PENGARUH BRAND AWARENESS, PERCEIVED QUALITY DAN PRICE TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN
(Studi Pada Konsumen Yamaha Vixion di Purworejo) Arnovia
([email protected]) Budiyanto, S.E., M.Sc.
(budiyanto@[email protected]) Esti Margiyanti Utami ([email protected])
Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Purworejo
ABSTRAK
Perkembangan usaha otomotif motor sport di Indonesia semakin kompetitif.
Tingginya permintaan sepeda motor dari tahun ke tahun didorong kebutuhan masyarakat atas transportasi yang murah dan fleksibel. Hal ini merupakan sebuah peluang bagi perusahaan yang menawarkan produk sepeda motor untuk meningkatkan angka penjualnnya dengan berbagai cara. Salah satu merek yang diminati masyarakat yaitu Yamaha. Yamaha merupakan salah satu merek sepeda motor kuat dalam industri sepeda motor di Indonesia. Perusahaan sebaiknya menentukan strategi untuk meningkatkan loyalitas merek pelanggan agar mereka bersedia melakukan keputusan pembelian pada merek Yamaha Vixion. Kualitas produk yang baik juga dimiliki oleh Yamaha Vixion dapat menciptakan daya tarik dan kepercayaan konsumen terhadap pemakaian produk tersebut.
Penelitian ini bertujuan untuk menguji (1) pengaruh brand awareness terhadap keputusan pembelian, (2) pengaruh perceived quality terhadap keputusan pembelian, (3) pengaruh price terhadap keputusan pembelian. Populasi penelitian ini adalah seluruh konsumen Yamaha Vixion di Purworejo. Sampel penelitian ini berjumlah 120 responden. Metode pada penelitian ini menggunakan kuesioner. Pengambilan sampel menggunakan teknik judgement sampling. Instrumen pengumpulan data menggunakan kuesioner dengan skala likert yang terjawab lengkap sesuai kriteria dan telah memenuhi syarat validitas dan reliabilitas. Analisis data menggunakan regresi linier berganda. Hasil pengujian menunjukkan bahwa (1) brand awareness berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. (2) perceived quality berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. (3) price berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian.
Kata Kunci: Brand Awareness, Perceived quality, Price, Keputusan Pembelian.
A. PENDAHULUAN
Era globalisasi sekarang ini memberikan pengaruh yang besar terhadap perkembangan dunia industri di Indonesia, termasuk pada industri otomotif. Jumlah sepeda motor di Indonesia yang senantiasa bertambah pertahunnya, mengidentifikasi bahwa permintaan masyarakat sebagai konsumen atas produk ini semakin tinggi.
Tingginya permintaan sepeda motor dari tahun ke tahun didorong kebutuhan
masyarakat atas transportasi yang murah dan fleksibel (www.ICN.com). Tuntutan mobilitas masyarakat saat ini mendorong semakin tingginya penggunaan kendaraan bermotor sebagai hal yang sangat diperlukan dalam menunjang mobilitas manusia tersebut, maka mengakibatkan semakin ketat pula persaingan yang harus dihadapi oleh perusahaan-perusahaan otomotif sebagai produsen kendaraan bermotor.
Alat transportasi yang beragam jenis dan fungsinya menjadi pilihan bagi masyarakat. Salah satunya alat transportasi roda dua yaitu sepeda motor. Penggunaan sepeda motor di Indonesia sangat populer karena harganya yang relatif terjangkau dan penggunaan bahan bakarnya serta biaya operasionalnya cukup hemat. Selain itu, di Indonesia membutuhkan kendaraan yang cepat, karena lalu lintas yang padat di beberapa kota–kota besar. Maka dari itu motor merupakan pilihan ideal bagi para pengguna kendaraan bermotor. Tidak hanya laki-laki, kaum perempuan pun sekarang ini banyak yang memilih sepeda motor sebagai alat transportasi sehari-hari. Kebutuhan alat transportasi sepeda motor di Indonesia dari tahun ke tahun semakin meningkat. Hal ini merupakan sebuah peluang bagi perusahaan yang menawarkan produk sepeda motor untuk meningkatkan angka penjualnnya dengan berbagai cara. Persaingan yang semakin ketat, menyebabkan perusahaan menempatkan orientasi pada pemenuhan dan kepuasan pelanggan sebagai tujuan utama. Dengan semakin banyaknya perusahaan yang menawarkan produk dan jasa pada konsumen, maka semakin banyak pula alternatif yang dimiliki konsumen sehingga perusahaan selalu berusaha memenuhi kepuasan pelanggan untuk mempengaruhi keputusan pembelian suatu konsumen. (www.aisi.or.id).
Perkembangan usaha otomotif motor sport di Indonesia semakin ketat dan kompetitif. Pemasaran merupakan sebuah aktivitas yang harus dilakukan oleh setiap perusahaan agar dapat mempertahankan dan mengembangkan usaha yang sedang dijalankan. Perusahaan dapat dikatakan berhasil jika mampu menjual produk kepada konsumen yang semakin kritis dalam menyikapi produk yang ditawarkan (www.topbrand- award.com). Salah satu merek yang diminati masyarakat yaitu Yamaha. Produsen sepeda motor asal Jepang ini terus melakukan inovasi yang disesuikan dengan perkembangan dan keinginan dari masyarakat. Yamaha selama puluhan tahun telah memenuhi kebutuhan konsumen di Indonesia terhadap alat transportasi sepeda motor dan terus berupaya menjadi pemimpin pasar, dimana sekarang masih dipegang oleh merek pesaing.
