• Tidak ada hasil yang ditemukan

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI EKSEKUTIF SIMPAN PINJAM PADA KOPERASI BOUGENVILLE SURABAYA BERBASIS DESKTOP.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI EKSEKUTIF SIMPAN PINJAM PADA KOPERASI BOUGENVILLE SURABAYA BERBASIS DESKTOP."

Copied!
139
0
0

Teks penuh

(1)

BERBASIS DESKTOP

TUGAS AKHIR

Oleh :

WAHYU HIDAYATI NPM : 0835010092

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” J AWA TIMUR

(2)

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI EKSEKUTIF SIMPAN PINJ AM PADA KOPERASI BOUGENVILLE SURABAYA

BERBASIS DESKTOP

Disusun Oleh : WAHYU HIDAYATI

NPM. 0835010092

Telah disetujui untuk mengetahui Ujian Negar a Lisan Gelombang I Tahun Akademik 2012/2013

Pembimbing I,

Nur Cahyo Wibowo, S.Kom, M.Kom NPT. 379030401971

Pembimbing II,

Doddy Ridwandono, S.Kom NPT. 378050702181

Mengetahui,

Ketua Program Studi Sistem Informasi

Univer sitas Pembangunan Nasional “Veteran” J awa Timur

(3)

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI EKSEKUTIF SIMPAN PINJ AM PADA KOPERASI BOUGENVILLE SURABAYA

BERBASIS DESKTOP

Disusun Oleh : WAHYU HIDAYATI

NPM. 0835010092

Telah dipertahankan dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi Pr ogram Studi Sistem Informasi, Fakultas Teknologi Industri Univer sitas Pembangunan Nasional “Veteran” J awa Timur

Pada Tanggal 05 Oktober 2012 Tim Pembimbing,

1

Nur Cahyo Wibowo, S.Kom, M.Kom NPT. 379030401971

2

Doddy Ridwandono, S.Kom NPT. 378050702181

Mengetahui,

Dekan Fakultas Teknologi Industri

Univer sitas Pembangunan Nasional “Veteran J awa Timur

Ir. Sutiyono,M.T. Tim Penguji, 1

PROF. DR. IR. H. Akhmad Fauzi, MMT NIP. 196511091991031002

2

Nur Cahyo Wibowo, S.Kom, M.Kom NPT. 379030401971

3

(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan anugerah dan rahmat-Nya. Sehingga dengan segala keterbatasan yang dimiliki penulis akhirnya dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini. Adapun judul Tugas Akhir ini adalah “Sistem Infor masi Eksekutif Simpan Pinjam Pada Koperasi Bougenville Sur abaya” dengan studi kasus KSP Bougenville di Jalan Putat Jaya Gang Lebar A No 10A, Kecamatan Sawahan Surabaya.

Penyusunan laporan ini diajukan untuk menyelesaikan dan memenuhi rangkaian kegiatan Tugas Akhir yang merupakan salah satu syarat harus ditempuh oleh setiap mahasiswa Progdi : Sistem Informasi Fakultas Teknologi Industri, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur untuk menyelesaikan studi Sarjana S1 Sistem Informasi.

Dalam penyusunan laporan Tugas Akhir ini penulis menyadari telah banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak. Maka dari itu pada kesempatan ini dengan kesungguhan ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungannya sehingga Tugas Akhir ini dapat terselesaikan. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada :

1. Bapak Ir. Sutiyono, MT, selaku Dekan Fakultas Teknologi Industri Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

(5)

dan membimbing penulis dalam melaksanakan Tugas Akhir serta penyusunan laporan ini.

4. Doddy Ridwandono, S.Kom, selaku dosen pembimbing II yang telah mengarahkan dan membimbing penulis dalam melaksanakan Tugas Akhir serta penyusunan laporan ini.

5. Bapak dan Ibu dosen program studi sistem informasi yang dengan tulus ikhlas memberikan arahan dan bantuannya.

6. Ibu Musrifah, selaku ketua Koperasi Simpan Pinjam ” Bougenville ”. 7. Bapak Dwi (Ayah Dyota), yang sudah memberikan kemudahan dalam

mencarikan tempat untuk penelitian dan wawancara.

8. Nenek dan Adik ku (Ecik dan Sisy), yang telah menemani dan membantu dalam penyusunan laporan.

9. Alm Mas Rindra, terima kasih buat dukungan dan nasehat yang pernah diberikan selama aku masih kuliah.

10.Mas Nonot (NdaQ), terima kasih yang selama ini selalu memberikan kritik, saran, nasihat, dan dukungan selama aku masih kuliah hingga membantu menyelesaikan tugas akhir ini.

11.Semua teman-teman Program Studi Sistem Informasi maupun Teknik Informatika angkatan 2008, dan 2009 UPN “Veteran” Jawa Timur.

12.Serta seluruh pihak yang telah memberikan kontribusinya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini.

(6)

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna, Oleh karena itu segenap kritik dan saran yang sangat penulis harapkan dari para pembaca untuk pembenahan laporan demi kesempurnaan Tugas Akhir ini. Semoga Buku Tugas Akhir ini memberikan manfaat dan wawasan kita semua. Amin.

Surabaya, September 2012

(7)

HALAMAN JUDUL

LEMBAR PENGESAHAN

ABSTRAKSI ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR TABEL ... xv

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 3

1.3 Batasan Masalah ... 3

1.4 Tujuan ... 4

1.5 Manfaat ... 4

1.6 Sistematika Penulisan ... 5

BAB II TINJ AUAN PUSTAKA 2.1 Profil Koperasi Simpan Pinjam ... 7

2.1.1 Definisi dan Konsepsi Simpan Pinjam ... 7

2.1.2 Visi dan Misi ... 8

2.1.3 Struktur Organisasi Koperasi Simpan Pinjam ... 8

(8)

2.2.2 Karakteristik dan Sifat Sistem Informasi Eksekutif ... 13

2.2.3 Konsep Dasar Sistem Informasi Eksekutif ... 14

2.3 MySQL ... 15

2.3.1 Definisi MySQL ... 15

2.3.2 Store Program MySQL ... 16

2.3.3 SQL Statement ... 23

2.4 Visual Basic.NET ... 24

2.4.1 Sejarah Visual Basic.NET ... 24

2.4.2 Definisi Visual Basic.NET ... 25

2.4.3 Koneksi Visual Basic.NET 2005 Dengan Database MySQL ... 26

2.4.4 Perintah Dasar Visual Basic.NET ... 28

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1 Identifikasi Masalah ... 37

3.2 Analisa Masalah ... 39

3.3 Gambaran Umum Sistem ... 50

3.4 Perancangan Sistem ... 51

3.4.1 Diagram Alir Sistem (System Flow Diagram) ... 52

3.4.2 Diagram Alir Data (Data Flow Diagram) ... 60

3.4.3 Entity Relationship Diagram ... 71

3.4.4 Struktur Tabel ... 72

(9)

4.1.1 Kebutuhan Perangkat Keras ... 91

4.1.2 Kebutuhan Perangkat Lunak ... 91

4.2 Instalasi Perangkat Lunak ... 92

4.3 Implementasi Sistem ... 92

4.3.1 Form Utama ... 93

4.3.2 Form Menu Operasional ... 94

4.3.3 Form Master Pegawai ... 95

4.3.4 Form Master Peserta ... 96

4.3.5 Form Master Simpanan ... 96

4.3.6 Form Master Bunga ... 97

4.3.7 Form Master Jaminan ... 98

4.3.8 Form Master Modal ... 98

4.3.9 Form Master Dana Pemerintah ... 99

4.3.10 Form Ubah Password ... 99

4.3.11 Form Transaksi Setor Simpanan ... 100

4.3.12 Form Transaksi Pengambilan Simpanan ... 101

4.3.13 Form Transaksi Pengajuan Pinjaman ... 102

4.3.14 Form Transaksi Angsuran Pinjaman ... 103

4.3.15 Form Keluar Keanggotaan ... 103

4.3.16 Form Cari Data Modal ... 104

4.3.17 Form Cari Data Pegawai ... 105

(10)

4.3.21 Form Report Kartu Anggota ... 108

4.3.22 Form Report Peserta ... 108

4.3.23 Form Report Penyetoran Simpanan ... 109

4.3.24 Form Report Pengambilan Simpanan ... 110

4.3.25 Form Report Permohonan Pinjaman ... 110

4.3.26 Form Report Pembayaran Pinjaman... 111

4.3.27 Form Menu Sistem Informasi Eksekutif ... 111

4.3.28 Form Grafik Data Master Simpanan ... 112

4.3.29 Form Grafik Data Master Simpanan Berdasarkan Status Peserta .. 113

4.3.30 Form Grafik Data Master Simpanan Berdasarkan Jenis Transaksi 113 4.3.31 Form Grafik Data Master Peserta ... 114

4.3.32 Form SIE Data Detail Master Peserta Berdasarkan Pekerjaan ... 115

4.3.33 Form SIE Data Detail Master Peserta Berdasarkan Masa Aktif .... 116

4.3.34 Form SIE Data Peserta Masuk Berdasarkan Tahunan ... 116

4.3.35 Form SIE Data Peserta Masuk Berdasarkan Bulanan ... 117

4.3.36 Form SIE Data Penyetoran Simpanan Berdasarkan Transaksi Tahunan ... 118

4.3.37 Form SIE Data Penyetoran Simpanan Berdasarkan Transaksi Bulanan ... 119

(11)

4.3.40 Form SIE Data Pinjaman Berdasarkan Transaksi Tahunan ... 122 4.3.41 Form SIE Data Pinjaman Berdasarkan Transaksi Bulanan ... 123 4.3.42 Form SIE Data Angsuran Pinjaman Berdasarkan Transaksi

Tahunan ... 124 4.3.43 Form SIE Data Angsuran Pinjaman Berdasarkan Transaksi

Bulanan ... 124

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan ... 126 5.2 Saran ... 126

(12)

Pembimbing 1 : Nur Cahyo Wibowo, S.Kom, M.Kom Pembimbing 2 : Doddy Ridwandono, S.Kom

ABSTRAK

Koperasi simpan pinjam merupakan suatu unit usaha yang bergerak di bidang usaha simpan pinjam. Dalam kegiatan usaha simpan pinjam pada koperasi tersebut, proses pengelolaan data masih menggunakan sistem manual. Akibatnya pihak pengurus mengalami kesulitan dalam pencarian atau perubahan data secara cepat, dan hasil data transaksi berupa laporan sulit untuk dianalisa perkembangannya.

