• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kajian etnokoreologi Tari arjuna sasrabahu vs somantri di stsi bandung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Kajian etnokoreologi Tari arjuna sasrabahu vs somantri di stsi bandung."

Copied!
45
0
0

Teks penuh

(1)

KAJIAN ETNOKOREOLOGI

TARI ARJUNA SASRABAHU VS SOMANTRI DI STSI BANDUNG

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Pendidikan Seni Tari Jurusan Pendidikan Seni Tari

Oleh Lilis Melani

1000023

JURUSAN PENDIDIKAN SENI TARI FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

(2)

LILIS MELANI

KAJIAN ETNOKOREOLOGI

TARI ARJUNA SASRABAHU VS SOMANTRI DI STSI BANDUNG

Disetujui dan disahkan oleh pembimbing :

Pembimbing I

Prof. Dr. Hj. T. Narawati, M.Hum NIP. 195212051986112001

Pembimbing II

Ace Iwan Suryawan, S.Pd., M.Hum NIP. 197203042001121002

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Seni Tari

(3)

SURAT PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “KAJIAN ETNOKOREOLOGI TARI ARJUNA SASRABAHU VS SOMANTRI DI STSI BANDUNG”, ini merupakan sepenuhnya karya saya sendiri. Tidak ada bagian didalamnya yang merupakan plagiat dari karya orang lain dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko atau sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, September 2014 Yang membuat pernyataan

(4)

KAJIAN ETNOKOREOLOGI TARI ARJUNA

SASRABAHU VS SOMANTRI DI STSI BANDUNG

Oleh Lilis Melani

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni

© Asaretkha Adjane 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(5)

Lilis Melani, 2014

Kajian etnokoreologi Tari arjuna sasrabahu vs somantri di stsi bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

ABSTRAK ………. i

KATA PENGANTAR ………. ii

UCAPAN TERIMAKASIH ………. iii

DAFTAR ISI ………. v

DAFTAR TABEL ………. vii

DAFTAR GAMBAR ……… viii

DAFTAR LAMPIRAN ……….... xi

BAB I PENDAHULUAN ………. 1

a. Latar Belakang ………. 1

b. Identifikasi Masalah Penelitian ……… 6

c. Rumusan Masalah ………..…. 6

d. Tujuan Penelitian ………. 6

e. Manfaat Penelitian ……….….. 7

f. Struktur Organisasi Skripsi ……….. 8

g. Asumsi ………. 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA ……… 9

a. Penelitian Terdahulu ……….... 9

b. Teori-teori yang dipergunakan Etnokoreologi ………. 12

1. Gerak Tari ……….. 13

2. Rias dan Busana ………. 15

BAB III METODE PENELITIAN ……….. 21

a. Lokasi dan Subjek Penelitian ………...… 21

b. Pendekatan dan Metode Penelitian ………. 22

c. Definisi Operasional ………..…. 23

d. Instrument Penelitian ………..

v

(6)

Lilis Melani, 2014

Kajian etnokoreologi Tari arjuna sasrabahu vs somantri di stsi bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

e. Teknik Pengumpulan Data ……….. 26

f. Tahapan Penelitian ……….. 33

g. Teknik Analisis Data ………..… 36

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS ……….... 38

a. Hasil Penelitian ……….. 38

1. Sekelumit Tari Wayang ……… 38

2. Latar Belakang Tari Arjuna Sasrabahu Vs Somantri ………… 41

3. Isi Tarian ………... 44

4. Struktur Gerak Tari Arjuna Sasrabahu Vs Somantri …………. 44

5. Rias dan Busana Tari Arjuna Sasrabahu Vs Somantri ……….. 57

b. Analisis ……… 70

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ……….. 82

a. Kesimpulan ……….. 82

b. Rekomendasi ………... 84

GLOSARIUM ……….... 86

DAFTAR PUSTAKA ……….….. 89

LAMPIRAN ………..….… 92

(7)

Lilis Melani, 2014

Kajian etnokoreologi Tari arjuna sasrabahu vs somantri di stsi bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

Daftar Tabel 4.1 Susunan Gerak Tari Arjuna Sasrabahu Vs Somantri …….. 46

(8)

Lilis Melani, 2014

Kajian etnokoreologi Tari arjuna sasrabahu vs somantri di stsi bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Nenggeul gondewa (trisi, kepret soder, tanjrag)………….. 46

Gambar 4.2 Kakawen kayu agung……… 47

Gambar 4.3 Ngayun………. 47

Gambar 4.4 Adeg-adeg kembar………... 48

Gambar 4.5 Adeg-adeg (sembada adu siku)……… 48

Gambar 4.6 Jangkung ilo (obah tak-tak kerep)……… 49

Gambar 4.7 Adeg-adeg lontang……… 49

Gambar 4.8 Adeg-adeg (lontang kewong soder)……….. 50

Gambar 4.9 Keupat tilu……… 50

Gambar 4.10 Nojos candet, nojos kebat………. 51

Gambar 4.11 Nojos nakis……… 51

Gambar 4.12 Nojos rubuh……….. 52

Gambar 4.13 Rubuh (Somantri rubuh/ calik jengkeng)………. 52

Gambar 4.14 Nojos nengkep, mundur-maju……….. 52

Gambar 4.15 Ngayun panah……….. 53

Gambar 4.16 Mentang kahiji (calik nyanghareup)……… 54

Gambar 4.17 Mentang kadua (calik nonggong)……… 54

Gambar 4.18 Mentang katilu (mentang giwar, mentang rebut)…………. 55

Gambar 4.19 Mentang kaopat (mentang newak panah)……… 55

Gambar 4.20 Triwikrama………...… 56

Gambar 4.21 Rias Arjuna Sasrabahu tampak depan………. 58

Gambar 4.22 Rias Arjuna Sasrabahu tampak samping………. 58

Gambar 4.23 Rias Somantri tampak depan……… 58

Gambar 4.24 Rias Somantri tampak samping……… 58

Gambar 4.25 Makuta gelung pelungkung polos (Arjuna Sasrabahu)…… 60 Gambar 4.26 Makuta gelung pelengkung garuda (mungkur Somantri)

viii

(9)

Lilis Melani, 2014

Kajian etnokoreologi Tari arjuna sasrabahu vs somantri di stsi bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 4.27 Baju kutung Arjuna Sasrabahu……… 60

Gambar 4.28 Baju kutung Somantri………... 60

Gambar 4.29 Soder payun & soder pengker Arjuna Sasrabahu………… 61

Gambar 4.30 Soder payun & soder pengker Somantri……….. 61

Gambar 4.31 Pemakaian soder payun……… 62

Gambar 4.32 Celana sontog Arjuna Sasrabahu………. 63

Gambar 4.33 Celana sontog Somantri……… 63

Gambar 4.34 Sinjang Arjuna Sasrabahu……… 63

Gambar 4.35 Sinjang Somantri……….. 63

Gambar 4.36 Sinjang dodot satria……….. 64

Gambar 4.37 Stagen lilit………. 64

Gambar 4.38 Sabuk Arjuna Sasrabahu……….. 65

Gambar 4.39 Sabuk Somantri………. 65

Gambar 4.40 Kewer & tutup rasa Arjuna Sasrabahu……… 65

Gambar 4.41 Kewer & tutup rasa Somantri……….. 65

Gambar 4.42 Kilat bahu Arjuna Sasrabahu……….. 66

Gambar 4.43 Kilat bahu Somantri………. 66

Gambar 4.44 Gelang kaki... 66

Gambar 4.45 Gelang tangan……….. 66

Gambar 4.46 Tali uncal Arjuna Sasrabahu……… 67

Gambar 4.47 Tali uncal Somantri……….. 67

Gambar 4.48 Endong panah & gondewa Arjuna Sasrabahu……… 68

Gambar 4.49 Endong panah & gondewa Somantri………... 68

Gambar 4.50 Keris………. 68

Gambar 4.51 Busana Arjuna Sasrabahu tampak depan……… 69

Gambar 4.52 Busana Arjuna Sasrabahu tampak belakang………... 69

Gambar 4.53 Busana Somantri tampak depan……….. 69

Gamabr 4.54 Busana Somantri tampak belakang……….. 69

(10)

Lilis Melani, 2014

Kajian etnokoreologi Tari arjuna sasrabahu vs somantri di stsi bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 4.55 Locomotion pada Tari Arjuna Sasrabahu Vs Somantri, gerak nenggeul gondewa (trisi, kepret soder, tanjrag)…..

