• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRATEGI PEMBELAJARAN MAGANG UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN FUNGSIONAL MENENUN : Studi Kasus Pada Komunitas Perempuan Program Magang Sarung Adat Tolaki di Desa Ameroro Kabupaten Konawe.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "STRATEGI PEMBELAJARAN MAGANG UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN FUNGSIONAL MENENUN : Studi Kasus Pada Komunitas Perempuan Program Magang Sarung Adat Tolaki di Desa Ameroro Kabupaten Konawe."

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBARAN PENGESAHAN ... ii

LEMBARAN PERNYATAAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

UCAPAN TERIMAKASIH... v

ABSTRAK ... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. LatarBelakang ... 1

B. IdentifikasidanPerumusanMasalah ... 5

C.TujuanPenelitian ... 9

D. ManfaatdanKegunaanPenelitian ... 10

E. KerangkaBerpikir ... 11

F. StrukturOrganisasiTesis ... 12

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 14

A.KonsepBelajardanPembelajaran ... 14

1. PengertianBelajar ... 14

2. PengertianPembelajaran ... 16

3. PengelolaanPembelajaran ... 19

B.KonsepStrategiPembelajaran ... 23

1. PengertianStrategiPembelajaran ... 23

2. Jenis-jenisStrategiPembelajaran ... 26

3. AspekPenyusunanStrategiPembelajaran ... 28

(2)

C.KonsepMagang ... 33

1. PengertianMagang ... 33

2. TujuanMagang... 36

3. PembelajaranMagang ... 37

4. Kriteria IsiKurikulumPembelajaranMagang ... 39

5. MagangSebagai Proses PenyampaiandanPengalamanBelajar ... 40

D.Konsep Life Skill dalamMagang ... 43

1. PengertianKecakapanHidup (Life Skill) ... 43

2. Ciri-ciriKecakapanHidup ... 47

3. TujuanKecakapanHidup ... 48

4. Bidang-BidangdalamPengembanganLife Skill ... 49

5. Program MagangdalamMeningkatkanKeterampilanFungsional- WargaBelajar ... 50

BAB III METODE PENELITIAN ... 60

A.PendekatandanMetodePenelitian ... 60

B.TehnikdanInstrumenPengumpulan Data ... 61

C.LokasidanSubyekPenelitian ... 64

D.Langkah-LangkahPengumpulan Data ... 65

E. TehnikPengolahandanAnalisis Data ... 68

BAB IV HASIL PENELITIAN PEMBAHASAN ... 71

A. ProfilLokasiMagang ... 71

B. DeskripsidanAnalisisHasilLapangan ... 75

1. IdentitasResronden ... 75

2. PerencanaanPembelajaranMagang Usaha TenunanSarungAdatTolaki di DesaAmeroro ... 78

3. StrategiPembelajaranMagang Usaha TenunanSarungAdatTolaki diDesaAmeroro ... 83

(3)

5. HasilPembelajaranMagang Usaha TenunanSarungAdatTolaki di

DesaAmeroro ... 104

C. PembahasandanHasilPenelitian... 109

1. PerencanaanPembelajaranMagang Usaha TenunanSarungAdatTolaki di DesaAmeroro ... 110

2. StrategiPembelajaranMagang Usaha TenunanSarungAdatTolaki diDesaAmeroro ... 117

3. PenilaianPembelajaranMagang Usaha TenunanSarungAdatTolaki di DesaAmeroro ... 124

4. HasilPembelajaranMagang Usaha TenunSarungAdatTolaki di DesaAmeroro ... 129

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 133

A. Kesimpulan ... 133

B. Rekomendasi ... 136

(4)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Proses pembangunan berkelanjutan tidak akan berhasil apabila tidak

bersinergi dengan proses pendidikan pada semua jalur, termasuk pendidikan

Nonformal. Dengan kata lain, proses pembangunan menuntut partisipasi jutaan

orang dewasa yang terdidik, sementara lembaga pendidikan formal yang ada tidak

mampu mengakses permasalahan-permasalahan pendidikan di tengah-tengah

masyarakat. Di daerah-daerah tertentu sejumlah penduduk menemukan bahwa

sistem pendidikan persekolahan belum mampu membekali

keterampilan-keterampilan yang mereka butuhkan untuk bersaing secara terbuka dan luas dalam

masyarakat era teknologis.

Sebagai sub sistem pendidikan nasional secara keseluruhan, pendidikan

nonformal memiliki tugas sama dengan pendidikan lainnya (pendidikan formal)

yakni memberikan pelayanan terbaik terhadap masyarakat. Layanan alternatif

yang diprogramkan di luar sistem persekolahan tersebut bisa berfungsi sebagai

pengganti, penambah, dan atau pelengkap pendidikan formal. Sasaran pendidikan

non-formal yang semakin beragam, tidak hanya sekedar melayani masyarakat

miskin, masyarakat yang masih buta pendidikan dasar, masyarakat yang

mengalami drop out dan putus pendidikan formal, masyarakat yang tidak terakses

pendidikan formal seperti; suku terasing, masyarakat daerah pedalaman, daerah

(5)

pendidikan non-formal terus meluas sesuai dengan perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi serta perkembangan lapangan kerja dan budaya

masyarakat itu sendiri.Mengingat sasaran tersebut, maka program pendidikan

non-formal harus terus diperluas sesuai dengan kebutuhan dan kondisi

perkembangan masyarakat.Perluasan kegiatan/program pendidikan non-formal

harus sejalan dengan pemikiran baru tentang konsep belajar (learning), di mana

belajar yang terkesan hanya berlangsung di sekolah (formal) kurang tepat lagi dan

mulai bergeser ke luar setting persekolahan.

Dalam perspektif Knowles (1975:16), menyatakan “Learning means

making use of every resource – in or out of educational institutions – for out

personal growth and development”. Pernyataan tersebut menegaskanbahwa

belajar artinya memanfaatkan sumber yang ada di dalam atau luar institusi untuk

merubah tingkah laku seseorang dikarenakan perkembangannya.Oleh karena itu,

setiap individu harusbelajar darisemua yang dilakukannya, semua orang harus

memanfaatkansetiap pengalamansebagai pengalaman belajar.Bahkan semua

institusidalam masyarakat,pemerintah,non-pemerintah, toko, tempatrekreasi,

organisasi, gereja, masjid, lapangan, perusahaan, koperasi, asosiasi, dan

sejenisnyamenjadisumber daya potensial untuk belajar, termasuk sumber belajar

yang berasal dari kemampuan kita mengakses nara sumber:seperti orang tua,

anak,teman,layanan,penyedia, dokter, guru, rekan sekerja, atasan, menteri,

pegawai toko, dan yang lain, belajar berartimemanfaatkansetiapsumber

(6)

lain, semua istilah sumber belajar yang dikemukakan di atas dapat dipandang

sebagairuang kelas.

