• Tidak ada hasil yang ditemukan

IPA Terpadu VIII Bab 7 Zat Aditif dan Zat Adiktif Psikotropika

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "IPA Terpadu VIII Bab 7 Zat Aditif dan Zat Adiktif Psikotropika"

Copied!
55
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 7

(2)

KOMPETENSI INTI

(3)

KOMPETENSI DASAR

3.7     Mendeskripsikan zat aditif (alami dan buatan)  dalam makanan dan minuman (segar dan dalam 

(4)

INDIKATOR

(5)

TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Mengidentifikasi macam-macam zat aditif

2. Menjelaskan arti dan fungsi zat aditif yang ada pada makanan

3. Menjelaskan penggunaan zat aditif dalam makanan yang menunjang kesehatan

4. Menjelaskan pengertian psikotropika 5. Menjelaskan pengertian zat adiktif

(6)

A. Pengertian zat aditif

Zat aditif atau zat tambahan makanan merupakan bahan  yang  ditambahkan  ke  dalam  makanan  baik  dalam  memproses,  mengolah,  mengemas  dan  menyimpan  makanan.  Menurut  Peraturan  Pemerintah  no.  28  tahun  2004  tentang  keamanan,  mutu  dan  gizi  pangan,  yang  dimaksud  bahan  tambahan  pangan  adalah  bahan  yang  ditambahkan  ke  dalam  makanan  untuk  mempengaruhi  sifat atau bentuk pangan. 

(7)

Pemberian zat aditif pada makanan secara garis besarnya bertujuan :

Untuk mempertahankan nilai gizi makanan karena

selama proses pengolahan makanan zat gizi ada yang rusak atau hilang

Agar makanan lebih menarik

Agar mutu dan kestabilan makanan tetap terjagaUntuk konsumsi sebagian orang tertentu yang

memerlukan diet

(8)

B. Macam-macam zat aditif

Berdasarkan sumbernya, zat aditif dibedakan menjadi 2 macam, yaitu zat aditif alami dan zat aditif sintetis atau buatan.

1. Zat aditif alami

(9)

Berikut beberapa contoh zat aditif alami dan kegunaannya

a. Pewarna

1. Wortel

Sebagai zat pemberi warna orange pada makanan. Sering digunakan pada pembuatan selai nanas. Selain sebagai pemberi warna orange, wortel juga baik dimakan

langsung atau diperas airnya dan

diminum karena mengandung vitamin A. Di

dalam wortel ini terkandung β-karotin yang merupakan zat pewarna alamiah dan sekaligus mengandung vitamin A.

2. Kunyit

Pemberi warna kuning agak gelap pada pembuatan makanan. Biasanya digunakan pada pembuatan

nasi kuning. Kunyit juga sering ditambahkan pada pengolahan daging ayam atau itik karena dapat

(10)

3. Daun suji pemberi warna hijau pada bahan  makanan. Bisa juga digunakan sebagi zat  warna pada minuman.

b. Pemanis

1. Gula tebu atau gula pasir

Dibuat dari tanaman tebu. Berfungsi juga sebagai zat 

pengawet, karena gula ini bersifat menyerap kandungan air  (Bersifat higroskopis)

2. Gula aren

Gula aren ini dihasilkan dari tanaman aren. 

Penggunaannya hampir sama dengan gula jawa. Hanya  saja gula aren ini lebih manis sehingga sering digunakan  pada pembuatan jenang. 

(11)

3. Gula jawa (gula kelapa)

Gula kelapa ini dihasilkan dari tanaman kelapa. Sering untuk pemanis minuman(dawet,

es degan, sirup) dan lain-lain. Gula kelapa juga sering dipakai sebagai zat pemanis pada saat memasak sayur.

4. Madu

Madu adalah zat pemanis yang sangat baik karena mengandung zat-zat gizi yang banyak secara alami.

