• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES IPA KELAS V SEKOLAH DASAR DI KOTA BANDUNG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES IPA KELAS V SEKOLAH DASAR DI KOTA BANDUNG."

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

Deasy Ratu Nurmalasari, 2015

PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES IPA KELAS V SEKOLAH DASAR DI KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

035/S/PGSD-Reg/9A/Juli/2015 PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH

UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES IPA KELAS V SEKOLAH DASAR DI KOTA BANDUNG

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh

Deasy Ratu Nurmalasari

NIM 1100416

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

DEPARTEMEN PEDAGOGIK

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2015

(2)

Deasy Ratu Nurmalasari, 2015

PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES IPA KELAS V SEKOLAH DASAR DI KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

LEMBAR PENGESAHAN

PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES IPA KELAS V

SEKOLAH DASAR DI KOTA BANDUNG

Oleh

Deasy Ratu Nurmalasari

NIM. 1100416

Disetujui dan disahkan oleh

Pembimbing

Dra. Tatat Hartati, M.Ed., Ph.D. NIP. 19530312197932002

Diketahui,

Ketua Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Fakultas Ilmu Pendidikan

(3)

Deasy Ratu Nurmalasari, 2015

PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES IPA KELAS V SEKOLAH DASAR DI KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK

MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES IPA KELAS V SEKOLAH

DASAR DI KOTA BANDUNG

Oleh

Deasy Ratu Nurmalasari

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh

gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Guru Sekolah Dasar

©Deasy Ratu Nurmalasari 2015

Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian

(4)

Deasy Ratu Nurmalasari, 2015

PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES IPA KELAS V SEKOLAH DASAR DI KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES IPA KELAS V

SEKOLAH DASAR DI KOTA BANDUNG

Oleh

Deasy Ratu Nurmalasari NIM 1100416

ABSTRAK

Penelitian ini mengenai penerapan pendekatan pembelajaran berbasis masalah untuk meningkatkan keterampilan proses IPA di SD kelas V. Penelitian dilakukan di salah satu Sekolah Dasar Negeri yang berada di Kota Bandung. Sekolah ini memiliki ruangan kelas sebanyak 12 kelas, jumlah siswa 397 orang dengan memiliki tenaga pendidik dan kependidikan sebanyak 21 orang, berada diantara perumahan yang cukup padat dan berudara sejuk. Secara umum tujuan penelitian ini adalah mengetahui mengetahui bentuk penerapan pendekatan berbasis masalah untuk meningkatkan keterampilan proses IPA di SD Kelas V. Secara lebih khusus penelitian bertujuan untuk mendeskripsikan proses pembelajaran dengan menerapkan pendekatan pembelajaran berbasis masalah untuk meningkatkan keterampilan proses IPA di SD Kelas dan mendeskripsikan perkembangan keterampilan proses IPA di SD Kelas V dengan menggunakan pendekatan pembelajaran berbasis masalah. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Instrumen yang digunakan yaitu lembar observasi dan wawancara. Dari hasil pengamatan pada siklus I terhadap keterampilan merencanakan dan melaksanakan percobaan 69,5%, keterampilan menyimpulkan 33%, keterampilan berkomunikasi 36% dan pada siklus II keterampilan merencanakan dan melaksanakan percobaaan 92%, keterampilan menyimpulkan 90%, keterampilan berkomunikasi 76%Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata keseluruhan skor keterampilan proses pada siklus I adalah 58,33% dan pada siklus II 90,55%. Dengan demikian pendekatan pembelajaran berbasis masalah merupakan pendekatan yang cocok digunakan untuk meningkatkan keterampilan proses siswa, maka siswa akan merasakan hakekat pembelajaran IPA serta membuat mereka terampil dalam melakukan kegiatan sains. Kendala dan kesulitan yang dihadapi saat menerapkan pendekatan pembelajaran berbasis maslah dalam pembelajaran adalah kesulitan dalam mengkondisikan siswa untuk diorientasikan pada masalah, melakukan penyelidikan kelompok, mengembangkan hasil karya.

(5)

Deasy Ratu Nurmalasari, 2015

PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES IPA KELAS V SEKOLAH DASAR DI KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

IMPLEMENTATION PROBLEM BASED LEARNING APPROACH TO IMPROVE SCIENCE PROCESS SKILLS CLASS V PRIMARY SCHOOL IN

BANDUNG

By

Deasy Ratu Nurmalasari 1100416

ABSTRACT

This research about the application of problem-based learning approach to improve science process skills in elementary school class V. The study was conducted in one of the State Primary School in the city of Bandung. This school has a classroom as much as 12 classes, of students 397 people by having educators as many as 21 people, was among a fairly dense housing and valve cool. The general objective of this study was to determine the form of the application determine the problem-based approach to improve science process skills in SD Class V. More specifically, the study aims to describe the process of learning by applying problem-based learning approach to improve science process skills in elementary classes and describe the development of skills IPA process in SD Class V by using problem-based learning approach. This research is a classroom action research. The instruments used are observation and interview sheet. From the observations on the first cycle of the skills to plan and carry out experiments 69.5%, 33% concluded skills, communication skills 36% and the second cycle skills to plan and implement the experiment is 92%, 90% concluded skills, communication skills 76% The results showed that the overall average score of process skills in the first cycle was 58.33% and 90.55% in the second cycle. Thus the problem-based learning approach is an approach that is suitable to improve the skills of the students, the students will feel the essence of science teaching and make them skilled in conducting science. Obstacles and difficulties encountered when implementing an issue-based learning approach to learning is the difficulty in conditioning students to be oriented on the problem, an investigation group, developing the work.

(6)

Deasy Ratu Nurmalasari, 2015

PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES IPA KELAS V SEKOLAH DASAR DI KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

(7)

Deasy Ratu Nurmalasari, 2015

PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES IPA KELAS V SEKOLAH DASAR DI KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIANError! Bookmark not defined.

