• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROGRAM PEMBELAJARAN BERBASIS OTAK UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS PADA ANAK USIA DINI.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PROGRAM PEMBELAJARAN BERBASIS OTAK UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS PADA ANAK USIA DINI."

Copied!
73
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR ISI

1. Pengertian dan Pengelompokan Model Pembelajaran ... 28

2. Perkembangan dan Pemanfaatan Internet dalam Pembelajaran ... 33

3. E-Learning Berbasis Webdan Teori Belajar yang Mendasarinya .. 46

4. Aplikasi E-Learning Berbasis Web di dalam Kelas ... 72

B. e-Pedagogy ... 91

1. Pengertian dan Kedudukannya dengan Pedagogi Kovensional ... 91

2. Pentingnya Aspek Pedagogi dalam E-Learning ... 94

3. Penerapan Prinsip e-Pedagogy dalam Model Pembelajaran e- Learning berbasis web ...... 95

3. Mikroekonomi dan Makroekonomi ... 110

4. Bidang Teori Mikroekonomi ... 110

5. Masalah Pokok Perekonomian ... 111

(2)

BAB III : METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian ... 116

B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 121

C. Teknik dan Alat Pengumpulan Data ... 122

D. Analisis Data ... 126

E. Tahap-Tahap Pelaksanaan Penelitian ... 129

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pembelajaran Mata Pelajaran Ekonomi di SMA ... 141

B. Hasil Penelitian ... 149

1. Hasil Studi Pendahuluan ... 149

2. Pengembangan Model Pembelajaran e-Learning Berbasis Web .... 165

3. Uji Coba Model ... 172

4. Uji Efektifitas Model ... 228

C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 243

BAB V : KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan ... 256

B. Rekomendasi ... 261

DAFTAR PUSTAKA ... 264

(3)

DAFTAR TABEL

TABEL 3.1 Sampel Kelas untuk Uji Validasi ... 121

TABEL 3.2 Pedoman Instrumen Studi Pendahuluan ... 124

TABEL 4.1 Pengalaman Mengajar dan Latar Belakang Pendidikan Terakhir ... 150

TABEL 4.2 Aktualisasi Diri Para Guru Mata Pelajaran Ekonomi ……... 151

TABEL 4.3 Aktualisasi Diri Para Siswa ………... 154

TABEL 4.4 Pendapat Para Guru tentang Sarana, Prasarana Sekolah ... 156

TABEL 4.5 Pendapat Para Siswa tentang Sarana, Prasarana Sekolah ... 157

TABEL 4.6 Pandangan Awal Guru tentang Pengembangan KTSP ... 159

TABEL 4.7 Jawaban Responden terhadap Pengembangan Kurikulum 2006 (KTSP) ... 161

TABEL 4.8 Hasil Pre Test dan Post Test (Uji Coba Terbatas) ... 185

TABEL 4.9 Korelasi Pre Test dan Post Test ………. 186

TABEL 4.10 Korelasi Sampel Berpasangan ………... 196

TABEL 4.11 Hasil Pre Test dan Post Test (Uji Coba Luas Pertama) …... 193

TABEL 4.12 Korelasi Pre Test dan Post Test ………. 194

TABEL 4.13 Korelasi Sampel Berpasangan ……….. 194

TABEL 4.14 Hasil Pre Test dan Post Test (Uji Coba Luas Kedua) ……. 206

TABEL 4.15 Korelasi Pre Test dan Post Test ………. 207

TABEL 4.16 Korelasi Sampel Berpasangan ... 207

TABEL 4.17 Skor Hasil Belajar Siswa Pada Uji Coba Model ... 215

TABEL 4.18 Hasil Pretest Siswa Sebelum Uji Coba Model ... 216

TABEL 4.19 Hasil Tes Evaluasi Belajar Siswa Pada Uji Coba ... 216

TABEL 4.20 Hasil Output SPSS Nilai Posttest1 dan Posttest2 Sample Berpasangan ... 217

TABEL 4.21 Hasil Output SPSS Nilai Posttest1 dan Posttest2 Korelasi Sample Berpasangan ... 218

TABEL 4.22 Hasil Output SPSS Nilai Posttest1 dan Posttest2 Tes Sample Berpasangan ... 218

TABEL 4.23 Hasil Output SPSS Nilai Posttest1 dan Posttest3 Statistik Sample Berpasangan ... 219

TABEL 4.24 Hasil Output SPSS Nilai Posttest1 dan Posttest3 Korelasi Sample Berpasangan ... 219

TABEL 4.25 Hasil Output SPSS Nilai Posttest1 dan Posttest3 Tes Sample Berpasangan ... 219

TABEL 4.26 Hasil Output SPSS Nilai Posttest2 dan Posttest3 ... 220

TABEL 4.27 Hasil Output SPSS Nilai Posttest2 dan Posttest3 Korelasi Sample Berpasangan ... 220

TABEL 4.28 Hasil Output SPSS Nilai Posttest2 dan Posttest3 Tes Sample Berpasangan ... 221

TABEL 4.29 Bentuk Model Pembelajaran e-Learning Berbasis Web Dengan Prinsip e-pedagogy ... 224

TABEL 4.30 Hasil Tes Normalitas Pretest dan Posttest Kelompok Eksperimen ... 229

TABEL 4.31 Hasil Tes Normalitas Pretest dan Posttest Kelompok

(4)

TABEL 4.32 Hasil Tes Uji Validasi Kelompok Eksperimen dan

Kelompok Kontrol ... 231 TABEL 4.33 Hasil Output Uji t Beda Rata-Rata Skor Pretest Kelompok

Eksperimen dan Kelompok Kontrol ... 231 TABEL 4.34 Rekapitulasi Hasil Output Uji t Beda Skor Rata-Rata

Posttest Kelompok Eksperimen dengan Kelompok Kontrol . 232 TABEL 4.35 Hasil Output Uji t Skor Posttest1

Kelompok Eksperimen dengan Kelompok Kontrol ... 233 TABEL 4.36 Hasil Output Uji t Skor Posttest1

Kelompok Eksperimen dengan Kelompok Kontrol ... 233 TABEL 4.37 Frekuensi Hasil Belajar Kelompok Eksperimen Pada

Eksperimen Pertama ... 234 TABEL 4.38 Frekuensi Hasil Belajar Kelompok Eksperimen Pada

Eksperimen Kedua ... 235 TABEL 4.39 Hasil Output Uji t Skor Posttes2

Kelompok Eksperimen dengan Kelompok Kontrol ... 235 TABEL 4.40 Hasil Output Uji t Skor Posttes2

Kelompok Eksperimen dengan Kelompok Kontrol ... 236 TABEL 4.41 Frekuensi Hasil Belajar Kelompok Eksperimen Pada

Eksperimen Kedua ... 236 TABEL 4.42 Frekuensi Hasil Belajar Kelompok Eksperimen Pada

Eksperimen Ketiga ... 237 TABEL 4.43 Frekuensi Hasil Belajar Kelompok Kontrol Pada

Eksperimen Pertama ... 238 TABEL 4.44 Frekuensi Hasil Belajar Kelompok Kontrol Pada

Eksperimen Kedua ... 238 TABEL 4.45 Frekuensi Hasil Belajar Kelompok Kontrol Pada

Eksperimen Ketiga ... 239 TABEL 4.46 Hasil Output Uji t Skor Posttest3 Kelompok Eksperimen

dengan Kelompok Kontrol ... 239 TABEL 4.47 Pandangan Siswa tentang Model Pembelajaran E-Learning

Berbasis Web... 241

TABEL 4.48 Pendapat Guru tentang Model Pembelajaran e-Learning

(5)

DAFTAR BAGAN

BAGAN 1.1 Bagan Kerangka Berpikir Penelitian ... 26

BAGAN 2.1 Konsep Blended Learning ... 79

BAGAN 2.2 Komponen Blended Learning ... 81

BAGAN 2.3 Revolusi Pedagogis ... 98

BAGAN 3.1 Skema Alur Penelitian dan Pengembangan ... 119

BAGAN 3.2 Bagan Rancangan Penelitian Eksperimen ... 128

BAGAN 4.1 Model Awal ... 171

BAGAN 4.2 Revisi Model Setelah Uji Coba Luas Pertama ... 198

BAGAN 4.3 Revisi Model Setelah Uji Coba Luas Kedua ... 204

(6)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan merupakan usaha agar manusia dapat mengembangkan potensi dirinya melalui proses pembelajaran dan/atau cara lain yang dikenal dan diakui oleh masyarakat. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 31 ayat (1) menyebutkan bahwa setiap warga negara berhak mendapat pendidikan, dan ayat (3) menegaskan bahwa Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang. Untuk itu, seluruh komponen bangsa wajib mencerdaskan kehidupan bangsa yang merupakan salah satu tujuan negara Indonesia.

