• Tidak ada hasil yang ditemukan

SUATU KAJIAN PERANAN GURU PKN DALAM MENGATASI KASUS TAWURAN ANTAR SISWA DI LINGKUNGAN SEKOLAH : Studi Kasus di SMP Negeri 1 Kota Baru Kabupaten Karawang.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "SUATU KAJIAN PERANAN GURU PKN DALAM MENGATASI KASUS TAWURAN ANTAR SISWA DI LINGKUNGAN SEKOLAH : Studi Kasus di SMP Negeri 1 Kota Baru Kabupaten Karawang."

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

Fitri Indriyani, 2013

Suatu Kajian Peranan Guru Pkn Dalam Mengatasi Kasus Tawuran Antar Siswa Di Lingkungan Sekolah (Studi Kasus di SMP Negeri 1 Kota Baru Kabupaten Karawang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

No. Daftar FPIPS: 1674/UN.40.2.2/PL.2013

SUATU KAJIAN PERANAN GURU PKn DALAM MENGATASI KASUS

TAWURAN ANTAR SISWA DI LINGKUNGAN SEKOLAH

(Studi Kasus di SMP Negeri 1 Kota Baru Kabupaten Karawang)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagain dari Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan

Oleh

FITRI INDRIYANI

0901352

JURUSAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG

(2)

Fitri Indriyani, 2013

Suatu Kajian Peranan Guru Pkn Dalam Mengatasi Kasus Tawuran Antar Siswa Di Lingkungan Sekolah (Studi Kasus di SMP Negeri 1 Kota Baru Kabupaten Karawang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu HALAMAN PENGESAHAN

FITRI INDRIYANI

SUATU KAJIAN PERANAN GURU PKn DALAM MENGATASI KASUS

TAWURAN ANTAR SISWA DI LINGKUNGAN SEKOLAH

(Studi Kasus di SMP Negeri 1 Kota Baru Kabupaten Karawang)

Disetujui dan disahkan oleh pembimbing:

Pembimbing I

Prof. Dr. Suwarma Al Muchtar. SH. MPd. NIP. 19530211 197803 1 002

Pembimbing II

Dra.Hj. Dartim Nan Sati. NPP. 13051477600

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan

(3)

Fitri Indriyani, 2013

Suatu Kajian Peranan Guru Pkn Dalam Mengatasi Kasus Tawuran Antar Siswa Di Lingkungan Sekolah (Studi Kasus di SMP Negeri 1 Kota Baru Kabupaten Karawang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Skripsi ini telah diujikan pada:

Hari, Tanggal : Rabu, 31 Juli 2013

Tempat : Gedung FPIPS UPI Bandung

Panitia ujian tertidiri dari:

1. Ketua :

Prof. Dr. H. Karim Suryadi, M.Si. NIP. 19700814 199402 1 001

2. Sekertaris :

Prof. Dr. H. Sapriya, M. Ed. NIP. 19630820 198803 1 001

3. Penguji : 3.1

Prof. Dr. H. Aim Abdulkarim, M.Pd. NIP. 19590714 198601 1 001

3.2

Drs. H. Dadang Sundawa, M.Pd NIP. 19600515 198803 1 002

3.3

(4)

Fitri Indriyani, 2013

Suatu Kajian Peranan Guru Pkn Dalam Mengatasi Kasus Tawuran Antar Siswa Di Lingkungan Sekolah (Studi Kasus di SMP Negeri 1 Kota Baru Kabupaten Karawang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

SUATU KAJIAN PERANAN GURU PKn DALAM MENGATASI KASUS

TAWURAN ANTAR SISWA DI LINGKUNGAN SEKOLAH

(Studi Kasus di SMP Negeri 1 Kota Baru Kabupaten Karawang)

oleh

FITRI INDRIYANI

0901352

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada Pendidikan Kewarganegaraan

@FITRI INDRIYANI, 2013

Universitas Pendidikan Indonesia

Juli 2013

Hak Cipta dilindungi Undang-Undang

Skipsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak

(5)

Fitri Indriyani, 2013

Suatu Kajian Peranan Guru PKN Dalam Mengatasi Kasus Tawuran Antar Siswa Di Lingkungan Sekolah (Studi Kasus di SMP Negeri 1 Kota Baru Kabupaten Karawang)

ABSTRAK

(6)

Fitri Indriyani, 2013

Suatu Kajian Peranan Guru PKN Dalam Mengatasi Kasus Tawuran Antar Siswa Di Lingkungan Sekolah (Studi Kasus di SMP Negeri 1 Kota Baru Kabupaten Karawang)

ABSTRACT

FITRI INDRIYANI (0901352) A STUDY OF THE ROLE OF TEACHERS IN THE FIGHT CASE PKn brawl between STUDENTS IN THE SCHOOL (A Case Study in SMP Negeri 1 New Town Khanewal district). National education serves to develop skills and character development and civilization of the nation's dignity in the context of the intellectual life of the nation. The main objective is to prepare the Citizenship Education 'a good citizen' (To Be A Good Citizenship). Good citizen is a citizen whose creative, responsible citizens, citizens who are intelligent, critical citizens and citizen participation. Students are part of citizens who are not supposed to do the fighting. Brawl is juvenile delinquency in violation of norms, ethics and morals. For ease in understanding this study, formulated in 3 formulation of the problem, namely: 1) What factors have the background for the brawl in the case of SMP Negeri 1 Kota Baru?, 2) What obstacles faced Civics teacher SMP Negeri 1 Kota Baru in address the case of conflict between students in the school environment?, 3) What efforts Civics teacher SMP Negeri 1 Kota Baru in addressing cases of conflict between students in the school environment?. To determine the case in this experiment, used a qualitative approach with case study method. Subjects in this study were teachers Citizenship Education SMP Negeri 1 Kota Baru, principals SMP Negeri 1 Kota Baru , teachers Counseling SMP Negeri 1 Kota Baru and students who attended the brawl SMP Negeri 1 Kota Baru. The results of this study were 1) Brawl is a common juvenile delinquency among teenagers, especially school children out of educational schools are first rate, especially in school SMP Negeri 1 Kota Baru. Brawl is common result of high solidarity, love of alma mater, the many incitements of rogue elements who are not responsible, he was the most wonderful feeling, an environment that does not support the cause riot cases, the persistence of school rules yet still firm because of the tolerance threshold and indifference of parents to child development. 2) The constraints faced in overcoming the clash lies in understanding the child infulsif or closed, indifference on the provision of advice from teachers, many students are more hanging out in cyberspace, school discipline should be firm and the difficulty of communication between school and parents mostly busy making a living to meet the greatest needs of the family. 3) The efforts made by the preventive or precautionary, it is necessary to address the role of the teacher in brawl case, because it will be good or bad depending on the students when teachers teach. It is necessary that the teacher roles including teacher as a mediator, communicator, motivator, supervisor and facilitator for students. Personal coaching and mass, school rules which must be reaffirmed and the need for strict punishment then went to the house to meet with the student's parents as well as the last resort to restore the student to his parents (out of school).

(7)

Fitri Indriyani, 2013

Suatu Kajian Peranan Guru PKN Dalam Mengatasi Kasus Tawuran Antar Siswa Di Lingkungan Sekolah (Studi Kasus di SMP Negeri 1 Kota Baru Kabupaten Karawang)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iv

UCAPAN TERIMA KASIH ... vi

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat/ Signifikasi Penelitian ... 5

E. Stuktur Organisasi Skripsi ... 6

BAB IIKAJIAN PUSTAKA ... 8

A.Tinjauan Umum Mengenai Peranan Pendidikan Kewarganegaraan 8 1. Pengertian Peranan Guru pendidikan Kewarganegaraan ... 8

a. Pengertian Guru Pendidikan Kewarganegaraan ... 8

b. Peranan Guru Pendidikan Kewarganegaraan ... 11

B.Tinjauan Mengenai Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan 15 1. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan ... 15

2. Tujan Pendidikan Kewarganegaraan ... 18

3. Fungsi Pendidikan Kewarganegaraan... 20

C.Tawuran (Duel) ... 20

1. Pengertian Tawuran ... 20

2. Faktor-faktor Mempengaruhi Tawuran ... 25

a. Faktor Internal ... 26

1) Reaksi Frustasi Negatif ... 26

2) Gangguan cara Berfikir ... 28

3) Gangguan Emosional/ Perasaan ... 28

b. Faktor Eksternal ... 30

1) Faktor Keluarga ... 30

2) Faktor Sekolah ... 31

3) Faktor Milieu atau Lingkungan ... 32

3. Dampak Tawuran ... 33

4. Cara-cara Mengatasi Tawuran ... 34

a. Tindakan Prefentif ... 34

b. Tindakan Refresif ... 34

c. Tindakan Kuratif ... 35

d. Tindakan Hukuman ... 35

(8)

