HUBUNGAN ANTARA LAMA MENONTON TELEVISI DAN PRESTASI AKADEMIK ANAK USIA SEKOLAH
TESIS
ARMILA RAMADHANI IKA /067103004
PROGRAM MAGISTER KEDOKTERAN KLINIK-SPESIALIS ILMU KESEHATAN ANAK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2010
HUBUNGAN ANTARA LAMA MENONTON TELEVISI DAN PRESTASI AKADEMIK ANAK USIA SEKOLAH
TESIS
Untuk Memperoleh Gelar Magister Kedokteran Klinik(Anak) dalam Program Magister Kedokteran Klinik
Konsentrasi Kesehatan Anak-Spesialis pada Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara
ARMILA RAMADHANI IKA /067103004
PROGRAM MAGISTER KEDOKTERAN KLINIK-SPESIALIS ILMU KESEHATAN ANAK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2010
Judul Tesis : Hubungan antara lama menonton televisi dan prestasi akademik anak usia sekolah
Nama : Armila Ramadhani Nomor Induk Mahasiswa : IKA /067103004
Program Magister : Magister Kedokteran Klinik Konsentrasi : Kesehatan Anak
Menyetujui, Komisi Pembimbing
Ketua
Dr.Sri Sofyani, SpA(K)
Anggota
Dr. Muhammad Ali, SpA(K)
Ketua Program Studi Ketua TKP PPDS
Prof. Dr. H. Munar Lubis, SpA(K) Dr. H. Zainuddin Amir, SpP(K)
Tanggal lulus:
Telah diuji pada Tanggal:
PANITIA PENGUJI TESIS
Ketua : Dr. Sri Sofyani, SpA(K) ...
Anggota : 1. Dr. Muhammad Ali, SpA(K) ………
2. Prof. Dr. Jusuf Simbolon, SpKJ(K) ……...
3. Prof. Dr. Hj. Rafita Ramayati, SpA(K) ...
4. Prof. Dr. Hj. Bidasari Lubis, SpA(K) ...
UCAPAN TERIMA KASIH
Assalamualaikum Wr. Wb.
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya serta telah memberikan kesempatan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan penulisan tesis ini.
Tesis ini dibuat untuk memenuhi persyaratan dan merupakan tugas akhir pendidikan Magister Kedokteran Klinik Konsentrasi Kesehatan Anak di FK USU / RSUP H. Adam Malik Medan.
Penulis menyadari penelitian dan penulisan tesis ini masih jauh dari kesempurnaan sebagaimana yang diharapkan, oleh sebab itu dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan masukan yang berharga dari semua pihak di masa yang akan datang.
Pada kesempatan ini perkenankanlah penulis menyatakan penghargaan dan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Pembimbing utama Dr. Sri Sofyani, SpA(K), Dr. Muhammad Ali, SpA(K), dan pembimbing lainnya Prof. Dr. H. Iskandar Z. Lubis, SpA(K), yang telah memberikan bimbingan, bantuan serta saran-saran yang sangat berharga dalam pelaksanaan penelitian dan penyelesaian tesis ini.
2. Prof. Dr. H. Munar Lubis, SpA(K), selaku Ketua Program Pendidikan Dokter Spesialis Anak FK USU dan Dr. Hj. Melda Deliana, SpA(K),
sebagai sekretaris program yang telah banyak membantu dalam menyelesaikan tesis ini.
3. Dr. H. Ridwan M Daulay, SpA(K), selaku Ketua Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran USU/RSUP H. Adam Malik Medan periode 2006-sekarang, yang telah memberikan bantuan dalam penelitian dan penyelesaian tesis ini.
4. Seluruh staf pengajar di Bagian Ilmu Kesehatan Anak FK USU / RSUP H. Adam Malik Medan, yang telah memberikan sumbangan pikiran dalam pelaksanaan penelitian dan penulisan tesis ini
5. Rektor Universitas Sumatera Utara Prof. Dr. H. Chairuddin P Lubis, DTM&H, SpA(K) dan Dekan FK USU yang telah memberikan kesempatan untuk mengikuti program pendidikan Dokter Spesialis Anak di FK USU
6. Kepala sekolah dan guru-guru Sekolah Dasar Shafiyyatul Amaliyyah yang telah memberikan izin dan fasilitas pada penelitian ini sehingga dapat terlaksana dengan baik.
7. Anna Triana, Astri Nurhayati, Yulia Lukita Dewanti, Fellycia Tobing, Erlina M. Napitupulu, Jeanida Mauliddina dan Pranoto Trilaksono yang selama empat tahun bersama-sama dalam suka dan duka serta teman sejawat PPDS IKA dan semua pihak yang telah memberikan bantuan dalam terlaksananya penelitian serta penulisan tesis ini.
8. Teristimewa untuk suami tercinta dr. Muhammad Zaini Azwan dan ananda tersayang Zahra Alya Zaini, terima kasih atas doa, pengertian, dan dukungan selama penulis menyelesaikan pendidikan ini.
9. Kepada yang tercinta orangtua, H. Abdul Malik, dan Hj. Habibi Sulaiman serta mertua M. Sarbaini Sudarto (Alm) dan Hj. Siti Aidah serta semua abang, kakak dan adik-adik yang selalu mendoakan, memberikan dorongan, bantuan moril dan materil selama penulis mengikuti pendidikan ini. Semoga budi baik yang telah diberikan mendapat imbalan dari Allah SWT.
Akhirnya penulis mengharapkan semoga penelitian dan tulisan ini bermanfaat bagi kita semua. Amin.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Medan, April 2010 Armila Ramadhani
DAFTAR ISI
Lembaran Persetujuan Pembimbing iii
Lembar Penilaian iv
Ucapan Terima Kasih v
Daftar Isi viii
Daftar Tabel x
Daftar Gambar xi
Daftar Singkatan dan Tanda xii
Abstrak xiii
Abstract xiv
Bab 1. Pendahuluan
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Rumusan Masalah 2
1.3. Hipotesis 2
1.4. Tujuan Penelitian 2
1.5. Manfaat Penelitian 3
Bab 2. Tinjauan Pustaka
2.1. Waktu menonton televisi 4
2.2 Rekomendasi AAP tentang Menonton Televisi 5
2.3 Keuntungan Media Televisi 6
2.4 Pengaruh Televisi Terhadap Prestasi Akademik 7 2.5 Televisi di Kamar Anak 9
2.6 Saran Untuk Orangtua 10
2.7 Kerangka Konsep 12 BAB 3. Metode Penelitian
3.1. Desain Penelitian 13
3.2. Tempat dan Waktu Penelitian 13
3.3. Populasi Penelitian 13
3.4. Perkiraan Besar Sampel 13
3.5. Kriteria Inklusi dan Eksklusi
3.5.1. Kriteria Inklusi 14
3.5.2. Kriteria Eksklusi 14
3.6. Persetujuan / Informed Consent 14
3.7. Etika Penelitian 14
3.8. Cara Kerja dan Alur Penelitian 15
3.9. Identifikasi Variabel 16
3.10. Definisi Operasional 17
3.11. Rencana Pengolahan dan Analisis Data 18
BAB 4. Hasil
4.1. Karakteristik Subyek Penelitian 19 4.2. Hubungan Lama Menonton Televisi dengan 21
Prestasi Akademik
BAB 5. Pembahasan 23
BAB 6. Kesimpulan dan Saran
6.1. Kesimpulan 28
6.2. Saran 28
BAB 7. Ringkasan 29
Daftar Pustaka 31
Lampiran
1. Personil Penelitian
2. Jadwal Penelitian
3. Perkiraan Biaya
4. Surat Penjelasan Kepada Orangtua
5. Surat Pernyataan Persetujuan dari Orangtua
6. Kuesioner dan Anamnesis
7. Izin dari Komite Etik Penelitian
8. Daftar Riwayat Hidup
9. Data Penelitian
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1. Karakteristik Sampel Penelitian 20 Tabel 4.2. Rerata Variabel yang Dinilai 21 Tabel 4.3. Hubungan antara Prestasi Akademik dengan 22
Variabel yang Dinilai
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Kerangka Konseptual 11
Gambar 3.1. Alur Penelitian 15
Gambar 4.1. Hubungan Prestasi Akademik dengan Lama 22 Menonton Televisi
DAFTAR SINGKATAN DAN TANDA
AAP American Academic of Pediatrics YPMA Yayasan Pengembangan Media Anak ADHD Attention Deficit Hyperactivity Disorder SD Sekolah Dasar
n besar sampel
α kesalahan tipe I
Zα nilai baku normal untuk α = 0,05 maka Zα = 1,96 P proporsi
IQ Intelligence quotient
P tingkat kemaknaan
SD Standard Deviation
BUMN Badan Usaha Milik Negara PNS Pegawai Negeri Sipil PS PlayStation
r koefisien korelasi R2 koefisien determinasi
ABSTRAK
Latar Belakang. Meskipun menonton televisi mempunyai pengaruh negatif, namun mempunyai keuntungan, seperti media edukasi justru mendorong minat anak untuk belajar. Masih belum jelas apakah lamanya menonton televisi dapat berpengaruh pada prestasi akademik anak usia sekolah.
