STRATEGI BERTAHAN HIDUP PENGHUNI PEMUKIMAN
KUMUH ( Studi Kasus di Bantaran Rel Kereta Api
Kelurahan Tegal Sari Mandala II Medan )
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan
Pada Program Studi Pendidikan Antropologi
OLEH :
AFRIANI SIMANJUNTAK NIM : 309122001
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ANTROPOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
iv ABSTRAK
Afriani Simanjuntak, 309122001, Strategi Bertahan Hidup Penghuni Pemukiman Kumuh (Studi Kasus di Bantaran Rel Kereta Api Kelurahan Tegal Sari Mandala II Medan) , Skripsi : Medan, Fakultas Ilmu Sosial, Program Studi Pendidikan Antropologi, Universitas Negeri Medan.
Arus urbanisasi yang pesat di perkotaan ditandai oleh timbulnya pemukiman-pemukiman kumuh menggambarkan kemiskinan suatu daerah. Banyak anggapan masyarakat bahwa kumuh identik dengan kemiskinan. Kondisi lingkungan yang kotor dan bau tak sedap serta bentuk rumah yang mereka tempati, secara fisik dapat dikategorikan masyarakat miskin. Berkaitan dengan hal tersebut penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis karakteristik kemiskinan serta strategi-strategi yang dilakukan untuk bertahan hidup di pemukiman kumuh bantaran rel kereta api Kelurahan tegal Sari Mandala II Medan. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif yaitu teknik penelitian yang memaparkan data yang ada berdasarkan fakta yang ada di lapangan. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan melalui penelitian lapangan (field research) dengan metode observasi, wawancara dan dokumentasi.
Dari hasil penelitian lapangan bahwa kemiskinan yang terjadi di pemukiman kumuh bantaran rel kereta api Kelurahan Tegal Sari Mandala II Medan adalah kemiskinan yang terjadi karena faktor individual dan struktural yang kerap menjerat mereka dalam lingkaran kemiskinan. Hambatan-hambatan struktural yang menjerat di perkotaan membuat mereka untuk mengambil pilihan untuk bekerja dalam lingkup starta sosial rendah di perkotaan. Motif warga di kawasan pemukiman bantaran rel memilih untuk tinggal di kawasan tersebut adalah karena daerah atau kawasannya startegis bagi mereka untuk memelihara hewan berkaki empat (babi). Karena jauh dari wilayah perkotaan (pinggiran kota) mereka memilih untuk mempertahankan dan meingkatkan perekonomian keluarga dengan beternak babi dan bekerja sebagai pemulung.
Butuh strategi untuk mencoba keluar dari jerat kemiskinan yang sulit untuk dilepas bagi masyarakat miskin di perkotaan. Apa yang ada dalam pandangan pihak luar merupakan tindakan irrasional, dalam kenyataannya, mungkin merupakan satu-satunya pemecahan dari himpitan kesulitan sosial ekonomi. Adapun strategi atau yang digunakan adalah dengan meningkatkan asset dengan melibatkan lebih banyak anggota keluarga untuk bekerja, memulai usaha kecil-kecilan, memulung barang-barang bekas, menyewakan kamar, menggadaikan barang, meminjam uang di bank atau lintah darat. Meningkatkan asset merupakan salah satu cara untuk mengatasi berbagai permasalahan yang melingkupi kehidupannya.
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Manha Esa, karena
hanya dengan karunia-Nyalah skripsi yang berjudul Strategi Bertahan Hidup
Penghuni Pemukiman Kumuh (Studi Kasus di Kelurahan Tegal Sari Mandala II
Medan) telah selesai.
Strategi bertahan hidup yang dilakukan oleh para penghuni pemukiman
kumuh merupakan hal yang menarik untuk di kaji ditengah kimiskinan individu dan
structural yang menjerat. Kemiskinan itu sendiri terjadi karena faktor individu dan
struktural yang memjadikan mereka sulit untuk keluar dari lingkaran kemiskinan.
Sehingga banyak strategi yang mereka lakukan guna untuk keluar dari lingkar
kemiskinan tersebut. Untuk mengetahui itu semua, penulis memerlukan waktu yang
cukup lama untuk bersosialisasi dengan mereka agar mereka terbiasa dengan peneliti
sehingga apa yang dipikirkan dan dilakukannya sama dengan sebelum krhadiran
penulis.
