Pengalaman Belajar Lapangan (PBL)
Pielonefritis Akut
Oleh :
Yullianto (1102006049) Made Indrayani (1302006120)
PEMBIMBING:
dr. I.B. Putu Putrawan, Sp.PD-KGer
DALAM RANGKA MENJALANI KEPANITERAAN KLINIK MADYA DI BAGIAN ILMU PENYAKIT DALAM
FK UNUD/RSUP SANGLAH AGUSTUS 2017
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmatNya penulis dapat menyelesaikan Pengalaman Belajar Lapangan (PBL) yang berjudul “Pielonefritis Akut” dalam mengikuti Kepaniteraan Klinik Madya di Bagian Lab/SMF Ilmu Penyakit Dalam FK UNUD/ RSUP Sanglah tepat pada waktunya.
Dalam penyusunan makalah PBL ini, banyak pihak yang telah membantu dari awal hingga akhir, baik moral maupun material. Oleh karena itu pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1) Prof. DR. dr. Tjokorda Raka Putra, Sp.PD-KR selaku Kepala Lab/SMF Ilmu Penyakit Dalam RSUP Sanglah.
2) Dr. I.B.Putrawan, Sp.PD-KGer selaku pembimbing Pengalaman Belajar Lapangan ini yang telah memberikan banyak masukan dan koreksi dari makalah ini.
3) Residen dan semua staf Lab/SMF Ilmu Penyakit Dalam RSUP Sanglah.
4) Rekan-rekan dokter Muda.
5) Semua pihak yang telah turut membantu penyelesaian tugas ini.
Penulis menyadari bahwa makalah Pengalaman Belajar Lapangan (PBL) ini masih jauh dari sempurna, untuk itu saran dan kritik membangun, sangat penulis harapkan demi perbaikan tugas serupa di waktu berikutnya.
Semoga makalah ini juga dapat memberi manfaat bagi pihak yang berkepentingan.
Denpasar, Agustus 2017
Penulis
iii DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... iii
BAB 1. PENDAHULUAN ... 1
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ... 2
2.1 Definisi ... 2
2.2 Klasifikasi ... 2
2.3 Etiologi ... 3
2.4 Patofisiologi ... 4
2.5 Diagnosis ... 8
2.6 Penatalaksanaan ... 11
2.7 Komplikasi ... 13
BAB 3. LAPORAN KASUS ... 13
3.1 Identitas Pasien ... 14
3.2 Anamnesis... 14
Keluhan Utama ... 14
Riwayat Penyakit Sekarang ... 14
Riwayat Penyakit Dahulu ... 15
Riwayat Pengobatan ... 15
Riwayat Penyakit Keluarga ... 15
Riwayat Sosial Ekonomi ... 15
Riwayat Medis ... 16
3.3 Anamnesis Sistem ... 18
3.4 Penapisan ... 20
3.5 Pemeriksaan Fisik ... 29
3.6 Pemeriksaan Penunjang ... 34
3.7 Daftar Masalah ... 37
3.8 Rekapitulasi Assesment Perorangan ... 38
3.9 Rekomendasi Penatalaksanaan ... 38
3.10 Kunjungan Rumah... 39
3.11 Daftar Permasalahan... 53
3.12 Daftar Analisis Kebutuhan Pasien ... 54
iv
3.13 Resume ... 56
3.14 Saran ... 57
DOKUMENTASI ... 58
DAFTAR PUSTAKA ... 61
1
PENDAHULUAN
Infeksi saluran kemih (ISK) adalah istilah umum yang dipakai untuk menyatakan adanya invasi mikroorganisme pada saluran kemih. Infeksi ini dapat mengenai laki-laki maupun perempuan dari semua umur pada anak, remaja, dewasa ataupun umur lanjut. Akan tetapi dari kedua jenis kelamin, ternyata perempuan lebih sering dibandingkan laki-laki dengan angka populasi umum 5- 15%. Untuk menyatakan adanya ISK harus ditemukan bakteri di dalam urin.1 Penyakit infeksi ini merupakan salah satu penyakit infeksi yang sering ditemukan di praktik umum, walaupun bermacam-macam antibiotika yang sudah tersedia luas di pasaran. Data penelitian epidemiologi klinik melaporkan hampir 25-35% dari semua pria dewasa pernah mengalami ISK selama hidupnya2.
Infeksi saluran kemih merupakan infeksi urutan kedua paling sering setelah infeksi saluran nafas. Mikroorganisme paling sering menyebabkan ISK adalah jenis bakteri aerob. Saluran kemih normal tidak dihuni oleh bakteri atau mikroba lain, karena itu urin dalam ginjal dan buli-buli biasanya steril. Walaupun demikian uretra bagian bawah terutama pada wanita dapat dihuni oleh bakteri yang jumlahnya makin kurang pada bagian yang mendekati kandung kemih1,3
Biasanya dibedakan atas infeksi saluran kemih atas (seperti pielonefritis atau abses ginjal), dan infeksi saluran kemih bawah (seperti sistitis atau uretritis).
Komplikasi infeksi saluran kemih terdiri atas septisemia dan urolitiasis. Saluran kemih sering merupakan sumber bakteriemia yang disebabkan oleh penutupan mendadak oleh batu atau instrumentasi pada infeksi saluran kemih, seperti pada hipertrofi prostat dengan prostatitis.3
Untuk menegakkan diagnosis ISK harus ditemukan bakteri dalam urin melalui biakan atau kultur dengan jumlah yang signifikan. Tingkat signifikansi jumlah bakteri dalam urin lebih besar dari 100.000/ml urin. Pada pasien dengan simptom ISK, jumlah bakteri dikatakan signifikan jika lebih besar dari 100/ml urin.
Agen penginfeksi yang paling sering adalah Eschericia coli, Proteus sp., Klebsiella sp., Serratia, Pseudomonas sp. Penyebab utama ISK adalah bakteri Eschericia coli (sekitar 85%). Penggunaan kateter terkait dengan ISK dengan kemungkinan lebih dari satu jenis bakteri penginfeksi4
2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Infeksi saluran kemih (ISK) adalah infeksi yang terjadi akibat terbentuknya koloni kuman di saluran kemih.5.6 Beberapa istilah yang seringMdigunakan dalam klinis mengenai ISK: 1,7
- ISK uncomplicated (sederhana), yaitu ISK pada pasien tanpa disertai kelainan anatomi maupun kelainan struktur saluran kemih.
- ISK complicated (rumit), yaitu ISK yang terjadi pada pasien yang menderita kelainan anatomis/ struktur saluran kemih, atau adanya penyakit sistemik.
Kelainan ini akan menyulitkan pemberantasan kuman oleh antibiotika.
- First infection (infeksi pertama kali) atau isolated infection, yaitu ISK yang baru pertama kali diderita atau infeksi yang didapat setelah sekurang kurangnya 6 bulan bebas dari ISK.
- Infeksi berulang, yaitu timbulnya kembali bakteriuria setelah sebelumnya dapat dibasmi dengan pemberian antibiotika pada infeksi yang pertama.
Timbulnya infeksi berulang ini dapat berasal dari re-infeksi atau bakteriuria persisten. Pada re-infeksi kuman berasal dari luar saluran kemih, sedangkan bakteriuria persisten bakteri penyebab berasal dari dalam saluran kemih itu sendiri.5
- Asymtomatic significant bacteriuria (ASB), yaitu bakteriuria yang bermakna tanpa disertai gejala.1
2.2 Klasifikasi
ISK diklasifikasikan berdasarkan :2,5,6,8 1. Anatomi
- ISK bawah, presentasi klinis ISK bawah tergantung dari gender.
A. Perempuan
Sistitis, adalah presentasi klinis infeksi saluran kemih disertai bakteriuria bermakna
Sindroma uretra akut (SUA), adalah presentasi klinis sistitis tanpa ditemukan mikroorganisme (steril).
3 B. Laki-laki
Presentasi ISK bawah pada laki-laki dapat berupa sistitis, prostatitis, epidimidis, dan uretritis.
- ISK atas
A. Pielonefritis akut (PNA), adalah proses inflamasi parenkim ginjal yang disebabkan oleh infeksi bakteri.
B. Pielonefritis kronis (PNK), mungkin terjadi akibat lanjut dari infeksi bakteri berkepanjangan atau infeksi sejak masa kecil. Obstruksi saluran kemih serta refluk vesikoureter dengan atau tanpa bakteriuria kronik sering diikuti pembentukan jaringan ikat parenkim ginjal yang ditandai pielonefritis kronik yang spesifik.2,8
2. Klinis
- ISK Sederhana/ tak berkomplikasi, yaitu ISK yang terjadi pada perempuan yang tidak hamil dan tidak terdapat disfungsi truktural ataupun ginjal.
