• Tidak ada hasil yang ditemukan

Mandor Besar

BAB 3. BUDIDAYA DAN PASCA PANEN KAKAO EDEL

3.8 Tanaman Menghasilkan ( TM )

Proses kegiatan pada tanaman menghasilkan sangat di perlukan karena bertujuan untuk produksi yang meningkat, serta produksi yang optimal hingga jangka panjang. Adapun kegiatannya adalah sebagai berikut :

3.8.1 Inventarisasi Tanaman

Dilaksanakan penghitungan jumlah jumlah tanaman pokok (ph) maupun penaung tetap pada setiap semester sebagai dasar pertimbangan dalam penentuan : Produksi, kebutuhan bahan pupuk dan pestisida, sulaman dan lain-lain.Penghitungan tanaman dilakukan setiap semester terhadap tanaman pokok

29

dan tanaman penaung.Tanaman pokok dibedakan tanaman produktif (sehat), tanaman non produktif/tidak sehat, dan sulaman.Hasil Inventarisasi dicatat dalam buku inventaris tanaman.

3.8.2 Pemeliharaan jalan dan Saluran air

Pemeliharaan jalan dilaksanakan untuk menunjang kelancaran angkutan produksi dan sarana produksi, meliputi : perbaikan jalan, gorong-gorong dengan menimbun batu/kerikil pada permukaan jalan yang berlubang, licin dan terjal.

Pemeliharaan saluran air pada tepi jalan bertujuan untuk menjaga kondisi jalan tetap baik sedangkan saluran air diareal tanaman bertujuan sebagai drainase pada saat musim hujan dan pada saat kemarau difungsikan sebagai saluran irigasi.

3.8.3 Pemeliharaan Tanah

Kebruk/kesrik pendem dilaksanakan pada akhir musim hujan, yang bertujuan untuk memutus pipa kapiler tanah yang berguna untuk mengurangi penguapan air (evaporasi) dan mempertahankan lengas tanah.Gondang gandung dilaksanakan pada awal musim hujan sebanyak 25 % terhadap areal per Ha.

Ukuran gondang gandung = (2 X 0,6 X 0,4) meter. Untuk tanah datar ditempatkan pada diagonal tanaman sedangkan untuk kontur/teras ditempatkan membujur diantara tanaman searah terasan.Setelah selesai gandungan diisi bahan organik. Gondang gandung dimanfaatkan sebagai tempat lubang kulit dan bahan organik yang lain.

3.8.4 Penyulaman

Pada TM penyulaman di lakukan dengan menyesuaikan pada kondisi kebun.Penyulaman bertujuan untuk mengoptimalkan potensi lahan dengan mempertimbangkan populasi tanaman < 80%, kesesuaian lahan, dan penyebab kematian.Sulaman tidak perlu di lakuakn apabila penyebab kematian di sebabkan oleh penyakit akar, lahan sangat marginal, dan kanopi tanaman telah menutup.

3.8.5 Pengelolaan Penaung

30

Dalam pengelolaan penaung yang perlu diperhatikan adalah intensitas sinar yang jatuh diatas kanopi tanaman pokok dan waktu pelaksanaannya, sehingga fungsi penaung sebagai stabilisator suhu dan kebutuhan sinar matahari dapat dipenuhi.Pada tanaman TM yang tersisa hanya penaung tetap saja.Penaung tetap di lakukan dengan tokokan 1 meter diatas tajuk tanaman pokok dengan tujuan tanaman pokok masih mendapatkan sinar mataharipada musim hujan.Pada kondisi penaung yang lengkap intensitas tokokan dilakukan 25– 30%.Hasil tokokan diupayakan tidak merusak tanaman pokok, rempes naungan dilakukan 2 – 3 bulan setelah tokokan dengan menyisakan 2 – 3 cabang /pohon lamtoro dan dapat diulangi sesuai kebutuhan tanaman pokok.