Daerah sasaran penelitian merupakan daerah yang sering dijadikan bahan
penelitian yang senantiasa berkenaan dengan masalah-masalah ekonomi. Oleh sebab
itu penulis menjadikaan keadaan ekonomi mereka dan kondisi fisik lingkungan
mereka sebagai dasar untuk meneliti strategi bertahan hidup di tengah kemiskinan
yang menjerat mereka. Substansi penelitian ini bersifat sosiologis
Selesainya tulisan ini adalah berkat dukungan baik moril maupun materiil
dari berbagai pihak kepada penulis. Oleh karena itu penulis bermaksud menyatakan
terimakasih dan penghargaan yang setulus-tulusnya kepada :
1. Ayahanda dan ibunda tercinta. Segala saran, nasehat, perhatian dan dukungan
moril dan materiil merupakan anugerah terbesar dari Tuhan yang maha Esa
bagi penulis.
2. Bapak Prof. Ibnu Hajar Damanik selaku Rektor Universitas Negeri
Medan.
3. Ibu Dra. Nurmala Berutu, M.Pd selaku Pembantu Dekan I Fakultas Ilmu
ii 4. Ibu Dra. Puspitawati, M.Si selaku Ketua Prodi Pendidikan Antropologi
Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.
5. Bapak Drs. Tumpal Simarmata, M.Si selaku dosen pembimbing
akademik dan dosen penguji I yang senantiasa membimbing penulis selama
perkuliahan
6. Bapak Bakhrul Khairil Amal, M.Si selaku dosen pembimbing penulis.
7. Bapak Drs. Payerli Pasaribu, M.Si selaku dosen penguji II dan Ibu Sulian
Ekomila,S.Sos,MSP selaku dosen penguji III yang telah memberikan
masukan kepada penulis dalam perbaikan proposal.
8. Bapak dan Ibu dosen Pendidikan Antropologi, sekaligus staff administrasi
di Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.
9. Teman-teman seperjuangan satu dosen pembimbing skripsi ( Haposan,
Musdarwinsyah dan Irna) yang senantiasa memberi semangat untuk
bersama-sama menyelesaikan skripsi.
10. Teman-teman satu PPL (Rara, Yani, Siti Khadijah, Rahma) yang selalu
memberi dukungan untuk dengan segera menyelesaikan skripsi ini.
11. Penulis juga mengucapkan banyak terimakasih kepada abang Niko Sitorus
yang sudah banyak meluangkan waktunya untuk membantu penulis dalam
penelitian dan menyelesaikan skripsi ini.
12. Buat adikku Junita Simanjuntak yang dengan senang hati membantu penulis
selama penelitian dalam hal mengambil gambar/foto.
13. Teman-temaan seperjuangan Maria, Dewi, Afril, Lisa, Yolanda, Devi ,
Ramika, Happy yang senatiasa memberikan dukungan dan motivasinya.
14. Buat seluruh teman-teman seperjuangan Pendidikan Antropologi stambuk
iii 15. Mamopar, Maltus dan Fernandes yang telah membantu membacakan isi
skripsi dalam pengetikannya.
16. Teman-teman dan kakak seperjuangan di departemen Sosiologi/Pkn BT/BS
Medica (kak Eninta, bang Gio, Friska, kak Tarulina, kak Iros ) yang
memberi dukungan dan masukan kepada penulis.