Berkembangnya gagasan masyarakat belajar (learning society) sebagai

master concept, mendorong individu, lembaga, asosiasi, masyarakat peduli

pendidikan atau badan usaha lain untuk ikut berpartisipasi dalam mengembangkan

cara berpikir baru dalam merespon tantangan kebutuhan baru masyarakat tentang

pendidikan dan belajar. Sekolah sebagai satuan pendidikan formal tidak lagi

menjadi satu-satunya wadah dan memonopoli pendidikan formal dan badan-badan

bisnis tidak lagi mengurusi bisnis semata, akan tetapi sudah mulai bergeser ikut

serta mengurusi pendidikan khususnya pendidikan non-formal. Lahirnya

organisasi-organisasi baru berpenampilan pendidikan dan lembaga-lembaga

pendidikan tanpa label sebagai tambahan, perluasan lanjutan dan lainnya memberi

kesempatan dan kemudahan kepada masyarakat untuk belajar membelajarkan diri.

Sehingga menjadi “self-supporting organizations” untuk ikut andil

mengembangkan pendidikan non-formal.

Dalam konteks lain Kamil (2010) dalam http://bamosya.blogspot.com,

mengungkapkan bahwa terdapat kurang lebih 36.000 anakIndonesia usia

Pendidikan Dasar 7-15 tahun yang orang tuanya bekerja diperkebunan kelapa

sawit, ladang, dan kilang-kilang di Sabah Malaysia yangbelum tersentuh

Pendidikan Dasar. Mereka tinggal di kantung-kantungpemukiman yang tersebar di

beberapa lokasi yang terpisah satu dengan lainnyadengan jarak tempuh mulai 3

sampai dengan 12 jam perjalanan. Faktor lain yang menyebabkan mereka belum

(7)

geografis, sosial-budaya, ekonomi dan politik (Hasil penelitian, Kemendiknas,

2008).

Untuk jumlah penduduk miskin Provinsi Sulawesi Tenggara menurut BPS

(2010), penduduk miskin di Sulawesi Tenggara meningkat tahun 2010 ini yaitu

meningkat hingga 34.080 orang, secara khusus penduduk miskin di Kabupaten

Konawe berjumlah 43.700 orang.

Upaya menyelesaikan permasalahan tersebut yaitu dengan membangkitkan

kembali masyarakat mandiri sebagai indikator dari masyarakat

belajar.Karakteristik masyarakat mandiri dapat dipahami dari tumbuhnya

masyarakat belajar, dan masyarakat yang mampu menciptakan berbagai peluangdi

tempat yang mudah dijangkau dengan cara-cara yangsesuai potensi, keterampilan

dan kecakapannya.Salah satunya melalui kegiatan magang, masyarakat dituntut

untuk berusaha mandiri, menciptakan kreatifitas dan prilaku kerja yang baik.

Magang merupakan suatu proses pembelajaran yang mengandung unsur belajar

sambil bekerja. Warga belajar sebagai pemagang akan membiasakan diri

mengikuti proses pekerjaan yang diikuti oleh permagang (pendidik).

Sejalan dengan pendapat Kamil (2010:72) magang merupakan salah satu

proses pembelajaran yang mengandung unsur “belajar sambil bekerja” (learning

by doing), dimana pemangang akan membiasakan diri untuk mengikuti proses

pekerjaan yang sudah biasa dilakukan oleh permagang.

Realitas terjadi pada masyarakat Desa Ameroro Kabupaten Konawe

(8)

istri-istri para raja suku Tolaki pun pandai menenun.Sehingga, kerajinan tenun

suku Tolaki berkembang cukup pesat semenjak dahulu sampai sekarang.Hasil

karya tenunan masyarakat Tolaki tersebut sampai sekarang menjadi salah satu

primadona masyarakat Sulawesi Tenggara.

Program pembelajaran magang yang berlangsung di Desa Ameroro

Kabupaten Konawe merupakan salah satu kegiatan yang menyediakan program

pembelajaran bagi masyarakat yang berkeinginan untuk memperoleh keterampilan

dan meningkatkan pendapatan. Pembelajaran magang di Desa Ameroro

Kabupaten Konawe merupakan salah satu program Pendidikan Non Formal.

Berdasarkan studi pendahuluan yang penulis lakukan diperoleh temuan bahwa

pembelajaran magang dapat menjawab salah satu masalah masyarakat dalam

mengatasi rendahnya tingkat keterampilan dan pendapatan masyarakat, tarutama

komunitas perempuan.Atas dasar pertimbangan tersebut, penulis memiliki

ketertarikan yang kuat dan berusaha fokus pada kajian “Strategi Pembelajaran

Magang Untuk Meningkatkan Keterampilan Fungsional Menenun (Studi Kasus

Pada Komunitas Perempuan Program Magang Sarung Adat Tolaki di Desa

Ameroro Kabupaten Konawe)”.

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah 1. Identifikasi Masalah

Keadaan yang dapat ditemui di Desa Ameroro Kabupaten Konawe adalah

kehidupan masyarakat, khususnya komunitas perempuan yang belum mampu

(9)

rendahnya pendapatan komunitas perempuan diakibatkan oleh dua faktor, yaitu

faktor internal dan eksternal.

Faktor internal adalah faktor yang berasal dari masyarakat itu sendiri,

antara lain: (1) pendidikan keterampilan yang rendah; (2) perilaku atau sikap

mental masyarakat yang kurang mendukung; (3) pola konsumsi yang kurang baik,

cenderung kurang memprioritaskan kebutuhan pokok; dan (4) pola produksi

sarung adat Tolaki yang cenderung tradisional dan kurangnya pengembangan

teknologi kreatif sarung adat Tolaki. Adapun faktor eksternal adalah faktor yang

berasal dari luar komunitas perempuan dan tidak dapat dikontrol oleh komunitas

perempuan itu sendiri, antara lain: (1) kurangnya frekuensi penyuluhan; (2)

sulitnya pemasaran; dan (3) rendahnya harga produksi sarung adat Tolaki.

Berdasarkan uraian di atas dan hasil studi pendahuluan yang dilakukan

dapat diidentifikasi beberapa permasalahan sebagai berikut:

a. Adanya kondisi nyata yang terjadi pada masyarakat Desa Ameroro Kabupaten

Konawe, terutama komunitas perempuan suku Tolaki yang sejak dulu dikenal

mahir menenun.

b. Program pembelajaran magang kerajinan tenun suku Tolaki merupakan

fenomena unik yang dapat ditemukan di Desa Ameroro Kabupaten Konawe,

yang bertujuan untuk mewariskan tradisi leluhur kepada generasi berikutnya.

c. Program pembelajaran magang yang berlangsung selama ini dapat

menjembatani masyarakat yang berkeinginan untuk memperoleh keterampilan

(10)

Pembelajaran magang dapat menjawab salah satu masalah masyarakat dalam

mengatasi rendahnya tingkat keterampilan dan pendapatan masyarakat, tarutama

komunitas perempuan.

