Aslina Dewi Agustina, 2013
Tindak Tutur Meminta Dan Personal Values
TINDAK TUTUR MEMINTA DAN
PERSONAL VALUES
(Kajian Pragmatik Tentang Personal values Guru dan Siswa
dalam Realisasi Tindak Tutur Meminta Guru dan Respons Siswa)
TESIS
disusun untuk memenuhi sebagian syarat untuk mencapai gelar
Magister Humaniora di bidang Linguistik
oleh
Aslina Dewi Agustina
NIM. 1009669
PROGRAM STUDI LINGUISTIK
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Aslina Dewi Agustina, 2013
Tindak Tutur Meminta Dan Personal Values
LEMBAR PENGESAHAN
JUDUL PENELITIAN:
TINDAK TUTUR MEMINTA DAN
PERSONAL VALUES
(Kajian Pragmatik Tentang Personal values Guru dan Siswa
dalam Realisasi Tindak Tutur Meminta Guru dan Respons Siswa)
NAMA PENELITI : ASLINA DEWI AGUSTINA NIM : 1009669
PROGRAM STUDI : LINGUISTIK
Menyetujui,
Pembimbing 1,
Prof. Dr. Syihabuddin, M.Pd. NIP. 196001201987031001
Pembimbing 2,
Iwa Lukmana, M.A., Ph.D. NIP.196611271993031002
Mengetahui,
Ketua Program Studi Linguistik SPs UPI,
Aslina Dewi Agustina, 2013
Tindak Tutur Meminta Dan Personal Values
TINDAK TUTUR MEMINTA DAN
PERSONAL VALUES
(Kajian Pragmatik Tentang
Personal values
Guru dan Siswa
dalam Realisasi Tindak Tutur Meminta Guru dan Respons
Siswa)
Oleh
Aslina Dewi Agustina
S.Pd UPI, 2004
Aslina Dewi Agustina, 2013
Tindak Tutur Meminta Dan Personal Values
© Aslina Dewi Agustina Universitas Pendidikan Indonesia
Juli 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
i
Aslina Dewi Agustina, 2013
Tindak Tutur Meminta Dan Personal Values
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
TINDAK TUTUR MEMINTA DAN PERSONAL VALUES (Kajian Pragmatik Tentang Personal values Guru dan Siswa dalam Realisasi Tindak Tutur Meminta Guru dan Respon Siswa)
Aslina Dewi Agustina Universitas Pendidikan Indonesia
ABSTRAK
ii
Aslina Dewi Agustina, 2013
Tindak Tutur Meminta Dan Personal Values
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
vi
Aslina Dewi Agustina, 2013
Tindak Tutur Meminta Dan Personal Values
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iii
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... xi
DAFTAR GAMBAR ………... xii
DAFTAR SINGKATAN ... xiii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 6
1.3 Tujuan Penelitian ... 6
1.4 Manfaat Penelitian ... 6
1.5 Istilah-istilah Kunci ... 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA ………. 9
2.1 Pragmatik ... 9
2.2 Konteks dalam Pragmatik ... 10
2.3 Teori Tindak Tutur ... 13
2.3.1 Tindak Lokusi, Ilokusi, dan Perlokusi ……….. 15
2.3.2 Bentuk Tindak Tutur ……… 16
2.4 Tindak Tutur Meminta (Requesting) ... 17
vii
Aslina Dewi Agustina, 2013
Tindak Tutur Meminta Dan Personal Values
2.4.2 Requestive Illocutionary Force (RIF) ... 20
2.4.3 Strategi Tindak Tutur Meminta ………. 23
2.5 Respon Terhadap Tindak Tutur ... 32
2.6 Konsep Nilai dan Budaya ... 35
2.6.1 Definisi Nilai ……… . 36
2.6.2 Ciri-ciri Nilai ……… . 38
2.6.3 Macam-macam Nilai ……… . 39
2.6.4 Nilai personal (Personal values)..……… 41
2.7 Persepsi, Nilai Budaya dan Konteks ... 44
BAB III METODE PENELITIAN ………... 46
3.1 Tujuan Penelitian ... 46
3.2 Desain Penelitian ... 47
3.3 Sumber Data Penelitian ... 48
3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 48
3.5 Teknik Pengolahan Data ... 50
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ………. 52
4.1 Strategi Tindak Tutur Meminta Guru ... 52
4.1.1 Strategi 1. Hints ……… 55
4.1.1.1 Strong Hints; Reasonableness ……….. 56
4.1.1.2 Mild Hints; Reasonableness ………. 56
4.1.1.3 Strong Hints; Abviousness ……… 58
4.1.1.4 Mild Hints; Abviousness ………... 59
viii
Aslina Dewi Agustina, 2013
Tindak Tutur Meminta Dan Personal Values
4.1.3 Strategi 3. Suggestory Formulae. ……….. 61
4.1.4 Strategi4. Speaker’s Wishes……… ... 63
4.1.5 Strategi 5 Speaker’s Demands/Needs ……… 64
4.1.5.1 Speaker’s Demands ……….. 65
4.1.5.2 Speaker’s Needs ……… 65
4.1.6 Strategi 6. Obligation ………. 66
4.1.7 Strategi 7. Performative ………. 67
4.1.8 Strategi 8. Imperative ………. 68
4.2 Respons Siswa Terhadap Tindak Tutur Meminta Guru ... 70
4.2.1 Kategori Respons dan Frekuensi Kemunculan Respon .... 71
4.2.2 Kemunculan Respons Pada Tiap Strategi Tindak Tutur Meminta ... 74
4.2.3 Respons Preferred terhadap Tindak Tutur Meminta ... 75
4.2.3.1 Preferred:acceptance ……… 75
4.2.3.2Preferred:consensus ……….. 80
4.2.4 Respon Dispreferred terhadap Tindak Tutur Meminta Guru 81 4.2.4.1 Indirect speech act ……… 82
4.2.4.2 Justification: excuses ……… 86
4.2.4.3 Specific particles ……….. 88
4.2.4.4 Paralinguistics ………. . 90
4.2.4.5 Justification: explanation ……… . 92
4.2.4.6 Delay ………. 93
ix
Aslina Dewi Agustina, 2013