- ISK berkomplikasi, yaitu ISK yang berlokasi selain di vesika urinaria, ISK pada anak-anak, laki-laki, atau ibu hamil.5,6
2.3 Etiologi
Penyebab terbanyak adalah bakteri gram-negatif termasuk bakteri yang biasanya menghuni usus kemudian naik ke sistem saluran kemih. Dari gram negatif tersebut, ternyata Escherichia coli menduduki tempat teratas kemudian diikuti oleh : Proteus sp, Klebsiella, Enterobacter, Pseudomonas
Bermacam-macam mikro organisme dapat menyebabkan ISK, antara lain dapat dilihat pada tabel berikut :9
Tabel 1.Persentase biakanmikroorganisme penyebab ISK
No Mikroorganisme Persentase biakan (%)
1 Escherichia coli 50-90
2 Klebsiella atau enterobacter 10-40
3 Pproteus sp 5-10
4 Pseudomonas aeroginosa 2-10
5 Staphylococcus epidermidis 2-10
4
7 Enterococci 2-10
8 candida albican 1-2
9 Staphylococcus aureus 1-2
Jenis kokus gram positif lebih jarang sebagai penyebab ISK sedangkan Enterococci dan Staphylococcus aureus sering ditemukan pada pasien dengan batu saluran kemih, lelaki usia lanjut dengan hiperplasia prostat atau pada pasien yang menggunakan kateter urin. Demikian juga dengan Pseudomonas aeroginosa dapat menginfeksi saluran kemih melalui jalur hematogen dan pada kira-kira 25% pasien demam tifoid dapat diisolasi salmonella dalam urin. Bakteri lain yang dapat menyebabkan ISK melalui cara hematogen adalah brusella, nocardia, actinomises, dan Mycobacterium tubeculosa.1,3
Candida sp merupakan jamur yang paling sering menyebabkan ISK terutama pada pasien-pasien yang menggunakan kateter urin, pasien DM, atau pasien yang mendapat pengobatan antibiotik berspektrum luas. Jenis Candida yang paling sering ditemukan adalah Candida albican dan Candida tropicalis. Semua jamur sistemik dapat menulari saluran kemih secara hematogen.1
Faktor predisposisi yang mempermudah untuk terjadinya ISK, yaitu : 2,5,10 - Bendungan aliran urin: Anomali kongenital, Batu saluran kemih, Oklusi
ureter (sebagian atau total) - Refluks vesikoureter
- Urin sisa dalam buli-buli karena : Neurogenic bladder, Striktura uretra, Hipertrofi prostat
- Diabetes Melitus
- Instrumentasi: Kateter, Dilatasi uretra, Sitoskopi
- Kehamilan dan peserta KB: Faktor statis dan bendungan, PH urin yang tinggi sehingga mempermudah pertumbuhan kuman
- Senggama
2.4 Patogenesis
Sejauh ini diketahui bahwa saluran kemih atau urin bebas dari mikroorganisme atau steril. Infeksi saluran kemih terjadi pada saat mikroorganisme
5 masuk ke dalam saluran kemih dan berkembangbiak di dalam media urin.
Mikroorganisme memasuki saluran kemih melalui 4 cara, yaitu :1,7 - Ascending
- Hematogen - Limfogen
- Langsung dari organ sekitar yang sebelumnya sudah terinfeksi atau eksogen sebagai akibat dari pemakaian intrumen.
Sebagian besar mikroorganisme memasuki saluran kemis melalui cara ascending. Kuman penyebab ISK pada umumnya adalah kuman yang berasal dari flora normal usus dan hidup secara komensal di introitus vagina, prepusium penis, kulit perineum, dan sekitar anus. Mikroorganisme memasuki saluran kemih melalui uretra – prostat – vas deferens – testis (pada pria) – buli-buli – ureter dan sampai ke ginjal.
Dua jalur utama terjadinya ISK adalah hematogen dan ascending, tetapi dari kedua cari ini ascending-lah yang paling sering terjadi :1,11
a. Hematogen
Infeksi hematogen kebanyakan terjadi pada pasien dengan daya tahantubuh yang rendah, karena menderita sesuatu penyakit kronis, atau pada pasien yang mendapatkan pengobatan imunosupresif. Penyebaran hematogen bisa juga timbul akibat adanya fokus infeksi di tempat lain, misalnya infeksi S. aureus pada ginjal bisa terjadi akibat penyebaran hematogen dari fokus infeksi di tulang, kulit, endotel, atau tempat lain. M. Tuberculosis, Salmonella, pseudomonas, Candida, dan Proteus sp termasuk jenis bakteri/ jamur yang dapat menyebar secara hematogen.3,7
Walaupun jarang terjadi, penyebaran hematogen ini dapat mengakibatkan infeksi ginjal yang berat, misal infeksi Staphylococcus dapat menimbulkan abses pada ginjal.
b. Infeksi Ascending
Infeksi secara ascending (naik) dapat terjadi melalui 4 tahapan, yaitu : - Kolonisasi mikroorganisme pada uretra dan daerah introitus vagina - Masuknya mikroorganisme ke dalam buli-buli
- Multiplikasi dan penempelan mikroorganisme dalam kandung kemih - Naiknya mikroorganisme dari kandung kemih ke ginjal.
6 Gambar 1. Masuknya kuman secara ascending ke dalam saluran kemih. (1) kolonisasi kuman di sekitar uretra, (2) masuknya kumen melaui uretra ke buli-buli, (3) penempelan kuman pada dinding buli- buli, (4) masuknya kumen melaui ureter ke ginjal.7
Terjadinya infeksi saluran kemih karena adanya gangguan keseimbangan antara mikroorganisme penyebab infeksi (uropatogen) sebagai agent dan epitel saluran kemih sebagai host. Gangguan keseimbangan ini disebabkan oleh karena pertahanan tubuh dari host yang menurun atau karena virulensi agent yang meningkat.7
a. Faktor host
Kemampuan host untuk menahan mikroorganisme masuk ke dalam saluran kemih disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain :
- Pertahanan lokal dari host
- Peranan sistem kekebalan tubuh yang terdiri dari imunitas selular dan humoral.
Tabel 2. Pertahanan lokal terhadap infeksi.7 No Pertahanan lokal tubuh terhadap infeksi
1 Mekanisme pengosongan urin yang teratur dari buli-buli dan gerakan peristaltik ureter (wash out mechanism)
2 Derajat keasaman (pH) urin 3 Osmolaritas urin yang cukup tinggi 4 Estrogen pada wanita usia produktif 5 Panjanguretra pada pria
7 6 Adanya zat antibakterial pada kelenjar prostat ata PAF (Prostatic
Antibacterial Factor) yang terdiri dari unsur Zn uromukoid (protein tamn- Horsfall) yang menghambat penempelan bakteri pada urotelium
Pertahanan lokal sistem saluran kemih yang paling baik adalah mekanisme wash out urin, yaitu aliran urin yang mampu membersihkan kuman-kuman yang ada di dalam urin. Gangguan dari sistem ini akan mengakibatkan kuman mudah sekali untuk bereplikasi dan menempel pada urotelium. Agar aliran urin adekuat dan mampu menjamin mekanisme wash out adalah jika :7
- Jumlah urin cukup
- Tidak ada hambatan didalam saluran kemih
Oleh karena itu kebiasaan jarang minum dan gagal ginjal menghasilkan urin yang tidak adekuat, sehingga memudahkan terjadinya infeksi saluran kemih.
Keadaan lain yang dapat mempengaruhi aliran urin dan menghalangi mekanisme wash out adalah adanya :
- Stagnansi atau stasis urin (miksi yang tidak teratur atau sering menahan kencing, obstruksi saluran kemih, adanya kantong-kantong pada saluran kemih yang tidak dapat mengalir dengan baik misalnya pada divertikula, dan adanya dilatasi atau refluk sistem urinaria.
- Didapatkannya benda asing di dalam saluran kemih yang dipakai sebagai tempat persembunyian kuman.7
b. Faktor agent (mikroorganisme)
Bakteri dilengkapi dengan pili atau fimbriae yang terdapat di permukaannya.
Pili berfungsi untuk menempel pada urotelium melalui reseptor yang ada dipermukaan urotelium. Ditinjau dari jenis pilinya terdapat 2 jenis bakteri yang mempunyai virulensi berbeda, yaitu
- Tipe pili 1, banyak menimbulkan infeksi pada sistitis.
- Tipe pili P, yang sering menimbulkan infeksi berat pielonefritis akut.
Selain itu beberapa bakteri mempunyai sifat dapat membentuk antigen, menghasilkan toksin (hemolisin), dan menghasilkan enzim urease yang dapat merubah suasana urin menjadi basa.7
8 2.5 Diagnosis
2.5.1 Gambaran klinis
Gambaran klinis infeksi saluran kemih sangat bervariasi mulai dari tanpa gejala hingga menunjukkan gejala yang sangat berat.5 Gejala yang sering timbul ialah disuria, polakisuria, dan terdesak kencing yang biasanya terjadi bersamaan, disertai nyeri suprapubik dan daerah pelvis. Gejala klinis ISK sesuai dengan bagian saluran kemih yang terinfeksi, yaitu :2,5
a. Pada ISK bagian bawah, keluhan pasien biasanya berupa nyeri supra pubik, disuria, frekuensi, hematuri, urgensi, dan stranguria
b. Pada ISK bagian atas, dapat ditemukan gejala demam, kram, nyeri punggung, muntah, skoliosis, dan penurunan berat badan.
