• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT PADABUDIDAYA KAKAO EDEL DI PTPN XII (PERSERO) KEBUN BANJARSARI AFDELING GERENGREJO LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT PADABUDIDAYA KAKAO EDEL DI PTPN XII (PERSERO) KEBUN BANJARSARI AFDELING GERENGREJO LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL)"

Copied!
83
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT PADABUDIDAYA KAKAO EDEL DI PTPN XII (PERSERO) KEBUN

BANJARSARI AFDELING GERENGREJO

LAPORAN

PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL)

Oleh

Riska Elvandari NIM A3211412

PROGRAM STUDI PRODUKSI TANAMAN PERKEBUNAN JURUSAN PRODUKSI PERTANIAN

POLITEKNIK NEGERI JEMBER

2014

(2)

ii

PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT PADABUDIDAYA KAKAO EDEL DI PTPN XII (PERSERO) KEBUN

BANJARSARI AFDELING GERENGREJO

LAPORAN

PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL)

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya (A.Md) di Program Studi Produksi Tanaman Perkebunan

Jurusan Produksi Pertanian

Oleh

Riska Elvandari NIM A3211412

PROGRAM STUDI PRODUKSI TANAMAN PERKEBUNAN JURUSAN POLITEKNIK NEGERI JEMBER

POLITEKNIK NEGERI JEMBER

2014

(3)

iii

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL DAN KEBUDAYAAN POLITEKNIK NEGERI JEMBER

PENGENDALIN HAMA DAN PENYAKIT KAKAO EDEL DI PTPN XII (PERSERO) KEBUN BANJARSARI AFDELING GERENGREJO

Telah Diuji pada Hari Senin /Tanggal 16 Juni 2014, dan Telah Dinyatakan Memenuhi Syarat

Tim Penguji : Ketua,

Irma Wardati, SP, MP

NIP.196912192000032001

Sekretaris,

Ir. Sugiyarto, MP

NIP. 196102201988031001

Anggota,

Ir. Usken Fisdiana

NIP. 196010211988112001

Mengesahkan:

Direktur

Politeknik Negeri Jember

Ir. Nanang Dwi Wahyono, MM NIP. 195908221988031001

Menyetujui:

Ketua Jurusan, Produksi Pertanian

Ir. Suwardi, MP

NIP. 196206061990031003

(4)

iv

PERSEMBAHAN

Dengan rasa syukur kepada Allah SWT, Karya Ilmiah Tertulisyang sederhana ini saya persembahkan untuk :

Bapak dan Ibu tercinta yang telah merawat, membimbing, selalu menyayangi, dan memberikan semangatsampaisaatini.

Keluarga besarku tercintayang telah berbagi kasih dan sayang selama ini.

Ibu.Irma Wardati, SP , MP, Bapak Ir.Sugiyarto, MP dan serta Ibu Usken Fisdiana, MPyang senantiasa membimbing dan memberikan ilmu-ilmu yang

bermanfaat.

Dosen dan Teknisi Politeknik Negeri Jember yang telah berbagi ilmu dan semangat selama menempuh masa kuliah.

Pembimbng Lapang afdeling Gerengrejo PTPN XII Kebun banjarsari

Teman-teman seperjuangan Produksi Tanaman Perkebunan (PTP) angkatan 2011yang senantiasa membantu dalam pelaksanaan Tugas Akhir ini dan

memberikan semangat yang tak henti-hentinya.

(5)

v

MOTTO

“Kelemahan yang kau gunakan, akan menjadi kekuatanmu”

(Mario Teguh)

(6)

vi

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Riska Elvandari NIM : A3211412

Menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa segala pernyataan dalam Laporank Praktik Kerja Lapang ( PKL ) yang berjudul ”Pengendalian Hama dan Penyakit Kakao Edel di PTPN XII (Persero) Kebun Banjarsari Afdeling Gerengrejo ” merupakan gagasan dan hasil karya saya sendiri dengan arahan komisi pembimbing dan belum pernah diajukan dalam bentuk apapun pada perguruaan tinggi manapun.

Semua data dan informasi yang dinyatakan secara jelas dan dapat diperiksa kebenarannya. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam naskah dan dicantumkan dalam daftar pustaka dibagian akhir Laporan Praktik Kerja lapang (PKL ).

Jember, 18 Juni2014

Riska Elvandari A3211412

(7)

vii

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN

AKADEMIS Yang Bertanda Tangan di Bawah ini :

Nama : Riska Elvandari

Nim : A3211412

Program Studi : Produksi Tanaman Perkebunan

Jurusan : Produksi Pertanian

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya menyetujui memberikan kepada UPT. Perpustakaan Politeknik Negeri Jember, Hak Bebas Royalti Non-Eklusif (Non-Exclusive Royalht Free Right) atas karya ilmiah berupa tugas akhir yang berjudul:

“Pengendalian Hama dan Penyakit Pada Budidaya Kakao Edel di PTPN XII (Persero) Kebun Banjarsari Afdeling Gerengrejo”

Dengan hak bebas royalty Non-Eklusif ini UPT. Perpustakaan Politeknik Negeri Jember berhak menyimpan, mengalih media atau format, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), mendistribusikan karya dan menampilkan atau mempublikasikannya di internet atau media lain utuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis atau pencipta.

Saya bersedia untuk menanggung secara pribadi tanpa melibatkan pihak Politeknik Negeri Jember, segala bentuk yang timbul atas pelanggaran Hak Cipta dalam karya ini.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebanarnya.

Jember, 18 Juni 2014 Yang Menyatakan

Riska Elvandari Nim A3211412

(8)

viii ABSTRAK

Pengendalian Hama dan Penyakit Pada Budidaya Kakao Edel di PTPN XII Kebun Banjarasari, dibimbing oleh Irma Wardati,SP, MP

Kakao merupakan salah satu komuditas yang penting dalam perekonomian Nasional dan penyerapan tenaga kerja serta penyumbang Devisa Negara.Selain itu, kakao juga berperan dalam mendorong pengembangan wilayah dan pengembangan agroindustri. Tanaman kakao merupakan tanaman tahunan , jika di budidayakan dengan baik , maka akan menghasikan produksi yang tinggi. Untuk memperoleh hasil produksi yang baik,perlu adanya pemeliharaan yang optimal terutama dalam pengendalian hama dan penyakit. Hama dan penyakit adalah faktor yang dapat menurunkan kuantitas maupun kualitas produksi kakao khususnya di Kebun Banjarsari Afdeling Gerengrejo PTPN XII, Jember. Oleh karena itu perlu adanya sistem pengendalian hama dan penyakit secara efektif.

Sistem pengendalian hama dan penyakit yang di terarapkan di Kebun Banjarsari Afdeling Gerengrejo adalah Early Warning Sistem (EWS). Dalam penggunaan Sistem tersebut ada 4 tahapan kegiatan yang harus dilakukan yaitu : pengamatan, pengambilan keputusan, pelaksanaan tindakan pengendalian dan evaluasi hasil pengendalian.

Kata Kunci :Budidaya Kakao, Hama dan Penyakit, Sistem Peringatan Dini

(9)

ix RINGKASAN

Pengendalian Hama dan Penyakit Pada Budidaya Kakao Edel di PTPN XII Kebun Banjarasari, Riska Elvandari, Nim A3211412, Produksi Pertanian, Politeknik Negeri Jember, dibimbing oleh Irma Wardati, SP, MP

Kakao merupakan salah satu komuditas perkebunan yang penting dalam perekonomian nasional dan penyerapan tenaga kerja serta penyumbang devisa negara. Selain itu, kakao juga berperan dalam mendorong pengembangan wilayah dan pengembangan agroindustri. Tanaman kakao merupakan tanaman tahunan , jika di budidayakan dengan baik, maka akan menghasikan produksi yang tinggi.

Untuk memperoleh hasil produksi yang baik, perlu adanya pemeliharaan yang optimal terutama dalam pengendalian hama dan penyakit. Hama da penyakit adalah faktor yang dapat menurunkan kuantitas maupun kualitas produksi kakao.

Oleh karena perlu adanya sistem pengendalian hama dan penyakit secara efektif.

Tujuan dari kegiatan PKL disini adalah untuk mengetahui semua kegiatan budidaya kakao edel dan mempelajari hama dan penyakit yang menyerang kakao edel beserta cara pengendaliannya. Kegiatan ini di laksanakan pada bulan Maret sampai dengan Mei di Kebun Banjarsari Afdeling Gerengrejo PTPN XII, Jember.

Dari uraian kegiatan Praktik Kerja Lapang (PKL) tersebut di simpulkan hama utama yang menyerang kebun Banjarsari Afdeling Gerengrejo adalah Helopelthis sp. dan penyakit Vascular Streak Dieback (VSD). Sistem pengendalian hama dan penyakit yang di terapkan di Kebun Banjarsari Afdeling Gerengrejo adalah Early Warning Sistem (EWS). Dalam penggunaan sistem tersebut ada 4 tahapan kegiatan yang harus dilakukan yaitu pengamatan, pengambilan keputusan, pelaksanaan tindakan pengendalian , evaluasi hasil pengendalian.

(10)

x PRAKATA

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmatNya sehingga Laporan Praktek Kerja Lapang (PKL) yang berjudul

“PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT PADA BUDIDAYA KAKAO EDL di PTPN XII (Persero) KEBUN BANJARSARI AFDELING GERNGREJO ” dapat terselesaikan dengan baik.

Praktek Kerja Lapang (PKL) disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan kurikulum pendidikan pada Jurusan Produksi Pertanian Program Studi Produksi Tanaman Perkebunan (PTP) Politeknik Negeri Jember.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih atas bimbingan materi pada masa perkuliahan berlangsung sampai pada penyusunan Praktek Kerja Lapang (PKL). Penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Direktur Politeknik Negeri Jember, 2. Ketua Jurusan Produksi Pertanian,

3. Ketua Program Studi Produksi Tanaman Perkebunan, 4. Irma Wardati,SP, MP selaku Dosen Pembimbing, 5. Ir. Sugiyarto, MP selaku Dosen Penguji 1,

6. Ir. Usken Fisdiana, MP selaku Dosen Penguji 2,

7. Rony Bachtiar Setyabudi, SP selaku asisten tanaman di Kebun Banjarsari Afdeling Gerengrejo yang berkenan mendidik kami selama melaksanakan kegiatan Praktek Kerja Lapang,

8. Teman-teman PTP ’11 yang telah banyak membantu,

Penulis berharap laporan Praktek Kerja Lapang (PKL) ini agar nantinya laporan ini dapat bermanfaat sebagai sumber informasi bagi seluruh masyarakat dalam rangka pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dibidang pembangunan pertanian khususnya tanaman perkebunan.

