• Tidak ada hasil yang ditemukan

Mandor Besar

BAB 4. PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN KAKAO

4.3 MetodeEarly Warning System (EWS)

Hama dan penyakit pada tanaman kakao merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan produksi buah kakao di kebun. Oleh karena itu pengendalian hama dan penyakit merupakan sesuatu hal yang patut untuk diperhatikan dalam kegiatan budidaya kakao khususnya di kebun Banjarsari Afdeling Gerengrejo. Dalam rangka efiiensi pengendlian hama dan penyakit pada tanaman kakao edel, Kebun Banjarsari khususnya Afdeling Gerengrejo telah menerapkan metode pengendaian melalui sebuah Sitem Peringatan Dini ( SPD ) atau Early Warning System (EWS). Sistem peringatan Dini (SPD) merupakan sebuah sistem yang di gunakan sebagai metode untuk mendeteksi adanya serangan hama maupun penyakit pada tanaman kakao sedini mungkin. Sehingga tindakan pengendalian dapat di lakukan sesegera mungkin pada areal yang terbatas dengan menggunakan sumber daya yang minimal. Dengan demikian kerusakan yang lebih besar oleh hama dan penyakit dapat di cegah seranganya.

Dalam pengendalian hama dan penyakit dengan menggunakan metode Sistem Peringatan Dini (SPD) terdapat empat tahapan penting yang prlu di lakukan yaitu

54

tahapan pengamatan, tahapan pegambilan keputusan, tahapan pengendalian, tahapan evaluasi hasil pengendalian (uji petik).

4.3.1 Pengamatan

Areal kakao dalam 1 afdeling Gerengrejo di bagi menjadi 7 blok (I – VII) dengan batas yang jelas dan di petakan. Batas-batas areal dalam hektaran juga harus jelas sehingga batas pengamatan jelas.

Hal-hal yang di amati : a. Informasi pokok

Informasi pokok yang perlu di amati di antaranya ada tidaknya hama dan gejala serangan di buah, pucuk, daun, atau tunas air dan stadia hama saat ini di areal yang di amati

b. Informasi pelengkap

Informasi pelengkap yang perlu di amati di antaranya ada tidaknya musuh alami, kondisi tanaman, kondisi kebun, pohon yang di ketahui ada hamanya atau gejala serangan baru di beri tanda dengan satu daun segar yang di gantung dan di beri tulisan :

Kode :

H = ada tusukan baru atau ada hellopeltis sp H = ada tusukan baru Hellopeltis di pucuk D = di temukan ulat Darna >III

D = di temukan ulat Darna < II K = di temukan ulat Kilan > III K = di temukan ulat Kilan < II B = ditemukan ulat Bulu > III B = di temukan ulat Bulu < II

55

- Presentas luas serangan di hitung per hektaran kebun berdasarkan rumus : x 100 %

Tabel 4. 6 Kriteria Luas Serangan

Uraian Jumlah Pohon yang Terinfeksi Hama L ( Meluas ) > 15 %

M ( menengah ) 8 - 15 % N ( Normal ) < 8 % Tabel 4.7 Intensitas Serangan Hama

Intensitas Ciri serangan

Berat - imago tertangkap > 10 & dari jumlah pohon / Ha - serangan pupus 3-5 pohon/ ha

- Serangan merata pada buah muda dengan Pengaruh rata rata > 1/20 luas permukaan tanah Sedang - imago tertangkap > 2.5% dari jumlah pohon / Ha

- serangan tunas terdapat pada cabang tunas air - Serangan merata pada buah muda dengan Pengaruh rata rata > 1/40 luas permukaan buah Ringan - imago tertangkap > 2.5 % dari jumlah pohon / Ha

- tidak ada serangan tunas

- Serangan baru pada buah kurang Catatan :

- Luas serangan mencerminkan penyebaran Hellopeltis sp. di suatu areal.

berarti pada kriteri meluas kondisi iklim mikro diareal tersebut telah sesuai Periode Luas serangan pohon contoh Interval pengamatan

Oktober - Mei Menengah 0% 7 - 10 hari

50% 7 - 10 hari

100% 7 - 10 hari

Juni - September Normal 0% 10 - 14 hari

50% 10 - 14 hari

56

dengan perkembangan Helopeltissp. luas serangan tidak menggambarakan kerusakan tanaman.

- Sistem penyemprotan untuk kondisi yang bersifat spisifik

- Tanaman flush total dapat di lakukan penyemprotan blanket pada areal sumber hama jika di ketahui ada gejala serangan pucuk.

- Tanaman sedang banyak pentil dapat di lakukan dengan sasaran khusus pentil sampai pentil berukuran ± 10 cm terutama pada sumber yang terserang hama.