Sistem informasi eksekutif membantu unit usaha dalam memaksimalkan penggunaan komputer. Dengan berbasis desktop, maka sistem informasi eksekutif menjadi salah satu kemudahan bagi ketua koperasi dalam melakukan pengaturan terhadap kegiatan usaha yang ada. Adapun data yang dihasilkan dari sistem informasi eksekutif diperoleh dari sistem operasional simpan pinjam. Maka sangat penting terlebih dahulu mengutamakan pembuatan sistem operasional simpan pinjam yang dibangun sesuai dengan kebutuhan unit usaha. Sehingga, menghasilkan data laporan simpan pinjam berupa drilldown chart mulai dari data yang bersifat umum hingga sampai dengan data secara khusus misalnya pembayaran angsuran, setoran simpanan, pengajuan pinjaman, pengadaan dana modal, dll.

Dengan menggunakan sistem informasi eksekutif simpan pinjam maka dapat membantu ketua koperasi dalam menganalisa laporan perkembangan simpan pinjam setelah melihat laporan drilldown berupa grafik, untuk mengembangkan kegiatan usaha koperasi tersebut.

(13)

1.1Latar Belakang

Koperasi merupakan suatu organisasi cukup kompleks yang menjalankan beberapa unit usaha yang diolah dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan anggotanya. Salah satunya yaitu Koperasi Bougenville yang bergerak dalam usaha simpan pinjam, terletak di daerah Putat Jaya kecamatan Sawahan, Surabaya. Dalam kegiatan simpan pinjam pada koperasi tersebut, proses pengelolaan yang dilakukan masih menggunakan sistem manual. Proses penyimpanan data simpan pinjam yang dilakukan seperti pencatatan pendaftaran data diri anggota atau non anggota yang ditulis dalam buku besar. Pencatatan transaksi simpanan dicatat dalam buku besar simpanan, sehingga tidak dapat membedakan data jenis simpanan antara simpanan manasuka dari anggota atau non anggota. Selain itu pencatatan transaksi pinjaman ditulis dalam kartu pinjaman yang dapat berpengaruh pada angsuran pinjaman yang telah jatuh tempo. Hal ini menyebabkan tidak adanya ketepatan informasi peringatan tanggal waktu angsuran jatuh tempo secara tepat dan cepat bagi pihak pengurus koperasi, untuk memberikan teguran dan surat peringatan kepada peminjam baik anggota atau non anggota.

(14)

membantu melaksanakan aktivitas kinerja oleh setiap pengurus sesuai dengan jabatan dan tugasnya. Pemanfaatan teknologi informasi yang dimaksud adalah komputerisasi setiap operasional pengelolaan sistem simpan pinjam pada Koperasi Simpan Pinjam Bougenvile Surabaya. Perancangan awal yang akan dibuat terlebih dahulu berupa sistem informasi simpan pinjam untuk mempermudah mengolah transaksi. Tetapi sistem tersebut masih jauh dari apa yang diharapkan karena terdapat juga kekurangan yang dikeluhkan bagi eksekutif oleh ketua koperasi, yaitu kesulitan dalam menganalisis data, memonitoring data master dan data-data transaksi simpan pinjam.

(15)

1.2Perumusan Masalah

Bagaimana membuat aplikasi sistem informasi eksekutif simpan pinjam pada koperasi Bougenville Surabaya untuk mempermudah analisis laporan bagi ketua ?

1.3Batasan Masalah

Sesuai perumusan masalah tersebut maka pembuatan sistem informasi eksekutif koperasi simpan pinjam dapat ditentukan dengan batasan masalah sebagai berikut :

a. Mengolah data pengurus dan peserta koperasi.

b. Mengolah transaksi simpanan yaitu simpanan pokok, simpanan wajib, dan simpanan manasuka.

c. Mengolah data pinjaman untuk anggota dan non anggota. d. Barang Jaminan hanya berlaku untuk non anggota.

e. Mengolah penarikan simpanan dan pembayaran angsuran pinjaman.

f. Membuat report dari sistem operasional simpan pinjam pada koperasi berupa :

report bukti penyetoran dan pengambilan simpanan, report bukti pengajuan pinjaman, report bukti pembayaran angsuran pinjaman, report data peserta koperasi, dan report kartu anggota.

g. Hak akses program aplikasi digunakan oleh pengurus koperasi.

h. Tidak membahas laporan keuangan dalam bentuk jurnal buku besar, neraca, dan rugi-laba.

(16)

j. Hak akses sistem informasi eksekutif digunakan oleh ketua koperasi, dengan menampilkan grafik pada form yang didrilldown dari toolbox berupa pilihan

combobox.

k. Sistem informasi eksekutif didrilldown berdasarkan master dan waktu dari data tahunan hingga bulanan yang ditampilkan berupa jumlah nominal transaksi yang digambarkan dalam grafik.

1.4Tujuan

Adapun tujuan hasil TA yang telah didefinisikan dari permasalahan adalah sebagai berikut :

a. Menghasilkan informasi dan data secara detail dan terbaru dari transaksi pengolahan pada sistem informasi eksekutif simpan pinjam.

b. Menyempurnakan sistem manual dengan merancang dan mendesain sistem informasi eksekuti yang baru untuk mempermudah penggunaan teknologi informasi berupa aplikasi sistem pada koperasi.

c. Mengimplementasikan aplikasi agar dapat mengefektifkan kinerja yang telah dikeluarkan selama melakukan proses transaksi simpan pinjam sampai mempermudah membuat laporan untuk menghasilkan keputusan bagi ketua koperasi dalam menganalisa permasalahan yang ada dari sistem informasi eksekutif.

1.5Manfaat

(17)

a. Memungkinkan pengurus melakukan open manajemen kepada anggota sehingga kepercayaan anggota meningkat.

b. Memudahkan pengurus untuk melakukan pengolahan, pemantauan, dan pengawasan transaksi yang dijalankan serta evaluasi kegiatan usaha.

c. Mempermudah analisis data laporan yang berupa grafik atau tabel dalam perbandingan transaksi dari sistem informasi eksekutif oleh ketua koperasi.

1.6Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan tugas akhir ini dibagi dalam 5 (lima) bab, urutan penyajian dan hal-hal yang akan dibahas pada masing-masing bab diuraikan sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Pada bab ini membahas mengenai latar belakang masalahan, perumusan masalah, batasan masalah, tujuan yang hendak dicapai, manfaat dari sistem ini dan sistematika penulisan tugas akhir.

BAB II : LANDASAN TEORI

Pada bab ini dibahas tentang profile organisasi Koperasi Bougenville, sistem informasi eksekutif, MySQL, dan Visual Basic.NET.

BAB III : ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

(18)

BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai kebutuhan perangkat keras maupun perangkat lunak serta output dari aplikasi ini, termasuk penjelasan tentang penggunaan aplikasi. Serta dilakukannya ujicoba aplikasi yang telah dibuat. Proses ujicoba akan menguji output yang dihasilkan, apakah telah sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan.

BAB V : PENUTUP

Pada bab penutup ini berisi kesimpulan yang diperoleh selama wawancara terhadap aplikasi yang telah dibuat serta saran bagi pengembangan sistem selanjutnya.

(19)

BAB II

TINJ AUAN PUSTAKA

2.1 Pr ofil Koperasi Simpan Pinjam Bougenville

2.1.1 Definisi dan Konsepsi Simpan Pinjam

a. Kegiatan usaha simpan pinjam : adalah kegiatan yang dilakukan untuk menghimpun dana dan menyalurkannya melalui kegiatan usaha simpan pinjam dari dan untuk anggota, non anggota.

b. Koperasi simpan pinjam : adalah koperasi yang kegiatannya hanya usaha simpan pinjam.

c. Unit usaha simpan pinjam : adalah unit usaha pada koperasi yang bergerak di bidang usaha simpan pinjam, sebagai bagian dari kegiatan usaha koperasi yang bersangkutan.

d. Standar operasioanal manajemen bagi KSP/USP koperasi : adalah struktur tugas, prosedur kerja, sistem manajemen dan standar kerja yang dapat dijadikan acuan/panduan bagi pihak manajemen KSP/USP koperasi dalam memberikan pelayanan bermutu bagi para anggotanya dan pengguna jasa lainnya.

(20)

2.1.2 Visi dan Misi Visi

Menjadi koperasi masyarakat yang berdaya saing tinggi, mampu tumbuh dan berkembang secara sehat dalam era globalisasi.