Jember, 16 Juni 2014

Penulis

(11)

xi DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... ii

LEMBAR PENGESAHAN ... iii

PERSEMBAHAN ...iv

MOTTO ... v

PERNYATAN ... vi

ABSTRAK ... vii

RINGKASAN ... viii

PRAKATA... ix

DAFTAR ISI... x

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB 1. PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang... 1

1.2 Tujuan ... 3

1.2.1 Tujuan Umum ... 3

1.2.2 Tujuan khusus ... 3

1.3 Waktu dan Tempat ... 3

1.4 Metode Pelaksanaan ... 3

BAB 2. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN ... 4

2.1 Sejarah Perusahaan ... 4

2.2 Struktur Organisasi ... 5

2.3 Kondisi Lingkungan ... 6

2.3.1 Lingkungan Fisik ... 6

2.3.2 Lingkungan Nonfisik ... 8

BAB 3. TINJAUAN PUSTAKA... 9

3.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Kakao... 9

3.1.1 Sistematika Tanaman Kakao ... 9

3.1.2 Morfologi Tanaman Kakao ... 19

(12)

xii

3.2 Syarat Tumbuh ... 12

3.2.1 iklim ... 12

3.2.2 Tanah ... 13

3.3 Pengadaan Bahan Tanam ... 13

3.3.1 Perbanyakan Generative ... 13

3.3.2 Perbanyakan Vegetatif ... 17

3.3.3 Pemeliharaan ... 18

3.4 TTAD X – 2 ... 20

3.4.1 Pemetaan ... 20

3.4.2 Pembongkaran... 20

3.4.3 Pembersihan Lahan ... 21

3.4.4 Penanaman Tanaman penaung ... 21

3.4.5 Pembuatan Jalan dan Saluran Drainase ... 22

3.5 TTAD X – 1 ... 22

3.5.1 Pemeliharaan Tanaman penaung ... 22

3.5.2 Pemeliharaan Jalan dan Saluran Drainase ... 22

3.6 Tanaman Tahun Ini (TTI ) ... 23

3.6.1 Pengajiran ... 23

3.6.2 Pembuatan Lubang Tanam Kakao ... 24

3.6.3 Pemeliharaan Tanaman Naungan ... 24

3.6.4 Penilaian Layak Tanam ... 25

3.6.5 Pelaksanaan Tanam ... 25

3.7 Tanaman Belum Menghasilkan (TBM) ... 25

3.7.1 Inventarisasi Tanaman ... 25

3.7.2 Pemeliharaan ... 25

3.7.3 Pengelolaan Tanaman Naungan ... 27

3.7.4 Penilaian Tanaman ... 28

3.8 Tanaman Menghasilkan (TM )... 28

3.8.1 Inventarisasi Tanaman ... 28

3.8.2 Pemeliharaan Jalan dan Saluran Air ... 28

3.8.3 Pemeliharaan Tanah ... 29

3.8.4 Penyulaman ... 29

3.8.5 Pengelolaan Penaung ... 29

3.8.6 Pangkasan ... 30

3.8.7 Pengairan ... 30

3.9 Panen dan Pasca Panen ... 30

3.9.1 Taksasi Buah ... 30

3.9.2 Panen ... 32

3.9.3 Pengolahan Hasil ... 34

(13)

xiii

BAB 4. PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT ... 38

4.1 Macam-macam Hama Kakao ... 38

4.1.1 Helopeltis sp ... 41

4.1.2 Jenis-jenis Ulat ... 45

4.1.3 Pengendalian Hama Ulat Secara Terpadu ... 47

4.2 Macam-Macam Penyakit Kakao ... 47

4.2.1 Busuk Buah Kakao ... 47

4.2.2 Vascular Streak Dieback ... 48

4.3 Metode Early Warning ... 52

4.3.1 Pengamatan ... 53

4.3.2 Pengambilan Keputusan ... 55

4.3.3 Evaluasi Hasil Pengendalian ... 55

4.4 Pembahasan ... 56

BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN ... 58

5.1 Kesimpulan ... 58

5.2 Saran ... 58

DAFTAR PUSTAKA ... 59

LAMPIRAN ………... 60

(14)

xiv

DAFTAR TABEL

Halaman

3.1 Kebutuhan Benih... 16

3.2 Mutu Kakao Edel ... 36

3.3 Mutu Kakao Bulk... 36

4.1 Jenis Insektisida Untuk Hama Helopeltis sp ... 41

4.2 Jenis Insektisida Untuk Hama Ulat ... 47

4.3Jenis Fungisida Untuk Penyakit Busuk Buah Kakao ... 49

4.4 Jenis Fungisida Untuk Penyakit VSD ... 52

4.5Sistem Pengamatan ... 54

4.6Kriteria Luas Serangan ... 54

4.7 Intensitas Serangan Hama ... 54

4.8 Ambang Pengendalian ... 55

(15)

xv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

2.1 Struktur Oranisasi Kebun Banjarsari ... 6

3.1 Bedengan Persemaian ... 14

3.2 Pendederan Benih Kakao ... 15

3.3 Pelaksanaan Okulasi ... 18

3.4 Alat-alat Panen Buah Kakao ... 32

4.1 Stadia Telur Helopeltis sp ... 39

4.2 Stadia Nimfa Helopeltis sp ... 39

4.3 Stadia Imago Helopeltis sp ... 39

4.4 Stadia Telur Ulat Bulu ... 42

4.5 Stadia larva Ulat Bulu ... 42

4.6 Stadia Pupa Ulat Bulu ... 42

4.7 Stadia Imago Ulat Bulu... 42

4.8 Stadia Telur Ulat Kilan ... 43

4.9 Stadia Larva Ulat Kilan... 43

4.10 Stadia Pupa Ulat Kilan... 44

4.11 Stadia Imago Ulat kilan ... 44

4.12 Stadia Telur Ulat Darna ... 45

4.13 Stadia Larva Ulat Darna ... 45

4.14 Stadia Pupa Ulat Darna ... 45

4.15 Stadia Imago Ulat Darna ... 45

4.16 Buah Kakao Terserang Phytopthora palmivora ... 48

4.17 Gejala VSD Pada Bekas Tangkai Daun ... 50

4.18 Gejala VSD Pada Warna Daun ... 50

(16)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman 1. Standart Prestasi Pekerjaan di PTPN XII Kebun Banjarsari 2014... 58 2. Peta Afdeling Gerengrejo ... 61 3. Dokumentasi Kegiatan ... 62

(17)

1

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kakao merupakan salah satu komuditas perkebunan yang penting dalam perekonomian nasional dan penyerapan tenaga kerja serta penyumbang devisa negara. Selain itu, kakao juga berperan dalam mendorong pengembangan wilayah dan pengembangan agroindustri. Berdasarkan Badan Pusat Statistik (2010) data eksport komoditi kakao mendapat ranking kedua, setelah kelapa sawit yang menduduki ranking satu.

Perkembangan kakao dewasa ini ditinjau dari penambahan luas areal sungguh memuaskan, terutama perkebunan kakao rakyat dan perkebunan swasta.Kakao merupakan salah satu komoditas ekspor nonmigas yang memiliki prospek cukup cerah sebab permintaan di dalam negeri juga semakin kuat dengan semakin perkembangnya sektor agroindustri.Volume ekspor kakao Indonesia rata-rata 350 ribu ton pertahun.Terdapat lebih dari 50 negara tujuan ekspor kakao Indonesia antara lain USA, Jepang, Jerman, Italia, dan Inggris menjadi tujuan utama.Permintaan kakao dunia semakin meningkat dari tahun ketahun.

PT. Perkebunan Nusantara XII ( Persero ) merupakan salah satu perusahaan yang mengusahakan komoditas kakao dan berstandar kualitas ekspor yang di dirikan pada tanggal 11 Maret 1996 dan di sahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia tanggal 8 Agustus 1996. PT. Perkebunan Nusantara XII mengelola areal perkebunan seluas 80.000 ha dan tersebar di seluruh wilayah Jawa Timur yang terbagi menjadi 3 wilayah dan 34 unit kebun.

Politeknik Negeri jember merupakan perguruan tinggi yang menyelenggarakan pendidikan vokasioanal. Sistem dan program pendidikan ini mengarah pada proses belajar mengajar pada tingkat keahlian dan memberikan ilmu pengetahuan dan keterampilan serta mengembangkan standar keahlian secara spesifik yang di butuhkan sektor industri khususnya sektor agribisnis atau agroindustri. Sistem yang di berikan berbasis ada peningkatan keterampilan sumberdaya manusia dengan memberikan pengetahuan dan keterampilan sehingga lulusanya mampu mengembangkan diri terhadap perubahan lingkungan,

(18)

2

siap untuk memasuki dunia industri dan mampu untuk memberdayakan diri dalam peningkatan berwira usaha secara mandiri.

Praktek Kerja Lapang adalah kegiatan mahasiswa untuk belajar dari kerja praktis perusahaan / industri dan unit bisnis strategi lainya, yang di harapkan dapat menjadi wahana penumbuhan keterampilan dan keahlian pada diri mahasiswa dan merupakan proses belajar berdasarkan pengalaman di luar sistem tatap muka di dalam studi perkuliahan. Praktek Kerja Lapang merupakan program yang tercantum dalam kurikulum Politeknik Negeri Jember yang di laksanakan pada akhir semester VI pada Program Studi Produksi Tanaman Perkebunan, Politeknik Negeri Jember.

