• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DEMONSTRASI BERBASIS COOPERATIVE LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA DIKLAT ILMU UKUR TANAH DASAR SISWA TINGKAT I DI SMK NEGERI 6 BANDUNG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DEMONSTRASI BERBASIS COOPERATIVE LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA DIKLAT ILMU UKUR TANAH DASAR SISWA TINGKAT I DI SMK NEGERI 6 BANDUNG."

Copied!
54
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DEMONSTRASI BERBASIS

COOPERATIVE LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

PADA MATA DIKLAT ILMU UKUR TANAH DASAR SISWA TINGKAT I DI SMK NEGERI 6 BANDUNG

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan

Oleh

EVODIUS SAPTA PUTRA

(2)

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DEMONSTRASI BERBASIS

COOPERATIVE LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

PADA MATA DIKLAT ILMU UKUR TANAH DASAR SISWA TINGKAT I DI SMK NEGERI 6 BANDUNG

Oleh Silvisius Rian

Sebuah Skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Teknik Bangunan Fakultas Pendidikan Teknologi dan

Kejuruan

© Evodius Sapta Putra 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DEMONSTRASI BERBASIS

COOPERATIVE LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

PADA MATA DIKLAT ILMU UKUR TANAH DASAR SISWA TINGKAT I DI SMK NEGERI 6 BANDUNG

Oleh

EVODIUS SAPTA PUTRA

0707326

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:

Pembimbing I

Drs. Ris R. Mulyana, M.Pd. NIP. 19491228 198101 1 001

Pembimbing II

Drs. Anto Rianto Hermawan

NIP. 19640429 199302 1 001 Mengetahui,

Ketua Jurusan

(4)
(5)

ABSTRAK

Pengaruh Metode Pembelajaran Demonstrasi Berbasis Cooperative Learning Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Diklat Ilmu Ukur Tanah Dasar

Siswa Tingkat I di SMK Negeri 6 Bandung

Evodius Sapta Putra 0707326

Proses pembelajaran yang ada di SMK Negeri 6 Bandung, khususnya pada mata diklat ilmu ukur tanah dasar memiliki beberapa permasalahan diantaranya adalah kurangnya pemahaman siswa terhadap bahan ajar, kurangnya interaksi antara guru dengan siswa maupun siswa dengan siswa, kurangnya keaktifan siswa, situasi yang tidak kondusif, dan Kurangnya motivasi belajar siswa. Melihat permasalahan tersebut maka dilaksanakan penelitian yang tujuannya adalah untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan antara metode pembelajaran demonstrasi berbasis cooperative learning dengan metode pembelejaran demonstrasi berbasis konvensional yang dilihat dari peningkatan hasil belajar siswa yang dianalisis berdasarkan nilai N-Gain.

Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode ekperimen semu (quasi experimental design) dengan desain nonequivalent control group design. Penelitian dilakukan pada siswa-siswi kelas X (X TKK-1 dan X TGB-2) di SMK Negeri 6 Bandung pada mata diklat Ilmu Ukur Tanah Dasar. Masing-Masing terdiri dari kelompok kontrol (metode demonstrasi berbasis konvensional), yaitu kelas X TGB-2 dengan jumlah siswa 37 orang dan kelompok eksperimen (metode demonstrasi berbasis cooperative learning), yaitu kelas X TKK-1 dengan jumlah siswa 36 orang.

Hasil Penelitian berdasarkan analisis data N-Gain yang dilakukan menunjukkan rata-rata peningkatan hasil belajar siswa ranah kognitif pada kelas eksperimen dikategorikan memiliki peningkatan rata-rata N-Gain tinggi sedangkan pada kelas kontrol dikategorikan sedang.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan metode demonstrasi berbasis cooperative learning lebih baik dibandingkan dengan metode pembelajaran demonstrasi berbasis konvensional. Hal ini dapat dilihat dari perolehan rata-rata peningkatan hasil belajar.

(6)

ABSTRACT

The Influence of Learning Methods – Based Cooperative Learning Demonstrations Against The Results of Students Learning on Surveying

Training Basic Level I Students in SMK Negeri 6 Bandung

Evodius Sapta Putra 0707326

The learning Process in SMK Negeri 6 Bandung, especially in training ground surveying has some problems such as a lack of understanding of student learning materials, the lack of interaction between teachers and students as well as students with students, the lack of activeness of students, a situation not conducive, and lack of learning motivation of students. Because of these problems, so coarried out a research which the goal is to find out if there is a difference between learning methods-based cooperative learning demonstrations with method learning demonstration-based conventional views of increased student learning outcomes were analyzed based on the value of N-Gain.

Method of research that is used in this research is a quasiexperimental design with nonequivalent control group design. The research carried on students of X class (X TKK-1 and X TGB-2) SMK 6 Bandung in training ground surveying. Each consisting of a control group (method learning demonstration-based conventional) that the X TGB 2 class with 37 students and experiment group (learning methods-based cooperative learning demonstrations) that the X TKK 1 class with 36 students.

Research results based on the data analysis of N-Gain do show an average improvement of student learning outcomes in the cognitive domain of experimental class categorized have increased the average N-Gain high whereas the control classes are categorized under.

Based on the results of the study it can be concluded that learning with the method of demonstration-based cooperative learning is better compared to the conventional method of learning-based demonstrations. It can be seen from the increase in average earnings outcomes of learning.

(7)

DAFTAR ISI

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka ... 9

2.1.1 Model Pembelajaran... 9

2.1.1.1Pengertian Pembelajaran ... 9

2.1.1.2Pengertian Model Pembelajaran ... 10

2.1.1.3Model Pembelajaran Kooperatif ... 11

2.1.2 Metode Pembelajaran Demonstrasi... 16

2.1.2.1Pengertian Metode Pembelajaran ... 16

2.1.2.2Kedudukan Metode dalam Belajar Mengajar ... 17

2.1.2.3Prinsip-Prinsip Pemilihan dan Penentuan Metode ... 18

2.1.2.4Metode Demonstrasi ... 20

2.1.3 Model Pembelajaran Konvensional ... 25

2.1.3.1Pengertian Model Pembelajaran Konvensional ... 25

2.1.3.2Ciri-Ciri Pembelajaran Konvensional ... 25

2.1.3.3Tahap-Tahap Model Pembelajaran Konvensional ... 26

(8)

2.3 Anggapan Dasar dan Hipotesis ... 31

2.3.1 Anggapan Dasar ... 31

2.3.2 Hipotesis ... 31

2.3.2.1Pengertian Hipotesis... 31

2.3.2.2Jenis-Jenis Hipotesis ... 32

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian ... 33

3.2 Desain Penelitian ... 33

3.3 Variabel dan Paradigma Penelitian ... 35

3.3.1 Variabel Penelitian ... 35

3.3.2 Paradigma Penelitian ... 36

3.4 Data dan Sumber Data ... 37

3.8 Analisis Instrumen Penelitian ... 41

3.8.1 Uji Validitas ... 42

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Data Hasil Penelitian ... 57

4.1.1 Data Kelas Kontrol ... 58

(9)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ... 83 5.2 Saran……… ... 83

(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Pencapaian KKM Siswa Kelas X SMKN 6 Bandung Tahun