Gerakan reformasi di Indonesia secara umum menuntut diterapkannya prinsip demokrasi, desentralisasi, keadilan, dan menjunjung tinggi hak asasi manusia dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Dalam hubungannya dengan pendidikan, hal tersebut akan memberikan dampak yang mendasar pada kandungan, proses, dan manajemen sistem pendidikan. Selain itu, ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang pesat dan memunculkan tuntutan baru dalam segala aspek kehidupan, termasuk dalam sistem pendidikan.

(7)

peserta didik dan potensi daerah yang beragam, diversifikasi jenis pendidikan yang dilakukan secara profesional, penyusunan standar kompetensi tamatan yang berlaku secara nasional dan daerah menyesuaikan dengan kondisi setempat; penyusunan standar kualifikasi pendidik yang sesuai dengan tuntutan pelaksanaan tugas secara profesional; penyusunan standar pendanaan pendidikan untuk setiap satuan pendidikan sesuai prinsip-prinsip pemerataan dan keadilan; pelaksanaan manajemen pendidikan berbasis sekolah dan otonomi perguruan tinggi; serta penyelenggaraan pendidikan dengan sistem terbuka dan multimakna.

Pembaharuan sistem pendidikan juga meliputi penghapusan diskriminasi antara pendidikan yang dikelola pemerintah dan pendidikan yang dikelola masyarakat, serta pembedaan antara pendidikan keagamaan dan pendidikan umum. Pembaharuan sistem pendidikan nasional dilakukan untuk memperbaharui visi, misi, dan strategi pembangunan pendidikan nasional. Pendidikan nasional mempunyai visi terwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga negara Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah.

(8)

negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Pembaharuan sistem pendidikan tentu saja memerlukan strategi tertentu.

Lahirnya Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas) merupakan perwujudan dari tekad melakukan reformasi pendidikan yang sekian lama terasa mandeg dan tidak mampu lagi menjawab tuntutan perkembangan masyarakat, bangsa dan negara di era global. Persoalan di bidang pendidikan nasional yang berkaitan dengan pemerataan dan perluasan akses, peningkatan mutu sumber daya manusia, relevansi pendidikan dengan kebutuhan masyarakat, dan daya saing, di masa depan, dengan lahirnya Undang-Undang Sisdiknas tersebut diharapkan dapat dibenahi dan dipecahkan guna mewujudkan eksistensi manusia Indonesia, dan interaksinya yang makin baik dan dapat hidup bersama dalam keragaman sosial dan budaya.

Di dalam UU Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 tersebut, pada pasal 1 ayat 1 menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

(9)

malalui tatap muka dan/atau melalui jarak jauh. (UU Sistem Pendidikan RI Nomor 20 Tahun 2003: pasal 13)

Jenjang pendidikan formal dalam kaitannya dengan pendidikan nasional terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi (UU Sistem Pendidikan RI Nomor 20 Tahun 2003: pasal 14). Jenjang pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah, jenjang pendidikan menengah merupakan kelanjutan dari jenjang pendidikan dasar yang diselenggarakan di Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) atau bentuk lain yang sederajat. Sebagai sub sistem pendidikan nasional, Sekolah Menengah Atas (SMA) turut memegang peranan penting dan esensial dalam memberikan ilmu pengetahuan, ketrampilan, serta sikap bagi peserta didiknya untuk dikembangkan di masyarakat. Menurut UU Sistem Pendidikan RI Nomor 20 Tahun 2003, tujuan pada jenjang pendidikan menengah (SMA) mengacu pada: (1) meningkatkan pengetahuan siswa untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi dan untuk mengembangkan diri sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, (2) meningkatkan kemampuan siswa sebagai anggota masyarakat dalam mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan sosial, budaya, dan alam sekitarnya.

(10)

Menengah Atas (SMA) disediakan struktur kurikulum dengan pengkhususan program studi.

Penyelenggaraan Sekolah Menengah Atas dengan pengkhususan program studi dimaksudkan untuk memberikan kemungkinan kepada siswa dalam pemilihan suatu program studi secara khusus. Program studi tersebut adalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), dan Bahasa. Program strudi Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) menekankan pada pemahaman prinsip-prinsip alam serta mendorong siswa untuk bekerja dan bersikap ilmiah. Fokus program studi Ilmu Pengetahuan Alam pada mata-mata pelajaran Matematika, Fisika, Kimia, dan Biologi.

Program studi Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) menekankan pada pemahaman prinsip-prinsip kemasyarakatan untuk mendorong siswa mengembangkan potensinya dalam menciptakan kedamaian dan kesejahteraan hidup bersama. Fokus program studi Ilmu Pengetahuan Sosial pada mata-mata pelajaran Kewarganegaraan, Ekonomi, Sejarah, Sosiologi, Geografi.

Mata pelajaran ekonomi berisikan tentang perilaku dan tindakan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya yang banyak, bervariasi, dan berkembang dengan sumber daya yang ada melalui pilihan-pilihan kegiatan produksi, konsumsi, dan distribusi.

(11)

a. Memahami sejumlah konsep ekonomi untuk mengkaitkan peristiwa dan masalah ekonomi dengan kehidupan sehari-hari, terutama yang terjadi dilingkungan individu, rumah tangga, masyarakat, dan negara

b. Menampilkan sikap ingin tahu terhadap sejumlah konsep ekonomi yang diperlukan untuk mendalami ilmu ekonomi

c. Membentuk sikap bijak, rasional dan bertanggungjawab dengan memiliki pengetahuan dan keterampilan ilmu ekonomi, manajemen, dan akuntansi yang bermanfaat bagi diri sendiri, rumah tangga, masyarakat, dan negara d. Membuat keputusan yang bertanggungjawab mengenai nilai-nilai sosial

konomi dalam masyarakat yang majemuk, baik dalam skala nasional maupun internasional

Ruang lingkup mata pelajaran ekonomi di jenjang SMA mencakup perilaku ekonomi dan kesejahteraan yang berkaitan dengan masalah ekonomi yang terjadi di lingkungan kehidupan terdekat hingga lingkungan terjauh, meliputi aspek-aspek sebagai berikut :

a. Perekonomian b. Ketergantungan

c. Spesialisasi dan pembagian kerja d. Perkoperasian

e. Kewirausahaan

(12)

Sedangkan standar kompetensi lulusan untuk mata pelajaran ekonomi untuk jenjang SMA adalah sebagai berikut : (Kurikulum 2006, KTSP – Standar Kompetensi Lulusan)

a. Memahami permasalahan ekonomi dalam kaitannya dengan kebutuhan manusia, kelangkaan dan sistem ekonomi

b. Memahami konsep ekonomi dalam kaitannya dengan kegiatan ekonomi konsumen dan produsen

c. Memahami konsep ekonomi dalam kaitannya dengan permintaan, penawaran, harga keseimbangan, dan pasar

d. Memahami kebijakan pemerintah dalam bidang ekonomi

e. Memahami Produk Domestik Bruto (PDB), Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), Pendapatan Nasional Bruto (PNB), Pendapatan Nasional (PN)

f. Memahami konsumsi dan investasi

g. Memahami kondisi ketenagakerjaan dan dampaknya terhadap pembangunan ekonomi

h. Memahami APBN dan APBD i. Mengenal Pasar Modal

j. Memahami perekonomian terbuka

(13)

m. Membekali siswa dengan kemampuan berkompetensi dan bekerjasama dalam masyarakat yang majemuk, baik dalam skala nasional maupun skala internasional

Di dalam pembelajaran mata pelajaran ekonomi, idealnya kemampuan yang diharapkan bukan hanya kemampuan dalam mengerti konsep ekonomi kemasyarakatan skala nasional saja, tapi juga diharapkan mengerti perekonomian internasional, manajemen, pembangunan ekonomi, kewirausahaan dan berbagai alternatif pemecahan masalah ekonomi. Apalagi pada saat ini kita berada pada era perekonomian global yang diakselerasi dengan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi, dimana perkonomian keluarga, nasional dan bahkan perekonomian dunia saat ini bertumbuh dan berkembang dengan pesat dan cepat sekali. Hal tersebut mengisyaratkan kepada kita bahwa betapa pentingnya para siswa mengetahui dan menguasai pengetahuan ekonomi dengan baik dan terkini.

Persoalannya sekarang adalah sampai sejauh manakah penguasaan mata pelajaran ekonomi sesuai standar kompetensi sudah dicapai oleh para siswa?, salah satu parameter yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat pencapaian standar kompetensi tersebut adalah dengan menelaah hasil belajar yang diperoleh siswa.

(14)

yang sudah ditetapkan sekolah pada awal tahun pelajaran yaitu 7,5. KKM merupakan acuan empiris tingkat ketuntasan belajar paling rendah yang yang harus dicapai oleh siswa dalam hal penilaian. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) ini sesuai dengan pedoman dari Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP), diserahkan kepada masing-masing sekolah. Penetapan KKM oleh sekolah melalui analisis ketuntasan belajar minimal pada setiap indikator kompetensi dengan memperhatikan kompleksitas, daya dukung, dan intake peserta didik untuk mencapai ketuntasan kompetensi dasar dan standar kompetensi. Tentu saja bahwa masalah ini perlu dicarikan jalan keluarnya, terutama bagi pembelajaran mata pelajaran ekonomi yang lebih efektif sesuai dengan situasi dan kodisi sekolah yang bersangkutan.

