ini adalah teori kontruktivisme karena teori ini menjelaskan bahwa dalam proses belajar memberikan kesempatan peserta didik untuk menemukan sendiri pengetahuannya dan membangun prinsip – prinsip pengetahuan mereka sendiri.

B. Hasil Belajar

1. Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar adalah hasil dan kemampuan yang dimiliki peserta didik dalam proses pembelajaran melalui evaluasi. Tercapai atau tidaknya tujuan belajar dapat dilihat dari hasil belajar peserta didik. Menurut Ananda (2017: 25) “hasil belajar adalah suatu tolak ukur untuk melihat

(33)

12

keberhasilan peserta didik dalam menguasaai materi pelajaran yang telah disampaikan selama proses pembelajaran”.

Adapun menurut Nurrita (2018: 175) “hasil belajar adalah hasil yang diberikan kepada peserta didik berupa penilaian setelah mengikuti serangkaian proses pembelajaran dengan menilai pengetahuan, sikap, keterampilan pada diri peserta didik dengan adanya perubahan tingkah laku”. Hal ini sejalan dengan pendapat Mirdanda (2018: 34) “hasil belajar merupakan kemampuan-kemampuan yang dimiliki oleh peserta didik setelah menerima pengalaman belajarnya. Kemampuan-

kemampuan tersebut mencakup beberapa aspek yaitu aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik”.

Berdasarkan pengertian hasil belajar menurut para ahli diatas, maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah tolak ukur untuk melihat keberhasilan atau kemampuan-kemampuan yang dimiliki peserta didik yang mencakup beberapa aspek yaitu aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik berupa penilaian setelah mengikuti proses pembelajaran.

Namun dari tiga aspek tersebut penelitian ini dibarasi hanya pada aspek kognitif.

2. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Tinggi rendahnya hasil belajar tidak dapat dipisahkan dari faktor – faktor yang mempengaruhi. Menurut Syahputra (2020: 26) menjelaskan bahwa

“faktor - faktor yang mempengaruhi pencapaian hasil belajar yaitu yang berasal dari dalam peserta didik yang belajar (faktor internal) dan ada pula yang berasal dari luar peserta didik yang belajar (faktor eksternal)”.

Adapun Menurut Rambe (2018: 98), mengungkapkan bahwa hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhi dalam proses pembelajaran, baik faktor

(34)

13

internal maupun eksternal. Secara terperinci, uraian mengenai faktor internal dan eksternal, sebagai berikut:

a. Faktor Internal

Faktor internal merupakan faktor yang bersumber dari dalam diri peserta didik, yang memengaruhi kemampuan belajarnya. Faktor internal ini meliputi: kecerdasan, minat dan perhatian, motivasi belajar, ketekunan, sikap, kebiasan belajar, serta kondisi fisik dan kesehatan.

b. Faktor eksternal

Faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar diri peserta didik yang memengaruhi hasil belajar yaitu keluarga, sekolah, dan masyarakat.

Sejalan dengan pendapat Slameto (2015: 99) menjelaskan ada dua faktor yang mempengaruhi hasil belajar peserta didik, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.

a. Faktor Internal, yaitu faktor yang berasal dari diri individu, dalam hal ini dapat di golongkan menjadi faktor jasmani dan psikologi.

b. Faktor eksternal, yaitu faktor dari luar individu dalam hal ini dikelompokkan menjadi tiga faktor, yaitu faktor keluarga, sekolah dan masyarakat.

Berdasarkan pendapat para ahli yang telah dipaparkan, peneliti menyimpulkan bahwa hasil belajar peserta didik dipengaruhi oleh

beberapa faktor yaitu faktor yang bersumber dari dalam diri peserta didik (faktor internal) dan faktor yang berasal dari luar diri peserta didik (faktor eksternal). Banyaknya faktor yang mempengaruhi hasil belajar tersebut menyebabkan hasil belajar setiap peserta didik berbeda – beda.

3. Macam – Macam Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan suatu perubahan tingkah laku pada diri individu yang diperoleh setelah melaksanakan proses belajar. Adapun menurut Taksonomi Bloom dalam Sudirman (2021: 102) menyatakan bahwa perubahan perilaku individu dapat diklasifikasikan dalam 3 (tiga) ranah, yaitu:

a. Ranah Kognitif, yaitu berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang menaruh perhatian pada pengembangan kemampuan dan keterampilan intelektual.

(35)

14

b. Ranah Afektif, yaitu berkaitan dengan pengembangan perasaan, sikap, nilai, dan emosi.

c. Ranah Psikomotorik, yaitu berkaitan dengan kegiatan – kegiatan manipulatif atau keterampilan gerak.