(12)

c. Pengawet 1.Garam dapur

Garam  dapur  digunakan  sebagai  pengawet  makanan  karena dapat menghambat pertumbuhan bakteri

 dalam makanan. Bahkan garam dapur dapat 

membunuh bakteri. Hal ini disebabkan karena garam

  dapur  bersifat  higroskopois  (menyerap  kandungan  air  dalam makanan).

2. Bawang Putih

(13)

3. Asam cuka

Nama kimia asam cuka adalah asam asetat. Karena sifat yang asam, asam cuka dapat membunuh bakteri. Asam asetat 4% meruapakan asam cuka yang sering digunakan sebagai pengawet buah / sayuran.

d. Penyedap

1. Garam dapur

Garam dapur merupakan penyedap yang sering

digunakan. Rasa asin dalam garam dapur berasal dari natrium klorida (NaCl)

2. Bawang putih

Selain sebagai pengawet, bawang putih juga digunakan sebagai bahan penyedap. Selain mengandung alicin,

(14)

3. Cabai merah

Cabai merah sebagai zat penyedap rasa

sekaligus sebagai merangsang selera makan

e. Pemberi Aroma

1. Daun jeruk

Daun jeruk memberikan aroma yang khas dan membangkitkan gairah makan. Daun jeruk juga dapat menghilangkan bau amis pada ikan.

2. Vanili

(15)

3. Serai

Zat ini berfungsi biasanya sebagai penambah aroma pada pembuatan air hangat (minuman serai), juga dignakan untuk menambah aroma segar pada makanan-makanan bersantan

4. Daun pandan

Biasa ditambahkan pada saat menanak nasi agar nasi berbau harum dan tidak cepat basi, juga digunakan pada pembuatan kue, bubur, atau es

f. Bahan Pengasam

(16)

2. Zat aditif Sintetis atau buatan

Zat aditif sintetis merupakan zat aditif atau tambahan yang diperoleh melalui sintetis dari bahan kimia yang sifatnya hampir sama dengan dengan bahan alamiah yang sejenis. Keunggulan zat aditif sintetis jika dibanding dengan zat aditif alamiah adalah lebih stabil, menggunakannya lebih sedikit dan biasanya tahan lebih lama. Sedangkan kelemahannya zat aditif dapat menimbulkan resiko penyakit kanker atau bersifat karsinogenik.

(17)

Beberapa contoh zat aditif sintetis dan kegunaannya: a.Pewarna

  Zat  pewarna  pada  makanan  berfungsi  untuk  memberi  warna  bahan  makanan  agar  tampil  menarik  sehingga  menarik konsumen.

Contoh :

N a m a Warna Jenis makanan Fast Green FCF

Es krim dan buah kalengan

Minuman ringan dan makanan cair Es krim, selai,jeli, buah kalengan Minuman ringan dan makanan cair

Minuman ringan, makanan cair, Yoghurt, jeli

(18)

b. Pemanis

Pemanis sintetis adalah pemanis pengganti gula pasir atau gula tebu atau sukrosa. Pemanis sintetis biasanya dipakai pada pembuatan sirop, sari buah, minuman ringan dan macam-macam kue. Pemanis sintetis yang sering

digunakan diantaranya sebagai berikut :

Sakarin, tingkat kemanisan 300 kali lebih manis dari pada

gula.

Aspartam, tingkat kemanisan 200 kali lebih manis dari

pada gula.

Asesulfam, tingkat kemanisan 200 kali lebih manis dari

pada gula

Siklamat (Natrium siklamat atau kalsium siklamat), tingkat

kemanisan 30 kali lebih manis dari pada gula.

Sorbitol

(19)

c. Pengawet

Pengawet digunakan agar makanan lebih tahan lama disimpan / tidak cepat busuk. Bahan pengawet bersifat menghambat atau mematikan pertumbuhan mikroba / mikroorganisme yang dapat merusak makanan sehingga mengalami pembusukan.