Kegiatan Praktek Kerja Lapang di lakukan untuk mendapatkan ilmu pengetahuan lebih tentang budidaya tanaman kakao.Volume ekspor kakao Indonesia rata-rata 350 ribu ton pertahun.Terdapat lebih dari 50 negara tujuan ekspor kakao Indonesia antara lain USA, Jepang, Jerman, Italia, dan Inggris menjadi tujuan utama.Permintaan kakao dunia semakin meningkat dari tahun ketahun.

Peningkatan permintaan kakao dunia semakin meningkat dari tahun ketahun. Hingga tahun 2013, ICO (International cocoa organization) memperkirakan produksi kakao dunia akan mencapai 4,05 juta ton, sementara konsumsi akan mencapai 4,1 juta ton, sehingga akan terjadi deficit sekitar 50 ribu ton per tahun (ICO, 2013). Kondisi ini merupakan peluang yang baik bagi Indonesia karena sebenarnya Indonesian berpotensi untuk menjadi produsen utama kakao dunia.Namun pada perkembanganya, produksi kakao Indonesia secara umum masih mennjukkan hasil yang belum optimal.

Hal utama yang mengakibatkan kurang optimalnya produksi kakao yaitu masalah pengendalian hama dan penyakit. Hama dan penyakit merupakan faktor yang menurunkan kuantitas maupun kualitas produksi kakao khususnya di Kebun Banjarsari Afdeling Gerengrejo. Oleh karena itu perlu adanya sistem pengendalian hama dan penyakit secara tepat dan efektif sehingga dapat meningkatkan produksi kakao.

(19)

3

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum

Tujuan praktek kerja lapang (PKL) secara umum adalah :

a. Menambah wawasan terhadap aspek-aspek di luar lingkungan akademik.

b. melatih untuk berfikir kritis terhadap permasalahan yang terjadi di lapang akibat perbedaan aspek teoritis dan praktis.

c. Meningkatkan keterampilan dan pengetahuan.

d. Memahami kondisi umum perusahaan mengenai sumber daya manusia serta kegiatan yang ada di dalamnya.

1.2.2 Tujuan Khusus

Setelah melaksanakan kegiatan praktek kerja lapang mahasiswa di harapkan mampu :

a. Dapat melaksanakan teknik budidaya tanaman kakao edel dengan baik.

b. dapat mengetahui dan memahami teknik pengolahan kakao edel.

c. mengetahui fungsi dari pengendalian hama dan penyakit untuk menunjang pertumbuhan dan produktifitas kakao edel.

1.3 Lokasi dan Jadwal Kegiatan

kegiatan praktek kerja lapang di laksanakan pada tanggal 3 Maret 2014 dan berakhir sampai dengan tanggal juni 2014 dengan jam di sesuaikan dengan kegiatan yang ada di lapang. Tempat pelaksanaan PKL di PTPN XII Banjarsari Desa Petung Afdelling Gerengrejo Kecamatan Bangsalsari Kabupaten Jember.

1.4 Metode Pelaksanaan

a. Adapun metode yang di pakai dalam kegiatan praktikum kerja lapang ini adalah Praktek Lapang, yaitu dengan cara melaksanakan secara langsung di lapang.

b. Demonstrasi, yaitu dengan cara mengamati peragaan pembimbing lapang.

c. Wawancara, yaitu dengan cara melakukan Tanya jawab langsung dengan pembimbing lapang.

d. Studi Pustaka, yaitu dengan melihat, mempelajari dan membandingkan beberapa pustaka pendukung.

(20)

4

BAB 2. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN

2.1 Sejarah Perusahaan

Perusahaan PT Perkebunan Nusantara XII (Persero) merupakan peleburan dari PT Perkebunan XIII, PT Perkebunan XXVI dan PT Perkebunan XXIX sebagaimana diatur dalam peraturan pemerintahan nomor 17 tahun 1996.

Pendirian PTPN XII Persero tersebut di tuangkan dalam akte notaris nomor 45 tanggal 11 Maret 1996 dan Notaris Harun Kamil, SH di Jakarta.

Kebun Banjarsari merupakan salah satu kebun atau unit usaha dari PTPN XII (Persero), dimana sebelum tahun 1958 adalah perusahaan milik Belanda, kemudian di ambil alih oleh pemerintah Republik Indonesia.

Regenerasi pengelolaan PTPN XII (persero) Kebun Banjarsari dari awal sampai sekarang dapat di jabarkan sebagai berikut :

a. Tahun 1957 Kebun Banjarsari di kelola oleh CMD ( Cultur Maatchapay Djelboek) sedangkan Kebun Klatakan oleh LMOD ( Land Bouw Maatchapy On Djember)

b. tahun 1957 – 1959 Kebun Banjarsari dan Kebun Klatakan di gabung di kelola oleh PRAE unit budidaya B, Surabaya.

c. Tahun 1960 – 1962 Kebun Banjarsari dan Kebun Klatakan di kelola oleh kesatuan VIII, jember.

d. Tahun 1963 – 1962 Kebun Banjarsari di kelola oleh PPN ANTAN XII, Surabaya sedangkan Kebun Klatakan PNP karet XV Jember.

e. Tahun 1968 – 1970 Kebun Banjarsari dan Kebun Klatakan di kelola oleh XXIII Surabaya.

f. Tahun 1971 – 1994 Kebun Banjarsari dan Klatakan digabung dan dikelola oleh Administrator di bawah PT XII Surabaya.

g. Tahun 1994 – 1996 Kebun Banjarsari di kelola oleh PTP Jatim Surabaya.

h. Tahun 1998 sampai sekarang Kebun Banjarasari di kelola oleh PTPN XII Surabaya.

(21)

5

Adapun Visi dan misi berdirinya kebun Banjarsari adalan sebagai berikut : a. Visi

menjadi perusahaan agribisnis yang bersaing dan mampu tumbuh kmbang berelanjutan.

b. Misi

1) Melaksanakan reformasi bisnis, strategi, struktur dan budaya perusahaan untuk mewujudkan professional berdasarkan prinsip.

2) meningkatkan nilai dan daya saing perusahaan melalui inovasi dan peningkatan produktifitas dan efisien dalam penyediaan produk berkualitas dengan harga kompetitif dan pelayanan bermmutu tinggi.

3) Menghasilkan laba yang dapat membawa perusahaan tumbuh berkembang untuk meningkatkan nilai bagi Shareholder dan Stakeholder.

4) mengembangkan usaha agribisnis dengan tata kaidah yang baik serta peduli pada kelestarian alam dan tanggung jawab sosial pada lingkungan usaha.

2.2 Struktur Organisasi

Struktur organisasi PT. Perkebunan Nusantara XII Kebun Banjarsari pimpinan tertinggi dijabat oleh Manajer yang tugasnya dibantu oleh Wakil Manajer , Asisten Teknik dan Pengolahan (Astekpol), Asisten Tanaman (Astan), Asisten Akuntasi dan Umum (Asakun), bagian kesehatan, serta mandor kebun di bagi pos pekerjaan dan beberapa karyawan. Adapun susunan organisasi perusahaan dapat di lihat pada gambar di bawah ini :

(22)

6

Sumber : PTPN Kebun Banjarsari

Gambar 2.1 Struktur Organisasi Kebun Banjarsari Keterangan :

KU : Keuangan

Tekpol : Teknik dan Pengolahan

2.3 Kondisi Lingkungan 2.3.1 Lingkungan Fisik

a. PTPN XII Kebun Banjarsari, Kecamatan bangsalsari, Kabupaten Jember terletakdi lereng gunung Argopuro yang terbagi dalam dua wilayah kecamatan Tanggul dan kecamatan Bangsalsari Kabupaten Jember. Jarak dari pusat kota

Manajer

Wakil Manajer

Asisten KU

Asisten Tanaman

Asisten Tekpol

Mandor Besar

Mandor Mandor Mandor Mandor

(23)

7

kurang lebih 20 km sedangkan dari Surabaya 190 km. yang berbatasan dengan wilayah antara lain :

1) Sebelah Utara : Desa Badean

2) Sebelah Selatan : Sumber Jajar, Dusun Banjarsari Krajan 3) Sebelah Selatan : PTPN X, Jember Surabaya

4) Sebelah Barat : Desa Keijingan, Desa, Driso, Desa Tugusari

Kebun Banjarsari merupakan salah satu kebun dari sejumlah milik PT Perkebunan Nusantara XII ( persero ) Surabaya. Dalam pengelolaan di bagi menjadi lima afdellling yaitu :

a) Afd. Banjarsari : Desa Banjarsari, Kec. Bangsalsari – Kab. Jember.

b) Afd. Gerengrejo : Desa Petung, Kec. Bangsalsari – Kab. Jember.

c) Afd. Karang Nangka : Desa Banjarsari, Kec. Bangsalsari – Kab. Jember.

d) Afd. Antokan : Desa Banjarsari, Kec. Bangsalsari – Kab. Jember.

e) Afd. Klatakan : Desa Klatakan, Kec. Bangsalsari – Kab. Jember.

b. Lokasi Praktek Kerja Lapang ( PKL ) di laksanakan di Afdlling Gerengrejo yang mempunyai batas-batas wilayah :

1) Sebelah Utara : Afd. Banjarasari 2) Sebelah timur : Desa Pecoro 3) Sebelah Selatan : Desa Petung

4) Sebelah Barat : Kecamatan Bangsalsari

Keadaan iklim lokasi PKL yaitu menurut Schmidt dan Ferguson, Kebun Banjarsari termasuk iklim B/C dengan curah hujan 1500 – 2500 mm/tahun.Suhu minimum 20 – 230C dan RH rata-rata 65 – 95 %.Topografi kebun Banjarsari yakni datar sampai bergelombang dengan ketinggian 45–350 m di atas permukaan laut.Jenis tanah Kebun Banjarsari Afdelling Gerengrejo yaitu Asosiasi Regosol – Letosol.

Adapun keadaan umum dari lokasi PKL adalah sebagai berikut :

1) Lokasi berada di Desa Petung, Kecamatan Bangsalsari, kabupaten Jember, Propinsi Jawa Timur.