Fitri Indriyani, 2013

Suatu Kajian Peranan Guru PKN Dalam Mengatasi Kasus Tawuran Antar Siswa Di Lingkungan Sekolah (Studi Kasus di SMP Negeri 1 Kota Baru Kabupaten Karawang)

BAB IIIMETODOLOGI PENELITIAN ... 40

A. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 40

1. Lokasi penelitian ... 40

2. Subjek Penelitian ... 40

B. Desain Penelitian ... 40

1. Persiapan Penelitian... 40

2. Pelaksanaan Penelitian ... 41

3. Tahap Pengolahan Data ... 42

C. Metode Penelitian ... 42

D. Definisi Oprasional ... 44

E. Intrumen Penelitian ... 45

F. Teknik Pengumpulan Data ... 46

1. Wawancara ... 46

2. Observasi ... 47

3. Studi Dokumentasi ... 47

4. Studi Literlatur... 47

G. Analisis Data ... 48

1. Reduksi Data ... 48

2. Data Display (penyajian data) ... 48

3. Mengambil Kesimpulan dan Verifikasi ... 49

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 50

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 50

1. Profil SMP Negeri 1 Kota Baru... 50

2. Sejarah SMP Negeri 1 Kota Baru ... 51

3. Visi SMP Negeri 1 Kota Baru ... 51

a. Indikator Visi ... 51

4. Misi SMP Negeri 1 Kota Baru ... 52

5. Tujuan SMP Negeri 1 Kota Baru ... 52

6. Strategi SMP Negeri 1 Kota Baru ... 52

7. Target SMP Negeri 1 Kota Baru ... 53

8. Budaya SMP Negeri 1 Kota Baru ... 54

9. Siswa dan Tenaga pendidik SMP Negeri 1 Kota Baru ... 54

10.Stuktur Organisasi SMP Negeri 1 Kota Baru ... 56

11.Sarana Pendukung Pendidikan SMP Negeri 1 Kota Baru 58 12.Program Pendidikan Terintegrasi SMP Negeri 1 Kota Baru... 60

a. Proram Kurikulum SMP Negeri 1 Kota Baru ... 60

b. Program Kesiswaan SMP Negeri 1 Kota Baru ... 60

B. Deskripsi Hasil Penelitian ... 61

1. Hasil Observasi ... 61

2. Hasil Wawancara ... 62

(9)

Fitri Indriyani, 2013

Suatu Kajian Peranan Guru PKN Dalam Mengatasi Kasus Tawuran Antar Siswa Di Lingkungan Sekolah (Studi Kasus di SMP Negeri 1 Kota Baru Kabupaten Karawang)

Negeri 1 Kota Baru dalam mengatasi kasus tawuran

antar siswa di lingkungan sekolah ... 66

c. Bagaimana upaya yang dilakukan guru PKn SMP Negeri 1 Kota Baru dalam mengatasi kasus tawuran anatar siswa di lingkungan sekolah ... 69

C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 76

1. Faktor-faktor apa saja yang melatar belakangi terjadinya kasus tawuran di lingkungan SMP Negeri 1 Kota Baru ... 76

2. Bagaimana kendala yang dihadapi guru PKn SMP Negeri 1 Kota Baru dalam mengatasi kasus tawuran antar siswa di lingkungan sekolah ... 82

3. Bagaimana upaya yang dilakukan guru PKn SMP Negeri 1 Kota Baru dalam mengatasi kasus tawuran anatar siswa di lingkungan sekolah ... 85

BAB VKESIMPULAN DAN SARAN ... 91

A. Kesimpulan ... 91

B. Saran ... 92

DAFTAR PUSTAKA ... 96 LAMPIRAN-LAMPIRAN

(10)

Fitri Indriyani, 2013

Suatu Kajian Peranan Guru PKN Dalam Mengatasi Kasus Tawuran Antar Siswa Di Lingkungan Sekolah (Studi Kasus di SMP Negeri 1 Kota Baru Kabupaten Karawang)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Faktor-faktor Mempengaruhi Tawuran ... 26

Tabel 2.2 Faktor Eksternal ... 30

Tabel 4.1 Siswa Tahun Ajaran 2012-2013 ... 54

Tabel 4.2 Tenaga Pendidik SMP Negeri 1 Kota Baru ... 55

Tabel 4.3 Tenaga Pegawai SMP Negeri 1 Kota Baru ... 55

Tabel 4.4 Stuktur Organisasi SMP Negeri 1 Kota Baru ... 56

Tabel 4.5 Sarana Pendukung Pendidikan ... 59

(11)

Fitri Indriyani, 2013

Suatu Kajian Peranan Guru PKN Dalam Mengatasi Kasus Tawuran Antar Siswa Di Lingkungan Sekolah (Studi Kasus di SMP Negeri 1 Kota Baru Kabupaten Karawang)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Plang SMP Negeri 1 Kota Baru ... 50

(12)

Fitri Indriyani, 2013

Suatu Kajian Peranan Guru PKN Dalam Mengatasi Kasus Tawuran Antar Siswa Di Lingkungan Sekolah (Studi Kasus di SMP Negeri 1 Kota Baru Kabupaten Karawang)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I Surat Keputusan

Lampiran II Surat Izin Penelitian

Lampiran III Instrumen Penelitian

Lampiran IV Hasil Wawancara, Observasi, Dokumentasi & Catatan Lapangan

Lampiran V Frekuensi Bimbingan

Lampiran VI Profil SMP Negeri 1 Kota

Lampiran VII BaruBuku Penilaian Sikap & Tata Tertib Siswa SMP Negeri 1

(13)

Fitri Indriyani, 2013

Suatu Kajian Peranan Guru Pkn Dalam Mengatasi Kasus Tawuran Antar Siswa Di Lingkungan Sekolah (Studi Kasus di SMP Negeri 1 Kota Baru Kabupaten Karawang)

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Pendidikan tidak akan terlepas dari hakikat manusia, sebab subjek utama

pendidikan adalah manusia untuk itu dalam membangun bangsa dan negara

Indonesia yang menjadi fungsi utama yaitu dalam peningkatan SDM (Sumber

Daya Manusia) yang berkualitas serta masyarakat Indonesia yang maju dan

mandiri ini dapat diciptakan melalui pendidikan. Pendidikan di Indonesia tidak

terlepas dari pendidikan formal yaitu sekolah, hal tersebut tertuang dalam

Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 Bab II Pasal 3

Tentang Dasar, Fungsi dan Tujuan yang berbunyi sebagai berikut.

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Program pendidikan yang memberikan berbagai kemampuan sebagai warga

negara adalah Pendidikan Kewarganegaraan (PKn), mata pelajaran ini yang

memfokuskan pada pembentukan diri yang beragam dari segi agama, sosial

kultural, bahasa, suku, bangsa untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas,

terampil dan berkarakter. Pernyataan diperkuat oleh pendapatnya Kalidjernih

(2009: 103) bahwa:

Tujuan utama Pendidikan Kewarganegaraan bentuk apapun adalah mempersiapkan „seorang warga negara yang baik‟. Secara Tradisional, warga negara yang baik adalah individu yang paham dan dapat melaksanakan hak dan kewajibannya sebagai anggota masyarakat dan dapat berartisipasi secara baik pula dalam masyarakatnya.

Seiring dengan perubahan zaman yang berpengaruh besar bagi kehidupan

masyarakat Indonesia tak dapat dihindari lagi, khususnya kehidupan putra dan

putri bangsa Indonesia sebagai penerus bangsa dikemudian hari. Kehidupannya

yang ingin mencoba hal-hal yang baru dan berbau modern seperti yang dilakukan

(14)

2

Fitri Indriyani, 2013

Suatu Kajian Peranan Guru Pkn Dalam Mengatasi Kasus Tawuran Antar Siswa Di Lingkungan Sekolah (Studi Kasus di SMP Negeri 1 Kota Baru Kabupaten Karawang)

bangsa Indonesia. Dalam hal ini Dadang (Syamsu 2004 : 165-166) menyatakan

bahwa:

Perubahan-perubahan yang serba cepat sebagai konsekuensi globalisasi, modernisasi, industrialisasi dan iptek telah menyebabkan perubahan pada nilai-nilai kehidupan sosial dan budaya. Perubahan itu antara lain terjadi pada nilai moral, etika, kaidah agama dan pendidikan anak di rumah. Perubahan ini muncul karena masyarakat terjadi pergeseran pola hidup yang semula bercorak sosial religius ke pola individual matrealistis dan sekuler.

