55
Pada sub bab ini penulis akan membahas tetang pelaksanaan kegiatan
penelitian dari siklus I dan siklus II yang terdiri dari perencanaan, pelaksanaaan,
observasi dan refleksi. Berikut ini akan diuraikan pelaksanaan kegiatan tiap siklus
yang dilakukan selam proses penelitian berlangsung.
4.1.1 Pelaksanaan Siklus I
Pada kegiatan pelaksanaan siklus I ini telah dilaksanakan oleh peneliti
sebanyak tiga kali pertemuan dan yaitu pada tanggal 30 Maret, 1 April, dan 2
April, serta setiap pertemuan diberikan alokasi waktu 2x35 menit. Dalam siklus I
proses pembelajaran IPA menerapkan metode pembelajaran eksperimen
berbantuan media visual dengan materi pokok sifat-sifat cahaya. Hal-hal yang
disiapkan peneliti pada pelaksanaan siklus I ini adalah dengan membuat RPP,
menjelaskan kegiatan pembelajaran IPA dengan menerapkan metode eksperimen
berbantuan media visual kepada guru kelas 5, menyiapkan alat dan bahan untuk
melakukan percobaan, menyiapkan media visual yang akan digunakan,
menyiapkan lembar observasi untuk guru dan siswa, dan menyiapkan soal
evaluasi. Setalah semua persiapan telah selesai peneliti dan guru kelas siap untuk
melakuakn kegiatan pembelajaran. Adapun penjelasan tiap pertemuan adalah
sebagai berikut.
a. Pertemuan Pertama
Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Senin, 30 Maret 2015 pada jam
pelajaran kelima dan keenam setelah instirahat pertama dengan alokasi waktu
2x35 menit, siswa yang mengikuti pelajaran berjumlah 22 siswa. Pada pertemuan
pertama ini materi yang dipelajari adalah tentang sifat-sifat cahaya berupa cahaya
dapat merambat lurus, cahaya dapat menembus benda bening, dan cahaya dapat
dipantulkan. Pada kegiatan awal guru mengawalinya dengan mengucap salam dan
pembelajaran yang hendak akan dicapai. Pada kegiatan awal ini guru tidak
memberikan apersepsi dan motivasi kepada siswa, sehingga salah satu kegiatan
pembelajaran belum disampaikan.
Kegiatan selanjutnya guru menyampaikan bahwa siswa akan diajak belajar
dengan melakukan eksperimen tentang sifat-sifat cahaya yang dibantu dengan
media visual, kemudian guru menyampaikan sifat cahaya yang akan dijadikan
bahan eksperimen , yaitu: sifat cahaya dapat merambat lurus, sifat cahaya dapat
menembus benda bening, dan sifat cahaya dapat dipantulkan. Setelah itu guru
menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan untuk melakukan percobaan,
kemudian guru menyampaikan bahwa eksperimen akan dilakukan di kelas dan
percobaan dilakukan secara berkelompok, karena keterbatasan alat dan bahan
untuk melakukan eksperimen. Guru membimbing siswa untuk membentuk 5
kelompok tetap yang terdiri dari 4-5 orang siswa. Suasana kelas tiba-tiba menjadi
gaduh, karena siswa berebut tempat duduk untuk kelompok mereka
masing-masing. Namun, hal tersebut segera bisa diatasi oleh guru, ketika guru
menentukan tempat duduk masing-masing kelompok dan akhirnya suasana kelas
kembali tenang. Setelah semua siswa masuk ke dalam kelompok masing-masing,
guru membagikan alat dan bahan yang diperlukan dan lembar eksperimen yang
berisikan langkah-langkah ekperimen, hal-hal apa saja yang perlu diamati,
pertanyaan dari eksperimen yang akan dilakukan dan dibantu dengan media visual
tentang langkah eksperimen agar dapat mempermudah jalannya percobaan.
Setelah semua kelompok mendapatkan alat dan bahan serta lembar eksperimen,
guru menjelaskan cara atau langkah-langkah dalam melakukan eksperimen
melalui gambar yang ada di lembar eksperimen, namun pada kegiatan ini guru
masih kurang jelas dalam menjabarkan langkah-langkah yang ada dan ada
sebagian siswa yang tidak memperhatikan penjelasan guru, kemudian siswa
tersebut ditegur oleh guru agar memperhatikan penjelasan guru. Selanjutnya guru
menyuruh siswa untuk melakukan eksperimen tanpa menjelaskan aturan dalam
melakukan percobaan mengenai penggunaan alat dan bahan agar tidak terjadi
Kegiatan selanjutnya, siswa melakukan eksperimen tentang 3 sifat cahaya
yang telah disampaikan guru diawal pembelajaran, sebagian siswa penuh antusias
dalam melakukan percobaan, namun ada beberapa siswa yang bercerita sendiri
dengan temannya, ini terjadi karena guru kurang dalam mengawasi jalannya
eksperimen sehingga terjadi hal tersebut. Setelah setiap kelompok melakukan
eksperimen, siswa menjawab pertanyaan yang ada di lembar ekperimen dan siswa
membuat laporan hasil percobaan yang sudah dilakukan dan guru berkeliling
untuk mengecek siswa dalam membuat laporan, namun guru tidak membimbing
siswa dalam membuat laporan.guru meminta kepada semua kelompok
mengumpulkan laporan tersebut kepada guru, setelah itu beberapa kelompok
diminta untuk mempresentasikan laporan mereka di depan kelas dan kelompok
lain menaggapi dari hasil presentasi kelompok, namun pada saat guru meminta
salah satu kelompok untuk malakukan presentasi kelompok tersebut tidak mau
dikarenakan malu dan takut untuk menyampaikan hasil percobaan mereka, namun
siswa masih terlihat kurang percaya diri dan membuat presentasi mereka kurang
jelas, kemudian guru memberikan motivasi kepada siswa agar berani
menyampaikan laporan hasil percobaan di depan kelas dan memberikan motivasi
kepada kelompok lain agar berani untuk menyampaikan pendapatnya, namun
tidak ada siswa yang menyanggah ataupun bertanya pada kelompok yang ada di
depan kelas, sehingga guru yang memberikan pertanyaan kepada kelompok yang
mempresentasikan laporan percobaannya di depan kelas. Guru meluruskan
jawaban siswa yang masih kurang tepat, agar tidak terjadi miskonsepsi tentang
sifat-sifat cahaya, kemudian guru tidak mendiskusikan masalah-masalah yang
dihadapi siswa selama eksperimen, sehingga jika suatu saat siswa mengalami
masalah yang sama siswa akan mengalami kesulitan untuk menyelesaikan
masalah tersebut. Guru mengecek dan menyimpan kembali alat dan bahan agar
dapat digunakan pada pertemuan selanjutnya.
Dalam kegiatan akhir, guru memberi kesempatan kepada siswa untuk
bertanya tentang materi yang belum dipahami oleh siswa, namun tidak ada siswa
yang mengajukan pertanyaan kepada guru, kemudian guru mengajukan
untuk mengangkat tangan jika ingin menjawab, sebagian besar siswa mampu
menjawab pertanyaan yang diajukan, setelah itu guru bersama dengan siswa
menyimpulkan pembelajaran yang telah mereka lakukan. Guru menutup
pembelajaran dengan mengucap salam dan membolehkan peserta didik untuk
istirahat.
b. Pertemuan Kedua
Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Rabu, 1 April 2015 pada jam
pelajaran kelima dan keenam setelah instirahat pertama dengan alokasi waktu
2x35 menit, siswa yang mengikuti pelajaran berjumlah 22 siswa. Pada pertemuan
kedua ini materi yang dipelajari adalah tentang sifat-sifat cahaya berupa cahaya
dapat dibiaskan, dan cahaya dapat diuraikan. Pada kegiatan awal guru
mengawalinya dengan mengucap salam dan dijawab siswa dengan antusias,
kemudian guru mengajak siswa untuk bertanya jawab mengulas kembali materi
yang sudah dipelajari sebelumnya kemudian dikaitkan dengan materi yang akan
dipelajari, siswa merespon dengan penuh semangat dan sebagian besar siswa
mampu menjawab pertanyaan dari guru, hal itu menunjukkan bahwa sebagian
besar siswa telah menguasai materi yang diajarkan pada pertemuan yang lalu.