Medan, Agustus 2013
v
1.2. Identifikasi Masalah ... 5
1.3. Pembatasan Masalah ... 5
1.4. Perumusan Masalah ... 6
1.5. Tujuan Penelitian ... 6
1.6. Manfaat Penelitian ... 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kerangka Konseptual ... 8
2.1.1. Konsep Strategi Bertahan Hidup... 8
2.1.2. Pengertian Pemukiman Kumuh ... 10
2.1.3. Konsep Kemiskinan ... 12
2.2. Kerangka Teoritis ... 15
2.2.1. Teori Slum ... 15
2.2.2. Teori Strategi Survival ... 16
vi BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Lokasi Penelitian ... 21
3.2. Pendekatan Penelitian ... 21
3.3. Metode Pengumpulan Data ... 22
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Keadaan Umum Lokasi Penelitian ... 27
4.1.1. Kondisi Geografis Kelurahan Tegal Sari Mandala II... 27
4.1.2. Kondisi Fisik Pemukiman ... 31
4.2. Kehidupan Sosial Budaya Penduduk Pemukiman ... 33
4.3. Karakteristik Kemiskinan di Bantaran Rel K.A ... 36
4.4. Motif Penghuni Pemukiman Tinggal di Kawasan Kumuh (Bantaran Rel Kereta Api . ... 39
4.5. Strategi Bertahan Hidup Penghuni Pemukiman... 43
4.5.1. Peningkatan Aset……….. ... 42
4.5.1.1. Aset Tenaga Kerja (Labour Asets)………... 45
4.5.1.2. Aset Modal Manusia ( Human Capital Asets)……… ... 48
4.5.1.3. Aset Produktif (Produktive Asets) ………….. ... 49
4.5.1.4. Aset Relasi Rumah Tangga (Houseland Relation Asets)……….. ... 52
vii
4.3.2. Pengontrolan Konsumsi dan Pengeluaran ... 55
4.3.3. Pengubahan Komposisi Keluarga ... 57
4.6. Persepsi masyarakat luar terhadap Pemukiman ... 58
4.7. Skema Hasil Penelitian ... 60
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ….. ... 61
5.2. Saran ... 64
DAFTAR PUSTAKA
PEDOMAN WAWANCARA
DAFTAR INFORMAN
ix DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 : Ibu Nurmala sedang membersihkan dan memilah botol-botol bekas
Gambar 2 : Anak-anak mencari barang-barang bekas yang masi layak guna
Gambar 3 : Seorang ibu memikul barang-barang bekas
Gambar 4 : Ternak babi Ibu Simatupang
viii DAFTAR TABEL
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Persoalan permukiman merupakan masalah yang serius karena
dikhawatirkan akan menyebabkan terjadinya kantong-kantong kemiskinan yang
fatal dan kemudian menyebabkan lahirnya berbagai persoalan sosial di luar
kontrol atau kemampuan pemerintah kota untuk menangani dan mengawasinya.
Permukiman kumuh merupakan salah satu masalah sosial di Indonesia yang tidak
mudah untuk diatasi. Hal ini mendapat sorotan dari para sosiolog dan antropolog
ialah masalah kemiskinan yang dialami oleh golongan tertentu di kota-kota besar.
Kota yang mempunyai hampir semua fasilitas untuk meningkat taraf dan kualitas
hidup penghuninya, namun masih saja terdapat kelompok masyarakat yang hidup
dalam keadaan menyedihkan atau tidak sesuai dengan standar hidup yang layak.
Sunartiningsih, (Orientasi Nilai Budaya Penghuni Pemukiman Kumuh :
2000) mengatakan bahwa kota sendiri belum mampu untuk memberikan lapangan
kerja kepada pendatang-pendatang baru tersebut, yang biasanya terdiri dari
orang-orang yang rendah pendidikannya, kurang mempunyai keterampilan dan kurang
modal. Dengan demikian mereka sulit untuk mendapatkan pekerjaan memadai di
mempertahankan kelangsungan hidup mereka. Penghasilan mereka rendah dan
penuh ketidakpastian. Mereka inilah yang termasuk golongan miskin di kota.
Kehidupan mereka yang tergolong miskin tersebut merupakan masalah
sosial akibat terjadinya ketidakcukupan materi atau uang untuk memenuhi
kebutuhan hidup mereka, termasuk biaya pendidikan dan tempat bermukim. Maka
kawasan kumuhpun muncul di kota-kota besar. Pemukiman ini justru menjadi
beban bagi pemerintah untuk selalu diberikan bantuan dalam bentuk materi.
Pemukiman kumuh identik dengan kemiskinan. Karakteristik dan kriteria
yang digunakan untuk mengenali penduduk miskin bervariasi, tetapi umumnya
yang dijadikan acuan adalah penguasaan tanah, jenis pekerjaan atau tingkat
pendapatan, kondisi kehidupan sehari-hari, dan hubungan dengan anggota
masyarakat lainnya. Hasil studi konsolidasi memperlihatkan bahwa karakteristik
penduduk miskin yang paling banyak dijadikan acuan adalah kondisi fisik rumah,
pendidikan anak, jenis pekerjaan atau upah, dan pemenuhan kebutuhan pangan.