Tujuan. Untuk menilai hubungan antara lama menonton televisi dengan prestasi akademik pada anak usia sekolah.
Metode. Penelitian ini merupakan studi cross sectional pada anak usia 6 sampai 12 tahun selama di SD Shafiyyatul Amaliyyah, Medan selama bulan November 2009 dengan menggunakan kuesioner yang diisi oleh orangtua.
Hasil. Sebanyak 249 anak memenuhi kriteria sampel penelitian yang terdiri dari 137 (55%) anak laki-laki dan 112 (45%) anak perempuan. Dijumpai korelasi negatif yang lemah namun bermakna antara lama menonton televisi dengan prestasi akademik pada anak (r = - 0.205, P = 0.001). Namun tidak ada hubungan yang bermakna antara prestasi akademik dengan lama belajar, lama tidur, lama bermain game, lama bermain PS, usia awal menonton televisi dan jumlah ekstrakurikuler.
Kesimpulan. Didapatkan hubungan korelasi negatif yang lemah antara menonton televisi dengan prestasi akademik.
Kata kunci: lama menonton, prestasi akademik, anak usia sekolah
ABSTRACT
Background. Even there is a negative effect of viewing television, but it is still has an advantage such as for an educational media for promote children to learn. However there are not definite whether the duration of viewing television could affect school performance at school age or not.
Aim. To investigate the association of duration of viewing television could affect school performance at school age.
Method. This was a cross sectional study of 6 to 12 years old students at Shafiyyatul Amaliyyah primary school, Medan during November 2009, use a questioner to fill of their parent.
Results. There were 249 students enrolled in this study, consist of 137 (55%) boys, and 112 (45%) girls. There were a weak negative correlation between duration of viewing television to children’s academic performance (r = -0.205, P
= 0.001). but there were no significant correlation between their academic performance and the duration of learning, sleeping, playing on the computer game or PlayStation and their school activities.
Conclusion. There was a weak negative correlation between duration of viewing television to academic performance.
Keywords: viewing television, academic performance, school age
ABSTRAK
Latar Belakang. Meskipun menonton televisi mempunyai pengaruh negatif, namun mempunyai keuntungan, seperti media edukasi justru mendorong minat anak untuk belajar. Masih belum jelas apakah lamanya menonton televisi dapat berpengaruh pada prestasi akademik anak usia sekolah.
Tujuan. Untuk menilai hubungan antara lama menonton televisi dengan prestasi akademik pada anak usia sekolah.
Metode. Penelitian ini merupakan studi cross sectional pada anak usia 6 sampai 12 tahun selama di SD Shafiyyatul Amaliyyah, Medan selama bulan November 2009 dengan menggunakan kuesioner yang diisi oleh orangtua.
Hasil. Sebanyak 249 anak memenuhi kriteria sampel penelitian yang terdiri dari 137 (55%) anak laki-laki dan 112 (45%) anak perempuan. Dijumpai korelasi negatif yang lemah namun bermakna antara lama menonton televisi dengan prestasi akademik pada anak (r = - 0.205, P = 0.001). Namun tidak ada hubungan yang bermakna antara prestasi akademik dengan lama belajar, lama tidur, lama bermain game, lama bermain PS, usia awal menonton televisi dan jumlah ekstrakurikuler.
Kesimpulan. Didapatkan hubungan korelasi negatif yang lemah antara menonton televisi dengan prestasi akademik.
Kata kunci: lama menonton, prestasi akademik, anak usia sekolah
ABSTRACT
Background. Even there is a negative effect of viewing television, but it is still has an advantage such as for an educational media for promote children to learn. However there are not definite whether the duration of viewing television could affect school performance at school age or not.
Aim. To investigate the association of duration of viewing television could affect school performance at school age.
Method. This was a cross sectional study of 6 to 12 years old students at Shafiyyatul Amaliyyah primary school, Medan during November 2009, use a questioner to fill of their parent.
Results. There were 249 students enrolled in this study, consist of 137 (55%) boys, and 112 (45%) girls. There were a weak negative correlation between duration of viewing television to children’s academic performance (r = -0.205, P
= 0.001). but there were no significant correlation between their academic performance and the duration of learning, sleeping, playing on the computer game or PlayStation and their school activities.
Conclusion. There was a weak negative correlation between duration of viewing television to academic performance.
Keywords: viewing television, academic performance, school age
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Secara umum dapat dikatakan bahwa ketergantungan anak pada tayangan televisi sudah sangat tinggi dan mencapai titik yang mengkhawatirkan.1 Selain itu menonton televisi juga perlu mendapat perhatian serius karena mempunyai pengaruh negatif terhadap aktivitas fisik seperti perilaku merokok,2-5 perilaku agresif,6 tingkah laku,7 pengguna alkohol dan obat terlarang, hubungan seksual bebas,4 pola makan yang salah, obesitas,8 gangguan tidur,5 serta penurunan prestasi akademik,2-5 terutama apabila ada televisi di kamar anak.5
Penurunan prestasi akademik di sekolah berhubungan dengan berkurangnya perhatian terhadap tugas sekolah (pekerjaan rumah), mudah bosan mengikuti pelajaran sekolah dan sulit memusatkan perhatian saat pelajaran berlangsung.9 Untuk itu perlu ditumbuhkan sikap kritis anak-anak, remaja, orangtua, dan seluruh lapisan masyarakat dalam menggunakan televisi, agar dapat terhindar dari dampak negatif ini dan dapat mengoptimalkan fungsi televisi sebagai sumber informasi dan pengetahuan.
Selain itu waktu menonton televisi sangat perlu diperhatikan, dimana American Academy of Pediatric (AAP) telah merekomendasikan agar anak
tidak menonton televisi lebih dari 2 jam sehari.10 Menurut Kaiser Family Foundation didapati anak usia 8 sampai 18 tahun menonton televisi lebih dari 3 jam sehari, bahkan di Amerika Serikat anak usia 2 sampai 18 tahun
menghabiskan waktu 6 jam 32 menit sehari untuk menonton televisi, bermain komputer dan video game.11
Sampai saat ini belum ada data yang akurat tentang pengaruh lamanya menonton televisi lebih dari 2 jam sehari terhadap prestasi akademik pada anak usia sekolah. Oleh karena itu peneliti merasa penting untuk melakukan penelitian ini agar dapat memberikan masukan dan informasi terutama bagi orangtua dan masyarakat luas agar lebih waspada terhadap dampak negatif yang dapat ditimbulkan dari menonton televisi yang terlalu lama pada anak usia sekolah.
