• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGANTAR. Buletin Meteorologi edisi bulan September 2021 yang kami terbitkan ini memuat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENGANTAR. Buletin Meteorologi edisi bulan September 2021 yang kami terbitkan ini memuat"

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

meteorologi meteorologi meteorologi meteorologi meteorologi

BULETIN BULETIN BULETIN BULETIN BULETIN BULETIN

BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA

STASIUN METEOROLOGI KELAS II SYAMSUDIN NOOR BANJARMASIN Bandar Udara Syamsudin Noor Banjarbaru-Kalimantan Selatan 70724

Tlp.(0511) 4705198,email: met_bjm@yahoo.com,ig:@cuacakalsel Website: http://stamet.syamsudinnoor.bmkg.go.id/

okt okt okt okt

21 21 21 21

(2)

B

uletin Meteorologi edisi bulan September 2021 yang kami terbitkan ini memuat informasi parameter cuaca hasil pengamatan dan analisis dinamika atmosfer dari faktor cuaca yang diamati oleh Stasiun Meteorologi Kelas II Syamsudin Noor Banjarmasin, yang berkedudukan di Bandara Udara Syamsudin Noor Banjarmasin pada lokasi 030 26’

19.5” LS dan 1140 45’ 8.78” BT.

Analisis dinamika tersebut digunakan untuk mengetahui kondisi cuaca secara umum di Indonesia dan wilayah Kalimantan Selatan khususnya. Unsur-unsur cuaca yang ditampilkan dalam buletin ini berupa profil unsur-unsur cuaca hasil pengamatan baik harian maupun rata-rata perjamnya, unsur cuaca global dan regional serta ditampilkan pula analisis kondisi cuaca ekstrem yang terjadi di Stasiun Meteorologi Kelas II Syamsudin Noor Banjarmasin.

Demikian, mudah-mudahan dengan terbitnya buletin ini dapat menambah wawasan tentang kondisi cuaca di wilayah Kalimantan Selatan, dengan harapan semoga bermanfaat.

Banjarbaru, 10 Oktober 2021

(3)

Buletin Meteorologi Edisi Oktober 2021

DAFTAR ISI

PENGANTAR

I. PENGERTIAN ... 3

II. RINGKASAN ... 4

III. ANALISIS KONDISI CUACA BULAN SEPTEMBER 2021 ... 5

A. GAMBARAN KONDISI CUACA GLOBAL DAN REGIONAL ... 5

1. Southern Oscillation Index (SOI) dan Anomali Sea Surface Temperature (SST) Nino 3.4 .... 5

2. Dipole Mode Index (DMI) ... 6

3. Madden Jullian Oscillation (MJO) ... 6

4. Suhu Muka Laut ... 8

5. Monsun ... 10

6. Gradien Angin Lapisan Atas ... 12

B. GAMBARAN KONDISI CUACA LOKAL ... 146

1. Angin ... 166

2. Kelembapan Udara ... 177

3. Suhu Udara ... 188

4. Jarak Pandang Mendatar (Visibility)... 199

5. Curah Hujan ... 20

6. Keadaan Cuaca ... 21

7. Kalender Cuaca ... 22

IV. KEJADIAN CUACA EKSTREM ... 23

V. PRAKIRAAN ... 25

A. PRAKIRAAN HUJAN ... 25

1. Prakiraan Curah Hujan Oktober 2021 ... 25

2. Prakiraan Sifat Hujan Oktober 2021 ... 266

B. Informasi Kelautan ... 288

1. Tinggi Gelombang Signifikan ... 288

2. Pasang Surut ... 29

TIM REDAKSI ... 30

LAMPIRAN ... 311

(4)

Buletin Meteorologi Edisi Oktober 2021

I. PENGERTIAN

A. SIFAT HUJAN

Sifat Hujan adalah perbandingan antara jumlah curah hujan yang terjadi selama satu bulan dengan nilai rata-rata atau normal dari bulan tersebut di suatu tempat.

B. NORMAL CURAH HUJAN

Normal curah hujan bulanan adalah nilai rata-rata curah hujan masing-masing bulan selama periode 30 tahun berturut-turut yang periodenya dapat ditentukan secara berkala.

C. STANDAR NORMAL CURAH HUJAN BULANAN

Standar normal curah hujan bulanan adalah nilai rata-rata curah hujan pada masing- masing bulan selama periode 30 tahun dimulai dari 1 Januari 1920 s.d 31 Desember 1950, 1 Januari 1951 s.d 31 Desember 1980, 1 Januari 1981 s.d 31 Desember, dst.

D. INTENSITAS CURAH HUJAN

KRITERIA CH CH/hari CH/Jam

Ringan 0.5 – 20 mm 1 – 5 mm

Sedang 20 – 50 mm 5 – 10 mm

Lebat 50 – 100 mm 10 – 20 mm

Sangat Lebat 100 – 150 mm >20 mm

Ekstrim >150 mm

E. CUACA EKSTRIM

Cuaca ekstrim adalah kejadian cuaca yang tidak normal, tidak lazim yang dapat mengakibatkan kerugian terutama keselamatan jiwa dan harta. Dalam peraturan KBMKG tentang Prosedur Standar Operasional Peringatan Dini, Pelaporan dan Diseminasi Informasi Cuaca Ekstrim yang termasuk kategori ekstrim antara lain adalah:

a. Angin kencang diatas 25 knot

b. Angin puting beliung yang keluar dari awan Cumulunimbus dengan kecepatan lebih dari 34,8 knot

c. Hujan lebat dengan intensitas paling rendah 50 mm/ hari atau 20 mm/jam

d. Hujan es yang mempunyai garis tengah minimum 5 mm dan berasal dari awan Cumulunimbus

e. Jarak Pandang Mendatar Ekstrim yang kurang dari 1000 meter

f. Suhu Udara Ekstrim yang mencapai 30C atau lebih di atas nilai normalnya.

