• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINDAK TUTUR MEMINTA DAN PERSONAL VALUES: Kajian Pragmatik Tentang Personal values Guru dan Siswa dalam Realisasi Tindak Tutur Meminta Guru dan Respon Siswa.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "TINDAK TUTUR MEMINTA DAN PERSONAL VALUES: Kajian Pragmatik Tentang Personal values Guru dan Siswa dalam Realisasi Tindak Tutur Meminta Guru dan Respon Siswa."

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

Aslina Dewi Agustina, 2013

Tindak Tutur Meminta Dan Personal Values

TINDAK TUTUR MEMINTA DAN

PERSONAL VALUES

(Kajian Pragmatik Tentang Personal values Guru dan Siswa

dalam Realisasi Tindak Tutur Meminta Guru dan Respons Siswa)

TESIS

disusun untuk memenuhi sebagian syarat untuk mencapai gelar

Magister Humaniora di bidang Linguistik

oleh

Aslina Dewi Agustina

NIM. 1009669

PROGRAM STUDI LINGUISTIK

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

Aslina Dewi Agustina, 2013

Tindak Tutur Meminta Dan Personal Values

LEMBAR PENGESAHAN

JUDUL PENELITIAN:

TINDAK TUTUR MEMINTA DAN

PERSONAL VALUES

(Kajian Pragmatik Tentang Personal values Guru dan Siswa

dalam Realisasi Tindak Tutur Meminta Guru dan Respons Siswa)

NAMA PENELITI : ASLINA DEWI AGUSTINA NIM : 1009669

PROGRAM STUDI : LINGUISTIK

Menyetujui,

Pembimbing 1,

Prof. Dr. Syihabuddin, M.Pd. NIP. 196001201987031001

Pembimbing 2,

Iwa Lukmana, M.A., Ph.D. NIP.196611271993031002

Mengetahui,

Ketua Program Studi Linguistik SPs UPI,

(3)

Aslina Dewi Agustina, 2013

Tindak Tutur Meminta Dan Personal Values

TINDAK TUTUR MEMINTA DAN

PERSONAL VALUES

(Kajian Pragmatik Tentang

Personal values

Guru dan Siswa

dalam Realisasi Tindak Tutur Meminta Guru dan Respons

Siswa)

Oleh

Aslina Dewi Agustina

S.Pd UPI, 2004

(4)

Aslina Dewi Agustina, 2013

Tindak Tutur Meminta Dan Personal Values

© Aslina Dewi Agustina Universitas Pendidikan Indonesia

Juli 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

(5)

i

Aslina Dewi Agustina, 2013

Tindak Tutur Meminta Dan Personal Values

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

TINDAK TUTUR MEMINTA DAN PERSONAL VALUES (Kajian Pragmatik Tentang Personal values Guru dan Siswa dalam Realisasi Tindak Tutur Meminta Guru dan Respon Siswa)

Aslina Dewi Agustina Universitas Pendidikan Indonesia

ABSTRAK

(6)

ii

Aslina Dewi Agustina, 2013

Tindak Tutur Meminta Dan Personal Values

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(7)

vi

Aslina Dewi Agustina, 2013

Tindak Tutur Meminta Dan Personal Values

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ………... xii

DAFTAR SINGKATAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 6

1.3 Tujuan Penelitian ... 6

1.4 Manfaat Penelitian ... 6

1.5 Istilah-istilah Kunci ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA ………. 9

2.1 Pragmatik ... 9

2.2 Konteks dalam Pragmatik ... 10

2.3 Teori Tindak Tutur ... 13

2.3.1 Tindak Lokusi, Ilokusi, dan Perlokusi ……….. 15

2.3.2 Bentuk Tindak Tutur ……… 16

2.4 Tindak Tutur Meminta (Requesting) ... 17

(8)

vii

Aslina Dewi Agustina, 2013

Tindak Tutur Meminta Dan Personal Values

2.4.2 Requestive Illocutionary Force (RIF) ... 20

2.4.3 Strategi Tindak Tutur Meminta ………. 23

2.5 Respon Terhadap Tindak Tutur ... 32

2.6 Konsep Nilai dan Budaya ... 35

2.6.1 Definisi Nilai ……… . 36

2.6.2 Ciri-ciri Nilai ……… . 38

2.6.3 Macam-macam Nilai ……… . 39

2.6.4 Nilai personal (Personal values)..……… 41

2.7 Persepsi, Nilai Budaya dan Konteks ... 44

BAB III METODE PENELITIAN ………... 46

3.1 Tujuan Penelitian ... 46

3.2 Desain Penelitian ... 47

3.3 Sumber Data Penelitian ... 48

3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 48

3.5 Teknik Pengolahan Data ... 50

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ………. 52

4.1 Strategi Tindak Tutur Meminta Guru ... 52

4.1.1 Strategi 1. Hints ……… 55

4.1.1.1 Strong Hints; Reasonableness ……….. 56

4.1.1.2 Mild Hints; Reasonableness ………. 56

4.1.1.3 Strong Hints; Abviousness ……… 58

4.1.1.4 Mild Hints; Abviousness ………... 59

(9)

viii

Aslina Dewi Agustina, 2013

Tindak Tutur Meminta Dan Personal Values

4.1.3 Strategi 3. Suggestory Formulae. ……….. 61

4.1.4 Strategi4. Speaker’s Wishes……… ... 63

4.1.5 Strategi 5 Speaker’s Demands/Needs ……… 64

4.1.5.1 Speaker’s Demands ……….. 65

4.1.5.2 Speaker’s Needs ……… 65

4.1.6 Strategi 6. Obligation ………. 66

4.1.7 Strategi 7. Performative ………. 67

4.1.8 Strategi 8. Imperative ………. 68

4.2 Respons Siswa Terhadap Tindak Tutur Meminta Guru ... 70

4.2.1 Kategori Respons dan Frekuensi Kemunculan Respon .... 71

4.2.2 Kemunculan Respons Pada Tiap Strategi Tindak Tutur Meminta ... 74

4.2.3 Respons Preferred terhadap Tindak Tutur Meminta ... 75

4.2.3.1 Preferred:acceptance ……… 75

4.2.3.2Preferred:consensus ……….. 80

4.2.4 Respon Dispreferred terhadap Tindak Tutur Meminta Guru 81 4.2.4.1 Indirect speech act ……… 82

4.2.4.2 Justification: excuses ……… 86

4.2.4.3 Specific particles ……….. 88

4.2.4.4 Paralinguistics ………. . 90

4.2.4.5 Justification: explanation ……… . 92

4.2.4.6 Delay ………. 93

(10)