1.2. Rumusan Masalah
Apakah ada hubungan antara lama menonton televisi dengan prestasi akademik anak usia sekolah?
1.3. Hipotesis
Ada hubungan antara lama menonton televisi dengan prestasi akademik anak usia sekolah.
1.4. Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk menilai hubungan antara lama menonton televisi dengan prestasi akademik pada anak usia sekolah.
1.5. Manfaat Penelitian
1. Di bidang akademik/ilmiah: meningkatkan pengetahuan penelitian tentang pengaruh lamanya menonton televisi terhadap prestasi akademik anak.
2. Di bidang pelayanan masyarakat:
- Memberikan informasi kepada masyarakat terutama orangtua tentang waktu yang baik untuk anaknya menonton televisi sehingga tidak mengganggu prestasi akademik anak di sekolah
- Memperkenalkan media edukasi melalui televisi kepada anak mereka sebagai suatu media pembelajaran
- Meningkatkan perhatian orangtua kepada anaknya untuk selalu mengawasi jenis program televisi yang akan ditonton oleh anaknya
- Meningkatkan kesadaran orangtua untuk memberikan bimbingan saat menonton televisi bersama anaknya untuk menghindari pengaruh negatif menonton televisi.
3. Di bidang pengembangan penelitian: memberikan masukan kepada divisi Tumbuh Kembang Pediatri Sosial (TKPS) untuk melakukan studi lainnya tentang pengaruh televisi terhadap anak.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Waktu Menonton Televisi
Meskipun Children’s Television Act of 1990 telah membatasi program televisi untuk anak 10.5 menit/jam dalam satu minggu dan 12 menit/jam pada akhir minggu, namun banyak anak yang menonton televisi hampir 16 menit/jam.
Setiap anak menghabiskan total 6 jam sehari untuk menonton televisi, bermain video game, mendengarkan musik atau membaca majalah, namun sebagian besar orangtua tidak menanggapi hal ini dengan serius.12
Masih dijumpai pertambahan waktu menonton televisi dari waktu yang telah direkomendasikan oleh AAP dan masih dijumpai anak kurang dari 2 tahun yang menonton televisi. Menonton televisi pada usia dini ini berhubungan dengan gangguan memusatkan perhatian pada usia 7 tahun.
Sehingga tidak dianjurkan menonton televisi pada anak usia dini. Dalam hal ini diperlukan langkah preventif untuk menghindari pengaruh negatif televisi terhadap anak.13,14
Menonton televisi pada saat ingin tidur juga tidak dianjurkan karena terbukti dapat mengganggu pola tidur dan tidur anak tidak lelap.15
2.2. Rekomendasi AAP tentang Menonton Televisi
American Academy of Pediatric telah merekomendasikan tentang panduan menonton televisi pada anak, antara lain:10,11
1. Dokter anak sebaiknya memberikan bimbingan tentang bahaya televisi dan membuat jadwal menonton televisi untuk pasiennya
2. Dokter anak sebaiknya mengajukan pertanyaan tentang program televisi yang ditonton oleh pasiennya secara rutin dan memberikan nasihat kepada orangtua, meliputi hal di bawah ini:
- Berhati-hati memilih program televisi yang akan ditonton anak - Mendiskusikan tentang program televisi yang ditonton
- Mengajarkan kemampuan dari program yang ditonton - Membatasi waktu menonton televisi
- Memilih peranan tokoh televisi dengan selektif
- Menyediakan aktivitas yang lain selain menonton televisi - Tidak menempatkan televisi di ruang tidur anak
- Menghindari penggunaan televisi oleh pengasuh anak.
3. Dokter anak harus mendorong orangtua untuk menghindari anaknya yang berusia di bawah 2 tahun untuk tidak menonton televisi. Hal ini disebabkan usia di bawah 2 tahun merupakan masa awal pertumbuhan otak
4. Dokter anak sebaiknya menganjurkan tokoh televisi yang sesuai untuk anak dan membatasi waktu menonton televisi, video serta tidak meletakkan televisi di kamar tidur anak
5. Dokter anak sebaiknya waspada dan memberikan edukasi pada orangtua, anak, remaja, guru, tentang pengaruh negatif televisi. Namun perlu juga diberi tahu manfaat dari televisi terhadap pendidikan anak
6. Dokter anak harus bekerja sama dengan orangtua, guru, pihak sekolah dan masyarakat untuk mempromosikan televisi sebagai media edukasi
7. Dokter anak sebaiknya melibatkan anak dengan kegiatan umum di lingkungannya serta mendorong stasiun televisi untuk menambah program pendidikan di televisi
8. Dokter anak sebaiknya mendorong pemerintah untuk memerintahkan dan mendanai stasiun televisi dalam membuat program pendidikan dan mendemonstrasikan program televisi ini di sekolah
9. Dokter anak sebaiknya mendorong pemerintah dan yayasan lainnya untuk melakukan penelitian terhadap media edukasi dan penelitian lainnya yang berkaitan dengan pengaruh negatif televisi.
2.3. Keuntungan Media Televisi
Dalam beberapa dekade, AAP telah merekomendasikan keunggulan media massa untuk anak dan remaja, salah satunya adalah televisi. Adapun keunggulan televisi adalah televisi dapat menyediakan program pendidikan untuk anak usia sekolah, menambah kreativitas dan pengetahuan anak.
Namun selain televisi mempunyai keunggulan, televisi juga mempunyai pengaruh negatif bagi anak dan remaja.3,10
Tidak semua program televisi mengandung makna negatif bagi anak dan remaja. Program televisi berupa media pendidikan justru dapat mengurangi efek negatif televisi lainnya. Media ini mampu menguraikan tujuan dan pesan dari tayangan televisi sehingga anak dapat mengerti dan memahami pesan serta gambar yang dilihatnya di televisi dan memudahkan anak serta orangtua untuk memutuskan apakah mereka perlu menonton suatu tayangan televisi.3
Dengan adanya media edukasi orangtua dapat membuat keputusan yang tepat seperti memilih tayangan yang kreatif untuk anak, membangun pikiran yang kritis, menambah kemampuan dan memahami masalah politik, sosial, ekonomi. Program televisi edukasi juga berhasil menambah pengetahuan anak usia prasekolah, memperbaiki perilaku dan menambah imajinasi.3
2.4. Pengaruh Televisi terhadap Prestasi Akademik
Selain mempunyai keuntungan, menonton televisi juga mempunyai pengaruh negatif terhadap aktivitas fisik seperti perilaku merokok,2-5 perilaku agresif,6 tingkah laku,7 pengguna alkohol dan obat terlarang, hubungan seksual bebas,4 pola makan yang salah, obesitas,8 serta penurunan prestasi akademik terutama apabila ada televisi di kamar anak.2,4
Telah ditemukan prestasi akademik yang jelek pada anak usia sekolah yang menonton televisi lebih dari 2 jam sehari yang diikuti dari umur 0 sampai
35 bulan. Hasil yang didapatkan adalah 17% mempunyai prestasi akademik yang jelek jika mulai menonton televisi usia 0 sampai 11 bulan, 48% jika mulai menonton televisi usia 12 sampai 23 bulan dan 41% jika mulai menonton televisi usia 24 sampai 35 bulan.16
Menonton televisi dapat menurunkan prestasi akademik anak usia sekolah. Hal ini disebabkan karena:
o Mengurangi semangat belajar karena bahasa televisi yang sederhana dan memikat sehingga sangat mungkin anak menjadi malas belajar.2-5
o Menonton televisi menyebabkan berkurangnya waktu untuk membaca dan mengikuti kegiatan di sekolah.17g scores and the
o Lama menonton televisi juga sangat menentukan, dimana biasanya anak menghabiskan waktu 3 sampai 5 jam sehari untuk menonton televisi.
