• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar IPA dengan Menggunakan Metode Eksperimen Berbantuan Media Visual pada Siswa Kelas 5 SD Negeri 2 Ampel Kecamatan Ampel Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar IPA dengan Menggunakan Metode Eksperimen Berbantuan Media Visual pada Siswa Kelas 5 SD Negeri 2 Ampel Kecamatan Ampel Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

55

Pada sub bab ini penulis akan membahas tetang pelaksanaan kegiatan

penelitian dari siklus I dan siklus II yang terdiri dari perencanaan, pelaksanaaan,

observasi dan refleksi. Berikut ini akan diuraikan pelaksanaan kegiatan tiap siklus

yang dilakukan selam proses penelitian berlangsung.

4.1.1 Pelaksanaan Siklus I

Pada kegiatan pelaksanaan siklus I ini telah dilaksanakan oleh peneliti

sebanyak tiga kali pertemuan dan yaitu pada tanggal 30 Maret, 1 April, dan 2

April, serta setiap pertemuan diberikan alokasi waktu 2x35 menit. Dalam siklus I

proses pembelajaran IPA menerapkan metode pembelajaran eksperimen

berbantuan media visual dengan materi pokok sifat-sifat cahaya. Hal-hal yang

disiapkan peneliti pada pelaksanaan siklus I ini adalah dengan membuat RPP,

menjelaskan kegiatan pembelajaran IPA dengan menerapkan metode eksperimen

berbantuan media visual kepada guru kelas 5, menyiapkan alat dan bahan untuk

melakukan percobaan, menyiapkan media visual yang akan digunakan,

menyiapkan lembar observasi untuk guru dan siswa, dan menyiapkan soal

evaluasi. Setalah semua persiapan telah selesai peneliti dan guru kelas siap untuk

melakuakn kegiatan pembelajaran. Adapun penjelasan tiap pertemuan adalah

sebagai berikut.

a. Pertemuan Pertama

Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Senin, 30 Maret 2015 pada jam

pelajaran kelima dan keenam setelah instirahat pertama dengan alokasi waktu

2x35 menit, siswa yang mengikuti pelajaran berjumlah 22 siswa. Pada pertemuan

pertama ini materi yang dipelajari adalah tentang sifat-sifat cahaya berupa cahaya

dapat merambat lurus, cahaya dapat menembus benda bening, dan cahaya dapat

dipantulkan. Pada kegiatan awal guru mengawalinya dengan mengucap salam dan

(2)

pembelajaran yang hendak akan dicapai. Pada kegiatan awal ini guru tidak

memberikan apersepsi dan motivasi kepada siswa, sehingga salah satu kegiatan

pembelajaran belum disampaikan.

Kegiatan selanjutnya guru menyampaikan bahwa siswa akan diajak belajar

dengan melakukan eksperimen tentang sifat-sifat cahaya yang dibantu dengan

media visual, kemudian guru menyampaikan sifat cahaya yang akan dijadikan

bahan eksperimen , yaitu: sifat cahaya dapat merambat lurus, sifat cahaya dapat

menembus benda bening, dan sifat cahaya dapat dipantulkan. Setelah itu guru

menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan untuk melakukan percobaan,

kemudian guru menyampaikan bahwa eksperimen akan dilakukan di kelas dan

percobaan dilakukan secara berkelompok, karena keterbatasan alat dan bahan

untuk melakukan eksperimen. Guru membimbing siswa untuk membentuk 5

kelompok tetap yang terdiri dari 4-5 orang siswa. Suasana kelas tiba-tiba menjadi

gaduh, karena siswa berebut tempat duduk untuk kelompok mereka

masing-masing. Namun, hal tersebut segera bisa diatasi oleh guru, ketika guru

menentukan tempat duduk masing-masing kelompok dan akhirnya suasana kelas

kembali tenang. Setelah semua siswa masuk ke dalam kelompok masing-masing,

guru membagikan alat dan bahan yang diperlukan dan lembar eksperimen yang

berisikan langkah-langkah ekperimen, hal-hal apa saja yang perlu diamati,

pertanyaan dari eksperimen yang akan dilakukan dan dibantu dengan media visual

tentang langkah eksperimen agar dapat mempermudah jalannya percobaan.

Setelah semua kelompok mendapatkan alat dan bahan serta lembar eksperimen,

guru menjelaskan cara atau langkah-langkah dalam melakukan eksperimen

melalui gambar yang ada di lembar eksperimen, namun pada kegiatan ini guru

masih kurang jelas dalam menjabarkan langkah-langkah yang ada dan ada

sebagian siswa yang tidak memperhatikan penjelasan guru, kemudian siswa

tersebut ditegur oleh guru agar memperhatikan penjelasan guru. Selanjutnya guru

menyuruh siswa untuk melakukan eksperimen tanpa menjelaskan aturan dalam

melakukan percobaan mengenai penggunaan alat dan bahan agar tidak terjadi

(3)

Kegiatan selanjutnya, siswa melakukan eksperimen tentang 3 sifat cahaya

yang telah disampaikan guru diawal pembelajaran, sebagian siswa penuh antusias

dalam melakukan percobaan, namun ada beberapa siswa yang bercerita sendiri

dengan temannya, ini terjadi karena guru kurang dalam mengawasi jalannya

eksperimen sehingga terjadi hal tersebut. Setelah setiap kelompok melakukan

eksperimen, siswa menjawab pertanyaan yang ada di lembar ekperimen dan siswa

membuat laporan hasil percobaan yang sudah dilakukan dan guru berkeliling

untuk mengecek siswa dalam membuat laporan, namun guru tidak membimbing

siswa dalam membuat laporan.guru meminta kepada semua kelompok

mengumpulkan laporan tersebut kepada guru, setelah itu beberapa kelompok

diminta untuk mempresentasikan laporan mereka di depan kelas dan kelompok

lain menaggapi dari hasil presentasi kelompok, namun pada saat guru meminta

salah satu kelompok untuk malakukan presentasi kelompok tersebut tidak mau

dikarenakan malu dan takut untuk menyampaikan hasil percobaan mereka, namun

siswa masih terlihat kurang percaya diri dan membuat presentasi mereka kurang

jelas, kemudian guru memberikan motivasi kepada siswa agar berani

menyampaikan laporan hasil percobaan di depan kelas dan memberikan motivasi

kepada kelompok lain agar berani untuk menyampaikan pendapatnya, namun

tidak ada siswa yang menyanggah ataupun bertanya pada kelompok yang ada di

depan kelas, sehingga guru yang memberikan pertanyaan kepada kelompok yang

mempresentasikan laporan percobaannya di depan kelas. Guru meluruskan

jawaban siswa yang masih kurang tepat, agar tidak terjadi miskonsepsi tentang

sifat-sifat cahaya, kemudian guru tidak mendiskusikan masalah-masalah yang

dihadapi siswa selama eksperimen, sehingga jika suatu saat siswa mengalami

masalah yang sama siswa akan mengalami kesulitan untuk menyelesaikan

masalah tersebut. Guru mengecek dan menyimpan kembali alat dan bahan agar

dapat digunakan pada pertemuan selanjutnya.

Dalam kegiatan akhir, guru memberi kesempatan kepada siswa untuk

bertanya tentang materi yang belum dipahami oleh siswa, namun tidak ada siswa

yang mengajukan pertanyaan kepada guru, kemudian guru mengajukan

(4)

untuk mengangkat tangan jika ingin menjawab, sebagian besar siswa mampu

menjawab pertanyaan yang diajukan, setelah itu guru bersama dengan siswa

menyimpulkan pembelajaran yang telah mereka lakukan. Guru menutup

pembelajaran dengan mengucap salam dan membolehkan peserta didik untuk

istirahat.

b. Pertemuan Kedua

Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Rabu, 1 April 2015 pada jam

pelajaran kelima dan keenam setelah instirahat pertama dengan alokasi waktu

2x35 menit, siswa yang mengikuti pelajaran berjumlah 22 siswa. Pada pertemuan

kedua ini materi yang dipelajari adalah tentang sifat-sifat cahaya berupa cahaya

dapat dibiaskan, dan cahaya dapat diuraikan. Pada kegiatan awal guru

mengawalinya dengan mengucap salam dan dijawab siswa dengan antusias,

kemudian guru mengajak siswa untuk bertanya jawab mengulas kembali materi

yang sudah dipelajari sebelumnya kemudian dikaitkan dengan materi yang akan

dipelajari, siswa merespon dengan penuh semangat dan sebagian besar siswa

mampu menjawab pertanyaan dari guru, hal itu menunjukkan bahwa sebagian

besar siswa telah menguasai materi yang diajarkan pada pertemuan yang lalu.