Kegiatan selanjutnya guru menyampaikan bahwa siswa akan diajak belajar
dengan melakukan eksperimen tentang sifat-sifat cahaya yang dibantu dengan
media visual, kemudian guru menyampaikan sifat cahaya yang akan dijadikan
bahan eksperimen , yaitu: sifat cahaya dapat dibiaskan, dan sifat cahaya dapat
diuraikan. Setelah itu guru menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan untuk
melakukan percobaan, kemudian guru menyampaikan bahwa eksperimen akan
dilakukan di kelas dan percobaan dilakukan secara berkelompok, karena
keterbatasan alat dan bahan untuk melakukan eksperimen. Guru membimbing
siswa untuk membentuk 5 kelompok tetap yang terdiri dari 4-5 orang siswa,
kemudian siswa masuk ke dalam kelompok yang telah ditetapkan dengan tenang.
Setelah semua siswa masuk ke dalam kelompok masing-masing, guru
membagikan alat dan bahan yang diperlukan dan lembar eksperimen yang
berisikan langkah-langkah ekperimen, hal-hal apa saja yang perlu diamati,
tentang langkah eksperimen agar dapat mempermudah jalannya percobaan.
Setelah semua kelompok mendapatkan alat dan bahan serta lembar eksperimen,
guru menjelaskan cara atau langkah-langkah dalam melakukan eksperimen
melalui gambar yang ada di lembar eksperimen dengan baik dan siswa
memperhatikan secara seksama meskipun ada beberapa siswa yang tidak
memperhatikan dan berbicara sendiri. Selanjutnya guru menjelaskan aturan dalam
melakukan percobaan mengenai penggunaan alat dan bahan agar tidak terjadi
hal-hal yang tidak diinginkan.
Kegiatan selanjutnya, siswa melakukan eksperimen tentang 2 sifat cahaya
yang telah disampaikan guru diawal pembelajaran, percobaan yang dilakukan
adalah dengan menggunakan galas berisi air, pensil, dan uang logam untuk
membuktikan sifat cahaya dapat dibiaskan. Percobaan yang lain adalah dengan
membuat cakram warna terdiri dari 7 warna sesuai dengan warna pelangi untuk
membuktikan sifat cahaya dapat diuraikan. Dalam percobaan tersebut siswa
mengalami kesulitan untuk membagi lingkaran menjadi 7 bagian sama besar
dalam pembuatan cakram warna, sehingga guru perlu berkeliling kesetiap
kelompok untuk membantu menyelesaikan masalah yang dihadapi siswa.
Percobaan membuat cakram warna ini memerlukan banyak waktu dikarenakan
guru membimbing satu persatu kelompok yang mengalami kesulitan, namun pada
akhirnya percobaan dapat diselesaikan dengan baik oleh setiap kelompok. Setelah
setiap kelompok melakukan eksperimen, siswa menjawab pertanyaan yang ada di
lembar ekperimen dan siswa membuat laporan hasil percobaan yang sudah
dilakukan dan guru membimbing kelompok yang mengalami kesulitan dalam
membuat laporan hasil eksperimen, kemudian semua kelompok mengumpulkan
laporan tersebut kepada guru. Beberapa kelompok diminta untuk
mempresentasikan laporan mereka di depan kelas dan kelompok lain menaggapi
dari hasil presentasi kelompok. Jalannya presentasi masih kurang optimal
dikarenakan siswa masih kurang percaya diri serta kurang jelas dalam melakukan
presentasi dan hanya bebrapa siswa saja yang mengajukan pertanyaan. Guru
meluruskan jawaban siswa yang masih kurang tepat, agar tidak terjadi
masalah-masalah yang ditemukan selama eksperimen bersama dengan siswa, kemudian
memberikan solusi pemecahannya agar pada percobaan selanjutnya dapat
menyelesaikan masalah yang sama. Guru mengecek dan menyimpan kembali alat
dan bahan agar dapat digunakan pada pertemuan selanjutnya.
Dalam kegiatan akhir, guru memberi kesempatan kepada siswa untuk
bertanya tentang materi yang belum dipahami oleh siswa dan ada siswa yang
bertanya tentang materi yang belum dipahaminya, yaitu tentang proses
pembentukan pelangi dan guru menjelaskan proses pembentukan pelangi di depan
kelas. Guru bersama dengan siswa menyimpulkan kegiatan pembelajaran yang
telah dilakukan, kemudain guru menutup pembelajaran dengan mengucap salam
dan membolehkan peserta didik untuk istirahat.
c. Pertemuan Ketiga
Pertemuan ketiga dilakukan pada hari Kamis, 2 April 2015 pada jam
pelajaran kelima dan keenam dengan alokasi waktu 2x35 menit, siswa yang
mengikuti pelajaran berjumlah 22 siswa. Pada pertemuan ketiga ini kegiatan
pembelajaran yang dilakukan adalah mengulas materi yang sudah dipelajari
tentang sifat-sifat cahaya dan melakukan evalusai dengan cara mengerjakan soal
evaluasi. Pada kegiatan awal guru mengawalinya dengan mengucap salam dan
dijawab siswa dengan antusias, kemudian memberikan apersepsi dan motivasi
kepada siswa agar siswa bersemangat dalam mengikuti pembelajaran, setelah itu
guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak akan dicapai. Guru
mengajak siswa untuk bertanya jawab mengulas kembali materi yang sudah
dipelajari sebelumnya, sebagian besar siswa mampu menjawab pertanyaan dari
guru, hal itu menunjukkan bahwa sebagian besar siswa telah menguasai materi
yang diajarkan pada pertemuan yang lalu.
Pada pertemuan ketiga ini guru mengulang materi pada pertemuan
pertama dan kedua yang telah dilaksanakan pada hari sebelumnya dengan cara
memberikan pertanyaan kepada siswa untuk mengetahui sejauhmana pemahaman
mereka mengenai materi yang telah diberikan dan sebagian besar siswa mamapu
menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru dengan benar. Guru membagikan
saat pembagian soal tersebut keadaan kelas menjadi gaduh karena siswa yang
belum mendapatkan soal berbicara dengan teman lainnya. Guru menyapaikan
batas waktu siswa dalam mengerjakan soal secara mandiri, semua siswa
mengerjakan soal evaluasi mereka secara mandiri dan tertib, tidak ada siswa yang
mencontek atau bertanya dengan teman liannya. Setelah semua siswa selesai
mengerjakan soal evaluasi, guru meminta siswa untuk mengumpulkan soal secara
urut sesuai dengan nomer presensi siswa. Guru bertanya jawab dengan siswa
tentang soal yang sudah dikerjakan dan guru memberikan penguatan materi dari
soal yang telah dikerjakan.
Dalam kegiatan akhir, guru bersama siswa melakukan refleksi terhadap
pembelajaran IPA dengan menerapkan metode eksperimen berbantuan media
visual untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dari kegiatan pembelajaran
yang nantinya akan dilakukan perbaikan oleh guru agar pada saat pertemuan
selanjutnya mampu mengatasi kelemahan dari kegiatan pembelajaran sebelumnya.
Guru menutup pembelajaran dengan mengucap salam dan membolehkan peserta
didik untuk istirahat.