Misi

Melayani simpan dan pinjam dengan kualitas dan layanan yang baik untuk kepuasan anggota dan non anggota.

2.1.3 Struktur Organisasi Koperasi Simpan Pinjam

Gambar 2.1 Struktur Organisasi Koperasi Bougenville Surabaya Pengurus

Rapat Anggota

Pengawas

Ketua Sekretaris Bendahara

(21)

Menurut Undang-Undang No. 12/1967 tentang pokok-pokok perkoperasian Bab VIII Pasal 19 perangkat organisasi koperasi terdiri dari :

1. Rapat Anggota 2. Pengurus

3. Badan Pemeriksa atau Pengawas

Namun demikian berdasarkan perkembangan usaha Koperasi, Pengurus dapat mempekerjakan seseorang atau beberapa orang untuk melakukan pekerjaan sehari-hari (pasal 23 ayat 2 Undang-Undang No. 12/1967).

2.1.4 Tugas dan Wewenang Koperasi Simpan Pinjam 1) Rapat Anggota

Tugas dan wewenang rapat anggota :

a. Membahas dan mengesahkan pertanggung jawaban Pengurus dan Pengawas untuk tahun buku yang bersangkutan.

b. Membahas dan mengesahkan Rencana Kerja dan RAPB tahun buku berikutnya.

c. Membahas dan menetapkan AD, ART dan Pembubaran Koperasi. Memilih dan memberhentikan Pengurus dan Pengawas.

d. Menetapkan Pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU). 2) Pengurus

(22)

d. Menyelenggarakan rapat anggota e. Mengajukan rencana RK dan RAPB

f. Mengajukan laporan keuangan dan pertanggung jawaban kegiatan g. Menyelenggarakan pembukuan keuangan secara tertib

h. Memelihara buku daftar anggota, daftar pengurus dan buku daftar pengawas.

Wewenang pengurus adalah sebagai berikut :

a. Mewakili koperasi didalam dan diluar pengadilan,

b. Memutuskan penerimaan, penolakan dan pemberhentian anggota sementara, sesuai dengan AD (Anggaran Dasar).

c. Mengangkat dan memberhentikan Pengelola dan karyawan Koperasi, d. Melakukan tindakan dan upaya bagi kepentingan anggota sesuai dengan

tanggung jawabnya.

3) Badan Pemeriksa atau Pengawas

Tugas dan wewenang Pengawas sebagai berikut :

a. Bertugas melakukan Pengawasan dan Pemeriksaan sekurang-kurangnya tiga bulan sekali atas tata kehidupan Koperasi yang meliputi Organisasi, Manajemen, Usaha, Keuangan, Pembukuan dan kebijaksanaan Pengurus. b. Pengawas berfungsi sebagai Pengawas dan Pemeriksa.

c. Berwenang melakukan pemeriksaan tentang catatan dan atau harta kekayaan koperasi.

(23)

2.2 Sistem Infor masi Eksekutif

Menurut Abdat (2007) sistem informasi manajemen muncul dengan publikasi yang luas pada tahun 1960-an. SIM ada yang memandang sebagai sentral, namun pada prakteknya atau perluasan dari sistem pelaporan untuk manajer tingkat bawah. Tahun 1970-an Sistem Penunjang Keputusan (DSS) telah memberikan bantuan untuk tugas buatan dalam pembuatan keputusan spesifik. DSS biasa digunakan oleh personel di organisasi secara keseluruhan, tapi biasanya hanya digunakan oleh staff dan manajer menengah dan bawah. Karena beberapa alasan dukungan yang diberikan DSS kepada eksekutif hanyalah sedikit, maka dalam pengembangannya munculah Sistem Informasi Eksekutif (EIS) atau Sistem Penunjang Eksekutif (ESS).

(24)

2.2.1 Sejar ah Sistem Infor masi Eksekutif

Sistem Informasi Eksekutif (EIS) adalah satu jenis dari manajemen informasi system dimaksud untuk memudahkan dan mendukung keterangan dan pembuatan keputusan kebutuhan dari eksekutif senior. Dengan menyediakan kemudahan akses terhadap keduanya antara internal dan eksternal, maka keterangan yang relevan untuk bertemu gol strategi dari organisasi. Ini biasanya dipertimbangkan sebagai satu bentuk dikhususkan dari satu sistem mendukung keputusan (DSS).

Penekan dari EIS berada di atas peraga grafis dan mudah untuk pergunakan interface pemakain. Dengan menawarkan laporan kuat dan dril bawah kemampuan. Pada umumnya, EIS adalah perusahaan lebar DSS untuk menolong eksekutif tertinggi teliti, bandingkan, dan soroti kecenderungannya pada penting variable sehingga dapat memonitor kinerja, mengidentifikasi kesempatan, dan masalah. EIS dan penggudangan data teknologi sedang memusat pada pasar.

Pada tahun terbaru, masa EIS yang telah kehilangan ketenaran disokong dari intelegen bisnis ( dengan area sub dari laporan, analitik, dan papan peralatan digital). Secara umum, Sistem Informasi Eksekutif dikembangkan seperti

(25)

Hari ini, aplikasi dari EIS tidak hanya pada hirarki perusahaan, tetapi juga dikomputer pribadi pada satu daerah jaringan lokal. EIS sekarang seberangi plat form perangkat keras komputer dan mengintegrasikan keterangan menyimpan pada main frame, mesin komputer pribadi, dan mini computers. Sebagai beberapa perusahaan jasa klien mengadopsi sistem informasi perusahaan yang terakhir, karyawan dapat mempergunakan komputer pribadi mereka untuk memperoleh akses ke data perusahaan dan memutuskan data yang adalah revelan untuk pembuatan keputusan mereka. Perbuatan pengaturan ini semua, pengguna mampu untuk menyesuaikan akses mereka ke perusahaan sesuai data dan menyediakan keterangan relevan terhadap keduanya bagian atas dan tingkat yang lebih rendah di perusahaan.

2.2.2 Karakteristik dan Sifat Sistem Infor masi Eksekutif (EIS)

a. Sesuaikan dengan pemakai eksekutif perorangan. Mengekstraksi, menyaring, meringkas, dan menangkap data yang penting.

b. Memberikan akses status online, analisa trend, pelaporan kekecualian dan drill down (yaitu memungkinkan pemakai untuk mengakses kerincian atau data yang berada dibawah yang teringkas).

c. Mengakses dan memadukan jangkauan data internal dan eksternal yang bersifat luas.

d. Bersifat user-friendly dan menggunakannya hanya dibutuhkan ketrampilan yang sedikit tanpa pelatihan.

(26)

2.2.3 Konsep Dasar Sistem Infor masi Eksekutif

a. Faktor penentu keberhasilan (critical success factor)

Adalah hal-hal (factor) yang menentukan keberhasilan atau kegagalan segala jenis kegiatan organisasi. Faktor-faktor ini dalam setiap perusahaan berDecia-beds tergantung dan kegiatan yang dilakukan.

b. Management By Exception (MBE)

Perbandingan antara kinerja yang direncanakan dengan kinerja aktual. Sehingga informasi dapat langsung didapat dan digunakan untuk menyelesaikan setiap permasalahan.

c. Model Mental

Peran utama EIS adalah membuat sari dari data dan informasi yang volumenya besar untuk meningkatkan kegunaannya. Dimana menghasilkan sesuatu gambaran atau model mental dari operasi perusahaan. Model tersebut memungkinkan seseorang membuat penilaian dan perkiraan untuk memahami, memutuskan tindakan yang perlu diambil dan untuk mengembalikan pelaksanaannya.

Konfigurasi EIS berbasis komputer pads dasarnya meliputi satu komputer personal. Dalam perusahaan PC dihubungkan dengan main frame. Komputer personel berfungsi sebagai eksekutif workstation. Konfigurasi perangkat kerasnya mencakup penyimpanan sekunder (hard disk) yang menyimpan database

(27)

2.3 MySQL

2.3.1 Definisi MySQL

Menurut Solichin (2010) MySQL adalah sebuah perangkat lunak sistem manajemen basis data SQL (bahasa Inggris: database management system) atau DBMS yang multithread, multi-user, dengan sekitar 6 juta instalasi di seluruh dunia. MySQL AB membuat MySQL tersedia sebagai perangkat lunak gratis di bawah lisensi GNU General Public License (GPL), tetapi mereka juga menjual dibawah lisensi komersial untuk kasus-kasus dimana penggunaannya tidak cocok dengan penggunaan GPL.

Tidak seperti PHP atau Apache yang merupakan software yang dikembangkan oleh komunitas umum, dan hak cipta untuk kode sumber dimiliki oleh penulisnya masing-masing, MySQL dimiliki dan disponsori oleh sebuah perusahaan komersial Swedia yaitu MySQL AB. MySQL AB memegang penuh hak cipta hampir atas semua kode sumbernya. Kedua orang Swedia dan satu orang Finlandia yang mendirikan MySQL AB adalah: David Axmark, Allan Larsson, dan Michael "Monty" Widenius.

Fitur-fitur MySQL antara lain :

a. Relational Database System. Seperti halnya software database lain yang ada di pasaran, MySQL termasuk RDBMS.