A. Metode Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

B. Desain Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

C. Lokasi Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

D. Subjek Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

E. Waktu Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

F. Instrumen Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

a. Instrumen Pembelajaran ... Error! Bookmark not defined.

b. Instrumen Pengungkap Data Penelitian .. Error! Bookmark not defined.

G. Prosedur penelitian ... Error! Bookmark not defined.

H. Analisis Data... Error! Bookmark not defined.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 36

A. Deskripsi Awal Prapenelitian ... Error! Bookmark not defined.

B. Deskripsi Pelaksanaan ... Error! Bookmark not defined.

1. Gambaran Proses Pembelajaran pada Siklus IError! Bookmark not defined.

2. Gambaran Pembelajaran Pada Siklus II.... Error! Bookmark not defined.

3. Perkembangan Keterampilan Proses IPA .. Error! Bookmark not defined.

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI .... Error! Bookmark not defined.

A. Simpulan ... Error! Bookmark not defined.

B. Rekomendasi ... 74

(8)

Deasy Ratu Nurmalasari, 2015

PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES IPA KELAS V SEKOLAH DASAR DI KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Karakteristik Pedekatan Pembelajaran Berbasis MasalahError! Bookmark not

defined.

Gambar 2.2 Perencanaan Pembelajaran Berbasis MasalahError! Bookmark not defined. Gambar 3.1 Siklus Menurut Kemmis dan Mc TaggartError! Bookmark not defined.

Gambar 3.2 Alur Penelitian Diadaptasi dari Desain Kemmis dan Mc TaggartError! Bookmark

(9)

Deasy Ratu Nurmalasari, 2015

PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES IPA KELAS V SEKOLAH DASAR DI KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Sintaks Pembelajaran Berdasarkan MasalahError! Bookmark not defined. Tabel 3.1 Kategori Taksiran IPK Keterlaksanaan . Error! Bookmark not defined.

Tabel 4.1 Aktivitas Guru dan Siswa pada Tindakan Siklus IError! Bookmark not defined. Tabel 4.2 Hasil Observasi Keterlaksanaan Pendekatan Pembelajaran Berbasis Masalah Siklus I ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4.3 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus IError! Bookmark not defined. Tabel 4.4 Refleksi Terhadap Tindakan Siklus I .... Error! Bookmark not defined. Tabel 4.5 Pengkategorian Temuan pada Siswa Siklus IError! Bookmark not defined. Tabel 4.6 Hasil Observasi Aktivitas Guru dan Aktivitas SiswaError! Bookmark not defined. Tabel 4.7 Hasil Observasi Keterlaksanaan Pendekatan Pembelajaran Berbasis Masalah Siklus II ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4.8 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus IIError! Bookmark not defined. Tabel 4.9 Refleksi Terhadap Tindakan Siklus II ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4.10 Pengkategorian Temuan pada Siswa Siklus IIError! Bookmark not defined. Tabel 4.11 Temuan pada Siklus I Dan Siklus II .... Error! Bookmark not defined.

(10)

Deasy Ratu Nurmalasari, 2015

PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES IPA KELAS V SEKOLAH DASAR DI KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

Bab ini akan menjelaskan mengenai latar belakang penelitian, rumusan

masalah, tujuan penulisan, dan manfaat dari penulisan penelitian.

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan kebutuhan yang sangat penting untuk menciptakan

manusia yang berpengetahuan, bermoral dan bermartabat. Tanpa pendidikan,

manusia menjadi sulit berkembang. Untuk itu, perlu upaya yang

sungguh-sunggguh dari berbagai pihak. Pendidikan yang memegang peranan penting tidak

hanya berlangsung di lingkungan keluarga saja namun pendidikan di sekolah juga

sama-sama memegang peranan penting dalam meningkatkan sumber daya

manusia yang berkualitas yang dapat membawa Indonesia ke arah yang lebih baik

dalam rangka menunjang pembangunan nasional. Keterlibatan pendidik sangat

berpengaruh terhadap keberhasilan pendidikan.

Sekolah mempunyai fungsi sebagai pusat pendidikan untuk pembentukan

pribadi anak. Sekolah juga dapat digolongkan sebagai pendidikan kedua setelah

keluarga (Ahmadi, A dan Uhbiyati, N, 2003, hlm. 180), hal ini berarti sekolah

memiliki fungsi melanjutkan pendidikan setelah pendidikan di keluarga. Guru

bertindak sebagai pendidik di sekolah. Bagi seorang guru melanjutkan pendidikan

setelah keluarga tentu saja tidak mudah, perlu pemikiran dan cara khusus untuk

menjadi pendidik yang baik di sekolah agar pembelajaran dapat bemakna

(meaning full learning).

Dalam menciptakan suasana pembelajaran yang bermakna, meningkatkan

partisipasi belajar, kreatifitas, dan keterampilan siswa maka dalam setiap

pembelajaran harus menggunakan pendekatan yang sesuai agar hasil dari

pembelajaran itu sesusai dengan tujuan yang telah kita tetapkan. Pendekatan yang

digunakan harus tepat sasaran dengan melihat karakteristik siswa dan karakteristik

mata pelajaran sehingga pembelajaran dapat berlangsung dengan ideal sehingga

(11)

2

Deasy Ratu Nurmalasari, 2015

PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES IPA KELAS V SEKOLAH DASAR DI KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Proses Belajar Mengajar (PBM) yang bermutu adalah PBM yang

berorientasi ada keaktifan, kreativitas, dan kemandirian siswa. Siswa melakukan

pengamatan, merumuskan hipotesa, melakukan pengujian, menarik kesimpulan

dari percobaannya dan melaporkan hasil percobaannya dengan bimbingan guru

sebagai fasilitator dan motivator. Begitu pula dengan pembelajaran yang

berlangsung di Sekolah Dasar harus dapat menciptakan pembelajaran yang baik

karena di Sekolah Dasar sebagai pondasi dari pendidikan di sekolah

Sekolah Dasar merupakan satuan pendidikan yang menyelenggarakan

pendidikan enam tahun yang merupakan bagian dari pendidikan dasar. Tujuan

umum pendidikan dasar tertera dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1989

Tentang Sistem Pendidikan Nasional menetapkan bahwa pendidikan dasar

diselenggarakan untuk mengembangkan sikap kemampuan serta memberikan

pengetahuan dan keterampilan dasar yang diperlukan untuk hidup dalam

masyarakat serta mempersiapkan perserta didik yang memenuhi persyaratan untuk

mengikuti pendidikan menengah (Achadiat, A dkk, 1998, hlm. 19).