Pola hidup konsumtif telah mewarnai kehidupan anak dan remaja sekarang ini

yang berdampak pada kenakalan remaja, penyalahgunaan narkotika, alkohol dan

zat adiktif lainnya. Selain itu adanya kasus tawuran antar siswa sekarang ini

sering sekali terjadi di lingkungan sekolah, khususnya di SMP Negeri 1 Kotaa

Baru yang merupakan perilaku menyimpang, menurut Cohen (Sofyan 2008: 5)

memberikan definisi tentang perilaku menyimpang bahwa “Perilaku menyimpang

adalah tingkah laku yang melanggar atau bertentangan atau menyimpang dari

aturan-aturan normatif dari pengertian-pengertian normatif ataupun dari harapan-harapan lingkungan sosial”. Untuk itu dengan menjauhi pola hidup konsumtif para remaja dapat menghindari dari perilaku yang menyimpang.

Kenyataan di lokasi penelitian, banyak siswa yang melakukan tawuran dengan

menggunakan senjata tajam seperti samurai, pisau, rantai, golok untuk

mengalahkan lawannya hal tersebut dikarenakan siswa kurang memahami dan

menerapkan nilai, norma dan moral sebagai generasi bangsa yang akan datang.

Karena siswa merupakan bagian dari remaja yang tidak lepas dari permasalahan

remaja pada umumnya.

Remaja sebagai generasi penerus bangsa yang akan mengisi berbagai posisi

dalam masyarakat dimasa yang akan datang, yang akan meneruskan kehidupan

masyarakat, bangsa dan negara di masa depan. Dilihat dari perkembangan

psikologinya, masa remaja merupakan periode transisi antara anak-anak ke masa

dewasa atau masa labil yang dalam menyikapi segala masalah hanya dengan

pikiran dangkal dan emosi tanpa memikirkan akibatnya.

Apabila siswa yang berusia remaja tidak dapat memfilter diri dengan baik dari

(15)

hal-3

Fitri Indriyani, 2013

Suatu Kajian Peranan Guru Pkn Dalam Mengatasi Kasus Tawuran Antar Siswa Di Lingkungan Sekolah (Studi Kasus di SMP Negeri 1 Kota Baru Kabupaten Karawang)

hal yang negatif yang pada akhirnya berakibat buruk bagi dirinya sendiri dan

merusak masa depannya serta dapat merugikan lingkungan sekitarnya. Dalam hal

ini Sofyan (2008: 1) memaparkan bahwa:

Masa remaja adalah masa yang rawan oleh pengaruh-pengaruh negatif, seperti narkoba, kriminal dan kejahatan seks. Masa ini adalah masa pencarian nilai-nilai hidup. Oleh karena itu sebaliknya mereka diberi bimbingan agama agar menjadi pedoman hidup baginya.

Peranan bimbingan dari orang tua di rumah dan guru di sekolah amat penting

sebab remaja ini belum siap untuk terjun kedalam masyarakat. Dalam hal ini

Sofyan (2008: 3) memaparkan bahwa “Bimbingan guru dan orang tua amat

dibutuhkan agar remaja tidak salah arah, karena dimasyarakat amat banyak

pengaruh negatif yang bisa menyengsarakan masa depan remaja”.

Menanggapai hal tersebut haruslah diutamakan masalah pendidikannya,

menurut Syamsudin (2007: 1.15) bahwa “Hakikat pendidikan tidak akan terlepas

dari hakikat manusia, sebab subjek utama pendidikan adalah manusia”. Oleh

karena itu, pemahaman terhadap hakikat manusia sudah menjadi suatu keharusan.

Dalam konteks pendidikan, yang paling penting dipelajari oleh guru ialah ilmu

yang mempelajari perilaku manusia dalam proses pendidikan. Syamsudin (2007:

1.21) memaparkan bahwa:

Sebagai pendidik memiliki peranan dan fungsi yang perlu dimiliki yaitu seorang guru berperan dan berfungsi sebagai suri tauladan, motivator dan pengarah bagi peserta didik. Dalam bahasa Ki Hajar Dewantara, bapak pendidikan nasional kita, ketiga peran dan fungsi tersebut sejalan dengan asas pengendalian pendidikan yang secara lengkap berbunyi: Ing madyo mangun karso, ing ngarso sung tulodo, tut wuri handayani.

Implementasi guru Pendidikan Kewarganegaraan memiliki tugas dan peranan

penting dalam membentuk warga negara Indonesia yang baik karena secara

langsung berinteraksi dengan siswa pada saat pembelajaran, lalu guru Pendidikan

Kewarganegaraan dituntut bukan hanya sebagai pemateri dalam proses belajar

mengajar saja melainkan bertanggung jawab terhadap pembinaan moral dan

prilaku siswa yang sesuai dengan nilai, norma dan moral yang berlaku

dimasyarakat sehingga akan membentuk warga negara yang baik (To Be A Good

(16)

4

Fitri Indriyani, 2013

Suatu Kajian Peranan Guru Pkn Dalam Mengatasi Kasus Tawuran Antar Siswa Di Lingkungan Sekolah (Studi Kasus di SMP Negeri 1 Kota Baru Kabupaten Karawang)

Peranan guru Pendidikan Kewarganegaraan di SMP Negeri I Kota Baru

merupakan cara yang tepat untuk memberikan kesadaran bagi siswa yang

mengikuti tawuran di lingkungan sekolah. Selain itu peranan guru Pendidikan

Kewarganegaraan dibutuhkan untuk lebih memahami bahaya tawuran. Untuk

menerapkan pengetahuan dan sikap siswa agar tidak mengikuti tawuran, maka

perlu di dukung adanya peranan-peranan guru Pendidikan Kewarganegaraan baik

bertindak mediator, komunikator, motivator, supervisor, innovator dan fasilitator

agar tercegahnya kasus tawuran.

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, penulis merasa tertarik untuk

mengkaji sejauh mana peranan guru Pendidikan Kewarganegaraan dalam,

mengatasi kasus tauran antar siswa. Penulis akhirnya mencoba melakukan

penelitian dengan judul: SUATU KAJIAN PERANAN GURU PKN DALAM

MENGATASI KASUS TAWURAN ANTAR SISWA DI LINGKUNGAN

SEKOLAH (Studi Kasus di SMP Negeri 1 Kota Baru Kabupaten Karawang).

B.Identifikasi dan Perumusan Masalah

Pemaparan latar belakang di atas, maka yang menjadi perumusan masalah penelitian ini adalah “Bagaimana peranan guru Pendidikan Kewarganegaraan dalam mengatasi kasus tawuran antar siswa di lingkungan sekolah”. Agar menjaga

penelitian ini fokus dan terarah dari pokok permasalahan maka penulis

merumuskan permasalahan pada hal-hal berikut.

1. Faktor-faktor apa saja yang melatar belakangi terjadinya kasus tawuran di

lingkungan SMP Negeri 1 Kota Baru?

2. Bagaimana kendala yang dihadapi guru Pendidikan Kewarganegaraan SMP

Negeri 1 Kota Baru dalam mengatasi kasus tawuran antar siswa di

lingkungan sekolah?

3. Bagaimana upaya yang dilakukan guru Pendidikan Kewarganegaraan SMP

Negeri 1 Kota Baru dalam mengatasi kasus tawuran antar siswa di

(17)

5

Fitri Indriyani, 2013

Suatu Kajian Peranan Guru Pkn Dalam Mengatasi Kasus Tawuran Antar Siswa Di Lingkungan Sekolah (Studi Kasus di SMP Negeri 1 Kota Baru Kabupaten Karawang)

C.Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Secara umum tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui

gambaran tentang peranan guru PKn dalam mengatasi kasus tawuran antar

siswa di lingkungan sekolah.

2.Tujuan Khusus

Gambaran yang lebih spesifik dari tujuan penelitian ini dapat dirumuskan

dalam bentuk khusus, yaitu untuk mengetahui:

a. Faktor-faktor apa saja yang melatar belakangi terjadinya kasus tawuran

di lingkungan SMP Negeri 1 Kota Baru.

b. Kendala yang dihadapi guru PKn SMP Negeri 1 Kota Baru dalam

mengatasi kasus tawuran antar siswa di lingkungan sekolah.

c. Upaya yang dilakukan guru PKn SMP Negeri 1 Kota Baru dalam

mengatasi kasus tawuran antar siswa di lingkungna sekolah.

