• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENINGKATKAN GERAK DASAR SHOOTING BOLA BASKET MELALUI PERUBAHAN KETINGGIAN RING PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI 2 KEDUNGDALEM KECAMATAN GEGESIK KABUPATEN CIREBON.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MENINGKATKAN GERAK DASAR SHOOTING BOLA BASKET MELALUI PERUBAHAN KETINGGIAN RING PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI 2 KEDUNGDALEM KECAMATAN GEGESIK KABUPATEN CIREBON."

Copied!
42
0
0

Teks penuh

(1)

MENINGKATKAN GERAK DASAR SHOOTING DALAM PEMBELAJARAN BOLA BASKET MELALUI PERUBAHAN KETINGGIAN RING

(PTK di SDN 2 Kedungdalem Kelas VI Kecamatan Gegesik Kabupaten Cirebon)

Oleh RUMINIH

0905384

PROGRAM STUDI S-I PGSD PENDIDIKAN JASMANI UPI KAMPUS SUMEDANG

(2)

LEMBAR PENGESAHAN

MENINGKATKAN GERAK DASAR SHOOTING DALAM

PEMBELAJARAN BOLA BASKET MELALUI PERUBAHAN

KETINGGIAN RING

Oleh RUMINIH

090534

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH:

Pembimbing I,

Drs. Respaty Mulyanto, M.Pd. NIP. 19590520 198803 1 002

Pembimbing II

Indra Safari, M.Pd. NIP. 19770902 200801 1 016

Mengetahui,

Ketua Program Studi S1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar Penjas Universitas Pendidikan Indonesia

Kampus Sumedang

(3)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul Meningkatkan

Gerak Dasar Shooting Dalam Pembelajaran Bola Basket Melalui Perubahan Ketinggian Ringkelas V SDN 2 Kedungdalem Kecamatan Gegesik Kabupaten Cirebon, ini beserta isinya adalah benar-benar karya sendiri, saya tidak melakukan penjiplakan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku

dalam masyarakat keilmuan.

Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko /sanksi yang dijatuhkan

kepada saya apabila ditemukan adanya pelangaran terhadap etika keilmuan dalam

karya saya ini atau klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Cirebon, Mei 2013

(4)

ix

a. Pengertian Pendidikan Jasmani ... 12

b. Tujuan Pendidikan Jasmani ……….. ... 15

3. Pembelajaran Pendidikan Jasmani... 24

4. Pembelajaran Shooting Melalui Perubahan Ketinggian Ring ... 25

B. Hasil Penelitian yang Relevan ... 27

C. Hipotesis Tindakan………... 28

BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 29

(5)

x

F. Teknik Pengumpulan Data dan Analisis Data ... 38

1. Teknik Pengumpulan Data ... 38

2. Analisis Data ... 38

G. Validasi Data ... . 39

(6)

xi

d. Paparan Data Hasil Siklus III ... 86 e. Analisis dan Refleksi Siklus III ... 87

C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 91

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan ... 96 B.Saran ... 99

(7)

xii

Tabel 4.12 Hasil Persentase Peningkatan Hasil Belajar Siklus I ... 63

Tabel 4.13 Hasil Perencanaan Siklus II ... 65

Tabel 4.20 Hasil Persentase Peningkatan Hasil Belajar Siklus II ... 78

Tabel 4.21 Hasil Perencanaan Siklus III ... 80

(8)

xiii

DAFTAR DIAGRAM

Diagram 4.1 Peningkatan Perencanaan Kinerja Guru... 91

Diagram 4.2 Peningkatan Pelaksanaan Kinerja Guru ... 93

Diagram 4.3 Peningkatan Aktivitas Siswa ... 94

(9)
(10)

xv

DAFTAR GAMBAR

(11)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I ... 104

Lampiran 2 Lembar Hasil Perencanaan Siklus I ... 108

Lampiran 3 Lembar Observasi Kinerja Guru Siklus I ... 109

Lampiran 4 Lembar Observasi Aktifitas Siswa Siklus I ... 110

Lampiran 5 Rekapitulasi Nilai Tes Hasil belajar Siswa Siklus I ... 111

Lampiran 6 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II ... 112

Lampiran 7 Lembar Hasil Perencanaan Siklus II ... 115

Lampiran 8 Lembar Observasi Kinerja Guru Siklus II ... 116

Lampiran 9 Lembar Observasi Aktifitas Siswa Siklus II ... 117

Lampiran 10 Rekapitulasi Nilai Tes Hasil belajar Siswa Siklus II ... 118

Lampiran 11 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus III ... 119

Lampiran 12 Lembar Hasil Perencanaan Siklus III ... 123

Lampiran 13 Lembar Observasi Kinerja Guru Siklus III ... 124

Lampiran 14 Lembar Observasi Aktifitas Siswa Siklus III ... 125

Lampiran 15 Rekapitulasi Nilai Tes Hasil belajar Siswa Siklus III ... 126

Lampiran 16 Hasil Wawancara dengan Guru ... 127

Lampiran 17 Hasil Wawancara dengan Siswa ... 128

(12)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Menurut Kurikulum Tingkat Satuan Pelajaran (KTSP) Pendidikan Jasmani

Sekolah Dasar tahun 2006 tentang standar untuk satuan Pendidikan Dasar dijelaskan

bahwa :

Pendidikan Jasmani olahraga dan kesehatan merupakan media untuk mendorong perkembangan keterampilan motorik, kemampuan fisik, pengetahuan dan penalaran, penghayatan nilai-nilai (sikap, mental, emosional, spiritual, sosial), serta pembiasaan pola hidup sehat yang bermuara untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan yang seimbang.

Semua itu mengandung arti bahwa Pendidikan Jasmani (Penjas) adalah salah

satu mata pelajaran yang berkepentingan dalam proses menumbuhkembangkan

seluruh aspek dan potensi yang dimiliki peserta didik melalui proses

pembelajarannya.

Seperti yang dikemukakan oleh Agus Mahendra (2003:21) Definisi Pendidikan

Jasmani adalah :

Proses pendidikan melalui aktifitas jasmani, permainan atau olahraga yang terpilih untuk mencapai tujuan pendidikan. Definisi tersebut mengukuhkan bahwa pendidikan jasmani merupakan bagian tak terpisahkan dari pendidikan umum yaitu untuk membantu anak agar anak tumbuh dan berkembang secara wajar sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yaitu menjadi manusia Indonesia seutuhnya.

Pendidikan merupakan suatu sistem yang salah satu komponennya yaitu tujuan

pendidikan. Tentunya tujuan Pendidikan Jasmani di sekolah tidak terlepas dari tujuan

pendidikan nasional. Tujuan Pendidikan Jasmani di sekolah selalu mencakup tiga

aspek yaitu aspek kognitif, aspek afektif dan aspek psikomotor. Hal ini sesuai dengan

apa yang dikemukakan oleh Rusli Lutan (2001:18) menjelaskan bahwa :

(13)

2

Dalam proses pembelajaran Pendidikan Jasmani, guru diharapkan dapat

mengajar berbagai keterampilan gerak dasar, teknik dan strategi berbagai kecabangan

olahraga seperti bola basket. Permainan bola basket merupakan salah satu materi

pembelajaran Pendidikan Jasmani yang diajarkan di sekolah dasar yang memiliki

karakteristik khusus dibandingkan dengan materi pembelajaran olahraga yang

lainnya.