(www.aisi.or.id).
Persaingan antara pelaku bisnis yang semakin ketat mendorong para pemasar untuk memiliki strategi yang unggul agar dapat bertahan di tengah persaingan yang ada.
Seperti yang dijelaskan Peter dan Olson (2016:6) bahwa perilaku konsumen bersifat dinamis, melibatkan interaksi dan pertukaran konsumen mengharuskan seorang pemasar membuat berbagai pengembangan strategi pemasaran untuk dapat bersaing. Pemasar harus memahami lebih jauh mengenai perilaku konsumen. Menurut Kotler dan Amstrong (2008:184) keputusan pembelian konsumen adalah konsumen membeli merek yang paling disukai dari berbagai alternatif pilihan. Keputusan pembelian merupakan tindakan nyata konsumen dalam menentukan produk atau jasa dari berbagai alternatif pilihan merek yang ada di pasaran. Untuk memahami bagaimana konsumen benar-benar membuat keputusan pembelian, pemasar harus mengidentifikasi siapa yang mengambil keputusan dan mempunyai masukan dalam keputusan pembelian: orang bisa menjadi pemicu, pihak yang mempengaruhi, pengambil keputusan, pembeli atau pengguna (Kotler
& Keller, 2008).
Menurut Schifman dan Kanuk (2007: 485) keputusan adalah seleksi terhadap dua pilihan alternatif atau lebih. Dengan kata lain, pilhan alternatif harus tersedia bagi seseorang ketika mengambil keputusan. Jika seseorang mempunyai pilihan antara melakukan pembelian atau tidak, orang itu berada dalam posisi mengambil keputusan.
Keputusan adalah sesuatu reaksi terhadap beberapa solusi alternatif yang dilakukan secara sadar dengan menganalisa kemungkinan-kemungkinan dari alternatif tersebut bersama dengan konsekuensinya. Setiap keputusan akan membuat pilihan terakhir, dapat berupa tindakan atau opini. Itu semua bermula ketika kita perlu untuk melakukan sesuatu, tetapi tidak tahu apa yang harus dilakukan.
Brand awareness adalah kemampuan dari seorang calon pembeli (potentialbuyer) untuk mengenali (recognize) atau menyebutkan kembali (recall) suatu merek merupakan bagian dari suatu kategori produk (Keller 2013:73). Dengan menciptakan brand awareness, pemasar berharap bahwa kapanpun kebutuhan kategori muncul, brand tersebut akan dimunculkan kembali dari ingatan yang selanjutnya dijadikan pertimbangan berbagai alternatif dalam pengambilan keputusan. Kesadaran merek mempengaruhi rasa percaya diri konsumen atas keputusan pembelian dengan mengurangi tingkat risiko yang dirasakan atas suatu merek yang diputuskan untuk dibeli (Shimp, 2007:24).
Menurut Aaker (1996) perceived quality adalah persepsi konsumen mengenai kualitas yang akan didapatkan oleh konsumen dari suatu produk baik barang ataupun jasa layanan berkaitaan dengan maksud yang diharapkan. Aaker (1997) menyatakan bahwa persepsi kualitas (perceived quality) akan mempengaruhi keputusan pembelian. Persepsi kualitas harus diikuti dengan peningkatan kualitas yang nyata dari produknya. Kesan atau kualitas yang dirasakan mencerminkan perasaan konsumen secara menyeluruh mengenai suatu merek, sehingga menjadi sangat berperan dalam keputusan konsumen secara menyeluruh mengenai suatu merek, sehingga menjadi sangat berperan dalam keputusan konsumen untuk memutuskan merek yang akan dibeli (Durianto dkk, 2004).
Harga sebuah produk atau jasa merupakan faktor penentu utama permintaan pasar. Harga merupakan salah satu variabel penting dalam pemasaran, dimana harga dapat mempengaruhi konsumen dalam mengambil keputusan untuk membeli suatu produk. Menurut Kotler dan Amstrong (2007:276), terjadinya hubungan negatif antara harga yang ditetapkan dengan keputusan pembelian dikarenakan semakin tinggi harga suatu produk, maka semakin rendah keputusan pembelian yang dilakukan konsumen.
Perusahaan harus lebih bijak dalam menetapkan harga, karena harga akan selalu dikaitkan dengan kualitas produknya, maka akan mempengaruhi keputusan konsumen dalam membeli produk tersebut. Harga juga dapat menunjukkan kualitas merek dari suatu produk, dimana konsumen mempunyai anggapan bahwa harga yang mahal biasanya mempunyai kualitas yang baik. Menurut Kotler dan Keller (2009:188), jika perusahaan kurang tepat menetapkan harga, maka hal ini akan berakibat fatal. Harga akan selalu dikaitkan dengan kualitas produk, apabila harga ditetapkan tidak sesuai dengan kualitas, maka akan mempengaruhi keputusan konsumen untuk membelian.
PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM) adalah salah satu perusahaan yang terbesar dalam industri bisnis sepeda motor dengan produknya yang sudah dikenal luas di Indonesia (www.aisi.or.id). Yamaha merupakan salah satu merek sepeda motor kuat dalam industri sepeda motor di Indonesia. Sebagai salah satu pionir dalam industri sepeda motor di Indonesia, merek Yamaha sudah sangat melekat di benak masyarakat dan menjadi salah satu merek yang penting, sering digunakan, dan disukai dalam aktivitas transportasi masyarakat Indonesia. (www.dataindustry.com).
Yamaha Vixion adalah merek sepeda motor bertipe sport yang diproduksi oleh Yamaha Indonesia Motor Manufacturing. Yamaha Indonesia berdiri pada tahun 1974.
Sepeda Motor ini diluncurkan pada tahun 2007. Yamaha Vixion merupakan sepeda motor pertama yang diproduksi oleh Yamaha Motor Company dengan menggunakan teknologi sistem injeksi bahan bakar. Sepeda Motor ini bersaing di kelas motor sport 150 cc untuk mengimbangi kompetitor dari produsen lainnya. Sejak pertama peluncurannya, Yamaha Vixion sudah banyak diminati para konsumen sepeda motor di Indonesia. Teknologi mesin yang telah berkembang dari varian lainnya serta telah didukung dengan injeksi bahan bakar membuat sepeda motor ini banyak diminati di Indonesia. (www.wikipedia.com).
Salah satu cara yang dapat dilakukan oleh perusahaan Yamaha yaitu dengan menghadirkan inovasi produk keluaran terbaru sepeda motor Yamaha Vixion yang lebih modern memenuhi kebutuhan masyarakat, dengan begitu konsumen akan merasa lebih baik menggunakan produk dari Yamaha Vixion. Oleh karena itu, perusahaan Yamaha Vixion melalui iklan dan promosi penjualan, sehingga masyarakat sadar dan selalu mengingat Yamaha Vixion. Yamaha Vixion merupakan pencapaian yang tidak lepas dari kepercayaan konsumen terhadap kualitas yang diberikan. Hal itu karena Yamaha Vixion merupakan salah satu sepeda motor sport banyak diminati para konsumen. Yamaha Vixion yaitu dengan sering memberikan penawaran potongan harga tidak hanya pada momen tertentu saja, agar konsumen lebih tertarik dengan penawaran dari Yamaha Vixion. Dengan harapan konsumen melakukan keputusan pembelian terhadap Yamaha Vixion.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Adanya persaingan yang kompetitif pada industri otomotif sepeda motor, sehingga perusahaan harus memiliki strategi yang lebih unggul dari kompetitor.
2. Dengan semakin banyaknya perusahaan yang menawarkan produk dan jasa pada konsumen, maka semakin banyak pula alternatif yang dimiliki konsumen sehingga perusahaan selalu berusaha memenuhi kepuasan pelanggan untuk mempengaruhi keputusan pembeli.
3. Kualitas produk yang baik juga dimiliki oleh Yamaha Vixion dapat menciptakan daya tarik dan kepercayaan konsumen terhadap pemakaian produk tersebut.
C. KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 1. Kajian Teori
a) Keputusan Pembelian
Menurut Kotler dan Amstrong (2008:184) keputusan pembelian konsumen adalah konsumen membeli merek yang paling disukai dari berbagai alternatif pilihan. Keputusan pembelian merupakan tindakan nyata konsumen dalam menentukan produk atau jasa dari berbagai alternatif pilihan merek yang ada di pasaran. Menurut Kotler dan Keller (2009:188), keputusan pembelian merupakan suatu keputusan konsumen dengan maksud membeli merek yang paling disukai. Dalam melakukan maksud pembelian, konsumen dapat membentuk lima sub-keputusan diantaranya merek, penyalur, kuantitas, waktu dan metode pembayaran. Kotler dan Armstrong (2004:224) proses pengambilan keputusan pembelian terdiri dari lima tahap: pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, pengevaluasian alternatif, keputusan pembelian, dan perilaku setelah pembelian
.
b) Brand Awareness
Menurut Aaker (1997:90) kesadaran merek adalah kesanggupan seorang calon pembeli untuk mengenali atau mengingat kembali bahwa suatu merek merupakan bagian dari kategori produk tertentu. Brand awareness adalah sebuah persoalan mengenai apakah nama suatu merek muncul dalam pikiran ketika konsumen berpikir mengenai kategori produk tertentu dan dapat kemudahaan saat nama tersebut di munculkan (Shimp, 2013: 34). Brand awareness merupakan nama-nama merek yang sederhana dan mudah diucapkan atau dieja, akrab dan bermakna, berbeda, khas dan tidak biasa (Keller, 2013: 148).
c) Perceived Quality
Perceived quality adalah persepsi konsumen terhadap keseluruhan
kualitas atau keunggulan suatu produk atau jasa layanan yang sama dengan
maksud yang diharapkan (Aaker, 1997:124).