D.Manfaat/Signifikasi Penelitian

Dalam pelaksanaan penelitian ini, penulis berharap agar setelah penelitian

ini selesai dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang memerlukannya,

yaitu.

1. Manfaat Teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan sesuatu yang

berguna untuk pengembangan keilmuan sehingga mampu memberikan

sumbangasih dan memperkarya teori-teori tentang bagaimana peranan guru

Pendidikan Kewarganegaraan. Selain itu dengan penelitian ini mampu

memberikan ilmu-ilmu yang berkaitan dengan pembentukan sikap, nilai dan

perilaku siswa.

2. Manfaat Praktis, penelitian ini dapat memberikan manfaat.

a. Bagi guru Pendidikan Kewarganegaraan

1) Khususnya guru Pendidikan Kewarganegaraan SMP Negeri 1 Kota

Baru mampu mengantisifasi masalah-masalah yang timbul seperti

(18)

6

Fitri Indriyani, 2013

Suatu Kajian Peranan Guru Pkn Dalam Mengatasi Kasus Tawuran Antar Siswa Di Lingkungan Sekolah (Studi Kasus di SMP Negeri 1 Kota Baru Kabupaten Karawang)

2) Guru Pendidikan Kewarganegaraan SMP Negeri 1 Kota Baru mampu

menfasilitasi dan mengembangkan bakat siswa dengan cara

mengikutsertakan dalam kegitan ekstrakulikuler yang bertujuan agar

para siswa memiliki waktu yang padat dengan kegiatan yang positif

(mengikuti estrakulikuler) dibandingkan kegiatan negatif khususnya

tawuran.

b. Bagi siswa

1) Khususnya siswa SMP Negeri 1 Kota Baru mampu menanamkan

sikap disiplin pada peraturan sekolah.

2) Mampu menumbuhkan rasa kebersamaan antar siswa SMP Negeri 1

Kota Baru.

E.Stuktur Organisasi Skripsi

1. Bab I Pendahuluan

Pendahuluan merupakan bagian awal penulisan skripsi yang berisi: Latar

belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian

dan struktur organisasi skripsi.

2. Bab II Kajian Pustaka

Kajian Pustaka memiliki peranan penting yang dimaksudkan sebagai

landasan teoritik dalam analisis temuan. Melalui kajian pustaka peneliti

membandingkan dan memposisikan kedudukan masing-masing penelitian

yang dikaji dikaitkan dengan masalah yang sedang diteliti.

3. Bab III Metode Penelitian

Dalam metode penelitian menjelaskan tentang metodologi yang ingin

digunakan dan jenis penelitian. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan

metode studi kasus dengan pendekatan kualitatif.

4. Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

Pada bab ini memuat dua hal utama yaitu pengolahan atau analisis data

dan pembahasan atau analisis temuan. Pengolahan data dilakukan

(19)

7

Fitri Indriyani, 2013

Suatu Kajian Peranan Guru Pkn Dalam Mengatasi Kasus Tawuran Antar Siswa Di Lingkungan Sekolah (Studi Kasus di SMP Negeri 1 Kota Baru Kabupaten Karawang)

temuan yaitu mendiskusikan penelitian tersebut dikaitkan dengan dasar

teoritik yang telah dibahas di Bab II.

5. Bab V Kesimpulan dan Saran

Dalam Bab V disajikan penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil

analisis temuan penelitian, yang disajikan dalam bentuk kesimpulan

penelitian dan saran yang dapat ditujukan kepada para pembuat kebijakan,

kepada para pengguna hasil penelitian yang bersangkutan dan kepada

(20)

Fitri Indriyani, 2013

Suatu Kajian Peranan Guru PKN Dalam Mengatasi Kasus Tawuran Antar Siswa Di Lingkungan Sekolah (Studi Kasus di SMP Negeri 1 Kota Baru Kabupaten Karawang)

BAB III

METODE PENELITIAN

A.Lokasi dan Subjek Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah tempat dimana berlangsungnya penelitian

tersebut. Adapun lokasi penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Kota

Baru Jln. Ir. H. Juanda Kabupaten Karawang. Peneliti memilih lokasi ini

karena terdapat hal mengenai peranan guru PKn dalam mengatasi kasus

tauran antar siswa di lingkungan sekolah yang menarik untuk diteliti

sehingga peneliti yakin akan mendapatkan hasil yang maksimal.

2. Subjek Penelitian

Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah guru PKn

SMP Negeri 1 Kota Baru, namun untuk berikan hasil yang lebih maksimal

penelitipun mengikut sertakan, antara lain: kepala sekolah SMP Negeri 1

Kota Baru, guru Pendidikan Kewarganegaraan SMP Negeri 1 Kota Baru,

guru Bimbingan Konseling SMP Negeri 1 Kota Baru dan siswa SMP Negeri

1 Kota Baru yang pernah mengikuti tawuran sebagai responden dalam

penelitian ini.

B.Desain Penelitian

Dalam melakukan peneltian, untuk memudahkan dan membuat penelitian

secara sistemmatis maka harus melalui beberapa tahap penelitian. Penelitian ini

dilaksanakan dua tahap, yaitu:

1. Persiapan Penelitian

Sebelum melaksanakan penelitian, terlebih dahulu dilakukan

persiapan-persiapan yang berkaitan dengan tahap pelaksanaan penelitian. Tahap ini

diawali dengan membuat rancangan penelitian yang mencakup, pemilihan

masalah, studi pendahuluan, merumuskan masalah, menentukan metode,

pendekatan penelitian, menentukan lokasi penelitian, menentukan subjek

(21)

41

Fitri Indriyani, 2013

Suatu Kajian Peranan Guru PKN Dalam Mengatasi Kasus Tawuran Antar Siswa Di Lingkungan Sekolah (Studi Kasus di SMP Negeri 1 Kota Baru Kabupaten Karawang)

Selanjutnya peneliti melakukan beberapa hal sebelum terjun langsung ke

lapangan, yakni:

a. Mengajukan surat permohonan izin penelitian untuk melaksakan

penlitian Kepada Ketua Jurusan PKn Universitas Pendidikan

Indonesia.

b. Selanjutnya diteruskan kepada Pembantu Dekan I FPIPS UPI untuk

mendapatkan surat rekomendasi dari Kepala BAAK UPI secara

kelembagaan mengatur segala jenis urusan administrasi dan akademis.

c. Pembantu Rektor I atas nama Rektor mengeluarkan surat pemohonan

ijin penelitian, ditujukan kepada Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik,

Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Karawang dan Kepala sekolah

SMP Negeri I Kota Baru sebagai pemberitahuan penelitian.

Tujuan dari dari pra penelitian ini adalah mendapatkan informasi dan

data awal dari aspek-aspek yang diteliti sesuai dengan kondisi nyata di

lapangan.

2. Pelaksanaan Penelitian

Setelah persiapan pra penelitian selesai dan sudah lengkap selanjutnya

adalah pelaksaan penelitian. Penulis mulai terjun langsung ke lapangan

untuk memulai penelitian dengan berpedoman pada instrumen yang sudah

ditentukan sebelumnya. Pelaksanaan penelitian ini bermaksud untuk

mengumpulkan data dari responden.

Pada tahap ini kegiatan terpusat pada studi lapangan yang sesungguhnya,

maksudnya kegiatan di lapangan difokuskan seluruhnya kepada sumber data

untuk memperoleh data dan informasi sesuai dengan harapan peneliti.

Adapun langkah-langkah dalam tahap penelitian ini adalah:

a. Peneliti mendatangi langsung SMP Negeri I Kota Baru untuk

melakukan kegiatan observasi.

b. Selanjutnya, peneliti mendatangi langsung responden serta meminta

(22)

42

Fitri Indriyani, 2013

Suatu Kajian Peranan Guru PKN Dalam Mengatasi Kasus Tawuran Antar Siswa Di Lingkungan Sekolah (Studi Kasus di SMP Negeri 1 Kota Baru Kabupaten Karawang)

c. Penulis melakukan wawancara pada kepala sekolah SMP Negeri 1

Kota Baru, guru Pendidikan Kewarganegaraan SMP Negeri 1 Kota

Baru, guru Bimbingan Konseling SMP Negeri 1 Kota Baru dan siswa

SMP Negeri 1 Kota Baru.

d. Penulis melakukan studi dokumentasi serta membuat catatan yang

diperlukan dan relevan dengan masalah yang diteliti.

Setelah selesai melakukan wawancara dengan responden, peneliti

menuliskan kembali data hasil wawancara yang sebelumnya berbentuk

rekaman, dengan tujuan agar data tidak hilang dan masih dalam ingatan

peneliti.