Beberapa penelitian menyatakan ada hubungan antara rendahnya minat baca dan kemampuan membaca terhadap pertambahan waktu menonton televisi, terutama pada anak laki-laki. Namun hal ini tidak bermakna pada anak yang mempunyai IQ yang lebih tinggi dari normal. Namun pada anak penggemar berat televisi (menonton televisi lebih dari 5 jam sehari) meskipun memiliki IQ normal ataupun lebih tinggi tetap saja dijumpai kemampuan membaca yang lebih jelek.17 Penelitian lain pada anak sekolah menengah juga dijumpai prestasi akademik jelek yang berhubungan dengan bertambahnya waktu menonton televisi.18
o Menonton televisi juga mempengaruhi kebiasaan belajar anak dan tingkah laku di sekolah. Film kartun seperti sesame street menyebabkan perhatian anak di kelas berkurang terhadap pelajaran terutama perhatian pada gurunya.17
o Pada penelitian lain menonton televisi pada masa kanak-kanak (usia 3 sampai 5 tahun) juga berhubungan dengan masalah memusatkan perhatian pada masa remaja (12 sampai 15 tahun) disebabkan konsentrasi berkurang, tidak perhatian dengan ucapan guru kelas, pikiran mudah terpecah saat ingin berkonsentrasi.19
o Menonton televisi dapat mengganggu pola tidur yang akhirnya dapat menurunkan kemampuan memori verbal anak.5
o Usia anak saat mulai menonton televisi. Berkurangnya minat baca anak terutama pada anak sekolah dasar sangat penting diperhatikan karena periode ini adalah tahap awal mereka belajar membaca. Sedangkan untuk tahun berikutnya dimana seharusnya anak lebih sering belajar membaca justru mereka habiskan untuk menonton televisi.17
2.5. Televisi di Kamar Anak
Anak-anak di Amerika serikat tumbuh bersama media komunikasi dalam lingkungan mereka dan rata-rata mempunyai televisi di kamar mereka karena media dan teknologi sebenarnya dapat menjadi media bermain bagi anak.9
Namun dengan adanya televisi di kamar anak dapat memperbesar frekuensi anak menonton televisi, dilaporkan anak remaja yang di kamarnya ada televisi lebih banyak menghabiskan waktu untuk menonton televisi.2 Anak yang mempunyai televisi di kamar juga cenderung menonton televisi lebih dari 5 jam sehari dibandingkan anak yang tidak mempunyai televisi di kamarnya.16
Adanya televisi di kamar anak juga membuat anak mempunyai sikap bermalas-malasan dan cenderung makan saat menonton televisi sehingga meningkatkan risiko overweight. Hal ini menyebabkan perlu dilakukan edukasi pada orang tua untuk membatasi lamanya menonton televisi dan tidak menempatkan televisi di kamar anak.8,20,21
Memindahkan televisi dari ruang anak merupakan langkah pertama untuk mengurangi waktu menonton televisi serta mengurangi perilaku buruk yang berhubungan dengan sering menonton televisi.2
2.6. Saran untuk Orangtua
Untuk mencegah pengaruh negatif menonton televisi orangtua harus meningkatkan kewaspadaan terhadap anak, menanyakan acara televisi apa saja yang mereka tonton, menyediakan aktivitas seperti olah raga, mendiskusikan pengaruh-pengaruh negatif televisi, program televisi apa saja yang dapat ditonton oleh anak sesuai usianya, sehingga orangtua juga dapat mengusulkan pada stasiun televisi untuk membuat rating acara televisi mana yang sesuai untuk ditonton untuk anaknya.11,22
Orangtua juga dapat mengontrol acara televisi dengan memilih program televisi sesuai dengan kebutuhan anak serta lamanya menonton televisi dan dapat menutup acara televisi yang tidak diinginkan untuk anaknya.1
2.7. Kerangka Konsep
Prestasi akademik jelek Pengaruh negatif :
- Berkurangnya waktu membaca dan mengikuti kegiatan sekolah
- Waktu menonton televisi terlalu lama - Kurang konsentrasi
- Usia anak terlalu muda saat menonton televisi
- Menurunkan kemampuan memori verbal - Mengurangi semangat belajar
- Mempengaruhi kebiasaan belajar dan tingkah laku di sekolah
Keuntungan :
‐ Menambah pengetahuan dan kreativitas
‐ Anak dapat mudah memahami pesan yang disampaikan melalui gambar
‐ Membangun pikiran kritis
‐ Menambah kemampuan memahami masalah politik, sosial dan ekonomi
‐ Memperbaiki perilaku
‐ Menambah imajinasi
Menonton televisi
Pengaruh negatif lainnya : - Perilaku agresif
- Perilaku merokok
Pengguna alkohol & obat terlarang
- Pola makan yang salah - Obesitas
- Hubungan seksual bebas
: variabel yang diteliti
Gambar 2.1. Kerangka konseptual
BAB 3. METODE PENELITIAN
3.1. Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan studi cross sectional, untuk menilai hubungan antara lama menonton televisi dengan prestasi akademik pada anak usia sekolah.
3.2. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di Sekolah Dasar (SD) Saffiyyatul Amaliyyah, Medan.
Waktu penelitian adalah 2 sampai 7 November 2009.
3.3. Subyek Penelitian
Populasi target adalah semua anak dengan usia 6 sampai 12 tahun. Populasi terjangkau adalah populasi target yang berusia 6 – 12 tahun SD Saffiyyatul Amaliyyah Medan. Sampel adalah populasi terjangkau yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.
3.4. Perkiraan Besar Sampel
Besar sampel dihitung berdasarkan rumus sampel tunggal untuk estimasi proporsi pada suatu populasi:23
n = (Zα √2PQ) d
n = besar sampel
α = kesalahan tipe I = 0,05 → Zα = 1,96 P = proporsi anak yang menonton televisi = 0,4815 Q = 1 – P = 1 – 0,48 = 0,52
Dari rumus di atas didapat besar sampel adalah 75 orang
3.5. Kriteria Penelitian 3.5.1. Kriteria Inklusi:
1. Anak sekolah usia 6 sampai 12 tahun dengan IQ normal 2. Bukan penderita Attention hyperactivity disorders (ADHD) 3. Mempunyai kebiasaan menonton televisi.
3.5.2. Kriteria Eksklusi:
1. Mengikuti lebih dari 2 kegiatan ekstrakurikuler disekolah.
3.6. Persetujuan / Informed Consent
Sampel penelitian akan diminta persetujuan dari orang tua setelah dilakukan penjelasan terlebih dahulu untuk mengisi kuesioner yang diberikan.
