KELUARGAKU
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh :
CahyaAprilliana Sari NIM : 111134193
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
i
PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN HARIAN (RPPH) BERBASIS PERMAINAN ANAK KELAS 1 SD PADA SUBTEMA
ANGGOTA KELUARGAKU
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh :
Cahya Aprilliana Sari NIM : 111134193
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan kepada:
1. Alloh SWT atas segala nikmat hidup dan kesempatan mengenggam ilmu, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi.
2. Orang tuaku, Slamet, S.Pd dan Rum Aminah dua orang malaikat terhebat yang selalu memberiku dukungan baik material, moral,maupunspiritual. 3. Kakek dan nenekku, Alm. H. Mulhasim dan Alm. Habibah yang
mendoakanku dari surga.
4. Kedua kakakku, Cahya Putra Perdana dan Cahya Putri Imaniar, S.Pd yang selalu memberi semangat.
5. Keponakanku, Luna Gladys Shakeena.
6. Sahabat dan teman tercinta, Rahayu Lisa Margareta, Teresia Ayu Ristanti, Fela Palupi Yunianti yang selalu membantu, memberi dukungan serta semangat.
7. Ibu E. Catur Rismiati, S.Pd., M.A.,Ed.D selaku pembimbing I yang memberikan bimbingan, pengetahuan, motivasi, dan semangat.
8. Ibu E. Desiana Mayasari,S.Psi., M.A selaku dosen pembimbing II yang memberikan dukungan terhadap berjalannya skripsi ini.
9. Para Dosen dan Staf Karyawan PGSD Sanata Dharma yang dengan setia membimbingku dan setia melayaniku.
10.Teman-temanku bekerja dalam penelitian kolaboratif permainan anak Mentari, Tere, Dias, Boni, Eka, Lia, Erlin, Eka, Vita, Frida, Ari, Vian, Evan, Leli.
11.Para guru dan siswa SDN N yang ikut mensukseskan penelitian 12.Teman-teman kelas A angkatan 2011.
v
MOTTO
“Orang-orang yang suka berkata jujur mendapatkan tiga hal, kepercayaan, cinta, dan
rasa hormat”
–Khalifah Ali bin Abi Thalib-
“Nilai seseorang sesuai dengan kadar tekadnya, ketulusannya sesuai dengan kadar
kemanusiaannya, keberaniannya sesuai dengan kadar penolakannya terhadap
perbuatan jahat dan kesucian hati nuraninya sesuai dengan kadar kepekaannya
terhadap kehormatan dirinya”. -Khalifah Ali bin Abi Talib-
“Apa yang Allah pilihkan bagi hamba-Nya yang beriman adalah pilihan terbaik,
meski tampak sulit, berat, atau memerlukan pengorbanan harta, kedudukan, jabatan,
keluarga, anak, atau bahkan lenyapnya dunia dan seisinya.
viii
ABSTRAK
PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN HARIANBERBASIS PERMAINAN ANAKKELAS I SD
PADA SUBTEMA ANGGOTA KELUARGAKU
Oleh:
Cahya Aprilliana Sari NIM: 111134193
Penelitian ini berawal dari kebutuhan lapangan akan model rencana pelaksanaan pembelajaran harian (RPPH) berbasis permainan anak. Penelitian bertujuan untuk mengembangkan model (RPPH) berbasis permainan anak kelasI SD pada subtema
“Anggota Keluargaku”.
Jenis penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan atau (Research and
Development). Prosedur penelitian dan pengembangan yang digunakan adalah hasil
modifikasi dari model pengembangan Borg and Gall dan model pengembangan Sugiyono, yang meliputi lima langkah tahapan pengembangan: (1) studi pendahuluan, (2) pembuatan produk, (3) validasi produk, (4) instrumentasi uji coba terbatas, (5) uji coba terbatas.Subjek dalam dalam penelitian ini adalah beberapa guru dan siswa pada lima SD di Yogyakarta khususnya 5 siswa kelas IB di SDNN untuk tahap uji coba terbatas. Objek pada penelitian ini adalah (RPPH) berbasis permainan anak kelas I SD subtema “Anggota Keluargaku”.Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner, observasi, wawancara, dan dokumentasi.
Hasil penelitian ini menjelaskan situasi di SD terkait dengan implementasi kurikulum 2013 khususnya pada persiapandan pengembangan rencana pelaksanaan pembelajaran harian (RPPH) berbasis permainan anak kelas I SD pada subtema
“Anggota Keluargaku”. Kualitas dari RPPH terbilang “Amat Baik” dan layak digunakan dalam pembelajaran pada subtema “Anggota Keluarga”, berdasarkan validasi kepada 12 pakar ahli.Hal itu ditunjukkan dengan skor rerata produk sebesar
90.25”dari skala 100.Penggunaan RPPH berdampak pada naiknya hasil belajar peserta didik dengan persentase sebesar 60%, yang terlihat dari hasil Pre-Test dan Post-tes. Guru dapat menggunakan model RPPH berbasis permainan anak sebagai salah satu model RPPH.
ix
ABSTRACT
DAILY LESSON PLAN (RPPH) BASED ON CHILDREN GAME FOR THE FIRST GRADE OF ELEMENTARY SCHOOL
Subtheme MEMBER OF MY FAMILY
By:
Cahya Aprilliana Sari Student Number: 111134193
This studybeganfromthe need in the fieldof a daily lesson plans(RPPH) model basedon children game. The studyaimed to developthe RPPH modelbasedon children game for the first grade of elementary school on the subtheme "Member of My Family"
This study wasa researchanddevelopment. (R&D) the procedureof the research used wasa modified versionofthe two modelsbyBorg& Gall and by Sugiyonomodel, whichincludeda five-stepstages ofdevelopment: (1) preliminary study, (2) the production ofthe product, (3) product validation, (4) instrumentation for limited trial (5) limited trial.Subjects inthis studywere some teachers and students offiveelementary schools inYogyakarta, especially5students of the first grade inSDNN for the limited trial stage. The objectof this researchwas RPPH based on children game for the firstgrade of elementary school on thesubtheme"Member of My Family". Data collection techniquesusedin this studywerequestionnaire, observation, interview, anddocumentation.
The result ofthisresearch explained the field situation in the five elementary schools associated with the implementation of the 2013 curriculum, especially in the preparation and drafting the RPPH based on children game for the first grade of elementary schools on the sub theme "Member of My Family". QualityofRPPHcould
be said “very good” and fitted for use in learning the sub theme "Member of My Family"based on the validation of the 12 experts. This was indicated by mean score of 90,25 out of 100. The use of RPPH impacted on the rising of students learning achievement, as seen from gain of the pretest and posttest (60%). Teachers could use RPPH model based on children game developed in this research as one of the RPPH models.
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Alloh SWT, yang telah melimpahkan rahmat serta hidayatnya sehingga dapat menyelesaikan skripsi dengan judul
“PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN BERBASIS
PERMAINAN ANAK KELAS 1 SD PADA SUBTEMA ANGGOTA
KELUARGAKU” ini dengan baik.Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untukmemperoleh gelar sarjana pada Progam Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik berkat adanya bimbingan, bantuan, dan dukungan dari berbagai pihak. Karena itu, perkenankanlah peneliti menyampaikan ucapan terima kasih dengan setulus hati kepada :
1. Rohandi, Ph.D. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
2. Gregorius Ari Nugrahanta, SJ., S.S., BST., M.A. Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
3. Christiyanti Aprinatusti, S.Si., M.Pd. Wakil Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
4. E. Catur Rismiati, S.Pd., M.A., Ed.D. dosen pembimbing I yang telah membimbing, dan memotivasi peneliti dengan baik, memberikan nasehat serta waktunya dalam penyusunan tugas akhir ini.
5. Elisabeth Desiana Mayasari, S.Psi., M.A. dosen pembimbing II yang membimbing peneliti.
6. Sarajito, S.Pd, wakil kepala SDN Nyang telah memberikan izin sehingga penelitian ini dapat terlaksana dengan baik.
xi
8. Keluarga SDN N yang telah banyak membantu berproses untuk menjadi seorang guru.
9. Para ahli yang telah melakukan uji keterbacaan dan uji validitas terhadap penelitian yang tidak dapat saya sebut satu per satu.
10.Dosen dan para ahli yang telah menjadi validator ahli terhadap RPP-H yang saya kembangkan.
11.Semua pihak yang telah banyak berjasa yang tidak dapat peneliti sebut satu per satu.
Peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak kekurangan dan kesalahan. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari berbagai pihak untuk perbaikan menuju lebih sempurna dari skripsi ini. Akhirnya semoga skripsi ini bermanfaat untuk dunia pendidikan. Terima Kasih.