4.1.1.1Hasil ObservasiSiklus I
Selain kegiatan pembelajaran guru, aktivitas belajar siswa juga dinilai oleh
observer dengan lembar observasi yang sudah ditetapkan. Adapun hasil observasi
siswa dan hasil observasi guru sebagai berikut.
a. Hasil Observasi Aktivitas Guru
Observasi aktivitas guru pada saat kegiatan pembelajaran dilakukan oleh
seorang observer yang bertujuan untuk mengetahui keterlaksanaan sintaks metode
eksperimen berbantuan media visual dalam pembelajaran IPA yang dilakukan
guru selam tiga kali pertemuan. Adapun hasil observasi aktivitas guru selama tiga
Tabel 12
Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I
No Sintaks Pertemuan I Pertemuan II
Ya Tidak Ya Tidak 1. Guru membuka pembelajaran dengan salam. √ - √
2. Guru memberikan apersepsi dan motivasi kepada peserta didik.
- √ - √
3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
√ - √ -
4. Guru mengulas pembelajaran dari pertemuan sebelumnya.
- √ √ -
5. Guru memberikan gambaran awal tentang materi yang akan menjadi bahan eksperimen.
√ - √ -
6. Guru menyiapkan alat dan bahan. √ - √ -
7. Guru menyampaikan eksperimen akan dilakukan di kelas dan secara berkelompok.
√ - √ -
8. Guru mengarahkan siswa untuk membentuk kelompok.
√ - √ -
9. Guru menjelaskan langkah-langkah eksperimen melalui gambar.
√ - √ -
10. Guru menjelaskan aturan dalam melakukan eksperimen.
- √ √ -
11. Guru membimbing kelompok yang mengalami kesulitan dalam eksperimen.
- √ √ -
12. Guru meminta siswa untuk membuat laporan hasil eksperimen.
√ - √ -
13. Guru membimbing kelompok yang mengalami kesulitan dalam pembuatan laporan.
- √ - √
14. Guru meminta setiap kelompok untuk mempresentasikan hasil eksperimen yang talah dilakukan.
√ - √ -
15. Guru meluruskan jawaban siswa yang masih kurang tepat.
√ - √ -
16. guru mendiskusikan masalah-masalah yang ditemukan selama eksperimen berlangsung.
- √ √ -
17. Guru memeriksa dan menyimpan kembali alat dan bahan eksperiemen.
√ - √ -
18. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya.
√ - √ -
19. Guru bersama dangan siswa menyimpulkan materi pembelajaran.
√ - √ -
20. Guru menutup pembelajaran dengan salam. √ - √ -
Jumlah 14 6 18 2
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa guru dalam menerapkan
langkah-langkah metode eksperimen berbantuan media visual masih belum
terlaksana sepenuhnya. Presentase keterlaksanaan sintaks yang diobservasi pada
pertemuan pertama hanya terleksana sebanyak 14 atau 70% 19. Guru tidak
memberikan apersepsi dan motivasi kepada siswa, serta guru tidak mengulas
meteri yang berkaitan dengan materi yang diajarkan. Pada saat kegiatan
eksperimen guru tidak menyampaikan aturan-aturan dalam melakukan
eksperimen dan guru juga tidak membimbing siswa yang mengalami kesulitan
pada saat melakukan eksperimen serta guru tidak membimbing siswa pada saat
membuat laporan. Pada pertemuan kedua mengalami peningkatan menjadi 18
aspek yang terlaksana atau sebanyak 90%, hanya 2 langkah kegiatan saja yang
dilewati oleh guru yaitu guru tidak memberikan apersepsi dan motivasi kepada
siswa dan guru tidak membembantu siswa yang mengalami kesulitan pada saat
membuat laporan hasil percobaan. Pada pertemuan ketiga hanya difokuskan untuk
mengulas materi dan melakukan evaluasi dengan mengerjakan soal dimana semua
aspek yang diobservasi terlaksana yaitu: guru membuka pembelajaran dengan
mengucap salam, guru memberi apersepsi dan motivasi kepada siswa, guru
menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai, guru mengajak siswa
untuk mengulas materi yang sudah dipelajari sebelumnya, guru meminta siswa
untuk mengerjakan soal evaluasi yang berisi tentang materi yang sudah dipelajari
sebelumnya, guru membagikan dan menjelaskan cara mengerjakan soal, guru
memberikan batas waktu kepada siswa dalam mengerjakan soal evaluasi, guru
bertanya jawab dengan siswa mengenai soal-soal yang telah dikerjalan, guru
memberikan penguatan terhadap kegiatan evaluasi yang telah dilakukan, guru
bersama siswa melakukan refleksi terhadap pembelajaran sifat-sifat cahaya, dan
b. Hasil Observasi Aktivitas siswa
Selama proses pembelajaran, observer melakukan observasi aktivitas yang
dilakukan siswa selama proses pembelajaran dengan menggunakan metode
eksperimen berbantuan media visual. Observasi ini dilakukan untuk mengetahui
perilaku siswa pada saat kegiatan belajar berlangsung. Adapun Hasil Observasi
siswa selama tiga kali pertemuan yang telah dilakukan dapat dilihat pada tabel di
bawah ini.
Tabel 13
Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I
No Aspek-aspek yang Diamati Pertemuan I Pertemuan II Ya Tidak Ya Tidak 1. Kesiapan siswa dalam mengikuti KBM. √ - √ - 2. Siswa mendengarkan penjelasan guru dengan
tertib.
- √ - √
3. Siswa membentuk kelompok dengan tertib. - √ √ - 4. Siswa melakukan eksperimen dengan tertib. √ √ 5. Siswa melakukan eksperimen sesuai dengan
aturan yang telah ditetapkan.
√ - √ -
6. Siswa membuat laporan hasil penelitian. √ - √ - 7. Siswa mempresentasikan laporan hasil
penelitian dengan percaya diri
√ - √ -
8. Siswa berani mengajukan pertanyaan. - √ - √ 9. Ketepatan siswa dalam menjawab pertanyaan. √ - √ - 10. Kemampuan siswa dalam membuat
kesimpulan pembelajaran.
√ - √ -
Jumlah 6 4 7 3
Presentase Keterlaksanaan 60% 40% 70% 30%
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa hasil observasi respon
siswa dalam proses belajar mengajar dengan menerapkan metode eksperimen
berbantuan media visual belum sesuai yang diharapkan. Pada pertemuan pertama
hanya 6 item atau 60% respon siswa yang terlihat, sehingga pada saat kegiatan
belajar mengajar masih kurang optimal dan perlu diperbaiki. Pada data observasi
pertemuan ketiga respon siswa mengalami peningkatan menjadi 8 item atau 70%
respon siswa yang terlihat. Dari data observasi pertemuan pertama dan kedua
didapatkan 3 aspek respon siswa yang masih belum terlihat yaitu: siswa kurang
memperhatikan penjelasan dari guru, ramai saat melakukan percobaan, dan siswa
difokuskan untuk mengulas kembali materi yang diajarkan, mengerjakan soal
evaluasi, dan melakukan refleksi terhadap kegiatan pembelajaran yang sudah
dilakukan. Pada pertemuan ketiga ini respon siswa yang diamati adalah sebagai
berikut: kesiapan siswa dalam pembelajaran, kemampuan siswa dalam mengulas
materi yang sudah dipelajari, ketepatan siswa dalam menjawab pertanyaan dari
guru, keberanian siswa untuk bertanya, ketertiban siswa pada saat mengerjakan
soal evaluasi, dan partisipasi siswa dalam melakukan refleksi.
4.1.1.2Refleksi
Sebelum melakukan tindakan siklus II diadakan refleksi proses
pembelajaran yang dilakukan pada siklus I. Refleksi yang dilakukan oleh peneliti
terhadap penerapan metode eksperimen berbantuan media visual pada mata
pelajaran IPA menunjukkan hasil yang cukup memuaskan meskipun masih ada
yang belum sesuai dengan apa yang diharapkan. Hal-hal yang perlu diperbaiki
adalah sebagai berikut.
a. Peran guru dalam meberikan apersepsi dan motivasi kepada siswa.
b. Kejelasan guru dalam menjelaskan materi.
c. Peran guru pada saat membantu siswa yang mengalami kesulitan.
d. Memperjelas aturan dalam melakukan eksperimen.
e. Guru tidak mendiskusikan masalah yang dihadapi siswa pada saat melakukan
eksperimen.
f. Guru kurang memberi semangat kepada siswa untuk berani mengungkapkan
pendapat mereka.
g. Masih ada siswa yang tidak memperhatikan penjelasan guru.
h. Siswa masih kurang percaya diri pada saat mempresentasikan hasil
eksperimen mereka.
i. Siswa masih kurang aktif dalam kegiatan eksperimen dan presentasi
kelompok.
j. Masih ada beberapa siswa yang masih mendapatkan nilai KKM dibawah 70.