Keterampilan dasar bermain bola basket didominasi oleh keterampilan

melempar, menangkap, menggiring bola, dan menembak (shooting). Pembelajaran

keterampilan bola basket dalam Pendidikan Jasmani merupakan suatu keterampilan

yang harus dikuasai siswa khususnya siswa kelas VI SDN 2 Kedungdalem

Kecamatan Gegesik Kabupaten Cirebon. Pada awal semester ganjil tahun 2011/2012,

penulis selaku guru Pendidikan Jasmani di SDN 2 Kedungdalem Kecamatan Gegesik

Kabupaten Cirebon telah menetapkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) untuk

pembelajaran keterampilan dasar shooting (menembak) dalam permainan bola basket

yang diperoleh berdasarkan tingkat kompleksitas, inteks siswa dan daya dukung

sarana prasarana sebesar 63,3 % namun temuan di lapangan ada kecenderungan

proses pembelajaran belum berjalan efektif.

Atas dasar pembelajaran yang pernah dilakukan tersebut peneliti melakukan

pembelajaran shooting secara langsung ke ring basket yang terbuat dari simpai yang

di tempel di dinding di kelas VI untuk mengetahui kemampuan keseluruhan siswa

(14)

3

Lanjutan Pandangan Tuntas Tidak

Tuntas

kecil yaitu sebanyak 10 siswa atau hanya 45,4 % saja yang sudah memenuhi Standar

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).

Di dalam permainan bola basket anak juga dapat mendapatkan kesenangan

karena permainan bola basket adalah cabang olahraga yang mempunyai nilai-nilai

pedagogis, fisiologis, intelektual dan sosiologis. Melalui permainan bola basket siswa

(15)

4

atupun pertandingan tanpa ada disiplin yang baik bagi setiap permainan tidak akan

mencapai kemenangan.

Bola basket merupakan olahraga permainan yang menggunakan bola besar,

dimainkan dengan tangan. Bola boleh di over (dilempar ke teman), boleh dipantulkan

ke lantai (di tempat atau smabil berjalan) dan tujuan nya adalah memasukan bola ke

basket (keranjang) lawan. Permainan dilakukan oleh 2 regu masing-masing terdiri

dari 6 pemain setipa regunya berusaha memasukan bola kekeranjang lawan dan

menjaga atau mencegah keranjangnya sendiri kemasukan sedikit mungkin. Lapangan

terdiri dari tanah, atau lantai semen atau papan, dibatasi oleh garis berbentuk empat

persegi panjang berukuran 28 x 15 meter. Sodikun(1992:8).

Manfaat pembelajaran bola basket akan diperoleh apabila disajikan dalam

proses belajar mengajar yang kondusif. Untuk itu perlu strategi yang tepat dalam

mengemas pembelajaran bola basket tersebut, baik yang bersifat pembelajaran untuk

meningkatkan keterampilan suatu gerakan seperti gerakan menembak (shooting).

Strategi pembelajaran adalah salah satu cara untuk menyiasati pelaksanaan belajar

mengajar dengan tujuan agar proses belajar mengajar itu berhasil.

Salah satu bentuk menyiasati pembelajaran dalam permainan bola basket adalah

dengan melakukan berbagai macam variasi latihan yang sesuai dengan karakteristik

kemampuan siswa dengan tujuan yang akan dicapai dengan selalu

mempertimbangkan faktor-faktor kesulitan yang dialami oleh siswa terutama pada

jarak tembak menuju ring yang dirasakan jauh, sehingga perlu adanya pengaturan

jarak lebih dekat dulu agar gerak dasar shooting dilakukan dengan mudah dan baik.

Kesulitan dalam pembelajaran bola basket bukan hanya di pengaruhi oleh

peralatan yang dipergunakan oleh siswa melainkan berhubungan dengan aspek

kesiapan siswa (fisik, mental, serta kemampuan awal siswa) dalam mempelajari suatu

gerakan shooting oleh karena perbedaan tersebut, akan terlihat sebagian siswa pada

saat belajar gerakan shooting begitu bersemangat dan menyenanginya, sementara

(16)

5

guru diuji kemampuannya sebagai seorang pemimpin, sebagai manajer, dan sebagai

fasilitator dalam proses belajar mengajar.

Peran guru sebagai fasilitator tidak sebatas hanya pada membimbing siswa

meraih tujuan belajarnya, melainkan harus mampu mencari solusi yang tepat selama

proses belajar mengajar seperti contoh dalam pembelajaran keterampilan shooting

dalam permainan bola basket pada siswa Sekolah Dasar di SD Negeri 2

Kedungdalem Kecamatan Gegesik Kabupaten Cirebon.

Faktor-faktor yang menjadi penyebab kesulitan siswa dalam belajar shooting

sangat beragam. Ada yang mudah bosan, ada yang ragu-ragu, dan ada juga yang

merasa takut dalam melakukan gerakan shooting tersebut.

Untuk menyiasati kendala di atas diperlukan strategi yang sesuai sebagai sarana

pendukung pembelajaran gerakan shooting. Permainan itu harus dapat merangsang

minat siswa untuk melakukan tugas gerak sekaligus sebagai tantangan yang

menyenangkan bagi setiap siswa.

Dalam pembelajaran keterampilan shooting dalam permainan bola basket yang

dapat dilakukan untuk menarik minat siswa adalah dengan melakukan perubahan

jarak dalam melakukan gerak dasar shooting dimulai dari jarak 1 meter, 2 meter dan 3

meter yang disesuaikan dengan tingkat kemajuan belajar siswa.

Selain menerapkan perubahan ketinggian ring, aktifitas belajar shooting bagi

anak harus memiliki karakter yang sudah mengarah pada keterampilan berolahraga

bermain dalam situasi bertanding dengan peraturan yang sederhana, aktifitas

dilakukan dalam situasi yang berulang-ulang. Ini dimaksudkan agar siswa dapat

belajar sebagaimana mestinya sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai.

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka sangatlah tepat jika penulis

membahasnya dalam penelitian yang berjudul “Meningkatkan Keterampilan Dasar

Shooting dalam permainan bola basket melalui perubahan ketinggian ring pada siswa

(17)

6

B. Rumusan dan Pemecahan Masalah 1. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi pernyataan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana meningkatkan Keterampilan Dasar Shooting dalam permainan bola basket melalui perubahan ketinggian ring pada siswa kelas VI

SDN 2 Kedungdalem Kecamatan Gegesik Kabupaten Cirebon “.

Selanjutnya masalah penelitian secara khusus, penulis rumuskan dalam

sub-sub pertanyaan penelitian sebagai berikut :

a. Bagaimanakah perencanaan pembelajaran permainan bola basket dalam

meningkatkan keterampilan shooting melalui perubahan ketinggian ring?

b. Bagaimanakah pelaksanaan kinerja guru dalam pembelajaran permainan

bola basket dalam meningkatkan keterampilan shooting melalui

perubahan ketinggian ring?

c. Bagaimanakah pelaksanaan aktivitas siswa dalam pembelajaran

permainan bola basket dalam meningkatkan keterampilan shooting

melalui perubahan ketinggian ring?

d. Bagaimanakah hasil evaluasi pembelajaran permainan bola basket untuk

shooting melalui perubahan ketinggian ring?