(5)

Buletin Meteorologi Edisi Oktober 2021

II. RINGKASAN

Secara umum, kondisi fenomena cuaca global pada September 2021 menunjukkan bahwa suhu muka laut di sekitar wilayah Indonesia bernilai ≥ 280C. Anomali suhu muka laut di Samudera Pasifik Ekuator bagian Tengah (Nino 3.4) bernilai -0.30C s.d -0.20C, yang menunjukkan anomali suhu muka laut dalam kondisi normal. Indeks SOI (Southern Oscillation Index) selama 3 bulan terakhir menunjukkan bahwa ENSO (El-Nino Southern Oscillation) pada bulan September 2021 menuju pada kondisi netral berpeluang La Nina.

Nilai OLR (Outgoing Longwave Radiation) rata-rata bulan September 2021 di wilayah Indonesia berkisar antara 180 – 280 W/m2. Sedangkan di wilayah Kalimantan Selatan, nilai OLR berkisar antara 200 – 220 W/m2. Hal ini menunjukkan bahwa tutupan awan di Kalimantan Selatan selama bulan September 2021 lebih sedikit jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya.

Posisi gerak semu matahari pada bulan September berada di sekitar Ekuator. Pusat tekanan tinggi pada bulan September 2021 terdapat di Belahan Bumi Utara (BBU) dan di Belahan Bumi Selatan (BBS). Sementara daerah pusat tekanan rendah terlihat berada di sekitar Belahan Bumi Utara (BBU). Kondisi ini mengakibatkan masa udara masih bergerak dari BBS menuju ke wilayah BBU yang menandakan berlangsungnya musim kemarau. Meskipun demikian hujan masih terjadi di beberapa tempat di wilayah Indonesia, termasuk wilayah Kalimantan Selatan.

Hasil pengamatan Stasiun Meteorologi Syamsudin Noor Banjarmasin pada bulan September 2021, angin permukaan dominan bertiup dari arah Timur (67.5°–112.5°) dengan kecepatan angin maksimum mencapai 16 knot. Kelembapan maksimum harian berkisar antara 94 – 99%, sementara kelembapan udara minimum harian berkisar antara 49– 88%. Suhu udara maksimum harian berkisar antara 29.9 – 30.0 0C, sebaliknya suhu udara minimum harian berkisar antara 24.1 – 24.2 0C. Jarak pandang mendatar rata-rata per jam pada umumnya 8.6 km. Hasil pengukuran curah hujan kumulatif bulan September 2021 mencatat jumlah curah hujan sebesar 118.2 mm, dengan sifat hujan Atas Normal serta hari hujan sebanyak 10 hari. Kondisi cuaca signifikan kejadian hujan sebanyak 10 kali, petir sebanyak 7 kali kejadian, kejadian kabut sebanyak 2 kali, dan jarak pandang mendatar kurang dari 1000 m terdapat 3 kali kejadian.

(6)

Buletin Meteorologi Edisi Oktober 2021

III. ANALISIS KONDISI CUACA BULAN SEPTEMBER 2021

A. GAMBARAN KONDISI CUACA GLOBAL DAN REGIONAL

1. Southern Oscillation Index (SOI) dan Anomali Sea Surface Temperature (SST) Nino 3.4

Berdasarkan perkembangan dinamika atmosfer pada bulan September 2021, secara umum anomali suhu muka laut di Samudera Pasifik Ekuator bagian Tengah (Nino3.4) berkisar antara -0.30C s.d -0.20C. Hal ini menunjukkan kondisi anomali suhu yang normal.

Indeks SOI pada bulan Juli (+15.9), Agustus (+4.6), serta kondisi terakhir bulan September (+9.3), mengindikasikan bahwa osilasi selatan saat ini pada kondisi yang cukup signifikan berpeluang La Nina, sehingga berkontribusi terhadap peningkatan hujan di wilayah Indonesia bagian Timur.

Gambar 1. Grafik Indeks NINO 3.4

(Sumber: http://www.bom.gov.au/climate/enso/indices.shtml)

Gambar 2. Grafik Indeks SOI (South Oscillation Index)

(Sumber: http://www.bom.gov.au/climate/enso/#tabs=Pacific-Ocean&pacific=SOI)

(7)

Buletin Meteorologi Edisi Oktober 2021 2. Dipole Mode Index (DMI)

Nilai DMI pada bulan September 2021 ditunjukkan oleh rincian tabel 1 di bawah.

Terlihat pada dasarian I nilai DMI berada pada kisaran (-0.34 s.d -0.33), dasarian II (-0.40 s.d -0.34), dan dasarian III (-0.49 s.d -0.29). Secara umum pada bulan September 2021, Indeks Dipole Mode menunjukkan kondisi lebih dingin dari normalnya (normal ±0.4), sehingga cukup signifikan dalam penambahan pasokan uap air di wilayah Indonesia bagian Barat, namun hal ini tidak terlalu signifikan dalam penambahan jumlah curah hujan di wilayah Kalimantan Selatan.

Tabel 1. Nilai DMI Bulan September 2021

No. Tanggal DMI

1 30 Agustus – 05 September -0.33 2 06 – 12 September -0.34 3 13 – 19 September -0.40 4 20 – 26 September -0.29 5 27 September – 03 Oktober -0.49

Gambar 3. Grafik Nilai Dipole Mode Indeks

(Sumber: http://www.bom.gov.au/climate/enso/indices.shtml)

3. Madden Jullian Oscillation (MJO) a. Outgoing Longwave Radiation (OLR)

Bumi memancarkan radiasi gelombang panjang ke luar angkasa yang disebut Outgoing Longwave Radiation (OLR). Tidak semua radiasi gelombang panjang yang terpancar dari bumi sampai ke luar angkasa. Adanya awan-awan konvektif merupakan salah satu faktor yang menghalangi radiasi gelombang panjang dari bumi sehingga nilai

(8)

Buletin Meteorologi Edisi Oktober 2021

OLR yang cenderung rendah menunjukkan banyaknya tutupan awan pada daerah tersebut, sebaliknya nilai OLR yang tinggi menunjukkan kurangnya tutupan awan.