ix

Aslina Dewi Agustina, 2013

Tindak Tutur Meminta Dan Personal Values

4.2.4.8 Specific particles + Justification:explanation ….. 96

4.2.4.9 Specific particles + Justification:excuses ……… . 97

4.2.4.10 Delay + Indirect speech act ……… 98

4.3 Strategi Tindak Tutur Meminta dan Personal values ... ……… 100

4.3.1 Strategi Tindak Tutur Meminta dengan Personal values yang Dipersepsi Sama oleh Guru dan Siswa ... 102

4.3.1.1 Suggestory formulae ………. 103

4.3.1.2 Speaker’s wishes……….. . 110

4.3.1.3 Hearer’s willingness……… . 113

4.3.2 Strategi Tindak Tutur Meminta dengan Personal values yang Dipersepsi Berbeda oleh Guru dan Siswa ... 115

4.3.2.1 Hints ……….. 116

4.3.2.2 Speaker’s Demands/Needs……… 134

4.3.2.3 Obligation ……….. 142

4.3.3 Strategi Tindak Tutur Meminta dengan Personal values yang Dipersepsi Sama dan Berbeda oleh Guru dan Siswa 144 4.3.3.1 Performative ………. 144

4.3.3.1.1 Persamaan Persepsi terhadap Personal values dalam Strategi Performative ………. 145

4.3.3.1.2 Perbedaan Persepsi terhadap Personal values dalam Strategi Performative ………. 147

(11)

x

Aslina Dewi Agustina, 2013

Tindak Tutur Meminta Dan Personal Values

4.3.3.2.1 Persamaan Persepsi terhadap Personal values

dalam Strategi Imperative ………... 151

4.3.3.2.2 Perbedaan Persepsi terhadap Personal values dalam Strategi Imperative ……… 155

4.4 Formulasi Konteks, Strategi Tindak Tutur Meminta dan Personal values ……… 167

4.4.1 Kesesuaian Konteks, Strategi Tindak Tutur Meminta dan Persamaan Personal values ... 167

4.4.2 Kesesuaian Konteks, Strategi Tindak Tutur Meminta dan Perbedaan Personal values ... 170

4.4.3 Kategori Perbedaan Personal values Guru dan Siswa …… 172

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ………. 175

5.1 Simpulan ... 175

5.2 Saran-saran ... 178

DAFTAR PUSTAKA ... 181

LAMPIRAN ... 184

(12)

1 Aslina Dewi Agustina, 2013

Tindak Tutur Meminta Dan Personal Values

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

Di dalam pendahuluan ini akan diuraikan tentang latar belakang masalah,

identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan

beberapa definisi kata kunci dalam penelitian ini.

1.1 Latar Belakang

Pemahaman dan pengkajian terhadap kegiatan komunikasi dan bahasa

harus terus dilakukan. Tidak hanya sebagai upaya pengembangan keilmuan

kebahasaan itu sendiri, namun juga sebagai upaya-upaya mengatasi

permasalahan yang berkenaan dengan komunikasi dan hubungan sosial manusia

pada umumnya. Dalam ilmu linguistik, permasalahan komunikasi dapat dikaji

melalui pisau bedah pragmatik, yakni sebuah upaya pemaknaan bahasa yang

mempertimbangkan aspek pengguna dan penggunaannya.

Teori tindak tutur merupakan salah satu kajian penting dalam pragmatik.

Austin (1962) dalam How to do Things with Words mengemukakan bahwa

mengujarkan sebuah kalimat tertentu dapat dipandang sebagai melakukan

tindakan (act), selain memang mengucapkan kalimat tersebut. Ia membedakan

tiga jenis tindakan yang berkaitan dengan ujaran, yaitu lokusi, ilokusi, dan

perlokusi. Lokusi merupakan tindak mengucapkan sesuatu dengan kata dan

kalimat sesuai dengan makna kata itu (di dalam kamus) dan makna kalimat itu

sesuai dengan kaidah sintaksisnya. Ilokusi adalah tindak melakukan sesuatu,

(13)

2 Aslina Dewi Agustina, 2013

Tindak Tutur Meminta Dan Personal Values

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

untuk apa ujaran itu dilakukan. Sementara perlokusi mengacu pada efek yang

ditimbulkan oleh ujaran yang dihasilkan.

Teori tindak tutur Austin ini kemudian dikembangkan oleh Searle (1969)

yang kemudian membagi tindak ilokusi ke dalam beberapa jenis tindak tutur,

yakni tindak tutur representatif, direktif, ekspresif, komisif, dan deklaratif. Namun

hal yang paling menarik dari kajian tindak tutur ini adalah bahwa satu tindak tutur

ternyata dapat memiliki bentuk-bentuk tuturan yang mencerminkan maksud dan

fungsi komunikasi yang bermacam-macam. Leech (1983) meyakini bahwa satu

fungsi bahasa dapat dinyatakan dengan bentuk-bentuk tuturan yang

bermacam-macam. Atas dasar teori-teori inilah kajian terhadap tindak tutur banyak dilakukan

dalam rangka mengkaji makna ujaran. Adakalanya untuk menyuruh seseorang,

seseorang menyampaikannya dengan ragam meminta atau menyindir. Hal inilah

yang kemudian menjadi intisari kajian tindak ilokusi dalam rangka mendapatkan

makna ujaran dan menghindari penyesatan makna ujaran. Makna tindak ilokusi

tersebut dapat dikaji melalui penelusuran konteks tuturan. Konteks dalam tindak

tutur meliputi identitas partisipan, parameter ruang dan waktu dalam situasi tutur,

dan kepercayaan, pengetahuan serta maksud partisipan di dalam situasi tutur

Levinson (1983: 22-23).