(24)

8

2) Luas lahan pada Afdelling Banjarsari (393,6800 Ha), Afdeling Gerengrejo (493,8169 Ha), Afdeling Klatakan (627,5607 Ha), Afdeling Karangnangka (486,1800 Ha), dan Afdeling Antokan ( 386,9900 Ha).

3) kelembapan dan sarana pada PTPN XII memiliki beberapa Sekolah seperti : TK ( 3 unit ), SD ( 2 unit ), SLTP ( 1 unit ), dan beberapa sarana seperti : Masjid (5), Tenis Lapangan ( 2 ), Lapangan Sepak Bola (2), Lapangan Badminton (1), Lapangan Volley (3), dan tenis meja (2).

2.3.2 Keadaan Non Fisik

PTPN XII Banjarsari memiliki beberapa jenis kegiatan social kemasyarakatan di antaranya adalah :

a. Bidang Keagamaan

Terdapat kegiatan belajar membac Al-Qur’an yang mayoritas perserta didik adalah ank-anak.Untuk remaja dan dewasa terdapat kegiatan pengajian rutin mingguan baik putra maupun putri.

b. Bidang Pendidikan

Dalam bidang pengembangan ilmu pengetahuan PTPN XII Banjarsari terdapat kegiatan belajar mengajar formal dengan tingkatan TK (Taman Kanak- kanak), SD ( Sekolah Dasar ) dan masing-masing tingkatan TK ada 2 dan untuk SD hanya ada 1.

c. Bidang Olahraga

Kegiatan olahraga dilakukan oleh masyarakat PTPN XII Kebun Banjarsari selepas jam kerja setiap harinya. Untuk afdeling Gerengrejo, biasanya di mulai pada sore hari kegiatan olahraga yang di lakukan pada setiap harinya seperti : voli, tenis meja dan bulu tangkis. Sedangkan, kegiatan olahraga yang berada di kantor induk dan di hadari oleh seluruh karyawan afdeling adalah senam pagi.

khusus untuk kegiatan ini di lakukan setiap hari jumat.

(25)

9

BAB 3. BUDIDAYA DAN PASCA PANEN KAKAO EDEL

3.1 Klasifikasi dan Morfologi Kakao 3.1.1 Sistematika

Sistematika Tanaman Kakao adalah sebagai berikut : Divisi : Spermatophyta

Anak divisi : Angiospermae Kelas : Dicotyledoneae Anak Kelas : Dialypetalae Bangsa : Malvales Suku : Sterculiaceae Marga : Theobroma

Jenis : Theobroma cacao L.

3.1.2 Morfologi Tanaman Kakao a. Akar

Kakao adalah tanaman dengan surface root freeer, artinya sebagian akar lateralnya mendatar berkembang dekat permukaan tanah, yaitu pada kedalaman (jeluk) 0-030 cm. Akar lateral tumbuh pada jeluk 0-10 cm, 26% pada jeluk 11-20 cm, 145 pada jeluk 21-30 cm, dan hanya 4 % tumbuh pada jeluk di atas 0 cm dari permukaan tanah. Jangkauan akar lateral jauh dari luar proyeksi tajuk tanaman dan ujungnya membentuk cabang-cabang kecil yang susunanya tidak beraturan, selain itu pada akar kakao terdapat cendawan mikoriza yang membantu penyerapan unsur hara tertentu terutama unsur P. Tanaman kakao yang di kembangkan secara vegetatif tidak memiliki akar tunggang, namun nantinya akan membentuk dua akar yang menyerupai dua akar tunggang. Panjang akar tunggang bisa mencapai 50-120 cm.

b. Batang dan Cabang

Habitat asli tanaman kakao adalah hutan tropis dengan naungan pohon- pohon yang tinggi, curah huajn tinggi, suhu sepanjang tahun relatifsama serta kelembapan tinggi dan relative tetap. Dalam habitat seperti itu, tanaman kakao

(26)

10

akan tumbuh tinggi tetapi bunga dan buahnya sedikit. Jika di budidayakan di kebun, tinggi tanaman umur tiga tahun mencapai 1,8 – 3,0 meter dan pada umur 12 tahun dapat mencapai 4,50 – 7,0 meter. Tinggi tanaman tersebut beragam, di pengaruhi oleh prose fotosintesis naungan serta faktor-faktor tumbuh yang tersedia.

Tanaman kakao bersifat dimorfisme, artinya mempunyai dua bentuk tunas vegetatif. Tunas yang arah mata pertumbuhanya ke atas di sebut dengan tunas ortrotop atau tunas air, sedangkan tunas yang arahpertumbuhanya ke samping di sebut dengan plagiotrop (cabang kipas atau fan).

Tanaman kakao asal biji, setelah mencapai tinggi 0,9 – 1,5 meter akan berhenti tumbuh dan membentuk jorjet. Jorjet adalah empat percabangan dari pola percabangan ortotrop ke plagiotrop dan khasnya hanya pada tanaman kakao.

Pembentukan jorjet didahului dengan berhentinya pertumbuhan tunas ortrotop karena ruas-ruasnya tidak memanjang. Pada ujung tunas tersebut, stipula ( Semacam sisik pada kuncup bunga ) dan kuncup ketiak daun serta tunas aun tidak berkembang. Dari ujung perhentian tersebut selanjutnya tumbuh 3 – 6 cabang yang arah pertumbuhanya condong ke samping membentuk sudut 0 – 60oC dengan arah horizontal.Cabang-cabang itu disebut cabang primer (cabang plagiotrop). Pada cabang primer tersebut kemudian tumbuh cabang lateral sehingga tanaman membentuk tajuk yang rimbun.

Pembentukan jorjet di pengaruhi oleh : 1) Pemupukan N

Pemupukan 140 ppm N dalam bentuk nitrat mempercepat tumbuhnya jorjt.

2) Intensitas cahaya

Intensitas cahaya 80% akan membentuk jorjet lebih pendek.

3) Zat pengatur tumbuh.

c. Daun

Sama dengan sifat percabanganya, daun kakao juga bersifat dimorfisme artinya bersifat tumbuh ke dua arah. Sudut daun 30–800C, mempunyai dua persediaan yan terletak pada pangkal dan jung tangkai daun, sehingga memungkinkan daun membuat gerakan untuk menyesuaikan dengan datangnya

(27)

11

sinar matahari, pada tunas ortrotop, tangkai daunya panjang, yaitu 7,5–10 cm, sedangkan pada tunas plagiotrop panjang tangkai daunya hanya 2,5 cm. Bentuk helai daun bulat memanjang (oblongus), ujung daun meruncing (acuminatus), dan pangkal daun menonjol ke permukaan bawah helai daun. Permukaan daun licin dan mengkilap, susunan tulang daun menyirip dan tulang daun menonjol ke permukaan bawah helai daun, tepi daun rata dan daging buah tipis tetapi kuat seperti perkamen, daun yang masih muda warnanya hijau muda atau merah muda dan apabila sudah dewasa daun yang berwarna hijau muda menjadi hijau sedangkan daun yang merah muda berubah menjadi hijau tua, panjang daun 30 cm lebar 10 cm, masa tubuhnya tunas baru di sebut “ flush “. Pada saat flush tiap tunas membentuk 3–6 lembar daun baru sekaligus. Setelah flush kuncup-kuncup daun kembali dorman selama periode tertentu daun oleh rangsangan faktor lingkungan kuncu-kuncup akan bertunas serempak lagi.

d. Bunga

Tanaman kakao berbunga sepanjang tahun dan tumbuh secara berkelompok pada bantalan bunga yang menempel pada bunga tua, cabang- cabang dan ranting-ranting.Tanaman kakao bersifat kauliflori, artinya bunga tumbuh dan berkembang dari bekas ketiak daun pada batang dan cabang.Tempat bunga tersebut semakin lama semakin membesar dan menebal atau biasa di sebut dengan bantalan bunga.Rumus bunga K5C5A5+5G(5), 5 daun kelopak, 5 daun mahkota, 10 tangkai sari yang tersusun dalam 5 lingkaran, masing-masing dari 5 terdiri dari 5 tangkai sari tetapi hanya 1 lingkaran yang fertile. 5 daun buah yang bersatu.Warna bunga putih, ungu atau kemerahan.Benang sari pada lingkaran luar disebut staminodia sifatnya steril, sedang 5 benang sari di lingkaran dalam sifatnya fertile di sebut stamen.Bakal buah (ovarium) di susun oleh 5 daun buah (ovarium) di susun oleh 5 daun buah carpelium dan berisi 40-60 bakal biji (ovulum).

e. Buah dan Biji

Warna buah tanaman kakao sangat beragam, tetapi pad dasarnya hanya ada dua macam warna. Buah yang ketika muda berwarna hijau atau hijau agak putih, jika sudah masak akan berwarna kuning. Sementara itu, buah yang ketika

(28)

12

muda berwarna merah, setelah masak berwarna jingga.kulit buah memiliki 10 alur dalam dan dangkal silih berganti. Untuk jenis Criollo dan trinitario alur buah nampak jelas, kulit tebal tetapi lunak dan permukaan kasar. Buah akan masak setelah berumur ±6 bulan, ukuran panjang 10-30 cm tergantung pada kultivar dan factor-faktor lingkungan selama perkembangan buah , biji tersusun selama 5 baris mengelilingi poros buah, jumlahnya 20–50 butir, biji di bungkus oleh daging buah (pulp) yang berwarna putih, di dga mengandung zat penghambat perkecabahan tetap biji kadangkala berkecambah di dalam buah yang terlambat di panen Karena daging buahnya telah keing, biji tidak mempunyai maa dorman, pada saat kecambah, hipokotil memanjang mengankat kotiledon yang masih menutup, keatas permukaan tanah (fase serdadu).

3.2 Syarat Tumbuh

Lingkungan alami tanaman kakao adalah hutan tropis. Dengan demikian curah hujan,temperatur, dan sinar matahari menjadi bagian dari faktor ikim yang menentukan. Demikian juga dari faktor fisik dan kimia tanah, sehingga perlu kaitanya dengan pertumbuhan kakao yang baik, adapun syarat tumbuhseperti di bawah ini.