Kegiatan selanjutnya guru menyampaikan bahwa siswa akan diajak belajar

dengan melakukan eksperimen tentang sifat-sifat cahaya yang dibantu dengan

media visual, kemudian guru menyampaikan sifat cahaya yang akan dijadikan

bahan eksperimen , yaitu: sifat cahaya dapat dibiaskan, dan sifat cahaya dapat

diuraikan. Setelah itu guru menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan untuk

melakukan percobaan, kemudian guru menyampaikan bahwa eksperimen akan

dilakukan di kelas dan percobaan dilakukan secara berkelompok, karena

keterbatasan alat dan bahan untuk melakukan eksperimen. Guru membimbing

siswa untuk membentuk 5 kelompok tetap yang terdiri dari 4-5 orang siswa,

kemudian siswa masuk ke dalam kelompok yang telah ditetapkan dengan tenang.

Setelah semua siswa masuk ke dalam kelompok masing-masing, guru

membagikan alat dan bahan yang diperlukan dan lembar eksperimen yang

berisikan langkah-langkah ekperimen, hal-hal apa saja yang perlu diamati,

(5)

tentang langkah eksperimen agar dapat mempermudah jalannya percobaan.

Setelah semua kelompok mendapatkan alat dan bahan serta lembar eksperimen,

guru menjelaskan cara atau langkah-langkah dalam melakukan eksperimen

melalui gambar yang ada di lembar eksperimen dengan baik dan siswa

memperhatikan secara seksama meskipun ada beberapa siswa yang tidak

memperhatikan dan berbicara sendiri. Selanjutnya guru menjelaskan aturan dalam

melakukan percobaan mengenai penggunaan alat dan bahan agar tidak terjadi

hal-hal yang tidak diinginkan.

Kegiatan selanjutnya, siswa melakukan eksperimen tentang 2 sifat cahaya

yang telah disampaikan guru diawal pembelajaran, percobaan yang dilakukan

adalah dengan menggunakan galas berisi air, pensil, dan uang logam untuk

membuktikan sifat cahaya dapat dibiaskan. Percobaan yang lain adalah dengan

membuat cakram warna terdiri dari 7 warna sesuai dengan warna pelangi untuk

membuktikan sifat cahaya dapat diuraikan. Dalam percobaan tersebut siswa

mengalami kesulitan untuk membagi lingkaran menjadi 7 bagian sama besar

dalam pembuatan cakram warna, sehingga guru perlu berkeliling kesetiap

kelompok untuk membantu menyelesaikan masalah yang dihadapi siswa.

Percobaan membuat cakram warna ini memerlukan banyak waktu dikarenakan

guru membimbing satu persatu kelompok yang mengalami kesulitan, namun pada

akhirnya percobaan dapat diselesaikan dengan baik oleh setiap kelompok. Setelah

setiap kelompok melakukan eksperimen, siswa menjawab pertanyaan yang ada di

lembar ekperimen dan siswa membuat laporan hasil percobaan yang sudah

dilakukan dan guru membimbing kelompok yang mengalami kesulitan dalam

membuat laporan hasil eksperimen, kemudian semua kelompok mengumpulkan

laporan tersebut kepada guru. Beberapa kelompok diminta untuk

mempresentasikan laporan mereka di depan kelas dan kelompok lain menaggapi

dari hasil presentasi kelompok. Jalannya presentasi masih kurang optimal

dikarenakan siswa masih kurang percaya diri serta kurang jelas dalam melakukan

presentasi dan hanya bebrapa siswa saja yang mengajukan pertanyaan. Guru

meluruskan jawaban siswa yang masih kurang tepat, agar tidak terjadi

(6)

masalah-masalah yang ditemukan selama eksperimen bersama dengan siswa, kemudian

memberikan solusi pemecahannya agar pada percobaan selanjutnya dapat

menyelesaikan masalah yang sama. Guru mengecek dan menyimpan kembali alat

dan bahan agar dapat digunakan pada pertemuan selanjutnya.

Dalam kegiatan akhir, guru memberi kesempatan kepada siswa untuk

bertanya tentang materi yang belum dipahami oleh siswa dan ada siswa yang

bertanya tentang materi yang belum dipahaminya, yaitu tentang proses

pembentukan pelangi dan guru menjelaskan proses pembentukan pelangi di depan

kelas. Guru bersama dengan siswa menyimpulkan kegiatan pembelajaran yang

telah dilakukan, kemudain guru menutup pembelajaran dengan mengucap salam

dan membolehkan peserta didik untuk istirahat.

c. Pertemuan Ketiga

Pertemuan ketiga dilakukan pada hari Kamis, 2 April 2015 pada jam

pelajaran kelima dan keenam dengan alokasi waktu 2x35 menit, siswa yang

mengikuti pelajaran berjumlah 22 siswa. Pada pertemuan ketiga ini kegiatan

pembelajaran yang dilakukan adalah mengulas materi yang sudah dipelajari

tentang sifat-sifat cahaya dan melakukan evalusai dengan cara mengerjakan soal

evaluasi. Pada kegiatan awal guru mengawalinya dengan mengucap salam dan

dijawab siswa dengan antusias, kemudian memberikan apersepsi dan motivasi

kepada siswa agar siswa bersemangat dalam mengikuti pembelajaran, setelah itu

guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak akan dicapai. Guru

mengajak siswa untuk bertanya jawab mengulas kembali materi yang sudah

dipelajari sebelumnya, sebagian besar siswa mampu menjawab pertanyaan dari

guru, hal itu menunjukkan bahwa sebagian besar siswa telah menguasai materi

yang diajarkan pada pertemuan yang lalu.

Pada pertemuan ketiga ini guru mengulang materi pada pertemuan

pertama dan kedua yang telah dilaksanakan pada hari sebelumnya dengan cara

memberikan pertanyaan kepada siswa untuk mengetahui sejauhmana pemahaman

mereka mengenai materi yang telah diberikan dan sebagian besar siswa mamapu

menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru dengan benar. Guru membagikan

(7)

saat pembagian soal tersebut keadaan kelas menjadi gaduh karena siswa yang

belum mendapatkan soal berbicara dengan teman lainnya. Guru menyapaikan

batas waktu siswa dalam mengerjakan soal secara mandiri, semua siswa

mengerjakan soal evaluasi mereka secara mandiri dan tertib, tidak ada siswa yang

mencontek atau bertanya dengan teman liannya. Setelah semua siswa selesai

mengerjakan soal evaluasi, guru meminta siswa untuk mengumpulkan soal secara

urut sesuai dengan nomer presensi siswa. Guru bertanya jawab dengan siswa

tentang soal yang sudah dikerjakan dan guru memberikan penguatan materi dari

soal yang telah dikerjakan.

Dalam kegiatan akhir, guru bersama siswa melakukan refleksi terhadap

pembelajaran IPA dengan menerapkan metode eksperimen berbantuan media

visual untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dari kegiatan pembelajaran

yang nantinya akan dilakukan perbaikan oleh guru agar pada saat pertemuan

selanjutnya mampu mengatasi kelemahan dari kegiatan pembelajaran sebelumnya.

Guru menutup pembelajaran dengan mengucap salam dan membolehkan peserta

didik untuk istirahat.