Salah satu bentuk tindak tutur yang banyak diujarkan oleh guru kepada

siswa adalah tindak tutur direktif. Tindak tutur direktif merupakan tindak tutur

yang dimaksudkan agar mitra tutur melakukan tindakan yang dimaksudkan dalam

tuturan. Tuturan seperti memaksa, mengajak, meminta, menyuruh, menagih,

(14)

3 Aslina Dewi Agustina, 2013

Tindak Tutur Meminta Dan Personal Values

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

termasuk ke dalam tindak tutur direktif. Trosborg (1994) mengetengahkan hasil

penelitiannya mengenai tindak tutur meminta, dan menunjukkan bahwa tindak

tutur meminta merupakan tindak tutur yang paling banyak ditemukan dalam

strategi komunikasi di lingkungan sekolah. Tindak tutur meminta menduduki

peringkat kesatu dalam frekwensi ujaran pada situasi inisiasi, respons, dan follow

up. Permasalahannya adalah bagaimana guru merealisasikan tindak tutur meminta

tersebut sehingga dapat memberikan efek kepada siswa. Selain itu, sejauh mana

guru, melalui tindak tutur meminta mampu membuat siswa bertindak seperti yang

dikehendakinya. Faktanya adalah tidak semua tindak tutur meminta guru berhasil.

Dilaporkan dalam Kompasiana tanggal 9 Desember 2011, pada tahun

2006, penelitian yang dilakukan UNICEF di Jawa Tengah menunjukkan bahwa

80% guru mengaku pernah menghukum murid-muridnya dengan berteriak di

depan kelas. Sebanyak 55% guru mengaku pernah menyuruh murid mereka

berdiri di depan kelas. Pada penelitian di Sulawesi Selatan, diketahui bahwa 90%

guru mengaku pernah menyuruh murid berdiri di depan kelas, selain itu 73% guru

pernah berteriak kepada murid, dan 54% guru pernah menyuruh murid untuk

membersihkan toilet. Sedangkan pada penelitian di Sumatera Utara, lebih dari

90% guru menyatakan pernah menyuruh murid mereka berdiri di depan kelas,

sedangkan 80% guru pernah berteriak pada murid-muridnya. Fakta ini cukup

membuktikan adanya kegagalan komunikasi antara guru dengan siswa yang

(15)

4 Aslina Dewi Agustina, 2013

Tindak Tutur Meminta Dan Personal Values

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kegagalan komunikasi antara guru dan siswa dapat disebabkan oleh

banyak hal, diantaranya adalah perbedaan nilai-nilai. Railton (2003) menjelaskan

bahwa nilai (value) adalah prinsip-prinsip etika yang dipegang dengan kuat oleh

individu atau kelompok dan sangat berpengaruh pada perilakunya. Setiap manusia

hidup dalam suatu lingkungan sosial budaya yang memberlakukan adanya

nilai-nilai yang diacu oleh warga masyarakat penghuninya. Melalui suatu proses belajar

secara berkesinambungan setiap manusia akan menganut suatu nilai yang

diperoleh dari lingkungannya. Nilai itu diadopsi dan kemudian diimplementasikan

dalam suatu bentuk kebiasaan, yakni pola sikap dan perilaku sehari hari. Dengan

demikian pola perilaku seseorang dalam berinteraksi dengan orang lain, akan

dipengaruhi oleh nilai yang diperoleh dari sosial budaya (Railton, 2003:153)

Guru dan siswa memiliki nilai personal yang berbeda, dan perbedaan

inilah yang dapat mempengaruhi proses komunikasi diantara keduanya. Perbedaan

nilai antara guru dan siswa kerap menuai konflik. Hansson (2004) menegaskan

bahwa nilai-nilai yang dimiliki oleh seseorang termasuk guru merupakan hasil

internalisasi sistem nilai budaya yang panjang, meresap dan berakar kuat dalam

jiwa guru sehingga sulit untuk diganti dan diubah dalam waktu yang singkat.

Sementara itu, Hansson meyakini, dari masa ke masa, seiring dengan

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi selalu muncul nilai-nilai baru

yang berpengaruh besar pada seseorang terutama remaja. Konflik nilai antara guru

dan siswa pun kemudian terjadi. Nilai-nilai dipahami dan diaktualisasikan oleh

guru dan siswa dengan cara-cara yang berbeda. Hal inilah yang kemudian

(16)

Tindak-5 Aslina Dewi Agustina, 2013

Tindak Tutur Meminta Dan Personal Values

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tindak tutur guru pada situasi dan konteks tertentu bisa saja diterima atau

diabaikan, bahkan ditolak karena tidak sesuai dengan nilai-nilai yang dipahami

siswa. Oleh karena itu perlu adanya pemahaman mengenai perbedaan nilai antara

guru dan siswa sehingga komunikasi diantara keduanya dapat berjalan

semestinya.

Penelitian mengenai tindak ilokusi sudah banyak dilakukan.

Penelitian-penelitian tersebut umumnya menganalisis bentuk-bentuk tindak ilokusi dan

realisasi linguistiknya. Kesantunan, kesopanan, penolakan, dan kajian tindak

tutur imperatif menjadi favorit para peneliti bahasa.

