• Tidak ada hasil yang ditemukan

NALISA MANAJEMEN KUALITAS DENGAN METODE TOTAL QUALITY MANAGEMENT(TQM) BERBASIS DEMING PRIZE DI CV. EMWE RONA JAYA – SIDOARJO.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "NALISA MANAJEMEN KUALITAS DENGAN METODE TOTAL QUALITY MANAGEMENT(TQM) BERBASIS DEMING PRIZE DI CV. EMWE RONA JAYA – SIDOARJO."

Copied!
127
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISA MANAJ EMEN KUALITAS

DENGAN METODE

TOTAL QUALITY MANAGEMENT(TQM)

BERBASIS

DEMING PRIZE

DI CV. EMWE RONA J AYA – SIDOARJ O

SKRIPSI

Oleh :

WHISNU PERDANA NPM : 0932010039

J URUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL”VETERAN” J AWA TIMUR

(2)

LEMBAR PENGESAHAN

SKRIPSI

ANALISA MANAJ EMEN KUALITAS

DENGAN METODE

TOTAL QUALITY MANAGEMENT(TQM)

BERBASIS

DEMING PRIZE

DI CV. EMWE RONA J AYA – SIDOARJ O

Oleh :

WHISNU PERDANA

0932010039

Telah disetujui untuk mengikuti Seminar II

TahunAjar an 2012 – 2013

Sur abaya, Mei 2013

Mengetahui

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Ir. Tri Susilo,MM Suseno Budi Prasetyo, ST, MT

(3)

SKRIPSI

ANALISA MANAJEMEN KUALITAS

DENGAN METODE TOTAL QUALITY MANAGEMENT(TQM)

BERBASIS DEMING PRIZE

DI CV. EMWE RONA JAYA-SIDOARJO Disusun oleh :

WHISNU PERDANA NPM: 0932010039

Telah dipertahankan dihadapan dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri

Universitas Pembangunan Nasional `Veteran` Jawa Timur Pada tanggal : 31 Juli 2013

Tim Penguji : Pembimbing :

1. 1.

Ir. Yustina Ngatila. MT Ir. Tri Susilo. MM

NIP. 19570306 198803 2 001 NIP. 19550708 198903 1 001

2 2 .

Ir. Akmal Suryadi, MT Suseno Budi P. ST. MT

NIP. 19650112 199003 1 001 NIP. 19760503 2000501 1 002

3.

Ir. Budi Santoso. MMT NIP. 19561205 198703 1 001

Mengetahui

Dekan Fakultas Teknologi Industry

Universitas Pembangunan Nasional `Veteran` Jawa Timur Surabaya

(4)

SKRIPSI

ANALISA MANAJEMEN KUALITAS

DENGAN METODE TOTAL QUALITY MANAGEMENT(TQM)

BERBASIS DEMING PRIZE

DI CV. EMWE RONA JAYA-SIDOARJO Disusun oleh :

WHISNU PERDANA NPM: 0932010039

Telah dipertahankan dihadapan dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri

Universitas Pembangunan Nasional `Veteran` Jawa Timur Pada tanggal : 31 Juli 2013

Tim Penguji : Pembimbing :

2. 1.

Ir. Yustina Ngatila. MT Ir. Tri Susilo. MM

NIP. 19570306 198803 2 001 NIP. 19550708 198903 1 001

2 2 .

Ir. Akmal Suryadi, MT Suseno Budi P. ST. MT

NIP. 19650112 199003 1 001 NIP. 19760503 2000501 1 002

3.

Ir. Budi Santoso. MMT NIP. 19561205 198703 1 001

Mengetahui

Kajur Fakultas Teknologi Industry

Universitas Pembangunan Nasional `Veteran` Jawa Timur Surabaya

(5)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulisan Tugas Akhir ini dengan judul: Analisa manajemen kualitas dengan penerpan Total Quality Manajemen berbasis Deming Prize di CV. Emwe Rona Jaya

Skripsi ini disusun guna mengikuti syarat kurikulum tingkat sarjana ( S1 ) bagi setiap mahasiswa jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri UPN “Veteran” Jawa Timur. Kami menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih kurang sempurna, penulis menerima adanya saran dan kritik untuk membenahinya.

Dalam penyusunan Tugas Akhir ini, penulis mendapatkan banyak sekali bimbingan dan juga bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ibu dan Ayah tersayang terima kasih sebesar-besarnya atas doa dan dukungannya, tanpa kalian saya tidak akan bisa menyelesaian tugas akhir ini

2. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Sudarto, MP. selaku Rektor Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

3. Bapak Ir. Sutiyono, MT. selaku Dekan Fakultas Teknologi Industri Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

4. Bapak Dr. Ir. Minto Waluyo, MM selaku Ketua Jurusan Teknik Industri,

(6)

5. Bapak Drs. Pailan selaku Sekertaris Jurusan Teknik Industri, Fakultas

Teknologi Industri Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

6. Bapak Ir.Tri Susilo, MM (almarhum) selaku dosen pembimbing I semoga amal dan ibadahnya ditrima disisiNya dan bapak Suseno Budi P, ST, MT selaku dosen pembimbing II yang telah membimbing saya hingga dapat menyelesaikan tugas akhir ini.

7. Bapak dan Ibu penguji yang membantu dalam pembenahan laporan skripsi saya ini serta bantuan-bantuan lainnya.

8. Semua dosen yang pernah mengajar dan membimbing saya dan juga staff UPN yang membantu saya dalam proses pencapaian Tugas Akhir ini. 9. Teman – teman Angkatan 2009 dan 2008 yang sudah membantu saya

baik melalui waktu maupun pendapat saya ucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya.

10.Semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan Tugas Akhir ini yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu. Saya ucapkan terima kasih. Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun yang dapat membantu penulis dimasa yang akan datang. Semoga laporan ini dapat bermanfaat sekaligus dapat menambah wawasan serta berguna bagi semua pihak yang membutuhkan.

Sidoarjo, Juli 2013

(7)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……….. DAFTAR ISI ... DAFTAR GAMBAR………. DAFTAR TABEL………. DAFTAR LAMPIRAN………. BAB I. PENDAHULUAN ...

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 3

1.3 Batasan Masalah ... 3

1.4 Asumsi-asumsi ... 4

1.5 Tujuan Penelitian ... 4

1.6 Manfaat Penelitian ... 5

1.7 Sistematika Penulisan ... 5

BAB II. TINJ AUAN PUSTAKA ... 2.1 Definisi Kualitas ... 8

2.2 Manajemen Kualitas ... 11

2.3 Total Quality Management ... 14

2.3.1 Sejarah Perkembangan Total Quality Management ... 14

2.3.2 Pengertian Total Quality Management ... 16

2.2.3 Prinsip Utama Total Quality Management ... 19

(8)

2.4 DMAIC Model ... 25

2.4.1 Define ... 27

2.4.2 Mesure ... 27

2.4.3 Analyze ... 28

2.4.4 Improve ... 28

2.4.5 Control ... 29

2.5 Deming Prize ... 30

2.6 Kreteria Deming Prize ... 33

2.7 Siklus Deming (Deming Cycle) ... 34

2.8 Kategori Deming Prize ... 36

2.9 Konsep Pemilihan Deming Prize ... 41

2.10 Pengujian Data………..46

2.7.1 Uji Validitas………..46

2.7.2 Uji Reabilitas……….…47

2.8 Penelitian Terdahulu……….…..48

BAB III. METODE PENELITIAN ... 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 50

3.2 Sumber dan Pengumpulan Data ... 50

3.3 Identifikasi Variabel Penelitian ... 51

3.3.1 Variabel Bebas ... 51

3.3.2 Variabel Terikat ... 51

3.4 Metode Analisa Data ... 54

(9)

3.6 Penyusunan Kuisioner…...………..………...63

3.7 Penarikan Sampel dan Pengumpulan Data……… ... 64

3.8 Pengolahan Data………...64

2.8.1 Uji Validitas………. 65

2.8.2 Uji Reabilitas……….… 66

3.9 Analisa Hasil dan Pembahasan ……… . 67

3.10 Kesimpulan dan Saran………. 67

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN……… 4.1 Pengumpulan Data……….... . 68

4.1.1 Teknik Pengambilan Sampel………... . 68

4.1.2 Pembuatan Kuisioner………... 69

4.1.3 Pengisian Kuisioner……….. 69

4.2 Uji Validitas……… 69

4.2.1 Uji Validitas untuk Variabel Organisasi……….. 69

4.2.2 Uji Validitas untuk Variabel Standarisasi…………...70

4.2.3 Uji Validitas untuk Variabel Pengendalian………..71

4.2.4 Uji Validitas untuk Variabel Analisis………..….73

4.2.5 Uji Validitas untuk Variabel Pengaruh.………..…..74

4.2.6 Uji Validitas untuk Variabel Kebijakan dan Saran……...75

4.2.7 Uji Validitas untuk Variabel Pendidikan dan Pelatihan...,76

4.2.8 Uji Validitas untuk Variabel Pengumpulan dan Penyebaran..76

4.2.9 Uji Validitas untuk Variabel Jaminan Mutu……….77

(10)