3.7. Etika Penelitian
Penelitian ini disetujui oleh Komite Etik Penelitian Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
3.8. Cara Kerja dan Alur Penelitian 3.8.1. Cara Kerja
1. Setelah mendapat izin dari Komite Etik Penelitian FK USU serta kepala sekolah SD Shafiyyatul Amaliyyah dikumpulkan anak usia 6 sampai 12 tahun
2. Diberikan kuesioner, lembar penjelasan dan lembar persetujuan penelitian untuk diisi oleh orangtua masing-masing murid
3. Setelah kuesioner dan lembar persetujuan diisi oleh orangtua, anak yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi dimasukkan ke dalam sampel penelitian
4. Semua peserta dicatat identitasnya yaitu nama, umur/tanggal lahir, jenis kelamin, alamat, dan nomor telepon yang dapat dihubungi, dan nama orangtua/wali
5. Dilihat lamanya menonton televisi dari kuesioner yang diisi
6. Setelah itu dilakukan penilaian terhadap prestasi akademik melalui nilai rata-rata raport semua pelajaran yang diambil pada bulan Juli 2009.
3.8.2.Alur Penelitian
Populasi terjangkau n = 501 orang - tidak memulangkan kuesioner = 56 orang
- tidak memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi = 196 orang
Kriteria Ekslusi :
1.mengikuti lebih dari 2 kegiatan ekstrakurikuler Kriteria inklusi :
1. Anak sekolah usia 6
sampai 12 tahun dengan IQ normal 2. Bukan penderita ADHD
3. Mempunyai kebiasaan menonton televisi
Sampel, n = 249 orang
Lama menonton televisi
Prestasi akademik
Gambar 3.1. Alur penelitian
3.9. Identifikasi Variabel
Variabel bebas Skala
Lama menonton televisi numerik Variabel tergantung Skala Prestasi akademik numerik
3.10. Definisi Operasional
1. Menonton televisi adalah melihat sistem penyiaran gambar yang disertai dengan bunyi (suara) melalui kabel atau melalui angkasa dengan menggunakan alat yang mengubah cahaya (gambar) dan bunyi (suara) menjadi gelombang listrik dan mengubahnya kembali menjadi berkas cahaya yang dapat dilihat dan bunyi yang dapat didengar.
2. Lamanya menonton televisi adalah waktu yang digunakan oleh anak untuk menonton televisi diukur dalam menit yang diambil dari kuesioner yang diisi oleh orangtua
3. Prestasi akademik adalah hasil yang telah dicapai dari pelajaran yang diperoleh dari kegiatan belajar di sekolah yang bersifat kognitif dan biasanya ditentukan melalui pengukuran dan penilaian.24 Prestasi akademik dilihat dengan menggunakan nilai raport. Prestasi akademik baik adalah nilai rata – rata raport di atas 75.25
4. Anak usia sekolah adalah anak yang berusia 6 sampai 12 tahun.26 5. Attention deficit hyperactivity disorder menurut Diagnostic and Statistical
Manual IV (DSM IV) didefinisikan sebagai gangguan memusatkan
perhatian yang disertai dengan hiperaktivitas, impulsif ataupun gabungan keduanya.27
6. Setiap anak sudah dilakukan pengukuran IQ sebelumnya saat masuk sekolah dengan menggunakan Stanford Binet Intelligence Scale,
dinyatakan normal jika IQ diatas 90.28 Nilai IQ didapatkan saat pertama kali anak masuk sekolah.
3.11. Pengolahan Data dan Analisis Statistik
Untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel bebas yaitu lamanya menonton televisi terhadap prestasi akademik dipakai analisis regresi dan korelasi Pearson. Dinyatakan bermakna jika P < 0.05. Pengolahan data dilakukan dengan perangkat lunak SPSS versi 13.0 dengan tingkat kemaknaan P < 0.05 dan interval kepercayaan 95%.
BAB 4. HASIL
4.1. Karakteristik Subyek Penelitian
Sebanyak 249 anak memenuhi kriteria sampel penelitian yang terdiri dari 137 (55%) anak laki-laki dan 112 (45%) anak perempuan. Semua orangtua (ayah) adalah pekerja (100%), sebagian besar anak melakukan aktivitas tidur selama 360 sampai 480 menit (98.4%), memiliki kegiatan ekstra kurikuler (86.3%) serta jenis tontonan terbanyak adalah film kartun (32.1%). Karakteristik dasar penelitian seperti terlihat pada Tabel 4.1.
Rerata usia anak adalah 9.8 tahun, lama menonton televisi 144.1 menit, lama belajar 85.3 menit, lama tidur 412.5 menit, lama main game 76.83 menit, lama main PlayStation (PS) 42.49 menit, usia awal menonton televisi 2.5 tahun dan nilai raport 79.8 (Tabel 4.2).
Tabel 4.1. Karakteristik sampel penelitian
Karakteristik n (%)
Jenis kelamin Laki-Laki 137 (55)
Perempuan 112 (45)
Pekerjaan Ayah Wiraswasta 119 (47.8)
Pegawai BUMN 27 (10.8)
PNS 64 (25.7)
Pegawai Swasta 39 (15.7) Penghasilan orangtua Rp. 2-5 juta 58 (23.3)
Perbulan Rp. 5-10 juta 92 (36.9)
Rp. 10-15 juta 41 (16.5) Rp. 15-20 juta 22 (8.8)
> Rp 20 juta 36 (14.5)
Lama tidur perhari 240 (menit) 2 (0.8)
360 (menit) 138 (55.4)
480 (menit) 107 (43)
600 (menit) 2 (0.8)
Jumlah ekstrakurikuler 0 34 (13.7)
1 65 (26.1)
2 150 (60.2)
Jenis tontonan Film kartun Film horror Sinetron Film kartun dan film horor
Film kartun, horor, Action
Film kartun, horor, action, sinetron Film kartun, horor, action, sinetron, kuis
Film kartun, horor, action, sinetron, kuis, olahraga Film kartun, horor, action, sinetron, kuis, olahraga, ceramah agama Film kartun, horor, action, sinetron, kuis, olahraga, media edukasi
81 (32.1%) 1 (0.4%) 1 (0.4%) 72 (28.9%) 41 (16.5%) 32 (12.9%) 12 (4.8%)
5 (2.0%)
3 (1.2%)
1 (0.4%)
Tabel 4.2. Rerata variabel yang dinilai
Karakteristik Rerata (SD)
Usia (tahun) 9.8 (1.12)
Lama menonton televisi (menit/hari) 144.1 (57.62)
Lama belajar (menit/hari) 85.3 (38.32)
Lama tidur (menit/hari) 412.5 (63.47)
Lama main game (menit/hari) 76.83 (191.55)
Lama main PS (menit/hari) 42.29 (55.35)
Usia awal menonton televisi (tahun)
Nilai rata-rata raport 2.5 (1.24)
76.6 (4.6)
4.2. Hubungan antara Lama Menonton Televisi dengan Prestasi Akademik
Dari hasil penelitian diperoleh hubungan yang signifikan antara lama menonton televisi dengan nilai raport (P = 0.001). Dengan menggunakan korelasi Pearson diperoleh bahwa terdapat korelasi yang lemah antara lama menonton televisi dan prestasi akademik (nilai r = -0.205). Tanda negatif menunjukkan bahwa lama menonton televisi dan prestasi akademik berbanding terbalik.
Artinya semakin lama waktu menonton responden maka semakin rendah prestasi akademiknya (Tabel 4.3). Dari persamaan garis tersebut, menunjukkan korelasi yang rendah, R2 = 0,042 (Gambar 4.1).
Lama Menonton Televisi
500 400
300 200
100 0
Nilai rata-rata akhir semester
100
90
80
70
60
Gambar 4.1. Hubungan prestasi akademik dengan lama menonton televisi
(menit)
Sementara hubungan antara prestasi akademik dengan lama belajar, lama tidur, lama bermain game, lama bermain PS, usia awal menonton televisi dan jumlah kegiatan ekstrakurikuler tidak dijumpai hubungan yang bermakna (Tabel 4.3).