2. Rumusan dan Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah penelitian diatas,

maka rumusan permasalahan dalam penelitian ini adalah “Bagaimanakah Strategi

Pembelajaran Magang Untuk Meningkatkan Keterampilan Fungsional Menenun

Pada Komunitas Perempuan Program Magang Sarung Adat Tolaki di Desa

Ameroro Kabupaten Konawe Propinsi Sulawesi Tenggara?”.Secara khusus

masalah dalam penelitian ini dibatasi sebagai berikut:

a. Bagaimana perencanaan pembelajaran magang usaha tenun Sarung Adat

Tolaki yang diselenggarakan oleh komunitas perempuan di Desa Ameroro

Kabupaten Konawe Provinsi Sulawesi Tenggara ?.

b. Bagaimana strategi pembelajaran magang usaha tenun Sarung Adat Tolaki

yang diselenggarakan oleh komunitas perempuan di Desa Ameroro

Kabupaten Konawe Provinsi Sulawesi Tenggara ?.

c. Bagaimana penilaian pembelajaran magang usaha tenun Sarung Adat Tolaki

yang diselenggarakan oleh komunitas perempuan di Desa Ameroro

Kabupaten Konawe Provinsi Sulawesi Tenggara ?.

d. Bagaimana hasil pembelajaran magang usaha tenun Sarung Adat Tolaki yang

diselenggarakan oleh komunitas perempuan di Desa Ameroro Kabupaten

(11)

3. Definisi Operasional

a. Pembelajaran

Menurut Corey dalam Sagala (2010:61), pembelajaran adalah suatu proses

dimana lingkungan seseorang secara disengaja dikelola untuk memungkinkan ia

turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam kondisi-kondisi khusus atau

menghasilkan respons terhadap situasi tertentu. Pembelajaran merupakan subagai

bagian khusus pendidikan.

Adapun yang dimaksud pembelajaran dalam penelitian ini adalah interaksi

edukasi yang dilakukan permagang (pendidik) dengan pemagang sehingga terjadi

proses komunikasi untuk mencapai tujuan pembelajaran.

b. Strategi Pembelajaran

Secara luas, strategi dalam pembelajaran diartikan dengan cara penetapan

keseluruhan aspek yang berkaitan dengan pencapaian tujuan belajar, termasuk

dalam penyusunan perencanaan, pelaksanaan kegiatan pembelajaran, dan

penilaian proses serta hasil belajar (Abdulhak 2000:49)

Strategi pembelajaran dalam penelitian ini adalah upaya yang dilakukan

permagangsekaligus pengelola program untuk mempermudah proses transformasi

ilmu kepada pemagangketerampilan fungsional yang dilaksanakan di industry

kecil tenunan Tolaki Desa Ameroro Kabupaten Konawe.

c. Magang

Kamil (2010:72) magang merupakan suatu proses pembelajaran yang

(12)

pemagang akan membiasakan diri untuk mengikuti proses pekerjaan yang sudah

biasa dilakukan oleh permagang.

Yang dimaksud dengan magang dalam penelitian ini adalah proses belajar

keterampilan fungsional yang dilaksanakan di industri kecil tenunan sukuTolaki

di Desa Ameroro Kabupaten Konawe.

d. Keterampilan Fungsional

Keterampilan fungsional, yaitu agar keterampilan yang dikuasai tersebut dapat

difungsikan secara langsung untuk meningkatkan pendapatan.Sedangkan

keterampilan tersebut merupakan penjabaran dari life skill/ kecakapan hidup yang

terdiri dari personal skill, akademik skill, sosial skill dan vokasional skill.

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini secara umum bertujuan untuk memperoleh data dan

informasi berupa proses pembelajaran melalui strategi magang untuk

meningkatkan keterampilan fungsional menenun di Desa Ameroro Kabupaten

Konawe Propinsi Sulawesi Tenggara.

Secara khusus tujuan penelitian adalah untuk memperoleh data dan

informasi tentang:

1. Mendeskripsikan perencanaan pembelajaran magang usaha tenun Sarung Adat

Tolaki yang diselenggarakan oleh komunitas perempuan di Desa Ameroro

(13)

2. Mendeskripsikan strategi pembelajaran magang usaha tenun Sarung Adat

Tolaki yang diselenggarakan oleh komunitas perempuan di Desa Ameroro

Kabupaten Konawe Provinsi Sulawesi Tenggara

3. Mendeskripsikan penilaian pembelajaran magang usaha tenun Sarung Adat

Tolaki yang diselenggarakan oleh komunitas perempuan di Desa Ameroro

Kabupaten Konawe Provinsi Sulawesi Tenggara.

4. Mendeskripsikan hasil pembelajaran magang usaha tenun Sarung Adat Tolaki

yang diselenggarakan oleh komunitas perempuan di Desa Ameroro

Kabupaten Konawe Provinsi Sulawesi Tenggara.

D. Manfaat Penelitian

Temuan yang diperoleh dari hasil penelitian ini diharapkan dapat

bermanfaat baik secara teoritis maupun praktis bagi keilmuan pendidikan luar

sekolah:

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan bagi pengembangan

konsep-konsep dan teori yang akan bermanfaat khususnya dalam

pengembangan model pembelajaran magang yang diselenggarakan oleh

satuan-satuan pendidikan nonformal.

2. Manfaat bagi praktis yaitu :

a. Bagi para penyelenggara program pendidikan luar sekolah, program

(14)

pembelajaran yang berorientasi pada kecakapan hidup dan peningkatan

pendapatan pemagang, khususnya komunitas perempuan.

b. Permagang diharapkan memperoleh kegunaan dalam bentuk proses

pembelajaran berorientasi learning to do yang memadukan antara aspek

kognitif, afektif, psikomotor dan kecakapan hidup masyarakat dengan

peningkatan ekonomi masyarakat.

c. Sebagai masukan bagi pengrajin tenunan sarung adat Tolaki di Desa

Ameroro Kabupaten Konawe dalam meningkatkan kemampun kinerja

dalam menjalankan usahanya.

E. Kerangka Pikir

Pada penelitian kualitatif, analisis data dilakukan dengan melakukan

penelaahan, pengurutan dan pengelompokan data dengan tujuan untuk menyusun

hipotesa kerja dan mengangkatnya kedalam teori sebagai hasil penelitian. Dalam

pelaksanaan proses pembelajaran melalui strategi magang, pemagang yang

mayoritas perempuan dimana memiliki beberapa latar belakang ekonomi

menengah kebawah. Melalui kegiatan magang ini, masyarakat Desa Ameroro

diberikan bentuk pembelajaran yang kental dengan iklim budaya salah satunya

adalah kain tenun. Pengelolaan magang yang dilaksanakan adalah, bekerja di

lokasi magang dan kunjungan industri yang mendorong pemagang magang

mempraktekannya di rumah masing-masing.

Penentu keberhasilan kegiatan magang ini salah satunya adalah kurikulum,

(15)

mempertahankan kearifan lokal Desa Ameroro sebagai penghasil tenun terbaik.