3.2.1 Iklim a. Curah Hujan

Untuk tanaman kakao curah hujan 1.500 – 3.000 mm per tahun dengan bulan kering (curah hujan kurang dari 60 mm) kurang dari 3 bulan.Penyebaran yang merata lebih menguntungkan dibanding curah hujan tinggi tetapi penyebarannya tidak merata.

b. Temperatur dan Angin.

Rata-rata temperatur yang di anjurkan untuk tanaman kakao 30 – 310C dan temperatur minimum rata-rata 18 – 210C. Rata-rata optimal bekisar 23 – 280C, dan tidak ada angin kencang, kecepatan maksimum 35 km/jam.

(29)

13

c. Sinar Matahari

Tanaman kakao tidak membutuhkan intensitas cahaya terlalu banyak, ehingga membutuhkan naungan untuk mengurangi intensitas cahaya yang berlebihan.Sinar yang dikehendaki difuse dengan intensitas cahaya sekitar 60%.

3.2.2 Tanah

Kakao dapat tumbuh berbagai jenis tanah, asalkan persyaratan fisik dan kimia yang berperan terhadap pertumbuhan dan produksi kakao terpenuhi.Adapun macam factor tanah adalah:

a. Sifat Fisik Tanah

Sifat fisik tanah yang di perlukan dengan kedalaman tanah yang efektif adalah 150 cm, sehingga baik untuk petumbuhan akar. drainase dan aerasi yang baik dapat memberikan pertumbuhan kakao yang baik, dan permukaan air tanah yang efektif adalah sekitar 150 cm. Tekstur tanah yang dikehendaki adalah perbandingan pasir, debu dan lempung berturut-turut 40% ; 40% ; 20%.

b. Sifat Kimia Tanah

Sifat kimia tanah dengan kandungan bahan organik tinggi, minimal 3 % setara dengan 2% karbon organik. bahan organik tanah antara lain berfungsi memperbaiki struktur tanah dan meningkatkan kemampuan menahan air dan pH tanah 6 – 7.50. Kapasitas pertukaran kation tanah minimal 15 me/100 gr, kejenuhan basa minimal

35%.

3.3 Pengadaan Bahan Tanam

Pengadaan bahan tanam dalam kegiatan budidaya tanaman kakao edel adalah melalui rangkaian kegiatan pembibitan. Adapun kegiatan pembibitan kakao meliputi :

3.3.1 Perbanyakan Generatif

Perbanyakan bibit secara generatif uumnya di lakukan melalui biji.Untuk menghasilkan biji yang berkualitas, benih yang di gunakan harus berkualitas, baik

(30)

secara fisik, fisiologis, maupun genetik.Hasil perbanyakan generatif gunakan sebagai batang bawa

a. Lokasi Persemaian

Syarat persemaian adalah memiliki tanah yang banyak mengandung humus, areal datar, dekat dengan sumber mata air, dekat sarana angkutan bibit (jalan), berada di kontur yang datar dengan

dengan air, serta mudah di jangkau.

b. Persiapan Bedengan Semai Tanah dicangkul sedalam 10 disesuaikan kebutuhan (

siram dengan dithane. Atap dibuat menghadap ketimur, tinggi bagian timur 120 cm dan bagian barat 90 cm

Gambar 3.1 Bedengan Keterangan :

a) Atap daun kelapa dll b) Lapisan pasir

c) Tiang sebelah timur d) Tiang sebelah barat

isik, fisiologis, maupun genetik.Hasil perbanyakan generatif i batang bawah. Adapun kegiatan perbanyakan generatif Lokasi Persemaian

Syarat persemaian adalah memiliki tanah yang banyak mengandung humus, areal datar, dekat dengan sumber mata air, dekat sarana angkutan bibit (jalan), berada di kontur yang datar dengan kemiringan 5% dan tidak mudah tergenang dengan air, serta mudah di jangkau.

Persiapan Bedengan Semai

Tanah dicangkul sedalam 10 – 15 cm, digulud lebar 1.2 m, panjang disesuaikan kebutuhan (+ 5 m).Guludan diberi pasir halus setebal

siram dengan dithane. Atap dibuat menghadap ketimur, tinggi bagian timur 120 an bagian barat 90 cm .

Bedengan Persemaiaan

Atap daun kelapa dll

Tiang sebelah timur Tiang sebelah barat

14

isik, fisiologis, maupun genetik.Hasil perbanyakan generatif ini di kegiatan perbanyakan generatifadalah :

Syarat persemaian adalah memiliki tanah yang banyak mengandung humus, areal datar, dekat dengan sumber mata air, dekat sarana angkutan bibit (jalan), kemiringan 5% dan tidak mudah tergenang

15 cm, digulud lebar 1.2 m, panjang 5 m).Guludan diberi pasir halus setebal + 10 cm dan di siram dengan dithane. Atap dibuat menghadap ketimur, tinggi bagian timur 120

(31)

c. Penyiapan dan Penyemaian Benih

Benih diambil dari buah kolven pada tanaman kakao berumur di at tahun, kolven yang sehat (

biji di pecah dan di ambil pada bagian tengah ±20 biji, dengan harapan di perole biji yang besar dengan cadangan makanan yang optimal. Penghilang pulp dilakukan dengan menggunakan abu gosok. Pembersihan pulp

cara biji di campur dengan abu gosok dan di remas merusak biji, dan di cuci dengan

jarak tanam 3 x 4cm (

bagian mata dibawah sedalam ¾ benih, kemudian ditutup dengan jerami dan di siram selama 2 kali sehari

Gambar 3.2 Pendederan Benih Kakao Keterangan :

a. Benih Kakao b. Mata (radicle) c. Potongan alang d. Hypocotil

Penyiapan dan Penyemaian Benih

Benih diambil dari buah kolven pada tanaman kakao berumur di at tahun, kolven yang sehat (bebas dari penyakit), besar ukuran kolven.Kemudian biji di pecah dan di ambil pada bagian tengah ±20 biji, dengan harapan di perole biji yang besar dengan cadangan makanan yang optimal. Penghilang pulp dilakukan dengan menggunakan abu gosok. Pembersihan pulp di lakuka

cara biji di campur dengan abu gosok dan di remas-remas, di usahakan jangan merusak biji, dan di cuci dengan menggunakan air selama 2 kali dan di t

jarak tanam 3 x 4cm (1.600 benih/m2). Benih di tanam dengan dengan meletakkan bagian mata dibawah sedalam ¾ benih, kemudian ditutup dengan jerami dan di siram selama 2 kali sehari

3.2 Pendederan Benih Kakao

Benih Kakao Mata (radicle)

Potongan alang-alang kering

15

Benih diambil dari buah kolven pada tanaman kakao berumur di atas 5 bebas dari penyakit), besar ukuran kolven.Kemudian biji di pecah dan di ambil pada bagian tengah ±20 biji, dengan harapan di peroleh biji yang besar dengan cadangan makanan yang optimal. Penghilang pulp di lakukan dengan remas, di usahakan jangan menggunakan air selama 2 kali dan di tiriskan.

enih di tanam dengan dengan meletakkan bagian mata dibawah sedalam ¾ benih, kemudian ditutup dengan jerami dan di

d

(32)

16

d. Menghitung Kebutuhan Benih Tabel. 3.1 Kebutuhan Benih

no Kegiatan Kebutuhan Benih

1 Jarak Tanam 3 x 3 m 1.100 ph

2 Tanam 1.100 ph

3 Cadangan untuk sulaman 10% 110 ph

4 Gagal sambungan 40% 484 ph

5 Seleksi sebelum sambung 10% 121 ph

6 Kebutuhan bibit polibag 1.815 ph

7 Deder benih, daya kecambah 90% 100 / 90 x 1815

8 Kolven 2.016 kolven

Jumlah 101 kolven

Sumber : Vademicum Tanaman Kakao Edel PTPN XII tahun 2011 e. Pembibitan Polibag

Pelaksanaan pembibitan di perkebunan menggunakan polibag. Adapun kegiatan yang di perlukan adalah persiapan dari media, polibagdan kegiatan lainya, adapun kegiatan persiapan pembibitan sebagai berikut :

1) Polibag

Polibag yang di gunakan berukuran 35 cm x 22 cm x 0.01 mm, polibag dengan warna hitam dan di beri lubang penuntasan 1 polibag ±24 lubang dan kedua ujung sisi bawah polibag.

2) Media Tanam

Media pembibitan yang di gunakan merupakan campuran tanah yang subur atau banyak mengandung humus, bebas dari batuan kecil dan kayu.pupuk kandang matang, dan campuran tanah : pupuk kandang 2 : 1, campuran harus merata dan di ayak dengan ayakan bambu berukuran 1cm2. Pengisian polibag harus padat dan penuh.Pengisian media ke polibag harus sudah selesai 1 bulan sebelum pindah kecambah.

Kebutuhan media :

Top soil 1 m3 = 800 kg

Pupuk kandang 1 m3 = 600 kg

Campuran 2 m3 = 1.400 kg

1m3 campuran untuk + 200 polibag

(33)

17

3) Menata polibag

Polibag di tata dengan jarak tanam 30 x 40 cm, Polibag dibenam sedalam + 10 cm. Setiap guludan terdiri dari 4 baris dan diatur dalam blok-blok @ 5.000 polibag.

4) Tanam Kecambah

Penyiraman di lakukan pada bedengan persemaian dan polibag sebelum di lakukan pemindahan kecambah pada polibag.Cara penanaman kecambah adalah bibit pada stadia kecambah di ambil dengan solet, di tempatkan teratur di tampah kemudian di tanam di polibag, agar di peroleh pertumbuhan bibit yang seragam di lakukan seleksi kecambah.Kecambah ditanam, tanah dikiri kanan kecambah di tekan dengan jari telunjuk dan ibu jari, agar bibit tidak goyah saat di siram.

5) Pemeliharaan Bibit

Penyulaman di lakukan 7 hari setelah tanam sampai umur 1 bulan.