Jika ditelusuri lebih dalam, meskipun karakteristik yang digunakan sebagai acuan
sama, namun standar kemiskinannya berbeda. Perbedaan standar tersebut
mencerminkan perbedaan standar kehidupan, budaya, dan ketersediaan sumber
daya lokal. Perbedaan ini juga mencerminkan subyektivitas ukuran kemiskinan
yang digunakan masyarakat ( Smeru News No. 11: Juli-Sep/2004 ).
Manusia selalu berusaha untuk memenuhi kebutuhan mereka mulai dari
sandang, pangan dan tempat tinggal yang layak, untuk mendapatkan itu semua
harus dilakukan usaha yang ekstra. Mendapatkan kehidupan yang lebih baik
mencari kehidupan yang lebih baik tidak dapat dipisahkan dari sekitar kita. Maka
muncul keinginan warga desa untuk melakukan migrasi ke kota yang dibarengi
pola pikir bahwa kota merupakan tempat untuk mengubah kehidupan mereka
menjadi lebih baik.
Namun tidak sedikit warga desa yang tersingkir akibat kurang mampunya
melakukan persaingan di kota demi meningkatkan taraf kehidupan. Karena
tersingkirnya persaingan kehidupan kota maka segelintir kaum yang bersaing
memilih alternatif yang salah, akibat kurangnya pengertian akan hidup yang layak
dan kurannya modal yang cukup yaitu pekerjaan yang tetap sebagai pegangan
untuk dapat bertahan hidup di tengah-tengah kehidupan kota. Sementara kota
sendiri tidak dapat memberikan lapangan pekerjaan bagi mereka pendatang baru
yang dimana kurang memiliki keterampilan dan rendah pendidikan. Sehingga
mereka mau mengerjakan pekeerjaan apa saja agar mereka bisa bertahan hidup.
Penghasilan yang rendah dan penuh ketidakpastian membuat mereka memilih
untuk tinggal dimana saja selama mereka merasa aman.
Akhirnya mereka mendiami daerah tertentu yang disebut daerah kumuh
(slum area), yaitu daerah yang terletak termasuk dalam lahan yang di perebutkan,
sebagai tempat yang layak unuk dapat digunakan bagi masyarakat kumuh.
Dampak dari terbentuknya pemukiman kumuh di perkotaan menyebabkan
rendahnya tingkat kualitas pemukiman. Menno, (1994 : 64) menjelaskan bahwa
fakta yang bersifat fisik yang jelas dari penghuni liar/ kumuh ini ialah bentuk
rumahnya yang tidak teratur dan terbuat dari bahan-bahan bekas, sehingga lebih
Maka penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi apa saja yang
menjadi motif bagi penghuni pemukiman kumuh bertahan dalam kondisi kumuh
demi mempertahankan kelangsungan hidupnya. Fenomena pemukiman kumuh
yang ada di sepanjang bantaran rel kereta api kelurahan Tegal Sari Medan
merupakan salah satu fenomena kemiskinan yang perlu kita ketahui sifatnya.
Apakah kemiskinan yang terjadi dikarenakan kebudayaan kemiskinan, struktur
sosial atau kemiskinan yang bersifat kondisional. Kemiskinan memiliki
pemaknaan yang berbeda-beda pada setiap individu. Peneliti pun belum dapat
mengkategorikan bahwa penduduk di kawasan bantaran rel kereta api Kelurahan
Tegal Sari Mandala II, Medan mayoritas adalah warga miskin.Uuntuk itu perlu
diketahui sifat dari kemiskinan yang ada di kawasan bantaran rel kereta api.
Setelah mengetaui sifat kemiskinan yang ada di kawasan kumuh sepanjang
bantaran rel kereta api, maka peneliti tertarik untuk mengetahui apa saja
strategi-strategi yang dilakukan untuk bertahan hidup di pinggiran kota besar dan motif
mereka tinggal di kawasan kumuh bantaran rel kereta api.
Daerah sasaran penelitian merupakan daerah yang senantiasa berkaitan
dengan masalah-masalah ekonomi yang menjadi dasar untuk meneliti strategi
bertahan hidup penghuni pemukiman kumuh. Substansi dalam penelitian ini
bersifat sosiologis. Sehingga dapat dirumuskan sifat kemiskinan yang ada di
permukiman kumuh dan bagaimana strategi yang dilakukan untuk
mempertahankan kelangsungan hidup.