Zat pengawet sintetik diantaranya :

Natrium benzoat / asam benzoat, pengawet minuman

ringan, kecap, margarin, saus, manisan, buah-buahan kalengan

Natrium nitrit, pengawet dan untuk mempertahankan

warna daging atau ikan.

Asam propionat, untuk mengawetkan roti, keju, margarin,

mentega

Asam sorbat, digunakan untuk menghambat pertumbuhan

(20)

 d. Penyedap

(21)

 e. Antioksidan

Zat antioksidan berfungsi melindungi makanan dari  kerusakan akibat oksidasi lemak atau minyak yang  mengandung senyawa tak jenuh. 

Yang termasuk zat antioksidan adalah: 

Butil Hidroksi Anisol (BHA) dan Butil Hidroksi Toluen 

(BHT), ditambahkan pada lemak / minyak goreng agar  tidak cepat basi (tengik)

Asam askorbat (serta garam kalium, kalsium dan garam 

(22)

f. Sekuestran (zat pengikat logam)

Sekuestran  merupakan  bahan  penstabil  yang  digunakan  dalam  berbagai  pengolahan  bahan  makanan.  Sekuestran  akan mengikat logam sehingga menjaga kestabilan bahan.  Sekuestran yang paling sering digunakan dalam bahan 

makanan  adalah  asam  sitrat  dan  turunannya,  fosfat  dan  garam etilendiamintetraasetat(EDTA)

g. Penambah aroma (Essens / Flavour)

(23)

h. Pengatur Keasaman

Zat aditif ini berfungsi untuk mengasamkan, menetralkan dan mempertahankan derajad keasaman makanan.

(24)

C. Batas Penggunaan Zat Aditif

Informasi mengenai Batas Maksimal Penggunan  harian (BMP) atau Acceptable Daily Intake (ADI) sangat 

penting diketahui oleh produsen makanan dan masyarakat.  ADI merupakan batasan yang tidak menimbulkan resiko 

jika dikonsumsi oleh manusia dengan perhitungan per Kg  berat badan. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan 

(25)

Batas  penggunaan  tambahan  makanan  diantaranya  terdapat  pada 

Nama zat aditif Batasan Permenkes RI per

(26)

D. Psikotropika

Narkoba singkatan dari Narkotika dan obat berbahaya disebut juga NAPZA singkatan dari Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif.

Undang-undang yang mengatur tentang Narkotika adalah : UU RI No. 22 tahun 1997. Menurut Undang-undang ini narkoba jenis narkotika dibagi menjadi 3 golongan, yaitu :

(27)

2. Golongan II, berpotensi kuat dalam menimbulkan ketergantungan dan digunakan secara terbatas untuk pengobatan. Contoh: petidin, candu, betametadol

(28)

Undang-undang yang mengatur tentang psikotropika adalah UU No. 5 tahun 1997. Menurut undang-undang ini narkoba jenis psikotropika dibedakan menjadi 4 golongan, yaitu :

(29)

2. Golongan II, mempunyai potensi yang kuat dalam menyebabkan ketergantungan. Contoh amfetamin, metamfetamin (sabu), fenetilin

3. Golongan III, mempunyai potensi sedang dalam menyebabkan ketergantungan, dapat digunakan untuk pengobatan tetapi harus dengan resep dokter. Contoh : amorbarbital, brupronorfina, mogadon (sering disalahgunakan)

(30)

1.Amfetamin

Amfetamin mempunyai dampak perangsang yang kuat pada jaringan saraf. Pengguna sering bertingkah laku kasar dan aneh dan menjadi tergantung pada obat ini secara mental. Dampak yang ditimbulkan dari pengguna amfetamin ini antara lain : penurunan berat badan, gelisah, mudah marah dan bingung, , sulit tidur, mudah tersinggung.