3. Tahap Pengolahan Data

Setelah data yang diperlukan terkumpul, maka data diolah dan dianalisis

setiap kali selesai melakukan wawancara, hal ini bertujuan agar data

tersebut tidak kadaluarsa. Data harus bermakna jika ditafsirkan pada

konteksnya, oleh karena itu data diperoleh dari observasi, wawancara, studi

dokumentasi dan studi literatur perlu dianalisis secara akurat dan seksama.

Tahap akhir dari analisis penelitian ini adalah mengadakan pemeriksaan

keabsahan data. Setelah selesai tahap ini mulailah tahap penafsiran data

dalam mengolah hasil sementara menjadi teori subtantif dengan

menggunakan beberapa metode tertentu.

Proses analisis data dimulailah dengan menelaah, memeriksa seluruh data

yang tersedia dari berbagai sumber, dirangkum dan difokuskan pada hal-hal

yang penting. Sesuai dengan kajian yang penulis teliti, yakni mengenai

bagaimana peranan guru PKn dalam mengatasi kasus tawuran antar siswa di

lingkungan sekolah.

C.Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan metode studi kasus

(case study). Karena permasalahan berhubungan dengan manusia yang secara

(23)

43

Fitri Indriyani, 2013

Suatu Kajian Peranan Guru PKN Dalam Mengatasi Kasus Tawuran Antar Siswa Di Lingkungan Sekolah (Studi Kasus di SMP Negeri 1 Kota Baru Kabupaten Karawang)

“Penelitian kualitatif disebut metode penelitian naturalistik karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah (natural setting)”.

Penelitian dilakukan pada objek yang alamiah. Objek yang alamiah adalah

obyek yang berkembang apa adanya, tidak dimanipulasi oleh peneliti dan

kehadiran peneliti tidak mempengaruhi dinamika objek tersebut. Didukung

oleh David (Moleong 2011: 5) yang memaparkan bahwa:

Penelitian kualitatif adalah pengumpulan data pada suatu latar alamiah, dengan menggunakan metode ilmiah, dan dilakukan oleh orang atau peneliti yang tertarik secara ilmiah. Jelas definisi ini memberikan gambaran bahwa penelitian kualitatif mengutamakan latar alamiah, metode alamiah dan dilakukan oleh orang yang mempunyai perhatian alamiah.

Menurut Bogdan and Biklen (Sugiono 2011: 13) penelitian kualitatif

memiliki karakteristik sebagai berikut.

1. Dilakukan pada kondisi yang alamiah, langsung dari sumber data dan peneliti adalah instrumen kunci.

2. Penelitian kualitatif lebih bersifat deskriptif. Data yang terkumpul berbentuk kata-kata atau gambar, sehingga tidak menekankan pada angka-angka.

3. Penelitian kualitatif lebih menekankan pada proses daripada produk atau outcome.

4. Penelitian kualitatif melakukan analisis data secara induktif.

5. Penelitian kualitatif lebih menekankan makna (data dibalik yang teramati).

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode studi kasus

(case study). Metode studi kasus menurut Sukmadinata (2010: 77) merupakan “Metode untuk menghimpun dan menganalisis data berkenaan dengan suatu kasus”. Peneliti menggunakan studi kasus dalam arti penelitian difokuskan

pada suatu kasus khas saja yang ingin dipilih dan ingin dipahami secara

mendalam karena diperlukan pembahasan yang lebih spesifik.

Sesuai dengan kajian penelitian tentang peranan guru pkn dalam mengatasi

kasus tauran antar siswa di lingkungan sekolah, maka dengan metode studi

kasus peneliti memfokuskan diri pada peranan guru PKn dalam mengatasi

(24)

44

Fitri Indriyani, 2013

Suatu Kajian Peranan Guru PKN Dalam Mengatasi Kasus Tawuran Antar Siswa Di Lingkungan Sekolah (Studi Kasus di SMP Negeri 1 Kota Baru Kabupaten Karawang)

D.Definisi Operasional

1. Peranan guru PKn merupakan suatu tindakan untuk mempersiapkan seorang

warga negara yang baik (To Be A Good Citizenship) yang memiliki empat

aspek yaitu civic intellegent (kecerdasan), civic responsibillity (bertanggung

jawab), civic critical (kritis) dan dilengkapi dengan civic participation

(partisifasi). Selain itu juga Pendidikan Kewarganegaraan harus

mengandung tiga komponen penting yaitu pengetahuan kewarganegaraan

(civic knowledge) keterampilan kewarganegaraan (civic skill) dan watak

kepribadian kewarganegaraan (civic disposition).

Guru PKn selain seorang pendidik harus menjadi mediator, komunikator

yang baik dalam melakukan interaksi antara pendidik dengan siswa, setelah

terjadi hubungan yang baik guru juga harus mampu menjadi motivator atau

pemberi penyemangat sekaligus memberikan inovasi yang baru. Pemberian

bimbingan pada siswa harus selalu diseimbangkan dengan peran guru

sebagai supervisor yang artinya guru harus mampu memberikan pengontrol

dan pengawasan kepada siswa agar mereka mampu terhindar dari kasus

tawuran yang terjadi di lingkungan sekolah, Untuk itu peranan guru sebagai

fasilitator sangatlah bermanfaat bagi siswa karena pengganti orang tua siswa

ketika mereka berada di sekolah.

2. Kasus tawuran merupakan bagian dari kenakalan remaja yang merupakan

suatu kegiatan perkelahian atau tindak kekerasan yang dilakukan oleh

sekelompok atau suatu rumpun masyarakat. Tawuran terjadi berawal dari

rasa solidaritas tinggi dan perasaan pertemanan yang erat di dalam

kelompok teman sebaya sehingga apabila ada salah satu anggota dari

mereka disakiti oleh orang lain maka anggota yang lainnya ikut terasa

tersakiti. Tawuran telah menjadi tradisi bahkan budaya, prilaku

menyimpang ini biasanya diakbatkan oleh masalah sepele atau bisa saja

disebabkan oleh hal-hal serius yang menjurus pada tindakan perkelahian.

Tawuran sering terjadi dikalangan pelajar, jelas aksi negatif ini banyak

(25)

45

Fitri Indriyani, 2013

Suatu Kajian Peranan Guru PKN Dalam Mengatasi Kasus Tawuran Antar Siswa Di Lingkungan Sekolah (Studi Kasus di SMP Negeri 1 Kota Baru Kabupaten Karawang)

keamanan umum. Bahkan dari tindakan tawuran ini tak sedikit banyak

korban luka hingga korban tewas yang berjatuhan.

E.Instrumen Penelitian

Intrumen penelitian merupakan sebuah alat untuk mengukur nilai variable

yang diteliti, dalam penelitian kulitatif yang menjadi objek penelitian yaitu

manusia itu sendiri hal itu ditegaskan oleh Nasution (Sugiono 2011: 223) yang

menyatakan bahwa:

Dalam penelitian kualitatif, tidak ada pilihan lain dari pada menjadikan manusia sebagai instrument penelitian utama. Alasannya ialah bahwa, segala sesuatunya belum mempunyai bentuk yang pasti. Masalah, fokus peneltian, prosedur penelitian, hipotesis yang digunakan, bahkan hasil yang diharapakan, itu semuanya tidak dapat ditentukan secara pasti dan jelas sebelumnya. Segala sesuatu masih perlu dikembangkan sepanjang peneltian itu. Dalam keadaan yang serba tidak pasti dan tidak jelas itu, tidak ada pilihan lain dan hanya penelitian itu sendiri sebagai alat satu-satunya yang dapat mencapainya.

Dalam penelitian kualitatif intrumen utamanya adalah peneliti sendiri,

namun selanjutnya setelah dilakukan penelitian akan menjadi jelas yang

diharapkan dapat melengkapi data penelitian. Penelitian kuliatatif memiliki

ciri-ciri yang diungkapkan oleh Nasution (Sugiono 2011: 224) bahwa:

1. Peneliti sebagai alat peka dan dapat bereaksi terhadap segala stimulus dari lingkungan yang harus dipeekirakannya bermakna atau tidak bagi penelitian.

2. Peneliti sebagai alat data menyesuaikan diri terhadap semua aspek keadaan dan dapat mengumpulkan aneka ragam data sekaligus.

3. Tiap situasi merupakan keseluruhan. Tidak ada suatu instrumen berupa teks atau angket yang dapat menagkap keseluruhan situasi, kecuali manusia.

