MENINGKATKAN GERAK DASAR SHOOTING DALAM PEMBELAJARAN BOLA BASKET MELALUI PERUBAHAN KETINGGIAN RING
(PTK di SDN 2 Kedungdalem Kelas VI Kecamatan Gegesik Kabupaten Cirebon)
Oleh RUMINIH
0905384
PROGRAM STUDI S-I PGSD PENDIDIKAN JASMANI UPI KAMPUS SUMEDANG
LEMBAR PENGESAHAN
MENINGKATKAN GERAK DASAR SHOOTING DALAM
PEMBELAJARAN BOLA BASKET MELALUI PERUBAHAN
KETINGGIAN RING
Oleh RUMINIH
090534
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH:
Pembimbing I,
Drs. Respaty Mulyanto, M.Pd. NIP. 19590520 198803 1 002
Pembimbing II
Indra Safari, M.Pd. NIP. 19770902 200801 1 016
Mengetahui,
Ketua Program Studi S1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar Penjas Universitas Pendidikan Indonesia
Kampus Sumedang
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul Meningkatkan
Gerak Dasar Shooting Dalam Pembelajaran Bola Basket Melalui Perubahan Ketinggian Ring” kelas V SDN 2 Kedungdalem Kecamatan Gegesik Kabupaten Cirebon, ini beserta isinya adalah benar-benar karya sendiri, saya tidak melakukan penjiplakan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku
dalam masyarakat keilmuan.
Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko /sanksi yang dijatuhkan
kepada saya apabila ditemukan adanya pelangaran terhadap etika keilmuan dalam
karya saya ini atau klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.
Cirebon, Mei 2013
ix
a. Pengertian Pendidikan Jasmani ... 12
b. Tujuan Pendidikan Jasmani ……….. ... 15
3. Pembelajaran Pendidikan Jasmani... 24
4. Pembelajaran Shooting Melalui Perubahan Ketinggian Ring ... 25
B. Hasil Penelitian yang Relevan ... 27
C. Hipotesis Tindakan………... 28
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 29
x
F. Teknik Pengumpulan Data dan Analisis Data ... 38
1. Teknik Pengumpulan Data ... 38
2. Analisis Data ... 38
G. Validasi Data ... . 39
xi
d. Paparan Data Hasil Siklus III ... 86 e. Analisis dan Refleksi Siklus III ... 87
C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 91
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A.Kesimpulan ... 96 B.Saran ... 99
xii
Tabel 4.12 Hasil Persentase Peningkatan Hasil Belajar Siklus I ... 63
Tabel 4.13 Hasil Perencanaan Siklus II ... 65
Tabel 4.20 Hasil Persentase Peningkatan Hasil Belajar Siklus II ... 78
Tabel 4.21 Hasil Perencanaan Siklus III ... 80
xiii
DAFTAR DIAGRAM
Diagram 4.1 Peningkatan Perencanaan Kinerja Guru... 91
Diagram 4.2 Peningkatan Pelaksanaan Kinerja Guru ... 93
Diagram 4.3 Peningkatan Aktivitas Siswa ... 94
xv
DAFTAR GAMBAR
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I ... 104
Lampiran 2 Lembar Hasil Perencanaan Siklus I ... 108
Lampiran 3 Lembar Observasi Kinerja Guru Siklus I ... 109
Lampiran 4 Lembar Observasi Aktifitas Siswa Siklus I ... 110
Lampiran 5 Rekapitulasi Nilai Tes Hasil belajar Siswa Siklus I ... 111
Lampiran 6 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II ... 112
Lampiran 7 Lembar Hasil Perencanaan Siklus II ... 115
Lampiran 8 Lembar Observasi Kinerja Guru Siklus II ... 116
Lampiran 9 Lembar Observasi Aktifitas Siswa Siklus II ... 117
Lampiran 10 Rekapitulasi Nilai Tes Hasil belajar Siswa Siklus II ... 118
Lampiran 11 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus III ... 119
Lampiran 12 Lembar Hasil Perencanaan Siklus III ... 123
Lampiran 13 Lembar Observasi Kinerja Guru Siklus III ... 124
Lampiran 14 Lembar Observasi Aktifitas Siswa Siklus III ... 125
Lampiran 15 Rekapitulasi Nilai Tes Hasil belajar Siswa Siklus III ... 126
Lampiran 16 Hasil Wawancara dengan Guru ... 127
Lampiran 17 Hasil Wawancara dengan Siswa ... 128
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Menurut Kurikulum Tingkat Satuan Pelajaran (KTSP) Pendidikan Jasmani
Sekolah Dasar tahun 2006 tentang standar untuk satuan Pendidikan Dasar dijelaskan
bahwa :
Pendidikan Jasmani olahraga dan kesehatan merupakan media untuk mendorong perkembangan keterampilan motorik, kemampuan fisik, pengetahuan dan penalaran, penghayatan nilai-nilai (sikap, mental, emosional, spiritual, sosial), serta pembiasaan pola hidup sehat yang bermuara untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan yang seimbang.
Semua itu mengandung arti bahwa Pendidikan Jasmani (Penjas) adalah salah
satu mata pelajaran yang berkepentingan dalam proses menumbuhkembangkan
seluruh aspek dan potensi yang dimiliki peserta didik melalui proses
pembelajarannya.
Seperti yang dikemukakan oleh Agus Mahendra (2003:21) Definisi Pendidikan
Jasmani adalah :
Proses pendidikan melalui aktifitas jasmani, permainan atau olahraga yang terpilih untuk mencapai tujuan pendidikan. Definisi tersebut mengukuhkan bahwa pendidikan jasmani merupakan bagian tak terpisahkan dari pendidikan umum yaitu untuk membantu anak agar anak tumbuh dan berkembang secara wajar sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yaitu menjadi manusia Indonesia seutuhnya.
Pendidikan merupakan suatu sistem yang salah satu komponennya yaitu tujuan
pendidikan. Tentunya tujuan Pendidikan Jasmani di sekolah tidak terlepas dari tujuan
pendidikan nasional. Tujuan Pendidikan Jasmani di sekolah selalu mencakup tiga
aspek yaitu aspek kognitif, aspek afektif dan aspek psikomotor. Hal ini sesuai dengan
apa yang dikemukakan oleh Rusli Lutan (2001:18) menjelaskan bahwa :
2
Dalam proses pembelajaran Pendidikan Jasmani, guru diharapkan dapat
mengajar berbagai keterampilan gerak dasar, teknik dan strategi berbagai kecabangan
olahraga seperti bola basket. Permainan bola basket merupakan salah satu materi
pembelajaran Pendidikan Jasmani yang diajarkan di sekolah dasar yang memiliki
karakteristik khusus dibandingkan dengan materi pembelajaran olahraga yang
lainnya.