75 Gambar 4.56 Pure Movement pada Tari Arjuna Sasrabahu Vs Somantri,

gerak adeg-adeg (lontang kewong soder)……….….

76 Gambar 4.57 Gesture pada Tari Arjuna Sasrabahu Vs Somantri, gerak

nojos nengkep, mundur-maju………..

77

Gambar 4.58 Notasi Laban untuk gerak jari……… 78

Gambar 4.59 Rias Arjuna Sasrabahu……… 79

Gambar 4.60 Rias Somantri……….. 80

Gambar 1 Koreografer yang merekomposisi Tari Arjuna Sasrabahu Vs Somantri Prof. Iyus Rusliana………. 96 Gambar 2 Dosen pengampu mata kuliah tari wayang (Tari Arjuna Sasrabahu Vs Somantri) ibu Ety Mulyati.……… 98 Gambar 3 Wawancara dengan narasumber utama……….. 100

Gambar 4 Wawancara dengan narasumber utama mengenai sejarah tari wayang khususnya Tari Arjuna Sasrabahu Vs Somantri………... 100 Gambar 5 Wawancara dengan narasumber kedua……… 101

Gambar 6 Wawancara dengan narasumber kedua mengenai struktur gerak, rias, dan busana Tari Arjuna Sasrabahu Vs Somantri……….. 101 Gambar 7 Wawancara dengan mahasiswi seni tari Stsi Bandung…… 102

Gambar 8 Peneliti bersama dosen mata kuliah pengampuh tari wayang serta penari Arjuna Sasrabahu dan Somantri…… 103 Gambar 9 Penari Arjuna Sasrabahu………. 104

Gambar 10 Penari Somantri……… 105

Gambar 11 Rias dan busana tokoh Arjuna Sasrabahu………... 106

Gambar 12 Rias dan busana tokoh Somantri………. 106

Gambar 13 Peneliti bersama penari Arjuna Sasrabahu………. 107

Gambar 14 Peneliti bersama penari Somantri……… 107

(11)

Lilis Melani, 2014

Kajian etnokoreologi Tari arjuna sasrabahu vs somantri di stsi bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Pedoman wawancara ……….…. 93 Lampiran 2 Biografi Narasumber ……….. 95 Lampiran 3 Dokumetasi penelitian ……… 99

(12)

Lilis Melani, 2014

Kajian etnokoreologi Tari arjuna sasrabahu vs somantri di stsi bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

Tari Arjuna Sasrabahu Vs Somantri merupakan tari yang termasuk ke dalam genre tari wayang, dengan jenis tari perang putra yang berkarakter satria lungguh dan satria ladak terungkap dalam cerita galur Mahabharata termasuk Bharatayudha. Tujuan dari penelitian ini untuk mendeskripsikan karakteristik gerak, rias, dan busana serta nilai-nilai yang terkandung pada tarian tersebut. Metode penelitian yang digunakan deskriptif analisis dengan pendekatan kualitatif yang dikaji melalui kajian etnokoreologi yang terfokus pada bagian teks dan konteks. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi, wawancara, dokumentasi, studi pustaka, serta analisis data dengan menggunakan triangulasi. Hasil penelitian bahwa salah satu tari wayang yaitu Tari Arjuna Sasrabahu Vs Somantri merupakan salah satu produk wayang wong Kayat dari Bandung memiliki tiga tingkatan ragam gerak yaitu gerak ngalaga, perang patokan, dan perang campuh. Berdasarkan kajian etnokoreologi karakteristik gerak ngalaga diwakili oleh gerak nenggeul gondewa (trisi, kepret soder, tanjrag) dangan kategori Locomotion, perang patokan diwakili oleh gerak adeg-adeg (lontang kewong soder) kategori Pure movement, dan perang campuh diwakili oleh gerak nojos nengkep mundur-maju kategori Gesture. Karakteristik rias terletak pada garis-garis riasan wajah yang digunakan sehingga mampu membedakan karakter kedua tokoh, sedangkan karakteristik busana terletak pada penggunaan warna busana, penggunaan motif atau lereng sinjang, pemakaian soder payun, dan makuta.

(13)

Lilis Melani, 2014

Kajian etnokoreologi Tari arjuna sasrabahu vs somantri di stsi bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

Dance Arjuna Sasrabahu Vs Somantri is a dance that belongs to the genre of dance puppet, with this kind of war dance princess character and noble knight lungguh and knight ladak revealed in the story lines including bharatayudha. The purpose of this study was to describe the characteristics of movement, make up, and fashion as well as the values contained in the dance. The method used descriftive analysis with a qualitative approach in the review through etnokoreologi study focused on the text and context. The data collection techniques used were observation, interviews, documentation, library research, and data analysis by using triangulation. The results of research that one puppet dance that dance Arjuna Sasrabahu Vs Somantri is one product wayang Kayat of Bandung has three levels of range of motion, namely motion ngalaga, benchmark war, and war campuh. Based on the study of motion characteristics ngalaga etnokoreologi represented by motion nenggeul gondewa (trisi, kepret soder, tanjrag) by category locomotion, war is represented by the motion benchmark adeg-adeg (lontang kewong soder) category pure movement, and war campuh represented by motion nojos nengkep mundur-maju category gesture. Characteristics of the dressing is on the lines of makeup that is used so as to distinguish the character of the two figures, while the characteristics of fashion lies in the use of fashion colors, patterns or gradients sinjang lereng, usage soder payun, and makuta.

Said his key: Etnokoreologi, dance Arjuna Sasrabahu Vs Somantri

(14)

Lilis Melani, 2014

Kajian etnokoreologi Tari arjuna sasrabahu vs somantri di stsi bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji dan syukur kita panjatkan kehadirat illahi rabbi, karena berkat Rahmat-Nya dan Hidayah-Nya dalam kesempatan ini peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “KAJIAN ETNOKOREOLOGI TARI ARJUNA SASRABAHU VS SOMANTRI DI STSI BANDUNG”. Skripsi ini diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Seni Tari, Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni, Universitas Pendidikan Indonesia.

Peneliti menyadari bahwa dalam penyususnan skripsi ini masih belum sempurna, baik dalam penulisan redaksi maupun mengenai isi dari bahasannya. Untuk itu, peneliti mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca umumnya, dan dari dosen khususnya sehingga dalam bentuk apapun akan menjadi penghargaan yang sangat berarti guna perbaikan untuk dimasa mendatang, peneliti berharap untuk skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca.

Akhirnya, dengan segala penuh kesabaran atas segala kekurangan yang ada peneliti sampaikan karya tulis ini semoga dapat diambil manfaatnya. Untuk itu, saran dan kritik yang mengarah kepada perbaikan sangat peneliti harapkan. yang nantinya akan menjadi amal sholeh yang senantiasa mendapatkan balasan dan kebaikan yang berlipat ganda dari Allah SWT. Amin.

Bandung, September 2014

Peneliti

(15)

Lilis Melani, 2014

Kajian etnokoreologi Tari arjuna sasrabahu vs somantri di stsi bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

UCAPAN TERIMAKASIH

Assalamualaikum wr. wb

Dalam melaksanakan penulisan, dan penyusunan skripsi ini peneliti banyak mengalami hambatan bahkan kesulitan, namun berkat adanya bantuan ataupun dorongan dari berbagai pihak maka alhamdllah skripsi ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu, peneliti ingin menyampaikan rasa terima kasih setinggi-tingginya kepada:

1. Prof. Dr. Hj. T. Narawati, M.Hum selaku dosen pembimbing I yang telah membimbing, memberikan arahan serta masukan yang sangat berarti untuk penulisan skripsi ini.

2. Ace Iwan Suryawan, S.Pd., M.Hum selaku dosen pembimbing II yang senantiasa selalu memberikan dukungan semangat 45 serta masukan yang sangat berarti terhadap penulisan skripsi ini.

3. Prof. Iyus Rusliana, S.St yang telah memberikan pengetahuan tentang tari wayang yaitu Tari Arjuna Sasrabahu Vs Somantri dan selalu membantu dalam proses penelitian.

4. Dr. Frahma Sekarningsih, S.Sen., M.Si. selaku ketua Jurusan Pendidikan Seni Tari.

5. Ety Mulyati, S.Sen., M.Si yang telah membantu peneliti dalam berlatih Tari Arjuna Sasrabahu Vs Somantri sehingga penelitian dapat berjalan dengan lancar.