(28)

c. Mengenal perintah SQL standar . SQL (Structured Query Language) merupakan suatu bahasa standar yang berlaku di hampir semua software database. MySQL mendukung SQL versi SQL:2003.

d. Mendukung Sub Select. Mulai versi 4.1 MySQL telah mendukung select dalam select (sub select).

e. Mendukung Views. MySQL mendukung views sejak versi 5.0

f. Mendukung Stored Pr osedur ed (SP). MySQL mendukung SP sejak versi 5.0 g. Mendukung Trigger s. MySQL mendukung trigger pada versi 5.0 namun

masih terbatas. Pengembang MySQL berjanji akan meningkatkan kemampuan trigger pada versi 5.1.

h. Mendukung replication. i. Mendukung transaksi. j. Mendukung foreign key. k. Tersedia fungsi GIS. l. Free (bebas didownload) m. Stabil dan tangguh

n. Fleksibel dengan berbagai pemrograman o. Security yang baik

p. Dukungan dari banyak komunitas

q. Perkembangan software yang cukup cepat.

2.3.2 Store Program MySQL

(29)

masih banyak fitur-fitur MySQL lainnya yang tidak kalah penting untuk dipahami, tetapi tidak berhubungan langsung dengan Visual Basic 2005. Misalnya, tentang Trigger, Trasaction, Event, dan Locking.

View, Store Pr ocedur e, dan Stor e Function beroperasi pada sisi backend. Ini berarti bahwa semua script SQL diletakkan pada sisi frontend (Visual Basic.NET 2005, 2008) hanya berisi script pemanggil dari script SQL Store Pr ocedure, Store Function, dan view yang telah dibuat dalam MySQL. Oleh karena itu, tingkat pemrosesan data menjadi lebih cepat dan keamanannya pun lebih baik jika dibandingkan script SQL diletakkan pada sisi frontend (Visual Basic.NET 2005/2008).

A. View

MySQL mendukung dua jenis tabel:

1. Tabel sesungguhnya, lebih dikenal sebagai tabel dasar. 2. Tabel Turunan, lebih dikenal sebagai view.

(30)

• Membuat View

View dibuat melalui pernyataan CREATE VIEW. Berikut definisi view: CREATE [ OR REPLACE ] VIEW <view name> [ <column list> ]

AS <table expression>

[ WITH [ CASCADED| LOCAL ] CHECK OPTION ]

Untuk mengatasi hasil keluaran yang tidak diharapkan, sisipkan definisi tambahan yang disebut dengan WITH CHECK OPTION, sehingga definisi view berubah. Jika dalam view terdapat klausa WITH CHECK OPTION, semua perubahan pada view yang disebabkan oleh pernyataan UPDATE, INSERT, dan DELETE akan dicek terlebih dahulu kebenarannya. Karena view dapat dipanggil dari view lainnya, pernyatan WITH CHECK OPTION akan membantu untuk mengecek kebenaran data terhadap semua view yang terlibat. Jika view menspesifikasikan WITH CASCADED CHECK OPTION, semua view yang berhubungan akan dicek kebenarannya. Jika WITH LOCAL CHECK OPTION digunakan, pengecekan hanya dilakukan sekali pada view yang sedang diubah. CASCADED adalah pilihan default-nya.

• Menghapus View

Penghapusan view sangat mudah. Caranya:

DROP VIEW harga_jual_vw; Atau

(31)

Pernyataan IF EXISTS merupakan pernyataan tambahan yang memastikan bahwa view harga_jual_vw benar-benar ada sebelum dilakukan penghapusan view, bertujuan untuk mencegah keluarnya kesalahan saat pernyataan DROP VIEW dijalankan.

B. Store Procedure

Store procedure adalah beberapa potongan kode (procedure/ routine) yang berisi deklarasi dan pernyataan-pernyataaan SQL prosedural yang tersimpan di dalam katalog database dan dapat diaktifkan dengan cara memangggilnya dari program, trigger, atau Store Procedure lainnnya. Potongan kode Store Procedure bias berupa deklarasi pernyataan SQL seperti CREATE, UPDATE, SELECT dan mungkin juga dilengkapi dengan pernyataan procedural seperti IF- THEN-ELSE dan WHILE-DO. Berikut ini contoh sederhana Store Procedure bisa yang akan menghapus baris data penulis data penulis dari tabel penulis_tb berdasarkan kolom kode_penulis.

CREATE PROCEDURE hapus_penulis_sp ( IN kode char (10) ) BEGIN

DELETE

FROM penulis_tb

WHERE kode_penulis = kode; END

• Parameter Stor e Procedure

(32)

Procedure. Parameter adalah variabel pada program store (Store Procedure/Store Funcition) yang dapat dilewati oleh suatu nilai baik kedalam maupun keluar saat program store dipanggil. Parameter program store ditetapkan bersamaan dengan pernyataan CREATE FUNCTION atau CREATE PROCEDURE, seperti berikut ini:

CREATE PROCEDURE | FUNCTION ( [ [ IN

| OUT | INOUT

] nama_parameter tipe_data . . . ] )

Parameter dapat diasosiasikan dengan atribut IN, OUT, atau INOUT:

. Atribut IN – Jika parameter tidak diawali oleh atribut IN, secara default parameter sudah dianggap beratribut IN. Parameter beratribut IN menyebabkan segala modifikasi parameter yang dibuat dalam program store tidak dapat diakses dari program pemanggilnya.

. OUT – Nilai parameter OUT yang dimodifikasi dalam program store dapat diakses dari program pemanggilnya. Program pemanggil harus menyediakan variable untuk menerima keluaran parameter OUT, tetapi program store itu sendiri tidak mempunyai hak untuk member nilai inisialisasi ke variable.

(33)

Kata kunci IN, OUT, dan INOUT hanya dapat diaplikasikan, semua parameter berlaku sebagai parameter IN. Contoh penggunaan parameter IN adalah sebagai berikut, tuliskan script berikut melalui menu Tools > Console:

C. Store Function

Store function hampir sama dengan Store Procedure, yaitu potongan kode yang berisi perintah/pernyataan SQL yang disimpan di dalam katalog, dan dapat dipangggil dari aplikasi atau pernyataan SQL lainnya. Adapun perbedaannya antara lain:

. Store function hanya memiliki parameter input dan tidak memiliki parameter output karena Store Function sendiri adalah parameter output.

. Setelah Store Function dibuat, Store Function dapat dioperasikan dengan semua jenis ekspresi. Oleh karena itu, Store Function tidak dapat dipanggil melalui pernyataan CALL.

. Stored Function harus mengandung pernyataan RETURNS. RETURNS merupakan pernyataan SQL khusus yang tidak dapat digunakan oleh Store Procedure. RETURN bertujuan untuk mengembalikan nilai ke Store Function itu sendiri.

(34)

yang akan dikembalikan ke Store Fonction. Definisi Store Function mengikuti aturan penulisan seperti berikut ini:

CREATE FUNCTION nama_function (parameter [ , . . . ] ) RETURNS tipedata

[ LANGUAGE SQL ]

[ [ NOT ] DETERMINISTIC ]

[ { CONTAINS SQL | NO SQL | MODIFIES SQL DATA | READS SQL DATA } ]

[ SQL SECURITY { DEFINER | INVOKER } ] [ COMMENT string_komentar ]

Pernyataan_function

• Menghapus Store Function

Pernyataan DROP berlaku pula pada penghapusan Store Function.

DROP FUNCTION [ IF EXISTS ]

[ <nama_database> . ] <nama_function >

Contoh penghapusan program function:

DROP FUNCTION buku_discount

Atau :

(35)

2.3.3 SQL Statement

Dalam dunia database setiap programmer harus menguasai SQL (Structured Query Language/Query secara bahasa artinya pertanyaan), SQL merupakan kalimat yang sangat mudah dihafal dan dikuasai tanpa perlu usaha yang keras. SQL adalah bahasa yang mampu memerintah database untuk mengeluarkan DATANYA, ada 4 SQL statement utama yang dibahas, yakni SELECT, INSERT, UPDATE, DELETE:

1. Select

Select adalah perintah untuk meminta data dari sebuah database dengan syntax dasar sebagai berikut:

SELECT [DISCTINT] [TOP number [ PERCENT ] ] fields [ INTO tabel_lain ]

FROM tabel

[ WHERE kondisi ]

[ GROUP BY group_by_expression ] [ HAVING search_conditions [ [ HAVING search_conditions [

[ ORDER BY order_fields [ASC | DESC ] ] Contoh penggunaan kalimat SELECT adalah:

SELECT * FROMsupplier WHERE Kode = ‘SU23’ SELECT * FROM barang WHERE harga jual > 3400

(36)

2. Insert

Insert adalah perintah untuk menambah record / row (baris) baru ke tabel suatu database

INSERT INTO nama_tabel ( fieldl, field2, . . . ) VALUES ( value1, value2, . . . )

3. Update

Update adalah perintah untuk meng-update/edit row suatu tabel. UPDATE nama_tabel

SET field1 = value1, field2 = value2, . . . 4. Delete

Delete adalah perintah untuk menghapus record/baris sebuah tabel DELETE FROM table_name

[ WHERE condition ]

2.4 Visual Basic.NET

2.4.1 Sejar ah Visual Basic.Net

(37)

dalam hal penulisan antarmuka (user interface), tinta sejarah mencatat kejadian itu tahun 1991.

VB.NET pengembangan secara radikal dari VB sebelumnya. Hal-hal yang membedakan VB.NET dengan VB sebelumnya adalah penggunaan .NET framework pada pembuatan aplikasinya. Walaupun VB.NET telah berkembang menjadi bahasa pemrograman yang canggih, full OOP (Object Oriented Programming), VB.NET masih setia kepada harapan usernya dan masih memiliki sifat-sifat luhurnya yang dulu mudah, tidak rumit, sederhana, selalu ramah dan terbuka dalam menyambut para pendatang baru.