4.1.1.1Hasil ObservasiSiklus I

Selain kegiatan pembelajaran guru, aktivitas belajar siswa juga dinilai oleh

observer dengan lembar observasi yang sudah ditetapkan. Adapun hasil observasi

siswa dan hasil observasi guru sebagai berikut.

a. Hasil Observasi Aktivitas Guru

Observasi aktivitas guru pada saat kegiatan pembelajaran dilakukan oleh

seorang observer yang bertujuan untuk mengetahui keterlaksanaan sintaks metode

eksperimen berbantuan media visual dalam pembelajaran IPA yang dilakukan

guru selam tiga kali pertemuan. Adapun hasil observasi aktivitas guru selama tiga

(8)

Tabel 12

Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I

No Sintaks Pertemuan I Pertemuan II

Ya Tidak Ya Tidak 1. Guru membuka pembelajaran dengan salam. √ - √

2. Guru memberikan apersepsi dan motivasi kepada peserta didik.

- √ - √

3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

√ - √ -

4. Guru mengulas pembelajaran dari pertemuan sebelumnya.

- √ √ -

5. Guru memberikan gambaran awal tentang materi yang akan menjadi bahan eksperimen.

√ - √ -

6. Guru menyiapkan alat dan bahan. √ - √ -

7. Guru menyampaikan eksperimen akan dilakukan di kelas dan secara berkelompok.

√ - √ -

8. Guru mengarahkan siswa untuk membentuk kelompok.

√ - √ -

9. Guru menjelaskan langkah-langkah eksperimen melalui gambar.

√ - √ -

10. Guru menjelaskan aturan dalam melakukan eksperimen.

- √ √ -

11. Guru membimbing kelompok yang mengalami kesulitan dalam eksperimen.

- √ √ -

12. Guru meminta siswa untuk membuat laporan hasil eksperimen.

√ - √ -

13. Guru membimbing kelompok yang mengalami kesulitan dalam pembuatan laporan.

- √ - √

14. Guru meminta setiap kelompok untuk mempresentasikan hasil eksperimen yang talah dilakukan.

√ - √ -

15. Guru meluruskan jawaban siswa yang masih kurang tepat.

√ - √ -

16. guru mendiskusikan masalah-masalah yang ditemukan selama eksperimen berlangsung.

- √ √ -

17. Guru memeriksa dan menyimpan kembali alat dan bahan eksperiemen.

√ - √ -

18. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya.

√ - √ -

19. Guru bersama dangan siswa menyimpulkan materi pembelajaran.

√ - √ -

20. Guru menutup pembelajaran dengan salam. √ - √ -

Jumlah 14 6 18 2

(9)

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa guru dalam menerapkan

langkah-langkah metode eksperimen berbantuan media visual masih belum

terlaksana sepenuhnya. Presentase keterlaksanaan sintaks yang diobservasi pada

pertemuan pertama hanya terleksana sebanyak 14 atau 70% 19. Guru tidak

memberikan apersepsi dan motivasi kepada siswa, serta guru tidak mengulas

meteri yang berkaitan dengan materi yang diajarkan. Pada saat kegiatan

eksperimen guru tidak menyampaikan aturan-aturan dalam melakukan

eksperimen dan guru juga tidak membimbing siswa yang mengalami kesulitan

pada saat melakukan eksperimen serta guru tidak membimbing siswa pada saat

membuat laporan. Pada pertemuan kedua mengalami peningkatan menjadi 18

aspek yang terlaksana atau sebanyak 90%, hanya 2 langkah kegiatan saja yang

dilewati oleh guru yaitu guru tidak memberikan apersepsi dan motivasi kepada

siswa dan guru tidak membembantu siswa yang mengalami kesulitan pada saat

membuat laporan hasil percobaan. Pada pertemuan ketiga hanya difokuskan untuk

mengulas materi dan melakukan evaluasi dengan mengerjakan soal dimana semua

aspek yang diobservasi terlaksana yaitu: guru membuka pembelajaran dengan

mengucap salam, guru memberi apersepsi dan motivasi kepada siswa, guru

menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai, guru mengajak siswa

untuk mengulas materi yang sudah dipelajari sebelumnya, guru meminta siswa

untuk mengerjakan soal evaluasi yang berisi tentang materi yang sudah dipelajari

sebelumnya, guru membagikan dan menjelaskan cara mengerjakan soal, guru

memberikan batas waktu kepada siswa dalam mengerjakan soal evaluasi, guru

bertanya jawab dengan siswa mengenai soal-soal yang telah dikerjalan, guru

memberikan penguatan terhadap kegiatan evaluasi yang telah dilakukan, guru

bersama siswa melakukan refleksi terhadap pembelajaran sifat-sifat cahaya, dan

(10)

b. Hasil Observasi Aktivitas siswa

Selama proses pembelajaran, observer melakukan observasi aktivitas yang

dilakukan siswa selama proses pembelajaran dengan menggunakan metode

eksperimen berbantuan media visual. Observasi ini dilakukan untuk mengetahui

perilaku siswa pada saat kegiatan belajar berlangsung. Adapun Hasil Observasi

siswa selama tiga kali pertemuan yang telah dilakukan dapat dilihat pada tabel di

bawah ini.

Tabel 13

Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I

No Aspek-aspek yang Diamati Pertemuan I Pertemuan II Ya Tidak Ya Tidak 1. Kesiapan siswa dalam mengikuti KBM. √ - √ - 2. Siswa mendengarkan penjelasan guru dengan

tertib.

- √ - √

3. Siswa membentuk kelompok dengan tertib. - √ √ - 4. Siswa melakukan eksperimen dengan tertib. √ √ 5. Siswa melakukan eksperimen sesuai dengan

aturan yang telah ditetapkan.

√ - √ -

6. Siswa membuat laporan hasil penelitian. √ - √ - 7. Siswa mempresentasikan laporan hasil

penelitian dengan percaya diri

√ - √ -

8. Siswa berani mengajukan pertanyaan. - √ - √ 9. Ketepatan siswa dalam menjawab pertanyaan. √ - √ - 10. Kemampuan siswa dalam membuat

kesimpulan pembelajaran.

√ - √ -

Jumlah 6 4 7 3

Presentase Keterlaksanaan 60% 40% 70% 30%

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa hasil observasi respon

siswa dalam proses belajar mengajar dengan menerapkan metode eksperimen

berbantuan media visual belum sesuai yang diharapkan. Pada pertemuan pertama

hanya 6 item atau 60% respon siswa yang terlihat, sehingga pada saat kegiatan

belajar mengajar masih kurang optimal dan perlu diperbaiki. Pada data observasi

pertemuan ketiga respon siswa mengalami peningkatan menjadi 8 item atau 70%

respon siswa yang terlihat. Dari data observasi pertemuan pertama dan kedua

didapatkan 3 aspek respon siswa yang masih belum terlihat yaitu: siswa kurang

memperhatikan penjelasan dari guru, ramai saat melakukan percobaan, dan siswa

(11)

difokuskan untuk mengulas kembali materi yang diajarkan, mengerjakan soal

evaluasi, dan melakukan refleksi terhadap kegiatan pembelajaran yang sudah

dilakukan. Pada pertemuan ketiga ini respon siswa yang diamati adalah sebagai

berikut: kesiapan siswa dalam pembelajaran, kemampuan siswa dalam mengulas

materi yang sudah dipelajari, ketepatan siswa dalam menjawab pertanyaan dari

guru, keberanian siswa untuk bertanya, ketertiban siswa pada saat mengerjakan

soal evaluasi, dan partisipasi siswa dalam melakukan refleksi.

4.1.1.2Refleksi

Sebelum melakukan tindakan siklus II diadakan refleksi proses

pembelajaran yang dilakukan pada siklus I. Refleksi yang dilakukan oleh peneliti

terhadap penerapan metode eksperimen berbantuan media visual pada mata

pelajaran IPA menunjukkan hasil yang cukup memuaskan meskipun masih ada

yang belum sesuai dengan apa yang diharapkan. Hal-hal yang perlu diperbaiki

adalah sebagai berikut.

a. Peran guru dalam meberikan apersepsi dan motivasi kepada siswa.

b. Kejelasan guru dalam menjelaskan materi.

c. Peran guru pada saat membantu siswa yang mengalami kesulitan.

d. Memperjelas aturan dalam melakukan eksperimen.

e. Guru tidak mendiskusikan masalah yang dihadapi siswa pada saat melakukan

eksperimen.

f. Guru kurang memberi semangat kepada siswa untuk berani mengungkapkan

pendapat mereka.

g. Masih ada siswa yang tidak memperhatikan penjelasan guru.

h. Siswa masih kurang percaya diri pada saat mempresentasikan hasil

eksperimen mereka.

i. Siswa masih kurang aktif dalam kegiatan eksperimen dan presentasi

kelompok.

j. Masih ada beberapa siswa yang masih mendapatkan nilai KKM dibawah 70.