6. Abah Sayuti dan Ibu Yati, kakak-kakaku tersayang, keluarga besar di Jambi dan keluarga besar di Bandung yang senantiasa selalu memberikan do’a serta dukungannya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi. 7. Dosen dan staf tata usaha Jurusan Pendidikan Seni Tari dan Jurusan Seni

Tari STSI Bandung yang telah memberikan kemudahan dalam proses penelitian.

(16)

Lilis Melani, 2014

Kajian etnokoreologi Tari arjuna sasrabahu vs somantri di stsi bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

8. Hermawan Setio Hadi “My boaii” yang selalu mengisi hari-hari penuh warna, yang selalu memberikan dukungan, cinta, dan kasih sayang sehingga peneliti semangat dalam mengerjakan skripsi ini.

9. Calon mamah dan bapak mertua, calon kakak-kakak ipar ku di Bandung yang selalu memberikan do’a dan dukungan sehingga peneliti semangat dalam mengerjakan skripsi.

10.Om Budi TNI dan Bude yang selalu memeberikan semangat, dukungan dalam penyusunan sekripsi ini.

11. Sahabat terbaiku “keluarga berencana” (mamah selvi, ade kilay, bapak ujang, bunda gilang) yang selalu memberikan dorongan serta bantuannya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

12.Teman-teman PPL, Guru Pamong, serta murid-murid ku di SMA N 14 Bandung yang tak lupa selalu memerikan dukungan untuk penulisan skripsi ini.

13.Risa dan Nani selaku penari dan model Tari Arjuna Sasrabahu Vs Somantri yang telah membantu selama proses penelitian.

14.Mahasiswa Pendidikan Seni Tari angkatan 2010 “katumbiri” yang merupakan teman-teman seperjuangan.

15.Pihak lain yang tidak mungkin peneliti sebutkan satu persatu yang telah memberikan motivasi dan banyak membantu sehingga penelitian skripsi ini dapat terselesaikan.

Akhir kata, tidak ada sesuatu yang lebih berharga yang dapat peneliti berikan kepada semua pihak yang telah membatu terselesaikannya sksipsi ini selain do’a dan harapan semoga Allah SWT senantiasa memberikan balasan dari setiap dukungan dan bantuan yang telah di berikan.

Waalaikumsalam wr. Wb

(17)

Lilis Melani, 2014

Kajian etnokoreologi Tari arjuna sasrabahu vs somantri di stsi bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Seni terlahir dari ekspresi dan kreativitas masyarakat yang dilatarbelakangi oleh keadaan sosialbudaya, ekonomi, letak geografis, pola kegiatan keseharian, dan nilai-nilai agama.Sehingga berpengaruh pada banyak bentuk kegiatan diantaranya kegiatan kesenian. Kesenian yang hidup dan berkembang mencerminkan kondisi suatu daerah yang menjadi ciri khas identitas dari etnis masyarakat tersebut. Seni sebagai penjelmaan rasa indah dalam jiwa seseorang agar dapat dinikmati dan dirasakan, bahkan mampu memberikan kebahagiaan kepada orang lain yang dapat diwujudkan dalam bentuk karya seni. Seni sebagai proses penciptaan merupakan suatu ungkapan yang timbul dari suasana hati, perasaan, dan jiwa. seperti halnya Soedarso SP (dalam Risman, 2007: 2) mengungkapkan “seni adalah suatu usaha untuk menciptakan bentuk-bentuk yang menyenangkan”.

Seni tradisi sesungguhnya bukanlah benda mati, tetapi untuk dikelola secara aktif dan juga memberikan peluang untuk diciptakan kembali dalam bentuk-bentuk baru yang selaras dengan kondisi masyarakat di masa itu.Salah satu kiprah kreatifnya adalah menciptakan atau melahirkan tari-tarian wayang, dan lahirnya khasanah tari wayang tersebut didasari oleh kepekaannya yang tajam serta interpretasinya yang subur terhadap kondisi masyarakat. Salah satunya yaitu Jawa Barat yang merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki aneka ragam jenis kesenian, baik seni tradisi, klasik, maupun kreasi baru yang hidup dan berkembang sesuai bentuk dan fungsinnya.

(18)

2

Lilis Melani, 2014

Kajian etnokoreologi Tari arjuna sasrabahu vs somantri di stsi bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dari bahasa Inggris mengandung arti gaya, aliran atau macam. Dengan demikian genre merupakan karakteristik pilihan komponen pokok pada tari-tarian yang

ditunjukan oleh tradisi yang berasal dari kehidupan sosial dan budaya. Terdapat lima genre atau rumpun tari yang ada di Jawa Barat yaitu Tari Keurseus, Tari Wayang, Tari Topeng, Tari Kreasi Baru, dan Tari Rakyat. (Caturwati, 2007: 58-119). Dari ke lima genre atau rumpun tari tersebut, peneliti akan memaparkan genre tari wayang. Tari wayang adalah salah satu genre tari yang latar

belakangnya dari cerita wayang. Seperti yang di ungkapkan oleh Caturwati dalam bukunya Tari Di Tatar Sunda, berikut di bawah ini.

“Tari Wayang merupakan bentuk tari yang mengambil lakon dari cerita-cerita Wayang seperti Ramayana dan Mahabarata serta cerita-cerita-cerita-cerita Panji atau Menak dengan tokoh-tokoh seperti Gatotkaca, Sobali, Sugriwa, Darmawulan, Menak Jayengrana, dan tokoh-tokoh lainnya”. (Caturwati, 2007:74)

Tari wayang memiliki kekhasan pada aspek koreografi, karawitan, busana, dan rias. Kekhasan ini terletak pada kenyataan bahwa tari wayang lahir karena kebutuhan untuk mengungkapkan tokoh-tokoh pewayangan. Tari wayang merupakan khasanah tari di Jawa Barat yang tidak terlepas dari perkembangan wayang wong Priangan. Wayang wong Priangan ialah sebuah pertunjukan Dramatari berdialog yang di bawakan oleh manusia untuk mempertunjukan cerita pewayangan. Tarian dalam pertunjukan wayang wong Priangan pada dasarnya bersumber dari tarian wayang wong Cirebon, Pencak Silat, Tayub, dan juga gerak-gerak tari dari boneka wayang Golek.

(19)

3

Lilis Melani, 2014

Kajian etnokoreologi Tari arjuna sasrabahu vs somantri di stsi bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sekitar tahun 1950-an terjadi pula kelangkaan pertunjukan wayang wong di Sumedang dan Garut, kemudian mendekati pertengahan tahun 1960-anlah yang menandai lenyapnya pertunjukan, sedangkan untuk di wilayah Bandung terjadi kelangkaan di akhir tahun 1960, Rusliana (2012: 17).Namun dengan adanya inisiatif yang dilakukan oleh sejumlah staf pengajar tari Sunda di STSI Bandung, dengan diadakannya sebuah penelitian dan penyadapan tahap demi tahap terhadap tari wayang yang sudah punah maka wayang wong Priangan dapat dihidupkan kembali hingga kini.

Tari wayang bagian dari tari pertunjukan, atau lebih luasnya lagi sebagai salah satu dari kekayaan seni pertunjukan di kebudayaan Priangan, sudah pasti memiliki spesifikasi yang berbeda dengan kekayaan tari-tarian lainnya. Dalam pertunjukan wayang wong Priangan terdapat unsur seni tari yang tentunya sebagai peran dalam cerita yang dibawakan dengan bertujuan untuk memperkuat karakter pada tokoh dalam sebuah cerita. Adapun kekayaan tari dalam pertunjukan wayang wong Priangan yang disebut tari kembangan dan tari perang. Hal tersebut diungkapkan oleh Rusliana (2012:17-18), sebagai berikut.

“Tari kembangan dan tarian perang yang memiliki perbendaharaan gerak tarinya relatif panjang dan beranekaragam termasuk tingkatan karakternya.Kemudian tarian ini mulai dikembangkan dan dimanfaatkan oleh para aktivisnya menjadi bentuk-bentuk tarian (tari lepas)”.

