• Tidak ada hasil yang ditemukan

Mandor Besar

BAB 3. BUDIDAYA DAN PASCA PANEN KAKAO EDEL

3.3 Pengadaan Bahan Tanam

Pengadaan bahan tanam dalam kegiatan budidaya tanaman kakao edel adalah melalui rangkaian kegiatan pembibitan. Adapun kegiatan pembibitan kakao meliputi :

3.3.1 Perbanyakan Generatif

Perbanyakan bibit secara generatif uumnya di lakukan melalui biji.Untuk menghasilkan biji yang berkualitas, benih yang di gunakan harus berkualitas, baik

secara fisik, fisiologis, maupun genetik.Hasil perbanyakan generatif gunakan sebagai batang bawa

a. Lokasi Persemaian

Syarat persemaian adalah memiliki tanah yang banyak mengandung humus, areal datar, dekat dengan sumber mata air, dekat sarana angkutan bibit (jalan), berada di kontur yang datar dengan

dengan air, serta mudah di jangkau.

b. Persiapan Bedengan Semai Tanah dicangkul sedalam 10 disesuaikan kebutuhan (

siram dengan dithane. Atap dibuat menghadap ketimur, tinggi bagian timur 120 cm dan bagian barat 90 cm

isik, fisiologis, maupun genetik.Hasil perbanyakan generatif i batang bawah. Adapun kegiatan perbanyakan generatif Lokasi Persemaian

Syarat persemaian adalah memiliki tanah yang banyak mengandung humus, areal datar, dekat dengan sumber mata air, dekat sarana angkutan bibit (jalan), berada di kontur yang datar dengan kemiringan 5% dan tidak mudah tergenang dengan air, serta mudah di jangkau.

Persiapan Bedengan Semai

Tanah dicangkul sedalam 10 – 15 cm, digulud lebar 1.2 m, panjang disesuaikan kebutuhan (+ 5 m).Guludan diberi pasir halus setebal

siram dengan dithane. Atap dibuat menghadap ketimur, tinggi bagian timur 120 an bagian barat 90 cm .

isik, fisiologis, maupun genetik.Hasil perbanyakan generatif ini di kegiatan perbanyakan generatifadalah :

Syarat persemaian adalah memiliki tanah yang banyak mengandung humus, areal datar, dekat dengan sumber mata air, dekat sarana angkutan bibit (jalan), kemiringan 5% dan tidak mudah tergenang

15 cm, digulud lebar 1.2 m, panjang 5 m).Guludan diberi pasir halus setebal + 10 cm dan di siram dengan dithane. Atap dibuat menghadap ketimur, tinggi bagian timur 120

c. Penyiapan dan Penyemaian Benih

Benih diambil dari buah kolven pada tanaman kakao berumur di at tahun, kolven yang sehat (

biji di pecah dan di ambil pada bagian tengah ±20 biji, dengan harapan di perole biji yang besar dengan cadangan makanan yang optimal. Penghilang pulp dilakukan dengan menggunakan abu gosok. Pembersihan pulp

cara biji di campur dengan abu gosok dan di remas merusak biji, dan di cuci dengan

jarak tanam 3 x 4cm ( tahun, kolven yang sehat (bebas dari penyakit), besar ukuran kolven.Kemudian biji di pecah dan di ambil pada bagian tengah ±20 biji, dengan harapan di perole biji yang besar dengan cadangan makanan yang optimal. Penghilang pulp dilakukan dengan menggunakan abu gosok. Pembersihan pulp di lakuka

cara biji di campur dengan abu gosok dan di remas-remas, di usahakan jangan merusak biji, dan di cuci dengan menggunakan air selama 2 kali dan di t

jarak tanam 3 x 4cm (1.600 benih/m2). Benih di tanam dengan dengan meletakkan bagian mata dibawah sedalam ¾ benih, kemudian ditutup dengan jerami dan di bebas dari penyakit), besar ukuran kolven.Kemudian biji di pecah dan di ambil pada bagian tengah ±20 biji, dengan harapan di peroleh biji yang besar dengan cadangan makanan yang optimal. Penghilang pulp di lakukan dengan remas, di usahakan jangan menggunakan air selama 2 kali dan di tiriskan.