Ajaran 2012/2013 ... 4

Tabel 2.1 Fase-Fase Pembelajaran Kooperatif... 14

Tabel 2.2 Jenis, Indikator dan Cara Evaluasi hasil Belajar ... 28

Tabel 3.1 Jumlah Populasi Penelitian ... 38

Tabel 3.2 Rata_rata Perolehan Nilai Ilmu Ukur Tanah Dasar ... 39

Tabel 3.3 Perhitungan Korelasi dengan Program Anates ... 43

Tabel 3.4 Uji Validitas Soal ... 44

Tabel 3.5 Klasifikasi Reliabilitas ... 45

Tabel 3.6 Klasifikasi Tingkat Kesukaran ... 46

Tabel 3.7 Uji Tingkat Kesukaran Anates ... 47

Tabel 3.8 Klasifikasi Daya Pembeda ... 48

Tabel 3.9 Uji Daya Pembeda Anates ... 48

Tabel 3.10 Rekapitilasi Uji Daya Pembeda ... 49

Tabel 3.11 Klasifikasi Nilai N-Gain ... 50

Tabel 4.1 Nilai Rata-Rata Kelas Kontrol ... 67

Tabel 4.2 Nilai Rata-Rata Kelas Eksperimen ... 68

Tabel 4.3 Nilai N-Gain Ranah Kognitif ... 70

Tabel 4.4 Uji Normalitas Pre-test Kelas Kontrol... 71

Tabel 4.5 Uji Normalitas Pre-test Kelas Eksperimen ... 72

Tabel 4.6 Uji Normalitas Post-test Kelas Kontrol ... 73

Tabel 4.7 Uji Normalitas Post-test Kelas Eksperimen... 74

Tabel 4.8 Uji Normalitas N-Gain Kelas Kontrol ... 75

Tabel 4.9 Uji Normalitas N-Gain Kelas Eksperimen... 76

Tabel 4.10 Hasil Uji Homogenitas Data Pre-test... 77

Tabel 4.11 Hasil Uji Homogenitas Data Post-test ... 77

Tabel 4.12 Hasil Uji Homogenitas Data N-Gain ... 77

Tabel 4.13 Uji T Data Pre-test ... 78

Tabel 4.14 Uji T Data Post-test... 79

(11)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Pelaksanaan Pre-test kelas kontrol ... 58

Gambar 4.2 Penyampaian Materi Pada kelas kontrol ... 59

Gambar 4.3 Pelaksanaan post-test kelas kontrol ... 60

Gambar 4.4 Pelaksanaan pre-test kelas Eksperimen... 60

Gambar 4.5 Penyampaian Materi Pada Kelas Eksperimen ... 61

Gambar 4.6 Proses Demonstrasi Pada Kelas Eksperimen ... 62

Gambar 4.7 Proses Demonstrasi yang Dilakukan Oleh Siswa Sesuai dengan Kelompok Masing-Masing Pada Kelas Eksperimen ... 62

Gambar 4.8 Siswa Secara Berkelompok Menyelesaikan Suatu Permasalahan yang Sering Terjadi Dalam Suatu Pengukuran ... 63

(12)

DAFTAR BAGAN

Bagan 3.1 Macam-Macam Metode Eksperimen ... 34

Bagan 3.2 Desain Penelitian Eksperimen Semu ... 34

Bagan 3.3 Hubungan Antar Variabel Penelitian ... 36

(13)

DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.1 Presentase Kelulusan Pre-test... 65

Grafik 4.2 Nilai Rata-Rata Pre-test Kelas Kontrol dan Eksperimen ... 65

Grafik 4.3 Presentase Kelulusan Post-test ... 66

Grafik 4.4 Nilai Rata-Rata Post-test Kelas Kontrol dan Eksperimen ... 67

Grafik 4.5 Perbandingan Nilai Rata-Rata Pre-test dan Post-test Kelas Kontrol ... 67

Grafik 4.6 Perbandingan Nilai Rata-Rata Pre-test dan Post-test Kelas Kontrol ... 68

Grafik 4.5 Presentase N-Gain Kelas Eksperimen ... 69

(14)

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN A BAHAN AJAR

A.1 Silabus ... ... 1

A.2 RPP Kelas Eksperimen ... 4

A.3 RPP Kelas Kontrol ... ... 9

A.4 Bahan Ajar ... 13

LAMPIRAN B INSTRUMEN B.1 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian... .. 19

B.2 Kisi-Kisi Soal ... 21

B.3 Soal Pre-test ... 25

B.4 Soal Post-test ... 27

B.5 Kunci Jawaban ... 29

LAMPIRAN C PENGUJIAN INSTRUMEN C.1 Lembar Judgement Experts... ... 32

LAMPIRAN D HASIL PENSKORAN INSTRUMEN D.1 Pengujian Instrumen ... 33

D.2 Perolehan Nilai Pretest dan Posttest Kelas Kontrol ... 39

D.3 Perolehan Nilai Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen ... 40

D.4 Uji N-Gain ... ... 41

D.5 Uji Normalitas Kelas Kontrol ... 46

D.6 Uji Normalitas Kelas Eksperimen... ... 49

D.7 Uji Homogenitas Varians ... 52

D.8 Uji Hipotesis... ... 55

LAMPIRAN E TABEL-TABEL PENELITIAN E.1 Tabel Nilai-Nilai Dalam Distribusi T ... 57

E.2 Tabel Nilai-Nilai Chi Kuadrat... ... 58

E.3 Tabel Nilai-Nilai Untuk Distribusi F ... 59

LAMPIRAN F SURAT-SURAT DAN LEMBAR BIMBINGAN SKRIPSI

F.1 Surat Keputusan Penunjukan Dosen Pembimbing F.2 Surat Permohonan Pelaksanaan Penelitian

(15)

F.5 Berita Acara Seminar 1

F.6 Surat Permohonan Pelaksanaan Seminar 2 F.7 Berita Acara Seminar 2

(16)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Pembelajaran adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara sadar dan sengaja. Menurut Sanjaya (2006:102) “Pembelajaran adalah usaha siswa mempelajari bahan pelajaran sebagai akibat dari perlakuan guru. Proses pembelajaran siswa tidak terlepas dari perlakuan guru, yang membedakannya

hanya terletak pada peranannya saja”. Pembelajaran pada dasarnya merupakan

upaya pendidikan untuk membantu peserta didik melakukan kegiatan belajar. Tujuan pembelajaran adalah terwujudnya efisiensi dan efektifitas kegiatan belajar yang dilakukan peserta didik. Corey (Sagala, 2010:61) mengatakan bahwa:

Pembelajaran adalah suatu proses dimana lingkungan seorang secara disengaja dikelola untuk memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam kondisi-kondisi khusus atau menghasilkan respon terhadap situasi tertentu, pembelajaran merupakan subset khusus dari pendidikan.

Proses pembelajaran setidaknya harus melibatkan dua komponen yang saling terkait satu sama lain, yaitu teachers (pendidik) dan learners (peserta didik). Kedua komponen tersebut satu sama lain saling terkait untuk menciptakan interaksi edukatif guna mencapai suatu tujuan pendidikan. Satu sama lain harus memiliki sense yang sama. Guru sebagai pendidik berusaha bagaimana mendidik dan menyampaikan materi ajar dengan baik, sedangkan siswa (peserta didik) sebagai pembelajar harus mengimbangi dengan menjadi pelajar yang baik dan mampu memposisikan diri sesuai tugas dan fungsinya, untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.