Pemaparan kutipan di atas, bahwa tari wayang merupakan tari yang berlatar belakang dari cerita-cerita pewayangan yang menyangkut kedalam penokohan pada peristiwa tertentu. Dalam menceritakan tokoh pewayangan tentunya ditarikan secara tunggal, bahkan cerita tentang perang tanding yang biasanya ditarikan secara berpasangan. Ada yang berbentuk perang tanding dan perang rempugan. Seperti yang dijelaskan bahwa: “perang tanding ialah satu lawan satu, perang rempugan ialah satu lawan sekelompok”. Rusliana (2012: 16) Salah satu tari wayang yang berasal dari cerita perang tanding adalah Tari Arjuna Sasrabahu Vs Somantri.

(20)

4

Lilis Melani, 2014

Kajian etnokoreologi Tari arjuna sasrabahu vs somantri di stsi bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

disebut tari perang tanding, Tari ini menggambarkan perang tanding antara Raja Maespati Maha Prabu Arjuna Wijaya yaitu Prabu Arjuna Sasrabahu melawan Somantri yang memiliki kepemimpinan sebagai Patih Suwanda di kerajaan Maespati. Adapun cerita yang melatar belakangi terjadinya perang tanding itu dikarenakan bahwa: “…Somantri ingin mencoba kesaktian Prabu Arjuna Sasrabahu yang merupakan raja Maespati yang sangat sakti mandraguna”. (Sunardi, 1982: 241).

Tari perang tanding Arjuna Sasrabahu dengan Somantri termasuk sebagai produk wayang wong Priangan yang terdapat di Bandung. Tarian ini merupakan produk dari wayang wong Kayat (wayang wong Priangan pimpinan Kayat dari Bandung) yang kemudian dilanjutkan penataannya oleh Parmis muridnya diawal tahun 1940-an, kemudian pada tahun 1989 tari dan gendingnya ditata kembali atau di rekomposisi oleh Iyus Rusiana. Kemudian tarian ini dijadikan salah satu program Mata Kuliah di STSI Bandung. Rusliana (2012: 89).

Di dalam penciptaan sebuah kaya tari akan memiliki suatu alasan dan tujuan yang tertuang pada sebuah karya tari. Namun dalam penelitian ini, peneliti belum menemukan karakteristik yang terdapat pada gerak, rias dan busana dari Tari Arjuna Sasrabahu Vs Somantri yang di rekomposisi oleh Iyus Rusliana.Dari berbagai hal tersebut, peneliti merasa tertarik untuk mengetahuilebih dalam mengenai karakteristik yang terdapat pada tarian tersebut, khususnya dari sisi gerak, rias, dan busana.Selain itu, bahkan peneliti ingin mengetahui nilai-nilai yang terdapat dalam Tari Arjuna Sasrabahu Vs Somantri.

(21)

5

Lilis Melani, 2014

Kajian etnokoreologi Tari arjuna sasrabahu vs somantri di stsi bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

terkandung dalam Tari Arjuna Sasrabahu Vs Somantri dengan menggunakan kajian etnokoreologi tari.

Etnokoreologi merupakan kajian tentang gerak-gerak tari etnis, Tari wayang merupakan tari etnis, dalam tari wayang bisa dikaji berdasarkan etnis dari masyarakat pendukungnya. Dalam menganalisis sebuah tari, pendekatan etnokoreologi melibatkan banyak disiplin atau dikatakan sebagai pendekatan multidisiplin, Narawati (2003: 30). Dalam setiap tari wayang, mempunyai pembendaharaan gerak, atau susunan gerak yang berbeda. Dari beberapa aspek yang telah dipaparkan di atas dalam kajian etnokoreologi disebut dengan analisis teks dan konteks.

Analisis teks adalah analisis yang dapat dilihat secara langsung yaitu seperti gerak, rias, busana, musik, dan gending-gending yang mengiringi tari. Analisis konteks yaitu analisis tari yang berhubungan dengan sejarah, latar belakang, estetika, fungsi, nilai pendidikan, makna dan simbol. Pengkajian tari melalui pendekatan etnokoreologi ini terfokus pada bagian atau lapis teks dan konteks. Adapun lapisan teks ini meliputi gerak, rias, dan busana. Hal tersebut bertujuan untuk mengetahui karakteristik dari gerak, rias, dan busana pada Tari Arjuna Sasrabahu Vs Somantri. Pada lapisan konteks meliputi perkembangan sejarah, antropologi, filologi, psikologi, dan perbandingan. Lapisan konteks yang dikaji dalam penelitian ini untuk mengetahui nilai-nilai yang terkandung dalam Tari Arjuna Sasrabahu Vs Somantri.

(22)

6

Lilis Melani, 2014

Kajian etnokoreologi Tari arjuna sasrabahu vs somantri di stsi bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pentingnya etnokoreologi dalam skripsi ini, yaitu untuk menganalisis teks dan konteks pada Tari Arjuna Sasrabahu Vs Somantri berdasarkan nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat Sunda. Dari pemaparan di atas, peneliti merasa perlu untuk melakukan penelitian lebih dalam mengenai teks dan konteks pada tarian tersebut. Untuk itu peneliti mengambil judul penelitian mengenai “Kajian Etnokoreologi Tari Arjuna Sasrabahu Vs Somantri di STSI Bandung”.

B. Identifikasi Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diungkapkan di atas, peneliti membatasi sebuah permasalahan yang akan diteliti sebagai berikut. 1. Mencari karakteristik gerak pada Tari Arjuna Sasrabahu Vs Somantri 2. Dibatasi pada karakteristik rias dan busana Tari Arjuna Sasrabahu Vs

Somantri

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan dari latar belakang masalah yang telah dipaparkan di atas, peneliti membatasi masalah-masalah yang akan diteliti agar lebih terarah. Sehingga peneliti merumuskannya dalam beberapa pertanyaan sebagai berikut. 1. Bagaimana karakteristik gerak Tari Arjuna Sasrabahu Vs Somantri?

2. Bagaimana karakteristik rias dan busana Tari Arjuna Sasrabahu Vs Somantri

D. Tujuan Penelitian

Menjawab dan memecahkan masalah merupakan sebuah tujuan utama yang dilakukan oleh peneliti dalam sebuah penelitian.Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan skripsi ini, sebagai berikut.

1. Tujuan Umum

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Tari Arjuna Sasrabahu Vs Somantri dengan menggunakan kajian etnokoreologi.

2. Tujuan Khusus

(23)

7

Lilis Melani, 2014

Kajian etnokoreologi Tari arjuna sasrabahu vs somantri di stsi bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Mendeskripsikan Karakteristik rias dan busana padaTari Arjuna Sasrabahu Vs Somantri di Stsi Bandung

E. Manfaat Penelitian

Hasil Penelitian tentang kajian etnokoreologi Tari Arjuna Sasrabahu Vs Somantri yang di rekomposisioleh Iyus Rusliana ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut.

1. Manfaat Teoretis

a. Dapat dijadikan bahan penelitian selanjutnya, untuk lebih mendalam meneliti Tari Arjuna Sasrabahu Vs Somantri

b. Menambah wawasan dan ilmu pengetahuan di bidang tari 2. Manfaat Praktis

a. Peneliti

Dengan dilakukannya peneliti ini dapat memberikan pengalaman serta wawasan bagi peneliti sendiri, selain itu untuk memenuhi syarat ujian akhir dalam mencapai gelar sarjana (S1) jurusan Pendidikan Seni Tari di Universitas Pendidikan Indonesia, peneliti tentunya mempunyai tujuan lain yaitu untuk mengetahui lebih dalam mengenai karakteristik pada Tari Arjuna Sasrabahu Vs Somantri, dari sisi gerak tari, rias, busana, dan juga nilai-nilai yany terkandung di dalam Tari Arjuna Sasrabahu Vs Somantri.

b. Jurusan Pendidikan Seni Tari UPI

Penelitian ini tentunya dapat bermanfaat dan dijadikan sumber bacan bagi mahasiswa yang masih menimba ilmu di Pendidikan Seni Tari, sehingga untuk kedepannya yang akan mengambil skripsi tentang etnokoreologi tari, skripsi ini dapat dijadikan sumber bacaan.

c. Universitas Pendidikan Indonesia

(24)

8

Lilis Melani, 2014

Kajian etnokoreologi Tari arjuna sasrabahu vs somantri di stsi bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu F. Struktur Organisasi Skripsi

Di dalam skripsi ini terdiri dari lima bab, selain itu terdapat judul skripsi, lembar pengesahan, surat pernyataan, kata pengantar, ucapan terimakasih, abstrak, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, dan daftar lampiran. pada bab I menguraikan tentang latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, struktur organisasi skripsi, serta asumsi. Adapun pada bab ke II membahas tentang teori-teori yang tentunya menguatkan terhadap penelitian, seperti penelitian terdahulu serta teori-teori yang digunakan seperti, teori mengenai kajian etnokoreologi, gerak tari, rias dan busana. Pada bab III menguraikan tentang pendekatan dan metode penelitian, lokasi dan subjek penelitian, definisi operasional, instrument penelitian, teknik pengumpulan data, tahapan penelitian, dan teknik analisis data. Bab IV merupakan uraian tentang hasil penelitian dan pembahasan yang di dalamnya tentu membahas data-data hasil penelitian serta analisis peneliti terhadap hasil penelitian. Adapun pada bagian bab V yang merupakan bab terakhir berisi tentang kesimpulan peneliti serta rekomendasi peneliti yang merupakan sebagai tindak lanjut dari hasil penelitian. Bagian akhir dalam skripsi ini terdiri dari daftar pustaka serta lampiran-lampiran.