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan apa yang dikemukakan pada latar belakang masalah, maka
yang menjadi identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Kondisi fisik daerah pemukiman kumuh di bantaran rel kereta api
2. Struktur kehidupan sosial penghuni pemukiman kumuh di sekitar
bantaran rel kereta api.
3. Motif penghuni pemukiman kumuh bertahan dalam kondisi kumuh
(kemiskinan)
4. Pandangan masyarakat luar terhadap lingkungan kumuh di bantaran
rel kereta api
5. Pengaruh kawasan kumuh bantaran rel kereta api terhadap lingkungan
sekitar
1.3. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latarbelakang dan identifikasi masalah, maka permasalahan
yang akan dikaji dan diteliti adalah tentang strategi bertahan hidup penghuni
pemukiman kumuh di sepanjang bantaran rel kereta api Kelurahan Tegal Sari
1.4. Perumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah diatas maka yang menjadi rumusan masalah
penelitian adalah sebagai berikut:
1. Apa faktor penyebab munculnya kawasan kumuh di perkotaan
2. Bagaimana kondisi sosial budaya daerah bantaran rel kereta api
3. Apa saja faktor yang mempengaruhi penghuni pemukiman kumuh
bertahan dalam kondisi kemiskinan
4. Bagaimana strategi bertahan hidup yang dilakukan penghuni
pemukiman kumuh untuk bertahan hidup
1.5. Tujuan Penelitian
Berdasarkan masalah penelitian yang telah dirumuskan maka tujuan yang
hendak dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui faktor penyebab munculnya kawasan kumuh di
perkotaan
2. Untuk mengetahui kondisi sosial budaya daerah bantaran rel kereta
api Kelurahan Tegal Sari Mandala II Medan
3. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi penghuni pemukiman
kumuh bertahan dalam kondisi kemiskinan
4. Untuk mengidentifikasi strategi bertahan hidup yang dilakukan
1.6. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai sumber informasi/
masukan pada pemerintahan daerah kota Medan agar dapat membuat
kebijakan-kebijakan dalam mengatasi masalah permukiman kumuh dengan mengetahui
strategi-strategi yang dilakukan penghuni pemukiman kumuh untuk bertahan
hidup di kota Medan khususnya yang ada di sepanjang bantaran rel kereta api
Kelurahan Tegal Sari Mandala II dan kajian bagi pengembangan wilayah kota
Medan.
Melalui penelitian ini pun diharapkan dapat membantu pembaca
1 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
1.1. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari hasil penelitian adalah sebagai berikut :
1 Ketidakmampuan dalam menghadapi berbagia tuntutan di kota menyebabkan
tanah-tanah di kota menjadi tempat tinggal seperti di bantaran rel kereta api.
Kemiskinan yang terjadi di kawasan pemukiman kumuh bantaran rel kereta
api disebabkan karen faktor individu dan struktural yang kerap menjerat
mereka dalam lingkaran kemiskinan. Kemiskinan bukanlah keinginan
seseorang, namun keasadaran manusia dan sebuah sistem yang tidak
fungsional membuat mereka harus masuk dalam zona kemiskinan. Berbagai
kebijakan yang sudah dilakukan pemerintah belum bisa menjadi sebuah solusi
untuk memberantas kemiskinan. Meski masyarakat di bantaran rel kereta apI
adalah masyarakat batak Toba yang memiliki jiwa dan semanagat yang kuat
namun hambatan struktural menjebak mereka untuk keluar dari lingkaran
kemiskinan.
2 Usaha-usaha yang mereka lakukan dengan berbagai strategi untuk keluar dari
jerat kemiskinan justru membawa mereka dalam lingkran kemiskinan. Meski
mereka mampu mengcukupi kebutuhan sehari-hari mereka namun sulit untuk
memutus lingkaran kemiskinan tersebut. Kurangnya pendidikan dan
keterampilan membawa mereka dalam pekerjaan yang berstatus rendah di
2
3 Kemiskinan perkotaan telah menjadi ‘model’ dari perkembangan kota, dan
juga merupakan masalah bagi pemerintahan dan manajemen perkotaan.