Penelitian tindak tutur meminta yang paling banyak dijadikan landasan

untuk berbagai penelitian lainnya adalah penelitian yang dilakukan Blum-Kulka

(1989) melalui proyek CCSARP (Cross-Cultural Speech Act Realization

Patterns). Penelitian ini menghasilkan strategi dan beberapa kategori dalam

tindak tutur meminta. Studi ini kemudian banyak dikembangkan, salah satunya

adalah oleh Trosborg (1994) yang mereformulasi ulang strategi tindak tutur

meminta dan Illocutionary Force dalam tindak tutur meminta.

Penelitian yang berjudul Tindak Tutur Meminta dan Personal Values (Kajian

Pragmatik Tentang Personal values Guru dan Siswa dalam Realisasi Tindak Tutur

Meminta Guru dan Respons Siswa) ini menganalisis kontek dan strategi tindak

tutur meminta yang diujarkan guru di lingkungan sekolah serta respons siswa

terhadap tindak tutur meminta tersebut. Analisis dilanjutkan pada identifikasi

(17)

6 Aslina Dewi Agustina, 2013

Tindak Tutur Meminta Dan Personal Values

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, penelitian ini

merumuskan beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Apa saja strategi yang digunakan guru dalam merealisasikan tindak tutur

meminta terhadap siswa di sebuah sekolah menengah kejuruan di Purwakarta?

2. Bagaimana respons siswa terhadap tindak tutur meminta yang direalisasikan

oleh guru?

3. Apa saja Personal values yang diasosiasikan dengan realisasi tindak tutur

meminta guru dari sudut pandang guru dan siswa?

1.3 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan:

1. Mengidentifikasi strategi tindak tutur meminta yang digunakan oleh guru

terhadap siswa.

2. Menganalisis respons siswa terhadap tindak tutur meminta yang

direalisasikan guru.

3. Menganalisis dan menggambarkan Personal values yang diasosiasikan

dengan realisasi tindak tutur meminta guru dari sudut pandang guru dan

siswa.

1.5 Manfaat Penelitian

Selain menambah dan memperkuat keilmuan linguistik khususnya bidang

(18)

7 Aslina Dewi Agustina, 2013

Tindak Tutur Meminta Dan Personal Values

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

memahami peranannya sebagai individu yang memiliki perbedaan personal

values dengan siswa. Adapun hambatan-hambatan komunikasi yang terdeteksi

dapat menjadi landasan untuk membangun komunikasi yang baik antara guru dan

siswa. Dalam cakupan yang lebih luas, penelitian ini bermanfaat bagi peningkatan

mutu dan kualitas pembelajaran khususnya, dan pendidikan pada umumnya

1.6 Istilah-istilah Kunci

Berikut ini merupakan beberapa penjelasan singkat mengenai istilah-istilah

kunci yang menjadi fokus penelitian.

a. Tidak Tutur Meminta

Tindak ilokusi yang menunjukkan seorang penutur (requester) menyampaikan

kepada mitra tuturnya (requestee) bahwa ia menginginkan mitra tutur untuk

melakukan sesuatu, yaitu berupa permintaan atas barang, kegiatan atau

tindakan ,dan jasa verbal, seperti: permintaan akan informasi.

b. Konteks

Konteks ujaran meliputi tempat, waktu, situasi dan latar belakang penutur dan

mitra tutur, peristiwa yang membangun tindak tutur, maksud dan tujuan para

partisipan, serta pengetahuan, kepercayaan, dan nilai-nilai budaya partisipan.

c. Makna ujaran

Makna ujaran yang akan diidentifikasi dalam penelitian ini adalah makna

(19)

8 Aslina Dewi Agustina, 2013

Tindak Tutur Meminta Dan Personal Values

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

d. Respons

Respons yang dimaksud dalam penelitian ini berupa reaksi langsung siswa

terhadap tindak tutur meminta guru. Respons tersebut dapat berupa

ujaran/verbal, maupun non verbal. Respons tersebut berupa respons

penerimaan (preferred) yang berarti suka ,atau penolakan (dispreferred) yang

berarti tidak suka atau tidak setuju atas tindak tutur meminta guru.

e. Personal Values

Personal Values dalam penelitian ini didefinisikan sebagai nilai-nilai personal

(20)

46 Aslina Dewi Agustina, 2013

Tindak Tutur Meminta Dan Personal Values

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

Berikut ini dijelaskan mengenai metode penelitian yang akan digunakan,

beserta desain penelitian, sumber data, teknik pengumpulan data dan teknik

pengolahan data.

3.1 Tujuan Penelitian

Seperti telah disampaikan pada bagian 1.1 bahwa secara umum penelitian

ini bertujuan untuk mengidentifikasi strategi tindak tutur meminta yang

direalisasikan oleh guru, respons siswa terhadap tindak tutur meminta yang

direalisasikan guru, serta bagaimana personal values yang muncul dalam realisasi

tindak tutur meminta dan respons tersebut. Untuk mencapai tujuan penelitian

maka tujuan-tujuan tersebut dirumuskan secara rinci sebagai berikut.

1. Mengidentifikasi strategi tindak tutur meminta yang digunakan oleh guru

terhadap siswa.

2. Menganalisis respons siswa terhadap tindak tutur meminta yang

direalisasikan guru.

3. Menganalisis dan menggambarkan Personal values yang diasosiasikan

dengan realisasi tindak tutur meminta guru dari sudut pandang guru dan

(21)

47 Aslina Dewi Agustina, 2013

Tindak Tutur Meminta Dan Personal Values

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.2 Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan pnelitian kualitatif dengan menggunakan

pendekatan fenomenologis. Penelitian fenomenologi mencoba menjelaskan atau

mengungkap makna konsep atau fenomena pengalaman yang didasari oleh

kesadaran yang terjadi pada beberapa individu. Penelitian ini dilakukan dalam

situasi yang alami, sehingga tidak ada batasan dalam memaknai atau memahami

fenomena yang dikaji.