4. Suatu situasi yang melibatkan interaksi manusia, tidak dapat difahami dengan penegetahuan semata. Untuk memahaminya kita perlu sering merasakannya, menyelaminya berdasarkan pengetahuan kita.

5. Peneliti sebagai instrumen dapat segera menganalisis data yang diperoleh. Ia dapat menafsirkannya, melahirkan hipotesis dengan segera untuk menentukan arah pengamatan, untuk mentest hipotesis yang timbul seketika.

6. Hanya manusia sebagai intrumen dapat mengambil kesimpulan

(26)

46

Fitri Indriyani, 2013

Suatu Kajian Peranan Guru PKN Dalam Mengatasi Kasus Tawuran Antar Siswa Di Lingkungan Sekolah (Studi Kasus di SMP Negeri 1 Kota Baru Kabupaten Karawang)

segera sebagai balikan untuk memperoleh penegasan, perubahan, perbaikan dan pelakan.

Intrumen penelitian dapat disimpulkan sebagai alat yang digunakan untuk

mengumpulkan, memeriksa, menyelidiki, mengolah, menganalisa dan

menyajikan data-data secara sistemmatis serta objektif dengan tujuan

memecahkan suatu persoalan.

F. Teknik Pengumpulan Data

Adapun yang menjadi teknik-teknik pengumpulan data yang diaplikasikan

mengumpulkan data dalam penelitian kualitatif ini adalah sebagai berikut:

1. Wawancara

a. Pengertian Wawancara

Menurut Sugiono (2011: 137) bahwa “Wawancara digunakan sebagai

teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi

pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti dan

juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih

mendalam dan jumlah respondennya sedikit/kecil”.

Wawancara menurut Esterberg (Sugiyono 2011: 231) adalah “Pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik

tertentu”. Didalam penelitian ini, peneliti melakukan wawancara

langsung dengan melakukan tatap muka dengan sejumlah informan, yaitu

kepala sekolah SMP Negeri 1 Kota Baru, guru PKn SMP Negeri 1 Kota

Baru, guru BK SMP Negeri 1 Kota Baru dan siswa-siswa yang pernah

ikut tawuran.

b. Langkah-langkah Wawancara

Lincoln and Guba (Sugiyono 2009: 76) mengemukakan ada tujuh

langkah dalam penggunaan wawancara untuk mengumpulkan data dalam

penelitian kualitatif, yaitu:

(27)

47

Fitri Indriyani, 2013

Suatu Kajian Peranan Guru PKN Dalam Mengatasi Kasus Tawuran Antar Siswa Di Lingkungan Sekolah (Studi Kasus di SMP Negeri 1 Kota Baru Kabupaten Karawang)

2) Menyiapkan pokok-pokok masalah yang akan menjadi bahan

pembicaraan.

3) Mengawali atau membuka alur wawancara.

4) Melangsungkan alur wawancara.

5) Mengkonfirmasikan ikhtisar hasil wawancara dan mengakhirinya. 6) Menuliskan hasil wawancara ke dalam catatan lapangan.

7) Mengidentifikasi tindak lanjut hasil wawancara yang telah diperoleh.

2. Observasi

Observasi menurut Sugiono (2011: 145) adalah “Teknik

pengumpulan data dengan observasi digunakan bila, penelitian berkenaan

dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila

responden yang diamati tidak terlalu besar”.

Menurut Hadi (Sugiono 2011: 145) bahwa opservasi “Merupakan

suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai

proses biologis dan psikologis. Dua diantara yang terpenting adalah

proses-proses pengamatan dan ingatan”.

3. Studi Dokumentasi

Menurut Sugiono (2011: 240) bahwa “Dokumen merupakan catatan

peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen ini dapat berbentuk tulisan,

gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang”. Peneliti ini

menggunakan teknik studi dokumentasi agar memperkuat hasil dari

wawancara dan observasi sebelumnya yang telah dilakukan.

4. Studi Literatur

Danial dan Nanan (2009: 80) memaparkan bahwa “Studi literatur

adalah penelitian yang dilakukan oleh peneliti dengan mengumpulkan

sejumlah buku-buku, majalah, liflet, yang berkenaan dengan masalah dan tujuan penelitian”. Teknik ini penulis gunakan dalam penelitian yang penulis lakukan dengan tujuan untuk mengungkapkan berbagai teori-teori

yang relevan dengan permasalahan yang sedang dihadapi/diteliti sebagai

(28)

48

Fitri Indriyani, 2013

Suatu Kajian Peranan Guru PKN Dalam Mengatasi Kasus Tawuran Antar Siswa Di Lingkungan Sekolah (Studi Kasus di SMP Negeri 1 Kota Baru Kabupaten Karawang)

Studi literatur yaitu mencari informasi dan data-data dari sumber

bacaan yang berupa teoritis yang berhubungan dan menunjang terhadap

masalah penelitian. Hal ini dimaksudkan untuk memperoleh data teoritis

yang sekiranya dapat mendukung kebenaran data yang diperoleh melalui

penelitian.

G.Analisis Data

Data yang harus bermakna jika dianalisis pada konteksnya. Oleh karena itu,

data yang diperoleh melalui wawancara, observasi, studi dokumentasi, catatan

lapangan dan studi literatur perlu dianalisis secara akurat dan seksama untuk

diberi makna pada penelitian ini. Menurut Bogdan (Sugiono 2011: 244) bahwa:

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah dipahami dan temuannya diinformasikan kepada orang lain. Analisis data dilakukan dengan mengorganisasikan data, menjabarkannya ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan yang dapat diceritakan kepada orang lain.

Peneliti melakukan langkah-langkah yang merujuk pada teknik pengolahan

seperti yang dikemukakan oleh Sugiono (2011: 246-254) untuk memudahkan

peneliti dalam menganalisis data.

1. Reduksi Data

Menurut Sugiono (2011: 247) mereduksi data berarti “Merangkum,

memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal penting, dicari

tema dan polanya”. Dengan demikian data yang telah direduksi memberikan

gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan

pengumpulan data.

2. Data Display (penyajian data)

Menurut Sugiono (2011: 249) bahwa “Setelah dilakukan reduksi data

(29)

49

Fitri Indriyani, 2013

Suatu Kajian Peranan Guru PKN Dalam Mengatasi Kasus Tawuran Antar Siswa Di Lingkungan Sekolah (Studi Kasus di SMP Negeri 1 Kota Baru Kabupaten Karawang)

membuat gambaran dari keseluruhan yang diperoleh dari reduksi data agar

dapat menguasai data secara garis besar.

3. Mengambil Kesimpulan dan Verifikasi

Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles and

Huberman (Sugiono 2011: 252) bahwa “Penarikan kesimpulan dan

verifikasi”. Langkah kegiatan ini dimaksudkan untuk memberikan makna

terhadap data yang telah dianalisis. Seluruh kegiatan analisis data tersebut

dilakukan secara terus menerus dan saling berhubungan dari awal hingga

akhir penelitian. Dalam langkah ini, peneliti membuat kesimpulan secara

menyeluruh terhadap data yang telah diperoleh dengan mencari data baru

(30)

Fitri Indriyani, 2013

Suatu Kajian Peranan Guru PKN Dalam Mengatasi Kasus Tawuran Antar Siswa Di Lingkungan Sekolah (Studi Kasus di SMP Negeri 1 Kota Baru Kabupaten Karawang)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan data dan fakta hasil penelitian yang telah dipaparkan di dalam bab

IV, maka pada bab V ini akan dirumuskan kesimpulan dan saran. Kesimpulan dan

saran diperlukan sebagai bahan pertimbangan dan masukan kepada pihak kepada

yang membutuhkannya. Peneliti merumuskan beberapa kesimpulan dan saran dari

penelitian yang telah dilaksanakan, yaitu sebagai berikut.

A.Kesimpulan

1. Faktor-faktor yang melatarbelakangi tawuran antar siswa yaitu adanya rasa

soladitas yang tinggi antar teman sebaya, cinta almamater yang

menggebu-gebu dalam dirinya, banyaknya hasutan dari oknum-oknum yang tidak

pertanggungjawab, merasa diri paling hebat, jagoan, kuat dan yang paling

ditakuti oleh orang lain, ketidak perdulian dari orang tua atas tumbuh

kembang anaknya, masih adanya peraturan sekolah yang belum tegas karena

ambang toleransi masih besar dan lingkungan rumah yang sangat tidak

mendukung akan tumbuh kembang prilaku, pola pikir, sikap serta watak

siswa.