Menurut UU No. 19 Tahun 2005 pasal 19 ayat 1 bahwa standard proses pendidikan nasional adalah :

(17)

Guru sebagai tenaga pendidik dalam proses pendidikan memiliki peran yang sangat penting dalam peningkatan kualitas pendidikan serta penerapan proses pembelajaran seperti apa yang akan dilaksanakan karena merekalah yang bersentuhan langsung dengan peserta didik. Mau jadi seperti apa peserta didik (learners) sangat tergantung pada sentuhan tangan-tangan para pendidik. Tentu

hal tersebut menjadi tugas sekaligus beban yang cukup berat bagi sosok guru, bagaimana membuat siswa belajar dan menjadikan mereka pelajar yang sesuai amanat UU No. 19 Tahun 2005 pasal 19 ayat 1. Salah satu upaya sederhana dan nyata yang harus dilakukan oleh guru adalah be competent and professional teachers. Indikatornya adalah guru diharapkan mampu berkreasi dan berinovasi

menciptakan proses dan nuansa belajar yang menyenangkan, menginspirasi dan memotivasi peserta didik. Seorang tenaga pendidik (guru) harus dapat menciptakan suasana belajar yang efektif, yaitu menyenangkan dan bermakna guna mencapai tujuan pendidikan. Oleh karena itu diperlukan pengembangan pendekatan-pendekatan pembelajaran, model-model pembelajaran dan metode-metode pembelajaran yang dapat diterapkan kepada peserta didik secara optimal sehingga seluruh potensi peserta didik dapat digali yang nantinya dapat berguna bagi diri sendiri, masyarakat dan bangsanya.

Dari berbagai macam metode mengajar yang ada, perlu diketahui bahwa tidak ada satu metode pun yang dianggap paling baik diantara metode-metode yang ada. Tiap metode mempunyai karakteristik tertentu dengan segala kelebihan dan kelemahan masing-masing. Suatu metode mungkin baik untuk suatu tujuan tertentu, pokok bahasan maupun situasi tertentu, tetapi mungkin tidak tepat untuk situasi yang lain. Demikian pula suatu metode yang dianggap baik untuk suatu pokok bahasan yang disampaikan tenaga pendidik tertentu, kadang-kadang belum tentu berhasil dibawakan oleh tenaga pendidik lainnya.

(18)

interaksi yang edukatif antara guru dan siswa. Kurang responsifnya siswa sangat di pengaruhi oleh metode pembelajaran yang diterapkan oleh guru selaku pengajar dalam kegiatan proses belajar mengajar sehingga mengakibatkan rendahnya perolehan hasil belajar siswa. Oleh karena itu, mengacu pada hal diatas peneliti mencoba menerapkan metode pembelajaran yang dapat memancing reaksi siswa agar lebih responsif dalam proses belajar mengajar serta menciptakan suasana pembelajaran yang relevan dengan standar proses pembelajaran pendidikan nasional yang tertuang dalam Undang-Undang No. 19 Tahun 2005 pasal 19 ayat 1. Adapun metode pembelajaran yang akan diterapkan adalah metode demonstrasi yang berbasis cooperative learning.

Sagala (2010:210) mengemukakan bahwa :

metode demonstrasi ialah metode yang digunakan oleh seorang guru atau orang luar yang sengaja didatangkan atau murid sekalipun untuk mempertunjukkan gerakan-gerakan suatu proses dengan prosedur yang benar disertai keterangan-keterangan kepada seluruh dunia.

Abdulhak (2000:61) mengatakan “metode demonstrasi adalah suatu cara pembelajaran untuk menyampaikan informasi tentang peragaan sesuatu proses,

atau memperlihatkan hasil kegiatan”. Metode ini biasanya berkenaan dengan

tindakan-tindakan atau prosedur yang dilakukan, misalnya: proses mengerjakan sesuatu, membandingkan suatu cara dengan cara lain, untuk mengetahui / melihat kebenaran sesuatu.

Johnson dan Johnson (Isjoni,2009:63) mengemukakan bahwa “pembelajaran

kooperatif adalah mengerjakan sesuatu secara bersama-sama dengan saling membantu satu sama lainnya sebagai satu tim untuk mencapai tujuan bersama”. Pembelajaran kooperatif berarti juga belajar bersama-sama, saling membantu antara yang satu dengan yang lain dalam belajar dan memastikan setiap orang berkelompok mencapai tujuan atau tugas yang telah ditentukan.

(19)

sekaligus mempunyai kesempatan untuk membelajarkan siswa yang lain. Proses pembelajaran kooperatif akan mampu menstimulasi dan menggugah potensi siswa secara optimal dalam suasana belajar dalam sebuah komunitas/kelompok.

Memperhatikan pengertian metode dan model pembelajaran di atas, maka peneliti akan mengaplikasikan kedua hal tersebut dalam suatu kegiatan belajar mengajar dengan harapan dapat menciptakan suasana belajar mengajar yang aktif, kreatif, kondusif, menyenangkan, dan lebih responsif. Guna mencapai tujuan belajar mengajar yang diharapkan munculnya inovasi dibidang pendidikan sangat penting dilakukan. Dapat dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan inovasi dibidang pendidikan adalah usaha mengadakan perubahan dengan tujuan untuk memperoleh hal yang lebih baik dalam bidang pendidikan.

Berdasarkan data yang penulis dapatkan di SMK Negeri 6 Bandung program keahlian Teknik Konstruksi Kayu dan Teknik Gambar Bangunan kelas X menunjukkan bahwa 92,35 % dari 183 siswa masih belum mampu mencapai KKM pada kompetensi Dasar Melaksanakan Pengukuran Beda Tinggi dengan PPD (nilai KKM 75), bagi siswa yang mendapatkan nilai kurang dari 75 diwajibkan untuk mengikuti perbaikan. Data hasil belajar siswa tersebut diperoleh dari dokumen hasil evaluasi nilai siswa kelas X Tahun Ajaran 2012/2013.

Tabel 1.1. Nilai Kompetensi Ilmu Ukur Tanah Dasar

Siswa Kelas X SMKN 6 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013

(20)

guru, proses belajar yang tidak kondusif, kurangnya motivasi belajar siswa, serta metode pembelajaran yang bersifat satu arah sehingga menyebabkan siswa menjadi kurang aktif dalam proses belajar dan hal ini menyebabkan kecenderungan akan pemahaman siswa terhadap bahan ajar tidak dapat diketahui secara pasti.

Berkaitan dengan metode pembelajaran yang peneliti lihat di SMK Negeri 6 Bandung tersebut, khususnya pada mata diklat Ilmu Ukur Tanah Dasar, peneliti merasa perlu untuk melakukan penelitian yang mengkaji dan menelusuri penerapan pembelajaran kompetensi guna meningkatkan hasil belajar peserta didik pada mata diklat yang bersangkutan. Pengembangan potensi dan pengetahuan peserta didik tersebut diukur dari hasil belajar peserta didik. Berdasarkan pemikiran di atas, penulis memilih judul penelitian:

Pengaruh Metode Pembelajaran Demonstrasi Berbasis Cooperative

Learning Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Diklat Ilmu Ukur

Tanah Dasar Siswa Tingkat I di SMK Negeri 6 Bandung”.

1.2Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah adalah usaha untuk mengungkap sumber- sumber masalah dengan segala faktor yang mempengaruhinya sehingga dapat masalah yang sebenarnya.

Adapun Identifikasi masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Kurangnya pemahaman siswa terhadap bahan ajar mata diklat Ilmu Ukur Tanah Dasar.

2. Proses pembelajaran yang monoton dan hanya berpusat pada guru saja. 3. Kurangnya interaksi antara guru dengan siswa maupun siswa dengan

siswa

(21)

5. Situasi yang tidak kondusif, terlihat dari adanya siswa yang tidak memperhatikan dan mengantuk saat kegiatan belajar mengajar berlangsung.