Dari penjelasan di atas peneliti bekerja sama dengan guru untuk
memperbaiki hal-hal yang menjadi penghalang jalannya proses belajar mengajar
4.1.2 Pelaksanaan Siklus II
Pelaksanaan tindakan siklus II dilaksanakan pada tanggal 6 April, 8 April,
dan 9 April 2015. serta setiap pertemuan diberikan alokasi waktu 2x35 menit.
Dalam siklus I proses pembelajaran IPA menerapkan metode pembelajaran
eksperimen berbantuan media visual dengan materi pokok penerapan sifat-sifat
cahaya dengan membuat suatu karya. Hal-hal yang disiapkan peneliti pada
pelaksanaan siklus I ini adalah dengan membuat RPP, menjelaskan kegiatan
pembelajaran IPA dengan menerapkan metode eksperimen berbantuan media
visual kepada guru kelas 5, menyiapkan alat dan bahan untuk melakukan
percobaan, menyiapkan media visual yang akan digunakan, menyiapkan lembar
observasi untuk guru dan siswa, dan menyiapkan soal evaluasi. Setalah semua
persiapan telah selesai peneliti dan guru kelas siap untuk melakuakn kegiatan
pembelajaran. Adapun penjelasan tiap pertemuan adalah sebagai berikut.
a. Pertemuan Pertama
Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Senin, 6 April 2015 pada jam
pelajaran kelima dan keenam setelah instirahat pertama dengan alokasi waktu
2x35 menit, siswa yang mengikuti pelajaran berjumlah 22 siswa. Pada pertemuan
pertama ini materi yang dipelajari adalah tentang alat-alat yang menerapkan
sifat-sifat cahaya dan membuat suatu karya berupa periskop sederhana. guru
mengawali kegiatan dengan mengucap salam dan dijawab siswa dengan antusias,
kemudian guru mengajak siswa untuk bertanya jawab mengulas kembali materi
yang sudah dipelajari sebelumnya kemudian dikaitkan dengan materi yang akan
dipelajari, sebagian besar siswa mampu menjawab pertanyaan dari guru, hal ini
menunjukkan bahwa sebagian besar siswa telah menguasai materi sifat-sifat
cahaya yang telah diajarkan disiklus I.
Kegiatan selanjutnya guru menjelaskan kepada siswa tentang alat-alat apa
saja yang menerapkan sifat-sifat cahaya. Selanjutnya guru menyampaikan bahwa
siswa akan diajak belajar dengan melakukan eksperimen membuat salah satu alat
yang menerapkan salah satu sifat cahaya berupa sebuah periskop sederhana yang
dibantu dengan media visual dan kemudian melakukan percobaan dengan
akan digunakan untuk membuat periskop sederhana. Guru menyampaikan bahwa
eksperimen akan dilakukan di kelas dan percobaan dilakukan secara berkelompok,
karena keterbatasan alat dan bahan untuk melakukan eksperimen, kemudian guru
membimbing siswa untuk membentuk 5 kelompok tetap yang terdiri dari 4-5
orang siswa dan siswapun masuk ke dalam kelompok masing-masing dengan
tertib. Setelah semua siswa berkelompok, guru membagikan alat dan bahan yang
diperlukan dan lembar eksperimen, siswa terlihat tidak sabar untuk segera
membuat periskop dikarenakan siswa baru pertama kali ini membuat sebuah
periskop sederhana. Setelah semua kelompok mendapatkan alat dan bahan serta
lembar eksperimen, guru menjelaskan cara atau langkah-langkah dalam
melakukan eksperimen melalui gambar yang ada di lembar eksperimen, siswa
mengamati gambar yang ada di lembar eksperimen dan memperhatikan dengan
seksama penjelasan dari guru. Selanjutnya guru menjelaskan aturan dalam
melakukan percobaan mengenai penggunaan alat dan bahan agar tidak terjadi
hal-hal yang tidak diinginkan.
Kegiatan selanjutnya, siswa secara berkelompok memulai membuat
sebuah periskop sederhana dan guru berkeliling untuk melihat adakah kelompok
yang mengalami kesulitan. Pada saat membuat periskop sederhana siswa
mengalami kendala dalam memasang cermin datar ke dalam periskop dan
akhirnya gurupun membantu mereka. Setelah semua kelompok menyelesaikan
periskop sederhana mereka, guru meminta semua anggota kelompok untuk
melakukan percobaan dengan menggunakan periskop tersebut dan siswapun
terlihat senang ketika alat yang mereka ciptakan bisa digunakan. Setelah setiap
kelompok melakukan eksperimen, siswa menjawab pertanyaan yang ada di
lembar ekperimen dan siswa membuat laporan hasil percobaan yang sudah
dilakukan dan guru berkeliling untuk membantu siswa dalam membuat laporan.
Guru meminta kepada semua kelompok untuk mengumpulkan laporan mereka,
setelah itu beberapa kelompok diminta untuk mempresentasikan laporan mereka
di depan kelas dan kelompok lain menaggapi dari hasil presentasi kelompok,
kelompok yang ditunjukpun percaya diri untuk mempresentasikan laporan
kelompok lain. Setelah kegiatan presentasi guru meluruskan jawaban siswa yang
masih kurang tepat, agar tidak terjadi miskonsepsi tentang penerapan sifat-sifat
cahaya, kemudian guru mendiskusikan masalah-masalah yang ditemukan selama
eksperimen bersama dengan siswa, kemudian memberikan solusi pemecahannya
agar pada percobaan selanjutnya dapat menyelesaikan masalah yang sama. Guru
mengecek dan menyimpan kembali alat dan bahan agar dapat digunakan pada
pertemuan selanjutnya.
Dalam kegiatan akhir, guru memberi kesempatan kepada siswa untuk
bertanya tentang materi yang belum dipahami oleh siswa dan ada siswa yang
bertanya tentang materi yang belum dipahaminya. Guru bersama dengan siswa
menyimpulkan kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan, kemudain guru
menutup pembelajaran dengan mengucap salam dan membolehkan peserta didik
untuk istirahat.
b. Pertemuan Kedua
Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Rabu, 8 April 2015 pada jam
pelajaran kelima dan keenam setelah instirahat pertama dengan alokasi waktu
2x35 menit, siswa yang mengikuti pelajaran berjumlah 22 siswa. Pada pertemuan
kedua ini materi yang dipelajari adalah tentang penerapan sifat-sifat cahaya
dengan membuat suatu karya berupa lup sederhana. guru mengawali kegiatan
dengan mengucap salam dan dijawab siswa dengan antusias, kemudian guru
mengajak siswa untuk bertanya jawab mengulas kembali materi yang sudah
dipelajari sebelumnya kemudian dikaitkan dengan materi yang akan dipelajari,
sebagian besar siswa mampu menjawab pertanyaan dari guru, hal ini
menunjukkan bahwa sebagian besar siswa telah menguasai materi sifat-sifat
cahaya penerapan sifat-sifat cahaya yang pernah dipelajari.