Ketercapaian hasil belajar memang sangat dipengaruhi oleh berbagai unsur, diantaranya unsur-unsur yang paling utama adalah unsur guru, unsur siswa itu sendiri, unsur kurikulum, dan unsur sarana prasarana pendukung pembelajaran. Guru sesuai dengan fungsinya bertugas mengoptimalkan kemampuan siswa dalam belajar dengan apa yang kita sebut mengajar. Guru memberikan peranan yang paling besar terhadap determinan hasil belajar siswa. Peranan guru di sini menyangkut keseluruhan aspek termasuk pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran. Sebagaimana Reigeluth (Kusmayadi, 2002:8) menyatakan bahwa:

(15)

Melalui penguasaan strategi pembelajaran yang baik, diharapkan siswa akan mampu berpikir secara kritis dan kreatif, serta tidak merasa dibebani oleh tugas-tugas pekerjaan rumah. Guru tidak hanya memahami bahan materi yang akan diajarkan, tetapi hendaknya memahami semua karakteristik yang terkandung di dalamnya sehingga dapat dengan mudah menerapkan paradigma baru dalam proses pembelajaran. Namun yang terjadi di sekolah-sekolah pada saat sekarang cenderung banyak guru dalam proses pembelajaran cenderung hanya menjelaskan atau memberitahukan segala sesuatu kepada siswa dan guru kurang memberikan kesempatan pada siswa untuk melatih siswa dalam belajar untuk belajar menemukan jawabannya sendiri. Dengan model pembelajaran seperti itu banyak diantara siswa yang semakin pasif dan cenderung merasa bosan.

(16)

menekankan pada upaya membantu siswa agar lebih mampu mengerti, memahami, atau menguasai konsep untuk memecahkan suatu persoalan ekonomi. Perubahan paradigma dalam pembelajaran di sekolah dapat terjadi dalam empat aspek, yang menurut Ibrahim (1994:35-37), yaitu: (1) inovasi dalam struktur/materi kurikulum, (2) inovasi dalam pendekatan belajar-mengajar, (3) inovasi dalam organisasi/manajemen kelas, (4) inovasi dalam sistem penyampaian pengajaran.

(17)

pengajaran, mengembangkan pengajaran, pengelolaan pengajaran dan evaluasi pengajaran.

Inovasi dalam pendekatan pembelajaran telah banyak dilakukan dalam bentuk model-model pembelajaran. Pentingnya penguasaan model-model pembelajaran oleh guru juga dikatakan oleh Saylor (1981):

The terms curriculum and instruction are interlocked almost as inextricable as name Tristan and isoled or Romeo and Juliet. Without a curriculum or plan, there can be no effective instruction; and without instruction the curriculum has little meaning”.

Dari kutipan tersebut di atas dapat diartikan kurikulum dan pembelajaran adalah pasangan yang tidak terpisahkan satu dengan lainnya, tanpa kurikulum sebagai sebuah rencana, maka pembelajaran tidak akan efektif, demikian juga tanpa pembelajaran sebagai implementasi sebuah rencana, maka kurikulum tidak akan memiliki makna apa-apa, dengan demikian hal yang paling krusial dalam implementasi kurikulum adalah model pembelajaran.

(18)

Ada banyak model-model pembelajaran yang dikembangkan dari dulu sampai sekarang, diantaranya model reasoning and problem solving, model problem-based instruction, model pembelajaran perubahan konseptual, model group investigation dan model technology-based instruction. Model technology-based instruction pada saat sekarang lebih kita kenal dengan istilah e-learning, yang secara sederhana dapat dijelaskan sebagai pembelajaran yang mendayagunakan teknologi elektronika di dalam pembelajaran melalui jalur internet.

Ada beberapa keunggulan pengembangan program pembelajaran melalui e-learning, yaitu : (1) sangat dinamis, program menarik, atraktif dan interaktif; (2) dioperasikan sepanjang waktu sehingga siswa dapat memperoleh informasi materi belajar yang diperlukan di saat memerlukannya; (3) belajar secara individual, setiap siswa dapat memilih format atau model pembelajaran yang diinginkan dan yang lebih relevan dengan latar belakangnya setiap saat; (4) bersifat komprehensif, menyediakan berbagai bentuk kegiatan pembelajaran dari berbagai sumber yang memungkinkan siswa untuk memilih suatu format atau metode belajar dan latihan yang disediakan. (Romi, 2007).

(19)

e-learning, perancangan pembelajaran yang kreatif berdasarkan prinsip-prinsip pedagogis, adanya komitmen pendidik dan peserta didik terhadap proses belajar, serta dukungan dari pihak pengelola untuk melakukan eksplorasi pengetahuan, keterampilan, dan praktek yang inovatif. Dalam situasi dan kondisi tersebut, adopsi e-learning bukan berarti sekedar proses digitalisasi pembelajaran konvensional menjadi pembelajaran elektronik berbasis web, dan juga bukan sekedar upaya perluasan dari tradisi dan budaya pembelajaran yang sekarang ini berlangsung dengan jumlah siswa yang lebih banyak secara kuantitatif. E-learning ditujukan untuk memberikan layanan pendidikan yang lebih luas, pengalaman belajar yang lebih kaya, dengan segala implikasinya bagi institusi, sistem pengelolaan, dan proses pembelajaran yang perlu dipersiapkan dengan tepat oleh pendidik.

(20)

judul “Implementasi dan Integrasi Aplikasi Learning Management System dan Grid Computing untuk meningkatkan efektifitas Online Course”. Dari hasil penelitian itu direkomendasikan untuk mengembangkan pembelajaran berbasis e-learning dengan lebih memperhatikan aspek sentuhan pendidikan, sehingga pembelajaran e-learning bukan sebuah otomatisasi pembelajaran, tapi lebih jauh dari itu terjadi proses interaksi pembelajaran yang lebih manusiawi.

(21)

e-learning strategy dan e-pedagogy, bukan sekedar membaca atau menghafalkan e-text.

Apabila kita memaknai uraian tersebut di atas, dengan mempertimbangkan peran serta fungsi guru yang strategis dalam proses pembelajaran, permasalahan pencapaian hasil belajar yang belum optimal serta perkembangan teknologi pembelajaran terkini, maka penulis berasumsi bahwa standar kompetensi khususnya pada mata pelajaran ekonomi yang akan penulis teliti akan lebih mudah dicapai dengan suatu inovasi model pembelajaran terkini yang memadukan antara peran guru dengan model pembelajaran e-learning berbasis web, dimana siswa benar-benar dapat mengakses berbagai data dan informasi terkini, isu-isu lokal maupun isu-isu nasional, bahkan isu-isu internasional yang sedang berkembang dan di harapkan hal tersebut akan meningkatkan hasil belajar yang bisa diraih oleh siswa dengan lebih optimal.

Model pembelajaran yang dirancang penulis tidak hanya pada desain, tetapi juga melihat aktivitas guru dalam mengajar dan aktivitas siswa dalam belajar sebagai umpan balik terhadap model pembelajaran yang diberikan. Hal ini sesuai dengan apa yang dikatakan Saylor (1981:29) tentang “pentingnya pembelajaran dengan memperhatikan karakteristik siswa dan penggunaan model pembelajaran oleh guru serta keluaran dari pembelajaran yang berupa kemajuan hasil belajar siswa”.

(22)

dalam membantu guru untuk lebih meningkatkan hasil belajar siswa, meningkatkan kemampuan dan kompetensi siswa pada mata pelajaran ekonomi di jenjang SMA dengan tidak meninggalkan unsur pedagogis.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian deskriptif pada latar belakang masalah di atas, pemilihan model pembelajaran menjadi hal sangat penting dalam proses belajar mengajar. Dengan model pembelajaran yang digunakan, diharapkan tujuan pembelajaran dan hasil belajar dapat tercapai dengan lebih efektif dan lebih optimal.

Strategi dari penyusunan model pembelajaran ini mempertimbangkan prinsip efisiensi dan efektifitas, artinya hemat dalam penggunaan waktu, sumberdaya dan proses serta sesuai antara tujuan dengan hasil pembelajaran yang akan dicapai. Pembelajaran yang efektif ditunjukkan oleh ketepatan komponen-komponen yang digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran itu sendiri.

Dengan demikian rumusan masalah yang akan diteliti adalah: “model pembelajaran e-learning berbasis web dengan prinsip e-pedagogy yang bagaimanakah yang sesuai untuk mata pelajaran ekonomi jenjang SMA yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa ?.”