Kompetensi lulusan diuji melalui beberapa tes yang dilaksanakan oleh permagang

kepada pemagang untuk mengukur kemampuan vokasional skill lulusan.

Kerangka Berfikir Peneliti

Gambar 1.1

F. Struktur Organisasi Tesis

Dalam penyusunan Tesis ini penulis mengurutkan sistematika penulisan

Tesis yang terdiri atas :

BAB I: Pendahuluan yang membahas tentang latar belakang penelitian,

identifikasi dan permusan masalah, tujuan penelitian, manfaat

penelitian, kerangka pikir, struktur organisasi tesis.

BAB II: Kajian Teoritis yang berhubungan dengan masalah penelitian

seperti 1) Konsep belajar dan pembelajaran, 2) Konsep strategi

pembelajaran, 3) Konsep Magang, 4) Konsep life skill dalam

Masyarakat Belajar dan Usaha Mandiri Penyusunan

Kurikulum L

U L U SA N B E R MUT U D A N R E L E V A N

Pembelajaran di Rumah

(16)

BAB III: Metodologi Penelitian, membahas beberapa komponen

diantaranya: lokasi dan subjek penelitian, desain penelitian, metode

penelitian, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data dan

analisis data.

BAB IV: Pembahasan hasil penelitian tentang 1) Bagaimana perencanaan

strategi pembelajaran magang usaha tenun Sarung Adat Tolaki

yang diselenggarakan oleh komunitas perempuan di Desa Ameroro

Kabupaten Konawe Provinsi Sulawesi Tenggara?, 2) Bagaimana

strategi pembelajaran magang usaha tenun Sarung Adat Tolaki

yang diselenggarakan oleh komunitas perempuan di Desa Ameroro

Kabupaten Konawe Provinsi Sulawesi Tenggara?, 3) Bagaimana

penilaian dan hasil pembelajaran magang usaha tenun Sarung Adat

Tolaki yang diselenggarakan oleh komunitas perempuan di Desa

Ameroro Kabupaten Konawe Provinsi Sulawesi Tenggara?.

BAB V: Kesimpulan dan Rekomendasi, membahas kesimpulan dari hasil

penelitian dan beberapa rekomendasi yang patut diberikan

(17)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Metode Penelitian

Pelaksanaan penelitian menggunakan pendekatan kualitatif denganmetode

studi kasus. Nasution (2003: 5) menyatakan bahwa: “Penelitian kualitatif pada

hakekatnya ialah mengamati orang dalam lingkungan hidupnya, berinteraksi

dengan mereka, memahami bahasa dan tafsiran mereka tentang dunia sekitarnya.

Untuk itu dalam penelitian ini peneliti harus turun ke lapangan dan berada di sana

dalam waktu yang cukup lama”.Penelitian kualitatif dapat membahas masalah

sedalam-dalamnya secara holistik dan integral, yang dapat dilakukan dengan

teknik wawancara, observasi dimana peneliti dapat ikut berpartisipasi dalam

kegiatan yang diteliti.

Selanjutnya Moleong (2010: 6) menyatakan bahwa penelitian kualitatif

adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang

dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan,

dll., secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa,

pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai

metode alamiah.

Pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus yang dimaksud dalam

penelitian ini untuk mengungkap dan memahami kenyataan-kenyataan yang

(18)

kasus yang terjadi pada program pembelajaran magang bagi komunitas

perempuan di Desa Ameroro Kabupaten Konawe. Dimensi dalam penelitian ini

terdiri dari dua (2) hal yaitu pertama hasil dari kegiatan pembelajaran magang

yang diterapkan dalam bentuk pengetahuan, sikap dan keterampilan yang

diperoleh oleh komunitas perempuan setelah mengikuti program pembelajaran

magang dan Kedua dampak pembelajaran magang terhadap komunitas perempuan

yang ditinjau dari pendapatan, dan produktivitas kerja.

Diharapkan dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan metode studi

kasus akan dapat mengungkap lebih luas dan lebih mendalam hasil dan dampak

yang diperoleh komunitas perempuan setelah mengikuti program pembelajaran

magang sarung tenun adat tolaki.

B. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data.

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam melakukan penelitian ini

adalah: Wawancara, observasi dan studi dokumentasi. Mengenai pelaksanaannya

dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Wawancara (Interview)

Moleong L. J (2010: 186) menyatakan bahwa wawancara adalah

percakapan dengan maksud tertentu.Percakapan dilakukan oleh dua pihak, yaitu

pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara

(interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan. Dengan kata lain

wawancara merupakan alat pengumpul data berupa informasi dengan cara

(19)

wawancara ialah untuk mengetahui apa yang terkandung dalam pikiran dan hati

orang lain, bagaimana pandangannya tentang dunia sekitar, yaitu hal-hal yang

tidak dapat kita observasi (Nasution, 2003: 73).

Wawancara dilakukan secara langsung pada pengelola atau penyelenggara

program, pemagang, permagang, dan tokoh masyarakat yang peduli terhadap

penyelenggaraan program Pendidikan Nonformal (PNF), khususnya program

pembelajaran magang pengrajin sarung adat Tolaki. Adapun data atau informasi

yang digali meliputi: 1) sistem pembelajaran magang, 2) proses pembelajaran

magang; 3) motivasi proses pembelajarannya, 4) hasil yang diperoleh selama

proses pembelajaran dan setelah selesai pembelajaran magang, 5) dampak yang

diperoleh selama proses dan setelah selesai mengikuti pembelajaran magang

sarung adat Tolaki.

2. Pengamatan (Observasi)

Observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara singkat dan

sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian. Mengamati dan

mencatat situasi keadaan situasi nyata yang dilakukan terhadap obyek penelitian,

Margono (2003:5). Adapun hal-hal yang diobservasi adalah sosial ekonomi

kemasyarakatan seperti tingkat pendidikan dan pendapatan masyarakat sebagai

lokasi penelitian, fasilitas dan kelengkapan sarana pendukung dan proses

penyelenggaraan pembelajaran magang.

M.Q. Patton (1980) dalam Nasution (2003: 59) mengemukakan manfaat

(20)

dapat memperoleh pandangan yang holistik atau menyeluruh; b) pengamatan

langsung memungkinkan peneliti menggunakan pendekatan induktif, jadi tidak

dipengaruhi oleh konsep-konsep atau pendangan sebelumnya. Pendekatan induktif

membuka kemungkinan melakukan penemuan atau discovery; c) peneliti dapat

melihat hal-hal yang kurang atau yang tidak diamati orang lain, khususnya orang

yang berada dalam lingkungan itu, karena telah dianggap “biasa” dan karena itu

tidak akan terungkapkan dalam wawancara; d) peneliti dapat menemukan hal-hal

yang sedianya tidak akan terungkapkan oleh responden dalam wawancara karena

bersifat sensitif atau ingin ditutupi karena dapat merugikan nama lembaga; e)

peneliti dapat menemukan hal-hal di luar persepsi responden, sehingga peneliti

memperoleh gambaran yang lebih komprehensif; f) dalam lapangan peneliti tidak

hanya dapat mengadakan pengamatan akan tetapi juga memperoleh kesan-kesan

pribadi, misalnya merasakan suasana situasi sosial.