Tindak Tutur Meminta Dan Personal Values
4.2.4.8 Specific particles + Justification:explanation ….. 96
4.2.4.9 Specific particles + Justification:excuses ……… . 97
4.2.4.10 Delay + Indirect speech act ……… 98
4.3 Strategi Tindak Tutur Meminta dan Personal values ... ……… 100
4.3.1 Strategi Tindak Tutur Meminta dengan Personal values yang Dipersepsi Sama oleh Guru dan Siswa ... 102
4.3.1.1 Suggestory formulae ………. 103
4.3.1.2 Speaker’s wishes……….. . 110
4.3.1.3 Hearer’s willingness……… . 113
4.3.2 Strategi Tindak Tutur Meminta dengan Personal values yang Dipersepsi Berbeda oleh Guru dan Siswa ... 115
4.3.2.1 Hints ……….. 116
4.3.2.2 Speaker’s Demands/Needs……… 134
4.3.2.3 Obligation ……….. 142
4.3.3 Strategi Tindak Tutur Meminta dengan Personal values yang Dipersepsi Sama dan Berbeda oleh Guru dan Siswa 144 4.3.3.1 Performative ………. 144
4.3.3.1.1 Persamaan Persepsi terhadap Personal values dalam Strategi Performative ………. 145
4.3.3.1.2 Perbedaan Persepsi terhadap Personal values dalam Strategi Performative ………. 147
x
Aslina Dewi Agustina, 2013
Tindak Tutur Meminta Dan Personal Values
4.3.3.2.1 Persamaan Persepsi terhadap Personal values
dalam Strategi Imperative ………... 151
4.3.3.2.2 Perbedaan Persepsi terhadap Personal values dalam Strategi Imperative ……… 155
4.4 Formulasi Konteks, Strategi Tindak Tutur Meminta dan Personal values ……… 167
4.4.1 Kesesuaian Konteks, Strategi Tindak Tutur Meminta dan Persamaan Personal values ... 167
4.4.2 Kesesuaian Konteks, Strategi Tindak Tutur Meminta dan Perbedaan Personal values ... 170
4.4.3 Kategori Perbedaan Personal values Guru dan Siswa …… 172
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ………. 175
5.1 Simpulan ... 175
5.2 Saran-saran ... 178
DAFTAR PUSTAKA ... 181
LAMPIRAN ... 184
1 Aslina Dewi Agustina, 2013
Tindak Tutur Meminta Dan Personal Values
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB I PENDAHULUAN
Di dalam pendahuluan ini akan diuraikan tentang latar belakang masalah,
identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan
beberapa definisi kata kunci dalam penelitian ini.
1.1 Latar Belakang
Pemahaman dan pengkajian terhadap kegiatan komunikasi dan bahasa
harus terus dilakukan. Tidak hanya sebagai upaya pengembangan keilmuan
kebahasaan itu sendiri, namun juga sebagai upaya-upaya mengatasi
permasalahan yang berkenaan dengan komunikasi dan hubungan sosial manusia
pada umumnya. Dalam ilmu linguistik, permasalahan komunikasi dapat dikaji
melalui pisau bedah pragmatik, yakni sebuah upaya pemaknaan bahasa yang
mempertimbangkan aspek pengguna dan penggunaannya.
Teori tindak tutur merupakan salah satu kajian penting dalam pragmatik.
Austin (1962) dalam How to do Things with Words mengemukakan bahwa
mengujarkan sebuah kalimat tertentu dapat dipandang sebagai melakukan
tindakan (act), selain memang mengucapkan kalimat tersebut. Ia membedakan
tiga jenis tindakan yang berkaitan dengan ujaran, yaitu lokusi, ilokusi, dan
perlokusi. Lokusi merupakan tindak mengucapkan sesuatu dengan kata dan
kalimat sesuai dengan makna kata itu (di dalam kamus) dan makna kalimat itu
sesuai dengan kaidah sintaksisnya. Ilokusi adalah tindak melakukan sesuatu,
2 Aslina Dewi Agustina, 2013
Tindak Tutur Meminta Dan Personal Values
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
untuk apa ujaran itu dilakukan. Sementara perlokusi mengacu pada efek yang
ditimbulkan oleh ujaran yang dihasilkan.
Teori tindak tutur Austin ini kemudian dikembangkan oleh Searle (1969)
yang kemudian membagi tindak ilokusi ke dalam beberapa jenis tindak tutur,
yakni tindak tutur representatif, direktif, ekspresif, komisif, dan deklaratif. Namun
hal yang paling menarik dari kajian tindak tutur ini adalah bahwa satu tindak tutur
ternyata dapat memiliki bentuk-bentuk tuturan yang mencerminkan maksud dan
fungsi komunikasi yang bermacam-macam. Leech (1983) meyakini bahwa satu
fungsi bahasa dapat dinyatakan dengan bentuk-bentuk tuturan yang
bermacam-macam. Atas dasar teori-teori inilah kajian terhadap tindak tutur banyak dilakukan
dalam rangka mengkaji makna ujaran. Adakalanya untuk menyuruh seseorang,
seseorang menyampaikannya dengan ragam meminta atau menyindir. Hal inilah
yang kemudian menjadi intisari kajian tindak ilokusi dalam rangka mendapatkan
makna ujaran dan menghindari penyesatan makna ujaran. Makna tindak ilokusi
tersebut dapat dikaji melalui penelusuran konteks tuturan. Konteks dalam tindak
tutur meliputi identitas partisipan, parameter ruang dan waktu dalam situasi tutur,
dan kepercayaan, pengetahuan serta maksud partisipan di dalam situasi tutur
Levinson (1983: 22-23).