Zeithaml (1988) menyatakan bahwa perceived quality adalah komponen dari nilai merek, oleh karena ituperceied quality yang tinggi akan mendorong konsumen untuk lebih memilih merek tersebut dibandingkan pesaing. Perceived quality yang tinggi dapat bermanfaat bagi merek dengan berbagai cara, seperti menjadi jembatan bagi brand extension, alasan bagi konsumen untuk bersedia membayar dengan harga premium, menjadi katalisator untuk menarik minat konsumen dari produk maupun jasa, an akhirnya ini dapat menjadi alasan konsumen untuk membeli produk atau jasa (Aaker, 1992).
d) Price
Berdasarkan sudut pandang konsumen, harga sering kali digunakan sebagai
indikator nilai harga tersebut dihubungkan untuk manfaat yang dirasakan atas suatu barang dan jasa (Tjiptono, 2008;152).
Definisi price menurut Kotler dan Armstrong (2012:290) yaitu sejumlah uang yang harus dibayar untuk memperoleh produk. Price biasanya diperhitung dengan nilai uang. Menetapkan price yang tepat bukanlah perkara yang mudah, karena price yang tepat adalah price yang tidak murah dan tidak mahal, tetapi masih memberikan keuntungan bagi perusahaan dan tidak menjadi kelemahan perusahaan di mata para pesaing (Simamora, 2003:31).2) Kerangka Pemikiran
H₁+
H₂+
H2 H₃+
Brand Awareness
(X₁)
Perceived Quality (X₂)
Keputusan Pembelian (Y)
Price
(X₃)
D. HIPOTESIS
1. Pengaruh brand awareness terhadap keputusan pembelian
Menurut Tjiptono (1997) pengambilan keputusan pembelian merupakan suatu kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang yang ditawarkan. Terdapat hubungan antara brand awareness dan keputusan pembelian. Apabila tingkat brand awareness tinggi, konsumen cenderung lebih mudah dalam melakukan keputusan pembelian. Kesadaran merek konsumen merupakan hal yang penting bagi perusahaan. Konsumen cenderung membeli suatu merek yang sudah di kenal, karena dengan membeli merek yang sudah dikenal, mereka merasa aman terhindar dari berbagai resiko pemakaian dengan asumsi bahwa merek yang sudah dikenal lebih dapat diandalkan Durianto (2001).
Penelitian yang dilakukan oleh Radder dan Huang (2008) menyatakan bahwa brand awareness berpengaruh positif dan signifikan terhhadap keputusan pembelian.
H₁: Brand awareness berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian.
2. Pengaruh perceived quality terhadap keputusan pembelian
Aaker (2017:124) menjelaskan bahwa kesan kualitas bisadidefinisikan sebagai persepsi pelanggan terhadap keseluruhan kualitas kepada keputusan pembelian konsumen dan loyalitas mereka terhadap merek. Perceived quality yang positif akan mendorong keputusan pembelian dan menciptakan loyalitas terhadap produk tersebut, dan sebaliknya apabila perceived quality negatif maka produk tidak akan disukai dan tidak akan bertahan lama dipasar.
Suharyani (2015) menyatakan bahwa ketika konsumen memiliki persepsi terhadap kualitas suatu produk tinggi maka akan lebih mudah dalam melakukan keputusan pembelian. Agar tercipta persepsi kualitas suatu produk yang baik dibenak konsumen, maka harus diikuti dengan peningkatan kualitas yang nyata dari produk tersebut sehingga mampu mempermudah dalam melakukan keputusan pembelian.
Khasanah (2013) juga menyatakan bahwa semakin baik tingkat persepsi kualitas konsumen maka semakin tinggi pula keputusan pembelian. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa persepsi kualitas memiliki pengaruh yang positif terhadap keputusan pembelian.
H₂: Perceived quality berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian.
3. Pengaruh price terhadap keputusan pembelian
Harga sebuah produk atau jasa merupakan faktor penentu utama permintaan pasar. Harga merupakan salah satu variabel penting dalam pemasaran, dimana harga dapat mempengaruhi konsumen dalam mengambil keputusan untuk membeli suatu produk menurut Kotler dan Amstrong (2007:276). Harga akan menjadi pertimbangan yang cukup penting bagi konsumen dalam memutuskan pembeliannya, konsumen akan membandingkan harga dari produk pilihan mereka dan kemudian mengevaluasi apakah harga tersebut sesuai atau tidak dengan nilai produk serta jumlah uang yang harus dikeluarkan. Secara tradisional harga telah diperlakukan sebagai penentu utama pilihan pembeli (Kotler dan Keller, 2007:79).
Hasil penelitian yang dilakukan Agung, R., Suroso, Imam., dan A, Aliyati. Siti.
2008. (2008) menyebutkan bahwa harga berpengaruh terhadap keputusan pembelian produk.
H₃ : Price berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian E. METODE PENELITIAN
1. Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian survai. Menurut Hartono (2013:140) survei adalah metode pengumpulan data primer dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada responden individu. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang bebentuk asosiasif yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.
2. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh konsumen pengguna Yamaha Vixion. Sedangkan sampel penelitian ini ditentukan dengan menggunakan teknik judgement sampling sebanyak 120 orang, dengan pertimbangan 1) Konsumen pengguna Yamaha Vixion, 2) Konsumen yang berdomisili di Purworejo, 3) Konsumen yang berusia minimal 17 tahun dengan alasan responden dapat memberikan data yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan (Kasali, 2007:200)
3. Definisi Oprasional Variabel a. Keputusan Pembelian (Y)
Menurut Dharmmesta dan Handoko (2016:110) keputusan pembelian merupakan proses pembelian yang nyata, apabila konsumen memutuskan untuk
membeli, konsumen akan menjumpai serangkaian keputusan yang harus diambil menyangkut jenis produk, merek, penjual, kuantitas, waktu pembelian, dan cara pembayarannya. Indikator keputusan pembelian menurut Dharmmesta dan Handoko (2016: 102-104) yaitu :
1) Keputusan tentang jenis produk.
2) Keputusan tentang bentuk produk.
3) Keputusan tentang merek.
4) Keputusan tentang penjualannya.
5) Keputusan tentang jumlah produk.
6) Keputusan tentang cara pembayaran.
b. Brand Awareness (X₁)
Menurut Aaker (1997:90) brand awareness adalah kesanggupan seorang calon pembeli untuk mengenali atau mengingat kembali bahwa suatu merek merupakan bagian dari kategori produk tertentu. Indikator menurut Oppong dan Phiri (2018) brand awareness yaitu :
1) Menyadari merek 2) Mengenali merek 3) Mengetahui merek c. Perceived Quality (X₂)
Pengertian kesan kualitas (perceived quality) menurut Aaker (1997), adalah persepsi pelanggan terhadap keseluruhan kualitas atau keunggulan suatu produk atau jasa layanan berkaitan dengan maksud yang diharapkan pelanggan.
Indikator perceived quality menurut Aaker (1997:133) yaitu : 1) Kinerja
2) Karakteristik
3) Kesesuaian dengan spesifikasi 4) Keandalan
5) Ketahanan
6) Pelayanan
7) Hasil akhir
d. Price (X₃)
Menuru Stanton (1994), harga adalah sejumlah nilai yang ditukarkan konsumen dengan manfaat dari memiliki atau menggunakan produk atau jasa yang lainnya ditetapkan oleh penjual untuk satu harga yang sama untuk semua pembeli. Indikator menurut Stanton (1994), yaitu :
1) Harga yang sesuai dengan kualitas suatu produk 2) Harga yang sesuai dengan manfaat suatu produk 3) Perbandingan harga dengan produk lain
4. Pengujian Instrumen Penelitian a. Uji validitas
Uji validitas diukur menggunakan Pearson Correlation. Jika korelasi faktor sebesar >
0,3 maka instrumen memiliki validitas yang baik.
b. Uji reliabilitas
Uji reliabilitas diukur menggunakan Crombath Alpha. Jika nilai ɑ (Cronbath Alpha) >
0,7 maka item variabel tersebut dinyatakan reliabel.
5. Pengujian Hipotesis
Penelitian ini menggunakan persamaan regresi linier berganda untuk menguji hipotesis penelitian. Regresi linier berganda adalah regresi yang digunakan untuk menguji pengaruh dua atau lebih variabel independen terhadap satu variabel dependen (Ghozali dan Ratmono, 2017:51).
F. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
1. Pengaruh brand awareness (X₁) terhadap keputusan pembelian (Y)
Berdasarkan hasil tersebut diketahui bahwa nilai koefisien beta variabel brand awareness (X₁) sebesar 0,031 dengan nilai signifikasi sebesar 0,005 (p- value kurang dari 0,05). Hal ini berarti brand awareness berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap keputusan pembelian.
Hasil penelitian ini sejalan dengan gagasan Aaker (1997:90) kesadaran
merek adalah kesanggupan seorang calon pembeli untuk mengenali atau
mengingat kembali bahwa suatu merek merupakan bagian dari kategori produk
tertentu. Brand awareness adalah kesanggupan seorang calon pembeli untuk
mengenali, mengingat kembali suatu merek sebagai bagian dari suatu kategori produk tertentu (Durianto, 2001:54).
Terbuktinya hipotesis pertama dalam penelitian ini menguatkan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan Fadli dan Qamariah (2008), Fifyanita dan Mustafa (2012), Elisabeth (2012), yang menyatakan bahwa brand awareness berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian.
2. Pengaruh perceived quality (X₂) terhadap keputusan pembelian (Y)
Berdasarkan hasil tersebut diketahui bahwa nilai koefisien beta variabel perceived quality (X₂) sebesar 0,207 dengan nilai signifikasi sebesar 0,005 (p-value kurang dari 0,05). Hal ini berarti perceived quality berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian.
Hasil penelitian ini sejalan dengan gagasan Suharyani (2015) menyatakan bahwa ketika konsumen memiliki persepsi terhadap kualitas suatu produk tinggi maka akan lebih mudah dalam melakukan keputusan pembelian. Agar tercipta persepsi kualitas suatu produk yang baik dibenak konsumen, maka harus diikuti dengan peningkatan kualitas yang nyata dari produk tersebut sehingga mampu mempermudah dalam melakukan keputusan pembelian. Khasanah (2013) juga menyatakan bahwa semakin baik tingkat persepsi kualitas konsumen maka semakin tinggi pula keputusan pembelian.