Obsevasi yang diamati dalam penelitian ini, peneliti mencatat tentang

kejadian yang berlangsung sesuai dengan fokus permasalahan yang diteliti, yaitu

mengamati: 1) keadaan kehidupan subyek penelitian, 2) proses pembelajaran

magang, dan 3) motivasi subyek penelitian untuk mengikuti program

pembelajaran magang, 4) hasil belajar terhadap subyek penelitian, 5) dampak

pembelajaran terhadap subyek penelitian.

3. Studi Dokumentasi.

Sugiyono (2010:329) menjelaskan studi dokumentasi merupakan catatan

peristiwa yang sudah berlalu, berupa tulisan, gambar atau karya-karya

(21)

harian, sejarah kehidupan (life histories), cerita, biografi, peraturan,

kebijakan.Dokumen yang berbentuk gambar misalnya foto, gambar hidup, sketsa

dan lain-lain.Dokumen yang berupa karya misalnya karya seni, yang dapat berupa

gambar patung, film dan lain-lain. Studi dokumentasi juga dapat melengkapi

berbagai kepentingan dan menjadi nara sumber yang mendukung keakuratan data

yang telah diperoleh melalui teknik observasi dan wawancara.

[image:21.595.109.512.311.570.2]

Studi dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh data

gambaran umum program pembelajaran magang untuk meningkatkan pendapatan

komunitas perempuan. Data-data yang dikumpulkan adalah meliputi: 1) profil

usaha pengrajin sarung adat Tolaki di Desa Aneroro Kabupaten Konawe, 2) data

geografi, demografi maupun sosiografi Desa Ameroro Kecamatan Uepai

Kabupaten Konawe, 3) laporan penyelenggaraan program, 4) administrasi

kegiatan proses pembelajaran dan 4) data lain yang relevan untuk memperkaya

informasi dalam penelitian ini.

C. Lokasi dan Subyek Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini dilaksanakan pada kelompok usaha pengrajin tenun

sarung adat Tolaki di Desa Ameroro Kabupaten Konawe Propinsi Sulawesi

Tenggara.

2. Subjek Penelitian

(22)

demikian responden penelitian ini meliputi orang-orang keterlibatannya secara

langsung maupun tidak langsung dengan penyelenggaraan program pembelajaran

magang dengan jumlah keseluruhan subjek penelitian sebanyak 7 orang,

diantaranya: 4 orang pemagang, pengelola 1 orang, permagang1 orang dan 1

orang tokoh masyarakat dilingkungan pemagang.

Sanafiah Faisal (1990) dalam Sugiyono (2010: 303) sampel sebagai sumber

data atau informan sebaiknya memiliki kriteria sebagai berikut: 1) mereka yang

menguasai dan memahami sesuatu melalui proses enkulturasi, sehingga sesuatu

itu bukan sekedar diketahui, tetapi juga dihayati; 2) mereka yang tergolong masih

sedang berkecimpung atau terlibat pada kegiatan yang tengah diteliti; 3) mereka

yang mempunyai waktu yang memadai untuk diminta informasinya; 4) mereka

yang tidak cenderung menyampaikan informasi “kemasannya” sendiri; 5) mereka

yang pada mulanya tergolong “cukup asing” dengan penelitian sehingga lebih

menggairahkan untuk dijadikan semacam guru atau narasumber.

D. Langkah-Langkah Pengumpulah Data

Langkah-langkah pengumpulan data dalam penelitian merupakan prosedur

kerja yang dilakukan peneliti dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan

metode studi kasus mempunyai tahapan sebagai berikut:

1. Penetapan lokasi penelitian

Penelitian bertempat di Desa Ameroro Kabupaten Konawe Provinsi Sulawesi

Tenggara. Lokasi tersebut dipilih berdasarkan beberapa pertimbangan sebagai

(23)

yang penting untuk dikaji bahwa di Desa Ameroro Kabupaten Konawe telah

berlangsung proses pembelajaran magang dari generasi ke generasi,

khususnya di kalangan komunitas perempuan untuk meningkatkan

pendapatan mereka. Kedua, hinggga saat ini di Desa Ameroro Kabupaten

Konawe masing berlangsung proses pewarisan budaya sarung adat tolaki

secara berkelanjutan dan berimplikasi terhadap perbaikan ekonomi

masyarakat dan keluarga. Penelitian yang dilakukan ini untuk mengetahui

hasil dan dampak dari program pembelajaran magang sarung adat tolaki yang

hingga saat ini belum pernah diteliti, padahal informasi tersebut sangat

dibutuhkan dalam mengkaji keberadaan program pendidikan luar sekolah

dalam konteks perluasan pembelajaran magang melalui sumber belajar

berbasis lingkungan social-budaya setempat. Ketiga, adanya sambutan dari

pihak pemerintah daerah setempat dan tokoh masyarakat di Desa Ameroro

Kabupaten Konawe terhadap penelitian yang akan dilaksanakan sebagai

bahan dalam mengembangkan tradisi sarung adat tolaki ke depan sehingga

menjadi lebih kreatif dan bernilai ekonomi.

2. Setelah lokasi penelitian ditetapkan, peneliti berusaha memasuki lapangan

dengan mengadakan hubungan formal dan informal sebelumnya.

3. Mengidentifikasi responden yang terdiri dari komunitas perempuan, sumber

belajar, nara sumber, permagang, pengelola program, dan tokoh masyarakat.

4. Pengumpulan data dengan mencatat segala sesuatu yang terjadi di lokasi

(24)

Oleh karena data yang dikumpulkan oleh peneliti tidak terbatas pada

lingkungan kelompok belajar saja, tetapi juga pada lingkungan pekerjaan dan

keluarga, maka sumber data terdiri dari berbagai pihak. Dalam lingkungan

kelompok belajar, peneliti akan mewawancarai pengelola dan permagangyang

mengetahui perkembangan pemagang dari pertama kali mengikuti kegiatan

magang. Namun aspek yang diteliti akan lebih terarah pada perkemabangan

kognitif komunitas perempuan sebagai pemagang dari awal belajar hingga saat

ini. Sedangkan untuk perkembangan pemagang dalam ranah afektif dan

psikomotor akan diwawancarai pihak-pihak yang terlibat dalam lingkungan

pekerjaan pemagang, yaitu pengelola dan permagang langsung di lapangan yang

memberikan data secara dokumentatif mengenai perkembangan pemagang. Untuk

mendukung perkembangan pemagang di ranah afektif, peneliti juga akan

mewawancarai pihak yang berada di lingkungan keluarga pemagang.