Dari penjelasan di atas peneliti bekerja sama dengan guru untuk

memperbaiki hal-hal yang menjadi penghalang jalannya proses belajar mengajar

(12)

4.1.2 Pelaksanaan Siklus II

Pelaksanaan tindakan siklus II dilaksanakan pada tanggal 6 April, 8 April,

dan 9 April 2015. serta setiap pertemuan diberikan alokasi waktu 2x35 menit.

Dalam siklus I proses pembelajaran IPA menerapkan metode pembelajaran

eksperimen berbantuan media visual dengan materi pokok penerapan sifat-sifat

cahaya dengan membuat suatu karya. Hal-hal yang disiapkan peneliti pada

pelaksanaan siklus I ini adalah dengan membuat RPP, menjelaskan kegiatan

pembelajaran IPA dengan menerapkan metode eksperimen berbantuan media

visual kepada guru kelas 5, menyiapkan alat dan bahan untuk melakukan

percobaan, menyiapkan media visual yang akan digunakan, menyiapkan lembar

observasi untuk guru dan siswa, dan menyiapkan soal evaluasi. Setalah semua

persiapan telah selesai peneliti dan guru kelas siap untuk melakuakn kegiatan

pembelajaran. Adapun penjelasan tiap pertemuan adalah sebagai berikut.

a. Pertemuan Pertama

Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Senin, 6 April 2015 pada jam

pelajaran kelima dan keenam setelah instirahat pertama dengan alokasi waktu

2x35 menit, siswa yang mengikuti pelajaran berjumlah 22 siswa. Pada pertemuan

pertama ini materi yang dipelajari adalah tentang alat-alat yang menerapkan

sifat-sifat cahaya dan membuat suatu karya berupa periskop sederhana. guru

mengawali kegiatan dengan mengucap salam dan dijawab siswa dengan antusias,

kemudian guru mengajak siswa untuk bertanya jawab mengulas kembali materi

yang sudah dipelajari sebelumnya kemudian dikaitkan dengan materi yang akan

dipelajari, sebagian besar siswa mampu menjawab pertanyaan dari guru, hal ini

menunjukkan bahwa sebagian besar siswa telah menguasai materi sifat-sifat

cahaya yang telah diajarkan disiklus I.

Kegiatan selanjutnya guru menjelaskan kepada siswa tentang alat-alat apa

saja yang menerapkan sifat-sifat cahaya. Selanjutnya guru menyampaikan bahwa

siswa akan diajak belajar dengan melakukan eksperimen membuat salah satu alat

yang menerapkan salah satu sifat cahaya berupa sebuah periskop sederhana yang

dibantu dengan media visual dan kemudian melakukan percobaan dengan

(13)

akan digunakan untuk membuat periskop sederhana. Guru menyampaikan bahwa

eksperimen akan dilakukan di kelas dan percobaan dilakukan secara berkelompok,

karena keterbatasan alat dan bahan untuk melakukan eksperimen, kemudian guru

membimbing siswa untuk membentuk 5 kelompok tetap yang terdiri dari 4-5

orang siswa dan siswapun masuk ke dalam kelompok masing-masing dengan

tertib. Setelah semua siswa berkelompok, guru membagikan alat dan bahan yang

diperlukan dan lembar eksperimen, siswa terlihat tidak sabar untuk segera

membuat periskop dikarenakan siswa baru pertama kali ini membuat sebuah

periskop sederhana. Setelah semua kelompok mendapatkan alat dan bahan serta

lembar eksperimen, guru menjelaskan cara atau langkah-langkah dalam

melakukan eksperimen melalui gambar yang ada di lembar eksperimen, siswa

mengamati gambar yang ada di lembar eksperimen dan memperhatikan dengan

seksama penjelasan dari guru. Selanjutnya guru menjelaskan aturan dalam

melakukan percobaan mengenai penggunaan alat dan bahan agar tidak terjadi

hal-hal yang tidak diinginkan.

Kegiatan selanjutnya, siswa secara berkelompok memulai membuat

sebuah periskop sederhana dan guru berkeliling untuk melihat adakah kelompok

yang mengalami kesulitan. Pada saat membuat periskop sederhana siswa

mengalami kendala dalam memasang cermin datar ke dalam periskop dan

akhirnya gurupun membantu mereka. Setelah semua kelompok menyelesaikan

periskop sederhana mereka, guru meminta semua anggota kelompok untuk

melakukan percobaan dengan menggunakan periskop tersebut dan siswapun

terlihat senang ketika alat yang mereka ciptakan bisa digunakan. Setelah setiap

kelompok melakukan eksperimen, siswa menjawab pertanyaan yang ada di

lembar ekperimen dan siswa membuat laporan hasil percobaan yang sudah

dilakukan dan guru berkeliling untuk membantu siswa dalam membuat laporan.

Guru meminta kepada semua kelompok untuk mengumpulkan laporan mereka,

setelah itu beberapa kelompok diminta untuk mempresentasikan laporan mereka

di depan kelas dan kelompok lain menaggapi dari hasil presentasi kelompok,

kelompok yang ditunjukpun percaya diri untuk mempresentasikan laporan

(14)

kelompok lain. Setelah kegiatan presentasi guru meluruskan jawaban siswa yang

masih kurang tepat, agar tidak terjadi miskonsepsi tentang penerapan sifat-sifat

cahaya, kemudian guru mendiskusikan masalah-masalah yang ditemukan selama

eksperimen bersama dengan siswa, kemudian memberikan solusi pemecahannya

agar pada percobaan selanjutnya dapat menyelesaikan masalah yang sama. Guru

mengecek dan menyimpan kembali alat dan bahan agar dapat digunakan pada

pertemuan selanjutnya.

Dalam kegiatan akhir, guru memberi kesempatan kepada siswa untuk

bertanya tentang materi yang belum dipahami oleh siswa dan ada siswa yang

bertanya tentang materi yang belum dipahaminya. Guru bersama dengan siswa

menyimpulkan kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan, kemudain guru

menutup pembelajaran dengan mengucap salam dan membolehkan peserta didik

untuk istirahat.

b. Pertemuan Kedua

Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Rabu, 8 April 2015 pada jam

pelajaran kelima dan keenam setelah instirahat pertama dengan alokasi waktu

2x35 menit, siswa yang mengikuti pelajaran berjumlah 22 siswa. Pada pertemuan

kedua ini materi yang dipelajari adalah tentang penerapan sifat-sifat cahaya

dengan membuat suatu karya berupa lup sederhana. guru mengawali kegiatan

dengan mengucap salam dan dijawab siswa dengan antusias, kemudian guru

mengajak siswa untuk bertanya jawab mengulas kembali materi yang sudah

dipelajari sebelumnya kemudian dikaitkan dengan materi yang akan dipelajari,

sebagian besar siswa mampu menjawab pertanyaan dari guru, hal ini

menunjukkan bahwa sebagian besar siswa telah menguasai materi sifat-sifat

cahaya penerapan sifat-sifat cahaya yang pernah dipelajari.

Kegiatan selanjutnya guru menyampaikan bahwa siswa akan diajak belajar

dengan melakukan eksperimen tentang penerapan salah satu sifat-sifat cahaya

dengan membuat sebuah lup sederhana yang dibantu dengan media visual, setelah

itu guru menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan untuk membuat lup

sederhana. Guru menyampaikan bahwa eksperimen akan dilakukan di kelas dan

(15)

untuk melakukan eksperimen, kemudian guru membimbing siswa untuk

membentuk 5 kelompok tetap yang terdiri dari 4-5 orang siswa dan siswapun

masuk ke dalam kelompok masing-masing dengan tertib. Setelah semua siswa

berkelompok, guru membagikan alat dan bahan yang diperlukan dan lembar

eksperimen, beberapa siswa membantu membagi alat dan bahan tersebut agar

pembagian cepat selesai. Setelah semua kelompok mendapatkan alat dan bahan

serta lembar eksperimen, guru menjelaskan cara atau langkah-langkah dalam

melakukan eksperimen melalui gambar yang ada di lembar eksperimen, siswa

mengamati gambar yang ada di lembar eksperimen dan memperhatikan dengan

seksama penjelasan dari guru. Selanjutnya guru menjelaskan aturan dalam

melakukan percobaan mengenai penggunaan alat dan bahan agar tidak terjadi

hal-hal yang tidak diinginkan.