Peneliti,
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN MOTTO ... v
HALAMAN KEASLIAN KARYA ... vi
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii
ABSTRAK… ... viii
ASTRACT.. ... ix
KATA PENGANTAR ... x
DAFTAR ISI ... xii
DAFTAR TABEL ... xvi
DAFTAR GAMBAR ... xviii
DAFTAR LAMPIRAN ... xix
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1.Latar Belakang Masalah ... 1
1.2.Identifikasi Masalah... 8
1.3.Batasan Masalah ... 9
1.4.Rumusan Masalah ... 9
1.5.Tujuan Penelitian ... 9
1.6.Manfaat Penelitian ... 10
1.7.Spesifikasi Produk ... 10
1.8.Definisi Operational... 15
BAB II LANDASAN TEORI ... 19
2.1.Teori yang Mendukung... 19
xiii
2.1.2. Teori Belajar Konstruktivisme ... 20
2.1.3. Prestasi Belajar ... 23
2.1.4. Kurikulum ... 25
2.1.5. Perkembangan Kurikulum di Indonesia ... 26
2.1.6. Kurikulum 2013 ... 30
2.1.7. Perangkat Pembelajaran ... 36
2.1.7.1. Silabus ... 37
2.1.7.2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) ... 38
2.1.7.3. Bahan Ajar ... 42
2.1.7.4. Lembar Kerja Siswa ... 44
2.1.8. Pembagian Materi ... 45
2.1.9. Permainan Anak ... 46
2.1.10.Permainan Anak ... 46
2.1.10.1.Permainan Engklek ... 48
2.1.10.2.Permainan Ancak-ancak Alis ... 50
2.1.10.3.Permainan Ular tangga ... 51
2.1.10.4.Permainan Lingkaran Lagu ... 52
2.2.Hasil Penelitian yang Relevan ... 52
2.3.Kerangka Berfikir ... 60
2.4. Pertanyaan Penelitian... 62
BAB III METODE PENELITIAN... 63
3.1.Jenis Penelitian ... 63
3.2.Setting Penelitian ... 64
3.2.1. Objek Penelitian ... 64
3.2.2. Subjek Penelitian ... 64
3.2.3. Lokasi Penelitian ... 65
3.2.4. Waktu Penelitan ... 65
3.3. Prosedur Pengembangan ... 65
xiv
3.4.1. Wawancara ... 71
3.4.2. Observasi ... 72
3.4.3. Dokumentasi ... 73
3.4.4. Kuesioner ... 73
3.5.Instrumen Penelitian ... 74
3.5.1. Pedoman Wawancara ... 74
3.5.2. Pedoman Observasi ... 76
3.5.3 Dokumentasi ... 78
3.5.4 Lembar Kuesioner ... 80
3.6.Validitas dan Reliabilitas ... 84
3.6.1. Valididitas Instrumen ... 84
3.6.2. Reliabilitas Instrumen ... 89
3.7.Ringkasan Instrumen Penelitian ... 90
3.8.Teknik Analisis Data ... 91
3.8.1 Hasil wawancara ... 91
3.8.2 Hasil observasi ... 92
3.8.3 Hasil dokumentasi ... 92
3.8.4. Hasil kuesioner ... 94
3.8.5 Hasil kuesiner penilaian silabus dan Rpp ... 94
3.8.6 Hasil kuesioner uji coba terbatas ... 95
3.8.7 Jadwal penelitian ... 96
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 97
4.1.Hasil Penelitian ... 97
4.1.1. Rumusan Masalah Penelitian ... 97
4.1.2. Pertanyaan Penelitian ... 97
4.1.2.1. Situasi di 5 SD Berkaitan dengan Implementasi Kurikulum 2013.. 98
4.1.2.2. Prosedur Penyusunan RPPH... 108
4.1.2.3. Kualitas Penyusunan RPPH ... 113
xv
4.1.2. Pembahasan ... 142
BAB V PENUTUP ... 148
5.1.Kesimpulan ... 148
5.2. Keterbatasan Penelitian ... 150
5.3. Saran ... 151
xvi
DAFTAR TABEL
No. Nama Tabel Halaman
1.1 Masalah Terkait Implementasi Kurikulum 2013……….. 4
1.2 Masalah yang Dialami Siswa dalam Pembelajaran……….. 5
3.1 Kisi-kisi Wawancara Guru……….. 74
3.2 Kisi-kisi Wawancara Siswa……….. 75
3.3 Kisi-kisi Wawancara Guru setelah Uji Coba Terbatas………. 75
3.4 Kisi-kisi Topik Diskusi dalam FGD………. 76
3.5 Kisi-kisi Observasi……… 77
3.6 Kisi-kisi Pretest dan Posttest……… 79
3.7 Instrumen Penilaian Silabus……….. 81
3.8 Instrumen Penilaian RPPH ……….. 81
3.9 Kisi-kisi Kuesioner Tanggapan Siswa……….. 84
3.10 Instrumentasi Penelitian……… 85
3.11 Koefisien Reliabilitas……… 89
3.12 Ringkasan Tabel Penelitian……….. 90
3.13 Kriteria Peningkatan Kualitas RPPH……… 95
3.14 Jadwal Penelitian……….. 96
4.1 Hasil Wawancara Guru………. 101
4.2 Hasil Wawancara Siswa……… 102
4.3 Hasil Observasi………. 103
4.4 Kriteria Penilaian……….. 103
4.5 Hasil Observasi lima SD di Yogyakarta……….. 104
4.6 Kriteria Penilaian Observasi……… 104
4.7 Hasil Penilaian RPPH……….. 105
4.8 Kriteria Penilaian RPPH……….. 105
4.9 Hasil Focus Group Discussion………. 106
xvii
4.11 Rekapitulasi Validasi Kuantitatif Pembelajaran 1……… 115
4.12 Rekapitulasi Validasi Kualitatif Pembelajaran 1……….. 115
4.13 Rekapitulasi Validasi Kuantitatif Pembelajaran 2……… 117
4.14 Rekapitulasi Validasi Kualitatif Pembelajaran 2……….. 118
4.15 Rekapitulasi Validasi Kuantitatif Pembelajaran 3……… 119
4.16 Rekapitulasi Validasi Kualitatif Pembelajaran 3……….. 120
4.17 Rekapitulasi Validasi Kuantitatif Pembelajaran 4……… 121
4.18 Rekapitulasi Validasi Kualitatif Pembelajaran 4……….. 122
4.19 Rekapitulasi Validasi Kuantitatif Pembelajaran 5……… 123
4.20 Rekapitulasi Validasi Kuantitatif Pembelajaran 5……… 125
4.21 Rekapitulasi Validasi Kuantitatif Pembelajaran 6……… 125
4.22 Rekapitulasi Validasi Kualitatif Pembelajaran 6……….. 126
4.23 Rekapitulasi peringkat kualitas RPPH……….. 128
4.24 Hasil Kuesioner Siswa……….. 128
4.25 Kualifikasi Nilai Kuesioner……….. 130
4.26 Kisi-kisi Nomer Soal Jadi Instrumen Tes………. 131
4.27 Uji Reliabilitas……….. 133
4.28 Rekapitulasi Hasil Uji validitas……… 134
4.29 Jadwal Pelaksanaan Uji Coba Terbatas………... 135
4.30 Daftar Nilai Siswa……… 138
xviii
DAFTARGAMBAR
No. Nama Gambar Halaman
2.1 Literature Map dari Penelitian-penelitian Sebelumnya……... 58
3.1 Bagan Prosedur Penelitian Menurut Sugiyono……… 66
3.2 Bagan Prosedur R&D menurut Borg&Gall………. 67
3.3 Tahapan Prosedur Pengembangan………... 69
3.4 Rumus Validitas………... 87
3.5 Rumus Uji Reliabilitas………. 89
3.6 Rumus Perhitungan Observasi………. 92
3.7 Rumus Nilai Tes……….. 93
3.8 Rumus Rerata Siswa……… 93
3.9 Rumus Persentase Kenaikan Pretest dan Postest……… 93
3.10 Rumus Pensekoran Validasi RPPH………. 94
3.11 Rumus Pensekoran Validasi Silabus……… 94
3.12 Rumus Penskoran Kuesioner Siswa………. 96
4.1 Rumus Penilaian RPPH………... 114
4.2 Persentase Kenaikan Pretest dan Postest……… 138
4.3 Diagram Persentase kenaikan Pretest dan Postest………….. 139
4.4. Diagram Peningkatan Rerata Nilai……….. 139
xix
DAFTAR LAMPIRAN
1. Surat penelitian... 159
2. Aturan permainan ... 165
2.1.Permainan Ancak-ancak Alis ... 166
2.2.Permainan Engklek ... 168
2.3.Permainan Ular Tangga... 169
2.4.Permainan Lingkaran Lagu ... 170
3. Validasi Instrumen Penelitian ... 171
4. Hasil Pengumpulan Data ... 179
4.1.Hasil Wawancara Guru kelas I ... 180
4.2.Hasil Wawancara Siswa ... 183
4.3.Hasil penilaian Silabus ... 185
4.4.Hasil Observasi Guru ... 186
4.5.Hasil Penilaian RPPH Guru ... 188
5. Validasi Produk RPPH oleh Ahli ... 191
6. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian... 264
6.1.RPPH sebelum divalidasi ... 265
6.2.RPPH Setelah Divalidasi ... 293
7. Instrumen Uji Coba Terbatas ... 441
7.1.Kisi-kisi soal Pretest dan Posttest ... 442
7.2. Soal Pretest dan Posttest ... 446
7.3.Lembar Kuesioner Tanggapan Siswa... 449
8. Lampiran 8 ... 450
8.1Foto Dokumentasi ... 451
1
BAB I PENDAHULUAN
Bab I memuat tentanglatar belakang masalah,identifikasi masalah,batasan
masalah,rumusan masalah,tujuan penelitian,manfaat penelitian, spesifikasi produk,
dan definisi operasional. Uraian dari masing-masing sub bab I adalah sebagai berikut.