Terbuktinya hipotesis pertama dalam penelitian ini menguatkan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan Fadli dan Qamariah (2008), Fifyanita dan Mustafa (2012), Elisabeth (2012), yang menyatakan bahwa perceived quality berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian.
3. Pengaruh Price (X₃) terhadap keputusan pembelian (Y)
Berdasarkan hasil tersebut diketahui bahwa nilai koefisien beta variabel price (X₂) sebesar 0,476 dengan nilai signifikasi sebesar 0,005 (p-value kurang dari 0,05). Hal ini price berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian.
Hasil penelitian ini sejalan dengan gagasan Kotler dan Amstrong
(2007:276) harga sebuah produk atau jasa merupakan faktor penentu utama
permintaan pasar. Harga merupakan salah satu variabel penting dalam
pemasaran, dimana harga dapat mempengaruhi konsumen dalam mengambil keputusan untuk membeli suatu produk. Harga akan menjadi pertimbangan yang cukup penting bagi konsumen dalam memutuskan pembeliannya, konsumen akan membandingkan harga dari produk pilihan mereka dan kemudian mengevaluasi apakah harga tersebut sesuai atau tidak dengan nilai produk serta jumlah uang yang harus dikeluarkan. Secara tradisional harga telah diperlakukan sebagai penentu utama pilihan pembeli (Kotler dan Keller, 2007:79).
Terbuktinya hipotesis pertama dalam penelitian ini menguatkan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan Fadli dan Qamariah (2008), Fifyanita dan Mustafa (2012), Elisabeth (2012), yang menyatakan bahwa price berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian.
G. PENUTUP 1. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pengaruh brand awareness, perceived quality, dan price terhadap keputusan pembelian, maka dapat disimpulkan bahwa:
a. Brand awareness berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap keputusan pembelian Yamaha Vixion.
b. Perceived quality berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian Yamaha Vixion.
c. Price berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian Yamaha Vixion.
B. Implikasi Penelitian a. Implikasi Teoritis
Hasil penelitian ini dapat menjelaskan teori brand awareness, perceived quality dan price. Serta menjadi bukti empiris bagi teori pemasaran yang berkaitan dengan pengaruh brand awareness, perceived quality dan price terhadap keputusan pembelian. Hal ini mendukung dan memperkuat penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Fadli dan Qamariah (2008), Fifyanita dan Mustafa (2012), Elisabeth
(2012). Oleh sebab itu, hasil penelitian ini dapat diijadikan sebagai bahan referensi atau bahan pembanding bagi peneliti selanjutnya.
. b. Implikasi Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan informasi dan pertimbangan bagi keputusan pembelian pada konsumen Yamaha Vixion dalam meraih konsumen sehingga konsumen memiliki niat melakukan pembelian tersebut.
1) Dilihat dari brand awareness, perusahaan Yamaha Vixion diharapkan dapat mempertahankan dan meningkatkan kesadaran alat tranportasi yang lebih baik dibenak konsumen. Salah satu cara yang dapat dilakukan oleh perusahaan Yamaha yaitu dengan menghadirkan inovasi produk keluaran terbaru sepeda motor Yamaha Vixion yang lebih modern memenuhi kebutuhan masyarakat, dengan begitu konsumen akan merasa lebih baik menggunakan produk dari Yamaha Vixion. Oleh karena itu, perusahaan Yamaha Vixion melalui iklan dan promosi penjualan, sehingga masyarakat sadar dan selalu mengingat Yamaha Vixion.
2) Dilihat dari perceived quality, Yamaha Vixion merupakan pencapaian yang tidak lepas dari kepercayaan konsumen terhadap kualitas yang diberikan. Hal itu karena Yamaha Vixion merupakan salah satu sepeda motor sport banyak diminati para konsumen. Yamaha Vixion menyediakan dealer yang memberikan pelayanan sehingga konsumen terbantu dalam pemilihan sepeda motor yang sesuai dengan kebutuhan, maka dari itu banyak konsumen mempercayai Yamaha Vixion.
3) Dilihat dari price, Yamaha Vixion diharapkan dapat lebih meningkatkan produknya yaitu tidak hanya menghadirkan model yang sederhana tetapi lebih meningkatkan kualitas produknya dari segi desain yaitu menghadirkan desain yang terkini agar konsumen merasa senang dan lebih percaya diri setiap menggunakan Yamaha Vixion. Selain itu cara lain yang dapat digunakan oleh Yamaha Vixion yaitu dengan sering memberikan penawaran potongan harga tidak hanya pada momen tertentu saja, agar konsumen lebih tertarik dengan penawaran dari Yamaha Vixion. Dengan harapan konsumen melakukan keputusan pembelian terhadap Yamaha Vixion.
c. Implikasi bagi peneliti selanjutnya
Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat dijadikan sebagai referensi untuk penelitian selanjutnya. Peneliti selanjutnya dapat menggunakan variabel yang berbeda atau menambahkan beberapa variabel penelitian yang berbeda misalnya brand image, brand loyalty, brand equity, brand associations dan sebagainya.