Amfetamin biasanya disalahgunakan untuk menimbulkan rasa kegembiraan, tenaga bertambah, perasaan sehat, berkuasa dan percaya diiri. Penggunaan yang lama dapat menyebabkan otak rusak atau mengerut, berakibat paranoid sampai menjadi gila dan akhirnya mati. Jenis obat terlarang ini berbentuk pil, kapsul dan tepung. Tersedia dalam berbagai merk diantranya : Dexamphetamin (Dexedrine) dan Pemoline(Volital).

(31)

2. Ekstasi

Nama Kimia ekstasi adalah 3,4 methylenedioxy methamfetamine disingkat MDMA. Ekstasi adalah salah satu zat psikotropika dan diproduksi secara tidak sah / ilegal di dalam laboratorium dan dibuat dalam bentuk tablet atau kapsul. Jenis obat ini yang populer beredar di masyarakat adalah: Alladin, Apel, Butterfly, Elektric. Nama gaul di

jalanan ekstasi antara lain dikenal dengan nama : E, XTC, Doves, New Yorkers, Inex, I, kancing, Essence

(32)
(33)

3. Sabu-sabu

Nama asli sabu-sabu adalah Methamfetamin. Sedangkan nama shabu-shabu adalah nama gaul dari narkoba jenis ini. Shabu-shabu berbentuk kristal seperti gula pasir atau seperti vetsin. Ada beberapa jenis shabu-shabu antara lain : Crystal, Coconut dan Gold River. Shabu-shabu dikenal dengan sebutan ice, juga dikenal dengan sebutan Kristal, Ubas, Mecin, Glass, Hirropon, Quart.

Obat ini dapat di temukan dalam bentuk kristal dan obat ini tidak mempunyai warna maupaun bau, maka ia di sebut dengan kata lain yaitu Ice.

(34)

Obat ini juga mempunyai pengaruh yang kuat terhadap syaraf. Si pemakai shabu-shabu akan selalu bergantung pada obat bius itu dan akan terus berlangsung lama, bahkan bisa mengalami sakit jantung atau bahkan kematian.

(35)

2. Ekstasi

Nama Kimia ekstasi adalah 3,4 methylenedioxy methamfetamine disingkat MDMA. Ekstasi adalah salah satu zat psikotropika dan diproduksi secara tidak sah / ilegal di dalam laboratorium dan dibuat dalam bentuk tablet atau kapsul. Jenis obat ini yang populer beredar di masyarakat adalah: Alladin, Apel, Butterfly, Elektric. Nama gaul di

(36)

E. Zat Adiktif

Zat adiktif adalah zat atau obat-obat bukan narkotika atau psikotropika yang jika dikonsumsi akan bekerja pada sistem saraf pusat dan dapat mengakibatkan ketagihan atau ketergantungan. Zat yang masuk dalam kategori zat adiktif adalah alkohol, nikotin, kafein, inhalansi yaitu larutan yang mudah menguap (lem, aerosol, cat semprot, hairspray, pengharum ruangan, deodoran, gas cair, penghilang cat kuku, pengencer cat, cairan pengisi korek api, bensin, butana, propana, obat pembius/anestesi, eter).

Zat adiktif yang akan dipelajari pada bab ini adalah

(37)

1. Rokok

Rokok terbuat dari tembakau yang dibungkus kertas kemudian dijual. Tetapi ada pula rokok yang dibuat sendiri oleh perokok kemudian dihisap sendiri. Rokok merupakan zat adiktif yang yang dapat merusak kesehatan dan menyebabkan berbagai macam penyakit, diantaranya penyakit paru-paru, jantung, bahkan dapat menimbulkan kematian.