G. Asumsi

(25)

21 Lilis Melani, 2014

Kajian etnokoreologi Tari arjuna sasrabahu vs somantri di stsi bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

Maryaeni, (2005;58) mengungkapkan “metode merupakan cara yang ditempuh peneliti dalam menemukan pemahaman sejalan dengan fokus dan tujuan yang ditetepkan”. Sedangkan penelitian itu sendiri pada dasarnya bertujuan untuk mencari kebenaran tentang apa yang akan di teliti. Metode penelitian ini tentunya akan membantu peneliti dalam menentukan langkah-langkah yang akan dilakukan dalam sebuah penelitian yang dimaksudkan untuk mengarahkan peneliti dalam memperoleh data-data yang bisa menjawab permasalahan penelitian.

A. Lokasi dan subjek penelitian

(26)

22

Lilis Melani, 2014

Kajian etnokoreologi Tari arjuna sasrabahu vs somantri di stsi bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu B. Pendekatan dan Metode Penelitian

Pendekatan yang peneliti gunakan yaitu memakai pendekatan kualitatif, penedekatan kualitatif adalah suatu proses penelitian dan pemahaman yang berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan masalah manusia(Noor) (2011: 34). Penelitian kualitatif dilakukan pada kondisi alamiah dan bersifat penemuan.Oleh karena itu, peneliti harus memiliki bekal teori dan wawasan yang luas.Penelitian ini lebih menekankan pada ciri khas gerak, rias, busan dan terkait nilai-nilai.Penelitian kualitatif digunakan jika masalah belum jelas, mengetahui makna atau ciri khas yang tersembunyi, memastikan kebenaran data, dan meneliti sejarah perkembangan.

Untuk memecahkan masalah dalam suatu penelitian diperlukan metode atau pendekatan yang tepat. Untuk itu kedudukan metode di dalam sebuah penelitian ilmiah tentunya mutlak diperlukan, karena tanpa memakai sebuah metode, maka tujuan dari penelitian tersebut tidak akan tercapai.

Sehubungan dengan hal tersebut di atas, Surakhmad (1989 : 131) dalam skripsi Nurul Kristiana (2013 : 17) yang berjudul “Pelatihan Penari Pada Kesenian Kuda Renggong Group Dinnar Kelana Jaya di Kabupaten Sumedang”. Mengemukakan,

„Metode merupakan cara utama yang digunakan untuk suatu tujuan, misalnya untuk menguji serangkai hipnotis, dengan mempergunakan teknik serta alat-alat tertentu. Cara utama ini dipergunakan setelah penyelidik memperhitungkan kewajarannya ditinjau dari tujuan penyelidikan serta dari situasi penyelidikan‟.

Didalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode deskriptif analisis, dengan menggunakan kajian etnokoreologi yang digunakan untuk menganalisis sebuah tarian tersebut.Metode deskriptif analisis ini merupakan metode penelitian yang menguraikan atau mendeskripsikan data-data atau fakta untuk dianalisis selanjutnya, sedangkan dalam kegiatan analisis ini dimaksudkan untuk lebih memahami suatu fakta-fakta yang di temukan dilapangan yang nantinya bisa menjawab rumusan masalah yang tercantum pada penelitian ini.

(27)

23

Lilis Melani, 2014

Kajian etnokoreologi Tari arjuna sasrabahu vs somantri di stsi bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

peneliti memfokuskan pada bagian tekstual dan kontekstual tariannya.Etnokoreologi merupakan salah satu ilmu yang digunakan untuk mengkaji ataupun menganalisis sebuah pertunjukan atau karya tari namun tidak untuk menghilangkan ciri khas dari tarian tersebut. Selain dari ilmu etnokoreologi, terdapat juga berbagai pendekatan lain seperti antropologi tari, dan koreologi tari. Kajian etnokoreologi tari ini merupakan perpaduan dari beberapa pendekatan yaitu pendekatan tekstual dan kontekstual, sehingga dapat dikatakan sebuah pendekatan yang multidisiplin. Adapun didalam analisis tekstual merupakan analisis tari yang bisa dilihat secara langsung yaitu gerak, rias, busana, serta musik, sedangkan dalam analisis kontekstual merupakan analisis tari yang berhubungan dengan kehidupan dari masyarakat tersebut, dari sejarah, latar belakang, simbol, makna, serta fungsi dari sebuah pertunjukan atau karya tari.

C. Definisi Operasional

Untuk menghindari terjadinya kesalahan dalam pemahaman pada penelitian ini, maka peneliti memberikan definisi operasional sebagai berikut.

(28)

24

Lilis Melani, 2014

Kajian etnokoreologi Tari arjuna sasrabahu vs somantri di stsi bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu D. Instrumen Penelitian

Karena pada dasarnya meneliti adalah melakukan pengukuran, maka harus ada alat ukur yang baik.Alat ukur dalam sebuah penelitian biasanya dinamakan instrumen penelitian. “…instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati”. Sugiyono (2013: 119).

Adanya Instrumen penelitian atau alat serta fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data, agar pekerjaan lebih mudah dan hasilnya lebih baik, lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah. Adapun alat yang digunakan untuk memperlancar penelitian berupa pedoman wawancara dan pedoman observasi, rekaman dan kamera poto yang dapat mempermudah mendapatkan data-data tentang tari Arjuna Sasrabahu Vs Somantri dalam konteks tekstual dan kontekstual sebagai objek yang akan diteliti. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa instrument, yaitu lembar paduan observasi, pedoman wawancara, pedoman studi dokument

1. Lembar Panduan Observasi

Lembar panduan observasi ini digunakan untuk mengamati Tari Arjuna Sasrabahu Vs Somantri dari awal hingga akhir pertunjukan. Peneliti akan mengobservasi tentang struktur gerak, rias, dan busanapada Tari Arjuna Sasrabahu Vs Somantri.Adapun langkah-langkah dalam lembar panduan observasi sebagai berikut.

a. Sumber

Observasi mengenai sumber yang dimaksud adalah observasi awal yang dilakukan dengan cara meneliti beberapa sumber tertulis untuk mendapatkan data-data awal. Sumber-sumber yang berkaitan dengan materi yang diteliti terdapat dalam buku, skripsi, maupun internet.

b. Apresiasi

(29)

25

Lilis Melani, 2014

Kajian etnokoreologi Tari arjuna sasrabahu vs somantri di stsi bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Somantri lewat audio visual (DVD tari) dan apresiasi secara langsung di gedung Sunan Ambu Stsi Bandung.

c. Partisipasi aktif

Observasi mengenai partisipasi aktif yang dimaksud adalah dengan cara peneliti ikut berlatih bersama dosen pengampu mata kuliah tari wayang di STSI Bandung dan tutor sebaya. Proses latihan tersebut, berlangsung lima pertemuan selama dua bulan. Hal tersebut bahwa dalam penelitian ini, peneliti menggunakan kajian etnokoreologi sehingga peneliti harus partisipasi aktif untuk mengamati gerak, rias, dan busana.

d. Observasi karakteristik gerak

Observasi mengenai karakteristik gerak yang dimaksud adalah untuk mengamati ciri khas gerak pada Tari Arjuna Sasrabahu Vs Somantri dengan menggunakan kamera foto.

e. Karakteristik Rias

Observasi mengenai karakteristik rias yang dimaksud adalah untuk mengamati ciri khas rias pada Tari Arjuna Sasrabahu Vs Somantri, peneliti menggunakan kamera poto.

f. Karakteristik busana

Observasi mengenai karakteristik busana yang di maksud adalah untuk mengamati ciri khas busana pada Tari Arjuna Sasrabahu Vs Somanti dengan menggunakan kamera foto.