Selain itu, penelitian selanjutnya sebaiknya mengembangkan metode pengumpulan data dengan cara lainnya, misalnya dengan metode wawancara atau lainnya agar pengumpulan data lebih efektif dan akurat. Dikarenakan dalam penelitian ini menggunakan penelitian survei dengan membagikan kuesioner pada responden, terkadang responden kurang paham dengan pernyataan yang ada pada kuesioner sehingga membuat peneliti harus menjelaskan maksud dari pernyataan tersebut. Oleh karena itu, dengan melakukan wawancara diharapkan dapat lebih memudahkan peneliti untuk mendapatkan data yang lebih lengkap.
DAFTAR PUSTAKA
A, Aaker, David. 1991. Managing Brand Equity : Capitalizing On The Value Of A Brand Name. The Free Prees, New York
Aaker, David. 1997. Manajemen Ekuitas Merek, Spektrum Mitra Utama. Jakarta.
Aaker, David A. Manajemen Ekuitas Merek/ oleh David A.aker ;ahli bahasa, Aris Ananda.- Cet.1-Jakarta : Mitra Utama, 2017 XV + 427 hlm,: ilus. ; 20cm.
Aaker, D. A. 2008. Manajemen Ekuitas Merek: Memanfaatkan Nilai dari suatu Merek.
Cetakan Ketiga. Mitra Utama. Jakarta.
Aaker, David A. (2017). Manajemen Ekuitas Merek. Jakarta: Spektrum
Agung, R., Suroso, Imam., dan A, Aliyati. Siti. 2008. Harga, Desain, dan Fitur yang Mempengaruhi Keputusan dan Kepusan Pembelian Printer (Studi pada Mahasiswa Reguler Fakultas Ekonomi Universitas Jember). Jurnal Manajemen Gajayana. (Online), Vol. 5, No. 2, diakses 5 Maret 2012.
Agustina, Shinta. (2011). Manajemen Pemasaran. Malang: Universitas Brawijaya Press.
Belch, George. E. (2004) Advertising and Promotion: An Integrated Marketing Communications Perspective. Edisi ke-6. New York: Mc Graw-Hill Company.
Blythe, Jim. (2005). Essentials of Marketing, England: Pearson Education Limited.
Darmadai, Durianto dkk. Brand Equity Ten: Strategi Memimpin Pasar, Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Dharmmesta, Basu Swastha dan Handoko, Hani. 2016. Manajemen Pemasaran Analisa Perilaku Konsumen, Edisi Petrtama. Yogyakarta: BPFE.
Durianto, Sugiarto, Sitinjak, T (2004). Strategi Menaklukan Pasar Melalui Riset Ekuitas dan Perilaku Merek. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Durianto, Darmadi. 2001. Strategi Menaklukan Pasar Melalui Riset Ekuitas dan Perilaku Merek. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM. SPSS 19.
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Hartono, Jogiyanto. 2013. Metodelogi Penelitian Bisnis. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.
Huang, Wei and Laetitia Radder. 2008. High Involvement and Low Involvement Products A Comparison of Brand Awareness Among Student at A South African Univercity. South Africa.
Kasali, R. 2007. Membidik Pasar Indonesia: Segmentasi, Targetting dan Positioning.
Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Khasanah, Imroatul (2013). Analisis Pengaruh Ekuitas Merek Terhadap Keputuusan Pembelian Mie Instan Sedap di Semarang. 4(1). 1-10
Keller, Kevin Lane. 2013. Strategic Brand Management 4th Edition Building, Measuring, and Managing Brand Equity, New Jersey: Pearson Education.
Keller, Kevin L. (2008). Strategic Brand Management : Building, Measuring, and Managing 3rd Brand Equity, ed. Prentice Hall Internasional Inc. New Jersey.
Kotler, Philip & Armstrong, Gary, 2004, Principles of Marketing, Tenth Edition, New Jersey: Pearson Prentice Hall.
Kotler, Philip, 2000, Marketing Management:Analysisi, Planning, Implementation and Control, Ninth Edition, Prentice Hall, Inc Upper Saddle River, New Jersey.
Kotler, Philip, & Keller, Kevin L, “Manajemen Pemasaran”, Edisi 13 jilid 1, Erlangga, Jakarta, 2009.
Kotler, Philip, (1997), Manajemen Pemasaran : Analisa Perencanaan dan Pengendalian, Jilid 1, Edisi Keempat, Cetakan Kedua, Erlangga, Jakarta.
Kotler, Philip dan Keller Kevin Lane, 2009, Manajemen Pemasaran. (Terjemahan, Edisi ke-13 jilid 1). Jakarta: PT. Penerbit Erlangga.
Kotler, Philip and Amstrong, Garry, 2006. Dasar – Dasar Pemasaran. Edisi kesembilaan jilid satu. Jakarta : Penerbit indeks.
Kotler, dan Amstrong, 2008. Prinsip-prinsip Pemasaran Jilid 1 dan 2, Edisi keduabelas, Jakarta: Erlangga
Kotler, Philip and Keller, Kelvin. 2007. Manajemen Pemasaran. Jakarta: Penerbit indeks.
Kotler, P., Keller, K. 2007. Manajemen Pemasaran. Edisi 13 Jilid 1. Jakarta: INDEKS.
Kotler, P., Keller, K. 2007. Manajemen Pemasaran. Edisi 13 Jilid 2. Jakarta: INDEKS.