Adapun menurut Nurbudiyani (2013: 89) macam – macam hasil belajar mencakup tiga ranah yaitu:

a. Ranah kognitif, yaitu ranah yang mencakup kegiatan mental (otak) yang berkenaan dengan hasil belajar intelektual. Ranah ini terdiri dari 6 aspek yaitu pengetahuan (knowledge),

pemahaman (comprehension), penerapan (application), analisis (analysis), sintesis (synthesis), dan penilaian (evaluation).

b. Ranah afektif, yaitu ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai pada diri peserta didik. Hasil belajar afektif dapat meliputi sikap, minat, konsep diri, nilai dan moral peserta didik.

c. Ranah psikomotorik, yaitu hasil belajar yang tampak pada keterampilan yang ditunjukan oleh peserta didik berdasarkan hasil pengalaman belajar tertentu. Ranah ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan gerak reflek, gerak dasar,

keterampilan perseptual, keterampilan fisik, gerak terampil, dan komunikasi non-diskusif peserta didik.

Pendapat lain yang dikemukan oleh Amelia (2016: 2) macam – macam hasil belajar pada ranah kognitif terdiri dari enam aspek dengan uraian sebagai berikut:

a. Aspek pengetahuan (C1), adalah aspek yang mengukur kemampuan peserta didik untuk mengenali atau mengingat kembali suatu konsep, fakta atau istilah, rumus, dan definisi.

b. Aspek Pemahaman (C2) merupakan jenjang kemampuan berpikir yang setingkat lebih tinggi dari ingatan atau hafalan.

c. Aspek Aplikasi (C3) merupakan aspek yang menuntut peserta didik untuk menyeleksi atau memilih suatu abstrasi tertentu (konsep, hukum, dalil, aturan, gagasan, cara) secara tepat untuk diterapkan dalam suatu situasi baru dan menerapkannya secara benar.

d. Aspek Analisis (C4) merupakan aspek kompleks yang memanfaatkan kemampuan-kemampuan dari tiga aspek sebelumnya.

e. Aspek Sintesis (C5) menuntut kemampuan untuk menyusun kembali elemen-elemen masalah dan menemukan suatu hubungan dalam penyelesaiannya dengan menyusun pengetahuan- pengetahuan yang telah dimiliki.

f. Aspek Evaluasi (C6) merupakan kemampuan seseorang untuk membuat pertimbangan terhadap suatu situasi, nilai, ide.

(36)

15

Berdasarkan pendapat para ahli yang telah dipaparkan, dapat disimpulkan bahwa macam – macam hasil belajar mencakup tiga ranah yaitu ranah kognitif, afektif dan psikomotorik yang diperoleh peserta didik setelah mengalami proses belajar. Berdasarkan beberapa ranah ketiga ranah yang ada fokus penelitian ini adalah hasil belajar pada ranah kognitif yang meliputi analisis (C4), sintesis (C5) dan evaluasi (C6).

C. Model Pembelajaran Inkuiri

1. Pengertian Model Pembelajaran

Model pembelajaran merupakan pola untuk menyusun rangkaian pembelajaran yang berfungsi sebagai pedoman bagi pendidik dalam melaksanakan proses pembelajaran. Isrok’atun (2018: 27) “model pembelajaran adalah pola desain pembelajaran, yang menggambarkan secara sistematis langkah demi langkah pembelajaran untuk membantu peserta didik dalam mengonstruksi informasi, ide, dan membangun pola pikir untuk mencapai tujuan pembelajaran”.

Adapun menurut Octavia (2020: 13) mengungkapkan bahwa “model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang menggambarkan prosedur sistematik (teratur) dalam pengorganisasian kegiatan (pengalaman) belajar untuk mencapai tujuan belajar”. Hal ini sejalan dengan pendapat Darmadi (2017: 42) “model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas”.

Berdasarkan pendapat para ahli yang telah di jelaskan, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran adalah suatu kegiatan perencanaan

pembelajaran atau pola yang menggambarkan secara sistematis langkah demi langkah pembelajaran yang digunakan sebagai pedoman dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran dikelas. Maka pada penelitian ini akan menggunakan model pembelajaran inkuiri.

(37)

16

2. Pengertian Model Pembelajaran Inkuiri

Model pembelajaran inkuiri merupakan salah satu model pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan berfikir melalui proses penemuan dan keaktifan peserta didik. Menurut Ulandari Nelpita, dkk (2019: 229)

“model pembelajaran Inkuiri adalah proses membentuk pertanyaan, menyelidiki, dan menciptakan pengetahuan dan hal-hal yang baru yang melibatkan siswa secara penuh dalam pembelajaran”.