Keterampilan dasar bermain bola basket didominasi oleh keterampilan
melempar, menangkap, menggiring bola, dan menembak (shooting). Pembelajaran
keterampilan bola basket dalam Pendidikan Jasmani merupakan suatu keterampilan
yang harus dikuasai siswa khususnya siswa kelas VI SDN 2 Kedungdalem
Kecamatan Gegesik Kabupaten Cirebon. Pada awal semester ganjil tahun 2011/2012,
penulis selaku guru Pendidikan Jasmani di SDN 2 Kedungdalem Kecamatan Gegesik
Kabupaten Cirebon telah menetapkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) untuk
pembelajaran keterampilan dasar shooting (menembak) dalam permainan bola basket
yang diperoleh berdasarkan tingkat kompleksitas, inteks siswa dan daya dukung
sarana prasarana sebesar 63,3 % namun temuan di lapangan ada kecenderungan
proses pembelajaran belum berjalan efektif.
Atas dasar pembelajaran yang pernah dilakukan tersebut peneliti melakukan
pembelajaran shooting secara langsung ke ring basket yang terbuat dari simpai yang
di tempel di dinding di kelas VI untuk mengetahui kemampuan keseluruhan siswa
3
Lanjutan Pandangan Tuntas Tidak
Tuntas
kecil yaitu sebanyak 10 siswa atau hanya 45,4 % saja yang sudah memenuhi Standar
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).
Di dalam permainan bola basket anak juga dapat mendapatkan kesenangan
karena permainan bola basket adalah cabang olahraga yang mempunyai nilai-nilai
pedagogis, fisiologis, intelektual dan sosiologis. Melalui permainan bola basket siswa
4
atupun pertandingan tanpa ada disiplin yang baik bagi setiap permainan tidak akan
mencapai kemenangan.
Bola basket merupakan olahraga permainan yang menggunakan bola besar,
dimainkan dengan tangan. Bola boleh di over (dilempar ke teman), boleh dipantulkan
ke lantai (di tempat atau smabil berjalan) dan tujuan nya adalah memasukan bola ke
basket (keranjang) lawan. Permainan dilakukan oleh 2 regu masing-masing terdiri
dari 6 pemain setipa regunya berusaha memasukan bola kekeranjang lawan dan
menjaga atau mencegah keranjangnya sendiri kemasukan sedikit mungkin. Lapangan
terdiri dari tanah, atau lantai semen atau papan, dibatasi oleh garis berbentuk empat
persegi panjang berukuran 28 x 15 meter. Sodikun(1992:8).
Manfaat pembelajaran bola basket akan diperoleh apabila disajikan dalam
proses belajar mengajar yang kondusif. Untuk itu perlu strategi yang tepat dalam
mengemas pembelajaran bola basket tersebut, baik yang bersifat pembelajaran untuk
meningkatkan keterampilan suatu gerakan seperti gerakan menembak (shooting).
Strategi pembelajaran adalah salah satu cara untuk menyiasati pelaksanaan belajar
mengajar dengan tujuan agar proses belajar mengajar itu berhasil.
Salah satu bentuk menyiasati pembelajaran dalam permainan bola basket adalah
dengan melakukan berbagai macam variasi latihan yang sesuai dengan karakteristik
kemampuan siswa dengan tujuan yang akan dicapai dengan selalu
mempertimbangkan faktor-faktor kesulitan yang dialami oleh siswa terutama pada
jarak tembak menuju ring yang dirasakan jauh, sehingga perlu adanya pengaturan
jarak lebih dekat dulu agar gerak dasar shooting dilakukan dengan mudah dan baik.
Kesulitan dalam pembelajaran bola basket bukan hanya di pengaruhi oleh
peralatan yang dipergunakan oleh siswa melainkan berhubungan dengan aspek
kesiapan siswa (fisik, mental, serta kemampuan awal siswa) dalam mempelajari suatu
gerakan shooting oleh karena perbedaan tersebut, akan terlihat sebagian siswa pada
saat belajar gerakan shooting begitu bersemangat dan menyenanginya, sementara
5
guru diuji kemampuannya sebagai seorang pemimpin, sebagai manajer, dan sebagai
fasilitator dalam proses belajar mengajar.
Peran guru sebagai fasilitator tidak sebatas hanya pada membimbing siswa
meraih tujuan belajarnya, melainkan harus mampu mencari solusi yang tepat selama
proses belajar mengajar seperti contoh dalam pembelajaran keterampilan shooting
dalam permainan bola basket pada siswa Sekolah Dasar di SD Negeri 2
Kedungdalem Kecamatan Gegesik Kabupaten Cirebon.
Faktor-faktor yang menjadi penyebab kesulitan siswa dalam belajar shooting
sangat beragam. Ada yang mudah bosan, ada yang ragu-ragu, dan ada juga yang
merasa takut dalam melakukan gerakan shooting tersebut.
Untuk menyiasati kendala di atas diperlukan strategi yang sesuai sebagai sarana
pendukung pembelajaran gerakan shooting. Permainan itu harus dapat merangsang
minat siswa untuk melakukan tugas gerak sekaligus sebagai tantangan yang
menyenangkan bagi setiap siswa.
Dalam pembelajaran keterampilan shooting dalam permainan bola basket yang
dapat dilakukan untuk menarik minat siswa adalah dengan melakukan perubahan
jarak dalam melakukan gerak dasar shooting dimulai dari jarak 1 meter, 2 meter dan 3
meter yang disesuaikan dengan tingkat kemajuan belajar siswa.
Selain menerapkan perubahan ketinggian ring, aktifitas belajar shooting bagi
anak harus memiliki karakter yang sudah mengarah pada keterampilan berolahraga
bermain dalam situasi bertanding dengan peraturan yang sederhana, aktifitas
dilakukan dalam situasi yang berulang-ulang. Ini dimaksudkan agar siswa dapat
belajar sebagaimana mestinya sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai.
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka sangatlah tepat jika penulis
membahasnya dalam penelitian yang berjudul “Meningkatkan Keterampilan Dasar
Shooting dalam permainan bola basket melalui perubahan ketinggian ring pada siswa
6
B. Rumusan dan Pemecahan Masalah 1. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi pernyataan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana meningkatkan Keterampilan Dasar Shooting dalam permainan bola basket melalui perubahan ketinggian ring pada siswa kelas VI
SDN 2 Kedungdalem Kecamatan Gegesik Kabupaten Cirebon “.
Selanjutnya masalah penelitian secara khusus, penulis rumuskan dalam
sub-sub pertanyaan penelitian sebagai berikut :
a. Bagaimanakah perencanaan pembelajaran permainan bola basket dalam
meningkatkan keterampilan shooting melalui perubahan ketinggian ring?
b. Bagaimanakah pelaksanaan kinerja guru dalam pembelajaran permainan
bola basket dalam meningkatkan keterampilan shooting melalui
perubahan ketinggian ring?
c. Bagaimanakah pelaksanaan aktivitas siswa dalam pembelajaran
permainan bola basket dalam meningkatkan keterampilan shooting
melalui perubahan ketinggian ring?
d. Bagaimanakah hasil evaluasi pembelajaran permainan bola basket untuk
shooting melalui perubahan ketinggian ring?