2. Pedoman wawancara

(30)

26

Lilis Melani, 2014

Kajian etnokoreologi Tari arjuna sasrabahu vs somantri di stsi bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pada pedoman wawancara yang peneliti buat. Pedoman wawancara tersebut berbentuk pertanyaan-pertanyaan mengenai Tari Arjuna Sasrabahu Vs Somantri. 3. Pedoman Studi Dokumen

Pedoman dokumentasi merupakan instrument untuk tehnik dokumentasi.Pedoman dokumentasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah audio, visual, maupun audio visual.Selain itu data diperoleh dari sumber buku, skripsi, dan wawancara dengan narasumber pada saat observasi tarian.

E. Teknik Pengumpulan Data

TeknikPengumpulan data dilakukan berdasarkan pada metode yang digunakan, agar data yang diinginkan dapat diperoleh secara lengkap dari lapangan. Dalam pengumpulan data ini tentunya diperlukan suatu pengamatan yang bukan sekedar menatap atau memperhatikan kejadian atau pengalaman lewat kasat mata saja, akan tetapi dengan menggunakan metode yang relevan dengan sifat penelitian.

Teknik pengumpulan data yang dimaksud adalah bentuk kegiatan meneliti kembali, catatan-catatan yang diperoleh peneliti untuk mengetahui apakah data dan informasi itu sudah tepat untuk menyimpulkan kebenaran yang dapat dipergunakan untuk menjawab permasalahan yang diteliti. Teknik pengumpulan data atau informasi yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan melalui: 1. Observasi

Observasi merupakan usaha dasar untuk mengumpulkan data yang dilakukan secara sistematis. Seperti yang diungkapkan oleh Sutrisno Hadi (dalam Sugiyono 2013: 166) mengemukakan bahwa “observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai pengamatan dan ingatan”. Dari pemaparan di atas bahwa observasi diperlukan dalam sebuah penelitian, guna untuk proses pengamatan dalam sebuah pengumpulan data-data yang akan disusun.

(31)

27

Lilis Melani, 2014

Kajian etnokoreologi Tari arjuna sasrabahu vs somantri di stsi bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

penelitian berlangsung dengan mengamati hasil yang diperoleh, baik berupa gambar ataupun rekaman suara, yang digunakan sebagai alat bantu dalam melakukan sebuah penelitian seperti kamera foto, kamera video, atupun tape recorder, dalam melakukan sebuah penelitian tidak hanya mengandalkan

pengamatan lewat kasat mata saja. Observasi dalam sebuah penelitian tentunya bagian terpenting untuk mendapatkan hasil yang diharapkan dan bertujuan untuk mengadakan pengamatan secara objektif.

Pada penelitian ini, observasi yang digunakan adalah observasi secara langsung, tujuan dari observasi tersebut dilakukan secara langsung untuk melihat atau mengamati proses latihan dan struktur gerak pada Tari Arjuna Sarsabahu Vs Somantri. Tujuan selanjutnya dari observasi secara langsung yaitu untuk mengamati atau mengetahui bagaimana busana dan rias pada Tari Arjuna Sasrabahu Vs Somantri. Dalam penelitian ini, observasi dilakukan di STSI Bandung, observasi awal pada penelitian ini dilakukan dengan cara meneliti beberapa sumber tertulis di perpustakaan dalam bentuk buku sumber dan skripsi.

(32)

28

Lilis Melani, 2014

Kajian etnokoreologi Tari arjuna sasrabahu vs somantri di stsi bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.1

12-05-2014 Observasi pengajuan surat penelitian. 20-05-2014 Obsevasi tentang Tari

Arjuna Sasrabahu Vs

26-05-2014 Apresiasi tentang tari Arjuna Sasrabahu Vs

28-05-2014 Latihan tari Arjuna

Sasrabahu Vs

19-06-2014 Apresiasi pertunjukan Tari Arjuna Sasrabahu

(33)

29

Lilis Melani, 2014

Kajian etnokoreologi Tari arjuna sasrabahu vs somantri di stsi bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

adalah bentuk komunikasi verbal jadi semacam percakapan yang bertujuan memperoleh informasi.

Pada penelitian ini, metode pengumpulan data dengan cara mewawancarai langsung dan berbentuk tanya jawab ditujukan kepada narasumber yang mengetahui dan terlibat langsung dengan objek yang diteliti yaitu Tari Arjuna Sasrabahu Vs Somantri di STSI Bandung. Adapun wawancara tersebut ditujukan kepada responden utama yaitu Iyus Rusliana selaku rekomposisi Tari Arjuna Sasrabahu Vs Somantri.Wawancara pertama kalinya peneliti lakukan kepada Iyus Rusliana, hal yang ditanyakan mengenai tari Arjuna Sasrabahu Vs Somantri yang meliputi rekomposisi tarian tersebut.Narasumber ini merupakan narasumber utama untuk peneliti memperoleh data-data yang mendukung penelitian yang dilakukan.

Wawancara kedua yaitu kepada Ety Mulyati, salah satu dosen pengampu mata kuliah tari wayang.Ety Mulyati selalu membantu peneliti dalam berlatih Tari Arjuna Sasrabahu Vs Somantri, selain itu peneliti juga dapat mengamati dan melihat secara langsung proses pembelajaran tarian tersebut..Wawancara yang dilakukan kepada Ety Mulyati mengenai struktur gerak, rias, dan busana pada Tari Arjuna Sasrabahu Vs Somantri.Wawancara selanjutnya, peneliti lakukan kepada Risa Aknes Amanah yang merupakan mahasiswa tingkat akhir di STSI Bandung yang mengambil penyajian tugas akhirnya dengan kepenarian Tari Arjuna Sasrabahu Vs Somantri.Wawancara kepada mahasiswa tersebut, peneliti ingin memperoleh kesan ataupun pengalaman mahasiswa dalam mempelajari Tari Arjuna Sasrabahu Vs Somantri.

(34)

30

Lilis Melani, 2014

Kajian etnokoreologi Tari arjuna sasrabahu vs somantri di stsi bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.2

Buku catatan Data-data hasil wawancara

Dokumentasi adalah suatu alat yang digunakan untuk melihat atau mendokumentasikan data-data, dokumen-dokumen yang ada serta untuk mendokumentasikan peristiwa-peristiwa yang terjadi dan berkaitan dengan penelitian.Sugiyono (2007: 329) menyatakan bahwa dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu yang berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang.

(35)

31

Lilis Melani, 2014

Kajian etnokoreologi Tari arjuna sasrabahu vs somantri di stsi bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sebagai salah satu bahan acuan dalam pengolahan data pada penelitian ini, sedangkan untuk dokumentasi catatan harian peneliti dapatkan dari hasil wawancara yang dilakukan setiap observasi kelapangan. Selain itu, dokumen yang berbentuk gambar peneliti dapat dari hasil foto-foto kegiatan latihan dan dokumentasi ketika wawancara pada saat observasi peneliti sendiri.Dokumentasi tersebut dilakukan untuk membantu menganalisis struktur gerak yang selanjutnya dibuat notasi laban.Selain itu, peneliti mendokumentasikan rias, busana, serta property tari pada Tari Arjuna Sasrabahu Vs Somantri.

4. Studi pustaka

Studi pustaka merupakan salah satu langkah yang dilakukan peneliti dalam mencari data atau informasi yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.Kegiatan ini meliputi kegiatan membaca, mengkaji buku-buku bacaan dan data yang diperoleh dari internet yang nantinya bisa dijadikan sebagai referensi pada penulisan skripsi. Data dan informasi dalam langkah ini diperoleh dari buku-buku tentang kesenian yang membahas Tari Wayang, buku-buku lainnya seperti sekripsi, juga buku-buku tentang pendapat, teori, makalah, maupun hasil-hasil laporan yang berhubungan dengan masalah penelitian dengan tujuan untuk mendapatkan teori dan konsep-konsep yang dapat dijadikan sebagai landasan pemikiran dalam sebuah penelitian.

Buku sumber bacaan tersebut diperoleh dari tempat-tempat tertentu, seperti perpustakaan UPI, perpustakaan Seni Tari, dan perpustakaan STSI Bandung.Pada studi pustaka ini, peneiliti memilih beberapa buku sebagai bahan untuk sumber bacaan ataupun tulisan diantaranya sebagai berikut.