Kegiatan selanjutnya, siswa secara berkelompok memulai membuat

sebuah lup sederhana dari bohlam lampu bekas dan guru berkeliling untuk melihat

adakah kelompok yang mengalami kesulitan. Pada saat membuat lubang pada

bohlam lampu siswa mengalami kesulitan untuk melubangi bohlam tersebut, hal

ini terjadi bukan hanya pada satu kelompok saja melainkan semua kelompok

mengalami kesulitan yang sama, kemudian guru meminta bantuan pada peneliti

dan observer untuk melubangi bohlam lampu tiap kelompok. Setelah semua

kelompok menyelesaikan lup sederhana mereka, guru meminta semua anggota

kelompok untuk melakukan percobaan dengan menggunakan lup tersebut dengan

cara melihat tulisan kecil yang ada di kamus dan siswapun terlihat senang ketika

alat yang mereka ciptakan bisa digunakan. Setelah setiap kelompok melakukan

eksperimen, siswa menjawab pertanyaan yang ada di lembar ekperimen dan siswa

membuat laporan hasil percobaan yang sudah dilakukan dan guru berkeliling

untuk membantu siswa dalam membuat laporan. Guru meminta kepada semua

kelompok untuk mengumpulkan laporan mereka, setelah itu beberapa kelompok

diminta untuk mempresentasikan laporan mereka di depan kelas dan kelompok

lain menaggapi dari hasil presentasi kelompok, kelompok yang ditunjukpun

percaya diri untuk mempresentasikan laporan percobaan yang mereka lakukan

(16)

presentasi guru meluruskan jawaban siswa yang masih kurang tepat, agar tidak

terjadi miskonsepsi tentang penerapan sifat-sifat cahaya, kemudian guru

mendiskusikan masalah-masalah yang ditemukan selama eksperimen bersama

dengan siswa, kemudian memberikan solusi pemecahannya agar pada percobaan

selanjutnya dapat menyelesaikan masalah yang sama. Guru mengecek dan

menyimpan kembali alat dan bahan agar dapat digunakan pada pertemuan

selanjutnya.

Dalam kegiatan akhir, guru memberi kesempatan kepada siswa untuk

bertanya tentang materi yang belum dipahami oleh siswa dan ada sebagian besar

siswa yang bertanya tentang materi yang belum dipahaminya. Guru bersama

dengan siswa menyimpulkan kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan,

kemudain guru menutup pembelajaran dengan mengucap salam dan

membolehkan peserta didik untuk istirahat.

c. Pertemuan Ketiga

Pertemuan ketiga dilakukan pada hari Kamis, 9 April 2015 pada jam

pelajaran kelima dan keenam dengan alokasi waktu 2x35 menit, siswa yang

mengikuti pelajaran berjumlah 22 siswa. Pada pertemuan ketiga ini kegiatan

pembelajaran yang dilakukan adalah mengulas materi yang sudah dipelajari

tentang sifat-sifat cahaya dan melakukan evalusi dengan cara mengerjakan soal

evaluasi. Pada kegiatan awal guru mengawalinya dengan mengucap salam dan

dijawab siswa dengan antusias, kemudian memberikan apersepsi dan motivasi

kepada siswa agar siswa bersemangat dalam mengikuti pembelajaran, setelah itu

guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak akan dicapai. Guru

mengajak siswa untuk bertanya jawab mengulas kembali materi yang sudah

dipelajari sebelumnya tentang penerapan dari sifat-sifat cahaya dalam bentuk

suatu karya atau model.

Pada pertemuan ketiga ini guru mengulang materi pada pertemuan

pertama dan kedua yang telah dilaksanakan pada hari sebelumnya dengan cara

memberikan pertanyaan kepada siswa untuk mengetahui sejauhmana pemahaman

mereka mengenai materi yang telah diberikan dan semua siswa mamapu

(17)

soal evaluasi kepada siswa dan menjelaskan cara mengerjakan soal tersebut, pada

saat pembagian soal semua siswa menunggu untuk mendapatkan soal dengan

tertib. Guru menyapaikan batas waktu siswa dalam mengerjakan soal secara

mandiri, semua siswa mengerjakan soal evaluasi mereka secara mandiri dan tertib,

tidak ada siswa yang mencontek atau bertanya dengan teman liannya. Setelah

semua siswa selesai mengerjakan soal evaluasi, guru meminta siswa untuk

mengumpulkan soal secara urut sesuai dengan nomer presensi siswa. Guru

bertanya jawab dengan siswa tentang soal yang sudah dikerjakan dan guru

memberikan penguatan materi dari soal yang telah dikerjakan.

Dalam kegiatan akhir, guru bersama siswa melakukan refleksi terhadap

pembelajaran IPA dengan menerapkan metode eksperimen berbantuan media

visual untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dari kegiatan pembelajaran

yang nantinya akan dilakukan perbaikan oleh guru agar pada saat pertemuan

selanjutnya mampu mengatasi kelemahan dari kegiatan pembelajaran sebelumnya.

Guru menutup pembelajaran dengan mengucap salam dan membolehkan peserta

didik untuk istirahat.

4.1.2.1Hasil Observasi Siklus II

Selain kegiatan pembelajaran guru, aktivitas belajar siswa juga dinilai oleh

observer dengan lembar observasi yang sudah ditetapkan. Adapun hasil observasi

siswa dan hasil observasi guru sebagai berikut.

a. Hasil Observasi Aktivitas Guru

Observasi aktivitas guru pada saat kegiatan pembelajaran dilakukan oleh

seorang observer yang bertujuan untuk mengetahui keterlaksanaan sintaks metode

eksperimen berbantuan media visual dalam pembelajaran IPA yang dilakukan

guru selam tiga kali pertemuan. Adapun hasil observasi aktivitas guru selama tiga

(18)

Tabel 14

Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II

No Sintaks Pertemuan I Pertemuan II

Ya Tidak Ya Tidak 1. Guru membuka pembelajaran dengan salam. √ - √ - 2. Guru memberikan apersepsi dan motivasi

kepada peserta didik.

√ - √ -

3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

√ - √ -

4. Guru mengulas pembelajaran dari pertemuan sebelumnya.

√ - √ -

5. Guru memberikan gambaran awal tentang materi yang akan menjadi bahan eksperimen.

√ - √ -

6. Guru menyiapkan alat dan bahan. √ - √ -

7. Guru menyampaikan eksperimen akan dilakukan di kelas dan secara berkelompok.

√ - √ -

8. Guru mengarahkan siswa untuk membentuk kelompok.

√ - √ -

9. Guru menjelaskan langkah-langkah eksperimen melalui gambar.

√ - √ -

10. Guru menjelaskan aturan dalam melakukan eksperimen.

√ - √ -

11. Guru membimbing kelompok yang mengalami kesulitan dalam eksperimen.

√ - √ -

12. Guru meminta siswa untuk membuat laporan hasil eksperimen.

√ - √ -

13. Guru membimbing kelompok yang mengalami kesulitan dalam pembuatan laporan.

√ - √ -

14. Guru meminta setiap kelompok untuk mempresentasikan hasil eksperimen yang talah dilakukan.

√ - √ -

15. Guru meluruskan jawaban siswa yang masih kurang tepat.

√ - √ -

16. guru mendiskusikan masalah-masalah yang ditemukan selama eksperimen berlangsung.

√ - √ -

17. Guru memeriksa dan menyimpan kembali alat dan bahan eksperiemen.

√ - √ -

18. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya.

√ - √ -

19. Guru bersama dengan siswa menyimpulkan materi pembelajaran.

√ - √ -

20. Guru menutup pembelajaran dengan salam. √ - √ -

Jumlah 20 - 20 -

(19)

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa guru dalam menerapkan

langkah-langkah metode eksperimen berbantuan media visual telah mengalami

peningkatan dari siklus sebelumnya dikarenakan semua langkah-langkah pada

pertemuan pertama dan kedua telah terlaksana sepenuhnya, hal ini ditunjukkan

dengan 100% aspek atau 20 aspek yang diobservasi telah dilaksanakan oleh guru.

