• Tidak ada hasil yang ditemukan

KARAKTERISTIK PEMUKIMAN KUMUH DI KELURAHAN BANTAN TIMUR KECAMATAN MEDAN TEMBUNG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KARAKTERISTIK PEMUKIMAN KUMUH DI KELURAHAN BANTAN TIMUR KECAMATAN MEDAN TEMBUNG."

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

KARAKTERISTIK PEMUKIMAN KUMUH DI

KELURAHAN BANTAN TIMUR KECAMATAN

MEDAN TEMBUNG

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

OLEH: LESTARI WANTI NIM. 071233310006

JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)

vi

ABSTRAK

Lestari Wanti, NIM 0171233310006. Karakteristik Pemukiman Kumuh di Kelurahan Bantan Timur Kecamatan Medan Tembung. Jurusan Pendidikan Geografi. Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan Tahun 2012.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) Mengetahui Karakteristik Fisik Pemukiman Kumuh di Kelurahan Bantan Timur Kecamatan Medan Tembung. 2) Mengetahui Sosial Ekonomi Masyarakat Pemukiman Kumuh di Kelurahan Bantan Timur Kecamatan Medan Tembung.

Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Bantan Timur Kecamatan Medan Tembung dengan populasinya adalah seluruh wilayah kumuh yang ada di Kelurahan Bantan Timur dengan jumlah sampel 60 kk yang diambil secara acak. Tekhnik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, dan observasi. Data hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan analisis deksriptif kualitatif.

(5)

KARAKTERISTIK PEMUKIMAN KUMUH DI

KELURAHAN BANTAN TIMUR KECAMATAN

MEDAN TEMBUNG

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

OLEH: LESTARI WANTI NIM. 071233310006

JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(6)
(7)
(8)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa

telah melimpahkan Berkat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini denga judul “Karakteristik Pemukiman Kumuh di

Kelurahan Bantan Timur Kecamatan Medan Tembung”. Adapun tujuan

skripsi ini dibuat adalah sebagai kelengkapan tugas dalam memenuhi salah

satu persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada jurusan

Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Hal

ini disebabkan oleh keterbatasan kemampuan, pengalaman dan pengetahuan

penulis. Oleh karena itu, untuk kesempurnaan tulisan ini, maka penulis

mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak

yang menaruh simpati dalam penyusunan dan penulisan skripsi ini.

Sehubungan dengan itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima

kasih kepada :

1. Bapak Prof.Dr. Ibnu Hajar Damanik M.Si. selaku Rektor

Universitas Negeri Medan.

2. Bapak Drs. Restu, MS. selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial.

3. Ibu Dra. Nurmala Berutu, M.Pd. Pembantu Dekan I Fakultas Ilmu

Sosial.

4. Drs. W. Lumbantoruan, M.Si. selaku ketua jurusan Pendidikan

(9)

5. Ibu Dra. Asnidar, M.Pd selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan

Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.

6. Bapak Dra. Rosni. M.Pd sebagai dosen pembimbing skripsi yang

telah banyak memberikan waktu dan bimbingan dalam

menyelesaikan penyusunan dan penulisan skripsi ini.

7. Ibu Dra. Elfayetti, MP selaku Dosen Pembimbing Akademik

Penulis yang telah banyak memberikan motivasi selama penulis

dalam perkuliahan.

8. Bapak Drs. Nahor Simanungkalit, M,Si dan Dra.Nurmala Berutu,

M.Pd, selaku Dosen Penguji yang telah banyak memberikan

bimbingan dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini.

9. Bapak/ Ibu dosen khususnya di Jurusan Pendidikan Geografi yang

telah membekali penulis dengan segudang ilmu di bangku

perkuliahan.

10. Bapak Siagian selaku tata usaha jurusan pendidikan geografi yang

telah memberi nasehat dan membantu dalam melengkapi

berkas-berkas.

11. Kepada Kepala Dinas Balitbang, BPS Kota Medan, Serta Lurah

Bantan Timur bapak Muara Dongoran, SE dan seluruh staf kantor

lurah tersebut Yang telah banyak memberikan bantuan kepada

penulis selama dalam pelaksanaan penelitian.