Berdasarkan uaraian di atas, jelas bahwa pendidikan dasar khususnya

Sekolah Dasar merupakan cikal bakal pendidikan yang mendasari jenjang

pendidikan berikutnya. Collier dkk (dalam Bafadal, I, 2009, hlm. 9) mengatakan

sebagai satu bentuk satuan pendidikan dasar, Sekolah Dasar merupakan satuan

pendidikan yang paling penting keberadaanya. Pentingnya Sekolah Dasar terdapat

dalam berbagai perspektif, seperti perspektif yuridis dan perspektif teoritik

Dalam perspektif yuridis menurut Joni (dalam Bafadal, I, 2009, hlm. 9)

apabila didasarkan pada PP Nomor 28 Tahun 1990, khususnya Pasal 3. paling

tidak terdapat dua fungsi Sekolah Dasar. Pertama, melalui Sekolah Dasar anak

didik dibekali kemampuan dasar. Untuk memasuki abad ke-21 yang dibekalkan

kepada anak didik itu adalah kemampuan dasar yang membuatnya mahir wacana,

maksudnya dapat berpikir kritis dan imajinatif yang diterapkan dalam modus

menulis maupun membaca yang memang merupakan kemampuan tuntutan abad

informasi. Kedua, Sekolah Dasar merupakan satuan pendidikan yang memberikan

dasar-dasar untuk mengikuti pendidikan pada jenjang berikutnya.

Pada perspektif teoritik menurut teoritis pendidikan Stoops dan Johnson

(12)

3

Deasy Ratu Nurmalasari, 2015

PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES IPA KELAS V SEKOLAH DASAR DI KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dasar dari semua pendidikan. Keberhasilan seorang anak didik mengikuti

pendidikan di sekolah menengah dan perguruan tinggi sangat ditentukan oleh

keberhasilannya dalam mengikuti pendidikan di Sekolah Dasar”.

Maka dari itu, guru yang merupakan pendidik di sekolah harus

mempunyai kualitas yang mumpuni supaya siswa dapat terjamin pendidikannya.

Upaya guru agar pendidikan siswa terjamin salah satunya dengan memberikan

pengajaran yang baik kepada siswa saat proses belajar mengajar. Pengajaran yang

diberikan baiknya tidak hanya dapat digunakan ketika menyelesaikan

permasalahan belajar di dalam kelas saja, namun pembelajaran yang dapat

memberikan dampak baik pada siswa sehingga siswa dapat menyelesaikan

permasalahan dalam kehidupannya, dapat mengembangkan kreatifitas siswa,

meningkatkan patisipasi belajar siswa dan keterampilan siswa sehingga terbentuk

menjadi sebuah pembelajaran yang bermakna.

IPA diperlukan dalam kehidupan sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan

manusia melalui pemecahan masalah-masalah yang dapat diidenfikasikan.

Penerapan IPA perlu dilakukan secara bijaksana agar berdampak baik terhadap

lingkungan sekitar yang diarahkan pada pengalaman belajar untuk merancang dan

membuat suatu karya melalui penerapan konsep IPA dan kompetensi bekerja

ilmiah secara bijaksana.

IPA bukan hanya kumpulan dari ilmu pengetahuan, namun IPA juga pada

hakikatnya terdapat cara-cara untuk mengembangkan pengetahuan tersebut.

Untuk memahami pengetauan IPA kita harus memiliki keterampilan dasar pada

IPA yaitu, keterampilan proses. Keterampilan proses pada IPA bukan sekedar

kemampuan motorik yang dapat dilihat secara kasat mata, namun melibatkan

keterampilan berpikir dan keterampilan mental. Ketika seseorang melakukan

pengamatan tidak hanya fisik saja yang melakukan aktivitas, tetapi juga berpikir

atas apa yang dilihat dengan apa yang dia ketahui sebelumnya. Secara umum

keterampilan proses IPA ini meliputi keterampilan mengamati, keterampilan

merencanakan dan melaksanakan percobaan, keterampilan memprediksi,

keterampilan menafsirkan dan menarik kesimpulan, serta keterampilan

(13)

4

Deasy Ratu Nurmalasari, 2015

PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES IPA KELAS V SEKOLAH DASAR DI KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Namun demikian hal yang ditemukan di lapangan, masih banyak siswa di