Agar data dan informasi yang diperoleh terjamin dan dapat

dipertanggungjawabkan keabsahannya selama proses penelitian, maka dilakukan

tiga tahapan kegiatan sebagai berikut:

1. Member Check.

Hasil pengamatan dan wawancara yang terkumpul dan telah dituangkan

dalam bentuk laporan lapangaan didiskusikan hasilnya dengan responden untuk

diperiksa kebenarannya.

2. Triangulasi.

Untuk kebenaran informasi, diadakan triangulasi dimana informasi yang

(25)

diperoleh persamaan. Untuk keperluan triangulasi dan sebagai pelengkap

informasi dipergunakan tenaga informan, yaitu mereka yang dianggap dapat

memberikan informasi tambahan mengenai responden yang diteliti. Para

informan yang dimaksud pengelola, permagang, tokoh masyarakat dan pemagang

lainnya yang ada kaitannya dengan responden yang sedang diteliti.

3. Audit Trial.

Dimaksudkan untuk membuktikan kebenaran data yang ada dalam

penelitian sesuai dengan data yang dikumpulkan. Setiap informasi yang diperoleh

dicantumkan dalam laporan yang memuat dokumentasi peristiwa yang berurutan

sejak awal hingga akhir untuk menggambarkan proses pengumpulan data,

responden yang dipilih dan interprestasi hasil observasi.

E. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Nasution (1988) dalam Sugiyono (2010: 336) menyatakan analisis telah

mulai sejak merumuskan dan menjelaskan masalah, sebelum terjun ke lapangan,

dan berlangsung terus sampai penulisan hasil penelitian. Dengan kata lain

pengolahan dan analisis data dilakukan secara terus menerus dari awal penelitian

sampai pada penulisan laporan akhir penelitian.

Setelah data penelitian diperoleh peneliti melalui rekaman dan membuat

catatan dilapangan, melakukan member-check dengan subyek yang bersangkutan,

audit trail, melakukan triangulasi untuk mendapatkan keabsahan data, dan

(26)

Selanjutnya peneliti melakukan analisi data.Miles dan Huberman (1984)

dalam Sugiyono (2010: 337) mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data

kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai

tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data yang

dilakukan oleh peneliti yaitu:

1. Reduksi Data (data reduction).

Data yang diperoleh dilapangan jumlannya cukup banyak maka perlu

dicatat secara teliti dan rinci untuk itu perlu segera dilakukan analis data melaui

reduksi data. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,

memfokus pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang

yang tidak perlu. Dengan demikian data yang telah diperoleh akan memberikan

gambaran yang jelas setelah melakukan wawancara, observasi dan studi

dokumentasi pada subyek penelitian.

2. Penyajian Data (data display).

Penyajian data biasa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan,

hubungan antar kategori, dan sejenisnya sehingga menggambarkan keseluruhan

data penelitian. Dengan mendisplaykan data maka akan menudahkan peneliti

untuk memaknai data. Miles dan Huberman (1984) dalam Sugiono (2010:341)

menyarankan dalam melakukan display data, selain dengan teks naratif juga dapat

berupa, grafik, matrik, jejaring kerja (network) dan bagan (chart). Display data

(27)

3. Kesimpulan (Verication/canclsion drawing)

Langkah selanjutnya penarikan kesimpulan dan verivikasi. Kesimpulan

awal yang dikemukakan masih bersifat sementara dan akan berubah bila tidak

ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data

berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal

didukung oleh fakta-fakta yang valid dan konsisten maka kesimpulan yang

(28)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Kesimpulanpenelitianinidiarahkanuntukmenjawabpertanyaanpenelitian

yang diajukan.Jawaban-jawabantersebutkemudiandiuraikansebagaiberikut:

1. PerencanaanPembelajaranMagang Usaha TenunSarungAdatTolaki di DesaAmeroroUntukMeningkatkanKeterampilanFungsionalMenenun.

Perencanaan program magangteriridaribeberapatahapanyaitu: (a) persiapan

yang dilakukansebelumpembelajaran:

identifikasikebutuhanbelajarmasyarakatataucalonpemagang,

rekrutmencalonpemagang, persiapansaranadanprasaranadanbahan ajar atau KIT;

(b) pendekatan yang dilakukanolehpenglola agar

masyarakattertarikyaitupendekatankekeluargaan, melaluikepaladesa,

melaluikelompokdasawisma, majelistaklimdanarisan; (c)

mekanismepengalokasianwaktudantempat; (d) sasaran program.

Pengelola program magangtelahmenerapkanperencanaanpembelajaran

yang komprehensif, yaituperencanaan program yang

mampumengantisipasikebutuhan yang bervariasidanluas, untukjangkapanjang,

denganmenggunakansumber-sumber yang tersediadan paling

baikuntukmencapaitujuan-tujuan program pembelajaran.

Perencanaanpembelajaranmagangberfungsisebagaipedomanbagipenyeleng

(29)

Pendekatanmagang yang diterapkandalamperencanaanpembelajaran,

melibatkankomponenyaitu: penyelenggara, permagangdanpemagang.

Penyelenggaraberperansebagai motivator danfasilitator,

pembimbingpemagangdansumberbelajar lain dalampelaksanaanmagang,

penyelenggaradanpermagangmemberikanbekalsecarateoritis

(mengundangpemateri-pematerilain, praktisi) danpraktis (praktekdilokasimagang).

Perencanaan pembelajaran magang yang disusun berdasarkan pada

berbagai kebutuhan pemagang, melalui berbagai teknik identifikasi dan penentuan

prioritas pelaksanaan kegiatan. Adapun hal lain yang mendukung perencanaan

adalah minat dan keseriusan pemagang itu sendiri mengikuti program magang,

sehingga proses pembelajaran magang berjalan lancar, sesuai dengan minat,

kebutuhan dan kemandirian pemagang.

2. StrategiPembelajaranMagang Usaha TenunSarungAdatTolaki di DesaAmeroroUntukMeningkatkanKeterampilanFungsionalMenenun.

Strategipembelajaranmagangterdiridaribeberapatahapanyaitu: (a)

tahapanstrategipembelajaran yang terdiridaribeberapakomponenyaitu:

kegiatanpembelajaranpendahuluan, penyampaianinformasiataumateri,

partisipasipemagang, tes, dankegiatanlanjutan. (b) penerapanstrategipembelajaran;

(c) peranpermagang; (d) peranpemagang; (e) jenismetode yang digunakandan (f)

penerapanmetodepembelajarandalampembelajaranmagang.

Strategipembelajaran yang digunakandalam proses

(30)

sebagai orang dewasa.strategipembelajaranpartisipatifpada program magang yang

diterapkan, memberikan stimulant kepadapemagang agar lebihmandiri,

berfikirkonstruktifdanlebihpercayadiri.

Pengembangandiripemagangdalampendidikanluarsekolah, merupakansalahsatu

output agar pemagangmampumandiridanberfikirkritis.