Metode Fenomenologi, menurut Polkinghorne (Creswell,1998: 51-52)

adalah studi yang menggambarkan arti sebuah pengalaman hidup untuk beberapa

orang tentang sebuah konsep atau fenomena. Fenomena yang menjadi fokus

dalam penelitian ini adalah tindak tutur meminta guru terhadap siswa. Tindak

tutur meminta di sini adalah tindak tutur yang diujarkan oleh guru dengan maksud

agar siswa melakukan hal yang dimaksudkan dalam ujaran tersebut. Misalnya,

memberikan barang, jasa, informasi atau melakukan suatu tindakan atau kegiatan.

Peneliti menganalisis strategi apa yang digunakan guru dalam merealisasikan

tindak tutur meminta terhadap siswa, dan konteks yang melatarbelakangi tindak

tutur meminta tersebut untuk mengetahui makna yang jelas. Setelah itu

diidentifikasi respons siswa terhadap tindak tutur meminta guru. Respons yang

dimaksud merupakan respons langsung pada saat terjadinya komunikasi antara

guru dan siswa. Setelah itu, peneliti juga mengidentifikasi Personal values atau

nilai-nilai personal yang tercermin dalam tindak tutur meminta guru terhadap

(22)

48 Aslina Dewi Agustina, 2013

Tindak Tutur Meminta Dan Personal Values

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

makna tindak tutur meminta guru menjadi landasan penting dalam menganalisis

Personal values. Melalui rangkaian analisis tersebut diketahui gambaran

komunikasi antara siswa dan guru yang memiliki perbedaan personal values.

3.3 Sumber Data Penelitian

Penelitian dilakukan di sebuah sekolah menengah kejuruan di Purwakarta.

Yang menjadi sumber penelitian adalah guru dan siswa di sekolah tersebut.

Terdapat 6 orang guru yang menjadi sumber penelitian, dan berusia antara 35-45

tahun. Aspek-aspek seperti jenis kelamin, latar belakang etnis, perbedaan mata

pelajaran yang diajarkan, serta perbedaan bahasa akan diabaikan.

Data dalam penelitian ini merupakan hasil rekaman dan observasi berupa

ujaran-ujaran dalam komunikasi antara guru dan siswa. Ujaran yang dijadikan

data adalah tindak tutur meminta dan respons siswa yang diketahui konteksnya

dengan jelas.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Jenis data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah berupa tindak tutur

meminta guru terhadap siswa dan respons siswa terhadap tindak tutur meminta

guru. Data dikumpulkan melalui observasi dan rekaman terhadap komunikasi

yang terjadi antar guru dan siswa, baik di dalam kelas maupun di luar kelas.

Selain itu juga dilakukan pencatatan terhadap data yang tidak terjangkau oleh alat

(23)

49 Aslina Dewi Agustina, 2013

Tindak Tutur Meminta Dan Personal Values

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Observasi, rekaman dan pencatatan dilakukan selama enam bulan, dari

mulai awal bulan Juli 2012 sampai dengan akhir Desember 2012. Observasi juga

dilakukan terhadap berbagai kondisi fisik dan lingkungan yang dapat menunjang

penelitian. Observasi yang dilakukan adalah observasi partisipan dimana peneliti

terlibat dan terjun langsung setiap hari karena peneliti bekerja di tempat tersebut.

Selain itu juga akan dilakukan wawancara terhadap guru dan angket

terbuka kepada 36 orang siswa sebagai data triangulasi. Wawancara terhadap

guru berupa konfirmasi yang dapat memperkuat temuan dan interpretasi peneliti.

Pertanyaan dalam wawancara berkembang sejalan dengan situasi dan kondisi

wawancara. Berikut ini panduan wawancara yang digunakan dalam penelitian ini.

Tabel 3.1

Panduan Wawancara Guru

Pertanyaan Jawaban Guru

1. Apa maksud atau permintaan guru melalui tindak tutur meminta terhadap siswa yang terdapat pada data ujaran?

2. Bagaimana situasi dan konteks yang diketahui guru pada saat itu?

3. Mengapa guru mengujarkan tindak tutur meminta tersebut?

4. Apa harapan guru setelah mengujarkan tindak tutur meminta tersebut?

5. Apa hasil yang dicapai setelah guru mengujarkan tindak tutur meminta tersebut?

Sementara itu, angket siswa berisi pendapat siswa mengenai tindak tutur

meminta guru, apakah siswa suka (preferred) atau tidak suka (dispreferred)

beserta dengan alasannya. Data yang terdapat pada angket memperkuat temuan

dan interpretasi mengenai personal values siswa. Berikut ini format angket yang

(24)

50 Aslina Dewi Agustina, 2013

Tindak Tutur Meminta Dan Personal Values

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.2

Format Angket Siswa: Respons Terhadap Tindak Tutur Meminta Guru

NO TTM GURU KONTEKS

RESPONS

ALASAN PREFF. DISPREFF.

3.5 Teknik Pengolahan Data

Terdapat tiga tahap pengolahan data dalam penelitian ini.

Tahap I

Pada tahap ini diidentifikasi strategi tindak tutur meminta guru terhadap

siswa dan indikator dari tindak tutur meminta dengan menggunakan Requestive

Illocutionary Force (RIF). Analisis berdasarkan teori startegi tindak tutur

meminta Trosborg (1994).

Tahap II

Tahap penelitian ini adalah analisis terhadap respons siswa terhadap

tindak tutur meminta guru. Respons siswa tersebut berupa respons preferred atau

dispreferred yang mengacu pada teori respons tindak tutur Bara (2010). Respons

preferred merupakan bentuk keberterimaan siswa terhadap tindak tutur meminta

guru, sedangkan respons dispreferred menunjukkan ketidakberterimaan siswa

terhadap tindak tutur meminta guru.

Tahap III

Strategi, konteks dan makna pragmatis tindak tutur meminta guru serta

respons siswa menjadi landasan dalam analisis selanjutnya. Pada tahap ini

diinterpretasi dan dianalisis Personal values yang tercermin dalam tindak tutur

meminta yang direalisasikan guru dan respons siswa terhadap tindak tutur

(25)

51 Aslina Dewi Agustina, 2013

Tindak Tutur Meminta Dan Personal Values

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

values Schwartz and Bardi (2001). Analisis personal values ini mengidentifikasi

dan menguaraikan persamaan dan perbedaan personal values berkaitan dengan

strategi, respons dan konteks dalam tindak tutur meminta guru.