salah satu SD yang berada di Kota Bandung yang mengalami kesulitan dalam

melaksanakan kegiatan pembelajaran IPA yang melibatkan keterampilan proses,

terutama dalam keterampilan merencanakan dan melaksanakan percobaan,

keterampilan menyimpulkan serta keterampilan berkomunikasi. Dalam

keterampilan merencanakan dan melaksanakan percobaan, siswa terkesan harus

selalu diberi tahu secara rinci oleh guru bagaimana cara melaksanakan percobaan

pada setiap tahapnya walaupun, pada Lembar Kerja Siswa (LKS) sudah terdapat

langkah-langkah kegiatan. Pada keterampilan menyimpulkan, siswa sangat

kebingungan bagaimana cara menyimpulkan hasil percobaan dan apa maksud dari

kesimpulan itu sendiri. Begitu juga dengan keterampilan berkomunikasi,

keterampilan ini bukan hanya keterampilan bagaimana siswa menyampaikan hasil

percobaannya, akan tetapi bagaimana dia membaca atau memahami tabel,

diagram atau gambar pada LKS siswa belum dapat melakukannya dengan baik,

sehingga perolehan nilai dari LKS rata-ratanya adalah 48,1 padahal KKM dari

mata pelajaran di SD tersebut adalah 64. Dari data yang didapatkan menyatakan

bahwa siswa malas untuk belajar IPA karena menurut mereka membosankan dan

sangat banyak materi yang harus dihafalkan. Selain itu, pada kelas yang menjadi

subjek pnelitian pada umumnya pembelajaran disajikan dengan cara verbal

melalui kegiatan ceramah dan berdasarkan teks buku bacaan karena materi yang

sangat banyak sehingga tidak pernah melakukan percobaan. Dengan demikian

keterlibatan siswa dalam pembelajaran sangat rendah, kurang menarik dan

membosankan sehingga siswa cenderung aktif untuk bermain-main dibandingkan

sungguh-sungguh untuk belajar IPA. Dalam kegiatan pembelajaran tidak terlihat

upaya guru untuk melibatkan siswa secara langsung. Guru cenderung hanya

mengarahkan siswa agar terampil dalam mengerjakan ujian dan mendapatkan nilai

yang bagus. Akibatnya, keterampilan proses IPA yang seharusnya ada pada

pembelajaran menjadi tidak terlihat.

Dari permasalahan-permasalahan pembelajaran tersebut diperlukan sebuah

solusi untuk menanganinya salah satu solusi yang dapat digunakan dalam

meningkatkan keterampilan proses IPA adalah dengan menggunakan pendekatan

(14)

5

Deasy Ratu Nurmalasari, 2015

PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES IPA KELAS V SEKOLAH DASAR DI KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pembelajaran dilakukan dengan mengangkat masalah yang tengah dialami siswa,

siswa ikut terlibat aktif di dalam proses pembelajaran dan siswa mengerjakan

permasalahnnya sendiri sehingga pengalaman belajar dirasakan langsung oleh

siswa dan memunculkan keterampilan proses IPA pada siswa karena, pada

dasarnya pendekatan pembelajaran berbasis masalah ini memiliki

langkah-langkah sesuai dengan langkah-langkah-langkah-langkah metode ilmiah, sehingga tepat apabila

digunakan dalam pembelajaran IPA.

Dalam pendekatan pembelajaran berbasis masalah, guru bukan hanya

satu-satunya ahli yang memberikan pelajaran, siswa menyusun pengetahuan sendiri

yang akan mengasah keterampilan berpikirnya. Pendekatan pembelajaran berbasis

masalah mengandung pembelajaran kolaboratif dan kooperatif. Pembelajaran

kolaboratif pada hakikatnya merupakan pengalaman filosofis pribadi, sedangkan

secara filosofis pembelajaran kolaboratif lebih menekankan kepada berbagi

pengalaman dan pendapat. Dalam pembelajaran kooperatif, kelompok yang

efektif akan menghasilkan pengetahuan baru dengan mutu yang lebih baik,

kontekstual dan relevan dibandingkan pembelajaran secara individu

(Suprihatinigrum, J., 2013, hlm.218).

Walaupun penerapan pendekatan berbasis masalah dapat membantu

meningkatkan keterampilan proses IPA pada siswa, namun metode ini masih

jarang diterapkan di SD karena keterbatasan guru dalam mempelajari dan

menggunakan berbagai pendekatan, metode dan media yang tepat untuk mencapai

tujuan yang telah detetapkan.

Berdasarkan kondisi di atas, penelitian ini bertujuan untuk meneliti

mengenai Penerapan Pendekatan Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan

Keterampilan Proses IPA Kelas V Sekolah Dasar di Kota Bandung.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah penelitian, maka rumusan umum

masalah penelitian ini adalah mengetahui “Bagaimana bentuk penerapan

Pendekatan Pembelajaran Berbasis Masalah untuk Meningkatkan Keterampilan

Proses IPA Kelas V Sekolah Dasar di Kota Bandung?”. Kemudian, untuk

memperoleh jawaban atas pertanyaan tersebut, maka secara rinci dibuat beberapa

(15)

6

Deasy Ratu Nurmalasari, 2015

PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES IPA KELAS V SEKOLAH DASAR DI KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Bagaimanakah proses pembelajaran dengan menerapkan Pendekatan

Pembelajaran Berbasis Masalah untuk Meningkatkan Keterampilan Proses

IPA Kelas V Sekolah Dasar di Kota Bandung?

2. Bagaimanakah perkembangan keterampilan proses siswa SD Kelas V pada

mata pelajaran IPA dengan menerapkan pendekatan pembelajaran berbasis

masalah?

C. Tujuan Penulisan

Berdasarkan rumusan masalah penelitian, secara umum tujuan penelitian

ini adalah mengetahui bentuk penerapan pendekatan berbasis masalah untuk

meningkatkan keterampilan proses IPA di SD Kelas V. Kemudian, tujuan khusus

penelitian ini terdiri dari dua tujuan penelitian sebagai berikut:

1. Mendeskripsikan proses pembelajaran dengan menerapkan Pendekatan

Pembelajaran Berbasis Masalah untuk Meningkatkan Keterampilan Proses

IPA Kelas V Sekolah Dasar di Kota Bandung.

2. Mendeskripsikan perkembangan keterampilan proses IPA di SD Kelas V

dengan menggunakan pendekatan pembelajaran berbasis masalah.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian terdiri dari dua bagian, yaitu untuk kepentingan teoritik

dan untuk kepentingan pihak-pihak yang berkenaan langsung dengan manfaat

yang dipeorleh dari hasil penelitian.

1. Manfaat Teoritik

Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat secara teoritik, berupa manfaat

secara teori bahwa keterampilan proses IPA dapat dimunculkan dengan

menggunakan pendekatan pembelajaran berbasis masalah.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Guru

Agar guru dapat menggunakan pendekatan yang tepat ketika menemukan

masalah siswa tidak memiliki keterampilan proses IPA dengan

menggunakan pendekatan pembelajaran berbasis masalah.