(36)

32

Lilis Melani, 2014

Kajian etnokoreologi Tari arjuna sasrabahu vs somantri di stsi bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Arjuna Sasrabahu, disusun oleh Sunardi D.M yang diterbitkan pada tahun 1982 oleh PN Balai Pustaka. Buku ini memapaparkan tentang silsilah raja-raja lokapal, di dalamnya juga memaparkan tentang terjadinya perang tanding antara Arjuna Sasrabahuraja maespati melawan Somantri yang merupan patih pada kerajaan tersebut.

c. Wajah Tari Sunda Dari Masa Ke Masa, ditulis oleh Tati Narawati. Buku ini diterbitkan pada tahun 2003 oleh P4ST UPI (Pusat Penelitian dan Pengembangan Pendidikan Seni Tradisional). Di dalam buku ini dipaparkan mengenai seberapa jauh kontak budaya „priyayi‟ dan tari jawa dengan tari sunda, selain itu di dalam buku tersebut terdapat berbagai kajian tari salah satunya mengenai kajian etnokoreologi tari.

d. Tari Wayang (Bahan studi kepenarian Tari Wayang), ditulis oleh Iyus Rusliana dan diterbitkan pada tahun 2012 oleh Jurusan Tari STSI Bandung. Di dalam buku ini, dipaparkan mengenai kekayaan budaya Sunda (Jawa Barat), kekayaan tari Wayang khas Cirebon, dan kekayaan tari Wayang khas Priangan. Buku ini memaparkan spesifikasi dari sejumlah ciri-ciri khas pada setiap tari, paparan atau deskripsi penting dari empat belas tarian Wayang salah satunya yaitu Tari Arjuna Sasrabahu Vs Somantri, Serta perihal penari sebagai penyajian Tari Wayang.

e. Tari di Tatar Sunda, dituli oleh Endang Caturwati. Buku ini diterbitkan pada tahun 2007 oleh Sunan Ambu Pres- STSI Bandung. Buku tersebut membahas tentang sejarah masyarakat Priangan, Cirebon, dan masyarakat Pantura. Selain itu, buku ini juga memaparkan tentang tari-tarian di Jawa Barat, klasifikasi tentang beberapa ganre tari salah satunya mengenai genre tari Wayang.

(37)

33

Lilis Melani, 2014

Kajian etnokoreologi Tari arjuna sasrabahu vs somantri di stsi bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang sedang disusun oleh penulis. Namun, tentunya terdapat perbedaan dalam penelitian yang dilakukan yaitu pada objek yang akan diteliti.

g. Karya Seni Kepenarian Tari Arjuna Sasrabahu Vs Somantri dan Tari Topeng Tumenggung, ditulis oleh Ati Heryati pada tahun 2001 yang merupakan

penyajian tugas akhirnya di STSI Bandung. Penulis mengambil tugas akhirnya dengan minat utama kepenarian Tari Arjuna Ssarabahu Vs Somantri dan Tari Topeng.

5. Pengolahan Data

Data yang sudah penulis dapatkan ialah secara kualitatif dengan mengklasifikasikannya sebagai berikut.

a. Mengkelompokan data-data yang penulis dapatkan. b. Melakukan analisis data

c. Mengklopkan data-data sesuai dengan pertanyaan peneliti

d. Membandingkan (triangulasi) data satu dengan data yang lainnya

e. Melakukan interpretasi dan menarik kesimpulan dari data yang satu dengan yang lainnya.

f. Mendeskripsikan data-data yang sudah penulis simpulkan, kemudian peneliti masukan kedalam bentuk tulisan.

F. Tahapan Penelitian

(38)

34

Lilis Melani, 2014

Kajian etnokoreologi Tari arjuna sasrabahu vs somantri di stsi bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1. Persiapan Penelitian

Langkah ini merupakan tahapan awal yang dilakukan oleh peneliti, dimana peneliti mempersiapkan bahan-bahan dan sumber penelitian. Pada langkah ini peneliti mulai merancang sebuah rumusan masalah, selain itu peneliti juga mempersiapkan kebutuhan yang nanti tentunya dibutuhkan selama proses penelitian. Adapun persiapan yang dilakukan peneliti sebelum melakukan sebuah penelitian yaitu sebagai berikut.

a. Observasi Awal

Untuk observasi awal dilkukan pada awal bulan Oktober 2013, dimana peneliti bertujuan untuk mengetahui permasalahan yang perlu diteliti dari Tari Arjuna Sasrabahu Vs Somantri, selain itu peneliti juga memastikan bahwa penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti belum pernah dilakukan penelitian sebelumnya.Setelah peneliti melakukan observasi awal, kemudian peneliti mengajukan judul serta rumusan masalah kepada Dewan Skripsi Jurusan Pendidikan Seni Tari.

b. Penyusunan Proposal Penelitian

(39)

35

Lilis Melani, 2014

Kajian etnokoreologi Tari arjuna sasrabahu vs somantri di stsi bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Pelaksanaan Penelitian

Dalam sebuah pelaksanaan penelitian tentunya peneliti melakukan langkah-langkah untuk melaksanakan penelitian. Untuk itu peneliti melakukan kegiatan pengumpulan data, pengolahan data, serta penulisan laporan.

a. Pengumpulan Data

Langkah dari pengumpulan data ini, data-data yang dikumpulkan merupakan hasil dari observasi, wawancara, studi dokument, serta studi pustaka yang dilakukan secara bertahap dari awal hingga akhir penelitian.Data-data tersebut penulis dapatkan dari narasumber serta sumber-sumber lain yang dijadikan sebagai referensi dalam tarian tersebut.

b. Pengolahan Data

Pengolahan data dilakukan untuk menampung atau memilih data-data yang tepat dan penting untuk dijadikan sumber dalam sekripsi. Setelah melalui proses pengolahan data, peneliti menentukan atau mengelompokan data-data yang didapat. Kemudian langkah selanjutnya pengolahan data tersebut peneliti lakukan mulai dari awal bulan Juni 2014.

c. Penulisan Laporan

Dalam sebuah penulisan laporan dilakukan secara bertahap dari sejak awal penelitian mulai dilaksanakan sampai akhir kesimpulan sebuah laporan penulisan. Data-data yang didapat dari hasil penelitian tentunya melalui sebuah proses pengolahan kemudian dianalisis dengan kajian serta metode yang dipakai harus tepat dan akurat. Adapun langkah-langkah yang peneliti lakukan dalam penulisan laporan penelitian adalah :

1) Semua data yang telah diolah, disusun, dan dianalisis berdasarkan pertanyaan penelitian, setelah itu dikumpulkan untuk dijadikan sebuah laporan penelitian. 2) Data yang telah dikumpulkan kemudian disusun menjadi bab demi bab sesuai

(40)

36

Lilis Melani, 2014

Kajian etnokoreologi Tari arjuna sasrabahu vs somantri di stsi bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3) Pedoman buku yang digunakan peneliti untuk penulisan karya ilmiah adalah pedoman penulisan Karya Ilmiah Universitas Pendidikan Indonesia Tahun 2013

4) Penulisan laporan penelitian ini tentunya tidak lepas dari proses bimbingan, baik dari pembimbing I Prof. Dr. Hj. T. Narawati, M.Hum, maupun pembimbing II bapak Ace Iwan Suryawan , S.Pd., M.Hum. Tentu terdapat revisi yang dilakukan hasil dari sebuah proses bimbingan, hal tersebut diharapkan dapat menghasilkan laporan penulisan yang sempurna.

5) Kesimpulan dilakukan setelah semua data disusun, kegiatan ini dilakukan berdasarkan dari hasil keseluruhan dari data yang diperoleh dari bab I sampai bab IV dalam laporan penelitian.

G. Teknik Analisis Data

Dalam sebuah penelitian “Analisis data merupakan proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan”. Elvinaro Ardoanto (2010: 209)maka dari pernyataan tersebut di atas bahwa teknik analisis data ini merupakan mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah untuk dipahami, dan dapat diinformasikan kepada orang lain.

(41)

37

Lilis Melani, 2014

Kajian etnokoreologi Tari arjuna sasrabahu vs somantri di stsi bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

struktur gerak Tari Arjuna Sasrabahu Vs Somantri kepada Ibu Ety Mulyatiserta dipadukan dengan teknik dokumentasi dengan cara kamera foto. Untuk lebih memperjelas proses analisis data peneliti melakukan dengan cara triangulasi seperti berikut.