6. Kurangnya motivasi belajar siswa dalam mengikuti mata diklat Ilmu Ukur Tanah Dasar.

1.3Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah mempunyai peranan penting dalam suatu penelitian untuk menghindari meluasnya permasalahan yang akan dikaji. Adapun yang menjadi batasan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Subjek penelitian adalah peserta didik kelas X Kompetensi Keahlian Teknik Konstruksi Kayu dan Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 6 Bandung yang mengikuti mata diklat Ilmu Ukur Tanah Dasar, khususnya siswa kelas X TKK-1 dan X TGB-2.

2. Mata diklat yang menjadi bahan pengajaran untuk melakukan penelitian adalah mata diklat Ilmu Ukur Tanah dasar dengan kompetensi dasar melaksanakan pengukuran beda tinggi dengan pesawat penyipat datar dan sub kompetensi dasar macam-macam pengukuran beda tinggi.

3. Objek yang diteliti adalah hasil belajar peserta didik kelas X Kompetensi Keahlian TKK dan TGB yang direkam ke dalam hasil studi setelah pelaksanaan mata diklat Ilmu Ukur Tanah dasar dengan model pembelajaran demonstrasi yang berbasis cooperative learning, khususnya siswa kelas X TKK-1 dan X TGB-2.

4. Aspek yang diukur dalam penelitian ini adalah hasil belajar ranah kognitif yang diraih peserta didik selama mengikuti mata diklat lmu Ukur Tanah Dasar.

(22)

1. Bagaimanakah peningkatan hasil belajar siswa kelas X jurusan Teknik Bangunan di SMK Negeri 6 Bandung setelah penerapan metode pembelajaran demonstrasi berbasis cooperative learning?

2. Bagaimanakah peningkatan hasil belajar siswa kelas X jurusan Teknik Bangunan di SMK Negeri 6 Bandung setelah penerapan metodel pembelajaran demonstrasi berbasis konvensional?

3. Bagaimanakah perbandingan peningkatan hasil belajar siswa kelas X jurusan Teknik Bangunan di SMK Negeri 6 Bandung pada kelas yang menggunakan penerapan metode pembelajaran demonstrasi berbasis cooperative learning dengan metode pembelajaran demonstrasi berbasis

konvensional?

1.5Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa kelas X jurusan Teknik Bangunan di SMK Negeri 6 Bandung setelah penerapan metode pembelajaran demonstrasi berbasis cooperative learning.

2. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa kelas X jurusan Teknik Bangunan di SMK Negeri 6 Bandung setelah penerapan model pembelajaran demonstrasi berbasis konvensional.

3. Untuk mengetahui perbandingan peningkatan hasil belajar siswa kelas X jurusan Teknik Bangunan di SMK Negeri 6 Bandung pada kelas yang menggunakan metode pembelajaran demonstrasi berbasis cooperative learning dengan kelas yang menggunakan metode pembelajaran

demonstrasi berbasis konvensional.

1.6Manfaat Penelitian

Penulis berharap penelitian ini dapat memberikan manfaat-manfaat bagi semua pihak yang terlibat. Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah:

(23)

1. Mengembangkan potensi dan pengetahuan yang telah dimiliki secara alami oleh setiap individu.

2. Menumbuhkan sifat percaya diri pada setiap peserta didik untuk aktif dalam kegiatan pembelajaran.

3. Memotivasi peserta didik untuk menjadikan kegiatan pembelajaran sebagai kegiatan yang menyenangkan.

B. Bagi Pengajar

1. Memperluas pengetahuan pengajar tentang metode pembelajaran demonstrasi berbasis cooperative learning dan penerapannya.

C. Bagi Peneliti Sendiri

1. Menambah wawasan dan pengetahuan peneliti terkait metode pembelajaran demonstrasi berbasis cooperative learning.

1.7Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan berperan sebagai pedoman penulis agar dalam penulisan skripsi ini lebih terarah, sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN berisi mengenai latar belakang masalah, identifikasi masalah, perumusan dan pembatasan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS yang meliputi kajian pustaka, anggapan dasar dan hipotesis.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN berisi mengenai metode penelitian, desain penelitian, variabel dan paradigma penelitian, data dan sumber data, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data dan teknik pengolahan data.

(24)

33

Evodius Sapta Putra, 2013

Pengaruh Metode Pembelajaran Demonstrasi Berbasis Cooperative Learning Terhadap Hasil

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

“Metode penelitian diartikan sebagai suatu cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi suatu masalah” (Sugiyono, 2012:6).

Sesuai dengan tujuan penelitian yang telah dikemukakan pada bab terdahulu, maka metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian eksperimen semu dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian kuantitaif bertujuan untuk menjelaskan fenomena sosial yang difokuskan pada ada tidaknya hubungan antar variabel yang diteliti. Metode kuantitatif disebut juga sebagai metode positivistik karena berlandaskan pada filsafat positivisme. Sugiyono (2012:14) mengemukakan “Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk

meneliti pada populasi atau sampel tertentu”.

3.2 Desain Penelitian

(25)

Bagan 3.1. Macam-Macam Metode Eksperimen

(Sumber : Sugiyono, 2012:109)

Berdasarkan berbagai macam metode eksperimen diatas yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen semu (quasi eksperimental) bentuk nonequivalent control group design. Desain ini hampir sama dengan

pretest-post-test control group design, hanya pada desain ini kelompok eksperimen maupun

kelompok kontrol tidak dipilih secara random. Adapun desain penelitian ini Macam-Macam

Design

Eksperimen

Pre-Experimental

One-shot Case Study

Intec-Group Comparasion One

GroupPretest-Posttest

True-Experimental

Posstest Only Control Design

One GroupPretest-Posttest

Factorial Experimental

Quasi Experimental

Time Series Design

(26)

35

Evodius Sapta Putra, 2013

Pengaruh Metode Pembelajaran Demonstrasi Berbasis Cooperative Learning Terhadap Hasil

O1 O2

O1 O2

Bagan 3.2. Desain Penelitian Eksperimen Semu

Keterangan:

O1 = pre-test diberikan sebelum kegiatan belajar mengajar untuk kelompok

eksperiman dan kelompok kontrol

O2 = post-test diberikan setelah kegiatan belajar mengajar untuk kelompok

eksperimen dan kontrol

X1 = pemberian metode belajar demonstrasi berbasis cooperative learning untuk

kelompok eksperimen

X2 = pemberian metode belajar demonstrasi berbasis konvensional untuk

kelompok control

3.3 Variabel Dan Paradigma Penelitian

3.3.1 Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh penelitian untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Menurut Hatch dan Faraday (Sugiyono, 2012:60) „secara teoritis variabel penelitian dapat didefinisikan sebagai atribut seseorang atau obyek yang mempunyai variasi antara satu orang dengan yang lain atau satu obyek dengan obyek yang lainnya‟. Sugiyono (2012:61) “Variabel yang digunakan dalam penelitian terdapat dua macam adalah variabel X yaitu variabel bebas (variabel independen) dan variabel Y yaitu variabel terikat (variabel dependen)”.

X1

(27)

Variabel X (independen) merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel Y (dependen). Sedangkan variabel Y (dependen) merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel X (independen).