Adapun menurut Helmi (2019: 2469) mengungkapkan bahwa “model pembelajaran inkuiri menekankan keterlibatan aktivitas peserta didik secara maksimal pada proses penemuan secara ilmiah terkait untuk menyimpulkan prinsip dan konsep pengetahuan mereka sendiri”. Hal ini sejalan dengan pendapat Shoimin (2014: 85) menyatakan bahwa

salah satu model yang dapat mendorong peserta didik untuk aktif dalam pembelajaran, pembelajaran inkuiri adalah kegiatan

pembelajaran dimana peserta didik didorong untuk belajar melalui keterlibatan aktif mereka sendiri dengan konsep – konsep dan prinsip – prinsip, dan pendidik mendorong peserta didik untuk memiliki pengalaman yang memungkinkan peserta didik menemukan prinsip – prinsip untuk diri mereka sendiri.

Berdasarkan pendapat para ahli tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran inkuiri merupakan model pembelajaran yang

melibatkan peserta didik secara aktif melalui proses menyelidiki, menciptakan prinsip dan menyimpulkan konsep pengetahuan mereka sendiri. Model ini memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk terlibat aktif pada proses penemuan pengetahuan secara ilmiah untuk menyimpulkan pengetahuan baru.

3. Langkah – Langkah Model Pembelajaran Inkuiri

Langkah-langkah atau tahapan model pembelajaran inkuiri dirancang untuk menjadi pedoman saat proses pembelajaran berlangsung. Menurut Ngalimun (2013: 56) menyatakan bahwa ada beberapa langkah-langkah dalam model pembelajaran inkuiri antara lain:

(38)

17

a. Memperoleh dan Mengartikan persoalan: peserta didik bisa memberikan solusi atas persoalannya. Peserta didik bisa memahami persoalan yang dihadapi.

b. Menguraikan Hipotesis: peserta didik bisa memiliki tentang jawaban sementara. Peserta didik bisa memahami materi yang disampaikan oleh pendidik.

c. Memberikan informasi: peserta didik bisa memiliki informasi apapun dari orang lain. Peserta didik bisa meningkatkan daya ingat untuk berpikir.

d. Memeriksa dugaan sementara: peserta didik memiliki daya ingat yang kuat. Siswa bisa memahami materi yang telah disampaikan oleh pendidik.

e. Mengambil ringkasan: peserta didik memiliki kesimpulan untuk meringkas semua bacaan yang diambil. Peserta didik bisa meringkas dengan baik

Adapun menurut Isrok’atun (2018: 43) menjelaskan langkah-langkah pembelajaran inkuiri sebagai berikut:

a. Merumuskan masalah; pendidik menyajikan suatu permasalahan.

rumusan masalah inisudah dirancang sebelumnya oleh pendidik untuk mengarahkan peserta didik pada suatu konsep materi dalam pembelajaran.

b. Merumuskan hipotesis; masalah yang disajikan akan membantu perumusan peserta didik menentukan dugaan sementara. Dugaan sementara inilah yang disebut hipotesis, hipotesis harus dibuktikan benar atau salah melalui kegiatan penemuan.

c. Mengumpulkan data; peserta didik dapat mengumpulkan banyak data yang tersaji dalam permasalahan.

d. Menguji hipotesis; peserta didik melakukan kegiatan mengolah data guna memperoleh kesimpulan. Data yang diperoleh digunakan untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan sebelumnya.

e. Menarik kesimpulan; seluruh rangkaian pembelajaran pada tahap terakhir peserta didik yaitu penarikan kesimpulan. Kesimpulan ini dapat berupa penemuan konsep oleh peserta didik yang sesuai dengan rancangan pendidik.

Pendapat lain dikemukakan oleh Kaharuddin (2020: 107) menjelaskan langkah-langkah pembelajaran inkuiri sebagai berikut.

a. Orientasi terhadap masalah: pemberian stimulus atau rangsangan yang menarik bagi peserta didik sehingga memberikan rasa ingin tahu akan suatu hal.

b. Merumuskan masalah: stimulus yang diberikan akan muncul pertanyaan-pertanyaan dan permasalahan- permasalahan yang akan menjadi basis dan tujuan pembelajaran tersebut.