12. Teristimewa kedua orang tua penulis, Ayahanda J. Hutasoit dan

Ibunda T. Sinaga atas perhatian, dukungan materi, doa yang tak

(10)

nasihat dan motivasi hingga penulis dapat menyelesaikan

tanggungjawab perkuliahan yang telah diletakkan dipundak

penulis. Doa dan dukungan kalian adalah kekuatan buatku.

13. Buat Abang saya Robeth Hutasoit beserta Istri S.Munthe, kakak

saya Vrida Hutasoit, S.Pd beserta suami A.Tobing S.Pd, Lolita

hutasoit beserta suami R. Tohang, Gunawan, Agus dan Bella

Hutasoit beserta keponakan-keponakan jesika, arya, jonathan dan

vanessa saya terima kasih atas doa dan dukungan kepada penulis

yang menjadikan saya menjadi pribadi yang kuat.

14. Terspesial untuk Briptu Dunan Richard Silaban, SH terima kasih

karena selalu berada disisi penulis, baik penulis dalam keadaan

suka maupun keadaan duka, yang memberikan keceriaan, dan

motivasi.

15. Teman-teman penulis di Kelas A- Reguler 2007 yang tidak dapat

Penulis sebutkan namanya satu persatu yang telah menjadikan

saya sebagai teman sekaligus jadi motivasi khususnya

teman-temanku Maris, Annie, Widya, Dila, Supradno, Martha dan

Rosmi terimaksih atas semua yang telah kalian lakukan untuk

penulis dan semua itu membuatku semakin kuat dan tegar.

16. Buat teman seperjuangan yang selalu saling mendukung

Novriyanto, yuni, Darliana, Murni, Roselina dan teman yang

lainnya.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih belum sempurna, oleh

(11)

perbaikan skripsi ini kedepan. Semoga skripsi ini memberikan

manfaat bagi kita semua.

Medan, September 2012

Penulis

(12)

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Lestari Wanti

Nim : 071233310006

Jurusan : Pendidikan Geografi

Fakultas : Ilmu Sosial

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi yang saya tulis ini adalah

benar-benar merupakan hasil karya sendiri, bukan merupakan

pengambilalihan tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai

hasil tulisan atau pikiran saya sendiri.

Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan hasil

jiblakan/plagiasi, maka saya bersedia menerima sanksi atau hukuman atas

perbuatan tersebut.

Medan, September 2012

Saya yang membuat pernyataan

Lestari Wanti

(13)

vii

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ... i

LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

B. Penelitian Yang Relevan ... 23

C. Kerangka Berpikir ... 27

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN………...30

A. Lokasi Penelitian………30

B. Populasi dan Sampel………..30

C. Variabel Penelitian Dan Defenisi Operasional………...30

D. Tehnik Pengumpulan Data………..33

E. Tehnik Analisis Data………...33

(14)

viii

A. Keadaan Fisik ... 36

B. Keadaan Non Fisik ... 40

BAB V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 46

A. Hasil penelitian...46

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 59

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN………...62

A. Kesimpulan………...62

B. Saran………...63

DAFTAR PUSTAKA……….64

(15)

ix

DAFTAR TABEL

No. Uraian Hal

1. Jumlah Penduduk Kelurahan Bantan Timur 2012...38

2. Komposisi Penduduk Menurut Matapencaharia di Desa-desa Kecamatan Medan Tembung 2012...39

3. Komposisi Penduduk Menurut Agama di Kecamatan Medan Tembung Tahun 2012...40

4. Fasilitas Pendidikan di Kecamatan Medan Tembung Tahun 2012...41

5. Prasarana Kesehatan di desa-desa Kecamatan Medan Tembung tahun 2012...43

6. Prasarana Peribatan di Kecamatan Medan Tembung Tahun 2012...44

7. Fasilitas Pelayanan Sarana dan Prasarana di KecamatanMedan Tembung Tahun 2012...45

8. Umur Responden di Kelurahan Bantan Timur 2012...46

9. Tingkat Pendidikan Responden di Kelurahan Bantan Timur 2012...47

10.Jenis Pekerjaan Responden di Kelurahan Bantan Timur 2012...47

11.Jenis Bangunan yang di Tempati Responden di Kelurahan Bantan Timur 2012...48

12.Status Kepemilikan Bangunan Responden 2012...50

(16)