Salah satu bentuk tindak tutur yang banyak diujarkan oleh guru kepada
siswa adalah tindak tutur direktif. Tindak tutur direktif merupakan tindak tutur
yang dimaksudkan agar mitra tutur melakukan tindakan yang dimaksudkan dalam
tuturan. Tuturan seperti memaksa, mengajak, meminta, menyuruh, menagih,
3 Aslina Dewi Agustina, 2013
Tindak Tutur Meminta Dan Personal Values
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
termasuk ke dalam tindak tutur direktif. Trosborg (1994) mengetengahkan hasil
penelitiannya mengenai tindak tutur meminta, dan menunjukkan bahwa tindak
tutur meminta merupakan tindak tutur yang paling banyak ditemukan dalam
strategi komunikasi di lingkungan sekolah. Tindak tutur meminta menduduki
peringkat kesatu dalam frekwensi ujaran pada situasi inisiasi, respons, dan follow
up. Permasalahannya adalah bagaimana guru merealisasikan tindak tutur meminta
tersebut sehingga dapat memberikan efek kepada siswa. Selain itu, sejauh mana
guru, melalui tindak tutur meminta mampu membuat siswa bertindak seperti yang
dikehendakinya. Faktanya adalah tidak semua tindak tutur meminta guru berhasil.
Dilaporkan dalam Kompasiana tanggal 9 Desember 2011, pada tahun
2006, penelitian yang dilakukan UNICEF di Jawa Tengah menunjukkan bahwa
80% guru mengaku pernah menghukum murid-muridnya dengan berteriak di
depan kelas. Sebanyak 55% guru mengaku pernah menyuruh murid mereka
berdiri di depan kelas. Pada penelitian di Sulawesi Selatan, diketahui bahwa 90%
guru mengaku pernah menyuruh murid berdiri di depan kelas, selain itu 73% guru
pernah berteriak kepada murid, dan 54% guru pernah menyuruh murid untuk
membersihkan toilet. Sedangkan pada penelitian di Sumatera Utara, lebih dari
90% guru menyatakan pernah menyuruh murid mereka berdiri di depan kelas,
sedangkan 80% guru pernah berteriak pada murid-muridnya. Fakta ini cukup
membuktikan adanya kegagalan komunikasi antara guru dengan siswa yang
4 Aslina Dewi Agustina, 2013
Tindak Tutur Meminta Dan Personal Values
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Kegagalan komunikasi antara guru dan siswa dapat disebabkan oleh
banyak hal, diantaranya adalah perbedaan nilai-nilai. Railton (2003) menjelaskan
bahwa nilai (value) adalah prinsip-prinsip etika yang dipegang dengan kuat oleh
individu atau kelompok dan sangat berpengaruh pada perilakunya. Setiap manusia
hidup dalam suatu lingkungan sosial budaya yang memberlakukan adanya
nilai-nilai yang diacu oleh warga masyarakat penghuninya. Melalui suatu proses belajar
secara berkesinambungan setiap manusia akan menganut suatu nilai yang
diperoleh dari lingkungannya. Nilai itu diadopsi dan kemudian diimplementasikan
dalam suatu bentuk kebiasaan, yakni pola sikap dan perilaku sehari hari. Dengan
demikian pola perilaku seseorang dalam berinteraksi dengan orang lain, akan
dipengaruhi oleh nilai yang diperoleh dari sosial budaya (Railton, 2003:153)
Guru dan siswa memiliki nilai personal yang berbeda, dan perbedaan
inilah yang dapat mempengaruhi proses komunikasi diantara keduanya. Perbedaan
nilai antara guru dan siswa kerap menuai konflik. Hansson (2004) menegaskan
bahwa nilai-nilai yang dimiliki oleh seseorang termasuk guru merupakan hasil
internalisasi sistem nilai budaya yang panjang, meresap dan berakar kuat dalam
jiwa guru sehingga sulit untuk diganti dan diubah dalam waktu yang singkat.
Sementara itu, Hansson meyakini, dari masa ke masa, seiring dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi selalu muncul nilai-nilai baru
yang berpengaruh besar pada seseorang terutama remaja. Konflik nilai antara guru
dan siswa pun kemudian terjadi. Nilai-nilai dipahami dan diaktualisasikan oleh
guru dan siswa dengan cara-cara yang berbeda. Hal inilah yang kemudian
Tindak-5 Aslina Dewi Agustina, 2013
Tindak Tutur Meminta Dan Personal Values
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
tindak tutur guru pada situasi dan konteks tertentu bisa saja diterima atau
diabaikan, bahkan ditolak karena tidak sesuai dengan nilai-nilai yang dipahami
siswa. Oleh karena itu perlu adanya pemahaman mengenai perbedaan nilai antara
guru dan siswa sehingga komunikasi diantara keduanya dapat berjalan
semestinya.
Penelitian mengenai tindak ilokusi sudah banyak dilakukan.
Penelitian-penelitian tersebut umumnya menganalisis bentuk-bentuk tindak ilokusi dan
realisasi linguistiknya. Kesantunan, kesopanan, penolakan, dan kajian tindak
tutur imperatif menjadi favorit para peneliti bahasa.