Pada pertemuan ketiga hanya difokuskan untuk mengulas materi yang telah

diajarkan, melakukan evaluasi dengan mengerjakan soal, dan melakukan refleksi

kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Dimana semua aspek yang

diobservasi telah terlaksana sepenuhnya.

b. Hasil Observasi Aktivitas siswa

Selama proses pembelajaran, observer melakukan observasi aktivitas yang

dilakukan siswa selama proses pembelajaran dengan menggunakan metode

eksperimen berbantuan media visual. Observasi ini dilakukan untuk mengetahui

perilaku siswa pada saat kegiatan belajar berlangsung. Adapun Hasil Observasi

siswa selama tiga kali pertemuan yang telah dilakukan dapat dilihat pada tabel di

bawah ini.

Tabel 15

Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II

No Aspek-aspek yang Diamati Pertemuan I Pertemuan II Ya Tidak Ya Tidak 1. Kesiapan siswa dalam mengikuti KBM. √ - √ - 2. Siswa mendengarkan penjelasan guru dengan

tertib.

√ - √ -

3. Siswa membentuk kelompok dengan tertib. √ - √ - 4. Siswa melakukan eksperimen dengan tertib. √ - √ - 5. Siswa melakukan eksperimen sesuai dengan

aturan yang telah ditetapkan.

√ - √ -

6. Siswa membuat laporan hasil penelitian. √ - √ - 7. Siswa mempresentasikan laporan hasil

penelitian dengan percaya diri.

√ - √ -

8. Siswa berani mengajukan pertanyaan. √ - √ - 9. Ketepatan siswa dalam menjawab pertanyaan. √ - √ - 10. Kemampuan siswa dalam membuat

kesimpulan pembelajaran.

√ - √ -

Jumlah 10 - 10 -

(20)

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa hasil observasi respon

siswa dalam proses belajar mengajar dengan menerapkan metode eksperimen

berbantuan media visual telah mengalami peningkatan dari siklus sebelumnya, hal

ini dapat dilihat dari jumlah presentase observasi aspek respon siswa mencapai

100% atau ke-10 aspek terpenuhi pada pertemuan pertama dan kedua. Pada

pertemuan ketiga hanya difokuskan untuk mengulas kembali materi yang

diajarkan, mengerjakan soal evaluasi, dan melakukan refleksi terhadap kegiatan

pembelajaran yang sudah dilakukan.

4.1.2.2Refleksi

Hasil refleksi yang dilakukan oleh peneliti terhadap pelaksanaan kegiatan

yang dilakukan guru dan respon siswa pada saat proses belajar mengajar serta

hasil belajar yang didapat siswa menunjukkan adanya peningkatan yang pesat.

Guru sudah melakukan kegiatan belajar mengajar sesuai dengan sintaks dan tidak

ada langkah yang terlewatkan, kemudian siswa telah menunjukkan respon

kegiatan belajar mengajar dengan baik yang ditunjukkan dengan semua kriteria

respon siswa terpenuhi, yang tadinya siswa belum percaya diri dalam presentasi di

siklus II terlihat siswa percaya diri dalam presentasi dan yang tadinya siswa tidak

berani bertanya di siklus II siswa terlihat bersemangat untuk mengajukan

pertanyaan. Hasil belajar siswa pada siklus II menunjukkan adanya peningkatan

dengan 20 siswa mendapat nilai lebih dari 70 dengan kata lain 91% siswa telah

tuntas dan masih ada 2 siswa yang belum tuntas. Untuk mengatasi hal tersebut

guru melakukan remidial khusus untuk siswa yang belum tuntas.

4.2 Hasil Penelitian

Hasil penelitian yang akan dibahas dalam penelitian ini meliputi diskripsi

data dan analisis data hasil evaluasi dari siklus I sampai dengan siklus II. Adapun

(21)

4.2.1 Diskripsi Data 4.2.1.1Data Siklus I

Untuk mengukur tingkat keberhasilan penerapan metode eksperimen

berbantuan media visual, peneliti menggunakan data hasil belajar IPA siswa kelas

5 SD Negeri 2 Ampel Siklus I untuk mengetahui keberhasilan penerapan metode

eksperimen berbantuan media visual. Untuk menghitung interval, peneliti

menggunakan rumus dari Rostina Sundayana (2014:39) sebagai berikut.

Banyaknya kelas (K) = 1 + 3,3 log n

= 1 + 3,3 log 22

= 1 + 3,3. 1,34

= 1 + 4,21

= 5,42 (dibulatkan menjadi 5)

Range (R) = (Skor maksimal- skor minimal)

= (90-55)

= 35

Interval =

=

= 7

Selanjutnya dibuat tabel distribusi frekuensinya. Berikut disajikan

rekapitulasi tabel distribusi frekuensi hasil belajar IPA siklus I yang dapat dilihat

pada tabel berikut ini.

Tabel 16

Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 5 SD

Negeri 2 Ampel Semester 2 Tahun Pelajaran 2014/2015

No Interval Frekuensi Presentase

1. 84 - 90 4 18.18%

2. 77 - 83 5 22.72%

3. 70 - 76 7 31.81%

4. 63 - 69 2 9.09%

5. 55 - 62 4 18.18%

(22)

Dari tabel di atas diperoleh data yang menunjukkan bahwa ada

peningkatan jumlah siswa yang mencapai KKM di siklus I. Dari 22 siswa ada 4

siswa hasil belajar IPA berada di interval 55-62 atau sebanyak 18.18%, pada

interval 63-69 ada 2 siswa atau 9.09%, pada interval 70-76 terdapat 7 siswa atau

31.81%, pada interval 77-83 terdapat sebanyak 5 siswa atau 22.72%, sedangkan

pada interval 84-90 terdapat sebanyak 4 siswa atau 18.18%. Berikut ini

merupakan grafik distribusi frekuensi hasil belajar IPA siswa kelas 5 SD Negeri 2

Ampel.

0 1 2 3 4 5 6 7 8

84-90 77-83 70-76 63-69 55-62

Hasil Belajar IPA Siklus I

Interval Nil

Gambar 2 Grafik Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA Siklus I

4.2.1.2 Data Siklus II

Untuk mengukur tingkat keberhasilan penerapan metode eksperimen

berbantuan media visual, peneliti menggunakan data hasil belajar IPA siswa kelas

5 SD Negeri 2 Ampel Siklus II untuk mengetahui keberhasilan penerapan metode

eksperimen berbantuan media visual. Untuk menghitung interval, peneliti

menggunakan rumus dari Rostina Sundayana (2014:39) sebagai berikut.

Banyaknya kelas (K) = 1 + 3,3 log n

= 1 + 3,3 log 22

= 1 + 3,3. 1,34

= 1 + 4,21

(23)

Range (R) = (Skor maksimal- skor minimal)

= (95-65)

= 30

Interval =

=

= 6

Selanjutnya dibuat tabel distribusi frekuensinya. Berikut disajikan

rekapitulasi tabel distribusi frekuensi hasil belajar IPA siklus I yang dapat dilihat

pada tabel berikut ini.