(39)

18

c. Mengajukan hipotesis: perumusan hipotesis didasarkan pada informasi-informasi yang sudah didapatkan peserta didik dan hipotesis perlu diuji kebenarannya.

d. Mengumpulakan data: peserta didik mengumpulkan data sebanyak-banyaknya dan selengkap mungkin informasi yang dibutuhkan.

e. Menguji hipotesis: setelah tahap yang sebelumnya, peserta didik menguji dugaan sementara, memproses data dan informasi yang diperoleh

f. Kesimpulan: pada akhir pembelajaran, peserta didik menarik kesimpulan mengenai pengujian yang telah dilakukan peserta didik.

Berdasarkan pendapat para ahli yang sudah dipaparkan, dapat

disimpulkan bahwa langkah – langkah yang digunakan dalam penelitian ini adalah langkah – langkah yang dikemukakan oleh Kaharuddin.

Langkah – langkah tersebut yaitu Orientasi terhadap masalah, merumuskan masalah, mangajukan hipotesis, mengumpulkan data, menguji hipotesis dan menarik kesimpulan.

4. Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Inkuiri Model Inkuiri dalam implementasinya memiliki kelebihan dan kelemahan. Adapun kelebihan dan kelemahan sebagai berikut : a. Kelebihan Model Pembelajaran Inkuiri

Setiap model pembelajaran mempunyai kelebihan serta kelemahan dalam pengaplikasiannya. Menurut Wina Sanjaya (2016: 47) kelebihan dan kekurangan model inkuiri adalah sebagai berikut.

1) Menekankan kepada pengembangan aspek kognitif, melalui penemuan dan penyelidikan sehingga pembelajaran dianggap lebih bermakna.

2) Memberikan ruang kepada peserta didik untuk belajar sesuai dengan gaya belajar mereka.

3) Dianggap sesuai dengan perkembangan psikologi belajar modern yang menganggap belajar adalah proses perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman.

4) Melatih peserta didik untuk lebih percaya diri

mengunggkapkan pendapat saat pembelajaran dan dapat menjelaskan hasil kesimpulan yang ditemukan.

5) Melatih peserta didik untuk lebih giat belajar sendiri.

(40)

19

Adapun menurut Nurhadi (2020: 54) mengemukakan bahwa kelebihan model pembelajaran inkuiri yaitu:

1) Membantu peserta didik untuk mengembangkan, kesiapan, serta penguasaan keterampilan dalam proses kognitif.

2) Peserta didik memperoleh pengetahuan secara individual sehingga dapat dimengerti dan mengendap dalam pikirannya.

3) Dapat membangkitkan motivasi dan gairah belajar peserta didik untuk belajar lebih giat lagi.

4) Memberikan peluang untuk berkembang dan maju sesuai dengan kemampuan dan minat masing masing.

5) Memperkuat dan menambah kepercayaan pada diri sendiri dengan proses menemukan sendiri karena pembelajaran berpusat pada peserta didik dengan peran guru yang sangat terbatas.

Berdasarkan uraian beberapa ahli yang dipaparkan, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat beberapa kelebihan yang dimiliki model inkuiri diantaranya yaitu proses pembelajaran menjadi lebih hidup dan peserta didik menjadi lebih aktif, mendorong peserta didik untuk berpikir dan bekerja atas inisiatifnya sendiri, bersikap jujur, objektif, dan terbuka serta membantu peserta didik mengembangkan aspek kognitif dan menemukan konsep pengetahuan mereka sendiri secara percaya diri.

b. Kelemahan Model Pembelajaran Inkuiri

Selain kelebihan yang telah dipaparkan, terdapat juga kelemahan model pembelajaran inkuiri. Menurut Nur Azizah (2016: 52) kelemahan model pembelajaran inkuiri yaitu:

1) Pembelajaran dengan inkuiri memerlukan kecerdasan peserta didik yang tinggi. Bila peserta didik kurang cerdas hasil pembelajarannya kurang efektif.

2) Memerlukan perubahan kebiasaan cara belajar peserta didik yang menerima informasi dari pendidik apa adanya.

3) Pendidik dituntut mengubah kebiasaan pembelajaran yang umumnya sebagai pemberi informasi menjadi fasilitator, motivator, dan pembimbing peserta didik dalam belajar.

4) Untuk kelas dengan jumlah peserta didik yang banyak, akan sangat merepotkan pendidik.

(41)

20

Adapun menurut Nurhadi (2020: 54) mengemukakan kelemahan dari model pembelajaran inkuiri adalah sebagai berikut.