Gambar 2. Hubungan antara lokasi infeksi dengan gejala klinis 2.5.2 Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium yang dapat dilakukan untuk menunjang menegakkan diagnosis infeksi saluran kemih, antara lain : 1,12
a. Urinalisis - Eritrosit
Ditemukannya eritrosit dalam urin (hematuria) dapat merupakan penanda bagi berbagai penyakit glomeruler maupun non-gromeruler. Penyakit nongromelulerseperti batu saluran kemih dan infeksi saluran kemih.
- Piuria
9 Piuria atau sedimen leukosit dalam urin yang didefinisikan oleh Stamm, bila ditemukan paling sedikit 8000 leukosit per ml urin yang tidak disentrifus atau setara dengan 2-5 leukosit per lapangan pandang besar pada urin yang di sentrifus.
Infeksi saluran kemih dapat dipastikan bila terdapat leukosit sebanyak > 10 per mikroliter urin atau > 10.000 per ml urin. Piuria yang steril dapat ditemukan pada keadaan : 12 Infeksi tuberkulosis, Urin terkontaminasi dengan antiseptik, Urin terkontaminasi dengan leukosit vagina, Nefritis intersisial kronik (nefropati analgetik), Nefrolitiasis, Tumor uroepitelia
- Silinder
Silinder dalam urin dapat memiliki arti dalam diagnosis penyakit ginjal, antara lain : 12 Silinder eritrosit, sangat diagnostik untuk glomerulonefritis atau vaskulitis ginjal. Silinder leukosit bersama dengan hanya piuria, diagnostik untuk pielonefritis. Silinder epitel, dapat ditemukan pada nekrosis tubuler akut atau pada gromerulonefritis akut. Silinder lemak, merupakan penanda untuk sindroma nefrotik bila ditemukan bersaman dengan proteinuria nefrotik.
- Kristal
Kristal dalam urin tidak diagnostik untuk penyakit ginjal - Bakteri
Bakteri dalam urin yang ditemukan dalam urinalisis tidak identik dengan infeksi saluran kemih, lebih sering hanya disebabkan oleh kontaminasi.12 b. Bakteriologis
- Mikroskopis, pada pemeriksaan mikroskopis dapat digunakan urin segar tanpa diputar atau pewarnaan gram. Bakteri dinyatakan positif bila dijumpai satu bakteri lapangan pandang minyak emersi.
- Biakan bakteri, pembiakan bakteri sedimen urin dimaksudkan untuk memastikan diagnosis ISK yaitu bila ditemukan bakteri dalam jumlah bermakna sesuai kriteria Catteli.1,2
10 Tabel 3. Kriteria Catteli untuk diagnosis bakteriuria yang bermakna1,2
Wanita, simtomatik
≥102 organisme koliform/mL urin plus piuria Atau
≥105 organisme patogen apapun/mL urin Atau
Tumbuhnya organisme patogen apapun pada urin yang diambil dengan caraaspirasi suprapubik
Laki-laki,simtomatik
≥103 organisme patogen/mL urin Pasien asimtomatik
≥105 organisme patogen/mL urin pada 2 sampel urin berurutan
c. Tes Kimiawi
Beberapa tes kimiawi dapat dipakai untuk penyaring adanya bakteriuria, di antaranya yang paling sering dipakai adalah tes reduksi griess nitrate.
Dasarnya adalah sebagian besar mikroba kecuali enterococci mereduksi nitrat.1,2
d. Tes Plat – Celup (Dip-Slide)
Beberapa pabrik mengeluarkan biakan buatan yang berupa lempengan plastik bertangkai dimana pada kedua sisi permukaannya dilapisi pembenihan padat khusus. Lempengan tersebut dicelupkan ke dalam urin pasien atau dengan digenangi urin. Setelah itu lempengan dimasukkan kembali kedalam tabung plastik tempat penyimpanan semula, lalu diletakkan pada suhu 37oC selama satu malam. Penentuan jumlah kuman/mL dilakukan dengan membandingkan pola pertumbuhan kuman dengan serangkaian gambar yang memperlihatkan keadaan kepadatan koloni yang sesuai dengan jumlah kuman antara 1000 dan 10.000.000 dalam tiap mL urin yang diperiksa. Cara ini mudah dilakukan, murah dan cukup adekuat. Kekurangannya adalah jenis kuman dan kepekaannya tidak dapat diketahui.1,2
11 2.5.3 Radiologis dan Pemeriksaan penunjang lainnya
Pemeriksaan radiologis pada ISK dimaksudkan untuk mengetahui adanya batu atau kelainan anatomis yang merupakan faktor predisposisi ISK. Pemeriksaan ini dapat berupa foto polos abdomen, pielonegrafi intravena, demikian pula dengan pemeriksaan lainnya, misalnya ultrasonografi dan CTScan.1,2
2.6 Penatalaksanaan
Prinsip umum penatalaksanaan ISK adalah :1
- Eradikasi bakteri penyebab dengan menggunakan antibiotik yang sesuai - Mengkoreksi kelainan anatomis yang merupakan faktor predisposisi
Tujuan penatalaksanaan ISK adalah mencegah dan menghilangkan gejala, mencegah dan mengobati bakteriemia dan bakteriuria, mencegah dan mengurangi risiko kerusakan ginjal yang mungkin timbul dengan pemberian obat-obatan yang sensitif, murah, aman dengan efek samping yang minimal. Oleh karenan itu pola pengobatan ISK harus sesuai dengan bentuk ISK, keadaan anatomi saluran kemih, serta faktor-faktor penyerta lainnya. Bermacam cara pengobatan yang dilakukan untuk berbagai bentuk yang berbeda dari ISK, antara lain :
- Pengobatan dosis tunggal
- Pengobatan jangka pendek (10-14 hari) - Pengobatan jangka panjang (4-6 minggu) - Pengobatan profilaksis dosis rendah
- Pengobatan supresif.1
2.6.1 Infeksi saluran kemih (ISK) bawah
Prinsip penatalaksanaan ISK bawah meliputi intake cairan yang banyak, antibiotik yang adekuat, dan bila perlu terapi simtomatik untuk alkalinisasi urin :2 Hampir 80% pasien akan memberikan respon setelah 48 jam dengan antibiotika tunggal, seperti ampisilin 3 gram, trimetroprim 200 mg.
- Bila infeksi menetap disertai kelainan urinalisis (leukosuria) diperlukan terapi konvensional selama 5-10 hari.
- Pemeriksaan mikroskopis urin dan biakan urin tidak diperlukan bila semua gejala hilang dan tanpa leukosuria.
Bila pada pasien reinfeksi berulang (frequent re-infection) :2
12 - Disertai faktor predisposisi, terapi antimikroba yang intensif diikuti dengan
koreksi faktor resiko.