Karena dari cara hidup para migran di perkotaan inilah telah lahir pola
adaptasi, nilai-nilai yang diyakini, respons dalam tindakan/sikap, dan
pola-pola kelakuan yang khas penduduk miskin kota yang oleh para ahlinya
disebut dengan kebudayaan kemiskinan. Sama halnya pada masyarakat
migran di kawasan pemukiman bantaran rel kereta api Kelurahan Tegal
Sari mandala II Medan.
1.2. Saran
Adapun yang menjadi saran dalam penelitian ini adalah:
1. Berdasarkan dari hasil penelitian yang dilakukan bahwa masyarakat di
kawasan kumuh masih terjerat dalam lingkaran kemiskinan yang
disebabkan oleh faktor individu dan struktural. Maka bagi masyarakat ini
perlu lebih meningkatkan kesadaran akan kemiskinannya dan memperluas
pergaulan. Pergaulan bisa diperluas dengan cara mendekatkan mereka
dalam suatu ajang komunikasi dengan orang-orang di sekitar mereka yang
telah sukses sehingga wawasan mereka menjadi terbuka lebih luas dalam
melihat masa depan.
2. Kasus kemiskinan struktural juga bisa dicari pemecahannya dengan cara
memanfaatkan ikatan kekerabatan yang ada. Masyarakat batak Toba
terkenal dengan ikatan kekerabatannya, maka dari itu mereka yang masih
3 melibatkan diri dengan hubungan kerjasama dengan kerabat-kerabat yang
tergolong kaya.
3. Bantuan pihak luar dan pemerintah masih diperlukan. Aset yang mereka
miliki dan strategi bertahan hidup yang mereka lakukan masih sulit untuk
mengeluarkan mereka dari jerat kemiskinan. Sebaiknya bantuan yang
diberikan dalam bentuk keterampilan dan kerja keras serta penyuluhan
yang berhubungan dengan etos kerja dan aplikasi nilai-nilai yang
mendorong pembangunan. Dari pengakuan masyarakat bahwa bantuan-
bantuan dari pemerintah mbelum sampai ke daerah ini secara merata.
Dengan demikian kemiskinan bisa diputus sehingga ada peluang bagi
DAFTAR PUSTAKA
Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah ( BAPEDA ). 2011. Penyusunan
Strategi Penanggulangan Kemiskinan di Kabupaten Blitar 2011-2016. Blitar
Departemen komunikasi dan Informatika. Jurnal Dialog Kebijakan Publik: 2008
Departemen komunikasi dan Informatika. Jurnal Dialog Kebijakan Publik: 2012
Kanarji & Sudarso. 2005. Penelitian Model Pengentasan Kemiskinan Melalui Peran
Serta Masyarakat Mampu di Provinsi Jawa Timur. Surabaya : Lutfansah
Lembaga Penelitian, Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan Sosial. 1984.
Gelandangan Pandangan Ilmu Sosial. Jakarta : Midas Surya Grafindo
Menno, S dan Mustamin Alwi. Antropologi Perkotaan. 1994. Jakarta : PT Raja
Grafindo Persada
Moleong, Lexy. Metode Penelitian Kualitatif. 2010. Bandung : PT Remaja
Rosdakarya
Ritzer, George. 2008. Teori Sosiologi Modern. Jakarta : Kencana
Setiawati, Endah. 2000. Orientasi Nilai Budaya Penghuni Pemukiman Kumuh.
Bogor : Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor
Simanjuntak, Bungaran Antonius dan J. Nasikoen. 2008. Kapita Selekta Teori-Teori
Antropologi dan Sejarah Sosiologi. Medan : Bina Media Perintis
Soekanto, Soerjono. 2000. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : PT Raja Grafindo
Suharto, Edi. 2009. Kemiskinan dan Perlindungan Sosial di Indonesia. Bandung :
Alfabeta
Sumarmi, Mamik.2010. Jurnal Survival Mechanism Victim Housland of Lumpur
Wignjosoebroto, Soetandyo & Bagang Suyanto. 2005. Upaya Penaggulangan
Kemiskinan & Pengangguran di Propinsi Jawa Timur. Surabaya : Lutfansah
Sumber internet :
http://pinterdw.blogspot.com/2012/03/permukiman-kumuh-pengertian-dan-ciri.html
www.arismaduta.org/index.php?option=com_content&view=article&id=90:survival
&catid