1) Peserta didik harus memiliki kematangan mental, peserta didik harus berani dan berkeinginan untuk mengetahui keadaan sekitarnya dengan baik

2) Keadaan kelas di kita kenyataanya gemuk jumlah peserta didiknya maka metode ini tidak akan mencapai hasil yang memuaskan

3) Pendidik dan peserta didk yang sudah sangat terbiasa dengan PBM gaya lama maka metode ini akan mengecewakan 4) Kurang memerhatikan perkembangan sikap dan keterampilan

bagi peserta didik

Berdasarkan pendapat para ahli, dapat disimpulkan bahwa kelemahan dari model pembelajaran inkuiri adalah model pembelajaran ini kurang tepat jika diterapkan pada peserta didik yang berjumlah banyak, pendidik harus terbiasa menjadi fasilitator bagi perta didik, kurang cocok juga jika mengembangkan konsep keterampilan ataupun sikap karena lebih cocok untuk

mengembangkan pemahaman dari peserta didik.

D. Media Pembelajaran Video

1. Pengertian Media Pembelajaran

Media pembelajaran merupakan alat bantu yang digunakan pendidik untuk menyampaikan pesan atau informasi kepada peserta didik saat proses pembelajaran. Menurut Nurrita (2018: 174) “media pembelajaran adalah alat yang membantu proses pembelajaran sehingga pesan yang disampaikan menjadi lebih jelas dan tujuan pendidikan atau

pembelajaran dapat tercapai dengan efektif dan efisien”.

Adapun menurut Hamid (2020: 4) menyatakan bahwa “media

pembelajaran merupakan segala sesuatu yang dapat menyampaikan pesan melalui berbagai saluran, dapat merangsang pikiran, perasaan, dan

kemauan peserta didik sehingga dapat mendorong terciptanya proses

(42)

21

belajar untuk menambah informasi baru pada diri peserta didik sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik”. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Hamka dalam Nurfadhillah (2021: 13) “media

pembelajaran dapat didefinisikan sebagai alat bantu berupa fisik maupun non fisik yang sengaja digunakan sebagai perantara antara tenaga

pendidik dan peserta didik dalam memahami materi pembelajaran agar lebih efektif dan efisien”.

Berdasarkan pendapat para ahli, maka dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah alat bantu atau sarana yang digunakan pendidik untuk menyampaikan informasi atau pesan yang merangsang kemauan, perasaan dan pemikiran peserta didik sehingga proses pembelajaran menjadi lebih efektif dan efisien.

2. Macam – Macam Media Pembelajaran

Terdapat macam-macam media pembelajaran yang dapat digunakan saat pelaksanaan pembelajaran dengan pengimplementasian media

pembelajaran, maka pembelajaran akan lebih menarik. Menurut Yaumi (2018: 11) “membagi media pembelajaran menjadi 7 bagian yaitu, media realia, model, perekasa teks, visual, audio, video, dan multimedia. Hal ini sejalan dengan pendapat Pakpahan (2020: 63) mendefinisikan bahwa

“berdasarkan persepsi indra, media pembelajaran dikelompokkan menjadi media audio, media visual, dan media audiovisual”.

Adapun menurut Satrianawati (2018: 10) menjelaskan jenis-jenis media secara umum dapat dibagi menjadi empat, yaitu.

a. Media visual, adalah media yang bisa dilihat. Media ini

mengandalkan indra penglihatan. Contoh: media foto, gambar, komik, gambar tempel, poster, majalah, buku, miniatur, alat peraga dan sebagainya.

b. Media audio, adalah media yang bisa didengar. Media ini mengandalkan indra telinga sebagai salurannya. Contohnya:

suara, musik dan lagu, alat music, siaran radio, dan kaset suara, atau CD dan sebagainya.

(43)

22

c. Media audio visual, adalah media yang bisa didengar dan dilihat secara bersamaan. Media ini menggerakkan indra pendengaran dan penglihatan secara bersamaan. Contohnya: media drama, pementasan, film, televisi, dan media yang sekarang menjamur, yaitu Video Compact Disc.

d. Multimedia, adalah semua jenis media yang terangkum menjadi satu. Contohnya: internet, belajar dengan menggunakan media.

internet artinya mengaplikasikan semua media yang ada, termasuk pembelajaran jarak jauh.

Berdasarkan penjelasan jenis – jenis media pembelajaran, penelitian ini menggunakan salah satu media audio visual yaitu media video

pembelajaran yang dibuat oleh peneliti. Ilmplementasi media video dalam pembelajaran digunakan untuk membantu penjelasan materi yang akan diajarkan dan menstimulus peserta didik dalam pembelajaran.