Seluruh data dan temuan akan dipresentasikan dalam bentuk table induk

seperti di bawah ini.

Tabel 3.3 Format Tabel Induk

NO TTM STR RIF KONTEKS MAKNA

RESPONS PERSONAL

VALUES Pref. Dispref. PVg PVs

TTM : Tindak Tutur Meminta Guru STR : Strategi

RIF : Requestive Illocutionary Force Pref. : Preferred

Dispref. Dispreferred

(26)

175

Aslina Dewi Agustina, 2013

Tindak Tutur Meminta Dan Personal Values

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

Penelitian ini membahas strategi tindak tutur meminta yang direalisasikan

guru terhadap siswa dan bagaimana siswa merespon tindak tutur meminta

tersebut. Selain itu juga telah dibahas mengenai personal values yang

diasosiasikan dalam realisasi tindak tutur meminta guru, dari sudut pandang guru

dan siswa. Temuan dan pembahasan penelitian yang telah dikemukakan pada bab

sebelumnya melahirkan jawaban atas pertanyan-pertanyaan penelitian.

5.1 Simpulan

Berikut ini beberapa kesimpulan penelitian dari hasil analisis dan temuan.

Kesimpulan pertama merupakan jawaban atas pertanyaan penelitian mengenai

strategi tindak tutur meminta yang direalisasikan oleh guru. Terdapat delapan

strategi yang digunakan guru dalam tindak tutur meminta terhadap siswa, yakni

strategi hints, imperatives, speaker’s demands/needs, suggestory formulae,

performative, obligation, speaker’s wishes,, hearer’s ability, dan hearer’s

willingness. Strategi yang paling banyak digunakan adalah strategi hints. Strategi

ini termasuk kedalam kategori permintaan tidak langsung (indirect request). Pada

strategi hints ini guru tidak meminta secara langsung namun tersirat pada tuturan

berupa pernyataan-pernyataan atau pertanyaan-pertanyaan terhadap siswa.

Pernyataan atau pertanyaan tersebut menggunakan aspek keberalasan

(27)

176

Aslina Dewi Agustina, 2013

Tindak Tutur Meminta Dan Personal Values

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Strategi tindak tutur meminta yang juga banyak digunakan oleh guru

adalah strategi yang termasuk kategori permintaan langsung (direct request),

yakni strategi imperative, performative, dan obligation; strategi tindak tutur

meminta yang dipakai guru berdasarkan kondisi guru sebagai penutur (speaker’s

-based condition), yakni strategi speaker’s demands/needs dan strategi speaker’s

wishes; strategi yang berorientasi pada kondisi mitra tutur (hearer’s-based

condition), yakni strategi suggestory formulae, dan strategi yang menanyakan

kesediaan mitra tutur untuk memenuhi atau melakukan hal yang diminta penutur,

yakni strategi hearer’s willingness.

Kesimpulan kedua berupa hasil analisis terhadap respon siswa. Penelitian

ini menemukan bahwa respon siswa terhadap tindak tutur meminta guru

didominasi oleh respon dispreffered, yakni respon yang menunjukkan penolakan

atau rasa tidak suka. Pada respon dispreferred ini siswa lebih banyak

merealisasikannya melalui indirect speech act atau tuturan-tuturan tak langsung.

Indirect speech act ini merupakan upaya siswa dalam memperhalus suatu

penolakan atau respon negatif. Kategori-kategori lain yang muncul sebagai respon

dispreferred siswa menunjukkan bahwa pada beberapa hal atau konteks, siswa

tidak berani untuk mengungkapkan ketidakterimaan atau penolakan terhadap

tindak tutur meminta guru secara langsung.

Kesimpulan selanjutnya adalah mengenai personal values guru dan

personal values siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada tindak tutur

meminta guru dan respon siswa terhadap tindak tutur meminta guru terdapat

(28)

177

Aslina Dewi Agustina, 2013

Tindak Tutur Meminta Dan Personal Values

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

perbedaan ini sangat dipengaruhi oleh strategi tindak tutur yang digunakan serta

kesesuaian konteks yang melatarbelakanginya.

Hasil penelitian di atas menyimpulkan bahwa realisasi dan pemilihan

strategi tindak tutur oleh guru sangat penting dan berkaitan erat dengan

keberhasilan tuturan untuk mendapatkan respon yang positf dari siswa.

Kesesuaian strategi dan konteks dalam realisasi tindak tutur mampu

mengakomodasi persamaan persepsi terhadap personal values sehingga tercipta

komunikasi yang lebih baik, dan tujuan-tujuan komunikasi pun dapat tercapai.

Penggunaan strategi tindak tutur yang tidak tepat menunjukkan kurangnya

pemahaman guru terhadap hakekat pendidikan sebagai upaya sadar yang

dilakukan untuk membimbing dan mengarahkan siswa. Melalui strategi hints,

speaker’s demands/needs, dan imperative yang dominan digunakan oleh guru,

makna mendidik bergeser menjadi suatu pemaksaan, tuntutan, dan ajang egoisme

guru dalam menggunakan otoritasnya.