2. Kendala-kendala yang dihadapi guru Pendidikan Kewarganegaraan SMP

Negeri I Kota Baru dalam mengatasi kasus tawuran terletak pada banyaknya

siswa yang lebih menyenangi bermain didunia maya, contohnya bermain

game online dalam komputer yang lebih menyukai kekerasan seperti game

smackdown, perang-perangan yang lebih menonjolkan aksi kekerasan.

Menciptakan kedisiplinan pada siswa yang sering terlibat kasus tawuran, yaitu

terletak pada aturan sekolah dan guru yang harus bersikap tegas. Banyaknya

keluarga siswa yang tingkat ekonomi menegah kebawah mengakibatkan orang

tua siswa lebih memilih bekerja mencari nafkah agar terpenuhi kebutuhan

hidup keluarga maka menyebabkan kurangnya memberikan perhatian serta

kasih sayang kepada anaknya yang seharus mereka dapatkan dan kendala

menghadapi anak infulsif atau tertutup, pemberian nasehat dari guru kepada

(31)

92

Fitri Indriyani, 2013

Suatu Kajian Peranan Guru PKN Dalam Mengatasi Kasus Tawuran Antar Siswa Di Lingkungan Sekolah (Studi Kasus di SMP Negeri 1 Kota Baru Kabupaten Karawang)

pihak sekolah dan orang tua yang sibuk untuk memcari nafkah demi terpenuhi

kebutuhan keluarga.

3. Upaya-upaya yang dilakukan oleh guru Pendidikan Kewaganegaraan SMP

Negeri 1 Kota Baru yaitu dengan cara preventive atau pencegahan, yaitu

memberikan pembinaan kepada siswa ketika upacara berlangsung pada setiap

hari senin memberikan himbauan serta peringatan-peringatan akan dampak

buruknya terlibat dalam kasus tawuran dan juga pada saat proses belajar

menagajar dalam kelas selalu memberikan himbauan bahwa tawuran itu

membawa korban serta selalu memberikan pesan-pesan moral atau kata-kata

bijak yang bertjuan agar para siswa mengerti, memahami, sekaligus dapat

menerapkan di kehidupannya selain itu juga masuk ke dalam kelas-kelas

untuk memberikan bimbingan, khusunya kelas yang kebanyakan siswa

mengikuti kasus tawuran. Pembinaan dilakukan untuk membuat siswa

semakin jera untuk tidak lagi mengikuti tawuran, dengan cara memahami dulu

keluarga, kondisi ekonomi dan lingkungan agar pendekatan dapat tercapai

oleh sekolah. Melakukan pendekatan secara umum contohnya sering

berkomunikasi dan cerita-cerita, jadi apabila ada indikasi atau info yang

mengenai kasus tawuran akan lebih mudah didapatkan. Berteman dalam

jaringan sosial di dunia maya seperti facebook, twitter dan blackberry

messanger. Tidak lupa memberikan semangat belajar, karena selama masih

muda para siswa masih banyak memilki peluang untuk menuju pada

keberhasilan masa depan yang cemerlang. Apabila tawuran masih terjadi

maka mendatangi rumah siswa dan langkah terakhir yang dilakukan oleh

pihak sekolah sesuai dengan peraturan sekolah agar tercapai sebuah

kedisiplinan dan ketertiban di lingkungan sekolah yaitu akan mengembalikan

siswa tersebut kepada orang tuanya (dikeluarkan dari sekolah).

B.Saran

Berdasarkan kesimpulan yang didapat dari hasil penelitian di lapangan, maka

penulis mengajukan beberapa saran pada pihak-pihak yang berkepentingan yang

(32)

93

Fitri Indriyani, 2013

Suatu Kajian Peranan Guru PKN Dalam Mengatasi Kasus Tawuran Antar Siswa Di Lingkungan Sekolah (Studi Kasus di SMP Negeri 1 Kota Baru Kabupaten Karawang)

Kewarganegaraan dalam mengatasi kasus tawuran yang terjadi di lingkungan

sekolah SMP Negeri 1 Kota Baru. Peneliti setelah melaksanakan penelitian

merasa mampu memberikan kontribusi berupa saran pada pihak-pihak yang

berkepentingan. Adapun saran yang dapat diajukan peneliti adalah sebagai

berikut.

1. Kepada Para Pendidik SMP Negeri 1 Kota Baru

Kasus tawuran di SMP Negeri 1 Kota Baru sering terjadi dikarenakan

berkurangnya ketegasan peraturan sekolah dari pihak pendidik yang

menjadikan kasus tawuran ini timbul, karena masih tingginya ambang

toleransi. Maka disarankan kepada para pendidik untuk mampu lebih

memberikan ketegasan bagi para siswa dalam merealisasikan peraturan yang

sudah dibuat dan ditetapkan oleh sekolah. Selain itu para pendidik harus

mampu berpedoman pada semboyan yang dipaparkan oleh Kihajar Dewantara

yang berbunyi ing ngarso sung tulodo, ing madyo mangun karso, tut wuri

handayani yang dimaksudkan guru di depan memberi contoh, guru di tengah

memberi semangat dan guru di belakang memberi dorongan. Disamping itu

guru mampu meningkatkan kinerja dalam penulisan RPP, silabus serta kegiatan

belajr mengajar di dalam kelas agar menjadikan siswa disiplin terhadap

peraturan yang telah ditetapkan oleh sekolah. Adanya peningkatan komunikasi

dengan siswa seperti adanya kegiatan ramah tamah untuk menjalin hungan

antara guru dengan siswa menjadi dekat dan bersahabat, menampung aspirasi

siswa serta berusaha memberikan contoh dalam kehidupan sehari-sehari seperti

sikap saling menghormati, menyayangi dan patuh pada guru maupun orang tua.

Selain itu perlu memperbanyak kegiatan yang bermanfaat yaitu dapat ikut serta

dan aktif dalam kegiatan ekstrakulikuler yang telah disediakan sekolah

disbanding mengikuti tawuran.

Guru Pendidikan Kewarganegaraan mampu meningkatkan peningkatan

pendektan dengan lebih menjalin pertemanan dalam jaringan sosial di dunia

maya (facebook, twitter dan blackberry messenger) yang membuat siswa jera

terhadap tindakan pengontrolan tersebut, supaya mereka tahu mana yang harus

(33)

94

Fitri Indriyani, 2013

Suatu Kajian Peranan Guru PKN Dalam Mengatasi Kasus Tawuran Antar Siswa Di Lingkungan Sekolah (Studi Kasus di SMP Negeri 1 Kota Baru Kabupaten Karawang)

akan ada. Dengan berusaha memperhatikan potensi-potensi bakat yang dimilki

siswa agar dapat tersalurkan dengan cara mengikuti ekstrakulikuler yang akan

berdampak baik bagi diri siswa dan nama baik sekolah. Dibandingkan

mengikuti tawuran yang akan berdampak buruk bagi diri siswa dan nama baik

sekolah. Mengatasi anak yang memiliki kepribadian infulsif atau tertutup maka

diperlukan adanya kerja sama dengan guru Bimbingan Konseling, Pendidikan

Agama dan wali kelas siswa agar siswa tersebut sedikit demi sedikit

menghilangkan kepribadian yang tertutup atau infulsif tersebut.

2. Kepada Orang Tua Siswa

Kasus tawuran terjadi yang disebabkan salah satunya ketidak perdulian

orang tua siswa dalam memberikan bimbingan dan pengawasan pada

masing-masing anaknya. Hal ini dapat terjadi karena banyak orang tua siswa yang

lebih memilih sibuk bekerja mencari nafkah karena kebanyakan orang tua

siswa jika dilihat dari tingkat ekonomi tergolong menengah kebawah yang

memaksa orang tua untuk bekerja demi terpenuhinya kebutuhan keluarga.

Melihat tingkat kasus tawuran sering terjadi, maka disarankan ada dukungan

orang tua dalam kesibukan bekerja diusahakan untuk tetap dapat

memperhatikan anaknya seperti “bagaimana tadi belajar di sekolahnya,

diberikan pekerjaan rumah tidak oleh guru di sekolah”, serta memberikan

kasih sayang pada anak dengan cara mengerti akan keinginan anak tersebut,

liburan keluarga dan sering diajak bertukar pikiran agar mampu mencegah

anak tersebut tidak terlibat dalam kasus tawuran. Selain itu juga orang tua

siswa dapat mendukung program kunjungan ke rumah siswa yang terlibat

kasus tawuran agar siswa merasa malu dan jera untuk melakukan tindakan

tawuran kembali.