2. Pemecahan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah di atas, dapat ditelusuri akar penyebab
timbulnya masalah dari komponen-komponen “rumusan” masalah. Diduga penyebab
timbulnya masalah adalah sebagai berikut : (a) kurangnya dana untuk membeli
peralatan dan membuat sarana permainan bola basket, (b) belum memasyarakatnya
permainan bola basket di daerah pedesaan, (c) belum pahamnya/menguasai
pengetahuan guru Penjas terhadap permainan bola basket, (d) pemodifikasian strategi
bola basket yang disajikan oleh guru penjas kurang sesuai dengan karakteristik
permainan tersebut, (e) belum terampilnya siswa dalam melakukan gerakan teknik
7
didiskusikan dengan beberapa orang guru Pendidikan Jasmani dan pakar dari
perguruan tinggi bahwa yang paling mungkin menjadi penyebab adalah strategi
pembelajaran Pendidikan Jasmani kurang menarik. Secara spesifik tidak menariknya
pembelajaran pendidikan Jasmani tersebut disebabkan beberapa hal sebagai berikut :
(1) guru lebih banyak memberikan drill tanpa ada perbaikan, (2) guru belum
menguasai materi pelajaran pendidikan jasmani, dan (3) metode pembelajaran kurang
bervariasi. Dari ketiga penyebab itu disepakati bahwa kurang bervariasinya dalam
penggunaan metode pembelajaran menjadi penyebab timbulnya masalah.
Setelah menemukan akar masalah di atas, maka langkah selanjutnya adalah
mencari alternatif pemecahan masalah. Untuk itu perlu strategi pembelajaran yang
tepat yang dapat menarik minat siswa untuk melaksanakan latihan keterampilan dasar
shooting dalam permainan bola basket. Salah satunya adalah dengan cara
melaksanakan perubahan ketinggian ring.
Pelaksanaan pembelajaran shooting bola basket melalui perubahan ketinggian
ring dilakukan melalui tahapan-tahapan sebagai berikut :
Pada tahap pertama, para siswa diberi penjelasan tentang aturan permainan dan teknik
perubahan ketinggian ring, kemudian mereka melakukan bergiliran untuk melakukan
secara individu agar semua mendapat semua kesempatan yang sama.
Tahap berikutnya, para siswa dibagi menjadi dua kelompok untuk melakukan gerak
dasar shooting dengan jarak yang telah diatur, sebenarnya kegiatan ini merupakan
evaluasi siswa mana yang sudah mulai baik keterampilan gerak dasar shootingnya,
sebagai dasar untuk membagi ke dalam dua kelompok dengan aturan permainan yang
seimbang.
Tahap selanjutnya dilaksanakan perubahan ketinggian ring antara dua kelompok
8
C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian
Secara umum, penelitian ini bertujuan untuk memperoleh temuan baru
mengenai upaya meningkatkan keterampilan dasar shooting dalam permainan bola
basket melalui perubahan ketinggian ring pada mata pelajaran Pendidikan Jasmani di
kelas VI SDN 2 Kedungdalem Kecamatan Gegesik Kabupaten Cirebon. Temuan
tersebut dapat dijadikan landasan dalam upaya mengembangkan pembelajaran
pendidikan jasmani yang lebih efektif dan efisien. Hasil seperti ini sangat diperlukan
oleh para guru dalam membantu memberikan kejelasan mengenai efektifitas dalam
mengajarkan Pendidikan Jasmani di SDN 2 Kedungdalem Kecamatan Gegesik
Kabupaten Cirebon. Pemberdayaan Pendidikan Jasmani secara optimal diharapkan
dapat memberikan manfaat dalam mencapai tujuan Pendidikan Nasional.
Tujuan khusus adalah untuk menggali informasi mengenai berbagai hal yang
terkait dengan upaya meningkatkan keterampilan dasar shooting dalam permainan
bola basket melalui perubahan ketinggian ring pada mata pelajaran Pendidikan
Jasmani di kelas VI SDN 2 Kedungdalem Kecamatan Gegesik Kabupaten Cirebon.
Untuk mencapai tujuan tersebut penelitian ini diarahkan untuk mencapai tujuan.
Tujuan khusus tersebut adalah :
a. Untuk mengetahui perencanaan pembelajaran permainan bola basket dalam
meningkatkan keterampilan shooting melalui perubahan ketinggian ring.
b. Untuk mengetahui gambaran pelaksanaan kinerja guru dalam pembelajaran
permainan bola basket dalam meningkatkan keterampilan shooting melalui
perubahan ketinggian ring.
c. Untuk mengetahui gambaran pelaksanaan aktivitas siswa dalam pembelajaran
permainan bola basket dalam meningkatkan keterampilan shooting melalui
perubahan ketinggian ring.
d. Untuk mengetahui hasil evaluasi keterampilan shooting bola basket melalui
9
2. Manfaat Penelitian
Berdasarkan gambaran umum di atas dapat diperoleh informasi berkenaan
dengan upaya meningkatkan keterampilan dasar shooting pada permainan bola basket
melalui perubahan ketinggian ring pada mata pelajaran pendidikan jasmani di kelas
VI SDN 2 Kedungdalem Kecamatan Gegesik Kabupaten Cirebon. Hasil penelitian ini
diharapkan dapat dijadikan bahan masukan bagi berbagai pihak yang berkepentingan
dengan pembinaan dan pengembangan pembelajaran Pendidikan Jasmani di SDN 2
Kedungdalem Kecamatan Gegesik Kabupaten Cirebon.
Adapun manfaat yang dapat diambil dari hasil penelitian tersebut adalah
sebagai berikut :
1. Manfaat Bagi Siswa SD
a. Dapat memotivasi minat siswa agar lebih aktif dalam mengikuti
pembelajaran shooting dalam olahraga bola basket.
b. Dapat meningkatkan gerak dasar pembelajaran shooting.
c. Memudahkan dalam menguasai materi pelajaran.
d. Suasana belajar lebih menyenangkan.
e. Menumbuhkan kerjasama dan rasa kompetitif.
2. Manfaat Bagi Guru
a. Meningkakan dan memperbaiki proses pembelajaran shooting dengan
menciptakan model pembelajaran yang dikemas dalam bentuk bermain
b. Dapat mengembangkan profesionalisme guru dalam melaksanakan
pembelajaran di SD
c. Memudahkan untuk menyampaikan materi pelajaran
d. Menambah wawasan tentang berbagai media pembelajaran
3. Manfaat Bagi Lembaga
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi dalam rangka
10
b. Bagi kepala sekolah manfaatnya sebagai masukan dalam rangka
mengefektifkan pembinaan pengelolaan dan pemanfaatan sumber belajar
dalam pelaksanaan pendidikan
c. Bagi sekolah dasar akan memberikan sumbangan yang berarti bagi
sekolah dalam rangka mempertahankan dan meningkatkan aktivitas proses
pembelajran pendidikan jasmani guna menumbuh kembangkan seluruh
potensi yang dimiliki oleh siswa.