Tabel 4.3. Hubungan antara prestasi akademik dengan variabel yang dinilai
Variabel r R2 Persamaan Garis P
Lama menonton TV -0.205 0.042 Y = 82.592 – 0.021x 0.001 Lama belajar -0.039 0.002 Y = 80.096 – 0.006x 0.542 Lama tidur -0.048 0.002 Y = 77.772 – 0.004x 0.453 Lama bermain game
Lama bermain PS Usia awal menonton televisi
Jumlah kegiatan ekstrakurikuler
-0.058 -0.126 -0.026 -0.120
0.003 0.016 0.0001
0.014
Y = 79.726 – 0.002x Y = 80.155 – 0.013x Y = 79.892 – 0.121x Y = 80.824 – 0.193x
0.363 0.056 0.687 0.058
BAB 5. PEMBAHASAN
Children’s Television Act of 1990 telah membatasi lama menonton televisi
untuk anak 10.5 menit/jam dalam satu minggu. American Academy of Pediatric telah merekomendasikan agar anak tidak menonton televisi lebih dari 2 jam sehari. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa rata-rata lama menonton televisi adalah 2 jam 24 menit perhari, jadi lebih lama dari yang direkomendasikan oleh AAP.29
Dalam penelitian ini semua orangtua bekerja penuh seharian, mungkin hal ini yang menyebabkan sulitnya membatasi waktu menonton televisi di rumah. Anak dengan bebas bisa memilih saluran televisi yang akan ditonton dan menentukan sendiri berapa lama dia menonton televisi. Diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai hal ini.
Hasil penelitian kami menunjukkan hubungan yang signifikan antara lama menonton televisi dengan prestasi akademik, namun hanya dijumpai korelasi yang lemah antara lama menonton televisi dan prestasi akademik (r = -0,205). Hal ini berarti semakin lama waktu menonton responden maka semakin rendah prestasi akademiknya. Hasil ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang menyatakan penurunan prestasi akademik di sekolah berhubungan dengan menonton televisi. Rendahnya prestasi akademik ini berhubungan dengan berkurangnya perhatian terhadap tugas sekolah (pekerjaan rumah), mudah bosan mengikuti pelajaran sekolah dan sulit
memusatkan perhatian saat pelajaran berlangsung.9 Adanya korelasi yang lemah dari penelitian kami disebabkan karena anak SD Shafiyyatul Amaliyyah sudah belajar sampai sore disekolah sehingga prestasi akademik baik meskipun dijumpai waktu menonton televisi lebih lama.
Penelitian yang dilakukan Yayasan Pengembangan Media Anak (YPMA) tahun 2006 menunjukkan anak SD menghabiskan waktu 10 jam per minggu untuk bermain game dan PS dengan jumlah jam belajar selama 1 tahun hanya sekitar 750 jam.30 Penelitian kami mendapati rata-rata lama bermain game dan PS 1 jam 17 menit dan lama belajar 1 jam 25 menit perhari dengan hasil yang didapatkan tidak dijumpai hubungan bermakna antara keduanya dengan prestasi akademik.
Waktu tidur anak sangat bervariasi,31 didapati lama tidur pada anak usia 6 bulan 14.2 jam perhari dan 16 tahun adalah 8.1 jam perhari.32 Hasil penelitian kami mendapatkan lama tidur adalah 6 jam 52 menit perhari.
Berkurangnya waktu tidur karena anak lebih sering bermain game dan PS dinyatakan mempunyai pengaruh terhadap fungsi kognitif,5 namun tidak demikian pada penelitian kami. Meskipun dijumpai jam tidur yang lebih sedikit dibandingkan lama tidur rata-rata pada anak usia 1 sampai 16 tahun, tidak dijumpai hubungan bermakna dengan prestasi akademik.
Menonton televisi usia dini juga dapat menyebabkan gangguan tidur.
Penelitian mendapati anak yang menonton televisi mulai usia 4 sampai 36 bulan berhubungan dengan gangguan tidur.33 Selain itu penelitian lainnya
menyatakan menonton televisi kurang dari usia 2 sampai 5 tahun akan menyebabkan perilaku agresif saat usia 7 sampai 10 tahun terutama pada anak laki-laki.34 Namun tidak semua tayangan televisi ini mengandung makna negatif bagi anak kurang dari 2 tahun seperti media edukasi yang mampu meningkatkan daya imajinasi, serta tidak menurunkan kemampuan motorik dan visual.3,35 sama dengan penelitian kami meskipun didapatkan usia awal menonton televisi dimulai saat usia 2 tahun 6 bulan, namun tidak dijumpai hubungan dengan prestasi akademik. Apakah tidak adanya hubungan ini disebabkan karena anak tersebut menonton media edukasi saat usia dini tidak diketahui, diperlukan penelitian lebih lanjut untuk menjawab hal ini.
Film kartun dikatakan mempunyai hubungan dengan penurunan kemampuan memusatkan perhatian apabila disajikan pada anak kurang dari 2 tahun.3,35 Dari penelitian kami didapatkan jenis tontonan yang terbanyak adalah film kartun, sehingga perlu diwaspadai oleh orangtua murid Shafiyyatul Amaliyyah pengaruhnya terhadap penurunan kemampuan memusatkan perhatian. Karena itu saat menonton televisi sebaiknya anak didampingi oleh orangtua sebab anak yang menonton televisi tidak didampingi orangtua atau saudara kandungnya cenderung berpengaruh negatif bagi anak tersebut.36
Untuk mencegah pengaruh negatif menonton televisi orangtua sebaiknya meningkatkan kewaspadaan terhadap pajanan televisi terhadap anaknya, menanyakan kepada anaknya acara televisi apa saja yang mereka tonton, menyediakan aktifitas lain selain menonton televisi seperti olah raga,
mendiskusikan pengaruh-pengaruh negatif televisi pada anaknya, program televisi apa saja yang dapat ditonton oleh anaknya sesuai usianya, sehingga orangtua juga dapat mengusulkan pada stasiun televisi untuk membuat rating acara televisi mana yang sesuai untuk ditonton oleh anaknya.21 Selain itu orangtua juga perlu memperhatikan pesan dan berita yang disampaikan di televisi yang akan disajikan atau ditonton anaknya, apakah pesan tersebut layak dikonsumsi anak sesuai dengan usianya.37,38
Tentunya diperlukan peran dokter anak untuk selalu mengingatkan orang tua tentang jenis, lama dan kapan sebaiknya anak dapat menonton televisi serta pentingnya mendampingi anak saat menonton televisi sesuai dengan rekomendasi AAP.39,40
Meskipun pembahasan kami diatas berkaitan dengan dampak negatif televisi namun televisi tetap mempunyai keunggulan seperti menyediakan program pendidikan untuk anak usia sekolah, menambah kreativitas dan pengetahuan anak. Program televisi berupa media pendidikan justru dapat mengurangi efek negatif televisi lainnya. Media ini mampu menguraikan tujuan dan pesan dari tayangan televisi sehingga anak dapat mengerti dan memahami pesan serta gambar yang dilihatnya dan memudahkan anak serta orangtua untuk memutuskan apakah mereka perlu menonton suatu tayangan televisi.3
Keterbatasan penelitian kami adalah tidak dapat menjelaskan waktu kapan anak menonton televisi. Selain itu penelitian ini juga tidak menilai apakah sewaktu menonton televisi anak didampingi oleh orangtua.
BAB 6. KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
Dijumpai korelasi negatif yang lemah namun bermakna antara lama menonton televisi dengan prestasi akademik pada anak, dimana semakin lama anak menonton televisi semakin rendah prestasi akademiknya. Namun diperlukan penelitian lebih lanjut tentang faktor-faktor lain yang mempengaruhi hubungan antara lama menonton televisi dengan prestasi akademik pada anak, terutama waktu menonton televisi dan pendampingan orang tua.