Penelitian tindak tutur meminta yang paling banyak dijadikan landasan
untuk berbagai penelitian lainnya adalah penelitian yang dilakukan Blum-Kulka
(1989) melalui proyek CCSARP (Cross-Cultural Speech Act Realization
Patterns). Penelitian ini menghasilkan strategi dan beberapa kategori dalam
tindak tutur meminta. Studi ini kemudian banyak dikembangkan, salah satunya
adalah oleh Trosborg (1994) yang mereformulasi ulang strategi tindak tutur
meminta dan Illocutionary Force dalam tindak tutur meminta.
Penelitian yang berjudul Tindak Tutur Meminta dan Personal Values (Kajian
Pragmatik Tentang Personal values Guru dan Siswa dalam Realisasi Tindak Tutur
Meminta Guru dan Respons Siswa) ini menganalisis kontek dan strategi tindak
tutur meminta yang diujarkan guru di lingkungan sekolah serta respons siswa
terhadap tindak tutur meminta tersebut. Analisis dilanjutkan pada identifikasi
6 Aslina Dewi Agustina, 2013
Tindak Tutur Meminta Dan Personal Values
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, penelitian ini
merumuskan beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut:
1. Apa saja strategi yang digunakan guru dalam merealisasikan tindak tutur
meminta terhadap siswa di sebuah sekolah menengah kejuruan di Purwakarta?
2. Bagaimana respons siswa terhadap tindak tutur meminta yang direalisasikan
oleh guru?
3. Apa saja Personal values yang diasosiasikan dengan realisasi tindak tutur
meminta guru dari sudut pandang guru dan siswa?
1.3 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan:
1. Mengidentifikasi strategi tindak tutur meminta yang digunakan oleh guru
terhadap siswa.
2. Menganalisis respons siswa terhadap tindak tutur meminta yang
direalisasikan guru.
3. Menganalisis dan menggambarkan Personal values yang diasosiasikan
dengan realisasi tindak tutur meminta guru dari sudut pandang guru dan
siswa.
1.5 Manfaat Penelitian
Selain menambah dan memperkuat keilmuan linguistik khususnya bidang
7 Aslina Dewi Agustina, 2013
Tindak Tutur Meminta Dan Personal Values
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
memahami peranannya sebagai individu yang memiliki perbedaan personal
values dengan siswa. Adapun hambatan-hambatan komunikasi yang terdeteksi
dapat menjadi landasan untuk membangun komunikasi yang baik antara guru dan
siswa. Dalam cakupan yang lebih luas, penelitian ini bermanfaat bagi peningkatan
mutu dan kualitas pembelajaran khususnya, dan pendidikan pada umumnya
1.6 Istilah-istilah Kunci
Berikut ini merupakan beberapa penjelasan singkat mengenai istilah-istilah
kunci yang menjadi fokus penelitian.
a. Tidak Tutur Meminta
Tindak ilokusi yang menunjukkan seorang penutur (requester) menyampaikan
kepada mitra tuturnya (requestee) bahwa ia menginginkan mitra tutur untuk
melakukan sesuatu, yaitu berupa permintaan atas barang, kegiatan atau
tindakan ,dan jasa verbal, seperti: permintaan akan informasi.
b. Konteks
Konteks ujaran meliputi tempat, waktu, situasi dan latar belakang penutur dan
mitra tutur, peristiwa yang membangun tindak tutur, maksud dan tujuan para
partisipan, serta pengetahuan, kepercayaan, dan nilai-nilai budaya partisipan.
c. Makna ujaran
Makna ujaran yang akan diidentifikasi dalam penelitian ini adalah makna
8 Aslina Dewi Agustina, 2013
Tindak Tutur Meminta Dan Personal Values
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
d. Respons
Respons yang dimaksud dalam penelitian ini berupa reaksi langsung siswa
terhadap tindak tutur meminta guru. Respons tersebut dapat berupa
ujaran/verbal, maupun non verbal. Respons tersebut berupa respons
penerimaan (preferred) yang berarti suka ,atau penolakan (dispreferred) yang
berarti tidak suka atau tidak setuju atas tindak tutur meminta guru.
e. Personal Values
Personal Values dalam penelitian ini didefinisikan sebagai nilai-nilai personal
46 Aslina Dewi Agustina, 2013
Tindak Tutur Meminta Dan Personal Values
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
Berikut ini dijelaskan mengenai metode penelitian yang akan digunakan,
beserta desain penelitian, sumber data, teknik pengumpulan data dan teknik
pengolahan data.
3.1 Tujuan Penelitian
Seperti telah disampaikan pada bagian 1.1 bahwa secara umum penelitian
ini bertujuan untuk mengidentifikasi strategi tindak tutur meminta yang
direalisasikan oleh guru, respons siswa terhadap tindak tutur meminta yang
direalisasikan guru, serta bagaimana personal values yang muncul dalam realisasi
tindak tutur meminta dan respons tersebut. Untuk mencapai tujuan penelitian
maka tujuan-tujuan tersebut dirumuskan secara rinci sebagai berikut.
1. Mengidentifikasi strategi tindak tutur meminta yang digunakan oleh guru
terhadap siswa.
2. Menganalisis respons siswa terhadap tindak tutur meminta yang
direalisasikan guru.
3. Menganalisis dan menggambarkan Personal values yang diasosiasikan
dengan realisasi tindak tutur meminta guru dari sudut pandang guru dan
47 Aslina Dewi Agustina, 2013
Tindak Tutur Meminta Dan Personal Values
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3.2 Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan pnelitian kualitatif dengan menggunakan
pendekatan fenomenologis. Penelitian fenomenologi mencoba menjelaskan atau
mengungkap makna konsep atau fenomena pengalaman yang didasari oleh
kesadaran yang terjadi pada beberapa individu. Penelitian ini dilakukan dalam
situasi yang alami, sehingga tidak ada batasan dalam memaknai atau memahami
fenomena yang dikaji.