Kemampuanpermagangmenjabarkanstrategipembelajaranmelaluimetode-metodepembelajaran, mampumenciptakankondisiatauiklimpembelajaran yang

dinamis. Pendekatanteacher centerataustudent center,

tidakmendominasisalahsatunya, melainkandisesuaikandengansituasi dan

kondisipemagang dan lingkunganpemagang, dan

cenderungdalampembelajaranmaganginimenggunakanpendekatanstudentcentered.

Melaluimetode-metodepembelajaran yang bervariasi, mewujudkanmotivasi dan

iklimbelajar yang nyaman, tidakmenjenuhkan. Terbukti secara empiris,

dalamkegiatanmaganginimenggabungkanbeberapametodepembelajaran,

diantaranyametodediskusi, metodepenugasan, metodecurahpendapat,

metodetanyajawab, kelompokkerjaataupraktikdanmetodedemonstrasi.

3. PenilaianPembelajaranMagang Usaha TenunSarungAdatTolaki di DesaAmeroroUntukMeningkatkanKeterampilanFungsionalMenenun.

Tahapevaluasimerupakanupayapenilaianuntukmengetahuikemampuanpem

agang.Padatahapini, ditempuhtigalangkahevaluasi, diantaranya :

a. Penilaian awal, bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pemagang

(31)

b. Penilaian proses, adalahkegiatan yang

dilakukanuntukmengetahuisejauhmanapemagangmampumemahamisertameng

uasaitentangmateri yang disampaikanpada proses pembelajaran.

c. Penilaianakhir, adalahkegiatan yang

dilakukanuntukmengetahuisejauhmanapemagangmampumemahamisertameng

uasaitentangmateri yang disampaikanpadaakhir program pembelajaran.

4. HasilPembelajaranMagang Usaha TenunSarungAdatTolaki di DesaAmeroroUntukMeningkatkanKeterampilanFungsionalMenenun

Hasil pembelajaran magangadalahlulusan yang

mampubekerjamandiridanberpenghasilan,

pendapatandiperolehdarihasilbelajarpemagang.

Peningkatanpendapatanpadahakekatnyamerupakanakibatdariadanyaketerampilank

erja yang didukungdenganmotivasi internal pemagang,

memanfaatkanketerampilanfungsionalsebagaisolusimemecahkanpermasalahanpen

dapatan.

B. Rekomendasi

Berdasarkanhasilpenelitian, adabeberapahal yang

perludirekomendasikanuntukdijadikanbahanpertimbangansertamasukanbagipihak

yang akanmelaksanakanpembelajarandenganpendekatanmagangsebagaiberikut:

1. PengeloladanPermagang

(32)

pembelajaranmagang.Mengingatbanyakkomponen yang

terlibatdalampelaksanaanmagang, adabeberapahal yang

seyogianyadiperhatikanantara lain:

hendaknyaperludiupayakanpenciptaankerjasama yang

harmonisantarapenyelenggaradanduniausaha, dalamhaliniparapengusaha lain.

Ketikaperencanaanpembelajaranhendaknyadibuatdesainpembelajaran,

haliniuntukmemudahkan proses evaluasi, agar pemaganglebihbersemangat.

2. Pemagang

Bagi pemagang, ada beberapa komponen yang perlu diperhatikan

diantaranya: a) Pemagangharus lebih banyak membaca buku-buku, mencari tetang

motif-motif baru atau desain terbaru untuk tenunan, b) berusaha untuk mencari

relasi atau kemitraan yang mampu mendukung usaha pemagang, c) berusaha

untuk memanfaatkan peluang-peluang untuk pengembangan usaha dan mencari

informasi-informasi terbaru seperti ikut serta dalam kegiatan-kegiatan pameran, d)

perlumenjalinkemitraandenganlembagaswastadanpengusahalain, penyalur,

toko-toko, agar bersediamenjadipenyalurproduk-produkhasiltenunpemagang,

sehinggapemaganglambatlaunmampumandiridalamberusaha.

3. PenelitiSelanjutnya

Untukpenelitiselanjutnya,

hendaknyadapatmengkajidanmenalaahmasalah-masalahmengenaipendekatanmagangsecaralebihspesifiktentang industry kreatif

yang dapatdikembangkandilokasimagang, aspekpemasaranataustrategipemasaran

(33)

dianggapefektif.Bentukpendampinganusahadanpenguatanusahadibidangpermodal

an yang mendukungusahakecilmenengah (UKM).

Demikian beberapa saran yang penulis sampaikan, maksud dari saran ini

merupakan masukan-masukan penulis sebagai peneliti. Apabila ada kata-kata

yang kurang berkenan, penulis menghaturkan permohonan maaf yang

(34)

DAFTAR PUSTAKA

Abdulhak,I., (2000).Metodologi Pembelajaran Orang Dewasa, Bandung : Andira.

Abdulhak, I. (1990). Program Kejar Paket A dalam Hubungannya dengan Motivasi

Mengikuti Pendidikan Lanjutan dan Meningkatkan Pendapatan. Thesis

pada program pasca Sarjana IKIP. Jakarta : Tidak diterbitkan

Abin,S.M. (2003). PsikologiPendidikan. Bandung: RosdaKaryaRemaja.

Alma, B (2007). Kewirausahaan, Bandung :Alfabeta

Anwar (2006).PendidikanKecakapanHidup (Life Skills Education). Bandung :Alfabeta.

Depdikbud (1991).KamusBesarBahasa Indonesia, Depdikbud :BalaiPustaka.

DimyatidanMudjino (1999).BelajardanPembelajaran, Jakarta: RinekaCipta.

Mulyasa, E.(2003). KurikulumBerbasisKompetensi. Konsep;

KarakteristikdanImplementasi.Bandung : P.T. RemajaRosdakarya.

Mulyasa, E. (2004). ImplementasiKurikulum 2004; PanduanPembelajaran KBK.Bandung : P.T. RemajaRosdakarya.

Faisal, S (1981).PendidikanLuarSekolahdalamSistemPendidikandan

Pembangunan Nasional,Surabaya : Usaha Nasional.

Feldman, R. (2003).Essentials ofUnderstanding Psychology. New York: McGraw-Hill Companies

Herdawardi(2001).StuditentangDampakPelatihanKeterampulanKerjaKejuruanPe

rtanianterhadapKemampuanBerwirausaha.Tesis UPI Bandung :tidakditerbitkan

Hergenhahn, B.R. (1976).An Introduction to Theories of Learning. New Jersey: Prentice-Hall, Inc.

Kamil, M. (2006).Pengembangan Model

MagangdalamMeningkatkanKemandirianBelajar.Disertasi. Bandung: SPS

UPI.

(35)

Knowles, M. (1975).Self Direcid Learning: a guide for learneis and teachers. Chicago: Association Press and Folled Publishing Company.

Kusnadi (2005).PendidikanKeaksaraan, Jakarta

:DepartemenPendidikanNasionalDirjen PLS.