2. Pemecahan Masalah

Berdasarkan rumusan masalah di atas, dapat ditelusuri akar penyebab

timbulnya masalah dari komponen-komponen “rumusan” masalah. Diduga penyebab

timbulnya masalah adalah sebagai berikut : (a) kurangnya dana untuk membeli

peralatan dan membuat sarana permainan bola basket, (b) belum memasyarakatnya

permainan bola basket di daerah pedesaan, (c) belum pahamnya/menguasai

pengetahuan guru Penjas terhadap permainan bola basket, (d) pemodifikasian strategi

bola basket yang disajikan oleh guru penjas kurang sesuai dengan karakteristik

permainan tersebut, (e) belum terampilnya siswa dalam melakukan gerakan teknik

(18)

7

didiskusikan dengan beberapa orang guru Pendidikan Jasmani dan pakar dari

perguruan tinggi bahwa yang paling mungkin menjadi penyebab adalah strategi

pembelajaran Pendidikan Jasmani kurang menarik. Secara spesifik tidak menariknya

pembelajaran pendidikan Jasmani tersebut disebabkan beberapa hal sebagai berikut :

(1) guru lebih banyak memberikan drill tanpa ada perbaikan, (2) guru belum

menguasai materi pelajaran pendidikan jasmani, dan (3) metode pembelajaran kurang

bervariasi. Dari ketiga penyebab itu disepakati bahwa kurang bervariasinya dalam

penggunaan metode pembelajaran menjadi penyebab timbulnya masalah.

Setelah menemukan akar masalah di atas, maka langkah selanjutnya adalah

mencari alternatif pemecahan masalah. Untuk itu perlu strategi pembelajaran yang

tepat yang dapat menarik minat siswa untuk melaksanakan latihan keterampilan dasar

shooting dalam permainan bola basket. Salah satunya adalah dengan cara

melaksanakan perubahan ketinggian ring.

Pelaksanaan pembelajaran shooting bola basket melalui perubahan ketinggian

ring dilakukan melalui tahapan-tahapan sebagai berikut :

Pada tahap pertama, para siswa diberi penjelasan tentang aturan permainan dan teknik

perubahan ketinggian ring, kemudian mereka melakukan bergiliran untuk melakukan

secara individu agar semua mendapat semua kesempatan yang sama.

Tahap berikutnya, para siswa dibagi menjadi dua kelompok untuk melakukan gerak

dasar shooting dengan jarak yang telah diatur, sebenarnya kegiatan ini merupakan

evaluasi siswa mana yang sudah mulai baik keterampilan gerak dasar shootingnya,

sebagai dasar untuk membagi ke dalam dua kelompok dengan aturan permainan yang

seimbang.

Tahap selanjutnya dilaksanakan perubahan ketinggian ring antara dua kelompok

(19)

8

C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Secara umum, penelitian ini bertujuan untuk memperoleh temuan baru

mengenai upaya meningkatkan keterampilan dasar shooting dalam permainan bola

basket melalui perubahan ketinggian ring pada mata pelajaran Pendidikan Jasmani di

kelas VI SDN 2 Kedungdalem Kecamatan Gegesik Kabupaten Cirebon. Temuan

tersebut dapat dijadikan landasan dalam upaya mengembangkan pembelajaran

pendidikan jasmani yang lebih efektif dan efisien. Hasil seperti ini sangat diperlukan

oleh para guru dalam membantu memberikan kejelasan mengenai efektifitas dalam

mengajarkan Pendidikan Jasmani di SDN 2 Kedungdalem Kecamatan Gegesik

Kabupaten Cirebon. Pemberdayaan Pendidikan Jasmani secara optimal diharapkan

dapat memberikan manfaat dalam mencapai tujuan Pendidikan Nasional.

Tujuan khusus adalah untuk menggali informasi mengenai berbagai hal yang

terkait dengan upaya meningkatkan keterampilan dasar shooting dalam permainan

bola basket melalui perubahan ketinggian ring pada mata pelajaran Pendidikan

Jasmani di kelas VI SDN 2 Kedungdalem Kecamatan Gegesik Kabupaten Cirebon.

Untuk mencapai tujuan tersebut penelitian ini diarahkan untuk mencapai tujuan.

Tujuan khusus tersebut adalah :

a. Untuk mengetahui perencanaan pembelajaran permainan bola basket dalam

meningkatkan keterampilan shooting melalui perubahan ketinggian ring.

b. Untuk mengetahui gambaran pelaksanaan kinerja guru dalam pembelajaran

permainan bola basket dalam meningkatkan keterampilan shooting melalui

perubahan ketinggian ring.

c. Untuk mengetahui gambaran pelaksanaan aktivitas siswa dalam pembelajaran

permainan bola basket dalam meningkatkan keterampilan shooting melalui

perubahan ketinggian ring.

d. Untuk mengetahui hasil evaluasi keterampilan shooting bola basket melalui

(20)

9

2. Manfaat Penelitian

Berdasarkan gambaran umum di atas dapat diperoleh informasi berkenaan

dengan upaya meningkatkan keterampilan dasar shooting pada permainan bola basket

melalui perubahan ketinggian ring pada mata pelajaran pendidikan jasmani di kelas

VI SDN 2 Kedungdalem Kecamatan Gegesik Kabupaten Cirebon. Hasil penelitian ini

diharapkan dapat dijadikan bahan masukan bagi berbagai pihak yang berkepentingan

dengan pembinaan dan pengembangan pembelajaran Pendidikan Jasmani di SDN 2

Kedungdalem Kecamatan Gegesik Kabupaten Cirebon.

Adapun manfaat yang dapat diambil dari hasil penelitian tersebut adalah

sebagai berikut :

1. Manfaat Bagi Siswa SD

a. Dapat memotivasi minat siswa agar lebih aktif dalam mengikuti

pembelajaran shooting dalam olahraga bola basket.

b. Dapat meningkatkan gerak dasar pembelajaran shooting.

c. Memudahkan dalam menguasai materi pelajaran.

d. Suasana belajar lebih menyenangkan.

e. Menumbuhkan kerjasama dan rasa kompetitif.

2. Manfaat Bagi Guru

a. Meningkakan dan memperbaiki proses pembelajaran shooting dengan

menciptakan model pembelajaran yang dikemas dalam bentuk bermain

b. Dapat mengembangkan profesionalisme guru dalam melaksanakan

pembelajaran di SD

c. Memudahkan untuk menyampaikan materi pelajaran

d. Menambah wawasan tentang berbagai media pembelajaran

3. Manfaat Bagi Lembaga

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi dalam rangka

(21)

10

b. Bagi kepala sekolah manfaatnya sebagai masukan dalam rangka

mengefektifkan pembinaan pengelolaan dan pemanfaatan sumber belajar

dalam pelaksanaan pendidikan

c. Bagi sekolah dasar akan memberikan sumbangan yang berarti bagi

sekolah dalam rangka mempertahankan dan meningkatkan aktivitas proses

pembelajran pendidikan jasmani guna menumbuh kembangkan seluruh

potensi yang dimiliki oleh siswa.