Kegiatan selanjutnya guru menyampaikan bahwa siswa akan diajak belajar
dengan melakukan eksperimen tentang penerapan salah satu sifat-sifat cahaya
dengan membuat sebuah lup sederhana yang dibantu dengan media visual, setelah
itu guru menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan untuk membuat lup
sederhana. Guru menyampaikan bahwa eksperimen akan dilakukan di kelas dan
untuk melakukan eksperimen, kemudian guru membimbing siswa untuk
membentuk 5 kelompok tetap yang terdiri dari 4-5 orang siswa dan siswapun
masuk ke dalam kelompok masing-masing dengan tertib. Setelah semua siswa
berkelompok, guru membagikan alat dan bahan yang diperlukan dan lembar
eksperimen, beberapa siswa membantu membagi alat dan bahan tersebut agar
pembagian cepat selesai. Setelah semua kelompok mendapatkan alat dan bahan
serta lembar eksperimen, guru menjelaskan cara atau langkah-langkah dalam
melakukan eksperimen melalui gambar yang ada di lembar eksperimen, siswa
mengamati gambar yang ada di lembar eksperimen dan memperhatikan dengan
seksama penjelasan dari guru. Selanjutnya guru menjelaskan aturan dalam
melakukan percobaan mengenai penggunaan alat dan bahan agar tidak terjadi
hal-hal yang tidak diinginkan.
Kegiatan selanjutnya, siswa secara berkelompok memulai membuat
sebuah lup sederhana dari bohlam lampu bekas dan guru berkeliling untuk melihat
adakah kelompok yang mengalami kesulitan. Pada saat membuat lubang pada
bohlam lampu siswa mengalami kesulitan untuk melubangi bohlam tersebut, hal
ini terjadi bukan hanya pada satu kelompok saja melainkan semua kelompok
mengalami kesulitan yang sama, kemudian guru meminta bantuan pada peneliti
dan observer untuk melubangi bohlam lampu tiap kelompok. Setelah semua
kelompok menyelesaikan lup sederhana mereka, guru meminta semua anggota
kelompok untuk melakukan percobaan dengan menggunakan lup tersebut dengan
cara melihat tulisan kecil yang ada di kamus dan siswapun terlihat senang ketika
alat yang mereka ciptakan bisa digunakan. Setelah setiap kelompok melakukan
eksperimen, siswa menjawab pertanyaan yang ada di lembar ekperimen dan siswa
membuat laporan hasil percobaan yang sudah dilakukan dan guru berkeliling
untuk membantu siswa dalam membuat laporan. Guru meminta kepada semua
kelompok untuk mengumpulkan laporan mereka, setelah itu beberapa kelompok
diminta untuk mempresentasikan laporan mereka di depan kelas dan kelompok
lain menaggapi dari hasil presentasi kelompok, kelompok yang ditunjukpun
percaya diri untuk mempresentasikan laporan percobaan yang mereka lakukan
presentasi guru meluruskan jawaban siswa yang masih kurang tepat, agar tidak
terjadi miskonsepsi tentang penerapan sifat-sifat cahaya, kemudian guru
mendiskusikan masalah-masalah yang ditemukan selama eksperimen bersama
dengan siswa, kemudian memberikan solusi pemecahannya agar pada percobaan
selanjutnya dapat menyelesaikan masalah yang sama. Guru mengecek dan
menyimpan kembali alat dan bahan agar dapat digunakan pada pertemuan
selanjutnya.
Dalam kegiatan akhir, guru memberi kesempatan kepada siswa untuk
bertanya tentang materi yang belum dipahami oleh siswa dan ada sebagian besar
siswa yang bertanya tentang materi yang belum dipahaminya. Guru bersama
dengan siswa menyimpulkan kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan,
kemudain guru menutup pembelajaran dengan mengucap salam dan
membolehkan peserta didik untuk istirahat.
c. Pertemuan Ketiga
Pertemuan ketiga dilakukan pada hari Kamis, 9 April 2015 pada jam
pelajaran kelima dan keenam dengan alokasi waktu 2x35 menit, siswa yang
mengikuti pelajaran berjumlah 22 siswa. Pada pertemuan ketiga ini kegiatan
pembelajaran yang dilakukan adalah mengulas materi yang sudah dipelajari
tentang sifat-sifat cahaya dan melakukan evalusi dengan cara mengerjakan soal
evaluasi. Pada kegiatan awal guru mengawalinya dengan mengucap salam dan
dijawab siswa dengan antusias, kemudian memberikan apersepsi dan motivasi
kepada siswa agar siswa bersemangat dalam mengikuti pembelajaran, setelah itu
guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak akan dicapai. Guru
mengajak siswa untuk bertanya jawab mengulas kembali materi yang sudah
dipelajari sebelumnya tentang penerapan dari sifat-sifat cahaya dalam bentuk
suatu karya atau model.
Pada pertemuan ketiga ini guru mengulang materi pada pertemuan
pertama dan kedua yang telah dilaksanakan pada hari sebelumnya dengan cara
memberikan pertanyaan kepada siswa untuk mengetahui sejauhmana pemahaman
mereka mengenai materi yang telah diberikan dan semua siswa mamapu
soal evaluasi kepada siswa dan menjelaskan cara mengerjakan soal tersebut, pada
saat pembagian soal semua siswa menunggu untuk mendapatkan soal dengan
tertib. Guru menyapaikan batas waktu siswa dalam mengerjakan soal secara
mandiri, semua siswa mengerjakan soal evaluasi mereka secara mandiri dan tertib,
tidak ada siswa yang mencontek atau bertanya dengan teman liannya. Setelah
semua siswa selesai mengerjakan soal evaluasi, guru meminta siswa untuk
mengumpulkan soal secara urut sesuai dengan nomer presensi siswa. Guru
bertanya jawab dengan siswa tentang soal yang sudah dikerjakan dan guru
memberikan penguatan materi dari soal yang telah dikerjakan.
Dalam kegiatan akhir, guru bersama siswa melakukan refleksi terhadap
pembelajaran IPA dengan menerapkan metode eksperimen berbantuan media
visual untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dari kegiatan pembelajaran
yang nantinya akan dilakukan perbaikan oleh guru agar pada saat pertemuan
selanjutnya mampu mengatasi kelemahan dari kegiatan pembelajaran sebelumnya.
Guru menutup pembelajaran dengan mengucap salam dan membolehkan peserta
didik untuk istirahat.
4.1.2.1Hasil Observasi Siklus II
Selain kegiatan pembelajaran guru, aktivitas belajar siswa juga dinilai oleh
observer dengan lembar observasi yang sudah ditetapkan. Adapun hasil observasi
siswa dan hasil observasi guru sebagai berikut.
a. Hasil Observasi Aktivitas Guru
Observasi aktivitas guru pada saat kegiatan pembelajaran dilakukan oleh
seorang observer yang bertujuan untuk mengetahui keterlaksanaan sintaks metode
eksperimen berbantuan media visual dalam pembelajaran IPA yang dilakukan
guru selam tiga kali pertemuan. Adapun hasil observasi aktivitas guru selama tiga
Tabel 14
Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II
No Sintaks Pertemuan I Pertemuan II
Ya Tidak Ya Tidak 1. Guru membuka pembelajaran dengan salam. √ - √ - 2. Guru memberikan apersepsi dan motivasi
kepada peserta didik.
√ - √ -
3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
√ - √ -
4. Guru mengulas pembelajaran dari pertemuan sebelumnya.
√ - √ -
5. Guru memberikan gambaran awal tentang materi yang akan menjadi bahan eksperimen.
√ - √ -
6. Guru menyiapkan alat dan bahan. √ - √ -
7. Guru menyampaikan eksperimen akan dilakukan di kelas dan secara berkelompok.
√ - √ -
8. Guru mengarahkan siswa untuk membentuk kelompok.
√ - √ -
9. Guru menjelaskan langkah-langkah eksperimen melalui gambar.
√ - √ -
10. Guru menjelaskan aturan dalam melakukan eksperimen.
√ - √ -
11. Guru membimbing kelompok yang mengalami kesulitan dalam eksperimen.
√ - √ -
12. Guru meminta siswa untuk membuat laporan hasil eksperimen.
√ - √ -
13. Guru membimbing kelompok yang mengalami kesulitan dalam pembuatan laporan.
√ - √ -
14. Guru meminta setiap kelompok untuk mempresentasikan hasil eksperimen yang talah dilakukan.
√ - √ -
15. Guru meluruskan jawaban siswa yang masih kurang tepat.
√ - √ -
16. guru mendiskusikan masalah-masalah yang ditemukan selama eksperimen berlangsung.
√ - √ -
17. Guru memeriksa dan menyimpan kembali alat dan bahan eksperiemen.
√ - √ -
18. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya.
√ - √ -
19. Guru bersama dengan siswa menyimpulkan materi pembelajaran.
√ - √ -
20. Guru menutup pembelajaran dengan salam. √ - √ -
Jumlah 20 - 20 -
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa guru dalam menerapkan
langkah-langkah metode eksperimen berbantuan media visual telah mengalami
peningkatan dari siklus sebelumnya dikarenakan semua langkah-langkah pada
pertemuan pertama dan kedua telah terlaksana sepenuhnya, hal ini ditunjukkan
dengan 100% aspek atau 20 aspek yang diobservasi telah dilaksanakan oleh guru.
Pada pertemuan ketiga hanya difokuskan untuk mengulas materi yang telah
diajarkan, melakukan evaluasi dengan mengerjakan soal, dan melakukan refleksi
kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Dimana semua aspek yang
diobservasi telah terlaksana sepenuhnya.
b. Hasil Observasi Aktivitas siswa
Selama proses pembelajaran, observer melakukan observasi aktivitas yang
dilakukan siswa selama proses pembelajaran dengan menggunakan metode
eksperimen berbantuan media visual. Observasi ini dilakukan untuk mengetahui
perilaku siswa pada saat kegiatan belajar berlangsung. Adapun Hasil Observasi
siswa selama tiga kali pertemuan yang telah dilakukan dapat dilihat pada tabel di
bawah ini.
Tabel 15
Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II
No Aspek-aspek yang Diamati Pertemuan I Pertemuan II Ya Tidak Ya Tidak 1. Kesiapan siswa dalam mengikuti KBM. √ - √ - 2. Siswa mendengarkan penjelasan guru dengan
tertib.
√ - √ -
3. Siswa membentuk kelompok dengan tertib. √ - √ - 4. Siswa melakukan eksperimen dengan tertib. √ - √ - 5. Siswa melakukan eksperimen sesuai dengan
aturan yang telah ditetapkan.
√ - √ -
6. Siswa membuat laporan hasil penelitian. √ - √ - 7. Siswa mempresentasikan laporan hasil
penelitian dengan percaya diri.
√ - √ -
8. Siswa berani mengajukan pertanyaan. √ - √ - 9. Ketepatan siswa dalam menjawab pertanyaan. √ - √ - 10. Kemampuan siswa dalam membuat
kesimpulan pembelajaran.
√ - √ -
Jumlah 10 - 10 -
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa hasil observasi respon
siswa dalam proses belajar mengajar dengan menerapkan metode eksperimen
berbantuan media visual telah mengalami peningkatan dari siklus sebelumnya, hal
ini dapat dilihat dari jumlah presentase observasi aspek respon siswa mencapai
100% atau ke-10 aspek terpenuhi pada pertemuan pertama dan kedua. Pada
pertemuan ketiga hanya difokuskan untuk mengulas kembali materi yang
diajarkan, mengerjakan soal evaluasi, dan melakukan refleksi terhadap kegiatan
pembelajaran yang sudah dilakukan.
4.1.2.2Refleksi
Hasil refleksi yang dilakukan oleh peneliti terhadap pelaksanaan kegiatan
yang dilakukan guru dan respon siswa pada saat proses belajar mengajar serta
hasil belajar yang didapat siswa menunjukkan adanya peningkatan yang pesat.
Guru sudah melakukan kegiatan belajar mengajar sesuai dengan sintaks dan tidak
ada langkah yang terlewatkan, kemudian siswa telah menunjukkan respon
kegiatan belajar mengajar dengan baik yang ditunjukkan dengan semua kriteria
respon siswa terpenuhi, yang tadinya siswa belum percaya diri dalam presentasi di
siklus II terlihat siswa percaya diri dalam presentasi dan yang tadinya siswa tidak
berani bertanya di siklus II siswa terlihat bersemangat untuk mengajukan
pertanyaan. Hasil belajar siswa pada siklus II menunjukkan adanya peningkatan
dengan 20 siswa mendapat nilai lebih dari 70 dengan kata lain 91% siswa telah
tuntas dan masih ada 2 siswa yang belum tuntas. Untuk mengatasi hal tersebut
guru melakukan remidial khusus untuk siswa yang belum tuntas.
4.2 Hasil Penelitian
Hasil penelitian yang akan dibahas dalam penelitian ini meliputi diskripsi
data dan analisis data hasil evaluasi dari siklus I sampai dengan siklus II. Adapun
4.2.1 Diskripsi Data 4.2.1.1Data Siklus I
Untuk mengukur tingkat keberhasilan penerapan metode eksperimen
berbantuan media visual, peneliti menggunakan data hasil belajar IPA siswa kelas
5 SD Negeri 2 Ampel Siklus I untuk mengetahui keberhasilan penerapan metode
eksperimen berbantuan media visual. Untuk menghitung interval, peneliti
menggunakan rumus dari Rostina Sundayana (2014:39) sebagai berikut.
Banyaknya kelas (K) = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 22
= 1 + 3,3. 1,34
= 1 + 4,21
= 5,42 (dibulatkan menjadi 5)
Range (R) = (Skor maksimal- skor minimal)
= (90-55)
= 35
Interval =
=
= 7
Selanjutnya dibuat tabel distribusi frekuensinya. Berikut disajikan
rekapitulasi tabel distribusi frekuensi hasil belajar IPA siklus I yang dapat dilihat
pada tabel berikut ini.
Tabel 16
Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 5 SD
Negeri 2 Ampel Semester 2 Tahun Pelajaran 2014/2015
No Interval Frekuensi Presentase
1. 84 - 90 4 18.18%
2. 77 - 83 5 22.72%
3. 70 - 76 7 31.81%
4. 63 - 69 2 9.09%
5. 55 - 62 4 18.18%
Dari tabel di atas diperoleh data yang menunjukkan bahwa ada
peningkatan jumlah siswa yang mencapai KKM di siklus I. Dari 22 siswa ada 4
siswa hasil belajar IPA berada di interval 55-62 atau sebanyak 18.18%, pada
interval 63-69 ada 2 siswa atau 9.09%, pada interval 70-76 terdapat 7 siswa atau
31.81%, pada interval 77-83 terdapat sebanyak 5 siswa atau 22.72%, sedangkan
pada interval 84-90 terdapat sebanyak 4 siswa atau 18.18%. Berikut ini
merupakan grafik distribusi frekuensi hasil belajar IPA siswa kelas 5 SD Negeri 2
Ampel.
0 1 2 3 4 5 6 7 8
84-90 77-83 70-76 63-69 55-62
Hasil Belajar IPA Siklus I
Interval Nil
Gambar 2 Grafik Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA Siklus I
4.2.1.2 Data Siklus II
Untuk mengukur tingkat keberhasilan penerapan metode eksperimen
berbantuan media visual, peneliti menggunakan data hasil belajar IPA siswa kelas
5 SD Negeri 2 Ampel Siklus II untuk mengetahui keberhasilan penerapan metode
eksperimen berbantuan media visual. Untuk menghitung interval, peneliti
menggunakan rumus dari Rostina Sundayana (2014:39) sebagai berikut.
Banyaknya kelas (K) = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 22
= 1 + 3,3. 1,34
= 1 + 4,21
Range (R) = (Skor maksimal- skor minimal)
= (95-65)
= 30
Interval =
=
= 6
Selanjutnya dibuat tabel distribusi frekuensinya. Berikut disajikan
rekapitulasi tabel distribusi frekuensi hasil belajar IPA siklus I yang dapat dilihat
pada tabel berikut ini.