Kotler,P., & Keller,K.L,. (2016). Marketing Management 15th Edition:Global Edition.
England: Pearson Education
Kotler,P., &Amstrong, G. (2018). Principles of Marketing 17th Edition:Global Edition.
England: Pearson Education
Kotler, Philip and Amstrong, Garry, 2008. Prinsip-prinsip Pemasaran. Jilid satu. Jakarta : Erlangga. Kotler, Philip dan Armstrong, G. 2012. Principles of Marketing.
New Jersey: Prentice-Hall, Inc.
Kotler, Philip dan Kevin Lane Keller. 2012. Marketing Management. New Jersey: Pearson Education, Inc.
Kuncoro, Mudrajad. 2009. Metode Riset Untuk Bisnis dan Ekonomi. Jakarta: Erlanngga.
Lin, H., Y. 2005. An Examination Of The Determinants Of Cusomer Loyalty In Mobile Commerce Contexts, Journal of Information & Management. Vol. 43 p. 271- 282.
Mowen, John C; Michael Minor. 2007. Consumer Behavior 6ed. New Jersey: Prentice- Hall,Inc.
Oppong, Petter Kwasi dan Phiri, Maxwell A, 2018. Impact of Brand Awareness and Brand Assosiation of Loyalty: the Role of Equity in Plant Medicine Market in Kumasai, Ghana. Journal Bussines and Economi. Vol 13 (3), pp, 163-181
Robert Jocobson and David A. Aaker, “The Strategic Role of Product Quality, “Jurnal of Marketing, Oktober 1987, hal. 31-44.
Schiffman, Leon G. dan Leslie L. Kanuk. 2000. Consumer Behaviour. Edisi ke-7. New York:
Prentice
Schiffman, Leon G, and Leslie Lazar Kanuk. 2004. Customer Behavior. Prentice Hall Inc, USA.
Schiffman, Leon G., dan Leslie Lazar Kanuk 2007, Consumer Behaviour, New Jersey:
Prentice Hall. Shimp, Terence A. (2010) Advertising, Promotion, and Other Aspect of Intergrated Marketing Communications. Edisi 8 USA : South- Western Cengage Learning.
Schiffman, Leon G. Dan Leslie Lazar Kanuk. 2007. Perilaku Konsumen. Jakarta: Indeks.
Schiffman, L. G. dan L. L. Kanuk. 2008. Consumer Behaviour (Perilaku Konsumen). 7th ed.
Indeks. Jakarta
Simamora, Bilson. (2003). Memenangkan Pasar dengan pemasaran Efektif dan Profitabel. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Stanton, J.William. 1998. Prinsip Pemasaran. Edisi 7 Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Suharyani, Komang. (2015). Pengaruh Ekuitas Merek Terhadap Keputusan Pembelian Produk Minuman Teh Botol Sosro pada Mahasiswa Jurusan Pendidikan Ekonomi UNDIKSA 2015. 5(1). 1-13
Peter. J. Pail dan Jerry C. Olson. 2016. Perilaku Konsumen dan Strategi Pemasaran. Edisi 9. Jilid 1. Jakarta: salemba Empat.
Peter. J. Pail dan Jerry C. Olson. 2016. Perilaku Konsumen dan Strategi Pemasaran. Edisi 9. Jilid 2. Jakarta: salemba Empat.
Rezvani, K., Hoeseini, S, dan Samadzadeh, M 2012. Investigating the Role of Word of Mouth on Consumer Based Brand Equity Creation in Iran’s Cell-Phone
Market, Journal of Knowledge Management, Economics and Information Techology. Scientific Papers.
Tjiptono, Fandy, 2008. Strategi Pemasaran. Edisi Ketiga. Yogyakarta: Andi Offset
Tjiptono. Fandy. 1997. Strategi Pemasaran. Yogyakarta: Andi.
Zeithml, Valari A. 1988. Consumer Perceptions of Price, Quality and Value: A Means-End Model and Synthesis of Evidence. Journal of Marketing Vol. 52, Page:2-22
Zeithml, A.V., Bitner, M.J., dan Dwayner, D.G. 2009. Service Marketing: Integrating Customer Focus Across the Firm. International Edition. Fifth Edition.
Singapore: McGraw-HillEducation.
Stanton William. (1994). Fundamental of Marketing (10th ed). Mc, Graw Hill lnc;
Singapore
https://swa.co.id/swa/headline/yamaha-v-ixion-legenda-baru-raja-motor-sport
https://www.futuready.com/artikel/motor/yamaha-vixion/
https://id.wikipedia.org/wiki/Yamaha_V-Ixion.
http://Aisi.or.id.
Top Brand Survey. 2011. Top Brand Index 2011,2012,2013 (Online), (http://topbrand- award.com/top-brand -survey-result/Diakses 1 Februari 2013).
Dhammesta Swastha, Basu. 2007. Azas-azas Marketing. Edisi Ketiga. Cetakan ketujuh.
Yogyakarta: Liberty.Top Brand Survey. 2011.Top Brand Index 2011,2012,2013 (Online), (http:topbrand-award.com/top-brand-survey/suvey-result/Diakses 1 Februari 2013).