x

14.Jumlah Penghuni Untuk Rumah yang Responden Tempati di Kelurahan

Bantan Timur 2012...51

15.Tempat Pembuangan Samph Responden di Kelurhan

Bantan Timur 2012...52

16.Tingkat Pendapatan Responden Di Kelurahan

Bantan Timur 2012...54

17.Jumlah Tanggungan Responden di Kelurahan

Bantan Timur 2012...55

18.Lama Tinggal Responden di Kelurahan Bantan Timur 2012...55

19.Alasan Responden Memilih Lokasi Pemukiman di Kelurahan

(17)

xi

DAFTAR GAMBAR

No. Uraian Hal

1. Gambar Skema Berpikir ... 29

2. Peta Kecamatan Medan Tembung ...38

3. Peta Kelurahan Bantan Timur...39

4. Jenis Bangunan Permanen di Daerah Penelitian...48

5. Jenis Bangunan Semi Permanen di Daerah Penelitian...49

6. Jenis Bangunan non Permanen di Daerah Penelitian...50

7. Gambar Masyarakat Membuang Sampah di Sembarang Tempat...53

8. Gambar Masyarakat Mengumpulkan Lalu Membakar Sampah...53

(18)

xii

DAFTAR LAMPIRAN

No. Uraian Hal

1. Daftar Wawancara ... 64

(19)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kota di Indonesia merupakan sumber pengembangan manusia atau merupakan

sumber konflik sosial yang mampu mengubah kehidupan dalam pola hubungan antara

lapisan masyarakat yang satu dengan yang lainya. Dengan bertambahnya jumlah

penduduk yang semakin besar maka ketersediaan suatu lahan semakin terbatas. Dengan

bertambahnya jumlah penduduk yang sangat cepat maka manusia mengalami masalah

yang sangat rumit, baik itu masalah pangan,sandang, papan, kesehatan dan lain –

lainnya. Oleh karena itu,bukan suatu pandangan yang aneh bila kota – kota besar di

Indonesia menampilkan wajah ganda. Disatu sisi terlihat pemandangan yang serba

mengesankan dalam wujud arsitektur modren dan pasca modren di sepanjang tepi jalan

kota utama . Dibalik semua keanggunan kota itu, nampak menjamurnya lingkungan

kumuh dan pemukiman kumuh dengan sarana dan prasarana yang tidak memadai untuk

mendukung keberlangsungan kehidupan manusia yang berbudaya.

Suatu kota bisa dikatakan telah mengalami perkembangan yang berarti jika

dilihat dari kondisi bangunan-bangunan yang ada baik permukiman maupun

sarana-sarana pendidikan, kesehatan, kantor, dan lain sebagainya berada dalam kondisi yang

baik dan memenuhi syarat, serta lalu-lintasnya yang padat. Hal itu juga ditunjang

dengan tingkat kepadatan penduduk yang tinggi, baik dari penduduk asli maupun

pendatang kaum urban).

(20)

Secara umum karakteristik perkembangan kota -kota di Indonesia adalah

sebagai berikut;

1. Karena besarnya arus urbanisasi ke Kota.

2. Keadaan Kota masih memungkinkan untuk menerima pendatang walaupun

kesempatan itu semakin lama semakin terbatas, sehingga timbul penduduk

pinggiran Kota yang semakin padat (Utami Trisni. 1997).