Zat-zat berbahaya yang terkandung dalam rokok adalah 1)Nikotin

(38)
(39)

3. Karbon monosida.

Karbon monoksida adalah gas yang sangat beracun dan berbahaya. Gas ini dihasilkan dari pembakaran yang

tidak sempurna, misalnya mesin kendaraan bermotor

dan dikeluarkan lewat knalpot. Merokok juga merupakan pembakaran yang tidak sempurna, sehingga

menyebabkan kadar karbon monoksida di dalam paru-paru lebih tinggi dibandingkan dengan menghirup udara tercemar. Sangat dianjurkan pula jangan merokok di

(40)

Gas karbon monoksida merupakan gas yang tidak berwarna dan tidak berbau. Di dalam darah lebih reaktif dibanding oksigen, kurang lebih 200 kali lebih kuat daya pengikatannya dibanding oksigen. Akibatnya Haemoglobin(Hb) dalam darah lebih mudah mengikat gas CO, sedangkan gas O2 dalam darah tidak dimanfaatkan untuk pembakaran.

Hb + O2 → HbO2 Hb + CO → HbCO

(41)

4. Bahan-bahan kimia lain

(42)

Komponen Rokok

June 2nd, 2001 by Anti Rokok

 

(43)

b. Perokok Aktif dan Perokok pasif

Perokok aktif adalah orang menghisap rokok secara langsung. Sedangkan perokok pasif adalah orang yang tidak merokok tetapi ikut menghisap asap rokok.

c. Akibat yang ditimbulkan dar Merokok 1. Pengaruh langsung setelah merokok

Peningkatan denyut jantungBerkeringat

Nafas berbau

Mual atau ingin muntahpusing

keluar air liur

tenggorokan gatal

(44)

2. Pengaruh pada sistem pernapasan

bronkitis

akibat tar yang dikandung rokok dapat

menyebabkan kanker paru-paru

berdahak

bernapas susah

radang saluran pernapasan

3. Pengaruh pada sistem jantung dan pembuluh darah

tekanan darah tinggi

terkena serangan jantung

(45)

4. Pengaruh pada sistem pencernaan

Lambung dan usus dapat luka

5. Pengaruh pada sistem reproduksi dan pengaruhnya pada bayi

Ibu hamil yang merokok dapat menyebabkan

kurangnya fungsi paru-paru dan sempitnya jalan pernapasan pada bayinya.

Dapat mengalami keguguran

Bayi yang dilahirkan beratnya berkurangPertumbuhan bayi terlambat

6. Pengaruh pada sistem saraf

(46)

2 Minuman Keras

Minuman keras atau minuman beralkohol juga termasuk zat adiktif. Minuman keras dibedakan menjadi 3(tiga)

golongan :

Golongan A, yaitu minuman keras yang berkadar

alkohol 1% - 5%. Contoh : Bir

Golongan B, yaitu minuman keras yang berkadar

alkohol 5% - 20%. Contoh : Anggur / wine

Golongan C, yaitu minuman keras yang berkadar

(47)

Akibat yang ditimbulkan dari Minum-minuman Beralkohol.

1. Pengaruh langsung setelah minum :

kehilangan keseimbangan tubuh

pusing, merasa gembira, kulit menjadi merahperasaan dan ingatan menjadi tumpul

Dalam dosis tinggi menjadi mabuk, tindakan tidak 

terkontrol, kendali diri berkurang

2. Pengaruh pada sistem pernapasan :

(48)

3. Pada sistem pencernaan

selera makan hilang dan kekurangan vitaminperadangan hati

kanker mulut, kerongkongan dan lambungluka dan radang lambung

4. Pada sistem jantung dan pembuluh darah

(49)

5. Pada sistem reproduksi dan pengruh pada bayi

Pada ibu hamil dapat menyebabkan cacat bayi 

yang dikandung, abortus, kelahiran prematur

Pada pria dapat menyebabkan impotensi

 

6. Pada sistem saraf pusat

memperlambat fungsi otak yang mengontrol 

pernapasan dan denyut jantung sehingga dapat  menimbulkan kematian

dapat menyebabkan hilangnya memori (amnesia) 

(50)

F. Menghindari diri dari pengaruh zat adiktif dan psikotropika

Penyalahgunaan penggunaan zat adiktif dan psikomotor dapat dihindari baik secara pereventif (pencegahan)

maupun kuratif (penyembuhan).