C. Pertanyaan Penelitian

(23)

1. Bagaimana kondisi awal pembelajaran mata pelajaran ekonomi sebelum model pembelajaran e-learning berbasis web dikembangkan?, pertanyaan ini diturunkan menjadi beberapa pertanyaan penelitian yang lebih rinci sebagai berikut:

1.1. Bagaimana rancangan pembelajaran mata pelajaran ekonomi yang ada saat ini ?

1.2. Bagaimana aktivitas siswa dalam mengikuti mata pelajaran ekonomi saat ini ?

1.3. Bagaimana kinerja guru dalam implementasi kurikulum mata pelajaran ekonomi saat ini ?

1.4. Bagaimana pemanfaatan sarana prasarana pendukung belajar yang ada di sekolah pada saat ini ?

2. Bagaimana model pembelajaran e-learning berbasis web dengan prinsip

e-pedagogy yang dikembangkan yang dapat membantu guru dalam

meningkatkan hasil belajar siswa ?, pertanyaan ini diturunkan menjadi beberapa pertanyaan penelitian yang lebih rinci sebagai berikut:

2.1. Bagaimana model awal pembelajaran e-learning berbasis web dengan prinsip e- pedagogy yang bagaimana yang akan dikembangkan?

(24)

3. Bagaimanakan pelaksanaan model pembelajaran e-learning berbasis web dengan prinsip e-pedagogy ?, pertanyaan ini diturunkan menjadi beberapa pertanyaan penelitian yang lebih rinci sebagai berikut:

3.1. Bagaimanakah kemampuan dan kinerja guru yang dituntut dalam penerapan model pembelajaran tersebut ?

3.2. Bagaimanakah fasilitas dan lingkungan yang dituntut untuk menerapkan model pembelajaran e-learning berbasis web dengan prinsip e-pedagogy ?

3.3. Bagaimanakah skenario model pembelajaran e-learning berbasis web dengan prinsip e-pedagogy tersebut ?

4. Bagaimanakah pandangan guru dan siswa tentang penerapan model tersebut ?, pertanyaan ini diturunkan menjadi beberapa pertanyaan penelitian yang lebih rinci sebagai berikut:

4.1. Bagaimanakah pandangan guru tentang penerapanan model

pembelajaran e-learning berbasis web dengan prinsip e-pedagogy tersebut?

4.2. Bagaimanakah pandangan siswa tentang penerapanan model pembelajaran e-learning berbasis web dengan prinsip e-pedagogy tersebut?

D. Definisi Operasional

(25)

“mengubah konsep-konsep yang berupa konstruk dengan kata-kata yang menggambarkan perilaku atau gejala yang dapat diamati dan yang dapat diuji dan ditentukan kebenarannya oleh orang lain”, penekanan pengertian definisi operasional terletak pada kata dapat diamati atau diobservasi. (Koentjarangningrat, 1991;23).

Dalam penelitian ini beberapa hal pokok yang perlu didefinisikan yang berkaitan dengan masalah penelitian adalah :

1. Model pembelajaran, mengandung dua makna utuh, yaitu model mengajar oleh guru, dan model belajar oleh siswa. Suatu model pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu pola yang digunakan oleh guru dan siswa dalam melaksanakan proses pembelajaran. Joice dan Weil (2000:6), mengemukakan:

“A model of teaching/learning is a plan or pattern that we can use to design face-to-face teaching in class rooms or tutorial setting and to shape instructional materials-including books, films, tapes, computer-mediated programs, and curricula (long term courses of study). Each model guides us as we design instructional to help students achieve various objectives.”

(26)

tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman dalam melaksanakan aktivitas belajar mengajar.

2. e-Learning adalah sistem pendidikan yang menggunakan aplikasi elektronik untuk mendukung belajar mengajar dengan media internet, jaringan komputer, maupun komputer standalone. Definisi e-learning ini dari berbagai sudut pandang, selanjutnya dapat kita dipelajari secara

lengkap dari alamat tautan berikut

http://www.google.co.id/search?hl=id&source=hp&q=e-learning&btnG=Telusuri+dengan+Google&meta= [diakses pada Juli 2009] 3. Web adalah suatu tampilan dokumen secara digital, yang ditulis dengan menggunakan bahasa hypertext, dan bisa diakses melalui internet. (tersedia: http://en.wikipedia.org/wiki/The_web) [diakses pada Juli 2009] 4. e-pedagogy, berkaitan dengan e-pedagogy, Koehler, M.J. and Mishra.

(2005) mengemukakan :

“Pedagogical knowledge is deep knowledge about the processes and practices or methods of teaching and learning and how it encompasses,among other things, overall educational purposes, values, and aims. This is a generic form of knowledge that is involved in all issues of student learning,classroom management, lesson plan development and implementation,and student evaluation. It includes knowledge about ICT or methods to be used in the classroom; the nature of the target audience; and strategies for evaluating student understanding.”

(27)

proses, strategi, prosedur, dan metode mengajar dan belajar, termasuk di dalamnya hal-hal yang berkaitan dengan tujuan instruksional, penilaian, dan siswa di dalam belajar.

5. Hasil Belajar menunjukkan kemampuan dan tingkat penguasaan oleh siswa dari suatu proses belajar dan pengenalan yang telah dilakukan secara berulang-ulang, yang akan tersimpan dalam jangka waktu lama, atau bahkan tidak akan hilang selama-lamanya, karena turut serta dalam membentuk pribadi individu, dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi mengerti, dan akan merubah cara berpikir, serta menghasilkan perilaku kerja yang lebih baik. (Nana Sudjana, 2004)

E. Tujuan Penelitian

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan suatu model pembelajaran e-learning berbasis web dengan prinsip e-pedagogy dalam rangka meningkatkan hasil belajar pada pembelajaran mata pelajaran ekonomi. Secara lebih rinci, tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui bagaimana kondisi awal pembelajaran mata pelajaran ekonomi sebelum model pembelajaran e-learning berbasis web dikembangkan dengan:

1.1. Mengetahui rancangan awal pembelajaran mata pelajaran ekonomi yang ada saat ini.

(28)

1.3. Mengetahui kinerja guru dalam implementasi kurikulum mata pelajaran ekonomi saat ini.

1.4. Mengetahui bagaimana pemanfaatan sarana prasarana pendukung belajar yang ada di sekolah pada saat ini.

2. Untuk mengetahui model pembelajaran e-learning berbasis web dengan prinsip e-pedagogy yang dikembangkan yang dapat membantu guru dalam meningkatkan hasil belajar siswa yaitu:

2.1. Model awal pembelajaran e-learning berbasis web dengan prinsip e- pedagogy yang bagaimana yang dikembangkan.

2.1. Bentuk akhir dari model pembelajaran yang dikembangkan.

3. Untuk mengetahui pelaksanaan model pembelajaran e-learning berbasis web dengan prinsip e-pedagogy ditinjau dari:

3.1. Kemampuan dan kinerja guru yang yang dituntut dalam penerapan model pembelajaran tersebut.

3.2. Fasilitas dan lingkungan yang dituntut untuk menerapkan model pembelajaran e-learning berbasis web dengan prinsip e-pedagogy. 3.3. Skenario model pembelajaran e-learning berbasis web dengan

prinsip e-pedagogy tersebut.

4. Mengetahui pandangan guru dan siswa tentang penerapan model tersebut: 4.1. Pandangan guru tentang penerapanan model pembelajaran

e-learning berbasis web dengan prinsip e-pedagogy tersebut. 4.2. Pandangan siswa tentang penerapanan model pembelajaran

(29)

tersebut.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini akan menyumbangkan manfaat teoritis dan manfaat praktis, yaitu :

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis, manfaat yang dapat disumbangkan melalui penelitian ini adalah :

(30)

b. Seiring dengan perkembangan teknologi dan informasi mutakhir, saat ini sedang berkembang pembelajaran dengan memanfaatkan internet. Model pembelajaran dalam penelitian ini mengembangkan kemampuan belajar siswa untuk dapat memahami pelajaran secara lebih dalam melalui sumber belajar di internet. Dengan demikian, secara teoritik akan menambah dan semakin melengkapi khasanah konsep atau prinsip pembelajaran di era digital yang saat ini sedang berkembang khususnya pada mata pelajaran ekonomi di jenjang SMA.

2. Manfaat Praktis

Secara praktis, manfaat yang dapat disumbangkan melalui penelitian ini adalah kepada sebagai berikut :

a. Pihak pengambil keputusan kurikulum. Hasil penelitian ini berupa produk model pembelajaran e-learning yang dapat meningkatkan hasil belajar mata pelajaran ekonomi.

b. Guru. Penggunaan model pembelajaran e-learning berbasis web dapat memperbaiki proses belajar mengajar yang dilakukan dalam kelas, bahkan model ini lebih efektif, meringankan beban guru serta menghemat waktu. Selain itu para guru juga akan bertambah wawasan serta kemampuan dalam penguasaan teknologi informasi komunikasi sehingga tidak ketinggalan informasi

(31)

meningkatkan prestasi akademiknya. Disamping itu para siswa dapat belajar mandiri sesuai gaya dan cara belajar masing-masing yang menyenangkan.

d. Khusus bagi pengembang kurikulum sudah harus lebih memikirkan lebih lanjut bagaimana merancang kurikulum yang lebih e-pedagogis edukatif untuk pembelajaran yang memanfaatkan internet.

G. Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir dalam penelitian pengembangan model pembelajaran e-learning berbasis web dengan prinsip e-pedagogy nampak seperti bagan berikut ini:

Bagan 1.1: Bagan Kerangka Berpikir Penelitian

Kerangka berpikir penelitian sebagaimana digambarkan pada bagan di atas, pada dasarnya diadaptasikan dari teori Dr. Nicole dan Dr. Retta tentang pembelajaran

! "# !$!%&

• '

•! '

• '

%( #

(32)

hybrid yang dipublikasikan pada Journal of Information Technology Education Volume 5 pada tahun 2006. Pembelajaran hybrid yang dimaksudkan adalah suatu model pembelajaran campuran (hybrid), yang memadukan pembelajaran klasikal (tatap muka antara guru dan siswa) dengan pembelajaran online yang mana di dalamnya tersedia berbagai sumber belajar yang tidak terbatas.

Menurut Nicole dan Retts, dalam pembelajaran hybrid paduan interaksi pembelajaran tatap muka guru dan siswa dengan pembelajaran online dapat disesuaikan secara fleksibel proporsinya dan dapat pula disesuaikan dalam penyampaian materi pelajaran, dalam pengumpulan tugas-tugas siswa, maupun dalam aktivitas-aktivitas belajar lainnya yang mendukung siswa agar dapat berpikir tingkat tinggi.

Dalam kaitannya dengan pembelajaran hybrid ini, Nicole dan Rett (2006) mengatakan bahwa ”sebuah website yang dirancang untuk pembelajaran sudah terbukti memiliki efektivitas yang baik di dalam menyampaikan materi pelajaran”. Hal ini didukung pula oleh beberapa penelitian yang sudah dilakukan oleh Wernet, Olliges, dan Delicath (2000), menemukan suatu kesimpulan bahwa materi pelajaran yang disampaikan secara online memiliki keuntungan yang lebih besar pada keseluruhan pencapaian pengalaman belajar oleh siswa.

(33)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif dengan metode Penelitian dan Pengembangan (Research and Development). Metode ini dirancang untuk mengembangkan suatu produk baru dan atau menyempurnakan produk yang telah ada dengan langkah-langkah yang dapat dipertanggungjawabkan (Sukmadinata, 2005; 163 - 145). Produk yang dikembangkan dalam penelitian adalah suatu model pembelajaran e-learning berbasis web dengan prinsip e-pedagogy untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

(34)

Kedua, karena metode Penelitian dan Pengembangan memiliki keunggulan untuk mendekatkan kesenjangan antara penelitian dasar yang bersifat teoritis dengan penelitian terapan yang bersifat praktis. Kesenjangan ini dapat didekatkan dengan penelitian dan Pengembangan (Sukmadinata, 2005: 166). Sejumlah sumber referensi yang dibaca oleh penulis telah menerangkan tentang landasan dan prinsip pambelajaran e-learning, namun dalam tulisan tersebut belum ada yang menunjukkan laporan efektifitasnya jika digunakan untuk tujuan yang lebih spesifik. Pada saat yang sama, peneliti membutuhkan adanya suatu model pembelajaran yang diarahkan untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi. Dengan kondisi ini dan untuk memperoleh model pembelajaran yang aplikatif, maka perlu ada solusi yang dapat melahirkan suatu model.

Ketiga, karena metode penelitian dan pengembangan dapat menyakinkan peneliti. Metoda ini memiliki gagasan menggabungkan tiga metode yang saling mendukung untuk lahirnya suatu model yaitu studi pendahuluan, evaluatif pada tahap proses uji coba model, dan eksperimental pada tahap uji keampuhan model (Sukmadinata, 2005:167). Sejumlah pengalaman penelitian yang dilakukan oleh para mahasiswa pasca sarjana menunjukkan bahwa penelitiannya sangat berhasil. Dengan pengalaman penelitian yang telah berulang-ulang tersebut memberi kekuatan kepada peneliti untuk mamilih metode Penelitian dan Pengambangan.

(35)

penyederhanaan dari sepuluh langkah yang dikembangkan oleh Gall dan Borg (2003; 570), yaitu:

1. research and information collecting. Langkah ini merupakan studi pendahuluan sebelum model dikembangkan. Teknik yang digunakan adalah studi literatur, observasi sekolah, pemahaman terhadap kinerja guru, manajerial sekolah, dan observasi ke ruang kelas.

2. planning (perancangan) yaitu perencanaan kegiatan selama proses pengembangan dan uji coba model.

3. develop preliminary form of product (pengembangan produk awal) yaitu pengembangan bentuk awal sebuah prototipe model.

4. preliminary field testing (uji coba awal) yaitu uji coba lapangan awal yang dilakukan terhadap satu sampai tiga sekolah dengan penyertaan beberapa subjek penelitian.

5. main product revision (revisi) yaitu perbaikan atau penyempurnaan prototipe hasil ujicoba tahap awal.

6. main field testing (uji coba utama). Dalam penelitian ini dinamakan sebagai ujicoba lebih luas dengan subjek penelitian yang lebih banyak.

7. operational product revision (revisi produk) yaitu penyempurnaan produk dari hasil ujicoba utama.

8. operational field tesing (uji coba operasional) yaitu uji coba empiris dengan menggunakan metode eksperimen.

(36)

10. dissemination and distribution (diseminasi dan distribusi). Langkah akhir ini tidak akan dimasukan dalam penelitian ini.

Berdasarkan pada langkah penelitian ini secara umum mengacu pada pendapat Gall dan Borg (1989) di atas, Sukmadinata (2005:189) memodifikasi untuk menyederhanakannya menjadi tiga tahap utama, yaitu pendahuluan, pengembangan, dan pengujian, seperti terlihat pada skema berikut ini.

Bagan 3.1: Skema Alur Penelitian dan Pengembangan

Penelitian pendahuluan, yaitu tahap persiapan untuk pengembangan model. Tahap ini terdiri atas dua langkah yaitu studi kepustakaan dan survey lapangan. Studi kepustakaan merupakan kajian untuk mempelajari konsep-konsep atau teori-teori yang berkenaan dengan model pembelajaran e-learning berbasis web. Sedangkan survey lapangan dilaksanakan untuk pengumpulan data yang berkenaan dengan kondisi siswa, guru, kurikulum, metode, media, sumber

!

(37)

belajar, sarana dan prasarana, lingkungan sekolah, dan manajemen sekolah yang berkenaan dengan kebijakan proses pembelajaran.

Tahap pengembangan terdiri dari tiga kegiatan yaitu pengembangan draf awal, uji coba model terbatas, dan uji coba lebih luas. Target utamanya adalah diperolehnya model pembelajaran e-learning berbasis web dengan prinsip e-pedagogy yang siap diuji coba pada tahap validasi.

Pengembangan model sebelum diujicobakan dilakukan diskusi dengan seorang pakar teknologi dari Sekolah Tinggi Informatika LIKMI Bandung, sehingga diperoleh rancangan model e-learning berupa website tuntunan bagi siswa dalam belajar.

Pada tahap ini juga perangkat model yang disediakan antara lain Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja Siswa (LKS) yaitu suatu student workbook yang berisi tugas kegiatan belajar. Instrumen penilaian yaitu seperangkat alat ukur yang dapat menakar kemampuan siswa dalam mata pelajaran ekonomi. Perangkat lainnya adalah buku panduan pelaksanaan model yaitu berupa buku pedoman bagi guru yang akan melaksanakan praktek penggunaan model pembelajaran e-learning berbasis web.

(38)

B. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas X yang berjumlah 315 siswa (9 kelas paralel x @35 siswa). Untuk kebutuhan penelitian, maka dari seluruh jumlah populasi akan diambil sample dengan teknik pengambilan random sampling dan cluster sampling pada setiap kelas agar penelitian dapat mengangkat informasi kondisi pembelajaran mata pelajaran ekonomi dari seluruh siswa.

Dari sembilan kelas tersebut diambil satu kelas untuk dilakukan pengujian model (uji coba 1) secara terbatas. Untuk mengujicobakan secara luas (uji coba 2) diambil dua kelas. Lalu dilakukan uji validasi model yang dilaksanakan pada tiga kelas eksperimen dan tiga kelas lainnya dengan kualifikasi yang sama, kelas-kelas ini digunakan sebagai kelompok pembanding atau kelompok kontrol.

Untuk memperoleh tiga kelas eksperimen dan kontrol, digunakan teknik random sampling dan cluster yang dianggap banyak memiliki kesamaan karakteristik sehingga dapat terwakili. Dengan demikian, penetapan sampel bersifat disesuaikan dengan pertimbangan serta kebutuhan (purposive sampling) dan kelas yang dipilih sebagai sampel dapat dilihat pada tabel berikut :

Kelompok Eksperimen Jumlah

Siswa Kelompok Kontrol

Jumlah siswa

Kelas X – 4 12 Kelas X – 5 11

Kelas X – 6 12 Kelas X – 7 12

Kelas X – 8 11 Kelas X – 9 12

35 35

(39)

C. Teknik dan Alat Pengumpulan Data

Jenis instrumen yang digunakan pada tahap studi pendahuluan adalah studi pustaka, studi dokumenter, observasi berstruktur, ceklis, wawancara dan angket. Untuk mengembangkan semua instrumen di atas, langkah pertama adalah menyusun pedoman instrumen.