Pesatnya perkembangan perkotaan akan menyebabkan meningkatnya

permintaan lahan di Kota. Masalah yang timbul kemudian berkembang kearah

kebutuhan penduduk akan tempat tinggal atau perumahan. Sebab dari tingkat

pendapatan masing-masing penduduk yang berbeda akan menyebabkan berbeda pula

daya beli mereka terhadap suatu tempat tinggal (rumah). Bagi penduduk Kota yang

bekerja di sektor-sektor ekonomi berpendapatan rendah, kebutuhan tempat tinggal ini

merupakan masalah yang berat bagi mereka. Penyedia perumahan merupakan salah satu

hal yang harus dihadapi wilayah perkotaan dimasa yang akan datang, seiring dengan

perkembangan kota yang berlangsung cepat.

Permasalahan pemukiman akan mendorong mereka untuk mencari alternatif

lain dalam mencari lahan tanah yang murah. Misalnya dengan cara mager sari (Bintarto,

1984), yaitu mendirikan bangunan diatas tanah orang lain atas seijin pemiliknya, atau

dengan mencari tanah lain yang terjangkau oleh ekonomi mereka, kemudian diatas

tanah tersebut mereka mendirikan rumah-rumah yang bisa dikatakan dibawah standar

kesehatan sebagai suatu perumahan yang layak.

Lama -kelamaan di daerah tersebut menalami pertambahan pemukiman yang akhirnya

(21)

Keadaan lingkungan fisik yang semakin merosot, sehingga diberi julukan

sebagai daerah slum’s yang menurut definisi PBB diartikan sebagai daerah yang legal

atau resmi status hukumnya yang kondisinya sudah sangat merosot (Herlianto, 1985).

Karakteristik yang merupakan ciri-ciri dari permukiman kumuh yaitu :

1. Pemukiman kumuh tersebut dihuni oleh penduduk yang padat dan berjubel,

karena adanya pertambahan penduduk yang alamiah maupun migrasi yang

tinggi dari desa.

2. Permukiman kumuh tersebut dihuni oleh warga yang berpenghasilan rendah

atau berproduksi subsistem, yang hidup di bawah garis kemiskinan.

3. Perumahan di permukiman tersebut berkualitas rendah atau masuk dalam

kategori rumah darurat (substandard housing condition), yaitu bangunan rumah

yang terbuat dari bahan-bahan tradisional, seperti : bamboo, kayu, ilalang, dan

bahan-bahan cepat hancur lainnya.

4. Kondisi kebersihan dan sanitasi rendah.

5. Langkanya pelayanan kota ( urban service), seperti : air bersih, fasilitas MCK,

sistem pembuangan kotoran dan sampah serta perlindungan dari kebakaran.

6. Pertumbuhan tidak terencana sehingga penampilan fisiknya pun tidak teratur dan

terurus.

7. Secara sosial terisolir dari permukiman lapisan masyarakat lainya.

8. Permukiman tersebut pada umumnya berlokasi disekitar pusat kota dan

seringkali tak jelas pula status hukum tanah yang di tempati (Utami Trisni,

(22)

Di Medan keberadaan permukiman kumuh ini ternyata masih dapat ditemui

dibeberapa daerah di masing-masing di Kecamatan khususnya Kecamatan di Medan

Tembung, seperti daerah Kelurahan Bantan Timur yang terdapat di beberapa

lingkungan yakni lingkungan VI, VII, dan VIII yang kebanyakan kaun urbanis

tergolong miskin sehingga hampir tidak mungkin bagi mereka untuk menyewa tempat

tinggal karena harga rumah rata – rata tinggi. Akibatnya mereka lebih memilih tinggal

di pemukiman – pemukiman kumuh yang menggambarkan kesengsaraan yang berada

disepanjang jalur rel kereta api.

Pola kehidupan masyarakat yang tinggal didaerah kumuh juga sangat banyak

karena tidak adanya ketetapan profesi yang dimiliki setiap masyarakat, yang umumnya

masyarakat di Kelurahan ini bergerak dalam bidang formal seperti pemulung, buruh

kasar, penarik becak, pembantu rumah tangga, gelandangan bahkan ada profesi yang

meresahkan masyarakat seperti perampok, pencuri, pencopet, dan wanita tuna susila.

Biasanya menyebar dan membaur dalam masyarakat kota, atau profesi langsung

membuka warung, kedai kopi, tempat – tempat hiburan yang sejenis nya.