1.1. Latar Belakang Masalah
Pendidikan memiliki peran penting bagi proses kedewasaan siswa. Hal ini
dikemukakan oleh Froebel (Morrison, 2012: 66) yang menyatakan bahwa,“Peran pendidikan adalah mengamati proses kedewasaan alami siswa dan memberikan
kegiatan yang membuat mereka mempelajari apa yang siap mereka pelajari”. Proses dalam pendidikan harus diarahkan pada pencapaian tujuan tertentu. Pendidikan
bertujuan menguasai, menumbuhkembangkan potensi, pengetahuan, pengembangan
kepribadian, kemampuan sosial, ataupun kemampuan dalam bekerja (Ahmadi: 2014).
Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa tujuan pendidikan adalah mengembangkan
pengetahuan, soaial, dan keterampilan.Cara untuk mencapai tujuan pendidikan adalah
melalui kurikulum.
Kurikulum memiliki tujuan sebagai pedoman pelaksanaan pendidikan. Sitepu
(2012: 57) menegaskan bahwa “Kurikulum dikatakan sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan serta pedoman pelaksanaan bagi semua jenjang pendidikan.” Sejalan dengan pendapat (Mulyasa: 2006) yang menyatakan bahwa kurikulum
materi standar, hasil belajar, dan cara yang akan digunakan sebagai acuan dalam
kegiatan pembelajaran untuk mencapai kompetensi dasar dan tujuan dari pendidikan
tersebut.
Indonesia merupakan salah satu negara yang menganut sistem kurikulum
dalam kegiatan pendidikan. Kurikulum yang digunakan adalah kurikulum 2013 yang
berlaku mulai tahun ajaran 2013/2014 berdasarkan Permendikbud No.57 Tahun 2014.
Kurikulum 2013 mengembangkan kompetensi siswa menjadi manusia berkualitas,
proaktif, berahlak, kreatif, mandiri, demokratis dan bertanggung jawab
(Kemendikbud: 2014). Ciri utama dalam kurikulum ini adalah mengembangkan
pendidikan karakter, menggunakan pendekatan saintifik, pendekatan tematik terpadu
dan penilaian otentik (Akbar: 2013). Pendidikan karakter merupakan pendidikan yang
mengharapkan siswa memiliki hubungan baik dengan Tuhan, manusia, dan
lingkungannya. “Generasi yang kreatif dan berkarakter adalah generasi yang dapat bersaing di era persaingan global” (Husamah&Yanur, 2013:4).
Pendekatan pembelajaran yang digunakan dalam kurikulum 2013 adalah
saintifik dan tematik terpadu, pendekatan saintifik menerapkan kegiatan pembelajaran
melalui pemahaman kepada siswa untuk mengenal, dan memahami materi melalui
pendekatan ilmiah (Nirgiyantoro: 2011). Pernyataan Nirgiyantoro ditegaskan
Poerwadarminta (dalam Majid: 2014) menyatakan bahwa kegiatan pembelajaran
terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran dapat
memberikan pengalaman kepada siswa. Metode penilaian yang digunakan dalam
pengumpulan, pelaporan, dan penggunaan informasi tentang proses dan hasil belajar
siswa sesuai dengan prinsip-prinsip penilaian, pelaksanaan berkelanjutan, bukti-bukti
otentik, akurat, dan konsisten sebagai akuntabilitas publik.Keberhasilan penerapan
kurikulum tidak lepas dari peran seorang guru dalam memahami ciri-ciri dan elemen
perubahan dalam kurikulum tersebut. “Kesiapan guru menghadapi tantangan kurikulum perlu menjadi perhatian, karena perbaikan mutu tergantung pada kualitas
guru” (Husamah&Yanur, 2013:15). Kesiapan guru dalam implementasi kurikulum 2013 perlu ditingkatkan, salah satunya melalui pelatihan.
Pelatihan guru menjadi salah satu upaya pemerintah dalam mempersiapkan
pelaksanaan kurikulum 2013 agar dapat berjalan dengan baik. Kemendikbud
memberikan pelatihan kepada guru tentang pelaksanaan kurikulumselama 4 bulan
yaitu pada bulan Februari-Juni 2013 dengan tujuan memberikan pemahaman tentang
implementasi kurikulum 2013. Data yang diperoleh dari Kemendikbud (2013),
sebanyak 61.074 guru telah menerima pelatihan. Jumlah itu terdiri atas 572 orang
struktur nasional, 4.740 orang guru inti dan 55.762 guru sasaran. Kenyataannya
pelatihan tersebut tidak sesuai harapan.Pelatihan tidak diikuti dengan metode yang
sesuai (Mulyoto: 2013). Pengamat pendidikan, Abduhzein (Sindonews, 9 Januari
2014) mengungkapkan bahwa salah satu kegagalan pelatihan tersebut dikarenakan
pola pelatihan TOT (Training of Trainer) tidak praktis dan hanya sebatas teori yang
menggunakan metode ceramah. Sejken Federasai Serikat Guru Indonesia (FSGI)
menjelaskan salah satu faktor tertundanya pelatihan guru adalah keterlambatan
Permasalahan yang timbul dari kurangnya pemahaman guru terhadap kurikulum 2013
pada saat pelatihan, berdampak pada implementasi kurikulum 2013 di sekolah.
Peneliti memilih guru kelas I karena pada saat melakukan kegiatan Progam
Pengalaman Lapangan (PPL) di SDN N guru kelas I sering menanyakan perihal
kurikulum 2013. Masalah juga ditemukan peneliti pada saat melakukan penggalian
data (pengamatan data) pada lima sekolah dasar di kota Yogyakarta, yaitu SDN N,
SDK G, SDN J, SDK BJB, SDN SB. Masalah yang ditemukan peneliti terkait dengan
implementasi kurikulum 2013 dapat dilihat pada tabel 1.1.
Tabel 1.1.
Masalah terkait implementasi kurikulum 2013
SD N N SD K G SDN J SDN SB SDK BJB terlambat serta kurangnya masih terpaku
dengan RPPH kesulitan dalam menyusun rubrik penilaian RPPH
Tabel 1.1.menunjukkan hasil penemuan awal, bahwa terdapat masalah dalam
implementasi kurikulum 2013 di 5 SD Yogyakarta. Penemuan awal tersebut
menunjukkan bahwa 7 dari guru kelas I di 5 SD Yogyakarta mengalami kesulitan
dalam penyusunan RPPH dan keterlambatan buku pegangan guru dan siswa. Diantara
masalah tersebut, penyusunan RPPH merupakan masalah yang paling krusial. RPPH
menjadi penting karena memuat metode dan tujuan yang digunakan guru sebagai
pedoman dalam mencapai harapan dan tujuan pembelajaran. Pentingnya sebuah
menyatakan bahwa, “Perencanaan pembelajaran menjadi penting karena memuat kegiatan memilih, menetapkan, mengembangkan metode untuk mencapai hasil pengejaran yang diinginkan, serta didasarkan pada kondisi pembelajaran.”Peraturan mendikbud No.81A Tahun (2014:7) menekankan bahwa “Guru dapat mengembangkan RPPH berdasarkan kemampuan peserta didik, minat, motivasi
belajar, bakat, potensi, kemampuan sosial, emosi, gaya belajar, kebutuhan khusus,
kecepatan belajar, latar belakang budaya, norma, nilai, dan lingkungan peserta didik.” Hal tersebut menunjukkan bahwa guru dapat mengembangan kegiatan pada RPPH
agar sesuai minat, kebutuhan, dan latar belakang siswa. Salah satu cara yang bisa
digunakan guru dalam menyusun rencana pembelajaran adalah menyesuaikan dengan
kebutuhan anak. Analisis kebutuhan dilakukan kepada beberapa siswa kelas I untuk
mengetahui pembelajaran yang diharapkan oleh siswa.Hasil analisis kebutuhan siswa
dapat dilihat pada tabel 1.2.