D. Batasan Istilah
Untuk menghindari penafsiran yang salah dan untuk memberikan batasan
istilah yang digunakan dalam penelitian ini maka penulis menganggap perlu untuk
memberikan batasan tentang istilah-istilah yang dipergunakan dalam penelitian ini.
1. Keterampilan dasar menurut Machfud Irsyada ( 2000 : 17) adalah “Keterampilan gerak yang dilakukan pada kegiatan bermain bola basket yang berkaitan dengan aktivitas memainkan bola ataupun aktivitas akan memainkan bola”.
2. Keterampilan dasar shooting adalah kemampuan dasar dari suatu teknik
memasukkan bola basket ke dalam ring pada saat posisi yang ideal. Dalam arti
pada saat tidak ada halangan dan rintangan atau tidak sedang dalam
permainan.
3. Shooting menurut Aip Syarifuddin, Muhadi (1992 : 175) adalah “memasukan
bola ke keranjang atau teknk menembak bola ke keranjang”.
4. Permainan bola basket menurut Ema Husnan, R. Kumalaningrum Ricardo W.
Sanger (1985 : 11) adalah
11
29
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di SD Negeri 2 Kedungdalem
Kecamatan Gegesik Kabupaten Cirebon. Lokasi SD Negeri 2 Kedungdalem dapat
dilihat pada gambar berikut:
Gambar 3.1
Denah Lokasi SD Negeri 2 Kedungdalem
Penulis memilih sekolah tersebut sebagai tempat penelitian, berdasarkan
30
a. Penulis merupakan salah satu tenaga pendidik di sekolah tersebut, sehingga
penulis memahami kondisi sekolah, karakteristik siswa, serta proses
pembelajaran yang berlangsung.
b. Penulis berkeinginan untuk meningkatkan kemampuan gerak dasar siswa
khususnya gerak dasar shootingdalam permainan bola bakset
c. Penulis ingin meningkatkan kompetensi serta profesionalisme sebagai seorang
guru.
Berdasarkan keterangan dapat disimpulkan bahwa hampir separuh tenaga
pendidik di SD Negeri 2 Kedungdalem sudah sarjana S1, hanya 5 orang guru yang
masih berpendidikan D2, namun pada saat ini sedang menempuh pendidikan S1.
Tabel 3.1
Daftar Jumlah Siswa SD Negeri 2 Kedungdalem
No Kelas Jenis Kelamin Jumlah
Laki-laki Perempuan
1. I 28 26 54
2. II 21 27 48
3. III 19 21 40
4. IV 19 38 57
5. V 12 18 30
6. VI 24 25 49
Jumlah 123 155 280
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini berlangsung selama empat bulan yang dimulai pada bulan
Februari 2013 sampai dengan bulan Juni 2013. Penelitian ini dimulai dengan
observasi awal sampai berakhirnya tindakan sehingga diperoleh hasil dari
31
September Oktober Nopember Desember
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1. Penyusunan proposal
2. Seminar Proposal 3. Penyempurnaan Proposal 4. Pelaksanaan Penelitian 5. a. Tindakan Siklus I 6. b. Tindakan Siklus II 7. c. Tindakan Siklus III
8. Pengolahan data dan analisis data
9. Penyusunan dan revisi laporan
penelitian
10 Pertanggungjawaban laporan
B. Subjek Penelitian
Subyek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas VI SD Negeri 2
Kedungdalem Kecamatan Gegesik Kabupaten Cirebon yang berjumlah 22 siswa
terdiri dari 12 orang siswa perempuan dan 10 orang siswa laki-laki (data
terlampir). Kebanyakan dari mereka adalah asli penduduk daerah itu. Latar
belakang kehidupan sosial ekonomi orang tua kebanyakan sebagai petani dan
buruh, dengan latar belakang pendidikan kebanyakan hanya tamatan SD/SMP.
Peneliti memilih kelas VI sebagai objek dari penelitian, karena selain dengan
permasalahan dalam pemahaman materi juga ingin mencoba meningkatkan
prestasi olahraga khususnya bola basket dimana atlet dalam lomba maupun
kompetisi banyak berasal dari kelas VI.
C. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian
tindakan kelas (PTK) atau class action research sebagai cara untuk menjawab
permasalahan yang ada. Menurut Taggart dalam Kasbolah (1999: 3) penelitian
tindakan kelas itu biasanya dilakukan oleh guru di kelas atau sekolah tempat ia
mengajar dengan menekankan pada penyempurnaan atau peningkatan proses dan
32
PTK menuntut sejumlah informasi dan tindak lanjut yang terjadi di
lapangan untuk segera dikaji dan ditindaklanjuti secara reflektif, partisipatif, dan
kolaboratif.
Di bawah ini beberapa konsep dasar yang berkenaan dengan penelitian
tindakan kelas :
Menurut Kasbolah (1999: 8)
Penelitian tindakan kelas merupakan upaya kolaboratif antara guru dan siswa-siswanya, yaitu satu kesatuan kerja sama dengan perspektif berbeda. Misalnya bagi guru demi mutu profesionalnya dan bagi siswa peningkatan prestasi belajarnya.
Kaitannya dengan pembelajaran shooting bola basket, metode PTK ini
sangat tepat digunakan karena dilaksanakan dalam lingkungan pembelajaran
secara langsung dengan tetap memprioritaskan peran profesionalisme guru dalam
kaitannya dengan refleksi diri terhadap kinerja dan aktivitas mengajarnya. Dalam
hal ini guru memiliki wewenang yang luas (otonom) dalam melaksanakan
tindakan-tindakannya selama proses pembelajaran
2. Desain Penelitian
Menurut Moleong (2004: 236), “Rancangan pada dasarnya merencanakan
suatu kegiatan sebelum dilaksanakan”. Rancangan ini adalah rancangan penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Sebelum peneliti melakukan
observasi tindakan lanjut, terlebih dahulu peneliti melakukan observasi tindakan
kelas yang hasilnya dituangkan dalam rancangan penelitian.
Dalam perencanaan penelitian menggunakan model spiral Kemmis dan
Taggart (Wiriaatmadja, 2005: 66). Dengan sistem model spiral refleksi yang
dimulai dengan rencana, tindakan, pengamatan, refleksi, perencanaan kembali
merupakan dasar untuk suatu rancangan pemecahan permasalahan. Model spiral
33
Gambar 3.2
Model Spiral Kemmis dan Taggart (Wiriaatmadja, 2005: 67)
Tahap pertama dalam penelitian ini yaitu plan (perencanaan) tindakan,
dalam tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, dimana, siapa dan
bagaimana tindakan penggunaan metode eksperimen tersebut dilakukan. Kegiatan
ini dilakukan secara kolaborasi antara pihak yang melakukan tindakan (observer)
dan pihak yang mengamati proses (peneliti) jalannya tindakan.