Hal ini juga dapat ditinjau dari fungsi rumah yang begitu sederhana dalam

kawasan pemukiman, yang mana seharusnya tersedia kamar tidur, kamar tamu, dapur,

kamar mandi dan WC. Sehingga jika ditinjau dari hal ini, pemukiman ini menjadi

masalah karena tidak memungkinkan suatu ruangan menjadi pusat sehari – hari.

Masyarakat tidak memperhatikan penataan kawasannya sehingga lingkungan yang tidak

(23)

penduduk akan tempat tinggal mereka dengan tidak memperhatikan kualitas rumah

yang dilihat dari ruang tamu, dinding, jenis lantai, atap kamar tidur. Kebersihan

lingkungan dilihat dari pembuangan sampah dan limbah rumah tangga. Tetapi karena

faktor sosial ekonomi, mereka tidak bisa tinggal dipermukiman yang layak, sehingga

mereka terpaksa tinggal di permukiman kumuh atau menempati lahan-lahan yang tidak

seharusnya tidak dihuni seperti, dijalur Rel kereta Api.

B.Identitikasi Masalah

Pemukiman kumuh didaerah perkotaan yang mempunyai masalah yang

kompleks karena penduduk perkotaan sangat beraneka ragam baik menyangkut jenis

pekerjaan, pendapatan, maupun pendidikan dan kondisi sosial budaya lainnya.

Kemudian ditambah lagi kebanyakaan penduduk miskin pedesaan imigrasi ke daerah

perkotaan tanpa melakukan peningkatan yang berarti pada kesejahteraan masyarakat.

Sehingga dengan sendirinya masyarkat mengambil tindakan dengan membuat rumah –

rumah kumuh sebagai tempat tinggal mereka yang umumnya dihuni masyarakat kecil.

Pemukiman liar yang muncul dan berkembang umumnya berada pada kanan kiri jalur

kereta api, daerah jalur hijau dan daerah kanan kiri bantaran sungai.

C.Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah maka penulis

membatasi permasalahan yang akan diteliti yaitu :

1. Karekteristik fisik pemukiman kumuh yang dilihat dari kondisi

(24)

rumah dengan rumah lainnya di Kelurahan Bantan Timur Kecamatan

Medan Tembung.

2. Sosial ekonomi terhadap masyarakat pemukiman kumuh yang dilihat

dari tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, jenis pekerjaan,status

pekerjaan, jumlah hunian dan jarak kerja di kelurahan Bantan Timur

Kecamatan Medan Tembung.

D.Perumusan Masalah

Dari uraian diatas maka permasalahan ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Bagaimana karakteristik fisik pemukiman kumuh di Kelurahan Bantan

Timur Kecamatan Medan Tembung?

2. Bagaimana sosial ekonomi masyarakat pemukiman kumuh di Kelurahan

Bantan Timur Kecamatan Medan Tembung?

E.Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah mengetahui untuk:

1. Mengetahui karakteristik fisik pemukiman di Kelurahan Bantan Timur

Kecamatan Medan Tembung.

2. Mengetahui sosial ekonomi masyarakat pemukiman kumuh Kelurahan

Bantan Timur Kecamatan Medan Tembung.

F. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian adalah :

1. Sebagai sumber informasi maupun masukan pada pemerintahan kota

Medan agar dapat membuat kebijakan – kebijakan dalam mengatasi

(25)

2. Sebagai studi kajian bagi pengembangan wilayah kota Medan.

3. Sebagai landasan atau bahan bandingan bagi peneliti lain yang akan

meneliti objek yang sama dilokasi lain sehingga diperoleh kesimpulan

yang lebih akurat.