- Tanpa faktor predisposisi, terapi yang dapat dilakukan adalah asupan cairan - yang banyak, cuci setelah melakukan senggama diikuti terapi antimikroba - dosis tunggal (misal trimentoprim 200 mg)
- Terapi antimikroba jangka lama sampai 6 bulan
Pasien sindroma uretra akut (SUA) dengan hitung kuman 103-105 memerlukan antibiotika yang adekuat. Infeksi klamidia memberikan hasil yangbaik dengan tetrasiklin. Infeksi yang disebabkan mikroorganisme anaerobikdiperlukan antimikroba yang serasi (misal golongan kuinolon).2
Tabel 4. Antimikroba pada ISK bawah tak berkomplikasi
Antimikroba Dosis Lama terapi
Trimetropim-sulfametoksazol 2x 160/800mg 3 hari
Trimetropim 2x 100mg 3 hari
Siprofloksasin 2x 100-250 mg 3 hari
Levofloksasin 2x 250 mg 3 hari
Cefiksim 2x 250 mg 3 hari
Cefodoksim proksetil 1x 400 mg 3 hari
Nirofurantoin makrokristal 2x 100 mg 3 hari
Nitrofurantoin monohidrat 4x 50 mg 7 hari
Nitrofurantoin monohidrat makrokristal 2x 100 mg 7 hari
Amoksisilin/klavunalat 2x 500mg 7 hari
2.6.2 Infeksi saluran kemih (ISK) atas
Pada umumnya pasien dengan pielonefritis akut memerlukan rawat inap untuk memelihara status hidrasi dan terapi antibiotika parenteral paling sedikit 48 jam.2 Indikasi rawat inap pasien pielonefritis akut antaralain
- Kegagalan mempertahankan hidrasi atau toleransi terhadap antimikroba oral - Pasien sakit berat atau debilitasi
- Terapi antimikroba oral selama rawat jalan mengalami kegagalan - Diperlukan invertigasi lanjutan
- Faktor predisposisi untuk ISK tipe berkomplikasi
13 - Komorbiditas seperti kehamilan, diabetes melitus dan usia lanjut
The Infection Disease Society of America menganjurkan satu dari tiga alternatif terapi antibiotika intravena sebagai terapi awal selama 48-72 jam sebelum diketahui mikroorganisme penyebabnya :2
- Flurokuinolon
- Aminoglikosida dengan atau tanpa ampisilin
- Sefalosporin berspektrum luas dengan atau tanpa aminoglikosida Tabel 5 Obat parental pada ISK atas akut berkomplikasi
Antimikroba Dosis Interval
Sefepim 1 gram 12 jam
Ciprofloksasin 400mg 12jam
Levofloksasin 500 mg 24 jam
Ofloksasin 400 mg 12 jam
Gentamisin (+ampisilin) 3-5 mg/kgBB 1 mg/kg BB
24 jam 8 jam Ampisilin (+gentamisin) 1-2 gram 6 jam Tikarsilin-klavunalat 3,2 gram 8 jam Piperasilin-tazobaktam 3,375 gram 2-8 jam Imipenem-silastatin 250-500 mg 6-8 jam
2.7 Komplikasi
Komplikasi yang dapatterjadi pada infeksi saluran kemih antaralain batu saluran kemih, obstruksi saluran kemih, sepsis, infeksi kuman miltisistem, gangguan fungsi ginjal.6
14
BAB III
LAPORAN KASUS
3.1 Identitas
Nama Pasien : S
No Rekam Medik : 17034504 Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 68 tahun
Agama : Islam
Alamat : Jl. A Yani No 23 Denpasar Utara Suku Bangsa : Jawa
Status Perkawinan : Menikah Care Giver : Suami
Tanggal MRS : 10 Agustus 2017 Tanggal Pemeriksaan : 16 Agustus 2017
3.2 Anamnesis
Keluhan Utama: Nyeri perut Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke UGD RSUP Sanglah dengan keluhan utama nyeri perut sejak 2 minggu sebelum masuk rumah sakit. Pasien mengatakan nyeri yang dirasakan seperti dililit oleh tali pada bagian seluruh perutnya. Nyeri perut tersebut dirasakan hilang timbul namun cukup mengganggu aktivitas sehari- hari pasien hingga mengganggu waktu tidur malam pasien. Keluhan nyeri perut semakin memberat dirasakan ketika pasien melakukan aktivitas dan membaik ketika pasien istirahat dengan duduk atau rebahan. Awal nyeri perut muncul secara tiba-tiba sejak 2 minggu yang lalu dan memberat 3 hari terakhir ini. Nyeri dimulai dari perut kemudian menjalar ke pinggang.
Pasien juga mengeluhkan demam sejak seminggu yang lalu, dan sudah menghilang 3 hari sebelum masuk rumah sakit. Awal demam dirasakan cukup tinggi kemudian muncul hilang timbul. Tidak ada kondisi yang memperberat
15 keluhan, Pasien belum pernah mengosumsi obat untuk meringankan keluhan tersebut.
Keluhan mual juga dialami oleh pasien 3 hari sebelum masuk rumah sakit,.
Mual yang dirasakan oleh pasien tidak dapat dimuntahkan, sehingga terkadang pasien memasukkan jari tangannya untuk memancing keluarnya muntahan, namun yang keluar hanya air ludah saja. Mual dikatakan muncul hilang timbul, tanpa ada yang memperberat maupun memperingan keluhan. Mual hingga menyebabkan nafsu makan pasien berkurang.
BAK pasien dikatakan sering saat malam hari, nyeri saat berkemih hanya muncul ketika pasien menahan kencingnya dalam waktu lama karena harus menempuh jarak untuk mencapai kamar mandi dengan kondisi pasien yang sudah mengalami keterbatasan dan harus dibantu oleh suaminya. Pasien mengaku terkadang juga mengompol. Keluhan BAB disangkal oleh pasien.
Riwayat Penyakit Dahulu dan Pengobatan
Sebelumnya pasien pernah mengeluh nyeri pinggang 5 tahun yang lalu dan berobat ke RS Manuaba, dikatakan oleh dokter bahwa pasien memiliki batu ginjal kanan. Pasien segera dioperasi di rumah sakit tersebut dan selanjutnya dirawat inap pasca operasi selama 4 hari. Riwayat penyakit hipertensi disangkal oleh pasien.
Riwayat Penyakit Keluarga
Pada keluarga pasien tidak ada yang memiliki penyakit yang sama seperti pasien, yaitu batu ginjal dan peradangan pada ginjal. Riwayat hipertensi juga disangkal oleh keluarga pasien.
Riwayat Sosial Ekonomi
Saat ini pasien sudah tidak bekerja, sebelumnya pasien bekerja sebagai pedagang. Pasien tinggal bersama suami dan keponakannya di rumah kontrakannya. Pasien mengalami keterbatasan dalam melakukan aktivitas sehari-harinya sehingga perlu dibantu oleh suaminya. Pasien mengaku memiliki kebiasaan sedikit minum air putih, dalam sehari hanya menghabiskan satu gelas
16 botol air mineral tanggung (600 ml). Namun pasien mengatakan sering mengeluh timbul hasrat BAK pada malam hari. Pasien sering menahan kencingnya selama perjalanan menuju kamar mandi.
Riwayat Medis
Keluhan utama : Nyeri perut
Keluhan penyerta :
Pusing-pusing : Tidak ada
Nyeri kepala : Tidak ada
Kesadaran menurun : Tidak ada
Selera makan berubah : Ada
Berat badan : Tidak berubah
Demam : Ada
Sulit tidur : Ada
Mudah marah / tersinggung : Tidak ada
Sakit tenggorokan : Tidak ada
Gangguan pendengaran : Tidak ada
Gangguan penglihatan : Ada
Batuk / pilek / influenza : Tidak ada
Batuk-batuk lama : Tidak ada
Sesak nafas : Tidak ada
Sakit gigi / lidah / gusi : Tidak ada
Mual / perut perih / sakit maag : Ada
Mencret / diare : Tidak ada
BAB berdarah : Tidak ada
Mengompol : Ada
Jatuh : Tidak ada
Sakit tulang sendi : Ada
Lainnya : Tidak ada
Riwayat penyakit sekarang : Nyeri perut, demam, mual, sering BAK
17
Riwayat penyakit dahulu
Gang. pemb. darah otak / stroke : Tidak ada
Katarak : Ada
Nyeri jantung (Angina) : Tidak ada
Serangan jantung IMA (MCI) : Tidak ada
Paru-paru (TBC/PPOK/Asma) : Tidak ada
Kolesterol tinggi : Tidak ada
Trigliserida tinggi : Tidak ada
Kegemukan (obesitas) : Tidak ada
Kencing manis / diabetes melitus : Tidak ada
Tekanan darah tinggi : Tidak ada
Batu saluran kencing : Ada
Prostat : Tidak Ada
Sakit ginjal (ISK/CRF) : Ada
Tulang keropos / Osteoporosis : Tidak ada
Rematik / Osteoatritis : Tidak ada
P. Gout Pirai : Ada
Kurang darah / anemia : Tidak ada
Kanker : Tidak ada
Gangguan lambung : Tidak ada
Sakit liver : Tidak ada
Batu empedu : Tidak ada
Lainnya : Tidak ada
Riwayat pembedahan : Ada
Riwayat rawat inap : Ada
Riwayat kesehatan lain : Tidak ada
Riwayat alergi : Tidak ada
Obat obatan saat ini
Dengan Resep Dokter : Ada
Tanpa Resep Dokter : Tidak ada
Riwayat sosial-kemasyarakatan-keagamaan
18
Rekreasi : Sangat jarang
Kegiatan keagamaan : Sering
Silahturahmi dengan keluarga : Sering
Silahturahmi dengan sesama lansia : Sangat jarang
Olahraga : Sangat jarang