Tabel 1.2
Hasil analisis kebutuhan siswa kelas I pada 5 SD di Yogyakarta
SDNN SDKG SDN J SDNSB SDK BJB
menginginkan kegiatan bermain di dalam pembelajaran, siswa merasa bosan dan
harus sesuai dengan kebutuhan siswa. Kebutuhan siswa dapat dicapai dengan
pembelajaran yang optimal, untuk menciptakan pembelajaran yang optimal bagi
siswa salah satunya dapat ditempuh dengan melakukan permainan di kelas.
Bermain merupakan suatu aktivitas yang melekat dalam dunia anak.
Docket&Fleer (dalam Sujiono: 2010) berpendapat bahwa bermain merupakan suatu
kebutuhan bagi anak,karena melalui bermain anak akan memperoleh pengetahuan
dan pengalaman yang dapat mengembangkan kemampuan dirinya dalam
meningkatkan pengetahuan dan perkembangan siswa. Permainan merupakan suatu
aktivitas yang menjadi kebutuhan dan wahana bagi anak untuk belajar melalui
interaksi sosialnya. Hal itu juga diungkapkan oleh Vygotsky (Beaty: 2013) bahwa
permainan merupakan sumber perkembangan yang menciptakan zona perkembangan
proksimal untuk menjembatani peningkatan pemahaman siswa melalui interaksi
sosialnya. Permainan sesuai dengan tingkat perkembangan siswa kelas I SD. Pada
usia 6-11 tahun permainan adalah sesuatu kegiatan yang serius namun menyenangkan
(Semiawan: 2008). Permainan menjadi kebutuhan bagi anak, karena melalui bermain
anak akan memperoleh perkembangan pengetahuan, sikap dan keterampilan.
Permainan merupakan suatu kegiatan yang membantu siswa mengembangkan
pengetahuannya. Peningkatan pengetahuan siswa selanjutnya akan bermuara pada
peningkatan prestasi belajar siswa. Prestasi belajar menurut Chosiyah (Nurcahya,
2013:19) merupakan “Rangkaian hasil usaha yang telah dilatih dalam suatu sistem
sesuai dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan, diharapkan dapat meningkat
prestasi belajar siswa.
Permainan juga merupakan suatu metode dalam menanamkan nilai karakter
pada siswa. “Permainan berperan dalam proses pembentukan kepribadian seorang
anak” (Sumintarsih, 2005:5). Pendidikan karakter membantu siswa membentuk
kepribadian agar sesuai dengan nilai kebaikan (Akbar: 2013). Hal tersebut
mengindikasikan bahwa pendidikan karakter dapat ditanamkan melalui permainan.
Kegiatan pembelajaran dalam RPPH dapat dirancang dengan mengakomodasikan
permainan sehingga membantu guru dalam menanamkan pendidikan karakter.
Penyusunan RPPH merupakan pekerjaan guru, walaupun demikian penelitian
ini menjadi penting karena sering RPPH tidak tersedia sebagai bagian dari materi
kurikulum. Jika tersedia sering tidak sesuai dengan kebutuhan siswa, Borg&Gall
(1983: 773) menyatakan bahwa,
“Curriculum development is often guided by a curriculum philosophy
or academic disclipline rather than by the findings of empirical research. Also,
the development of curriculum guides and materials does not usually involve a
field-test-revise cycle. Studies by the Educational Products Information
Exchange revealed that less than 1 percent of half million or so curriculum
materials sold by the publishing industry have ever been field-tested with
students and revised prior to publication. Increasingly, though, curriculum
more of these elements are used, curriculum development approximates
educational R & D.”
Pernyataan tersebut mengungkap bahwa pengembangan kurikulum sering
tidak melalui uji lapangan dan siklus revisi. Bahan materi yang dijual oleh industri di
lapangan tidak pernah melalui uji dan tahap revisi sebelum dipublikasikan.
Perkembangan kurikulum sudah menggunakan elemen dari penelitian dan
pengembangan, namun sebenarnya perkembangan kurikulum hanya mendekati
penelitian pendidikan dan pengembangan. Penelitian ini sudah mengikuti prosedur
pengembangan kurikulum dengan melakukan uji coba lapangan dan melakukan revisi
demi perbaikan produk yang sesuai dengan kebutuhan lapangan.
Uraian masalah yang diungkapkan peneliti diatas mengindikasikan bahwa hal
krusial yang dibutuhkan oleh guru Sekolah Dasar (SD) adalah RPPH berbasis
permainan anak. Peneliti memutuskan untuk mengambil sebuah judul penelitian
“Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) Berbasis
Permainan Anak Kelas I SD pada Subtema Anggota Keluargaku.”
1.2. Identifikasi Masalah
Peneliti menemukan adanya masalah dalam pelaksanaan pembelajaran
berdasarkan kurikulum 2013. Identifikasi masalah yang dihadapi oleh guru yaitu :
1.2.1. Guru mengalami kesulitan dalam pembuatan RPPH kurikulum 2013.
1.2.2. Guru kesulitan mengimplementasikan RPPH kurikulum 2013 dalam proses
pembelajaran.
1.2.4. Sosialisasi implementasi kurikulum tidak berjalan dengan optimal
1.2.5. Guru mengalami kesulitan dalam pemahaman dan pelaksanaan pendekatan
saintifik.
1.2.6. Guru mengalami kesulitan dalam pemahaman dan pelaksanaan pendekatan
tematik terpadu.
1.2.7. Guru kesulitan dalam menyusun maupun melakukan penilaian otentik.
1.2.8. Siswa membutuhkan kegiatan pembelajaran berbasis permainan.
1.3. Batasan Masalah
Pembatasan masalah perlu dilakukan agar dapat fokus pada inti
pengembangan, maka penelitian ini akan dibatasi pada :
1.3.1. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) akan dibatasi
untuk kelas I, tema keluargaku, subtema anggota keluargaku.
1.3.2. Permainan yang dipakai dalam pembelajaran dibatasi pada 4 pembelajaran.
Pembelajaran 2 menggunakan permainan ancak ancak alis, pembelajaran 3
menggunakan permainan engklek, pembelajaran 4 menggunakan permainan
ular tangga, dan pembelajaran 6 menggunakan permainan lingkaran lagu.
1.4. Rumusan Masalah
Berdasarkan paparan latar belakang yang telah dipaparkan, maka rumusan
masalah dari pengembangan ini adalah :
“Bagaimana model rencana pelaksanaan pembelajaran harian (RPPH) berbasis
1.5. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
“Mengetahui dan menyusun model rencana pelaksanaan pembelajaran harian
(RPPH) berbasis permaianan anak kelas 1 pada subtema anggota keluargaku
SD”
1.6. Manfaat penelitian
Penelitian ini mempunyai beberapa manfaat antara lain sebagai berikut :
1.6.1. Bagi Peneliti
Penelitian ini memberikan pengalaman baru dalam menyusun RPPH berbasis
permainan anak sebagai salah satu perangkat pembelajaran pada tema
“Keluargaku” subtema “Anggota Keluargaku” kelas I sekolah dasar.
1.6.2. Bagi Guru
Hasil penelitian ini memberikan inspirasi bagi guru lain untuk menggunakan
metode permainan anak pada kegiatan pembelajaran serta menjadi bahan
kajian guru dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran harian
(RPPH).
1.6.3. Bagi Sekolah
Hasil penelitian ini memberikan referensi kepada sekolah khususnya sekolah
dasar (SD) sebagai bahan kajian dalam usaha memperbaiki pelaksanaan
1.6.4 Bagi Siswa
Penelitian ini memberikan pengalaman baru bagi siswa dalam belajar
menggunakan permainan anak khususnya dalam penggunaan permainan
ancak-ancak alis, engklek, ular tangga dan lingkaran lagu.
1.7. Spesifikasi Produk
Spesifikasi produk yang dihasilkan adalah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Harian (RPPH) berdasarkan kurikulum 2013. Komponen yang terdapat dalam RPPH
adalah (1) identitas RPP, (2) pemetaan Kompetensi Inti, (3) kompetensi dasar dan
indikator pembelajaran, (4) tujuan pembelajaran, (5) materi pembelajaran, (6)
pendekatan, metode dan model pembelajaran, (7) media, alat dan sumber
pembelajaran, (8) langkah-langkah kegiatan pembelajaran, (9) penilaian
pembelajaran, (10) lampiran materi, (11) lembar Kerja Siswa (LKS), (12) soal
evaluasi dan (13) kunci jawaban pada setiap pembelajaran. Produk RPPH disusun
dengan memperhatikan kebutuhan perkembangan pribadi siswa (karakter,
keterampilan dan intelektual) yang nampak dalam indikator dan tujuan pembelajaran
dengan mengakomodasikan permaianan anak sebagai ciri khasnya. Permainan anak
dipilih sebagai metode pembelajaran karena sesuai dengan karakteristik dan minat
siswa
Penyusunan RPPH diawali dengan menentukan KI-1 dan KI-2 pada salah satu
muatan dalam setiap pertemuan. Pemerintah tidak menganjurkan indikator pada KI-1
dan KI-2 untuk dimunculkan, namun peneliti memunculkan indikator KI-1 dan KI-2
dengan sesamanya. Hal tersebut dilakukan untuk menamamkan kegiatan
pembelajaran dengan berorientasi pada pendidikan karakter. Setiap kompetensi
dasarakan memunculkan indikator pembelajaran yang dipilih dengan memperhatikan
kata kerja operasional sesuai dengan Taxonomi Bloom sehingga memperjelas guru
dalam mencapai tujuan pembelajaran dan membuat penilaian.