4. Untuk memperkaya khasanahan literatur baikyang belum ada maupun

(26)

1

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Sesuai dengan judul yaitu, karakteristik pemukiman kumuh di Kelurahan

Bantan Timur Kecamatan Medan Tembung maka penulis mengemukakkan

kesimpulan sebagai berikut :

1. Jenis tampilan bangunan yang ada diwilayah pemukiman adalah

bangunan jenis permanen sebanyak 25 unit atau 41,66% sedangkan jenis

bangunan permanen sebanyak 13 unit atau 21,67%. status kepemilikan

hunian masyarakat mayoritasnya milik sendiri sebanyak 35 responden

atau 58,33% sedangkan responden yang status bangunannya milik

orangtua atau ikut orangtua sebanyak 5 orang atau 8,34%. Dari status

kepemilikan bangunan yang milik sendiri lebih akan lebih peduli

terhadap lingkungan huniannya sedangkan masyarakat yang menyewa

biasanya cendeung untuk tidak peduli terhadap kondisi hunian mereka

karena mereka hanya merasa tinggal sementara waktu dan tidak merasa

memiliki bangunan. Luas bangunan rumah yang ada didarah pemukiman

paling banyak 6x6m2 sebanyak 34 orang atau 56,67% sedangkan yang

paling sedikit luas bangunan 8x6m2 sebanyak 10 orang atau 16,66%.

2. Rendahnya tingkat pendidikan masyarakat menyebabkan mereka sulit

mendapatkan pekerjaan dan penghasilan yang didapat. Pendidikan

masyarakat yang ada disekitar daerah ini mayoritas tamatan SLTP

sebanyak 27 orang atau 45% sedangkan paling sedikit yang tidak tamat

(27)

2

SD sebanyak 3 orang atau 3,33%. Penghasilan masyarakat yang

bermukim diwilayah Bantan Timur ini masih tergolong rendah mayoritas

masyarakatnya mempunyai penghasilan Rp. 501.000 – Rp. 1.000.000

sebanyak 20 orang atau 33,33% sedangkan penghasilan yang paling

sedikit Rp. 250.000 – Rp. 300.000 sebanyak 10 orang atau 16,67%.

sehingga sebagian besar masyarakat hanya cukup untuk memenuhi

kebutuhan pokok saja, untuk kebutuhan perbaikan lingkungan sangatlah

tidak mungkin untuk mencukupinya. Yang mana pada umumnya

pekerjaan masyarakatnya adalah seorang buruh sebanyak 24 orang atau

40% sedangkan pekerjaan yang paling sedikit supir sebanyak 3 orang

atau 5%. Jumlah tanggungan di setiap rumah masyarakat mayoritasnya

3 – 4 jumlah tanggungan sebanyak 31 orang atau 51,67% sedangkan

yang paling sedikit 6 – 7 jumlah tanggungan sebanyak 5 orang atau

8,33% maka dengan begitu kebutuhan mereka pun akan semakin

meningkat sehingga lebih memilih tinggal di pemukiman kumuh ini.

Faktor lama tinggal masyarakat berpengaruh terhadap kekumuhan

kawasan yang mana masyarakat yang tinggal labih banyak berkisar 7 – 8

tahun sebanyak 28 orang atau 46,66% sedangkan jumlah faktor tinggal

yng paling sedikit berkisar 3 – 4 tahun sebanyak 2 orang atau 3,33%.

Dari jumlah tersebut kebanyakan dari masyarakatnya adalah pendatang

sehingga penghuni suatu kawasan tersebut tidak meras mmemilki bangunan

sehingga perlindungan dan pelestarian terhadap bangunan terkadang

(28)

3

B. Saran

Dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan maka peneliti menganjurkan

beberapa saran sebagai bahan masukkan antara lain :

1. Mayarakat diharapkan lebih memperhatikan kondisi lingkungan rumah

dengan mengadakan jadwal rutin kegiatan kebersihan lingkungan

pemukiman bagi tiap – tiap penghuni, agar dapat menjaga lingkungan

tempat mereka tinggal. Begitu juga masyarakat mematuhi segala

bentuk kebijakan pemerintah dalam kaitannya dengan pemeliharaan

dan peningkatan kualitas lingkungan disekitarnya.