D. Batasan Istilah

Untuk menghindari penafsiran yang salah dan untuk memberikan batasan

istilah yang digunakan dalam penelitian ini maka penulis menganggap perlu untuk

memberikan batasan tentang istilah-istilah yang dipergunakan dalam penelitian ini.

1. Keterampilan dasar menurut Machfud Irsyada ( 2000 : 17) adalah “Keterampilan gerak yang dilakukan pada kegiatan bermain bola basket yang berkaitan dengan aktivitas memainkan bola ataupun aktivitas akan memainkan bola”.

2. Keterampilan dasar shooting adalah kemampuan dasar dari suatu teknik

memasukkan bola basket ke dalam ring pada saat posisi yang ideal. Dalam arti

pada saat tidak ada halangan dan rintangan atau tidak sedang dalam

permainan.

3. Shooting menurut Aip Syarifuddin, Muhadi (1992 : 175) adalah “memasukan

bola ke keranjang atau teknk menembak bola ke keranjang”.

4. Permainan bola basket menurut Ema Husnan, R. Kumalaningrum Ricardo W.

Sanger (1985 : 11) adalah

(22)

11

(23)

29

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di SD Negeri 2 Kedungdalem

Kecamatan Gegesik Kabupaten Cirebon. Lokasi SD Negeri 2 Kedungdalem dapat

dilihat pada gambar berikut:

Gambar 3.1

Denah Lokasi SD Negeri 2 Kedungdalem

Penulis memilih sekolah tersebut sebagai tempat penelitian, berdasarkan

(24)

30

a. Penulis merupakan salah satu tenaga pendidik di sekolah tersebut, sehingga

penulis memahami kondisi sekolah, karakteristik siswa, serta proses

pembelajaran yang berlangsung.

b. Penulis berkeinginan untuk meningkatkan kemampuan gerak dasar siswa

khususnya gerak dasar shootingdalam permainan bola bakset

c. Penulis ingin meningkatkan kompetensi serta profesionalisme sebagai seorang

guru.

Berdasarkan keterangan dapat disimpulkan bahwa hampir separuh tenaga

pendidik di SD Negeri 2 Kedungdalem sudah sarjana S1, hanya 5 orang guru yang

masih berpendidikan D2, namun pada saat ini sedang menempuh pendidikan S1.

Tabel 3.1

Daftar Jumlah Siswa SD Negeri 2 Kedungdalem

No Kelas Jenis Kelamin Jumlah

Laki-laki Perempuan

1. I 28 26 54

2. II 21 27 48

3. III 19 21 40

4. IV 19 38 57

5. V 12 18 30

6. VI 24 25 49

Jumlah 123 155 280

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini berlangsung selama empat bulan yang dimulai pada bulan

Februari 2013 sampai dengan bulan Juni 2013. Penelitian ini dimulai dengan

observasi awal sampai berakhirnya tindakan sehingga diperoleh hasil dari

(25)

31

September Oktober Nopember Desember

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1. Penyusunan proposal

2. Seminar Proposal 3. Penyempurnaan Proposal 4. Pelaksanaan Penelitian 5. a. Tindakan Siklus I 6. b. Tindakan Siklus II 7. c. Tindakan Siklus III

8. Pengolahan data dan analisis data

9. Penyusunan dan revisi laporan

penelitian

10 Pertanggungjawaban laporan

B. Subjek Penelitian

Subyek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas VI SD Negeri 2

Kedungdalem Kecamatan Gegesik Kabupaten Cirebon yang berjumlah 22 siswa

terdiri dari 12 orang siswa perempuan dan 10 orang siswa laki-laki (data

terlampir). Kebanyakan dari mereka adalah asli penduduk daerah itu. Latar

belakang kehidupan sosial ekonomi orang tua kebanyakan sebagai petani dan

buruh, dengan latar belakang pendidikan kebanyakan hanya tamatan SD/SMP.

Peneliti memilih kelas VI sebagai objek dari penelitian, karena selain dengan

permasalahan dalam pemahaman materi juga ingin mencoba meningkatkan

prestasi olahraga khususnya bola basket dimana atlet dalam lomba maupun

kompetisi banyak berasal dari kelas VI.

C. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

tindakan kelas (PTK) atau class action research sebagai cara untuk menjawab

permasalahan yang ada. Menurut Taggart dalam Kasbolah (1999: 3) penelitian

tindakan kelas itu biasanya dilakukan oleh guru di kelas atau sekolah tempat ia

mengajar dengan menekankan pada penyempurnaan atau peningkatan proses dan

(26)

32

PTK menuntut sejumlah informasi dan tindak lanjut yang terjadi di

lapangan untuk segera dikaji dan ditindaklanjuti secara reflektif, partisipatif, dan

kolaboratif.

Di bawah ini beberapa konsep dasar yang berkenaan dengan penelitian

tindakan kelas :

Menurut Kasbolah (1999: 8)

Penelitian tindakan kelas merupakan upaya kolaboratif antara guru dan siswa-siswanya, yaitu satu kesatuan kerja sama dengan perspektif berbeda. Misalnya bagi guru demi mutu profesionalnya dan bagi siswa peningkatan prestasi belajarnya.

Kaitannya dengan pembelajaran shooting bola basket, metode PTK ini

sangat tepat digunakan karena dilaksanakan dalam lingkungan pembelajaran

secara langsung dengan tetap memprioritaskan peran profesionalisme guru dalam

kaitannya dengan refleksi diri terhadap kinerja dan aktivitas mengajarnya. Dalam

hal ini guru memiliki wewenang yang luas (otonom) dalam melaksanakan

tindakan-tindakannya selama proses pembelajaran

2. Desain Penelitian

Menurut Moleong (2004: 236), “Rancangan pada dasarnya merencanakan

suatu kegiatan sebelum dilaksanakan”. Rancangan ini adalah rancangan penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Sebelum peneliti melakukan

observasi tindakan lanjut, terlebih dahulu peneliti melakukan observasi tindakan

kelas yang hasilnya dituangkan dalam rancangan penelitian.

Dalam perencanaan penelitian menggunakan model spiral Kemmis dan

Taggart (Wiriaatmadja, 2005: 66). Dengan sistem model spiral refleksi yang

dimulai dengan rencana, tindakan, pengamatan, refleksi, perencanaan kembali

merupakan dasar untuk suatu rancangan pemecahan permasalahan. Model spiral

(27)

33

Gambar 3.2

Model Spiral Kemmis dan Taggart (Wiriaatmadja, 2005: 67)

Tahap pertama dalam penelitian ini yaitu plan (perencanaan) tindakan,

dalam tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, dimana, siapa dan

bagaimana tindakan penggunaan metode eksperimen tersebut dilakukan. Kegiatan

ini dilakukan secara kolaborasi antara pihak yang melakukan tindakan (observer)

dan pihak yang mengamati proses (peneliti) jalannya tindakan.

Tahap kedua dalam tindakan ini yaitu pelaksanaan tindakan (action) yang

merupakan implementasi isi rancangan. Dalam hal ini tentu saja penerapan

metode eksperimen dalam pembelajaran penjas.