enih di tanam dengan dengan meletakkan bagian mata dibawah sedalam ¾ benih, kemudian ditutup dengan jerami dan di

d

16

3 Cadangan untuk sulaman 10% 110 ph

4 Gagal sambungan 40% 484 ph

5 Seleksi sebelum sambung 10% 121 ph

6 Kebutuhan bibit polibag 1.815 ph

7 Deder benih, daya kecambah 90% 100 / 90 x 1815

8 Kolven 2.016 kolven

Jumlah 101 kolven

Sumber : Vademicum Tanaman Kakao Edel PTPN XII tahun 2011 e. Pembibitan Polibag

Pelaksanaan pembibitan di perkebunan menggunakan polibag. Adapun kegiatan yang di perlukan adalah persiapan dari media, polibagdan kegiatan lainya, adapun kegiatan persiapan pembibitan sebagai berikut :

1) Polibag

1m3 campuran untuk + 200 polibag

17

3) Menata polibag

Polibag di tata dengan jarak tanam 30 x 40 cm, Polibag dibenam sedalam + 10 cm. Setiap guludan terdiri dari 4 baris dan diatur dalam blok-blok @ 5.000 polibag.

4) Tanam Kecambah

Penyiraman di lakukan pada bedengan persemaian dan polibag sebelum di lakukan pemindahan kecambah pada polibag.Cara penanaman kecambah adalah bibit pada stadia kecambah di ambil dengan solet, di tempatkan teratur di tampah kemudian di tanam di polibag, agar di peroleh pertumbuhan bibit yang seragam di lakukan seleksi kecambah.Kecambah ditanam, tanah dikiri kanan kecambah di tekan dengan jari telunjuk dan ibu jari, agar bibit tidak goyah saat di siram.

5) Pemeliharaan Bibit

Penyulaman di lakukan 7 hari setelah tanam sampai umur 1 bulan.

Penyiraman di lakukan 2 x sehari atau sesuaikebituhan, pemeliharaan atap 1 bulan sekali hingga akhirnya 10 – 15 hari sebelum tanaman di buka 100%.

3.3.2 Perbanyakan Vegetatif

Klonalisasi di lakukan di pembibitan dengan cara sambung pucuk / grafting atau okulasi. Tingkat keberhasilan klonalisasi dipembibitan dengan cara okulasi pada umumnya lebih baik di banding sambung pucuk.

a. Okulasi

Perbanyakan secara vegetative diarahkan pada upaya kepastian klonal, adapun salah satu dari perbanyakan vegetatif (okulasi

Gambar 3.3 Pelaksanaan Okulasi

1) 2 hari sebelum okulasi di usahakan tanah di jenuhkan dengan air terlebih dahulu

2) Entres diambil dengan hati

langsung. Tangkai daun dipotong 1.5

3) digunakan maka luka potongan ditutup dengan parafin yang dicairkan kemudian dibungkus dengan kulit batang pisang.

4) Batang bawah ditoreh lebar 0.7 mm dan panjang 3 okolasi diusahanak dibawah kotiledon.

entres

memasang sayatan okulasi

Perbanyakan secara vegetative diarahkan pada upaya kepastian klonal, adapun u dari perbanyakan vegetatif (okulasi) adalah sebagai berikut :

Gambar 3.3 Pelaksanaan Okulasi

2 hari sebelum okulasi di usahakan tanah di jenuhkan dengan air terlebih

Entres diambil dengan hati-hati. Dihindarikan kulit rusan dan sinar matahari langsung. Tangkai daun dipotong 1.5 – 2.0 cm. Jika tidak segera

digunakan maka luka potongan ditutup dengan parafin yang dicairkan kemudian dibungkus dengan kulit batang pisang.