Analisa Finansial
Pekerjaan utama sebelum usia 55 tahun : Pedagang
Menerima pensiun : Tidak
Pekerjaan saat ini : Tidak ada
Penghasilan rata-rata perbulan : -
Menerima bantuan dalam bentuk uang : Tidak ada
Menerima bantuan selain uang : Tidak ada
Masih menanggung orang lain : Tidak
Penghasilan cukup untuk pengeluaran : Cukup
3.3 Anamnesis Sistem
Keadaan umum : Lemah
Sistem kardio vaskular
Nyeri / rasa berat di dada : Tidak Ada
Sesak nafas pada waktu kerja : Tidak Ada
Terbangun tengah malam karena sesak : Tidak Ada
Sesak saat berbaring tanpa bantal : Tidak Ada
Bengkak pada kaki / tungkai : Tidak Ada
Pulmo
Sesak Napas : Tidak ada
Demam : Ada
Batuk berdahak / kering : Tidak ada
Saluran cerna
Nafsu makan menurun/meningkat : Ada
Berak hitam : Tidak ada
Sakit perut : Ada
19
Mencret : Tidak ada
Perut terasa kembung : Tidak ada
BAB berdarah : Tidak ada
Saluran Kencing
Gangguan BAK : Ada
Nyeri BAK : Ada
Pancaran air seni kurang : Tidak ada
Menetes : Tidak ada
Bangun malam karena BAK : Ada
Hematologi
Mudah timbul lebam kulit : Tidak ada
Bila luka, perdarahan lambat berhenti : Tidak ada
Benjolan : Tidak ada
Rematologi
Kekakuan sendi : Ada
Bengkak sendi : Tidak ada
Nyeri otot : Tidak ada
Endokrin
Benjolan di leher depan samping : Tidak ada
Gemetaran : Tidak ada
Lebih suka udara dingin : Tidak ada
Banyak keringat : Tidak ada
Lekas lelah / lemas : Tidak ada
Rasa haus bertambah : Tidak ada
Mudah mengantuk : Tidak ada
Lesu, lelah, letih, lemah : Ada
Tidak tahan dingin : Tidak ada
Neurologi
Pusing/ Sakit kepala : Tidak ada
Kesulitan mengingat sesuatu : Tidak ada
Pingsan sesaat : Tidak ada
20
Gangguan penglihatan : Ada
Gangguan pendengaran : Tidak ada
Rasa baal / kesemutan anggota badan : Tidak ada
Kesulitan tidur : Ada
Kelemahan anggota tubuh : Tidak ada
Lumpuh : Tidak ada
Kejang-kejang : Tidak ada
Jiwa
Sering lupa : Tidak ada
Kelakuan aneh : Tidak ada
Mengembara : Tidak ada
Murung : Tidak ada
Sering menangis : Tidak ada
Mudah tersinggung : Tidak ada
3.4 Penapisan
Penapisan status fungsional
ADL Barthel (BAI) Sebelum Sakit
No. Fungsi Skor Keterangan
01
Mengontrol BAB 0 Inkontinen/tak teratur (perlu enema) 1 Kadang-kadang inkontinen (1 x
seminggu)
2 Kontinen teratur
02
Mengontrol BAK 0 Inkontinen/pakai kateter dan tak terkontrol
1 Kadang-kadang inkontinen (max 1 x 24 jam)
2 Mandiri
03
Membersihkan diri (lap muka, sisir rambut, sikat gigi)
0 Butuh pertolongan orang lain
1 Mandiri
21 04
Penggunaan toilet pergi ke dalam dari WC (melepas, memakai celana, menyeka, menyiram)
0 Tergantung pertolongan orang lain
1
Perlu pertolongan beberapa aktivitas tetapi dapat mengerjakan sendiri aktivitas yang lain
2 Mandiri
05
Makan 0 Tidak mampu
1 Perlu seseorang menolong memotong makan
2 Mandiri
06
Berpindah tempat
dari tidur ke duduk 0 Tidak mampu
1 Perlu banyak bantuan untuk bisa duduk (2orang)
2 Bantuan minimal 1 orang 3 Mandiri
07
Mobilisasi/berjalan 0 Tidak mampu
1 Bisa berjalan dengan kursi roda 2 Berjalan dengan bantuan satu orang 3 Mandiri
08
Berpakaian
(memakai baju) 0 Tergantung orang lain
1 Sebagian dibantu (mis. mengancing baju)
2 Mandiri
09
Naik turun tangga 0 Tidak mampu
1 Butuh pertolongan orang lain 2 Mandiri (naik turun)
10 Mandi 0 Tergantung orang lain
22 1 Mandiri
Total Skor 20
Skor ADL (BAI) Sebelum sakit 20 : Mandiri
12–19 : Ketergantungan ringan 9 – 11 : Ketergantungan sedang 5 – 8 : Ketergantungan berat 0 – 4 : Ketergantungan total
ADL Barthel (BAI) Setelah Sakit
No. Fungsi Skor Keterangan
01
Mengontrol BAB 0 Inkontinen/tak teratur (perlu enema) 1 Kadang-kadang inkontinen (1 x
seminggu)
2 Kontinen teratur
02
Mengontrol BAK 0 Inkontinen/pakai kateter dan tak terkontrol
1 Kadang-kadang inkontinen (max 1 x 24 jam)
2 Mandiri
03
Membersihkan diri (lap muka, sisir rambut, sikat gigi)
0 Butuh pertolongan orang lain
1 Mandiri
04
Penggunaan toilet pergi ke dalam dari WC (melepas, memakai celana, menyeka, menyiram)
0 Tergantung pertolongan orang lain
1
Perlu pertolongan beberapa aktivitas tetapi dapat mengerjakan sendiri aktivitas yang lain
2 Mandiri
05
Makan 0 Tidak mampu
1 Perlu seseorang menolong memotong makan
23 2 Mandiri
06
Berpindah tempat
dari tidur ke duduk 0 Tidak mampu
1 Perlu banyak bantuan untuk bisa duduk (2orang)
2 Bantuan minimal 1 orang 3 Mandiri
07
Mobilisasi/berjalan 0 Tidak mampu
1 Bisa berjalan dengan kursi roda
2 Berjalan dengan bantuan satu orang 3 Mandiri
08
Berpakaian
(memakai baju) 0 Tergantung orang lain
1 Sebagian dibantu (mis. mengancing baju)
2 Mandiri
09
Naik turun tangga 0 Tidak mampu
1 Butuh pertolongan orang lain 2 Mandiri (naik turun)
10
Mandi 0 Tergantung orang lain
1 Mandiri
Total Skor 13
Skor ADL (BAI) 20 : Mandiri
12–19 : Ketergantungan ringan 9 – 11 : Ketergantungan sedang 5 – 8 : Ketergantungan berat 0 – 4 : Ketergantungan total
24 IADL
No Aktivitas
Independen (tidak perlu bantuan orang lain)
Nilai = 0
Dependen (perlu bantuan orang lain)
Nilai = 1
Nilai
1 Telepon
● Mengoperasikan telepon sendiri
● Mencari dan
menghubungi nomer
● Menghubungi beberapa nomer yang diketahui
● Menjawab telepon tetapi tidak menghubungi
● Tidak bisa menggunakan telepon sama sekali
0
2 Belanja
● Mengatur semua kebutuhan belanja sendiri
● Perlu bantuan untuk mengantar belanja
● Sama sekali tidak mampu belanja
1
3 Persiapan makanan
● Merencanakan, menyiapkan, dan menghidangkan makanan
● Menyiapkan makanan jika sudah disediakan bahan makanan
● Menyiapkan makanan tetapi tidak mengatur diet yang cukup
● Perlu disiapkan dan dilayani
1
4 Perawatan rumah
● Merawat rumah sendiri atau bantuan kadang- kadang
● Mengerjakan pekerjaan ringan sehari-hari (merapikan tempat tidur, mencuci piring)
● Perlu bantuan untuk semua perawatan rumah sehari-hari
● Tidak
berpartisipasi dalam perawatan rumah
1
5 Mencuci baju
● Mencuci semua pakaian sendiri
● Mencuci pakaian yang kecil
● Mencuci hanya beberapa pakaian
● Semua pakaian dicuci oleh orang lain
1
6 Transport
● Berpergian sendiri menggunakan
kendaraan umum atau menyetir sendiri
● Mengatur perjalanan sendiri
● Perjalanan terbatas ke taxi atau
kendaraan dengan bantuan orang lain
● Tidak melakukan perjalanan sama sekali
1
25
● Perjalanan menggunakan
transportasi umum jika ada yang menyertai 7 Pengobatan
● Meminum obat secara tepat dosis dan waktu tanpa bantuan
● Tidak mampu menyiapkan obat sendiri
0
8 Manajemen keuangan
● Mengatur masalah finansial ( tagihan, pergi ke bank)
● Mengatur pengeluaran sehari-hari, tapi perlu bantuan untuk ke bank untuk transaksi penting
● Tidak mampu mengambil
keputusan finansial atau memegang uang
1
TOTAL 6
Skor IADL :
0 : Independen
1 : Kadang-kadang perlu bantuan 2 : Perlu bantuan sepanjang waktu
3 - 8 : Tidak beraktivitas / Dikerjakan oleh orang lain
Penapisan Kognitif
AMT (Abreviated Mental Test) pada tanggal 17 Agustus 2017 a. Umur : 68 tahun
b. Waktu/jam sekarang : 11.00 WITA c. Alamat tempat tinggal : Denpasar d. Tahun ini: 2017
e. Saat ini berada di mana : di Sanglah
f. Mengenali orang lain di RS (dokter, perawat,dll)
g. Tahun kemerdekaan RI h. Nama presiden RI
i. Tahun kelahiran pasien: 1937 j. Menghitung terbalik (20 s/d 1)
0.Salah 1.Benar 0.Salah 1.Benar 0.Salah 1.Benar 0.Salah 1.Benar 0.Salah 1.Benar 0.Salah 1.Benar 0.Salah 1.Benar 0.Salah 1.Benar 0.Salah 1.Benar 0.Salah 1.Benar Skor AMT:
0 – 3 : Gangguan kognitif berat 4 – 7 : Gangguan kognitif sedang 8 – 10 : Normal
Total Skor : 10 Perasaan hati (afeksi)
oBaik oLabil oDepresi oAgitasi oCemas
26 MMSE (Mini Mental State Examination)
Skor Maks
Skor Lansia
Jam Mulai : 11.00
ORIENTASI 5
5
5 5
Sekarang (hari), (tanggal), (bulan), (tahun) berapa, (musim) apa?