Penyiraman di lakukan 2 x sehari atau sesuaikebituhan, pemeliharaan atap 1 bulan sekali hingga akhirnya 10 – 15 hari sebelum tanaman di buka 100%.

3.3.2 Perbanyakan Vegetatif

Klonalisasi di lakukan di pembibitan dengan cara sambung pucuk / grafting atau okulasi. Tingkat keberhasilan klonalisasi dipembibitan dengan cara okulasi pada umumnya lebih baik di banding sambung pucuk.

(34)

a. Okulasi

Perbanyakan secara vegetative diarahkan pada upaya kepastian klonal, adapun salah satu dari perbanyakan vegetatif (okulasi

Gambar 3.3 Pelaksanaan Okulasi

1) 2 hari sebelum okulasi di usahakan tanah di jenuhkan dengan air terlebih dahulu

2) Entres diambil dengan hati

langsung. Tangkai daun dipotong 1.5

3) digunakan maka luka potongan ditutup dengan parafin yang dicairkan kemudian dibungkus dengan kulit batang pisang.

4) Batang bawah ditoreh lebar 0.7 mm dan panjang 3 okolasi diusahanak dibawah kotiledon.

entres

memasang sayatan okulasi

Perbanyakan secara vegetative diarahkan pada upaya kepastian klonal, adapun u dari perbanyakan vegetatif (okulasi) adalah sebagai berikut :

Gambar 3.3 Pelaksanaan Okulasi

2 hari sebelum okulasi di usahakan tanah di jenuhkan dengan air terlebih

Entres diambil dengan hati-hati. Dihindarikan kulit rusan dan sinar matahari langsung. Tangkai daun dipotong 1.5 – 2.0 cm. Jika tidak segera

digunakan maka luka potongan ditutup dengan parafin yang dicairkan kemudian dibungkus dengan kulit batang pisang.

Batang bawah ditoreh lebar 0.7 mm dan panjang 3 – 4 cm. Letak jendela okolasi diusahanak dibawah kotiledon.

batang bawah penyiapan entres

memasang sayatan okulasi pengikatan okulasi

entres

18

Perbanyakan secara vegetative diarahkan pada upaya kepastian klonal, adapun ) adalah sebagai berikut :

2 hari sebelum okulasi di usahakan tanah di jenuhkan dengan air terlebih

hati. Dihindarikan kulit rusan dan sinar matahari 2.0 cm. Jika tidak segera

digunakan maka luka potongan ditutup dengan parafin yang dicairkan

4 cm. Letak jendela penyiapan entres

pengikatan okulasi entres

(35)

19

5) Mata okulasi diambil dengan cara menyayat mengikutkan sedikit bagian kayu tempat mata menempel. Bagian kayu dilepas dengan hati-hati dari bagian ujung kamudian kulit dipotong dengan ukuran sesuai jendela okulasi.

6) Mata okulasi secepat mungkin ditempelkan pada jendela batang bawah yang masih segar. Kambium dihindarkan tersentuh tangan agar tidak terkontaminasi kotoran.

7) Tanpa mengganggu letak tempelan, dilakukan pengikatan dengan plastik transparan. Arah pengikatan dari bawah ke atas seperti susunan genteng.

b. Pengamatan dan Pemeliharaan Okulasi

Pengamatan di lakukan dengan melihat keberhasilan okulasi dilakukan 2 minggu setelah okulasi dengan cara membuka plastik secara pelan-pelan. Okulasi yang hidup ditandai dengan mata tetap berwarna hijau dan ditepinya terbentuk jaringan kalus. Okulasi yang gagal segera diulang pada sisi yang berlawanan..

Setelah tunas okulasi berdaun 5 – 6 lembar batang bawah dipotong 6 cm diatas pertautan. Selanjutnya tunas baru dipelihara dengan baik, dihindarkan dari serangan hama atau penyakit.

3.3.3 Pemeliharaan

Pemeliharaan merupkan kegiatan yang sangat penting sehingga memerlukan cara yang sangat baik, adapun cara pemeliharaan adalah sebagai berikut :

a. Penyiraman terdapat pada dederan dan pada bibit dipolibag. Pada dederan penyiraman di lakukan 2 kali sehari di tujukan agar tetap lembab sehingga benih secepatnya tumbuh. Pada bibit polibag penyiraman di lakukan 1 kali sehari sampai umur 2 bulan.Kemudian 1 kali sehari sampai umur 6 bulan.

b. Penyiangan di lakukan dan dijaga kebersihan dari gulma mulai dari pendederan hingga bibit di dalam polibag. Serangga yang memakan rumput di duga juga dapat menyerang bibit.

c. Pemupukan di lakukan untuk menjaga kesuburan tanah sehingga perlu di lakukan pemupukan pada bibit dalam polibag. Untuk pemupukan dasar dilakukan

(36)

20

1 bulan setelah tanam menggunakan urea 2 gram/pohon, namun lebih baiknya di larutkan.

d. Pengendalian hama dan penykit pada pembibitan kakao di laksanakan secara terpadu yang menitik beratkan pada keseimbangan ekosistem di suatu pertanaman, sehingga mampu menekan populasi hama atau menekan kerusakan tanaman pada tingkat yang tidak merugikan secara ekonomi. Pengendalian hama dan penyakit kakao di lakukan dengan Sistem Peringatan Dini (SPD) melalui pengamatan. Pengamatan di lakukan setiap hari oleh mandor pengamat yang teralatih. Hal-hal yang diamati adalah gejala serangan dan ada tidaknya individu hama yang menyerang bibit. Berdasarkan data pengamatan tersebut dapat segera di ambil kesimpulan dan keputusan oleh sinder kebun untuk melaksanakan atau tidak melaksanakan tindakan pengendalian serta menentukan metode yang akan di gunakan.

3.4 Tanaman Tahun yang Akan Datang ( TTAD X-2 ) 3.4.1 Pemetaan

a. Peralatan ukur (Theodolit, GPS) untuk pengukuran, tenaga pelaksana, dan rencana kerja disiapkan sebelumnya.

b. Pelaksanaan pengukuran areal dibagi dalam blok dan hektaran sesuai dengan kondisi lahan.

c. Batas hektaran diberi tanda patok/ditanami tanaman perdu yang mudah dikenal misalnya demung.

d. Hasil pengukuran dipetakan dan dipakai sebagai acuan pelaksanaan pekerjaan selanjutnya.

3.4.2 Pembongkaran

a. Inventarisasi pohon/tanaman lama, tenaga dan alat mekanisasi (Traktor, eksavator, gergaji mesin dll).

b. Pada lahan asal hutan pembongkaran dimulai dengan menebas dan merencek tanaman perdu, kemudian dilanjutkan dengan pohon-pohon yang lebih besar.

(37)

21

c. Kayu-kayu yang berguna dikumpulkan dan diangkut keluar. Sedangkan yang tidak berguna dikumpulkan dan dibakar.

d. Pembongkaran pohon/tanaman lama, harus bersih seakar-akarnya, secara manual maupun mekanis.

3.4.3 Pembersihan lahan

a. Tujuannya agar lahan bebas dari sumber hama/penyakit dan memudahkan pekerjaan selanjutnya.

b. Sisa-sisa tunggul dibersihkan.

c. Lahan bekas alang-alang dilakukan pembakaran terlebih dahulu pengendalian secara manual, selanjutnya dilakukan pemberantasan secara kimiawi sampai tuntas.

d. Pembersihan sisa-sisa akar pohon/tanaman lama dilakukan secara manual maupun mekanis sampai tuntas.

3.4.4 Penanaman Tanaman penaung

Tanaman kakao membutuhkan pohon penaung untuk mengatur kebutuhan sinar matahari, suhu, kelembaban udara, dan sebagai penahan angin, sumber bahan organik (memperbaiki struktur tanah) serta menahan pertumbuhan gulma.

Adapun macam tanaman penaung yaitu : a. Penaung Tetap

Penaung tetap menggunakan 2 etape dengan tanaman : Kelapa tall (dalam) dan lamtoro jenis L2, L21, Kali bendo dan tahan kutu loncat PG 08. Pola tanam penaung tetap disesuaikan dengan jarak tanam Kakao.

b. Penaung Sementara

Penaung sementara yang di tanam adalahMoghania macrophylla berfungsi sebagai penaung sebelum penaung tetap berfungsi, untuk mencegah erosi dan untuk menambah bahan organik. Penanaman berupa benih yang ditabur sepanjang guluda, dalam 1 ha membutuhkan 15 kg benih.Ditanam diantara larikan tanaman kakao.Pada jarak 75 cm dari kanan kiri tanaman lamtoro tidak

(38)

22

ditanami Moghania macrophylla.Pemeliharaan diutamakan pada pembersihan gulma/rerumputan di larikan tanaman.

c. Tanaman Penahan Angin

Pada areal yang terbuka (berbatasan dengan sawah, tegal dsb) sebagai penahan angin harus ditanami dengan berbagai macam pohon penaung yang mudah diperoleh dan tahan angin serta tidak merupakan inang hama/penyakit tanaman pokok antara lain : Mahoni, Akasia, Kayu Kembang, segawe dan bambu. Tanaman pagaran (Moghania macrophylla) dapat ditanam untuk melengkapi pohon penahan angin.Pada areal yang selalu mendapat gangguan angin pohon penahan angin ditanam secara berlapis.

3.4.5 Pembuatan Jalan dan Saluran Drainase

Persiapan dilaksanakan orientasi lapangan berdasarkan topografinya dibuat perencanaan pembuatan jalan, jembatan dan saluran air. Hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain keterjalan lahan, sungai dll. Persiapan kebutuhan alat, bahan dan tenaga.Pelaksanaa pembuatan jalan utama dilakukan secara manual atau mekanis, lebar 6 m (diluar areal tanaman). Pembuatan jalan kontrol (jalan mobil), diluar area tanaman lebar 5 m. Jalan batas hektaran (gantangan) masuk areal tanaman untuk pola tanam 3 x 3 m lebar gantangan 1 m, untuk pola tanam 4 x 2,5 m gantangan memanfaatkan jarak tanam yang terlebar (4 m). Di kiri kanan jalan utama dibuatkan saluran air.Untuk saluran air yang terlalu terjal dibuat stopper penahan endapan erosi.Pada areal datar yang sering tergenang perlu dibuat saluran pembungan air.Besarnya saluran air disesuaikan dengan debit air yang harus dibuang, pelaksanaan pembuatan saluran air, diajir terlebih dahulu, panjangnya sesuai kebutuhan.