2.4.2 Definisi Visual Basic.NET

Menurut Rickyanto (2003) Visual Basic.NET adalah generasi penerus

Visual Basic 6 dari Microsoft. Dengan Visual Basic.NET, dapat membangun aplikasi Windows, Web services dan aplikasi web dengan ASP.NET secara cepat dan mudah. Aplikasi yang dibuat dengan Visual Basic dibangun di atas service common language runtime sehingga memiliki keunggulan dari .NETFramework.

Visual Basic memiliki banyak fasilitas baru dan ditingkatkan seperti

inheritance, interface dan overloading yang menjadikannya bahasa pemrograman berorientasi objek yang tangguh. Fasilitas lain adalah threading dan penanganan

(38)

menghasilkan intermediate language (MSIL) sebagai input bagi compiler native code.

Visual Basic merupakan bahasa yang mudah dipelajari dan digunakan sehingga Visual Basic telah menjadi bahasa pemrograman pilihan oleh banyak developer di dunia selama dekade terakhir. Visual Basic.NET memiliki perbedaan dengan versi sebelumnya, sehingga memerlukan usaha dan waktu bagi programmer Visual Basic sebelumnya untuk berpindah. Namun, karena sebagian besar konsep dan sintaksmasih sama, tentunya waktu dan usaha yang diperlukan tidaklah menyulitkan.

Visual Basic menyediakan fasilitas untuk membangun beberapa tipe projek, termasuk:

a. Aplikasi Windows b. Class Library

c. Windows Control Library d. Aplikasi Web ASP.NET e. Aplikasi Konsol

f. Windows Service

g. Dan nantinya dapat menghasilkan aplikasi untuk Smart Device seperti Pocket PC.

2.4.3 Koneksi VB.Net 2005 Dengan Database MySQL

Menetapkan sebuah sesi (session) ke database server sebelum melakukan sesuatu apapun terhadap database. Dibutuhkan sebuah object yang disebut

(39)

System.Data.IDbConnetion, tergantung dari data provider database yang digunakan. Berikut ini tabel 2.1 class connection yang menerapkan antarmuka System.Data.IDbConnetion:

Tabel 2.1 Class Connection

Data Provider Namespace Connectio Class

ODBC System.Data.Odbc OdbcConnection

OLEDB System.Data.OleDb OleDbConnection

Oracle System.Data.OracleClient OracleConnection SQL Server System.Data.SqlClient SqlConnection

MySQL MySQL.Data.MySQLClient MySQLConnection

Pembahasan connection hanya mengacu pada database MySQL, sedangkan untuk

data provider database lain caranya kurang lebih sama.

Connection MySQL

Cara pembentukkan Connection yang menghubungkan antara Visual Basic. NET 2005/ 20008 dengan database MySQL adalah seperti berikut:

. Buat Project baru bernama Connection dengan mengklik menu File > New > Pr oject.

. Pilih template Console Application hingga terbentuk file Module1.vb.

(40)

Imports System.Data.Odbc Module KoneksiKSP

Private sp As String

Public konek As OdbcConnection Public Sub koneksi()

Try

sp = "Driver={MySQL ODBC 3.51

Driver};database=KSP;server=localhost;uid=root;option=0 "

konek = New OdbcConnection(sp) konek.Open()

MessageBox.Show("Sukses") Catch ex As Exception

konek.Close() MessageBox.Show(ex.Message) End Try End Sub End Module

2.4.4 Perintah Dasar Visual Basic.Net

1. Kontr ol Bersyarat Pada Visual Basic

Proses pengambilan keputusan dengan kontrol bersyarat dalam suatu pemrograman penting untuk menghasilkan suatu software yang dapat berjalan dan berfungsi dengan baik. Tanpa adanya proses ini, program tidak dapat berfungi sebagaimana mestinya. Proses pengambilan keputusan dalam program, memerlukan pernyataan-pernyataan berikut untuk pengambilan keputusan:

. If…Then . If…Then…Else . Select…Case

• If … Then

(41)

Sintaks penggunaan If Then adalah: If ( ekspresi 1 ) Then Pernyataan

Atau

If ( ekpresi 1 ) Then Pernyataan1

Pernyataan2 …..

End If

• If … Then … Else

Selain If Then, dapat menggunakan pernyataan If … Then … Else untuk menjalankan pernyataan atau blok pernyataan berdasar nilai Boolean suatu kondisi. Kondisi biasanya merupakan hasil dari ekspresi perbandingan yang menghasilkan nilai Boolean. Juga dapat menggunakan If .. Then .. Else untuk mendefinisikan dua blok pernyataan yang dapat dijalankan. Satu blok dijalankan bila True dan yang lain dijalankan bila False.

Sintaks If Then Else:

If (ekspresi1) Then

(pernyataan yang dijalankan bila ekspresi1 True) Else

(42)

• If Then Elself

Dapat menambahkan satu atau lebih pernyataan ElseIf ke If .. Then .. Else untuk melakukan tes kondisi tambahan bila kondisi pertama maupun kedua adalah False. Jadi, bila semua kondisi tidak ada yang bernilai True, blok pernyataan dalam blok Else akan dijalankan. Visual Basic melakukan tes kondisi dengan urutan tampilan kode sampai menemui kondisi True atau pernyataan Else, yang akan menjalankan blok yang sesuai.

Dapat memiliki sejumlah pernyataan ElseIf, atau tidak sama sekali. Mengikutkan atau mengabaikan pernyataan Else tanpa memperhatikan apakah memiliki pernyataan ElseIf. Pernyataan If…Then…Else dapat bertingkat sebanyak level yang dibutuhkan. Perhatikan penggunaan secara bertingkat seperti berikut:

If ekspresi1 Then

If Ekspresi2 Then …

Else … End If Else

… End If

(43)

• Select

Jika membandingkan ekspresi sama untuk nilai yang berbeda, Anda dapat menggunakan Select … Case. Di mana If dan ElseIf dapat mengevaluasi ekspresi pada tiap pernyataan, pernyataan Select hanya mengevaluasi ekspresi tunggal dan menggunakannya pada tiap perbandingan. Visual Basic membandingkan nilai ekspresi dari nilai pada pernyataan Case dengan urutan tampak pada blok Select .. Case. Jika menemukan pernyataan yang sesuai atau pernyataan Case Else, akan menjalankan blok pernyataan yang sesuai. Memiliki banyak pernyataan Case, dan dapat memilih untuk mengikutkan atau tidak pernyataan Case Else. Jika pernyataan Case mengandung lebih dari satu nilai, blok Case dijalankan bila ada nilai yang sesuai dengan nilai dari pernyataan ekspresi Select.

Ada beberapa variasi penggunaan Case:

• Dengan Is

Misalnya: Case Is > 100, Case Is = 20

• Dengan To

Misalnya: Case 2 To 100

• Dengan tanda koma (,) Misalnya Case 5,6,7

• Biasa

(44)

2. Perulangan Pada Visual Basic.Net 2005

Pola struktur perulangan mengizinkan dan menjalankan satu atau lebih kode secara berulang. Mengulang pernyataan-pernyataan sampai kondisi bernilai true, sampai kondisi false atau sejumlah waktu. Struktur perulangan yang didukung oleh Visual Basic adalah:

• While

• Do…Loop

• For…Next

• For Each…Next

WHILE

Menggunakan pernyataan While untuk menjalankan suatu blok pernyataan sejumlah kali tergantung pada kondisi Boolen. Pernyataan akan diulang sel;ama kondisi True. Pernyataan While selalu mencek kondisi sebelum melakukan perulangan. Perulangan berjalut apabila kondisi masih bernilai True.

Sintaks:

While (kondisi = True) ……

End While

DO .. LOOP

(45)

Sintaks: Do

[Pernyataan] Loop

Penggunaan Do .. Loop semacam ini menyebabkan perulangan tiada henti. Oleh karena itu, dapat menggunakan pengecekan di dalamnya lalu keluar bila menemui suatu kondisi tertentu dengan If dan Exit Do.

Sintaksnya seperti berikut: Do

[Pernyataan]

If ekspresi Then Exit Do Loop

Dapat menggunakan dua keyword, yaitu While dan Until. While digunakan bila ingin melakukan perulangan selama kondisi True dan keluar bila False. Sedangkan Until digunakan dengan cara kebalikannya, yaitu akan berhenti bila kondisi menjadi True. Berikut ini sintaks penggunaan While dan Until.

Do While (ekspresi)

[Pernyataan akan dieksekusi selama ekspresi True] Loop

Do Until (ekspresi)

(46)

Selain itu dapat menggunakan sintaks berbeda seperti berikut: Do

..

Loop While (ekspresi) Do

..

Loop Until (ekspresi)

FOR .. NEXT

Perulangan Do lebih cocok apabila tidak tahu berapa kali perulangan yang harus diperlukan. Namun, apabila mengetahui berapa banyak perulangan yang akan dilakukan, perulangan For .. Next adalah pilihan yang lebih baik. Perulangan for menggunakan variable untuk counter/penghitung yang meningkatkan atau menurunkan nilai tiap perulangan dilakukan.