Metode Fenomenologi, menurut Polkinghorne (Creswell,1998: 51-52)
adalah studi yang menggambarkan arti sebuah pengalaman hidup untuk beberapa
orang tentang sebuah konsep atau fenomena. Fenomena yang menjadi fokus
dalam penelitian ini adalah tindak tutur meminta guru terhadap siswa. Tindak
tutur meminta di sini adalah tindak tutur yang diujarkan oleh guru dengan maksud
agar siswa melakukan hal yang dimaksudkan dalam ujaran tersebut. Misalnya,
memberikan barang, jasa, informasi atau melakukan suatu tindakan atau kegiatan.
Peneliti menganalisis strategi apa yang digunakan guru dalam merealisasikan
tindak tutur meminta terhadap siswa, dan konteks yang melatarbelakangi tindak
tutur meminta tersebut untuk mengetahui makna yang jelas. Setelah itu
diidentifikasi respons siswa terhadap tindak tutur meminta guru. Respons yang
dimaksud merupakan respons langsung pada saat terjadinya komunikasi antara
guru dan siswa. Setelah itu, peneliti juga mengidentifikasi Personal values atau
nilai-nilai personal yang tercermin dalam tindak tutur meminta guru terhadap
48 Aslina Dewi Agustina, 2013
Tindak Tutur Meminta Dan Personal Values
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
makna tindak tutur meminta guru menjadi landasan penting dalam menganalisis
Personal values. Melalui rangkaian analisis tersebut diketahui gambaran
komunikasi antara siswa dan guru yang memiliki perbedaan personal values.
3.3 Sumber Data Penelitian
Penelitian dilakukan di sebuah sekolah menengah kejuruan di Purwakarta.
Yang menjadi sumber penelitian adalah guru dan siswa di sekolah tersebut.
Terdapat 6 orang guru yang menjadi sumber penelitian, dan berusia antara 35-45
tahun. Aspek-aspek seperti jenis kelamin, latar belakang etnis, perbedaan mata
pelajaran yang diajarkan, serta perbedaan bahasa akan diabaikan.
Data dalam penelitian ini merupakan hasil rekaman dan observasi berupa
ujaran-ujaran dalam komunikasi antara guru dan siswa. Ujaran yang dijadikan
data adalah tindak tutur meminta dan respons siswa yang diketahui konteksnya
dengan jelas.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Jenis data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah berupa tindak tutur
meminta guru terhadap siswa dan respons siswa terhadap tindak tutur meminta
guru. Data dikumpulkan melalui observasi dan rekaman terhadap komunikasi
yang terjadi antar guru dan siswa, baik di dalam kelas maupun di luar kelas.
Selain itu juga dilakukan pencatatan terhadap data yang tidak terjangkau oleh alat
49 Aslina Dewi Agustina, 2013
Tindak Tutur Meminta Dan Personal Values
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Observasi, rekaman dan pencatatan dilakukan selama enam bulan, dari
mulai awal bulan Juli 2012 sampai dengan akhir Desember 2012. Observasi juga
dilakukan terhadap berbagai kondisi fisik dan lingkungan yang dapat menunjang
penelitian. Observasi yang dilakukan adalah observasi partisipan dimana peneliti
terlibat dan terjun langsung setiap hari karena peneliti bekerja di tempat tersebut.
Selain itu juga akan dilakukan wawancara terhadap guru dan angket
terbuka kepada 36 orang siswa sebagai data triangulasi. Wawancara terhadap
guru berupa konfirmasi yang dapat memperkuat temuan dan interpretasi peneliti.
Pertanyaan dalam wawancara berkembang sejalan dengan situasi dan kondisi
wawancara. Berikut ini panduan wawancara yang digunakan dalam penelitian ini.
Tabel 3.1
Panduan Wawancara Guru
Pertanyaan Jawaban Guru
1. Apa maksud atau permintaan guru melalui tindak tutur meminta terhadap siswa yang terdapat pada data ujaran?
2. Bagaimana situasi dan konteks yang diketahui guru pada saat itu?
3. Mengapa guru mengujarkan tindak tutur meminta tersebut?
4. Apa harapan guru setelah mengujarkan tindak tutur meminta tersebut?
5. Apa hasil yang dicapai setelah guru mengujarkan tindak tutur meminta tersebut?
Sementara itu, angket siswa berisi pendapat siswa mengenai tindak tutur
meminta guru, apakah siswa suka (preferred) atau tidak suka (dispreferred)
beserta dengan alasannya. Data yang terdapat pada angket memperkuat temuan
dan interpretasi mengenai personal values siswa. Berikut ini format angket yang
50 Aslina Dewi Agustina, 2013
Tindak Tutur Meminta Dan Personal Values
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.2
Format Angket Siswa: Respons Terhadap Tindak Tutur Meminta Guru
NO TTM GURU KONTEKS
RESPONS
ALASAN PREFF. DISPREFF.
3.5 Teknik Pengolahan Data
Terdapat tiga tahap pengolahan data dalam penelitian ini.
Tahap I
Pada tahap ini diidentifikasi strategi tindak tutur meminta guru terhadap
siswa dan indikator dari tindak tutur meminta dengan menggunakan Requestive
Illocutionary Force (RIF). Analisis berdasarkan teori startegi tindak tutur
meminta Trosborg (1994).