Jumlah variabel dalam penelitian tergantung kepada luas sempitnya penelitian yang akan dilakukan. Adapun variabel dalam penelitian ini adalah:

1. Variabel bebas/independen

(X1) : metode pembelajaran demonstrasi berbasis cooperative learning

(X2) : metode pembelajaran demonstrasi berbasis konvensional

2. Variabel terikat/dependen (Y) : Hasil belajar siswa

Berikut adalah penggambaran skematik hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat dalam penelitian ini, yaitu:

Bagan 3.3. Hubungan Antar Variabel Penelitian

Pada penelitian ini, variable yang akan diteliti adalah variabel Y saja yaitu hasil belajar siswa.

3.3.2 Paradigma Penelitian

“Paradigma penelitian diartikan sebagai pola pikir yang menunjukan

Variabel X2

Metode Pembelajaran Demonstrasi Berbasis Konvensional

Variabel X1

Metode Pembelajaran Demonstrasi Berbasis Cooperative Learning

Variabel Y

(28)

37

Evodius Sapta Putra, 2013

Pengaruh Metode Pembelajaran Demonstrasi Berbasis Cooperative Learning Terhadap Hasil dan jumlah rumusan masalah yang perlu dijawab melalui penelitian” (Sugiyono, 2012:66). Paradigma dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Bagan 3.4. Paradigma Penelitian

3.4 Data dan Sumber Data

3.4.1 Data

Menurut Arikunto (2010 : 161) “data adalah hasil pencatatan peneliti, baik

berupa fakta maupun angka, sedangkan informasi adalah hasil pengolahan data

yang dipakai untuk suatu keperluan”. Dari sumber SK Menetri P dan K No.

0259/U/1997 tanggal 11 Juli 1977 dalam Arikunto (2010 : 161) mengatakan bahwa “data adalah segala fakta yang dapat dijadikan bahan untuk menyusun suatu informasi”. Berdasarkan definisi tersebut, data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah data langsung berupa jawaban-jawaban yang diperoleh melalui tes dari para responden pada mata diklat Ilmu Ukur Tanah Dasar dengan kompetensi dasar melaksanakan pengukuran beda tinggi dengan pesawat penyipat datar.

3.4.2 Sumber Data

Menurut Arikunto (2010:172) pengertian sumber data adalah sebagai berikut:

(29)

yang dimaksud dengan sumber data dalam penelitian adalah subjek darimana data dapat diperoleh. Apabila peneliti menggunakan kuisioner atau wawancara dalam pengumpulan datanya, maka sumber data disebut responden, yaitu orang yang merespon atau menjawab pertanyaan-pertanyaan peneliti, baik pertanyaan tertulis maupun lisan.

Adapun sumber data dalam penelitian ini adalah siswa tingkat I di SMKN 6 Bandung yang mengikuti mata diklat Ilmu Ukur Tanah Dasar.

3.5 Populasi dan Sampel

3.5.1 Populasi

“Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian” (Arikunto, 2010:173). Populasi yang digunakan dalam penilitian ini adalah siswa kelas X jurusan Teknik Konstruksi Kayu dan Teknik Gambar Bangunan SMKN 6 Bandung yang mengikuti mata diklat Ilmu Ukur Tanah Dasar.

Tabel 3.1. Jumlah Populasi Penelitian

No. Kelas Jumlah

1 X TKK I 36 orang

2 X TKK 2 36 orang

3 X TGB I 37 orang

4 X TGB II 37 orang

5 X TGB III 37 orang

(30)

39

Evodius Sapta Putra, 2013

Pengaruh Metode Pembelajaran Demonstrasi Berbasis Cooperative Learning Terhadap Hasil Sampel adalah bagian dari populasi yang mempunyai karakteristik yang sama dengan populasi tersebut. Sampel dapat juga merupakan populasi itu sendiri. Menurut Sugiyono (2012 : 118) “sampel adalah bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Suharsimi Arikunto (2012:

174) menjelaskan dengan singkat bahwa “sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti”.

Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa sampel adalah bagian populasi yang mempunyai ciri-ciri atau keadaan tertentu yang diteliti. Untuk menentukan jumlah sampel pada penelitian ini, harus berdasarkan pertimbangan masalah, tujuan, hipotesis, metode dan instrumen penelitian selain masalah waktu, tenaga dan dana. Dari pertimbangan tersebut maka pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik pengambilan sampel bertujuan (purposive sampling). “Sampling purporsive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu”, (Sugiyono, 2012: 183). Penarikan sampel sampling purporsive dengan mempertimbangkan jenis penelitian yang digunakan

dimana dalam penelitian ini membutuhkan kelas kontrol dan kelas eksperimen. Penentuan kelas yang akan dijadikan sampel dalam penelitian ini dilihat berdasarkan tingkat kemampuan yang dimiliki oleh masing-masing kelas sampel. Adapun yang dijadikan bahan pertimbangan dalam pemilihan kelas sampel penelitian ini adalah nilai rata-rata kelas yang ada pada tiap kelas populasi. Berikut adalah perolehan nilai rata-rata siswa pada mata diklat ilmu ukur tanah pada semester pertama.

Tabel 3.2. Rata-Rata Perolehan Nilai Ilmu Ukur Tanah Dasar

Kelas Nilai Rata-Rata

X TKK 1 78,31

X TKK 2 77,61

X TGB 1 77,78

(31)

X TGB 3 77,56

Berdasarkan data di atas, maka sampel dalam penelitian ini diambil 2 kelas yaitu kelas kontrol (pembelajaran menggunakan metode demonstrasi berbasis konvensional) dan kelas eksperimen (pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi berbasis cooperative learning) yaitu kelas X TKK I dan X TGB II SMK Negeri 6 Bandung.

3.6 Teknik Pengumpulan Data

Sugiyono (2012: 308) menjelaskan bahwa “teknik pengumpulan data

merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama penelitian adalah mendapatkan data”. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan.

Data merupakan suatu bahan yang sangat diperlukan untuk diteliti/dianalisis, maka dari itu diperlukan suatu teknik pengumpulan data yang sesuai dengan tujuan penelitian. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes. Tes bertujuan untuk mendapatkan data dari hasil pretest dan posttest pada mata diklat Ilmu Ukur tanah Dasar.

Adapun tahapan-tahapan yang dilakukan dalam pengumpulan data pada penelitiaan ini adalah sebagai berikut :

1. Tahap Persiapan

a. Menganalisis topik materi

b. Menyusun Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran. c. Mempersiapkan instrumen penelitian soal tes. d. Revisi instrumen

(32)

41

Evodius Sapta Putra, 2013

Pengaruh Metode Pembelajaran Demonstrasi Berbasis Cooperative Learning Terhadap Hasil 2. Tahap Pelaksanaan

a. Pemberian pretes untuk mengetahui penguasaan konsep sebelum mengikuti mata diklat.

b. Implementasi metode pembelajaran metode demonstrasi berbasis cooperative learning pada kelas eksperimen sedangkan metode

pembelajaran demonstrasi berbasis konvensional diterapkan pada kelas kontrol.

c. Pemberian postes untuk melihat peningkatan penguasaan konsep siswa setelah mengikuti pembelajaran.

3. Tahap akhir

a. Mengumpulkan data yang diperoleh. b. Mengolah data hasil penelitian.

c. Menganalisis dan membahas hasil temuan penelitian. d. Menarik kesimpulan.

3.7 Instrumen Penelitian

Arikunto (2010:203) mengemukakan bahwa :

Instrumen penelitian merupakan alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis, sehingga lebih mudah diolah.