Sekarang kita berada di mana?
(jalan), (nomor rumah), (kota), (kabupaten), (propinsi) REGISTRASI
3 3 Pewawancara menyebutkan nama 3 buah benda, 1 benda,, 1 detik untuk tiap benda.
Kemudian mintalah klien mengulang ke 3 nama benda tersebut.
Berikan 1 angka untuk tiap jawaban yang benar. Bila masih salah, ulangi penyebutan ke 3 nama benda tersebut sampai ia dapat mengulangnya dengan benar. Hitunglah jumlah percobaan dan catatlah (buku, kursi, pulpen)
Jumlah Percobaan : 1 ATENSI DAN KALKULASI
5 3 Hitunglah berturut- turut selang 7 mulai dari 100, kebawah berilah 1 angka untuk jawaban yang benar, berhenti setelah 5 hitungan (93, 86, 79, 72, 65) kemungkinan lain ejalah kata “dunia” dari akhir ke awal (a-i-n-u-d)
MENGINGAT
3 2 Tanyalah kembali nama ke 3 benda yang telah disebutkan di atas.
Berilah 1 angka untuk setiap jawaban yang benar BAHASA
9 6 Apakah nama benda-benda ini? Perlihatkan pensil dari arloji (2 angka)
Ulanglah kalimat berikut : “Jika Tidak, dan Atau Tapi” (1 angka) Laksanakan 3 buah perintah ini : “ peganglah selembar kertas dangan tangan kananmu, lipatlah kertas itu pada pertengahan dan letakkanlah di lantai” (3 angka)
27
Bacalah dan laksanakan perintah berikut “PEJAMKAN MATA ANDA” (1 angka)
Tulislah sebuah kalimat (1 angka) Tirulah gambar ini (1 angka) .:. Total skor: 24 Kognitif: Gangguan kognitif
Penapisan Depresi
GDS (Geriatri Depression Scale)
No Keterangan YA TIDAK
01 Apakah anda sebenarnya puas dengan kehidupan anda? 0 1 02 Apakah anda telah meninggalkan banyak kegiatan dan
minat atau kesenangan anda? 1 0
03 Apakah anda merasa kehidupan anda kosong? 1 0
04 Apakah anda sering merasa bosan? 1 0
05 Apakah anda sangat berharap terhadap masa depan? 0 1 06 Apakah anda merasa targanggu dengan pikiran bahwa
anda tidak dapat keluar dari pikiran anda? 1 0 07 Apakah anda merasa mempunyai semangat yang baik
setiap saat? 0 1
08 Apakah anda merasa takut bahwa sesuatu yang buruk
akan terjadi pada diri anda? 1 0
09 Apakah anda merasa bahagia untuk sebagian besar
hidup anda? 0 1
10 Apakah anda sering merasa tidak berdaya? 1 0
11 Apakah anda sering merasa resah dan gelisah? 1 0 12 Apakah anda lebih senang berada dirumah daripada
pergi ke luar rumah dan melakukan hal-hal yang baru? 1 0 13 Apakah anda sering merasa khawatir terhadap masa
depan anda? 1 0
14 Apakah anda merasa memiliki banyak masalah dengan
daya ingat anda dibandingkan kebanyakan orang? 1 0 15 Apakah menurut anda hidup anda saat ini
menyenangkan? 0 1
16 Apakah anda sering merasa sedih? 0 0
17 Apakah saat ini anda merasa tidak berharga? 0 0 18 Apakah anda sangat mengkhawatirkan masa lalu anda? 0 0
28 19 Apakah anda merasa hidup ini sangat menarik dan
menyenangkan? 0 1
20 Apakah sulit bagi anda untuk memulai sesuatu hal yang
baru? 1 0
21 Apakah anda merasa penuh semangat? 0 1
22 Apakah anda merasa bahwa keadaan anda tidak ada
harapan? 1 0
23 Apakah anda merasa orang lain memiliki keadaan yang
lebih baik dari anda? 1 0
24 Apakah anda sering merasa sedih terhadap hal-hal
kecil? 1 0
25 Apakah anda sering merasa ingin menangis ? 1 0 26 Apakah anda mempunyai masalah dalam
berkonsentrasi? 1 0
27 Apakah anda merasa senang ketika bangun di pagi hari? 0 1 28 Apakah anda lebih memilih untuk tidak mengikuti
pertemuan-pertemuan sosial atau masyarakat? 1 0 29 Apakah mudah bagi anda untuk membuat keputusan? 0 1
30 Apakah pikiran anda secerah biasanya? 0 1
TOTAL 12 Skor antara 0-9 : Normal
Skor antara 10-19 : Mild depression Skor antara 20-30 : Severe depression
Penapisan Inkontinensia
Pertanyaan : Apakah anda mengompol atau BAB tanpa disadari ? 0 Tidak pernah
1 Kadang-kadang kehilangan kontrol berkemih/ menggunakan alat bantu untuk berkemih &BAB
2,5 Kehilangan kontrol berkemih sedikitnya sekali dalam sebulan 4 Kehilangan kontrol berkemih sedikitnya 2 kali sebulan /kadang-
kadang kehilangan kontrol BAB
5 Kehilangan kontrol BAB sedikitnya sekali dalam sebulan 5,5 Kehilangan kontrol berkemih sedikitnya sekali dalam seminggu 6,5 Kehilangan kontrol BAB sedikitnya 2 kali sebulan
8 Kehilangan kontrol BAB sedikitnya sekali seminggu/kehilangan kontrol berkemih sedikitnya sekali tiap hari
10 Kehilangan kontrol BAB sedikitnya sekali sehari 10,5 Tidak bisa mengontrol fungsi berkemih sama sekali 10,5 Tidak bisa mengontrol BAB sama sekali
29 Inkontinensia dikelompokkan menjadi :
0 : Tidak ada inkontinensia 1-2,5 : Inkontinensia ringan 4,0-6,5 : Inkontinensia sedang
≥ 8 : Inkontinensia berat
Penapisan Nutrisi Mini (Mini Nutritional Assessment)
No. Penilaian Nilai
1
Apakah terjadi penurunan asupan makanan selama 3 bulan terakhir berkaitan dengan nafsu makan, gangguan saluran cerna, kesulitan mengunyah atau kesulitan menelan?