(16)

7

Deasy Ratu Nurmalasari, 2015

PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES IPA KELAS V SEKOLAH DASAR DI KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan umpan balik bagi pembinaan

guru yang berada di lokasi peneletian sehingga pembelajaran IPA di

sekolah tersebut lebih baik dengan memiliki keterampilan proses IPA

dengan menggunakan pendekatan pembelajaran berbasis masalah.

c. Manfaat Bagi Siswa

Peserta didik dapat termotivasi dalam melaksanakan pembelajaran IPA

dan dapat memiliki keterampilan proses IPA sehingga pembelajaran akan

(17)

Deasy Ratu Nurmalasari, 2015

PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES IPA KELAS V SEKOLAH DASAR DI KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

Pada bab ini, akan dijelaskan mengenai metode penelitian yang digunakan

dalam penelitian ini. Kemudian akan dijelaskan pula mengenai desain penelitian

yang digunakan.

A. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian

Tindakan Kelas (PTK). PTK merupakan penelitian yang mengkombinasikan

prosedur penelitian dengan tindakan substantif, suatu tindakan yang dilakukan

dalam disiplin inkuiri, atau suatu usaha sesseorang untuk memahami apa yang

sedang terjadi, sambil terlibat dalam sebuah proses perbaikan dan perubahan.

Hopkins (dalam Rochiati, 2008, hlm. 11).

PTK adalah sebuah bentuk inkuiri reflektif yang dilakukan secara

kemitraan mengenai situasi sosial tertentu (termasuk pendidikan) untuk

meningkatkan rasionalitas dan keadilan dari; (a) Kegiatan praktik sosial atau

pendidikan mereka; (b) Pemahaman mereka mengenai kegiatan-kegiatan praktik

pendidikan ini; (c) situasi yang memungkinkan terlaksananya kegiatan praktek ini.

Kemmis (dalam Wiriaatmadja, R., 2008, hlm. 12).

McNiff (dalam Kusumah, W dan Dwitagama, D., 2010, hlm. 8)

memandang hakikat PTK adalah sebagai bentuk penelitian reflektif yang

dilakukan oleh guru sendiri yang hasilnya dapat dimanfaatkan sebagai alat untuk

pengembangan keahlian mengajar. PTK merupakan penelitian tentang, untuk, dan

oleh masyarakat/kelompok sasaran dengan memanfaatkan interaksi, partisipasi,

dan kolaboratif antara peneliti dan kelompok sasaran. Adapun manfaat PTK

adalah sebagai berikut:

a. Menumbuhkan kebiasaan menulis

b. Berpikir analitis ilmiah

c. Menambah khasanah ilmu pendidikan

(18)

Deasy Ratu Nurmalasari, 2015

PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES IPA KELAS V SEKOLAH DASAR DI KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(19)

Deasy Ratu Nurmalasari, 2015

PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES IPA KELAS V SEKOLAH DASAR DI KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

f. Meningkatkan mutu sekolah secara keseluruhan. (dalam Kusumah, W dan Dwitagama, D.,

2010, hlm. 16)

Keunggula PTK yang dilaksanakan di sekolah, diantaranya:

a. Praktis dan langsung relvan untuk situasi yang aktual

a. Kerangka kerjanya teratur

b. Berdasarkan pada observasi nyata dan objektif

c. Fleksibel dan adaptif

d. Dapat digunakan untuk inovasi pembelajaran

e. Dapat digunakan untuk mengembangkan kurikulum tingkat kelas

f. Dapat diguankan untuk meningkatkan kepekaan atau profesionalisme guru.

Bentuk penelitian diatas diharapkan dapat mengembangkan profesionalisme guru SD

dalam meningkatkan kualitas pendidikan IPA di SD, serta mampu menjalin kemitraan antara

peneliti dengan guru SD dalam memecahkan masalah aktual pembelajara IPA di lapangan.

B. Desain Penelitian

Desain penelitian yang dilakukan diadaptasi dari model penelitian tindakan kelas menurut

Kemmis dan McTaggart. Model ini merupakan pengembangan dari konsep dasar yang

diperkenalkan oleh Kurt Lewin namun terdapat perbedaan dalam komponen acting (tindakan dan

observing (pengamatan) menjadi satu kesatuan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat bentuk

desainnya. Kemmis & McTaggart (dalam dalam Kusumah, W dan Dwitagama, D., 2010, hlm.

20):

Gambar 3.1 Siklus Menurut Kemmis dan Mc Taggart

(dalam Kusumah, W dan Dwitagama, D., 2010, hlm. 20)

Model yang dikemukakan oleh Kemmis & McTaggart pada hakikatnya berupa

perangkat-perangkat atau untaian-untaian dengan satu perangkat terdiri dari empat komponen,

yaitu: perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Keempat komponen yang berupa untaian

tersebut dipandang sebagai satu siklus. Oleh karena itu, pengertian siklus pada kesempatan ini

adalah putaran kegiatan yang terdiri dari perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi.

Pada gambar yang terdapat di atas tergambar dua siklus, dalam pelaksanaan

sesungguhnya jumlah siklus adalah dua. Untuk lebih jelasnya, alur penelitian dapat digambarkan

pada gambar 3.2 sebagai berikut:

(20)

Deasy Ratu Nurmalasari, 2015

PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES IPA KELAS V SEKOLAH DASAR DI KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Siklus I

Siklus II

Gambar 3.2 Alur Penelitian Diadaptasi dari Desain Kemmis dan Mc Taggart (Kusumah, W dan Dwitagama, D., 2010, hlm. 20)

C. Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di salah satu Sekolah Dasar Negeri yang berada di Kota Bandung.

Sekolah ini memiliki ruangan kelas sebanyak 12 kelas, jumlah siswa 397 orang dengan memiliki

tenaga pendidik dan kependidikan sebanyak 21 orang. Sekolah ini terletak diantara perumahan

penduduk yang cukup padat. Di dekat wilayah dataran tinggi yang berudara sejuk.

D. Subjek Penelitian

Penelitian dilakukan di kelas V dengan jumlah siswa 38 orang, yang terdiri 22 orang

siswa laki-laki dan 16 siswa perempuan. Sebagian besar siswa di kelas V ini memiliki kesulitan

dalam melaksanakan proses pembelajaran dan kurang motivasi dalam melaksanakan

pembelajaran IPA.