6.2. Saran
Dari penelitian ini kita dapat memberikan saran kepada orangtua untuk membatasi waktu menonton televisi sesuai dengan rekomendasi AAP agar prestasi akademik anak dapat meningkat. Namun jenis tontonan seperti media edukasi harus dikembangkan untuk ditonton oleh anak mengingat mempunyai manfaat untuk mendorong minat belajar anak.
Daftar Pustaka:
1. Walma Van der molen JH. Violence and suffering in television news: toward a broader conception of harmful television content for children. Pediatrics.
2004; 113:1771-5
2. Barr-Anderson DJ, Van den Berg P, Sztainer DN, Story M. Characteristics associated with older adolescents who have a television in their bedrooms.
Pediatrics. 2008; 121:718-24
3. Thakkar RR, Garrison MM, Christakis DA. A systematic review for the effects of television viewing by infants and preschoolers. Pediatrics. 2006;
118:2025-31
4. McIlhaney JS. Problems and solutions associated with media consumption:
the role of the practitioner. Pediatrics. 2005; 116:327-328
5. Dworak M, Schierl T, Bruns T, Strüder HK. Impact of singular excessive computer game and television exposure on sleep patterns and memory performance of school-aged children. Pediatrics. 2007; 120:978-85
6. Durant RH, Champion H, Wolfson M. The relationship between watching professional wrestling on television and engaging in date fighting among high school student. Pediatrics. 2006; 118:265-72
7. Hamer M, Stamatakis E, Mishra G. Psychological distress, television viewing and physical activity in children aged 4 to 12 years. Pediatrics.
2009; 123:1263-8
8. Matheson DM, Killen JD, Wang Y, Varady A, Robinson TN. Children’s food consumption during television viewing. Am J Clin Nutr. 2004; 79:1088-94 9. Vandewater EA, Rideout VJ, Wartella EA, Huang X, Lee JH. Digital
childhood: electronic media and technology use among infants, toddlers and preschoolers. Pediatrics. 2007; 119:1006-15
10. Committee on public education. Media education. Pediatrics. 1999;
104:341-3
11. Committee on public education. Children, adolescent and television.
Pediatrics. 2001; 107:423-26
12. Committee on communications. Children, adolescents and advertising Pediatrics. 2006; 118:2563-9
13. Christakis DA, Zimmerman FJ, DiGiuseppe DL, McCarty CA. Early television exposure and subsequent attentional problems in children.
Pediatrics. 2004; 113:708-13
14. Jordan AB, Hersey JC, McDivitt JA, Heitzler DC. Reducing children's television-viewing time: a qualitative study of parents and their children.
Pediatrics. 2006; 118:1303-10
15. Owens J, Maxim R, McGuinn M, Nobile C, Msall M. Television viewing habits and sleep disturbance in school children. Pediatrics. 1999; 104:1-8 16. Certain LK, Kahn RS. Prevalence, correlates, and trajectory of television
viewing among infants and toddlers. Pediatrics. 2002; 109:634-42
17. Zuckerman DM, Zuckerman BS. Television’s impact on children. Pediatrics.
1985; 75:233-40
18. Sharif I, Sargent JD. Association between television, movie and video game eksposure and school performance. Pediatrics. 2006; 118:1061-70
19. Landhuis CE, Poulton R, Welch D, Hancox RJ. Does childhood television viewing lead to attention problems in adolescence? Results from a prospective loangitudinal study. Pediatrics. 2007; 120:532-7
20. Dennison BA, Erb TA, Jenkins PA. Television viewing and television in bedroom associated with overweight risk among low-income preschool children. Pediatrics. 2002; 109:1028-35
21. Burdette HL, Whilaker RC. A national study of neighborhood safety, outdoor play, television viewing and obesity in preschool children.
Pediatrics. 2005; 116:657-62
22. Walsh DA, Gentle DA. A validity test of movie, television, and video game ratings. Pediatrics. 2001; 107:1028-35
23. Madiyono B, Moeslichan Mz S, sastroasmoro S, Budiman I, Purwanto SH.
Perkiraan besar sampel. Dalam: Sastroasmoro S, Ismael S, penyunting.
Dasar-dasar metodologi penelitian klinis. Jakarta: Sagung Seto, 2008.h.302-21
24. Alwi H. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi ketiga. Jakarta: Balai Pustaka, 2005
25. Karsidi. Model Kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) SD dan MI.
Solo: Tiga Serangkai Pustaka Mandiri, 2007.h.16-9
26. Suyitno H, Narendra MB. Pertumbuhan fisik anak. Dalam: Narendra MB, Sularyo TS, Soetjiningsih, Suyitno H, Ranuh IG, penyunting. Buku ajar tumbuh kembang anak dan remaja. Jakarta: Sagung Seto, 2002.h.51-84 27. Montaux SL. Attention deficit hyperactivity disorder. Diunduh dari:
http://emedicine.medscape.com/article/912633-overview. Diakses Mei 2010 28. Fauzan MW. Stanford binet test. Diunduh dari:
http://wildanfauzan.blogspot.com/2008/12/stanford-binet-test.html. Diakses Mei 2010
29. Taveras EM, Field AE, Berkey CS, Shiman SLR, Frazier L, Colditz GA, dkk.
Longitudinal relationship between television viewing and leisure time physical activity during adolescence. Pediatrics. 2007; 119:314-9
30. Kidia krisis media untuk anak.hari tanpa TV. Diunduh dari:
http://www.kidia.org/news/comment/71/1. Diakses Oktober 2009
31. Jenni OG, Molinari L, Caflish JA, Largo RH. Sleep duration from ages 1 to 10 years: variability and stability in comparison with growth. Pediatrics.
2007; 120:769-76
32. Iglostein I, Jenni OG, Molinari L, Largo RH. Sleep duration from infancy to adolescence: reference values and generational trends. Pediatrics. 2003;
111:302-7
33. Thompson DA, Christakis DA. The association between television viewing and irregular sleep schedules among children less than 3 years of age.
Pediatrics. 2005; 116:851-6
34. Christakis DA, Zimmerman FJ. Violent television viewing during preschool is associated with antisocial behavior during school age. Pediatrics. 2007;
120:993-9
35. Schmidt ME, Rich M, Shiman SLR, Oken E, Taveras EM. Television viewing in infancy and child cognition at 3 years of age in a US cohort.