Penelitian ini juga telah mampu memberikan gambaran mengenai

perbedaan-perbedaan perspektif tentang nilai antara guru dan siswa yang perlu

mendapat perhatian dari masyarakat khususnya para praktisi pendidikan. Guru

dan siswa merupakan dua generasi berbeda yang dibesarkan dan hidup pada

rentang zaman yang berbeda pula. Hal ini pula yang menguatkan bahwa guru dan

siswa memiliki pemahaman akan nilai-nilai budaya yang berbeda dan nilai nilai

personal yang berbeda karena proses internalisasi nilai yang mereka alami

dipengaruhi oleh perbedaan waktu, tempat, dan situasi. Komunikasi antara guru

(29)

178

Aslina Dewi Agustina, 2013

Tindak Tutur Meminta Dan Personal Values

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

terdapat perbedaan-perbedaan yang cukup rumit, diantaranya yaitu perbedaan

nilai-nilai personal sehingga komunikasi yang terjalin harus dipahami sebagai

komunikasi lintas nilai. Komunikasi lintas nilai muncul pada saat aspek-aspek

nilai dalam diri seseorang berinteraksi dengan aspek-aspek komunikasi, dan

keduanya saling mempengaruhi.

Penelitian ini juga memperkuat trend dalam dunia pendidikan berkenaan

dengan keberpihakan terhadap siswa (student oriented). Dari penelitian ini

disimpulkan bahwa siswa sudah mampu memberikan respon yang

mengindikasikan mereka tidak berkenan atas tindak tutur guru. Oleh karena itu,

perlu adanya kepekaan dan sikap yang bijak dalam menyikapi berbagai

kemungkinan respon yang ditunjukkan siswa.

Seluruh rangkaian dan hasil penelitian menunjukkan bahwa penelitian

dalam studi linguistik dapat dipadukan dengan keilmuan lain, dalam hal ini ilmu

Sosiopsikologi.

5.2 Saran-saran

Penelitian ini diharapkan membawa manfaat untuk kehidupan masyarakat

pada umumnya dan dunia pendidikan khususnya. Oleh karena itu, atas dasar hasil

penelitian ini, penulis memberikan saran dan harapan kepada pihak-pihak terkait

terutama para peneliti bahasa, guru, dan pelaku pendidikan lainnya.

Pertama, bagi para peneliti bahasa, penelitian ini membutuhkan penelitian

lanjutan yang dapat memberikan hasil penelitian yang lebih mendalam dan akurat,

(30)

179

Aslina Dewi Agustina, 2013

Tindak Tutur Meminta Dan Personal Values

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

peneliti bahasa disarankan untuk mengkaji lebih dalam lagi mengenai isu terkait,

terutama yang berhubungan dengan permasalahan-permasalahan komunikasi

antara guru dan siswa yang memiliki perbedaan personal values. Misalnya saja

menambahkan variable-variabel lain dalam penelitian ini seperti perbedaan gender

guru atau siswa, perbedaan mata pelajaran, perbedaan etnis, latar belakang

pendidikan atau keluarga, dan sebagainya. Selain itu perlu adanya pemutakhiran

data triangulasi melalui wawancara atau angket yang lebih detil atau spesifik

untuk mendapatkan hasil penelitian yang lebih akurat.

Kedua, untuk para guru, perlu disadari bahwa bahasa merupakan media

utama dalam interaksi dengan siswa di sekolah. Guru harus lebih pandai dan lebih

bijak dalam menentukan strategi apa yang sesuai dan efektif dalam berkomunikasi

dengan siswa. Ketepatan strategi tindak tutur dalam berkomunikasi dengan siswa

sangat menentukan keberhasilan dalam tujuan-tujuan komunikasi di sekolah,

seperti tujuan instruksional pembelajaran dan tujuan mempengaruhi, memotivasi

serta mengarahkan siswa. Ketepatan strategi ini sangat ditentukan oleh kepekaan

terhadap konteks, diantaranya situasi dan kondisi siswa. Guru diharapkan mampu

mengembangkan kemampuan berkomunikasi dengan siswa sebagai salah satu

bentuk profesionalisme dalam aspek kemampuan sosial. Bagi para pengambil

kebijakan di sekolah, sangatlah penting memberikan kesempatan yang lebih luas

kepada guru dan siswa untuk mengembangkan kemampuan berkomunikasi

diantara keduanya sehingga tercipta kondisi yang lebih kondusif dalam rangka

(31)

180

Aslina Dewi Agustina, 2013

Tindak Tutur Meminta Dan Personal Values

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Ketiga, bagi pihak perguruan tinggi atau sekolah-sekolah keguruan

hendaknya selalu mereformasi dan mereformulasi sistem pendidikan guru agar

mampu mencetak para guru atau tenaga kependidikan yang mampu menjawab

berbagai tantangan global yang berkenaan dengan profesionalisme. Bila perlu,

kemampuan berkomunikasi yang baik dengan siswa menjadi mata kuliah

tambahan atau dimasukan kedalam salah satu materi perkuliahan. Kemampuan

berkomunikasi ini erat kaitannya dengan pemahaman terhadap hakekat mendidik,

cara berinteraksi yang baik, dan kepekaan terhadap konteks atau situasi sekeliling.

Terakhir, bagi para pengambil kebijakan pendidikan, sangatlah penting

memfasilitasi para guru atau calon guru untuk dapat mengembangkan

profesionalisme sebagai tenaga pendidik. Hal ini dapat dilakukan dengan cara

memberikan kesempatan yang lebih leluasa bagai para guru untuk melanjutkan

studi dan menambah pengetahuan. Selain itu, sangatlah penting melibatkan guru

dalam pengambilan berbagai kebijakan baik di lingkungan sekolah maupun sistem

pendidikan pada umumnya, karena guru banyak belajar dari pengalaman dan

(32)

181

Aslina Dewi Agustina, 2013

Tindak Tutur Meminta Dan Personal Values

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Al-Aqra, Maria Yousef. 2001. Performance of EFL Students in The Requesting Speech Act: English-Arabic Translation

Audi, Robert. 2007. Moral Value and Human Diversity. New York: Oxford University Press.

Austin,J.L.1962.how to do things with words. Cambridge: Harvard University Press.Education.

Bally, Carol. A. 2007. A Guide to Qualitative Field Research (Second Edition). London: Pine Forge Press.

Bara, Bruno. G. 2010. Cognitive Pragmatics: The Mental Process of Communication. Massachusetts: Massachusetts Institute of Technology.