1.Secara preventif (pencegahan)

a. meningkatkan hubungan keharmonisan rumah

tangga. Hubungan komunikasi antar anggota keluarga yang baik dapat mengurani resiko penyalahgunaan  narkotik dan zat aditif.

(51)

c. Memilih pergaulan dengan teman yang baik dan tidak mudah terpengaruh oleh bujukan orang lain, termasuk bujukan teman sebaya.

(52)

2.Secara kuratif (Penyembuhan)

Untuk keadaan darurat, pertolongan pertama terhadap penderitaan yang dialami pemakai zat adiktif dan

psikotropika dapat dilakukan. Caranya, pemakai

dimandikan dengan air hangat, diberi banyak minum,

diberi makanan bergizi dalam jumlah sedikit tetapi sering dan alihkan perhatiannya dari zat adiktif dan

psikotropika. Bila usaha ini tidak berhasil perlu mendapat pertolongan dokter.

(53)

a. Terapi secara supportif

Terapi dilakukan pada pengguna yang telah mengalami gejala over dosis atau sakaw. Terapi dapat dilakukan dengan resusitasi jantung dan paru.

b. Detoksifikasi

Terapi dengan cara detoksifikasi (menghilangkan racun di dalam darah) dapat dilakukan secara medis dan non medis. Secara medis, terapi detoksifikasi dilakukan

dengan beberap cara. Cara yang pertama dengan melakukan pengurangan dosis secara bertahap dan

mengurangi tingkat ketergantungan. Cara kedua dengan menggunakan antagonis morfin, yaitu senyawa yang

(54)

Cara yang ketiga dengan melakukan penghentian total pemakaian obat akan dapat menimbulkan gejala putus obat (sakaw) sehingga pada cara ini perlu diberi terapi untuk menghilangkan gejala-gejala yang timbul.

c. Rehabilitasi

Setelah menjalani detoksifikasi hingga tuntas (tes urin sudah negatif), tubuh pemakai secara fisik memang tidak ketagihan lagi, tetapi secara psikis biasanya sering timbul keinginan terhadap zat tersebut yang terus

membututi alam pikiran dan perasaannya. Untuk itu,

(55)

Gambar

tabel berikut:

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan penelitian ini dapat ditarik kesimpulan bahwa dengan menggunakan ISIS Proteus Profesional 7 dengan komponen utama menggunakan Atmega16, vibration sensor ,

guru mengatur tempat duduk sesuai dengan karakteristik siswa dan mata pelajaran, serta aktivitas pembelajaran yang akan dilakukan;.. volume dan intonasi suara guru dalam

Abstrak: Teknik SALAK diperkenalkan kepada murid tahun satu untuk melihat keberkesanan mereka dalam membina ayat berdasarkan grafik yang diberi dengan pendekatan didik hibur..

Hal ini diduga disebabkan oleh beberapa faktor yaitu, (1) minat belajar siswa rendah, hal tersebut terungkap berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa siswa

Penelitian yang dilakukan oleh Silverthorne dan Chen (2008) pada para auditor yang bekerja di Taiwan memberikan hasil bahwa kepuasan kerja, kinerja serta tekanan kerja

One solution fulfills originality (novelty). He/she also can pose novel problems. One problem has divergent solutions and divergent methods to solve it. Some

Kemudian pada sampel mi goreng dan mi bakso juga terjadi perubahan warna, namun tidak seperti perubahan warna pada ikan, tahu, mi pangsit dan bakso yang terlalu banyak

Jo dan Harjoto (2011) yang melakukan penelitian untuk membuktikan hubungan CSR dan CFP menyimpulkan bahwa kegiatan CSR dapat meningkatkan kinerja perusahaan selama