Pediatrics. 2009; 123:370-5
36. Wandewater EA, Bickham DS, Lee JH.Time well spent? Relating television use to children’s free time activities. Pediatrics. 2006; 117:181-91
37. Council on communication and media. Policy statement impact of music lyrics and music video on children and youth. Pediatrics. 2009; 124:1488-94 38. Jason LA. Helping parents reduce children’s television viewing. Social work
practice. 2004; 14:121-31
39. Gentle DA, Oberg C, Sherwood NE, Story M, Walsh DA. Well child visits in the video age: pediatricians and American academy of pediatrics guidelines for children’s media use. Pediatrics.2004; 114:1235-41
40. Christakis DA, Garrison MM. Preschool aged children’s television viewing in child care settings. Pediatrics. 2009; 124:1627-32
LAMPIRAN
1. Personil penelitian 1. Ketua Penelitian
Nama : Dr. Armila Ramadhani
Jabatan : Peserta PPDS Ilmu Kesehatan Anak
FK-USU/ RSHAM 2. Anggota Penelitian
1. Dr. Sri Sofyani,SpAK 2. Dr. Muhammad Ali,SpAK 3. Dr. Fastralina
4. Dr. Nur’aini
5. Dr. Poppy Riflizawani 6. Dr. Hafaz Zaky Abdillah 2. Jadwal Penelitian
Kegiatan/ Waktu Oktober 2009
November 2009
Desember 2009
Januari 2010 Persiapan
Pelaksanaan Penyusunan Laporan Pengiriman Laporan
3. Perkiraan biaya
1. Honorarium :
Ketua Penelitian : Rp. 750.000
Anggota : Rp. 1.500.000 (@ Rp. 250.000 x 6) Tenaga Administrasi : Rp. 250.000
2. Bahan dan Peralatan : Rp. 500.000 3. Akomodasi : Rp. 500.000 4. Tranportasi : Rp. 500.000 5. Laporan Penelitian : Rp. 100.000 6. Penggandaan Laporan : Rp. 250.000
Jumlah : Rp. 4.350.000
4 Lembar Penjelasan Kepada Yth Bapak/ Ibu
Sebelumnya kami ingin memperkenalkan diri, nama saya dokter armila ramadhani, bertugas di Divisi Tumbuh Kembang Anak Departemen Ilmu kesehatan Anak FK USU/ RSUP H. Adam Malik Medan.
Bersama ini kami ingin menyampaikan kepada Bapak/ Ibu bahwa Divisi Tumbuh Kembang Anak Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUSU-RSHAM Medan, bermaksud mengadakan penelitian mengenai pengaruh lamanya menonton televisi terhadap prestasi akademik anak usia sekolah. Oleh karena itu kami mohon partisipasi Bapak / Ibu untuk mengisi kuesioner yang kami berikan.
Jika Bapak/ Ibu bersedia maka kami mengharapkan bapak/ibu menandatangani lembar persetujuan setelah penjelasan. Demikianlah kami sampaikan. Atas perhatian dan kerjasamanya kami ucapkan terima kasih.
Bapak/ Ibu dapat menghubungi Peneliti setiap waktu bila ingin menanyakan masalah kesehatan putra / putri anda atau masalah lain seputar penelitian ini yang belum Anda pahami melalui:
Dr. Armila Ramadhani
Divisi Tumbuh Kembang Anak - Dep. Ilmu Kesehatan Anak FKUSU-RS H.Adam Malik
Jl. Bunga Lau No. 17 Medan. Telp. 8365663 Hand Phone : 061 76336542, 081260859284
5. Lembar Persetujuan Setelah Penjelasan Penelitian Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama :
Umur :
Pekerjaan : Alamat : Orang tua dari :
Setelah mempelajari dan telah menerima serta mengerti penjelasan dokter mengenai penelitan “Pengaruh lama menonton televisi terhadap prestasi akademik anak usia sekolah “.
Dengan kesadaran serta kerelaan sendiri saya sebagai orang tua menyatakan setuju dan bersedia bahwa anak saya menjadi peserta penelitian tersebut.
Demikian pernyataan ini diperbuat dengan sebenarnya dengan penuh kesadaran dan tanpa paksaan dari siapapun juga.
Medan, ………2009 Pemimpin Penelitian, Yang membuat pernyataan,
( ) (Dr.Armila Ramadhani)
Saksi :
1... TTD
2... TTD
6. Kuesioner
No urut :
Pewawancara :
Nama : ………..
Jenis kelamin : LK / PR Tanggal lahir : ....‐….‐
Anak ke : ... dari ... bersaudara
Alamat lengkap : ………...
Telp : …………...
Pekerjaan orangtua : ………...
Penghasilan orang tua : pilih salah satu
a. Rp 2.000.000 – 5.000.000/bulan b. Rp 5.000.000 – 10.000.000/bulan c. Rp 10.000.000 – 15.000.000/bulan d. Rp 15.000.000 – 20.000.000/bulan e. > Rp 20.000.000/bulan
Pendidikan orang tua : ...
Berat badan : ...Kg.
Tinggi badan : ...cm Status gizi : ...
Pilihlah salah satu pernyataan dengan cara menyilang atau melingkari jawaban 1. Apakah anda mempunyai televisi di rumah?
a. ya
b. tidak (jika menjawab ini, pertanyaan selanjutnya tidak usah diteruskan) 2. Berapa lama anak anda menghabiskan waktu menonton televisi di rumah?
a. tidak pernah menonton televisi b. 60 menit perhari
c. 120 menit perhari d. 180 menit perhari
e. Lebih dari 240 perhari (tolong dituliskan berapa menit/hari)
3. Jenis tontonan apa saja yang sering ditonton oleh anak anda? (boleh menjawab lebih dari satu)
a.film kartun b.film horror c.film action e.sinetron f.kuis
g.olah raga (tinju, karate, sumo) h.ceramah agama
i.media edukasi (cerdas cermat, ensiklopoedia, program bimbingan pelajaran sekolah)
j.berita
k.infotaiment
jika ada yang lain tuliskan saja
………
4. apakah tersedia televisi di kamar anak anda?
a.ya b.tidak
5. Berapa jam anak anda tidur dalam satu hari?
a.kurang dari 240 menit perhari b.360 menit sehari
c.480 menit sehari d.600 menit sehari
e.lebih dari 600 menit sehari (tolong tuliskan berapa menit sahari) 6. Apakah anak anda terbangun tengah malam karena mimpi buruk?
a.tidak pernah b.kadang – kadang c.hampir setiap malam
7. Berapa jam anak anda menghabiskan waktu untuk belajar dan mengerjakan PR?
a.kurang dari 30 menit perhari b.30 menit perhari
c. 60 menit perhari d. 120 menit perhari d. 180 menit perhari
e.lebih dari 180 menit perhari (tolong tuliskan berapa menit perhari) 8. Selain menonton televisi aktifitas apa saja yang dilakukan anak anda? (boleh
menjawab lebih dari satu) a.olah raga
b.bermain di lapangan bersama teman yang lainnya c.bermain game dikomputer
d.bermain PlayStation e.les pelajaran sekolah
f.les musik,tari,nyanyi,balet (lingkari yang dilakukan) jika ada yang lain dituliskan saja
………
9. Apakah anak anda susah berkonsentrasi untuk memahami pelajaran sekolah?
a.ya b.tidak
10. Apakah anak anda dapat menikuti pelajaran dengan baik di sekolah a. kadang‐kadang
b.selalu dapat memahami apa yang disampaikan oleh gurunya c.tidak dapat mengikuti pelajaran di sekolah
11. Apakah anak anda selalu mengerjakan PR dirumah?
a.semua PR dikerjakan b.kadang‐kadang c.tidak pernah
12. Apakah anak anda sering berkelahi dengan temannya?
a.tidak pernah b.kadang‐kadang c.sering
13. Berapa lama anak anda menghabiskan waktu untuk bermain game di komputer?
a.kurang dari 30 menit perhari b.30 menit perhari
c.60 menit perhari d.120 menit perhari
e.180 menit perhari (tolong tuliskan berapa menit perhari)
14. Berapa jam anak anda menghabiskan waktu untuk bermain PlayStation?
a.kurang dari 30 menit perhari b.30 menit perhari
c.60 menit perhari d.120 menit perhari
e.lebih dari 180 menit perhari (tolong tuliskan berapa menit perhari) 15. Berapa lama anak anda belajar di rumah?
a.kurang dari 30 menit perhari b.30 menit perhari
c.60 menit perhari d.120 menit perhari
e.lebih dari 180 menit perhari (tolong tuliskan berapa menit perhari) 16. Berapa banyak kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti anak anda?
a. Satu b. dua c. tiga d. empat
e. lebih dari empat