4.3 Uji Reabilitas………..79

4.3.1 Uji Reabilitas untuk Variabel Organisasi………...79

4.3.2 Uji Reabilitas untuk Variabel Standarisasi …………..….79

4.3.3 Uji Reabilitas untuk Variabel Pengendalian…………...79

4.3.4 Uji Reabilitas untuk Variabel Analisis ………...79

4.3.5 Uji Reabilitas untuk Variabel Pengaruh..………...80

4.3.6 Uji Validitas untuk Variabel Kebijakan dan Saran……….80

4.3.7 Uji Validitas untuk Variabel Pendidikan dan Pelatihan...80

4.3.8 Uji Validitas untuk Variabel Pengumpulan dan Penyebaran..81

4.3.9 Uji Validitas untuk Variabel Jaminan Mutu………..81

4.3.10 Uji Validitas untuk Variabel Rencana Masa Depan.……81

4.4 Perhitungan Score Variabel Deming Prize……….….82

4.4.1 Organisasi……….. ………82

4.4.2 Standarisas ... 86

4.4.3 Pengendalian………..90

4.4.4 Analisis………..………93

4.4.5 Pengaruh.………..……….96

4.3.6 Kebijakan dan Saran……….100

4.3.7 Pendidikan dan Pelatihan...103

4.3.8 Pengumpulan danPenyebaran………..105

4.3.9 Variabel Jaminan Mutu………106

(11)

4.5 Usulan Rencana Perbaikan Bagi Perusahaan………..110 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN………

(12)

ABSTRAKSI

Suatu perusahaan perlu meningkatkan preformansinya terutama dari segi kualitas dalam usaha mempertahankan diri dan bersaing dengan perusahaan lain. Oleh karena itulah, perusahaan perlu melakukan pengukuran terhadap preformansinya sehingga dapat mengetahui dimana posisi perusahaan saat ini dan bagaimana dapat menigkatkan preformansinya tersebut. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan mengetahui presepsi para karyawan mengenai perusahaan berdasarkan ukuran-ukuran yang telah ditetapkan sehingga perusahaan dapat mengetahui preformansinya dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

CV Emwe Rona Jaya adalah perusahaan yang memproduksi berbagai macam produk furniture mulai lemari, meja, sofa, kitchen set dll. Untuk sementara, perbaikan yang dilakukan oleh perusahaan tersebut lebih banyak dititik beratkan terhadap kualitas produk (eksternal). Padahal kualitas produk harus ditunjang oleh kualitas internal perusahaan. Sehingga dengan sendirinya akan mempengaruhi kualitas produk yang dihasilkan.

Salah satu sistem manajemen yang mengangkat kualitas sebagai strategi usaha dan berorientasi pada kepuasan konsumen dengan melibatkan seluruh anggota organisasi adalah Total Quality Management. Salah satu cara pendekatan dari aspek-aspek yang termasuk dalam Total Quality Management ialah dengan menggunakan

Deming Prize . Deming Prize sendiri akan meninjau kualitas internal termasuk berdasarkan kategori yang terdapat didalam Deming Prize. Dimana dari kategori tersebut akan digunakan sebagai variabel untuk menganalisa kondisi internal perusahaan.

Berdasarkan hasil dan analisa data, dapat diketahui bahwa score untuk variabel organisasi sebesar 3,18 ; standarisasi sebesar 3,00 ; pengendalian sebesar 2,70 ; analisis sebesar 2,61 dan pengaruh sebesar 3,22. Dimana nilai-nilai tersebut telah melebihi target score yang telah ditetapkan dari masing-masing variabel. Namun, ada kategori yang terdapat dalam variabel yang nilainya lebih rendah dari target score antara lain masukan dari karyawan, bonus dan penghargaan bagi karyawan. Perusahaan harusnya mendengar masukan serta saran-saran dari para karyawan sertamengatasi maslah minimnya pemberian bonus dan penghargaan bagi karyawan.

(13)

Abstract

A company needs to increase preformansinya especially in terms of quality in an effort to defend itself and compete with other companies. Therefore, companies need to take measurements of preformansinya order to know where the company's current position and how it can boost the preformansinya. One way to do is to know the perception of the employees of the company based on the measures that have been established so that the company can find preformansinya and achieve the goals set.

CV Emwe Rona Jaya is a company that produces a wide range of furniture products ranging cabinets, tables, sofas, kitchen sets, etc.. For a while, the improvement made by the company more emphasis on product quality (external). Though the quality of the product must be supported by the company's internal quality. So that in itself will affect the quality of the resulting product.

One that elevates the quality management system as a business strategy and customer satisfaction oriented by involving all members of the organization is Total Quality Management. One way to approach the aspects included in Total Quality Management is using the Deming Prize. Deming Prize itself will be an internal quality review, including by category contained within the Deming Prize. Where from that category will be used as variables to analyze the internal condition of the company.

Based on the results and analysis of data, it can be seen that the score of 3.18 for the variable organization; standardization of 3.00; restraint of 2.70; analysis of the effect of 2.61 and 3.22. Where the values exceeded predefined targets score of each variable. However, there are categories contained in the variable whose value is lower than the target score include input from employees, bonuses and awards for employees. Companies should hear feedback and suggestions from employees sertamengatasi issue with the lack of bonuses and awards for employees.

(14)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Berlakunya Asean free Trade Area (AFTA), menyebabkan perusahaan di setiap Negara khususnya di wilayah Asean dihadapi pada situasi persaingan global.

Persaingan global ini memberikan banyak pilihan kepada konsumen, dimana mereka

semakin sadar biaya (cost conscious) dan sadar nilai (value conscious) dalam meminta produk dan jasa yang berkualitas tinggi, untuk dapat bertahan dan berhasil

dalam lingkungan seperti itu, perusahaan harus menciptakan value bagi konsumen dalam bentuk produk dan jasa serta pelayanan berkualitas, sehingga perusahaan juga

memperoleh value.

Perusahaan manufaktur maupun jasa menghadapi persaingan khusus karena

adanya perbedaan kualitas antara pekerjaan yang satu dengan pekerjaan yang lainnya.

Oleh karena itu perusahaan manufaktur maupun jasa perlu mengutamakan konsistensi

melalui pengembangan suatu sistem yang dapat mendukung kinerja para pekerjanya.

CV. Emwe Rona Jaya yang bergerak di bidang produksi, perdagangan dan

distribusi furniture. Dituntut untuk tetap menjaga eksistensinya atau kelangsungan

hidup perusahaan dengan terus meningkatkan kualitas perusahaan. Untuk mencapai

(15)

manajemen diarahkan pada satu tujuan yaitu terciptanya kepuasan konsumen, dengan

perkataan lain fokus perusahaan mengutamakan kepuasan pelanggan.

Kualitas menjadi hal utama bagi setiap perusahaan. Kualiatas yang

ditampilakan perusahaan selalu mengarah pada produk, harga dam waktu. Artinya

setiap pelanggan selalu menginginkan produk dengan kualitas yang bagus dengan

harga murah dan dapat diperoleh pada saat dibutuhkan oleh pelanggan.

Untuk menghasilkan produk yang berkualitas, maka pihak-pihak yang terlibat

dalam perusahaan harus bekerja dengan maksimal. Secara garis besar, kinerja

manajemen perusahaan yang bagus akan bersinergi terhadap kualitas produk yang

diharapkan pelanggan.

Di tengah perkembangan teknologi, menjamurnya perusahaan-perusahaan

baru, dan bermunculnya konsumen yang lebih kritis menimbulkan masalah baru bagi

perusahaan dalam hal peningkatan kualitas:

1. Tuntutan konsumen terhadap barang yang semakin bermutu

2. Kesetian konsumen terhadap produk semakin berkurang

3. Persaigan harga yang tidak sehat

Dalam situasi persaigan yang seperti ini, perusahaan dituntut untuk

menggunakan sistem manajemen yang baik dimana sistem manajemen ini dapat

dijadikan sebagai alat untuk meningkatkan kinerja perusahaan. Salah satu alat

(16)

dibidang manufaktur atau jasa dalam rangka membantu meningkatkan kepuasan

konsumen,produktifitas karyawan dan kualitas perusahaan.

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka penelitian ini diberi

judul “Analisa Manajemen Kualitas Dengan Metode

Total Quality Management (TQM) Berbasis Deming Prize Di CV. Emwe Rona Jaya Sidoarjo ? ``

1.2 Per umusa n Masalah

Bedasarkan latar belakang masalah yang telah disebutkan ,rumusan penelitian

ini adalah sebagai berikut : ``Bagaimana kualitas manajemen perusahaan CV. Emwe

Rona Jaya dan bagaimana usulan perbaikan untuk meningkatkan kualitas

manajemen perusahaan? ``

1.3 Batasan Masalah

Agar penelitian ini dapat lebih terarah, maka batasan–batasan masalah yang

digunakan adalah :

1. Responden yang diambil adalah respon mereka tentang tempat mereka bekerja,

yaitu CV. Emwe Rona Jaya .

2. Responden diambil terhadap para karyawan yang telah bekerja di perusahaan

(17)

3. Pengukuran akan mengunakan sepenuhnya konsep dan prosedur dan prosedur

Deming prize, yakni 14 point deming yang merupakan terbentuknya 10 kategori

Deming prize.

4. Penelitian dilaksakan pada bulan Februari sampai data terpenuhi.

5. Variabel yang digunakan sebanyak 5 yang diambil dari 10 kategori Deming Prize, yang telah disesuaikan dengan data yang ada seta kegiatan yang terjadi di

perusahaaan.Variabel yang akan digunakan adalah Organisasi, Standarisasi,

Pengendalian, Analisis dan Pengaruh.

1.4 Asumsi Penelitian

Sedangkan Asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Keadaan perusahaan yang dianalisa dalam keadaan normal

2. Responden mampu memahami dan menjawab kuisioner

3. Faktor-faktoryang terdapat dalam koisioner dianggap sudah baik

(kuisioner dibuat didasarkan atas beberapa kategori Deming prize)

1.5 Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah :

1. Mengetahui kualitas manajemen perusahaan CV. Emwe Rona Jaya.

2. Memberikan usulan perbaikan untuk meningkatkan kualitas manajemen

(18)

1.6 Manfaa t Penelitian

Latar belakang yang dibahas dalam penelitian ini mempunyai manfaat yaitu :

1. Bagi Perusahaan

Memberikan tambahan informasi yang bermanfaat sebagai pertimbangan dalam

meningkatkan kinerja organisasi agar lebih produktif, efektif dan efesien, serta

menentukan langkah – langkah peningkatan sumber daya manusia.

2. Bagi Akademisi

Memberikan tambahan wawasan dan aplikasinya terhadap dunia kerja nyata,

sehingga dapat menciptakan Link and Match bagi masyarakat akademisi secara

umum, secara khususnya bagi pengembangan pemikiran.

3. Bagi Peneliti

Hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai pembanding antara teori yang

didapat selama di bangku kuliah dengan aplikasi yang ada di lapangan.

4. Bagi Universitas :

Sebagai bahan perbendaharaan perpustakaan dan studi banding bagi mahasiswa di

masa yang akan datang.

1.7 Sistematika Penelitian

Dalam memudahkan memahami pembahasannya,maka laporan ini secara

(19)

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini akan menjelaskan latar belakang permasalahan, ruang

lingkup dan perumusan masalah yang dapat ditarik, tujuan penelitian dan

manfaat yang diperoleh dari penelitian ini, batasan serta asumsi yang

digunakan selama penelitian dan penjelasan sistematika penulisan tugas

akhir.

BAB II TINJ AUAN PUSTAKA

Bab ini berisi dasar-dasar teori yang digunakan untuk mengolah dan

menganalisa data-data yang diperoleh dari pelaksanaan penelitian, yaitu

teori mengenai metode total quality management

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini menjelaskan langkah-langkah penelitian, mulai daru dari tahap

rumusan masalah, penilaian kinerja, yaitu pembagian kuisioner,

pengolahan dan analisa kuisioner dilanjutkan dengan perencanaan

strategi berdasarkan analisa kecocokan kriteria Deming.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi pengolahan dari data yang telah dikmpulkan dan melakukan

analisa, langkah-langkah pemecahan masalah dan metode analisis serta

(20)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi kesimpulan dan saran dari analisis yang telah dilakukan

sehingga dapat memberikan suatu rekomendasi sebagai masukan bagi

perusahaan..

DAFTAR PUSTAKA

(21)

BAB II

TINJ AUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Kualitas

Ketika kata “Kualitas” digunakan, kita selalu berpikir dalam pola sebuah produk atau jasa yang memenuhi atau melampaui harapan kita. Berdasarkan pemikiran tersebut, Besterfield (1995) menjelaskan pengertian kualitas sebagai sesuatu yang tidak teraba yang didasarkan pada persepsi. Kualitas dapat dikuantifikasikan sebagai :

Q = P / E

Dimana : Q = Quality ( kualitas )

P = Performance ( performasi ) E = Expectations ( harapan )

Jika Q 1, maka konsumen mempunyai perasaan yang baik tentang produk atau jasa tersebut. Penentuan P dan E akan lebih didasarkan pada persepsi dengan performansi yang ditentukan oleh organisasi dan harapan yang ditentukan oleh konsumen.

Banyak pakar lain dan organisasi yang mencoba mendefinisikan kualitas berdasarkan sudut pandangnya masing-masing. Beberapa diantaranya adalah sebagai berikut :

(22)

3. Menyediakan bagi konsumen produk dan jasa yang secara konsisten memenuhi kebutuhan dan harapan mereka

4. Melakukan hal yang tepat pada waktu yang tepat, selalu berusaha dan berkembang dan selalu memuaskan konsumen

5. Sebuah sistem pragmatis dari perbaikan berkelanjutan, sebuah cara untuk mengelola manusia dengan mesin dengan baik

6. Memberi makna keunggulan

7. Usaha yang keras dan berkelanjutan dari setiap orang dalam organisasi untuk mengerti, memenuhi dan melampaui kebutuhan konsumennya

8. Produk terbaik yang bisa dihasilkan dengan material yang dimiliki 9. Produk yang senantiasa baik yang dapat dipercaya oleh konsumen

10.Tidak hanya memuaskan konsumen, tetapi menyenangkan mereka, berinovasi dan berkreasi

Meskipun tidak ada definisi mengenai kualitas yang diterima secara universal, dari definisi-definisi yang ada terdapat beberapa kesamaan, yaitu dalam elemen-elemen sebagai berikut :

1. Kualitas meliputi usaha memenuhi atau melampaui harapan konsumen 2. Kualitas mencakup produk, jasa, orang, proses dan lingkungan

3. Kualitas merupakan kondisi yang selalu berubah (misalnya apa yang dianggap merupakan kualitas saat ini mungkin dianggap kurang berkualitas pada masa mendatang)

(23)

produk, jasa, orang, proses dan lingkungan yang memenuhi atau melampaui harapan. Yang dimaksud dengan keadaan dinamis disini adalah adanya fakta bahwa apa yang dipertimbangkan sebagai kualitas dapat dan sering berubah jika waktu berlalu dan keadaan berubah, sedangkan adanya unsur produk, jasa, orang, proses dan lingkungan itu memberikan suatu poin bahwa kualitas diaplikasikan tidak hanya pada produk dan jasa yang disediakan, melainkan juga terhadap orang dan proses yang menyediakannya dan lingkungan tempat produk dan jasa tersebut disediakan.

Kualitas mempunyai hubungan yang erat dengan kemampuan bersaing suatu produk atau jasa (Goetsch, 1997). Semakin tinggi level persaingan, kemampuan para kompetitor semakin meningkat. Perusahaan yang telah melalui persaingan di level lokal, regional atau nasional sekarang menemukan bahwa mereka bersaing melawan perusahaan dari seluruh dunia. Beberapa perusahaan menemukan bahwa persaingan menjadi lebih hebat dari pada yang pernah mereka jumpai. Hanya mereka yang dapat menghasilkan kualitas kelas dunia yang dapat bersaing pada level ini. Karena itu, semakin tinggi kualitas sebuah perusahaan, akan semakin tinggi pula kemampuannya dalam bersaing dengan perusahaan lain.

2.2 Manajemen Kualitas b

(24)

sering dianggap sebagai ukuran relative dari kebaikan suatu produk atau jasa. Kuslitas mencakup usaha untuk memenuhi harapan pelanggan.

Pada dasarnya Manajemen Kualitas (Quality Manajement) didefinisikan sebagai suati cara meningkatkan preformansi secara terus-menerus (Continous Performance Improvement) pada setiap level operasi atau proses, dalam setiap area fungsional dari suatu organisasi,dengan menggunakan sumber daya manusia dan modal yang tersedia. (Gaspersz,2003)

ISO 8402 (Quality Vocabulary) mendifinisikan Manajemen Kualitas sebagai semua aktivitas dari fungsi manajemen secara keseluruhan yang menentukan kebijaksanaan kualitas, yang tujuan dan tanggung jawab serta mengimplementasikannya melalui alat-alat seperti perencanaan kualitas (Quality Control), jaminan kualitas (Quality Assurance) dan peningkatan kualitas (Quality Improvement). Tanggung jawab untuk manajemen kualitas ada pada semua level dari manajemen, tetapi harus dikendalikan oleh manajemen puncak (Top Management) dan implementasinya harus melibatkan seluruh anggota organisasi.

(25)

Manajemen Kualitas (Quality Management) meninjau dimana ispeksi dilakukan. Beberapa Modus manajement kualitas antara lain (Hardjosoedarmo, 2004) :

A. Quality by inspection

Supplier Customer

Tujuan :

1. Mencegah defect atau non-conforming product masuk pasar atau sampai pada pelanggan.

2. Mencegah bahan baku yang buruk masuk proses produksi. Kelemahan :

1. Kesalahan baru diketahui pada akhir produksi.

2. Umpan balik yang diperlukan untuk analisis persoalan dan pecegahan sering terlambat sampai pada bagian yang membuat kesalahan dan harus membetulkannya.

3. Operator tidak peduli terhadap kesalahan yang dilakukan karena sudah ada bagian yang menanganinya.

4. Pekerjaan ulang kadang-kadang dilakukan tanpa sepengetahuan bagian yang bertanggung jawab akan kesalahan yang terjadi.

A B C

(26)

B. Quality Control

Para inspektur ditempatkan pada awal dan akhir tiap proses

Supplier Customer

Kerugian :

1. Membutuhkan lebih banyak inspektur

2. Para operator hanya bergantung pada hasil evaluasi inspektur C. Built-in Quality Control

Supplier Customer

Inpeksi dilakukan oleh operator sendiri. Mereka diberdayakan untuk mencek pekerjaannya sendiri. Pada awal proses ditempatkan inspektur. Dengan cara ini setiap pekerja dimotivasi untuk melakukann pekerjaannya secara benar sejak awal dan bertanggung jawab penuh untuk mencegah defect pada proses atau operator berikutnya yang berfungsi sebagai internal customer. Untuk melakukan cara ini secara berhasil maka kecakapan tentang kualitas harus dilatih terlebih dahulu dan juga ditanamkan sikap kualitas.

D. Total Quality

Supplier Customer

A+I

B+I C+I

I

A B C

I I I I

A+I

(27)

Disini seluruh inspektur ditiadakan, termasuk inspektur untuk bahan baku yang masuk. Hal ini dimungkinkan karena ada supplier-customer partnership sehingga supplier dilatih pelanggan tentang quality management. Dengan melatih supplier dan operator untuk melakukan pekerjaannya secara benar sejak awal maka kualitas tinggi dapat dicapai pada seluruh tahap produksi. Dengan modus total quality dan tanpa inspeksi maka akan menurunkan biaya operasi,memperpendek manufacturing lead time dan dapat mengendalikan inventories dengan baik.

2.3 Total Quality Management 2.3.1 Sejar ah Per kembangan TQM

Evolusi gerakan total quality dimulai dari munculnya konsep dan metode tentang produksi dan adanya keterlibatan pekerja dalam sektor industri di Amerika. Frederick W. Taylor menganut prinsip ilmu manajemen dan mulai memperkenalkan waktu standar dan insentif. Pada tahun 1911, Taylor mempublikasikan bukunya The Principles of Scientific Management , yang melahirkan berbagai teknik seperti studi waktu dan gerak.

(28)

Pada tahun 1940, W. Edwards Deming membantu U.S. Bureau of Cencus dalam menerapkan teknik-teknik sampling statistik. Setahun kemudian, ia mengajarkan teknik-teknik pengendalian kualitas di U.S. War Department. Dan pada tahun 1950, Deming mengajarkan mata kuliah mengenai kualitas kepada para ilmuwan, insinyur dan eksekutif perusahaan Jepang. Deming mengembangkan dasar statistik untuk meningkatkan kualitas setelah sebelumnya pernah dilakukan Shewart. Deming lebih menekankan pada tanggung jawab yang harus dipegang oleh top manajemen dalam menjalankan industrinya. Manajemen Deming tidak begitu banyak mendapatkan perhatian dari masyarakat Amerika, namun mendapat perhatian dari Jepang sehingga Jepang berkembang dan menjadi market leader. Baru pada tahun 1980, Amerika memberi pengakuan terhadap pendekatan Deming dan mereka mulai menggunakan filosofi Deming untuk meningkatkan kualitas dan sektor industri Amerika mulai berkembang pesat.

Pada tahun 1951, Juran mempublikasikan bukunya yang berjudul Quality Control Handbook. Ia terkenal dengan Jurans Three Basic Steps to Progress,

Jurans Ten Steps to Quality Improvement, The Pareto Principle dan The Juran Trilogy. Selain itu,, ia juga mengembangkan konsep Managing Business Process Quality, yang merupakan suatu teknik untuk melaksanakan penyempurnaan kualitas secara cross-functional.

(29)

Setelah masa itu, banyak sekali penelitian yang dilakukan dalam mengembangkan Total Quality Management. TQM diterapkan diberbagai perusahaan dan berbagai penghargaan diadakan untuk menghargai perusahaan-perusahaan yang berhasil menerapkan TQM. Sampai saat ini, masih banyak ilmuwan yang meneliti dan memperbaharui kriteria dan dimensi-dimensi kualitas dalam TQM, salah satunya penelitian yang dilakukan oleh McCarthy dan Keefe (1999 ).

2.3.2 Pengertian Total Quality Management

Defenisi TQM begitu banyak serta bermacam-macam. TQM diartikan sebagai suatu cara meningkatkan preformansi secara terus menerus pada setiap operasi atau proses dalam setiap fungsional dari suatu organisasi dengan menggunakan semua sumber daya manusia dan modal yang tersedia. (Gasperz, 2003)

TQM diartikan sebagai perpaduan semua fungsi dari perusahaan kedalam falsafah holistic yang dibangun berdasarkan konsep kualitas, teamwork, produktivitas dan pengertian serta kepuasan pelanggan (Ishikawa,1993)

.Definisi lain menyatakan bahwa TQM merupakan sistem manajemen yang mengangkat kualitas sebagai strategi dan berorientasi pada kepuasan pelanggan dengan melibatkan seluruh anggota organisasi (Santosa,1992)

(30)

Total Quality Mangement merupakan suatu pendekatan dalam menjalankan usaha yang mencoba untuk memaksimumkan daya saing organisasi melalui perbaikan terus-menerus atas produk, jasa, manusia, proses dan lingkungannya.

TQM mencakup semua fungsi dari sebuah fungsi. TQM merupakan perpaduan dari fungsi-fungsi dan proses yang berkaitan kedalam siklus hidup produk pada tahap yang berbeda-beda, seperti desain, perencanaan, produksi, distribusi dan pelayanaan. Ukuran keberhasilan TQM merupakan kepuasan pelanggan dan cara mencapainya, terutama melalui sistem desain sistem dan peningkatan terus-menerus.

TQM merupakan pendekatan untuk meningkatkan efektifitas sebuah bisnis secara keseluruhan, dengan berpusat disekitar mutu. TQM pada prinsipnya adalah cara mengorganisasi dan mengerahkan seluruh organisasi, setiap departemen, setiap aktivitas dan setiap individu disetiap tingkatan untuk mencapai kualitas. TQM berkaitan dengan masalah strategi, masalah pemasaran dan aspek-aspek manusia dari organisasi tersebut. Sebuah perusahaan yang menerapkan Total Quality Management (TQM) harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :

1. Berusaha menyusun sistem manajemen mutu. Sistem ini harus relevan dengan semua kegiatan dan tugas yang harus dikerjakan untuk mencapai tujuan. 2. Mengupayakan peningkatan disemua bidang. Misalnya,tidak cukup jika hanya

(31)

3. Perusahaan yang menggunakan pendekatan TQM harus menyadari bahwa ini merupakan proses perbaikan yang terus menerus, berlangsung kontinyu dan bukan program peningkatan mutu dalam jangka waktu yang ditentukan. Harus dipahami bahwa pemenuhan sasaran tertentu hanyalah sebuah langkah menuju TQM, karena tudak ada satu program atau sasaran yang dicapai dalam kerangka waktu tertentu dapat cukup memenuhi persyaratan TQM.

Meskipun manajemen kualitas (Quality Management) atau manajemen kualitas terpadu (Total Quality Management) dapat didefinisikan dalam berbagai versi, namun pada dasarnya TQM berfokus pada perbaikan terus menerus untuk memenuhi kepuasan pelanggan. Dengan demikian TQM berorientasi pada proses-proses yang mengintegrasikan semua sumber daya manusia, pemasok (Suppliers) dan para pelanggan (Customer) dilingkungan perusahaan.

2.3.4 Pr insip Utama Total Quality Management

TQM merupakan suatu konsep yang berupaya melaksanakan sistem manajemen kulitas kelas dunia. Untuk itu diperlukan perubahan besar dalam budaya dan sistem nilai suatu organisasi. Ada empat prinsip utama TQM (Tjiptono,2001) :

a. Kepuasan Pelanggan

(32)

didalamnya harga, keamanan dan ketepatan waktu. Oleh karena itu segala aktivitas perusahaan harus dikoordinasikan untuk memuaskan pelanggan. b. Respek Terhadap Setiap Orang

Dalam perusahaan yang kualitas dunia, setiap karyawan dipandang sebagai individu yang memiliki talenta dan kreativitas tersendiri yang unik. Dengan demikian karyawan merupakan sumber daya organisasi yang paling bernilai. Oleh karena itu setiap orang dalam organisasi diperlakukan dengan baik dan diberi kesempatan untuk terlibat dan berpatisipasi dalam tim pengambil keputusan.

c. Manajemen Berdasarkan Fakta

Perusahaan kelas dunia berorientasi pada fakta. Masudnya bahwa setiap keputusan selalu didasarkan pada data, bukan sekedar pada perasaan (Felling). Ada dua konsep pokok yang berkaitan dengan hal ini. Pertama, prioritas (Priorization) yakni suatu konsep bahwa perbaikan tidak dapat dilakukan pada semua aspek pada saat yang bersamaan, mengingat keterbatasan sumber daya yang ada. Konsep yang kedua, variasi (Variation) bahwa manajemen dapat diprediksi hasil dari setiap keputusan dan tindakan yang dilakukan.

d. Perbaikan Berkesinambungan

(33)

Ada sepuluh karakteristik TQM yang dikembangkan oleh Goetsch dan Davis dalam nasution (2005:22).

a) Fokus Pada Pelanggan

Dalam TQM,baik pelanggan internal maupun pelanggan eksternal merupan driver. Pelanggan eksternal menentukan kualitas produk atau jasa yang disampaikan kepada mereka, sedangkan pelanggan internal berperan besar dalam menentukan kualitas tenaga kerja, proses, dan linkungan yang berhubungan dengan produk dan jasa.

b) Obsesi Terhadap Kualitas

Dalam organisasi yang menerapkan TQM, pelanggan internal dan eksternal menentukan kualitas. Dengan kualitas yang ditetapkan tersebut,organisasi harus terobsesi untuk memenuhi atau melebihi apa yang ditentukan mereka.Hal ini berarti bahwa semua karyawan pada setiap level berusaha melaksanakan setiap aspek pekerjaannya berdasarkan perspektif. Bagaimana kita dapat melakukan dengan kebih baik? Bila suatu organisasi terobsesi dengan kualitas, maka berlaku prinsip `good enough is never good enough `.

c) Pendekatam Ilmiah

(34)

d). Komitmen Jangka Panjang

TQM merupakan suatu paradigma baru dalam melakuakan bisnis. Untuk itu, dibutuhkan budaya perusahaan yang baru pula. Oleh karena itu, komitmen jangka panjang sangat penting guna mengadakan perubahan budaya agar penerapan TQM dapat berjalan dengan sukses.

e). Kerjasama Tim (Teamwork)

Dalam organisasi yang dikelola secara tradisional seringkali diciptakan persaigan antar departemen yang ada dalam organisasi tersebut agar daya saing terdongkrak. Sementara itu, dalam organisasi yang menerapkan TQM, kersama tim, kemitraan dan hubungan dijalin dan dibina, baik antar karyawan perusahaan maupun dengan pemasok, lembaga-lembaga pemerintah dan masyarakat sekitarnya.

f). Perbaikan Sistem Secara Berkesinambungan

Setiap produk dan jasa dihasilkan dengan memenfaatkan proses-proses tertentu didalam suatu sistem/lingkungan. Oleh karena itu, sistem yang perlu di perbaiki secara terus menerus agar kualitas yang di hasilkan dapat maikin meningkat. g). Pendidikan dan Pelatihan

(35)

Degan belajar, setiap orang dalam perusahaan dapat meningkatkan keterampilan teknis dan keahlihan profesionalnya.

h). Kebebasan yang terkendali

Dalam TQM, keterlibatan dan pemberdayaan karyawan dalam pengambilan keputusan dan pemecahan masalah merupakan unsur yang sangat penting. Hal ini dikarenakan unsur tersebut meningkatkan `rasa memiliki` dan tanggung jawab karyawan terhadap keputusan yang dibuat. Meskipun demikian, kebebasn yang timbul karena keterlibatan dan pemberdayaan tersebut merupakan hasil dari pengendalian yang terencana dan terlaksana dengan baik.

i). Kesatuan Tujuan

Supaya TQM dapat diterapkan dengan baik, maka perusahaan harus memiliki kesatuan tujuan. Dengan demikian, setiap usaha dapat diarahkan pada tujuan yang sama. Akan tetapi, kesatuan tujuan ini tidak berarti bahwa harus selalu ada persetujuan/kesepakatan antara pihak manajemen dan karyawan, misalnya mengenai upah dan kondisi kerja.

j). Adanya Keterlibatan dan Pemberdayaan Karyawan

(36)

2.3.5 Manfaat Total Quality Management

Manfaat TQM adalah memperbaiki kinerja manajerial dalam mengelola perusahaan agar dapat meningkatkan penghasilan perusahaan perusahaan. Ada beberapa keuntungan pengendalian mutu yang digambarkan Ishikawa (1992) dalam bukunya, antara lain:

a) Pengendalian mutu memungkinkan untuk membangun mutu di setiap langkah proses produks demi menghasilkan produk yang 100% bebas cacat. b) Pengendalian mutu memungkinkan perusahaan menemukan kesalahan atau

kegagalan sebelum akhirnya berbuah menjadi musibah bagi perusahaan. c) Pengendalian mutu memungkinkan desain produk mengikuti keinginkan

pelanggan secara efisien sehingga produknya selalu di buat sesuai pilihan pelanggan.

d) Pengandalian mutu dapat membantu perusahaan menemukan data-data produksi yang salah.

TQM juga digunakan untuk memperbaiki posisi persaigan perusahaan dipasar dan sebagai alat untuk meningkatkan kemempuan dalam menghasilakan output dengan mutu berkualitas. Produk yang berkualitas yang mampu memenuhi kebutuhan dan kepuasan konsumen secara bekelanjuatan(sustainable satisfaction) akan menimbulkan pembelian yang bekelanjutan yang akhirnya dapat meningkatkan produktivitas perusahaan mencapai skala ekonomi dengan akibat penurunan biaya produksi(Ibraim,2000:22).

(37)

meningkatkan laba perusahaan agar perusahaan dapat terus berjalan dan tetap hidup dalam persaigan perdaganan yang semakin ketat saat sekarang ini. Perbaikan kualitas juga dapat meningkatkan citra perusahaan di mata pelangaan. Berikut ini adalah diagaram yang menunjukan peran perbaikan kualitas dalm perusahaan untuk memperbaiki posisi persaingan dalam pasar perdagangan dan meningkatakn ketelitian dalam menghasilkan produk yang bebas dari kerusakan.

Gambar 2.1 Peran Perbaikan Kualitas Dalam Perusahaan

2.4 DMAIC Model (Define – Measur e – Analyis – Improve – Contr ol) Dibawah ini merupakan arti dari DMAIC

1. Define adalah langkah awal dalam peningkatan kualitas dimana masalah mulai diidentifikasi. P E R B A I K A N K U A L I T A S Mempebaiki Posisi persaingan

Harga yang lebih tinggi Meningkatakan pangsa pasar Menigkatakan penghasilan Meningkatkan output yang bebas dari

kerusakan

Mengurangi biaya operasi

(38)

2. Measure merupakan aktifitas pengukuran proses sebelumnya (pengukuran dasar), yang bertujuan untuk mengevaluasi berdasarkan goals yang telah ada. Dalam langkah ini informasi atau data dikumpulkan. Beberapa tools yang digunakan dalam langkah ini antara lain dengan menggunakan control charts, form pengumpulan data, flow diagrams, diagram pareto, scatter diagram, frequency plots.

3. Analyze merupakan tahap dimana dilakukan identifikasi akar penyebab masalah dengan berdasarkan pada analisa data. Hasil dari analisa tersebut dapat digunakan untuk membuat solusi dalam melakukan pengembangan dan improvement terhadap proses yang diamati. Tools yang digunakan adalah diagram sebab akibat, pareto diagram, flow diagram, control chart.

4. Improve adalah tahap dimana pengujian dan implementasi dari solusi dilakukan untuk mengeliminasi penyebab masalah yang ada dan improve proses yang ada. Tools yang digunakan adalah brainstorming, control diagram, flow diagram.

5. Control adalah tahap terakhir yang dilakukan dalam peningkatan kualitas menggunakan DMAIC. Langkah terakhir ini bertujuan untuk melakukan kontrol dalam setiap kegiatan, sehingga memeperoleh hasil yang baik dan dapat mengurangi waktu, masalah, dan biaya yang tidak dibutuhkan.

(39)

common practice yang menjadi patokan dalam menjalankan proses Lean Six Sigma di suatu organisasi.

DMAIC adalah sebuah siklus improvement yang berbasis kepada data (performance data), yang digunakan untuk meningkatkan, mengoptimasi dan menstabilkan desain dan proses bisnis pada suatu perusahaan. Namun demikian, DMAIC tidak hanya milik Lean Six Sigma dan dapat digunakan sebagai kerangka kerja untuk aplikasi improvement lainnya.Berikut penjabaran aktifitas yang dilakukan di setiap tahap DMAIC:

2.4.1 Define

Tuliskan segala hal yang diketahui mengenai proses yang akan diperbaiki. Klarifikasi fakta yang ada dan tentukan tujuan dan bentuklah tim yang akan menjalankan proyek. Definisikan setiap hal dibawah ini:

1. Problem statement

2. Masalah yang dialami pelanggan

3. Critical to Quality – faktor-faktro kritikal dari kualitas output proses 4. Target dari proses dan proses lain yang terkait

5. Target proyek 6. Hambatan proyek

7. Project charter (kadang project charter dibuat dan disahkan pada fase Define).

2.4.2 Measur e

(40)

merupakan salah satu bentuk data collection plan. Biasanya tim memberikan effort yang besar untuk mengetahui kesesuaian dari sistem pengukuran yang digunakan. Data yang baik adalah sangat penting untuk kelancaran proses DMAIC. Pada fase ini dilakukan:

1. Pendefinisian critical X (input) dan critical Y (output) dari proses 2. Pendefinisian measurement plan

3. Pengujian sistem pengukuran (measurement system) 4. Pengumpulan data

5. Measurement System Analysis (gauge study).

2.4.3 Analyze

Data yang dikumpulkan di fase Measure dianalisa dan diselidiki akar permasalahan yang menjadi penyebabnya di tahap ini. Hal ini dilakukan untuk menemukan penyebab masalah dan penyebab terjadinya defect. Untuk menganalisa data, digunakan tools analisis yang cukup kompleks yang sesuai dengan konsep Lean Six Sigma. Namun penggunaan tools analisis yang lebih simpel juga dapat diterima. Aktifitas yang dilakukan selama fase ini meliputi:

1. Identifikasi gap yang terjadi di antara performa yang berjalan saat ini dengan perfoma yang menjadi target proyek

2. Mengidentifikasi bagaimana input dari proses (X) mempengaruhi outputnya (Y)

(41)

4. Mengidentifikasi penyebab terjadinya variasi dalam proses

5. Data dianalisa untuk mengetahui lokasi dan distribusi dari data yang terkumpul. Untuk melakukannya biasanya dilakukan histogram dan box plot.

2.4.4 Improve

Mengidentifikasi solusi kreatif untuk memperbaiki dan mencegah masalah dalam proses. Gunakan teknik brainstorming seperti Six Hats atau Random Word. Beberapa proyek dapat menggunakan tools analisa yang lebih kompleks seperti DOE (Design of Experiments). Fokuslah kepada solusi yang memang jelas dan meyakinkan. Aktifitas dalam fase ini yaitu:

1. Ciptakan solusi yang inovatif

2. Fokuslah pada solusi yang paling simpel dan mudah 3. Lakukan uji solusi dengan FMEA

4. Buat implementation plan yang mendetail 5. Mulai lakukan improvement

6. Ishikawa Diagram dapat digunakan di seluruh fase DMAIC.dalam fase Improve, kita dapat menggunakannya untuk melakukan brainstorming dalam menemukan solusi potensial.

2.4.5 Contr ol

(42)

suplemen untuk fase DMAIC, yaitu fase Replikasi (Replicate). Tahap ini adalah tahap replikasi perbaikan yang telah berhasil dilakukan untuk diimplementasikan dalam proses lainnya. Ini akan mendorong adanya sharing-knowledge antar departemen yang ada di perusahaan untuk memastikan tercapainya operational excellence.

(http.google//pengertian DMAIC)

2.5 Deming Prize

Deming prize adalah suatu penghargaan yang diberikan pada suatu perusahaan, baik jasa maupun manufakturyang berhasil atau sukses dalam menjalankan kreteria yang ada didalam deming prize dan selalu mengadakan perbaiakan akan kualitas secara terus menerus.

Beberapa penjelasan mengenai Deming Prize antara lain :

a) Deming prize adalah salah satu penghargaan terbesar dalam TQM didunia. Penghargaan ini pertama kali dibuat pertama kali tahun 1951 sebagai penghargaan kepada Dr. William Deming yang telah memberikan pengaruh yang sangat besar kepada perkembagan Jepang pada statistical pengendalian kualitas setelah Perang Dunia II. Beliau membantu Jepang mendirikan sebuah yayasan dengan mengorganisasikan tingkat kualitas produk yang ada di Jepang sebagai salah satu yang terbaik di dunia.

(http://curiuoscat.com/management/demingprize.cfm)

(43)

“wabah Quality control” yang telah membuat negara ini cepat pulih dari situasi krisis. Ia secara khusus dikenal dengan ajarannya tentang Deming PDCA cycle.

(http://valenssentia-id.com)

c) Deming prize penghargaan yang diberikan setiap tahun kepada suatu organisasi menerut garis pedoman penghargaan yang secara sukses diterapkan bagi perusahaan luas dengan dasar pengendalian kualitas pada statistikal pengendalian kualitas dan akan terus menerus diberikan sepanjang masa.

(http://www. kming.net/download/istilahkualitas/)

d) Deming prize, terutama Deming Application Prize yang diberikan kepada perusahaan yang telah memberikan pengaruh yang sangat baik secara langsung atau tidak langsung terhadap pengembangan pengendalian kualitas manajemen.

(http://www.deming.org/demingprize)

(44)

kepada badan tersebut untuk kemudian dianalisa, apakah perusahaan maupun suatu divisidalam perusahaan tersebut layak mendapatkan prize atau tidak. Disini tidak ada batasan jumlah penerima penghargaan

The Deming Prize For Individual adalah penghargaan tahunan yang diberikan para individu (personal) yang telah memberikan kontribusinya dalam Total Quality Manajement atau dalam penggunaan metode statistic untuk TQM.

Seleksi penerimaan itu sendiri dilakukan oleh The Deming prize Communitte. Mereka menerima usulan nama kandidat-kandidat individual yang dicalonkan baik oleh perusahaan tempat bekerja maupun inisiatif sendiri untuk kemudian diberi form aplikasi (kuisioner). Deadline aplikasi ini adalah tanggal 31 juli tiap tahunnya, tidak ada perbedaan atau pemisahaan untuk kandidat yang merekomendasikan oleh perusahaannya maupun yang mendaftar atas inisiatif sendiri. Pertengahan Oktober para kandidat mengisi from aplikasi (kuisioner). Penghargaan ini sendiri diberikan oleh Nippon Kezai Shimbun (Japan Economic Journal) dan nantinya akan dimuat dalam majalah bulanan yang diterbitkan oleh JUSE yang berjudul “Total Quality Manajement And Engineering”. Penyerahan penghargaan ini sendiri pada bulan November dan mendapat medali Deming, sertifikat dari Deming Prize Communitte serta hadiah dari Nippon Kenzai Shimbun.

Deming Prize mempunyai beberapa keungulan, diantaranya adalah :

(45)

b) Fokus utama adalah inovasi, kreatifitas dan nilai tambah kepada konsumen. Untuk mendukung focus utama ini biasanya perbaikan akan kualitas lebih difokuskan pada internal perusahaan organisasi, karena kepuasan konsumen dimulai dari kinerja perusahaan itu sendiri

c) Kebijaksaan manajemen lebih kepada tujuan jangka panjang dibandingkan dengan pendapatan keuangan tahunan.

Sedangkan kelemahan yang dimiliki oleh Deming Prize adalah:

Untuk mengajukan aplikasi deming prize ini, perusahaan harus antri agak lama. Biasanya permohonan akan dilayani satu tahun kemudian untuk mengatur jadwal. Hal ini dikarenakan banyknya pemohon dan terbatasnya jumlah panitia (Deming Prize Communtte ).

2.6 Kreteria Deming Prize

Kreteria Deming Prize terdiri dari serangkaian niali-nilai inti daan konsep (Core values And Concepts) yang merupakan landasan bagi kunci persayaratan didalam kerangka kerja yang berorientasi pada keberhasialn bisnis. Kreteria tersebut terdiri dari 14 poin deming (Tjitono,2001), yakni:

a) Miliki tekad yang kuat dan terus-menerus untuk memperbaiki mutu produk dan jasa

b) Gunakan filosofi yang tidak bisa menerima keterlambatan, kesalahan, cacat materi, cacat pekerjaan

(46)

d) Jangan terkecoh oleh besarnya biaya saja, yang mahal belum tentu baik, begitu pula sebaliknya.

e) Lakukan terus menerus daan selamanya usaha-usaha perbaikan kualitas dalam setiap kegiatan.

f) Lembagakan on the job traning semua orang (pemimpin,karyawan,dll)agar masing-masing dapat menciptakan kualitas kerjanya.

g) Lembagakan kemimpinan untuk membantu orang dan teknologi untuk bekerja dengan baik.

h) Hapuskan rasa takut sehingga setiap orang dapat bekerja secara efektif.

i) Hilangkan segala yang menhambat komunikasi antar invidu dalam perusahaan j) Hilangkan ajakan, desakn dan target bagi tenaga kerja, hal tersebut dapat

menciptakan permusuhan.

k) Hilangkan target kerja para pelaksana dan hilangkan angka-angka tujuan bagi para pemimpin

l) Kebanggan atas hasil kerja yang baik, membuat pemimpin dan karyawan untuk dapat lebih memacu kerja lebih baik lagi.

m) Giatkan program pendidikan, pelatihan dan pengembangan diri bagi semua orang, tenaga-tenaga professional sadar bahwa dirinya selalu meningkatkan kemampuan dirinya.

(47)

2.7 Siklus Deming (Deming Cycle)

Siklus Deming adalah suatu elemen dasar yang dikembangkan untuk menghubungkan antara produksi suatu produk dengan kebutuhan pelanggan dan memfokuskan sumber daya semua departemen dalam suatu usaha kerjasama untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Tahap-tahap siklus Deming meliputi :

Gambar 2.2 Siklus Deming

(Sumber: Tjiptono & Diana, Total Quality Management,2003)

Siklus deming yang biasa disebut dengan PDCA (Plan Do Check Act Analyze) merupakan perwakilan dari proses perbaikan secara terus menerus (continus improvement) untuk perencanaan maupun mencoba meningkatkan kinerja aktivitas baru. Elemen dasar siklus deming ini :

a) Plan : Mengadakan riset konsumen dan menggunakannya dalam perencanaan produk.

b) Do : Suatu perubahan atau pengerjaan menghasilkan produk.

c) Check :Memeriksa produk apakah telah dihasilkan sesuai dengan rencana The Deming Cycle

Plan

Analyze

Check Act

(48)

d) Act : Memasarkan produk tersebut.

e) Analyze : Menganalisa bagaimana produk tersebut diterima sesuai dengan rencana dalam hal kualitas, biaya dan kreteria lainnya.

Ulangi lagi mulai dari langkah perencanaan diikuti dengan pengetahuaan yang baru dan ulangi juga langkah pengerjaan, Check, Act, Analyze sampai terbentuk suatu proses peningkatan kinerja dari yang sebelumnya. Siklus deming ini selalu berputar dan tidak akan pernah berhenti, karena perbaiakan akan sesuatu tidak akan pernah berhenti demikian pula halnya dengan kepuasan.

Siklus deming ini dilambangkan untuk menghubungkan antara suatu produk dengan kebutuhan pelanggan dan menfokuskan sumber daya semua department (riset,desain,produksi,pemasaran) dalam suatu usaha kerja sama untuk memenuhi kebutuhan tersebut.

2.8 Kategori Deming Prize

The Deming Prize mempunyai 10 kategori, ke 10 kategori tersebut adalah: a) Kebijaksaan dan sasaran

b) Organisaasi

c) Pendidikan dan penyebaran

d) Pengumpulan dan penyebaran informasi e) Analisis

(49)

i) Pengaruh

j) Rencana masa depan

Dasar terbentuknya ke 10 kategori diatas, adalah dari nilai-nilai inti dan konsep Deming (yaitu 14 point deming dan siklus deming), dimana dari masing-masing kategori memiliki beberapa item-item. Dari nilai inti dan konsep dan ke 10 kategori diatas, terbagi atas 4 elemen dasar kerangka kerja, yakni :

a) Keadaan perusahaan secara umum

Ingin mengetahui apakah seluruh anggota karyawan di organisasi atau perusahaan atau divisi perusahaan mengetahui tempat kerjanya, pengetahuan para karyawan ini meliputi awal dari perusahaan, visi, inovasi, kebijakan kualitas yang diterapkan, keterlibatan top manajemen, aturan penerapan dalam proses quality improvement, dll,

b) Proses kerja yang dapat dilakukan

Proses kerja yang diamati antara lain: job analisis, bagaimana sifat kepemimpinan top manajemen, pelayanan bagaimana yang diberikan oleh customer, tujuan dari divisi perusahaan, rencana kualitas apa yang diterapkan pada divisi perusahaan, evaluasi kerja yang dilakukan, dll.

c) Penerapan manajemen perusahaan

(50)

dll. Dari hal-hal diatas, apakah dapat meningkatkan kualitas yang ada di perusahaan.

d) Analisa output perusahaan

Untuk menghasilkan output yang bagus, kita perlu mengetahui aturan kerja atau work flow, kerja dari para karyawan, struktur organisasi yang diharapkan, fasilitas yang mendukung proses, traning atau pelatihan diharapkan untuk memeperbaiki skill para karyawan.

Keempat elemen dasar kerangka kerja diatas dibentuk, pada intinya ingin mengetahui bagaimana penerapan kualitas disuatu organisasi atau perusahaan.

Berikut ini adalah scoring untuk masing-masing elemen dasar : 1. Keadaan perusahaan secara umum

Tabel 2.1 Target score untuk keadaan perusahaan

KATEGORI TARGET SCORE

1. Kesadaran akan strategi organisasi 3,50

2. Visi untuk masa depan 3,50

3. Inovasi 3,50

4. Kebijakan kualitas yang diterapkan 3,50

5. Value system/etika 3,50

6. Keterlibatan pihak top manajemen 3,50 7. Komitmen mewujudkan tujuan 3,50 8. Aturan peningkatan kualitas 3,50 9. Perhatian peningkatan kualitas 3,50 10. Struktur peningkatan kualitas 3,50

11. Sadar akan produktivitas 3,50

12. Sikap/moral 3,50

13. Kerjasama 3,50

14. Keterlibatan 3,50

15. Presepsi lingkungan kerja 3,50

16. interaksi sosial 3,50

17. Karateristik tugas karyawan 3,50

18. Konsekuwensi pembatas 3,50

19.Orientasi pelanggan 3,50

(51)

2. Proses kerja

Tabel 2.2 Target score untuk proses kerja

KATEGORI TARGET SCORE

1. Job analysis 1,50

2. Wewenang tertinggi 1,50

3. Perhatian akan kualitas 1,70

4. kepemimpinan top manajemen 1,55 5. Aktivitas pelayanan pelanggan 1,60

6. Definisi improvement 1,60

7. Tujuan unit kerja 3,50

8. Tujuan organisasi 3,50

9. Rencana penerapan kualitas 1,50

10. Rencana Strategi 3,50

11. Effisiensi organisasi 3,50

12. Investasi/penerapan teknologi 3,50 13. Metode / proses peningkatan 3,50

14. Ide baru 3,50

15. masukan karyawan 1,40

16. peningkatan yang dicapai 3,50

17. Pengukuran 1,50

18. feedback 1,40

19. Evaluasi 1,50

20. Hasil yang didapat 1,00

21. Penghargaan 1,50

Total (rata-rata score dibagi 21) 2,12

3. Manajemen Perusahaan

Tabel 2.3 Target score untuk manajemen perusahaan

KATEGORI TARGET SCORE

1. Definisi tool/alat kerja 1,50

2. Assement/penilaian 1,30

3. Proses/ukuran analisas 1,50

4. Komunikasi 1,55

5. Perkembangan organisasi 1,60

(52)

4. Output yang dihasilkan

Tabel 2.4 Target score untuk Output yang dihasilkan

KATEGORI TARGET SCORE

1. Aliran kerja/delay 3,50

2. Fasilitas 3,50

3. Peralatan/equipment 3,50

4. staffing 3,50

5. Pemborosan 3,50

6. Pelatihan 3,50

7. Struktur organisasi/struktur kerja 3,50

8. Supply bahan-bahan 3,50

9. Survey kualitas pada pelanggan 3,50

10. Kuantitatif/jumlah 3,50

11. Reabilitas 3,50

Total (rata-rata score dibagi 11) 3,50

2.9 Konsep Pemilihan Deming Prize

Setiap award / model kualitas pasti mempunyai kelebihan dan kelemahan tergantung pada presepsi, diskripsi dan penerapannya didalam suatu organisasi. Hal sangat dimungkinkan karena manajemen dan kebijakan setiap organisasi pasti berbeda meskipun organisasinya sama.

Salah satu kelebihan The Deming Prize yang sesuai dengan pertanyaan diatas, tertulis dalam karakteristik criteria tersebut yaitu “ The criteria are non prespective and adaptable “ yang berarti bahwa meskipun the deming prize mempersyaratkan result-oriented namun kreteria ini tidak mengharuskan :

(53)

tersebut tergantung pada tipe dan ukuran bisnis organisasi, kemempuan dan tanggung jawab dari personelnya.

b. Suatu organisasi harus mempunyai departemen kualitas, departemen perencanaan dan sejenisnya.

c. Bagaimana suatu organisasi harus terbentuk (struktur organisasi)

d. Beberapa unit dalam suatu organisasi harus dikelola dengan prosedur yang sama.

Oleh karena itu pada penelitian ini peneulis tidak membandingkan mana metode yang terbaik dan mana yang jelek, namun lebih kepada perbandingan letsk kelebihan dan ketidak sesuaian (bukan kelemahan) yang sekali lagi (penekanan) lebih tergantung pada suatu penerapan pada pengukuran kinerja di jenis organisasi apa pun nantinya.

Karena penulis beranggapan bahwa yang paling penting adalah kemauan dan kerja keras dari pihak manajemen organisasi untuk selalu melakukan perbaikan terus menerus (continuous improvement) dan selalu meningkatkan kualitas kinerjanya, baik terhadap konsumen maupun hasil-hasil bisnis lainnya.

(54)

Table 2.5 perbandingan Deming Prize dengan ISO 9000

Pembandingan DEMING PRIZE ISO 9000

Tujuan Fokus Untuk Waktu Sharing informasi Penerima Penilaian

Penghargaan diberikan kepada

perusahaan yang secara kontinyu

menjalankan pengawasan

kualitas

Metode statistik

Individu, perusahaan dan

bagiannya/ perusahaan berskala

kecil

2-5 tahun

Penyebaran informasi sukarela

dan minimal

Siapa saja yang memenuhi

kreteria. Bagi yang belum

memenuhi dilakukan

perpanjangan 2x dalam masa 3

bulan

Ujian/ peninjauan dilakukan oleh

para senior yang dipilih anggota

JUSE

Menjamin pembeli akan

produk yang dibelinya

Kesesuaian dalam praktek

Perusahaan, divisi dan

fasilitas diseluruh dunia

6-12 bulan

Tidak punya kewajiban

untuk menyebarkan

informasi kepada yang lain.

Perusahaan dilibatkan dalam

perdagangan internasional

untuk dapat diakui sebagai

anggota EC (europan

commmitee)

Menilai kualitas secara

manual seperti dokumen

kerja, audit temapt apakah

ada kesesuaian kualitas/tidak

(55)

begitu produk yang ditawarkan memiliki nilai jual yang tinggi (profit oriented). Sedangkan pada Deming Prize cenderung bersikap sukarela, tidak adanya paksaan yang bersifat profit oriented (pada dasarnya model Deming Prize tidak menganut profit oriented). Jadi perusahaan maupun individuyang ingin mengajukan Deming Prize, disebabkan karena mereka ingin mengetahui kinerja mereka sampai dimana dan penghargaan ini bisa menjadi prestisius sendiri.

Pada point penilaian, untuk Deming Prize dilakukan oleh beberapa anggota senior JUSE dengan cara meninjau langsung kinerja perusahaan, member lembar kuisioner dan dilakukan secara bertahap. Sedangkan pada ISO 9000, penilaian dilakukan atas dokumen perusahaan bukan tinjauan langsung bagaimana keadaan perusahaan yang sebenarnya. Dari penelitian sekali, apabila sesuai langsung mendapatkan sertifikat ISO 9000.

Berikut konsep dasar pada Deming Prize yang tidak terdapat pada ISO 9000 : 1. Proaktif dalam perbaikan terus menerus.

2. Keterlibatan semua pihak (mulai pimpinan sampai karyawan) dalam usaha peningkatan kulitas.

3. Proses perencanaan bisnis yang matang

4. Komunkasi, kerja tim, serta tidak adanya perbedaan antara karyawan dan top manajemen

5. Adanya factor tidak puas akan kualitas yang ada sekarang

Konsep dasar pada ISO 9000 yang tidak terdapat pada Deming Prize : 1. Pengambilan dokumen

(56)

3. Waktu kerja, kerja standart

4. Penerimaan, inspeksi akhir dan ujian persyaratan 5. Pengendalian pada bahan baku yang tidak sesuai.

Pada dasarnya sistem penilaian pada ISO 9000 lebih banyak pada evaluasi kualitas manual dan dokumen kerja dan organisasi. Audit untuk mengetahui sampai seberapa kesesuainnya standart operasi dan prosedur (SOP) kerja dan kelengkapan sistem dokumentasi sistem kualitasnya. Oleh karena itu regrestasi pada ISO 9000 tidak berpatokan pada resuls-oriented ataupun proses perbaikan.

Pada ISO 9000 yang dipentingkan adalah mencegah terjadinya ketidak sesuaian pada seluruh tahap mulai dari proses sampai dengan kemasan yang diberikan. Dari uraian sebelumnya sebenarnya model ISO 9000 pun sebenarnya bisa diterapakan pada penelitian ini, namun karena penerapanya lebih kepada kesesuaian dengan standart dan dokumentasi bukan pada perbaikan dan kekuatan internal perusahaan seperti yang diiginkan untuk ditujukan pada peneilitian ini

Maka penulis bersama dengan pihak manajemen CV Emwe Rona Jaya menganggap bahwa untuk perencanaan strategi kedepan yang diutamakan adalah analisa penilaian kinerja, khususnya kinerja internal dan penilaian ini membutuhkan sistem penilaian dengan point-point jelas dan bukan terpaku pada regrestasi.oleh karena itu maka dipilih model Deming Prize sebagai model dasar penelitian tugas akhir ini.

(57)

2.10 Pengujian Data 2.10.1 Uji Validitas

Validitas didefinisikan sebagai ketetapan dan kecermatan skala dalam menjalankan fungsi ukurnya, artinya sejauh mana manpu mengukur alat ukur itu mampu mengukur atribut yang akan diukur. Tujuan yang ingin dicapai dari pengujian validitas pada hasil kuisioner yang disebarkan adalah untuk mengecek apakah isi kuisioner tersebut sudah cukup dipahami oleh semua responden. Semakin tinggi validitas suatu variabel, maka test tersebut semakin mengenai sasarannya. Pengujian validitas dalam penelitian ini dilakukan dengan cara validitas internal, yaitu kriteria yang dipakai berasal dari dalam test itu sendiri yang mengkorelasikan masing-masing variabel pelayanan dengan nilai totalnya sehingga diperoleh koefisien korelasi produk moment. Data dikatakan sudah valid apabila r hitung lebih besar dari r tabel.

Rumus dari korelasi produk moment tersebut adalah :

r =

(

) (

)

( )

[

]

∑ ∑

[

( )

]

− 2 2 2 2 Y Y N X X N Y X XY N

Dimana :

r = korelasi

N = banyaknya sampel X = skor pertanyaan

(58)

2.10.2 Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas menunjukkan sejauh mana suatu hasil pengukuran relatif konsisten apabila pengukuran terhadap aspek yang sama pada alat ukur yang sama. Pada uji reabilitas untuk penelitian ini, alat ukur yang digunakan adalah Cronbach Alpha. Jika nilai Cronbach alpha hitung > cronbach alpha tabel, maka pengukuran yang kita gunakan reliabel. Reabilitas dapat dilihat nilai Alpha if item deleted pada tampilan SPSS.

Makin kecil tingkat kesalahan, makin reliabel alat pengukur. Sebaliknya makin besar kesalahan, maka makin tidak reliabel alat pengukur tersebut. Besar kecilnya kesalahan pengukuran dapat diketahui antara lain dari indeks korelasi antar hasil pengukuran pertama dan kedua. Pengujian tingkat reliabilitas dari instrumen kuisioner menggunakan keandalan koefisien alat ukur dengan rumus sebagai berikut :

r =           −       −

2 1 2 1 1 σ σ b k k Dimana :

r = reliabilitas instrumen k = banyaknya butir pertanyaan

2

σb = jumlah varian butir

2

2 t

(59)

2.11 Penelitan Terdahulu

Adapun penelitian terdahulu yang dijadikan refrensi untuk penelitian ini adalah :

1. Zulaika(2008)

Penelitian yang dilakukan Zulaika berjudul pengaruh Total Quality Management Terhadap diteliti Kinerja Manajemen pada PT PP lonsum Indonesia, Tbk. Variabel independen (TQM) terdiri dari empat subvariabel yang diteliti, focus pada pelanggan, perbaikan berkesinambungan, keterlibatan dan pemberdayaan karyawan, serta pendidikan dan pelatihan. Sedangkan kinerja manajemen diukur dengan Balanced Scorecard yang terdiri dari empat perspektif, yaitu keuangan, pelanggan, proses bisnis, serta pembelajaran dan pertumbuhan.

Jenis penilitian ini adalah assosiatif kausal, dimana teknik penentuan sampel yang digunakan adalah sensus. Sampelnya adalah 30 orang manajer PT PP Lonsum Indonesia, Tbk. Pengumpulan datanya dilakukan dengan penyebaran kuesioner terhadap 30 manajer. Model analisis yang digunakan adalah regresi berganda.

(60)

secara parsial., variable focus pada pelanggan serta pendidikan dan pelatihan tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja manajemen dalm penelitian ini.

2. Yan Saputra Saragih(2008)

Penelitian yang dilakukan oleh Yan Saputra Saragih berjudul Pengaruh Total Quality Management dan Partisipasi Anggaran Terhadap Kinerja Mnajarial Pada PT Perkebunan Nusantara III(Persero). Variabel indepennya adalah TQM. Variabel dependennya adalah partisipasi anggaran.

Jenis penelitian ini adalah assosiatif kausal. Penelitian ini mengunakan pendekatan kuantitatif dengan metode survey. Sampel dalm penelitian ini adalah 42 responden yang terdiri dari pegawai level manajemen yang ada pada perusahaan tersebut. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan regresi sederhana dan regresi berganda.

(61)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

CV. Emwe Rona Jaya terletak didesa Prasung kecamatan Buduran Sidoarjo perusahaan ini begerak dalam bidang produksi furniture . Waktu penelitian yaitu pengambilan data kuisioner dimulai pada bulan Februari 2013 hingga penelitian ini selesai.

3.2. Sumber Dan Pengumpulan Data

Sumber data untuk penelitian ini, yaitu Data Primer yang diperoleh penyusun melalui pengamatan secara langsung pada obyek pengamatan, yaitu hasil penyebaran kuisioner kepada responden yang merupakan karyawan dan manajemen di CV. Emwe Rona Jaya. Data yang didapat yaitu data tentang variabel-variabel

Gambar

Gambar 2.1 Peran Perbaikan Kualitas Dalam Perusahaan
Gambar 2.2 Siklus Deming
Tabel 2.1 Target score untuk keadaan perusahaan
Tabel 2.2 Target score untuk proses kerja
+7

Referensi

Dokumen terkait

Data karakteristik kualitas proses produksi air di Kualitas Pengolahan Air II PDAM Tirta Moedal Kota Semarang pada periode bulan Februari 2017 hingga Februari 2018

Pemboran berarah adalah salah satu seni membelokan lubang sumur untuk kemudian diarahkan ke suatu sasaran tertentu di dalam formasi yang tidak terletak vertikal di bawah mulut

Dari ketiga jenis lemak yang digunakan dalam proses enfleurasi, jenis lemak snow white yang paling efektif dalam menyerap aroma wangi pada bunga sedap malam dan

Verifikatif Analisis, yaitu menguji dan mendialogkan data yang diperoleh dari hasil di lapangan, karena peneliti ingin mengetahui apakah kriteria memilih calon menantu yang

Definisi Kampanye Kampanye menurut Roger dan Storey dalam Venus, 2009 dapat diartikan sebagai serangkaian tindakan komunikasi yang terencana dengan tujuan menciptakan efek tertentu

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Kemanfaatan NPWP, Pemahaman Wajib Pajak, Sanksi Perpajakan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang pribadi yang

Tabel 4.3 Data Pengisian Kuesioner untuk Variabel Kinerja Pegawai .... PERANAN KOMUNIKASI DAN KOMPENSASI TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA BRI CABANG KLATEN UNIT BAYAT.

Agraria , Jakarta: Djambatan, hal. 3 Andria Sutendi, 2010 , Hukum Rumah Susun dan Apartemen, Jakarta: Sinar Grafika, hal.. tentang Rumah Susun bahwa sebagaimana dimaksud dalam