Beltran, E.V dan Alicia Martinez-Flor. 2005. Analyzing English Native Speakers’ Use of Request Modification Device During Role Play Activity. London: University of London.

Blum Kulka, S, house, J dan Kasper, G. 1989. Cross Cultural Pragmatics: Requests and Apologies. Norwood.NJ: Ablex.

Brown, G. Dan George Yule. 1983. Discourse Analysis. Cambridge: Cambridge University Press.

Creswell, J.W. 1998. Qualitative Inquiry and Research Design: Choosing among Five Traditions. New Delhi: Sage Publications, Inc.

Cutting, Joan. 2002. Pragmatics and Discourse. London: Routledge

D’Andrade, Roy. 2008. A Study of Personal and Cultural Values: American, Japanese, and Vietnamese. New York: Palgrave Macmillan.

Drake, Christoper. 2004. Values Education and Human Right: The Living Values Educational Programme in Asia. London:UNESDOC.

Grundy, Peter. 2008. Doing Pragmatics: Third Edition. London: Hodder

(33)

182

Aslina Dewi Agustina, 2013

Tindak Tutur Meminta Dan Personal Values

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Ibrahim, Abdul Syukur. 1992. Kajian Tindak Tutur. Surabaya. Penerbit Usaha Nasional.

Labov, W. 1970. The Study of Language in Its Social Context. Cambridge: Cambridge University Press.

Leech, Geoffrey.1983. Principles of Pragmatics. London: Longman

Levinson, Stephen. C. 1983. Pragmatics. Cambridge: Cambridge University Press.

Mackie, J.L. 2002. Persons and Values. New York: Oxford University Press.

McDowell, John. 2002. Mind, Value and Reality. Cambridge: Harvard University Press.

Mey, J. L. 2005. Pragmatics An Introduction (2nd Edition). Oxford: Blackwell.

Mulyana, Deddy dan Jalaluddin Rakhmat. 2010. Komunikasi Antarbudaya: Panduan Berkomunikasi dengan Orang-orang Berbeda Budaya. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Mulyana, Deddy. 2008. Komunikasi efektif: Suatu Pendekatan Lintas Budaya. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Nadar, FX. 2009. Pragmatik & Penelitian Pragmatik. Yogyakarta.Graha Ilmu.

Rahardi, Kunjana. 2009. Sosiopragmatik. Jakarta: Erlangga.

Rahmat, Jalaluddin. 2012. Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Rahyono. 2012. Studi Makna. Jakarta: Penaku.

Railton, Peter. 2003. Facts and Values: Essays Toward A Morality of Consequence. Cambridge: Cambridge University Press.

Rifa’i, Muhammad. 2011. Sosiologi Pendidikan: Struktur dan Interaksi social Di dalam institusi Pendidikan. Yogyakarta: Ar-ruzz Media.

Rohmadi, Muhammad. 2004. Pragmatik Teori dan Analisis. Yogyakarta: Lingkar Media

(34)

183

Aslina Dewi Agustina, 2013

Tindak Tutur Meminta Dan Personal Values

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Rylander, John. 2011. Preference for Offers Over Request: Speech ct as Pragmatic Formula and CA Action. Journal of Policy Study no.38 July 2011.

Samover, Larry, Richard E. Porter, dan Edwin R. McDaniel. 2010. Komunikasi Lintas Budaya. Jakarta: Salemba Humanika.

Santana, Septiawan. 2007. Menulis Ilmiah: Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: Buku Obor.

Searle, J.R. 1969. Speech Act. Cambridge: Cambridge University Press.

Shams, Rabe’a dan Akbar Afghari. 2011. Effects of Culture and Gender in Comprehension of Speech Act of Indirect Request. Iran: Islamic Azad University

Syihabuddin. 2011. Pendidikan dan Bahasa dalam Perspektif Islam. Bandung:Rizqi Press

Trosborg, Anna. 1994. Interlangguage Prgmatics: Requests, Complaints And Apologies. Berlin: Walter De Gruyter.

Van Dijk, Teun, A. 2009. Society and Discourse: How Social Context Influence Text and Talk. Cambridge: Cambridge University Press.

Vanderveken, Daniel. 1990. Meaning and Speech Act. Berlin. Cambridge University Press.

Waruwu, Fidelis E. 2010. Membangun Budaya Berbasis Nilai. Yogyakarta: Kanisius.

Wei, Huangfu. 2012. Cross-Cultural Comparison of English Request Speech Acts in Native Speakers of English and Chinese. Canada: Canadian Academy of Oriental and Occidental Culture.

Gambar

Tabel 3.1 Panduan Wawancara Guru
Tabel 3.2 Format Angket Siswa: Respons Terhadap Tindak Tutur Meminta Guru
Tabel 3.3 Format Tabel Induk

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil analisis terlihat bahwa saat switching kapasitor bank terjadi lonjakan arus atau arus inrush dan frekuensi osilasi pada setiap step pemasukan kapasitor

Berdasarkan nilai persen hepatoprotektif yang didapatkan pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa dosis rendah (5 g/kgBB), dosis sedang (10 g/kgBB), dan dosis tinggi (20

Ditambah lagi dengan sudah lelahnya Laporan akhir CAIB menyimpulkan, “seiring waktu, secara perlahan dan tanpa disengaja, pemeriksaan dan penyeimbangan (check

Saat ini IHSG berada dalam tren penuruan jangka pendek (short term bearish/down trend) setelah menyelesaikan pola pembalikan aran Bearish Reversal Trend Double Top pada

the variants of curriculum such as Competence Based Curriculum (KBK), School Based Curriculum (KTSP), Reflective Educational Paradigm (PPR), Character.Based Syllabus, the

[r]

[r]

PENGARUH GAYA MENGAJAR RESIPROKAL DALAM PEMBELAJARAN PERMAINAN BOLA VOLI TERHADAP PENGEMBANGAN KREATIFITAS SISWA. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu