• Tidak ada hasil yang ditemukan

Mandor Besar

BAB 4. PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN KAKAO

4.1 Macam-macam Hama Kakao

4.1.2 Jenis-jenis ulat

a. Ulat Bulu (Macrothylscia rubi)

Ulat Bulu merupakan bagian larva yang termasuk Ordo Lepidoptera.Ulat bulu atau dalam bahasa latinnya Macrothylscia rubi merupakan tahap telur – larva-pupa-imago dalam metamorfosis sempurna.Perkawinan berlangsung cukup lama, sejak sesaat setelah matahari terbenam hingga tengah malam.Setelah perkawinannya selesai, baik kupu-kupu jantan maupun kupu-kupu betina tetap berada di tempat atau terbang ketempat istirahat.Saat menjelang pagi sudah ada kupu-kupu betina yang bertelur.Telur-telur di letakkan secara tunggal pada permukaan atas daun.

Puncak peletakan telur terjadi pada hari ke tiga sampai keempat dengan jumlah 485 butir. Dimulai dari fase telur selama 5- 11 hari setelah peletakan telur, kemudian fase larva berlangusng selama 24 - 31 hari, dan fase pupa berlangsung selama 10 - 15 hari. Untuk stadia imago berlangsug selama 6-12 hari. Siklus hidup ulat bulu berlangsung selama 46-60 hari.

Adapun ciri-ciri dari masing-masing stadia yaitu pada stadia telur memiliki bentuk telur yang ditutupi bulu-bulu berwarna coklat keemasan dengan diameter telur 0,3mm.Untuk stadia larva memiliki tubuh berwarna coklat buram yang di selimuti bulu-bulu halus dengan ukuran tubuh 2mm hingga 2 inci.Sedangkan untuk stadia pupa berwarna coklat dengan panjang 11-15 mm dan bentuknya meruncing ke ujung serta tumpul pada bagian kepala.Untuk stadia imago memiliki dua pasang sayap berwarna putih kecoklat-coklatan dengan bintik-bintik hitam di bagian sayapnya.

43

Gambar 4.4 Stadia telur Gambar 4.5 Stadia larva.

Gambar 4.6 Stadia Pupa Gambar 4.7 Stadia Imago

Gejala serangan ulat bulu di tandai dengan adanya daun muda atau flush berlubang-lubang atau bahkan hanya tinggal tulang daunya. Ulat ini mrugikan tanaman dengan memakan daun flush . Sehingga dapat merugikan atau berpengaruh pada tumbuhnya bunga dan pentil secara tidak maksimal, hal ini di karenakan nutrisi makanan yang tersimpan banyak di serap oleh tumbuhya flush baru, oleh karena pertumbuhan bunga dan pentil tidak maksimal dalam proses pertumbuhanya. Karena ulat bulu memiliki sifat makan yang sangat rakus, maka jika ulat bulu ini dalam jumlah banyak menyerang tanaman, akan mengakibatkan tanaman tersebut menjadi gundul ( Ellyzar Zachra P.B 2011).

b. Ulat Kilan ( Hyposidra talaca )

Ulat kilan adalah salah satu hama yang menyerang tanaman kakao TBM dan TM. Ulat kilan termasuk dalam golongan serangga Holometabola, yaitu kelompok serangga yang mengalami metamorfosis sempurna.Serangga ini mengalami empat tahap perkembangan yaitu telur, larva, pupa (kepompong), dan imago.Pada stadia larva mengalami empat kali ganti kulit.

Puncak peletakan telur terjadi pada hari ke dua sampai ke empat dengan jumlah 350-700 butir. Dimulai dari fase telur selama 5-10 hari setelaah peletkan telur, kemudian fase larva berlangusng selama 12 – 13 hari dengan 5 instar, dan

fase pupa berlangsung selama 6 3-6 hari.Perkembangan dari telur sa sekitar 24-32 hari.

Adapun ciri-ciri dari masing

jengkal berbentuk bulat memanjang, dengan ukuran panjang 0,75 0,5-0,75 mm. Telur yang baru diletakkan berwa

angsur berubah menjadi hijau. Warna telur akan berubah warna menjelang menetas menjadi coklat kekuningan. Telur diletakkan secara koloni tidak teratur pada ketiak daun, bagian bawah daun, lekukan buah kakao, larva ulat jengk yang baru keluar dari telur mempunyai ukuran panjang 1,5

0,5 mm, berwarna coklat muda. Sedangkan untuk stadia pupa mula berwarna putih coklat kehijauan, kemudian berangsur

coklat kemerahan dengan panjang pu antara 5-6 mm. Untuk stadia

coklat keabu-abuan. Imago jantan mempunyai tubuh yang relatif lebih kecil dibandingkan imago betina.

Gejala serangan dari ulat kilan di tand

bunga dan penti kakao. Daun yang terserang Nampak berlubang

flush menjadi gundul tinggal tulang daunya saja. Serangan ulat kilan sama seperti ulat bulu yang menyerang daun flush.