Tahap II
Tahap penelitian ini adalah analisis terhadap respons siswa terhadap
tindak tutur meminta guru. Respons siswa tersebut berupa respons preferred atau
dispreferred yang mengacu pada teori respons tindak tutur Bara (2010). Respons
preferred merupakan bentuk keberterimaan siswa terhadap tindak tutur meminta
guru, sedangkan respons dispreferred menunjukkan ketidakberterimaan siswa
terhadap tindak tutur meminta guru.
Tahap III
Strategi, konteks dan makna pragmatis tindak tutur meminta guru serta
respons siswa menjadi landasan dalam analisis selanjutnya. Pada tahap ini
diinterpretasi dan dianalisis Personal values yang tercermin dalam tindak tutur
meminta yang direalisasikan guru dan respons siswa terhadap tindak tutur
51 Aslina Dewi Agustina, 2013
Tindak Tutur Meminta Dan Personal Values
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
values Schwartz and Bardi (2001). Analisis personal values ini mengidentifikasi
dan menguaraikan persamaan dan perbedaan personal values berkaitan dengan
strategi, respons dan konteks dalam tindak tutur meminta guru.
Seluruh data dan temuan akan dipresentasikan dalam bentuk table induk
seperti di bawah ini.
Tabel 3.3 Format Tabel Induk
NO TTM STR RIF KONTEKS MAKNA
RESPONS PERSONAL
VALUES Pref. Dispref. PVg PVs
TTM : Tindak Tutur Meminta Guru STR : Strategi
RIF : Requestive Illocutionary Force Pref. : Preferred
Dispref. Dispreferred
175
Aslina Dewi Agustina, 2013
Tindak Tutur Meminta Dan Personal Values
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
Penelitian ini membahas strategi tindak tutur meminta yang direalisasikan
guru terhadap siswa dan bagaimana siswa merespon tindak tutur meminta
tersebut. Selain itu juga telah dibahas mengenai personal values yang
diasosiasikan dalam realisasi tindak tutur meminta guru, dari sudut pandang guru
dan siswa. Temuan dan pembahasan penelitian yang telah dikemukakan pada bab
sebelumnya melahirkan jawaban atas pertanyan-pertanyaan penelitian.
5.1 Simpulan
Berikut ini beberapa kesimpulan penelitian dari hasil analisis dan temuan.
Kesimpulan pertama merupakan jawaban atas pertanyaan penelitian mengenai
strategi tindak tutur meminta yang direalisasikan oleh guru. Terdapat delapan
strategi yang digunakan guru dalam tindak tutur meminta terhadap siswa, yakni
strategi hints, imperatives, speaker’s demands/needs, suggestory formulae,
performative, obligation, speaker’s wishes,, hearer’s ability, dan hearer’s
willingness. Strategi yang paling banyak digunakan adalah strategi hints. Strategi
ini termasuk kedalam kategori permintaan tidak langsung (indirect request). Pada
strategi hints ini guru tidak meminta secara langsung namun tersirat pada tuturan
berupa pernyataan-pernyataan atau pertanyaan-pertanyaan terhadap siswa.
Pernyataan atau pertanyaan tersebut menggunakan aspek keberalasan
176
Aslina Dewi Agustina, 2013
Tindak Tutur Meminta Dan Personal Values
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Strategi tindak tutur meminta yang juga banyak digunakan oleh guru
adalah strategi yang termasuk kategori permintaan langsung (direct request),
yakni strategi imperative, performative, dan obligation; strategi tindak tutur
meminta yang dipakai guru berdasarkan kondisi guru sebagai penutur (speaker’s
-based condition), yakni strategi speaker’s demands/needs dan strategi speaker’s
wishes; strategi yang berorientasi pada kondisi mitra tutur (hearer’s-based
condition), yakni strategi suggestory formulae, dan strategi yang menanyakan
kesediaan mitra tutur untuk memenuhi atau melakukan hal yang diminta penutur,
yakni strategi hearer’s willingness.
Kesimpulan kedua berupa hasil analisis terhadap respon siswa. Penelitian
ini menemukan bahwa respon siswa terhadap tindak tutur meminta guru
didominasi oleh respon dispreffered, yakni respon yang menunjukkan penolakan
atau rasa tidak suka. Pada respon dispreferred ini siswa lebih banyak
merealisasikannya melalui indirect speech act atau tuturan-tuturan tak langsung.
Indirect speech act ini merupakan upaya siswa dalam memperhalus suatu
penolakan atau respon negatif. Kategori-kategori lain yang muncul sebagai respon
dispreferred siswa menunjukkan bahwa pada beberapa hal atau konteks, siswa
tidak berani untuk mengungkapkan ketidakterimaan atau penolakan terhadap
tindak tutur meminta guru secara langsung.
Kesimpulan selanjutnya adalah mengenai personal values guru dan
personal values siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada tindak tutur
meminta guru dan respon siswa terhadap tindak tutur meminta guru terdapat
177
Aslina Dewi Agustina, 2013
Tindak Tutur Meminta Dan Personal Values
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
perbedaan ini sangat dipengaruhi oleh strategi tindak tutur yang digunakan serta
kesesuaian konteks yang melatarbelakanginya.
Hasil penelitian di atas menyimpulkan bahwa realisasi dan pemilihan
strategi tindak tutur oleh guru sangat penting dan berkaitan erat dengan
keberhasilan tuturan untuk mendapatkan respon yang positf dari siswa.
Kesesuaian strategi dan konteks dalam realisasi tindak tutur mampu
mengakomodasi persamaan persepsi terhadap personal values sehingga tercipta
komunikasi yang lebih baik, dan tujuan-tujuan komunikasi pun dapat tercapai.