3.5 Tanaman Tahun yang Akan Datang ( TTAD (X-1) ) 3.5.1 Pemeliharaan Tanaman Penaung

a. Pemeliharaan Tanaman Penaung Tetap

Pemeliharaan penaung tetap di lakukan sulaman penaung tetap menggunakan

(39)

23

cangkok lamtoro L2, perlakuan pemeliharaan meliputi petak individu dan pemupukan dengan dosis sesuai rekomendasi.

b. Pemeliharaan penaung Sementara

Pemeliharaan di lakukan dengan sulaman penaung sementara menggunakan biji, perlakuan pemeliharaan meliputi penyiangan gulma dan penaung sementara di pangkas setinggi 100 cm, hasil pangkasan sisa seresah dimanfaatkan sebagai mulsasetelah tanam tanaman pokok atau untuk mengisi lubang tanam.

3.5.2 Pemeliharaan pemeliharaan Jalan dan Saluran Drainase

Memeriksa jalan dan saluran air yang rusak dan buntu karena timbunan tanah/sampah.Menimbun jalan dengan batu grasak atau kerikil pada tempat genangan.Menggali/membersihkan timbunan tanah pada saluran air. Pemeliharaan jalan dilakukan sebelum musim hujan, demikian juga saluranpembuangan air sudah diperdalam.

3.6 Tanaman Tahun Ini ( TTI )

TTI merupakan serangkaian kegiatan untuk mempersiapkan penanaman, terutama tanaman pokok, adapun proses kegiatannya adalah sebagai berikut :

3.6.1 Pengajiran

Ajir lubang tanam dilakukan pada bulan Maret – April untuk tanam akhir tahun dan bulan Oktober – November tahun sebelumnya untuk tanam awal tahun, dengan mengambil patokan dari ajir kepala pada saat persiapan ( TTAD X-1 ), sehingga pengajiran dapat tepat pada posisi yang sebenarnya. Letak ajir 10 cm dari pertengahan sisi lubang tanam yang akan dibuat. Pengadaan bahan untuk ajir (kayu bambo), jumlah disesuaikan dengan kebutuhan.Kapur untuk mengapur ujung ajir. Kawat yang sudah diberi tanda jarak tanam dalam barisan untuk tanah datar, sedang untuk tanah miring/berteras digunakan blak kayu, yang dilengkapi waterpas atau segitiga sama kaki yang diberi bandul. Letak ajir 60 cm dari dinding teras.

(40)

24

3.6.2 Pembuatan Lubang Tanam a. Pembuatan Lubang Tanam

Lubang tanam dibuat paling lambat 6 bulan sebelum tanam : pada bulan April / Mei untuk tanam akhir tahun dan Oktober – November tahun sebelumnya untuk tanam awal tahun. Ukuran lubang : bagian atas 60 x 60 cm, bagian bawah 40 x 40 cm 60 x 60 cm, dalam 60 cm. Tanah galian untuk tanah datar bagian atas diletakkan di sebelah utara, bagian bawah disebelah selatan lubang. Sedangkan untuk tanah miring tanah bagian atas diletakkan disebelah kiri, bagian bawah disebelah kanan lubang dengan posisi menghadap lereng.

b. Tutup Lubang

Tutup lubang dilakukan 2 – 3 bulan setelah gali lubang paling lambat 1 bulan sebelum tanam dengan mengisi hasil pangkasan penaung sementara.

Kemudian tanah bagian atas ( Top Soil ) dicampur dengan bahan organik/pupuk kandang 5-10 kg/lubang yang sudah dicampur dengan Thricoderma sp.dosis 50 gr/lubang dandimasukkan kedalam lubang. Pada waktu menutup lubang, rumput hijau, akar-akar, batu-batuan dan lain-lain tidak boleh terikut masuk ke dalam lubang. Untuk mengantisipasi hama/penyakit perlu diberi 250 gram belerang atau 50 gram biakan Thricoderma sp. Penutupan cukup ¾ bagian dari lubang.

3.6.3 Pemeliharaan Tanaman Penaung a. Penaung Sementara

Kegiatan pemeliharaan penaung sementara meliputi, menyiangi larikan, pangkas setinggi 100cm. Hasil pangkasan sisa seresah di manfaatkan sebagai mulsa setelah tanam tanaman pokok.

b. Penanung Tetap

Tanaman penaung tetap asal cangkok ditoping dan dipelihara 1,2atau 3 tunas yang terbaik. toping lamtoro di lakukan setelah mencapai ketinggian 2 m.

penaung lamtoro disiang, di pupuk, dan di rempes. Penaung kelapa di bersihkan piringanya, dibumbun, dikendalikan hama/penyakit dan di pupuk.

(41)

25

3.6.4 Penilaian Layak Tanam

Sebelum tanam, dilakukan penilaian, dimaksudkan untuk memperoleh data/informasi kualitatif dan kuantitatif mengenai kesiapan lahan dan tanam.Penilaian apabila lahan belum siap tanam, maka penanaman sebaiknya ditunda.

3.6.5 Pelaksanaan Tanam

Tanam dilakukan pada bulan November – Desember untuk akhir tahun dan Februari – Maret untuk awal tahun, apabila curah hujan telah mencapai + 200 mm dalam satu bulan dengan hari hujan yang merata.Keadaan bibit memenuhi syarat standar siap salur klas A (Bibit prima siap salur).Ajir tanam dilahan telah siap, dengan komposisi klon yang ditentukan.Penanaman harus dapat diselesaikan bulan Desember.

3.7 Tanaman Belum Menghasilkan ( TBM )

Proses kegiatan di TBM sangat di perlukan karena merupakn kegiatn yang bertujuan untuk tanaman pokok dapat tumbuh dan berproduksi yang optimal, adapun kegiatanya adalah sebagai berikut :

3.7.1 Inventaris tanaman

Di laksankan penghitungan jumlah tanaman pokok maupun naungan tetap pada setiap semester sebagai dasar pertimbangan dalam penentuan produksi.

3.7.2 Pemeliharaan

Pemeliharaan di lakukan untuk menjaga kondisi tanaman dan lingkungan, sehingga di peroleh produktifitas kakao yang optimal. Kegiatan pemeliharaan tanaman kakao belum menghasilkan di antaranya adalah :

a. Pemeliharan tanah

Pemeliharaan di lakukan dengan membuat petak kecroh di lakukan sebelum pemupukan.Pembuatan gandungan di lakukan pada akhir musim hujan.

(42)

26

Ukuran gandungan : panjang, lebar, dan kedalaman adalah 100 x 30 x 40 cm, letak gandungan 30 – 40 cm dari tanaman kakao. setelah selesai gandungan diisi dengan bahan organic.

b. Pemeliharaan jalan dan saluran drainase

Kegiatan pemeliharaan jalan dan saluran air di antaranya adalah memeriksa jalan dan saluran air yang rusak dan buntu karena timbunan tanah/sampah.Menimbun jalan dengan batu grasak atau kerikil pada tempat genangan.Menggali/membersihkan timbunan tanah pada saluran air.Pemeliharaan jalan dilakukan sebelum musim hujan, demikian juga saluran pembuangan air sudah diperdalam.

c. Pembentukan Kerangka Tanaman

Untuk mendapatkan kerangka (frame) tanaman yang baik melalui pangkas bentuk.Asal tanaman dari orthrotop dan plagiotrop.Namun, pada Kebun Banjarsari saat ini hanya ada plagiotrop TBM 2.Pemangkasan di lakukan dengan mengatur ketinggian percabangan seawall mungkin, agar tanman tumbuh tegak.Cabang sekunder di pelihara dipilih yang tumbuh sehat dan kaut.Pengurangan cabang sekunder yanglain di lakukan dengan menyesuaikan kondisi tanaman bertahap, panjang cabang sekunder di usahakan 30-40 cm. Alat yangdi gunakan adalah gunting pangkas.

d. Pengairan

Pengairan dilakukan untuk mempertahankan kondisi kandungan air tanah pada kapasitas lapang. Untuk areal yang jauh dari sumber air perlu dibuatkan tendon-tandon air (embung).

e. Penyulaman

Penyulaman dilakukan untuk memenuhi populasi kebun.Perlu dibuat ajir pada TBM I dan lubang tanam pada TBM 2 dan 3.Setelah ditanam diberi mulsa pada piringan tanaman.Penyulaman dilakukan dengan dengan membuat lubang tanam kakao yaitu 60 x 60 x 60 cm langsung dibuat teras individu agar air dapat menggenang pada saat kemarau.Sambungan tidak boleh tertutup oleh tanah agar tidak busuk (± 5 cm dari permukaan tanah), letak sambungan berada di sebelah

(43)

27

utara.Kemiringan teras ± 45º, jarak antara teras dengan sulaman kakao yaitu 50 cm.

f. Pemupukan

Pemupukan dilakukan untuk mempertahankan dan memperbaiki kesuburan tanah, sehingga produktifitas tanah dapat meningkat dan kita peroleh hasil tanaman yang optimal.Penentuan pupuk berdasarkan rekomendasi Pusat Penelitian Perkebunan. Pupuk yang digunakan yaitu pupuk KOKA dengan kadungan yaitu N = 17% ; P2O5 = 9% ; K2O = 14% ; MgO = 4% ; S = 3% ; TE = 1%. Dosis yang digunakan pada satiap pohon yaitu 320 gram/tanaman.Sebelum dilakukan pemupukan terlebih dahulu dilakukan PERSIPUK (Persiapan Pemupukan) dengan membuat lubang pupuk berbentuk huruf L dengan arah lubang pupuk utara-barat.