Tahap kedua dalam tindakan ini yaitu pelaksanaan tindakan (action) yang
merupakan implementasi isi rancangan. Dalam hal ini tentu saja penerapan
metode eksperimen dalam pembelajaran penjas.
Tahap ketiga yaitu pengamatan (observation), observasi dilakukan pada saat
proses diterapkannya tindakan yaitu pada saat penerapan pembelajaran perubahan
ketinggian ring Observasi ini dilakukan untuk mengumpulkan dan memperoleh
data baik kinerja guru maupun aktivitas siswa selama proses pembelajaran
berlangsung sebagai bakal untuk perbaikan data siklus berikutnya.
Tahap keempat adalah kegiatan reflection (refleksi) merupakan kegiatan
analisis, interprestasi dan eksplanasi terhadap semua informasi yang diperoleh
dari hasil observasi untuk mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan.
Tahap ini dimaksudkan untuk mengkaji secara menyeluruh tindakan yang telah
34
dilakukan, berdasarkan data yang telah terkumpul kemudian dilakukan evaluasi
(dilakukan antara guru, peneliti dan pihak lain yang terlibat) guna
menyempurnakan tindakan selanjutnya pada siklus berikutnya.
Keempat tahap dalam penelitian tindakan tersebut merupakan satu siklus
atau satu putaran, artinya sesudah langkah keempat, kemudian kembali lagi ke
pertama dan seterusnya. Jadi satu siklus adalah dimulai dari tahap penyusunan
rancangan sampai dengan refleksi untuk melakukan evaluasi.
D. Prosedur Penelitian
Penyusunan prosedur yang akan dilakukan sangat penting dalam
pelaksanaan sebuah penelitian. Adapun prosedur penelitian ini adalah berbentuk
siklus yang akan dilaksanakan dalam dua atau tiga siklus (tergantung
keberhasilan).
1. Tahap Perencanaan Tindakan
Perencaanaan tindakan ini menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan,
dimana, oleh siapa dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan. Perencanaan
tindakan dilakukan secara kolaboratif, misalnya antara guru dengan peneliti untuk
membicarakan tentang pokok bahasan atau sub pokok bahasan yang akan
disampaikan.
Perencanaan tindakan merupakan kegiatan yang disusun sebelum
melaksanakan tindakan. Adapun perencanaan tindakan ini meliputi :
a. Mengajukan permohonan izin kepada kepala sekolah SD Negeri 2
Kedungdalem Kecamatan Gegesik Kabupaten Cirebon untuk mengadakan
penelitian.
b. Melakukan penelitian awal (observasi dan wawancara) untuk mengetahui
permasalahan yang akan dicarikan pemecahannya.
c. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan menerapkan
media pembelajaran.
d. Menyusan rancangan tindakan
35
f. Menyusun lembar observasi bagi guru dan siswa untuk melakukan
pembelajaran (kinerja guru dan aktivitas siswa)
g. Menyusun alat penilaian berupa tes penilaian bagi siswa untuk melihat
perubahan peningkatan hasil belajar.
2. Tahap Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan merupakan implementasi atau penerapan rancangan
yang kemudian akan diikuti dengan kegiatan observasi dan refleksi. Dalam
penelitian ini dilakukan tiga siklus dimana siklus sebelumnya yang akan dirasakan
belum berhasil.
Kegiatan yang akan dilakukan dalam tahap pelaksanaan tindakan adalah
sebagai berikut:
a. Kegiatan Awal:
(1) Apersepsi dengan memberikan penjelasan singkat mengenai materi yang
akan disampaikan dalam proses pembelajaran.
(2) Siswa melakukan pemanasan lari keliling lapangan dan senam
b. Kegiatan Inti:
(1) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran
(2) Guru menjelaskan dan memberi contoh cara melakukan shooting melalui
perubahan ketinggian ring.
(3) Siswa melakukan shooting melalui perubahan ketinggian ring sesuai
dengan petunjuk guru.
(4) Guru memberi koreksi tentang kesalahan tugas gerak yang dilakukan
siswa secara individu maupun klasikal.
(5) Melaksanakan tes shooting bola basket.
c. Kegiatan Akhir:
(1) Siswa melakukan penenangan dengan cara duduk-duduk santai sambil
mendengarkan guru mengenai kesimpulan materi pembelajaran.
(2) Guru memberikan koreksi secara klasikal tentang kesalahan gerak yang
dilakukan siswa.
36
3. Tahap Observasi
Observasi dilakukan pada saat proses diterapkannya tindakan, yaitu saat
tindakan berlangsung. Observasi ini dilakukan untuk mengumpulkan dan
memperoleh data baik kinerja guru maupun aktivitas siswa selama proses
pembelajaran berlangsung. Observasi dapat dilakukan dengan menggunakan
Lembar instrument penilaian kinerja guru dalam perencanaan pembelajaran,
Lembar instrumen kinerja guru dalam pelaksanaan pembelajaran, lembar
observasi aktivitas siswa, catatan lapangan, wawancara siswa dan guru yang
kesemuanya dapat memberikan masukan tentang tindakan yang akan dilakukan di
lapangan.
4. Tahap Analisis dan Refleksi
Refleksi merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah
terjadi. Tahap ini dimaksudkan untuk mengkaji secara menyeluruh tindakan yang
telah dilakukan (siklus 1, berdasarkan data yang telah terkumpul, kemudian
dilakukan evaluasi (dilakukan antara guru, peneliti dan pihak lain yang terkait)
guna memberikan masukan untuk menyempurnakan tindakan selanjutnya yang
akan dilaksanakan pada siklus-siklus berikutnya.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Format Observasi
Observasi adalah pengumpulan data dengan melakukan pengamatan
terhadap suatu kegiatan baik langsung maupun tidak langsung. Observasi ini
bertujuan untuk mengamati seluruh aktivitas yang dilakukan oleh siswa juga
kinerja guru pada saat pembelajaran perubahan ketinggian ring Alat untuk
mengumpulkan datanya berupa pedoman observasi yang terdiri dari:
a. Lembar/Instrumen Penilaian Kinerja Guru dalam Perencanaan Pembelajaran
37
c. Lembar Observasi Aktivitas Siswa
2. Pedoman Wawancara
Wawancara disusun berdasarkan pertanyaan-pertanyaan mengenai pendapat
siswa selama pelaksanaan pembelajaran, dengan tujuan untuk memperoleh
gambaran tentang faktor-faktor kesulitan dan ketertarikan siswa tentang
pembelajaran shootingbola basket melalui perubahan ketinggian ring Lembar
wawancara ditujukan kepada guru sebagai observer serta siswa tertentu. Lebih
jelasnya mengenai lembar wawancara guru dan siswa pada lampiran
3. Catatan Lapangan
Catatan lapangan merupakan alat penting, karena akan membahas dan
berguna sebagai alat perantara, yaitu apa yang dilihat, didengar dan dialami
dengan catatan sebelumnya. Proses pelaksanaan dilakukan setiap selesai
mengadakan penelitian. Hal ini selaras dengan pendapat Bogdan dan Biklen
(Moleong, 2005: 209) bahwa : “Catatan lapangan adalah catatan tertulis tentang
apa yang didengar, dilihat, dialami dan dipikirkan dalam rangka pengumpulan
data refleksi terhadap data dalam penelitian kualitatif”. Lebih jelasnya mengenai catatan lapangan terdapat dalam lampiran.