Tabel 17

Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 5 SD Negeri 2 Ampel Semester 2 Tahun Pelajaran 2014/2015

No Interval Frekuensi Presentase

1. 90 - 95 6 27.28%

2. 83 - 89 5 22.72%

3. 76 - 82 4 18.18%

4. 71 - 75 3 13.63%

5. 65 - 70 4 18.18%

Jumlah 22 100%

Dari tabel di atas diperoleh data yang menunjukkan bahwa ada

peningkatan jumlah siswa yang mencapai KKM di siklus II. Dari 22 siswa ada 4

siswa hasil belajar IPA berada di interval 65-70 atau sebanyak 18.18%, pada

interval 71-75 ada 3 siswa atau 13.63%, pada interval 76-82 terdapat 4 siswa atau

18.18%, pada interval 83-89 terdapat sebanyak 5 siswa atau 22.72%, sedangkan

pada interval 90-95 terdapat sebanyak 6 siswa atau 27.28%. Berikut ini

merupakan grafik distribusi frekuensi hasil belajar IPA siswa kelas 5 SD Negeri 2

(24)

0 1 2 3 4 5 6 7

90-95 83-89 76-82 71-75 65-70

Hasil Belajar IPA Siklus II

Interval Nilai

Gambar 3 Grafik Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA Siklus II

4.2.2 Analisis Data 4.2.2.1. Analisis Ketuntasan

Analisis data dilakukan dalam dua tahapan yaitu analisis ketuntasan dan

analisis komparatif. Dalam analisis ketuntasan hasil belajar siswa dilakukan

dengan cara membandingkan hasil belajar yang diperoleh siswa dengan KKM

(Kriteria Ketuntasan Minimal). Sedangkan analisis komparatif dilakukan dengan

cara membandingkan data hasil belajar IPA pada kondisi awal atau pra siklus,

siklus I, dan siklus II.

a. Analisis Ketuntasan Siklus I

Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM 70), data yang

diperoleh dari nilai siklus I dapat diketahui jumlah siswa yang sudah tuntas dan

(25)

Tabel 18

Analisis Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siklus I Siswa kelas 5 SD Negeri 2 Ampel

No Ketuntasan Frekuensi Persentase

1. Tuntas 16 73%

2. Tidak Tuntas 6 27%

Jumlah 22

Nilai Rata-rata 73.6

Nilai Tertinggi 90

Nilai Terendah 55

Berdasarkan tabel analisis ketuntasan hasil belajar IPA siklus I siswa kelas

5 SD Negeri 2 Ampel di atas dapat diketahui bahwa siswa yang mendapat nilai

kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM ˂ 70) sejumlah 6 siswa dengan persentase 27%, sedangkan siswa yang sudah mencapai Kriteria Ketuntasan

Minimum (KKM 70) sejumlah 16 siswa dengan persentase 73%. Kemudian

nilai rata-rata sebesar 73.6, nilai tertinggi 90, dan nilai terendah 55. Diagram

ketuntasan hasil belajar Siklus I dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

73%

27%

Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siklus I

Tuntas Tidak Tu

(26)

b. Analisis Ketuntasan Siklus II

Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM 70) data hasil

perolehan nilai siklus II dapat diketahui jumlah siswa yang sudah tuntas dan yang

belum tuntas dalam tabel berikut ini.

Tabel 19

Analisis Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siklus II Siswa kelas 5 SD Negeri 2 Ampel

No Ketuntasan Frekuensi Persentase

1. Tuntas 20 91%

2. Tidak Tuntas 2 9%

Jumlah 22

Nilai Rata-rata 81.6

Nilai Tertinggi 95

Nilai Terendah 65

Berdasarkan tabel analisis ketuntasan hasil belajar IPA siklus II siswa

kelas 5 SD Negeri 2 Ampel dapat diketahui bahwa siswa yang mendapat nilai

kurang dari KKM ˂ 70 sejumlah 2 siswa dengan persentase 9%, sedangkan siswa yang sudah mencapai KKM 70 sejumlah 20 siswa dengan persentase 91%.

Kemudian nilai rata-rata sebesar 81.6, nilai tertinggi 95, dan nilai terendah 65.

Diagram ketuntasan hasil belajar Siklus I dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

91% 9%

Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siklus II

Tuntas Tidak Tunta

(27)

4.2.2.2. Analisis Komparatif

Berdasarkan hasil analisis ketuntasan yang telah dilakukan, maka

selanjutnya melakukan analisis komparatif hasil belajar antara kondisi awal, siklus

I dan siklus II, yaitu dengan membandingkan data hasil belajar pada kondisi awal,

siklus I, dan siklus II. Hal ini dapat diketahui peningkatan ketuntasan hasil belajar

siswa. Perbandingan data hasil belajar kondisi awal, siklus I, dan siklus II dapat

dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 20

Analisis Komparatif Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 5 SD Negeri 2 Ampel Semester 2 Tahun Pelajaran 2014/2015

No Ketuntasan Pra Siklus Siklus I Siklus II

F % F % f %

1. Tuntas 9 40.91% 16 73% 20 91%

2. Tidak Tuntas 13 59.09% 6 27% 2 9%

Jumlah 22 100% 22 100% 22 100%

Nilai Rata-rata 61,6 73,6 81.6

Nilai Tertinggi 80 90 95

Nilai Terendah 45 55 65

4.3 Pembahasan

Berdasarkan hasil analisis data, kegiatan penelitian tindakan kelas pada

siswa kelas 5 SD Negeri 2 Ampel Semester II tahun ajaran pelajaran 2014/2015,

ada peningkatan hasil belajar anatara hasil belajar siklus I dengan kondisi awal.

Pada kondisi awal siswa memperoleh nilai > 70 hanya sebanyak 9 siswa atau

40.91% dan siswa yang memperoleh nilai < 70 sebanyak 13 siswa atau 59.09%

dengan nilai rata-rata 61,6 dan nilai maksimum 80 sedangkan nilai minimum 45,

artinya bahwa masih banyak siswa yang belum mengalami ketuntasan hasil

belajar. Dengan demikian perlu diterapkan metode pembelajaran eksperimen

berbantuan media visual untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Setelah

(28)

belajar siswa mengalami peningkatan, hal ini dapat dibuktikan dengan adanya

ketuntasan belajar siswa meningkat menjadi 73% atau 16 siswa dengan nilai

rata-rata 73,6 dan nilai maksimum 90 sedangkan nilai minimum 55. Dengan hasil ini

menunjukkan siswa mengalami sedikit peningkatan hasil belajar. Dengan hasil itu

perlu dilaksanakan pembelajaran siklus II agar perolehan nilai siswa bisa lebih

maksimal.

Setelah dilaksanakan kegiatan penelitian siklus II dengan menerapkan

metode pembelajaran eksperimen berbantuan media visual diperoleh data bahwa

dalam pelaksanaan pembelajaran siklus II terjadi lagi peningkatan hasil belajar

siswa. Pada siklus II ketuntasan belajar siswa mencapai 91% atau 20 siswa

dengan nilai rata-rata meningkat menjadi 81.6 dan nilai maksimum meningkat

menjadi 95 sedangkan dan nilai minimum menjadi 65.

Berdasarkan data yang diperoleh dari nilai kondisi awal, siklus I dan siklus

II didapatkan bahwa metode pembelajaran eksperimen berbantuan media visual

ini melatih siswa untuk aktif dalam melakukan suatu percobaan dan berfikir

secara kritis untuk membuktikan teori atau menemukan suatu teori melalui

kegiatan percobaan dan dengan penggunaan media yang sesuai dapat

mempermudah penyampaian materi, karena media merupakan alat bantu

mengajar yang dapat digunakan untuk menyalurkan materi yang disampaikan

guru kepada siswa dapat meningkatkan hasil belajar IPA sebesar 91% dengan

rata-rata mencapai 81.6.

Dalam pembelajaran ini siswa melakukan suatu percobaan tentang suatu

hal secara berkelompok, mengamati prosesnya, serta menuliskan hasil percobaan,

kemudian hasil pengamatan itu disampaikan ke kelas dan dievaluasi oleh guru,

sehingga siswa akan lebih mudah untuk memahami materi, karena siswa belajar

sambil mempraktekkan sendiri apa yang dipelajarinya.

Seperti yang diungkapkan Sitiatava Rizema Putra (2013: 134),

pembelajaran dengan cara eksperimen dapat membantu guru dalam

menghubungkan mata pelajaran dengan dunia nyata, terutama dalam konsep IPA,

serta bisa membuat hubungan antara pengetahuan dan penerapan dalam

(29)

Kondisi tersebut juga didukung dengan kelebihan yang ada pada metode

pembelajaran eksperimen dan penggunaan media visual dalam proses belajar

mengajar. Kelebihan yang ada pada metode eksperimen antara lain: (1) metode ini

dapat membuat siswa lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan berdasarkan

percobaannya sendiri daripada hanya menerima informasi dari guru atau dari

buku, (2) siswa memperoleh pengalaman dan keterampilan dalam melakukan

eksperimen, (3) siwa terlibat aktif dalam menggumpulkan fakta dan informasi

yang diperlukan saat percobaan, (4) siswa dapat menggunakan serta

melaksanakan prosedur metode ilmiah dan berpikir ilmiah, (5) siswa lebih aktif

berpikir dan berbuat, (6) siswa lebih aktif belajar sendiri dengan bimbingan guru,

(7) dengan eksperimen, siswa membuktikan sendiri kebenaran suatu teori,

sehingga akan mengubah sikapnya yang percaya terhadap hal-hal yang tidak

logis.