3. Pengertian Media Video

Pemanfaatan media pembelajaran dengan tepat dapat membantu tercapainya tujuan pembelajaran. Salah satu media yang dapat digunakan yaitu media video. Menurut Melinda, dkk (2017: 161)

“media video merupakan salah satu jenis media audiovisual dan dapat menggambarkan suatu objek yang bergerak bersama-sama dengan suara alamiah atau suara yang sesuai sehingga memudahkan peserta didik memahami materi yang diajarkan”.

Adapun menurut Yuanta (2020: 93) mengemukakan bahwa “media video merupakan salah satu jenis media audiovisual yang dapat memvisualkan objek yang bergerak dengan suara yang sesuai dengan isi gambar dan media ini lebih menarik peserta didik untuk memahami materi yang diajarkan dibandingkan hanya menggunakan media visual.

Berdasarkan pendapat para ahli tersebut maka dapat disimpulkan bahwa media video merupakan salah satu media audio visual yang mampu memproyeksikan objek bergerak dengan suara secara bersamaan untuk . membuat peserta didik menjadi lebih aktif, tertarik dan mudah

(44)

23

memahami materi pembelajaran. Media video yang akan digunakan dalam penelitian ini merupakan video yang dibuat oleh peneliti dan disesuaikan dengan materi yang akan diajarkan kepada peserta didik kelas SD Negeri 6 Metro Barat, Kota Metro.

4. Kelebihan dan Kelemahan Media Video

Media video dalam implementasinya pada pembelajaran memiliki kelebihan dan kelemahan. Adapun kelebihan media video menurut Agustiningsih (2015: 55) media video memiliki kelebihan sebagai berikut:

a. Merupakan media gerak perpaduan gambar dan suara

b. Mampu mempengaruhi tingkah laku manusia melebihi media cetak

c. Dapat digunakan seketika

d. Dapat digunakan secara berulang

e. Dapat menyajikan materi yang secara fisik tidak dapat dibawa ke dalam kelas

f. Dapat menyajikan objek secara detail g. Tidak memerlukan ruang gelap

h. Dapat menyajikan objek yang berbahaya i. Dapat diperlambat atau dipercepat

j. Dapat digunakan untuk klasikal ataupun individual

Pendapat lain dikemukakan oleh Yuanta (2020: 94) menjelaskan bahwa media video memiliki kelebihan sebagai berikut:

a. Video dapat menambah suatu dimensi baru di dalam

pembelajaran, video menyajikan gambar bergerak kepada peserta didik disamping suara yang menyertainya.

b. Video dapat menampilkan suatu fenomena yang sulit untuk dilihat secara nyata.

Berdasarkan pendapat ahli yang telah dipaparkan terkait kelebihan media video, peneliti menyimpulkan bahwa kelebihan media video merupakan media yang dapat menampilkan gambar bergerak dan bersuara secara bersamaan, mampu menyajikan objek sulit secara nyata serta dapat digunakan secara berulang.

(45)

24

Selain kelebihan, media video juga mempunyai kelemahan, menurut Munir dalam Batubara & Ariani (2016: 63) kelemahan media video yaitu:

a. Sebagian orang kurang konsentrasi dan kurang aktif dalam berinteraksi dengan materi yang terdapat dalam video karena mereka menganggap belajar melalui video lebih mudah dari pada belajar melalui teks.

b. Penjelasan melalui video juga tidak berhasil membuat peserta didik menguasai sebuah materi secara rinci karena dia harus mampu mengingat rincian setiap sesi yang ada dalam video.

Adapun menurut Yuanta (2020: 94) kelemahannya sebagai berikut:

a. Opposition, pengambilan yang kurang tepat dapat menyebabkan timbulnya keraguan penonton dalam menafsirkan gambar yang dilihatnya

b. Material pendukung, video membutuhkan alat proyeksi untuk dapat menampilkan gambar yang ada di dalamnya

c. Budget, untuk membuat video membutuhkan biaya yang tidak sedikit

Berdasarkan pendapat ahli terkait kelemahan media video yang telah dipaparkan, maka dapat disimpulkan bahwa dalam penggunaannya media video memiliki kelemahan yaitu membutuhkan alat bantu untuk

memproyeksikannya, pengambilan video yang kurang tepat dapat menyebabkan keraguan dalam penafsiran video yang dilihat serta sebagian orang kurang konsentrasi karena anggapan belajar melalui video lebih mudah.

5. Langkah – Langkah Media Video

Penggunaan media video tentunya memiliki langkah – langkah agar media tersebut dapat berjalan secara efektif, efisien dan memberikan informasi sesuai dengan tujuan yang telah di tetapkan. Menurut Batubara

& Ariani (2016: 65) menjelaskan bahwa langkah – langkah media video adalah sebagai berikut:

a. Siapkan media video yang akan di tonton peserta didik.

b. Isi video yang ditampilkan harus yang berkaitan dengan tema atau topik pembelajaran.