Gambar 4. Rata-rata nilai OLR September 2021

(Sumber: http://www.bom.gov.au/climate/mjo/#tabs=Cloudiness)

Nilai OLR rata-rata bulan September 2021 di wilayah Indonesia berkisar antara 180 –280 W/m2. Nilai rata-rata OLR terendah berkisar antara 180 – 200 W/m2 terdapat di sekitar wilayah Aceh, Sumatera Utara, Kalimantan Barat, dan Papua. Sedangkan untuk nilai rata-rata OLR tertinggi berkisar 260 – 280 W/m2 terlihat di sekitar wilayah Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur. Berdasarkan gambar 4 di atas, secara umum tutupan awan di wilayah Indonesia terlihat lebih banyak jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya seperti di wilayah Kalimantan, Jawa, Sulawesi dan Papua. Untuk wilayah Kalimantan Selatan, nilai OLR terlihat berkisar antara 200 – 220 W/m2. Hal ini menunjukkan bahwa tutupan awan di Kalimantan Selatan lebih sedikit pada bulan September 2021 jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya.

(9)

Buletin Meteorologi Edisi Oktober 2021 b. Fase Madden Jullian Oscillation (MJO)

Pada bulan September 2021, MJO bergerak dari fase 3 (Indian Ocean) hingga ke fase 4 (Maritime Continent). Pada dasarian I, MJO bergerak hanya di sekitar fase 3 (Indian Ocean). Seperti halnya dasarian I selama dasarian II MJO juga tetap berada di fase 3 (Indian Ocean). Pada dasarian III, MJO dari fase 3 (Indian Ocean) bergerak ke arah fase 4 (Maritime Continent). Secara umum, pada bulan September, MJO berpengaruh terhadap kondisi cuaca di wilayah Indonesia termasuk juga wilayah Kalimantan Selatan. Saat posisi MJO berada di kuadran 3 (Indian Ocean) dan 4 (Maritime Continent), secara tidak langsung meningkatkan potensi pertumbuhan awan-awan konvektif di wilayah Indonesia.

Gambar 5. Fase MJO September 2021

(Sumber: http://www.bom.gov.au/climate/mjo/graphics/rmm.phase.Last40days.gif)

4. Suhu Muka Laut

Berdasarkan gambar 6, secara umum rata-rata suhu muka laut pada bulan September 2021 di perairan Indonesia cukup hangat, dengan nilai >280C. Suhu muka laut tertinggi di wilayah Indonesia berada di wilayah perairan sekitar Utara Papua, dan Samudera Pasifik yang bernilai sekitar 300C. Suhu muka laut yang hangat ini berpotensi menyebabkan penguapan yang tinggi dan dapat menghasilkan banyak uap air di atmosfer. Uap air yang dihasilkan dari penguapan tersebut merupakan sumber utama bagi pembentukan awan- awan hujan, khususnya di sekitar wilayah dengan suhu muka laut yang tinggi. Namun, pada bulan September 2021 penguapan yang dihasilkan belum tentu menghasilkan awan-

(10)

Buletin Meteorologi Edisi Oktober 2021

awan hujan. Hal tersebut dikarenakan pertumbuhan awan hujan juga dipengaruhi oleh keadaan anomali suhu muka laut dari bulan normalnya.

Gambar 6. Rata-rata Suhu Muka Laut September 2021 (Sumber: https://psl.noaa.gov/map/images/sst/sst.month.gif)

Gambar 7. Rata-rata Anomali Suhu Muka Laut September 2021 (Sumber: https://psl.noaa.gov/map/images/sst/sst.anom.month.gif)

Di sisi lain, gambar 7 yang menunjukkan anomali suhu muka laut pada bulan September 2021, terlihat di sebagian besar wilayah perairan Indonesia anomali suhu muka laut berkisar antara 0.5 s.d 1.5 0C. Pada rentang nilai ini, jika dilihat lebih detil secara umum anomali suhu muka laut di wilayah Indonesia bagian timur menunjukkan nilai yang lebih hangat dibanding normalnya.

(11)

Buletin Meteorologi Edisi Oktober 2021

Anomali suhu muka laut di wilayah Indonesia yang bernilai positif antara lain di perairan di sekitar Nusa Tenggara, Laut Banda, Laut Maluku, Laut Arafuru dan Samudera Pasifik Timur Papua. Anomali positif suhu muka laut atau di atas normal ini memberikan dampak terhadap bertambahnya uap air di wilayah Indonesia. Kondisi ini berpotensi meningkatkan intensitas curah hujan di wilayah tersebut.

5. Monsun

Posisi gerak semu matahari pada bulan September berada di sekitar wilayah ekuator. Berdasarkan gambar 8, pusat tekanan rendah terlihat berada di sekitar wilayah daratan India dengan nilai 1005.0 hPa. Sementara itu pusat tekanan tinggi terdapat di kedua belahan bumi. Untuk wilayah BBU pusat tekanan tinggi terlihat di sekitar Samudera Pasifik dengan nilai 1020.0 hPa, sedangkan untuk wilayah BBS pusat tekanan tinggi berada di daratan Australia dengan nilai tekanan udara 1022.6 hPa. Untuk wilayah Indonesia rata-rata nilai tekanan udara permukaan laut pada bulan September 2021 umumnya bernilai sekitar 1010.0 hPa hingga 1012.5 hPa.

Gambar 8. Rata-rata Tekanan Permukaan Laut September 2021

(Sumber:ftp://ftp.bom.gov.au/anon/home/ncc/www/cmb/mslp/mean/month/colour/latest.rsmc.gif)

Kondisi ini mengakibatkan massa udara masih bergerak dari BBS menuju ke wilayah BBU yang menandakan bahwa sebagian besar wilayah Indonesia pada bulan September masih berlangsung musim kemarau. Meskipun demikian hujan masih terjadi di beberapa tempat wilayah Indonesia termasuk wilayah Kalimantan Selatan. Hal tersebut

(12)

Buletin Meteorologi Edisi Oktober 2021

dikarenakan adanya banyak faktor yang mempengaruhi cuaca di Kalimantan Selatan seperti faktor global, regional maupun faktor lokal.