2. Bagi pemerintah Kota Medan khususnya daerah penelitian Kelurahan

Bantan Timur diharapkan dapat merehabilitasi atau meremejakan

lingkungan dengan menyediakan rumah susun dengan fasilitas yang

sesuai dengan sosial ekonomi masyarakat yang ada dikawasan

pemukiman dan juga ikut serta dalam meningkatkan ekonomi

masyarakat dengan menyediakan lapangan pekerjaan yang sesuai

(29)

67

DAFTAR PUSTAKA

Ami, Archuek. 2009. Permukiman Kumuh. (Online), (http://amiarchuek06.blogspot.com, diakses 23 Desember 2009).

Arleni, Ita. 2008. Kajian Persebaran Permukiman Liar (squatter) di Sepanjang Bantaran Bengawan Solo Kota Surakarta. (Online). (http://wikipedia.co.id, diakses 2008).

Anggraini , Yola. 2006. Penanganan Pemukiman Kumuh Di Kelurahan Duri Utara. (Online).

(http://yola.blogspot.com/2006/07/penanganan-pemukiman-kumuh-dikelurahan-duri-utara.html).

Bianpoen, 1991. Menata Kota dan Permukiman Kumuh. JHS, No1. PAU-IS-UI. Jakarta:Gramedia.

Bintarto, 1983. Urbanisasi dan Permasalahannya. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Blaag, Djemabut. 1968. Perumahan dan Permukiman Sebagai Kebutuhan Pokok.

Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Biro Pusat Statistik, 2010. Kota Medan Dalam Angka, 2010.

Chyntiawati, deby. 2009. Masalah Sosial Permukiman Kumuh. (Online), (http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2009/12/pemukiman-kumuh/, Diakses 23 Desember 2009).

Endang, Surtiani. 2006. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Terciptanya Kawasan Pemukiman Kumuh Pusat Kota (studi Kasus Kawasan Pancuran Salagtiga ). (Online).(http://wikipedia.com).

Herianto, 1985. Masalah Penduduk Kumuh . Bandung : Alumni Bandung.

Mutrofin , 2009. Pengertian Pendidikan. Surabaya : Usaha Nasional.

Poerba. 1993. Kriteria – kriteria Permukiman Kumuh. Jakarta : CV. Rajawali.

Silas. 2007. Kriteria – Kriteria Pemukiman Kumuh. Jakarta : CV. Rajawali.

Siregar , Torang . 2008. Aktivitas Permukiman Perumnas Mandala Kodya Medan Dan

Pengaruhnya Terhadap Sosial Ekonomi Masyarakat Sekitar. (Online).

(http://wikipedia.co.id).

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti di SMP Swasta Jambi Kelurahan Bantan Kecamatan Medan Tembung tentang pengetahuan dan sikap remaja tentang penyalahgunaan

Dari hasil penelitian lapangan bahwa kemiskinan yang terjadi di pemukiman kumuh bantaran rel kereta api Kelurahan Tegal Sari Mandala II Medan adalah kemiskinan

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh permukiman kumuh di Kelurahan Tomuan,Kecamatan Siantar Timur sekaligus menjadi sampel dalam penelitian ini,sumber data

Bandar Selamat Kecamatan Medan Tembung Kota Medan?.. Apa saja faktor-faktor terciptanya keserasian sosial masyarakat majemuk. kelurahan Bandar Selamat Kecamatan Medan Tembung

Akumulasi Kenyamanan Tinggal Masyarakat di Pemukiman Kumuh Kelurahan Ngagelrejo Kecamatan Wonokromo Kota Surabaya (Sumber: Data primer diolah tahun 2020) Hasil

“...untuk mendukung terwujudnya lingkungan pemukiman yang memenuhi persyaratan keamanan, kesehatan, kenyamanan dan keandalan bangunan, suatu lingkungan pemukiman yang tidak

Strategi Adaptasi Sosial Ekonomi Keluarga Miskin Pasca Kenaikan Harga Bahan Bakar Minyak (BBM) (Studi Kasus terhadap Keluarga Miskin di Kelurahan Pulo Brayan Kota, Kecamatan

Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti di SMP Swasta Jambi Kelurahan Bantan Kecamatan Medan Tembung tentang pengetahuan dan sikap remaja tentang penyalahgunaan