Sintaksnya seperti berikut:

For penghitungan = awal To akhir [ Step langkah ] ‘ Blok pernyataan yang dieksekusi tiap langkah Next [ perhitung ]

(47)

Saat eksekusi perulangan For .. Next dimulai, VB mengevaluasi awal, akhir dan langkah. Kemudian memberikan nilai awal ke counter. Sebelum menjalankan blok pernyataan, akan membandingkan counter dengan end. Jika counter sudah melampaui nilai akhir, perulangan Loop diakhiri dan control di-pass ke pernyataan setelah Next penghitung.

Setiap kali VB menemui pernyataan Next, akan meningkatkan nilai counter sebesar langkah dan kembali pada pernyataan For. Kemudian akan membandingkan penghitung dengan akhir, lalu mengeksekusi blok atau menghentikan perulangan sesuai hasil perbandingan. Proses ini akan berlanjut sampai penghitung melampaui akhir atau pernyataan Exit For dijalankan.

Perulangan tidak berhenti sampai penghitung melampui nilai akhir. Perbandingan adalah lebih besar dari ( > ) apabila nilai increment bernilai positif dan kurang dari ( < ) bila increment bernilai negative. Jika penghitung sama dengan akhir, perulangan akan terus berlanjut. Dapat memilih untuk menentukan counter pada pernyataan Next. Hal ini akan membuat program mudah dibaca.

(48)

Dapat membuat project baru dengan lebel, tombol sama persis dengan Simulasi Do Loop. Lakukan modifikasi pada properti Text dari form menjadi Simulasi For Next serta lakukan perubahan properti Text dari button menjadi Simulasi For Next. Jika ingin membuat proses mencapai 100% lebih cepat, besar Step pada program dengan bilangan lebih besar, tetapi sebaiknya merupakan kelipatan 5,10 atau bilangan genap.

For .. NEXT yang lebih cepat

(49)

Pada bab ini akan dijelaskan tentang analisis uraian masalah dan perancangan sistem baru. Analisis terhadap suatu sistem yang sedang berjalan merupakan suatu langkah penting dalam pemahaman permasalahan yang ada sebelum dilakukannya pengambilan keputusan atau tindakan dalam menyelesaikan permasalahan tersebut. Mengenai uraian masalah dapat dirincikan seperti identifikasi permasalahan dan analisa permasalahan. Setelah dilakukan analisis terhadap sistem yang berjalan, langkah berikutnya adalah perancangan sistem baru. Dimana dalam perancangan sistem yang digunakan ini dapat memberikan gambaran tentang sistem yang akan dibuat. Adapun perancangan sistem yang dibuat seperti; system flow, gambaran umum sistem, Data Flow

Diagram (DFD), Entity Relationship Diagram (ERD), serta desain aplikasi.

3.1 Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah merupakan tahapan pertama dalam melakukan proses perancangan sistem akan menjadi suatu permasalahan yang memerlukan pemecahan untuk mendapatkan suatu jawaban. Maka masalah dapat diidentifikasikan sebagai berikut :

(50)

sendiri, bahkan mungkin berkurangnya jumlah anggota karena pelayanan yang diberikan kurang memuaskan bagi peserta koperasi.

2. Kelalaian memberikan informasi keputusan dan peringatan dalam menangani anggota dan non anggota yang pinjamnya telah jatuh tempo. Hal ini disebabkan tidak adanya pengingat yang dapat mempermudah bagi pihak pengurus koperasi saat menjalankan tugas dan wewenangnya. Sehingga mengakibatkan pencarian informasi dan data tidak diketahui seperti; peserta mana yang pinjamannya harus lunas pada bulan bersangkutan, denda yang seharusnya dibayar oleh peserta jarang dibayar karena lebih mengutamakan pembayaran angsuran pinjaman, serta sulitnya menganalisis peserta yang memiliki tanggungan pinjaman dengan peserta yang memiliki simpanan koperasi.

(51)

3.2 Analisis Masalah

Dalam pengembangan teknologi informasi seperti saat ini, sangat wajar dibutuhkan analisis dan perancangan sistem pengolah data yang baik terutama bagi perusahaan yang berskala kecil maupun besar. Pada Koperasi Simpan Pinjam Bougenville itu sendiri, sistem pengolah data tersebut sangat diharapkan mampu meningkatkan kinerja seperti meningkatkan transaksi simpan pinjam baik untuk saat ini atau untuk masa yang akan dating. Sistem pengolah data yang dimaksud tersebut yaitu Sistem Informasi Eksekutif.

Pembuatan Sistem Informasi Eksekutif itu sendiri tentu saja membutuhkan data dan informasi yang lengkap, analisis yang tepat, kebutuhan bisnis dan beberapa teknik analisis untuk menghasilkan perencanaan yang baik. Data dan informasi yang dibutuhkan ialah yang sesuai dengan tujuan dari pembuatan Sistem Informasi Eksekutif pada Koperasi Simpan Pinjam. Data dan informasi tersebut dirancang dan dibuat terlebih dahulu, dikarenakan pada Koperasi ini belum memiliki database sebelumnya. Salah satu permasalahan yang belum terpecahkan adalah tidak tersedianya suatu sistem yang dapat mengolah data peserta koperasi, sirkulasi dan memberikan laporan yang potensial kepada kepala koperasi dengan data yang valid sesuai dengan kondisi yang ada. Jika data yang diterima kepala koperasi tidak valid maka hal tersebut dapat mempengaruhi keputusan-keputusan penting dalam pengolahan simpan pinjam di periode selanjutnya.

Document flow simpan pinjam pada Koperasi Bougenville yang saat ini sedang berjalan secara manual adalah sebagai berikut:

(52)

2. Document flow proses simpanan

3. Document flow proses pengajuan pinjaman 4. Document flow proses keluar keanggotaan 5. Document flow proses penarikan simpanan 6. Document flow proses pembayaran pinjaman

Berdasarkan hasil wawancara masing – masing dapat digambarkan dan dijelaskan pada document flow di sub bab ini.

1. Document Flow Proses Peserta

(53)

buku daftar peserta koperasi diberikan ke ketua. Berikut adalah Gambar 3.1

document flow pendaftaran peserta koperasi.

Gambar 3.1 Document Flow Proses Pendaftaran Peserta Koperasi

2. Document Flow Proses Simpanan

(54)

oleh anggota atau non anggota, untuk anggota wajib membawa kartu anggota. Setelah itu pengecekan tanggungan simpanan dilakukan oleh pengurus koperasi sesuai jumlah uang simpanan.

Ada 3 (tiga) jenis simpanan yaitu simpanan wajib, simpanan pokok, dan simpanan manasuka. Bila ada tanggungan simpanan pokok maka simpanan pokok harus dibayar terlebih dahulu, Jika tidak ada tanggungan boleh memilih simpanan manasuka. Apabila simpanan pokok lunas dapat membayar jenis simpanan yang lain yaitu simpanan wajib sebesar Rp 50.000,00 per bulan bagi anggota koperasi. Simpanan manasuka dapat dibayar oleh pihak anggota maupun non anggota. Jika non anggota tidak pernah melakukan proses transaksi pembayaran simpan manasuka, maka non anggota diberi buku tabungan oleh pegawai koperasi dan merupakan bagian dari peserta baru koperasi yang akan dilakukan pencatatan pendaftaran peserta non anggota.

(55)

Gambar 3.2 Document Flow Proses Simpanan

3. Document Flow Proses Pengajuan Pinjaman

Document flow proses pengajuan pinjaman memiliki 4 (empat) entity

(56)

Dengan cara mengecek simpanan yang dilakukan oleh pembuku terdapat dua kemunkinan. Bila simpanan terjadi minimal lima kali transaksi, maka akan dilakukakn pengecekan data peminjaman oleh pegawai bagian pengajuan pinjaman dan bilamana peserta koperasi adalah non anggota pinjaman ditentukan dibawah jumlah simpanan manasuka yang dimiliki oleh non anggota. Selanjutnya dilakukan pengecekan bunga pinjaman sesuai data peminjam oleh pegawai bagian pengajuan pinjaman berdasarkan ketetapan besar bunga pinjaman flat sebesar 2 % bagi non anggota yang memiliki simpanan manasuka. Bilamana peminjam adalah anggota maka dapat ditentukan pinjaman tersebut dan selanjutnya dilakukan pengecekan bunga pinjaman sesuai data peminjam berdasarkan ketetapan bunga pinjaman flat sebesar 3% bagi anggota.

Jika simpanan terjadi tidak sampai minimal lima kali transaksi maka pengecekan data peminjam dilakukan oleh pembuku, dan terjadi dua kemungkinan yaitu bilamana peminjam termasuk peserta bukan anggota penentuan barang jaminan ditetapkan seperti elektronik dan perhiasan. Bila peminjam adalah anggota maka dapat ditentukan pinjaman relatif. Setelah penentuan pinjaman dilakukan ditentukan juga bunga pinjaman yang dicek terlebih dahulu.

(57)

Untuk pengadaan dana pinjaman berasal dari dana dari pemerintah yang tidak tentu waktu pemberiannya. Dana dari bunga pinjaman dan denda peminjam bila pembayaran angsuran tidak tepat waktu. Juga dana dari potongan bunga dari penarikan simpanan sebesar 1,5 % dari saldo pengambilan. Tetapi dengan catatan bahwa proses pengajuan pinjaman dapat disetujui berdasarkan analisa dan pertimbangan sesuai ketetapan yang berlaku di Koperasi Bougenville. Juga dana pinjaman yang telah disediakan mencukupi bagi calon peminjam. Berikut adalah Gambar 3.3 document flow proses pengajuan pinjaman di Koperasi Bougenville.