Bagan 3.1 Proses analisis data

Teknik analisis data akan menempuh tahapan pelaksanan sebagai berikut.

1. Semua data yang sudah terkumpul akan diolah dan di telitidengan mengemukakan hal-hal pokok tentang Tari Arjuna Sasrabahu Vs Somantri. 2. Membuat rangkuman temuan-temuan penelitian yang sistematis sehingga

karakteristik gerak, rias, dan busana tergambar dengan jelas

3. Mendeskripsikan hasil penelitian yang sudah menjalani proses pengolahan dan sudah dapat ditarik kesimpulan dituangkan dalam bentuk tulisan berupa deskripsi kata-kata.

Proses analisis tersebut dilakukan setelah data-data yang dimaksud berhasil sudah benar-benar terkumpul dan dibandingkan secara terpadu. Selain dari proses triangulasi, disertai dengan interpretasi dari peneliti sendiri.

Observasi

(42)

Lilis Melani, 2014

Kajian etnokoreologi Tari arjuna sasrabahu vs somantri di stsi bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. KESIMPULAN

Di Jawa Barat terdapat beberapa genre tari, salah satunya genre tari wayang. Tari wayang memiliki tiga sejak, yaitu sejak Bandung, sejak Garut, dan sejak Sumedang. Salah satu tari wayang sejak Bandung adalah Tari Arjuna

Sasrabahu Vs Somantri, yang merupakan produk wayang wong Kayat (wayang wong Priangan pimpinan Bapak Kayat dari Bandung). Bapak Kayat merupakan seorang dalang Bintang dari daerah Bandung, sebutan dalang Bintang tersebut bahwa di zaman penjajahan Belanda para dalang di berikan bintang sebagai penghormatan sehingga sampai sekarang disebut dengan dalang Bintang. Pada tahun 1940-an Tari Arjuna Sasrabahu Vs Somantri dilanjutkan penataannya oleh Bapak Parmis murid dari Bapak Kayat.

Pada mulanya Tari Arjuna Sasrabahu Vs Somantri memiliki koreografi dan pola lantai dengan durasi panjang dan sederhana. Durasi yang panjang tersebut dalam artian tarian ini memiliki bentuk gerak yang sama (banyaknya pengulangan gerak), sehingga gerak tariannya monoton. Akhirnya pada tahun 1958 Bapak Iyus Rusliana merekomposisi bentuk gerak dari Tari Arjuna Sasrabahu Vs Soamntri. Proses rekomposisi tersebut tidak menghilangkan bentuk aslinya, melainkan memadatkan serta menambah ragam gerak tarinya. Adapun alasan mendasar dilakukannya rekomposisi pada Tari Arjuna Sasrabahu Vs Somantri karena kebutuhan untuk studi dan kebutuhan pertunjukan.

Berdasarkan etnis Sunda pada tari wayang gaya Bandung khususnya Tari Arjuna Sasrabahu Vs Somantri memiliki tiga tingkatan ragam gerak yaitu gerak ngalaga, perang patokan, dan perang campuh. Setelah peneliti kaji dengan kajian

etnokoreologi terdapat karakteristik gerak dari masing-masing ragam gerak tersebut, yang terdiri dari ngalaga yaitu gerak nenggeul gondewa (trisi, kepret soder tanjrag) kategori locomotion, perang patokan gerak adeg-adeg (lontang

kewong soder) kategori pure movement, dan perang campuh gerak nojos nengkep,

(43)

84

Lilis Melani, 2014

Kajian etnokoreologi Tari arjuna sasrabahu vs somantri di stsi bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Selain dari sisi gerak, yang menjadi karakteristik dari rias dan busana pada Tari Arjuna Sasrabahu Vs Somantri yaitu dari riasnya dalam tarian ini menggunakan riasan karakter satria lungguh dan satria ladak. Hal tersebut terlihat dari penegasan garis-garis pada rias serta bentuk rias yang digunakan pada setiap tokoh. Perbedaan dari rias tersebut terdapat pada bentuk alis, kumis, dan cedo, serta warna yang eye shadow yang digunakan pada tokoh Arjuna Sasrabahu

dan tokoh Somantri. Adapun karakteristik busana pada tarian tersebut terlihat dari penggunaan warna busana, sinjang lereng, penggunaan soder payun, serta makuta yang digunakan, perbedaan tersebut tentunya sudah sangat membedakan karakter dari tokoh Arjuna Sasrabahu dan tokoh Somantri.

(44)

85

Lilis Melani, 2014

Kajian etnokoreologi Tari arjuna sasrabahu vs somantri di stsi bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu B. REKOMENDASI

Berdasarkan hasil dari penelitian, peneliti mencoba untuk mengemukakan beberapa rekomendasi guna untuk kelangsungan hidup tari wayang demi kelestarian kesenian tradisional di Jawa Barat sebagai berikut.

1. Jurusan Pendidikan Seni Tari UPI Bandung

Rekomendasi untuk Jurusan Pendidikan Seni Tari UPI, dengan adanya laporan peneliti ini, mahasiswa berharap dalam matakuliah tari wayang lebih dikembangkan lagi khususnya untuk tari wayang dalam bentuk tari berpasangan (tari perang). Sekiranya Tari Arjuna Sasrabahu Vs Somantri cukup kompeten untuk dijadikan salah satu bahan ajar matakuliah tari wayang di JurusanSeni Tari UPI. Hal tersebut karena tarian ini memiliki keragaman dalam segi gerak, rias, dan busana. Mahasiswa selain mempelajari geraknya saja, dapat mempelajari riasan karakter pada tari wayang. Selain itu, dilihat dari sisi busana dapat menambah koleksi busana dalam bentuk tari perang untuk di Jurusan Pendidikan Seni Tari UPI.

2. Penelitian Selanjutnya Untuk Mahasiswa Jurusan Pendidikan Seni Tari

Berdasarkan dengan penelitian yang peneliti lakukan terhadap tari wayang Tari Arjuna Sasrabahu Vs Somantri yang dikaji dengan menggunakan kajian etnokoreologi, tarian ini memiliki karakteristik dalam bentuk gerak, rias, dan busana. Di dalam penelitian ini, peneliti mengulas tentang tari wayang khususnya Tari Arjuna Sasrabahu Vs Somantri dan mengulas tentang etnokoreologi. Bagi mahasiswa Jurusan Pendidikan Seni, penelitian ini dapat dijadikan referensi untuk mahasiswa tari tingkat akhir yang sedang mengontrak matakuliah tari wayang dan matakuliah etnokoreologi tari.

(45)

86

Lilis Melani, 2014

Kajian etnokoreologi Tari arjuna sasrabahu vs somantri di stsi bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar

Tabel 3.1
Tabel 3.2

Referensi

Dokumen terkait

sanggar Pusbitari Bandung”. Permasalahan yang dibahas yaitu mengenai latar belakang diciptakannya Tari Merak Bodas, koreografi, rias danbusana, serta iringan musik

Proyek desain interior yang akan dirancang adalah desain interior gedung kesenian musik dan tari tradisional Jawa Barat yang menggunakan konsep hybrid yang mengacu pada

Bagaimana Makna Busana yang digunakan oleh para Penari dalam Kesenian Tari Topeng Cirebon di Jawa Barat.. Bagaimana Makna Gerakan para Penari dalam Kesenian Tari

Penelitian ini menghasilkan dua temuan, yaitu (1) dinamisasi genre wayang kulit gaya pesisiran dan (2) dinamisasi budaya Jawa yang terjadi dan tergambarkan dalam pertunjukan wayang

Salah satu kesenian yang paling popular khususnya bagi masyarakat Jawa adalah wayang kulit, di dalam cerita wayang tergambar nilai-nilai dan harapan masyarakat Jawa mengenai

Tari Kandagan merupakan sebuah tarian kreasi baru yang berasal dari daerah Jawa Barat, yang diciptakan oleh seorang maestro Tari Sunda yaitu Raden Tjetje

Dari hasil penelitian ditemukan berupa tujuh tahapan bentuk pertunjukan Tari Barapan Kebo dan gerak tari yang menggunakan beberapa gerak khas Sumbawa Barat, gerak dalam Tari Barapan

Sebagai salah satu provinsi yang besar di Indonesia, Jawa Barat dikenal dengan budaya Sundanya yang erat serta provinsi yang sangat mengapresiasi berbagai macam seni terutama seni tari,