Tahap ketiga yaitu pengamatan (observation), observasi dilakukan pada saat

proses diterapkannya tindakan yaitu pada saat penerapan pembelajaran perubahan

ketinggian ring Observasi ini dilakukan untuk mengumpulkan dan memperoleh

data baik kinerja guru maupun aktivitas siswa selama proses pembelajaran

berlangsung sebagai bakal untuk perbaikan data siklus berikutnya.

Tahap keempat adalah kegiatan reflection (refleksi) merupakan kegiatan

analisis, interprestasi dan eksplanasi terhadap semua informasi yang diperoleh

dari hasil observasi untuk mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan.

Tahap ini dimaksudkan untuk mengkaji secara menyeluruh tindakan yang telah

(28)

34

dilakukan, berdasarkan data yang telah terkumpul kemudian dilakukan evaluasi

(dilakukan antara guru, peneliti dan pihak lain yang terlibat) guna

menyempurnakan tindakan selanjutnya pada siklus berikutnya.

Keempat tahap dalam penelitian tindakan tersebut merupakan satu siklus

atau satu putaran, artinya sesudah langkah keempat, kemudian kembali lagi ke

pertama dan seterusnya. Jadi satu siklus adalah dimulai dari tahap penyusunan

rancangan sampai dengan refleksi untuk melakukan evaluasi.

D. Prosedur Penelitian

Penyusunan prosedur yang akan dilakukan sangat penting dalam

pelaksanaan sebuah penelitian. Adapun prosedur penelitian ini adalah berbentuk

siklus yang akan dilaksanakan dalam dua atau tiga siklus (tergantung

keberhasilan).

1. Tahap Perencanaan Tindakan

Perencaanaan tindakan ini menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan,

dimana, oleh siapa dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan. Perencanaan

tindakan dilakukan secara kolaboratif, misalnya antara guru dengan peneliti untuk

membicarakan tentang pokok bahasan atau sub pokok bahasan yang akan

disampaikan.

Perencanaan tindakan merupakan kegiatan yang disusun sebelum

melaksanakan tindakan. Adapun perencanaan tindakan ini meliputi :

a. Mengajukan permohonan izin kepada kepala sekolah SD Negeri 2

Kedungdalem Kecamatan Gegesik Kabupaten Cirebon untuk mengadakan

penelitian.

b. Melakukan penelitian awal (observasi dan wawancara) untuk mengetahui

permasalahan yang akan dicarikan pemecahannya.

c. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan menerapkan

media pembelajaran.

d. Menyusan rancangan tindakan

(29)

35

f. Menyusun lembar observasi bagi guru dan siswa untuk melakukan

pembelajaran (kinerja guru dan aktivitas siswa)

g. Menyusun alat penilaian berupa tes penilaian bagi siswa untuk melihat

perubahan peningkatan hasil belajar.

2. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan merupakan implementasi atau penerapan rancangan

yang kemudian akan diikuti dengan kegiatan observasi dan refleksi. Dalam

penelitian ini dilakukan tiga siklus dimana siklus sebelumnya yang akan dirasakan

belum berhasil.

Kegiatan yang akan dilakukan dalam tahap pelaksanaan tindakan adalah

sebagai berikut:

a. Kegiatan Awal:

(1) Apersepsi dengan memberikan penjelasan singkat mengenai materi yang

akan disampaikan dalam proses pembelajaran.

(2) Siswa melakukan pemanasan lari keliling lapangan dan senam

b. Kegiatan Inti:

(1) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran

(2) Guru menjelaskan dan memberi contoh cara melakukan shooting melalui

perubahan ketinggian ring.

(3) Siswa melakukan shooting melalui perubahan ketinggian ring sesuai

dengan petunjuk guru.

(4) Guru memberi koreksi tentang kesalahan tugas gerak yang dilakukan

siswa secara individu maupun klasikal.

(5) Melaksanakan tes shooting bola basket.

c. Kegiatan Akhir:

(1) Siswa melakukan penenangan dengan cara duduk-duduk santai sambil

mendengarkan guru mengenai kesimpulan materi pembelajaran.

(2) Guru memberikan koreksi secara klasikal tentang kesalahan gerak yang

dilakukan siswa.

(30)

36

3. Tahap Observasi

Observasi dilakukan pada saat proses diterapkannya tindakan, yaitu saat

tindakan berlangsung. Observasi ini dilakukan untuk mengumpulkan dan

memperoleh data baik kinerja guru maupun aktivitas siswa selama proses

pembelajaran berlangsung. Observasi dapat dilakukan dengan menggunakan

Lembar instrument penilaian kinerja guru dalam perencanaan pembelajaran,

Lembar instrumen kinerja guru dalam pelaksanaan pembelajaran, lembar

observasi aktivitas siswa, catatan lapangan, wawancara siswa dan guru yang

kesemuanya dapat memberikan masukan tentang tindakan yang akan dilakukan di

lapangan.

4. Tahap Analisis dan Refleksi

Refleksi merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah

terjadi. Tahap ini dimaksudkan untuk mengkaji secara menyeluruh tindakan yang

telah dilakukan (siklus 1, berdasarkan data yang telah terkumpul, kemudian

dilakukan evaluasi (dilakukan antara guru, peneliti dan pihak lain yang terkait)

guna memberikan masukan untuk menyempurnakan tindakan selanjutnya yang

akan dilaksanakan pada siklus-siklus berikutnya.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut :

1. Format Observasi

Observasi adalah pengumpulan data dengan melakukan pengamatan

terhadap suatu kegiatan baik langsung maupun tidak langsung. Observasi ini

bertujuan untuk mengamati seluruh aktivitas yang dilakukan oleh siswa juga

kinerja guru pada saat pembelajaran perubahan ketinggian ring Alat untuk

mengumpulkan datanya berupa pedoman observasi yang terdiri dari:

a. Lembar/Instrumen Penilaian Kinerja Guru dalam Perencanaan Pembelajaran

(31)

37

c. Lembar Observasi Aktivitas Siswa

2. Pedoman Wawancara

Wawancara disusun berdasarkan pertanyaan-pertanyaan mengenai pendapat

siswa selama pelaksanaan pembelajaran, dengan tujuan untuk memperoleh

gambaran tentang faktor-faktor kesulitan dan ketertarikan siswa tentang

pembelajaran shootingbola basket melalui perubahan ketinggian ring Lembar

wawancara ditujukan kepada guru sebagai observer serta siswa tertentu. Lebih

jelasnya mengenai lembar wawancara guru dan siswa pada lampiran

3. Catatan Lapangan

Catatan lapangan merupakan alat penting, karena akan membahas dan

berguna sebagai alat perantara, yaitu apa yang dilihat, didengar dan dialami

dengan catatan sebelumnya. Proses pelaksanaan dilakukan setiap selesai

mengadakan penelitian. Hal ini selaras dengan pendapat Bogdan dan Biklen

(Moleong, 2005: 209) bahwa : “Catatan lapangan adalah catatan tertulis tentang

apa yang didengar, dilihat, dialami dan dipikirkan dalam rangka pengumpulan

data refleksi terhadap data dalam penelitian kualitatif”. Lebih jelasnya mengenai catatan lapangan terdapat dalam lampiran.