Penggunaan strategi tindak tutur yang tidak tepat menunjukkan kurangnya
pemahaman guru terhadap hakekat pendidikan sebagai upaya sadar yang
dilakukan untuk membimbing dan mengarahkan siswa. Melalui strategi hints,
speaker’s demands/needs, dan imperative yang dominan digunakan oleh guru,
makna mendidik bergeser menjadi suatu pemaksaan, tuntutan, dan ajang egoisme
guru dalam menggunakan otoritasnya.
Penelitian ini juga telah mampu memberikan gambaran mengenai
perbedaan-perbedaan perspektif tentang nilai antara guru dan siswa yang perlu
mendapat perhatian dari masyarakat khususnya para praktisi pendidikan. Guru
dan siswa merupakan dua generasi berbeda yang dibesarkan dan hidup pada
rentang zaman yang berbeda pula. Hal ini pula yang menguatkan bahwa guru dan
siswa memiliki pemahaman akan nilai-nilai budaya yang berbeda dan nilai nilai
personal yang berbeda karena proses internalisasi nilai yang mereka alami
dipengaruhi oleh perbedaan waktu, tempat, dan situasi. Komunikasi antara guru
178
Aslina Dewi Agustina, 2013
Tindak Tutur Meminta Dan Personal Values
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
terdapat perbedaan-perbedaan yang cukup rumit, diantaranya yaitu perbedaan
nilai-nilai personal sehingga komunikasi yang terjalin harus dipahami sebagai
komunikasi lintas nilai. Komunikasi lintas nilai muncul pada saat aspek-aspek
nilai dalam diri seseorang berinteraksi dengan aspek-aspek komunikasi, dan
keduanya saling mempengaruhi.
Penelitian ini juga memperkuat trend dalam dunia pendidikan berkenaan
dengan keberpihakan terhadap siswa (student oriented). Dari penelitian ini
disimpulkan bahwa siswa sudah mampu memberikan respon yang
mengindikasikan mereka tidak berkenan atas tindak tutur guru. Oleh karena itu,
perlu adanya kepekaan dan sikap yang bijak dalam menyikapi berbagai
kemungkinan respon yang ditunjukkan siswa.
Seluruh rangkaian dan hasil penelitian menunjukkan bahwa penelitian
dalam studi linguistik dapat dipadukan dengan keilmuan lain, dalam hal ini ilmu
Sosiopsikologi.
5.2 Saran-saran
Penelitian ini diharapkan membawa manfaat untuk kehidupan masyarakat
pada umumnya dan dunia pendidikan khususnya. Oleh karena itu, atas dasar hasil
penelitian ini, penulis memberikan saran dan harapan kepada pihak-pihak terkait
terutama para peneliti bahasa, guru, dan pelaku pendidikan lainnya.
Pertama, bagi para peneliti bahasa, penelitian ini membutuhkan penelitian
lanjutan yang dapat memberikan hasil penelitian yang lebih mendalam dan akurat,
179
Aslina Dewi Agustina, 2013
Tindak Tutur Meminta Dan Personal Values
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
peneliti bahasa disarankan untuk mengkaji lebih dalam lagi mengenai isu terkait,
terutama yang berhubungan dengan permasalahan-permasalahan komunikasi
antara guru dan siswa yang memiliki perbedaan personal values. Misalnya saja
menambahkan variable-variabel lain dalam penelitian ini seperti perbedaan gender
guru atau siswa, perbedaan mata pelajaran, perbedaan etnis, latar belakang
pendidikan atau keluarga, dan sebagainya. Selain itu perlu adanya pemutakhiran
data triangulasi melalui wawancara atau angket yang lebih detil atau spesifik
untuk mendapatkan hasil penelitian yang lebih akurat.
Kedua, untuk para guru, perlu disadari bahwa bahasa merupakan media
utama dalam interaksi dengan siswa di sekolah. Guru harus lebih pandai dan lebih
bijak dalam menentukan strategi apa yang sesuai dan efektif dalam berkomunikasi
dengan siswa. Ketepatan strategi tindak tutur dalam berkomunikasi dengan siswa
sangat menentukan keberhasilan dalam tujuan-tujuan komunikasi di sekolah,
seperti tujuan instruksional pembelajaran dan tujuan mempengaruhi, memotivasi
serta mengarahkan siswa. Ketepatan strategi ini sangat ditentukan oleh kepekaan
terhadap konteks, diantaranya situasi dan kondisi siswa. Guru diharapkan mampu
mengembangkan kemampuan berkomunikasi dengan siswa sebagai salah satu
bentuk profesionalisme dalam aspek kemampuan sosial. Bagi para pengambil
kebijakan di sekolah, sangatlah penting memberikan kesempatan yang lebih luas
kepada guru dan siswa untuk mengembangkan kemampuan berkomunikasi
diantara keduanya sehingga tercipta kondisi yang lebih kondusif dalam rangka
180
Aslina Dewi Agustina, 2013
Tindak Tutur Meminta Dan Personal Values
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Ketiga, bagi pihak perguruan tinggi atau sekolah-sekolah keguruan
hendaknya selalu mereformasi dan mereformulasi sistem pendidikan guru agar
mampu mencetak para guru atau tenaga kependidikan yang mampu menjawab
berbagai tantangan global yang berkenaan dengan profesionalisme. Bila perlu,
kemampuan berkomunikasi yang baik dengan siswa menjadi mata kuliah
tambahan atau dimasukan kedalam salah satu materi perkuliahan. Kemampuan
berkomunikasi ini erat kaitannya dengan pemahaman terhadap hakekat mendidik,
cara berinteraksi yang baik, dan kepekaan terhadap konteks atau situasi sekeliling.