(58)

4. Document Flow Proses Keluar Keanggotaan

Penjelasan Gambar 3.4 document flow proses keluar keanggotaan yang memiliki 3 (tiga) entity yaitu peserta koperasi yang merupakan anggota, pegawai koperasi, dan ketua koperasi. Dalam proses ini buku tabungan anggota diserahkan kepada pengurus koperasi untuk mengecek data pinjaman anggota serta pemberian blanko anggota keluar diberikan kepada anggota untuk diisi. Pengecekan pinjaman terjadi dua kondisi yaitu bila ada pinjaman maka proses pencatatan tagihan angsuran pinjaman akan diberikan kepada anggota berupa bukti tagihan angsuran pinjaman. Jika tidak ada pinjaman maka pencatatan anggota keluar dan pembuatan surat persetujuan diproses. Surat persetujuan yang telah disetujui dan diACC diberikan kepada anggota yang keluar. Sedangkan pencatatan data anggota keluar, akan diarsipkan berupa laporan data anggota keluar.

(59)

5. Document flow Proses Penarikan Simpanan

Document flow proses penarikan simpanan terdapat 3 (tiga) entity yaitu peserta koperasi, pegawai koperasi, dan ketua koperasi. Proses ini dimulai dari peserta koperasi memberikan buku tabungan ke pegawai koperasi. Penarikan simpanan koperasi berupa jenis simpanan manasuka. Bila tidak memilih simpanan manasuka maka dinyatakan mengundurkan diri dari keanggotaan oleh pegawai koperasi. Jumlah pengambilan simpanan manasuka yang ditentukan oleh peserta akan dicek oleh pegawai.

Ada dua kondisi yang terjadi dalam penarikan simpanan yaitu bila ada simpanan maka menentukan bunga pengambilan sebesar 1,5 % dari saldo pengambilan, lalu pencatatan serta pencocokan dalam perhitungan data simpanan dilakukan secara manual. Besar bunga pengambilan akan disimpan sebagai tambahan modal dana pinjaman, serta bunga pengambilan juga berlaku untuk anggota atau non anggota. Jika tidak ada simpanan, maka pengambilan tidak bisa dilakukan karena data simpanan tidak sesuai.

(60)

Gambar 3.5 Document Flow Proses Penarikan Simpanan

6. Document Flow Proses Pembayaran Pinjaman

(61)

dapat dilakukan transaksi pembayaran angsuran berdasarkan total pembayaran meliputi jumlah angsuran dan bunga pinjaman. Sama halnya dengan pembayaran jatuh tempo total pembayaran berdasarkan jumlah angsuran pinjaman, denda, dan bunga. Pencatatan transaksi dilakukan secara manual. Transaksi dicatat pada buku tabungan dan kartu pinjaman dari pegawai. Kartu pinjaman diarsipkan sebagai bukti dan laporan transaksi untuk ketua koperasi.

(62)

Dari hasil analisis dan document flow yang telah dijabarkan tersebut, dapat disimpulkan bahwa memang diperlukan sebuah analisis sistem yang tepat untuk meningkatkan tingkat simpan pinjam sehingga perlu dilakukan perbaikan terhadap kebutuhan sistem. Aplikasi yang akan dibuat tersebut akan digunakan sebagai pendukung untuk bagian eksekutif dalam menganalisa data-data transaksi, maupun output proses yang ada dalam bentuk laporan-laporan Sistem Informasi Eksekutif seperti laporan Sistem Informasi Eksekutif yaitu laporan tabel dan grafik dalam bentuk drill down. Oleh karena itu, dibuatlah Aplikasi Sistem Informasi Eksekutif pada Koperasi Simpan Pinjam Bougenville.

3.3 Gambar an Umum Sistem

Aplikasi ini dibangun dalam bentuk desktop (desktop application) dan menggunakan bahasa pemrograman Visual Basic.NET 2005. Sistem ini dimulai dari calon peserta melakukan proses pendaftaran, proses transaksi simpan pinjam, dan proses keluar keanggotaan. Data peserta yang sudah terdaftar akan diserahkan ke bagian bendahara sebagai acuan pemberian pinjaman dan proses transaksi simpanan.

(63)

Gambar 3.7 Arsitektur Sistem Informasi Simpan Pinjam Koperasi Bougenville

3.4 Perancangan Sistem

Berdasarkan analisis permasalahan yang ada, pada tahap ini merupakan tahap pembuatan serta perancangan terhadap sistem yang dibangun. Gambar 3.8 merupakan gambar desain sistem informasi eksekutif yang akan dibuat. Untuk merancang sistem tersebut akan membahas tentang perancangan sistem yang meliputi System Flow yang menunjukkan alur sistem dari hasil analisa, Data Flow Diagram (DFD) merupakan diagram alir data pada sistem, dan Entity Relationship Diagram (ERD) menggambarkan diagram relasi antar tabel-tabel. Pada ERD terdapat Conceptual Data Model (CDM) dan Physical Data Model

(64)

Gambar 3.8 Desain Sistem Informasi Eksekutif Simpan Pinjam pada Koperasi

3.4.1 Diagram Alir Sistem (System Flow Diagram)

System flow adalah model yang disusun berdasarkan analisa untuk menggambarkan jalannya urutan proses yang terjadi dalam Sistem Informasi Eksekutif Simpan Pinjam pada Koperasi Bougenville. Berikut ini sistem informasi simpan pinjam yang akan dibahas terlebih dahulu dalam system flow, untuk mengetahui jalannya operasional sistem yang terkomputerisasi. Selanjutnya, juga akan digambarkan system flow sesuai pembahasan dalam perancangan yang dibuat dari Sistem Informasi Eksekutif. Penjelasan masing-masing system flow adalah sebagai berikut :

1. System Flow Proses Pendaftaran Peserta

(65)

terkomputerisasi tersebut dilakukan pegawai koperasi oleh bagian sekretaris. Dalam proses pendaftaran peserta, data yang dimasukkan akan disimpan dalam satu database yang terdiri dari beberapa tabel. Tabel pada proses ini adalah tabel peserta dan tabel simpanan. Laporan yang diterima oleh ketua Koperasi berupa tampilan tabel atau grafik data sesuai pencarian.

(66)

2. System Flow Proses Simpanan

System flow proses simpanan, juga menggunakan sistem terkomputerisasi yaitu proses pengecekan tanggungan simpanan, proses pemasukan data pembayaran simpanan, proses pengecekan data peserta yang terdapat dua kemungkinan bila bukan peserta maka dilakukan proses pendaftaran peserta terlebih dahulu, proses penyimpanan transaksi pada tabel transaksi simpanan, proses pengecekan transaksi simpanan, dan proses pencetakan data transaksi berupa struk juga laporan transaksi. Berikut Gambar 3.10 adalah system flow

proses simpanan koperasi.

(67)

3. System Flow Proses Pengajuan Pinjaman

System flow proses pengajuan pinjaman dapat dijabarkan pada Gambar 3.11 berikut ini, dengan menggunakan sistem terkomputerisasi. Proses tersebut yaitu proses pengecekan simpanan, proses pemilihan jaminan untuk peserta yang bukan menjadi anggota, proses pengecekan data pinjaman, proses pemasukan data pengajuan pinjaman yang akan tersimpan pada tabel pinjaman, proses pemilihan bunga untuk anggota atau non anggota, proses perubahan data pengadaan pinjaman, dan proses pencetakan bukti pengajuan pinjaman. Laporan pengajuan pinjaman dapat dilihat berdasarkan pencarian report tampilan data berupa tabel atau grafik.

(68)

4. System Flow Proses Keluar Keanggotaan

System flow proses keluar keanggotaan dapat dijelaskan pada Gambar 3.12 dengan menggunakan sistem terkomputerisasi yang sebelumnya masih sistem manual. Proses yang terlibat pada keluar keanggotaan meliputi proses pengecekan angsuran pinjaman dari tabel pinjaman sesuai pemasukan data pengajuan pinjaman, proses pemasukan data keluar keanggotaan, proses penyimpanan data keluar keanggotaan yang akan disimpan didatabase pada tabel keluar keanggotaan, dan pencetakan data keanggotaan. Laporan yang dihasilkan pada proses ini dapat dilihat oleh ketua koperasi berupa report tabel atau grafik data.

(69)

5. System Flow Proses Penarikan Simpanan

Gambar 3.13 system flow proses penarikan simpanan menggunakan proses komputerisasi. Proses yang dikelolah meliputi proses pemilihan simpanan, proses pengecekan simpanan, proses pemasukan data penarikan simpanan, proses penentuan bunga penarikan simpanan, proses penyimpanan dan pencetakan data penarikan simpanan. Proses terkomputerisasi tersebut dilakukan pegawai koperasi oleh bagian bendahara. Dalam proses penarikan simpanan, data yang dimasukkan akan disimpan dalam tabel transaksi simpan ambil. Laporan yang diterima oleh ketua koperasi berupa tampilan tabel atau grafik data sesuai pencarian.

(70)

6. System Flow Proses Pembayaran Pinjaman

System flow proses pembayaran pinjaman dapat dijabarkan pada Gambar 3.14 berikut ini, dengan menggunakan sistem secara komputerisasi. Proses tersebut yaitu proses pengecekan jatuh tempo angsuran, proses pengecekan dan penentuan denda, proses pemasukan transaksi pembayaran pinjaman, proses penyimpanan data transaksi pembayaran pinjaman pada tabel transaksi pembayaran, proses penambahan pengadaan dana pada tabel modal, dan proses pencetakan bukti pembayaran pinjaman. Laporan pembayaran pinjaman dapat dilihat berdasarkan pencarian report tampilan data berupa tabel atau grafik oleh ketua koperasi.