4. Kamera Foto

Kamera foto yang digunakan untuk merekam kejadian selama pelaksanaan

pembelajaran, juga sebagai alat untuk memberikan gambaran tentang apa yang

terjadi dalam masalah penelitian. Menurut Bogdan dan Biklen (Moleong, 2005:

160) bahwa : “ada dua kategori foto yang dapat dimanfaatkan dalam penelitian

kualitatif, yaitu foto yang dihasilkan orang dan foto yang dihasilkan oleh peneliti

sendiri.

5. Tes Hasil belajar shooting

Tes adalah serangkaian pertanyaan atau latihan serta alat lain yang

(32)

38

atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok” (Suharsimi, 2001: 150). Tes digunakan untuk mengukur dan mengetahui kemampuan serta pemahaman

siswa setelah model pembelajaran perubahan ketinggian ring dilaksanakan adalah

tes perbuatan.

F. Teknik Pengolahan dan Analisis data 1. Teknik Pengolahan Data

Teknik pengolahan data proses terdiri dari teknik pengolahan data proses

kinerja guru dan teknik pengolahan data aktivitas siswa. Pada teknik pengolahan

data kinerja guru terdiri dari teknik pengolahan data proses kinerja guru dalam

perencanaan dan teknik pengolahan data proses kinerja guru dalam pelaksanaan

pembelajaran.

2. Analisis Data

Analisis dalam penelitian ini dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan,

selama di lapangan dan setelah selesai di lapangan. Analisis data yang akan

dilakukan secara kualitatif, mengkategorikan dan mengklarifikasi analisis

kemudian ditafsirkan dalam konteks keseluruhan permasalahan penelitian.

Adapun langkah-langkah pengolahan data adalah sebagai berikut :

a. Kategorisasi dan kodifikasi. Pada tahap ini data yang telah terkumpul

kemudian diseleksi dan dihimpun sesuai dengan karakteristiknya.

b. Reduksi data. Pada tahap ini data yang terkumpul di lapangan, setelah

dikategorisasikan kemudian dikodifikasi dalam laporan.

c. Klarifikasi data, untuk melihat gambaran data secara keseluruhan atau

bagian-bagian tertentu.

Analisis kuantitatif digunakan untuk memperoleh nilai kinerja guru baik

dalam perencanaan maupun pelaksanaan pembelajaran, aktivitas siswa serta hasil

belajar dengan menggunakan persentasi kemudian dilanjutkan dengan analisis

kualitatif untuk menginterpretasikan nilai tersebut dalam suatu kategorisasi.

Dalam analisis kualitatif, data hasil observasi kinerja guru dalam

perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran serta aktivitas siswa, nilai yang

(33)

39

Sedangkan untuk tes hasil belajar, nilai yang diperoleh dibandingkan dengan

KKM sebesar 70 untuk menentukan tuntas atau belum tuntasnya siswa dalam

mengikuti pembelajaran shooting bola basket.

G. Validasi Data

Validasi data dalam penelitian ini merujuk pada pendapat Hopkins

(Wiriaatmadja, 2005: 168-171) bahwa untuk mengetahui sebuah data dapat

menggunakan :

1. Member Chek, yaitu memeriksa kembali keterangan-keterangan atau

informasi yang diperoleh selama observasi atau wawancara dari narasumber,

apakah keterangan itu sifatnya tetap sehingga dapat dipastikan kebenarannya

atau tidak. Dalam kegiatan penelitian ini, kegiatan triangulasi dilakukan

secara reflektif kolaboratif antara peneliti dan guru dengan jalan

membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara dengan

berbagai responden atau membandingkan hasil wawancara dengan hasil suatu

dokumentasi.

2. Triangulasi, yaitu memeriksa kebenaran data yang diperoleh dengan

membandingkan terhadap hasil yang diperoleh mitra peneliti secara

kolaboratif. Kegiatan ini penulis lakukan dengan cara menannyakan kembali

informasi yang disampaikan sebagian siswa kelas VI, observer, maupun

Kepala Sekolah pada waktu yang berbeda. Suatu data tentang pembelajaran

gerak dasar shooting melalui perubahan ketinggian sebagai sumber belajar

belum dikatakan valid sebelum penulis mengecek kembali keterangan

tersebut pada waktu yang berbeda. Dalam proses ini data atau informasi

tentang seluruh pelaksanaan tindakan yang diperoleh peneliti dikonfirmasikan

kebenarannya kepada guru mitra melalui diskusi balikan (reflektif

kolaboratif), pada setiap akhir pelaksanaan tindakan dan pada akhir seluruh

pelaksanaan tindakan.

3. Audit Trail, yaitu pengecekan kebenaran hasil penelitian beserta prosedur dan

metode pengumpulan data dengan cara mendiskusikan hasil-hasil temuan

(34)

40

trail, kegiatan yang dilakukan oleh penulis adalah berdiskusi dengan

pembimbing, teman-teman mahasiswa S1 Penjas, dan dengan guru olahraga

yang dianggap kompeten di bidang shooting.

4. Expert Opinion, yaitu pengecekan terakhir terhadap kesahihan temuan

penelitian kepada pakar professional di bidangnya. Dalam kegiatan ini

peneliti mengkonsultasikan temuan penelitian kepada Drs. Respaty mulyanto,

M.Pd selaku pembimbing I dan kepada Indra Safari, M.Pd selaku

pembimbing II, untuk memperoleh arahan dan masukan sehingga validasi

(35)

96 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Hasil Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VI SD Negeri 2 Kedungdalem

Kecamatan Gegesik Kabupaten Cirebon dalam pembelajaran gerak dasar shooting

melalui perubahan ketinggian ring yang telah dilakukan pada siklus I, II dan III

dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Perencanaan Pembelajaran

Dalam perencanaan pembelajaran, penulis akan menyimpulkan tahap

perencanaan. Yang pertama penulis mempersiapkan materi yang akan

disampaikan dalam pembelajaran gerak dasar shooting, menentukan tujuan

pembelajaran, dampak pengiring, metode pembelajaran, dan penerapan perubahan

ketinggian ring untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam melakukan gerak

dasar shooting. Kemudian menentukan langkah-langkah pembelajaran, dan

menentukan teknik pengolahan data yang akan digunakan untuk mengetahui hasil

belajar dengan perubahan ketinggian.

Perencanaan pembelajaran pada Siklus III dapat dikatakan sangat baik, hal

ini dapat dibuktikan dengan persentase pencapaian dalam data awal mencapai

60,29%, sehingga diperlukan perbaikan. Setelah melakukan perencanaan untuk

perbaikan maka diperoleh data perencaanaan pada Siklus I 73,52%, Siklus II

sebesar 79,41 %, sedangkan Siklus III 91,17%. Dengan demikian peningkatan

persentase dari data awal sampai dengan siklus III sebesar 30,88%.