Gambar 9. Rata-rata Angin Lapisan 3000 ft September 2021 dan Normalnya (Sumber: BMKG dan NOAA)

Gambar 9 di atas menunjukkan rata-rata angin lapisan 3000 feet pada bulan September 2021 dan normalnya. Pada gambar pertama, terlihat pada bulan September 2021 wilayah Indonesia bagian Selatan, angin umumnya bertiup dari arah Tenggara.

Sebaliknya, di Indonesia bagian Utara, angin dominan bertiup dari arah Selatan hingga Barat Daya. Terdapat wilayah belokan angin atau shearline di sekitar Riau, Kepulauan Riau dan Kalimantan Barat. Terlihat juga terdapat daerah pertemuan angin atau konvergensi di sekitar wilayah Kalimantan Utara dan Maluku Utara. Sementara itu, daerah pusaran angin tertutup (eddy) dan daerah netral terlihat di sekitar Samudera Hindia sebelah Barat pulau Sumatera.

(13)

Buletin Meteorologi Edisi Oktober 2021

Berdasarkan kondisi normal angin bulan September, tidak terdapat daerah pertemuan angin (konvergensi). Sementara wilayah belokan angin (shearline) terlihat di Sumatera, sebagian Kalimantan, Maluku dan Papua. Pola angin berupa pertemuan angin (konvergensi) serta belokan angin (shearline) dapat memicu pengangkatan massa udara yang berpotensi membentuk awan hujan di wilayah tersebut.

6. Gradien Angin Lapisan Atas a. Dasarian Pertama

Berdasarkan peta analisis angin gradien (gambar 10), pada sepuluh hari pertama (dasarian I) bulan September 2021 terlihat wilayah Indonesia di sekitar ekuator didominasi oleh kurang lebih 3 hingga 7 sel tekanan rendah, yaitu di India, Taiwan, Teluk Benggala, Samudera Hindia, Laut Tiongkok Selatan, Kalimantan Utara, Filipina, dan Laut Filipina.

Di wilayah ekuator Indonesia juga tercatat kurang lebih 2 hingga 5 sel sirkulasi tertutup (eddy).

Gambar 10. Analisa Gradien Angin Lapisan Atas Dasarian I September 2021

Terdapat 2 sistem tekanan rendah yang aktif di sekitar Laut Filipina yakni badai tropis “Conson” dan badai tropis “Chantu”. Badai tropis Conson aktif sejak tanggal 6 September hingga akhir dasarian pertama. Siklon tropis ini hingga akhir dasarian pertama tercatat memiliki tekanan minimum 985 hPa dan kecepatan angin maksimum 55 knot.

Siklon tropis ini terbentuk di wilayah Laut Filipina dan bergerak ke arah Barat memasuki wilayah Filipina kemudian ke arah Barat Laut menuju Laut Tiongkok Selatan.

Sementara itu, badai tropis Chantu aktif sejak tanggal 7 September hingga akhir dasarian pertama. Siklon tropis ini hingga akhir dasarian pertama tercatat memiliki tekanan minimum 910 hPa dan kecepatan angin maksimum 115 knot. Siklon tropis ini terbentuk di wilayah Laut Filipina dan bergerak ke arah barat dan barat daya. Kemudian pada tanggal 9

(14)

Buletin Meteorologi Edisi Oktober 2021

September siklon bergerak ke arah barat laut menjauhi wilayah Filipina menuju Laut Tiongkok Selatan.

Pola angin di wilayah Indonesia sebelah utara ekuator pada dasarian I September 2021 umumnya bertiup dari arah Timur – Tenggara dengan kecepatan berkisar antara 5 – 45 knot, sedangkan di sebelah selatan ekuator, angin bertiup dari arah Tenggara – Barat Daya dengan kecepatan yang juga berkisar antara 5 – 45 knot. Daerah pertemuan angin (konvergensi) umumnya terjadi di Sumatera Selatan, Laut Natuna, Kalimantan Utara, Sulawesi Utara, Laut Sulawesi Maluku, Maluku Utara dan Papua Barat. Daerah konvergensi tersebut dapat memicu naiknya massa udara yang mengakibatkan tumbuhnya awan-awan hujan di sekitar wilayah tersebut. Belokan angin tajam (shearline) terdapat di sekitar wilayah Sumatera Utara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Selat Malaka, Laut Natuna, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Selat Makassar, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Laut Sulawesi, Maluku, Maluku Utara dan Papua Barat.

Hasil pantauan Stasiun Meteorologi Syamsudin Noor Banjarmasin, kondisi cuaca di Banjarmasin dan sekitarnya pada dasarian I bulan September 2021 terdapat 4 hari hujan dengan 4 hari hujan intensitas ringan.

b. Dasarian Kedua

Pada sepuluh hari kedua (dasarian II) di bulan September 2021, seperti yang ditunjukkan pada peta analisis angin gradien (gambar 11), terlihat wilayah Indonesia di sekitar ekuator didominasi oleh kurang lebih 1 hingga 3 sel tekanan rendah, yaitu di India, Samudera Hindia, Filipina, Samudera Pasifik bagian Utara, Samudera Pasifik, dan Laut Filipina.

Gambar 11. Analisa Gradien Angin Lapisan Atas Dasarian II September 2021

Di wilayah ekuator Indonesia tercatat kurang lebih 1 s.d 3 sel sirkulasi tertutup (eddy). Terdapat 2 sistem tekanan rendah yang aktif di sekitar India, Teluk Benggala,

(15)

Buletin Meteorologi Edisi Oktober 2021

Laos, Bangladesh, Vietnam, Laut Tiongkok Selatan, Laut Filipina, Australia dan Laut Tasman. Terdapat 2 sistem tekanan rendah di sekitar Laut Filipina yakni badai tropis

“Conson” dan badai tropis “Chantu”. Badai tropis Conson mulai terbentuk pada pertengahan dasarian pertama hingga tanggal 11 September. Siklon tropis ini tercatat memiliki tekanan minimum 994 hPa dan kecepatan angin maksimum 40 knot di akhir masa tumbuhnya. Siklon tropis ini tercatat terakhir berada di wilayah Laut Tiongkok Timur kemudian bergerak ke arah barat daya kemudian punah di sekitar wilayah tersebut.

Badai tropis Chantu mulai terbentuk pada pertengahan dasarian pertama hingga tanggal 16 September. Badai Tropis ini dari awal dasarian kedua hingga akhir masa tumbuhnya tercatat memiliki tekanan minimum 905 hPa dan kecepatan angin maksimum 115 knot.

Siklon tropis ini tercatat dari awal dasarian kedua berada di wilayah Laut Tiongkok Timur dan bergerak ke arah utara hingga timur laut menuju arah Laut Tiongkok Timur kemudian punah di sekitar wilayah tersebut.

Pola angin di wilayah Indonesia bagian utara pada dasarian II September 2021 umumnya bertiup dari arah Timur – Barat dengan kecepatan 5 – 30 knot, sedangkan di bagian selatan angin bertiup dari arah Timur – Tenggara dengan kecepatan 5 – 45 knot.

Daerah pertemuan angin (konvergensi) umumnya terjadi di wilayah Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jambi, Kepulauan Riau, Laut Natuna Utara, Selat Karimata, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Selat Makassar, Sulawesi Barat, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Maluku, Maluku Utara dan Papua.

Daerah konvergensi tersebut dapat memicu naiknya massa udara yang mengakibatkan tumbuhnya awan-awan hujan di sekitar wilayah tersebut. Belokan angin tajam (shearline) terdapat di sekitar wilayah Aceh, Sumatera Utara, Kepulauan Riau, Laut Natuna Utara, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, Kalimantan Selatan, Laut Sulawesi, Sulawesi Utara, Jawa Barat, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Maluku Utara dan Papua Barat. Hasil pantauan Stasiun Meteorologi Syamsudin Noor Banjarmasin, kondisi cuaca di Banjarmasin dan sekitarnya pada dasarian II bulan September 2021, terdapat 3 hari hujan dengan rincian 2 hari hujan intensitas ringan dan 1 hari hujan intensitas sedang.

c. Dasarian Ketiga

Pada sepuluh hari ketiga (dasarian III) bulan September 2021, peta analisis gradien (gambar 12) menunjukkan daerah sekitar ekuator wilayah Indonesia didominasi oleh

(16)

Buletin Meteorologi Edisi Oktober 2021

kurang lebih 4 s.d 8 sel tekanan rendah, yaitu di India, Banglasdesh, Teluk Benggala, Samudera Hindia, Vietnam, Laut Tiongkok Selatan, Filipina, Laut Filipina, Samudera Pasifik, dan Australia Barat. Di wilayah ekuator Indonesia tercatat kurang lebih 1 s.d 3 sel sirkulasi tertutup (eddy).

Terdapat 1 sistem tekanan rendah yang aktif di sekitar Laut Filipina yakni siklon tropis “Mindulle”. Siklon tropis Mindulle mulai terbentuk pada tanggal 23 September dan masih aktif hingga akhir dasarian ketiga. Siklon tropis ini hingga akhir dasarian ketiga tercatat memiliki tekanan minimum 920 hPa dan kecepatan angin maksimum 105 knot.

Siklon tropis ini bergerak ke arah utara menuju Samudera Pasifik. Sistem tekanan rendah juga terpantau aktif di sekitar Laut Tiongkok Selatan. Sistem ini adalah badai tropis

“Dianmu”. Badai tropis Dianmu aktif hanya sekitar dua hari yakni pada 23 dan 24 September. Badai Tropis ini tercatat memiliki tekanan minimum 1000 hPa dan kecepatan angin maksimum 35 knot.

Gambar 12. Analisa Gradien Angin Lapisan Atas Dasarian III September 2021

Selain kedua sistem tekanan rendah yang telah disebutkan, terdapat juga satu sistem tekanan rendah yang aktif di sekitar wilayah India yakni siklon tropis “Gulab”. Siklon tropis Gulab mulai terbentuk pada tanggal 26 September di Teluk Benggala dan punah sehari setelah kemunculannya saat memasuki daratan India. Siklon Tropis ini tercatat memiliki tekanan minimum 990 hPa dan kecepatan angin maksimum 45 knot.

Pola angin di wilayah Indonesia bagian utara pada Dasarian III September 2021 umumnya bertiup dengan arah variabel dari Barat Daya – Timur dengan kecepatan angin 0 – 30 knot, sedangkan di bagian Selatan angin bertiup dari arah Timur – Selatan dengan kecepatan 0 – 45 knot. Daerah pertemuan angin atau konvergensi umumnya terjadi di wilayah Sumatera Utara, Sumatera Barat, Kepulauan Riau, Laut Tiongkok Selatan, Bengkulu, Sumatera Selatan, Bangka Belitung, Lampung, Laut Jawa, Utara Kalimantan,

(17)

Buletin Meteorologi Edisi Oktober 2021

Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Utara, Maluku, Maluku Utara, Papua Barat dan Papua. Daerah konvergensi tersebut dapat memicu naiknya massa udara yang mengakibatkan tumbuhnya awan-awan hujan di sebagian wilayah tersebut. Belokan angin tajam (shearline) terdapat di wilayah Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Selat Malaka, Kepulauan Riau, Natuna, Sumatera Selatan, Lampung, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Utara, Maluku, Maluku Utara, dan Papua Barat. Hasil pantauan Stasiun Meteorologi Syamsudin Noor Banjarmasin, kondisi cuaca di Banjarmasin dan sekitarnya pada dasarian III bulan September 2021 terdapat 3 hari hujan dengan rincian 2 hari hujan intensitas ringan dan 1 hari hujan dengan intensitas sedang.

B. GAMBARAN KONDISI CUACA LOKAL 1. Angin

Berdasarkan hasil pengamatan Stasiun Meteorologi Syamsudin Noor Banjarmasin pada bulan September 2021, arah angin dominan bertiup dari arah Timur (67.5°–112.5°) dengan persentase sebesar 14.7%. Kecepatan angin terbanyak adalah 1 – 4 knot dengan persentase 42.0%, sedangkan kecepatan angin maksimum tercatat mencapai 16 knot.