0 = Penurunan nafsu makan tingkat berat 1 = Penurunan nafsu makan tingkat sedang 2 = Tidak hehilangan / penurunan nafsu makan
1
2
BB selama 3 bulan terakhir :
a. Kehilangan > 3kg = 0 b. Tidak tahu = 1 c. Kehilangan antara 1-3 kg = 2 d. Tidak kehilangan BB = 3
3
3
Mobilitas
a. Hanya terbaring atau diatas kursi roda = 0
b. Dapat bangkit dari tempat tidur tapi tidak keluar rumah= 1 c. Dapat pergi keluar rumah = 2
1
4 Mengalami stres psikologis atau penyakit akut dalam 3 bln terakhir :
Tidak = 2 / Ya = 0 2
5
Masalah neuropsikologis
a. Demensia berat dan depresi = 0 b. Demensia ringan =1
c. Tidak ada masalah psikologis = 2
2
6
Indeks masa tubuh : BB/TB (m2) a. < 19 = 0
b. 19-21= 1 c. 21-<23=2 d. >23 = 3
21
3
TOTAL 12
Interpretasi:
Skor 12-14 : Gizi baik
Skor 8-11 : Berisiko malnutrisi Skor 0-7 : Malnutrisi
3.5 Pemeriksaan Fisik ( 16 Agustus 2017 )
Kesadaran : E4 V5 M6
Tekanan darah/nadi : 130/80 mmHg Nadi : 80 x/menit
30
Laju respirasi : 18 x/menit
Suhu Axilla : 36,50C
Antropometri
Berat badan : 57 kg Tinggi badan : 155 cm
BMI : 24,05 kg/m2
Lingkar lengan atas : 27 cm (kanan dan kiri) Lingkar kaki (calf) : 33 cm (kanan dan kiri) Kesimpulan : Gizi baik
Kulit
Kekeringan : Tidak ada
Bercak kemerahan : Tidak ada
Lesi kulit lain : Tidak ada
Curiga keganasan : Tidak ada
Dekubitus : Tidak ada
Pendengaran
Dengar suara normal : Normal
Pakai alat bantu dengar : Tidak ada
Penglihatan
Membaca huruf koran dengan kacamata : Tidak
Jarak penglihatan : Menurun
Jarak baca : Menurun
Katarak : Ada
Temuan funduskopi : Tidak dievaluasi
Anemis : Tidak ada
Ikterus : Tidak ada
Refleks pupil : +/+ Isokor
Edema palpebra : Tidak ada
Mulut
Hygiene mulut : Baik
Gigi palsu : Tidak ada
Gigi palsu terpasang baik : Tidak ada
31 Lesi di bawah gigi palsu : Tidak ada
Kelainan yang lain : Tidak ada
Leher
Derajat gerak : Normal
Kelenjar tiroid : Normal
Bekas luka pada tiroid : Tidak ada
Massa lain : Tidak ada
Kelenjar limfa membesar : Tidak ada
JVP : PR + 0 cmH2O
Thorax
Massa teraba : Tidak ada
Kelainan lain : Tidak ada
Paru
Inspeksi : Simetris
Palpasi : N/N
Perkusi : Sonor / Sonor
Auskultasi suara dasar : Vesikuler +/+
+/+
+/+
Auskultasi suara tambahan : Ronki -/- Wheezing -/- -/- -/- -/- -/-
Jantung dan pembuluh darah
Irama : Reguler
Inspeksi : Iktus kordis tak tampak
Palpasi : Iktus kordis teraba
MCL sinistra ICS V
Perkusi : Batas atas: ICS II
batas kiri: MCL S ICS V batas kanan : PSL D
Bising : Tidak ada
Gallop : Tidak ada
32
Bising A. Karotis : Tidak ada
Bising A. Femoralis : Tidak ada
Denyut A. Dorsalis pedis : Teraba
Edema pedis : Tidak ada
Edema tibia : Tidak ada
Edema sacrum : Tidak ada
Abdomen
Bising : Normal
Hati membesar : Tidak ada
Massa perut : Tidak ada
Limpa membesar : Tidak ada
Ginjal membesar : Tidak ada
Nyeri ketok CVA : Ada
Otot dan kerangka
Deformitas : Tidak Ada
Gerak terbatas : Ada
Nyeri : Ada
Benjol/ radang : Tidak Ada
Saraf
Penghidu : Kesan normal
Ketajaman penglihatan : Tidak Normal Lapangan penglihatan : Kesan berkurang
Fundus : Tidak dievaluasi
Pupil : Kesan normal
Ptosis : Tidak ada
Nistagmus : Tidak ada
Gerakan bola mata : Kesan normal
Sensasi kulit occuli : Kesan normal Sensasi kulit mandibularis : Kesan normal Sensasi kulit maksilaris : Kesan normal
Otot mengunyah : Kesan normal
Refleks kornea : Normal
33
Jerk jaw : Tidak ada
Saraf muka simetris : Normal
Kekuatan otot wajah : Normal
Pendengaran : Normal
Uvula : Normal
Refleks trapesius : Kesan normal
Otot trapesius : Normal
Sternokleidomastoideus : Normal
Lidah : Normal
Motorik
Anggota tubuh atas Kekuatan Tonus Refleks
Bahu (4)/(4) (N)/(N) (+)/(+)
Siku (4)/(4) (N)/(N) (+)/(+)
Pergelangan tangan (4)/(4) (N)/(N) (+)/(+) Anggota tubuh bawah
Paha (2)/2) (N)/(N) (+)/(+)
Lutut (3)/(3) (N)/(N) (+)/(+)
Pergelangan kaki (3)/(3) (N)/(N) (+)/(+)
Sensorik
Anggota tubuh atas Anggota tubuh bawah Tajam (Nyeri) kanan (+) kiri (+) kanan (+) kiri (+) Raba kanan (+) kiri (+) kanan (+) kiri (+) Getar kanan (+) kiri (+) kanan (+) kiri (+) Suhu kanan (+) kiri (+) kanan (+) kiri (+)
Koordinasi
Jari ke hidung : Normal
Tumit ke lutut : Normal
34 3.6 Pemeriksaan Penunjang
Darah lengkap (10 Agustus 2017 )
PARAMETER HASIL SATUAN REFERENSI KETERANGAN
WBC 8.59 103µL 4.10-11.00
% neut 58.52 % 47.00-80.00
% lymph 28.65 % 13.00-40.00
% mono 7.97 % 2.00-11.00
% eos 4.03 % 0.00-5.00
% baso 0.83 % 0.00-2.00
# neut 5.03 103µL 2.50-7.50
# lymph 2.46 103µL 1.00-4.00
# mono 0.68 103µL 0.10-1.20
# eos 0.35 103µL 0.00-0.50
# baso 0.07 103µL 0.0-0.1
RBC 4.83 106µL 4.0 – 5.2
Hemoglobin 12.14 g/dL 12.0-16.0
Hematokrit 39.40 % 36.00-46.00
MCV 81,54 fL 80.00-100.00
MCHC 30.82 g/dL 31-36 Rendah
MCH 25.13 Pg 26.00-34.00 Rendah
RDW 11.26 % 11.60-14.80 Rendah
Platelet 351.70 103µL 140.00-440.00
35 Kimia Klinik (10 Agustus 2017)
PARAMETER HASIL SATUAN REFERENSI KET
AST/SGOT 17.2 U/dL 11.00-33.00
ALT/SGPT 11.00 U/dL 11.00-50.00
Albumin 4.0 g/dL 3.40-4.80
BUN 7.0 mg/dL 8.00-23.00 Rendah
Kreatinin 0.85 mg/dL 0.50- 0.90
Asam Urat 8.4 mg/dL 2.00-5.70 Tinggi
Natrium (Na) - serum 137 mmol/L 135-148 Kalium (K) - serum 4.2 mmol/L 3.5-5.3 Glukosa Darah
(Sewaktu)
103 mg/dL 70-140
Urine Lengkap (14 Agustus 2017)
PARAMETER HASIL SATUAN REFERENSI
Berat Jenis 1.009 1.003-1.035
Kekeruhan Jernih
pH 7.00 4,5-8
Leukosit Negatif Leuco/uL Negatif
Nitrit Negatif Negatif
Protein Negatif Negatif
Glukosa Normal Normal
Keton Negatif Negatif
Darah Negatif Negatif
Urubilinogen Normal Normal
Bilirubin Negatif Negatif
Warna Light Yellow Light Yellow
36 Sedimen Urin :
Leukosit Sedimen 1 /LP ≤7
Eritrosit Sedimen 1 /LP ≤5
Sel Epitel Sedimen : /LP
Gepeng 1 /LP
Silinder sedimen Negatif /LP
Kristal Negatif /LP
Lain-lain Bakteri
Foto Thoraks AP (10 Agustus 2017)
Interpretasi:
Cor besar dan bentuk normal
Pulmo tak tampak infiltrat/nodul. Corakan bronchovaskuler normal Sinus pleura kanan dan kiri tajam
Diafragma kanan dan kiri normal Tulang-tulang tidak tampak kelainan Kesan :Cor dan pulmo tak tampak kelainan
37 Foto BOF (10 Agustus 2017)
Interpretasi:
Preperitoneal fat line (+) tegas
Tak tampak bayangan radioaque di sepanjang traktus urinarius Kontur ginjal kanan kiri tak tampak jelas
Psos line kanan kiri simetris
Distribusi gas usus meningkat bercampur fecal material, tampak sentinel loop di kuadran tengah pasien
Bayangan hepar dan lien tampak membesar
Tampak osteophyte pada vertebra thoracolumbalis, pedicle dan spatium intervertebralis baik
Tampak kompresi vertebra Th 12 dan L 1 Trabekulasi tulang menurun
Kesan:
Tak tampak batu radiopaque di sepanjang traktus urinarius Peningkatan distribusi gas usus
Spondilosis thoracolumbalis
Kompresi pada vertebra Th 12 dan L 1
3.7 Daftar Masalah
Dari data-data yang dikumpulkan, didapatkan bahwa penderita memiliki masalah sebagai berikut :
- ADL Barthel : Ketergantungan ringan
- IADL : Tidak beraktivitas/perlu dikerjakan orang lain
38
- AMT : Normal
- MMSE : Adanya gangguan kognitif - GDS : Depresi ringan
- MNA : Gizi baik - Inkontinensia ringan
3.8 Rekapitulasi Assessment Perorangan a Disease:
Suspek PNA dextra - Hiperurisemia b Impairment:
Vision c Disabilitas:
Mild dependency d Handicap:
Negatif
3.9 Rekomendasi Penatalaksanaan a. Terapi farmakologis
Levofloxacin 500 mg tiap 24 jam IV
Paracetamol 750 mg tiap 8 jam IO
Allupurinol 100 mg tiap 24 jam IO b. Terapi Edukasi
Memberikan informasi tentang penyakit dan gejala perburukan pasien pada pasien dan keluarganya secara lengkap.
Memberikan edukasi tentang obat yang diminum kepada pasien dan keluarga pasien
Mengedukasi keluarga pasien untuk menjaga higienitas pasien dan lingkungan rumah.
Mengedukasi keluarga pasien untuk menjaga asupan nutrisi yang bergizi baik dan seimbang dan sesuai dengan diet pada penyakit ginjal
39 c. Terapi aktivitas
Mobilliasi pasien d. Terapi psikososial
KIE keluarga tentang keadaaan pasien
Dukungan keluarga, lingkungan, dan masyarakat
Penyediaan ruangan yang aman bagi lansia, memperhatikan nutrisi penderita dan meningkatkan waktu komunikasi terhadap penderita untuk mengurangi depresi
Berikan informasi tentang penyakitnya secara lengkap.