2. Kinerja Guru

Pada tahap pelaksanaan pembelajaran, guru menyampaikan tujuan

penerapan perubahan ketinggian untuk meningkatkan gerak dasar siswa dalam

melakukan gerak dasar shooting. Penilaian pada akhir pembelajaran dengan

menggunakan tes akhir dan penilaian selama proses pembelajaran. Penilaian

proses pembelajaran dilakukan dengan observasi, wawancara, dan aktivitas siswa

yang meliputi aspek motivasi, disiplin dan sportivitas. Sedangkan penilaian hasil

(36)

97

Berdasarkan hasil pengamatan observasi pelaksanaan pembelajaran

dengan menggunakan format observasi kinerja guru didapat hasil pada kinerja

guru dalam pelaksanaan pembelajaran sangat baik, hal ini dapat dilihat kinerja

guru terus mengalami peningkatan setiap tindakan yang dilakukan oleh guru. Pada

data awal persentasinya hanya mencapai 60,71%, hal ini disebabkan pada saat

pembelajaran dilaksanakan guru terlihat kurang siap untuk mengajar, guru hanya

membuat RPP dan instrumen penilaian siswa saja. Guru kurang mengkondisikan

siswa terlebih dahulu pada awal pembelajaran, tujuan pembelajaran pun hanya

disampaikan secara sekilas sehingga siswa kurang memahami apa yang

disampaikan guru. Oleh karena itu diperlukan perbaikan untuk meningkatkan

kinerja guru. Hasil yang dicapai setelah dilakukan perbaikan pada Siklus I

persentasinya mencapai 73,80%, pada siklus II mencapai 78,57%, sebagai hasil

tindakan yang dilakukan oleh guru dengan memberikan penjelasan yang menarik

dan tentang manfaat perubahan ketinggian dan permainan menyentuh sasaran

agar siswa lebih tertarik lagi dalam pembelajaran, mengaitkan pembelajaran

dengan pengalaman siswa agar pembelajaran mudah dipahami. Hasilnya pada

siklus III mengalami peningkatan menjadi 92,850%. Dengan demikian

peningkatan kinerja guru dari data awal hingga siklus III mencapai 32,14%.

3. Aktivitas Siswa

Aktivitas siswa terus mengalami peningkatan pada setiap pembelajaran yang

dilaksanakan. Observasi Aktivitas siswa dalam pembelajaran gerak dasar shooting

dengan menggunakan perubahan ketinggian yang meliputi, motivasi, disiplin dan

sportivitas. Pada aspek motivasi Siklus I, guru memberikan dorongan dalam

mengikuti pembelajaran dengan memperhatikan kerja keras, keberanian serta

kreativitas. Pada aspek disiplin siklus I, guru memberikan teguran agar siswa

dapat mentaati peraturan, menjaga ketertiban dan bersikap sopan selama

pembelajaran. Pada aspek sportivitas siklus I, adalah dengan mendorong siswa

agar mampu menerima kelebihan orang lain sebagai suatu tantangan agar dapat

menjadi lebih baik lagi. Pada siklus II, ketiga aspek tersebut tampak adanya

perubahan yang menujukkan peningkatan dikarenakan pada proses pembelajaran

(37)

98

percaya diri siswa meningkat, serta memberikan kesempatan bagi siswa untuk

dapat bekerja sama, sehingga semua aktivitas siswa dapat meningkat, misalnya

dengan memberi pengertian tentang bergurau akan menyebabkan celaka pada

teman. Berdasarkan analisis selama proses pembelajaran dapat dilihat hampir

seluruh siswa menunjukkan aktivitas yang baik.

Pencapaian aktivitas siswa secara keseluruhan terus meningkat, hal ini

dibuktikan dengan persentase yang terus mengalami peningkatan pada setiap

kegiatan tindakan pembelajaran. Pada siklus I, aktivitas siswa hanya mencapai

67,04%, sehingga diperlukan perbaikan untuk meningkatkan aktivitas siswa. Hasil

perbaikan tindakan pada siklus III menunjukkan aktivitas siswa yang mencapai

84,44%. Target penulis untuk pencapaian aktivitas siswa sebesar 80,00% sudah

dapat tercapai, dengan demikian dapat dikatakan aktivitas siswa dalam

pembelajaran gerak dasar shooting melalui perubahan ketinggian ring dapat

dikatakan sangat baik.

4. Peningkatan Hasil Belajar

Pembelajaran gerak dasar yang digunakan dalam pembelajaran shooting

yang dilakukan pada tiap siklus ada empat aspek yaitu gerakan awalan, tolakan,

gerakan di udara dan gerakan akhir. Pada siklus I tampak kelemahan siswa pada

aspek awalan dengan ciri ketepatan langkah yang kurang diperhitungkan dan

gerakan yang kaku. Oleh karena itu dalam langkah pembelajaran siklus II, guru

memaksimalkan pemanasan yang berorientasi pada gerakan inti melalui lari

keliling lapangan dan peregangan. Pada siklus II nampak kelemahan pada tolakan

dan gerakan di udara. Oleh karena itu pada siklus III, guru melakukan perbaikan

dengan melaksanakan permainan menyentuh sasaran yang bertujuan

meningkatkan kualitas lompatan dan gerakan di udara.

Berdasarkan hasil analisis hasil belajar siswa dalam pelaksanaan

pembelajaran, setiap siklusnya terjadi peningkatan yang baik, setiap aspek yang

diamati mengalami peningkatan setiap siklusnya mulai dari rata-rata nilai siswa,

maupun pada persentase ketuntasan. Pada data awal siswa yang tuntas hanya

(38)

99

mencapai 80,00%, namun setelah diadakan tindakan Sampai Siklus III menjadi

83,36%.

Dengan hasil ini maka pembelajaran gerak dasar shooting melalui

perubahan ketinggian ring dapat meningkatkan hasil belajar siswa, dengan

demikian maka hipotesis tindakan terbukti atau dapat diterima.

B. Saran-Saran

Setelah disimpulkan dari hasil penelitian tindakan kelas ini, maka perlu

kiranya dibuat saran-saran untuk menjadi perhatian dan bahan pertimbangan

dalam menetapkan kebijakan yang berhubungan dengan mutu pembelajaran

khususnya mata pelajaran Penjas. Saran-saran tersebut adalah sebagai berikut:

1. Bagi Siswa

a. Dalam penerapan perubahan ketinggian ring untuk meningkatkan gerak

dasar shooting terlebih dahulu memperhatikan petunjuk atau

langkah-langkah pembelajaran.

b. Menegaskan pentingnya berlatih agar dapat meningkatkan kemampuan

gerak dasar pada shooting.

2. Bagi Guru

a. Menciptakan berbagai model pembelajaran yang dikemas dalam bentuk

permainan yang berhubungan dengan gerak dasar shooting.

b. Dalam mengembangkan profesionalisme guru penjaskes dalam

melaksanakan pembelajaran di sekolah dasar maka guru harus memiliki

kemampuan dan keterampilan mengelola siswa di lapangan, dan

menciptakan pembelajaran dengan pendekatan PAIKEM.

c. Mempersiapkan sarana dan prasarana sebelum menerapkan pembelajaran

agar siswa lebih aktif mengikuti pembelajaran.

d. Melalui perubahan ketinggian ring dapat dijadikan sebagai salah satu

alternatif dalam memilih dan menetapkan strategi atau model

pembelajaran dalam upaya peningkatan pembelajaran gerak dasar

(39)

100

3. Bagi Lembaga Sekolah Dasar

a. Bahwa pembelajaran penjas yang menyenangkan peserta didik, dapat

dijadikan salah satu model pembelajaran pendidikan Jasmani dalam KTSP.

b. Pembelajaran gerak dasar shooting melalui perubahan ketinggian dapat

dijadikan masukan dalam rangka efektivitas dan efesiensi pembinaan,

pengelolaan sumber belajar dalam pelaksanaan pendidikan.

c. Memberikan kontribusi berupa sarana dan prasarana yang mendukung

setiap pembelajaran yang berorientasi kepada peningkatan mutu

khususnya pendidikan jasmani

4. Bagi Lembaga UPI Kampus Sumedang

a. Hasil yang didapatkan dari penelitian dapat menjadi referensi serta

sebagai bahan perbandingan dalam penelitian-penelitian selanjutnya yang

mengambil tema Bola basket shooting,

b. Dapat dipublikasikan secara umum sehingga hal ini akan membawa

dampak positif terhadap mahasiswa dalam mengembangkan

model-model pembelajaran shooting.