Lieb, Stephen (1991).Principles of Adult

Learning.http://honolulu.hawaii.edu/intranet/committees/FacDevCom/gui

debk/teachtip/adults-2.htm

Matlin, M.W. (1998).Cognition. Orlando: Harcourt Brace & Company

Margono.(2003). MetodologiPenelitianKependidikan. Jakarta: RinekaCipta

Moleong, L. J. (2010). MetodelogiPenelitiaanKualitatifedisirevisi. Bandung: RemajaRosdakarya.

Moekijat (1993).EvaluasiPelatihanDalamRangkaPeningkatanProduktivitas

Perusahaan. Bandung :MandarMaju

Mulyana, E. (2008). Model TukarBelajar (Learning Exchange) dalamPerspektifPendidikanLuarSekolah (PLS),Bandung :Alfabeta.

Nurhayati, N. (2005).

PemanfaatanHasilPelatihanKeterampilanKejuruanPertanianOlehLulusanBl kpLembangDalamMeningkatkanKemampuanBerwirausaha Di DesaSindanglakaKecamatanKarangtengahKabupatenCianjur.Skripsi PLS

FIP UPI Bandung :tidakditerbitkan.

Nasution, S. (2003).MetodePenelitianNaturalistikKualitatif. Bandung: Tarsito.

Sagala, S. (2008).KonsepdanMaknaPembelajaran. Bandung: Alfabeta

Sagala, S.(2009). KonsepdanMaknaPembelajaran. Bandung: Alfabeta

Sagala, S.(2010). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Senjaya, W. (2008).Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan. Jakarta : Prenada Media Group.

(36)

Sudjana, D. (2000). PendidikanLuarSekolah. Bandung: Fallah Production.

Sudjana, D. (2004). PendidikanNonformal: Wawasan, SejarahPerkembangan,

FalsafahdanPendukung. Bandung: Falah Production.

Sudjana, D, (2010).Strategi Pembelajaran, Bandung : Falah Production

Sugiyono. (2010). MetodePenelitianPendidikanPendekatanKuantitatif, kualitatif

dan R&D. Bandung: PenerbitAlpabeta.

Suharyadi, dkk (2007).Kewirausahaan,Bandung :Grafindo.

Trianto.(2009). Mendesain Model PembelajaranInovatifProgresif. Jakarta: kencana

Trisnamansyah, S. (1984).PengaruhMotif Berafiliasi,

KeterbukaanBerkomunikasi, Persepsidan Status SosialEkonomiterhadapPerilaku Modern Petani. Desertasi.PPS IKIP

Bandung.

Trisnamansyah, S. (1986).PerubahanSikapdanPerubahanSosialdalamKonteks

Pembangunan danModernisasi. Bandung: FIP-IKIP.

Tyler, Ralph W. (1973). Basic Principles of Curriculum and Instruction. London: Lowe and Brydone (Printers) Ltd

Undang-UndangRepublik Indonesia No 20 Tahun 2003

tentangSistemPendidikanNasional.Jakarta :SinarGrafika.

Winarsih, Wiwin (2002).

StudiKasusKewirausahaanAnakJalananPascaPelatihanKewirausahaanTaru naMandiri di RumahSinggahYayasanLimasKab. Bandung, Skripsi PLS UPI

Bandung: tidakditerbitkan.

SumberDepartemen:

PeraturanPemerintahnomor 19.Tentang StandarNasionalPendidikan. Jakarta: SinarGrafik

PeraturanMenteriPendidikanNasionalNomor

(37)

Undang-UndangRepublik Indonesia No 20 Tahun 2003.TentangSistemPendidikanNasional.Jakarta :SinarGrafik.

Sumber Internet:

Kamil, M. (2010).AngkaKemiskinan. Tersedia: http://bamosya.blogspot.com

Miftahuddin. Model PembelajaranLearning By Doing. Tersedia: http://miftahuddin86.blogspot.com

Satori. (2004). Konsep Life Skill.Tersedia: www.google/lifeskills

Satori. (2004).Tentang Life Skill.Tersedia: www.alumnisalifeskill.htm

Satori. (2004).Konsep Life Skill.Tersedia: www.google/lifeskills

Bloom, B. (2011).Taksonomi Bloom DalamAplikasiPendidikan.Tersedia:

http://www.psychologymania.com

Edgar Dale. SegitigaEdgal DalePengalamanBelajar.Tersedia:

http://www.en.wikipedia.org/wiki/Edgar_Dale

Lieb, Stephen (1991).Principles of Adult

Learning.http://honolulu.hawaii.edu/intranet/committees/FacDevCom/guide

bk/teachtip/adults-2.htm

Wikipedia.KonsepPembelajaran. Tersedia: http://www.wikipedia.org

SumberJurnal :

Hodidjah,dkk (2009).MagangKewirausahaanPada Industry

MendongBagiMahasiswaUpiSebagaiTindakLanjut Program KWU.

Bandung: Jurnal PGSD UPI

Kismini, E. (2011). UpayaMengatasiKemiskinan di

PedesaanMelaluiPemberdayaanKelompokBina Usaha (KasusKelompokTaniTernakDesaNogosarenKecamatanGetasanKab.Sema rang).JurnalKomunitas. Vol.5 No 2 September.

(38)

Tocharman, M. (2009).MagangKewirausahaanpadaIndustriSebagai Model PembelajaranKolaborasidalamMeningkatkanKompetensiAkademisMahasi swa.Bandung: Jurnal FPBS UPI

Untari, S. (2009).PemberdayaanPerempuanOlehOrganisasiAkarRumput

(KasusPeranKoperasiKelompokPengajian di

DesaSriwulanKabupatenDemak). JurnalForum IlmuSosial, Vol.36 No 1

Gambar

gambaran umum program pembelajaran magang untuk meningkatkan pendapatan

Referensi

Dokumen terkait

Pada penelitian ini, data yang diperoleh adalah berdasarkan hasil penilaian asesmen teknik dasar passing bola voli ( passing atas dan passing bawah) yang diisi

[r]

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa total nilai seluruh jawaban 1.441 dengan 1.225 nilai jawaban mengatakan sangat setuju (SS), 204 nilai jawaban mengatakan setuju (S),

Uji serologi antibodi anti anti-idiotipe (Ab 3 ) dengan uji HI sebagai berikut: sebanyak 25 µl PBS dimasukkan ke dalam setiap lubang pada microplate 96 lubang, kemudian

Porositas pada permukaan resin akrilik akibat dari penguapan monomer yang tidak bereaksi, serta polimer dengan berat molekul rendah, bila temperatur resin mencapai atau melebihi

Sunarto dan Hartono (Rosita, 2013) mengungkapkan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi keterampilan sosial anak adalah lingkungan anak. Interaksi sosial terbentuk

Mengklasifikasikan khutbah Thariq bin Ziyad pada saat penaklukan Andalusia kepada penggolongan nilai sosiologi sastra yang terdiri dari nilai moral, nilai religius dan kritik

Untuk penelitian selanjutnya, dicoba untuk mencari nilai perpindahan kalor maksimal dari alat penukar kalor yang memiliki variasi kemiringan baffle tersebut, dengan memvariasikan