Batang bawah ditoreh lebar 0.7 mm dan panjang 3 – 4 cm. Letak jendela okolasi diusahanak dibawah kotiledon.

batang bawah penyiapan entres

memasang sayatan okulasi pengikatan okulasi

entres

18

Perbanyakan secara vegetative diarahkan pada upaya kepastian klonal, adapun ) adalah sebagai berikut :

2 hari sebelum okulasi di usahakan tanah di jenuhkan dengan air terlebih

hati. Dihindarikan kulit rusan dan sinar matahari 2.0 cm. Jika tidak segera

digunakan maka luka potongan ditutup dengan parafin yang dicairkan

4 cm. Letak jendela penyiapan entres

pengikatan okulasi entres

19

5) Mata okulasi diambil dengan cara menyayat mengikutkan sedikit bagian kayu tempat mata menempel. Bagian kayu dilepas dengan hati-hati dari bagian ujung kamudian kulit dipotong dengan ukuran sesuai jendela okulasi.

6) Mata okulasi secepat mungkin ditempelkan pada jendela batang bawah yang masih segar. Kambium dihindarkan tersentuh tangan agar tidak terkontaminasi kotoran.

7) Tanpa mengganggu letak tempelan, dilakukan pengikatan dengan plastik transparan. Arah pengikatan dari bawah ke atas seperti susunan genteng.

b. Pengamatan dan Pemeliharaan Okulasi

Pengamatan di lakukan dengan melihat keberhasilan okulasi dilakukan 2 minggu setelah okulasi dengan cara membuka plastik secara pelan-pelan. Okulasi yang hidup ditandai dengan mata tetap berwarna hijau dan ditepinya terbentuk jaringan kalus. Okulasi yang gagal segera diulang pada sisi yang berlawanan..

Setelah tunas okulasi berdaun 5 – 6 lembar batang bawah dipotong 6 cm diatas pertautan. Selanjutnya tunas baru dipelihara dengan baik, dihindarkan dari serangan hama atau penyakit.

3.3.3 Pemeliharaan

Pemeliharaan merupkan kegiatan yang sangat penting sehingga memerlukan cara yang sangat baik, adapun cara pemeliharaan adalah sebagai berikut :

a. Penyiraman terdapat pada dederan dan pada bibit dipolibag. Pada dederan penyiraman di lakukan 2 kali sehari di tujukan agar tetap lembab sehingga benih secepatnya tumbuh. Pada bibit polibag penyiraman di lakukan 1 kali sehari sampai umur 2 bulan.Kemudian 1 kali sehari sampai umur 6 bulan.

b. Penyiangan di lakukan dan dijaga kebersihan dari gulma mulai dari pendederan hingga bibit di dalam polibag. Serangga yang memakan rumput di duga juga dapat menyerang bibit.

c. Pemupukan di lakukan untuk menjaga kesuburan tanah sehingga perlu di lakukan pemupukan pada bibit dalam polibag. Untuk pemupukan dasar dilakukan

20

1 bulan setelah tanam menggunakan urea 2 gram/pohon, namun lebih baiknya di larutkan.

d. Pengendalian hama dan penykit pada pembibitan kakao di laksanakan secara terpadu yang menitik beratkan pada keseimbangan ekosistem di suatu pertanaman, sehingga mampu menekan populasi hama atau menekan kerusakan tanaman pada tingkat yang tidak merugikan secara ekonomi. Pengendalian hama dan penyakit kakao di lakukan dengan Sistem Peringatan Dini (SPD) melalui pengamatan. Pengamatan di lakukan setiap hari oleh mandor pengamat yang teralatih. Hal-hal yang diamati adalah gejala serangan dan ada tidaknya individu hama yang menyerang bibit. Berdasarkan data pengamatan tersebut dapat segera di ambil kesimpulan dan keputusan oleh sinder kebun untuk melaksanakan atau tidak melaksanakan tindakan pengendalian serta menentukan metode yang akan di gunakan.

3.4 Tanaman Tahun yang Akan Datang ( TTAD X-2 )