4. Kamera Foto
Kamera foto yang digunakan untuk merekam kejadian selama pelaksanaan
pembelajaran, juga sebagai alat untuk memberikan gambaran tentang apa yang
terjadi dalam masalah penelitian. Menurut Bogdan dan Biklen (Moleong, 2005:
160) bahwa : “ada dua kategori foto yang dapat dimanfaatkan dalam penelitian
kualitatif, yaitu foto yang dihasilkan orang dan foto yang dihasilkan oleh peneliti
sendiri.
5. Tes Hasil belajar shooting
Tes adalah serangkaian pertanyaan atau latihan serta alat lain yang
38
atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok” (Suharsimi, 2001: 150). Tes digunakan untuk mengukur dan mengetahui kemampuan serta pemahaman
siswa setelah model pembelajaran perubahan ketinggian ring dilaksanakan adalah
tes perbuatan.
F. Teknik Pengolahan dan Analisis data 1. Teknik Pengolahan Data
Teknik pengolahan data proses terdiri dari teknik pengolahan data proses
kinerja guru dan teknik pengolahan data aktivitas siswa. Pada teknik pengolahan
data kinerja guru terdiri dari teknik pengolahan data proses kinerja guru dalam
perencanaan dan teknik pengolahan data proses kinerja guru dalam pelaksanaan
pembelajaran.
2. Analisis Data
Analisis dalam penelitian ini dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan,
selama di lapangan dan setelah selesai di lapangan. Analisis data yang akan
dilakukan secara kualitatif, mengkategorikan dan mengklarifikasi analisis
kemudian ditafsirkan dalam konteks keseluruhan permasalahan penelitian.
Adapun langkah-langkah pengolahan data adalah sebagai berikut :
a. Kategorisasi dan kodifikasi. Pada tahap ini data yang telah terkumpul
kemudian diseleksi dan dihimpun sesuai dengan karakteristiknya.
b. Reduksi data. Pada tahap ini data yang terkumpul di lapangan, setelah
dikategorisasikan kemudian dikodifikasi dalam laporan.
c. Klarifikasi data, untuk melihat gambaran data secara keseluruhan atau
bagian-bagian tertentu.
Analisis kuantitatif digunakan untuk memperoleh nilai kinerja guru baik
dalam perencanaan maupun pelaksanaan pembelajaran, aktivitas siswa serta hasil
belajar dengan menggunakan persentasi kemudian dilanjutkan dengan analisis
kualitatif untuk menginterpretasikan nilai tersebut dalam suatu kategorisasi.
Dalam analisis kualitatif, data hasil observasi kinerja guru dalam
perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran serta aktivitas siswa, nilai yang
39
Sedangkan untuk tes hasil belajar, nilai yang diperoleh dibandingkan dengan
KKM sebesar 70 untuk menentukan tuntas atau belum tuntasnya siswa dalam
mengikuti pembelajaran shooting bola basket.
G. Validasi Data
Validasi data dalam penelitian ini merujuk pada pendapat Hopkins
(Wiriaatmadja, 2005: 168-171) bahwa untuk mengetahui sebuah data dapat
menggunakan :
1. Member Chek, yaitu memeriksa kembali keterangan-keterangan atau
informasi yang diperoleh selama observasi atau wawancara dari narasumber,
apakah keterangan itu sifatnya tetap sehingga dapat dipastikan kebenarannya
atau tidak. Dalam kegiatan penelitian ini, kegiatan triangulasi dilakukan
secara reflektif kolaboratif antara peneliti dan guru dengan jalan
membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara dengan
berbagai responden atau membandingkan hasil wawancara dengan hasil suatu
dokumentasi.
2. Triangulasi, yaitu memeriksa kebenaran data yang diperoleh dengan
membandingkan terhadap hasil yang diperoleh mitra peneliti secara
kolaboratif. Kegiatan ini penulis lakukan dengan cara menannyakan kembali
informasi yang disampaikan sebagian siswa kelas VI, observer, maupun
Kepala Sekolah pada waktu yang berbeda. Suatu data tentang pembelajaran
gerak dasar shooting melalui perubahan ketinggian sebagai sumber belajar
belum dikatakan valid sebelum penulis mengecek kembali keterangan
tersebut pada waktu yang berbeda. Dalam proses ini data atau informasi
tentang seluruh pelaksanaan tindakan yang diperoleh peneliti dikonfirmasikan
kebenarannya kepada guru mitra melalui diskusi balikan (reflektif
kolaboratif), pada setiap akhir pelaksanaan tindakan dan pada akhir seluruh
pelaksanaan tindakan.
3. Audit Trail, yaitu pengecekan kebenaran hasil penelitian beserta prosedur dan
metode pengumpulan data dengan cara mendiskusikan hasil-hasil temuan
40
trail, kegiatan yang dilakukan oleh penulis adalah berdiskusi dengan
pembimbing, teman-teman mahasiswa S1 Penjas, dan dengan guru olahraga
yang dianggap kompeten di bidang shooting.
4. Expert Opinion, yaitu pengecekan terakhir terhadap kesahihan temuan
penelitian kepada pakar professional di bidangnya. Dalam kegiatan ini
peneliti mengkonsultasikan temuan penelitian kepada Drs. Respaty mulyanto,
M.Pd selaku pembimbing I dan kepada Indra Safari, M.Pd selaku
pembimbing II, untuk memperoleh arahan dan masukan sehingga validasi
96 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Hasil Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VI SD Negeri 2 Kedungdalem
Kecamatan Gegesik Kabupaten Cirebon dalam pembelajaran gerak dasar shooting
melalui perubahan ketinggian ring yang telah dilakukan pada siklus I, II dan III
dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Perencanaan Pembelajaran
Dalam perencanaan pembelajaran, penulis akan menyimpulkan tahap
perencanaan. Yang pertama penulis mempersiapkan materi yang akan
disampaikan dalam pembelajaran gerak dasar shooting, menentukan tujuan
pembelajaran, dampak pengiring, metode pembelajaran, dan penerapan perubahan
ketinggian ring untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam melakukan gerak
dasar shooting. Kemudian menentukan langkah-langkah pembelajaran, dan
menentukan teknik pengolahan data yang akan digunakan untuk mengetahui hasil
belajar dengan perubahan ketinggian.