g. Pengendalian Hama dan Penyakit

Hama yang menyerang TBM kakao adalah :Helopeltissp, Ulat kilan (Hyposidra talaca) dan Ulat Bulu. Sedangkan penyakit penting di TBM kakao yang menyerang luas pada Afdeling Gerengrejo adalah VSD (Vascular Streak Dieback) atau penyakit pembuluh kayu.Pengendalian hama dilakukan dengan menggunakan Buldok( b.a : beta siflutrin ) dosis 25g/l,Bestox ( b.a : alfa sipermetrin) dosis 0.7 cc/liter, Matador 0.5 cc/liter, Decis ( b.a : delta metrin ) dosis 0.02 cc/liter. Sedangkan pengendalian penyakit menggunakan Amistartop(

b.a : azoxistrobin 200 g/l, difenokonazol 125 g/l)Manzate ( b.a : mankozeb 83

%)Metazeb( b.a : mankozeb 80 %)Delsene( b.a : mancozeb 73,8 %, karebndazim 6,2 %), Bravo ( b.a : sipermetrin 50 g/l), Emcindo ( b.a : SPMC 500 g/l)

3.7.3 Pengelolaan Tanman Penaung

Tanaman kakao menghendaki keadaan yang terlindungi, memerlukan suhu yang tidak terlalu tinggi, kelembapan cukup, dan tidak ada tiupan angin sehingga memerlukan tanaman penaung. Tanaman penaung berfungsi untuk mengatur intensitas penyinaran, adapun pengaturan tanaman penaung adalah :

a. Penaung sementara

(44)

28

Pada TBM I Penaung sementara MM (Moghania macrophyla) dipangkas 3 kali setahunsetinggi 125 cm (April, Oktober dan Desember)Pada TBM II MM pada larikan lamtoro dipotong sampai batas tanah, awal musim hujanPada TBM III naungan sementara MM seluruhnya dipotong sampai batas permukaan tanah, setelah tumbuh 10-15 cm dimatikan dengan cara kimiawi.

b. Penaung Tetap

Penaung tetap di lakukan topping dan rempes. Pemangkasan pada peaung tetap di lakukan pada cabang yang tumbuh dan lemah dengan cara merempes. Di harapkan paling tidak cabang terendah pohon pelindung berjarak lebih dari 1 meter dari tajuk kakao.Dan apabila penaung tetap di tanam dari hasil cangkokan di usahakan 3 cabang dipelihara.

3.7.4 Penilaian Tanaman

Penilaian dilakukan untuk memperoleh data tanaman setiap semester atau dua kali dalam setahun (pada awal musim hujan dan akhir musim hujan).

Penilaian ini di lakukan untuk memperoleh tanaman yang siap di konversi dari TBM ke TM.

Apabila kriteria masuk TM tidak terpenuhi, konversi dapat di tunda sampai 1 tahun. Kriteria masuk TM umur 4 tahun (akhir TBM IV), kondisi fisik tanaman sehat, dan produktifitas pada TBM IV 400 kg/ha/ tahun.

3.8 Tanaman Menghasilkan ( TM )

Proses kegiatan pada tanaman menghasilkan sangat di perlukan karena bertujuan untuk produksi yang meningkat, serta produksi yang optimal hingga jangka panjang. Adapun kegiatannya adalah sebagai berikut :

3.8.1 Inventarisasi Tanaman

Dilaksanakan penghitungan jumlah jumlah tanaman pokok (ph) maupun penaung tetap pada setiap semester sebagai dasar pertimbangan dalam penentuan : Produksi, kebutuhan bahan pupuk dan pestisida, sulaman dan lain- lain.Penghitungan tanaman dilakukan setiap semester terhadap tanaman pokok

(45)

29

dan tanaman penaung.Tanaman pokok dibedakan tanaman produktif (sehat), tanaman non produktif/tidak sehat, dan sulaman.Hasil Inventarisasi dicatat dalam buku inventaris tanaman.

3.8.2 Pemeliharaan jalan dan Saluran air

Pemeliharaan jalan dilaksanakan untuk menunjang kelancaran angkutan produksi dan sarana produksi, meliputi : perbaikan jalan, gorong-gorong dengan menimbun batu/kerikil pada permukaan jalan yang berlubang, licin dan terjal.

Pemeliharaan saluran air pada tepi jalan bertujuan untuk menjaga kondisi jalan tetap baik sedangkan saluran air diareal tanaman bertujuan sebagai drainase pada saat musim hujan dan pada saat kemarau difungsikan sebagai saluran irigasi.

3.8.3 Pemeliharaan Tanah

Kebruk/kesrik pendem dilaksanakan pada akhir musim hujan, yang bertujuan untuk memutus pipa kapiler tanah yang berguna untuk mengurangi penguapan air (evaporasi) dan mempertahankan lengas tanah.Gondang gandung dilaksanakan pada awal musim hujan sebanyak 25 % terhadap areal per Ha.

Ukuran gondang gandung = (2 X 0,6 X 0,4) meter. Untuk tanah datar ditempatkan pada diagonal tanaman sedangkan untuk kontur/teras ditempatkan membujur diantara tanaman searah terasan.Setelah selesai gandungan diisi bahan organik. Gondang gandung dimanfaatkan sebagai tempat lubang kulit dan bahan organik yang lain.

3.8.4 Penyulaman

Pada TM penyulaman di lakukan dengan menyesuaikan pada kondisi kebun.Penyulaman bertujuan untuk mengoptimalkan potensi lahan dengan mempertimbangkan populasi tanaman < 80%, kesesuaian lahan, dan penyebab kematian.Sulaman tidak perlu di lakuakn apabila penyebab kematian di sebabkan oleh penyakit akar, lahan sangat marginal, dan kanopi tanaman telah menutup.

3.8.5 Pengelolaan Penaung

(46)

30

Dalam pengelolaan penaung yang perlu diperhatikan adalah intensitas sinar yang jatuh diatas kanopi tanaman pokok dan waktu pelaksanaannya, sehingga fungsi penaung sebagai stabilisator suhu dan kebutuhan sinar matahari dapat dipenuhi.Pada tanaman TM yang tersisa hanya penaung tetap saja.Penaung tetap di lakukan dengan tokokan 1 meter diatas tajuk tanaman pokok dengan tujuan tanaman pokok masih mendapatkan sinar mataharipada musim hujan.Pada kondisi penaung yang lengkap intensitas tokokan dilakukan 25– 30%.Hasil tokokan diupayakan tidak merusak tanaman pokok, rempes naungan dilakukan 2 – 3 bulan setelah tokokan dengan menyisakan 2 – 3 cabang /pohon lamtoro dan dapat diulangi sesuai kebutuhan tanaman pokok.

3.8.6 Pangkasan Produksi

Pada tanaman menghasilkan di laksanakan pangkasan produksi artinya bertujuan untuk meningkatkan produktifitas daun kakao dalam membentuk makanan, sehingga meningkatkan pembentukan bunga dan buah. Ada 3 macam pangkas produksi antara lain pangkasan berat, pangkasan tajuk, dan pangkasan ringan.

3.8.7 Pengairan

Pengairan dilaksanakan jika tanah diperhitungkan mengalami defisit air.Defisit air adalah keadaan kekurangan air yang terjadi bila jumlah keseimbangan air lebih kecil dari keperluan atau evapotranspirasi.

3.9 Panen dan Pasca Panen 3.9.1 Taksasi Buah

taksasi adalah kegiatan menafsir jumlah buah dalam suatu areal untuk memperkirakan hasil panen yang akan di dapat. Dalam perkebunan kakao, kegiatan taksasi di lakukan 2 kali dalam satu tahun yaitu pada bulan Januari / Februari, untuk panen januari sampai dengan juni dan pada bulan juli, untuk panen juli sampai dengan desember.

Taksasi di laksanakan per tahun tanamdengan cara sebagai berikut :

(47)

31

a. Menentukan areal contoh yang di anggap mewakili seluas 10 % dari luas pertahun tanama, dan berlaku selama satu semester dan letaknya harus menyebar.

b. Menghitung jumla pohon berbuah di areal contoh dan menetukan pohon contoh sebanyak 20 pohon per hektar, secara berbaris(jumlah baris/larikan = 5, dan setiap baris 4 pohon contoh).

c. Pohon berbuah adalah pohon yang berbuah.

d. Buah dihitung berdasarkan ukuran / panjang buah.

e. Buah ukuran 0 – 4 cm, akan dipanen 6 bulan kemudian.

1) Estimasi jadi 20 %

Buah ukuran 5 – 8 cm 4 – 8 cm, akan dipanen 4 – 5 5 – 6 bulan kemudian, 2) Estimasi jadi 20 – 30 %

Buah ukuran 9 – 16 cm, akan dipanen 3 – 4 bulan kemudian, 3) Estimasi jadi 70 – 80 %

Buah ukuran 17 – 22 cm, akan dipanen 0 – 2 bulan kemudian, 4) Estimasi jadi 90 – 95 %

Buah ukuran > 22 cm, akan dipanen 0 bulan ( Bulan berjalan ) 5) Estimasi jadi 100 %

Estimasi produksi perbulan dihitung dengan rumus sbb : A X B X C

E = X 10

D Keterangan :

A : Jumlah buah sesuai ukuran buah B : Estimasi buah jadi

C : Jumlah pohon berbuah ( pada areal sample )

D : Pod index ( jumlah kolven untuk mendapatkan produksi 1 kg kering E : Estimasi Jumlah produksi

Sedangkan untuk prosentase jadi buah dapat di panen tergantung kondisi tanaman dan lingkungan.

Gambar

Gambar 2.1 Struktur Organisasi Kebun Banjarsari Keterangan :
Gambar 3.1  Bedengan Keterangan :
Gambar 3.3  Pelaksanaan Okulasi
Tabel 3.3 Mutu Kakao Edel KAKAO EDEL MUTU DB BC I-AA-FC/W &lt; 40% &lt; 85 Biji I-C-FC/W - 111 – 120 Biji I-Sa-FC/W - 121 – 140 Biji I-Sb-FC/W - 141 – 160 Biji I-Sc-FC/W - &lt; 160 Biji BP -  -BKH -  -KEPEK -  -PRONGKOL -
+7

Referensi

Dokumen terkait