E. Waktu Penelitian

Sesuai dengan program mulai perencanaan sampai dengan pelaksanaan, waktu yang

dibutuhkan selama 2 bulan, yaitu mulai bulan April sampai bulan Mei 2015 pada semester II

tahun pelajaran 2014/2015.

F. Instrumen Penelitian

a. Instrumen Pembelajaran

1) Teks Buku bacaan

2) Lembar Kerja Siswa (LKS)

Pengamatan Pelaksanaan

Refleksi

Perencanaan

Pengamatan

Refleksi

Hasil tindakan

(21)

Deasy Ratu Nurmalasari, 2015

PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES IPA KELAS V SEKOLAH DASAR DI KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3) Bahan ajar IPA kelas V (mengenai gaya magnet)

b. Instrumen Pengungkap Data Penelitian

1) Observasi

Pengamatan atau observasi adalah kegiatan pengamatan (pengambilan data) untuk

memotret seberapa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran. Pengamatan partisipasif

dilakukan oleh orang yang terlibat secara aktif dalam proses pelaksanaan tindakan.

Pengamatan ini dapat dilaksanakan dengan pedoman pengamatan (format, daftar cek),

catatan lapangan, jurnal harian, observasi aktivitas di kelas, atat perekam elektronik, atau

pemetaan kelas. Mills (dalam Kunandar, 2012, hlm. 143).

Teknik observasi digunakan untuk melihat secara langsung aktivitas siswa dan

guru selama proses pembelajaran.pedoman observasi yang digunakan dalam penellitian

ini terdiri atas dua jenis yaitu pedoman observasi untuk mengamati aktivitas guru dan

siswa dalam pembelajaran yang menerapkan pendekaran pembelajaran berbasis masalah

dan pedoman observasi untukmengamati aktivitas siswa yang meliputi keterampilan

proses siswa.

Pedoman obervasi guru dan siswa berfungsi untuk menilai partisipasi siswa dan

guru dalam pembelajaran dengan menerapkan pendekatan pembelajaran berbasis masalah

dan aktivitas siswa dakan keterampilan proses IPA. Pedoman observasi siswa dan guru

tersebut berbentuk format isian, observer perlu membubuhkan tanda (√) ceklis jika

terdapat kriteria sesuai dengan pengamatan dan menuliskan deskripsi kegaitan sesuai

dengan pengamatan observer. Lembar obsevasi ini dapat dilihat lebih lengkapnya pada

lampiran.

2) Wawancara

Menurut Lincoln dan Guba (dalam Basrowi dan Suwandi, 2008, hlm. 127)

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu oleh dua pihak, yaitu

pewawancara (interviewer) sebagai pengaju/pemberi pertanyaan dan yang diwawancarai

(interviewee) sebagai pemberi jawaban atas pertanyaan itu.

Wawancara yang digunakan dalam pengungkap data penelitian ini adalah

wawancara tak terstruktur. Wawancara tak terstruktur digunakan untuk mendapatkan

informasi tunggal. Wawancaranya menekankan pada kekecualian, penyimpangan,

penafsiran yang tidak lazim atau perspektif tunggal. Yang diwawancarai biasanya terdiri

dari orang yang dipilih saja karena sifat-sifatnya yang khas dan memiliki informasi yang

diperlukan (Basrowi dan Suwandi, 2008, hlm. 130).

Wawancara tak terstruktur ini dilakukan pada siswa yang tidak melakukan hal

yang seharusnya seperti siswa pada umumnya pada proses pelaksanaan pembelajaran

berlangsung guna mendapatkan alasan mengapa siswa tersebut bertindak demikian,

(22)

Deasy Ratu Nurmalasari, 2015

PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES IPA KELAS V SEKOLAH DASAR DI KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu G. Prosedur penelitian

Sebelum melakukan penelitian, peneliti melakukan tahap persiapan penelitian dengan

melakukan kegiatan pendahuluan sebelum melaksanakan tindakan penelitian. Prosedur yang

ditmpuh dalam melaksanakan penelitian ini terdiri dari:

a. Tahap Pendahuluan

1) Meminta izin kepada kepala sekolah SD yang ingin diberi tindakan penelitian

2) Observasi dan wawancara

Kegiatan observasi dan dilakukan untuk memperoleh gambaran awal bagaimana situasi

SD yang akan diberi tindakan penelitian, terutama kelas V yang akan dijadikan subjek

penelitian.

3) Identifikasi Permasalahan

a) Melakukan kajian terhadap Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tahun 2006,

buku sumber kelas V mata pelajaran IPA, serta macam-macam pendekatan

pembelajaran.

b) Menentukan pendektan yang tepat dengan permasalahan yang dihadapi dengan

menentukan karakteristik siswa, bahan ajar dan proses belajar mengajar IPA.

c) Menentuka Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada mata pelajaran IPA dengan

menggunakan pendekatan pembelajaran berbasis masalah.

b. Tahap Tindakan

Tahap tindakan pada penelitian ini diantaranya:

SIKLUS I

1) Perencanaan (Planing)

Sebelum melaksanakan kegiatan perencanaan, peneliti melakukan persiapan perencanaan

diantaranya:

a) Mengidentifikasi masalah

b) Menganalisis dan merumuskan masalah

c) Wawancara mengenai keadaan kelas dan keadaan siswa kepada guru.

d) Pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

e) Perancangan atau pengumpulan media pembelajaran.

2) Tahap Melakukan Tindakan (Action)

a) Melaksanakan langkah-langkah sesuai perencanaan

b) Menerapkan pendekatan pembelajaran berbasis masalah.

c) Melakukan pengamatan terhadap setiap langkah-langkah kegiatan sesuai rencana

d) Memperhatikan alokasi waktu yang ada dengan banyaknya kegiatan yang

dilaksanakan

e) Mengantisipasi dengan melakukan solusi apabila menemui kendala saat melakukan

tahap tindakan

3) Tahap Mengamati (Observation)

a) Mencatat setiap kegiatan dan perubahan yang terjadi saat penerapan pendekatan

pembelajaran berbasis masalah untuk meningkatkan keterampilan proses IPA .