(46)

25

c. Gambar – gambar yang ada di dalam video tidak memuat unsur pornografi, tindakan susila, tindakan yang menistakan RAS dan tindakan kekerasan.

d. Durasi setiap video tidak terlalu Panjang minimal 5 menit maksimal 15 menit.

Adapun menurut Yuanta (2020:95) mengungkapkan bahwa langkah – langkah pengimplemetasian media video adalah sebgai berikut.

a. Pendidik harus menentukan materi atau tema yang akan diajarkan terlebih dahulu, kemudian baru memilih media video yang tepat untuk mencapai tujuan pembelajaran.

b. Pendidik harus mengetahui durasi video agar disesuaikan dengan jam mata pelajaran.

c. Mempersiapkan kelas yang meliputi persiapan peserta didik dengan memberikan penjelasan secara global terkait inti isi dari video yang di tampilkan.

d. Setelah pemutaran video pendidik melakukan refeleksi dan tanya jawab dengan peserta didik untuk mengetahui sejauh mana peserta didik dalam mengamati materi pada video.

Berdasarkan pendapat para ahli diatas, maka bahwa langkah – langkah media video pada penelitian ini adalah menentukan isi materi

pembelajaran yang akan dibuat video, menentukan durasi video secara efisien dan efektif, membuat video yang mudah di fahami oleh peserta didik, menampilkan video pada peserta didik, setelah peserta didik mengamati video melakukan kegiatan tanya jawab dan pengamatan untuk mengetahui pemahaman materi peserta didik.

E. Pembelajaran IPA

1. Pengertian Pembelajaran IPA

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah salah satu mata pelajaran yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari peserta didik diperoleh melalui pengamatan serta penelitian terhadap gejala-gejala alam. Fenomena atau gejala alam yang terjadi di sekitar kita dapat dipelajari melalui

pembelajaran IPA, dalam pelaksanaannya peserta didik diharapkan dapat terlibat aktif dalam pembelajaran. Menurut Jannah & Atmojo

(47)

26

(2022:1065) “Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) atau dikenal juga dengan Sains merupakan suatu ilmu dengan topik pembahasannya tentang gejala alam yang disusun secara sistematis berdasarkan hasil percobaan maupun pengamatan yang dilakukan oleh manusia”.

Adapun menurut Pebriani (2017: 12) mengungkapkan bahwa IPA merupakan ilmu pengetahuan tentang fenomena atau gejala alam yang dituangkan berupa fakta, konsep, prinsip dan penemuan yang berkaitan dengan gejala alam yang terjadi di lingkungan sekitar dan memiliki tujuan untuk mengembangkan pengetahuan konsep- konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan peserta didik sehari-hari serta dapat menanamkan rasa ingin tahu dan sikap positif terhadap pembelajaran IPA.

Pendapat lain dikemukakan oleh Prananda & Hadiyanto (2019: 910)

“IPA didefinisikan sebagai upaya manusia untuk memahami alam semesta melalui pengamatan, serta menggunakan prosedur, dan

dijelaskan dengan penalaran sehingga mendapatkan suatu kesimpulan”.

Berdasarkan pengertian pembelajaran IPA menurut para ahli diatas, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran IPA adalah pembelajaran yang topik pembahasannya tentang fenomena atau gejala-gejala alam yang terjadi di lingkungan sekitar.

2. Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar

Pembelajaran merupakan komunikasi dua arah yang dilakukan oleh pendidik dan peserta didik. Menurut Wedyawati & Lisa (2018: 157)

“pembelajaran IPA di SD ditujukan untuk memberi kesempatan peserta didik dalam meningkatkan rasa ingin tahu secara natural,

mengembangkan kemampuan bertanya dan memecahkan masalah

berdasarkan bukti, serta mengembangkan cara berpikir ilmiah”. Sehingga pembelajaran yang dilakukan memerlukan suatu model yang tepat agar pelaksanaan serta tujuan pembelajaran yang diinginkan juga tercapai.

(48)

27

Adapun menurut Wijanarko (2017: 55) mengemukakan bahwa

“pembelajaran IPA di SD membuat peserta didik untuk menemukan sendiri pengetahuannya melalui pengamatan mengenai alam sekitar sehingga pembelajaran akan lebih bermakna untuk peserta didik itu sendiri”.