Tujuan pembelajaran dirumuskan berdasarkan masing-masing indikator,
Indikator dirumuskan dari kompetensi dasar yang menghasilkan tujuan pembelajaran
yang sudah menggunakan kata kerja operasional.Penggunaan kata kerja
operasionalmemudahkan guru dalam mengukur dan menilai kegiatan pembelajaran
baik dari aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan siswa. Tujuan pembelajaran
juga memuat unsur A (audience) yang menunjukkan kegiatan ditujukan untuk siswa,
B (behavior) yang menunjukkan kemampuan yang harus dikuasai siswa, C
(conditions) yang menunjukkan sikap atau keterampilan yang akan diamati, dan D
(degree) yang bertujuan menunjukkan tingkatan keterampilan yang akan diukur guru.
semua unsur tersebut akan memudahkan guru dalam memberikan materi karena guru
tahu apa yang harus dicapai pada masing-masing kegiatan pembelajaran. Materi yang
terdapat dalam setiap pertemuan mengandung bebrapa muatan pembelajaran
tergantung pada jadwal disetiap pertemuan. Materi dalam RPPH ditulis menggunakan
poin-poin untuk setiap muatan pembelajaran berisi isi pokok materi pembelajaran.
Materi disesuaikan dengan tema pembelajaran dan tingkat perkembangan siswa.
Unsur Pendekatan pada semua pertemuan menggunakan pendekatan saintifik
kegiatan inti baik dalam penggalan satu maupun penggalan dua setiap pertemuan.
Guru dapat membedakan dengan jelas metode ilmiah dalam pendekatan saintifik
yaitu mengamati, menanya, mencoba, menalar, dan mengkomunikasikan karena
peneliti mencantumkan keterangan dari masing masing kegiatan tersebut pada setiap
langkah. Pendekatan tematik terlihat dari materi pembelajaran yang saling terintegrasi
antar muatan pembelajaran yang mengacu pada satu tema besar. Model pembelajaran
yang digunakan adalah discovery learning. Pemilihan model tersebut berdasaran
kegiatan pembelajaran yang menuntut siswa menemukan sendiri pemahamannya.
Model discovery learning lebih menilai proses, bukan hanya hasilnya. Metode
pembelajaran yang digunakan secara keseluruhan berjumlah 6, yaitu ceramah, tanya
jawab, diskusi, demonstrasi, presentasi, dan permainan anak yang merupakan ciri
khas dalam produk RPPH. Tidak semua metode digunakan secara bersamaan dalam
satu pertemuan. Penggunaan metode pembelajaran disesuaikan dengan tujuan dan
kegiatan pembelajaran.
Permainan anak diakomodasikan dalam produk RPPH ini dengan tujuan
menyesuaikan tingkat perkembangan dan minat siswa.Selain itu permainan juga
membantu guru dalam menanamkan pendidikan karakter.Permainan anak memuat
pendidikan karakter, karena permainan menuntut siswa berinteraksi dengan teman,
bekerjasama dengan teman, dan mengikuti aturan permainan. Permainan yang
dimasukkan dalam RPPH adalah Permainan ancak-ancak alis, Engklek, ular tangga,
dan lingkaran lagu. Permainan tersebut dipilh karena familiar atau umum dikenal
dicari, selain itu permainan ini sesuai untuk menjelaskan materi kalimat kasih sayang,
membilang banyak benda, dan penjumlahan. Peneliti memodifikasi aturan main
dalam permainan, hal ini dilakukan agar dapat menjelaskan materi yang dipilih.
Setiap aturan permainan akan terlampir pada produk RPPH.
Penilaian pembelajaran terstruktur dengan jelas yang terdiri dari penilaian
pengetahuan,sikap dan keterampilan.Penilaian berisi teknik penilaian (tes tetulis tidak
tertulis, unjuk kerja), instrumen penilaian (soal, kunci jawaban, rubrik penilaian),
Penilaian dibuat untuk setiap indikator, sehingga semua indikator dapat diukur
dengan jelas. Peneliti juga memberikan pedoman penskoran, untuk memudahkan
guru dalam memberikan penilaian.
Produk RPPH dibuat dalam satu subtema yaitu “Anggota Keluargaku” yang terdiri dari 6 pertemuan. Masing-masing pertemuan mengandung muatan yang
berbeda, sehingga memiliki tujuan dan metode yang berbeda-beda. Pertemuan
pertama, membahas materi anggota keluarga dan membingkai foto anggota keluarga.
Metode yang digunakan lebih pada tanya jawab tentang anggota keluarga dan
presentasi pada hasil membingkai foto. Pertemuan kedua, memfokuskan pada kalimat
kasih sayang untuk anggota keluarga, kegiatan bersama keluarga dan menyanyikan
lagu yang berhubungan dengan keluarga. Peneliti menggunakan permainan
ancak-ancak alis untuk membedakan antara kalimat kasih sayang dan kegiatan dalam
keluarga, selain itu terdapat metode diskusi dan presentasi yang memberikan waktu
kepada siswa untuk menemukan nilai kebersamaan dalam keluarga. Pertemuan
melakukan gerak lokomotor maupun non-lokomotor. Pertemuan ini menggunakan
permainan englek untuk membantu siswa menemukan konsep membilang dan
melakukan gerak lokomotor maupun non-lokomotor. Kegiatan bercerita hobi anggota
keluarga dilakukan melalui tanya jawab dan presentasi.
Pertemuan keempat, membahas materi penjumlahan, peraturan rumah, dan
silsilah keluarga. Materi penjumlahan dan peraturan rumah dijelaskan melalui
permainan ular tangga. Papan ular tangga memuat gambar ilustrasi tentang peraturan
dalam rumah, permainan juga dapat digunakan untuk melakukan penjumlahan.
Metode tanya jawab dan presentasi digunakan untuk menjelaskan materi silsilah
keluarga. Pertemuan kelima, membandingkan dan mengurutkan tinggi serta cerita
tentang keluarga. Metode yang digunakan dalam pertemuan ini adalah lebih pada
demonstrasi, tanya jawab, dan presentasi. Pertemuan terakhir, yaitu pertemuan ke
enam memfokuskan pada evaluasi pembelajaran. Materi yang termuat adalah
penguraian penjumlahan, gerak lokomotor, dan peraturan. Peneliti menggunakan
permainan lingkaran lagu untuk materi penguraian penjumahan dan gerak lokomotor,
sedangkan materi peraturan diintegrasikan dalam peraturan permainan lingkaran lagu.
1.8. Definisi Operasional
Istilah-istilah yang perlu dijelaskan dalam penyusunan desain RPPH berbasis
permainan anak kelas 1 sekolah dasar pada subtema Anggota Keluargaku adalah:
1.8.1.Perangkat pembelajan
Perangkat pembelajaran merupakan beberapa perlengkapan biasanya berupa
tersebut meliputi Silabus, RPP, bahan ajar, LKS, buku siswa, soal evaluasi, dan
media pembelajaran.
1.8.2.Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 merupakan penyempurnaan Kurikulum Berbasis Kompetensi
(KBK) yang mulai dilaksanakan pada tahun ajaran 2013 dengan tujuan untuk
menyeimbangkan kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik generasi
penerus bangsa Indonesia.
1.8.3.Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH)
Rencana pelaksanaan pembelajaran harian adalah suatu pedoman yang
digunakan guru dalam melaksanaan pembelajaran berisi tentang kompetensi
yang akan dicapai, tujuan pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan evaluasi.
1.8.4.Pendekatan saintifik
Pendekatan saintifik merupakan sebuah pendekatan yang menggunakan metode
ilmiah dalam kegiatan pembelajaran. Metode ilmiah terdiri dari menanya,
mencoba, menalar, mengamati, dan mengkomunikasikan.
1.8.5.Pendekatan tematik terpadu
Pendekatan tematik terpadu merupakan pendekatan yang menghubungkan antara
satu muatan dengan muatan yang lain dan membentuk satu tema besar. Antara
satu muatan dengan muatan yang lain membentuk suatu keterpaduan.
1.8.6Penilaian Otentik
Penilaian otentik merupakan kegiatan menilai kemampuan pengetahuan, sosial,
kegiatan pembelajaran yang menuntut siswa aktif dan kreatif, karena penilaian
ini melakukan penilaian terhadap proses pembelajaran, bukan hanya hasil
belajar.