(40)

2. Studi dokumenter merupakan merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, gambar maupun elektronik. Dokumen yang telah diperoleh kemudian dianalisis (diurai), dibandingkan dan dipadukan (sintesis) membentuk satu hasil kajian yang sistematis, padu dan utuh. Jadi studi dokumenter tidak sekedar mengumpulkan dan menuliskan atau melaporkan dalam bentuk kutipan-kutipan tentang sejumlah dokumen yang dilaporkan dalam penelitian adalah hasil analisis terhadap dokumen-dokumen tersebut.

3. Observasi dan ceklis, adalah pengamatan langsung pada kegiatan yang sedang berjalan dan pengamatan ini dilakukan pula dengan bantuan alat-alat khusus seperti ceklis atau daftar isian yang sudah dipersiapkan sebelumnya (structured observation).

4. Wawancara, untuk mengumpulkan data dengan mengadakan komunikasi dengan sumber data. Komunikasi tersebut dilakukan dengan dialog (Tanya jawab) secara lisan, baik langsung maupun tidak langsung (I.Djumhur dan Muh.Surya, 1985).

5. Angket digunakan untuk menjaring data berupa serangkaian pertanyaan yang diajukan pada responden untuk mendapat jawaban (Depdikbud:1975), dalam penelitian ini angket berupa daftar atau kumpulan pertanyaan tertulis yang harus dijawab secara tertulis oleh responden.

(41)

Indikator-indikator itulah yang kemudian ditutunkan menjadi sejumlah butir pertanyaan.

Penelitian pendahuluan diarahkan untuk menggambarkan kondisi awal tentang empat hal yaitu tentang pembelajaran mata pelajaran ekonomi di SMA lokasi penelitian yang rinciannya meliputi bentuk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), pengorganisasian materi bahan pelajaran, metode pembelajaran, bentuk media pembelajaran dan sumber belajar, dan bentuk penilaian hasil belajar siswa. Walaupun sasarannya ke arah empat hal tersebut namun tentu saja perlu juga ditelusuri kondisi lainnya yang masih terkait seperti kebijakan KTSP yang berlaku di sekolah, ketersediaan sarana dan prasarana pembelajaran, dan persepsi siswa, guru, maupun kepala sekolah terhadap mata pelajaran ekonomi.

Berikut ini adalah pedoman untuk mengembangkan instrumen pada tahap studi pendahuluan:

Tabel 3.2 Pedoman Instrumen Studi Pendahuluan

No Aspek yang akan ditanyakan Instrumen Responden W A O

1 Data Responden V KS dan Guru

2 Pengetahuan tentang lingkup materi mata

pelajaran ekonomi V V Guru

3 Pengetahuan tentang kurikulum dan

pembelajaran mata pelajaran ekonomi V V Guru 4 Pengetahuan tentang penyusunan RPP dan

Silabus V V Guru

5 Pengetahuan tentang bahan dan sumber belajar

mata pelajaran ekonomi V V KS dan Guru

6 Pengetahuan tentang media dan alat

pembelajaran mata pelajaran ekonomi v Guru 7

Penggunaan variasi strategi, pendekatan, dan

(42)

pelajaran ekonomi

8 Inovasi-inovasi dalam pembelajaran mata

pelajaran ekonomi sesuai standar proses V V V

KS, Guru dan Siswa

9 Pemanfaatan lingkungan sekitar sebagai sumber

belajar V V

Guru dan Siswa

10 Kebijakan KTSP kaitannya dengan pembelajaran

mata pelajaran ekonomi V KS

11 Ketersediaan sarana dan prasarana pembelajaran V V Guru dan Siswa 12 Ketersediaan LKS untuk mata pelajaran ekonomi V V Guru dam Siswa 13 Kegiatan belajar mata pelajaran ekonomi V V Guru dan Siswa 14 Persepsi tentang Lingkungan belajar V V Guru dan Siswa 15 Kebijakan dalam penyediaan sarana belajar mata

pelajaran ekonomi V V KS dan Guru

16 Motivasi dalam belajar mata pelajaran ekonomi V V Guru dan Siswa 17 Persepsi terhadap pembelajaran mata pelajaran

ekonomi V Siswa

18 Persepsi terhadap guru mata pelajaran ekonomi V Siswa

19 Cara penilaian terhadap prestasi belajar siswa V V Guru dan Siswa

Keterangan : W = Wawancara A = Angket O = Obeservasi

(43)

Instrumen untuk kepala sekolah bentuknya berupa pedoman wawancara. Hal yang ditanyakan adalah tentang desain dan implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Ruang lingkup yang ditanyakan antara lain tentang keanggotaan KTSP, dokumen KTSP, visi dan misi sekolah, penyediaan media pembelajaran, dan kebijakan persiapan menghadapi ujian nasional khususnya pada mata pelajaran ekonomi. Validasi instrumen didasarkan pada uji keterbacaan dan uji ruang lingkup kepada sejumlah guru di lapangan.

Instrumen untuk siswa bentuknya angket dengan pertanyaan ada yang terbuka dan ada yang tertutup. Tujuan penyebaran angket untuk siswa adalah untuk cross-check terhadap jawaban dari guru mata pelajaran ekonomi. Validasi instrumen berdasarkan pada uji keterbacaan kepada beberapa siswa.

Panduan observasi umumnya berbentuk daftar isian dan ceklis. Ruang lingkup yang diobservasi adalah tentang sarana dan prasarana sekolah, layanan pendidikan.

D. Analisis Data

(44)

Dalam penelitian pengembangan dilakukan analisis data sebagai berikut : a) Data hasil observasi kelas dianalisis dengan pendekatan kualitatif untuk

kemudian dilakukan revisi dan uji coba berkelanjutan;

b) Untuk menghasilkan model yang solid, dilakukan tes setelah uji coba. Hasil tes belajar dianalisis dengan analisis kuantitatif melalui statistik uji t dengan program SPSS for Windows versi 17.0, yakni membandingkan rata-rata hasil belajar antara tiap uji coba. Uji-t dilakukan karena pengujian sifatnya parsial, bukan simultan. Hal ini dilakukan terhadap hasil tes uji coba 1 dengan hasil tes uji coba 2, membandingkan hasil tes uji coba 2 dengan hasil tes uji coba 3 dan membandingkan hasil tes uji coba 3 dengan uji coba 4.

Analisis uji-t (Iskandar, 2008:113) merupakan “analisis parametrik yang digunakan apabila data penelitian berdistribusi normal atau data terlebih yang didapat harus diuji normalitas datanya terlebih dahulu sebelum masuk kepada statistik uji-t”. Oleh karena itu dalam penelitian ini, sebelum pelaksanaan uji-t dilakukan uji normalitas Kolmogorof-Smirnov.

(45)

Untuk mengetahui keefektifan model sebagai uji validasi dilakukan analisis kualitatif, yakni membandingkan hasil observasi kelas dan analisis kuantitatif melalui statistik analisis faktorial 3x2 sehingga dapai diperoleh gambaran kekuatan model. Analisis perbandingan secara kualitatif dilakukan untuk melihat peningkatan prestasi siswa jika menggunakan model pembelajaran yang dikembangkan (keefektifan model terhadap siswa). Sedangkan analisis faktorial dilakukan untuk membandingkan prestasi siswa antara kelompok eksperimen clan kelompok kontrol, baik secara keseluruhan maupun perbandingan antara masing-masing kelas.

Desain dalam studi eksperiman ini digunakan kuasi eksperimen. Pertama, penelitian eksperimen pada dasarnya adalah pengamatan terhadap munculnya suatu akibat pada variabel terikat dari suatu sebab sebagai variabel bebas melalui suatu upaya sengaja yang dilakukan oleh peneliti (Sevilla dalam Suherli, 2002 93). Kedua, penelitian ini dapat menguji hipotesis mengenai hubungan sebab akibat. Rangkaian kegiatan dalam rancangan penelitian kuasi eksperimen tersebut secara visual dapat dilihat pada bagan berikut:

Group Pretest Treatment Posttest

A O X C

B O C

Time

Sumber: McMilan dan Schumacher (2001)

Bagan 3.2: Bagan Rancangan Penelitian Eksperimen (pretest-posttest with control group design)

(46)

e-learning berbasis web pada kelompok eksperimen dan pembelajaran konvensional pada kelompok kontrol, C adalah kelompok diberikan posttest.

E. Tahap-tahap Pelaksanaan Penelitian 1. Studi Pendahuluan

Penelitian pendahuluan dilaksanakan selama 1 bulan yakni pada bulan Juni 2010. Dalam tahap ini sebelum dilakukan penjaringan data, peneliti melakukan pendekatan kepada kepala sekolah untuk meminta kesediaan dilakukannya penelitian prasurvei. Berdasarkan kesediaan tersebut, kemudian dilakukan observasi kelas, yakni melihat dan mengamati kegiatan belajar mengajar mata pelajaran ekonomi, setelah itu dilakukan penyebaran angket untuk guru dan siswa.