Distribusi angin pada bulan September 2021 berdasarkan arah dan kecepatannya (Windrose) dapat dilihat pada gambar 13 dibawah ini.

Gambar 13. Grafik Arah dan Kecepatan angin dominan Bulan September 2021

(18)

Buletin Meteorologi Edisi Oktober 2021 2. Kelembapan Udara

Profil kelembapan udara rata-rata harian bulan September 2021 berkisar antara 74 – 93%, dengan kelembapan maksimum harian berkisar antara 94 – 99%, dan kelembapan udara minimum harian berkisar antara 49 – 88%. Kelembapan minimum terendah terjadi pada tanggal 19 dan 20 September 2021 dengan nilai kelembapan 49%, sedangkan kelembapan maksimum tertinggi terjadi pada tanggal 1, 2, dan, 22 September 2021 dengan nilai kelembapan mencapai 99%. Profil kelembapan harian bulan September 2021 dapat dilihat pada gambar 14 di bawah ini.

Gambar 14. Grafik Profil Kelembapan Udara Harian Bulan September 2021

Gambar 15. Grafik Profil Kelembapan Udara Rata-rata perjam Bulan September 2021

Profil kelembapan udara rata-rata per jam mencapai nilai maksimum terjadi antara jam 04.00 – 07.00 WITA dengan nilai berkisar antara 95.6 – 96.1%, sedangkan nilai kelembapan udara minimum terjadi antara jam 12.00 – 14.00 WITA dengan nilai berkisar

(19)

Buletin Meteorologi Edisi Oktober 2021

antara 69.4 – 70.1 %. Profil kelembapan rata-rata per jam bulan September 2021 secara rinci dapat dilihat pada gambar 15.

3. Suhu Udara

Profil suhu udara rata-rata harian bulan September 2021 berkisar antara 24.9 – 28.7

0C, suhu udara maksimum harian berkisar antara 27.0 – 33.9 0C dan suhu udara minimum harian berkisar antara 22.0 – 25.70C. Suhu udara maksimum tertinggi adalah sebesar 33.9

0C yang terjadi pada tanggal 25 September 2021. Sedangkan suhu minimum terendah tercatat 22.0 0C yang terjadi pada tanggal 18 September 2021. Profil suhu udara harian pada bulan September 2021 dapat dilihat pada gambar 16 di bawah ini.

Gambar 16. Grafik Profil Suhu Udara Harian Bulan September 2021

Gambar 17. Grafik Profil Suhu Udara Rata-rata Per Jam Bulan September 2021

(20)

Buletin Meteorologi Edisi Oktober 2021

Profil suhu udara rata - rata per jam bulan September 2021 dapat dilihat pada gambar 17. Dari grafik dapat terlihat kecenderungan suhu udara meningkat mulai pukul 08.00 WITA. Nilai maksimum suhu udara rata-rata per jam berkisar antara 29.9 – 30.0 0C terjadi antara pukul 12.00 – 14.00 WITA. Nilai minimum suhu udara rata-rata per jam berkisar antara jam 06.00 – 07.00 WITA dengan suhu berkisar 24.1 – 24.2 0C.

4. Jarak Pandang Mendatar (Visibility)

Hasil pengamatan jarak pandang mendatar rata-rata per jam di Bandara Syamsudin Noor Banjarmasin bulan September 2021 umumnya 8.6 km. Jarak pandang maksimum (>9 km) terjadi pada pagi hingga malam hari antara pukul 09.00 – 20.00 WITA. Jarak pandang mendatar mulai menurun (< 9 km) antara pukul 21.00 – 07.00 WITA. Profil jarak pandang mendatar (visibility) rata-rata harian pada bulan September 2021 dapat dilihat pada gambar 18 di bawah ini.

Gambar 18. Grafik Jarak Pandang Mendatar (visibility) Bulan September 2021

Selama bulan September 2021, jarak pandang mendatar (visibility) yang tergolong ekstrem (<1000 m) terjadi sebanyak 3 kali kejadian, dengan jarak pandang mendatar terendah tercatat mencapai 100 meter pada tanggal 04 September 2021. Kondisi ini terjadi akibat kabut yang terjadi di sekitar wilayah Bandara Syamsudin Noor Banjarmasin. Grafik jarak pandang mendatar (visibility) ekstrem pada bulan September 2021 dapat dilihat pada gambar 19.

(21)

Buletin Meteorologi Edisi Oktober 2021

Gambar 19. Grafik Jarak Pandang Mendatar (visibility) Ekstrem Bulan September 2021

5. Curah Hujan

Berdasarkan hasil pengukuran, jumlah curah hujan kumulatif bulan September 2021 adalah sebesar 118.2 mm dengan hari hujan sebanyak 10 hari. Pada dasarian I, total curah hujan terukur sebesar 25.9 mm. Pada dasarian II total curah terukur hujan sebesar 37.7 mm dan pada dasarian III total curah hujan terukur sebesar 53.7 mm. Curah hujan tertinggi dalam 24 jam tercatat sebesar 47.5 mm yang terjadi pada tanggal 21 September 2021.

Normal jumlah curah hujan (rata-rata 30 tahun) bulan September di Stasiun Meteorologi Syamsudin Noor Banjarmasin sebesar 85 mm. Jika dibandingkan dengan normalnya, jumlah curah hujan pada bulan September 2021 tergolong bersifat Atas Normal. Grafik jumlah curah hujan harian bulan September 2021 dapat dilihat pada gambar 20 di bawah ini.

Gambar 20. Grafik Curah Hujan Harian September 2021

(22)

Buletin Meteorologi Edisi Oktober 2021

Berdasarkan hasil pantauan penakar hujan otomatis tipe Hellman di Stasiun Meteorologi Syamsudin Noor Banjarmasin selama bulan September 2021, tercatat total jumlah curah hujan maksimum perjam sebesar 16.0 mm yang terjadi pada pukul 16.00 – 17.00 WITA dan jumlah curah hujan maksimum mutlak yakni sebesar 12.3 mm yang terjadi pada tanggal 12 September 2021. Grafik kejadian hujan harian pada bulan September 2021 dapat dilihat pada gambar 21 di bawah ini.