(71)

Setelah System flow dijabarkan dalam proses operasional sistem simpan pinjam, maka dapat dibuat System flow pada Sistem Informasi Eksekutif Simpan Pinjam Koperasi Bougenville dengan sebelas tabel yang dapat didrilldown untuk ditampilkan datanya. Berikut dapat digambarkan pada Gambar 3.15.

(72)

3.4.2 Diagram Alir Data (Data Flow Diagram)

Data Flow Diagram merupakan suatu metode pengembangan sistem yang terstruktur (structure analysis and design) serta alat perancangan sistem yang berorientasi pada alur data dengan konsep dekomposisi. Sehingga dapat digunakan untuk penggambaran analisa maupun rancangan sistem yang mudah dikomunikasikan oleh professional sistem kepada pemakai maupun pembuat program. DFD juga merupakan suatu model data atau proses yang dibuat untuk menggambarkan dari mana asal data dan kemana tujuan data yang keluar dari sistem, dimana data disimpan, proses apa yang menghasilkan data tersebut, interaksi antara data yang tersimpan, dan proses yang dikenakan pada data tersebut. Dengan adanya DFD akan mempermudah dalam melakukan analisa sistem untuk mendapatkan asal suatu data. Alur data terjadi dalam sistem informasi eksekutif pada Koperasi Simpan Pinjam Bougenville, yang akan ditunjukan melalui Data Flow Diagram (DFD). Pada perancangan ini terdapat dua DFD yaitu DFD yang menggambarkan sistem operasional simpan pinjam, dan DFD sistem informasi eksekutif simpan pinjam. DFD sistem informasi operasional simpan pinjam dibuat, dikarenakan belum adanya sistem informasi yang berjalan sebelumnya. Maka dengan merancang bangun sistem operasional terlebih dahulu untuk dapat membuat sistem informasi eksekutif.

1. Diagram Konteks (Context Diagram)

(73)

sistem informasi simpan pinjam. Sedangkan pada Sistem Informasi Eksekutif hanya proses menampilkan data laporan berupa grafik atau tabel berdasrkan periode tertentu.

a. Diagram Konteks Sistem Informasi Simpan Pinjam

Diagram konteks Sistem Informasi Simpan Pinjam yang terdiri dari tiga

entity meliputi anggota dan non anggota sebagai entity eksternal sedangkan pengurus koperasi sebagai entity internal. Data dan informasi masuk dikelolah ke sistem yang diperoleh dari pengurus koperasi, anggota, dan non anggota. Sehingga menghasilkan data dan informasi yang keluar dari proses sistem informasi simpan pinjam untuk kepentingan atau kebutuhan operasionalpengurus koperasi. Data yang keluar dari sistem tidak hanya berupa informasi untuk pengurus koperasi melainkan juga berupa laporan data simpan pinjam. Berikut Gambar 3.16 diagram konteks dari diagram alur data proses sistem informasi simpan pinjam.

Data Info Pinjaman Non Anggota

Informasi Peserta Data Informasi Keluar Anggotaan

Laporan Anggota Keluar Laporan Anggota Baru

Informasi Pinjaman Data Pinjaman

Data Identitas Pengurus Data Jaminan

Data Denda Data Bunga

Informasi Simpanan

Data Bukti Pembayaran Pinjaman Non Anggota Data Bukti Pengambilan Simpanan Non Anggota

Data Bukti Simpanan NonAnggota Data Identitas Non Anggota

Data Informasi Bayar Pinjaman Non Anggota Data Informasi Pengambilan Simpanan Non Anggota

Data Informasi Simpanan Non Anggota Data Bukti Pengambilan Simpanan Anggota

Data Bukti Pembayaran Pinjaman Anggota Data Bukti Simpanan Anggota

Kartu Anggota

Data Informasi Pengambilan Simpanan Anggota Data Informasi Pembayaran Pinjaman Anggota

Data Informasi Pinjaman Anggota Data Informasi Simpanan Anggota

Data Informasi Identitas Anggota

0

Sistem Informasi Simpan Pinjam Koperasi

+ Anggota

Non Anggota

Pengurus Koperasi

(74)

b. Diagram Konteks Sistem Informasi Eksekutif Simpan Pinjam

Diagram konteks Sistem Informasi Eksekutif Simpan Pinjam terdiri dari dua entity meliputi Sistem Informasi Simpan Pinjam Koperasi dan Ketua Koperasi. Berikut Gambar 3.17 diagram konteks dari diagram alur data proses sistem informasi simpan pinjam :

Permintaan Informasi Data SIE Data Laporan SIE

Data Simpan Pinjam Sistem

Informasi Simpan Pinjam

Koperasi

Ketua Koperasi 0

Sistem Informasi Eksekutif Simpan Pinjam

+

Gambar 3.17 Context Diagram Sistem Informasi Eksekutif Simpan Pinjam

2. Diagram Alir Data Level 0 (DFD Level 0)

Pada Diagram Arus Data Level 0 ini merupakan decompose atau penurunan dari diagram konteks.

a. DFD Level 0 Sistem Informasi Simpan Pinjam

Pada Gambar 3.18 DFD Level 0 Sistem Informasi Simpan Pinjam Koperasi tersebut terdapat empat proses yang saling terkait, empat proses itu adalah :

1) Proses Pendaftaran 2) Proses Simpan Pinjam

(75)
(76)

b. DFD Level 0 Sistem Informasi Eksekutif Simpan Pinjam

Terdapat tiga proses yang terkait dalam DFD Level 0 Sistem Informasi Eksekutif Simpan Pinjam Koperasi, pada Gambar 3.19 adalah sebagai berikut : 1) Proses Pemilihan Dimensi

2) Proses Tampilkan Data 3) Proses Simpan Pinjam

Data keluar keanggotaan Data transaksi bayar pinjaman Data transaksi simpan ambil Data peminjaman peserta Data peserta

Data transaksi simpan pinjam

Data laporan SIE

Informasi data keluar anggota Informasi data bayar pinjaman Informasi data simpan ambil

Informasi data pinjam

Informasi data peserta

Data permintaan informasi SIE

Hasil pilih data keluar anggota Hasil pilih data bayar pinjaman

Hasil pilih data simpan ambil Hasil pilih data pinjaman Hasil pilih data peserta

5

Proses Pemilihan Data

+

6

Proses Tampilkan Data

+ 1 Peserta

2 KeanggotaanKeluar 5 Simpan AmbilTransaksi

7 Transaksi Bayar Pinjaman 6 Pinjaman Ketua koperasi Sistem Informasi Simpan Pinjam Koperasi Ketua koperasi 2 Simpan Pinjam +

Gambar 3.19 DFD Level 0 Sistem Informasi Eksekutif Simpan Pinjam

3. Diagram Alir Data Level 1 (DFD Level 1)

Diagram arus data level 1 merupakan decompose atau penurunan dari diagram arus data level 0.

a. DFD Level 1 Sistem Informasi Simpan Pinjam a) DFD Level 1 Proses Pendaftaran

(77)

pada proses pembuatan kartu anggota. Sedangkan proses verifikasi pendaftaran ada tiga entity yang terlibat yaitu entity anggota, entity non anggota, dan entity pengurus koperasi. Dua data store yang terdapat pada proses pendaftaran meliputi data store peserta dan data store pegawai.

Gambar 3.20 DFD Level 1 dari Level 0 Proses ke-1 Pendaftaran Peserta Koperasi

b) DFD Level 1 Pr

Gambar

Gambar 3.1 Document Flow Proses Pendaftaran Peserta Koperasi
Gambar 3.2 Document Flow Proses Simpanan
Gambar 3.3 document flow proses pengajuan pinjaman di Koperasi Bougenville.
Gambar 3.4 Document Flow Proses Keluar Keanggotaan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasalkan hasil pengujian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa perangkat lunak Sistem Informasi Simpan Pinjam pada Koperasi Swadharma Sukabumi layak dan

Pada umumnya koperasi simpan pinjam, sistem pengelolaan administrasi serta transaksi simpan pinjam masih dilakukan secara manual dimana dapat menyebabkan kendala dalam mengambil

Akuntansi Untuk Koperasi Simpan Pinjam atau Unit Simpan Pinjam (Accounting for load save cooperation or loan save unit), Jurnal Fokus..

Sistem informasi koperasi simpan pin jam ini merupakan program komputer yang dirancang khusus untuk mengelola data – data jasa simpan pinjam agar dapat disajikan

Aplikasi Simpan Pinjam pada Koperasi Sumber Rejeki Surabaya mampu menghasilkan penyimpanan data anggota dan nasabah, data pengajuan pinjaman, data hasil survei,

Tumbuhnya koperasi dewasa ini perkembangannya cukup banyak, salah satu bidang usaha dari koperasi adalah adanya unit simpan pinjam. Unit simpan pinjam melayani

Dari rumusan masalah yang ada agar hasilnya lebih optimal dan tepat sasaran maka permasalahan yang ada dibatasi pada pembuatan aplikasi pengolahan data

Penelitian sebelumnya oleh Rusdi, 2020 berjudul “Perancangan Sistem Informasi Simpan Pinjam Koperasi Unit Desa Soliamitra Depok”, dengan menemukan bahwa sistem simpan pinjam sendiri