Data yang diperoleh kemudian diolah dan dianalisis sehingga diperoleh suatu profil tentang penerapan pengajaran mata pelajaran ekonomi yang telah dilakukan guru, kemampuan dan aktivitas belajar siswa, kemampuan dan kinerja guru, dan kondisi pemanfaatan sarana, fasilitas, dan lingkungan. Hasil ini digunakan sebagai dasar untuk mengembangkan model pembelajaran e-learning berbasis web yang disesuaikan dengan kondisi tersebut.

(47)

disusunlah Angket 1 (lihat lampiran 1). Angket ini diberikan kepada siswa kelas X dari 9 kelas secara acak sesuai dengan jumlah siswa pada setiap kelas. Angket 2 (lihat lampiran 2) diberikan kepada 6 orang guru pengampu mata pelajaran ekonomi.

Langkah yang perlu dilakukan dalam studi pendahuluan adalah: Pertama, angket yang diberikan baik kepada siswa maupun guru diujicobakan sebanyak satu kelas. Dari hasil uji coba teridentifikasi pertanyaan-pertanyaan yang tidak jelas serta bias sehingga tidak mendapatkan jawaban yang diharapkan oleh penelitian ini. Kegiatan uji coba angket ini merupakan salah satu bentuk validasi instrumen dalam penelitian awal yang dijadikan dasar untuk melakukan perbaikan dan penyempurnaan instrumen penelitian.

Kedua, memperbaiki angket berdasarkan berbagai masukan dari para guru pengampu mata pelajaran ekonomi, dan hasil uji coba angket. Perbaikan dilakukan berkaitan dengan redaksional, opsi yang disediakan, serta substansi pertanyaan dalam angket yang dapat menimbulkan berbagai interpretasi.

Ketiga, membagikan angket penelitian yang telah diperbaiki kepada siswa secara acak. Keempat, mengumpulkan angket kembali yang telah disebarkan. Dari seluruh angket yang berjumlah 125 buah, terkumpul 100 buah. Penyebab tidak lengaknya jumlah angket yang disebarkan tersebut karena siswa tidak masuk dan keengganan menjawab berbagai pertanyaan dalam angket. Dengan demikian angket yang diolah sebanyak 100 dari siswa dan 6 dari guru.

(48)

yang menjawab dengan asal-asalan tidak diolah karena data hasil angket tersebut dianggap akan mengacaukan data yang sesungguhnya.

Data yang terkumpul melalui instrumen tersebut sangat bermanfaat sebagai dasar bagi penyusunan model pembelajaran e-learning mata pelajaran ekonomi berbasis web yang akan dikembangkan. Pengembangan dilakukan untuk mendapatkan rancangan model pembelajaran yang akan diuji coba terlebih dahulu sebelum digunakan dalam penelitian eksperimen.

Teknik yang digunakan untuk memperoleh informasi tentang pembelajaran mata pelajaran ekonomi adalah studi dokumen, menggunakan checklist tentang kelengkapan rencana pembelajaran, melakukan observasi kelas dengan checklist untuk menjaring informasi tentang kesesuaian tujuan pembelajaran dan aktivitas pembelajaran.

(49)

Tahap berikutnya dilakukan beberapa prosedur kegiatan penelitian. Pertama, mengkonstruksi model pengembangan; kedua melakukan kegiatan observasi, perlakuan, dan evaluasi; ketiga melakukan kegiatan interpretasi dan rekonstruksi; dan keempat menyusun model berdasarkan hasil penelitian pada tahap pertama dilakukan penyusunan model pengembangan model pembelajaran e-learning berbasis web pada mata pelajaran ekonomi. Pada tahap kedua dilakukan penelitian terhadap kegiatan penerapan model pembelajaran e-learning berbasis web dengan fokus analisis pada proses dan produk. Pada tahap ketiga dilakukan interpretasi dan rekonstruksi terhadap variabel penelitian. Pada tahap terakhir dilakukan penyusunan suatu teori. Berpijak dari prosedur tersebut diterapkan ke dalam tahapan-tahapan penelitian yang terdiri atas lima tahap kegiatan untuk sampai pada penyusunan simpulan atau teori hasil penelitian. 2. Uji Coba Instrumen

Instrumen angket didistribusikan untuk guru dan siswa lalu dilakukan observasi kelas, yang digunakan sebagai alat pengumpul data pada tahap penelitian prasurvei. Setelah instrumen dikembangkan, kemudian dilakukan uji coba, terutama dalam hal keterbacaan angket.

3. Pengembangan Model Pembelajaran e-Learning Berbasis Web dan Uji Coba Model

(50)

dalam kurun waktu setengah semester. Setiap uji coba berakhir dilakukan revisi terhadap model pembelajaran dan kemudian dikembangkan website berikutnya.

Data yang diperoleh berbentuk catatan lapangan yang kemudian didiskusikan dengan guru sehingga diperoleh umpan balik untuk memperbaiki model pembelajaran dalam uji coba berikutnya. Setelah uji coba berlangsung selama dua kali dan hasilnya memperlihatkan bentuk yang optimal, maka model pembelajaran tersebut dianggap siap untuk diuji validasi (bentuk akhir model).

Selain data catatan lapangan diperoleh data berupa tes hasil belajar siswa. Terhadap data ini dilakukan perhitungan uji validasi model dengan uji t untuk membedakan hasil setiap uji antara uji coba 1 dengan 2, uji coba 2 dengan 3. Perhitungan ini dilakukan untuk melihat kekuatan model dalam meningkatkan hasil belajar siswa.

Rancangan pengembangan model pembelajaran mata pelajaran ekonomi melalui web ditempuh dengan langkah-langkah sebagai berikut: (a) mempelajari kurikulum dan silabus, (b) menyusun desain dan skenario model pembelajaran, (c) melakukan uji coba penerapan model pembelajaran e-learning berbasis web. a) Mempelajari Kurikulum dan Silabus

(51)

dan strategi pembelajaran. Bahkan kurikulum memberi arahan atas segala bentuk aktivitas pendidikan demi tercapainya tujuan pendidikan yang diinginkan. "Curriculum is a structured series of intended learning outcome" (Johnson dalam Sukmadinata, 1997:5). Untuk setiap mata pelajaran dibuat silabus yang menjelaskan identitas mata pelajaran, seperti nama mata pelajaran, kode, alokasi waktu pembelajaran, tujuan umum dan khusus pembelajaran, garis besar materi pelajaran, metode pembelajaran termasuk di dalamnya tercantum alat bantu pembelajaran, tugas yang diberikan, evaluasi, dan literatur baik utama dan penunjang.

Sebagai pengembangan dari silabus, untuk setiap mata pelajaran dibuat Rencana Pembelajaran (RP) yang berisi rancangan pembelajaran untuk setiap pertemuan. Dalam setiap pertemuan dirumuskan tujuan instruksional khusus, rincian materi pelajaran, kegiatan belajar mengajar, termasuk alat bantu pembelajaran yang digunakan, tugas yang diberikan, bab yang dirujuk, serta evaluasi. Silabus dan Rencana Pembelajaran menjadi pegangan guru dan siswa.

b) Menyusun Desain dan Skenario Model Pembelajaran

Rancangan pembelajaran e-learning berbasis web pada mata pelajaran ekonomi disusun dengan skenario sebagai berikut :

No. Tahap

1 Pretest Mengerjakan soal pretest

(52)

3 • Membaca dan mempelajari

materi pembelajaran

• Melakukan pencarian untuk mendapatkan penjelasan

• Menulis ringkasan materi yang sudah dipelajari dan kesimpulan

• Memandu siswa pada bagian web sumber belajar yang perlu ditekankan

• Berkeliling untuk membantu siswa bilamana ada hal-hal

4 Posttest Mengerjakan tes Memeriksa pekerjaan siswa

Rancangan pembelajaran tersebut selanjutnya dikembangkan menjadi desain pengajaran dengan bertitik tolak dari konsep pengembangan pembelajaran e-learning berbasis web. Rancangan ini merupakan rancangan awal sebelum dilakukan uji coba.

Skenario tersebut selanjutnya dituangkan ke dalam desain pembelajaran e-learning berbasis web pada mata pelajaran ekonomi. Model ini selanjutnya akan digunakan untuk uji coba dalam rangka mendapatkan suatu model yang lebih baik. Model yang telah diperbaiki dari hasil uji coba selanjutnya akan digunakan dalam penelitian eksperimen.

4. Uji Coba Penerapan Model Pembelajaran e-Learning berbasis Web.

(53)

pembelajaran. Kegiatan ini dilakukan pada awal pembelajaran uji coba pertama (pertemuan pertama). Posttest diberikan untuk mengetahui sejauh mana model tersebut bepengaruh terhadap hasil belajar siswa dan dilakukan pada akhir setiap ujicoba yang dilakukan.