Gambar 21. Grafik Profil Curah Hujan Setiap Jam Bulan September 2021

6. Keadaan Cuaca

Berdasarkan hasil pantauan cuaca yang terjadi bulan September 2021 di Stasiun Syamsudin Noor Banjarmasin, kondisi cuaca signifikan kejadian hujan terjadi sebanyak 10 kali, kejadian petir sebanyak 7 kali, kejadian kabut sebanyak 2 kali, dan jarak pandang mendatar kurang dari 1000 m ada 3 kali kejadian. Profil keadaan cuaca siginifikan pada bulan September 2021 dapat dilihat pada gambar 22 di bawah ini.

Gambar 22. Grafik Cuaca Signifikan Bulan September 2021

(23)

Buletin Meteorologi Edisi Oktober 2021 7. Kalender Cuaca

Gambar 23. Kalender Cuaca Bulan September 2021

(24)

Buletin Meteorologi Edisi Oktober 2021

IV. KEJADIAN CUACA EKSTREM

DASARIAN I

a. Hujan Lebat – Sangat Lebat NIHIL

b. Angin Kencang NIHIL

c. Suhu Ekstrem NIHIL

d. Jarak Pandang Mendatar

Pada tanggal 4 September 2021 tercatat jarak pandang mendatar minimum mencapai 100 m yang disebabkan kabut udara (fog) di wilayah Stasiun Meteorologi Syamsudin Noor Banjarmasin.

DASARIAN II

a. Hujan Lebat – Sangat Lebat NIHIL

b. Angin Kencang NIHIL

c. Suhu Ekstrem NIHIL

d. Jarak Pandang Mendatar

Pada tanggal 16 September 2021 tercatat jarak pandang mendatar minimum mencapai 500 m yang disebabkan kabut udara (fog) di wilayah Stasiun Meteorologi Syamsudin Noor Banjarmasin.

DASARIAN III

a. Hujan Lebat – Sangat Lebat NIHIL

b. Angin Kencang NIHIL

(25)

Buletin Meteorologi Edisi Oktober 2021 c. Suhu Ekstrem

NIHIL

d. Jarak Pandang Mendatar

Pada tanggal 21 September 2021 tercatat jarak pandang mendatar minimum mencapai 500 m yang disebabkan adanya hujan dengan intensitas sedang – lebat di wilayah Stasiun Meteorologi Syamsudin Noor Banjarmasin.

(26)

Buletin Meteorologi Edisi Oktober 2021

V. PRAKIRAAN

A. PRAKIRAAN HUJAN

1. Prakiraan Curah Hujan Oktober 2021

Prakiraan akumulasi curah hujan Oktober 2021 di wilayah Kalimantan Selatan secara keseluruhan berada dalam kategori menengah antara 101 – 300 mm. Adapun wilayah dengan prakiraan akumulasi curah hujan 101 – 200 mm meliputi Kab. Tanah Laut (Panyipatan/ Batu Mulia), Kab. Kotabaru (Pamukan Utara/ Bakau, Sampanahan), Kab. Tanah Bumbu (Sei Loban/ Marga Mulya). Sedangkan wilayah dengan prakiraan akumulasi curah hujan 201 – 300 mm meliputi Kab. Tanah Laut (Bajuin), Kab. Banjar (Martapura Kota, Astambul/Kelampaian Tengah), Kab. Barito Kuala (Cerbon/ Sawahan, Mekarsari/ Tamban Raya Baru, Tabunganen/ Sei Jingah Besar, Tamban/ Koanda), Kab.

Hulu Sungai Selatan (SMPK Sungai Raya, Simpur/ Wasah Hulu, Sungai Raya/ Asam) Prakiraan curah hujan bulan Oktober 2021 di wilayah Kalimantan Selatan dapat dilihat pada Gambar 24.

Gambar 24. Prakiraan Curah Hujan Kalimantan Selatan Bulan Oktober 2021 (Sumber: Stasiun Klimatologi Banjarbaru)

(27)

Buletin Meteorologi Edisi Oktober 2021 2. Prakiraan Sifat Hujan Oktober 2021

Prakiraan sifat hujan Oktober 2021 di wilayah Kalimantan Selatan berdasarkan data Stasiun Klimatologi Banjarbaru secara umum pada kondisi Atas Normal. Adapun untuk sifat hujan Normal diprakirakan terjadi di wilayah Kab. Tanah Laut (Takisung/ Gn.

Makmur, Panyipatan/ Batu Mulia, Kintap/ Kebun Raya), Kab.Kotabaru (Pamukan Barat/

Sengayam, Hampang, Pamukan Selatan/ Sekandis, Sampanahan, Pamukan Utara/ Bakau), Kab. Banjar (Danau Salak/ Lawa, Danau Salak/ Atayo, Tatah Makmur/ Pandan Sari, Kertak Hanyar/ Manarap Baru, Mataraman, Pengaron), Kab. Barito Kuala (Barambai/

Kolam Kanan, Tabukan/ Karya Makmur, Belawang/ Karang Dukuh, Marabahan/

Marabahan Kota, Bakumpai/ Lepasan, Rantau Badauh/ Sei Bamban, Wanaraya/ Kolam Kiri, Anjir Pasar/ Anjir Pasar Kota), Kab. Tapin (Hatungun, Crf Tambarangan, Candi Laras Selatan/ Baringin, Tapin Utara/ Rantau Kiwa), Kab. Hulu Sungai Selatan (Kandangan/ Sungai Kupang, Loksado/ Lumpangi, Telaga Langsat/ Gumbil, Daha Utara/

Taluk Labak, Sungai Raya/ Asam, Angkinang/ Bamban Selatan, SMPK Sungai Raya), Kab. Hulu Sungai Tengah (Barabai/ Mandingin, Labuan Amas Utara/ Samhurang, Limpasu/ Pauh, Labuan Amas Utara/ Kasarangan, Hantakan, SMPK Pantai Hambawang), Kab. Hulu Sungai Utara (Amuntai Selatan/ Kotaraja, Sungai Tabukan/ Banua Hanyar, Sei Pandan/Sungai Sandung), Kab. Tabalong (Tanta/ Tamiyang, Jaro, Pugaan/ Halangan, Tanta/ Murung Baru, Tanjung/ Hikun, Murung Pudak/ Sulingan, Kelua/ Kel Pulau), Kab.