(23)

Deasy Ratu Nurmalasari, 2015

PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES IPA KELAS V SEKOLAH DASAR DI KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

melibatkan observer untuk mengobservasi.

c) Melakukan diskusi dengan observer untuk membahas tentang kelamahan-kelemahan

atau kekurangan yang dilakukan guru serta memberikan saran perbaikan untuk

pembelajaran berikutnya

4) Tahap refleksi (Reflection)

a) Menganalisis temuan saat melakukan observasi

b) Menganalisis kelemahan dan keberhasilan peneliti saat menerapkan pendekatan

pembelajaran berbasis masalah.

c) Melakukan refleksi terhadap penerapan pendekatan pembelajaran berbasis masalah.

SIKLUS II

Tahap Refleksi/Siklus II meliputi :

1) Tahap Perencanaan (Planning)

a) Hasil refleksi dievaluasi, didiskusikan, dan mencari upaya perbaikan untuk diterapkan

pada pembelajaran berikutnya

b) Mendata masalah dan kendala yang dihadapi saat pembelajaran

c) Merancang perencanaan perbaikan berdasarkan refleksi siklus I

2) Tahap Melakukan Tindakan (Action)

a) Melakukan analisis pemecahan masalah

b) Melaksanakan tindakan perbaikan II dengan memaksimalkan penerapan pendekatan

pembelajaran berbasis masalah.

3) Tahap Mengamati (Observation)

a) Melakukan pengamatan terhadap penerapan pendekatan pembelajaran berbasis masalah.

b) Melakukan pengamatan pada keterampilan proses IPA yang dimiliki siswa

4) Tahap Refleksi (Reflection)

a) Merefleksi proses pebelajaran

b) Merefleksi hasil belajar peserta didik dengan penerapan pendekatan pembelajaran

berbasis masalah.

c) Menganalisis temuan dan hasil akhir penelitian

H. Analisis Data

Dalam pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas menggunakan data kualitatif dan

kuantitatif. Data kualitatif yaitu data yang berupa informasi berbentuk kalimat yang memberi

gambaran tentang ekspresi siswa berkaitan dengan tingkat keterampilan proses IPA dengan

menerapkan pendekatan pembelajaran berbasis masalah. Untuk mengetahui keterlaksanaan

pendekatan pembelajaran berbasis masalah selama proses penelitian maka diguanakan pedoman

observasi aktivitas guru dan siswa. Dengan pengolahan kualitatif yang akan memberi gambaran

mengenai aktivitas guru dan siswa pada proses pembelajaran berlangsung. Data kuantitatif

digunakan untuk menghitung besar ketercapaian siswa dan guru terhadap kriteria yangtelah

(24)

Deasy Ratu Nurmalasari, 2015

PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES IPA KELAS V SEKOLAH DASAR DI KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Teknik mengolah data keterampilan proses IPA menghitung rata-rata, dan menganalisis

keterlaksanaan model pembelajaran pendekatan pembelajaran berbasis masalah.

1. Rata-rata

Rata-rata keterlaksanaan keterampilan proses IPA dan keterlaksanaan aktivitas guru dan siswa

dapat dihitung dengan menggunakan rumus:

� = �

= � � − �� � ℎ� �

= � �

� =�� �� � �� �

2. Menganalisi keterlaksanaan Pendekatan pembelajaran Berbasis Masalah

Untuk mengetahui keterlaksanaan pendekatan pembelajaran berbasis masalah selama

penelitian maka digunakan pedoman observasi aktivitas guru dan siswa. Data hasil

pengamatan observer terhadap aktivitas guru diolah dengan presentase dari keterlaksanaan

aktivitas guru dalam menggunakan pendekatan pembelajaran berbasis masalah

IPK =

��� ×

Keterangan:

IPK= Indeks Prestasi Kelompok

M = Rata-rata

SMI =Skor Maksimal Ideal

Kemudian hasil perhitungan IPK tersebut dikonversikan ke bentuk penskoran kuantitatif,

sesuai dengan yang digambarkan pada tabel 3.1 dibawah ini:

Tabel 3.Error! No text of specified style in document..1 Kategori Taksiran IPK Keterlaksanaan

IPK (%) Kriteria

0-30 Kurang

31-54 Rendah

55-74 Sedang

75-89 Tinggi

90-100 Sangat tinggi

(25)

Deasy Ratu Nurmalasari, 2015

PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES IPA KELAS V SEKOLAH DASAR DI KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

Pada bab ini akan dipaparkan mengenai simpulan dari penelitan dan

rekomendasi untuk perbaikan penelitian berikutnya.

A. Simpulan

Berdasarkan temuan dalam penelitian mengenai pendekatan inkuiri untuk

meningkatkan keterampilan proses IPA siswa di kelas V salah satu SD Negeri di

Kota Bandung dapat ditarik simpulan sebagai berikut :

1. Keterampilan proses siswa kelas V di salah satu SD Negeri yang berada di

Kota Bandung setelah pembelajaran mengalami peningkatan hal ini terbukti

dari hasil pengamatan pada siklus I terhadap keterampilan merencanakan dan

melaksanakan percobaan 69,5%, keterampilan menyimpulkan 33%,

keterampilan berkomunikasi 36% dan pada siklus II keterampilan

merencanakan dan melaksanakan percobaaan 92%, keterampilan

menyimpulkan 90%, keterampilan berkomunikasi 76%. Rata-rata keseluruhan

skor keterampilan proses pada siklus I adalah 58,33% dan pada siklus II

90,55%. Dengan demikian pendekatan pembelajaran berbasis masalah

merupakan pendekatan yang cocok digunakan untuk meningkatkan

keterampilan proses siswa, maka siswa akan merasakan hakekat pembelajaran

IPA serta membuat mereka terampil dalam melakukan kegiatan sains.