3.8.6 Pangkasan Produksi

Pada tanaman menghasilkan di laksanakan pangkasan produksi artinya bertujuan untuk meningkatkan produktifitas daun kakao dalam membentuk makanan, sehingga meningkatkan pembentukan bunga dan buah. Ada 3 macam pangkas produksi antara lain pangkasan berat, pangkasan tajuk, dan pangkasan ringan.

3.8.7 Pengairan

Pengairan dilaksanakan jika tanah diperhitungkan mengalami defisit air.Defisit air adalah keadaan kekurangan air yang terjadi bila jumlah keseimbangan air lebih kecil dari keperluan atau evapotranspirasi.

3.9 Panen dan Pasca Panen 3.9.1 Taksasi Buah

taksasi adalah kegiatan menafsir jumlah buah dalam suatu areal untuk memperkirakan hasil panen yang akan di dapat. Dalam perkebunan kakao, kegiatan taksasi di lakukan 2 kali dalam satu tahun yaitu pada bulan Januari / Februari, untuk panen januari sampai dengan juni dan pada bulan juli, untuk panen juli sampai dengan desember.

Taksasi di laksanakan per tahun tanamdengan cara sebagai berikut :

31

a. Menentukan areal contoh yang di anggap mewakili seluas 10 % dari luas pertahun tanama, dan berlaku selama satu semester dan letaknya harus menyebar.

b. Menghitung jumla pohon berbuah di areal contoh dan menetukan pohon contoh sebanyak 20 pohon per hektar, secara berbaris(jumlah baris/larikan = 5, dan setiap baris 4 pohon contoh).

c. Pohon berbuah adalah pohon yang berbuah.

d. Buah dihitung berdasarkan ukuran / panjang buah.

e. Buah ukuran 0 – 4 cm, akan dipanen 6 bulan kemudian.

1) Estimasi jadi 20 %

Buah ukuran 5 – 8 cm 4 – 8 cm, akan dipanen 4 – 5 5 – 6 bulan kemudian, 2) Estimasi jadi 20 – 30 %

Buah ukuran 9 – 16 cm, akan dipanen 3 – 4 bulan kemudian, 3) Estimasi jadi 70 – 80 %

Buah ukuran 17 – 22 cm, akan dipanen 0 – 2 bulan kemudian, 4) Estimasi jadi 90 – 95 %

Buah ukuran > 22 cm, akan dipanen 0 bulan ( Bulan berjalan ) 5) Estimasi jadi 100 %

Estimasi produksi perbulan dihitung dengan rumus sbb : A X B X C

E = X 10

D Keterangan :

A : Jumlah buah sesuai ukuran buah B : Estimasi buah jadi

C : Jumlah pohon berbuah ( pada areal sample )

D : Pod index ( jumlah kolven untuk mendapatkan produksi 1 kg kering E : Estimasi Jumlah produksi

Sedangkan untuk prosentase jadi buah dapat di panen tergantung kondisi tanaman dan lingkungan.

32

3.9.2 Panen

Panen merupakan hal yang penting dalam budidaya kakao sebab akan menentukan mutu biji yang baik. walaupun produksinya tinggi, tetapi dalam pemanenan kurang tepat, maka mutu biji belum tentu tinggi.

a. Persiapan Panen

Sebelum melakukan kegitan panen ada beberapa hal yang perlu di siapkan antara lain :

1) Tempat pengumpulan hasil petik.

2) Alat alat dan sarana yang diperlukan : Antel bermata dua, tajam 2 sisi, Kulkasau (pemukul kakao berpisau) yang dibuat sedemikian rupa sehingga pisau tidak mengenai biji kakao Ember plastik, lembaran plastik untuk alas biji, karung plastik, tali, timbangan, magra, bendera petik.

3) Sarana angkutan hasil dengan menggunakan sepeda motor dan truk.

b. Pelaksanaan

Pada saat panen awal agar diperhitungkan kapasitas minimal satuan alat pengolahan sedangkan pada panen puncak memperhitungkan kapasitas maximal pengolahan. Pemetik dikelompokkan 2-3 orang per kelompok.Buah yang dipetik hanya buah – buah masak yaitu buah dengan alur buah berwarna kekuning kuningan pada buah yang warna kulitnya merah.Buah yang terserang penyakit juga harus dipetik dan hasilnya dipisahkan.