Tabel 17
Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 5 SD Negeri 2 Ampel Semester 2 Tahun Pelajaran 2014/2015
No Interval Frekuensi Presentase
1. 90 - 95 6 27.28%
2. 83 - 89 5 22.72%
3. 76 - 82 4 18.18%
4. 71 - 75 3 13.63%
5. 65 - 70 4 18.18%
Jumlah 22 100%
Dari tabel di atas diperoleh data yang menunjukkan bahwa ada
peningkatan jumlah siswa yang mencapai KKM di siklus II. Dari 22 siswa ada 4
siswa hasil belajar IPA berada di interval 65-70 atau sebanyak 18.18%, pada
interval 71-75 ada 3 siswa atau 13.63%, pada interval 76-82 terdapat 4 siswa atau
18.18%, pada interval 83-89 terdapat sebanyak 5 siswa atau 22.72%, sedangkan
pada interval 90-95 terdapat sebanyak 6 siswa atau 27.28%. Berikut ini
merupakan grafik distribusi frekuensi hasil belajar IPA siswa kelas 5 SD Negeri 2
0 1 2 3 4 5 6 7
90-95 83-89 76-82 71-75 65-70
Hasil Belajar IPA Siklus II
Interval Nilai
Gambar 3 Grafik Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA Siklus II
4.2.2 Analisis Data 4.2.2.1. Analisis Ketuntasan
Analisis data dilakukan dalam dua tahapan yaitu analisis ketuntasan dan
analisis komparatif. Dalam analisis ketuntasan hasil belajar siswa dilakukan
dengan cara membandingkan hasil belajar yang diperoleh siswa dengan KKM
(Kriteria Ketuntasan Minimal). Sedangkan analisis komparatif dilakukan dengan
cara membandingkan data hasil belajar IPA pada kondisi awal atau pra siklus,
siklus I, dan siklus II.
a. Analisis Ketuntasan Siklus I
Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM 70), data yang
diperoleh dari nilai siklus I dapat diketahui jumlah siswa yang sudah tuntas dan
Tabel 18
Analisis Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siklus I Siswa kelas 5 SD Negeri 2 Ampel
No Ketuntasan Frekuensi Persentase
1. Tuntas 16 73%
2. Tidak Tuntas 6 27%
Jumlah 22
Nilai Rata-rata 73.6
Nilai Tertinggi 90
Nilai Terendah 55
Berdasarkan tabel analisis ketuntasan hasil belajar IPA siklus I siswa kelas
5 SD Negeri 2 Ampel di atas dapat diketahui bahwa siswa yang mendapat nilai
kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM ˂ 70) sejumlah 6 siswa dengan persentase 27%, sedangkan siswa yang sudah mencapai Kriteria Ketuntasan
Minimum (KKM 70) sejumlah 16 siswa dengan persentase 73%. Kemudian
nilai rata-rata sebesar 73.6, nilai tertinggi 90, dan nilai terendah 55. Diagram
ketuntasan hasil belajar Siklus I dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
73%
27%
Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siklus I
Tuntas Tidak Tu
b. Analisis Ketuntasan Siklus II
Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM 70) data hasil
perolehan nilai siklus II dapat diketahui jumlah siswa yang sudah tuntas dan yang
belum tuntas dalam tabel berikut ini.
Tabel 19
Analisis Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siklus II Siswa kelas 5 SD Negeri 2 Ampel
No Ketuntasan Frekuensi Persentase
1. Tuntas 20 91%
2. Tidak Tuntas 2 9%
Jumlah 22
Nilai Rata-rata 81.6
Nilai Tertinggi 95
Nilai Terendah 65
Berdasarkan tabel analisis ketuntasan hasil belajar IPA siklus II siswa
kelas 5 SD Negeri 2 Ampel dapat diketahui bahwa siswa yang mendapat nilai
kurang dari KKM ˂ 70 sejumlah 2 siswa dengan persentase 9%, sedangkan siswa yang sudah mencapai KKM 70 sejumlah 20 siswa dengan persentase 91%.
Kemudian nilai rata-rata sebesar 81.6, nilai tertinggi 95, dan nilai terendah 65.
Diagram ketuntasan hasil belajar Siklus I dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
91% 9%
Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siklus II
Tuntas Tidak Tunta
4.2.2.2. Analisis Komparatif
Berdasarkan hasil analisis ketuntasan yang telah dilakukan, maka
selanjutnya melakukan analisis komparatif hasil belajar antara kondisi awal, siklus
I dan siklus II, yaitu dengan membandingkan data hasil belajar pada kondisi awal,
siklus I, dan siklus II. Hal ini dapat diketahui peningkatan ketuntasan hasil belajar
siswa. Perbandingan data hasil belajar kondisi awal, siklus I, dan siklus II dapat
dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 20
Analisis Komparatif Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 5 SD Negeri 2 Ampel Semester 2 Tahun Pelajaran 2014/2015
No Ketuntasan Pra Siklus Siklus I Siklus II
F % F % f %
1. Tuntas 9 40.91% 16 73% 20 91%
2. Tidak Tuntas 13 59.09% 6 27% 2 9%
Jumlah 22 100% 22 100% 22 100%
Nilai Rata-rata 61,6 73,6 81.6
Nilai Tertinggi 80 90 95
Nilai Terendah 45 55 65
4.3 Pembahasan
Berdasarkan hasil analisis data, kegiatan penelitian tindakan kelas pada
siswa kelas 5 SD Negeri 2 Ampel Semester II tahun ajaran pelajaran 2014/2015,
ada peningkatan hasil belajar anatara hasil belajar siklus I dengan kondisi awal.
Pada kondisi awal siswa memperoleh nilai > 70 hanya sebanyak 9 siswa atau
40.91% dan siswa yang memperoleh nilai < 70 sebanyak 13 siswa atau 59.09%
dengan nilai rata-rata 61,6 dan nilai maksimum 80 sedangkan nilai minimum 45,
artinya bahwa masih banyak siswa yang belum mengalami ketuntasan hasil
belajar. Dengan demikian perlu diterapkan metode pembelajaran eksperimen
berbantuan media visual untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Setelah
belajar siswa mengalami peningkatan, hal ini dapat dibuktikan dengan adanya
ketuntasan belajar siswa meningkat menjadi 73% atau 16 siswa dengan nilai
rata-rata 73,6 dan nilai maksimum 90 sedangkan nilai minimum 55. Dengan hasil ini
menunjukkan siswa mengalami sedikit peningkatan hasil belajar. Dengan hasil itu
perlu dilaksanakan pembelajaran siklus II agar perolehan nilai siswa bisa lebih
maksimal.
Setelah dilaksanakan kegiatan penelitian siklus II dengan menerapkan
metode pembelajaran eksperimen berbantuan media visual diperoleh data bahwa
dalam pelaksanaan pembelajaran siklus II terjadi lagi peningkatan hasil belajar
siswa. Pada siklus II ketuntasan belajar siswa mencapai 91% atau 20 siswa
dengan nilai rata-rata meningkat menjadi 81.6 dan nilai maksimum meningkat
menjadi 95 sedangkan dan nilai minimum menjadi 65.
Berdasarkan data yang diperoleh dari nilai kondisi awal, siklus I dan siklus
II didapatkan bahwa metode pembelajaran eksperimen berbantuan media visual
ini melatih siswa untuk aktif dalam melakukan suatu percobaan dan berfikir
secara kritis untuk membuktikan teori atau menemukan suatu teori melalui
kegiatan percobaan dan dengan penggunaan media yang sesuai dapat
mempermudah penyampaian materi, karena media merupakan alat bantu
mengajar yang dapat digunakan untuk menyalurkan materi yang disampaikan
guru kepada siswa dapat meningkatkan hasil belajar IPA sebesar 91% dengan
rata-rata mencapai 81.6.