2. Kendala dan kesulitan yang dihadapi saat menerapkan pendekatan

pembelajaran berbasis maslah dalam pembelajaran adalah kesulitan dalam

mengkondisikan siswa untuk diorientasikan pada masalah, melakukan

penyelidikan kelompok, mengembangkan hasil karya. Ini disebabkan karena

kurang terbiasanya siswa melaksanakan pembelajaran dengan pendekatan atau

(26)

74

Deasy Ratu Nurmalasari, 2015

PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES IPA KELAS V SEKOLAH DASAR DI KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu B. Rekomendasi

Sebagai implikasidari hasil penelitian, berikut ini dikemukakan

rekomendasi yang diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam

upaya meningkatkan kualitas pembelajaran pendidikan IPA di SD,

khususnyadalam menerapkan dan mengembangkan pendekatan pembelajaran

berbasis masalah.

1. Guru-guru SDN yang mennjadi tempat penelitian khususnya dan guru-guru

sekolah dasar pada umumnya diharapkan dalam menggunakan pendekatan

pembelajaran berbasis masalah dapat melaksanakannya sesuai dengan

langkah-langkah pendekatan pembelajaran berbasis masalah dengan baik.

Seperti orientasi siswa pada masalah, mengorganisasi siswa untuk belajar,

membimbing penyelidikan individual maupun kelompok, menyajikan dan

mengembangkan hasil karya, yang terakhir adalah menganalisis dan

mengevaluasi proses pemecahan masalah.

2. Guru kelas atau guru IPA dalam melakuakan pembelajaran IPA harus mampu

melibatkan seluruh aspek tidak hanya kognitif saja tetapi aspek afektif dan

psikomotornya. Pendekatan pembelajaran berbasis masalah salah satunya

karena siswa dapat memecahkan permasalah yang diangkat dan menjadi

fokus utama dalam pembelajaran sehingga pembelajaran akan lebih bermakna

dan tidak hanya melibatkan fisiknya saja namun dapat melibatkan pemikiran

dalam proses pembelajaran. Sehingga siswa memiliki keterampilan proses

IPA yang dapat dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari.

3. Disarankan kepada peneliti berikutnya agar melanjutkan dan

mengembangkan pendekatan pembelajaran berbasis masalah ini kedalan

ruang lingkup yang lebih luas misalnya pada mata pelajaran yang lain selain

(27)

Deasy Ratu Nurmalasari, 2015

PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES IPA KELAS V SEKOLAH DASAR DI KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Achadiat, A, dkk. (1998). Kajian Kepustakaan Mengenai Produk Hukum dan

Kelembagaan Studi Kasus mengenai Undang-Undang Pendidikan dan

Pelaksanaannya Khususnya Mengenai Pendidikan Dasar dan Menengah.

Jakarta: CV. BUPARA Nugraha.

Ahmadi, Abu dan Uhbiyati, Nur. (2003). Ilmu Pendidikan. Jakarta: PT Rineka

Cipta.

Azmiawati, C dkk. (2008). IPA Salingtemas untuk Kelas V SD/MI. Departemen Pendidikan Nasional.

Bafadal, I. (2009). Manajemen Peningkatan Mutu Sekolah Dasar. Jakarta: PT

Bumi Aksara

Basrowi & Suwandi. (2008). Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka Cipta.

Eggen, P & Kauchak, D. (2012). Strategi dan Model Pembelajaran Mengajarkan

Konten dan Keterampilan Berpikir. Jakarta: Permata Putri Media.

Kunandar. (2012). Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.

Kusumah, W dan Dwitagama, D. (2010). Mengenal Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Permata Puri Media.

Sulistyanto, H & Wiyono, E. (2008). Ilmu Pengetahuan Alam untuk SD dan MI Kelas V. Departemen Pendidikan Nasional.

Suprihatiningrum, J. (2013). Strategi Pembelajaran: Teori & Aplikasi. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.

UPI. (2014). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI

(28)

Deasy Ratu Nurmalasari, 2015

PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES IPA KELAS V SEKOLAH DASAR DI KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Wiriaatmadja, R. (2008). Metode Penelitian Tindakan Kelas Untuk Meningkatkan Kinerja Guru dan Dosen. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Gambar

Gambar 3.1 Siklus Menurut Kemmis dan Mc Taggart (dalam Kusumah, W dan Dwitagama, D., 2010, hlm
Gambar 3.2 Alur Penelitian Diadaptasi dari Desain Kemmis dan Mc Taggart (Kusumah, W dan Dwitagama, D., 2010, hlm
Tabel 3.Error! No text of specified style in document..1 Kategori Taksiran IPK Keterlaksanaan

Referensi

Dokumen terkait

Sehubungan ikmgan akan berakhtmya proses jiendidikaii I ntiap Akademik mahasiswa angkalan 2 0 1 0 Program Stmli Pendidikan Doklcr di Kakuhas Kedokteran Universitas

Program pembangunan yang didasarkan pada asumsi bahwa petani perlu dididik untuk menerapkan teknologi baru dan lebih baik, hampir dapat dipastikan selalu gagal, jika tidak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa pada pembelajaran kimia antara kelas yang menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL)

Figure 7 shows the effect of operating temperature and extraction time of batch hydrothermal extraction on the content of TPC. In this figure shows that temperature

agar laba (Π = TR – TC) maksimum: kalau tidak ada biaya tetap maka.. AC

Penggunaan MySQL VB API ini sebagai salah satu alternatif dalam melakukan koneksi ke dalam database MySQL, selain menggunakan MyODBC (Open

Darmasiswa adalah santunan pendidikan yang diberikan kepada putraputri karyawan maupun pensiunan Bank Indonesia, mulai dari tingkat Sekolah Menengah Pertama sampai tingkat

Adapun judul dari skripsi ini adalah “Seleksi Progeni F1 Hasil Persilangan 2009 Berdasarkan Karakteristik Produksi dan Fisiologi Pada Tanaman Karet (Hevea brassiliensis