Berdasarkan para ahli yang telah dipaparkan, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di Sekolah Dasar

merupakan proses peserta didik untuk mempelajari konsep alam dan sekitarnya melalui pembelajaran yang bermakna sehingga peserta didik dapat meningkatkan rasa ingin tahu, menemukan pengetahuannya sendiri serta cara berpikir ilmiah.

3. Tujuan Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar

Pembelajaran IPA di sekolah dasar memiliki beberapa tujuan.

Berdasarkan Permendikbud 22 Tahun 2016 dalam Sayekti & Kinasih (2018: 98) mengemukakan bahwa mata pelajaran IPA di SD memiliki tujuan sebagai berikut :

a. Peserta didik memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam ciptaan-Nya.

b. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalama kehidupan sehari-hari; mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif, dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi, dan masyarakat.

c. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan;

meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam.

d. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan serta

memperoleh bekal pengetauan, konsep, dan keterampilan IPA sebagai bekal untuk melanjutkan jenjang selanjutnya.

Adapun menurut Izzatika, dkk (2019: 7) mengemukakan bahwa “tujuan pembelajaran IPA di SD yaitu untuk mengembangkan kemampuan

(49)

28

peserta didik dalam memahamai konsep IPA dan membekali peserta didik dengan keterampilan proses yang dapat digunakan untuk

memecahkan masalah dalam kehidupan, serta menghargai alam dengan cara memelihara, menjaga dan melestarikan alam yang merupakan ciptaan Tuhan Yang Maha Esa”.

Pendapat lain dikemukakan oleh Hendracipta (2016: 110) “tujuan pembelajaran IPA di sekolah dasar adalah untuk memberikan

pengalaman kepada peserta didik dalam merencanakan dan melakukan kerja ilmiah untuk membentuk sikap ilmiah, meningkatkan kesadaran guna memelihara dan melestarikan lingkungan serta sumber daya alam”.

Berdasarkan pendapat para ahli yang telah dipaparkan, dapat disimpulkan bahwa tujuan pembelajaran IPA di sekolah dasar yaitu untuk

meningkatkan kesadaran peserta didik dalam menjaga, menghargai, melestarikan lingkungan, membentuk sikap ilmiah terhahadap ilmu pengetahuan, dan keterampilan yang menjadi bekal pada jenjang selanjutnya.

F. Penelitian yang Relevan

Sebagai acuan dan kesempurnaan penelitian ini maka peneliti merujuk pada penelitian terdahulu yang relevan sebagai berikut:

1. Roswita Lioba Nahak dan Vera Rosalina Bulu (2020) di Kupang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil uji rata-rata nilai kelas kontrol lebih kecil dari kelas eksperimen yaitu 68,24 < 79,41 yang berarti treatmen yang dilakukan pada kelas eksperimen yaitu penerapan model

pembelajaran inkuiri berbantu LKPD berbasis saintifik mampu

meningkatkan nilai hasil belajar secara signifikan atau dengan kata lain model pembelajaran inkuiri berbantu LKPD berbasis saintifik

berpengaruh terhadap hasil belajar peserta didik.

Perbedaan dengan penelitian yang dilaksanakan adalah media yang

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini dapat dibuktikan melalui penelitian yang dilakukan oleh Hutabalian (2013) dengan hasil penelitian yang memperlihatkan bahwa kemampuan menulis cerpen masih dalam

1) Melihat hasil temuan yang menyatakan CSR berpengauh positif terhadap kienrja keuangan perusahaan, maka bagus bagi perusahaan untuk mengungkapkan CSR secara

Metode evaluasi yang digunakan adalah sistem gugur yaitu evaluasi penilaian penawaran dengan cara memeriksa dan membandingkan dokumen penawaran terhadap pemenuhan persyaratan yang

Operasi Matriks Penjumlahan &amp; Pengurangan Perkalian matriks dengan skalar Perkalian matriks Menentukan keterdefinisian perkalian matriks Matriks dipartisi Perkalian atas

Jumlah spesieszooplankton yang ditemukan pada penelitian ini lebih banyak jika dibandingkan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan Izmiarti dan Setiawati(2015)

Untuk membedakan penelitian yang berjudul Teknik Persuasi dan Gaya Bahasa Berdasarkan Struktur Kalimat pada Slogan Iklan dalam Aplikasi Belanja di Google Play

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan yang signifikan hasil belajar IPA antara kelompok siswa yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran

Hasil penelitianmuatan keilmuan integrasi interkoneksi terhadap ma- ta pelajaran PAI dan Budi Pekerti jenjang SMA kurikulum 2013 dapat dideskripsikan sebagai