Tabel 4.8 Ambang Pengendalian Hama secara Kimia

Luas Serangan Intensitas Serangan Cara Penyemprotan Meluas ( L) - Berat (B) - Blanked Sraying

- Sedang (S) Fogging 2 x interval 7 hari - Ringan - Blankid Sparying Fogging 1 x Menengah ( M ) - Berat (B) - Blanked Sraying temukan ada beberapa hama dan penyakit pada kakao TBM dan TM .Kemudian di lakukan pengambilan keputusan oleh sinder kebun atas dasar pertimbangan dari pengamtan yang sudah di lakukan oleh mandor pengamat. Tindakan pengendalian yang dapat di rekomendasikan terinci pada penjelasan masing-masing hama dan penyakit secara umum jenis tindakan pengendalian.

4.3.3 Evaluasi Hasil Pengendalian

Evaluasi ini dilakukan untuk mengetahui efektifitas pengendalian (pengaatan dan penyemprotan) melalui uji petik. Uji petik di laksanakan oleh sinder kebun dan petugas khusus, dilakukan pda areal-areal yang di curigai terutama sumber-sumber hama atau daerah-daerah yang terpencil. Jika dari hasil uji petik ternyata pengamatan atau penyemprotan kurang efektif, segera di

57

lakukan evaluasi penyebabnya kemudian di lakukan tindak lanjut dari hasil evaluasi.Tindak lanjut dapat berupa pengulangan penyemprotan, menaikkan konsentrasi insektisida yang di gunakan penggantian jenis alat semprot, penggantian jenis insektisida dll tergantung dari penyebab dominan yang ditemukan.

a. Tata cara uji petik

1) Uji petik di lakukan sehari sesudah pengamatan/ penyemprotan atau sore hari setelah perlakuan.

2) Pilih areal yang di perkirakan mempunyi peluang akan terjadi kelolosan daru pengamatan atau penyemprotan.

3) Amati 100 pohon contoh secara sistematik.

4) Hitung jumlah pohon yang ada hamanya tetapi tidak di beri tanda pengamatan dari 100 pohon contoh tersebut (lolos pengamatan).

5) Hitung jumlah pohon yang ada hamanya dari 100 pohon contoh tersebut (gagal penyemprotan).

6) Apabila tingkat kegagalan penyemprotan > 5% agar segera di lakukan penyemprotan ulang.

7) Penyebab lain yang berhubungan dengan ketidak efektifan pengendalian agar di evaluasi dan segera dibenahi.

4.4 Pembahasan

Kegiatan Praktek Kerja Lapang yang di lakukan dalam pengendalian hama dan penyakit ada beberapa hal yang di lakukan berdasarkan buku pedoman Budidaya Tanaman Kakao atau buku vademikum di PTPN XII Kebun Banjarsari.

Adapun kegiatan tersebut yaitu menggunakan Sistem Peringatan Dini.Dalam Sistem Peringantan Dini tersebut ada beberapa kegiatan yang di lakukan di antaranya, pengamatan, pengambilan keputusan, teknik pengendalian, dan evaluasi hasil pengendalian.

Kegiatan yang di laksanakan di kebun dalam proses pengendalian hama dan penyakit sesuai dengan tahapan pada buku pedoman Budidaya Tanaman Kakao, namun teknik pengendalian hama dan penyakit berbeda dengan buku

58

vademikum Kakao PTPN XII (Persero). Teknik pengendalian yang di lakukan di kebun sebagian besar yaitu secara mekanis, kultur teknis dan kimiawi.

Pengendalian secara mekanis di lakukan secara manual dengan mengumpulkan stadia hama yang sedang berlangsung. Sedangkan secara kultur teknis di antaranya yaitu pemupukan, pemangkasan tanaman kakao, dan pengelolaan tanaman penaung. Pada pengendalian kimiawi di lakukan dengan menggunakan insektisida dan fungisida yang sudah di terapkan. Namun, untuk hamaHelopeltis sp. pengendalian di lakukan secara hayati dengan memanfaatkan musuh alami.

hal ini di lakukan dengan cara memasang sarang semut hitam yang terbuat dari daun kakao kering yang di ikatkan pada tangkai daun. Sedangkan pada Vademikum Kakao PTPN XII (Persero), pengendalian hama dan penyakit yang di di terapkan yaitu secara mekanis, kultur teknis, biologis dan kimiawi.

Hama dan penyakit yang ada di Kebun yaitu Helopeltis sp., ulat bulu, ulat api, ulat kilan, busuk buah kakao dan VSD. Sedangkan hama dan penyakit pada buku pedoman Budidaya Tanaman Kakao PTPN XII yaitu ulat bulu,ulat kilan, Helopeltis sp., kutu putih, penggerek buah kakao, VSD, busuk buah kakao, penyakit akar, dan bercak daun.

59