Selanjutnya keunggulan dari media gambar sebagai media visual antara

lain: (1) menimbulkan daya tarik bagi siswa, gambar dengan berbagai warna akan

lebih menarik dan membangkitkan minat serta perhatian siswa, (2) mempermudah

pengertian siswa, suatu penjelasan yang sifatnya abstrak dapat dibantu dengan

gambar sehingga siswa lebih mudah memahami apa yang dimaksud, (3)

memperjelas bagian-bagian yang penting, gambar dapat diperbesar bagian-bagian

yang penting atau yang kecil sehingga dapat diamati lebih jelas, (4) menyingkat

suatu uraian panjang, uraian tersebut mungkin dapat ditunjukkan dengan sebuah

gambar saja.

Hasil penelitian ini dirasa sejalan dengan jurnal penelitian terdahulu yang

telah dilakukan oleh Isna Basonggo, I Made Tangkas, dan Irwan Said (2014)

dengan judul “Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Eksperimen

dalam Pembelajaran IPA di Kelas V SDN Meselesek”, menyampaikan Pada siklus I pertemuan I dari 16 siswa yang mengikuti tes formatif, terdapat 9 siswa

(56,25%) yang tidak tuntas dan pertemuan II terdapat 7 siswa (43,75%) yang tidak

tuntas, hal ini menunjukkan bahwa penggunaan metode eksperimen belum

berhasil sehingga perlu dilakukan refleksi untuk ditindak lanjuti pada siklus II.

(30)

mengarahkan siswa dalam melakukan eksperimen. Hasil tes formatif siklus II

pertemuan I masih terdapat 2 siswa (12,5%) yang belum tuntas dan pada

pertemuan II terdapat 16 siswa (100%) berhasil tuntas.

Pendapat yang dikemukakan oleh Isna Basonggo, dkk di atas juga sejalan

dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Imam Arif (2012), dan Agus Surya

(2012) pada saat melaksanakan penelitian dengan menerapkan metode

pembelajaran eksperimen. Hasil penelitian dari kedua orang tersebut yang telah

menerapkan metode pembelajaran eksperimen pada pembelajara IPA

membuktikan bahwa telah terjadi peningkatan hasil belajar siswa.

Hal yang menjadi tambahan dari penelitian sebelumnya adalah penelitian

ini merumuskan sintaks sesuai dengan standar proses yang dijabarkan dari

langkah-langkah metode eksperimen menurut Sitiatava Rezima Putra. Hal

tersebut dapat dilihat dari penambahan langkah-langkah yang dijabarkan peneliti

pada tabel di bawah ini.

Tabel 21

Perbandingan Langkah-langkah menurut Sitiatava dengan peneliti

Sintaks Sitiatava Peneliti

1) Menetapkan tujuan eksperimen.

2) Mempersiapkan berbagai alat atau bahan yang diperlukan.

3) Mempersiapkan tempat eksperimen.

4) Mempertimbangkan jumlah siswa dengan alat atau bahan yang ada serta daya tampung eksperimen.

5) Berikan penjelasan mengenai sesuatu yang harus diperhatikan dan tahapan-tahapan yang harus dilakukan.

6) Selama eksperimen berlangsung, guru hendaknya memperhatikan situasi secara keseluruhan.

7) Siswa menjawab pertanyaan yang ada di lembar eksperimen sesuai dengan hasil percobaan yang didapat oleh siswa.

-

8) Setelah setiap kelompok melakukan eksperimen, siswa membuat laporan hasil eksperimen sesuai yang diperintahkan guru.

-

9) Guru mengamati proses pembuatan laporan eksperimen dan membimbing kelompok yang mengalami kesulitan.

-

10) Siswa mengumpulkan laporan eksperimen untuk diperiksa guru.

(31)

percobaan yang sudah dilakukan dan kelompok yang lain menanggapi hasil laporan eksperimen yang dipresentasikan di depan kelas.

12) Guru meluruskan jawaban siswa, jika ada jawaban siswa yang masih kurang tepat, agar tidak terjadi miskonsepsi tentang sifat-sifat cahaya.

-

13) Guru mendiskusikan masalah-masalah yang ditemukan selama eksperimen bersama dengan siswa, kemudian memberikan solusi pemecahannya.

14) Guru mengecek dan menyimpan kembali alat dan bahan ekperimen.

Jumlah 9 14

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa peneliti memberikan tambahan

teori berupa tambahan langkah-langkah yang dijabarkan dari langkah eksperimen

menurut sitiatava. Hal baru yang lain adalah peneliti menggunakan media visual

dalam menjelaskan langkah-langkah percobaan.

Berdasarkan pembahasan di atas maka implikasi teoristis dan implikasi

praktis sebagai berikut.

1. Implikasi Teoristis

Implikasi teoritis penelitian ini adalah bertambahnya pengalaman dan

pengetahuan baru mengenai metode pembelajaran eksperimen berbantuan media

visual lebih baik daripada model pembelajaran konvensional atau ceramah, karena

nampak dari peningkatan hasil belajar IPA siswa dan dalam pemahaman materi

yang lebih mendalam.

2. Implikasi Praktis

a. Bagi Siswa

Penggunaan metode pembelajaran eksperimen berbantuan media visual

mampu meningkatkan hasil belajar IPA siswa melalui sebuah percobaan

untuk membuktikan sendiri tentang materi yang sedang dipelajarinya,

melatih siswa untuk membuat laporan hasil percobaan dan

mempresentasikannya di depan kelas, melatih keberanian siswa untuk

mengungkapkan pendapatnya, selain itu siswa menjadi lebih aktif,

bersemangat, dan termotivasi ketika mengikuti proses pembelajaran.

b. Bagi Guru

(32)

dalam menerapkan metode pembelajaran eksperimen berbantuan media

visual yang dapat digunakan untuk menyelesaikan permasalahan yang ada

di dalam kelas tentang rendahnya hasil belajar IPA siswa.

c. Bagi Sekolah

Menambah referensi bagi sekolah dalam menerapkan metode pembelajaran

eksperimen berbantuan media visual untuk melakukan perbaikan mengenai

proses pembelajaran di kelas sehingga mampu meningkatkan hasil belajar

siswa. Selain itu juga sebagai bahan informasi bagi sekolah dalam memilih

media dan metode pembelajaran yang sesuai dalam proses pembelajaran

Gambar

Tabel 12
Tabel 13 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I
Tabel 14
Tabel 15 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II
+7

Referensi

Dokumen terkait

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN SIKAP REMAJA DALAM MENGHADAPI PUBERTAS PADA SISWI KELAS VII SMP NEGERI 1.. TEMPURAN MAGELANG

Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan didapat beberapa temuan bahwa cara ustadz membangun komunikasi interpersonal dengan santri adalah mengkondisikan santri

Pantun Jenaka adalah pantun yang bertujuan untuk menghibur orang yang mendengar, terkadang dijadikan sebagai media untuk saling menyindir dalam suasana yang penuh

This research aimed to study the soil microbial biomass carbon (SMBC) under maize plant after a long-term application of nitrogen fertilizer and tillage systems (at the 37 th

Bukti yang menunjukkan ketidakberlakuan geostrategi: (1) berbeda dengan pendekatan Kekuatan nasional, konsepsi Ketahanan Nasional tidak memberikan penekanan pada

Sasaran dalam asuhan comtinue of care ini adalah Ny “M” GII P10001 32 minggu dengan Kurang Energi Kronis di BPM Minarti Amd.Keb Desa Trawasan Kecamatan Sumobito

Fenomena tersebut akan terlihat di muka bumi, dengan pengetahuan surat al`quran diatas dan sedikit penerapan ilmu matematika dapat diketahui perhitungan 1 syawal atau hari Raya

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penjiwaan profesi dan kemampuan mengajar terhadap kinerja guru MI di Kecamatan Klego