Berikan edukasi tentang obat yang diminum.
Menjaga asupan nutrisi yang bergizi baik dan seimbang.
e. Rencana tindakan
UC/CC/ST
USG abdomen e. Planning Monitoring
Vital sign
Keluhan
3.10 Kunjungan Rumah (17Agustus 2017) a. Subjektif
Pasien masih mengeluhkan nyeri bagian perut yang menjalar sampai ke pinggang. Keluhan muncul hilang timbul dalam waktu berdekatan sepanjang hari. Keluhan dikatakan kembali muncul 1 hari sebelum pasien pulang dari rumah sakit (15 Agustus 2017) dan menetap hingga kunjungan rumah dilaksanakan (17 Agustus 2017). Keluhan memberat saat pasien bangun dari tidur dan berjalan sehingga aktivitas keseharian pasien dikatakan terbatas dan memerlukan pertolongan suaminya. Untuk megurangi keluhan pasien lebih memilih untuk duduk dan mengkonsumsi obat pereda nyeri yang diberikan sepulang dari rumah sakit yaitu paracetamol 500mg.
Keluhan mual juga masih dialami oleh pasien dan oleh pasien masih dikatakan tidak dapat dimuntahkan, Mual dikatakan muncul hilang timbul,
40 tanpa ada yang memperberat maupun memperingan keluhan dan masih menyebabkan nafsu makan pasien berkurang.
BAK pasien dikatakan sering saat malam hari, nyeri saat berkemih masih dikatakan hanya muncul ketika pasien menahan kencingnya dalam waktu lama.Pasien mengaku terkadang juga mengompol. Keluhan BAB disangkal oleh pasien
b. Penapisan status fungsional
ADL Barthel (BAI) Setelah Sakit
No. Fungsi Skor Keterangan
01
Mengontrol BAB 0 Inkontinen/tak teratur (perlu enema) 1 Kadang-kadang inkontinen (1 x
seminggu)
2 Kontinen teratur
02
Mengontrol BAK 0 Inkontinen/pakai kateter dan tak terkontrol
1 Kadang-kadang inkontinen (max 1 x 24 jam)
2 Mandiri
03
Membersihkan diri (lap muka, sisir rambut, sikat gigi)
0 Butuh pertolongan orang lain
1 Mandiri
04
Penggunaan toilet pergi ke dalam dari WC (melepas, memakai celana, menyeka, menyiram)
0 Tergantung pertolongan orang lain
1
Perlu pertolongan beberapa aktivitas tetapi dapat mengerjakan sendiri aktivitas yang lain
2 Mandiri
05
Makan 0 Tidak mampu
1 Perlu seseorang menolong memotong makan
41 2 Mandiri
06
Berpindah tempat
dari tidur ke duduk 0 Tidak mampu
1 Perlu banyak bantuan untuk bisa duduk (2orang)
2 Bantuan minimal 1 orang 3 Mandiri
07
Mobilisasi/berjalan 0 Tidak mampu
1 Bisa berjalan dengan kursi roda
2 Berjalan dengan bantuan satu orang 3 Mandiri
08
Berpakaian
(memakai baju) 0 Tergantung orang lain
1 Sebagian dibantu (mis. mengancing baju)
2 Mandiri
09
Naik turun tangga 0 Tidak mampu
1 Butuh pertolongan orang lain 2 Mandiri (naik turun)
10
Mandi 0 Tergantung orang lain
1 Mandiri
Total Skor 13
Skor ADL (BAI) 20 : Mandiri
12–19 : Ketergantungan ringan 9 – 11 : Ketergantungan sedang 5 – 8 : Ketergantungan berat 0 – 4 : Ketergantungan total
42 IADL
No Aktivitas
Independen (tidak perlu bantuan orang lain)
Nilai = 0
Dependen (perlu bantuan orang lain)
Nilai = 1
Nilai
1 Telepon
● Mengoperasikan telepon sendiri
● Mencari dan
menghubungi nomer
● Menghubungi beberapa nomer yang diketahui
● Menjawab telepon tetapi tidak menghubungi
● Tidak bisa menggunakan telepon sama sekali
0
2 Belanja
● Mengatur semua kebutuhan belanja sendiri
● Perlu bantuan untuk mengantar belanja
● Sama sekali tidak mampu belanja
1
3 Persiapan makanan
● Merencanakan, menyiapkan, dan menghidangkan makanan
● Menyiapkan makanan jika sudah disediakan bahan makanan
● Menyiapkan makanan tetapi tidak mengatur diet yang cukup
● Perlu disiapkan dan dilayani
1
4 Perawatan rumah
● Merawat rumah sendiri atau bantuan kadang- kadang
● Mengerjakan pekerjaan ringan sehari-hari (merapikan tempat tidur, mencuci piring)
● Perlu bantuan untuk semua perawatan rumah sehari-hari
● Tidak
berpartisipasi dalam perawatan rumah
1
5 Mencuci baju
● Mencuci semua pakaian sendiri
● Mencuci pakaian yang kecil
● Mencuci hanya beberapa pakaian
● Semua pakaian dicuci oleh orang lain
1
6 Transport
● Berpergian sendiri menggunakan
kendaraan umum atau menyetir sendiri
● Mengatur perjalanan sendiri
● Perjalanan terbatas ke taxi atau
kendaraan dengan bantuan orang lain
● Tidak melakukan perjalanan sama sekali
1
43
● Perjalanan menggunakan
transportasi umum jika ada yang menyertai 7 Pengobatan
● Meminum obat secara tepat dosis dan waktu tanpa bantuan
● Tidak mampu menyiapkan obat sendiri
0
8 Manajemen keuangan
● Mengatur masalah finansial ( tagihan, pergi ke bank)
● Mengatur pengeluaran sehari-hari, tapi perlu bantuan untuk ke bank untuk transaksi penting
● Tidak mampu mengambil
keputusan finansial atau memegang uang
1
TOTAL 6
Skor IADL :
0 : Independen
1 : Kadang-kadang perlu bantuan 2 : Perlu bantuan sepanjang waktu
3 - 8 : Tidak beraktivitas / Dikerjakan oleh orang lain
c. Penapisan kognitif
AMT (Abreviated Mental Test) pada tanggal 17 Agustus 2017 k. Umur : 68 tahun
l. Waktu/jam sekarang : 11.00 WITA m. Alamat tempat tinggal : Denpasar n. Tahun ini: 2017
o. Saat ini berada di mana : di Sanglah
p. Mengenali orang lain di RS (dokter, perawat,dll)
q. Tahun kemerdekaan RI r. Nama presiden RI
s. Tahun kelahiran pasien: 1937 t. Menghitung terbalik (20 s/d 1)
0.Salah 1.Benar 0.Salah 1.Benar 0.Salah 1.Benar 0.Salah 1.Benar 0.Salah 1.Benar 0.Salah 1.Benar 0.Salah 1.Benar 0.Salah 1.Benar 0.Salah 1.Benar 0.Salah 1.Benar Skor AMT:
0 – 3 : Gangguan kognitif berat 4 – 7 : Gangguan kognitif sedang 8 – 10 : Normal
Total Skor : 10 Perasaan hati (afeksi)
oBaik oLabil oDepresi oAgitasi oCemas
44 MMSE (Mini Mental State Examination)
Skor Maks
Skor Lansia
Jam Mulai : 11.00
ORIENTASI 5
5
5 5
Sekarang (hari), (tanggal), (bulan), (tahun) berapa, (musim) apa?
Sekarang kita berada di mana?
(jalan), (nomor rumah), (kota), (kabupaten), (propinsi) REGISTRASI
3 3 Pewawancara menyebutkan nama 3 buah benda, 1 benda,, 1 detik untuk tiap benda.
Kemudian mintalah klien mengulang ke 3 nama benda tersebut.
Berikan 1 angka untuk tiap jawaban yang benar. Bila masih salah, ulangi penyebutan ke 3 nama benda tersebut sampai ia dapat mengulangnya dengan benar. Hitunglah jumlah percobaan dan catatlah (buku, kursi, pulpen)
Jumlah Percobaan : 1
ATENSI DAN KALKULASI
5 3 Hitunglah berturut- turut selang 7 mulai dari 100, kebawah berilah 1 angka untuk jawaban yang benar, berhenti setelah 5 hitungan (93, 86, 79, 72, 65) kemungkinan lain ejalah kata “dunia” dari akhir ke awal (a-i-n-u-d)
MENGINGAT
3 2 Tanyalah kembali nama ke 3 benda yang telah disebutkan di atas.
Berilah 1 angka untuk setiap jawaban yang benar BAHASA
9 6 Apakah nama benda-benda ini? Perlihatkan pensil dari arloji (2 angka)
Ulanglah kalimat berikut : “Jika Tidak, dan Atau Tapi” (1 angka) Laksanakan 3 buah perintah ini : “ peganglah selembar kertas dangan tangan kananmu, lipatlah kertas itu pada pertengahan dan letakkanlah di lantai” (3 angka)