Dalam pembelajaran ini siswa melakukan suatu percobaan tentang suatu
hal secara berkelompok, mengamati prosesnya, serta menuliskan hasil percobaan,
kemudian hasil pengamatan itu disampaikan ke kelas dan dievaluasi oleh guru,
sehingga siswa akan lebih mudah untuk memahami materi, karena siswa belajar
sambil mempraktekkan sendiri apa yang dipelajarinya.
Seperti yang diungkapkan Sitiatava Rizema Putra (2013: 134),
pembelajaran dengan cara eksperimen dapat membantu guru dalam
menghubungkan mata pelajaran dengan dunia nyata, terutama dalam konsep IPA,
serta bisa membuat hubungan antara pengetahuan dan penerapan dalam
Kondisi tersebut juga didukung dengan kelebihan yang ada pada metode
pembelajaran eksperimen dan penggunaan media visual dalam proses belajar
mengajar. Kelebihan yang ada pada metode eksperimen antara lain: (1) metode ini
dapat membuat siswa lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan berdasarkan
percobaannya sendiri daripada hanya menerima informasi dari guru atau dari
buku, (2) siswa memperoleh pengalaman dan keterampilan dalam melakukan
eksperimen, (3) siwa terlibat aktif dalam menggumpulkan fakta dan informasi
yang diperlukan saat percobaan, (4) siswa dapat menggunakan serta
melaksanakan prosedur metode ilmiah dan berpikir ilmiah, (5) siswa lebih aktif
berpikir dan berbuat, (6) siswa lebih aktif belajar sendiri dengan bimbingan guru,
(7) dengan eksperimen, siswa membuktikan sendiri kebenaran suatu teori,
sehingga akan mengubah sikapnya yang percaya terhadap hal-hal yang tidak
logis.
Selanjutnya keunggulan dari media gambar sebagai media visual antara
lain: (1) menimbulkan daya tarik bagi siswa, gambar dengan berbagai warna akan
lebih menarik dan membangkitkan minat serta perhatian siswa, (2) mempermudah
pengertian siswa, suatu penjelasan yang sifatnya abstrak dapat dibantu dengan
gambar sehingga siswa lebih mudah memahami apa yang dimaksud, (3)
memperjelas bagian-bagian yang penting, gambar dapat diperbesar bagian-bagian
yang penting atau yang kecil sehingga dapat diamati lebih jelas, (4) menyingkat
suatu uraian panjang, uraian tersebut mungkin dapat ditunjukkan dengan sebuah
gambar saja.
Hasil penelitian ini dirasa sejalan dengan jurnal penelitian terdahulu yang
telah dilakukan oleh Isna Basonggo, I Made Tangkas, dan Irwan Said (2014)
dengan judul “Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Eksperimen
dalam Pembelajaran IPA di Kelas V SDN Meselesek”, menyampaikan Pada siklus I pertemuan I dari 16 siswa yang mengikuti tes formatif, terdapat 9 siswa
(56,25%) yang tidak tuntas dan pertemuan II terdapat 7 siswa (43,75%) yang tidak
tuntas, hal ini menunjukkan bahwa penggunaan metode eksperimen belum
berhasil sehingga perlu dilakukan refleksi untuk ditindak lanjuti pada siklus II.
mengarahkan siswa dalam melakukan eksperimen. Hasil tes formatif siklus II
pertemuan I masih terdapat 2 siswa (12,5%) yang belum tuntas dan pada
pertemuan II terdapat 16 siswa (100%) berhasil tuntas.
Pendapat yang dikemukakan oleh Isna Basonggo, dkk di atas juga sejalan
dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Imam Arif (2012), dan Agus Surya
(2012) pada saat melaksanakan penelitian dengan menerapkan metode
pembelajaran eksperimen. Hasil penelitian dari kedua orang tersebut yang telah
menerapkan metode pembelajaran eksperimen pada pembelajara IPA
membuktikan bahwa telah terjadi peningkatan hasil belajar siswa.
Hal yang menjadi tambahan dari penelitian sebelumnya adalah penelitian
ini merumuskan sintaks sesuai dengan standar proses yang dijabarkan dari
langkah-langkah metode eksperimen menurut Sitiatava Rezima Putra. Hal
tersebut dapat dilihat dari penambahan langkah-langkah yang dijabarkan peneliti
pada tabel di bawah ini.
Tabel 21
Perbandingan Langkah-langkah menurut Sitiatava dengan peneliti
Sintaks Sitiatava Peneliti
1) Menetapkan tujuan eksperimen. √ √
2) Mempersiapkan berbagai alat atau bahan yang diperlukan.
√ √
3) Mempersiapkan tempat eksperimen. √ √
4) Mempertimbangkan jumlah siswa dengan alat atau bahan yang ada serta daya tampung eksperimen.
√ √
5) Berikan penjelasan mengenai sesuatu yang harus diperhatikan dan tahapan-tahapan yang harus dilakukan.
√ √
6) Selama eksperimen berlangsung, guru hendaknya memperhatikan situasi secara keseluruhan.
√ √
7) Siswa menjawab pertanyaan yang ada di lembar eksperimen sesuai dengan hasil percobaan yang didapat oleh siswa.
- √
8) Setelah setiap kelompok melakukan eksperimen, siswa membuat laporan hasil eksperimen sesuai yang diperintahkan guru.
- √
9) Guru mengamati proses pembuatan laporan eksperimen dan membimbing kelompok yang mengalami kesulitan.
- √
10) Siswa mengumpulkan laporan eksperimen untuk diperiksa guru.
√ √
percobaan yang sudah dilakukan dan kelompok yang lain menanggapi hasil laporan eksperimen yang dipresentasikan di depan kelas.
12) Guru meluruskan jawaban siswa, jika ada jawaban siswa yang masih kurang tepat, agar tidak terjadi miskonsepsi tentang sifat-sifat cahaya.
- √
13) Guru mendiskusikan masalah-masalah yang ditemukan selama eksperimen bersama dengan siswa, kemudian memberikan solusi pemecahannya.
√ √
14) Guru mengecek dan menyimpan kembali alat dan bahan ekperimen.
√ √
Jumlah 9 14
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa peneliti memberikan tambahan
teori berupa tambahan langkah-langkah yang dijabarkan dari langkah eksperimen
menurut sitiatava. Hal baru yang lain adalah peneliti menggunakan media visual
dalam menjelaskan langkah-langkah percobaan.
Berdasarkan pembahasan di atas maka implikasi teoristis dan implikasi
praktis sebagai berikut.
1. Implikasi Teoristis
Implikasi teoritis penelitian ini adalah bertambahnya pengalaman dan
pengetahuan baru mengenai metode pembelajaran eksperimen berbantuan media
visual lebih baik daripada model pembelajaran konvensional atau ceramah, karena
nampak dari peningkatan hasil belajar IPA siswa dan dalam pemahaman materi
yang lebih mendalam.
2. Implikasi Praktis
a. Bagi Siswa
Penggunaan metode pembelajaran eksperimen berbantuan media visual
mampu meningkatkan hasil belajar IPA siswa melalui sebuah percobaan
untuk membuktikan sendiri tentang materi yang sedang dipelajarinya,
melatih siswa untuk membuat laporan hasil percobaan dan
mempresentasikannya di depan kelas, melatih keberanian siswa untuk
mengungkapkan pendapatnya, selain itu siswa menjadi lebih aktif,
bersemangat, dan termotivasi ketika mengikuti proses pembelajaran.
b. Bagi Guru
dalam menerapkan metode pembelajaran eksperimen berbantuan media
visual yang dapat digunakan untuk menyelesaikan permasalahan yang ada
di dalam kelas tentang rendahnya hasil belajar IPA siswa.
c. Bagi Sekolah
Menambah referensi bagi sekolah dalam menerapkan metode pembelajaran
eksperimen berbantuan media visual untuk melakukan perbaikan mengenai
proses pembelajaran di kelas sehingga mampu meningkatkan hasil belajar
siswa. Selain itu juga sebagai bahan informasi bagi sekolah dalam memilih
media dan metode pembelajaran yang sesuai dalam proses pembelajaran