3. Kepada Siswa SMP Negeri 1 Kota Baru

Masa perkembangan anak remaja dapat dikategorikan pada masa labil,

artinya masa remaja merupakan masa yang selalu ingin mencoba hal-hal yang

(34)

95

Fitri Indriyani, 2013

Suatu Kajian Peranan Guru PKN Dalam Mengatasi Kasus Tawuran Antar Siswa Di Lingkungan Sekolah (Studi Kasus di SMP Negeri 1 Kota Baru Kabupaten Karawang)

remaja yang masih belum bisa terkontrol. Pada kenyataan di lapangan, masih

ditemukan siswa yang belum mampu mengendalikan emosinya sekaligus

belum mampu memilih pergaulan yang berdampak buruk pada dirinya. Untuk

itu disarankan bagi para siswa harus mampu memperdalam dan meningkatkan

kualitas keimanan kepada Allah SWT agar mampu menyeimbangkan antara

kehidupan sosial dan juga hubungan langsung dengan Allah SWT

(Hablumminnallah dan Habluminnanas). Dikarenakan perhatian dan rasa kasih

sayang masih diperlukan bagi para siswa agar tidak terlibat dalam kasus

tawuran maka siswa tersebut harus menanamkan dalam dirinya sikap

kedisiplanan, jujur, tanggung jawab, serta harus memilki etika moral yang baik

(35)

Fitri Indriyani, 2013

Suatu Kajian Peranan Guru PKN Dalam Mengatasi Kasus Tawuran Antar Siswa Di Lingkungan Sekolah (Studi Kasus di SMP Negeri 1 Kota Baru Kabupaten Karawang)

DAFTAR PUSTAKA

A. SUMBER BUKU

Adisti, P. (2010). Personatity Plus For Teens, Mencapai Kesuksesan Selagi Remaja. Yogyakarta: Pustaka Grhatama.

Brodjonegoro, S.S. (2005). Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Danial, E. dan Nanan, W. (2009). Metode Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Laboratorium Pendidikan Kewarganegaraan.

Daryono, M. ( 2008). Pengantar Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Jakarta: RINEKA CIPTA

Hanurawan, F. (2010). Psikologi Sosial Suatu Pengatar. PT REMAJA

ROSDAKARYA: Bandung

Kalidjernih, F.K. (2009). Puspa Ragam Konsep dan Isu Kewarganegaraan. Bandung: Widya Aksara Press.

Kartono, K. (1992). Patrologi Sosial 2 Kenakalan Remaja. Jakarta: CV RAJA WALI PERS.

. (2010). Patrologi Sosial 2 Kenakalan Remaja. Jakarta: CV RAJA WALI PERS.

Lembaga Pemantau Pendidikan Nasional (LPPN). (2012). STOP TAWURAN !!! Kekerasan, Tawuran, Narkoba dan Seks Bebas Sudah Merambah Dunia Pendidikan. Jakarta: Tidak Diterbitkan.

Moleong, L. (2011). Metodelogi Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosdakarya.

Mulyasa, E. (2009). Menjadi Guru Propesional Menciptakan Pembelajaran

Kreatif dan Menyenangkan. Bandung: PT REMAJA

Nurmalina, K. dan Syaifullah. (2008). Memahami Pendidikan

Kewarganegaraan. Bandung: Laboratorium Pendidikan Kewarganegaraan FPIPS UPI.

Sjarkawi. (2006). Pembentukan Kepribadian Anak. Jakarta: PT Bumi Aksara.

(36)

97

Fitri Indriyani, 2013

Suatu Kajian Peranan Guru PKN Dalam Mengatasi Kasus Tawuran Antar Siswa Di Lingkungan Sekolah (Studi Kasus di SMP Negeri 1 Kota Baru Kabupaten Karawang)

Soelaeman, M.I. (1985). Menjadi Guru. Bandung: CV Diponegoro.

Soemantri, M. N. (2001). Menggagas Pembaharuan Pendidikan IPS.

Bandung: Rosdaya Karya dan PPS UPI.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sukmadinata, N.S. (2010). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Rosda.

Syafaat, A., Sohari, S,. dan Muslih. (2008). Peranan Pendidikan Agama Islam dalam mencegah kenakalan remaja (Juvenile Delinquency). Jakarta: RAJAWALI PERS.

Syamsudin, A. dan Budiman, N. (2007). Profesi Keguruan 2. Jakarta:

Universitas Terbuka.

Uzer, U. (1996). Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT Remaja.

Wuryani, S. dan Syaifullah. (2009). Ilmu Kewarganegaraan (CIVICS). Bandung:

Laboraturium Pendidikan Kewarganegaraan Universitas Pendidikan Indonesia.

Willis, S.S. (2008). Remaja & Masalahnya.Bandung : Alfabeta.

Yusuf, S. (2004). Psikologi Perkembangan Anak & Remaja.Jakarta:

Rajawali Pers.

Yusuf, S. dan Sugandhi, N. (2011). Perkembangan peserta didik. Jakarta: PT Raja GrafindoPersada.

B. SUMBER PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

Kitab Undang-undang Hukum Pidana.

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen.

(37)

98

Fitri Indriyani, 2013

Suatu Kajian Peranan Guru PKN Dalam Mengatasi Kasus Tawuran Antar Siswa Di Lingkungan Sekolah (Studi Kasus di SMP Negeri 1 Kota Baru Kabupaten Karawang)

Permendiknas No. 16 Tahun 2007 Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru

C. SUMBER SKRIPSI

April, P. S. (2010). Fenomena Kenakalan Remaja di Kota Cimahi. Skripsi pada Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan FPIPS UPI. Bandung: Tidak Diterbitkan.

Junjungan, R. (2012). Peranan Guru PKn Dalam Membentuk Karakter

Disiplin Siswa. Skripsi pada Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan FPIPS UPI. Bandung: Tidak Diterbitkan.

Fitriyadi, D. S. (2011). Peranan Guru PKn Dalam Menanggulangi

MasalahKenakalan Remaja Di Sekolah. Skripsi pada Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan FPIPS UPI. Bandung: Tidak Diterbitkan.

Herlina, I. (2008). Peranan Guru PKn Dalam Menanggulangi Kenakalan Remaja Di Sekolah. Skripsi pada Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan FPIPS UPI.Bandung: Tidak Diterbitkan.

Hidayat, R. Y. (2012).Peranan Guru Pendidikan Kewarganegaraan (PKN) Dalam membentuk Karakter Siswa Untuk Menjadi Warganegara Yang Baik. Skripsi pada Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan FPIPS UPI. Bandung: Tidak Diterbitkan.

D. SUMBER DARI INTERNET

Widyani, R. dan Mansyur. (2012). Aneka Ragam Makalah [Online]

Tersedia:http://makalahmajannaii.blogspot.com/2012/09/makalah-dampak

Gambar

Tabel 2.1 Faktor-faktor Mempengaruhi Tawuran .........................................
Gambar 4.2 Bagunan Depan SMP Negeri 1 Kota Baru  ................................
Gambaran yang lebih spesifik dari tujuan penelitian ini dapat dirumuskan
gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang”. Peneliti ini

Referensi

Dokumen terkait

Selain itu hukum Islam juga memiliki prinsip yang sangat bersahaja, dengan konsep kemaslahatan, menegakkan keadilan, tidak menyulitkan, menyedikitkan beban,

“Sekarang Sistem Manajemen Kinerja kita, beralih menjadi berdasarkan kinerja (hasil kerja) individu sesuai sasaran kerja individu yang selaras dengan sasaran kerja

Menurut pasal 2 ayat (1) Undang-undang Kepailitan dan PKPU di atas, supaya pasal 1131 dan 1132 KUHP berlaku sebagai jaminan pelunasan utang Kreditur, maka pernyataan pailit

Masih banyak terjadi kesalahan konsep pembelajaran pecahan di antara calon-calon guru di Indonesia yang disebabkan kurangnya pemahaman tentang konsep dasar pecahan

1) Mengujikan soal pilihan ganda berdasarkan hasil uji coba yang telah diperbaiki kesalahan-kesalahan yang terdapat di dalamnya kepada siswa kelas VII C untuk

Jika kuitansi sudah langsung diserahkan sekalian dengan invoice dan faktur pajak, maka dari bagian keuangan mengeluarkan tanda terima atas penye rahan kwitansi dan

Eksperimen mengenai kekuatan pelet maupun briket bijih besi berbinder organik dan inorganik telah banyak dilakukan, namun pengaruh binder terhadap sifat metalurgis

Radon adalah unsur Gas Mulia yang paling stabil karena jari-jari atomnya paling besar.. Argon adalah unsur Gas Mulia yang paling mudah bereaksi dengan