33

Gambar 3.4 Alat-alat pemetikan c. Teknik pemetikan

Buah dipetik dengan antel, dengan tidak merusak bantalan buah.Satu larik dikerjakan oleh 1 orang pemetik dan 1 orang lainnya mengumpulkan buah Buah diangkut ketempat yang telah ditentukan dan dekat dengan lubang kulit.

d. Sortasi Buah atau Kolven

Buah di kelompokkan menjadi 3 kelompok yaitu buah yang masak, buah yang terlewat masak, dan buah yag terserang penyakit.

e. Pemecah Buah

Buah yang telah di panen biasanya di kumpulkan pada tempat tertentu.Dengan aturan buah kelompok 1, baru kemudian kelompok 2 dan terakhir kelompok 3.

Adapun pelaksanaan pemecahan buah kakao adalah :

1) Buah boleh di pecahkan bila sudah di periksa oleh mandor, terutama atas kebenaran sortasi / pengelompokan buah, pemecahan buah waktunya di tentukan sehingga dalam 1 kebun saat pemecahan di lakukan serentak.

2) Buah di pecah dengan parang atau pemukul kayu dengan memotong pangkal dan pucuknya di ushakan tidak merusak biji.

3) Biji kakao di keluarkan sesuai dengan fisik biji dari biji yang utuh dan biji yang terserang penyakit dan membuang empelur yang melekat di ahruskan tidak tercampur dengan benda asing karena akan mengubah warna bijinya.

Kulit dan plasentanya di masukkan ke dalam lubang kulit kakao. Hasil masing-masing kelompok pemtik di timbang dan di catat dalam buku panen oleh mandor.

f. Pengangkuatan hasil

Pengangkuatn hasil menggunakan alat angkut harus bebas kontaminan Biji tidak boleh bersinggungan langsung dengan logam yang mudah teroksidasi berkarat. Dalam pengangkutan masing masing kelompok karung biji tetap

34

terpisahkan dan diatas karung biji tidak boleh ditumpangkan barang / benda lain.

Pengankutan harus selesai hari itu juga.

3.9.3 Pengolahan hasil

Bjij yang di peroleh dari kebun sudah dapat di olah di pabrik. Pengolahan biji coklat biasanya mengikuti tahapan sebagaiberikut :

a. Penerimaan dari Kebun

Kegiatan awal pasca panen di pengolahan adalah kegiatan penerimaan biji kakao basah dari kebun.Biji-biji yang di kirim dari kebun di terima di tempat pengolahan dengan menurunkan biji-biji kakao dan melakukan penimbangan berat dari biji-bji kakao basah yang telah di kirim oleh kebun.

b. Fermentasi

Fermentasi kakao berlangsung secara alami di dalam bak-bak fermentasi.

Adapun proses fermentasi adalah :

1) Mempersiapan alat danbahan kapasitas dari bak fermentasi adalah 1 ton, dengan ukuran 100 x 200 x 80 cm, dengan lubang bak fermentasi berdiameter 1 cm dengan jarak antar lubang 10 cm.

2) Fermentasi di lakukan dengan cara memasukkan biji-biji kakao basah ke dalam bak fermentasi.

3) Kakao yabg sudah di letakkan di dalam bak di tutup dengan karung goni.