5. Bagi Peneliti Lain

a. Bahwa dalam rangka meningkatkan hasil belajar shooting kepada peneliti

lain diharapkan dapat mencari model permainan lainnya agar lebih

meningkatkan lagi hasil belajar sesuai yang diharapkan.

b. Hasil penelitian ini dapat dijadikan kajian praktis sebagai hasil penelitian

(40)

101

DAFTAR PUSTAKA

Anwar, M. Hamid. 2005. Pendidikan Jasmani di Sekolah Dasar Sebagai Wahana Kompensasi Gerak Anak. Jurnal Pendidikan Jasmani Indonesia, Volume 3, No.1, Yogyakarta. Universitas Negeri Yoyakarta

Arikunto, Suharsimi. 2001. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.

Departemen Pendidikan Nasional. 2006. Pengembangan Silabus. [online] tersedia. http://ktsp.files.wordpress.com/2006/11/penjas-orkes.pdf. 13 Oktober 2012

Elgisha. 2011. Mengembangkan Keterampilan Gerak dasar Lompat dengan permainan Tradisional. [online] tersedia. http://grandmall10. wordpress. com/2011/05/21, 2 Okober 2012

Harjasuganda, D, 2007. Konsep Dasar Pembelajaran Pendidikan Jasmani untuk Sekolah Dasar. Sumedang : Program Studi PGSD UPI

Herywansyah. Tahun 2011. Perbedaan Pengaruh Pendekatan Pembelajaran dan Persepsi Kinestetik terhadap Hasil Tembakan Lay Up Bolabasket. Jurnal Ilmiah SPIRIT, Vol. 11 No. 3

http://www.artikata.com/ arti-382885-perubahan.html

Kasbolah, Kasihani. 1999. Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

Kurnia, Ahmad. 2011. Dasar dan Tujuan Pendidikan. [online] tersedia

http://guruidaman.blogspot.com/2011/11/dasar-dan-tujuan-pendidikan.html, 10 Maret 2012.

Kurniawan, Nursidik, 2007. [Online] Tersedia http://nhowitzer.multiply.com/ journal/item/3, 13 Oktober 2012.

Mahendra, Agus. 2003 Falsafah Pendidikan Jasmani. Jakarta Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar Dan Menengah Direktorat Pendidikan Luar Biasa.

(41)

102

Moleong, L, 2004. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya

Ningrum, Fitrias Nugraha. 2011. Penerapan Gaya Mengajar Inklusi untuk Meningkatkan Hasil Belajar lay up shoot dalam Permainan Bola Basket pada Siswa Kelas X Pk SMK Plus Bhakti Oetama Gondangrejo Karanganyar. Skripsi pada UNS-F.KIP Jur Pendidikan Olahraga dan Kesehatan. Tidak diterbitkan

Priantoro, Andrian, 2011. Tujuan Pendidikan Jasmani. [online] tersedia.

http://penjasorkes-zone.blogspot.com/2011/12/tujuan-pendidikan-jasmani.html. 13 Oktober 2012

Rukmana, Anin, 2008. Pembelajaran Pendidikan Jasmani di Sekolah Dasar. Jurnal pendidikan Dasar.

Rusli, Lutan. 2001. Asas-Asas Pendidikan Jasmani, Jakarta. Depdiknas Dirjen Dikdasmen-Dirjen Olahraga.

Simanjuntak, dkk. Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. [online] tersedia. http://pjjpgsd.dikti.go.id/file.php/1/repository/dikti/Mata%20Kuliah%20 Awal/Pendidikan%20Jasmani%20dan%20Jabatan/BAC/unit3_penjaskes. pdf. 13 Maret 2012.

Sukintaka (1992) Teori bermain untuk D2 PGSD Penjaskes, Jakarta : Depdiknas Dirjen Dikti bagian Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan

Sumiswan, 2012. Teknik Lay Up Shoot. [online] tersedia. http://bungir.blogspot.com/2012/06/teknik-lay-up-shoot-bolabasket.html. 2 Oktober 2012

Supandi, 1992. Strategi Belajar Mengajar Penjas. Jakarta : Depdikbud.

Tim Penjas SD. 2006. Pendidikan Jasmani media Berolahraga dan Berprestasi untuk Kelas 6 SD. Jakarta: Yudhistira

Utomo, Kurniawan Budi. 2009. Pengembangan Model Latihan Lay Up Shoot pada Ekstrakurikuler Bolabasket di SMP Arjuna Malang. Skripsi pada Jurusan Pendidikan Jasmani dan Kesehatan, Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Malang. Tidak diterbitkan

Wibowo, Tri Adi. 2010. Pembelajaran Remedial lay up Bolabasket dalam Penjaskes Menggunakan Alat Bantu Ban Bekas dan Spon untuk Siswa Kelas VIII C SMPN 2 Gondangwetan Kabupaten Pasuruan. Skripsi pada Universitas Negeri Malang. Tidak diterbitkan

(42)

103

Gambar

Gambar 3.1 Denah sekolah  .........................................................................
Tabel 1.1 Data Hasil Tes Awal
Gambar 3.1 Denah Lokasi SD Negeri 2 Kedungdalem
Tabel 3.1  Daftar Jumlah Siswa SD Negeri 2 Kedungdalem
+3

Referensi

Dokumen terkait

Persentase kecemasan saat duduk di kursi gigi pada umur 26-45 tahun sebesar. 77,2% terutama

Seorang tokoh yang memiliki peranan penting dalam suatu cerita disebut. dengan tokoh inti atau tokoh utama, sedangkan tokoh yang memiliki

Tujuan umum penelitian yang akan dilakukan adalah untuk mendapatkan gambaran tentang pembelajaran meningkatkan kognitif anak usia dini melalui pemanfaatan

Penelitian kecerahan langit menggunakan Sky Quality Meter juga bisa dilakukan untuk menguji kadar polusi cahaya, ketepatan waktu salat Shubuh dan.. Isya, ketepatan waktu

Penelitian ini juga menemukan bahwa tidak - terdapat perbedaan yang'berarti mengenai performans kerja guru yang berumur lebih dari 40 tahun dengan guru yang te. lah berumur kurang

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA DINI ANAK KELOMPOK B MELALUI PERMAINAN POHON HURUF.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Penerapan Model Pembangkit Argumen D engan Metode Investigasi Sains Untuk Meningkatkan Kemampuan Berargumentasi Siswa Pada Materi Kalor.. Universitas Pendidikan Indonesia |

Dari morfologi permukaan silika menunjukkan bahwa silika mesopori yang dihasilkan dari limbah kaca berpotensi digunakan sebagai adsorben. Kata kunci : limbah kaca,