Tanah Bumbu (Kr.Bintang/ Manunggal, Angsana/ Kr. Indah), Kab. Balangan (Lampihong/ Batu Merah, Paringin Selatan/ Lingsir, Juai/ Mungkur Uyam, Batu Mandi/

Hamparaya, Awayan/ Putat Basiun). Prakiraan sifat curah hujan bulan Oktober 2021 di wilayah Kalimantan Selatan dapat dilihat pada Gambar 25.

(28)

Buletin Meteorologi Edisi Oktober 2021

Gambar 25. Prakiraan Sifat Hujan Kalimantan Selatan Bulan Oktober 2021 (Sumber: Stasiun Klimatologi Banjarbaru)

(29)

Buletin Meteorologi Edisi Oktober 2021 B. INFORMASI KELAUTAN

1. Tinggi Gelombang Signifikan

Gambar 27. Rata-rata Tinggi Gelombang Signifikan Bulan Oktober

Rata-rata tinggi gelombang signifikan pada bulan Oktober di wilayah perairan Kalimantan Selatan berkisar antara 0.2 hingga 0.8 meter. Rata-rata gelombang signifikan tertinggi berada di wilayah Laut Jawa dan dominan dari arah Tenggara. Sedangkan untuk rata- rata maksimum tinggi gelombang signifikan pada bulan September antara 0.4 hingga 1.8 meter dari arah Tenggara dengan gelombang tertinggi di wilayah perairan Laut Jawa.

Gambar 28. Rata-rata Maksimum Tinggi Gelombang Signifikan Bulan Oktober

(30)

Buletin Meteorologi Edisi Oktober 2021 2. Pasang Surut

Informasi prakiraan pasang surut bulan Oktober 2021 dibagi menjadi beberapa wilayah yaitu di wilayah perairan Kota Banjarmasin meliputi Banjarmasin, Sungai Barito, Sungai Tabanio dan wilayah perairan Kabupaten Kotabaru meliputi Teluk Kelumpang, Kampung Baru, Tanjung Pamukan yang dapat dilihat pada lampiran.

(31)

Buletin Meteorologi Edisi Oktober 2021

TIM REDAKSI

Pelindung : Karmana, S.Si, M.M.

Kepala Stasiun Meteorologi Kelas II Syamsudin Noor Banjarmasin

Penanggungjawab : Asyrofi

Koordinator Bagian Observasi Dan Informasi

Anggota Tim : 1. Rianita Sekar Utami 2. Uli Mahanani 3. Adhitya Prakoso 4. Rizqi Nur Fitriani 5. Utari Randiana 6. Bayu Kencana Putra 7. Rimelda Yuni Hasteti

8. Muhammad Shaa Imul Qadri 9. Ruth Mandasari Saragih 10. Putri Cahyaningsih

(32)

Buletin Meteorologi Edisi Oktober 2021 LAMPIRAN

Lampiran 1

Pasang Surut Air Laut Bulan Oktober 2021

(33)

Buletin Meteorologi Edisi Oktober 2021

(34)

Buletin Meteorologi Edisi Oktober 2021

(35)

Buletin Meteorologi Edisi Oktober 2021

(36)

Buletin Meteorologi Edisi Oktober 2021

(37)

Buletin Meteorologi Edisi Oktober 2021

(38)

Buletin Meteorologi Edisi Oktober 2021 Lampiran 2

Alamat Website Informasi Meteorologi - BMKG

www.bmkg.go.id

- BMKG Stasiun Meteorologi Syamsudin Noor http://stamet.syamsudinnoor.bmkg.go.id

- Prakiraan Cuaca Harian Provinsi Kalimantan Selatan http://web.meteo.bmkg.go.id/id/prakiraan/cuaca-prakiraan - InformasiMeteorologi Penerbangan

http://aviation.bmkg.go.id - Informasi Meteorologi Kelautan

http://maritim.bmkg.go.id - Informasi Titik Panas (hotspot)

http://satelit.bmkg.go.id/BMKG/index.php?pilih=31 - Informasi Potensi Kebakaran Lahan

http://web.meteo.bmkg.go.id/id/peringatan/kebakaran-hutan

(39)

Referensi

Dokumen terkait

yang dapat dibeli dalam upaya obat swamedikasi terhadap

Aspek pelayanan barang pencapaian kinerja pada Terminal Nilam Timur diketahui hasil dari analisis deskriptif dari kondisi eksisting dibandingkan dengan Standart Kinerja yang

Disebabkan dapatan kajian menunjukkan elemen dalam model McKinsey masih relevan dengan pentadbiran di era abad ini, maka pengunaan instrumen 7s-McKinsey bagi mengukur

Berdasarkan peta analisis angin gradien (gambar 10), pada sepuluh hari pertama (dasarian I) bulan Oktober 2021 terlihat wilayah Indonesia di sekitar ekuator

Masalah selanjutnya adalah mengenai pengukuran tingkat kinerja dalam sistem politik otonomi daerah, khususnya analisis dan penilaian kinerja APBD dari nilai input,

Buletin Teknis Standar Akuntansi Pemerintahan (BULTEK- SAP) Nomor 7 Tentang dana bergulir mengungkapkan setidaknya ada 6 permasalahan dalam pengelolaan dana

Berdasarkan kondisi dinamika atmosfer yang terpantau hingga akhir September 2021, kondisi cuaca di wilayah Ciayumajakuning dan Sumedang diprakirakan untuk bulan Oktober

Hal ini menunjukan bahwa presentase kemampuan siswa SMA Negeri 1 Tapa dalam menyelesaikan soal persamaan reaksi dan perhitungan kimia pada konsep mol dengan