Dalam setiap ujicoba yang dilakukan peneliti juga melakukan observasi untuk melihat proses pembelajaran, aktivitas guru dan aktivitas siswa. Aktivitas guru mencakup: perencanaan, implementasi, dan evaluasi yang menggambarkan penggunaan teknologi pembelajaran yaitu: desain pembelajaran yang dirancang, pengembangan, implementasi pembelajaran, pengorganisasian dan evaluasi pembelajaran. Aktivitas siswa mencakup: bagaimana respon siswa terhadap pembelajaran yang diberikan. Melalui setiap uji coba yang dilakukan, peneliti dapat melihat dan mengetahui praktis, efisiensi dan efektifitas model yang dikembangkan, dari setiap temuan peneliti dapat melakukan perbaikan model dalam upaya penyempurnaan model. Hasil akhir penyempurnaan model ini kemudian divalidasi untuk mengetahui keefektifan dan efisiensi model yang dikembangkan.

(54)

hasil perbandingan tersebut untuk menentukan batasan frekuensi ujicoba yang perlu dilakukan.

Hipotesis statistik yang akan diuji untuk mengetahui perbedaan rata-rata posttest yang sudah dilakukan dirumuskan sebagai berikut :

H0 : µp = µ(p+1)

Tidak terdapat perbedaan signifikan antara rata-rata skor posttest sebelumnya (µp) dengan skor posttest berikutnya (µ(p+1))

H1 : µp < µ(p+1)

Terdapat perbedaan signifikan antara rata-rata skor posttest sebelumnya (µp) dengan skor posttest (µ(p+1)), rata-rata skor posttest

sebelumnya (µp) lebih kecil dari pada rata-rata skor posttest

berikutnya (µ(p+1)).

Penolakan H0 dan penerimaan H1, menunjukkan bahwa model pembelajaran

memiliki pengaruh terhadap kompetensi ekonomi, penerimaan Ho dan

penolakan H1 menunjukkan bahwa model pembelajaran tidak memiliki

pengaruh terhadap kompetensi ekonomi.

5. Validasi Model Pembelajaran e-learning Berbasis Web.

(55)

dengan rata-rata peningatan kelompok kontrol yang menggambarkan efektivitas model terhadap peningkatan hasil belajar siswa.

Dalam penelitian dan pengembangan (R&D) yang peneliti lakukan ini diperoleh dua kategori data yaitu :

a. Data kualitatif yang diperoleh melalui studi pendahuluan atau survei awal yang dilakukan sebelum model terancang. Data ini dianalisis melalui proses penafsiran langsung yang dilakukan oleh peneliti sendiri sehingga menghasilkan kesimpulan. Hal ini peneliti lakukan karena data kualitatif bisa disusun dan langsung ditafsirkan oleh peneliti berdasarkan masalah dan tujuan penelitian (Sudjana dan Ibrahim, 1989). Lebih lanjut dipertegas bahwa peneliti tidak perlu melakukan pengolahan data melalui perhitungan matematis sebab data telah memiliki makna apa adanya. Dalam hal ini peneliti melakukan analisis dengan persentase jawaban responden terhadap instrumen yang peneliti gunakan.

(56)

data terlebih yang didapat harus diuji normalitas datanya terlebih dahulu sebelum masuk kepada statistik uji-t”. Oleh karena itu dalam penelitian ini, sebelum pelaksanaan uji-t dilakukan uji normalitas Kolmogorof-Smirnov. Langkah ini didukung Sugiyono (2009:27) yang mengemukakan bahwa “sebelum penelitian menggunakan teknik statistik parametrik sebagai analisisnya, maka peneliti harus membuktikan terlebih dahulu, apakah data yang dianalisis itu berdistribusi normal atau tidak”. Uji normalitas pada dasarnya membandingkan data yang dimiliki peneliti dengan data berdistribusi normal yang memiliki mean dan standar deviasi yang sama dengan data peneliti (Patria, 2008).

Hipotesis statistik yang akan diuji untuk mengetahui perbedaan tersebut dirumuskan sebagai berikut:

Ho : µE = µK

Tidak terdapat perbedaan signifikan antara rata-rata gain skor posttest pada kelompok eksperimen (µE) dengan rata - rata gain skor posttest pada

kelompok kontol (µK).

H1 : µE > µK

Terdapat perbedaan signifikan antara rata-rata gain skor posttest kelompok ekperimen (µE) dengan rata-rata gain skor posttest kelompok kontrol (µK);

rata-rata gain skor posttest pada kelompok ekperimen (µE) lebih besar

dibandingkan dengan kelompok kontrol (µK) .

Penolakan Ho dan penerimaan H1 menunjukkan bahwa model pembelajaran

(57)

ekonomi dibandingkan dengan pembelajaran konvensional. Sebaliknya, penerimaan Ho dan penolakan H1 menunjukkan bahwa model pembelajaran

(58)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

1. Berdasarkan hasil penelitian pendahuluan, kondisi awal pembelajaran mata pelajaran ekonomi yang berlangsung sebelum model pembelajaran e-learning berbasis web dikembangkan dapat disimpulkan sebagai berikut :

1.1. Bentuk rancangan awal pembelajaran mata pelajaran ekonomi disusun oleh guru mengacu pada standar proses pembelajaran dari BSNP yaitu

memuat tujuan pembelajaran, materi ajar, skenario pembelajaran, metode pembelajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil belajar. Namun demikian, rencana pembelajaran ini disusun di awal semester dan setelah itu tidak diperbaiki lagi oleh guru, bahkan hanya untuk memenuhi kewajiban administratif guru saja. Akibatnya keterlaksanaan rencana pembelajaran di kelas relatif rendah. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran mata pelajaran ekonomi kurang berkembang dan pantas jika siswa menganggap bahwa pembelajaran ekonomi membosankan.

1.2. Aktivitas siswa dalam mengikuti mata pelajaran ekonomi sekarang ini masih cenderung pasif, lebih banyak pada mendengarkan guru

(59)

Cenderung berdasarkan tahapan struktural yang mengikuti struktur keilmuan yang bersifat deduktif. Guru hanya mengikuti sistematika dari naskah standar kompetensi dan kompetensi dasar atau dari buku teks pegangan siswa. Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa guru mata pelajaran ekonomi belum menggunakan prinsip pembelajaran yang bersifat mutakhir.

1.4. Pemanfaatan sarana prasarana pendukung belajar yang ada di sekolah pada saat ini tidak optimal, padahal bahwa berbagai sara pendukung

belajar dari yang bersifat fisik ataupun yang bersifat teknologi mutakhir sudah diadakan oleh pihak sekolah. Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa sarana prasarana belajar belum dimanfaatkan secara optimal oleh guru mata pelajaran ekonomi.

2. Hasil Pengembangan model pembelajaran e-learning berbasis web dengan prinsip e-pedagogy menghasilkan banyak sekali temuan, selain temuan dalam bentuk model pembelajaran yang dapat membantu guru dalam meningkatkan hasil belajar siswa, juga ditemukan prinsip-prinsip pembelajaran berbasis web. Berikut adalah kesimpulan dari pengembangan model

2.1. Model awal pembelajaran e-learning berbasis web dengan prinsip e- Pedagogy dikembangkan berdasarkan pada pemahaman bahwa dalam

Gambar

Tabel 3.1: Sampel Kelas untuk Uji Validasi
Tabel  3.2  Pedoman Instrumen Studi Pendahuluan

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian dilaksanakan pada zona pemanfaatan untuk kegiatan pariwisata alam dan rekreasi di hutan pendidikan Tatangge dan safari savana Kawasan Taman Nasional

Representasi fungsi transfer dapat ditemukan dengan mengambil Transformasi Laplace seperti yang kita lakukan untuk massa-pegas-peredam atau dari persamaan state-space sebagai

Hal ini menunjukan bahwa rasio keuangan dapat digunakan untuk menilai tingkat kesehatan bank.Mengingat luasnya permasalahan perbankan pada umumnya, maka dalam

pulan dari pengujian ini adalah bahwa terdapat perbedaan signifikan antara kelompok eksperi- men 1 yang pembelajarannya menggunakan media peta konsep atau mind

Pada saham perusahaan sektor aneka industri tahun 2006-2007 sebelum krisis keuangan 2008 berdasarkan uji koefisien regresi secara bersama-sama variabel yang di uji yaitu Dividen

Skripsi dengan judul “Studi efektivitas biaya antibiotik pada pasien Community-Acquired Pneumonia di RSUD Dr.Soetomo Surabaya”.. ini disusun untuk memenuhi

Berdasarkan permasalahan di atas maka dibutuhkan sebuah sistem pencatatan terkomputerisasi yang memiliki kemampuan mencatat pembelian ayam remaja (per batch),

Berdasarkan hasil penelitian mengenai ketransitifan verba pada buku teks Bahasa Indonesia SMP kelas VII Kurikulum 2013 revisi 2016 sebagai berikut: pertama, pada teks