1.8.7 Tema Keluargaku
Tema keluargaku merupakan tema ke empat dalam semester satu di kelas satu
SD. Tema ini menggunakan topik keluarga yang di hubungkan dengan materi
pelajaran.
1.8.6.Subtema Anggota Keluargaku
Subtema anggota keluargaku merupakan subtema pertama dalam tema
keluargaku. Sub tema ini menggunakan topik anggota keluarga yang
dihubungkan dengan materi pelajaran.
1.8.7.Permainan Anak
Permainan anak merupakan suatu kegiatan yang menyenangkan yang
dilaksanakan untuk kepentingan kegiatan itu sendiri. Kegiatan tersebut biasanya
dilakukan anak-anak tanpa paksaan dan dengan perasaan senang.
1.8.8.Permainan Ancak-ancak alis
Permainan ancak-ancak alis merupakan permainan dari DIY. Aturan
permainannya sama dengan permainan ular naga. Hanya berbeda pada lagu
yang dinyanyikan saja. Pemain tidak dibatas, semakin banyak pemain maka
1.8.9.Permainan ular tangga
Ular tangga merupakan permainan yang masih populer dikalangan anak. Media
permainan ular tangga menggunaan kertas ular tangga, dadu dan gacuk. Pemain
dibatasi sampai 5/6 pemain saja
1.8.10.Permainan engklek
Permainan tradisional engklek merupakan permainan tradisional yang
dimainkan dengan cara lompat lompatan pada bidang-bidang datar yang
digambar diatas tanah, dengan membuat gambar kotak-kotak kemudian
melompat dengan satu kaki dari kotak satu kekotak berikutnya. Permainan
engklek biasa dimainkan oleh 2 sampai 6 anak dan dilakukan di halaman yang
cukup luas.
1.8.11.Permainan lingkaran lagu
Permainan ini biasa dilakukan saat TK. Semua anak membentuk lingkaran
besar dan lingkaran kecil sesuai dengan iringan lagu. Tidak ada batasan pemain,
semakin banyak pemain akan semakin seru.
1.8.12.Siswa kelas I SD yang berumur 6 tahun adalah peserta didik yang menempuh
19
BAB II
LANDASAN TEORI
Pada bab ini, diuraikan landasan teori yang digunakan untuk memecahkan
masalah dalam penelitian. Pembahasan tentang landasan teori terdiri dari
empatbagian yaitu teori yang mendukunghasil penelitian yang relevan, kerangka
berfikir, dan pertanyaan-pertanyaan penelitan.
2.1. Teori yang Mendukung
Teori yang mendukung memaparkan tentang belajar, prestasi belajar, teori
belajar konstruktivisme, kurikulum, perkembangan kurikulum di Indonesia,
kurikulum 2013, pendekatan saintifik, pendekatan tematik terpadu, pembagian
materi, silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran, bahan ajar, lembar kerja siswa,
dan permainan anak
2.1.1. Pengertian Belajar
Belajar diperlukan bagi perkembangan kemampuan seseorang baik dalam
perilaku, pengetahuan, maupun sikap.“Belajar merupakansuatu aktivitas dan poses untuk memperoleh ilmu, pengetahuan, meningkatkan keterampilan, memperbaiki
perilaku,sikap, dan mengkokohkan kepribadian”(Suyono&Hariyanto:2012). Belajar akan selalu menimbukan perubahan tingkah laku. Sesuai dengan pendapat McGeoch
(dalam Walgito: 2005) “Belajar merupakan suatu proses yang mengakibatkan adanya perubahan perilaku (change of behavior performance) yang berarti setelah belajar
kognitif, afektif, dan psikomotor”. Pengertian belajar yang dikemukakan oleh dua ahli memiliki persamaan yaitu belajar merupakan suatu aktivitas untuk memperoleh
perubahan perilaku meliputi pengetahuan, sikap dan keterampilan.
Perubahan tingkah laku tersebut dapat diperoleh seseorang melalui pengalaman.
Belajar menurut Cronbach (dalam Djamarah, 2008: 13) “learning is shown by change
in behavior as a result of experience”. Belajar merupakan suatu aktivitas yang ditunjukkan melalui perubahan tingkah laku sebagai hasil pengalaman. Sejalan
dengan pendapat tersebut, (Suyono: 2011) berpendapat bahwa belajar menjadi suatu
proses berubahan perilakunya seseorang sebagai akibat pengamalaman. Pengalaman
seseorang dapat ditemukan melalui interaksi dengan lingkungan. Hal tersebut juga
diungkapkan oleh (Hamzah: 2007) bahwa belajar diperoleh dari proses perubahan
tingkah laku sebagai hasil dari pengalamannya dalam berinteraksi dengan
lingkungan, belajar bukan sekedar proses menghafal, melainkan suatu proses mental
yang terjadi dalam diri seseorang. Pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan
bahwa belajar merupakan suatu proses yang dialami seseorang melalui pengalaman
untuk membangun pemahamannya melalui interaksi dengan lingkungan sekitarnya.
2.1.2. Teori Belajar Konstruktivisme
Teori belajar berguna untuk memaparkan teori-teori tentang belajar. Teori
yang akan dipaparkan adalah teori belajar konstruktivisme. Konstruktivisme
menganggap bahwa pengetahuan terbangun melalui pengalaman siswa dalam
menghadapi sejumlah fenomena atau fakta alami (Suyono&Hariyanto: 2012). Siswa
pengetahuannya melalui interaksi dengan lingkungannya. Kegiatan belajar dalam
teori belajar konstruktivisme memandang bahwa setiap siswa membentuk
pemahaman melalui apa yang mereka pelajari sendiri dari suatu pengetahuan maupun
keterampilan (Schunk: 2012). Konstruktivisme merupakan teori yang memandang
bahwa pengetahuan, keterampilan serta pemahaman dapat dibentuk melalui
pengalaman di lingkungan tempat tinggal mereka.
Teori konstrukivisme didukung oleh teori Vygostky. Vygotsky (dalam
Schunk: 2012) menekankan lingkungan sosial sebagai penentu perkembangan
individu. Interaksi dengan lingkungan dan teman sebaya akan meningkatkan
perkembangan intelektual. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan dengan permainan
akan membantu perkembangan siswa, karena menuntut siswa bekerja bersama teman.
Sesuai dengan konsep ZPD (Zone of Proximal Develompment) yang menyatakan
adanya perbedaan antara apa yang dilakuakan siswa sendiri dengan apa yang dapat
dilakukan siswa dengan bantuan orang lain. Orang lain yang dimaksud adalah teman
sebaya, guru, dan orang tua (Suyono& Hariyanto: 2012).
Peran guru dalam pendekatan konstruktivisme adalah sebagai Fasilitator.
Fasilitator bertugas menyediakan bimbingan dan menciptakan lingkungan yang
kondusif untuk mendukung siswa dalam memperoleh pengetahuannya. Guru dapat
memfasilitasi anak untuk berinteraksi dan bekerja sama dengan teman sebayanya,
karena kolaboratif akan lebih bermakna daripada kompetitif. Guru dapat menyusun
Piaget juga menyumbangkan pemikirannya tentang teori konstruktivisme.
Menurut Piaget (dalam Suyono&Hariyanto: 2012) Usia 6-12 termasuk pada tahap
operasional konkret, Perkembangan anak yang bermakna akan membangun struktur
kognitifnya untuk memahami dan menanggapi pengalaman dalam lingkungannya.
Piaget (dalam Bennett, Liz, dan Sue: 2005) menambahkan bahwa pembelajaran aktif,
pengalaman langsung (fisrt-hand experience), dan motivasi dapat memicu
perkembangan kognitif. Kegiatan pembelajaran harus menekankan pentingnya peran
pengalaman bagi anak, atau interaksi anak dengan lingkungan sekitarnya misalnya
menggunakan permainan yang mendukung struktur kognitif anak
(Suryono&Hariyanto: 2012). Permainan berfungsi menunjukkan perkembangan
kebutuhan dan minat anak yang harus dicapai oleh mereka sendiri (Bennett, Liz, dan
Sue: 2005).
Konstruktivisme Piaget, menjelaskan bahwa perkembangan dapat
meningkatkan pembelajaran melalui tahap dan usia siswa, guru dapat
mengoptimalkan kegiatan belajar melalui permainan yang sesuai dengan minat dan
perkembangan siswa. Permainan merupakan kegiatan yang sesuai dengan
perkembangan dan kebutuhan siswa. Permainan dapat menciptakan kegiatan
pembelajaran yang aktif, memotivasi siswa, dan menimbulkan interaksi siswa dengan
teman maupun lingkungannya.