Perencanaan pembelajaran pada Siklus III dapat dikatakan sangat baik, hal
ini dapat dibuktikan dengan persentase pencapaian dalam data awal mencapai
60,29%, sehingga diperlukan perbaikan. Setelah melakukan perencanaan untuk
perbaikan maka diperoleh data perencaanaan pada Siklus I 73,52%, Siklus II
sebesar 79,41 %, sedangkan Siklus III 91,17%. Dengan demikian peningkatan
persentase dari data awal sampai dengan siklus III sebesar 30,88%.
2. Kinerja Guru
Pada tahap pelaksanaan pembelajaran, guru menyampaikan tujuan
penerapan perubahan ketinggian untuk meningkatkan gerak dasar siswa dalam
melakukan gerak dasar shooting. Penilaian pada akhir pembelajaran dengan
menggunakan tes akhir dan penilaian selama proses pembelajaran. Penilaian
proses pembelajaran dilakukan dengan observasi, wawancara, dan aktivitas siswa
yang meliputi aspek motivasi, disiplin dan sportivitas. Sedangkan penilaian hasil
97
Berdasarkan hasil pengamatan observasi pelaksanaan pembelajaran
dengan menggunakan format observasi kinerja guru didapat hasil pada kinerja
guru dalam pelaksanaan pembelajaran sangat baik, hal ini dapat dilihat kinerja
guru terus mengalami peningkatan setiap tindakan yang dilakukan oleh guru. Pada
data awal persentasinya hanya mencapai 60,71%, hal ini disebabkan pada saat
pembelajaran dilaksanakan guru terlihat kurang siap untuk mengajar, guru hanya
membuat RPP dan instrumen penilaian siswa saja. Guru kurang mengkondisikan
siswa terlebih dahulu pada awal pembelajaran, tujuan pembelajaran pun hanya
disampaikan secara sekilas sehingga siswa kurang memahami apa yang
disampaikan guru. Oleh karena itu diperlukan perbaikan untuk meningkatkan
kinerja guru. Hasil yang dicapai setelah dilakukan perbaikan pada Siklus I
persentasinya mencapai 73,80%, pada siklus II mencapai 78,57%, sebagai hasil
tindakan yang dilakukan oleh guru dengan memberikan penjelasan yang menarik
dan tentang manfaat perubahan ketinggian dan permainan menyentuh sasaran
agar siswa lebih tertarik lagi dalam pembelajaran, mengaitkan pembelajaran
dengan pengalaman siswa agar pembelajaran mudah dipahami. Hasilnya pada
siklus III mengalami peningkatan menjadi 92,850%. Dengan demikian
peningkatan kinerja guru dari data awal hingga siklus III mencapai 32,14%.
3. Aktivitas Siswa
Aktivitas siswa terus mengalami peningkatan pada setiap pembelajaran yang
dilaksanakan. Observasi Aktivitas siswa dalam pembelajaran gerak dasar shooting
dengan menggunakan perubahan ketinggian yang meliputi, motivasi, disiplin dan
sportivitas. Pada aspek motivasi Siklus I, guru memberikan dorongan dalam
mengikuti pembelajaran dengan memperhatikan kerja keras, keberanian serta
kreativitas. Pada aspek disiplin siklus I, guru memberikan teguran agar siswa
dapat mentaati peraturan, menjaga ketertiban dan bersikap sopan selama
pembelajaran. Pada aspek sportivitas siklus I, adalah dengan mendorong siswa
agar mampu menerima kelebihan orang lain sebagai suatu tantangan agar dapat
menjadi lebih baik lagi. Pada siklus II, ketiga aspek tersebut tampak adanya
perubahan yang menujukkan peningkatan dikarenakan pada proses pembelajaran
98
percaya diri siswa meningkat, serta memberikan kesempatan bagi siswa untuk
dapat bekerja sama, sehingga semua aktivitas siswa dapat meningkat, misalnya
dengan memberi pengertian tentang bergurau akan menyebabkan celaka pada
teman. Berdasarkan analisis selama proses pembelajaran dapat dilihat hampir
seluruh siswa menunjukkan aktivitas yang baik.
Pencapaian aktivitas siswa secara keseluruhan terus meningkat, hal ini
dibuktikan dengan persentase yang terus mengalami peningkatan pada setiap
kegiatan tindakan pembelajaran. Pada siklus I, aktivitas siswa hanya mencapai
67,04%, sehingga diperlukan perbaikan untuk meningkatkan aktivitas siswa. Hasil
perbaikan tindakan pada siklus III menunjukkan aktivitas siswa yang mencapai
84,44%. Target penulis untuk pencapaian aktivitas siswa sebesar 80,00% sudah
dapat tercapai, dengan demikian dapat dikatakan aktivitas siswa dalam
pembelajaran gerak dasar shooting melalui perubahan ketinggian ring dapat
dikatakan sangat baik.
4. Peningkatan Hasil Belajar
Pembelajaran gerak dasar yang digunakan dalam pembelajaran shooting
yang dilakukan pada tiap siklus ada empat aspek yaitu gerakan awalan, tolakan,
gerakan di udara dan gerakan akhir. Pada siklus I tampak kelemahan siswa pada
aspek awalan dengan ciri ketepatan langkah yang kurang diperhitungkan dan
gerakan yang kaku. Oleh karena itu dalam langkah pembelajaran siklus II, guru
memaksimalkan pemanasan yang berorientasi pada gerakan inti melalui lari
keliling lapangan dan peregangan. Pada siklus II nampak kelemahan pada tolakan
dan gerakan di udara. Oleh karena itu pada siklus III, guru melakukan perbaikan
dengan melaksanakan permainan menyentuh sasaran yang bertujuan
meningkatkan kualitas lompatan dan gerakan di udara.
Berdasarkan hasil analisis hasil belajar siswa dalam pelaksanaan
pembelajaran, setiap siklusnya terjadi peningkatan yang baik, setiap aspek yang
diamati mengalami peningkatan setiap siklusnya mulai dari rata-rata nilai siswa,
maupun pada persentase ketuntasan. Pada data awal siswa yang tuntas hanya
99
mencapai 80,00%, namun setelah diadakan tindakan Sampai Siklus III menjadi
83,36%.
Dengan hasil ini maka pembelajaran gerak dasar shooting melalui
perubahan ketinggian ring dapat meningkatkan hasil belajar siswa, dengan
demikian maka hipotesis tindakan terbukti atau dapat diterima.
B. Saran-Saran
Setelah disimpulkan dari hasil penelitian tindakan kelas ini, maka perlu
kiranya dibuat saran-saran untuk menjadi perhatian dan bahan pertimbangan
dalam menetapkan kebijakan yang berhubungan dengan mutu pembelajaran
khususnya mata pelajaran Penjas. Saran-saran tersebut adalah sebagai berikut:
1. Bagi Siswa
a. Dalam penerapan perubahan ketinggian ring untuk meningkatkan gerak
dasar shooting terlebih dahulu memperhatikan petunjuk atau
langkah-langkah pembelajaran.
b. Menegaskan pentingnya berlatih agar dapat meningkatkan kemampuan
gerak dasar pada shooting.