Gambar 4.8 Stadia tel

fase pupa berlangsung selama 6 - 10 hari. Untuk stadia imago berlangsug selama 6 hari.Perkembangan dari telur sampai menjadi imago memerlukan waktu

ciri dari masing-masing stadia yaitu pada stadia telur dari ulat jengkal berbentuk bulat memanjang, dengan ukuran panjang

0,75-0,75 mm. Telur yang baru diletakkan berwarna bening, kemudian berangsur angsur berubah menjadi hijau. Warna telur akan berubah warna menjelang menetas menjadi coklat kekuningan. Telur diletakkan secara koloni tidak teratur pada ketiak daun, bagian bawah daun, lekukan buah kakao, larva ulat jengk yang baru keluar dari telur mempunyai ukuran panjang 1,5-2 mm dan lebar 0,2 0,5 mm, berwarna coklat muda. Sedangkan untuk stadia pupa mula berwarna putih coklat kehijauan, kemudian berangsur-angsur berubah menjadi coklat kemerahan dengan panjang pupa berkisar antara 10-15 mm, dengan lebar 6 mm. Untuk stadia imago berupa kupu-kupu berwarna coklat sampai abuan. Imago jantan mempunyai tubuh yang relatif lebih kecil dibandingkan imago betina.

Gejala serangan dari ulat kilan di tandai dengan menyerang daun flush, bunga dan penti kakao. Daun yang terserang Nampak berlubang-lubang dan daun flush menjadi gundul tinggal tulang daunya saja. Serangan ulat kilan sama seperti ulat bulu yang menyerang daun flush.

Gambar 4.8 Stadia telur Gambar 4.9 Stadia Larva

44

10 hari. Untuk stadia imago berlangsug selama mpai menjadi imago memerlukan waktu

masing stadia yaitu pada stadia telur dari ulat -1 mm dan lebar rna bening, kemudian berangsur-angsur berubah menjadi hijau. Warna telur akan berubah warna menjelang menetas menjadi coklat kekuningan. Telur diletakkan secara koloni tidak teratur pada ketiak daun, bagian bawah daun, lekukan buah kakao, larva ulat jengkal 2 mm dan lebar 0,2-0,5 mm, berwarna coklat muda. Sedangkan untuk stadia pupa mula-mula

angsur berubah menjadi 15 mm, dengan lebar kupu berwarna coklat sampai abuan. Imago jantan mempunyai tubuh yang relatif lebih kecil

ai dengan menyerang daun flush, lubang dan daun flush menjadi gundul tinggal tulang daunya saja. Serangan ulat kilan sama seperti

Gambar 4.10 Stadia Pupa

c. Ulat Darna (Darna trima

Ulat api atau dalam bahasa latinya

larva-pupa-imago dengan metamrfosis sempurna. Puncak peletakan pada hari ke tiga sampai ke empat dengan jumlah 90

stadia telur selama 3 berlangusng selama 26

hari. Untuk stadia imago berlangsug selama 4

sampai menjadi imago memerlukan waktu sekitar 60 hari.

Adapun

ciri-memiliki bentuk telur bulat kecil, berukuran sekitar 1,4 mm, berwarna

kehijauan dan diletakkan secara individual di permukaan bawah helaian, Untuk stadia larva ulat yang baru menetas berwarna putih kekuningan kemudian menjadi coklat muda dengan bercak

bagian punggung ulat

mm. Sedangkan untuk stadia pupa berwarna coklat tua, berbentuk oval, berukuran sekitar panjang 5 mm dan lebar 3 mm. Untuk stadia imago memiliki tubuh berwarna coklat gelap dengan lebar rentangan saya

berwarna coklat gelap, dengan sebuah bintik kuning dan empat garis hitam. Saya belakang berwarna abu

Gambar 4.10 Stadia Pupa Gambar 4.11 stadia Imago

Darna trima)

Ulat api atau dalam bahasa latinya Darna trima merupakan tahap telur imago dengan metamrfosis sempurna. Puncak peletakan

pada hari ke tiga sampai ke empat dengan jumlah 90-300 butir. Dimulai dari stadia telur selama 3-4 hari setelaah peletakan telur, kemudian stadia larva berlangusng selama 26 – 33 hari, dan stadia pupa berlangsung selama 10

stadia imago berlangsug selama 4-7 hari.Perkembangan dari telur sampai menjadi imago memerlukan waktu sekitar 60 hari.

-ciri dari masing-masing stadia yaitu pada stadia telur memiliki bentuk telur bulat kecil, berukuran sekitar 1,4 mm, berwarna

kehijauan dan diletakkan secara individual di permukaan bawah helaian, Untuk stadia larva ulat yang baru menetas berwarna putih kekuningan kemudian menjadi coklat muda dengan bercak-bercak jingga, dan pada akhir perkembangannya bagian punggung ulat berwarna coklat dengan panjang 30-36 mm dan lebarnya 14 mm. Sedangkan untuk stadia pupa berwarna coklat tua, berbentuk oval, berukuran sekitar panjang 5 mm dan lebar 3 mm. Untuk stadia imago memiliki tubuh berwarna coklat gelap dengan lebar rentangan sayap sekitar 18 mm. Sayap depan berwarna coklat gelap, dengan sebuah bintik kuning dan empat garis hitam. Saya belakang berwarna abu-abu tua.