Berdasarkan teori konstruktivisme menurut Vygotsky dan Piaget, peneliti
menyimpulkan bahwa pengetahuan dapat dibangun oleh siswa sendiri melalui
dengan usia dan perkembangan siswa. Keduanya beranggapan bahwa kegiatan
pembelajaran harus berpusat pada siswa. Kegiatan yang aktif, menggunakan
pengalaman langsung, dan sesuai dengan minat siswa akan mengoptimalkan
perkembangan siswa.
2.1.3. Prestasi Belajar
Prestasi belajar menurut Chosiyah (dalam Nurcahya: 2013) merupakan
rangkaian hasil usaha yang telah dilatih dalam suatu sistem atau rangkaian kegiatan
pendidikan yang dinyatakan dengan nilai. “aspek untuk menilai prestasi belajar ada 3 yaitu aspek kognitif, aspek afektif dan aspek psikomotor”(Muhibbin, 2003:214-215). Aspek kognitif merupakan aspek aspek yang berkaitan dengan tingkat intelegensi
(IQ). Aspek ini dilihat dari kemampuan berpikir seseorang. Aspek afektif adalah
aspek yang berkaitan dengan tingkat kecerdasan emosi seseorang. Dalam proses
pembelajaran aspek ini dilihat dari ketelitian siswa, tanggung jawab siswa, kerjasama
siswa dan lain-lain. Aspek yang terakhir adalah aspek psikomotor lebih melihat pada
aktifitas atau gerak fisik yang dilakukan sesorang. Aspek ini ditunjukkan oleh siswa
dengan keterampilan atau unjuk kerja yang dilakukan siswa pada saat proses
pembelajaran berlangsung (Azwar: 2013).
Berdasarkan pendapat diatas diartikan bahwa prestasi belajar adalah suatu
hasil yang dicapai oleh individu atas apa yang telah dikerjakan atau kemampuannya
pada bidang tertentu yang dinyatakan dalam bentuk nilai yang mencakup aspek
pendidikan formal di lembaga pendidikan yang memiliki tujuan instruksional untuk
para siswa. Prestasi belajar dapat dioperasikan dalam bentuk indikator yang berupa
nilai ataupun predikat keberhasilan (Azwar: 2002).
2.1.4. Kurikulum
Kurikulum adalah bagian dari pendukung keberhasilan pendidikan.
(Permendikbud: 2014) mengungkapkan bahwa kurikulum merupakan elemen penting
dalam pendidikan yang memberikan kontribusi untuk mewujudkan perberkembangan
kualitas dan potensi siswa. Kurikulum berisi rencana dan peraturan dalam
pendidikan, sesuai dengan UU No.20 Tahun 2003 (dalam Sanjaya: 2008) kurikulum
merupakan seperangkat rencana dan pengaturan pendidikan mengenai tujuan, isi dan
bahan pelajaran serta cara yang digunakan pendidik sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan.
(Mulyasa: 2006) juga berpendapat bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan
pengaturan terkait dengan tujuan, kompetensi dasar, materi standar, hasil belajar, dan
cara yang akan digunakan sebagai acuan dalam kegiatan pembelajaran untuk
mencapai kompetensi dasar dan tujuan dari pendidikan tersebut
Berdasarkan pendapat beberapa ahli diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa
kurikulum merupakan suatu unsur pendidikan yang berisi perangkat rencana dan
pengaturan yang memuat kompetensi dasar, materi, tujuan,isi,bahan pelajaran dan
pedoman pelaksanaan kegiatan pembelajaran, dan hasil belajar serta memuat cara
yang digunakan demi tercapainya tujuan pendidikan. Kurikulum menjadi faktor
Kurikulum akan selalu mengalami perkembangan sesuai dengan tuntutan jaman.
Karena pada prinsipnya pendidikan bertujuan menyiapkan siswa agar dapat bersaing
sesuai keadaan jaman. Menurut (Fadillah: 2014) perkembangan kurikulum menjadi
solusi terhadap persoalan yang dihadapi bangsa, karena berhasil atau tidaknya sebuah
pendidikan sangat tergantung pada kurikulum yang berlaku.
2.1.5. Perkembangan Kurikulum di Indonesia
Terhitung dari tahun 1945 sampai 2014, Indonesia sudah mengalami sepuluh
kali perubahan kurikulum.Pertama, Rencana Pelajaran 1947 merupakan kurikulum
pertama di Indonesia. Istilah yang digunakan adalah rencana pelajaran. Pembelajaran
dalam kurikulum ini lebih mengutamakan pendidikan watak, kesadaran bernegara,
dan bermasyarakat daripada pengetahuan. Belum ada RPPH pada kurikulum rencana
pelajaran, Kurikulum ini memuat 2 unsur pokok, yaitu (1)daftar jam pelajaran atau
struktur program, (2)garis-garis besar program pengajaran (Suparlan:2011).
Kedua,rencana pelajaran pada kurikulum 1952 dikenal dengan istilah Rencana
Pelajaran Terurai 1952, kurikulum ini merupakan penyempurnaan dari kurikulum
1947. Sudah ada rencana pelajaran yang disebut silabus dalam kurikulum ini.
Rencana pelajaran harus memperhatikan isi pelajaran yang dihubungkan dengan
kehidupan sehari-hari. Setiap mata pelajaran kurikulum ini diajarkan oleh satu orang
guru dan silabus untuk mata pelajarannya sangat jelas(Trianto:2009). Ketiga,
Rencana Pelajaran 1958 yang merupakan penyempurnaan dari Rencana Pelajaran
Keempat, Rencana Pendidikan 1964 merupakan penyempurnaan dari
kurikulum Rencana Pelajaran 1958. Kurikulum ini mewajibkan metode pembelajaran
berdasarkan pemecahan masalah (problem solving). Terdapat pancawardhana yaitu
pengembangan moral, kecerdasan, emosional/artistik, keprigelan, dan jasmani
(Trianto: 2009). Kelima, Kurikulum1968 merupakan kurikulum terpadu pertama di
Indonesia.Struktur program kurikulum ini dibagi menjadi 3, yaitu: Pembinaan jiwa
pancasila, Pengetahuan dasar, dan kecakapan khusus meliputi mata pelajaran
pendidikan khusus. Pada kurikulum ini, untuk pertama kali istilah kurikulum
digunakan di Indonesia (Suparlan:2011). Kurikulum rencana pendidikan dan
kurikulum 1968 sudah mengalami peningkatan dalam hal metode dan pendekatan
pendidikannya, yaitu penggunaan metode pemecahan masalah (problem solving) dan
pendekatan terintegrasi atau terpadu.
Keenam, Kurikulum 1975 lahir berdasarkan ketetapan MPR Nomer
IV/MPR/1973 tentang GBHN 1973, dengan tujuan pendidikan membentuk manusia
Indonesia untuk pembangunan nasional di berbagai bidang. GBPP (Garis-garis Besar
Program Pengajaran) kurikulum ini dikenal dengan format yang rinci
(Suparlan:2011). Kurikulum ini sudah membuat pedoman pembelajaran yang
tertuang dalam Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional (PSSI). Menurut
(Triyanto:2009) metode, materi, dan tujuan pelajaran dalam kurikulum 1975 tertuang
secara gamblang dalam PPSI, kemudian lahir Rencana Pelajaran setiap satuan
bahasan. Berdasarkan pendapat tersebut, kurikulum 1975 sudah mulai menuangkan
Ketujuh, Kurikulum 1984 merupakan penyempurnaan dari kurikulum 1975.
Kurikulum ini berlaku berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Nomer 0461/U/1983 tanggal 22 Oktober 1983 tentang Perbaikan Kurikulum.
Kurikulum 1984 memiliki 4 aspek yang disempurnakan, yaitu: (1) pelaksanaan PSPB
(pendidikan sejarah perjuangan bangsa), (2) penyesuaian tujuan dan struktur program
kurikulum, (3) pemilihan kemampuan dasar serta keterpaduan dan keserasian antara
ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik, (4) pelaksanaan pelajaran berdasarkan
keruntutan belajar yang disesuaikan dengan kecepatan belajar masing-masing siswa
(Suparlan:2011). Menurut (Trianto:2009) Kurikulum ini menggunakan process skills
approach yang memposisikan siswa pada subyek belajar. Dari hal-hal yang bersifat
mengamati, mengelompokkan, mendiskusikan, hingga melaporkan (konsep cara
belajar siswa aktif). Pendapat para ahli diatas menunjukkan bahwa kurikulum 1984
sudah merubah cara pandang dari teacher center menjadi student center. Guru mulai
mengembangkan dan menyeimbangkan kemampuan siswa berdasarkan pengetahuan,
sosial, dan keterampilan siswa.