2. Bagi Guru
a. Menciptakan berbagai model pembelajaran yang dikemas dalam bentuk
permainan yang berhubungan dengan gerak dasar shooting.
b. Dalam mengembangkan profesionalisme guru penjaskes dalam
melaksanakan pembelajaran di sekolah dasar maka guru harus memiliki
kemampuan dan keterampilan mengelola siswa di lapangan, dan
menciptakan pembelajaran dengan pendekatan PAIKEM.
c. Mempersiapkan sarana dan prasarana sebelum menerapkan pembelajaran
agar siswa lebih aktif mengikuti pembelajaran.
d. Melalui perubahan ketinggian ring dapat dijadikan sebagai salah satu
alternatif dalam memilih dan menetapkan strategi atau model
pembelajaran dalam upaya peningkatan pembelajaran gerak dasar
100
3. Bagi Lembaga Sekolah Dasar
a. Bahwa pembelajaran penjas yang menyenangkan peserta didik, dapat
dijadikan salah satu model pembelajaran pendidikan Jasmani dalam KTSP.
b. Pembelajaran gerak dasar shooting melalui perubahan ketinggian dapat
dijadikan masukan dalam rangka efektivitas dan efesiensi pembinaan,
pengelolaan sumber belajar dalam pelaksanaan pendidikan.
c. Memberikan kontribusi berupa sarana dan prasarana yang mendukung
setiap pembelajaran yang berorientasi kepada peningkatan mutu
khususnya pendidikan jasmani
4. Bagi Lembaga UPI Kampus Sumedang
a. Hasil yang didapatkan dari penelitian dapat menjadi referensi serta
sebagai bahan perbandingan dalam penelitian-penelitian selanjutnya yang
mengambil tema Bola basket shooting,
b. Dapat dipublikasikan secara umum sehingga hal ini akan membawa
dampak positif terhadap mahasiswa dalam mengembangkan
model-model pembelajaran shooting.
5. Bagi Peneliti Lain
a. Bahwa dalam rangka meningkatkan hasil belajar shooting kepada peneliti
lain diharapkan dapat mencari model permainan lainnya agar lebih
meningkatkan lagi hasil belajar sesuai yang diharapkan.
b. Hasil penelitian ini dapat dijadikan kajian praktis sebagai hasil penelitian
101
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, M. Hamid. 2005. Pendidikan Jasmani di Sekolah Dasar Sebagai Wahana Kompensasi Gerak Anak. Jurnal Pendidikan Jasmani Indonesia, Volume 3, No.1, Yogyakarta. Universitas Negeri Yoyakarta
Arikunto, Suharsimi. 2001. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.
Departemen Pendidikan Nasional. 2006. Pengembangan Silabus. [online] tersedia. http://ktsp.files.wordpress.com/2006/11/penjas-orkes.pdf. 13 Oktober 2012
Elgisha. 2011. Mengembangkan Keterampilan Gerak dasar Lompat dengan permainan Tradisional. [online] tersedia. http://grandmall10. wordpress. com/2011/05/21, 2 Okober 2012
Harjasuganda, D, 2007. Konsep Dasar Pembelajaran Pendidikan Jasmani untuk Sekolah Dasar. Sumedang : Program Studi PGSD UPI
Herywansyah. Tahun 2011. Perbedaan Pengaruh Pendekatan Pembelajaran dan Persepsi Kinestetik terhadap Hasil Tembakan Lay Up Bolabasket. Jurnal Ilmiah SPIRIT, Vol. 11 No. 3
http://www.artikata.com/ arti-382885-perubahan.html
Kasbolah, Kasihani. 1999. Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
Kurnia, Ahmad. 2011. Dasar dan Tujuan Pendidikan. [online] tersedia
http://guruidaman.blogspot.com/2011/11/dasar-dan-tujuan-pendidikan.html, 10 Maret 2012.
Kurniawan, Nursidik, 2007. [Online] Tersedia http://nhowitzer.multiply.com/ journal/item/3, 13 Oktober 2012.
Mahendra, Agus. 2003 Falsafah Pendidikan Jasmani. Jakarta Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar Dan Menengah Direktorat Pendidikan Luar Biasa.
102
Moleong, L, 2004. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya
Ningrum, Fitrias Nugraha. 2011. Penerapan Gaya Mengajar Inklusi untuk Meningkatkan Hasil Belajar lay up shoot dalam Permainan Bola Basket pada Siswa Kelas X Pk SMK Plus Bhakti Oetama Gondangrejo Karanganyar. Skripsi pada UNS-F.KIP Jur Pendidikan Olahraga dan Kesehatan. Tidak diterbitkan
Priantoro, Andrian, 2011. Tujuan Pendidikan Jasmani. [online] tersedia.
http://penjasorkes-zone.blogspot.com/2011/12/tujuan-pendidikan-jasmani.html. 13 Oktober 2012
Rukmana, Anin, 2008. Pembelajaran Pendidikan Jasmani di Sekolah Dasar. Jurnal pendidikan Dasar.
Rusli, Lutan. 2001. Asas-Asas Pendidikan Jasmani, Jakarta. Depdiknas Dirjen Dikdasmen-Dirjen Olahraga.
Simanjuntak, dkk. Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. [online] tersedia. http://pjjpgsd.dikti.go.id/file.php/1/repository/dikti/Mata%20Kuliah%20 Awal/Pendidikan%20Jasmani%20dan%20Jabatan/BAC/unit3_penjaskes. pdf. 13 Maret 2012.
Sukintaka (1992) Teori bermain untuk D2 PGSD Penjaskes, Jakarta : Depdiknas Dirjen Dikti bagian Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan
Sumiswan, 2012. Teknik Lay Up Shoot. [online] tersedia. http://bungir.blogspot.com/2012/06/teknik-lay-up-shoot-bolabasket.html. 2 Oktober 2012
Supandi, 1992. Strategi Belajar Mengajar Penjas. Jakarta : Depdikbud.
Tim Penjas SD. 2006. Pendidikan Jasmani media Berolahraga dan Berprestasi untuk Kelas 6 SD. Jakarta: Yudhistira
Utomo, Kurniawan Budi. 2009. Pengembangan Model Latihan Lay Up Shoot pada Ekstrakurikuler Bolabasket di SMP Arjuna Malang. Skripsi pada Jurusan Pendidikan Jasmani dan Kesehatan, Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Malang. Tidak diterbitkan
Wibowo, Tri Adi. 2010. Pembelajaran Remedial lay up Bolabasket dalam Penjaskes Menggunakan Alat Bantu Ban Bekas dan Spon untuk Siswa Kelas VIII C SMPN 2 Gondangwetan Kabupaten Pasuruan. Skripsi pada Universitas Negeri Malang. Tidak diterbitkan
103