4) Fermentasi berlangsung selama 3 tahapan, tahapn pertama berlangsung selam 12 jam dengan suhu 250 sampai 350C, tahapan kedua berlangsung selama 24 jam dengan suhu 350 samapai 450C, dan tahapan ke tiga selama 24 jam dengan suhu 450 sampai 500C. Setiap tahapan fermentasi di lakukan pemindahan biji yang di fermentasi dari bak satu ke bak yang berbeda. Pemindahan ini bertujuan untuk membaik biji-biji kakao yang di fermentasi

c. Perendaman

35

Biji-biji kakao yang telah di fermentasi dikeluarkan dari bak ferrmentasi untuk kemudian di lakukan perendaman.Biji-biji tersebut di rendam di dalam bak perendaman selama 1 sampai 2 jam, kemudian di aduk dan di cuci hingga bersih.

d. Pengeringan

Biji kakao yang sudah di fermentasi dan sudah tercuci bersih kemudian di keringkan. Adapun proses pengeringan adalah :

1) Pengeringan awal di lakukan dengan penjemuran di bawah sinar matahari selam 4 sampai 6 jam. Dengan menghamparkan kakao di atas lantai jemur, pengaturan biji kakao di lakukan sedemikian rupa sehingga luas lantai jemuran yang ada dapat mencapai kapasitas maksimal 15 kg/m2basah.

2) Biji yangsudah di jemur kemudian di lakukan pengeringan lanjutan dengan menggunakan cocoa dryer (heater) selama 24 jam (dengan suhu 400sampai 700C). Namun apabila biji tanpa di lakukan penjemuran terlebih dahulu, pengeringan denganmenggunakan cocoa dryer di lakukan selama 26 jam (dengan suhu 400 sampai 800C). Cocoa dryer harus dalam keadaan baik, tidak bocor baik pipa api dari tumang maupun pada baknya, dinding atas harus ada ventilasi, tumang api harus selalu di bersihkan dari abu sisa pembakaran dan kapasitas tiap plat 50 kg.

3) Apabila menggunakan kayu bakar pemanasan awal ±12jam kemudian blower di nyalakan dan suhu di masukkan dalam alat thermograph dan kertas distel pada jam di mulainya pemanasan serta pengukuran awal jam termograph sesuai temperatur udara di luar. Pembalikan di lakukan 4 x 2 jam dengan menggunakan skop.

4) pengeringan berlangsung sampai biji turun kering dengan kadar air dalam biji 7%. Adapun cara pengukuran kadar air dengan mengambil biji kakao secara acak di beberapa temat untuk mewakili biji kakao di pecah kecil-kecil dan di masukkan pada alatnya. Kemudian di baca petunjuknya prosentase kadar air. Alat yang di gunakan adalah Aqua Boy Moisture Tester.

5) Biji kakao yang sudah kerig degan kadar air 7% api di padamkan tetapi blower di jalankan sampai biji kakao menjadi dingin.

36

e. Sortasi

Biji yang sudah turun kering terlebih dahulu di tempering kemudian di lakukan sortasi. Sortasi di lakukan dengan cara mengelompokkan biji berdasarkan mutu yang telah di tetapkan. Biji yang telah di sortasi di masukkan ke dalam karung dengan berat karung maksimum 62.5 kg.

Tabel. 3.2 Mutu Kakao Bulk

I-AA-FC/W < 40% < 85 Biji

I-C-FC/W - 111 – 120 Biji

-Sumber : Vademicum Tanaman Kakao Edel PTPN XII tahun 2011 Keterangan :

DB : Dark Bean (Biji Gelap)

BC : Bean Count (Hitungan Biji/100gram)

I : Kualitas Pertama

37

AA : Sangat Baik

C : Sedang

Sa, Sb, Sc : Biji Kecil

Fc : Fine Cacao (Kakao Baik)

W : Washed (Telah Dicuci)

f. Pengemasan

Biji yang telah di sortasi kemudian di lakukan pengemasan.Pengemasan di lakukan berdasarkan mutu masing-masing biji dengan menggunakan karung.Berat biji kakao tiap karung adalah 62,5 kg. Biji yang sudah di kemas kemudian di letakkan di ruangan siap kirim dan di beri label data.

g. Penyimpanan

Penyimpanan di lakukan di dalam gudang yang di sediakan sesuai pengiriman untuk ekspor maupun untuk lokal.Gudang penyimpanan sebaiknya bersih dan memiliki lubang pergantian udara.Penyimpanan umunya tidak lebih dari 3 bulan.

38

39