Kedelapan, Kurikulum 1994 merupakan pelaksanaan amanat UU Nomer 2
Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Kurikulum 1994 dilaksanakan
berdasarkan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomer 060/ U/ 1993 tanggal 25
Februari 1993. Tiga lampiran dalam Kurikulum 1994 berisi: (1) Landasan, Program,
dan Pengembangan Kurikulum, (2) GBPP, dan (3) Pedoman Pelaksanaan Kurikulum
(Suparlan:2011). Penyusunan maupun pelaksanaan kurikulum harus didasarkan
optimal. Menurut (Triyanto:2009) menambahkan bahwa Struktur kurikulum 1994
berusaha menyatukan kurikulum 1975 dengan pendekatan tujuan dan kurikulum 1984
dengan tujuan pendekatan proses. Sesuai dengan pendapat diatas, kurikulum 1975
sudah mulai memperbaiki struktur kurikulum dengan membuat panduan kurikulum.
Kegiatan pembelajaran dalam kurikulum ini bukan hanya menilai hasil namun sudah
menilai proses belajar siswa.
Kesembilan, Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) tahun 2004. Kurikulum
1975-1994 berorientasi pada pencapaian tujuan yang berimplikasi pada penguasaan
kognitif. KBK lahir sebagai tuntutan reformasi. Kurikulum ini menekankan
pengembangan kemampuan melakukan tugas-tugas dengan standar performasi
tertentu sehingga hasilnya dapat dirasakan oleh siswa, berupa penguasaan terhadap
seperangkat kompetensi tertentu. KBK memiliki empat komponen, yaitu Kurikulum
dan Hasil Belajar (KHB), Penilaian Berbasis Kelas (PBK), Kegiatan Belajar
Mengajar (KBM), dan Pengelolaan Kurikulum Berbasis Sekolah (PKBS). Pada
kurikulum ini lahir metode pembelajaran PAKEM dan CTL, serta penilaian
memadukan keseimbangan kognitif, psikomotorik, dan afektif dengan penekanan
penilaian berbasis kelas (Trianto:2009). Berdasarkan pendapat diatas, dapat
disimpulkan bahwa pada kurikulum ini lahir istilah kompetensi dasar. Penilaian
belajar pada kurikulum ini meliputi aspek pengetahuan, sosial dan keterampilan.
Kesepuluh, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tahun 2006.
kurikulum ini merupakan pengembangan dari KBK. Standar isi dan proses yang
(Badan Standar Nasional Pendidikan)diamanatkan oleh Undang-Undang Nomor 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. (Suparlan:
2011). Tujuan pendidikan pada kurikulum KTSP menurut (Trianto:2009)
menekankan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta
keterampilan untuk hidup mandiridan mengikuti pendidikan lanjut. Pada kurikulum
ini Rencana Pembelajaran di buat oleh pemerintah, namun untuk yang sekarang
pemerintah hanya menyediakan silabus yang dapat dikembangkan oleh guru,
sehingga guru menyusun Rencana pelaksanaan Pembelajaran sendiri. KTSP
melahirkan istilah standar kompetensi (SK), kompetensi dasar (KD), dan standar
kompetensi lulusan (SKL).
Berdasarkan sejarah perkembangan kurikulum di Indonesia diatas, dapat
diketahui bahwa perubahan kurikulum di Indonesia selalu mengacu pada kurikulum
sebelumnya. Perubahan Kurikulum dilakukan dengan tujuan melengkapi kekurangan
dari kurikulum sebelumnya, memberikan perubahan yang lebih baik dengan tujuan
meningkatkan kualitas pendidikan. Perubahan kurikulum selalu disertai dengan
tujuan pendidikan yang berbeda, hal tersebut disebabkan adanya suatu tujuan tertentu
yang ingin dicapai dalam memajukan pendidikan di Indonesia. Seperti diungkapkan
(Hidayat: 2013) yang menyatakan bahwa kurikulum sebagai seperangkat rencana
pendidikan perlu dikembangkan secara dinamis sesuai dengan tuntutan dan
perubahan yang terjadi di masyarakat. Mulai tahun 2013 Indonesia menggantikan
2.1.6. Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 merupakan kurikulm yang baru diterapkan pada tahun ajaran
2013/2014. Ada beberapa elemen perubahan yang terjadi dikurikulum ini. Bagian ini
akan menjelaskan pengertian kurikulum 2013 dan ciri-ciri kurikulum 2013.
2.1.6.1. Pengertian kurikulum 2013
Kurikulum yang berlaku di Indonesia saat ini adalah kurikulum 2013.
Kurikulum 2013 menginginkan generasi bangsa memiliki kemampuan yang
seimbang antara pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Menurut (Fadlilliah:2014)
kurikulum 2013 merupakan suatu kurikulum yang dikembangkan dalam kegiatan
pembelajaran dengan tujuan meningkatkan dan menyeimbangkan kemampuan soft
skill dan hard skill siswa berupa pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Hal serupa
juga dikemukakan oleh (Hidayat: 2013) yang mengungkapkan bahwa “kurikulum 2013 dicita-citakan dapat melahirkan generasi penerus bangsa yang cerdas
komrehensif, yaitu bukan hanya cerdas secara intelektualnya saja namun juga cerdas
secara emosi, dan spiritualnya”. Berdasarkan kedua ahli diatas, dapat disimpulkan
bahwa kurikulum 2013 bertujuan untuk menciptakan siswa di Indonesia memiliki
kemampuan yang seimbang antara intelektual, emosi dan keterampilannya.
Penerapan kurikulum 2013 menjadi salah satu solusi untuk menghadapi
tuntutan jaman di era globalisasi. Menurut (Fadlillah: 2014) kurikulum 2013
bertujuan untuk menyiapkan siswa menghadapi tantangan masa depan dan berbagai
fenomena yang terjadi di masyarakat dengan membekali mereka ilmu pengetahuan
dipadukan dengan penanaman nilai-nilai karakter dalam proses pembelaran. Menurut
(Hidayat: 2013) kegiatan pembelajaran yang digunakan harus memberikan
kesempatan kepada siswa membangun pengetahuan berdasarkan pengalaman belajar
di kelas, lingkungan sekolah, maupun masyarakat serta mampu mendekatkan siswa
dengan nilai-nilai karakter sesuai dengan budaya bangsanya.
Berdasarkan pemaparan para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa kurikulum
2013 dipersiapkan pemerintah untuk membekali generasi bangsa dalam menghadapi
tantangan global. Generasi yang dicita-citakan oleh kurikulum ini memiliki kualitas
yang seimbang antara kemampuan soft skill dan hard skill yang meliputi kompetansi
pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Tujuan dari kurikulum 2013 adalah
Kemampuan tersebut menyesuaikan dengan nilai karakter bangsa. Pendidikan
karakter dapat dicapai dengan kegiatan pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, dan
produktif.
2.1.6.2.Ciri-ciri Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 merupakan penyempurnaan dari kurikulum sebelumnya.
Ciri-ciri yang terdapat dalam kurikulum 2013 adalah:
2.1.6.2.1.Pendekatan Saintifik
Pendekatan saintifik menerapkan kegiatan pembelajaran melalui pemahaman
kepada siswa untuk mengenal, dan memahami materi melalui pendekatan ilmiah
(Nirgiyantoro: 2011). Pernyataan tersebut sesuai dengan (Kemendikbud: 2014) yang
menyatakan “Pendekatan saintifik merupakan sebuah proses kerja yang yang
teknik-teknik investigasi atas suatu atau beberapa fenomena atau gejala, memperoleh
pengetahuan baru, atau mengoreksi dan memadukan pengetahuan sebelumnya. Untuk
dapat disebut ilmiah, metode pencarian (method of inquiry) harus berbasis pada
bukti-bukti dari objek yang dapat diobservasi, empiris, dan terukur dengan prinsip-prinsip
penalaran yang spesifik”. Berdasarkan pendapat kedua ahli diatas, Pendekatan saintifik menggunakan metode ilmiah atau metode pencarian dalam kegiatan
pembelajaran. Metode ilmiah merupakan metode yang menuntut siswa untuk
membangun sendiri pemahamannya melalui kegiatan percobaan, membandingkan,
dan pengalaman.
Langkah-langkah pembelajaran dengan pendekatan saintifik menurut
Permendikbud Nomor 81 A Tahun 2014 lampiran IV terdiri atas lima pengalaman
belajar pokok, yaitu:(1)Mengamati, kegiatan ini memberikan kesempatan kepada
siswa untuk melakukan pengamatan melalui kegiatan menyimak, melihat mendengar
dan membaca; (2) Menanya, kegiatan ini memberikan kesempatan kepada sisiwa
untuk bertanya mengenai apa yang sudah mereka baca, lihat, dan simak. Guru
bertugas untuk membimbing siswa agar mampu mengajukan pertanyan; (3)
Mengumpulkan informasi/eksperimen, yaitu suatu tindak lanjut dari kegiatan
bertanya. Siswa dapat membaca buku, memperhatikan fenomena atau objek dengan
lebih teliti, dan melakukan eksperimen;(4) Mengasosiasikan/mengolah informasi,
yaitu kegiatan memproses informasi untuk menemukan keterkaitan satu informasi
dengan informasi lain, menemukan pola dari keterkaitan informasi dan mengambil