45

merupakan tahap telur – imago dengan metamrfosis sempurna. Puncak peletakan telur terjadi

300 butir. Dimulai dari 4 hari setelaah peletakan telur, kemudian stadia larva 33 hari, dan stadia pupa berlangsung selama 10 - 14 7 hari.Perkembangan dari telur

masing stadia yaitu pada stadia telur memiliki bentuk telur bulat kecil, berukuran sekitar 1,4 mm, berwarna kuning kehijauan dan diletakkan secara individual di permukaan bawah helaian, Untuk stadia larva ulat yang baru menetas berwarna putih kekuningan kemudian menjadi bercak jingga, dan pada akhir perkembangannya 36 mm dan lebarnya 14 mm. Sedangkan untuk stadia pupa berwarna coklat tua, berbentuk oval, berukuran sekitar panjang 5 mm dan lebar 3 mm. Untuk stadia imago memiliki tubuh p sekitar 18 mm. Sayap depan berwarna coklat gelap, dengan sebuah bintik kuning dan empat garis hitam. Sayap

46

Gambar4.12 Stadia Telur Gambar 4.13 Stadia Pupa

Gambar 4.14 Stadia Larva Gambar 4.15 Stadia Imago

Gejala serangan yang di timbulkan dari ulat darna sendiri yaitu menyerang daun dengan menimbulkan bintik-bintik tembus cahaya pada daun, kemudin menjadi bercak coklat dikelilingi warna kuning dan dapat meluas keseluruh permukaan daun sehingga daun mati dan gugur.Larva berlanjut memakan tepi helaian daun atau bagian tengah daun sehingga menimbulkan lubang-lubang besar.Pada serangan lanjut daun dapat gugur.

4.1.3 Pengendalian Hama Ulat Secara Terpadu

Pengendalian hama ulat di lakukan secara terpadu dengan menggunakan komponen pengendalian dengan baik. Pengendalian secara terpadu di antaranya adalah :

a. Pengendalian Mekanis

Pengendalian mekanis mencakup usaha untuk menghilangkan secara langsung hama serangga yang menyerang tanaman. Pengendalian mekanis ini biasanya bersifat manual. Dilakukan dengan mencari dan mengumpulkan secara bertahap imago, telur, larva dan baru pupa sesuai dengan urutan stadia hama yang sedang berlangsung.

47

b. Pengendalian Kultur Teknis

Prinsipnya yang termasuk dalam pengendalian secara kultur teknis adalah cara-cara pengendalian dengan memanfaatkan lingkungan untuk menekan perkembangan populasi hama. Termasuk dalam cara ini adalah :

1) Pengolahan Tanah

Pengolahan tanah setelah panen menyebabkan larva-larva hama yang hidup di dalam tanah akan mati terkena alat-alat pengolahan. Di samping itun akibat lain dari pengolahan tanah ini akan menaikkan larva dan telur dari dalam tanah ke permukaan tanah. Dengan demikian larva-larva yang terdapat permukaan tanah akan memberikan kesempatan pada burung untuk memangsanya. Sedangkan telur-telurnya yang terdapat pada permukaan tanah terkena sinar matahari secara langsung seingga mengakibatkan telur tidak menetas.

2) Sanitasi

Dengan membersihkan tempat-tempat yang kemungkinan digunakan oleh serangga untuk berbiak, berlindung, menyembunyikan diri, maka perkembangan serangga hama dapat dicegah.

3) Pemupukan .

Penggunaan pupuk, menjadikan tanaman sehat dan lebih mudah mentolerir serangga hama.

c. Pengendalan secara kimiawi

Pengendalian secara kimiawi harus dilakukan secara hati-hati, karena pengendaliannya yang tidak tepat justru akan meningkatkan populasi ulat.

Pengendalian kimiawi yang tidak tepat akan membunuh predator dan parasitoid hama tersebut. Oleh karena itu, penggunaan insektisida harus bijaksana dan harus berdasarkan system peringatan dini. Selain itu, juga harus tepat jenis, tepat dosis, tepat cara dan tepat waktu

48

Tabel 4.2 Jenis Insektisida untuk Hama Ulat

Jenis Larutan Bhan Aktif Dosis

Bestox Alfa sipermetrin 50 gr/ liter 0.7 cc / liter Matador Lamda sihalotrin 25 gr / lter 0.5 cc / liter Buldok Beta siflutrin 25 gr / liter 0.6 cc / liter

Decis Deltametrin 25 gr / literr 0.02 cc / liter

Alat yang di gunakan dalam aplikasi insektisida yaitu Power Sprayer ( PS ), Mesin Punggung dan Knapsack Sprayer TekananTinggi ( KSTT ). Penyemprotan hama dan penyakit di lakukan 7 hari sekali atau sesuai dengan serangan hama dan penyakit yang ada di kebun.