Terakhir, bagi para pengambil kebijakan pendidikan, sangatlah penting
memfasilitasi para guru atau calon guru untuk dapat mengembangkan
profesionalisme sebagai tenaga pendidik. Hal ini dapat dilakukan dengan cara
memberikan kesempatan yang lebih leluasa bagai para guru untuk melanjutkan
studi dan menambah pengetahuan. Selain itu, sangatlah penting melibatkan guru
dalam pengambilan berbagai kebijakan baik di lingkungan sekolah maupun sistem
pendidikan pada umumnya, karena guru banyak belajar dari pengalaman dan
181
Aslina Dewi Agustina, 2013
Tindak Tutur Meminta Dan Personal Values
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Al-Aqra, Maria Yousef. 2001. Performance of EFL Students in The Requesting Speech Act: English-Arabic Translation
Audi, Robert. 2007. Moral Value and Human Diversity. New York: Oxford University Press.
Austin,J.L.1962.how to do things with words. Cambridge: Harvard University Press.Education.
Bally, Carol. A. 2007. A Guide to Qualitative Field Research (Second Edition). London: Pine Forge Press.
Bara, Bruno. G. 2010. Cognitive Pragmatics: The Mental Process of Communication. Massachusetts: Massachusetts Institute of Technology.
Beltran, E.V dan Alicia Martinez-Flor. 2005. Analyzing English Native Speakers’ Use of Request Modification Device During Role Play Activity. London: University of London.
Blum Kulka, S, house, J dan Kasper, G. 1989. Cross Cultural Pragmatics: Requests and Apologies. Norwood.NJ: Ablex.
Brown, G. Dan George Yule. 1983. Discourse Analysis. Cambridge: Cambridge University Press.
Creswell, J.W. 1998. Qualitative Inquiry and Research Design: Choosing among Five Traditions. New Delhi: Sage Publications, Inc.
Cutting, Joan. 2002. Pragmatics and Discourse. London: Routledge
D’Andrade, Roy. 2008. A Study of Personal and Cultural Values: American, Japanese, and Vietnamese. New York: Palgrave Macmillan.
Drake, Christoper. 2004. Values Education and Human Right: The Living Values Educational Programme in Asia. London:UNESDOC.
Grundy, Peter. 2008. Doing Pragmatics: Third Edition. London: Hodder
182
Aslina Dewi Agustina, 2013
Tindak Tutur Meminta Dan Personal Values
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Ibrahim, Abdul Syukur. 1992. Kajian Tindak Tutur. Surabaya. Penerbit Usaha Nasional.
Labov, W. 1970. The Study of Language in Its Social Context. Cambridge: Cambridge University Press.
Leech, Geoffrey.1983. Principles of Pragmatics. London: Longman
Levinson, Stephen. C. 1983. Pragmatics. Cambridge: Cambridge University Press.
Mackie, J.L. 2002. Persons and Values. New York: Oxford University Press.
McDowell, John. 2002. Mind, Value and Reality. Cambridge: Harvard University Press.
Mey, J. L. 2005. Pragmatics An Introduction (2nd Edition). Oxford: Blackwell.
Mulyana, Deddy dan Jalaluddin Rakhmat. 2010. Komunikasi Antarbudaya: Panduan Berkomunikasi dengan Orang-orang Berbeda Budaya. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Mulyana, Deddy. 2008. Komunikasi efektif: Suatu Pendekatan Lintas Budaya. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Nadar, FX. 2009. Pragmatik & Penelitian Pragmatik. Yogyakarta.Graha Ilmu.
Rahardi, Kunjana. 2009. Sosiopragmatik. Jakarta: Erlangga.
Rahmat, Jalaluddin. 2012. Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Rahyono. 2012. Studi Makna. Jakarta: Penaku.
Railton, Peter. 2003. Facts and Values: Essays Toward A Morality of Consequence. Cambridge: Cambridge University Press.
Rifa’i, Muhammad. 2011. Sosiologi Pendidikan: Struktur dan Interaksi social Di dalam institusi Pendidikan. Yogyakarta: Ar-ruzz Media.
Rohmadi, Muhammad. 2004. Pragmatik Teori dan Analisis. Yogyakarta: Lingkar Media
183
Aslina Dewi Agustina, 2013
Tindak Tutur Meminta Dan Personal Values
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Rylander, John. 2011. Preference for Offers Over Request: Speech ct as Pragmatic Formula and CA Action. Journal of Policy Study no.38 July 2011.
Samover, Larry, Richard E. Porter, dan Edwin R. McDaniel. 2010. Komunikasi Lintas Budaya. Jakarta: Salemba Humanika.
Santana, Septiawan. 2007. Menulis Ilmiah: Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: Buku Obor.
Searle, J.R. 1969. Speech Act. Cambridge: Cambridge University Press.
Shams, Rabe’a dan Akbar Afghari. 2011. Effects of Culture and Gender in Comprehension of Speech Act of Indirect Request. Iran: Islamic Azad University
Syihabuddin. 2011. Pendidikan dan Bahasa dalam Perspektif Islam. Bandung:Rizqi Press
Trosborg, Anna. 1994. Interlangguage Prgmatics: Requests, Complaints And Apologies. Berlin: Walter De Gruyter.
Van Dijk, Teun, A. 2009. Society and Discourse: How Social Context Influence Text and Talk. Cambridge: Cambridge University Press.
Vanderveken, Daniel. 1990. Meaning and Speech Act. Berlin. Cambridge University Press.
Waruwu, Fidelis E. 2010. Membangun Budaya Berbasis Nilai. Yogyakarta: Kanisius.
Wei, Huangfu. 2012. Cross-Cultural Comparison of English Request Speech Acts in Native Speakers of English and Chinese. Canada: Canadian Academy of Oriental and Occidental Culture.