Instrumen penelitian yang digunakan sebagai alat pengumpul data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Tes

(33)

a. Pre-test

Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini, penelitian menggunakan teknik pre-test atau tes awal untuk mengetahui seberapa besar kemampuan setiap siswa pada mata diklat Ilmu Ukur Tanah Dasar khususnya pada bahan ajar pengukuran beda tinggi.

b. Post-test

Post-test atau tes akhir digunakan untuk mengetahui perbedaan kemampuan

siswa masing-masing pada mata pelajaran tersebut setelah mendapatkan perlakuan menggunakam metode pembelajaran demonstrasi berbasis cooperative learning dan kemampuan siswa yang mendapat perlakuan dengan menggunakan metode demonstrasi berbasis konvensional.

Langkah-langkah dalam membuat instrumen penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Membuat rencana Pelaksanaan pembelajaran.

b. Membuat kisi-kisi sebagaimana acuan dalam pembuatan soal dan mencegah terjadinya bias instrumen penelitian.

c. Menyusun soal-soal berdasarkan kisi-kisi yang telah dibuat.

d. Tahap pembuatan kunci jawaban dari penilaian butir soal. Setiap soal sudah dibuat, diberi kunci jawaban berupa penyelesaian soal dan penskoran pada setiap soal.

e. Kisi-kisi dan soal dibuat kemudian dikonsultasikan dengan dosen pembimbing dan para ahli. Dalam hal ini dosen pembimbing dan guru pengajar mata diklat Ilmu Ukur Tanah dasar di SMK Negeri 6 Bandung.

3.8 Analisis Instrumen Penelitian

(34)

43

Evodius Sapta Putra, 2013

Pengaruh Metode Pembelajaran Demonstrasi Berbasis Cooperative Learning Terhadap Hasil pendapat ahli (judgment experts). Dalam hal ini guru mata diklat Ilmu Ukur Tanah Dasar di SMK Negeri 6 Bandung, “aspek-aspek yang akan diukur dengan

berlandaskan teori selanjutnya dikonsultasikan dengan ahli” (Sugiyono, 2012: 177). Para ahli diminta pendapatnya tentang istrumen yang telah disusun, sebelum dilakukan pretest soal terlebih dahulu dikonsultasikan dengan ahli. Selain menggunakan pendapat ahli (judgment experts), analisis instrumen juga di uji secara statistik. Pengujian instrumen dalam penelitian ini menggunakan program anates.

3.8.1 Uji Validitas

Validitas instrumen penelitian adalah ketepatan dari suatu instrumen penelitian atau alat pengukur terhadap konsep yang akan diukur, sehingga instrumen ini akan mempunyai kevalidan dengan taraf yang baik. Untuk mengetahui validitas suatu instrumen penelitian dilakukan pengujian. Sugiyono (2012: 121) menyatakan bahwa:

Hasil penelitian yang valid bila terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti, atau dengan kata lain instrumen yang valid berarti instrument tersebut dapat mengukur apa yang seharusnya diukur.

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas yang tinggi. Sebaliknya instrumern yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah. Sebuah instrumern dikatakan valid apabila dapat mengungkap dari variabel yang diteliti secara tepat.

(35)

   

ΣXY = jumlah hasil kali dari skor item X dan skor item Y

n = jumlah responden

ΣX2

= jumlah kuadrat dari skor item X

ΣY2

= jumlah kuadrat dari skor item Y

Setelah harga koefisien (rxy) diperoleh, substitusikan ke rumus uji t yaitu:

Sugiyono (2012: 184)

Perhitungan selanjutnya validitas akan terbukti jika harga thitung > ttabel

dengan tingkat signifikansi 0,05.

Perhitungan korelasi butir soal dengan menggunakan program anates. Adapun hasil uji korelasi butir soal tersebut adalah sebagai berikut :

(36)

45

Evodius Sapta Putra, 2013

Pengaruh Metode Pembelajaran Demonstrasi Berbasis Cooperative Learning Terhadap Hasil Setelah korelasi butir soal pada masing-masing soal diketahui, langkah selanjutnya adalah mencari validitas soal dengan memasukkan nilai korelasi pada rumus t. Adapun hasil dari uji validitas tersebut adalah sebagai berikut :

Tabel 3.4. Uji Validitas Soal

No. Butir

Suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik, (Arikunto, 2010: 221). Adapun langkah-langkah perhitungannya sebagai berikut:

a. Mencari harga varians tiap butir dengan rumus:

(37)

Keterangan : b2 = varians tiap butir item

ΣX2 = jumlah kuadrat jawaban responden tiap item (ΣX) 2 = jumlah kuadrat skor dari setiap item

n = jumlah responden

b. Menjumlahkan butir varians seluruh item dengan rumus:

  2  2

c. Menentukan besar varians total dengan rumus:

n

= jumlah skor tiap item

(ΣY)2

= jumlah kuadrat skor responden d. Menghitung koefisien reliabilitas dengan rumus alpha:

k = banyaknya butir pernyataan

2

b

(38)

47

Evodius Sapta Putra, 2013

Pengaruh Metode Pembelajaran Demonstrasi Berbasis Cooperative Learning Terhadap Hasil Selanjutnya, harga koefisien reliabilitas yang diperoleh diinterpretasikan pada indeks korelasi. Menurut Arikunto (2010:245) indeks korelasi dapat dilihat pada tabel 3.5.

Tabel 3.5. Klasifikasi Reliabilitas

Rentang Klasifikasi

0,800  r < 1,000 Tinggi 0,600  r < 0,800 Cukup 0,400  r < 0,600 Agak rendah 0,200  r < 0,400 Rendah

0,000  r < 0,200 Sangat rendah (tak berkorelasi)

Adapun hasil pengujian reliabilitas dengan menggunakan program anates adalah Sebesar 0,84. Berdasarkan tabel 3.5 mengenai klasifikasi reliabilitas, perolehan reliabilitas 0,84 termasuk kedalam kategori tinggi.

3.8.3 Uji Tingkat Kesukaran

Tingkat kesukaran adalah suatu parameter untuk menyatakan bahwa item soal adalah mudah, sedang, dan sukar. Menurut Arikunto (2002: 210), tingkat kesukaran dapat dihitung dengan rumus:

Keterangan:

TK = tingkat kesukaran

(39)

Kriteria untuk menentukan apakah soal tersebut dikatakan baik atau tidak baik sehingga perlu dilakukan revisi, digunakan kriteria seperti pada tabel 3.6.

Tabel 3.6. Kriteria Tingkat Kesukaran

No. Rentang Nilai Tingkat Kesukaran Klasifikasi

1 0,70 TK ≤ 1,00 Mudah

2 0,30 TK ≤ 0,70 Sedang

3 0,00 ≤ TK ≤ 0,30 Sukar

Arikunto (2010: 210) Makin rendah nilai TK suatu soal, makin sukar soal tersebut. Tingkat kesukaran suatu soal dikatakan baik jika nilai TK yang diperoleh dari soal tersebut sekitar 0,5 atau 50%. Umumnya dapat dikatakan, soal-soal yang

mempunyai nilai TK ≤ 0,10 adalah soal-soal yang sukar dan soal-soal yang

mempunyai nilai TK ≥ 0,90 adalah soal-soal yang terlampau mudah.

Adapun hasil perhitungan tingkat kesukaran dengan menggunakan program anates dapat dilihat pada tabel berikut ini :

(40)

49

Evodius Sapta Putra, 2013

Pengaruh Metode Pembelajaran Demonstrasi Berbasis Cooperative Learning Terhadap Hasil

3.8.4 Uji Daya Pembeda

Uji daya pembeda suatu soal menyatakan seberapa jauh kemempuan butir soal tersebut mampu membedakan antara siswa yang dapat menjawab soal dengan siswa yang tidak dapat menjawab soal. Daya pembeda suatu soal tes dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan:

D = indeks diskriminasi (daya pembeda) JA = banyaknya peserta kelompok atas

JB = banyaknya peserta kelompok bawah

BA = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar

BB = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar

(41)

PB = proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar

Sebagai acuan untuk mengklasifikasikan data hasil penelitian, maka digunakan kriteria seperti pada tabel 3.8.

Tabel 3.8. Klasifikasi Daya Pembeda

No. Rentang Nilai D Klasifikasi

1 0,00 < D ≤ 0,20 Jelek 2 0,20 < D ≤ 0,40 Cukup 3 0,40 < D ≤ 0,70 Baik 4 0,70 < D ≤ 1,00 Baik Sekali

Arikunto (2010: 218) Adapun hasil uji daya pembeda dengan menggunakan program anates dapat dilihat pada tabel berikut ini:

(42)

51

Evodius Sapta Putra, 2013

Pengaruh Metode Pembelajaran Demonstrasi Berbasis Cooperative Learning Terhadap Hasil

Tabel 3.10. Rekapitulasi Uji Daya Pembeda

No. No. Butir

Sugiyono (2012: 147) mengemukakan bahwa, Analisis data yang dilakukan setelah data-data yang diperlukan terkumpul. Kegiatan dalam menganalisis data adalah mengelompokkan data berdasarkan variabel dari seluruh responden, mentabulansi dan menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah, dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan sebelumnya.

3.9.1 Menghitung Nilai N-Gain

Data yang telah diperoleh digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa. Data tersebut diperoleh dari tes awal (pretest) sebelum pembelajaran dan tes akhir (posttest) setelah pembelajaran dilaksanakan. Setelah nilai hasil pretest dan posttest diperoleh dari hasil penskoran, maka selanjutnya akan dihitung rata-rata peningkatan hasil belajar siswa yaitu dengan perhitungan N-Gain.

N-Gain adalah normalisasi gain, gain biasa disebut perolehan, yaitu dari

hasil pretest dan posttest, perhitungan nilai N-Gain dilakukan untuk melihat rata-rata peningkatan hasil belajar belajar siswa.

(43)

Skorpretes

Selanjutnya, perolehan normalisasi N-Gain diklasifikasikan menjadi tiga kategori, yaitu:

Tabel 3.11. Klasifikasi Nilai N-Gain

Rentang Nilai Klasifikasi

g > 0,70 Tinggi

0,30 ≥(g) ≤ 0,70 Sedang

g < 0,30 Rendah

3.9.2 Uji Hipotesis

Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui apakah hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini diterima atau ditolak. Pengujian hipotesis dilakukan dengan teknik uji statistik yang cocok dengan distribusi data yang diperoleh. Pengujian hipotesis dilakukan dengan membandingkan nilai rata-rata kemampuan awal (pretest) dan rata-rata kemampuan akhir (posttest) siswa antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Proses pengujian hipotesis akan meliputi uji normalitas dan uji homogenitas varians sebagai syarat untuk menggunakan statistik parametrik, yakni dengan menggunakan uji-t.

Langkah-langkah pengujian hipotesis adalah sebagai berikut :

1. Uji Normalitas

(44)

53

Evodius Sapta Putra, 2013

Pengaruh Metode Pembelajaran Demonstrasi Berbasis Cooperative Learning Terhadap Hasil metode statistik parametrik. Setelah diketahui data berdistribusi normal, maka analisis dilanjutkan dengan uji homogenitas varians. Namun, jika data berasal dari sampel yang tidak berdistribusi normal, maka akan langsung dilakukan uji perbedaan dua rata-rata dengan teknik statistik non parametrik. Pengujian normalitas data menggunakan teknik chi Kuadrat

(χ2

).

Langkah-langkah yang dilakukan dalam uji normalitas adalah sebagai berikut:

a. Menentukan nilai rata-rata untuk masing-masing kelas ( )

keterangan : fi = Jumlah frekuensi

xi = data tengah-tengah dalam interval

b. Menentukan banyak kelas (k) k = 1 + 3,3 Log n

Keterangan : n = banyaknya data

(Sugiyono, 2012: 36) c. Menghitung Range (R)

R = (Xmak– Xmin) + 1

keterangan : Xmak = nilai maksimum Xmin = nilai minimum

(Sugiyono, 2012: 36) d. Menentukan panjang kelas interval (P)

(45)

Jumlah Kelas Interval

(Sugiyono, 2012: 80) e. Menyusun kedalam tebel distribusi frekuensi, sekaligus tabel penolong

untuk menghitung harga Chi Kuadrad hitung.

Interval fo fh fo - fh (fo - fh )2 (fo - fh )2

fh

Jumlah

Keterangan:

fo = Frekuensi/ jumlah data hasil observasi

fh = Jumlah/ frekuensi yang diharapkan (persentase luas tiap bidang

dikalikan dengan n) fo – fh = Selisih data fo dengan fh

(Sugiyono, 2012: 81) f. Menghitung fh (frekuensi yang diharapkan)

Cara menghitung fh, didasarkan pada persentase luas tiap bidang kurva

(46)

55

Evodius Sapta Putra, 2013

Pengaruh Metode Pembelajaran Demonstrasi Berbasis Cooperative Learning Terhadap Hasil (Sugiyono, 2012: 81) g. Memasukan harga-harga fh kedalam tabel kolom fh, sekaligus menghitung

harga-harga ( fo - fh )2 dan

.

Harga adalah mrupakan harga

Chi Kuadrat hitung. (Sugiyono, 2012: 82)

h. Membandingkan harga Chi Kuadrat hitung dengan Chi Kudrat tabel. Bila harga Chi Kuadrat hitung lebih kecil dari pada Chi Kudrat tabel, maka distribusi data dinyatakan Normal, dan bila lebih kecil dinyatakan tidak

Normal. (Sugiyono, 2012: 82)

i. Langkah- Langkah selanjutnya, jika datanya berdistribusi normal, maka uji yang dilakukan yaitu uji statistik parametik, Maka perlu dilakukan satu uji lagi yaitu uji homogenitas.

2. Uji Homogenitas Varians

Uji homogenitas Varians dilakukan untuk mengetahui apakah dua sampel yang diambil mempunyai varians yang homogen atau tidak. Salah satu teknik statistik yang digunakan untuk menjelaskan homogenitas kelompok adalah dengan varians. Adapun langkah-langkah dalam pengujian homogenitas varians ini adalah sebagai berikut :

a. Menentukan nilai rata-rata untuk masing-masing kelas ( )

keterangan : fi = Jumlah frekuensi

xi = data tengah-tengah dalam interval

(47)

c. Menghitung varians sampel (S2)

 

1 d. Menentukan derajat kebebasan (dk)

e. Menghitung nilai F (tingkat homogenitas)

Keterangan : S2b = varian terbesar S2k = varian terkecil

(Sugiyono, 2012: 275) f. Mementukan nilai uji homogenitas tabel melalui interpolasi.

Jika Fhitung ≤ Ftabel , maka data berdistribusi homogen.

3. Uji-t (t-test)

(48)

57

Evodius Sapta Putra, 2013

Pengaruh Metode Pembelajaran Demonstrasi Berbasis Cooperative Learning Terhadap Hasil a. Bila jumlah anggota sampel n1 = n2 , dan varian homogen (σ12= σ22) maka

dapat digunakan rumus uji-t baik untuk separated maupun pooled varian, dengan derajat kebebasannya (dk) = n1 + n2 – 2.

b. Bila jumlah anggota sampel n1≠ n2 , dan varian homogen (σ12= σ22) maka

dapat digunakan rumus uji-t pooled varian, dengan derajat kebebasannya (dk) = n1 + n2 – 2.

c. Bila jumlah anggota sampel n1 = n2 , dan varian tidak homogen (σ12≠ σ22)

maka dapat digunakan rumus uji-t separated maupun pooled varian, dengan derajat kebebasannya (dk) = n1 -1 atau n2 – 1.

d. Bila jumlah anggota sampel n1≠ n2 , dan varian tidak homogen (σ12≠ σ22)

maka dapat digunakan rumus uji-t separated varian, dengan dk (n1-1) dan

dk (n2-1) dibagi dua, dan kemudian ditambahkan dengan harga t yang

terkecil.

Rumus-rumus Uji-t (t-test) adalah sebagai berikut :

Rumus Separated Varian

Rumus Pooled Varian

(49)

Keterangan : t = thitung

= nilai rata – rata kelas eksperimen = nilai rata – rata kelas kontrol

= varians sampel kelas eksperimen = varians sampel kelas kontrol

= jumlah responden kelas eksperimen

= jumlah responden kelas kontrol

Setelah harga thitung diperoleh, maka selanjutnya thitung dibandingkan dengan ttabel dengan kriteria pengujian untuk daerah penerimaan dan penolakan hipotesi adalah sebagai berikut :

 Tolak Ho, dan Terima Ha, jika : t hitung ≥ t tabel

 Terima Ho dan Tolak Ha, jika : t hitung < t tabel

Adapun perumusan hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

 Hipotesis kerja (Ha) : Terdapat perbedaan yang signifikan peningkatan

(50)

59

Evodius Sapta Putra, 2013

Pengaruh Metode Pembelajaran Demonstrasi Berbasis Cooperative Learning Terhadap Hasil

 Hipotesis nol (Ho) : Tidak terdapat perbedaan yang signifikan

(51)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan pengolahan data dari hasil penelitian yang telah dibahas pada pembahasan sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan yaitu:

1. Peningkatan hasil belajar siswa kelas X jurusan Teknik Bangunan di SMK Negeri 6 Bandung setelah penerapan metode pembelajaran demonstrasi berbasis cooperative learning termasuk dalam klasifikasi tinggi.

2. Peningkatan hasil belajar siswa kelas X jurusan Teknik Bangunan di SMK Negeri 6 Bandung setelah penerapan metode pembelajaran demonstrasi berbasis konvensional termasuk dalam klasifikasi sedang. 3. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa peningkatan hasil belajar siswa

yang menggunakan model pembelajaran demonstrasi berbasis cooperative learning lebih tinggi dibandingkan dengan peningkatan

hasil belajar siswa yang menggunakan metode pembelajaran demonstrasi berbasis konvensional.

5.2. Saran

Berdasarkan penelitian dan hasil yang telah diungkap dalam penelitian ini, hal-hal yang disarankan adalah sebagai berikut :

(52)

84

3. Diharapkan para guru memperhatikan keaktifan siswa dalam suatu proses pembelajaran sehingga dapat memberikan hasil yang positif terhadap pencapaian hasil belajar siswa

4. Diharapkan para siswa supaya ikut terlibat aktif dalam proses pembelajaran dikelas dan dapat bekerja sama dalam suatu kelompok. Hal ini untuk menggali pengetahuan sendiri dan akan lebih mudah memahami materi pelajaran dengan cara belajar kelompok.

(53)

DAFTAR PUSTAKA

Abdulhak, Ishak.(2000). Strategi Membangun Motivasi dalam Pembelajaran.Bandung:Andara

Arikunto, Suharsimi.(2010).Prosedur Penelitian.Jakarta:Rineka Cipta. Dimyati-Mudjiono.(2002).Belajar dan Pembelajaran.Jakarta:Rineka Cipta. Djamarah, dkk.(2006).Strategi Belajar Mengajar.Jakarta:Rineka Cipta.

Drajat, Zakiah dkk.(1995).Metode Khusus Pengajaran Agama Islam.Jakarta:Bumi Aksara

Hake.(1999).Analiyzing change/gain score.[online].Tersedia:

http://www.physics.indiana.edu.edu/~sdi/analyzingchange-gain.pdf. [18 maret 2012].

Ibrahim, Muslim dkk.(2000).Pembelajaran Kooperatif.Surabaya:University Press. Isjoni.(2009).Pembelajaran kooperatif.Yogyakarta:Pustaka Pelajar.

Kardi dan Nur.(2003).Pengantar Pada Pembelajaran dan Pengelolaan Kelas. Surabaya :Uni press

Nana, Sudjana.(2005).Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar.Bandung:Sinar Baru Algensindo.

PP RI No. 19 Th. 2005.(2005).Standar Nasional Pendidikan.Jakarta :Sinar Garfika

Purwanto, M. Ngalim.(2007).Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung:Rosdakarya.

(54)

Sardiman.(2004).Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar.Jakarta :PT Raja Grafindo Persada.

Sudirman, dkk.(1992).Ilmu pendidikan.Bandung:PT. Remaja Rosdakarya.

Sugiyono.(2012).Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:Alfabeta.

Sugiyono.(2012). Statistik Untuk Penelitian.Bandung:Alfabeta

Syah, Muhibbin.(2002).Psikologi dengan Pendekatan Baru.Bandung:PT Remaja Rosda Karya.

Gambar

Gambar 4.1  Pelaksanaan Pre-test kelas kontrol .............................................
Grafik 4.1  Presentase Kelulusan Pre-test.......................................................
Tabel 1.1. Nilai Kompetensi Ilmu Ukur Tanah Dasar
Tabel 3.1. Jumlah Populasi Penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

Di samping itu, perlu diketahui bahwa dalam kajian tentang hukum Islam di Indonesia juga harus dapat berlaku bijak sebagai salah satu pijakan bagi seluruh masyarakat yang begitu

Penyataan hidup berbangsa dan bernegara bagi kita bangsa Indonesia tidak dapat dilepas pisahkan dari sejarah masa lampau. Demikianlah halnya dengan terbentuknya

Sangat terampil jika menunjukkan adanya usaha untuk menerapkan konsep/prinsip dan strategi pemecahan masalah yang relevan yang berkaitan dengan sifat-sifat

menentukan isi dan atau amanat yang terdapat dalam cerita rakyat, menemukan hal-hal yang menarik tentang tokoh cerita rakyat, mem- bandingkan nilai-nilai dalam cerita rakyat

autentik dari kehidupan aktual siswa, untuk merangsang kemampuan berpikir tingkat tinggi”.Berdasarkan pernyataan tersebut telah jelas bahwa melalui pemecahan

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “ GAMBARAN PERILAKU TIDAK AMAN PADA PEKERJA PENGRAJIN PERABOT RUMAH TANGGA DI TOKO MULIA RATTAN, JALAN GATOT

Terdapat pengaruh yang signifikan pada pembelajaran dengan model problem based learning terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa pada materi pesawat sederhana.. Terdapat

D ampak Pembelajaran Pendidikan Jasmani Terhadap Tingkat Kepercayaan D iri Siswa D i Sman 4 Kota Cirebon.. Universitas Pendidikan Indonesia |